SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
1
Manajemen Strategi Sektor Pemerintah
Analisis Renstra dan
Pencapaian Kinerja
Kementerian Perhubungan
Disusun Oleh:
Abdurrozak Zaki(01)
Hendrawan Budi Susilo (14)
Indayanita Susia Situmeang (15)
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Diploma IV – Kelas 8B BPKP
Oktober 2013
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Perhubungan adalah sebuah kementerian yang telah berdiri sejak
tahun 1945, Kementerian Perhubungan memiliki tugas membantu presiden dalam
menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang perhubungan. Kegiatan
Perhubungan itu sendiri terdiri dari kegiatan perhubungan darat, perhubungan laut,
perhubungan udara, dan perkereta apian. Kegiatan perhubungan selain dapat
dilaksakanan oleh pemerintah juga dapat dilaksanakan oleh sektor swasta. Apabila
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh sektor swasta kementerian perhubungan tetap
memegang peranan penting selaku regulator sebagai perumus dan pelaksana
kebiijakan terkait bidang perhubungannya. Untuk memperkuat kinerja Kementerian
Perhubungan juga melaksanakan kegiatan meningkatkan kemampuan SDM . Selain
itu juga melakukan penelitian dan pengembangan di bidang perhubungan.
Beberapa peran Kementerian Perhubungan dalam kegiatan pemerintahan
antara lain, Kementerian Perhubungan turut serta dalam harmonisasi peran dan
fungsi berbagai lembaga dalam rangka peningkatan pengamanan dan pengendalian
pelanggaran di wilayah laut serta pengamanan dalam menjaga kedaulatan wilayah
NKRI; di bidang ekonomi, ketenagakerjaan, dan infrastruktur, Kementerian
Perhubungan telah menandatangani MoU dengan kementerian Pemberdayaan
Perempuan Tentang Pengintegrasian Pengarusutamaan Gender di Bidang
Perhubungan; dalam hal menjaga stabilitas harga Kementerian Perhubungan
berperan dalam sistem distribusi yang antara lain mencakup sub-sistem
transportasi/perhubungan, infrastruktur dan sistem pelayanan
pelabuhan/kepabeanan.
Atas kompleksitas yang terjadi pada Kementerian Perhubungan, kelompok
kami mencoba menganalisis tentang kinerja kementerian tersebut. Tentang
bagaimana kementerian ini melaksanakan tugas sesuai dengan target
perencanaannya, juga tentang bagaimana kinerja kementerian ini dalam turut serta
menyukseskan rencana kerja pemerintah.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
3
B. Teori Pengukuran Kinerja
Visi
Menurut Tony Buzan dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, visi
didefinisikan sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa depan dengan
bijak dan imajinatif, menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan
mungkin terjadi di masa mendatang.
Menurut McKinsey, secara harfiah visi adalah penglihatan atau pandangan
yang mencerminkan harapan dan cita-cita masa depan. Visi dalam bentuk
pernyataan dapat digambarkan sebagai berikut:
- Masa depan yang diinginkan?
- Apa yang kita percaya akan terjadi?
Selanjutnya karakteristik visi sebuah perusahaan akan efektif bila dapat dicerna
dengan bahasa yang mudah dan gamblang. Visi bukan merupakan rangkaian
Perencanaan Strategis (Strategic Planning) yang komprehensif dan detail.
Karakteristik visi yang efektif adalah:
1. Dapat Dibayangkan
2. Diinginkan oleh pihak yang terkait
3. Realistis dan Terjangkau
4. Fleksibel
5. Mudah dikomunikasikan
Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi,
visi yang baik haruslah singkat, tidak lebih dari satu kalimat, dan dapat menjawab
pertanyaan “ingin seperti apa perusahaan/instansi di masa depan?”
Misi
Menurut Peter Drucker misi adalahsebuah deklarasi tentang ‘alasan
keberadaan’ suatu organisasi.
Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah Pernyataan Keinginan mendalam
pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis) nya bagi Masyarakat sekitar, baik
pasar atau sosial ekonomi lainnya.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
4
Jadi pengertian misi dapat dideskripsikan sebagai pertanyaan berikut:
- Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada?
- Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi?
- Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi?
Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi,
Misi yang baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting berikut ini:
1. Konsumen  Siapakah konsumen perusahaan?
2. Produk atau Jasa  Apakah produk atau jasa utama perusahaan?
3. Pasar  Secara geografis, dimanakah perusahaan bersaing?
4. Teknologi  Apakah perusahaan canggih secara teknologi?
5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan  Apakah
perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan yang
sehat?
6. Filosofi  Apakah keyakinan nilai, aspirasidan prioritas etis dasar
perusahaan?
7. Konsep Diri  Apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif
utama perusahaan?
8. Fokus pada Citra Publik  Apakah perusahaan responsive terhadap
masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup?
9. Fokus pada karyawan  Apakah karyawan dianggap sebagai asset
perusahaan yang berharga?
Dalam usaha pencapaian visi melalui misi yang telah disusun organisasi akan
melakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja ini dimaksudkan sebagai bahan
evaluasi apakah sebuah organisasi telah berjalan dengan efektif. Dari pengukuran
kinerja ini juga dapat diperoleh berbagai informasi untuk menetapkan strategi
organisasi berikutnya.
Definisi pengukuran kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang diterapkan sebelumnya.
Menurut Anderson dan Clancy pengukuran kinerja adalah “feed back from the
accountant to management that provide information abaout how well the actions
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
5
represent the plans; it also identifies where managers say need to make corrections
or adjustments in future planning and controlling activities”.
Sedangkan menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan Young adalah kegiatan
pengukurab kinerja dari sebuah aktivitas atau keseluruhan aktivitas pada rantai nilai.
Dari definisi tersebut dapat kita katakana bahwa pengukuran kinerja adalah
tindakan pengukuran yang dilakuka terhadap berbagai rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik
untuk memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik
dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalan.
Pengukuran kinerja yang dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh
orangdalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggannya.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of wastes).
4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan member
reward atas perilaku yang diharapkan tersebut.
C. Rencana Strategis
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan
bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategik
(Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi,
penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
6
tujuan-tujuan tersebut. Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku, dan
prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang
variasinya sendiri sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi setempat.
Beberapa definisi dan pengertian yang ada dalam pedoman penyusunan
Rencana Strategis sebagai berikut:
1) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan;
2) Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi;
3) Strategi adalah cara yang digunakan atau diambil untuk mencapai visi dan
misi sesuai dengan hasil identifikasi kondisi dan permasalahan;
4) Program adalah cara yang digunakan atau diambil untuk mencapai visi misi
sesuai dengan hasil identifikasi kondisi dan permasalahan;
5) Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai Visi dan Misi dam memperoleh alokasi
anggaran.
6) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh unit-unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan meliputi Eselon II, Instansi
Vertikal, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) serta terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik sumber daya manusia, barang
modal dan semua jenis sumberdaya (input) untuk menghasilkan keluaran.
Secara garis besar penyusunan Rencana Strategis melalui langkah-langkah berikut:
1) persiapan,
2) penyusunan Visi dan Misi,
3) identifikasi Kondisi Umum serta permasalahan,
4) penyusunan strategi,
5) penyusunan Matriks Kinerja Program, Kegiatan dan Rencana Aksi.
Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua
bentuk-bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2. Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah
pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan
manajer dan organisasi.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
7
D. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Setiap instansi pemerintah dibentuk untuk mengemban suatu tugas dan
tanggung jawab tertentu dengan diberikan kewenangan atau mandat untuk
melaksanakan tugas itu. Untuk melaksanakan mandat dari masyarakat umum ini
perlu adanya akuntabilitas yang baik. Akuntabilitas yang baik, memadai, tertib, dan
teratur, sudah menjadi tuntutan masyarakat kepada pemerintah. Oleh karena itu
setiap instansi pemerintah berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan
menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Setiap
instansi pemerintah juga diharapkan membantu pimpinan tertinggi pemerintah untuk
dapat mempertanggungjawabkan mandat/kewenangannya kepada
masyarakat/publik melalui lembaga perwakilan. Muaranya, instansi pemerintah
harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan/kegagalan tingkat
kinerja yang dicapainya.
Pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini kemudian dituangkan dalam
dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penyusunan
LAKIP diatur dalam Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP dapat dikategorikan sebagai laporan rutin,
karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan setahun sekali. LAKIP merupakan media utama yang menuangkan
kinerja instansi pemerintah. Pelaporan kinerja ini mengkomunikasikan capaian
kinerja organisasi dalam suatu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses
pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. LAKIP menyajikan uraian
tentang kinerja instansi pemerintah dalam arti keberhasilan dan kegagalan
pencapaian sasaran dan tujuan instansi pemerintah. Di samping itu, perlu juga
dimasukkan dalam LAKIP aspek keuangan yang secara langsung mengaitkan
hubungan antara anggaran negara yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat
yang diperoleh. Tujuan dari disusunnya LAKIP adalah untuk mewujudkan
akuntabilitas seseorang atau pimpinan kolektif lembaga/instansi kepada pihak-
pihakyang memberi mandat/amanah. Oleh karena itu, pelaporan AKIP merupakan
perwujudan salah satu kewajiban untuk menjawab tentang apa yang sudah
diamanahkan kepada setiap manajer/pejabat publik.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
8
Latar belakang perlunya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), antara lain :
 Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih
berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab dipandang perlu
adanya pelaporan AKIP
 Untuk melaksanakan pelaporan AKIP perlu dikembangkan Sistem AKIP
 Sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi
pemerintah dan dalam rangka perwujudan good governance telah dikembangkan
media pertanggungjawaban berupa LAKIP
LAKIP yang selama ini disusun dan disajikan secara terpisah dengan laporan
keuangan, harus disusun dan disajikan secara terintegrasi dengan laporan
keuangan, sehingga memberi informasi yang komprehensif berkaitan dengan
keuangan dan kinerja. Pentingnya LAKIP adalah bermanfaat bagi dilaksanakannya
Evaluasi Kinerja. Fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
antara lain:
1. Media hubungan kerja organisasi
2. Media akuntabilitas
3. Media informasi umpan balik perbaikan kinerja
4. LAKIP sebagai Instrumen Peningkatan Kinerja Berkesinambungan:
 Action, artinya LAKIP sebagai bahan untuk perbaikan kelembagaan,
ketatalaksanaan, peningkatan sumber daya manusia, akuntabilitas dan
pelayanan publik.
 Plan, artinya LAKIP sebagai sebagai bahan dalam menyusun Renstra,
Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja untuk tahun yang akan datang.
 Check, maksudnya LAKIP dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
 Do, artinya LAKIP sebagai alat dalam melaksanakan, memantau, mengukur
kinerja kegiatan suatu instansi.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
9
BAB II
EVALUASI RENSTRA
A. Penjabaran UUD 1945 ke RPJP dan RPJM
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau,
beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu tujuan dan satu cita-cita
bernegara sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk melaksanakan dan mencapai satu
tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan
secara lebih konkret mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut.
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan
nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya memuat
hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi
penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya.
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan
Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk
rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. RPJP menjadi pedoman dalam
penyusunan RPJM nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden.
Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode
RPJM Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara
langsung oleh rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
10
rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
RPJM sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) yang merupakan rencana pembangunan tahunan nasional, yang
memuat prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan
fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan
dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007. RPJMN 2010-2014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi
kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga
(Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam
menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam
rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut,
RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan
menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN).
Visi Indonesia 2014
Visi Indonesia 2014 adalah:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN
BERKEADILAN”
dengan penjelasan sebagai berikut:
 Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber
daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola
melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
11
 Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung
jawab serta hak asasi manusia.
 Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh
seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.
Misi 2010-2014
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Agenda
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014, ditetapkan lima
agenda utama pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan
Program Prioritas
Visi dan Misi pemerintah 2009-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih
operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas Nasional di
bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan
negara di masa mendatang. Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan
diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu: (1)
reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4)
penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
12
investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah
tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas,
dan inovasi teknologi.
B. PENJABARAN RPJM DAN PRIORITAS NASIONAL KE DALAM VISI MISI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN EVALUASI VISI MISI
Visi Kementerian Perhubungan adalah “Terwujudnya pelayanan
transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.”
Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan
transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman (comfortable), tepat
waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh
pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan nasional dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh
penyelenggaraan transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau
(affordability) oleh semua lapisan masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan,
dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif.
Pelayanan transportasi yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh
penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong pertumbuhan produksi
nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya peran serta
masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan laju inflasi
melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke seluruh pelosok
tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi percepatan
pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja terutama
pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan
transportasi.
Dari visi yang dijabarkan oleh Kementerian Perhubungan, dapat dilihat bahwa
visi Kementerian Perhubungan mendukung bagian pertama visi Indonesia 2014
yaitu Kesejahteraan Rakyat. Pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan
memberikan nilai tambah pada akhirnya akan turut membantu meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
13
Menurut kelompok kami visi dari Kementerian Perhubungan telah sesuai
dengan teori Mc Kinsey dan Fred R.David yaitu singkat dan menjawab pertanyaan
ingin seperti apa instansi tersebut dimasa datang, serta apa yang kita percaya akan
terjadi. Namun visi tersebut belum merupakan visi yang efektif, karena visi tersebut
belum memenuhi karakteristik dapat dibayangkan dan mudah dikomunikasikan. Hal
ini terlihat dari Kementerian Perhubungan yang menjabarkan visi tersebut karena
visi tersebut memiliki kemungkinan yang multitafsir.
Untuk mencapai visi tersebut,maka dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya
peningkatan pelayanan jasa transportasi
Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dari sektor
transportasi ditengah kondisi keuangan negara yang masih diliputi krisis
keuangan global, pemerintah terus berupaya secara bertahap membenahi
sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to
accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada
penyediaan fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas
SDM transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan / keamanan
maupun sosialisasi kepada para pemangku kepentingan.
2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah
Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan
pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi tanggungjawab
pemerintah.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi
Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas krisis keuangan dunia
tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi
karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki keterbatasan
kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada, demikian pula
pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas melakukan
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
14
rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum seluruh
masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai. Untuk
mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan
peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang
dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, sejalan dengan
pemulihan pasca krisis keuangan global, melalui rehabilitasi dan perawatan
sarana dan prasarana transportasi.
4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan
hukum secara konsisten.
Sesuai dengan prinsip good governance melalui penerbitan 4 (empat) paket
undang-undang di sektor transportasi telah dilaksanakan restrukturisasi dan
reformasi dalam penyelenggaraan transportasi dengan pemisahan yang jelas
antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Re strukturisasi di bidang
kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai
regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan
kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas
pembantuan. Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan
kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara
penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Penegakan hokum
dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa
transportasi. Restrukturisasi dan reformasi di bidang SDM diarahkan kepada
pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasa n global
dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan
untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa
transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan
prasarana transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
15
penerapan teknologi transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu
perubahan iklim (global warming) sejalan dengan perkembangan permintaan
dan preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan
jasa transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan
berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan
skema pendanaan yang ditetapkan.
Dari misi yang dijabarkan oleh Kementerian Perhubungan, dapat dilihat bahwa
misi Kementerian Perhubungan telah memuat/mendukung Sebelas Prioritas
Nasional. Pada Prioritas ke-6 (Infrastruktur), Kementerian Perhubungan
mendukungnya melalui misi ke-5 yaitu mewujudkan pengembangan teknologi
transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Kemudian selanjutnya Prioritas Nasional yang didukung oleh Kementerian
Perhubungan adalah Prioritas ke-10 (daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan
paskakonflik) melalui misi ke-2 (Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar
wilayah)
Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah Pernyataan Keinginan mendalam
pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis) nya bagi Masyarakat sekitar, baik
pasar atau sosial ekonomi lainnya.
Jadi pengertian misi dapat dideskripsikan sebagai pertanyaan berikut:
- Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada?
Pertanyaan ini terjawab melalui misi 1 sampai dengan 3, yaitu mengenai
urgensi adanya Kementerian Perhubungan sebagai penyedia jasa layanan
transportasi yang memperhatikan keamanan dan kenyamanan guna
mendukung konektivitas antar wilayah.
- Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi?
Pertanyaan ini terjawab di misi 2, alasan keberadaan Kementerian
Perhubungan adalah Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas
antar wilayah
- Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi?
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
16
Core business di Kementerian Perhubungan adalah menyediakan layanan jasa
transportasi yang aman dan nyaman.
Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, Misi
yang baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting dibawah ini:
1. Konsumen  Masyarakat
2. Produk atau Jasa  Layanan jasa transportasi
3. Pasar  Seluruh Masyarakat Indonesia
4. Teknologi  pengembangan teknologi transportasi yang ramah
lingkungan
5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan 
meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi
6. Filosofi  Menyediakan jasa layanan transportasi yang aman dan selamat.
7. Konsep Diri  mendukung pengembangan konektifitas antar wilayah
8. Fokus pada Citra Publik  adanya keinginan pemenuhan sarana
transportasiyang mengantisipasi perubahan iklim
9. Fokus pada karyawan  Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi
dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia
(SDM)
Menurut Kelompok kami, pernyataan misi dari Kementerian Perhubungan sudah
cukup baik, sudah menjawab hampir semua pertanyaan tentang misi oleh Mckinsey
dan Fred R. David.
C. ANALISIS STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Tujuan yang hendak dicapai Kementerian Perhubungan adalah Mewujudkan
penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien yang didukung SDM
transportasi yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih
sejahtera, sejalan dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil
dan demokratis. Penyelenggaraan kegiatan transportasi yang efektif berkaitan
dengan ketersediaan aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas
serta keterjangkauan dalam pelayanan, sedangkan penyelenggaraan transportasi
yang efisien berkaitan dengan kemampuan pengembangan dan penerapan
teknologi transportasi serta peningkatan kualitas SDM transportasi yang berdampak
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
17
kepada maksimalisasi dayaguna dan minimasi biaya yang menjadi beban
masyarakat.
Dalam dokumen Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, telah
disusun Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 melalui
dua strategi pokok, yaitu:
1. Strategi Penataan Penyelenggaraan Perubungan
Strategi ini diarahkan untuk penataan penyelenggaraan perhubungan dan
dilanjutkan dengan penataan Sistem Transportasi Nasional sejalan dengan
perubahan lingkungan strategis baik pada skala lokal, regional maupun global
2. Strategi Pembangunan Perhubungan
Strategi pembangunan perhubungan diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas dan kualitas pelayanan termasuk keselamatan dan keamanan dalam
kerangka penyediaan aksesibilitas jasa perhubungan kepada masyarakat baik di
seluruh pelosok tanah air maupun di manca negara. Strategi pembangunan
perhubungan ini kemudian dirinci untuk masing-masing matra transportasi yang
terdiri atas transportasi darat, transportasi perkeretaapian, transportasi laut dan
transportasi udara serta Sekretariat Jenderal dan Pendidikan dan Pelatihan
Transportasi.
Strategi yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan tidak menggambarkan strategi global yang hendak diterapkan
karena merupakan gabungan strategi dari masing-masing Unit Eselon I. Namun
demikian Kementerian Perhubungan telah menetapkan kebijakan umum strategi
dalam pembangunan dan penyelenggaraan transportasi tahun 2010-2014 yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mendukung pergerakan kelancaran mobilitas penumpang dan distribusi
barang/ jasa untuk mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah dan
meningkatkan daya saing produk nasional
2. Mewujudkan ketahanan nasional dan wawasan nusantara guna
memantapkan penalaran keutuhan NKRI
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
18
3. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi guna memberikan
pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa transportasi
4. Memberikan ruang seluas-luasnya kepada daerah berdasarkan
kewenangannya dan memberikan kemudahan kepada pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan angkutan massal
5. Mendorong partisipasi peran serta swasta dengan memperhitungkan tingkat
pelayanan agar tetap terjaga efisiensi, pemerataan kepentingan daya beli
masyarakat lainnya serta kepentingan operator terkait dengan jaminan
kelangsungan usaha
6. Meningkatkan kualitas SDM Transportasi guna mewujudkan
penyelenggaraan transportasi yang handal, efisien dan efektif
7. Mendorong pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan
sebagai antisipasi terhadap dampak perubahan iklim.
Sedangkan sasaran strategis 2010-2014 yang hendak dicapai oleh
Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana
transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal
2. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan
prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar
wilayah
3. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi
backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi
4. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan
reformasi regulasi
5. Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah
lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim.
Kami menggunakan tools matriks SWOT dalam mengevaluasi pengambilan
strategi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Dalam implementasi
pengukur menggunakan matrik SWOT kami mengevaluasi kebijakan umum strategi
dalam pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Perhubungan. Hal ini kami lakukan karena strategi yang dituangkan dalam dokumen
Renstra belum mencerminkan strategi global yang hendak diterapkan oleh
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
19
Kementerian Perhubungan. Strategi yang dituangkan merupakan rincian strategi
masing-masing unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Berikut ini kami sajikan analisis matriks SWOT untuk Kemeterian Perhubungan
dengan memperhatikan aspek globalisasi, sistem transportasi nasional, teknologi
dan energi, serta pembangunan berkelanjutan dan pengarusutamaan perubahan
iklim pada sektor transportasi sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen
Renstra.
1. Kekuatan (Strength)
Analisa kekuatan (strength) untuk Kementerian Perhubungan adalah sebagai
berikut:
No. Uraian
Bobot
Rating Nilai
1 Minat investor baik lokal maupun asing
dalam pembangunan infrastruktur
transportasi tinggi
0,05 2 0,10
2 Upaya untuk mengatasi dampak dari krisis
keuangan global, pemerintah telah
menerbitkan kelayakan stimulus khususnya
untuk mendukung percepatan
pembangunan infrastruktur
0,13 3 0,38
3 Kenaikan perekonomian Indonesia yang
cukup terkendali dari kesigapan Pemerintah
dengan menentukan kelayakan stabilisasi
dimana berupa optimalisasi APBN secara
berkesinambungan untuk memacu
pertumbuhan dan membangun jaring
pengaman sosial melalui pembelanjaan
infrastruktur
0,06 3 0,18
4 Sistem Transportasi Nasional
menjembatani pembangunan bidang
transportasi dapat dilakukan secara
terpadu.
0,11 4 0,44
5 Keterpaduan dalam Sistranas
memungkinkan pembangunan transportasi
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
0,12 4 0,48
6 Penyusunan Tatrawil dan Tatralok
memberikan keleluasaan kepada
Pemerintah Daerah untuk menyusun
rencana transportasi di daerah masing-
masing sehingga perencanaan transportasi
dapat dilaksanakan sesuai dengan karakter
budaya dan kondisi geografi masing-masing
daerah.
0,12 4 0,48
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
20
7 Di dalam Sistranas memuat kebijakan
umum yang menjadi acuan dalam
menyusun perencanaan transportasi
0,07 3 0,21
8 Memiliki lembaga penelitian dan
pengembangan (Badan Litbang
Perhubungan) yang dapat diarahkan untuk
melakukan penelitian murni dan terapan
secara lebih fokus kepada penyusunan
konsep teknologi transportasi nasional
0,06 4 0,24
9 Adanya kebijakan pemerintah yang
mendorong penggunaan bahan bakar gas
sebagai salah satu alternatif baha bakar
kendaraan bermotor
0,11 4 0,44
10 Program pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan dapat
meningkatkan citra Pemerintah Indonesia
dan akan mempermudah posisi Indonesia
dalam dunia internasional dan
meningkatkan citra bangsa
0,06 2 0,12
11 Pembagian kewenangan yang jelas antara
pusat dan daerah dalam menangani
masalah lingkungan
0,11 2 0,22
1,00 3,29
2. Kelemahan (Weakness)
Resume analisis kelemahan (weakness) untuk Kementerian Perhubungan
adalah sebagai berikut:
No. Uraian Bobot
Rating
Nilai
1 Sebagai akibat terjadinya krisis keuangan
global yang pada gilirannya mempengaruhi
kinerja APBN dimana tentunya akan
berpengaruh terhadap ketersediaan
infrastruktur sektor transportasi.
0,05 3,00 0,15
2 Terjadinya perlambatan pertumbuhan
ekonomi dimana tentunya berakibat
menurunnya modal swasta yang ingin
menawarkan investasinya di Indonesia
serta menurunnya kinerja ekspor nasional.
0,07 2,00 0,14
3 Menyerahkan pengoperasian infrastruktur
transportasi kepada swasta/asing akan
memperlemah kontrol pemerintah, terutama
dalam pengalokasian sumber daya akibat
terjadi distorsi pasar.
0,08 3,00 0,24
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
21
4 Sesuai dengan karakteristiknya, pasar
infrastruktur pada umumnya tidak sempurna
(oligopoli atau monopolistic competition),
sehingga meskipun terdapat pilihan produk,
posisi konsumen lemah dan cenderung
mengikuti kemauan produsen.
0,15 4,00 0,60
5 Pemerintah melalui produk regulasi tertentu
seharusnya bertindak sebagai
penyeimbang, namun sebagai negara yang
sedang menjalani pemulihan dari krisis
ekonomi, pemerintah Indonesia tidak
mempunyai posisi tawar yang memadai
dalam menghadapi investor asing, terutama
berkaitan dengan kebijakan tarif yang akan
menjadi beban konsumen.
0,16 4,00 0,64
6 Pemberian keleluasaan kepada daerah
untuk menyusun Tatrawil dan Tatralok,
memberikan kesempatan bagi daerah untuk
membangun infrastruktur secara berlebihan
sehingga akan menimbulkan inefisiensi
nasional.
0,08 2,00 0,16
7 Penetapan Tatrawil dan Tatralok sebagai
perwujudan Sistranas dalam skala wilayah
provinsi dan kabupaten/kota terkesan
dipaksakan untuk menampung aspirasi
kebijakan otonomi daerah, sehingga tidak
sesuai dengan karakteristik transportasi
yang mengabaikan sekat-sekat daerah
administratif dan konsisten dengan
pandangan daerah fungsional.
0,02 3,00 0,06
8 Tatrawil dan Tatralok akan dijadikan
legitimasi bagi daerah untuk membangun
infrastruktur transportasi dengan motivasi
utama untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah. Kondisi ini akan menjadikan
kebijakan pelayanan transportasi yang
diamanahkan dalam Sistranas terdistorsi
sehingga berpotensi menimbulkan ekonomi
biaya tinggi.
0,08 2,00 0,16
9 Kemampuan riset dan pengembangan
teknologi transportasi di lingkungan
Kementerian Perhubungan masih rendah
0,08 1,00 0,08
10 Industri otomotif tidak memberikan respon
memadai terhadap kebijakan penggunaan
bahan bakar gas
0,17 4,00 0,68
11 Kebijakan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah tidak semuanya dapat
diimplementasikan di tingkat daerah
0,06 1,00 0,06
1,00 2,97
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
22
3. Peluang (Opportunity)
Resume analisis peluang (opportunity) untuk Kementerian Perhubungan:
No. Uraian
Bobot Rating
Nilai
1 Terbukanya infrastruktur transportasi bagi
peran serta swasta termasuk investor asing
akan membuka peluang alih teknologi serta
peluang perluasan pangsa pasar, terutama
untuk segmen usaha yang memiliki pasar
pada skala global.
0,20 4,00 0,80
2 Globalisasi di sektor transportasi
memberikan kesempatan kepada operator
transportasi untuk melakukan kerjasama
yang saling menguntungkan dengan
operator transportasi asing guna
memperluas jangkauan jaringan
transportasi tidak saja dalam negeri
melainkan juga luar negeri.
0,10 3,00 0,30
3 Posisi Sistranas sebagai Tatanan Makro
Strategis memungkinkan
dilakukanperumusan kebijakan dan
penyusunan peraturan perundang-
undangan di bidang transportasi darat yang
akan memberikan kesempatan pada
masyarakat untuk mengambil peran optimal
dalam pengoperasian dan pembangunan
transportasi.
0,17 4,00 0,68
4 Penjabaran Sistranas ke dalam Tatranas,
Tatrawil dan Tatralok,
memberikankesempatan untuk
mensinergikan kepentingan pusat dan
daerah dalam pengembangan transportasi.
0,21 3,00 0,63
5 Sektor transportasi memiliki karakteristik
padat modal dan sensitif terhadap
perubahan teknologi
0,12 4,00 0,48
6 Pembiayaan program-program
pembangunan selalu mempersyaratkan
pembangunan berwawasan lingkungan,
sehingga program-program pembangunan
infrastruktur transportasi yang telah
disahkan rencana induknya mendapatkan
kemudahan dalam pembiayaan program
0,20 3,00 0,60
1,00 3,49
4. Ancaman (Threat)
Resume analisis ancaman (threat) untuk Kementerian Perhubungan adalah
sebagai berikut:
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
23
No. Uraian
Bobot Rating
Nilai
1 Ketidaksiapan infrastruktur maupun
operator transportasi dalam negeri
khususnya dalam era globalisasi tentunya
merupakan ancaman bagi menurunnya
daya saing nasional mengingat perusahan-
perusahaan swasta nasional di bidang
transportasi yang tidak siap bersaing akan
mengalami kebangkrutan dan gulung tikar
karena persaingan modal kerja yang tidak
seimbang.
0,18 3,00 0,54
2 Kuatnya intensitas krisis tersebut membuat
negara-negara di kawasan Asia yang
semula dianggap relatif steril dari dampak
krisis, akhirnya sulit bertahan dan ikut
terkena imbas krisis.
0,12 3,00 0,36
3 Kebijakan desentralisasi bidang transportasi
yang tidak terkendali berpotensi
menimbulkan kerancuan dalam
penyelenggaraan transportasi yang
mengabaikan prinsip-prinsip dasar dan
kebijakan umum Sistranas.
0,11 2,00 0,22
4 Ketidakharmonisan perencanaan
transportasi antara pusat dan daerah akan
berdampak kepada kualitas pelayanan
sehingga menjadi ancaman bagi daya saing
produk nasional
0,11 4,00 0,44
5 Ketidakmampuan pemerintah membeli
barang modal dan teknologi, dikarenakan
keterbatasan anggaran
0,12 3,00 0,36
6 Polusi udara yang cenderung meningkat
sebagai akibat bertambahnya kendaraa
bermotor
0,20 3,00 0,60
7 Kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap pembangunan yang berwawasan
lingkungan akan memperburuk dampak
pembangunan sektor transportasi yang
dilakukan oleh Pemerintah
0,16 3,00 0,48
1,00 3,00
Dari ringkasan analisa SWOT tersebut, Kementerian Perhubungan memiliki
kekuatan-kekuatan (S) yang melebihi kelemahan-kelemahannya (W) serta peluang-
peluang (P) yang melebihi tantangan-tantangannya (T). Kesimpulan tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut:
No. Uraian Nilai
I Faktor Internal
Kekuatan 3,29
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
24
Kelemahan 2,97
II Faktor Eksternal
Peluang 3,49
Ancaman 3,00
Dari hasil evaluasi menggunakan matrisk SWOT diatas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi yang seharusnya diterapkan oleh Kementerian
Perhubungan cenderung kearah strategi S-O (kuadran 1,lihat gambar) yang disebut
dengan agressive strategy. Strategi ini memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang
ada dan peluang-peluang yang dimiliki disamping tetap memperhatikan kelemahan-
kelemahan yang masih dimiliki dan antangan-tantangan yang harus dihadapi.
Berdasarkan hal diatas maka penjabaran Kebijakan Umum Strategi Kementeriah
Perhubungan telah tepat dan memenuhi strategi agresif namun ada dua kebijakan
umum yang diambil dengan memperbaiki kelemahan untuk menangkap peluang
diantaranya :
1. Mendorong partisipasi peran serta swasta dengan memperhitungkan
tingkat pelayanan agar tetap terjaga efisiensi, pemerataan kepentingan
daya beli masyarakat lainnya serta kepentingan operator terkait dengan
jaminan kelangsungan usaha
2. Meningkatkan kualitas SDM Transportasi guna mewujudkan
penyelenggaraan transportasi yang handal, efisien dan efektif
D. PENJABARAN SASARAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KE
DALAM INDIKATOR KINERJA
Dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2009-2014 terdapat lima
sasaran strategis. Pada LAKIP 2012 terdapat perubahan RENSTRA
Kementerian Perhubungan. Perubahan tersebut berupa penambahan satu
strategi yaitu “Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat
dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan
efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi”. Selain itu, pada LAKIP 2012
Kementerian Perhubungan telah memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk
Sasaran Strategis pertama (Meningkatnya keselamatan, keamanan dan
pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
25
Minimal), terdapat 5 IKU. Sasaran Strategis kedua (Meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna
mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah) memiliki hanya 1 IKU,
Sasaran Strategis ketiga (Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana
transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi) memiliki 3 IKU, Sasaran Strategis keempat (Peningkatan Kualitas
SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi)
memiliki 7 IKU, sasaran strategis kelima (Meningkatkan pengembangan teknologi
transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap
perubahan iklim) memiliki IKU dan sasaran strategis yang terakhir
(Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam
penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan
efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi) memiliki 1 IKU. Jadi pada tahun
2012, Kementerian Perhubungan memiliki 6 sasaran strategis dengan 17
indikator kinerja.
Menurut pendapat kami, indikator kinerja yang dituangkan pada LAKIP
Kementerian Perhubungan pada tahun 2011 dan 2011 telah mendukung sasaran
strategis yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan 2009-2014.
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
1
Meningkatnya
keselamatan,
keamanan dan
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi
sesuai Standar
Pelayanan
Minimal
Meningkatnya
keselamatan,
keamanan dan
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi
sesuai Standar
Pelayanan
Minimal
1 Jumlah kejadian
kecelakaan angkutan
penyeberangan
Jumlah Kejadian
Kecelakaan
Transportasi Nasional
Yang Disebabkan Oleh
Faktor Yang Terkait
Dengan Kewenangan
Kementerian Perhubungan
2 jumlah kejadian
kecelakaan
transportasi laut yang
disebabkan oleh
manusia
Jumlah Gangguan
Keamanan Pada Sektor
Transportasi Oleh Faktor
Yang Terkait Dengan
Kewenangan Kementerian
Perhubungan
3 jumlah kejadian
kecelakaan
transportasi laut yang
disebabkan oleh alam
Rata-Rata Prosentase
Pencapaian On-Time
Performance (Otp) Sektor
Transportasi (Selain
Transportasi Darat)
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
26
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
4 jumlah kejadian
kecelakaan
transportasi laut yang
disebabkan oleh teknis
dan lain-lain
Jumlah Sarana
Transportasi Yang Sudah
Tersertifikasi
5 rasio kecelakaan
transportasi udara
pada AOC 121 dan
AOC 135 dengan
korban jiwa dan
pesawat rusak berat
Jumlah Prasarana
Transportasi Yang Sudah
Tersertifikasi
6 rasio kecelakaan
transportasi udara
pada AOC 121 dan
AOC 135 dengan tidak
ada korban jiwa dan
pesawat rusak ringan
7 rasio kecelakaan
transportasi udara
pada AOC 121 dan
AOC 135 dengan tidak
ada korban jiwa dan
pesawat rusak berat
8 jumlah air traffic
insident dengan rasio
4:100.000 pergerakan
9 jumlah kejadian
kecelakaan kereta api
khususnya kejadian
anjlokan dan kejadian
tabrakan antar kereta
10 jumlah kejadian jenis
percobaan
perompakan dan
pencurian transportasi
laut
11 jumlah kejadian
gangguan keamanan
penerbangan
/transportasi udara
12 Jumlah pelabuhan laut
yang mempunyai
pencapaian Waiting
Time (WT) masih
sesuai standar yang
telah ditetapkan
13 Jumlah pelabuhan laut
yang mempunyai
pencapaian Approach
Time (AT) masih
sesuai standar yang
telah ditetapkan
14 Jumlah pelabuhan laut
yang mempunyai
pencapaian Waktu
Efektif (Effective
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
27
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Time/ET) masih sesuai
standar yang telah
ditetapkan
15 Prosentase
pencapaian On Time
Performance (OTP)
Transportasi Udara
2 Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi
guna
mendorong
pengembangan
konektivitas
antar wilayah
Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
pelayanan
sarana dan
prasarana
transportasi
guna
mendorong
pengembangan
konektivitas
antar wilayah
1 Jumlah Rute
keperintisan angkutan
jalan
Jumlah Lintas Pelayanan
Angkutan Perintis dan
Subsidi
2 Jumlah Lintas
keperintisanAngkutan
sungai, danau dan
penyeberangan
(ASDP)
3 Jumlah rute perintis
Transportasi Laut
4 Jumlah rute pelayanan
penerbangan perintis
5 Jumlah rit Angkutan
Jalan perintis pada
daerah
tertinggal dan terisolir
yang terlayani
6 Jumlah trip angkutan
Angkutan sungai,
danau dan
penyeberangan
(ASDP) perintis pada
daerah tertinggal dan
terisolir yang terlayani
7 Jumlah voyage perintis
yang dilayani
transportasi laut
8 Jumlah Frekuensi
penerbangan perintis
pada daerah tertinggal
dan terisolir yang
terlayani
9 Jumlah rute perintis
Angkutan Jalan
Transportasi Darat
yang menjadi rute
komersial
10 Jumlah rute perintis
Angkutan
Penyeberangan
(ASDP) yang menjadi
rute komersial
11 Jumlah Kota/daerah
yang terhubungi oleh
transportasi Laut
12 Jumlah Kota/daerah
yang terhubungi oleh
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
28
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
transportasi udara
3 Meningkatnya
kapasitas
sarana dan
prasarana
transportasi
untuk
mengurangi
backlog dan
bottleneck
kapasitas
infrastruktur
transportasi
Meningkatnya
kapasitas
sarana dan
prasarana
transportasi
untuk
mengurangi
backlog dan
bottleneck
kapasitas
infrastruktur
transportasi
1 Jumlah kota yang
menerapkan jenis
angkutan umum
massal Bus Rapid
Transit (BRT) dalam
rangka mengurangi
kendaraan pribadi
Kontribusi sektor
transportasi terhadap
pertumbuhan ekonomi
nasional
2 Jumlah penumpang
angkutan
penyeberangan yang
terangkut pada 7
(tujuh) lintasan utama
Total produksi angkutan
penumpang
3 Jumlah penumpang
Transportasi Laut
yang terangkut
Total produksi angkutan
barang
4 Jumlah penumpang
Angkutan udara
domestik
5 Jumlah penumpang
Angkutan Udara
Internasional
6 Jumlah Penumpang
Angkutan Udara
Perintis
7 Jumlah penumpang
KA yang dilayani
8 Jumlah Kendaraan
Roda 2 (dua) yang
diangkut yang oleh
Transportasi ASDP
9 Jumlah Muatan
Angkutan Laut Dalam
Negeri yang diangkut
oleh Kapal Nasional
10 Jumlah Muatan
Angkutan Laut Dalam
Negeri yang diangkut
oleh Kapal Nasional
11 Jumlah Muatan
Angkutan Laut Dalam
Negeri yang diangkut
oleh Kapal Asing
12 Jumlah kargo yang
diangkut Penerbangan
Domestik
13 Jumlah kargo yang
diangkut Penerbangan
Internasional
14 Jumlah Angkutan
Barang yang dilayani
oleh Kereta Api
15 Persentase Pangsa
Muatan Kapal
Nasional untuk
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
29
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Angkutan Laut Dalam
Negeri
16 Persentase Pangsa
Muatan Kapal
Nasional untuk
Angkutan Laut Luar
Negeri
17 Prosentase
peningkatan
produktivitas angkutan
laut nasional
4 Peningkatan
Kualitas SDM
dan
melanjutkan
restrukturisasi
kelembagaan
dan reformasi
regulasi
Peningkatan
Kualitas SDM
dan melanjutkan
restrukturisasi
kelembagaan
dan reformasi
regulasi
1 Nilai akuntabilitas
kinerja berdasarkan
hasil evaluasi
KEMENPAN dan RB
Nilai AKIP Kementerian
Perhubungan
2 Jenis opini BPK Opini BPK atas laporan
keuangan Kementerian
Perhubungan
3 Jumlah Rancangan
Peraturan Pemerintah
bidang transportasi
Nilai aset negara yang
berhasil diinventarisasi
sesuai kaidah
pengelolaan BMN
4 Peraturan Menteri
Perhubungan yang
telah ditetapkan
Jumlah SDM operator
prasarana dan sarana
transportasi yang telah
memiliki sertifikat
5 Jumlah Petugas
Penguji Kendaraan
Bermotor
Jumlah SDM fungsional
teknis Kementerian
Perhubungan
6 Jumlah awak kapal
patroli
Jumlah lulusan diklat SDM
Transportasi Darat, Laut,
Udara,
Perkeretaapian dan
Aparatur yang prima,
profesional dan beretika
yang dihasilkan setiap
tahun yang sesuai standar
kompetensi/kelulusan;
7 Jumlah tenaga marine
inspector A
Jumlah peraturan
perundang-undangan di
sektor transportasi yang
ditetapkan
8 Jumlah tenaga marine
inspector B
9 Jumlah tenaga
Kesyahbandaran
Kelas A
10 Jumlah tenaga
Kesyahbandaran
Kelas B
11 Jumlah Inspektur
Penerbangan
Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan
30
No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
Menurut
RENSTRA
Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja
12 Jumlah Personil
Penerbangan yang
memiliki lisensi
13 Jumlah Masinis
14 Jumlah asisten
masinis
15 Jumlah PPKA
16 Jumalh juru penilik
jalan
17 jumlah penjaga pintu
perlintasan
5 Meningkatkan
pengembangan
teknologi
transportasi
yang efisien
dan ramah
lingkungan
sebagai
antisipasi
terhadap
perubahan iklim
Meningkatkan
pengembangan
teknologi
transportasi
yang efisien dan
ramah
lingkungan
sebagai
antisipasi
terhadap
perubahan iklim
1 Jumlah bandar udara
yang memenuhi eco
airport (AMDAL)
Jumlah konsumsi energi
tak terbarukan dari sektor
transportasi nasional
2 Jumlah Converter kit
yang digunakan pada
Angkutan Umum
Jumlah emisi gas buang
dari sektor transportasi
nasional
3 Jumlah emisi gas
buang (CO2) dengan
kegiatan peremajaan
armada Pesawat
Jumlah penerapan
teknologi ramah lingkungan
pada sarana dan
prasarana transportasi
4 Jumlah penurunan
emisi gas buang
(CO2) Transportasi
Laut
Jumlah lokasi simpul
transportasi yang telah
menerapkan konsep
ramah lingkungan
6 Meningkatkan
peran Pemda,
BUMN, swasta,
dan masyarakat
dalam
penyediaan
infrastruktur
sektor
transportasi
sebagai upaya
meningkatkan
efisiensi dalam
penyelenggaraa
n transportasi
jumlah infrastruktur
transportasi yang siap
ditawarkan melalui
Kerjasama Pemerintah
Swasta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Aplikasi kasus dasar dasar perencanaan
Aplikasi kasus dasar dasar perencanaanAplikasi kasus dasar dasar perencanaan
Aplikasi kasus dasar dasar perencanaanRosita Dewi
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanAnalisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapana
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapanaSkripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapana
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapanaotto bakapana
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-temanna #LABEDDU
 
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...Virgo Lazarus
 
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkara
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkaraGambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkara
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkarakelompoktiga6
 
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019Dadang Solihin
 
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]emaunayah
 
Pembinaan & Pengembangan JF Analis Kebijakan
Pembinaan & Pengembangan JF Analis KebijakanPembinaan & Pengembangan JF Analis Kebijakan
Pembinaan & Pengembangan JF Analis KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...temanna #LABEDDU
 
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...humannisa
 
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIKPenyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIKDadang Solihin
 
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018sitiwaliha
 
Kajian model formulasi_strategi_yang_dit
Kajian model formulasi_strategi_yang_ditKajian model formulasi_strategi_yang_dit
Kajian model formulasi_strategi_yang_ditDade Olie
 

La actualidad más candente (20)

Aplikasi kasus dasar dasar perencanaan
Aplikasi kasus dasar dasar perencanaanAplikasi kasus dasar dasar perencanaan
Aplikasi kasus dasar dasar perencanaan
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanAnalisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapana
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapanaSkripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapana
Skripsi s1 balanced scorecard a.n. otto bakapana
 
Ppt pr kelompok 4
Ppt pr kelompok 4Ppt pr kelompok 4
Ppt pr kelompok 4
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
 
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...
Informasi software kinerja / Sofware Kinerja Performance Balanced Scorecard S...
 
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkara
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkaraGambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkara
Gambaran dan evaluasi manajemen strategis di rumah sakit bhayangkara
 
susilawati 11150205
susilawati 11150205susilawati 11150205
susilawati 11150205
 
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019
Penyusunan Renstra Lemdikpol 2015-2019
 
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalah 2 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
 
Pembinaan & Pengembangan JF Analis Kebijakan
Pembinaan & Pengembangan JF Analis KebijakanPembinaan & Pengembangan JF Analis Kebijakan
Pembinaan & Pengembangan JF Analis Kebijakan
 
Roadmap RB Kota Padang
Roadmap RB Kota PadangRoadmap RB Kota Padang
Roadmap RB Kota Padang
 
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...
1ilham agenda 3 rencana pembelajaran organisasi digital final tanggal 14 mare...
 
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...
SM.humannisa rubina lestari.55117010003. hapzi ali. vision and company missio...
 
Visi dan misi
Visi dan misiVisi dan misi
Visi dan misi
 
Visi dan misi perusahaan
Visi dan misi perusahaanVisi dan misi perusahaan
Visi dan misi perusahaan
 
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIKPenyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
 
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018
Sm.siti waliha.hapzi ali.vission and company mission.universitas mercubuana.2018
 
Kajian model formulasi_strategi_yang_dit
Kajian model formulasi_strategi_yang_ditKajian model formulasi_strategi_yang_dit
Kajian model formulasi_strategi_yang_dit
 

Similar a Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)

visi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptvisi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptSaidHamzali2
 
visi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptvisi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptJuliusloro
 
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...Nurrul Tiara Dinni
 
Pertemuan ke 3dan 4 manajemen strategi agribisnis
Pertemuan ke 3dan 4  manajemen strategi agribisnisPertemuan ke 3dan 4  manajemen strategi agribisnis
Pertemuan ke 3dan 4 manajemen strategi agribisnisIr. Zakaria, M.M
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfWANTOWANTO10
 
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxPerencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxArianiNurHasanah
 
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptx
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptxpresentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptx
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptxAlvinarby
 
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...AaySuwardie
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiaghaku
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maAgungsupriatna55
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maAgungsupriatna55
 
Makalah manajemen strategi
Makalah manajemen strategiMakalah manajemen strategi
Makalah manajemen strategiandi arfan
 
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]emaunayah
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2Makalah Manajemen Stratejik Ke-2
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2AliMusaaa
 
Makalah manajemen perencanaan
Makalah manajemen perencanaanMakalah manajemen perencanaan
Makalah manajemen perencanaanla zeki
 
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...s1akuntansiuntidar
 

Similar a Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1) (20)

visi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptvisi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.ppt
 
visi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.pptvisi-dan-misi1.ppt
visi-dan-misi1.ppt
 
Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2Evaluasi Kinerja 2
Evaluasi Kinerja 2
 
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...
1, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, strategic management jawaban forum &amp...
 
Pertemuan ke 3dan 4 manajemen strategi agribisnis
Pertemuan ke 3dan 4  manajemen strategi agribisnisPertemuan ke 3dan 4  manajemen strategi agribisnis
Pertemuan ke 3dan 4 manajemen strategi agribisnis
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
 
Penyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategisPenyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategis
 
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxPerencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
 
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptx
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptxpresentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptx
presentasi MS, implementasi strategi kelompok 2 6c.pptx
 
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
 
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y maMakalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
Makalah uas, manajemen stratejik agung supriatna 11150479 kela 5 y ma
 
Makalah manajemen strategi
Makalah manajemen strategiMakalah manajemen strategi
Makalah manajemen strategi
 
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
Makalan 1 m._stratejik_(ema_unayah_11150569)[1]
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2Makalah Manajemen Stratejik Ke-2
Makalah Manajemen Stratejik Ke-2
 
Makalah manajemen perencanaan
Makalah manajemen perencanaanMakalah manajemen perencanaan
Makalah manajemen perencanaan
 
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...
PPT_KELOMPOK_1_PENGANGGARAN_PERUSAHAAN_K1_S1_AKUNTANSI_KEUANGAN - diah agusti...
 
Makalah akmen
Makalah akmenMakalah akmen
Makalah akmen
 

Más de Mulyadi Yusuf

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualMulyadi Yusuf
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapceMulyadi Yusuf
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementanMulyadi Yusuf
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMulyadi Yusuf
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalMulyadi Yusuf
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraPaper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraMulyadi Yusuf
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it auditMulyadi Yusuf
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaranMulyadi Yusuf
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaanMulyadi Yusuf
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controlsMulyadi Yusuf
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controlsMulyadi Yusuf
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application controlMulyadi Yusuf
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general controlMulyadi Yusuf
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introductionMulyadi Yusuf
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799Mulyadi Yusuf
 

Más de Mulyadi Yusuf (20)

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
 
Mckinsey kominfo
Mckinsey kominfoMckinsey kominfo
Mckinsey kominfo
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapce
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementan
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppi
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan final
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraPaper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controls
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controls
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application control
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general control
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799
 
Erm tm 12
Erm tm 12Erm tm 12
Erm tm 12
 
Erm tm 11
Erm tm 11Erm tm 11
Erm tm 11
 
Erm tm 10
Erm tm 10Erm tm 10
Erm tm 10
 

Último

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 

Último (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)

  • 1. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 1 Manajemen Strategi Sektor Pemerintah Analisis Renstra dan Pencapaian Kinerja Kementerian Perhubungan Disusun Oleh: Abdurrozak Zaki(01) Hendrawan Budi Susilo (14) Indayanita Susia Situmeang (15) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Diploma IV – Kelas 8B BPKP Oktober 2013
  • 2. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Perhubungan adalah sebuah kementerian yang telah berdiri sejak tahun 1945, Kementerian Perhubungan memiliki tugas membantu presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang perhubungan. Kegiatan Perhubungan itu sendiri terdiri dari kegiatan perhubungan darat, perhubungan laut, perhubungan udara, dan perkereta apian. Kegiatan perhubungan selain dapat dilaksakanan oleh pemerintah juga dapat dilaksanakan oleh sektor swasta. Apabila kegiatan tersebut dilaksanakan oleh sektor swasta kementerian perhubungan tetap memegang peranan penting selaku regulator sebagai perumus dan pelaksana kebiijakan terkait bidang perhubungannya. Untuk memperkuat kinerja Kementerian Perhubungan juga melaksanakan kegiatan meningkatkan kemampuan SDM . Selain itu juga melakukan penelitian dan pengembangan di bidang perhubungan. Beberapa peran Kementerian Perhubungan dalam kegiatan pemerintahan antara lain, Kementerian Perhubungan turut serta dalam harmonisasi peran dan fungsi berbagai lembaga dalam rangka peningkatan pengamanan dan pengendalian pelanggaran di wilayah laut serta pengamanan dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI; di bidang ekonomi, ketenagakerjaan, dan infrastruktur, Kementerian Perhubungan telah menandatangani MoU dengan kementerian Pemberdayaan Perempuan Tentang Pengintegrasian Pengarusutamaan Gender di Bidang Perhubungan; dalam hal menjaga stabilitas harga Kementerian Perhubungan berperan dalam sistem distribusi yang antara lain mencakup sub-sistem transportasi/perhubungan, infrastruktur dan sistem pelayanan pelabuhan/kepabeanan. Atas kompleksitas yang terjadi pada Kementerian Perhubungan, kelompok kami mencoba menganalisis tentang kinerja kementerian tersebut. Tentang bagaimana kementerian ini melaksanakan tugas sesuai dengan target perencanaannya, juga tentang bagaimana kinerja kementerian ini dalam turut serta menyukseskan rencana kerja pemerintah.
  • 3. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 3 B. Teori Pengukuran Kinerja Visi Menurut Tony Buzan dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, visi didefinisikan sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa depan dengan bijak dan imajinatif, menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan mungkin terjadi di masa mendatang. Menurut McKinsey, secara harfiah visi adalah penglihatan atau pandangan yang mencerminkan harapan dan cita-cita masa depan. Visi dalam bentuk pernyataan dapat digambarkan sebagai berikut: - Masa depan yang diinginkan? - Apa yang kita percaya akan terjadi? Selanjutnya karakteristik visi sebuah perusahaan akan efektif bila dapat dicerna dengan bahasa yang mudah dan gamblang. Visi bukan merupakan rangkaian Perencanaan Strategis (Strategic Planning) yang komprehensif dan detail. Karakteristik visi yang efektif adalah: 1. Dapat Dibayangkan 2. Diinginkan oleh pihak yang terkait 3. Realistis dan Terjangkau 4. Fleksibel 5. Mudah dikomunikasikan Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, visi yang baik haruslah singkat, tidak lebih dari satu kalimat, dan dapat menjawab pertanyaan “ingin seperti apa perusahaan/instansi di masa depan?” Misi Menurut Peter Drucker misi adalahsebuah deklarasi tentang ‘alasan keberadaan’ suatu organisasi. Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah Pernyataan Keinginan mendalam pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis) nya bagi Masyarakat sekitar, baik pasar atau sosial ekonomi lainnya.
  • 4. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 4 Jadi pengertian misi dapat dideskripsikan sebagai pertanyaan berikut: - Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada? - Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi? - Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi? Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, Misi yang baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting berikut ini: 1. Konsumen  Siapakah konsumen perusahaan? 2. Produk atau Jasa  Apakah produk atau jasa utama perusahaan? 3. Pasar  Secara geografis, dimanakah perusahaan bersaing? 4. Teknologi  Apakah perusahaan canggih secara teknologi? 5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan  Apakah perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat? 6. Filosofi  Apakah keyakinan nilai, aspirasidan prioritas etis dasar perusahaan? 7. Konsep Diri  Apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif utama perusahaan? 8. Fokus pada Citra Publik  Apakah perusahaan responsive terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup? 9. Fokus pada karyawan  Apakah karyawan dianggap sebagai asset perusahaan yang berharga? Dalam usaha pencapaian visi melalui misi yang telah disusun organisasi akan melakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja ini dimaksudkan sebagai bahan evaluasi apakah sebuah organisasi telah berjalan dengan efektif. Dari pengukuran kinerja ini juga dapat diperoleh berbagai informasi untuk menetapkan strategi organisasi berikutnya. Definisi pengukuran kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang diterapkan sebelumnya. Menurut Anderson dan Clancy pengukuran kinerja adalah “feed back from the accountant to management that provide information abaout how well the actions
  • 5. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 5 represent the plans; it also identifies where managers say need to make corrections or adjustments in future planning and controlling activities”. Sedangkan menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan Young adalah kegiatan pengukurab kinerja dari sebuah aktivitas atau keseluruhan aktivitas pada rantai nilai. Dari definisi tersebut dapat kita katakana bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakuka terhadap berbagai rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik untuk memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalan. Pengukuran kinerja yang dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh orangdalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggannya. 2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. 3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of wastes). 4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. 5. Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan member reward atas perilaku yang diharapkan tersebut. C. Rencana Strategis Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategik (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk
  • 6. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 6 tujuan-tujuan tersebut. Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi setempat. Beberapa definisi dan pengertian yang ada dalam pedoman penyusunan Rencana Strategis sebagai berikut: 1) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan; 2) Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi; 3) Strategi adalah cara yang digunakan atau diambil untuk mencapai visi dan misi sesuai dengan hasil identifikasi kondisi dan permasalahan; 4) Program adalah cara yang digunakan atau diambil untuk mencapai visi misi sesuai dengan hasil identifikasi kondisi dan permasalahan; 5) Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai Visi dan Misi dam memperoleh alokasi anggaran. 6) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan meliputi Eselon II, Instansi Vertikal, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) serta terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik sumber daya manusia, barang modal dan semua jenis sumberdaya (input) untuk menghasilkan keluaran. Secara garis besar penyusunan Rencana Strategis melalui langkah-langkah berikut: 1) persiapan, 2) penyusunan Visi dan Misi, 3) identifikasi Kondisi Umum serta permasalahan, 4) penyusunan strategi, 5) penyusunan Matriks Kinerja Program, Kegiatan dan Rencana Aksi. Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis : 1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil. 2. Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya. 3. Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
  • 7. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 7 D. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setiap instansi pemerintah dibentuk untuk mengemban suatu tugas dan tanggung jawab tertentu dengan diberikan kewenangan atau mandat untuk melaksanakan tugas itu. Untuk melaksanakan mandat dari masyarakat umum ini perlu adanya akuntabilitas yang baik. Akuntabilitas yang baik, memadai, tertib, dan teratur, sudah menjadi tuntutan masyarakat kepada pemerintah. Oleh karena itu setiap instansi pemerintah berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Setiap instansi pemerintah juga diharapkan membantu pimpinan tertinggi pemerintah untuk dapat mempertanggungjawabkan mandat/kewenangannya kepada masyarakat/publik melalui lembaga perwakilan. Muaranya, instansi pemerintah harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan/kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. Pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penyusunan LAKIP diatur dalam Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP dapat dikategorikan sebagai laporan rutin, karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan setahun sekali. LAKIP merupakan media utama yang menuangkan kinerja instansi pemerintah. Pelaporan kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja organisasi dalam suatu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. LAKIP menyajikan uraian tentang kinerja instansi pemerintah dalam arti keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran dan tujuan instansi pemerintah. Di samping itu, perlu juga dimasukkan dalam LAKIP aspek keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan antara anggaran negara yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diperoleh. Tujuan dari disusunnya LAKIP adalah untuk mewujudkan akuntabilitas seseorang atau pimpinan kolektif lembaga/instansi kepada pihak- pihakyang memberi mandat/amanah. Oleh karena itu, pelaporan AKIP merupakan perwujudan salah satu kewajiban untuk menjawab tentang apa yang sudah diamanahkan kepada setiap manajer/pejabat publik.
  • 8. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 8 Latar belakang perlunya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), antara lain :  Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab dipandang perlu adanya pelaporan AKIP  Untuk melaksanakan pelaporan AKIP perlu dikembangkan Sistem AKIP  Sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah dan dalam rangka perwujudan good governance telah dikembangkan media pertanggungjawaban berupa LAKIP LAKIP yang selama ini disusun dan disajikan secara terpisah dengan laporan keuangan, harus disusun dan disajikan secara terintegrasi dengan laporan keuangan, sehingga memberi informasi yang komprehensif berkaitan dengan keuangan dan kinerja. Pentingnya LAKIP adalah bermanfaat bagi dilaksanakannya Evaluasi Kinerja. Fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), antara lain: 1. Media hubungan kerja organisasi 2. Media akuntabilitas 3. Media informasi umpan balik perbaikan kinerja 4. LAKIP sebagai Instrumen Peningkatan Kinerja Berkesinambungan:  Action, artinya LAKIP sebagai bahan untuk perbaikan kelembagaan, ketatalaksanaan, peningkatan sumber daya manusia, akuntabilitas dan pelayanan publik.  Plan, artinya LAKIP sebagai sebagai bahan dalam menyusun Renstra, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja untuk tahun yang akan datang.  Check, maksudnya LAKIP dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.  Do, artinya LAKIP sebagai alat dalam melaksanakan, memantau, mengukur kinerja kegiatan suatu instansi.
  • 9. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 9 BAB II EVALUASI RENSTRA A. Penjabaran UUD 1945 ke RPJP dan RPJM Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau, beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu tujuan dan satu cita-cita bernegara sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkret mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut. Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. RPJP menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam
  • 10. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 10 rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang merupakan rencana pembangunan tahunan nasional, yang memuat prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. RPJMN 2010-2014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Visi Indonesia 2014 Visi Indonesia 2014 adalah: “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN” dengan penjelasan sebagai berikut:  Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 11. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 11  Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.  Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Misi 2010-2014 Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang Agenda Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu: Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan Program Prioritas Visi dan Misi pemerintah 2009-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas Nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa mendatang. Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim
  • 12. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 12 investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. B. PENJABARAN RPJM DAN PRIORITAS NASIONAL KE DALAM VISI MISI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN EVALUASI VISI MISI Visi Kementerian Perhubungan adalah “Terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.” Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua lapisan masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif. Pelayanan transportasi yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong pertumbuhan produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke seluruh pelosok tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja terutama pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan transportasi. Dari visi yang dijabarkan oleh Kementerian Perhubungan, dapat dilihat bahwa visi Kementerian Perhubungan mendukung bagian pertama visi Indonesia 2014 yaitu Kesejahteraan Rakyat. Pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah pada akhirnya akan turut membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  • 13. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 13 Menurut kelompok kami visi dari Kementerian Perhubungan telah sesuai dengan teori Mc Kinsey dan Fred R.David yaitu singkat dan menjawab pertanyaan ingin seperti apa instansi tersebut dimasa datang, serta apa yang kita percaya akan terjadi. Namun visi tersebut belum merupakan visi yang efektif, karena visi tersebut belum memenuhi karakteristik dapat dibayangkan dan mudah dikomunikasikan. Hal ini terlihat dari Kementerian Perhubungan yang menjabarkan visi tersebut karena visi tersebut memiliki kemungkinan yang multitafsir. Untuk mencapai visi tersebut,maka dirumuskan misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dari sektor transportasi ditengah kondisi keuangan negara yang masih diliputi krisis keuangan global, pemerintah terus berupaya secara bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas SDM transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan / keamanan maupun sosialisasi kepada para pemangku kepentingan. 2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi tanggungjawab pemerintah. 3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas krisis keuangan dunia tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki keterbatasan kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada, demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas melakukan
  • 14. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 14 rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, sejalan dengan pemulihan pasca krisis keuangan global, melalui rehabilitasi dan perawatan sarana dan prasarana transportasi. 4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum secara konsisten. Sesuai dengan prinsip good governance melalui penerbitan 4 (empat) paket undang-undang di sektor transportasi telah dilaksanakan restrukturisasi dan reformasi dalam penyelenggaraan transportasi dengan pemisahan yang jelas antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Re strukturisasi di bidang kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan. Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Penegakan hokum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa transportasi. Restrukturisasi dan reformasi di bidang SDM diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasa n global dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan
  • 15. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 15 penerapan teknologi transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu perubahan iklim (global warming) sejalan dengan perkembangan permintaan dan preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan skema pendanaan yang ditetapkan. Dari misi yang dijabarkan oleh Kementerian Perhubungan, dapat dilihat bahwa misi Kementerian Perhubungan telah memuat/mendukung Sebelas Prioritas Nasional. Pada Prioritas ke-6 (Infrastruktur), Kementerian Perhubungan mendukungnya melalui misi ke-5 yaitu mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Kemudian selanjutnya Prioritas Nasional yang didukung oleh Kementerian Perhubungan adalah Prioritas ke-10 (daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik) melalui misi ke-2 (Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah) Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah Pernyataan Keinginan mendalam pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis) nya bagi Masyarakat sekitar, baik pasar atau sosial ekonomi lainnya. Jadi pengertian misi dapat dideskripsikan sebagai pertanyaan berikut: - Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada? Pertanyaan ini terjawab melalui misi 1 sampai dengan 3, yaitu mengenai urgensi adanya Kementerian Perhubungan sebagai penyedia jasa layanan transportasi yang memperhatikan keamanan dan kenyamanan guna mendukung konektivitas antar wilayah. - Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi? Pertanyaan ini terjawab di misi 2, alasan keberadaan Kementerian Perhubungan adalah Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah - Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi?
  • 16. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 16 Core business di Kementerian Perhubungan adalah menyediakan layanan jasa transportasi yang aman dan nyaman. Sedangkan menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, Misi yang baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting dibawah ini: 1. Konsumen  Masyarakat 2. Produk atau Jasa  Layanan jasa transportasi 3. Pasar  Seluruh Masyarakat Indonesia 4. Teknologi  pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan 5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan  meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi 6. Filosofi  Menyediakan jasa layanan transportasi yang aman dan selamat. 7. Konsep Diri  mendukung pengembangan konektifitas antar wilayah 8. Fokus pada Citra Publik  adanya keinginan pemenuhan sarana transportasiyang mengantisipasi perubahan iklim 9. Fokus pada karyawan  Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM) Menurut Kelompok kami, pernyataan misi dari Kementerian Perhubungan sudah cukup baik, sudah menjawab hampir semua pertanyaan tentang misi oleh Mckinsey dan Fred R. David. C. ANALISIS STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Tujuan yang hendak dicapai Kementerian Perhubungan adalah Mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien yang didukung SDM transportasi yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera, sejalan dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis. Penyelenggaraan kegiatan transportasi yang efektif berkaitan dengan ketersediaan aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas serta keterjangkauan dalam pelayanan, sedangkan penyelenggaraan transportasi yang efisien berkaitan dengan kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi transportasi serta peningkatan kualitas SDM transportasi yang berdampak
  • 17. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 17 kepada maksimalisasi dayaguna dan minimasi biaya yang menjadi beban masyarakat. Dalam dokumen Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014, telah disusun Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 melalui dua strategi pokok, yaitu: 1. Strategi Penataan Penyelenggaraan Perubungan Strategi ini diarahkan untuk penataan penyelenggaraan perhubungan dan dilanjutkan dengan penataan Sistem Transportasi Nasional sejalan dengan perubahan lingkungan strategis baik pada skala lokal, regional maupun global 2. Strategi Pembangunan Perhubungan Strategi pembangunan perhubungan diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan termasuk keselamatan dan keamanan dalam kerangka penyediaan aksesibilitas jasa perhubungan kepada masyarakat baik di seluruh pelosok tanah air maupun di manca negara. Strategi pembangunan perhubungan ini kemudian dirinci untuk masing-masing matra transportasi yang terdiri atas transportasi darat, transportasi perkeretaapian, transportasi laut dan transportasi udara serta Sekretariat Jenderal dan Pendidikan dan Pelatihan Transportasi. Strategi yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tidak menggambarkan strategi global yang hendak diterapkan karena merupakan gabungan strategi dari masing-masing Unit Eselon I. Namun demikian Kementerian Perhubungan telah menetapkan kebijakan umum strategi dalam pembangunan dan penyelenggaraan transportasi tahun 2010-2014 yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Mendukung pergerakan kelancaran mobilitas penumpang dan distribusi barang/ jasa untuk mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah dan meningkatkan daya saing produk nasional 2. Mewujudkan ketahanan nasional dan wawasan nusantara guna memantapkan penalaran keutuhan NKRI
  • 18. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 18 3. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi guna memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa transportasi 4. Memberikan ruang seluas-luasnya kepada daerah berdasarkan kewenangannya dan memberikan kemudahan kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan angkutan massal 5. Mendorong partisipasi peran serta swasta dengan memperhitungkan tingkat pelayanan agar tetap terjaga efisiensi, pemerataan kepentingan daya beli masyarakat lainnya serta kepentingan operator terkait dengan jaminan kelangsungan usaha 6. Meningkatkan kualitas SDM Transportasi guna mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang handal, efisien dan efektif 7. Mendorong pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap dampak perubahan iklim. Sedangkan sasaran strategis 2010-2014 yang hendak dicapai oleh Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal 2. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah 3. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi 4. Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi 5. Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim. Kami menggunakan tools matriks SWOT dalam mengevaluasi pengambilan strategi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Dalam implementasi pengukur menggunakan matrik SWOT kami mengevaluasi kebijakan umum strategi dalam pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Hal ini kami lakukan karena strategi yang dituangkan dalam dokumen Renstra belum mencerminkan strategi global yang hendak diterapkan oleh
  • 19. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 19 Kementerian Perhubungan. Strategi yang dituangkan merupakan rincian strategi masing-masing unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Perhubungan. Berikut ini kami sajikan analisis matriks SWOT untuk Kemeterian Perhubungan dengan memperhatikan aspek globalisasi, sistem transportasi nasional, teknologi dan energi, serta pembangunan berkelanjutan dan pengarusutamaan perubahan iklim pada sektor transportasi sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen Renstra. 1. Kekuatan (Strength) Analisa kekuatan (strength) untuk Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: No. Uraian Bobot Rating Nilai 1 Minat investor baik lokal maupun asing dalam pembangunan infrastruktur transportasi tinggi 0,05 2 0,10 2 Upaya untuk mengatasi dampak dari krisis keuangan global, pemerintah telah menerbitkan kelayakan stimulus khususnya untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur 0,13 3 0,38 3 Kenaikan perekonomian Indonesia yang cukup terkendali dari kesigapan Pemerintah dengan menentukan kelayakan stabilisasi dimana berupa optimalisasi APBN secara berkesinambungan untuk memacu pertumbuhan dan membangun jaring pengaman sosial melalui pembelanjaan infrastruktur 0,06 3 0,18 4 Sistem Transportasi Nasional menjembatani pembangunan bidang transportasi dapat dilakukan secara terpadu. 0,11 4 0,44 5 Keterpaduan dalam Sistranas memungkinkan pembangunan transportasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 0,12 4 0,48 6 Penyusunan Tatrawil dan Tatralok memberikan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah untuk menyusun rencana transportasi di daerah masing- masing sehingga perencanaan transportasi dapat dilaksanakan sesuai dengan karakter budaya dan kondisi geografi masing-masing daerah. 0,12 4 0,48
  • 20. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 20 7 Di dalam Sistranas memuat kebijakan umum yang menjadi acuan dalam menyusun perencanaan transportasi 0,07 3 0,21 8 Memiliki lembaga penelitian dan pengembangan (Badan Litbang Perhubungan) yang dapat diarahkan untuk melakukan penelitian murni dan terapan secara lebih fokus kepada penyusunan konsep teknologi transportasi nasional 0,06 4 0,24 9 Adanya kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan bahan bakar gas sebagai salah satu alternatif baha bakar kendaraan bermotor 0,11 4 0,44 10 Program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat meningkatkan citra Pemerintah Indonesia dan akan mempermudah posisi Indonesia dalam dunia internasional dan meningkatkan citra bangsa 0,06 2 0,12 11 Pembagian kewenangan yang jelas antara pusat dan daerah dalam menangani masalah lingkungan 0,11 2 0,22 1,00 3,29 2. Kelemahan (Weakness) Resume analisis kelemahan (weakness) untuk Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: No. Uraian Bobot Rating Nilai 1 Sebagai akibat terjadinya krisis keuangan global yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja APBN dimana tentunya akan berpengaruh terhadap ketersediaan infrastruktur sektor transportasi. 0,05 3,00 0,15 2 Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dimana tentunya berakibat menurunnya modal swasta yang ingin menawarkan investasinya di Indonesia serta menurunnya kinerja ekspor nasional. 0,07 2,00 0,14 3 Menyerahkan pengoperasian infrastruktur transportasi kepada swasta/asing akan memperlemah kontrol pemerintah, terutama dalam pengalokasian sumber daya akibat terjadi distorsi pasar. 0,08 3,00 0,24
  • 21. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 21 4 Sesuai dengan karakteristiknya, pasar infrastruktur pada umumnya tidak sempurna (oligopoli atau monopolistic competition), sehingga meskipun terdapat pilihan produk, posisi konsumen lemah dan cenderung mengikuti kemauan produsen. 0,15 4,00 0,60 5 Pemerintah melalui produk regulasi tertentu seharusnya bertindak sebagai penyeimbang, namun sebagai negara yang sedang menjalani pemulihan dari krisis ekonomi, pemerintah Indonesia tidak mempunyai posisi tawar yang memadai dalam menghadapi investor asing, terutama berkaitan dengan kebijakan tarif yang akan menjadi beban konsumen. 0,16 4,00 0,64 6 Pemberian keleluasaan kepada daerah untuk menyusun Tatrawil dan Tatralok, memberikan kesempatan bagi daerah untuk membangun infrastruktur secara berlebihan sehingga akan menimbulkan inefisiensi nasional. 0,08 2,00 0,16 7 Penetapan Tatrawil dan Tatralok sebagai perwujudan Sistranas dalam skala wilayah provinsi dan kabupaten/kota terkesan dipaksakan untuk menampung aspirasi kebijakan otonomi daerah, sehingga tidak sesuai dengan karakteristik transportasi yang mengabaikan sekat-sekat daerah administratif dan konsisten dengan pandangan daerah fungsional. 0,02 3,00 0,06 8 Tatrawil dan Tatralok akan dijadikan legitimasi bagi daerah untuk membangun infrastruktur transportasi dengan motivasi utama untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Kondisi ini akan menjadikan kebijakan pelayanan transportasi yang diamanahkan dalam Sistranas terdistorsi sehingga berpotensi menimbulkan ekonomi biaya tinggi. 0,08 2,00 0,16 9 Kemampuan riset dan pengembangan teknologi transportasi di lingkungan Kementerian Perhubungan masih rendah 0,08 1,00 0,08 10 Industri otomotif tidak memberikan respon memadai terhadap kebijakan penggunaan bahan bakar gas 0,17 4,00 0,68 11 Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah tidak semuanya dapat diimplementasikan di tingkat daerah 0,06 1,00 0,06 1,00 2,97
  • 22. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 22 3. Peluang (Opportunity) Resume analisis peluang (opportunity) untuk Kementerian Perhubungan: No. Uraian Bobot Rating Nilai 1 Terbukanya infrastruktur transportasi bagi peran serta swasta termasuk investor asing akan membuka peluang alih teknologi serta peluang perluasan pangsa pasar, terutama untuk segmen usaha yang memiliki pasar pada skala global. 0,20 4,00 0,80 2 Globalisasi di sektor transportasi memberikan kesempatan kepada operator transportasi untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan operator transportasi asing guna memperluas jangkauan jaringan transportasi tidak saja dalam negeri melainkan juga luar negeri. 0,10 3,00 0,30 3 Posisi Sistranas sebagai Tatanan Makro Strategis memungkinkan dilakukanperumusan kebijakan dan penyusunan peraturan perundang- undangan di bidang transportasi darat yang akan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengambil peran optimal dalam pengoperasian dan pembangunan transportasi. 0,17 4,00 0,68 4 Penjabaran Sistranas ke dalam Tatranas, Tatrawil dan Tatralok, memberikankesempatan untuk mensinergikan kepentingan pusat dan daerah dalam pengembangan transportasi. 0,21 3,00 0,63 5 Sektor transportasi memiliki karakteristik padat modal dan sensitif terhadap perubahan teknologi 0,12 4,00 0,48 6 Pembiayaan program-program pembangunan selalu mempersyaratkan pembangunan berwawasan lingkungan, sehingga program-program pembangunan infrastruktur transportasi yang telah disahkan rencana induknya mendapatkan kemudahan dalam pembiayaan program 0,20 3,00 0,60 1,00 3,49 4. Ancaman (Threat) Resume analisis ancaman (threat) untuk Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut:
  • 23. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 23 No. Uraian Bobot Rating Nilai 1 Ketidaksiapan infrastruktur maupun operator transportasi dalam negeri khususnya dalam era globalisasi tentunya merupakan ancaman bagi menurunnya daya saing nasional mengingat perusahan- perusahaan swasta nasional di bidang transportasi yang tidak siap bersaing akan mengalami kebangkrutan dan gulung tikar karena persaingan modal kerja yang tidak seimbang. 0,18 3,00 0,54 2 Kuatnya intensitas krisis tersebut membuat negara-negara di kawasan Asia yang semula dianggap relatif steril dari dampak krisis, akhirnya sulit bertahan dan ikut terkena imbas krisis. 0,12 3,00 0,36 3 Kebijakan desentralisasi bidang transportasi yang tidak terkendali berpotensi menimbulkan kerancuan dalam penyelenggaraan transportasi yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar dan kebijakan umum Sistranas. 0,11 2,00 0,22 4 Ketidakharmonisan perencanaan transportasi antara pusat dan daerah akan berdampak kepada kualitas pelayanan sehingga menjadi ancaman bagi daya saing produk nasional 0,11 4,00 0,44 5 Ketidakmampuan pemerintah membeli barang modal dan teknologi, dikarenakan keterbatasan anggaran 0,12 3,00 0,36 6 Polusi udara yang cenderung meningkat sebagai akibat bertambahnya kendaraa bermotor 0,20 3,00 0,60 7 Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pembangunan yang berwawasan lingkungan akan memperburuk dampak pembangunan sektor transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah 0,16 3,00 0,48 1,00 3,00 Dari ringkasan analisa SWOT tersebut, Kementerian Perhubungan memiliki kekuatan-kekuatan (S) yang melebihi kelemahan-kelemahannya (W) serta peluang- peluang (P) yang melebihi tantangan-tantangannya (T). Kesimpulan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: No. Uraian Nilai I Faktor Internal Kekuatan 3,29
  • 24. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 24 Kelemahan 2,97 II Faktor Eksternal Peluang 3,49 Ancaman 3,00 Dari hasil evaluasi menggunakan matrisk SWOT diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang seharusnya diterapkan oleh Kementerian Perhubungan cenderung kearah strategi S-O (kuadran 1,lihat gambar) yang disebut dengan agressive strategy. Strategi ini memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada dan peluang-peluang yang dimiliki disamping tetap memperhatikan kelemahan- kelemahan yang masih dimiliki dan antangan-tantangan yang harus dihadapi. Berdasarkan hal diatas maka penjabaran Kebijakan Umum Strategi Kementeriah Perhubungan telah tepat dan memenuhi strategi agresif namun ada dua kebijakan umum yang diambil dengan memperbaiki kelemahan untuk menangkap peluang diantaranya : 1. Mendorong partisipasi peran serta swasta dengan memperhitungkan tingkat pelayanan agar tetap terjaga efisiensi, pemerataan kepentingan daya beli masyarakat lainnya serta kepentingan operator terkait dengan jaminan kelangsungan usaha 2. Meningkatkan kualitas SDM Transportasi guna mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang handal, efisien dan efektif D. PENJABARAN SASARAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KE DALAM INDIKATOR KINERJA Dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2009-2014 terdapat lima sasaran strategis. Pada LAKIP 2012 terdapat perubahan RENSTRA Kementerian Perhubungan. Perubahan tersebut berupa penambahan satu strategi yaitu “Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi”. Selain itu, pada LAKIP 2012 Kementerian Perhubungan telah memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk Sasaran Strategis pertama (Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan
  • 25. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 25 Minimal), terdapat 5 IKU. Sasaran Strategis kedua (Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah) memiliki hanya 1 IKU, Sasaran Strategis ketiga (Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi) memiliki 3 IKU, Sasaran Strategis keempat (Peningkatan Kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi) memiliki 7 IKU, sasaran strategis kelima (Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim) memiliki IKU dan sasaran strategis yang terakhir (Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi) memiliki 1 IKU. Jadi pada tahun 2012, Kementerian Perhubungan memiliki 6 sasaran strategis dengan 17 indikator kinerja. Menurut pendapat kami, indikator kinerja yang dituangkan pada LAKIP Kementerian Perhubungan pada tahun 2011 dan 2011 telah mendukung sasaran strategis yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2009-2014. No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja 1 Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal 1 Jumlah kejadian kecelakaan angkutan penyeberangan Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Nasional Yang Disebabkan Oleh Faktor Yang Terkait Dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan 2 jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh manusia Jumlah Gangguan Keamanan Pada Sektor Transportasi Oleh Faktor Yang Terkait Dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan 3 jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh alam Rata-Rata Prosentase Pencapaian On-Time Performance (Otp) Sektor Transportasi (Selain Transportasi Darat)
  • 26. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 26 No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja 4 jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh teknis dan lain-lain Jumlah Sarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi 5 rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan korban jiwa dan pesawat rusak berat Jumlah Prasarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi 6 rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan tidak ada korban jiwa dan pesawat rusak ringan 7 rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan tidak ada korban jiwa dan pesawat rusak berat 8 jumlah air traffic insident dengan rasio 4:100.000 pergerakan 9 jumlah kejadian kecelakaan kereta api khususnya kejadian anjlokan dan kejadian tabrakan antar kereta 10 jumlah kejadian jenis percobaan perompakan dan pencurian transportasi laut 11 jumlah kejadian gangguan keamanan penerbangan /transportasi udara 12 Jumlah pelabuhan laut yang mempunyai pencapaian Waiting Time (WT) masih sesuai standar yang telah ditetapkan 13 Jumlah pelabuhan laut yang mempunyai pencapaian Approach Time (AT) masih sesuai standar yang telah ditetapkan 14 Jumlah pelabuhan laut yang mempunyai pencapaian Waktu Efektif (Effective
  • 27. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 27 No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja Time/ET) masih sesuai standar yang telah ditetapkan 15 Prosentase pencapaian On Time Performance (OTP) Transportasi Udara 2 Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah 1 Jumlah Rute keperintisan angkutan jalan Jumlah Lintas Pelayanan Angkutan Perintis dan Subsidi 2 Jumlah Lintas keperintisanAngkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) 3 Jumlah rute perintis Transportasi Laut 4 Jumlah rute pelayanan penerbangan perintis 5 Jumlah rit Angkutan Jalan perintis pada daerah tertinggal dan terisolir yang terlayani 6 Jumlah trip angkutan Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) perintis pada daerah tertinggal dan terisolir yang terlayani 7 Jumlah voyage perintis yang dilayani transportasi laut 8 Jumlah Frekuensi penerbangan perintis pada daerah tertinggal dan terisolir yang terlayani 9 Jumlah rute perintis Angkutan Jalan Transportasi Darat yang menjadi rute komersial 10 Jumlah rute perintis Angkutan Penyeberangan (ASDP) yang menjadi rute komersial 11 Jumlah Kota/daerah yang terhubungi oleh transportasi Laut 12 Jumlah Kota/daerah yang terhubungi oleh
  • 28. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 28 No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja transportasi udara 3 Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi 1 Jumlah kota yang menerapkan jenis angkutan umum massal Bus Rapid Transit (BRT) dalam rangka mengurangi kendaraan pribadi Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional 2 Jumlah penumpang angkutan penyeberangan yang terangkut pada 7 (tujuh) lintasan utama Total produksi angkutan penumpang 3 Jumlah penumpang Transportasi Laut yang terangkut Total produksi angkutan barang 4 Jumlah penumpang Angkutan udara domestik 5 Jumlah penumpang Angkutan Udara Internasional 6 Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis 7 Jumlah penumpang KA yang dilayani 8 Jumlah Kendaraan Roda 2 (dua) yang diangkut yang oleh Transportasi ASDP 9 Jumlah Muatan Angkutan Laut Dalam Negeri yang diangkut oleh Kapal Nasional 10 Jumlah Muatan Angkutan Laut Dalam Negeri yang diangkut oleh Kapal Nasional 11 Jumlah Muatan Angkutan Laut Dalam Negeri yang diangkut oleh Kapal Asing 12 Jumlah kargo yang diangkut Penerbangan Domestik 13 Jumlah kargo yang diangkut Penerbangan Internasional 14 Jumlah Angkutan Barang yang dilayani oleh Kereta Api 15 Persentase Pangsa Muatan Kapal Nasional untuk
  • 29. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 29 No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja Angkutan Laut Dalam Negeri 16 Persentase Pangsa Muatan Kapal Nasional untuk Angkutan Laut Luar Negeri 17 Prosentase peningkatan produktivitas angkutan laut nasional 4 Peningkatan Kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi Peningkatan Kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi 1 Nilai akuntabilitas kinerja berdasarkan hasil evaluasi KEMENPAN dan RB Nilai AKIP Kementerian Perhubungan 2 Jenis opini BPK Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan 3 Jumlah Rancangan Peraturan Pemerintah bidang transportasi Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN 4 Peraturan Menteri Perhubungan yang telah ditetapkan Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki sertifikat 5 Jumlah Petugas Penguji Kendaraan Bermotor Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan 6 Jumlah awak kapal patroli Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap tahun yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; 7 Jumlah tenaga marine inspector A Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan 8 Jumlah tenaga marine inspector B 9 Jumlah tenaga Kesyahbandaran Kelas A 10 Jumlah tenaga Kesyahbandaran Kelas B 11 Jumlah Inspektur Penerbangan
  • 30. Analisis Renstra dan LAKIP Kementerian Perhubungan 30 No Sasaran Strategis No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 Menurut RENSTRA Menurut LAKIP Indikator Kinerja Indikator Kinerja 12 Jumlah Personil Penerbangan yang memiliki lisensi 13 Jumlah Masinis 14 Jumlah asisten masinis 15 Jumlah PPKA 16 Jumalh juru penilik jalan 17 jumlah penjaga pintu perlintasan 5 Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim 1 Jumlah bandar udara yang memenuhi eco airport (AMDAL) Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional 2 Jumlah Converter kit yang digunakan pada Angkutan Umum Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional 3 Jumlah emisi gas buang (CO2) dengan kegiatan peremajaan armada Pesawat Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana transportasi 4 Jumlah penurunan emisi gas buang (CO2) Transportasi Laut Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan 6 Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraa n transportasi jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta