SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
1 
SALINAN 
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
PUBLIK INDONESIA 
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 60 TAHUN 2011 
TENTANG 
LARANGAN PUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN 
PADA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, 
Menimbang : a. bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya; 
b. bahwa pungutan membebani masyarakat sehingga dapat menghambat akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dasar; 
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama; 
Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) 
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4863);
2 
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4864); 
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157); 
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011; 
7. Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011; 
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG LARANGAN PUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. 
Pasal 1 
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 
1. Sekolah adalah satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama termasuk Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Pertama Terbuka. 
2. Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan pada sekolah yang berasal dari peserta didik atau orang tua/wali secara langsung maupun tidak langsung. 
3. Biaya pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan dan/atau diperlukan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
3 
4. Standar nasional pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
5. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan. 
Pasal 2 
(1) Biaya pendidikan pada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersumber dari: 
a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan/atau 
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah. 
(2) Biaya pendidikan pada sekolah pelaksana program wajib belajar menjadi tanggung jawab Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sampai terpenuhinya SNP. 
(3) Pemenuhan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui bantuan operasional sekolah. 
Pasal 3 
Sekolah pelaksana program wajib belajar dilarang memungut biaya investasi dan biaya operasi dari peserta didik, orang tua, atau walinya. 
Pasal 4 
(1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat tidak boleh melakukan pungutan: 
a. yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik; dan 
b. untuk kesejahteraan anggota komite sekolah atau lembaga representasi pemangku kepentingan sekolah. 
(2) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dilarang melakukan pungutan kepada peserta didik, orang tua, atau walinya yang tidak mampu secara ekonomis.
4 
Pasal 5 
(1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional tidak boleh memungut biaya operasi. 
(2) Dalam keadaan tertentu jika sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pungutan biaya operasi maka sekolah harus: 
a. memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua atau wali peserta didik; 
b. memperoleh persetujuan tertulis dari komite sekolah; 
c. memperoleh persetujuan tertulis dari kepala dinas pendidikan provinsi dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, sesuai kewenangan masing-masing; dan 
d. memenuhi persyaratan : 
1) perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada SNP; 
2) perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan sekolah; 
3) perolehan dana disimpan dalam rekening atas nama sekolah; 
4) perolehan dana dibukukan secara khusus oleh sekolah, terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara sekolah; dan 
5) penggunaan sesuai dengan perencanaan. 
Pasal 6 
(1) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 
(2) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk. 
Pasal 7 
Ketentuan lebih lanjut mengenai persetujuan pungutan biaya selain biaya operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan persetujuan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.
5 
Pasal 8 
Sekolah yang melakukan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 6, wajib menyampaikan laporan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana kepada: 
a. orang tua atau wali peserta didik, komite sekolah, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, dan kepala dinas pendidikan provinsi; 
b. bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah pertama terbuka serta sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional; 
c. gubernur atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar luar biasa dan sekolah menengah pertama luar biasa; dan 
d. Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang bertaraf internasional. 
Pasal 9 
(1) Sekolah yang melakukan pungutan yang tidak sesuai dengan Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 dan tidak melaporkan sesuai dengan Pasal 8 huruf a dan huruf c dikenai sanksi administratif: 
a. pembatalan pungutan; 
b. untuk kepala sekolah berupa: 
1) teguran tertulis; 
2) mutasi; atau 
3) sanksi administratif lain sesuai ketentuan kepegawaian bagi yang berstatus pegawai negeri sipil atau sesuai perjanjian kerja/kesepakatan kerja bersama bagi yang berstatus bukan pegawai negeri sipil. 
c. untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat berupa pencabutan ijin penyelenggaraan. 
(2) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama bertaraf internasional atau yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional yang melakukan pungutan tanpa persetujuan sesuai dengan Pasal 6 dan tidak melaporkan sesuai dengan Pasal 8 huruf b dan huruf d dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 
Pasal 10 
Menteri, gubernur, bupati, atau walikota memberi sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sesuai kewenangan masing-masing.
6 
Pasal 11 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
pada tanggal 30 Desember 2011 
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
REPUBLIK INDONESIA, 
TTD. 
MOHAMMAD NUH 
Diundangkan di Jakarta 
Pada tanggal 4 Januari 2012 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 
TTD. 
AMIR SYAMSUDIN 
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 19 
Salinan sesuai dengan aslinya. 
Biro Hukum dan Organisasi 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 
Kepala Biro Hukum dan Organisasi, 
TTD. 
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM. 
NIP196108281987031003

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Juknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-drafJuknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-drafMira Restu
 
Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Chusnul Labib
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Tri Widodo
 
Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014Budhi Emha
 
Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Najib Mabroeri
 

La actualidad más candente (9)

Juknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-drafJuknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-draf
 
Bos kabupaten 2011
Bos kabupaten 2011Bos kabupaten 2011
Bos kabupaten 2011
 
Juknis bos 2017
Juknis bos 2017Juknis bos 2017
Juknis bos 2017
 
Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023
 
JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016JUKNIS BOS 2016
JUKNIS BOS 2016
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014Petunjuk Teknis BOS 2014
Petunjuk Teknis BOS 2014
 
Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)Juknis bos 2014(1)
Juknis bos 2014(1)
 
Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016Juknis bos dikdas 2016
Juknis bos dikdas 2016
 

Destacado

UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTED
UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTEDUNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTED
UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTEDTammara Moore
 
Fotos septiembre rosas
Fotos septiembre rosasFotos septiembre rosas
Fotos septiembre rosasR
 
Cactus' take on Boulder Digital Works
Cactus' take on Boulder Digital WorksCactus' take on Boulder Digital Works
Cactus' take on Boulder Digital WorksCactus
 
6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaannmusdam farera
 
Business Improvement Strategies
Business Improvement StrategiesBusiness Improvement Strategies
Business Improvement StrategiesSteve_Grice
 
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiria
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiriaMinga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiria
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiriaR
 
Invitacion moto paseo
Invitacion moto paseoInvitacion moto paseo
Invitacion moto paseoR
 
Feria expoempresarios popayán
Feria expoempresarios popayánFeria expoempresarios popayán
Feria expoempresarios popayánR
 
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...Cactus
 
Bcrs Presentation V2.0
Bcrs Presentation V2.0Bcrs Presentation V2.0
Bcrs Presentation V2.0Steve_Grice
 
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERS
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERSRESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERS
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERSTammara Moore
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVING
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVINGDUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVING
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVINGTammara Moore
 

Destacado (15)

UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTED
UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTEDUNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTED
UNCONVENTIONAL COACHING FOR THE HIGHLY COMMITTED
 
Fotos septiembre rosas
Fotos septiembre rosasFotos septiembre rosas
Fotos septiembre rosas
 
Cactus' take on Boulder Digital Works
Cactus' take on Boulder Digital WorksCactus' take on Boulder Digital Works
Cactus' take on Boulder Digital Works
 
6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann
 
Business Improvement Strategies
Business Improvement StrategiesBusiness Improvement Strategies
Business Improvement Strategies
 
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiria
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiriaMinga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiria
Minga cgs municipio de morales recuperacion vivienda beneficiria
 
Invitacion moto paseo
Invitacion moto paseoInvitacion moto paseo
Invitacion moto paseo
 
Feria expoempresarios popayán
Feria expoempresarios popayánFeria expoempresarios popayán
Feria expoempresarios popayán
 
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...
Retail Brand Ambassadors: How To Foster Loyalty and Engagement Through Social...
 
Bcrs Presentation V2.0
Bcrs Presentation V2.0Bcrs Presentation V2.0
Bcrs Presentation V2.0
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERS
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERSRESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERS
RESULTS NOW FOR HEALTHCARE PROVIDERS AND PRACTICE OWNERS
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVING
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVINGDUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVING
DUSAN DJUKICH'S APOTHEGMS FOR POWERFUL LIVING
 
CSR Trends in Europe 2011
CSR Trends in Europe 2011CSR Trends in Europe 2011
CSR Trends in Europe 2011
 

Similar a Permendikbud 60 2011

Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfPergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfVeraRenita2
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Risou Kun
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Alam Harahap
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014 Juknis bos 2014
Juknis bos 2014 Ayu Astari
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalAulia Citra
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015riejha
 
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieJuknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieErmy Fitriadie
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Oka Jane R
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014jeeroloo
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Guss No
 
Permendikbud no 26 tahun 2017 bos
Permendikbud no 26 tahun 2017 bosPermendikbud no 26 tahun 2017 bos
Permendikbud no 26 tahun 2017 bosRisou Kun
 
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_reguler
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_regulerPermendikbud 8 2020_juknis_bos_reguler
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_regulerIyusRusmadi1
 
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru temanna #LABEDDU
 
Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Christian Atanila
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finaliwan coy
 

Similar a Permendikbud 60 2011 (20)

Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdfPergub No. 31 Tahun 2018.pdf
Pergub No. 31 Tahun 2018.pdf
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
 
Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017Draf juknis bos 2017
Draf juknis bos 2017
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
 
Juknis bos 2014
Juknis bos 2014 Juknis bos 2014
Juknis bos 2014
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
JUKNIS BOS 2015
JUKNIS BOS 2015JUKNIS BOS 2015
JUKNIS BOS 2015
 
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy FitriadieJuknis bos 2015 Ermy Fitriadie
Juknis bos 2015 Ermy Fitriadie
 
Juknis bos 2015
Juknis bos 2015Juknis bos 2015
Juknis bos 2015
 
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
Petunjuk Teknis Dana BOS Tahun 2014
 
Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014Juknis BOS Tahun 2014
Juknis BOS Tahun 2014
 
Permendikbud no 26 tahun 2017 bos
Permendikbud no 26 tahun 2017 bosPermendikbud no 26 tahun 2017 bos
Permendikbud no 26 tahun 2017 bos
 
Salinan permen 8 tahun 2020
Salinan permen 8 tahun 2020Salinan permen 8 tahun 2020
Salinan permen 8 tahun 2020
 
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_reguler
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_regulerPermendikbud 8 2020_juknis_bos_reguler
Permendikbud 8 2020_juknis_bos_reguler
 
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
Permendikbud no 44 tahun 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru
 
Juknis bos smk 2016
Juknis bos  smk 2016Juknis bos  smk 2016
Juknis bos smk 2016
 
Juknis bos smk 2016
Juknis bos  smk 2016Juknis bos  smk 2016
Juknis bos smk 2016
 
Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016
 
Juknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf finalJuknis bos 2013.pdf final
Juknis bos 2013.pdf final
 

Más de musdam farera

Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisimusdam farera
 
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 20151. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015musdam farera
 
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolahmusdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014musdam farera
 

Más de musdam farera (8)

3 instrumen-ppk1
3 instrumen-ppk13 instrumen-ppk1
3 instrumen-ppk1
 
Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisi
 
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 20151. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
 
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
 
Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014
 

Permendikbud 60 2011

  • 1. 1 SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN PUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya; b. bahwa pungutan membebani masyarakat sehingga dapat menghambat akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dasar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama; Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4863);
  • 2. 2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4864); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011; 7. Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG LARANGAN PUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sekolah adalah satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama termasuk Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Pertama Terbuka. 2. Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan pada sekolah yang berasal dari peserta didik atau orang tua/wali secara langsung maupun tidak langsung. 3. Biaya pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan dan/atau diperlukan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
  • 3. 3 4. Standar nasional pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Pasal 2 (1) Biaya pendidikan pada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan/atau b. anggaran pendapatan dan belanja daerah. (2) Biaya pendidikan pada sekolah pelaksana program wajib belajar menjadi tanggung jawab Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sampai terpenuhinya SNP. (3) Pemenuhan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui bantuan operasional sekolah. Pasal 3 Sekolah pelaksana program wajib belajar dilarang memungut biaya investasi dan biaya operasi dari peserta didik, orang tua, atau walinya. Pasal 4 (1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat tidak boleh melakukan pungutan: a. yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik; dan b. untuk kesejahteraan anggota komite sekolah atau lembaga representasi pemangku kepentingan sekolah. (2) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dilarang melakukan pungutan kepada peserta didik, orang tua, atau walinya yang tidak mampu secara ekonomis.
  • 4. 4 Pasal 5 (1) Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional tidak boleh memungut biaya operasi. (2) Dalam keadaan tertentu jika sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pungutan biaya operasi maka sekolah harus: a. memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua atau wali peserta didik; b. memperoleh persetujuan tertulis dari komite sekolah; c. memperoleh persetujuan tertulis dari kepala dinas pendidikan provinsi dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, sesuai kewenangan masing-masing; dan d. memenuhi persyaratan : 1) perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada SNP; 2) perencanaan investasi dan/atau operasi diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan sekolah; 3) perolehan dana disimpan dalam rekening atas nama sekolah; 4) perolehan dana dibukukan secara khusus oleh sekolah, terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara sekolah; dan 5) penggunaan sesuai dengan perencanaan. Pasal 6 (1) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. (2) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai persetujuan pungutan biaya selain biaya operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan persetujuan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.
  • 5. 5 Pasal 8 Sekolah yang melakukan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 6, wajib menyampaikan laporan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana kepada: a. orang tua atau wali peserta didik, komite sekolah, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, dan kepala dinas pendidikan provinsi; b. bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah pertama terbuka serta sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional; c. gubernur atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar luar biasa dan sekolah menengah pertama luar biasa; dan d. Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang bertaraf internasional. Pasal 9 (1) Sekolah yang melakukan pungutan yang tidak sesuai dengan Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 dan tidak melaporkan sesuai dengan Pasal 8 huruf a dan huruf c dikenai sanksi administratif: a. pembatalan pungutan; b. untuk kepala sekolah berupa: 1) teguran tertulis; 2) mutasi; atau 3) sanksi administratif lain sesuai ketentuan kepegawaian bagi yang berstatus pegawai negeri sipil atau sesuai perjanjian kerja/kesepakatan kerja bersama bagi yang berstatus bukan pegawai negeri sipil. c. untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat berupa pencabutan ijin penyelenggaraan. (2) Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama bertaraf internasional atau yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional yang melakukan pungutan tanpa persetujuan sesuai dengan Pasal 6 dan tidak melaporkan sesuai dengan Pasal 8 huruf b dan huruf d dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 10 Menteri, gubernur, bupati, atau walikota memberi sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sesuai kewenangan masing-masing.
  • 6. 6 Pasal 11 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2011 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 4 Januari 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 19 Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Biro Hukum dan Organisasi, TTD. Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM. NIP196108281987031003