Salah satu masalah yang sangat sulit dipecahkan dalam pembangunan di DKI Jakarta adalah masalah sosial.
Sehubungan ini, maka pembangunan sosial adalah sangat penting dan menentukan sukses tidaknya pembangunan kamoung deret yang menjadi program unggulan Gubernur Jokowi dalam rangka pembangunan Jakarta Baru
3. 1. Latar Belakang
Salah satu persoalan yang dihadapi sebagian masyarakat DKI
Jakarta khususnya di RW O8 Kelurahan Kampung Rawa,
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat ialah kawasan tempat
tinggal mereka sangat padat dan kumuh (padkumis).
Selain itu, mereka tinggal di bantaran kali Sentiong yang
acapkali kalau hujan lebat, kali meluap dan membanjiri
rumah-rumah warga . Disamping itu, rumah tempat tinggal
mereka sangat sempit, yang luasnya rata-rata 3X3 meter,
sudah termasuk tempat memasak, tempat makan, tempat
berbagai peralatan dapur, TV, kulkas, tempat tidur, dan
sebagainya menyebabkan tidak bisa menampung seluruh
keluarga untuk tidur bareng pada malam hari, sehingga
harus tidur bergantian.
Dampak negatifnya sangat banyak seperti tingkat
pendidikan warga kurang memadai, lingkungan hidup,
kesehatan, pengangguran dan kemiskinan.
4. Akan tetapi tidak mudah menata ulang lahan dan
membangun kawasan seperti itu. Pertama, pemilik rumah
dibantaran kali atau dikawasan RW 08 Kampung Rawa
tidak setuju adanya pembangunan kampung deret karena
memiliki rumah atau kamar kos, sehingga mati-matian
menolak pembangunan kampung deret dalam rangka
melindungi kepentingannya. Kedua, pemilik rumah dan
tanah yang bersertifikat sudah merasa nyaman. Apalagi
mereka memiliki bisnis sebagai sumber penghidupan,
sehingga takut kalau dibangun kampung deret akan
kehilangan penghasilan. Ketiga, aparat pemerintah belum
ada kesamaan pandang tentang kampung deret sehingga
tidak bisa menjelaskan dan meyakinkan warga , manfaat
dan keuntungan kampung deret bagi masyarakat dan kota
DKI Jakarta.
6. Pada hal dilihat dari aspek sosial, konstitusi dan
bahkan agama yang dianut masyarakat, selayaknya
tidak boleh membiarkan adanya kawasan semacam
itu, karena bertentangan dengan tujuan Indonesia
merdeka yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum
dan melanggar UUD 1945 pasal 28H (1) Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Selain itu, pasal 34 UUD 1945 ayat (1) Fakir miskin
dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara.
7. Untuk memecahkan hambatan yang dihadapi di masyarakat.
Pertama, perlu pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan
langsung bertemu secara face to face dengan warga. Kedua,
berdialog langsung dengan masyarakat untuk menampung
aspirasi mereka. Ketiga, menjelaskan konsep pembangunan
kampung deret yang digagas Gubernur Joko Widodo dan Wakil
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebagai solusi untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat dengan
melakukan penataan ulang lahan dan kawasan yang ditempati
masyarakat dengan membangun kampung mereka tanpa
menggusur dan rangka pemberdayaan dan memajukan
masyarakat yang mendiami kawasan yang mau ditata dan
dibangun.
Pembangunan kampung deret merupakan istilah lain dari
pembangunan yang menggunakan konsep land readjustment (LR)
yang sudah dilakukan dibeberapa kota besar di dunia yaitu satu
metode pengembangan lahan untuk mengembangkan atau
meningkatkan infrastruktur perkotaan dan juga meningkatkan
kegunaan nilai tanah sehingga LR bukanlah pembebasan lahan,
tetapi jenis metode konsolidasi tanah yang disebut "tanah
replotting".
9. 2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini antara
lain:
2.1. Mengusulkan perlunya pembangunan sosial pada
pra pembangunan kampung deret untuk membina
masyarakat di kawasan RW 08 Kelurahan Kampung
Rawa, Johar Baru, dan sekitarnya supaya berpartisipasi
dan menyukseskan pembangunan kampung deret
dalam rangka mewujudkan Jakarta Baru.
2.2. Melakukan sosialisasi dan kampanye tentang
manfaat dan keuntungan pembangunan kampung
deret sebagai solusi untuk keluar dari kampung kumuh,
padat dan banjir.
10. 2.3. Melakukan inventarisasi warga dan status
kepemilikan tanah warga yang ditempati .
2.4. Memediasi perundingan dengan masyarakat
tentang pelaksanaan pembangunan kampung deret.
2.5. Menyiapkan masyarakat dalam rangka
transformasi kultural dan struktural dari kebiasaan
tinggal di kampung padat dan kumuh, kurang terbiasa
hidup disiplin, tertib, teratur, bersih dan sebagainya,
kepada kehidupan baru yang disiplin, tertib, teratur,
bersih, penuh toleransi dan kebersamaan.
2.6. Melakukan pembangunan sosial pasca
pembangunan kampung deret dalam rangka
transformasi kultural dan struktural melalui
pembangunan manajemen sosial .
2.7. Untuk mendorong percepatan pembangunan
kampung deret di RW O8 Kelurahan Kampung Rawa
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat dan DKI Jakarta.
11. 3. Pembangunan Sosial
Dalam rangka menyukseskan program pembangunan kampung
deret yang dimulai dengan Land readjustment (penyesuaian tanah)
dan penataan tanah, pada pra pembangunan kampung deret,
diperlukan pembangunan sosial berupa sosialisasi, dan kampanye
tentang manfaat program tersebut. Disamping itu, penyadaran
pentingnya partisipasi masyarakat dalam menyukseskan
pembangunan kampung deret. Disamping itu, pasca pembangunan
kampung deret diperlukan pembangunan sosial yang berkelanjutan
dalam proses transformasi kultural dari cara berpikir, (mindset),
perilaku, adat kebiasaan, dan sebagainya menuju cara berpikir yang
lebih maju, berprilaku tertib, damai, toleran, dan penuh
kebersamaan. Disamping itu, terus dilakukan pemberdayaan sosial
dengan mewujudkan Pusdiklat Ketrampilan masyarakat, pembinaan
sarana ibadah, kesehatan, sarana ekonomi (tempat berdagang) dan
sebagainya
12.
13. 4. Pembangunan yang Terintegrasi
Kampung deret merupakan satu konsep
pembangunan yang terintegrasi meliputi:
- Pembinaan dan pembangunan masyarakat
- Penataan ulang lahan (land readjustment)
- Pembangunan rumah susun deret ke atas
- Pembangunan rumah susun deret ke samping
- Pembangunan sarana ekonomi (tempat
berdagang), pembangunan sarana ibadah,
Puskesmas, taman, jalan dan sarana diklat
pemberdayaan
14. 6. Tahapan Pelaksanaan
Pembangunan kampung deret dengan studi kasus
RW 08 Kelurahan Kampung Rawa Kecamatan Johar
Baru Jakarta Pusat, di mulai dengan tahapan:
3.1. Melakukan studi awal dan melihat langsung
kondisi lapangan untuk memastikan lokasi yang
tepat untuk diusulkan dalam proposal sebagai
kawasan yang patut ditata ulang untuk
pembangunan kampung deret.
3.2. Melakukan Komunikasi dan sosialisasi kepada
masyarakat yg berada di kawasan yang akan ditata
ulang dalam rangka kondisioning pembangunan
kampung deret.
15. 3.3. Melakukan kampanye ke masyarakat di kawasan yang
terkena penataan ulang lahan dan disekitarnya dalam rangka
pembangunan sosial.
3.4. Melaksanakan inventarisasi warga yang menempati
lahan dan status tanah yang ditempati.
3.5. Melakukan survei tempat dan berkomunikasi dengan
warga untuk mengusulkan lokasi penampungan warga
sementara selama proses pembangunan kampung deret.
3.6. Menjadi fasilitator dan mediator dalam perundingan
dengan warga untuk mencapai kesepakatan dengan
pemerintah DKI tentang bentuk penyelesaian tanah hak milik
yang ditempati sehingga terwujud "win-win solution" dalam
pelaksanaan program penataan lahan dan pembangunan
kampung deret.
3.7. Melakukan perencanaan sosial dan pembangunan
sosial pra, masa pembangunan dan masa penempatan rumah
serta pasca pembangunan kampung deret.
16. 5. Transformasi Sosial, Kultural dan Struktural
Pembangunan kampung deret yang mengadopsi
konsep Land Re adjustment, akan berhasil dengan baik,
jika dilakukan perencanaan sosial dan pembangunan
sosial pra pembangunan kampung deret, masa
penempatan rumah deret dan pasca penempatan
kampung deret.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan berdasarkan
konsep land re adjustment, suka tidak suka dan mau
tidak mau harus disertai dengan perencanaan sosial
dan pembangunan sosial, sebab melibatkan secara
langsung berbagai macam ragam manusia yang
berbeda latar belakang suku, budaya, asal usul, agama,
kepercayaan dan daerah.
Perencanaan sosial untuk mewujudkan transformasi
sosial, kultural dan struktural sangat diperlukan.
17. Transformasi struktural paling tidak meliputi
perubahan:
- Struktur kepemilikan tanah,
- Hak-hak memiliki rusun deret ke atas dan
kesamping, seperti pemilik tanah yang memiliki
sertifikat dan hak-hak yang diakui oleh negara, dan
warga yang sudah puluhan tahun menempati lokasi
tersebut.
Untuk menjamin terwujudnya transformasi struktural
secara damai dan adil, maka diperlukan adanya
manajemen lingkungan pasca pembangunan dan
penempatan rumah susun deret yang dikelola secara
baik, terbuka dan transparan.
Masalah perencanaan sosial dalam rangka transformasi
kultural dan struktural akan disusun proposal tersendiri
berikut pembiayaannya.
18. 6. Sarana dan Prasarana
Masalah lain yang penting disediakan untuk menunjang
terwujudnya tujuan daripada pembangunan sosial ialah
pembangunan berbagai sarana dan prasarana seperti:
5.1. Sarana transportasi umum yang melintasi kampung
deret untuk memudahkan warga yang menghuni kawasan
itu melakukan mobilitas sosial dan ekonomi.
5.2. Sarana ekonomi, tempat berdagang dan melakukan
transaksi ekonomi bagi warga penghuni kampung deret.
5.3. Sarana Ibadah seperti masjid karena mayoritas warga
adalah Muslim.
5.4. Sarana rekreasi dan olah raga.
5.5. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
5.5. Sarana diklat ketrampilan warga.
5.6. Taman-taman.
19. 7. Pengelolaan dan Status
Kepemilikan
Kampung deret yang akan dibangun sebaiknya:
1. Dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta melalui satu
badan resmi, jangan diserahkan kepada warga.
2. Rumah deret ke atas (Rusun) atau ke samping
yang dibangun Pemprov DKI Jakarta diberikan gratis
kepada warga dengan sertifikat kepemilikan bagi
mereka yang memiliki bukti kepemilikan tanah
(sertifikat) dan mereka yang menempati lahan
dibantaran kali Sentiong.
3. Rumah deret tidak boleh dperjualbelikan atau
dialihkan kepada pihak lain.
20. 8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan ialah:
Februari 2013, melakukan studi awal dan turun ke lapangan dalam
rangka penyusunan proposal dan pengajuan proposal kepada
pemerintah DKI Jakarta
Maret- 2013, presentasi proposal ke Pemprov DKI Jakarta,
melakukan komunikasi, sosialisasi tentang program pembangunan
kampung deret (Land Re adjustment) di RW O8 Kelurahan Johar
Baru, Jakarta Pusat serta inventarisasi warga yang terkena proyek
Land Re adjustment, luas tanah dan status tanah yang ditempati
April- Mei 2013, melakukan mediasi dan perundingan dengan warga
Juni-Juli 2013, survei lokasi tempat penampungan sementara warga,
dan pembangunan lokasi penampungan, jika diperlukan.
Agustus 2013, pemindahan warga ke lokasi penampungan
sementara dan pembuatan gambar kampung deret.
September-Oktober-November-Desember 2013, pembangunan
kampung deret.
21. 9. Lokasi dan alasan pemilihan lokasi
Pembangunan Kampung Deret diusulkan di RW 08 Kelurahan
Kampung Rawa, Jakarta Pusat. yang terdiri dari 10 Rukun
Tetangga (RT)
Alasan pemilihan lokasi ini antara lain:
9.1. Kawasan ini sebagian besar terletak di pinggir kali Sentiong,
yang setiap banjir besar selalu menggenangi rumah-rumah warga.
9.2. Kawasan ini termasuk salah satu dari 12 RW di Kecamatan
Johar Baru Jakarta Pusat yang tergolong padat, kumuh dan miskin.
9.3. Kepemilikan tanah bagi warga yang menetap dibantaran kali
Sentiong tidak ada, sehingga lebih mudah dirundingkan untuk
penataan lahan dan pembangunan kampung deret.
9.4. Warga RW 08 Kelurahan Kampung Rawa, Jakarta Pusat,
termasuk pengurus RWnya pada umumnya tidur bergantian,
sehingga sangat mendesak pembangunan deret di kawasan itu.
9.5. Warga RW 08 Kelurahan kampung Rawa, sudah ditemui dan
dijelaskan kepada mereka, pada umumnya setuju dan mendukung
pembangunan kampung deret.
22. 10. Tantangan dalam Pelaksanaan
Pembangunan kampung deret atau program Land Re adjustment
tidaklah mudah karena konsep ini belum banyak dipahami.
Pemilik tanah dan rumah yang memiliki bisnis kos-kosan, dan
usaha akan menolak. Para pejabat ditingkat bawah dan
masyarakat pada umumnya belum paham, sehingga dalam pikiran
mereka bahwa proyek ini akan menggusur mereka.
Maka, mereka yang mendiami kawasan tempat pembangunan
kampung deret, seperti biasanya menuntut ganti rugi yang besar,
sehingga akan alot dalam perundingan terutama dengan mereka
yang telah memiliki sertifikat tanah.
Walaupun begitu, dengan komunikasi, sosialisasi, kampanye, dan
penjelasan tentang manfaat dari Land Re adjustment (LR) serta
besarnya dukungan warga yang tinggal dibantaran kali Sentiong,
segala tantangan yang dihadapi diharapkan dapat diatasi dengan
sebaik-baiknya melalui dialog dan perundingan.
23. 11. Penutup
Demikianlah presentasi ini disampaikan sebagai
bahan diskusi untuk disempurnakan dalam upaya
menyukseskan program pembangunan kampung
deret di RW 08 Kampung Rawa Johar baru pada
khususnya dan DKI Jakarta pada umumnya, sebagai
upaya yang serius untuk menyukseskan
pembangunan JAKARTA BARU dan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
* Tulisan ini telah dipresentasikan dihadapan pimpinan Dinas
Perumahan dan Perencanaan Teknis DKI Jakarta, pada 21 Maret
2013, Jakarta