Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Teori belajar konstruktivisme dan
1.
2. OLEH:
KELOMPOK 2
Adiani Rahmawati 1401409123
Ihsaniyah Fitrian 1401409187
Yuan Fajar P 1401409350
Luci Tri Wijayanti 1401409397
Rombel 04
3. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Pendekatan konstruktivisme dalam proses
pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa tiap
individu memiliki kemampuan untuk
mengkonstruksi kembali pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran
konstruktivisme merupakan satu teknik
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan
menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam
diri mereka masing-masing. Peserta didik akan
mengaitkan materi pembelajaran baru dengan
materi pembelajaran lama yang telah ada.
4. Terdapat kekhususan pandangan tentang belajar
dalam teori belajar konstruktivisme apabila
dibandingkan dengan teori belajar behaviorisme dan
kognitivisme. Teori belajar behaviorisme lebih
memperhatikan tingkah laku yang teramati, dan teori
belajar kognitivisme lebih memperhatikan tingkah laku
dalam memproses informasi atau pengetahuan yang
sedang dipelajari peserta didik tanpa
mempertimbangkan pengetahuan atau informasi yang
telah dikuasai sebelumnya. Sedangkan teori belajar
konstruktivisme berangkat dari asumsi bahwa peserta
didik memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuan yang baru berdasarkan pengatahuan
yang telah dikuasainya sebelumnya.
5. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengertahuan
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru
ke pikiran peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik
harus aktif secara mental membangun struktur
pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif
yang dimilikinya.
6. 1. Peran aktif peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara
bermakna.
2. Pentingya membuat kaitan antara gagasan
dalam pengkonstruksian secara bermakna.
3. Mengaitkan antara gagasan dengan
informasi baru yang diterima.
7. 1. Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara
pasif, tetapi secara aktif oleh struktur
kognitif peserta didik.
2. Fungsi kognisi bersifat adaptif dan
membantu pengorganisasian melalui
pengalaman nyata yang dimiliki anak.
8. Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar
konstruktivisme, Tytler (1996:20) mengajukan beberapa
saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran,
sebagai berikut:
(1) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri,
(2) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
kreatif dan imajinatif,
(3) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mencoba gagasan baru,
(4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan
gagasan yang telah dimiliki peserta didik
(5) mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka, dan
(6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
9. Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang mengacu pada teori belajar
konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan
peserta didik dalam mengorganisasikan pengalaman
mereka. Bukan kepatuhan peserta didik dalam refleksi
atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh
guru. Dengan kata lain, peserta didik lebih didorong
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka
melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi.
10. TEORI BELAJAR HUMANISME
Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan
pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus
pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan
interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati
keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau
kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi
sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya
dengan keberhasilan akademik. Dalam teori belajar
humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
11. Tujuan utama para pendidik adalah
membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam diri mereka
12. Rogers menyebut teorinya bersifat humanis
dan menolak pesimisme suram dan putus asa
dalam psikoanalisis serta menentang teori
behaviorisme yang memandang manusia
seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih
penuh harapan dan optimis tentang manusia
karena manusia mempunyai potensi-potensi
yang sehat untuk maju.
13. Combs memberikan lukisan persepsi diri dan
dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar
dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.
Lingkaran kecil adalah gambaran dari persepsi
diri dan lingkungan besar adalah persepsi
dunia.
14. Slavin (1994:70-110) mengelompokkan
tahapan perkembangan anak, yaitu:
(1) tahapan early childhood,
(2) tahapan middle childhood,
(3) tahapan adolencences.
Dengan dimensi utama perkembangan mencakup:
a) dimensi kognitif,
b) dimensi fisik,
c) dimensi sosioemosi.