2. Senyawa kompleks
satu atom pusat(central metal
cation)berupa logam transisi ataupun
logam pada golongan utama, yang
mengikat anion atau molekul netral
yang disebut ligan (ligands).
3. [Fe(CN)6]3-
Atom/ion pusat ligan Muatan ion kompleks
Bilangan koordinasi
• Muatan atom/ion pusat = bilangan oksidasi atom/ion pusat
• Jumlah ligan = bilangan koordinasi
• Muatan ion kompleks = muatan ion pusat + muatan ligan
4. Tentukan bilangan oksidasi atom logam pusat yang ter-koordinasi dalam
senyawa berikut:
a. K[Co(CN)4(NH3)2]
b. Na[Co(OH)3(H2O)3]
c. [Co(CN)3]2-
d. [Cu(H2O)4]2+
e. [Cu(CN)3]2-
CONTOH
5.
6. METAL ION CHELATION
• Ligan polidentat dapat membentuk
senyawa kelat (chelate compound)
• Chelate: multiple donor atoms from a
single ligand coordinating a metal ion
10. Pure Atomic
Orbitals of
the Central
Atom
Hybridization
of the
Central Atom
Number of
Hybrid
Orbitals
Shape of Hybrid
Orbitals
(Geometry
Arrangement)
s,p sp 2 Linear
s, p, p sp2 3 Trigonal Planar
s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral
s, p, p, p, d sp3d 5 Trigonal
Bipyramidal
s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Octahedral
18. Struktur inner orbital kompleks ion =
[Co(NH3)6]3+, [Mn(CN)6], [Cr(NH3)6]3+,
[Cr(CN)6]3-
Struktur aouter orbital komplek ion =
[Fe(NH3)6]2+, [Ni(NH3)6]2+, [Cu(NH3)6]+,
[Cr(H2O)6]2+.
25. Pada pendekatan termodinamika, maka
kita membicarakan mengenai keadaan
awal dan akhir dari sistem tersebut. Pada
tinjauan termodinamika ini, suatu
senyawa kimia dapat dikatakan stabil
atau tidak stabil.
26. Selain stabilitas senyawa, beberapa
besaran yang dibahas dalam pendekatan
termodinamika adalah konstanta
kesetimbangan, energi ikatan, potensial
reduksi, dan besaran lain yang
mempengaruhi harga konstanta
kesetimbangan.
27. Selain stabilitas senyawa, beberapa
besaran yang dibahas dalam pendekatan
termodinamika adalah konstanta
kesetimbangan, energi ikatan, potensial
reduksi, dan besaran lain yang
mempengaruhi harga konstanta
kesetimbangan.
28. Kompleks yang stabil memiliki kemampuan
yang besar untuk tetap mempertahankan
keberadaan/identitasnya dalam suatu larutan,
sementara kompleks yang tidak stabil akan
terurai dengan mudah dalam larutan.
29. Pendekatan kinetika lebih menitikberatkan
pada mekanisme yang terjadi dalam reaksi dan
kecepatan berlangsungnya reaksi.
Selain itu, pendekatan kinetika juga membahas
energi aktivasi dalam reaksi, pembentukan
kompleks intermediate, konstanta laju reaksi
dan besaran-besaran yang mempengaruhinya.
30. Dalam pandangan secara kinetika, maka suatu
senyawa dapat dikatakan sebagai suatu senyawa yang
labil, atau senyawa inert.
Kompleks yang labil mengalami pertukaran ligan
dengan cepat.
Sebaliknya pada kompleks inert, pertukaran ligan
berlangsung dengan sangat lambat atau bahkan tidak
berlangsung sama sekali.
31. KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI DARI
SENYAWA KOMPLEKS
Senyawa
kompleks
Katalisator
Pada reaksi olefin denga CO dan H2 dengan menggunakan
katalis Co, dimana Co membentuk hasil antara berupa senyawa
kompleks HCo(CO)4.
CH2CHCH2 + CO + H2 CH3Ch2CH2COH
32. 1. Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi dari tiap pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu.
A A’
Rate = k . CA
k : tetapan kecepatan reaksi
Bila reaksi berjalan cepat
maka k berharga besar,
tetapi bila reaksi berjalan
labat maka harga k kecil.
33. Suatu reaksi dapat dipercepat dengan adanya
kenaikan temperatur atau penambahan katalisator.
Kenaikan temperatur mempercepat gerakan molekul
– molekul, jadi menaikan energi kinetis molekul –
molekul, hingga lebih banyak molekul – molekul yang
memiliki energi lebih besar dari energi aktivasi.
Adanya katalisator dapat embentuk komplek aktif
yang lain dengan energi aktivasi lebih rendah,
hingga reaksi dapat cepat.
34. Ea1 : Energi aktivasi tanpa katalis
Ea2 : Energi aktivasi dengan menggunaka katalis
∆H : perubahan panas
35. Suatu kompleks disebut labil bila ligandnya dapat
digantikan dengan ligan lain secara cepat, dan disebut inert
bila penggantian ini berjalan secara lambat.
2. Kompleks inert dan labil
Walaupun biasanya kompleks yang stabil bersifat inert dan
kompleks yang tidak stabil bersifat labil, namun sebenarnya
antara keduanya tidak ada hubungannya. Ini disebabkan
karena labilitas merupakan sifat kinetik sedang stabilitas
adalah sifat termodinamik.
36. Contoh :
[Ni(CN)4]
2- merupakan kompleks stabil (termodinamika), tetapi zat ini labil
(kinetika) karena dengan cepat dapat diubah menjadi kompleks lain, jadi
[Ni(CN)4]2- stabil tapi labil :
[Ni(OH)2)6]2- + 4CN- [Ni(CN)4]2- + 6H2O
stabil
[Ni(CN)4]2- + 4C14N- [Ni(C14N)]2- + 4CN-
cepat
37. a. Reaksi Substitusi Ligan
- proses dissociative
- proses displacement
b. Reaksi Redoks
3. Mekanisme Reaksi Senyaa Kompleks
38. REAKSI SUBSTITUSI LIGAN
Senyawa Kompleks Bilangan Koordinasi
enam
Reaksi
[M-X5Y] + Z [M-X5Z] + Y
Ket :
Y = Gugus tersingkir (leaving group)
Z = Gugus penyingkir (entering group)
39. Reaksi substitusi adalah reaksi di mana 1
arau lebih ligan dalam suatu kompleks
digantikan oleh ligan lain.
Karena ligan memiliki pasangan elektron
bebas sehingga bersifat nukleofilik
(menyukai inti atom), maka reaksi tersebut
juga dikenal sebagai reaksi substitusi
nukeofilik (SN).