SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 184
Descargar para leer sin conexión
HIKAYAT
MENTERI
SUSI
DITANGKAPNYA TRIOMACAN2000
BBM
PASTI
NAIK
EDISI 153 | 3 - 9 NOVEMBER 2014
HIKAYAT
MENTERI
SUSI
DITANGKAPNYA TRIOMACAN2000
BBM
PASTI
NAIK
EDISI 153 | 3 - 9 NOVEMBER 2014
DAFTAR ISI
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo
Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M
Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar
Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifa’i,
Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product
Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus,
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim,
Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
DirekturUtama:BudionoDarsono Direktur:NurWahyuniSulistiowati,HeruTjatur,WarnedyKritikdanSaran:
appsupport@detik.com AlamatRedaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email:redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
EDISI 153 3 - 9 NOVEMBER 2014
SAINS
@majalah_detik majalah detik
n BURUK KOALISI DPR DIBELAH
n FITNAHLAH DAKU KAU DITANGKAP
n JOKOWI,BERHENTILAH‘BERPUISI’
n RAHASIASUKSESSAMSUNG
n KISAHPENGHUBUNGMEGA-SBY
n MELONGOK BISNIS ALA ANAK PRESIDEN
n MODAL RP 8 JUTA, OMZET RP 300 JUTA
n MENGIKUTI GEJOLAK POLITIKA
n MEMASANG HARAPAN BARU
n TINGGAL MENGHITUNG HARI
n AMERIKA PULANG, TALIBAN DATANG
n ANJING DISAYANG, ULAMA MERADANG
INTERNASIONAL
KRIMINAL
HUKUM
KOLOM
BUKU
KATALOG
KESEHATAN
MUSIK
SENI HIBURAN / FILM
BISNIS
EKONOMI
n WISATA KE ZAMAN BATU
n SERBA-BESAR KARI JEPANG
n ‘LEGIUN ASING’ ANTI-ISIS
LENSA
n CLARALEE|BASUKIHADIMULJONO|CHRISTIAN
NASIONAL
n TERPENTAL DI MENIT AKHIR
n FILM PEKAN INI
n AGENDA
n TANCAP GAS PARA MENTERI
Cover:
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah
n ALIEN, ADA ATAU TIADA
n ‘PIL BIRU’ MUJARAB, TAPI MENGERIKAN
n	THE JACKSONS SELALU MUDA
n MBAK BERBAJU LUSUH ITU TERNYATA...
n BUKAN DREAM TEAM
n	DIAYUN MELODRAMA NICHOLAS SPARKS
FOKUS
TELEPON
MEGA
SEBELUM
KE ISTANA
SUSISEMPATRAGUMENERIMA
TAWARANJOKOWIJADIMENTERI.
IAGALAUKALAU-KALAUTINGKAH
LAKUNYAYANGNYENTRIKJUSTRU
MEMBAWADAMPAKNEGATIFBAGI
KABINETJOKOWI.
Sehari setelah dilantik sebagai menteri, Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla langsung tancap gas. Dari seremoni serah-terima
jabatan hingga inspeksi mendakak alias sidak ke sidak.
LENSA
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
TANCAP GAS
PARA MENTERI
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) saat serah-terima jabatan
dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung di Jakarta, Senin (27/10). Menteri Keuangan menargetkan pendapatan pajak yang lebih
tinggi. (Rengga Sencaya/DETIKCOM)
LENSA
MenteriPerhubunganIgnasiusJonan(kiri)menyalamipegawaiKementerianPerhubungan,Senin(27/10). Sebelumnya,Ignasiusmerupakan
Direktur Utama PT Kereta Api dan dinilai sukses sehingga ditarik menjadi menteri oleh Presiden Jokowi. (Hasan Alhabshy/DETIKCOM)
LENSA
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyapa para atlet di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Kamis (30/10). (Rengga
Sencaya/DETIKCOM)
LENSALENSA
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly bersama pendahulunya, Amir Syamsuddin (kiri), pada acara pisah-sambut di
kantor Kementerian Hukum, Jakarta, Senin (27/10). (Grandyos Zefna/DETIKCOM)
LENSA
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy dalam rapat bersama para menteri di bawah koordinasinya di Jakarta, Kamis (30/10).
(Agung Pambudhy/DETIKCOM)
LENSA
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (mengacungkan jempol) diapit para pejabat Kementerian Energi di Jakarta, Senin (27/10).
(Rachman Heryanto/DETIKCOM)
LENSA
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
MEREKA SEMPAT MASUK DAFTAR CALON MENTERI, TAPI TAK DIPILIH
JOKOWI. ADA YANG DIMINTA MEGAWATI MENJALANKAN TUGAS LAIN.
DIMENITAKHIR
TERPENTAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
K
ANTOR Dewan Pimpinan Pusat
Partai Kebangkitan Bangsa di
Jalan Raden Saleh, Jakarta Pu-
sat, Minggu petang, 26 Oktober
lalu, mendadak ramai. Para pengurus har-
ian partai serta anggota Dewan Perwaki-
lan Rakyat dari PKB hadir di sana. Mereka
menanti kedatangan para menteri baru
dari PKB, yang Ahad sore itu namanya
diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di
halaman Istana Merdeka.
Selewat magrib, tiga orang yang ditung-
gu datang. Mereka adalah Muhammad
Hanif Dhakiri, yang ditunjuk sebagai Men-
teri Tenaga Kerja; Menteri Pemuda dan
Olahraga, Imam Nahrawi; serta Menteri
Desa dan Pembangunan Daerah Terting-
gal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Hadir
pula Muhammad Nasir, yang terpilih seba-
gai Menteri Riset Teknologi dan Pendidi-
kan Tinggi, yang kabarnya juga usulan PKB.
Kedatangan empat menteri baru itu
membuat suasana markas partai pen-
dukung Jokowi-Jusuf Kalla tersebut semak-
Menteri Kabinet Kerja dari
PKB (searah jarum jam):
Imam Nahrawi, Marwan Jafar,
Hanif Dhakiri, dan M. Nasir
DOK DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
in riuh. Mereka yang hadir memberi ucapan
selamat. Sejumlah pengurus mencandai Hanif,
yang mengenakan kemeja putih kedodoran
untuk menutupi tubuh kurus­nya. Tawa pun
pecah.
Meski pertemuan yang diinisiasi para pen-
gurus partai itu diwarnai gelak tawa, ada yang
ganjil. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar
tak tampak. Padahal pria yang akrab disapa
Cak Imin itu biasanya menyempatkan diri had-
ir di acara-acara DPP PKB. Kumpul-kumpul di
hari libur itu pun terasa hambar.
Seorang sumber di kalangan internal par-
tai itu membisikkan, Muhaimin diduga masih
ngambek setelah namanya terpental dari ka-
binet bentukan Jokowi. Karena itu, malam
tersebut para kader tak ingin tampak meraya-
kan empat kursi menteri yang diperoleh PKB.
Makanan yang dihidangkan juga ala kadarnya.
“Kami tak ingin bersenang-senang di atas
penderitaan Cak Imin,” kata sumber itu. “Men-
jaga perasaan Ketua Umum.”
Joko Widodo saat
menerima surat keputusan
dukungan sebagai capres
2014-2019 dari PKB, yang
diberikan oleh Sekjen PKB
Imam Nahrawi (kanan),
disaksikan Ketua Umum
Muhaimin Iskandar (tengah)
di gedung DPP PKB,
Jakarta, Mei lalu.
MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
Sedari awal, nama Muhaimin paling santer
disebut sebagai calon menteri dari PKB, selain
Wakil Ketua Umum, yang juga pengusaha Lion
Air, Rusdi Kirana, serta Marwan Jafar. Dalam
daftar yang beredar di media, yang disebut-
sebut sebagai daftar calon menteri yang dise-
tor Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi
serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan, juga tercantum nama Imin, Rusdi,
dan Marwan.
Nah, sepekan sebelum pengumuman kabi-
net, menurut sumber majalah detik lainnya,
hanya nama Marwan yang bertahan. Sedan-
gkan nama Muhaimin dan Rusdi dicoret dari
daftar menteri Jokowi. Belum ada informasi
pasti mengapa kedua nama itu disetip.
Pada Selasa, 21 Oktober lalu, Muhaimin,
melalui akun Twitter @muhaiminiskndr, men-
yatakan lebih memilih berkonsentrasi men-
jadi Ketua Umum PKB. Sebab, kata dia, lebih
baik tidak merangkap jabatan ketua umum
dan menteri. Pada hari yang sama, ia datang
ke Istana menemui Presiden. Saat itulah ia
disebut membawa nama-nama calon menteri
pengganti.
Cuitan Muhaimin itu dilontarkan di saat ra-
mai pembe­ritaan adanya calon-calon menteri
yang dilabeli merah dan kuning oleh KPK. Tapi,
menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKB Luk-
man Edy, kedua hal itu tidak berkaitan. “Yang
ber­edar tentang itu di publik hanya spekulasi,”
ujar Lukman beberapa waktu lalu.
Presiden Jokowi maupun Ketua KPK Abra-
ham Samad sebelumnya juga merahasiakan
nama-nama calon yang disetor ke KPK untuk
ditelusuri rekam jejaknya. Termasuk siapa-sia-
pa yang tidak direkomendasikan untuk dipilih
menjadi menteri.
Muhaimin belum bisa dimintai konfirmasi.
NASIONAL
Laman Twitter Muhaimin
Iskandar
TWITTER
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
Nomor telepon selulernya aktif, tapi tidak
merespons saat dihubungi. Ia juga tidak mem-
balas pesan singkat. Mantan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi itu juga tak menghadiri
acara serah-terima jabatan kepada penggan-
tinya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri,
di kantor kementerian itu, Senin pekan lalu.
Demikian halnya Rusdi Kirana, saat dihubungi
lewat ponselnya, sistem menyebut “dialihkan”,
tapi juga tidak di­respons.
Pencoretan sejumlah nama calon menteri
tidak hanya terkait dengan catatan KPK dan
PPATK. Ada juga yang didasari pertimbangan
politis. Hal itu dialami sejumlah kader Par-
tai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai
utama penyokong Jokowi. Mereka antara lain
Pramono Anung, Eva Kusuma Sundari, Hasto
Kristiyanto, Maruarar Sirait, dan Agustin Teras
Narang.
Menurut sumber di lingkup internal PDIP,
nama Eva terdepak dari daftar sejak Kamis, 23
Oktober lalu. Sedangkan nama Pramono “hi-
lang” dua hari menjelang kabinet diumumkan.
Sumber itu menuturkan, Eva dicoret karena
masukan sejumlah lembaga, seperti Badan
Intelijen Negara. Pemilihan Eva dikhawatirkan
karena suami politikus itu adalah diplomat,
warga Timor Timur.
Ketika dimintai konfirmasi, Eva menolak
berkomentar. Dia menyebut itu merupakan
Foto atas (kiri-kanan): Eva
Sundari, Maruarar Sirait,
Pramono Anung
Foto bawah: Luhut Panjaitan,
Wiranto, Hasto Kristiyanto
DOK DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
hak prerogatif presiden. Namun soal Pra-
mono, Eva mengungkapkan rekannya itu tak
menjadi menteri karena kehendak Megawati
Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP itu mem-
inta Pram—sapaan Pramono—kembali men-
jabat sekjen partai yang ditinggalkan Tjahjo
Kumolo, yang didapuk sebagai Menteri Dalam
Negeri.
Adapun nama Maruarar, menurut seorang
petinggi partai itu, awalnya direkomendasikan
oleh Rini Soemarno, mantan Kepala Staf Tim
Transisi Jokowi-JK, yang kini menjabat Menteri
Badan Usaha Milik Negara. Tapi Ara―sapaan
Maruarar―tidak masuk kabinet karena me-
mang tak diusulkan partainya. Ara juga belum
bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi beberapa
waktu lalu, ia bilang sedang sibuk mengurus
ayahnya yang sedang berobat di Singapura.
Sedangkan Hasto saat ditemui di acara ul-
ang tahun ke-50 Partai Golkar di Kemayoran,
Selasa pekan lalu, membenarkan namanya,
bersama beberapa kolega partainya, termasuk
yang dimintakan rekomendasi ke KPK dan
PPATK. Namun bekas Deputi Tim Transisi ini
mengaku tak tahu mengapa dirinya tak lolos
menjadi pembantu presiden. Meski begitu, ia
tak kecewa. “Penugasan utama saya di partai,”
kata Wakil Sekjen PDIP ini.
Hampir senada, Teras Narang mengaku
diminta Megawati menunaikan tugasnya se-
Pelantikan menteri-menteri
Kabinet Kerja di Istana
Negara, Senin (27/10).
BEAWIHARTA/REUTERS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
bagai Gubernur Kalimantan Tengah hingga
Agustus 2015. “Saya siap melaksanakan,” ujar
dia melalui pesan singkat.
Mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajan-
to, bekas penasihat Tim Transisi Luhut Pan-
jaitan, dan Ketua Umum Hanura Wiranto juga
sempat masuk daftar calon menteri yang be-
redar. Dua nama terakhir diplot sebagai calon
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kea-
manan. Namun dua purnawirawan jenderal
itu sama-sama terpental. Belum diketahui apa
sebabnya. Wiranto belum bisa dimintai kon-
firmasi, sementara Luhut menolak memberi
tanggapan.
“Waduh, saya tidak tahu (mengapa namanya
dicoret). Enggak usah dibahas,” tuturnya sem-
bari bergegas.
Berbeda dengan nama-nama tersebut, Yas-
sona Hamonangan Laoly malah tak menyang-
ka dirinya ditunjuk Jokowi sebagai Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia. “Jujur saya
kaget,” ucap anggota DPR dari PDIP periode
2009-2014 ini saat ditemui.
Seorang politikus Partai Banteng menyebut
Yassona, yang namanya baru muncul di “men-
it-menit akhir”, merupakan orang dekat putri
Megawati, Puan Maharani. Faktor kedekatan
itu jugalah yang membuat sejumlah nama
gagal masuk gerbong kabinet Jokowi. “Kalau
bukan orangnya ‘Tuan Putri’ (Puan Maharani),
pasti cepat hilangnya,” katanya. n
KUSTIAH, M. RIZAL, DEDEN GUNAWAN | DIMAS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Menteri Hukum dan HAM
Yassona Hamonangan Laoly
(kiri), mantan Menteri Hukum
Patrialis Akbar (tengah), dan
Amir Syamsuddin saat serah-
terima jabatan di Jakarta,
(27/10).
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOALISI INDONESIA HEBAT MEMBENTUK
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT TANDINGAN
DAN MELAYANGKAN MOSI TIDAK PERCAYA
TERHADAP PIMPINAN DPR. ALAT
KELENGKAPAN DEWAN JUGA DISAPU
BERSIH KOALISI MERAH PUTIH.
BURUK KOALISI
DPR DIBELAH
NASIONAL
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
S
UHU politik di gedung Dewan
Perwakilan Rakyat sepekan terakhir
terasa semakin panas. Perseteruan
dua kubu, yakni Koalisi Merah Putih
(KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH),
memuncak dengan terbelahnya DPR. Rabu,
29 Oktober lalu, KIH—terdiri atas fraksi partai
pendukung pemerintahan Joko Widodo-
Jusuf Kalla—menyatakan mosi tidak percaya
terhadap pimpinan DPR, yang seluruhnya
berasal dari fraksi-fraksi anggota KMP.
KIH—terdiri atas Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Nasional
Demokrat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa,
Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan, juga membentuk
DPR tandingan dengan pimpinan sementara
Effendy Simbolon (PDIP), Ida Fauziah (PKB),
Syaifullah Tamliha (PPP), Supriyadi (NasDem),
dan Dossy Iskandar (Hanura).
Anggota Fraksi PKB, Daniel Johan,
mengatakan pembentukan pimpinan DPR
tandingan dan mosi tidak percaya dilakukan
untuk menyelamatkan institusi DPR sebagai
Rapat paripurna
penetapan pemilihan
alat kelengkapan Dewan
pada Selasa (28/10)
berlangsung ricuh.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
lembaga tinggi negara. “Kelima fraksi tidak
mengakui pimpinan DPR yang ada, termasuk
pembentukan alat kelengkapan Dewan yang
dipaksakan dengan melanggar Tata Tertib
(DPR), yang tidak memenuhi 50 persen plus 1
fraksi,” kata Daniel.
DPR tandingan dibentuk lantaran pimpinan
Dewan, yang diketuai Setya Novanto (Golkar),
dianggap diskriminatif dan berpihak kepada
KMP karena tetap menggelar pemilihan
pimpinan alat kelengkapan Dewan, yang
didasari telah masuknya daftar nama anggota
Fraksi PPP DPR. Daftar nama itu dimasukkan
oleh anggota Fraksi PPP, Epyardi Asda, yang
berasal dari kubu Suryadharma Ali, yang
mendukung KMP.
Padahal, dalam sidang paripurna Selasa
pekan lalu, Fraksi PPP, yang digawangi
ketuanya, Hasrul Azwar, mempersoalkan
keabsahan daftar nama yang tidak dikeluarkan
oleh PPP versi Muktamar Surabaya itu, dengan
Ketua Umum Romahurmuziy atau Romy.
Apalagi PPP kubu Romy telah mengantongi
surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia, yang mengesahkan perubahan
susunan kepengurusan Dewan Pengurus Pusat
PPP.
Namun pimpinan DPR yang memimpin
Rapat paripurna yang
dipimpin Wakil Ketua DPR
Agus Hermanto pada Selasa
(28/10) berlangsung ricuh.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
paripurna saat itu, Agus Hermanto dari
Demokrat, tetap mengakui daftar nama
tersebut. Hal itu memancing kemarahan
sejumlah anggota Fraksi PPP dari kubu Romy.
Dua meja dijungkirbalikkan. Rapat pun ricuh.
Pemilihan pimpinan alat kelengkapan Dewan
di komisi-komisi dan badan, yang digelar Rabu
dan Kamis pekan lalu, hanya dihadiri lima fraksi
anggota KMP, yang pada pemilihan presiden
lalu mendukung pasangan Prabowo Subianto-
Hatta Rajasa. Partai tersebut adalah
Partai Golkar, Gerindra, Partai Amanat
Nasional, Partai Demokrat, dan Partai
Keadilan Sejahtera. Sedangkan lima
fraksi pendukung pemerintah tidak
hadir.
Sejak awal KIH menolak
pemilihan dilakukan dengan sistem
paket karena koalisi ini bakal tidak
terakomodasi di kursi pimpinan komisi
maupun badan, seperti halnya pimpinan
DPR dan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Koalisi pendukung Jokowi menghendaki
pemilihan secara proporsional berdasarkan
jumlah kursi melalui musyawarah mufakat.
Namun pembicaraan yang terus dilakukan di
antara dua kubu ini tak juga mencapai titik
temu.
DenganketidakhadiranKIHdantidakadanya
nama anggota fraksi-fraksi dari koalisi itu yang
diserahkan, otomatis pimpinan 11 komisi dan
empat badan di DPR kembali disapu bersih
oleh Koalisi Merah Putih. Golkar dan Gerindra
mendapat jatah ketua, masing-masing di tiga
komisi. Demokrat dan PAN masing-masing
di dua komisi. Adapun PKS dijatah ketua di
satu komisi. Sementara itu, di empat badan
DPR, yakni Badan Kerja Sama Antar-Parlemen,
Badan Legislasi, Majelis kehormatan Dewan,
serta Badan Urusan Rumah Tangga, ketuanya
masing-masing berasal dari Demokrat,
Gerindra, PKS, dan Golkar.
PolitikusPDIP,AriefWibowo,menudingtelah
terjadi upaya-upaya politik yang tidak etis dan
tidak demokratis di DPR. “Hal-hal yang menjadi
prinsip-prinsip kita dalam berdemokrasi
diabaikan,” ujarnya Rabu pekan lalu.
Upaya yang dilakukan KMP itu, Arief
Hal-hal yang
menjadi prinsip-
prinsip kita dalam
berdemokrasi
diabaikan.
Arief Wibowo
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
menuturkan, semakin terlihat pada tiga
rapat paripurna terakhir. Koalisinya sudah
melayangkan surat protes ke pimpinan DPR
padaSelasa,28Oktoberlalu,tapitidakdigubris.
Ini menjadi dasar sikap KIH melayangkan mosi
tidak percaya kepada pimpinan DPR.
“Mosi tidak percaya ini kami sampaikan demi
terlaksananya prinsip-prinsip demokrasi yang
baik dan benar pada lembaga DPR RI yang kita
hormati, secara bersama-sama,” ucap Arief
dalam konferensi pers KIH untuk menjelaskan
pembentukan DPR tandingan,
Sebaliknya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah
menganggap cara-cara yang dilakukan KIH
tidak demokratis. Menurut politikus PKS ini,
pemilihanpimpinankomisidanalatkelengkapan
Dewan sudah sesuai dengan aturan karena
telah ditetapkan di paripurna.
Namun bagi pakar hukum tata negara Jimly
Asshiddiqie, sikap saling ngotot dan merasa
paling benar di antara kubu KMP dan KIH
dikhawatirkan bisa berakibat buruk bagi rakyat.
“Karena bisa ditangkap secara vulgar oleh
rakyat, mendidik masyarakat untuk larut dalam
Konferensi pers Koalisi
Indonesia Hebat.
Melayangkan mosi tidak
percaya terhadap pimpinan
DPR.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
konflik terus-menerus,” kata Ketua Dewan
Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu ini di
Jakarta, Kamis, 29 Oktober lalu. “Kita sedih dan
menyayangkan,” ujarnya.
Menurut mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi ini, terbelahnya DPR menjadi dua
kubu, hingga muncul DPR tandingan, baru
terjadi kali ini dalam sejarah politik Indonesia.
Hal itu tak bisa dimungkiri merupakan buntut
pelaksanaan pilpres 2014.
“Harapan kita sebetulnya, semua parpol
pascapilpres harus mulai melakukan
konsolidasi internal, harus move on.
Adayangkecewa,adayanggembira,
tapi kita harus melangkah,” tutur
Jimly.
Secara terpisah, pengamat
hukum tata negara Refly Harun
menilai, di mana pun, parlemen
harus mencerminkan representasi
dari kemajemukan. Parlemen berbeda
dengan eksekutif, yang bersifat tunggal.
Jika merebut posisi eksekutif, seorang
presiden bisa berkuasa penuh, termasuk dalam
memilih menteri-menteri di bawahnya.
“Tapi parlemen kan wakil rakyat, perwujudan
dari perwakilan rakyat yang majemuk.
Kemajemukan itu sedapat mungkin tecermin
dalam alat kelengkapan Dewan dan pimpinan
Dewan,” ucapnya.
Masalah di DPR, menurut Refly, harus
diselesaikan secara musyawarah mufakat, baik
oleh Dewan sendiri maupun para tokoh partai.
Jika musyawarah mufakat tak tercapai, harus
ada pihak eksternal yang terlibat, seperti MK.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Yasonna Hamonangan Laoly juga berharap
DPR menghentikan perpecahan ini serta
mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam
mengambil keputusan.
“Kebijakan DPR harus sesuai Pancasila,
jangan lupakan keadilan sosial,” katanya. Dia
juga menyebut para petinggi partai mesti ikut
turun tangan mengurai persoalan. “Dewa-
dewa partai harus duduk bersama.”
n DEDEN GUNAWAN, KUSTIAH, ADITYA WIDYASTUTI, SEPTIANA L. | DIM
Harapan kita
sebetulnya, semua
parpol pascapilpres
harus mulai melakukan
konsolidasi internal,
harus move on.
Jimly Asshiddiqie
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOMISI I
Ketua: Mahfudz Siddiq (PKS)
Wakil Ketua: Hasril Hamzah Tandjung
(Gerindra), Tantowi Yahya (Golkar),
Hanafi Rais (PAN)
KOMISI II
Ketua: Rambe Kamaruzaman (Golkar)
Wakil Ketua: Ahmad Riza Patria
(Gerindra), Wahidin Halim
(Demokrat), Mustafa Kamal (PKS)
KOMISI III
Ketua: Azis Syamsuddin (Golkar)
Wakil Ketua: Desmon Junaedi
Mahesa (Gerindra), Benny K. Harman
(Demokrat), Muhfachri Harahap
(PAN)
KOMISI IV
Ketua: Edhy Prabowo (Gerindra)
Wakil Ketua: Titiek Soeharto (Golkar),
Herman Khaeron (Demokrat), Viva
Yoga Mauladi (PAN)
KOMISI V
Ketua: Ferry Djemi Francis (Gerindra)
Wakil Ketua: Michael Wattimena
(Demokrat), Muhidin Mohamad Said
(Golkar), Yudi Widiana (PKS)
KOMISI VI
Ketua: Achmad Hafisz Tohir (PAN)
Wakil Ketua: Dodi Reza Alex Noerdin
(Golkar), Heri Gunawan (Gerindra),
Azam Azman Natawijana (Demokrat)
SAPU BERSIH
KOALISI
MERAH
PUTIH
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
NASIONAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOMISI VII
Ketua: Kardaya Warnika (Gerindra)
Wakil Ketua: Satya W. Yudha (Golkar),
Mulyadi (Demokrat), Tamsil Linrung
(PKS)
KOMISI VIII
Ketua: Saleh Partaonan Daulay (PAN)
Wakil Ketua: Deding Ishak (Golkar),
Sodik Nudjahid (Gerindra), Ledia H.
Amaliah (PKS)
KOMISI IX
Ketua: Dede Yusuf Macan Effendi
(Demokrat)
Wakil Ketua: Syamsul Bachri (Golkar),
Pius Lustrilanang (Gerindra), Asman
Abnur (PAN)
KOMISI X
Ketua: Teuku Riefky Harsya
(Demokrat)
Wakil Ketua: Ridwan Hisyam (Golkar),
Nuroji (Gerindra), Sohibul Iman (PKS)
KOMISI XI
Ketua: Fadel Muhammad (Golkar)
Wakil Ketua: Gus Irawan Pasaribu
(Gerindra), Marwan Cik Asan
(Demokrat), Jon Erizal (PAN)
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen
(BKSAP)
Ketua: Nurhayati Ali Assegaf
(Demokrat)
Wakil Ketua: Meutya Hafid (Golkar),
Teguh Juwarno (PAN), Rofi’i Munawar
(PKS)
Badan Legislasi
Ketua: Sareh Wiyono (Gerindra)
Wakil Ketua: Firman Soebagyo
(Golkar), Saan Mustopa (Demokrat),
Totok Dariyanto (PAN)
Mahkamah Kehormatan Dewan
Ketua: Surahman Hidayat (PKS)
Wakil Ketua: Lili Abdjudiredja (Golkar),
Sufmi Dasco Ahmad
Badan Urusan Rumah Tangga
Ketua: Roem Kono (Golkar)
Wakil Ketua: Novita Wijayanti
(Gerindra), Agung Budi Santoso
(Demokrat)
■ ADITYA MARDIASTUTI
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
TERESIAMAY/ANTARAFOTO
POLISI MENANGKAP PELAKU DUGAAN
PEMERASAN TERHADAP PETINGGI PT
TELKOM. ES DIDUGA SEBAGAI SALAH SATU
ADMIN AKUN TRIOMACAN2000, YANG CUKUP
KONDANG DI JAGAT TWITTER.
FITNAHLAH
DAKU
KAU
DITANGKAP
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
L
EBIH dari dua pekan jajaran direksi
PT Telekomunikasi Indonesia (Tel-
kom) resah. Musababnya adalah
ancaman yang ditebar lewat pesan
singkat (SMS) dari seseorang. Isi pesannya
beragam, dari tudingan, fitnah, hingga ma-
kian.
Seorang petinggi di PT Telkom menyebut-
kan, setelah ditelusuri, teror terhadap direksi
tersebut merupakan buntut pembatalan pe-
masangan iklan. Si penebar ancaman mem-
inta uang iklan dibayar di muka sebesar 100
persen. Sedangkan kebijakan manajemen,
pembayaran dilakukan setelah ada bukti iklan
ditayangkan.
Modus permintaan iklan yang dilayangkan
adalah mengirim sejumlah tautan (link) berita
dari beberapa media online miliknya serta via
akun Twitter yang berisi isu negatif tentang
Telkom. Setelah mengirim tautan, pelaku
kemudian mengirim SMS yang berisi, berita
itu bisa diredam asalkan Telkom bisa bekerja
sama.
“Ujung-ujungnya minta iklan. Tapi, karena
dia minta uang di depan, terpaksa kami tolak.
Mungkin dia marah dan meneror,” kata pe­
tinggi perusahaan telekomunikasi pelat me-
rah tersebut kepada majalah detik.
Jengah diteror, para direksi Telkom pun
sepakat melaporkan upaya pemerasan itu ke
Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Kamis,
16 Oktober lalu. Laporan itu kemudian dita­
ngani oleh Subdirektorat Cyber Crime Direk-
Kantor cabang PT Telkom di
Jalan Kebon Sirih, Jakarta
Pusat.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Foto ilustrasi pengguna
Twitter.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
torat Reserse Kriminal Khusus. Barang buk-
tinya berupa rekaman suara, beberapa SMS
ancaman, serta permintaan sesuatu kepada
petinggi Telkom.
Sejumlah petinggi Telkom bersama penyi­
dik sebelumnya menelusuri jati diri pelaku,
yang diketahui bernama ES. Dari penelusuran
itu juga diketahui, ES diduga sebagai salah
satu pengelola sebuah media online sekaligus
salah satu admin akun TrioMacan2000, yang
cukup kondang di jagat Twitter.
“Dari situ diketahui kalau TrioMacan2000
layaknya sebuah perusahaan. Selain memiliki
akun Twitter, mereka memiliki media online,”
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
ujar sumber itu.
KeterangansenadadikatakanKepalaBidang
Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rik-
wanto.Menurutdia,ESdidugatidak“bermain”
sendiri, tapi berkelompok. Untuk mendalami
dugaan ini, penyidik Subdirektorat Cyber
Crime juga akan menelisik kembali
perkara pencemaran nama baik
yang diduga melibatkan akun
tersebut beberapa tahun se-
belumnya.
Saat ES ditangkap di kan-
tornya, di kawasan Tebet,
Jakarta Selatan, Senin pe-
kan lalu, RN, yang diduga
merupakan pemilik lain akun
TrioMacan2000, juga tengah
berada di tempat itu. “RN per-
nah diperiksa sebagai saksi terkait
akun tersebut. Di sisi lain, ES juga
menggunakan media sosial Twitter dan
media online-nya sebagai alat untuk memeras
korban,” tutur Rikwanto.
Pria yang menjabat direktur eksekutif di se-
buah organisasi advokat itu ditangkap setelah
menerima uang Rp 50 juta dari Telkom, yang
sebelumnya melaporkan dugaan pemerasan
itu ke polisi. Uang diantarkan seorang kar-
yawan.
Setelah uang diterima, polisi melakukan
penggeledahan dan mencokok ES. Dari tem-
pat itu disita uang Rp 49.650.000 dari laci
meja kerjanya. Selain itu, ada satu tas, satu
telepon seluler merek Samsung, satu ponsel
BlackBerry, dan tiga SIM card milik ES yang
turut disita.
Secara terpisah, kuasa hukum ES, Ah-
mad Irwandi Lubis, mengakui penangkapan
kliennya. Hanya, ia membantah ES adalah
pengelola akun TrioMacan2000. Alasan dia,
selama mendampingi kliennya sejak ditang-
kap hingga kini, baik klien maupun penyidik
Polda Metro Jaya tak pernah menanyakan
atau menyatakan soal admin-admin terse-
but.
“Kenapa ada penggiringan opini ke sana?”
ucap Irwandi kepada majalah detik.
Ia juga membantah tudingan bahwa klienn-
ES juga menggunakan
media sosial Twitter dan
media online-nya sebagai
alat untuk memeras
korban.
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Brigjen Kamil Razak saat rilis
kasus penyebaran foto Jokowi
yang direkayasa di Polda
Metro Jaya, Kamis (30/10).
HASAN/DETIKCOM 		
ya melakukan pemerasan. Duit yang diterima
ES, kata Irwandi, merupakan uang muka pem-
bayaran iklan. Sebab, sejak 10 bulan lalu, ES
bersama PT Telkom memiliki kerja sama pe-
masangan iklan di media kliennya. Kerja sama
itu sempat terputus, tapi akan dilanjutkan
kembali. Tiba-tiba, ada orang yang mengaku
dari Telkom mau datang. ES pun menerima
kedatangan orang tersebut, termasuk untuk
memberikan uang itu.
Pengacara ES boleh saja berkilah soal
dugaan pemerasan yang menjerat klien-
nya. Namun polisi bakal menjerat ES den-
gan sejumlah pasal, antara lain Pasal 45
juncto Pasal 27 Undang-Undang Nomor 11
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
serta Pasal 310, 311, 368, dan Pasal 369 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana tentang
pencemaran nama baik serta pemerasan,
yang bisa diancam hukuman enam tahun
penjara.
Kasus pidana di dunia maya tak hanya men-
jerat seorang pengacara. Seorang pemuda
pembuat tusuk sate, MA, juga berurusan
dengan polisi gara-gara menyebarkan gambar
Presiden Joko Widodo yang direkayasa dan
menjurus ke pornografi. MA dibekuk Kamis
dua pekan lalu setelah ditelusuri jati dirinya
sejak beberapa bulan lalu.
“MA ditahan karena kasus pornografi, kare-
na menyebarkan foto-foto porno yang seperti
itu. Ini kan berbahaya bagi pendidikan anak-
anak,” ujar Kepala Polri Jenderal Sutarman di
HUKUM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
kantor Wakil Pre­siden, Jalan Veteran, Jakarta
Pusat, Kamis, 30 Oktober lalu.
Terkait dengan maraknya tindak pidana
melalui dunia maya, Dadang Rahmat, dosen
Sistem dan Hukum Pers dari Universitas
Padjadjaran, Bandung, mengatakan jika info
yang disebar melalui media sosial tidak benar
dan merupakan fitnah, korban bisa melapor.
Pelaku bisa dijerat dengan hukum pidana
maupun menggunakan Undang-Undang In-
formasi dan Transaksi Elektronik.
“Siapa pun yang merasa dinistakan punya hak
membela harkat dan martabatnya. Ada etikanya
menyampaikan pendapat. Harus ada pem-
bedaan antara kritik dan hinaan,” tutur Dadang.
Jerat pidana untuk pencemaran nama baik
bukan hanya bagi pembuatnya. Penyebarnya
pun bisa dijerat, seperti yang dilakukan MA,
yang mengunggah foto Jokowi dan Megawati
yang telah direkayasa melalui akun Facebook
miliknya.
“Tersangka harus dibuktikan apakah sebagai
pembuat atau penyebar, atau pembuat dan
penyebar. Jadi hati-hati menyebar sesuatu di
Internet karena penyebaran Internet itu sa­
ngat cepat dan pesat,” ucap Dadang. ■
JAFFRY PRABU PRAKOSO, M. RIZAL | DEDEN
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Ibunda MA, Mursyida,
didampingi Wakil Ketua DPR
Fadli Zon (kiri), mendatangi
Bareskrim Mabes Polri, Jumat
(31/10).
HARYANTO/DETIKCOM
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KRIMINAL
ILUSTRASI:EDIWAHYONO
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
POLISI MASIH MEMBURU SARTINAH,
YANG DIDUGA MEMBUNUH
PUTRA MAJIKANNYA DI BEKASI.
KELUARGANYA DI JAWA TENGAH
MENGAKUI TERSANGKA PERNAH
SAKIT JIWA.
MBAKBERBAJU
LUSUHITU
TERNYATA...
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
E
TTINurhayatiterkejutketikatiba-tiba
sesosok wanita muda berpenampilan
lusuh berdiri di muka rumahnya, Ja-
lan Bintara 6, Gang Sawo RT 03 RW
06, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi
Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Saat itu, Kamis
pagi, 16 Oktober lalu, Etti seperti biasa tengah
berjualan nasi uduk.
Wanita yang membuat Etti kaget itu me­
ngenakan kaus kucel dan bercelana pendek
selutut yang juga lusuh. Rambutnya yang
berukuran sebahu berantakan. Belek di sudut
mata dan bekas air liur di seputar bibirnya me-
nambah kesan lusuh perempuan itu.
“Waktulihatdia,sayaagaktakut,penampilan-
nya seperti orang kelainan jiwa,” kata perem­
puan berusia sekitar 50 tahun itu saat ditemui
majalahdetik,Selasa,28Oktoberlalu.“Dalam
hati saya, kenapa dia enggak cuci muka dulu,
kan mau keluar belanja,” ujarnya.
Wanita itu ternyata ingin membeli dagang­
an Etti. Ia memesan dua bungkus nasi uduk
seharga Rp 8.000, lalu membayar dengan
selembar uang Rp 10.000. Ia hanya terdiam
saat menerima uang kembalian dari Etti, yang
masih keheranan terhadap wanita tersebut.
Tapi pembeli nasi uduk itu tiba-tiba memper­
kenalkan diri.
“Saya pembantu baru di rumah gede yang
ada anjingnya, Bu,” tutur Etti, mengisahkan
perjumpaan pertamanya dengan wanita muda
yang belakangan diketahui bernama Sartinah
Foto Sartinah, yang diduga
membunuh anak balita Jason
DOK. DETIKCOM
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
itu.
Sartinah adalah pekerja rumah tangga di ke-
luarga pasang­an Janter Jupiter Simanjuntak dan
Evelyn Sianipar, yang rumahnya bertetangga
dengan Etti. Sartinah kini tengah diburu polisi
karena diduga membunuh putra Janter dan
Evelyn, Jason Matthew Simanjuntak. Bocah
berusia 3 tahun 6 bulan itu diduga dibunuh
dengan cara disayat nadinya.
Dalam obrolan itu, Etti sempat memberi
nasihat agar Sartinah menjaga anak tetangga­
nya tersebut dengan baik. Tapi saat itu Sartinah
hanya terdiam sembari menatap Etti. “Dia juga
enggak mengeluh. Dia bilang (anak majikannya
itu) baik,” ucapnya.
Etti, juga warga di sekitar Jalan Bintara 6, tak
menyangka beberapa hari kemudian wanita
muda itu menghilang, dan diduga membunuh
Jason. Kematian Jason diketahui pada Selasa, 21
Oktober lalu, ketika Evelyn pulang kerja pada
pukul 00.30 WIB.
Saat Evelyn tiba di depan rumah, pintu pagar
terbuka. Melihat keanehan tersebut, dia pun
bergegas mencari anak semata wayangnya
di kamar di lantai dua rumah tersebut. Ia lalu
melihat Jason berada di kasur seperti sedang
terlelap. Tubuhnya ditutupi selimut. Mengira
putranya sudah tidur, Evelyn kembali menutup
pintu kamar.
Namun tebersit rasa penasaran di benak
Evelyn karena kepala anaknya itu tertutup ban-
tal. Ia pun kembali ke kamar dan menghampiri
Jason. Ia terkejut melihat bagian kanan wajah
Jenazah Jason
DOK.DETIKCOM
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Jason yang sudah membiru. Begitu selimut
dibuka, bercak darah berceceran di kasur dan
tangan anaknya. Ia sontak histeris dan berte-
riak meminta tolong sembari menggendong
Jason ke luar rumah.
MendengarteriakanEvelyn,sejumlahtetang-
ga berda­tangan. Evelyn dan suaminya, yang
baru dua bulan tinggal di lingkungan tersebut,
lantas diantar dua warga membawa Jason ke
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Jason ternyata sudah meninggal. Sementara
itu, Sartinah, yang baru bekerja selama 10 hari
di rumah itu, menghilang.
Dari olah data tempat kejadian perkara yang
dilakukan anggota Kepolisian Sektor Bekasi
Kota esok paginya, sebilah pisau stainless steel
milik Evelyn diketahui hilang. Polisi menduga
pisau itu digunakan pelaku untuk membunuh.
Barang-barang milik Sartinah juga sudah tidak
ada.
“Mungkin dihilangkan tersangka,” kata Kepa-
la Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya
Komisaris Besar Rikwanto, Senin, 27 Oktober
lalu.
Polisi sempat kesulitan mencari pelaku.
Pasalnya, keluarga korban tidak memiliki cukup
informasi terkait identitas pembantu barunya
itu. Janter Simanjuntak mengaku mempeker-
jakan Sartinah setelah mendapat rekomendasi
dari ibu mertuanya. Sedangkan sang mertua
mendapatkan pekerja rumah tangga itu dari
penjaga sekolah, Yayat, tempat ia be­kerja se-
bagai guru.
“Karena mertua sudah percaya sama penja-
ga sekolahnya, ya enggak curiga. Kami percaya
asal-usulnya, jadi enggak minta identitasnya,”
ujar Janter, yang saat dihubungi majalah detik
tengah berada di Cirebon, Jawa Barat.
Bahkan keluarga Janter dan Evelyn awalnya
tidak mengetahui nama pembantunya itu wa-
laupun sudah bekerja selama 10 hari. Suami-
istri ini hanya memanggilnya dengan sebutan
“Mbak”.
Dari Yayat dan Tarmuji, identitas pelaku
diketahui. Tarmuji adalah pacar Sartinah. Ia
mengaku baru berpacaran selama dua minggu
dengan pelaku. “Sebelumnya, pelaku minta di-
carikan pekerjaan,” Rikwanto menambahkan.
Sebelumnya,
pelaku minta
dicarikan
pekerjaan.
Komisaris Besar Rikwanto
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Dalamupayapengejaran,Tarmujiikutdibawa
polisi untuk mencari pelaku hingga ke kam-
pung halamannya di Banjarnegara, Jawa Te­
ngah. Menurut seorang petugas di lingkungan
PolresBekasiKota,polisiberhasilmendapatkan
foto pelaku dari keluarganya di Banjarnegara.
Keluarga tersangka mengaku terakhir bertemu
dengan Sartinah saat Lebaran lalu. Itu pun ia
hanya pulang kampung selama tiga hari.
Kepada polisi, Tarmuji menceritakan bahwa
Sartinah pernah menjadi penjual kopi keliling
di sejumlah tempat di Jakarta, termasuk di ka-
Rumah keluarga pasangan
Janter dan Evelyn
JAFFRY PRABU/DETIKCOM
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
wasan Monumen Nasional. Sartinah juga sem-
pat mengeluh soal kenakalan anak majikannya.
Ia pernah dicakar. Dari kete­rangan pacar ter-
sangka itu, polisi juga memburunya ke sejum-
lah tempat mangkal para tunawisma.
“Sudah kami amankan tempat gelandangan.
Takutnya dia berkumpul di sana. Sebab, ka-
lau sudah kumpul, kami sulit melacak,” ucap
Kepala Subbagian Humas Polres Bekasi Ajun
Komisaris Siswo secara terpisah.
Hingga Kamis pekan lalu, Sartinah belum
ditemukan. Polisi sudah meminta keterangan
kepada warga sekampung halamannya di Jawa
Tengah, yang semuanya mengaku tidak tahu
keberadaannya.
“Ini berarti dia masih di Jakarta. Foto sudah
kami sebar,” kata Siswo. Dari keterangan kelu-
arga juga diketahui tersangka Sartinah mender-
ita sakit jiwa. “Tapi belum bisa kami simpulkan.
Ini belum terbukti.”
Bagi Janter dan Evelyn, perilaku Sartinah
selama bekerja tidak ada yang aneh. Menurut
Janter, Sartinah melakukan pekerjaan rumah
seperti biasa dan tak pernah mengeluh. Soal
penampilannya yang lusuh dianggap wajar
oleh pasang­an suami-istri ini. Keluarga menye­
rahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk
memprosesnya secara hukum. Janter meng­aku
sudah merelakan kepergian anak kesayangan-
nya itu.
“Kami sudah ikhlas, mungkin ini jalan Tuhan.
Kami sudah memaafkan perbuatannya,” ucap
pegawai bank ini, lirih. ■
JAFFRY PRABU PRAKOSA | M. RIZAL
Polres Bekasi Kota
GOOGLESTREET
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
MENKO MARITIM INDROYONO SOESILO:
TRANSPARANSI,
KUNCI
BERANTAS
MAFIA
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
J
ARUM jam belum genap menunjukkan pukul
enam pagi, tapi rumah di Jalan Panglima Polim
III Nomor 7 itu sudah dipenuhi beberapa kru
stasiun televisi pada Rabu, 29 Oktober lalu.
Sang tuan rumah, Dwisuryo Indroyono Soe-
silo, keluar dari pintu samping lalu menyalami
tetamunya. Dengan alasan rumah itu bukan
milik pribadinya, Menteri Koordinator Maritim
itu menolak diwawancarai di dalam rumah. Ia
juga mewanti-wanti agar para wartawan tak
mengubah letak pot-pot tanaman di taman.
“Biar santai, di taman sini saja, ya. Saya siap,
mau sambil duduk atau berdiri,” kata Indroyo-
no tegas tapi ramah.
Kepadamajalahdetik,yangmendapatgiliran
pertama mewawancarai, ia menuturkan di-
hubungipihakIstanauntukmenghadapPresiden
Joko Widodo pada Sabtu, 18 Oktober. Karena
akhir pekan, Indroyono, yang tengah bertugas
sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan
Akuakultur Organisasi Pangan dan Pertanian
PBB (FAO) di Roma, Italia, mengaku kesulitan
mendapatkan tiket pesawat ke Jakarta. Akhirnya
ia terpaksa menggunakan maskapai yang harus
transit di Dubai selama enam jam. Ia mendarat
di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu sore
ketika pesta rakyat mulai ramai digelar. Dua hari
kemudian,JokowimenerimanyadiRuangJepara,
Istana Merdeka. “Kami berbincang selama 40
menit,” ujar Indroyono.
Toh, kepastian dirinya terpilih menjadi men-
teri baru diyakininya setelah diminta ke Istana
sekitar empat jam sebelum Presiden mengu-
mumkan susunan anggota kabinetnya. Karena
menakhodai kementerian baru, yang menjadi
ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita
Presiden Jokowi menjadikan Indonesia seba-
gai poros maritim dunia, ia tak punya kantor
sendiri. Juga dukungan para staf.
Untungnya, Badan Pengkajian dan Penera-
pan Teknologi (BPPT) meminjamkan ruangan
di lantai tiga, bekas ruangan B.J. Habibie saat
“TERNYATA BANYAK SEKALI PERIZINAN YANG TUMPANG-TINDIH, SAMPAI SEKITAR 200
PERIZINAN DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT.”
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
menjabat Menteri Riset dan Kepala BPPT. “Ini
ruang sakral buat saya,” ujarnya. Bagi dia, kan-
tor kementerian tak harus besar, tapi mesti
efektif, efisien, dan modern.
Terkait masalah utama yang perlu dibenahi
di empat kementerian di bawah koordinasinya,
Indroyono tegas menyebut transparansi dan
perlunya penyederhanaan perizinan. Berikut
ini petikan perbincangan dengan ahli pengin-
draan jauh itu.
Anda membawahi empat kementeri-
an....
Ya, ada Kementerian Perhubungan, Ke-
menterian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta
Kementerian Pariwisata. Mengapa? Karena
empat kementerian inilah yang mampu mem-
berikanpemasukanbesarkepadanegara.Lem-
baga ini juga akan didorong memprioritaskan
kegiatannya di bidang bahari dan kemaritiman.
Apa saja program prioritas masing-mas-
ing kementerian?
Setelah menganalisis secara terperinci dan
luasberkaitandengantugasdanfungsimasing-
masing kementerian, ada beberapa program
prioritas yang akan kami wujudkan. Misalnya
di Kementerian Perhubungan, visi Presiden
saat berkampanye kan mewujudkan jalan tol
Video
Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Puan Maharani
(tengah) didampingi Mantan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Agung Laksono (kiri) dan
Menko Kemaritiman Indroyono
berfoto bersama usai acara serah-
terima jabatan di kantor Menkokesra,
Jakarta, Selasa (28/10).
MUHAMMAD IFDHAL/ANTARAFOTO
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
laut. Lalu kami lihat apa permasalahannya di
situ. Ternyata banyak sekali perizinan yang
tumpang-tindih, sampai sekitar 200 perizinan
di bidang transportasi laut.
Menteri Perhubungan segera bekerja cepat
dan mengatakan, “Beri waktu kepada kami se-
lama satu bulan untuk menyederhanakan per-
izinan yang berkaitan dengan perhubungan
laut dan pelayaran.” Harapannya, Indonesia
menjadi jauh lebih menarik untuk masuknya
investasi dan investor untuk dapat memban-
gun infrastruktur.
Untuk pariwisata, seberapa besar po-
tensi wisata bahari kita sebetulnya?
Kami memang akan mengarahkan ke wisata
bahari, kaitannya dengan sailing, diving, snor-
keling, surfing, dan fishing. Kita punya lima hal
utama, yakni budaya; alam, seperti keindahan
lautterumbukarang;keramahtamahan;kuliner
yang luar biasa dari Sabang sampai Merauke;
serta aneka cendera mata. Ini harus segera di-
pacu agar bisa memicu dan mengangkat sek-
tor ekonomi secara cepat. Industri pariwisataGRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
Menyederhanakanperizinanakanmembuat
Indonesiajauhlebihmenarikbagimasuknya
investasidaninvestoruntukdapatmembangun
infrastruktur.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
(Dari kiri) Menteri Kelautan
dan Perikanan Sharif C.
Sutardjo, Direktur Jenderal
Organisasi Pangan dan
Pertanian PBB (FAO) Jose
Graziano da Silva, Direktur
Sumber Daya Perikanan FAO,
serta Duta Besar RI untuk
Italia August Parengkuan
di markas FAO, Roma,
September 2014.
DOK. PRIBADI
kan tidak usah bikin pabrik. Barangnya sudah
ada semua. Tinggal sekarang bagaimana pro-
mosi digiatkan dan urusan perizinan dipermu-
dah.
Di sektor pariwisata, apa problem yang
terkait dengan perizinan?
Saya kasih contoh, ya. Kami pantau ada
400-500 yacht atau kapal pesiar mewah kecil
yang berseliweran di sekitar wilayah Indonesia
tapi sulit masuk karena sistem perizinan lama
sekali. Dibutuhkan izin satu bulan agar kapal
layar bisa masuk Indonesia. Padahal, kalau
dapat masuk dengan izin satu atau dua hari
selesai, kapal-kapal itu akan berlayar masuk
wilayah Indonesia dan mampir ke pelabuhan-
pelabuhan seluruh provinsi. Mereka menyak-
sikan kebudayaan dan seni di tiap provinsi.
Mereka tentu akan menebarkan dolarnya
sehingga akan membuka lapangan kerja dan
memberi pemasukan kepada masyarakat di
daerah yang disinggahinya.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
Terkait pencurian ikan di laut kita, Pak
Jokowi pernah mewacanakan penggu-
naan drone....
Berbicara soal illegal fishing, semua itu di-
awali dengan kurangnya transparansi dalam
masalah perizinan, soal pemberian lisensi ke-
pada kapal-kapal penangkap ikan, terutama
yang besar-besar. Indonesia memiliki 11 WPP
(wilayah pengelolaan perikanan), yang setiap
dua tahun harus merilis stok ikan yang ada di
wilayahnya. Jadi harus ada kajian stok ikan di
wilayah tersebut agar kita tahu berapa potensi
ikan yang lestari di masing-masing wilayah.
Kemudian dihitung berapa izin yang bisa diter-
bitkan untuk berapa jenis kapal.
Izinnya akan dibuat transparan dan dibuka
ke publik agar bisa ikut memantau nama
dan nomor kapalnya. Kapal yang mendapat
izin juga dipasangi VMS (vessel monitoring
systems). Jadi setiap pergerakannya akan se-
lalu terpantau. Pada saat bersamaan, dipantau
juga dengan satelit dan pusat patroli Angka-
tan Udara. Itu yang dimaksud Presiden den-
INTERVIEW
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
Industripariwisatakantidakusahbikinpabrik.
Barangnyasudahadasemua.Tinggalsekarang
bagaimanapromosidigiatkandanurusan
perizinandipermudah.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
gan drone. Jadi dari WPP itu kita bisa melihat
kapal-kapal yang legal atau ilegal. Dari kapal
yang ilegal pun bisa diukur panjang kapalnya
dan diinventarisasi berapa volumenya, sehing-
ga kita tahu yang ilegal berapa jumlahnya dan
volume yang ditangkap berapa besar.
Kenapa asing diizinkan menangkap ikan
di perairan kita?
Dalam Undang-Undang Perikanan, luas laut
Indonesia sekitar 5,7 juta kilometer persegi.
Terdiri atas 1,9 juta kilometer persegi laut teri-
torial, seperti Laut Jawa, Banda, Sulawesi, Se-
lat Makassar. Tapi, di luar itu, 200 mil di luar
batas terluar titik-titik pangkal ada namanya
ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Di situ sumber
daya alamnya milik kita, ikannya milik kita.
Kalau punya laut sebesar itu dan potensi ikan
di ZEE masih besar dan kapal Indonesia tidak
bisa memanfaatkan, kan mubazir. Karena itu,
kemudian diberikanlah izin kepada kapal asing
untuk bekerja di wilayah ZEE ini.
Tadi yang dibahas kan untuk pengusaha
besar, bagaimana dengan nelayan kecil
dan menengah?
Kami juga mengupayakan nelayan tang-
kap bisa mendapatkan sarana dan prasarana
sehingga bisa bekerja. Mereka berlayar itu
membutuhkan biaya dan bagaimana caranya
biaya tersebut bisa dicari dengan sederhana,
mulai kredit dari perbankan sampai dukungan
asuransi. Sebab, nelayan kecil (dengan kapal
ukuran) dari 5 sampai 10 gross ton sangat tidak
bankable. Kalau mereka dibawa ke perbankan,
sulit mendapat kredit. Kami juga mengupaya-
Penyerahan Program FAO Tahun
2013 dari Direktur Jenderal
FAO (kanan) kepada Direktur
Sumber Daya Perikanan FAO
Indroyono Soesilo.
DOK. PRIBADI
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
kan sistem rantai dingin. Cool boxes di kapal
akan ditambah dan cool storage di pelabuhan
perikanan ditambah.
Pasokan listriknya bagaimana?
Ya, memang harus ditambah. Cool storage
tanpa listrik sama saja tidak jadi cool. Ikan itu
harganya mahal kalau fresh atau beku. Kalau
sistem rantai dingin dibangun dan ikan-ikan
sudah terpilah-pilah dalam cool boxes kemu-
dian masuk ke pelabuhan perikanan ada cool
storage, nelayan-nelayan tidak akan menang-
kap harian, tapi dapat sampai mingguan. Ka-
lau cool storage penuh ikan, kapal-kapal besar
akan datang juga. Ini rantai yang harus segera
kami garap.
Selama ini Kementerian ESDM kan di
bawah Menko Perekonomian, kenapa
sekarang di bawah Kementerian Maritim?
Kita harus tahu, misalnya migas kita itu be-
rada di sekitar 60 cekungan. Nah, 40 di antara-
nya berada di lepas pantai. Selain itu, ada tiga
sumber daya energi prioritas untuk didorong,
yakni hydropower, batu bara, dan panas bumi.
Dalam rangka mewujudkan itu, sistem periz-
inan harus disederhanakan.
Soal pengembangan energi nonkonven-
sional, apakah bisa secara massal diber-
dayakan?
Brasil pada 1982 membuat program biofuel
dari ampas tebu. Pak Habibie pernah men-
Terhadappara
nelayan,akan
diupayakan
programkredit
dariperbankandan
dukunganasuransi.
DOK. PRIBADI
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
coba dengan ketela. Idenya diambil dari Brasil.
Indonesia waktu itu semangat ketika harga
migas naik dari US$ 20 per barel jadi US$ 25.
Tapi, begitu harga minyak turun menjadi US$
9 pada 1983-1984, kita menyerah. Brasil tidak.
Apa yang terjadi sekarang? Semua mobil di
Brasil kandungan biofuel-nya sangat besar.
Jatuhnyadisanapenggunaanbiofuelekuivalen
dengan penggunaan minyak dan batu bara.
Jadi, jika sekarang harga minyak US$ 90, Bra-
sil itu menggunakan bahan bakar biofuel-nya
dengan harga US$ 25. Hal seperti ini jugalah
yang harus kita garap.
Seberapa siap SDM kita mengembang-
kan energi nonkonvensional?
Oh, kita sebetulnya selalu siap. Tinggal kum-
pulkan lagi para ahli yang dulu pernah mel-
akukan kajian energi gelombang, angin, dan
surya. Lalu kita undang para investor, siapa
yang tertarik untuk membangunnya.
DisektorESDM,khususnyamigas,yang
disorot soal mafianya....
Ini bisa dikaitkan dengan transparansi per­
izinan. Langkah awalnya ya ini. Semua itu harus
transparan. Berani enggak kita transparan. Kalau
sudah terbuka, pelan-pelan hal itu bisa kita ta­
ngani.Kitamulaidenganlangkahkonseptual.Bu-
Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat
memperkenalkan satu persatu
anggota kabinetnya di Istana
Merdeka, Jakarta, Minggu
(26/10).
CAHYO/SETPRES
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
Menteri Koordinator
Perekonomian Sofyan Djalil
(kiri) bersama Menteri
Koordinator Maritim Indroyono
Soesilo (kanan) memimpin
rapat koordinasi untuk
membahas RAPBN di kantor
Kemenko Perekonomian,
Jakarta, Selasa (28/10).
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
kanhitandrun.Kitabuattransparansaja.Berapa
sih yang dibutuhkan, apakah kilang mi­nyak yang
ada di Indonesia yang kemampuannya sekian
ratus ribu barel per hari sudah mampu atau su-
dah optimal? Saya dengar belum. Saya memang
belumdapatangkayangdetail.Jumlahkemamp-
uanpengolahandikilangminyakituxkiloliterper
hari, tapi ternyata baru mampu melak­sanakan
sekiankiloliterperhari.Berartimasihadapotensi
untuk meningkatkan produksi migas dalam ne­
geri. Artinya, impor bisa dikurangi dan ini berarti
bisa menghemat devisa. Ini langkah-langkah ke
depan dan saya kira bisa kita lakukan.
Undang-Undang Kelautan meng­ama­
natkan pembentukan Badan Keamanan
Laut (Bakamla). Ini akan di bawah koordi-
nasi siapa?
Saya kira nanti awalnya kami akan bersama-
samadenganKementerianKoordinatorPolitik,
Hukum, dan Keamanan. Kita lihatlah ke depan.
Sebelumnya memang ada Bakorkamla, yang
memayungi 12 kementerian, lembaga. Masing-
masing lembaga ini, kalau menjaga keamanan
laut, membawa undang-undang sendiri. Mis-
alnya, saya penyidik perikanan yang berpatroli
di laut, ya bawa UU Perikanan. Kalau ada yang
menyelundup, tugas Bea-Cukai dengan UU
Perpajakan, dan seterusnya. Tentunya, kalau
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
INTERVIEW
Direktur Jenderal FAO Jose
Graziano da Silva (kanan)
mengangkat Indroyono Soesilo
sebagai Direktur Sumber Daya
Perikanan dan Akuakultur FAO,
yang berkedudukan di Roma,
November 2012.
DOK. ISTIMEWA
banyak sekali seperti ini, harus dikoordinasi-
kan. Itu Bakorkamla yang cuma diatur dengan
keputusan presiden. Dengan adanya UU Ke-
lautan, dibentuk Bakamla sehingga tidak harus
semua instansi memiliki kapal patroli sendiri.
Misalnya kapal patroli Angkatan Laut ber-
patroli di Laut Arafura, di kapal itu ada pe-
nyidik perikanan, Bea-Cukai, Polri, penyidik
Kementerian Perhubungan. Mereka berlayar
bersama-sama. Kalau ada penyelundup, ya
yang menyidik dari Bea-Cukai. Kalau ada per-
ompak, begitu ditangkap, yang menyidik Polri.
Langkah-langkah inilah yang ke depan akan
dilakukan dengan adanya Bakamla, sehingga
lebih optimal dan terintegrasi.
PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
BIODATA
NAMA: Profesor Dr Ir Dwisuryo
Indroyono Soesilo, MSc
TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Bandung, 27
Maret 1955
ISTRI:Dr Ir Nining Sri Astuti, MA
ANAK:
1. Ostiawan Yudiantoro, SE Ak
2. Dwiyani Indraningsri, SS
3. Trihandoyo
PENDIDIKAN:
• S-1, Fakultas Teknik Ge-
ologi Institut Teknologi
Bandung, 1979
• S-2, Universitas Michi-
gan, Amerika Serikat,
1981
• S-3, Universitas
Iowa, Amerika Seri-
kat, 1987
•	
Program Khusus di Remote Sensing
Satellite Ground Station Management
Training, Kanada, 1992
KARIER:
•PegawaiBadanPengkajiandanPenerap­
an Teknologi (BPPT)
•	 Dosen luar biasa Kursus Staf Senior
TNI AD Seskoad Bandung
• Asisten peneliti dan asisten dosen di
Department of Geology, University of
Iowa, Amerika Serikat
•	 Dosen di Institut Teknologi Ban­dung;
Program Pascasarjana di Institut
Teknologi Sepuluh November, Sura-
baya; Universitas Trisakti; dan Univer-
sitas Indonesia
•	 Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplo-
rasi Laut Departemen Kelautan dan Peri-
kanan, 1999
•	 Kepala Badan Riset Kelautan dan Per­
ikanan Departemen Kelautan dan Per­
ikanan
•	 Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Alam
•	 Sekretaris Menteri Koordinator Ke­
sejahteraan Rakyat
•	 Direktur Sumber Daya Perikanan dan
Akuakultur Food and Agriculture Or-
ganization
PENGHARGAAN:
•	 Adhicipta Rekayasa Persatuan Insinyur
Indonesia, 1993
•	 Satyalancana Pembangunan RI, 1995
•	 Satyalancana Karya Satya X, 1999
•	 Bintang Ajasa Utama, 1999
•	 Worldwide Permina Foundation
Award, Amerika Serikat, 1980
•	 IndonesianCulturalFoundationAward,
Amerika Serikat, 1981
•	 Isabel-Demple Foundation Award,
Amerika Serikat, 1984
•	 Scientific Research Honor Society,
Amerika Serikat, 1987
•	 Who’s Who of The World, 1998
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOLOM
OLEH: BURHANUDDIN MUHTADI
BIODATA
Nama:
Burhanuddin Muhtadi
Tempat/Tanggal Lahir:
Rembang, 15 Desember 1977
H
ARI sudah beranjak larut malam. Sebagian media sudah balik ke kantor
untuk memberitakan pengumuman susunan Kabinet Kerja Joko Widodo-
Jusuf Kalla, 26 Oktober 2014, pukul 17.00 WIB. Tiba-tiba muncullah sosok
Jokowi. Dia mengantarkan Ara (Maruarar Sirait) pulang dari gerbang
samping Istana. Jokowi celangak-celinguk seperti mencari awak media yang tersisa.
“Ara kawan baik saya. Dia akan tetap membantu saya di pemerintahan,” kata Jokowi
tegas. Ara hanya tersenyum sambil tetap mengenakan baju putih yang disediakan
Sekretariat Negara sebagai dress code calon menteri. Ada kegetiran yang tampak
di wajah Jokowi. Dia mengantar sohibnya pulang dan menatap lama mobil yang
membawa Ara berlalu dari sudut matanya.
JOKOWI BUTUH KEMAMPUAN TEKNOKRASI DI TENGAH
TARIKAN KEPENTINGAN POLITIK DAN TUNTUTAN PUBLIK YANG
MELAMBUNG TINGGI.
JOKOWI,
BERHENTILAH
‘BERPUISI’
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOLOM
Inilah puncak dari drama tarik-ulur kabinet Jokowi dalam sepekan terakhir. Siang
harinya, Ara bertandang ke kediaman Megawati Soekarnoputri untuk meminta
restu atas rencana terpilihnya dia sebagai menteri. Konon, sang empunya rumah
tak berkenan menemuinya. Jokowi tahu Ara sudah berjuang panjang bersama
dirinya bahkan sebelum pemilihan gubernur di Jakarta. Jokowi mencoba buying
time. Waktu pengumuman kabinet sudah diundurkan dari jadwal semula. Siapa
tahu Mega berubah pikiran. Tapi harapan itu bertepuk sebelah tangan. Mega
menggunakan “hak veto"-nya untuk mencoret nama Ara dari daftar. Dan Jokowi
seolah-olah tak melawan.
Sebenarnya, dalam perspektif Jawa, Jokowi menunjuk­kan konsolidasi
perlawanan secara simbolis atas pencoretan Ara. Dengan menyebut secara
terbukabahwaAraadalahsohibdekatnyadanakanmembantupemerintahannya,
Jokowi mengirimkan pesan khusus bahwa dia tak menyerah. Wong Jawa anggone
semu, sinamun samudana, sesadone ing adu manis. Inilah politik pasemon.
Manusia Jawa cenderung semu atau terselubung. Jokowi tak sekadar melawan
dalam diam.
Susunan kabinet Jokowi memang tidak buruk, tapi juga tak bisa memunculkan
“wow factor”. Inilah yang terbaik yang bisa dilakukan Jokowi di tengah realitas
politik yang tak mudah. Jokowi bukan veto player, bukan pula “pemegang saham”
terbesar di PDI Perjuangan. Jokowi juga harus berkompromi dengan partai-
partai pendukung lainnya untuk melakukan akomodasi politik. Jokowi tidak bisa
sepenuhnya memaksimalkan hak prerogatifnya ketika bicara nama-nama menteri
yang direkomendasikan melalui jalur partai.
Padahal rekrutmen pejabat publik via partai juga tak bisa memberi garansi
meritokrasi. Masalahnya bukan sekadar partai kekurangan stok kader yang
Pendidikan
●	 Teologi dan
Filsafat IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta,
2002
●	 Master pertama
Fakultas Asian Studies
(MAPS) di Australian
National University
(ANU), Canberra,
Australia
●	 Master kedua bidang
political science
(research) di ANU,
2008
●	 Kandidat PhD di
Department of
Political and Social
Change, ANU
Aktivitas:
●	 Dosen di Program
Diploma Ilmu Politik,
FISIP UIN Syarif
Hidayatullah dan
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOLOM
berkualitas, tapi sistem meritokrasi seringkali membentur tembok patronasi yang
terlalu kuat di kalangan internal partai. Seleksi calon pejabat publik di dalam partai
lebih sering ditentukan bukan oleh kriteria profesionalitas, melainkan kedekatan
dengan elite. Jokowi tidak menyerah. Dia memanfaatkan KPK dan PPATK untuk
menolak calon menteri yang bermasalah. Beberapa nama yang distabilo merah
memang terjungkal, tapi daftar pengganti yang diusulkan partai juga tak serta-
merta lebih baik dari sebelumnya.
Inilah yang membuat publik tak melihat “wow effect” dalam kabinet Jokowi.
Beruntung dia masih punya ruang manuver untuk menentukan secara
lebih leluasa calon-calon menteri dari jalur profesional nonpartai.
Beberapa di antaranya memang tak selalu sesuai dengan kompetensi
danpengalamannya.Beberapapos
kementerian terkesan sudah
dipatoksebagaihargamatioleh
partai pendukung. Akibatnya,
prinsip the right person in
the right place terpaksa
dikorbankan. Sedikitnya
12 dari 16 menteri dari
partai-partai pendukung
mengisi portofolio
kementerian yang tidak
pas dengan kompetensi
dan pengalamannya.
Pascasarjana Universitas
Paramadina
●	 Peneliti Senior Lembaga
Survei Indonesia (LSI)
●	 Peneliti di Center for
the Study of Islam and
Society
●	 Program Manager for
Voter Education at The
Asia Foundation dan
Jaringan Islam Liberal
(JIL), 2004
●	 Koordinator Penelitian
Moslem Perception
on US Foreign Political
Affair yang dilakukan
oleh Kedutaan Besar
Amerika Serikat, PPIM,
JIL, LSI, dan Freedom
Institute, 2004
●	 Program Manager for
Voters Education in
General Election 2004
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOLOM
Tapi apa mau dikata, jabatan menteri adalah political appointee. Jokowi tak bisa
menafikan peran partai dalam sistem presidensial-multipartai ekstrem yang kita
anut. Dalam desain politik seperti ini, politik transaksional yang bertumpu pada
konsesi politik menjadi pemandangan lumrah. Profesionalisme dan meritokrasi tak
lagimenjadiacuan.Ketegasanmenjadibarangmahalkarenaterlalubanyakkalkulasi
politik yang menjadi konsiderans. Secara faktual, kekuatan oposisi mendominasi di
parlemen. Jokowi hanya mengandalkan koalisi minimalis dari PDI Perjuangan, PKB,
NasDem, Hanura, dan PPP. Total kekuatannya di parlemen cuma 44 persen. Jika
kelima partainya tidak diakomodasi dalam kabinet, koalisi pendukung Jokowi bisa
“masuk angin”. Stabilitas politik makin terganggu dan janji-janji Trisakti dan Nawa
Cita Jokowi makin jauh panggang daripada api.
Namun, di atas segalanya, ada harga yang harus dibayar karena tarik-ulur
penyusunan kabinet Jokowi. Kredibilitas Jokowi sedikit tercoreng karena
“penundaan” pengumuman kabinet. Padahal, ia telanjur berjanji bahwa, dalam
waktu satu-dua hari setelah pelantikan, skuat kabinet akan diumumkan. Karena
itu, protokol manajemen krisis harus segera dinyalakan. Terlalu banyak drama
dan kekacauan informasi terkait tarik-menarik distribusi kekuasaan yang melucuti
kredibilitas Jokowi. Kabinet ramping dan tanpa syarat terbukti sekadar retorika
ketimbang kenyataan.
Karena itu, Jokowi harus kembali menegakkan harga dirinya sebagai presiden
yang merdeka dengan mempertegas komitmen agar semua menteri yang sudah
dilantik menanggalkan jabatan strukturalnya di partai. Sejak awal, janji Jokowi
agar menteri-menterinya tidak merangkap jabatan di partai sudah terpatri di
memori publik. Namun, sejak pelantikan kabinet, baru tiga menteri dari NasDem
yang dilakukan oleh
Japan International
Cooperation Agency
(JICA) dan JIL, 2004
Karya:
●	 Civil Society dan
Demokrasi: Survei tentang
Partisipasi Sosial-Politik,
Jakarta: INCIS, 2003
●	 Mencari Akar Kultural
Civil Society di Indonesia,
Jakarta: INCIS, 2004
●	 Quo Vadis Pemilu 2004?,
Jakarta: Logos, 2004
●	 Defisit Pelayanan Publik:
Survei Opini Publik,
Jakarta: INCIS, 2005
●	 Dilema PKS: Suara dan
Syariah, Kepustakaan
Populer Gramedia, 2012
●	 Memperbaiki Mutu
Demokrasi di Indonesia:
Sebuah Perdebatan,
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KOLOM
yang melepas jabatannya di partai. Tjahjo Kumolo juga sudah menyatakan siap
mengundurkan diri dari jabatan Sekjen PDI Perjuangan.
Namun Puan Maharani terkesan belum sepenuhnya “ikhlas” mengundurkan
diri dari jabatan Ketua DPP PDI Perjuangan. Dia mengatakan keputusan mundur-
tidaknya tergantung fatwa Ketua Umum Megawati. Di sinilah ujian Jokowi
berikutnya untuk menegakkan komitmen. Drama pengumuman susunan kabinet,
di mana Jokowi meminta semua menterinya berlari ketika dipanggil, sementara
Puan justru berjalan santai, telanjur menjadi tontonan publik. Juga sebelum sesi
pemotretan, saat 33 menteri berjalan dari Istana Negara menuju Istana Merdeka,
hanyaPuanMaharaniyangterlihatmenumpangikendaraangolfcar.Secarasimbolis,
ini menunjukkan “ketidakberdayaan” Jokowi terhadap anak buahnya.
Keberhasilanpemerintahnantinyabukanhanyaditentukancapaian-capaianfaktual
semata, tapi juga sangat ditentukan oleh kemampuan Jokowi dalam mengelola
manajemen harapan publik. Berhentilah “berpuisi”, dan mulailah membuat “prosa”.
“We campaign in poetry. But when we are elected, we are forced to govern in prose,”
ujar Mario Cuomo. Jokowi sudah cukup lama “berpuisi”, menjejali publik dengan
bait-bait yang indah didengar atau diseminarkan. Saatnya Jokowi membuat “prosa”,
yang diisi dengan narasi yang menguraikan sekaligus menyelesaikan (gets things
done). Jokowi butuh kemampuan teknokrasi di tengah tarikan kepentingan politik
dan tuntutan publik yang melambung tinggi. Selamat bekerja! n
Jakarta: Paramadina,
2012
●	 Perang Bintang 2014:
Konstelasi dan Prediksi
Pemilu dan Pilpres,
Noura Books, 2013
Penghargaan:
●	 Anugerah Media
dan Komunikator
Terbaik Pilpres 2009
kategori pengamat
dari strategic public
relations
●	 Charta Awards
kategori pengamat
dari Charta Politika,
2010
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Kepak sayap
Pangandaran, 15 Januari 1965.
“Susi, gambar apa ini?
Pesawat terbang mahal-
mahal, kok bawa ke­
ranjang ikan? Bau amis,
atuh!”
Menteri Susi
Mengaku putus se-
kolah karena sakit,
tapi kata kawannya dia
dikeluarkan gara-gara
aksi golput pemilu dan
sempat dikejar-kejar
Babinsa.
merintis bis-
nis ekspor ikan
dari jualan
keliling.
Susi ter-
bang kian
tinggi...
Sejak kecil memimpikan ingin
punya pesawat terbang.
berani melerai bentrok nelayan vs preman. Pernah
pimpin demo tolak sodetan sungai di Pangandaran.
Maskapai Susi Air dengan rute perintisnya
bikin Susi dekat dengan pejabat dan poli-
tikus. Megawati dan Jokowi pernah carter
pesawat Susi untuk kampanye.
“Ibu Susi Men-
teri Kelautan dan
Perikanan ya,”
“Yes!”
Ikaaaann...
2004: Lahirnya Susi Air
“Bisa Terbang ke
lokasi Tsunami Aceh?
TEKS: BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, 	 MONIQUE SHINTAMI, OKTA WIGUNA | ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSYAH
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUSFOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
SUSI SEMPAT RAGU MENERIMA TAWARAN JOKOWI JADI
MENTERI. IA GALAU KALAU-KALAU TINGKAH LAKUNYA
YANG NYENTRIK JUSTRU MEMBAWA DAMPAK NEGATIF
BAGI KABINET JOKOWI.
TELEPON MEGA
SEBELUMKEISTANA
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Tap untuk melihat
Video
S
USI Pudjiastuti galau tingkat tinggi.
Ia baru saja pulang dari Istana setelah
bertemu Presiden Joko Widodo,
Kamis 23 Oktober 2014. Hari-hari
itu sebetulnya CEO Susi Air ini merencanakan
terbang ke Amerika Serikat untuk menengok
anaknya. Namun panggilan dari Istana tidak
mungkin diabaikannya.
Sang Presiden ternyata mengundang Susi
ke Istana untuk mengajaknya masuk dalam
KabinetKerja,yangakansegeradiumumkannya.
Kepada Jokowi, Susi sempat mengaku bahwa
ia adalah pebisnis yang dianggap “gila” dalam
membangun perusahaan. Namun Jokowi justru
menjawab Indonesia butuh orang-orang yang
“gila” seperti Susi.
Kemantapan Jokowi memilihnya menjadi
menteri inilah yang membuat galau Susi.
Ia merasa tidak cocok menjadi birokrat. Ia
perempuan yang keras kepala serta tidak suka
kompromi.Iajugatidakterbiasadenganaturan-
aturanformalyangmembatasiseorangpejabat.
Selaku CEO Susi Air, ia bebas berteriak bila
ada pekerjaan yang tidak beres. “Di sini (KKP)
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
kadang gemes tapi i have to hold it,” ucap Susi
saat ditemui majalah detik di kantor barunya,
Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.
Susi juga berat hati meninggalkan
perusahaannya. Selama dua tahun ini, ia sangat
menikmatitotalitasnyadiSusiAirhinggasukses
mengantar maskapai perintis itu berkembang
menjadi perusahaan berlevel internasional.
Saking bingungnya, Susi bahkan curhat
kepadasangcucuyangmasihberumur8tahun.
Betapa kagetnya Susi mendengar pendapat
cucunya itu. “Dia bilang, ‘Uti, this is significant
job’. (Saya balik tanya) ‘Kamu bilang significant?
Do you understand what is significant?’” cerita
Susi.
Selain sang cucu, sebenarnya Susi telah
minta pendapat teman dekatnya yang lebih
berpengalamandipemerintahan,yaknimantan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono
Kusumaatmadja dan Wakil Bupati Ciamis Jeje
Wiradinata.
Sarwono menyarankan Susi agar menerima
tawaran Jokowi. Meski tidak sekolah tinggi,
pengalaman bisnis yang mengantarkan
Susi mendapat penghargaan segudang itu
diyakini Sarwono akan membuat Susi mampu
memimpin KKP. Susi juga orang yang cerdas.
“Saya bilang, ‘Pasti kamu bisa,’” ungkap
Sarwono kepada majalah detik.
Sementara, kepada Jeje, Susi belum
menjelaskan apa posisi menteri yang akan
disandangnya. Jeje adalah teman Susi ketika
bersekolah di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) 1 Pangandaran.
Susi juga rekan seperjuangan Jeje saat
membelakepentingannelayandipesisirselatan
Jawa Barat itu. Karena itu, Susi selalu cerita
apa saja kepada Jeje, termasuk soal panggilan
Jokowi.
“Dia bilang doain saja. (Saya tanya) apakah
Menteri Perikanan? ‘Pokona, mah, (pokoknya)
urusan lautlah,’” kata Jeje menirukan Susi saat
ditemui majalah detik.
Di tengah kegalauan itu, Susi pun merenung
dan kembali menengok ke belakang perjalanan
hidupnya. Perusahaan Susi Air bermula dari
jualanikan.Iamembelipesawatuntukmengirim
ikan sehingga bisnis komoditas laut itu maju
Diabilangdoainsaja.
(Sayatanya)apakah
MenteriPerikanan?
‘Pokona,mah,
(pokoknya)urusan
lautlah.
Wakil Bupati Ciamis Jeje
Wiradinata
BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
pesat selama satu dasawarsa ini. “Maybe the
life calling me back to returning to fisheries,” ujar
Susi.
Dua hari setelah bertemu Jokowi, protokol
kepresidenan memberi tahu secara resmi
bahwa Susi ditunjuk menjadi Menteri KKP dan
menyampaikan undangan ke Istana hari Minggu.
“Sekretaris saya ditelepon Sabtu tengah malam,”
kata Susi.
Meski mendapat kepastian akan
menjadi Menteri KKP, rasa bimbang masih
menghinggapi Susi. Sampai akhirnya pagi hari
sebelum melangkah ke Istana, Susi menelepon
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Soekarnoputri.
Susi dan Mega sudah berteman lebih
dari sepuluh tahun. Pertemanan keduanya
diperkuat oleh latar belakang sejarah yang
cukup emosional.
Ceritanya,ibundaMega,FatmawatiSoekarno,
seringpelesirankePangandaran.Adalahibunda
Susi, Suwuh Lasmi, yang selalu menjamunya di
pendapa kawedanan. “Dulu ibunya Ibu (Mega)
datang, ibu saya yang menjamu. Sekarang
Megawati saat menghadiri
pelantikan Kabinet Kerja Jokowi
di Istana Merdeka.
DOK. DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
anak Ibu (Suwuh) menjamu Ibu,” kata Susi, saat
pertama bertemu Mega pada 2002, seperti
ditirukan salah satu sumber yang menyaksikan
pertemuan itu.
Mega pun sering berkunjung dan menginap
di rumah Susi. Kebetulan, Pangandaran salah
satu lumbung suara PDI Perjuangan. Dalam
empat kali pemilu terakhir, hanya sekali partai
itu kalah, yakni saat pemilu 2004.
Dalam setiap kunjungan itu, Mega selalu
menyempatkan diri beristirahat dan makan
siang di rumah Susi nan asri. Susi pun sering
membantu kalau ada acara-acara PDI
Perjuangan di Pangandaran. Suatu kali ada
acara partai yang harus dihadiri Mega di
Pangandaran, Susi sukarela meminjamkan
pesawatnya untuk dipakai Mega.
Karena merasa sudah dekat dengan Mega
itulah maka Susi minta pertimbangan apakah
sebaiknyamenerimaataumenolakjadimenteri.
“Ibu, nanti kalau Susi enggak bisa kontrol, being
ugly on the bad mood, misalnya, apakah itu
tidak akan bikin jelek semua nanti?” kata Susi
kepada Mega.
Ia takut banyak pihak akan tercoreng
namanya jika ia tidak becus memimpin KKP.
Sayang, Susi tidak membuka apa “wejangan”
Megawati. “Saya telepon ke Bu Mega sebagai
pertimbangan saja,” kata Susi.
Sedangkan mantan Gubernur Jawa Barat
Solihin G.P., yang didaulat Susi menjadi
penasihatnya, memberi kesaksian Susi tidak
hanya dekat dengan Mega, tapi juga menjalin
relasi baik dengan Jokowi. Mereka sering
bertemu kalau sedang ada acara blusukan.
Namun Susi mengaku baru bertemu secara
personal dengan Jokowi cuma satu kali. Itu pun
sambil lalu saja ketika keduanya sama-sama
berada di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Peristiwa itu terjadi sebelum pelantikan
presiden. Jokowi hendak pulang ke kampung
halamannya di Solo. “Cuma dua menit,” cetus
Susi.
Tetangga Susi memberi kesaksian bukan
Jokowi dan Mega saja yang dikenal Susi.
Banyak pejabat di negeri ini dan petinggi
militer yang sering berkunjung ke rumah Susi
apabila sedang ke Pangandaran. “Jadi, pantas
FOKUS
Ibu,nantikalau
Susienggakbisa
kontrol,being
uglyonthebad
mood,misalnya,
apakahitutidak
akanbikinjelek
semuananti?
Susi Pudjiastuti.
AGUNG PAMBUDHI/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
jadi pejabat karena teman-temannya penggede
semua,” kata tetangga Susi, Andersen, yang
juga teman bermusik ayah Susi ini.
Menurut Sarwono, di luar kedekatannya
dengan para pejabat itu, Susi memang layak
menjadi Menteri KKP. Susi adalah orang yang
dinamis dan cerdas.
Akhirnya, Minggu sore, Jokowi
mengumumkan kabinetnya, dan memanggil
Susidiurutankelima.“IbuSusiiniwirausahawati
pekerja keras. Mulai dari nol sampai bisa
menggabungkan dunia penerbangan dengan
maritim. Saya meyakini Ibu Susi akan banyak
bikin terobosan,” kata Jokowi.
Maka, sore itu, begitu mengetahui berita di
televisi, kagetlah keluarga besar Susi. Mereka
tidak tahu Susi batal ke Amerika dan malah
muncul di Istana. “Ya, banggalah,” kata adik
Susi, Fuad Karlan.
Masyarakat pun heboh mendapati tingkah
nyentrik Susi. Ia membalikkan stereotip citra
pejabat “baik-baik” yang umum selama ini. Ia
memilikitatodisepanjangbetiskanannyayang,
pada saat pelantikan Senin, keesokan harinya,
bahkan mengintip di belahan kebaya Susi.
Sebagai pejabat baru, Susi, yang seorang
perempuan, juga tidak segan merokok di muka
umum di lingkungan Istana Negara. Yang juga
menjadi perdebatan, ia ternyata hanya tamatan
SMP,sementaramenterilainnyabertitelprofesor.
Publik pun ramai membahas sosok pemilik
Susi Air tersebut. Komentar negatif dan positif
sama-sama imbang. Di luar soal penampilan
fisik dan pendidikan, mulai tersebar pula suara-
suara yang meragukan kredibilitas bisnis Susi.
Susi juga disebut bersuamikan warga negara
Susi di halaman Istana Merdeka
Jakarta.
MOKSA/DETIKCOM
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUSFOKUS
asing yang dikhawatirkan bisa mengganggu
kerahasiaan kelautan NKRI.
Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan
Tradisional (KNTI) Riza Damanik sampai
mengirim informasi itu dalam bentuk
surat kepada Jokowi. Katanya, Susi dapat
menimbulkan konflik kepentingan. “Itu akan
selalu sulit dihindari,” ujar Riza kepada majalah
detik.
Isu-isu miring itu rupanya mengusik Susi.
Ia kesal waktu kerjanya habis hanya untuk
mengklarifikasi isu. Terkait tudingan soal
konflik kepentingan, Susi menyatakan sudah
menyerahkan pengelolaan perusahaannya
kepada orang kepercayaan. Susi Air ia serahkan
kepada Mayjen (Purnawirawan) Sudrajat.
Sementara, PT ASI Marine Production sudah
diserahkan kepada Rustam Effendi.
Ia pun mengaku saat ini menjadi orang
tua tunggal--alias tidak bersuami--bagi tiga
anaknya. Pengakuan ini tentu untuk menjawab
kekhawatiran soal bocornya rahasia kelautan
negeri ini.
“Saya akan menunjukkan saya punya
tanggung jawab. Itu yang saya lakukan,” kata
Susi. Soal gayanya yang nyentrik, Susi pun
mengaku tidak akan berubah. “Kalau saya mau
berubah seperti birokrat atau ibu-ibu yang
manis dan feminin, saya tidak bisa. Saya sudah
50 tahun seperti ini,” tegasnya.
Sarwono menjamin Susi akan langsung tancap
gas melakukan tugasnya sebagai menteri. “Kalian
dapat menteri seperti Susi, diajak lari. Semoga
napas kalian panjang aja,” kata Sarwono menasihati
Salah satu armada Susi Air.
DOK. SUSI AIR
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
pegawaiKKP.
Peringatan Sarwono tampaknya bukan omong
kosong. Di hari pertama kerja, Susi langsung
menetapkan jadwal masuk dimajukan dari pukul
08.00 WIB menjadi pukul 07.00 WIB. “Semakin
pagi tambah semangat,” ucap Susi.
Ia juga langsung menunjukkan ketegasan
dalam memimpin lembaga itu. Ketika
menggelar rapat dengan Dirjen Perikanan
Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), Rabu, 29 Oktober 2014, Susi beberapa
kali“sewot”saatmengetahuipendapatankapal
30 GT jauh dari target.
Menurut data KKP, kapal 30 GT saat ini
berjumlah 5.000 buah. Dalam setahun,
pendapatannya diketahui Rp 300 miliar. Berarti
satu kapal per tahun hanya bisa menghasilkan
Rp 60 juta. Padahal kapal tersebut minum solar
subdisi1,5-2tonperhari.“Kitaminta(pendapatan)
Rp 5-6 triliun. Wajar tidak? Kok diam? Setuju?”
tanya Susi. “Setuju”, jawab peserta rapat.
Ia juga akan me-review kembali izin-izin
penangkapan ikan. Dalam dua bulan ini,
penerbitan izin baru dimoratorium.
Agarnelayanbisamelaut,iaakanmemastikan
tersedianya bahan bakar dan berencana
menghapus subsidi solar nelayan. Sebagai
gantinya, subsidi itu akan berwujud alat-alat
tangkap yang lebih mendukung.
“Let see, i hope i never lose my temper, but i
do my best,” janji Susi. ■ MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR
RIFAI, AVITIA NURMATARI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN I IRWAN
NUGROHO
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Kediaman Susi di jalan Merdeka,
Pangandaran.
ISFARI/MAJALAH DETIK
FOKUS
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
DONGENG
TATO
PUTRI
PAKHAJI
SUSI BUKAN BERASAL DARI KELUARGA
SEMBARANG. KELUARGANYA MERUPAKAN
HAJI YANG DIHORMATI DI PESISIR
PANGANDARAN. MENGAPA IA BERTATO?
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
S
USI Pudjiastuti adalah legenda
tentang perempuan pemberani.
Setidaknya begitulah bagi Wawan. Ia
menjadi saksi bukti keberanian Susi
empat belas tahun lalu.
Susi,yangsedanghamilmuda,bisameredam
rusuh antara nelayan dan preman. Padahal dua
kelompok itu sudah rusuh selama dua hari di
Terminal Pangandaran.
Pada tahun 2000 itu, ratusan nelayan
mengepung terminal. Mereka berteriak-teriak
menantang semua preman. Para nelayan
menuntut balas setelah seorang nelayan
dikeroyok preman.
Wawan,yangsaatitumasihberusia23tahun,
ikut bergerombol bersama nelayan. Susi, yang
mendapat laporan itu, pun langsung turun
tangan, terlebih sudah empat preman tewas.
Susi, yang saat itu terkenal sebagai
pengusaha ikan, ternyata sangat disegani
para nelayan. Para nelayan yang sudah mulai
beringas dengan mengancam pembakaran
kantor polisi, manut saja pada Susi. “Ibu Susi
yang meredakan. Padahal tadinya enggak bisa
Susi Pudjiastuti bersama
rekan di kabinet
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
reda,” kisah Wawan.
Susi bukanlah pengusaha biasa di
Pangandaran. Ia merupakan anak ketiga
pasangan Haji Karlan dan Suwuh Lasmi, orang
kaya di wilayah itu. Saat masih kelas lima
sekolah dasar saja Susi sudah diajari menyetir
mobil Land Rover sang ayah.
KekayaanorangtuaSusitidakbisadilepaskan
dari garis Haji Ireng. Kakek buyut Susi ini adalah
tuan tanah di Pangandaran. Semua warisan
Haji Ireng jatuh ke tangan Suwuh karena ia
menjadi ahli waris satu-satunya setelah sang
adik, Abdullah, meninggal.
Semula, Karlan hanya menjadi PNS di
Pangandaran. Namun ia pensiun setelah
menikahdenganSuwuh.Ialantasterjunmenjadi
pengusaha. Karlan sering meminjamkan alat
penangkap ikan dan kredit kepada nelayan.
Makanya seluruh nelayan gampang akrab
dengan Susi.
Tak hanya di kalangan nelayan, Karlan juga
terkenal di pemerintahan. Slamet, sahabat
Karlan, mengungkapkan Karlan turut terjun
dalam proyek borongan pemerintah. Ia
memenangi tender beberapa proyek, salah
satunya pembangunan kantor urusan agama
(KUA).
Bagi warga Pangandaran, Susi merupakan
penjelmaan Karlan. Mereka sangat mirip. Lagak
bicara dan kebiasaan Susi menyetir mobil
benar-benar mirip Karlan. “Susi memahami
cara bapaknya berbincang dengan nelayan
sehingga cepat akrab,” tutur Slamet.
Memiliki nama besar bapak dan moyangnya,
Susi tetap tidak mau berpangku tangan. Ia
memilih jalan hidup berliku. Sejak remaja, ia
tidak mau bergantung pada kekayaan ayahnya.
Tahun 1980, Susi melanjutkan sekolah
ke SMA 1 Yogyakarta. Fuad menyebutkan
SMP 1 Pangandaran, tempat
Susi melewatkan pendidikan
menengah pertama
BAHTIAR/DETIKCOM
FOKUSFOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
kakaknya ingin menempuh sekolah di kota
pelajar itu karena memiliki nilai yang bagus di
SMP 1 Pangandaran.
Karlansendiritidakpernahteledormemenuhi
kebutuhan hidup anaknya di perantauan. Susi
tinggal indekos di dekat sekolahnya. Tempat
kosnya itu kini menjadi taman kanak-kanak.
Namun ia belajar mandiri dengan mulai
berdagang apa saja kepada teman-temannya.
“Dagangannya macam-macam, dari kaus
sampai makanan kecil,” kisah Fuad.
Di tengah jalan, ternyata sekolah Susi tidak
berlangsung mulus. Ia keluar dari sekolah
saat menempuh kelas dua, sekitar tahun 1981.
Konon, Susi dikeluarkan karena mendukung
aksi golput. “Isunya, ia juga menjual kaus
gerakan golput,” kata Fuad.
Karyawan PT ASI Marine Production yang
akrab dengan Susi menyebutkan bosnya
pernah dicari-cari Koramil dan polisi setelah
dikeluarkan dari SMA 1 Yogyakarta.
“Ibu Susi itu sendiri golput, lo. Sampai dikejar-
kejar, dia sempat ditangkap polisi. Waktu itu
barukeluardarisekolah,lagimenganggur,”ucap
karyawan yang tidak mau disebut namanya itu.
Slamet, yang juga guru olahraga Susi di SMP,
tidakheranbilaSusiberanigolputmeskizaman
Soeharto dilarang. Muridnya tersebut berani
berdebat dengan guru. “Dia satu-satunya siswa
yang berani bertanya di dalam kelas,” kata
FOKUS
SMA I Yogyakarta (kiri) dan
kos Susi yang kini menjadi TK
(kanan)
EDZAN RAHARJO/DETIKCOM
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Slamet.
Wawasan Susi juga luas karena gemar
membaca. Bacaannya pun tidak sembarangan:
buku-buku sosial, novel, dan filsafat.
Namun keterangan resmi dari sekolah itu
menyebutkanSusikeluarkarenamengundurkan
diri, bukan dikeluarkan karena golput. Kepala
Sekolah SMA 1 Yogyakarta, Rudy Prakanto,
menyebutkan alasan Susi mengundurkan diri
kemungkinan karena sering sakit.
“Kalau nilainya sendiri normal, ada enam,
tujuh, dan bahasa Indonesia dapat delapan,
kok,” jelas Rudy.
Pengakuan guru-guru yang pernah mengajar
pada tahun 1980-an menyebutkan Susi sering
membawa obat ke sekolah karena keluhan
sakit.
PadasaatituSusijatuhdaritanggatempatnya
kos. Kepalanya terbentur dinding hingga ia
harus rebah di kamar selama berhari-hari.
Orang tuanya lantas menjemputnya untuk
pulang. Hanya saja, setelah sembuh, ia tidak
mau melanjutkan sekolah.
Karlan sangat berang dengan sikap Susi
yang tidak mau sekolah lagi. Ia sampai tidak
mau berteguran dengan Susi selama hampir
setahun.
Lepas dari sekolah, ia lantas pulang ke
Pangandaran. Ia menjalani masa-masa sulit
karena menganggur. Daftar kebandelan Susi
bertambah.
Keterlibatannya menjadi golput di era Orde
Baru bukan satu-satunya masalah Susi dengan
polisi. Fuad mengaku kakaknya sempat
membandel usai keluar SMA. Beberapa polisi
pernah bertandang terkait kenakalan yang ia
perbuat. Hanya saja Fuad tak mau merincinya.
Tempat Pelelangan Ikan
Pangandaran
BAHTIAR/DETIKCOM
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Selain itu, kebiasaan Susi mulai bertambah. Ia
mulai mengenal rokok. Sejak menginjak bangku
SMA, kepulan asap tembakau tidak pernah
lepas dari Susi. Orang tuanya sudah berkali-kali
memperingatkan, namun tetap saja tak digubris.
Untungnya, masa ini tidak lama. Susi mulai
meneruskan usaha dagang yang ia pelajari di
Yogyakarta, dan dagangannya kini merambah
ke alat-alat rumah tangga.
Sering keliling Pangandaran dan menyadari
tempat kelahirannya itu merupakan penghasil
ikanterbesar,Susipunmulaitertarikberdagang
ikan. Tahun 1982, ia mulai merambah Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran untuk
“menembak” ikan dari nelayan.
Usaha ini digelutinya dengan caranya sendiri.
Mantan suaminya, Yoyok Yudi Suharyo,
mengaku Susi sangat cermat mengawasi
pekerjaan. Bahkan ia rela bekerja bersanding
dengan pegawainya.
“Dia itu orangnya sangat genius, terus
dia kelihatannya mendalami, apalagi setelah
menikah enggak bisa dicegah dan dilarang.
Sampai nyuci udang itu harus sendiri,” jelasnya.
Bisnispunberkembangdengantangandingin
Susi. Kini ia, yang cuma punya ijazah SMP itu,
tak hanya berdagang ikan tetapi juga memiliki
maskapai penerbangan untuk mengirim
hasil laut. Ia makin dihormati nelayan karena
menggairahkan pasar ikan. Ia selalu membeli
ikan dengan harga tinggi.
Tapi,diselakesibukanbisnisnyaitu,Susiternyata
terus melakukan aktivitas nyentrik lainnya.
Konon, tahun 1999, ia sengaja pergi ke Bali untuk
merajah kakinya. Saat itu, Susi baru saja cerai dari
suaminya yang kedua, Daniel Kaiser.
“Kan dia goyah. Kalian tahu enggak tatonya
apa? Itu burung phoenix. Burung itu katanya
untuk keberuntungan. Dia bilang, ‘Moga-moga
gue hoki kayak burung phoenix,’” kata sumber
yang dekat dengan Susi.
Gambar hewan yang melambangkan
kemujuran itu terpampang jelas di kakinya. Kini
ia menjadi satu-satunya anggota Kabinet Kerja
Jokowi yang memiliki tato. ■
BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT (PANGANDARAN), EDZAN RAHARJO
(YOGYAKARTA),
MONIQUE SHINTAMI (JAKARTA) I ARYO BHAWONO
Suami pertama Susi, Yoyok
Yudi Suharyo
BAHTIAR/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
S
USI Pudjiastuti menyimpan kisah
asmara berliku. Kerabat dan kawan
dekat Susi mengetahui Menteri
KelautandanPerikananinimenikahtiga
kali, dua suami terakhirnya berkewarganegaraan
asing.
Suami pertama Susi bernama Yoyok Yudi
Suharyo, pedagang ikan asal Banyumas, Jawa
Tengah. Boleh dibilang, Yoyok adalah cinta
pertama Susi. Mereka bertemu saat Susi tengah
getol belajar usaha dagang ikan pada 1983.
Yoyok mengaku perkenalan mereka terjadi
di Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran saat
“nembak” ikan alias menawar ikan dari nelayan.
Adik kelas Susi semasa SMP memperkenalkan
mereka berdua.
Keduanya menjalani masa pacaran kilat. Tahun
itu juga mereka menikah. “Awalnya dia itu ke
lelang, mau beli ikan. Begitu saja. Terus ketemu
saya, nyambung, sampai kemudian menikah,” ujar
Yoyokketikaditemuimajalahdetikdirumahnya,
Jalan Pramuka, Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.
Pasanganinimenerimaberkahsetelahmenikah.
Usaha mereka berkibar di seantero pesisir selatan
dan utara Jawa hingga sebagian Sumatera. Susi
gigih mengembangkan usaha, Yoyok pun terus
membuka jaringan dagang.
“Yoyok-Susi itu identik sekali dari pantai utara
dan selatan Jawa, sampai Bengkulu, Lampung,
semua sudah pada tahu,” Yoyok mengenang.
Namunhubunganinihanyaberlangsungsekitar
lima tahun. Keduanya mengakhiri pernikahan
pada 1988. Baik Yoyok maupun Susi tidak
menyebutkan alasannya. Hanya, Yoyok bilang
TIGA KISAH CINTA
IBUMENTERI
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Susi orang yang sangat keras.
Pada 1991, Susi bertemu dengan Daniel Kaiser.
Ia seorang teknisi pesawat berkewarganegaraan
Swiss yang tengah bertandang di restoran milik
Susi,HilmanFishFarmRestaurantdiPangandaran.
“Pertama kali bertemu dengannya di restoran
miliknya. Dia buat restoran sangat cantik, dari
kayu. Suatu hari saya di sana, dan kami jatuh
cinta,” tutur Daniel.
Masa pacaran Daniel hanya berlangsung
setahun, mereka kemudian menikah pada 1992 di
Pangandaran.
Namun Daniel memiliki kenangan mendalam
dengan Susi. Ia menorehkan banyak kenangan
indah selama berumah tangga dengan Susi.
Yang paling berkesan adalah menyisir Pantai
Pangandaran dengan sepeda motor. Bahkan ia
menjuluki mantan istrinya itu Putri Laut.
Daniel merupakan satu-satunya mantan suami
Susi yang hadir saat serah-terima jabatan Menteri
Kelautan dan Perikanan di Jakarta pada Rabu, 29
Oktober lalu. Ia yakin mantan istrinya itu bisa
memberikan kontribusi besar untuk Indonesia.
Hubungan mereka kandas pada 1999. Daniel
tidak menyebut alasannya. Hanya, ia memuji Susi
sebagai pribadi yang tangguh.
Suaminya terakhir adalah Christian von
Strombeck. Namun informasi mengenai Christian
tidak banyak. Hanya saja, rekan Susi yang kini
menjabat Wakil Bupati Ciamis, Jeje Wiradinata,
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Susi berenang
bersama anak dan
keluarganya
REPRO
Tap untuk mendengar
testimoni Mantan
Suami pertama Susi,
Yoyok Yudi
Suharyo
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
menyebutkan mereka menikah di Pangandaran.
“Yang saya tahu, (Susi) sudah tiga kali kawin.
Yang pertama orang sini, namanya Yoyok, lalu
Daniel, dan Christian,” ujarnya.
Hubungan ini membuahkan tiga anak, yakni
Panji Hilmansyah ketika bersama Yoyok, Nadine
Kaiser ketika bersama Daniel, dan Alvy Xavier
ketika bersama Christian.
Panji kini tengah menempuh pendidikan
instrukturpenerbangandiNaples,Florida,Amerika
Serikat. Ia sudah memberikan satu cucu kepada
Susi. Nadine menyelesaikan sarjana penerbangan
diEmbry-Riddle,Daytona.Sedangkanyangpaling
kecil masih bersekolah di Jakarta.
NamunSusihanyamenyebutkanbahwadirinya
menikah dua kali. Ia tidak mau ambil pusing
dengan gosip soal keluarganya. Ia berkeberatan
bila diwawancarai masalah pribadi. Ia mau disorot
program dan kinerjanya sebagai menteri.
Yang jelas, sebagai nenek bercucu satu, Susi
menegaskan kehidupannya sudah bahagia. “Saya
menikah dua kali dan sekarang single parent. And
I proud of my children,” Susi menegaskan. ■
MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT | ARYO BHAWONO
Susi memeluk
mantan suaminya,
Daniel Kaiser
CNN INDONESIA
Tap untuk mendengar
testimoni Mantan
Suami kedua Susi,
Daniel Kaiser
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUSFOKUS
IKUT LELANG IKAN DAN LOBSTER,
SUSI MALAH MENAWAR LEBIH TINGGI
KETIMBANG HARGA PASAR DAN SETELAH
ITU DILEPAS KE LAUT. GAYA BISNIS
NYELENEH BIKIN IA DISEGANI.
GAYA
BISNIS
ANEH
SUSI
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
S
EBANYAK 30 bus melaju dari
Pangandaran dengan tujuan akhir
gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Pada 1999 itu, penumpang bus itu
hendak berdemo menolak proyek sodetan
Sungai Citanduy ke Pantai Pangandaran.
Kala itu proyek tinggal selangkah lagi dimulai
karena Asian Development Bank (ADB) sudah
siap mengucurkan dana. Lahan-lahan sudah
dibebaskan Departemen Pekerjaan Umum dan
alat-alat berat juga sudah sampai ke Pangan-
daran.
Saat masa genting
itu, telepon Jeje Wira-
dinata berdering. Kala
itu Jeje adalah ang-
gota DPRD Ciamis,
Jawa Barat. Yang men-
gontak adalah kakak
kelas semasa sekolah
dasar, Susi Pudjiastuti.
“Je, di mana?”
“Saya di Ciamis.”
“ItuadapertemuandiKementerianLingkung­
an Hidup. Sudah, ke sana naik pesawat, nanti
kamu tidur di sana.”
Jeje, yang kini Wakil Bupati Ciamis, bercerita
Susi memang jadi motor penolakan sodetan
Citanduy ke Jakarta. “Biaya aksi itu 99 persen
dari Ibu (Susi),” ujarnya.
Menurut Jeje, Susi berorasi di jalanan serta
menemui pakar kelautan dan lingkungan hidup
demi meminta analisis kerugian proyek sodet­
an senilai US$ 70 juta itu.
Susi dan rombongan juga menggeruduk
kantor ADB di Jakarta. Aksi Susi ini tertangkap
radar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi), yang mengirimnya ke markas ADB di
Manila, Filipina.
Bersama jaringan lembaga swadaya
masyarakat lainnya di Asia, menurut Direktur
Walhi kala itu, Emmy Hafild, Susi minta proyek
itu dibatalkan. Sodetan Citanduy dibuat demi
mengatasi pendangkalan muaranya di Pantai
Segara Anakan, yang mendatangkan banjir di
Cilacap, Jawa Tengah.
Namun ide membuang air dengan sodetan
ke Pangandaran bisa mematikan terumbu ka-
rang karena airnya jadi payau. Sampah yang
terbawa aliran Citanduy juga diprediksi mema-
Saat krisis moneter melanda
Indonesia pada 1997, bisnis ekspor
hasil laut dan pabrik pengolahan
ikan milik Susi tengah morat-marit
dihajar krisis moneter.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
tikan kawasan wisata di sana.
Rusaknya kawasan perairan Pangandaran
bakal mengurangi tangkapan ikan, udang,
serta lobster oleh nelayan. Itu berarti bisnis
Susi yang baru bangkit lagi pun bakal ikut mati
karena dia sangat mengandalkan hasil kerja
nelayan.
Saat krisis moneter melanda Indonesia pada
1997, bisnis ekspor hasil laut dan pabrik peng­
olahan ikan milik Susi morat-marit. Rupa-rupa
cara dilakukan Susi buat menyelamatkan usa­
hanya, termasuk menjual semua mobilnya.
Padaepisodeterpurukitu,yangtersisahanya
mobil minibus Mitsubishi L300. Tapi Susi cuek
saja naik mobil itu, bahkan saat bertemu de­
ngan petinggi sekalipun.
Pantai Pangandaran, Jawa
Barat, dipadati wisatawan.
ANTARAFOTO
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Namun itu rupanya tidak cukup. Tetangga
Susi, Slamet, bercerita, saat itu bank mulai
menyegel aset-aset Susi di Pangandaran. Tapi
krisis yang membuat nilai tukar rupiah merosot
itu jadi berkah tersendiri.
Susi misalnya mulai menjual ikan layur, yang
pada 1990-an itu harganya hanya Rp 700 per
kilogram. Karena harga layur murah, nelayan
Pangandaran hanya menjadikannya lauk di ru-
mah.
Tapi Susi menemukan jalan mengekspornya
ke luar negeri, yang laku hingga Rp 12 ribu per
kilogram karena tingginya nilai dollar. Untung
besar, bisnis Susi tak jadi bang-
krut, malah belakangan mem-
beli pesawat buat mengekspor
hasil laut.
Sukses menggagalkan so­
detan Citanduy juga meng­
angkat Susi jadi pengusaha
yang dikenal di level nasional. Setelah berhasil
mengepakkan sayap bisnisnya dengan maska-
pai penerbangan Susi Air, ia didapuk ke Dewan
Penasihat Himpunan Nelayan Seluruh Indo-
nesia dan Ketua Komite Tetap Pengembangan
Kewirausahaan Usaha Kecil-Menengah Kadin
Indonesia periode 2004-2010.
l l l
BakatbisnisSusisudahterlihatsaatiaremaja.
Adik Susi, Fuad Karlan, ingat kakaknya itu su-
dah berjualan kue dan batik saat indekos di Yo-
gyakarta. Putus sekolah saat kelas II SMA, Susi
pulang ke Pangandaran dan mulai berjualan
ikan. “Pertamanya jualan ikan ketengan, sambil
jalan, sambil naik sepeda ontel,” kata Fuad saat
ditemui majalah detik.
Banyak yang mencibir Susi berdagang ikan
keliling. Pasalnya, ia keturunan Kaji Ireng, orang
terpandangdiPangandaran.NamunFuad,yang
sempat berjualan bensin, mengatakan mereka
tidak merasa malu.
Fuadbercerita,Susipukultigapagiberangkat
ke pantai karena nelayan sudah mulai kembali
dari melaut. Susi pulang lagi pukul sembilan
malam.
Saat membeli ikan di pelelangan itulah Susi
bertemu dengan Yoyok Yudi Suharyo. Pada
1983 itu, Yoyok, yang 12 tahun lebih tua ketim-
bang Susi, adalah jagoan menawar alias “nem-
bak” ikan di pelelangan ikan di pantai selatan,
Pertamanya jualan ikan
ketengan, sambil jalan,
sambil naik sepeda ontel.
~Fuad Karlan
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
mulai Cilacap hingga Pelabuhan Ratu.
Tahun itu juga mereka menikah dan sama-
sama membeli ikan dari nelayan, lalu menyalur-
kan ikan ke perusahaan hasil laut. “Jadi Ibu Susi
dilatih sama Mas Yoyok. Dia senior di sini,” kata
pegawai Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran,
Sunanto, 47 tahun.
Nama Yoyok-Susi saat itu sangat kondang di
pelelangan ikan pantai selatan Jawa Barat, bah-
kan hingga ke Cirebon, Jawa Barat, dan Cilacap,
Jawa Tengah. Yoyok ingat, saat itu Susi selalu
turun tangan sendiri mengantar ikan ke peru-
sahaan di Surabaya. “Saat hamil sampai kand-
ungan umur sembilan bulan masih ikut ngawal
ikan,” kata Yoyok kepada majalah detik.
Bisnis hasil laut Susi mulai naik level ketika ia
bertemu dengan Rustam Efendy, yang datang
ke Pangandaran pada 1986. Rustam, yang be­
kerja di perusahaan eksportir hasil laut di Jakar-
ta, ingin membeli udang dogol kualitas nomor
wahid, yang adanya di Pangandaran.
Namun Rustam ditolak di Tempat Pelelangan
TPI Pangandaran tempat dulu
Susi mengawali bisnis.
BAHTIAR/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
Ikan Pangandaran karena tidak punya kartu
anggota. Ia dibisiki orang-orang setempat agar
minta tolong kepada Susi. Setelah berembuk,
akhirnya kedua perokok berat ini sepakat, Susi
yang membeli di pelelangan, Rustam yang me-
nyiapkan kendaraan pengangkut ke Jakarta.
Bercerai dari Yoyok pada 1988, Susi me-
neruskan bisnis ekspor ikan dengan bendera
PT Andika Samudera. Para ne-
layan dan pegawai pelelangan
ikan masih ingat betul setiap
hari mereka melihat Susi yang
bercelana pendek datang pada
dini hari menaiki sepeda motor
trail.
Tapi berbeda dengan dulu
saat bersama Yoyok, gaya menawar ikan Susi di
pelelangan perlahan-lahan berubah. Sunanto,
yang tahu betul perubahan itu, mengatakan,
belakangan Susi malah sengaja menawar tinggi
kalau ada pembeli yang menyebut harga ren-
dah kepada nelayan.
Wawan, 37 tahun, yang sehari-hari jadi ne-
layan di Pangandaran, bahkan sedih jika Susi
tidak ada di pelelangan. Kalau ada Susi, kata
dia, biasanya dia dapat harga yang lebih baik.
“Pengusaha mesti tahu, good price kepada
nelayan akan increase (motivasi) mereka juga
untuknangkap,”kataSusisaatditemuimajalah
detik di kantornya, Kamis, 30 Oktober 2014.
Menurut Slamet, yang berkarib dengan ayah
Susi, Karlan, perempuan asli Pangandaran itu
memang belakangan tak perlu bersusah-payah
menawar di pelelangan. Susi mengikat nelayan
dengan meminjamkan perahu dan jaring de­
ngan syarat semua ikan dijual kepadanya.
Tak aneh jika Susi tak perlu lagi pagi buta
datang ke pelelangan seperti saat masih jualan
ikan keliling. Dulu, kata karyawan pelelangan,
Ade Mian, 58 tahun, Susi datang bersama
sepuluh karyawan sekitar pukul delapan pagi.
Sekarang tinggal karyawan yang muncul, sang
bos jarang kelihatan.
KalaupunSusiberbelanjakepelelangan,Fuad
melihat kakaknya itu aneh. Dia memborong
lobster kecil dan yang ada telur di perutnya.
Semua itu dia lempar lagi ke laut.
Ia juga membuang mobil bekas ke laut, yang
bikin orang Pangandaran heran. Ternyata mobil
itu buat rumpon untuk menarik ikan dan udang
Pengusaha mesti tahu, good
price kepada nelayan akan
increase (motivasi) mereka
juga untuk nangkap.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
beranak-pinak di sana. “Jadi dulu nelayan setiap
tiga bulan sekali di-briefing sama Ibu (Susi),”
kata Fuad.
Menurut Susi, pengusaha perikanan mesti
menjamin ketersediaan ikan buat ditangkap
nelayan. Ia bahkan sengaja menerbangkan
ikan kecil dari pelelangan Pangandaran buat
dilepas di perairan Pulau Simeulue, Aceh. Ikan-
ikan kecil itu naik Susi Air ke Jakarta, diteruskan
de­ngan pesawat Garuda Indonesia ke Medan,
lalu dengan Susi Air lagi hingga ke Simeulue.
Gaya Susi menjadi bos di kantor pun sama
tak lazimnya dengan saat membeli tangkap­
an nelayan. Setidaknya itu menurut Rustam
Efendy, yang belakangan “dibajak” Susi bekerja
di perusahaannya yang berganti nama jadi PT
ASI Marine Product.
Rustam berkali-kali melihat Susi geregetan
jika ada pekerjaan yang belum diselesaikan se-
hingga mesti turun tangan sendiri. Bahkan Susi
pun tak sungkan mengepel lantai kantor.
“Ya Allah… CEO ngepel, kami yang enggak
pernah ngepel mau tidak mau ikut ngepel juga.”
Pada 2004, Susi membuat terobosan baru
dalam bisnis ekspor ikannya. Ia membeli pe-
sawat buat mengangkut ikan dari Pangandaran
Kantor Susi Air di Pangandaran,
Jawa Barat.
BAHTIAR/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
ke Jakarta.
Rustam menjelaskan mereka mengekspor
lobster ke Jepang. Masalahnya, jumlah tang-
kapan lobster itu bergantung pada musim,
sementara buat ekspor ke luar negeri harus
mengumpulkan hingga 24 ton. Jika dikirim
memakai kapal laut ke Jakarta, nantinya harus
antre lagi di pelabuhan sehingga lobster sudah
tidak segar ketika sampai di negara tujuan.
Susi, yang sudah bersama Christian von
Strombeck, yang paham dunia penerbangan,
akhirnya menggagas
pemakaian pesawat. “Ka-
rena ada pikiran itu, di-
belilah pesawat supaya 1
ton bisa berangkat,” kata
Rustam.
Dengan pesawat, berapa pun hasil laut yang
ada langsung dikirim ke eksportir besar di Ja-
karta. “Mutunya beda kalau dikirim sehari sama
ditunggu satu bulan baru kirim,” kata Rustam.
Dua pesawat buat mengangkut hasil laut itu-
lah yang dibawa Susi buat mengantar bantuan
ke Aceh, yang baru saja dilanda gelombang
tsunami.
Terbang membawa bantuan ke Meulaboh
dan Pulau Simeulue ini membawa berkah
tersendiri buat Susi. Pertama, Susi bisa masuk
dan berbisnis lobster di Simeulue, yang sebe­
lumnya tak terjangkau pesawatnya karena tak
ada perusahaan asuransi yang mau menjamin
penerbangan ke daerah konflik.
Berkah kedua dari mengantar bantuan ke
korban tsunami Aceh adalah ide mengubah
Susi Air dari pesawat kargo ke maskapai ko­
mersial. Ide itu muncul setelah dua pesawat
Susi Air untuk sementara ditaruh di Medan
karena dicarter para relawan serta aktivis lem-
baga swadaya masyarakat lokal dan asing yang
hendak masuk Aceh.
Seusai masa tanggap darurat tsunami itu,
Susi mulai merintis rute komersial di sekitar
Medan pada 2006 memakai dua pesawat itu.
Perlahan tapi pasti, ia menambah armadanya
hingga mencapai 50 pesawat yang melayani
204 rute.
Kini Susi Air punya 23 basis operasi di Suma­
tera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Amerika.
Ya Allah… CEO ngepel, kami yang
enggak pernah ngepel mau tidak
mau ikut ngepel juga.
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
FOKUS
SusiberencanamembukabasisbarudiBandara
Seletar, Singapura. “It’s a great company. It’s not
perfect, but very beautiful company.”
Rekam jejak Susi Air memang tak sempurna.
Rute-rute perintis yang menembus medan
berat dengan landasan seadanya membuat
pesawat Susi Air tiga kali jatuh. Setiap kali
ada kecelakaan itu, Susi biasanya menggelar
­pe­ngajian di masjid depan rumahnya.
Kini, setelah jadi menteri, Susi melepas po-
sisinya di kedua sayap bisnis yang mempeker-
jakan sekitar 800 orang, termasuk 200 ekspa-
triat yang tersebar di seluruh Indonesia. PT ASI
Marine Product dipercayakan kepada Rustam.
Sedangkan Susi Air dititipkan kepada Mayjen
(Purnawirawan) Sudrajat. n
BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI, IBAD DURROHMAN |
OKTA WIGUNA
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
Helikopter Susi Air di sebuah
gedung bertingkat di Jakarta.
Susi punya 50 pesawat dan
helikopter yang melayani 204
rute.
DOK. SUSIAIR
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
KATA PAK JOKOWI,
NEGERIINI
BUTUHORANG
GILASEPERTI
SAYA
SUSI PUDJIASTUTI:
“SAYA TIDAK TERBIASA DENGAN
ATURAN, DENGAN RESTRICTION
(LARANGAN), DON’T DO THIS,
DON’T DO THAT.”
FOKUS
MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
“K
AN sudah saya bilang, ke-
marin itu wawancara tera-
khir,” kata Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjias-
tuti begitu ditemui majalahdetik. Ia mengaku
terganggu oleh pemberitaan yang lebih ban-
yak menyorot masalah pribadinya dibanding
masalah kerja dan tanggung jawabnya sebagai
menteri.
Setelah diyakinkan bahwa wawancara tidak
akan mengungkit masalah pribadi, tapi lebih
banyak terkait dengan programnya untuk ke-
lautan dan perikanan, Ibu Menteri baru berse-
dia diwawancarai.
Sepanjang wawancara, Susi sangat antusias
menjelaskan rencana-rencana kerjanya. Ia me-
mahami dan menguasai dunia perikanan. Ia
juga sangat geram oleh tingkah nelayan yang
tidak peduli terhadap lingkungan.
Susi mengaku awalnya ragu untuk meneri-
ma tawaran menjadi menteri di Kabinet Kerja
Jokowi. Ia khawatir tingkah lakunya yang aneh
di mata kebanyakan orang justru akan men-
jelekkan kabinet Jokowi. Tapi Presiden Jokowi
meyakinkan Susi bahwa negara ini membutuh-
kannya.
“Pak Jokowi waktu itu bilang, ‘Negeri ini perlu
perubahan, Bu Susi.’ Saya bilang, ‘Bapak tahu
saya ini kadang dianggap orang sedikit gila.’
‘Kita perlu orang gila,’ kata Pak Jokowi,” ujarnya
diiringi tertawa terbahak. Sepanjang wawan-
cara, Susi menggunakan bahasa campuran In-
donesia dengan Inggris.
Berikut ini wawancara Monique Shintami
Video
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik
Majalah detik

Más contenido relacionado

Más de Nayantaka Husna Hartono

Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016
Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016
Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016Nayantaka Husna Hartono
 
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2Nayantaka Husna Hartono
 
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1Nayantaka Husna Hartono
 
Lembar informasi matematika non teknologi
Lembar informasi matematika non teknologiLembar informasi matematika non teknologi
Lembar informasi matematika non teknologiNayantaka Husna Hartono
 
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015Nayantaka Husna Hartono
 
1218 kst-teknik pendingin dan tata udara
1218 kst-teknik pendingin dan tata udara1218 kst-teknik pendingin dan tata udara
1218 kst-teknik pendingin dan tata udaraNayantaka Husna Hartono
 

Más de Nayantaka Husna Hartono (20)

Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016
Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016
Peraturan BSNP No. 0034 POS UN TP. 2015-2016
 
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
Pedoman UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN 2016
 
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 1Kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
 
Kelas xii bahasaindonesia bg
Kelas xii bahasaindonesia bgKelas xii bahasaindonesia bg
Kelas xii bahasaindonesia bg
 
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
 
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
Cover kelas xii bahasaindonesia bs smt 1
 
Cover kelas xii bahasaindonesia bg
Cover kelas xii bahasaindonesia bgCover kelas xii bahasaindonesia bg
Cover kelas xii bahasaindonesia bg
 
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
 
Jadwal Perjalanan Kereta Api Tahun 2015
Jadwal Perjalanan Kereta Api Tahun 2015Jadwal Perjalanan Kereta Api Tahun 2015
Jadwal Perjalanan Kereta Api Tahun 2015
 
Lembar informasi fisika terapan
Lembar informasi fisika terapanLembar informasi fisika terapan
Lembar informasi fisika terapan
 
Lembar informasi kimia terapan
Lembar informasi kimia terapanLembar informasi kimia terapan
Lembar informasi kimia terapan
 
Lembar informasi matematika non teknologi
Lembar informasi matematika non teknologiLembar informasi matematika non teknologi
Lembar informasi matematika non teknologi
 
Lembar informasi biologi terapan
Lembar informasi biologi terapanLembar informasi biologi terapan
Lembar informasi biologi terapan
 
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015
Kisi-Kisi Olimpiade Sains Nasional SMK 2015
 
Kisi-kisi UN tahun pelajaran 2014-2015.
Kisi-kisi UN tahun pelajaran 2014-2015.Kisi-kisi UN tahun pelajaran 2014-2015.
Kisi-kisi UN tahun pelajaran 2014-2015.
 
Majalah Detik
Majalah Detik Majalah Detik
Majalah Detik
 
1218 kst-teknik pendingin dan tata udara
1218 kst-teknik pendingin dan tata udara1218 kst-teknik pendingin dan tata udara
1218 kst-teknik pendingin dan tata udara
 
1192 kst-teknik elektronika industri(1)
1192 kst-teknik elektronika  industri(1)1192 kst-teknik elektronika  industri(1)
1192 kst-teknik elektronika industri(1)
 
1023 kst-teknik gambar bangunan
1023 kst-teknik gambar bangunan1023 kst-teknik gambar bangunan
1023 kst-teknik gambar bangunan
 
1076 kst-teknik kontruksi kayu
1076 kst-teknik kontruksi kayu1076 kst-teknik kontruksi kayu
1076 kst-teknik kontruksi kayu
 

Majalah detik

  • 1. HIKAYAT MENTERI SUSI DITANGKAPNYA TRIOMACAN2000 BBM PASTI NAIK EDISI 153 | 3 - 9 NOVEMBER 2014 HIKAYAT MENTERI SUSI DITANGKAPNYA TRIOMACAN2000 BBM PASTI NAIK EDISI 153 | 3 - 9 NOVEMBER 2014
  • 2. DAFTAR ISI Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono. Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769 DirekturUtama:BudionoDarsono Direktur:NurWahyuniSulistiowati,HeruTjatur,WarnedyKritikdanSaran: appsupport@detik.com AlamatRedaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email:redaksi@majalahdetik.com Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp. EDISI 153 3 - 9 NOVEMBER 2014 SAINS @majalah_detik majalah detik n BURUK KOALISI DPR DIBELAH n FITNAHLAH DAKU KAU DITANGKAP n JOKOWI,BERHENTILAH‘BERPUISI’ n RAHASIASUKSESSAMSUNG n KISAHPENGHUBUNGMEGA-SBY n MELONGOK BISNIS ALA ANAK PRESIDEN n MODAL RP 8 JUTA, OMZET RP 300 JUTA n MENGIKUTI GEJOLAK POLITIKA n MEMASANG HARAPAN BARU n TINGGAL MENGHITUNG HARI n AMERIKA PULANG, TALIBAN DATANG n ANJING DISAYANG, ULAMA MERADANG INTERNASIONAL KRIMINAL HUKUM KOLOM BUKU KATALOG KESEHATAN MUSIK SENI HIBURAN / FILM BISNIS EKONOMI n WISATA KE ZAMAN BATU n SERBA-BESAR KARI JEPANG n ‘LEGIUN ASING’ ANTI-ISIS LENSA n CLARALEE|BASUKIHADIMULJONO|CHRISTIAN NASIONAL n TERPENTAL DI MENIT AKHIR n FILM PEKAN INI n AGENDA n TANCAP GAS PARA MENTERI Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah n ALIEN, ADA ATAU TIADA n ‘PIL BIRU’ MUJARAB, TAPI MENGERIKAN n THE JACKSONS SELALU MUDA n MBAK BERBAJU LUSUH ITU TERNYATA... n BUKAN DREAM TEAM n DIAYUN MELODRAMA NICHOLAS SPARKS FOKUS TELEPON MEGA SEBELUM KE ISTANA SUSISEMPATRAGUMENERIMA TAWARANJOKOWIJADIMENTERI. IAGALAUKALAU-KALAUTINGKAH LAKUNYAYANGNYENTRIKJUSTRU MEMBAWADAMPAKNEGATIFBAGI KABINETJOKOWI.
  • 3.
  • 4. Sehari setelah dilantik sebagai menteri, Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla langsung tancap gas. Dari seremoni serah-terima jabatan hingga inspeksi mendakak alias sidak ke sidak. LENSA MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR TANCAP GAS PARA MENTERI
  • 5. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) saat serah-terima jabatan dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung di Jakarta, Senin (27/10). Menteri Keuangan menargetkan pendapatan pajak yang lebih tinggi. (Rengga Sencaya/DETIKCOM) LENSA
  • 6. MenteriPerhubunganIgnasiusJonan(kiri)menyalamipegawaiKementerianPerhubungan,Senin(27/10). Sebelumnya,Ignasiusmerupakan Direktur Utama PT Kereta Api dan dinilai sukses sehingga ditarik menjadi menteri oleh Presiden Jokowi. (Hasan Alhabshy/DETIKCOM) LENSA
  • 7. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyapa para atlet di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Kamis (30/10). (Rengga Sencaya/DETIKCOM) LENSALENSA
  • 8. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly bersama pendahulunya, Amir Syamsuddin (kiri), pada acara pisah-sambut di kantor Kementerian Hukum, Jakarta, Senin (27/10). (Grandyos Zefna/DETIKCOM) LENSA
  • 9. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy dalam rapat bersama para menteri di bawah koordinasinya di Jakarta, Kamis (30/10). (Agung Pambudhy/DETIKCOM) LENSA
  • 10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (mengacungkan jempol) diapit para pejabat Kementerian Energi di Jakarta, Senin (27/10). (Rachman Heryanto/DETIKCOM) LENSA
  • 11. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL MEREKA SEMPAT MASUK DAFTAR CALON MENTERI, TAPI TAK DIPILIH JOKOWI. ADA YANG DIMINTA MEGAWATI MENJALANKAN TUGAS LAIN. DIMENITAKHIR TERPENTAL
  • 12. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL K ANTOR Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pu- sat, Minggu petang, 26 Oktober lalu, mendadak ramai. Para pengurus har- ian partai serta anggota Dewan Perwaki- lan Rakyat dari PKB hadir di sana. Mereka menanti kedatangan para menteri baru dari PKB, yang Ahad sore itu namanya diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di halaman Istana Merdeka. Selewat magrib, tiga orang yang ditung- gu datang. Mereka adalah Muhammad Hanif Dhakiri, yang ditunjuk sebagai Men- teri Tenaga Kerja; Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi; serta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Terting- gal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Hadir pula Muhammad Nasir, yang terpilih seba- gai Menteri Riset Teknologi dan Pendidi- kan Tinggi, yang kabarnya juga usulan PKB. Kedatangan empat menteri baru itu membuat suasana markas partai pen- dukung Jokowi-Jusuf Kalla tersebut semak- Menteri Kabinet Kerja dari PKB (searah jarum jam): Imam Nahrawi, Marwan Jafar, Hanif Dhakiri, dan M. Nasir DOK DETIKCOM
  • 13. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL in riuh. Mereka yang hadir memberi ucapan selamat. Sejumlah pengurus mencandai Hanif, yang mengenakan kemeja putih kedodoran untuk menutupi tubuh kurus­nya. Tawa pun pecah. Meski pertemuan yang diinisiasi para pen- gurus partai itu diwarnai gelak tawa, ada yang ganjil. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tak tampak. Padahal pria yang akrab disapa Cak Imin itu biasanya menyempatkan diri had- ir di acara-acara DPP PKB. Kumpul-kumpul di hari libur itu pun terasa hambar. Seorang sumber di kalangan internal par- tai itu membisikkan, Muhaimin diduga masih ngambek setelah namanya terpental dari ka- binet bentukan Jokowi. Karena itu, malam tersebut para kader tak ingin tampak meraya- kan empat kursi menteri yang diperoleh PKB. Makanan yang dihidangkan juga ala kadarnya. “Kami tak ingin bersenang-senang di atas penderitaan Cak Imin,” kata sumber itu. “Men- jaga perasaan Ketua Umum.” Joko Widodo saat menerima surat keputusan dukungan sebagai capres 2014-2019 dari PKB, yang diberikan oleh Sekjen PKB Imam Nahrawi (kanan), disaksikan Ketua Umum Muhaimin Iskandar (tengah) di gedung DPP PKB, Jakarta, Mei lalu. MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
  • 14. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL Sedari awal, nama Muhaimin paling santer disebut sebagai calon menteri dari PKB, selain Wakil Ketua Umum, yang juga pengusaha Lion Air, Rusdi Kirana, serta Marwan Jafar. Dalam daftar yang beredar di media, yang disebut- sebut sebagai daftar calon menteri yang dise- tor Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, juga tercantum nama Imin, Rusdi, dan Marwan. Nah, sepekan sebelum pengumuman kabi- net, menurut sumber majalah detik lainnya, hanya nama Marwan yang bertahan. Sedan- gkan nama Muhaimin dan Rusdi dicoret dari daftar menteri Jokowi. Belum ada informasi pasti mengapa kedua nama itu disetip. Pada Selasa, 21 Oktober lalu, Muhaimin, melalui akun Twitter @muhaiminiskndr, men- yatakan lebih memilih berkonsentrasi men- jadi Ketua Umum PKB. Sebab, kata dia, lebih baik tidak merangkap jabatan ketua umum dan menteri. Pada hari yang sama, ia datang ke Istana menemui Presiden. Saat itulah ia disebut membawa nama-nama calon menteri pengganti. Cuitan Muhaimin itu dilontarkan di saat ra- mai pembe­ritaan adanya calon-calon menteri yang dilabeli merah dan kuning oleh KPK. Tapi, menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKB Luk- man Edy, kedua hal itu tidak berkaitan. “Yang ber­edar tentang itu di publik hanya spekulasi,” ujar Lukman beberapa waktu lalu. Presiden Jokowi maupun Ketua KPK Abra- ham Samad sebelumnya juga merahasiakan nama-nama calon yang disetor ke KPK untuk ditelusuri rekam jejaknya. Termasuk siapa-sia- pa yang tidak direkomendasikan untuk dipilih menjadi menteri. Muhaimin belum bisa dimintai konfirmasi. NASIONAL Laman Twitter Muhaimin Iskandar TWITTER
  • 15. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL Nomor telepon selulernya aktif, tapi tidak merespons saat dihubungi. Ia juga tidak mem- balas pesan singkat. Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu juga tak menghadiri acara serah-terima jabatan kepada penggan- tinya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, di kantor kementerian itu, Senin pekan lalu. Demikian halnya Rusdi Kirana, saat dihubungi lewat ponselnya, sistem menyebut “dialihkan”, tapi juga tidak di­respons. Pencoretan sejumlah nama calon menteri tidak hanya terkait dengan catatan KPK dan PPATK. Ada juga yang didasari pertimbangan politis. Hal itu dialami sejumlah kader Par- tai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai utama penyokong Jokowi. Mereka antara lain Pramono Anung, Eva Kusuma Sundari, Hasto Kristiyanto, Maruarar Sirait, dan Agustin Teras Narang. Menurut sumber di lingkup internal PDIP, nama Eva terdepak dari daftar sejak Kamis, 23 Oktober lalu. Sedangkan nama Pramono “hi- lang” dua hari menjelang kabinet diumumkan. Sumber itu menuturkan, Eva dicoret karena masukan sejumlah lembaga, seperti Badan Intelijen Negara. Pemilihan Eva dikhawatirkan karena suami politikus itu adalah diplomat, warga Timor Timur. Ketika dimintai konfirmasi, Eva menolak berkomentar. Dia menyebut itu merupakan Foto atas (kiri-kanan): Eva Sundari, Maruarar Sirait, Pramono Anung Foto bawah: Luhut Panjaitan, Wiranto, Hasto Kristiyanto DOK DETIKCOM
  • 16. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL hak prerogatif presiden. Namun soal Pra- mono, Eva mengungkapkan rekannya itu tak menjadi menteri karena kehendak Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP itu mem- inta Pram—sapaan Pramono—kembali men- jabat sekjen partai yang ditinggalkan Tjahjo Kumolo, yang didapuk sebagai Menteri Dalam Negeri. Adapun nama Maruarar, menurut seorang petinggi partai itu, awalnya direkomendasikan oleh Rini Soemarno, mantan Kepala Staf Tim Transisi Jokowi-JK, yang kini menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara. Tapi Ara―sapaan Maruarar―tidak masuk kabinet karena me- mang tak diusulkan partainya. Ara juga belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi beberapa waktu lalu, ia bilang sedang sibuk mengurus ayahnya yang sedang berobat di Singapura. Sedangkan Hasto saat ditemui di acara ul- ang tahun ke-50 Partai Golkar di Kemayoran, Selasa pekan lalu, membenarkan namanya, bersama beberapa kolega partainya, termasuk yang dimintakan rekomendasi ke KPK dan PPATK. Namun bekas Deputi Tim Transisi ini mengaku tak tahu mengapa dirinya tak lolos menjadi pembantu presiden. Meski begitu, ia tak kecewa. “Penugasan utama saya di partai,” kata Wakil Sekjen PDIP ini. Hampir senada, Teras Narang mengaku diminta Megawati menunaikan tugasnya se- Pelantikan menteri-menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Senin (27/10). BEAWIHARTA/REUTERS
  • 17. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 NASIONAL bagai Gubernur Kalimantan Tengah hingga Agustus 2015. “Saya siap melaksanakan,” ujar dia melalui pesan singkat. Mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajan- to, bekas penasihat Tim Transisi Luhut Pan- jaitan, dan Ketua Umum Hanura Wiranto juga sempat masuk daftar calon menteri yang be- redar. Dua nama terakhir diplot sebagai calon Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kea- manan. Namun dua purnawirawan jenderal itu sama-sama terpental. Belum diketahui apa sebabnya. Wiranto belum bisa dimintai kon- firmasi, sementara Luhut menolak memberi tanggapan. “Waduh, saya tidak tahu (mengapa namanya dicoret). Enggak usah dibahas,” tuturnya sem- bari bergegas. Berbeda dengan nama-nama tersebut, Yas- sona Hamonangan Laoly malah tak menyang- ka dirinya ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. “Jujur saya kaget,” ucap anggota DPR dari PDIP periode 2009-2014 ini saat ditemui. Seorang politikus Partai Banteng menyebut Yassona, yang namanya baru muncul di “men- it-menit akhir”, merupakan orang dekat putri Megawati, Puan Maharani. Faktor kedekatan itu jugalah yang membuat sejumlah nama gagal masuk gerbong kabinet Jokowi. “Kalau bukan orangnya ‘Tuan Putri’ (Puan Maharani), pasti cepat hilangnya,” katanya. n KUSTIAH, M. RIZAL, DEDEN GUNAWAN | DIMAS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Menteri Hukum dan HAM Yassona Hamonangan Laoly (kiri), mantan Menteri Hukum Patrialis Akbar (tengah), dan Amir Syamsuddin saat serah- terima jabatan di Jakarta, (27/10). GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
  • 18. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOALISI INDONESIA HEBAT MEMBENTUK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT TANDINGAN DAN MELAYANGKAN MOSI TIDAK PERCAYA TERHADAP PIMPINAN DPR. ALAT KELENGKAPAN DEWAN JUGA DISAPU BERSIH KOALISI MERAH PUTIH. BURUK KOALISI DPR DIBELAH NASIONAL
  • 19. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 S UHU politik di gedung Dewan Perwakilan Rakyat sepekan terakhir terasa semakin panas. Perseteruan dua kubu, yakni Koalisi Merah Putih (KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), memuncak dengan terbelahnya DPR. Rabu, 29 Oktober lalu, KIH—terdiri atas fraksi partai pendukung pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla—menyatakan mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPR, yang seluruhnya berasal dari fraksi-fraksi anggota KMP. KIH—terdiri atas Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Nasional Demokrat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, juga membentuk DPR tandingan dengan pimpinan sementara Effendy Simbolon (PDIP), Ida Fauziah (PKB), Syaifullah Tamliha (PPP), Supriyadi (NasDem), dan Dossy Iskandar (Hanura). Anggota Fraksi PKB, Daniel Johan, mengatakan pembentukan pimpinan DPR tandingan dan mosi tidak percaya dilakukan untuk menyelamatkan institusi DPR sebagai Rapat paripurna penetapan pemilihan alat kelengkapan Dewan pada Selasa (28/10) berlangsung ricuh. LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 20. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 lembaga tinggi negara. “Kelima fraksi tidak mengakui pimpinan DPR yang ada, termasuk pembentukan alat kelengkapan Dewan yang dipaksakan dengan melanggar Tata Tertib (DPR), yang tidak memenuhi 50 persen plus 1 fraksi,” kata Daniel. DPR tandingan dibentuk lantaran pimpinan Dewan, yang diketuai Setya Novanto (Golkar), dianggap diskriminatif dan berpihak kepada KMP karena tetap menggelar pemilihan pimpinan alat kelengkapan Dewan, yang didasari telah masuknya daftar nama anggota Fraksi PPP DPR. Daftar nama itu dimasukkan oleh anggota Fraksi PPP, Epyardi Asda, yang berasal dari kubu Suryadharma Ali, yang mendukung KMP. Padahal, dalam sidang paripurna Selasa pekan lalu, Fraksi PPP, yang digawangi ketuanya, Hasrul Azwar, mempersoalkan keabsahan daftar nama yang tidak dikeluarkan oleh PPP versi Muktamar Surabaya itu, dengan Ketua Umum Romahurmuziy atau Romy. Apalagi PPP kubu Romy telah mengantongi surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang mengesahkan perubahan susunan kepengurusan Dewan Pengurus Pusat PPP. Namun pimpinan DPR yang memimpin Rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPR Agus Hermanto pada Selasa (28/10) berlangsung ricuh. LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 21. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 paripurna saat itu, Agus Hermanto dari Demokrat, tetap mengakui daftar nama tersebut. Hal itu memancing kemarahan sejumlah anggota Fraksi PPP dari kubu Romy. Dua meja dijungkirbalikkan. Rapat pun ricuh. Pemilihan pimpinan alat kelengkapan Dewan di komisi-komisi dan badan, yang digelar Rabu dan Kamis pekan lalu, hanya dihadiri lima fraksi anggota KMP, yang pada pemilihan presiden lalu mendukung pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa. Partai tersebut adalah Partai Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. Sedangkan lima fraksi pendukung pemerintah tidak hadir. Sejak awal KIH menolak pemilihan dilakukan dengan sistem paket karena koalisi ini bakal tidak terakomodasi di kursi pimpinan komisi maupun badan, seperti halnya pimpinan DPR dan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Koalisi pendukung Jokowi menghendaki pemilihan secara proporsional berdasarkan jumlah kursi melalui musyawarah mufakat. Namun pembicaraan yang terus dilakukan di antara dua kubu ini tak juga mencapai titik temu. DenganketidakhadiranKIHdantidakadanya nama anggota fraksi-fraksi dari koalisi itu yang diserahkan, otomatis pimpinan 11 komisi dan empat badan di DPR kembali disapu bersih oleh Koalisi Merah Putih. Golkar dan Gerindra mendapat jatah ketua, masing-masing di tiga komisi. Demokrat dan PAN masing-masing di dua komisi. Adapun PKS dijatah ketua di satu komisi. Sementara itu, di empat badan DPR, yakni Badan Kerja Sama Antar-Parlemen, Badan Legislasi, Majelis kehormatan Dewan, serta Badan Urusan Rumah Tangga, ketuanya masing-masing berasal dari Demokrat, Gerindra, PKS, dan Golkar. PolitikusPDIP,AriefWibowo,menudingtelah terjadi upaya-upaya politik yang tidak etis dan tidak demokratis di DPR. “Hal-hal yang menjadi prinsip-prinsip kita dalam berdemokrasi diabaikan,” ujarnya Rabu pekan lalu. Upaya yang dilakukan KMP itu, Arief Hal-hal yang menjadi prinsip- prinsip kita dalam berdemokrasi diabaikan. Arief Wibowo
  • 22. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 menuturkan, semakin terlihat pada tiga rapat paripurna terakhir. Koalisinya sudah melayangkan surat protes ke pimpinan DPR padaSelasa,28Oktoberlalu,tapitidakdigubris. Ini menjadi dasar sikap KIH melayangkan mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR. “Mosi tidak percaya ini kami sampaikan demi terlaksananya prinsip-prinsip demokrasi yang baik dan benar pada lembaga DPR RI yang kita hormati, secara bersama-sama,” ucap Arief dalam konferensi pers KIH untuk menjelaskan pembentukan DPR tandingan, Sebaliknya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menganggap cara-cara yang dilakukan KIH tidak demokratis. Menurut politikus PKS ini, pemilihanpimpinankomisidanalatkelengkapan Dewan sudah sesuai dengan aturan karena telah ditetapkan di paripurna. Namun bagi pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie, sikap saling ngotot dan merasa paling benar di antara kubu KMP dan KIH dikhawatirkan bisa berakibat buruk bagi rakyat. “Karena bisa ditangkap secara vulgar oleh rakyat, mendidik masyarakat untuk larut dalam Konferensi pers Koalisi Indonesia Hebat. Melayangkan mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPR. LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 23. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 konflik terus-menerus,” kata Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu ini di Jakarta, Kamis, 29 Oktober lalu. “Kita sedih dan menyayangkan,” ujarnya. Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, terbelahnya DPR menjadi dua kubu, hingga muncul DPR tandingan, baru terjadi kali ini dalam sejarah politik Indonesia. Hal itu tak bisa dimungkiri merupakan buntut pelaksanaan pilpres 2014. “Harapan kita sebetulnya, semua parpol pascapilpres harus mulai melakukan konsolidasi internal, harus move on. Adayangkecewa,adayanggembira, tapi kita harus melangkah,” tutur Jimly. Secara terpisah, pengamat hukum tata negara Refly Harun menilai, di mana pun, parlemen harus mencerminkan representasi dari kemajemukan. Parlemen berbeda dengan eksekutif, yang bersifat tunggal. Jika merebut posisi eksekutif, seorang presiden bisa berkuasa penuh, termasuk dalam memilih menteri-menteri di bawahnya. “Tapi parlemen kan wakil rakyat, perwujudan dari perwakilan rakyat yang majemuk. Kemajemukan itu sedapat mungkin tecermin dalam alat kelengkapan Dewan dan pimpinan Dewan,” ucapnya. Masalah di DPR, menurut Refly, harus diselesaikan secara musyawarah mufakat, baik oleh Dewan sendiri maupun para tokoh partai. Jika musyawarah mufakat tak tercapai, harus ada pihak eksternal yang terlibat, seperti MK. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly juga berharap DPR menghentikan perpecahan ini serta mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam mengambil keputusan. “Kebijakan DPR harus sesuai Pancasila, jangan lupakan keadilan sosial,” katanya. Dia juga menyebut para petinggi partai mesti ikut turun tangan mengurai persoalan. “Dewa- dewa partai harus duduk bersama.” n DEDEN GUNAWAN, KUSTIAH, ADITYA WIDYASTUTI, SEPTIANA L. | DIM Harapan kita sebetulnya, semua parpol pascapilpres harus mulai melakukan konsolidasi internal, harus move on. Jimly Asshiddiqie
  • 24. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOMISI I Ketua: Mahfudz Siddiq (PKS) Wakil Ketua: Hasril Hamzah Tandjung (Gerindra), Tantowi Yahya (Golkar), Hanafi Rais (PAN) KOMISI II Ketua: Rambe Kamaruzaman (Golkar) Wakil Ketua: Ahmad Riza Patria (Gerindra), Wahidin Halim (Demokrat), Mustafa Kamal (PKS) KOMISI III Ketua: Azis Syamsuddin (Golkar) Wakil Ketua: Desmon Junaedi Mahesa (Gerindra), Benny K. Harman (Demokrat), Muhfachri Harahap (PAN) KOMISI IV Ketua: Edhy Prabowo (Gerindra) Wakil Ketua: Titiek Soeharto (Golkar), Herman Khaeron (Demokrat), Viva Yoga Mauladi (PAN) KOMISI V Ketua: Ferry Djemi Francis (Gerindra) Wakil Ketua: Michael Wattimena (Demokrat), Muhidin Mohamad Said (Golkar), Yudi Widiana (PKS) KOMISI VI Ketua: Achmad Hafisz Tohir (PAN) Wakil Ketua: Dodi Reza Alex Noerdin (Golkar), Heri Gunawan (Gerindra), Azam Azman Natawijana (Demokrat) SAPU BERSIH KOALISI MERAH PUTIH MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
  • 25. NASIONAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOMISI VII Ketua: Kardaya Warnika (Gerindra) Wakil Ketua: Satya W. Yudha (Golkar), Mulyadi (Demokrat), Tamsil Linrung (PKS) KOMISI VIII Ketua: Saleh Partaonan Daulay (PAN) Wakil Ketua: Deding Ishak (Golkar), Sodik Nudjahid (Gerindra), Ledia H. Amaliah (PKS) KOMISI IX Ketua: Dede Yusuf Macan Effendi (Demokrat) Wakil Ketua: Syamsul Bachri (Golkar), Pius Lustrilanang (Gerindra), Asman Abnur (PAN) KOMISI X Ketua: Teuku Riefky Harsya (Demokrat) Wakil Ketua: Ridwan Hisyam (Golkar), Nuroji (Gerindra), Sohibul Iman (PKS) KOMISI XI Ketua: Fadel Muhammad (Golkar) Wakil Ketua: Gus Irawan Pasaribu (Gerindra), Marwan Cik Asan (Demokrat), Jon Erizal (PAN) Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Ketua: Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat) Wakil Ketua: Meutya Hafid (Golkar), Teguh Juwarno (PAN), Rofi’i Munawar (PKS) Badan Legislasi Ketua: Sareh Wiyono (Gerindra) Wakil Ketua: Firman Soebagyo (Golkar), Saan Mustopa (Demokrat), Totok Dariyanto (PAN) Mahkamah Kehormatan Dewan Ketua: Surahman Hidayat (PKS) Wakil Ketua: Lili Abdjudiredja (Golkar), Sufmi Dasco Ahmad Badan Urusan Rumah Tangga Ketua: Roem Kono (Golkar) Wakil Ketua: Novita Wijayanti (Gerindra), Agung Budi Santoso (Demokrat) ■ ADITYA MARDIASTUTI
  • 26. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 TERESIAMAY/ANTARAFOTO POLISI MENANGKAP PELAKU DUGAAN PEMERASAN TERHADAP PETINGGI PT TELKOM. ES DIDUGA SEBAGAI SALAH SATU ADMIN AKUN TRIOMACAN2000, YANG CUKUP KONDANG DI JAGAT TWITTER. FITNAHLAH DAKU KAU DITANGKAP
  • 27. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 L EBIH dari dua pekan jajaran direksi PT Telekomunikasi Indonesia (Tel- kom) resah. Musababnya adalah ancaman yang ditebar lewat pesan singkat (SMS) dari seseorang. Isi pesannya beragam, dari tudingan, fitnah, hingga ma- kian. Seorang petinggi di PT Telkom menyebut- kan, setelah ditelusuri, teror terhadap direksi tersebut merupakan buntut pembatalan pe- masangan iklan. Si penebar ancaman mem- inta uang iklan dibayar di muka sebesar 100 persen. Sedangkan kebijakan manajemen, pembayaran dilakukan setelah ada bukti iklan ditayangkan. Modus permintaan iklan yang dilayangkan adalah mengirim sejumlah tautan (link) berita dari beberapa media online miliknya serta via akun Twitter yang berisi isu negatif tentang Telkom. Setelah mengirim tautan, pelaku kemudian mengirim SMS yang berisi, berita itu bisa diredam asalkan Telkom bisa bekerja sama. “Ujung-ujungnya minta iklan. Tapi, karena dia minta uang di depan, terpaksa kami tolak. Mungkin dia marah dan meneror,” kata pe­ tinggi perusahaan telekomunikasi pelat me- rah tersebut kepada majalah detik. Jengah diteror, para direksi Telkom pun sepakat melaporkan upaya pemerasan itu ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Kamis, 16 Oktober lalu. Laporan itu kemudian dita­ ngani oleh Subdirektorat Cyber Crime Direk- Kantor cabang PT Telkom di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 28. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Foto ilustrasi pengguna Twitter. ARI SAPUTRA/DETIKCOM torat Reserse Kriminal Khusus. Barang buk- tinya berupa rekaman suara, beberapa SMS ancaman, serta permintaan sesuatu kepada petinggi Telkom. Sejumlah petinggi Telkom bersama penyi­ dik sebelumnya menelusuri jati diri pelaku, yang diketahui bernama ES. Dari penelusuran itu juga diketahui, ES diduga sebagai salah satu pengelola sebuah media online sekaligus salah satu admin akun TrioMacan2000, yang cukup kondang di jagat Twitter. “Dari situ diketahui kalau TrioMacan2000 layaknya sebuah perusahaan. Selain memiliki akun Twitter, mereka memiliki media online,”
  • 29. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 ujar sumber itu. KeterangansenadadikatakanKepalaBidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rik- wanto.Menurutdia,ESdidugatidak“bermain” sendiri, tapi berkelompok. Untuk mendalami dugaan ini, penyidik Subdirektorat Cyber Crime juga akan menelisik kembali perkara pencemaran nama baik yang diduga melibatkan akun tersebut beberapa tahun se- belumnya. Saat ES ditangkap di kan- tornya, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin pe- kan lalu, RN, yang diduga merupakan pemilik lain akun TrioMacan2000, juga tengah berada di tempat itu. “RN per- nah diperiksa sebagai saksi terkait akun tersebut. Di sisi lain, ES juga menggunakan media sosial Twitter dan media online-nya sebagai alat untuk memeras korban,” tutur Rikwanto. Pria yang menjabat direktur eksekutif di se- buah organisasi advokat itu ditangkap setelah menerima uang Rp 50 juta dari Telkom, yang sebelumnya melaporkan dugaan pemerasan itu ke polisi. Uang diantarkan seorang kar- yawan. Setelah uang diterima, polisi melakukan penggeledahan dan mencokok ES. Dari tem- pat itu disita uang Rp 49.650.000 dari laci meja kerjanya. Selain itu, ada satu tas, satu telepon seluler merek Samsung, satu ponsel BlackBerry, dan tiga SIM card milik ES yang turut disita. Secara terpisah, kuasa hukum ES, Ah- mad Irwandi Lubis, mengakui penangkapan kliennya. Hanya, ia membantah ES adalah pengelola akun TrioMacan2000. Alasan dia, selama mendampingi kliennya sejak ditang- kap hingga kini, baik klien maupun penyidik Polda Metro Jaya tak pernah menanyakan atau menyatakan soal admin-admin terse- but. “Kenapa ada penggiringan opini ke sana?” ucap Irwandi kepada majalah detik. Ia juga membantah tudingan bahwa klienn- ES juga menggunakan media sosial Twitter dan media online-nya sebagai alat untuk memeras korban.
  • 30. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Brigjen Kamil Razak saat rilis kasus penyebaran foto Jokowi yang direkayasa di Polda Metro Jaya, Kamis (30/10). HASAN/DETIKCOM ya melakukan pemerasan. Duit yang diterima ES, kata Irwandi, merupakan uang muka pem- bayaran iklan. Sebab, sejak 10 bulan lalu, ES bersama PT Telkom memiliki kerja sama pe- masangan iklan di media kliennya. Kerja sama itu sempat terputus, tapi akan dilanjutkan kembali. Tiba-tiba, ada orang yang mengaku dari Telkom mau datang. ES pun menerima kedatangan orang tersebut, termasuk untuk memberikan uang itu. Pengacara ES boleh saja berkilah soal dugaan pemerasan yang menjerat klien- nya. Namun polisi bakal menjerat ES den- gan sejumlah pasal, antara lain Pasal 45 juncto Pasal 27 Undang-Undang Nomor 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Pasal 310, 311, 368, dan Pasal 369 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pencemaran nama baik serta pemerasan, yang bisa diancam hukuman enam tahun penjara. Kasus pidana di dunia maya tak hanya men- jerat seorang pengacara. Seorang pemuda pembuat tusuk sate, MA, juga berurusan dengan polisi gara-gara menyebarkan gambar Presiden Joko Widodo yang direkayasa dan menjurus ke pornografi. MA dibekuk Kamis dua pekan lalu setelah ditelusuri jati dirinya sejak beberapa bulan lalu. “MA ditahan karena kasus pornografi, kare- na menyebarkan foto-foto porno yang seperti itu. Ini kan berbahaya bagi pendidikan anak- anak,” ujar Kepala Polri Jenderal Sutarman di
  • 31. HUKUM MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 kantor Wakil Pre­siden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Oktober lalu. Terkait dengan maraknya tindak pidana melalui dunia maya, Dadang Rahmat, dosen Sistem dan Hukum Pers dari Universitas Padjadjaran, Bandung, mengatakan jika info yang disebar melalui media sosial tidak benar dan merupakan fitnah, korban bisa melapor. Pelaku bisa dijerat dengan hukum pidana maupun menggunakan Undang-Undang In- formasi dan Transaksi Elektronik. “Siapa pun yang merasa dinistakan punya hak membela harkat dan martabatnya. Ada etikanya menyampaikan pendapat. Harus ada pem- bedaan antara kritik dan hinaan,” tutur Dadang. Jerat pidana untuk pencemaran nama baik bukan hanya bagi pembuatnya. Penyebarnya pun bisa dijerat, seperti yang dilakukan MA, yang mengunggah foto Jokowi dan Megawati yang telah direkayasa melalui akun Facebook miliknya. “Tersangka harus dibuktikan apakah sebagai pembuat atau penyebar, atau pembuat dan penyebar. Jadi hati-hati menyebar sesuatu di Internet karena penyebaran Internet itu sa­ ngat cepat dan pesat,” ucap Dadang. ■ JAFFRY PRABU PRAKOSO, M. RIZAL | DEDEN MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Ibunda MA, Mursyida, didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri), mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Jumat (31/10). HARYANTO/DETIKCOM TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
  • 32. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KRIMINAL ILUSTRASI:EDIWAHYONO MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 POLISI MASIH MEMBURU SARTINAH, YANG DIDUGA MEMBUNUH PUTRA MAJIKANNYA DI BEKASI. KELUARGANYA DI JAWA TENGAH MENGAKUI TERSANGKA PERNAH SAKIT JIWA. MBAKBERBAJU LUSUHITU TERNYATA...
  • 33. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 E TTINurhayatiterkejutketikatiba-tiba sesosok wanita muda berpenampilan lusuh berdiri di muka rumahnya, Ja- lan Bintara 6, Gang Sawo RT 03 RW 06, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Saat itu, Kamis pagi, 16 Oktober lalu, Etti seperti biasa tengah berjualan nasi uduk. Wanita yang membuat Etti kaget itu me­ ngenakan kaus kucel dan bercelana pendek selutut yang juga lusuh. Rambutnya yang berukuran sebahu berantakan. Belek di sudut mata dan bekas air liur di seputar bibirnya me- nambah kesan lusuh perempuan itu. “Waktulihatdia,sayaagaktakut,penampilan- nya seperti orang kelainan jiwa,” kata perem­ puan berusia sekitar 50 tahun itu saat ditemui majalahdetik,Selasa,28Oktoberlalu.“Dalam hati saya, kenapa dia enggak cuci muka dulu, kan mau keluar belanja,” ujarnya. Wanita itu ternyata ingin membeli dagang­ an Etti. Ia memesan dua bungkus nasi uduk seharga Rp 8.000, lalu membayar dengan selembar uang Rp 10.000. Ia hanya terdiam saat menerima uang kembalian dari Etti, yang masih keheranan terhadap wanita tersebut. Tapi pembeli nasi uduk itu tiba-tiba memper­ kenalkan diri. “Saya pembantu baru di rumah gede yang ada anjingnya, Bu,” tutur Etti, mengisahkan perjumpaan pertamanya dengan wanita muda yang belakangan diketahui bernama Sartinah Foto Sartinah, yang diduga membunuh anak balita Jason DOK. DETIKCOM
  • 34. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 itu. Sartinah adalah pekerja rumah tangga di ke- luarga pasang­an Janter Jupiter Simanjuntak dan Evelyn Sianipar, yang rumahnya bertetangga dengan Etti. Sartinah kini tengah diburu polisi karena diduga membunuh putra Janter dan Evelyn, Jason Matthew Simanjuntak. Bocah berusia 3 tahun 6 bulan itu diduga dibunuh dengan cara disayat nadinya. Dalam obrolan itu, Etti sempat memberi nasihat agar Sartinah menjaga anak tetangga­ nya tersebut dengan baik. Tapi saat itu Sartinah hanya terdiam sembari menatap Etti. “Dia juga enggak mengeluh. Dia bilang (anak majikannya itu) baik,” ucapnya. Etti, juga warga di sekitar Jalan Bintara 6, tak menyangka beberapa hari kemudian wanita muda itu menghilang, dan diduga membunuh Jason. Kematian Jason diketahui pada Selasa, 21 Oktober lalu, ketika Evelyn pulang kerja pada pukul 00.30 WIB. Saat Evelyn tiba di depan rumah, pintu pagar terbuka. Melihat keanehan tersebut, dia pun bergegas mencari anak semata wayangnya di kamar di lantai dua rumah tersebut. Ia lalu melihat Jason berada di kasur seperti sedang terlelap. Tubuhnya ditutupi selimut. Mengira putranya sudah tidur, Evelyn kembali menutup pintu kamar. Namun tebersit rasa penasaran di benak Evelyn karena kepala anaknya itu tertutup ban- tal. Ia pun kembali ke kamar dan menghampiri Jason. Ia terkejut melihat bagian kanan wajah Jenazah Jason DOK.DETIKCOM
  • 35. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Jason yang sudah membiru. Begitu selimut dibuka, bercak darah berceceran di kasur dan tangan anaknya. Ia sontak histeris dan berte- riak meminta tolong sembari menggendong Jason ke luar rumah. MendengarteriakanEvelyn,sejumlahtetang- ga berda­tangan. Evelyn dan suaminya, yang baru dua bulan tinggal di lingkungan tersebut, lantas diantar dua warga membawa Jason ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Jason ternyata sudah meninggal. Sementara itu, Sartinah, yang baru bekerja selama 10 hari di rumah itu, menghilang. Dari olah data tempat kejadian perkara yang dilakukan anggota Kepolisian Sektor Bekasi Kota esok paginya, sebilah pisau stainless steel milik Evelyn diketahui hilang. Polisi menduga pisau itu digunakan pelaku untuk membunuh. Barang-barang milik Sartinah juga sudah tidak ada. “Mungkin dihilangkan tersangka,” kata Kepa- la Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin, 27 Oktober lalu. Polisi sempat kesulitan mencari pelaku. Pasalnya, keluarga korban tidak memiliki cukup informasi terkait identitas pembantu barunya itu. Janter Simanjuntak mengaku mempeker- jakan Sartinah setelah mendapat rekomendasi dari ibu mertuanya. Sedangkan sang mertua mendapatkan pekerja rumah tangga itu dari penjaga sekolah, Yayat, tempat ia be­kerja se- bagai guru. “Karena mertua sudah percaya sama penja- ga sekolahnya, ya enggak curiga. Kami percaya asal-usulnya, jadi enggak minta identitasnya,” ujar Janter, yang saat dihubungi majalah detik tengah berada di Cirebon, Jawa Barat. Bahkan keluarga Janter dan Evelyn awalnya tidak mengetahui nama pembantunya itu wa- laupun sudah bekerja selama 10 hari. Suami- istri ini hanya memanggilnya dengan sebutan “Mbak”. Dari Yayat dan Tarmuji, identitas pelaku diketahui. Tarmuji adalah pacar Sartinah. Ia mengaku baru berpacaran selama dua minggu dengan pelaku. “Sebelumnya, pelaku minta di- carikan pekerjaan,” Rikwanto menambahkan. Sebelumnya, pelaku minta dicarikan pekerjaan. Komisaris Besar Rikwanto GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
  • 36. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Dalamupayapengejaran,Tarmujiikutdibawa polisi untuk mencari pelaku hingga ke kam- pung halamannya di Banjarnegara, Jawa Te­ ngah. Menurut seorang petugas di lingkungan PolresBekasiKota,polisiberhasilmendapatkan foto pelaku dari keluarganya di Banjarnegara. Keluarga tersangka mengaku terakhir bertemu dengan Sartinah saat Lebaran lalu. Itu pun ia hanya pulang kampung selama tiga hari. Kepada polisi, Tarmuji menceritakan bahwa Sartinah pernah menjadi penjual kopi keliling di sejumlah tempat di Jakarta, termasuk di ka- Rumah keluarga pasangan Janter dan Evelyn JAFFRY PRABU/DETIKCOM
  • 37. KRIMINAL MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 wasan Monumen Nasional. Sartinah juga sem- pat mengeluh soal kenakalan anak majikannya. Ia pernah dicakar. Dari kete­rangan pacar ter- sangka itu, polisi juga memburunya ke sejum- lah tempat mangkal para tunawisma. “Sudah kami amankan tempat gelandangan. Takutnya dia berkumpul di sana. Sebab, ka- lau sudah kumpul, kami sulit melacak,” ucap Kepala Subbagian Humas Polres Bekasi Ajun Komisaris Siswo secara terpisah. Hingga Kamis pekan lalu, Sartinah belum ditemukan. Polisi sudah meminta keterangan kepada warga sekampung halamannya di Jawa Tengah, yang semuanya mengaku tidak tahu keberadaannya. “Ini berarti dia masih di Jakarta. Foto sudah kami sebar,” kata Siswo. Dari keterangan kelu- arga juga diketahui tersangka Sartinah mender- ita sakit jiwa. “Tapi belum bisa kami simpulkan. Ini belum terbukti.” Bagi Janter dan Evelyn, perilaku Sartinah selama bekerja tidak ada yang aneh. Menurut Janter, Sartinah melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dan tak pernah mengeluh. Soal penampilannya yang lusuh dianggap wajar oleh pasang­an suami-istri ini. Keluarga menye­ rahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk memprosesnya secara hukum. Janter meng­aku sudah merelakan kepergian anak kesayangan- nya itu. “Kami sudah ikhlas, mungkin ini jalan Tuhan. Kami sudah memaafkan perbuatannya,” ucap pegawai bank ini, lirih. ■ JAFFRY PRABU PRAKOSA | M. RIZAL Polres Bekasi Kota GOOGLESTREET
  • 38. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW MENKO MARITIM INDROYONO SOESILO: TRANSPARANSI, KUNCI BERANTAS MAFIA MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW
  • 39. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW J ARUM jam belum genap menunjukkan pukul enam pagi, tapi rumah di Jalan Panglima Polim III Nomor 7 itu sudah dipenuhi beberapa kru stasiun televisi pada Rabu, 29 Oktober lalu. Sang tuan rumah, Dwisuryo Indroyono Soe- silo, keluar dari pintu samping lalu menyalami tetamunya. Dengan alasan rumah itu bukan milik pribadinya, Menteri Koordinator Maritim itu menolak diwawancarai di dalam rumah. Ia juga mewanti-wanti agar para wartawan tak mengubah letak pot-pot tanaman di taman. “Biar santai, di taman sini saja, ya. Saya siap, mau sambil duduk atau berdiri,” kata Indroyo- no tegas tapi ramah. Kepadamajalahdetik,yangmendapatgiliran pertama mewawancarai, ia menuturkan di- hubungipihakIstanauntukmenghadapPresiden Joko Widodo pada Sabtu, 18 Oktober. Karena akhir pekan, Indroyono, yang tengah bertugas sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) di Roma, Italia, mengaku kesulitan mendapatkan tiket pesawat ke Jakarta. Akhirnya ia terpaksa menggunakan maskapai yang harus transit di Dubai selama enam jam. Ia mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu sore ketika pesta rakyat mulai ramai digelar. Dua hari kemudian,JokowimenerimanyadiRuangJepara, Istana Merdeka. “Kami berbincang selama 40 menit,” ujar Indroyono. Toh, kepastian dirinya terpilih menjadi men- teri baru diyakininya setelah diminta ke Istana sekitar empat jam sebelum Presiden mengu- mumkan susunan anggota kabinetnya. Karena menakhodai kementerian baru, yang menjadi ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi menjadikan Indonesia seba- gai poros maritim dunia, ia tak punya kantor sendiri. Juga dukungan para staf. Untungnya, Badan Pengkajian dan Penera- pan Teknologi (BPPT) meminjamkan ruangan di lantai tiga, bekas ruangan B.J. Habibie saat “TERNYATA BANYAK SEKALI PERIZINAN YANG TUMPANG-TINDIH, SAMPAI SEKITAR 200 PERIZINAN DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT.”
  • 40. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW menjabat Menteri Riset dan Kepala BPPT. “Ini ruang sakral buat saya,” ujarnya. Bagi dia, kan- tor kementerian tak harus besar, tapi mesti efektif, efisien, dan modern. Terkait masalah utama yang perlu dibenahi di empat kementerian di bawah koordinasinya, Indroyono tegas menyebut transparansi dan perlunya penyederhanaan perizinan. Berikut ini petikan perbincangan dengan ahli pengin- draan jauh itu. Anda membawahi empat kementeri- an.... Ya, ada Kementerian Perhubungan, Ke- menterian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pariwisata. Mengapa? Karena empat kementerian inilah yang mampu mem- berikanpemasukanbesarkepadanegara.Lem- baga ini juga akan didorong memprioritaskan kegiatannya di bidang bahari dan kemaritiman. Apa saja program prioritas masing-mas- ing kementerian? Setelah menganalisis secara terperinci dan luasberkaitandengantugasdanfungsimasing- masing kementerian, ada beberapa program prioritas yang akan kami wujudkan. Misalnya di Kementerian Perhubungan, visi Presiden saat berkampanye kan mewujudkan jalan tol Video Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) didampingi Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono (kiri) dan Menko Kemaritiman Indroyono berfoto bersama usai acara serah- terima jabatan di kantor Menkokesra, Jakarta, Selasa (28/10). MUHAMMAD IFDHAL/ANTARAFOTO
  • 41. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW laut. Lalu kami lihat apa permasalahannya di situ. Ternyata banyak sekali perizinan yang tumpang-tindih, sampai sekitar 200 perizinan di bidang transportasi laut. Menteri Perhubungan segera bekerja cepat dan mengatakan, “Beri waktu kepada kami se- lama satu bulan untuk menyederhanakan per- izinan yang berkaitan dengan perhubungan laut dan pelayaran.” Harapannya, Indonesia menjadi jauh lebih menarik untuk masuknya investasi dan investor untuk dapat memban- gun infrastruktur. Untuk pariwisata, seberapa besar po- tensi wisata bahari kita sebetulnya? Kami memang akan mengarahkan ke wisata bahari, kaitannya dengan sailing, diving, snor- keling, surfing, dan fishing. Kita punya lima hal utama, yakni budaya; alam, seperti keindahan lautterumbukarang;keramahtamahan;kuliner yang luar biasa dari Sabang sampai Merauke; serta aneka cendera mata. Ini harus segera di- pacu agar bisa memicu dan mengangkat sek- tor ekonomi secara cepat. Industri pariwisataGRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM Menyederhanakanperizinanakanmembuat Indonesiajauhlebihmenarikbagimasuknya investasidaninvestoruntukdapatmembangun infrastruktur.
  • 42. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW (Dari kiri) Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Jose Graziano da Silva, Direktur Sumber Daya Perikanan FAO, serta Duta Besar RI untuk Italia August Parengkuan di markas FAO, Roma, September 2014. DOK. PRIBADI kan tidak usah bikin pabrik. Barangnya sudah ada semua. Tinggal sekarang bagaimana pro- mosi digiatkan dan urusan perizinan dipermu- dah. Di sektor pariwisata, apa problem yang terkait dengan perizinan? Saya kasih contoh, ya. Kami pantau ada 400-500 yacht atau kapal pesiar mewah kecil yang berseliweran di sekitar wilayah Indonesia tapi sulit masuk karena sistem perizinan lama sekali. Dibutuhkan izin satu bulan agar kapal layar bisa masuk Indonesia. Padahal, kalau dapat masuk dengan izin satu atau dua hari selesai, kapal-kapal itu akan berlayar masuk wilayah Indonesia dan mampir ke pelabuhan- pelabuhan seluruh provinsi. Mereka menyak- sikan kebudayaan dan seni di tiap provinsi. Mereka tentu akan menebarkan dolarnya sehingga akan membuka lapangan kerja dan memberi pemasukan kepada masyarakat di daerah yang disinggahinya.
  • 43. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW Terkait pencurian ikan di laut kita, Pak Jokowi pernah mewacanakan penggu- naan drone.... Berbicara soal illegal fishing, semua itu di- awali dengan kurangnya transparansi dalam masalah perizinan, soal pemberian lisensi ke- pada kapal-kapal penangkap ikan, terutama yang besar-besar. Indonesia memiliki 11 WPP (wilayah pengelolaan perikanan), yang setiap dua tahun harus merilis stok ikan yang ada di wilayahnya. Jadi harus ada kajian stok ikan di wilayah tersebut agar kita tahu berapa potensi ikan yang lestari di masing-masing wilayah. Kemudian dihitung berapa izin yang bisa diter- bitkan untuk berapa jenis kapal. Izinnya akan dibuat transparan dan dibuka ke publik agar bisa ikut memantau nama dan nomor kapalnya. Kapal yang mendapat izin juga dipasangi VMS (vessel monitoring systems). Jadi setiap pergerakannya akan se- lalu terpantau. Pada saat bersamaan, dipantau juga dengan satelit dan pusat patroli Angka- tan Udara. Itu yang dimaksud Presiden den- INTERVIEW GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM Industripariwisatakantidakusahbikinpabrik. Barangnyasudahadasemua.Tinggalsekarang bagaimanapromosidigiatkandanurusan perizinandipermudah.
  • 44. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW gan drone. Jadi dari WPP itu kita bisa melihat kapal-kapal yang legal atau ilegal. Dari kapal yang ilegal pun bisa diukur panjang kapalnya dan diinventarisasi berapa volumenya, sehing- ga kita tahu yang ilegal berapa jumlahnya dan volume yang ditangkap berapa besar. Kenapa asing diizinkan menangkap ikan di perairan kita? Dalam Undang-Undang Perikanan, luas laut Indonesia sekitar 5,7 juta kilometer persegi. Terdiri atas 1,9 juta kilometer persegi laut teri- torial, seperti Laut Jawa, Banda, Sulawesi, Se- lat Makassar. Tapi, di luar itu, 200 mil di luar batas terluar titik-titik pangkal ada namanya ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Di situ sumber daya alamnya milik kita, ikannya milik kita. Kalau punya laut sebesar itu dan potensi ikan di ZEE masih besar dan kapal Indonesia tidak bisa memanfaatkan, kan mubazir. Karena itu, kemudian diberikanlah izin kepada kapal asing untuk bekerja di wilayah ZEE ini. Tadi yang dibahas kan untuk pengusaha besar, bagaimana dengan nelayan kecil dan menengah? Kami juga mengupayakan nelayan tang- kap bisa mendapatkan sarana dan prasarana sehingga bisa bekerja. Mereka berlayar itu membutuhkan biaya dan bagaimana caranya biaya tersebut bisa dicari dengan sederhana, mulai kredit dari perbankan sampai dukungan asuransi. Sebab, nelayan kecil (dengan kapal ukuran) dari 5 sampai 10 gross ton sangat tidak bankable. Kalau mereka dibawa ke perbankan, sulit mendapat kredit. Kami juga mengupaya- Penyerahan Program FAO Tahun 2013 dari Direktur Jenderal FAO (kanan) kepada Direktur Sumber Daya Perikanan FAO Indroyono Soesilo. DOK. PRIBADI
  • 45. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW kan sistem rantai dingin. Cool boxes di kapal akan ditambah dan cool storage di pelabuhan perikanan ditambah. Pasokan listriknya bagaimana? Ya, memang harus ditambah. Cool storage tanpa listrik sama saja tidak jadi cool. Ikan itu harganya mahal kalau fresh atau beku. Kalau sistem rantai dingin dibangun dan ikan-ikan sudah terpilah-pilah dalam cool boxes kemu- dian masuk ke pelabuhan perikanan ada cool storage, nelayan-nelayan tidak akan menang- kap harian, tapi dapat sampai mingguan. Ka- lau cool storage penuh ikan, kapal-kapal besar akan datang juga. Ini rantai yang harus segera kami garap. Selama ini Kementerian ESDM kan di bawah Menko Perekonomian, kenapa sekarang di bawah Kementerian Maritim? Kita harus tahu, misalnya migas kita itu be- rada di sekitar 60 cekungan. Nah, 40 di antara- nya berada di lepas pantai. Selain itu, ada tiga sumber daya energi prioritas untuk didorong, yakni hydropower, batu bara, dan panas bumi. Dalam rangka mewujudkan itu, sistem periz- inan harus disederhanakan. Soal pengembangan energi nonkonven- sional, apakah bisa secara massal diber- dayakan? Brasil pada 1982 membuat program biofuel dari ampas tebu. Pak Habibie pernah men- Terhadappara nelayan,akan diupayakan programkredit dariperbankandan dukunganasuransi. DOK. PRIBADI
  • 46. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW coba dengan ketela. Idenya diambil dari Brasil. Indonesia waktu itu semangat ketika harga migas naik dari US$ 20 per barel jadi US$ 25. Tapi, begitu harga minyak turun menjadi US$ 9 pada 1983-1984, kita menyerah. Brasil tidak. Apa yang terjadi sekarang? Semua mobil di Brasil kandungan biofuel-nya sangat besar. Jatuhnyadisanapenggunaanbiofuelekuivalen dengan penggunaan minyak dan batu bara. Jadi, jika sekarang harga minyak US$ 90, Bra- sil itu menggunakan bahan bakar biofuel-nya dengan harga US$ 25. Hal seperti ini jugalah yang harus kita garap. Seberapa siap SDM kita mengembang- kan energi nonkonvensional? Oh, kita sebetulnya selalu siap. Tinggal kum- pulkan lagi para ahli yang dulu pernah mel- akukan kajian energi gelombang, angin, dan surya. Lalu kita undang para investor, siapa yang tertarik untuk membangunnya. DisektorESDM,khususnyamigas,yang disorot soal mafianya.... Ini bisa dikaitkan dengan transparansi per­ izinan. Langkah awalnya ya ini. Semua itu harus transparan. Berani enggak kita transparan. Kalau sudah terbuka, pelan-pelan hal itu bisa kita ta­ ngani.Kitamulaidenganlangkahkonseptual.Bu- Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memperkenalkan satu persatu anggota kabinetnya di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10). CAHYO/SETPRES
  • 47. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (kiri) bersama Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo (kanan) memimpin rapat koordinasi untuk membahas RAPBN di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10). YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO kanhitandrun.Kitabuattransparansaja.Berapa sih yang dibutuhkan, apakah kilang mi­nyak yang ada di Indonesia yang kemampuannya sekian ratus ribu barel per hari sudah mampu atau su- dah optimal? Saya dengar belum. Saya memang belumdapatangkayangdetail.Jumlahkemamp- uanpengolahandikilangminyakituxkiloliterper hari, tapi ternyata baru mampu melak­sanakan sekiankiloliterperhari.Berartimasihadapotensi untuk meningkatkan produksi migas dalam ne­ geri. Artinya, impor bisa dikurangi dan ini berarti bisa menghemat devisa. Ini langkah-langkah ke depan dan saya kira bisa kita lakukan. Undang-Undang Kelautan meng­ama­ natkan pembentukan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Ini akan di bawah koordi- nasi siapa? Saya kira nanti awalnya kami akan bersama- samadenganKementerianKoordinatorPolitik, Hukum, dan Keamanan. Kita lihatlah ke depan. Sebelumnya memang ada Bakorkamla, yang memayungi 12 kementerian, lembaga. Masing- masing lembaga ini, kalau menjaga keamanan laut, membawa undang-undang sendiri. Mis- alnya, saya penyidik perikanan yang berpatroli di laut, ya bawa UU Perikanan. Kalau ada yang menyelundup, tugas Bea-Cukai dengan UU Perpajakan, dan seterusnya. Tentunya, kalau
  • 48. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 INTERVIEW Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva (kanan) mengangkat Indroyono Soesilo sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur FAO, yang berkedudukan di Roma, November 2012. DOK. ISTIMEWA banyak sekali seperti ini, harus dikoordinasi- kan. Itu Bakorkamla yang cuma diatur dengan keputusan presiden. Dengan adanya UU Ke- lautan, dibentuk Bakamla sehingga tidak harus semua instansi memiliki kapal patroli sendiri. Misalnya kapal patroli Angkatan Laut ber- patroli di Laut Arafura, di kapal itu ada pe- nyidik perikanan, Bea-Cukai, Polri, penyidik Kementerian Perhubungan. Mereka berlayar bersama-sama. Kalau ada penyelundup, ya yang menyidik dari Bea-Cukai. Kalau ada per- ompak, begitu ditangkap, yang menyidik Polri. Langkah-langkah inilah yang ke depan akan dilakukan dengan adanya Bakamla, sehingga lebih optimal dan terintegrasi. PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT
  • 49. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 BIODATA NAMA: Profesor Dr Ir Dwisuryo Indroyono Soesilo, MSc TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Bandung, 27 Maret 1955 ISTRI:Dr Ir Nining Sri Astuti, MA ANAK: 1. Ostiawan Yudiantoro, SE Ak 2. Dwiyani Indraningsri, SS 3. Trihandoyo PENDIDIKAN: • S-1, Fakultas Teknik Ge- ologi Institut Teknologi Bandung, 1979 • S-2, Universitas Michi- gan, Amerika Serikat, 1981 • S-3, Universitas Iowa, Amerika Seri- kat, 1987 • Program Khusus di Remote Sensing Satellite Ground Station Management Training, Kanada, 1992 KARIER: •PegawaiBadanPengkajiandanPenerap­ an Teknologi (BPPT) • Dosen luar biasa Kursus Staf Senior TNI AD Seskoad Bandung • Asisten peneliti dan asisten dosen di Department of Geology, University of Iowa, Amerika Serikat • Dosen di Institut Teknologi Ban­dung; Program Pascasarjana di Institut Teknologi Sepuluh November, Sura- baya; Universitas Trisakti; dan Univer- sitas Indonesia • Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplo- rasi Laut Departemen Kelautan dan Peri- kanan, 1999 • Kepala Badan Riset Kelautan dan Per­ ikanan Departemen Kelautan dan Per­ ikanan • Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam • Sekretaris Menteri Koordinator Ke­ sejahteraan Rakyat • Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur Food and Agriculture Or- ganization PENGHARGAAN: • Adhicipta Rekayasa Persatuan Insinyur Indonesia, 1993 • Satyalancana Pembangunan RI, 1995 • Satyalancana Karya Satya X, 1999 • Bintang Ajasa Utama, 1999 • Worldwide Permina Foundation Award, Amerika Serikat, 1980 • IndonesianCulturalFoundationAward, Amerika Serikat, 1981 • Isabel-Demple Foundation Award, Amerika Serikat, 1984 • Scientific Research Honor Society, Amerika Serikat, 1987 • Who’s Who of The World, 1998
  • 50. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOLOM OLEH: BURHANUDDIN MUHTADI BIODATA Nama: Burhanuddin Muhtadi Tempat/Tanggal Lahir: Rembang, 15 Desember 1977 H ARI sudah beranjak larut malam. Sebagian media sudah balik ke kantor untuk memberitakan pengumuman susunan Kabinet Kerja Joko Widodo- Jusuf Kalla, 26 Oktober 2014, pukul 17.00 WIB. Tiba-tiba muncullah sosok Jokowi. Dia mengantarkan Ara (Maruarar Sirait) pulang dari gerbang samping Istana. Jokowi celangak-celinguk seperti mencari awak media yang tersisa. “Ara kawan baik saya. Dia akan tetap membantu saya di pemerintahan,” kata Jokowi tegas. Ara hanya tersenyum sambil tetap mengenakan baju putih yang disediakan Sekretariat Negara sebagai dress code calon menteri. Ada kegetiran yang tampak di wajah Jokowi. Dia mengantar sohibnya pulang dan menatap lama mobil yang membawa Ara berlalu dari sudut matanya. JOKOWI BUTUH KEMAMPUAN TEKNOKRASI DI TENGAH TARIKAN KEPENTINGAN POLITIK DAN TUNTUTAN PUBLIK YANG MELAMBUNG TINGGI. JOKOWI, BERHENTILAH ‘BERPUISI’
  • 51. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOLOM Inilah puncak dari drama tarik-ulur kabinet Jokowi dalam sepekan terakhir. Siang harinya, Ara bertandang ke kediaman Megawati Soekarnoputri untuk meminta restu atas rencana terpilihnya dia sebagai menteri. Konon, sang empunya rumah tak berkenan menemuinya. Jokowi tahu Ara sudah berjuang panjang bersama dirinya bahkan sebelum pemilihan gubernur di Jakarta. Jokowi mencoba buying time. Waktu pengumuman kabinet sudah diundurkan dari jadwal semula. Siapa tahu Mega berubah pikiran. Tapi harapan itu bertepuk sebelah tangan. Mega menggunakan “hak veto"-nya untuk mencoret nama Ara dari daftar. Dan Jokowi seolah-olah tak melawan. Sebenarnya, dalam perspektif Jawa, Jokowi menunjuk­kan konsolidasi perlawanan secara simbolis atas pencoretan Ara. Dengan menyebut secara terbukabahwaAraadalahsohibdekatnyadanakanmembantupemerintahannya, Jokowi mengirimkan pesan khusus bahwa dia tak menyerah. Wong Jawa anggone semu, sinamun samudana, sesadone ing adu manis. Inilah politik pasemon. Manusia Jawa cenderung semu atau terselubung. Jokowi tak sekadar melawan dalam diam. Susunan kabinet Jokowi memang tidak buruk, tapi juga tak bisa memunculkan “wow factor”. Inilah yang terbaik yang bisa dilakukan Jokowi di tengah realitas politik yang tak mudah. Jokowi bukan veto player, bukan pula “pemegang saham” terbesar di PDI Perjuangan. Jokowi juga harus berkompromi dengan partai- partai pendukung lainnya untuk melakukan akomodasi politik. Jokowi tidak bisa sepenuhnya memaksimalkan hak prerogatifnya ketika bicara nama-nama menteri yang direkomendasikan melalui jalur partai. Padahal rekrutmen pejabat publik via partai juga tak bisa memberi garansi meritokrasi. Masalahnya bukan sekadar partai kekurangan stok kader yang Pendidikan ● Teologi dan Filsafat IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2002 ● Master pertama Fakultas Asian Studies (MAPS) di Australian National University (ANU), Canberra, Australia ● Master kedua bidang political science (research) di ANU, 2008 ● Kandidat PhD di Department of Political and Social Change, ANU Aktivitas: ● Dosen di Program Diploma Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif Hidayatullah dan
  • 52. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOLOM berkualitas, tapi sistem meritokrasi seringkali membentur tembok patronasi yang terlalu kuat di kalangan internal partai. Seleksi calon pejabat publik di dalam partai lebih sering ditentukan bukan oleh kriteria profesionalitas, melainkan kedekatan dengan elite. Jokowi tidak menyerah. Dia memanfaatkan KPK dan PPATK untuk menolak calon menteri yang bermasalah. Beberapa nama yang distabilo merah memang terjungkal, tapi daftar pengganti yang diusulkan partai juga tak serta- merta lebih baik dari sebelumnya. Inilah yang membuat publik tak melihat “wow effect” dalam kabinet Jokowi. Beruntung dia masih punya ruang manuver untuk menentukan secara lebih leluasa calon-calon menteri dari jalur profesional nonpartai. Beberapa di antaranya memang tak selalu sesuai dengan kompetensi danpengalamannya.Beberapapos kementerian terkesan sudah dipatoksebagaihargamatioleh partai pendukung. Akibatnya, prinsip the right person in the right place terpaksa dikorbankan. Sedikitnya 12 dari 16 menteri dari partai-partai pendukung mengisi portofolio kementerian yang tidak pas dengan kompetensi dan pengalamannya. Pascasarjana Universitas Paramadina ● Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) ● Peneliti di Center for the Study of Islam and Society ● Program Manager for Voter Education at The Asia Foundation dan Jaringan Islam Liberal (JIL), 2004 ● Koordinator Penelitian Moslem Perception on US Foreign Political Affair yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat, PPIM, JIL, LSI, dan Freedom Institute, 2004 ● Program Manager for Voters Education in General Election 2004
  • 53. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOLOM Tapi apa mau dikata, jabatan menteri adalah political appointee. Jokowi tak bisa menafikan peran partai dalam sistem presidensial-multipartai ekstrem yang kita anut. Dalam desain politik seperti ini, politik transaksional yang bertumpu pada konsesi politik menjadi pemandangan lumrah. Profesionalisme dan meritokrasi tak lagimenjadiacuan.Ketegasanmenjadibarangmahalkarenaterlalubanyakkalkulasi politik yang menjadi konsiderans. Secara faktual, kekuatan oposisi mendominasi di parlemen. Jokowi hanya mengandalkan koalisi minimalis dari PDI Perjuangan, PKB, NasDem, Hanura, dan PPP. Total kekuatannya di parlemen cuma 44 persen. Jika kelima partainya tidak diakomodasi dalam kabinet, koalisi pendukung Jokowi bisa “masuk angin”. Stabilitas politik makin terganggu dan janji-janji Trisakti dan Nawa Cita Jokowi makin jauh panggang daripada api. Namun, di atas segalanya, ada harga yang harus dibayar karena tarik-ulur penyusunan kabinet Jokowi. Kredibilitas Jokowi sedikit tercoreng karena “penundaan” pengumuman kabinet. Padahal, ia telanjur berjanji bahwa, dalam waktu satu-dua hari setelah pelantikan, skuat kabinet akan diumumkan. Karena itu, protokol manajemen krisis harus segera dinyalakan. Terlalu banyak drama dan kekacauan informasi terkait tarik-menarik distribusi kekuasaan yang melucuti kredibilitas Jokowi. Kabinet ramping dan tanpa syarat terbukti sekadar retorika ketimbang kenyataan. Karena itu, Jokowi harus kembali menegakkan harga dirinya sebagai presiden yang merdeka dengan mempertegas komitmen agar semua menteri yang sudah dilantik menanggalkan jabatan strukturalnya di partai. Sejak awal, janji Jokowi agar menteri-menterinya tidak merangkap jabatan di partai sudah terpatri di memori publik. Namun, sejak pelantikan kabinet, baru tiga menteri dari NasDem yang dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan JIL, 2004 Karya: ● Civil Society dan Demokrasi: Survei tentang Partisipasi Sosial-Politik, Jakarta: INCIS, 2003 ● Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia, Jakarta: INCIS, 2004 ● Quo Vadis Pemilu 2004?, Jakarta: Logos, 2004 ● Defisit Pelayanan Publik: Survei Opini Publik, Jakarta: INCIS, 2005 ● Dilema PKS: Suara dan Syariah, Kepustakaan Populer Gramedia, 2012 ● Memperbaiki Mutu Demokrasi di Indonesia: Sebuah Perdebatan,
  • 54. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KOLOM yang melepas jabatannya di partai. Tjahjo Kumolo juga sudah menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatan Sekjen PDI Perjuangan. Namun Puan Maharani terkesan belum sepenuhnya “ikhlas” mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPP PDI Perjuangan. Dia mengatakan keputusan mundur- tidaknya tergantung fatwa Ketua Umum Megawati. Di sinilah ujian Jokowi berikutnya untuk menegakkan komitmen. Drama pengumuman susunan kabinet, di mana Jokowi meminta semua menterinya berlari ketika dipanggil, sementara Puan justru berjalan santai, telanjur menjadi tontonan publik. Juga sebelum sesi pemotretan, saat 33 menteri berjalan dari Istana Negara menuju Istana Merdeka, hanyaPuanMaharaniyangterlihatmenumpangikendaraangolfcar.Secarasimbolis, ini menunjukkan “ketidakberdayaan” Jokowi terhadap anak buahnya. Keberhasilanpemerintahnantinyabukanhanyaditentukancapaian-capaianfaktual semata, tapi juga sangat ditentukan oleh kemampuan Jokowi dalam mengelola manajemen harapan publik. Berhentilah “berpuisi”, dan mulailah membuat “prosa”. “We campaign in poetry. But when we are elected, we are forced to govern in prose,” ujar Mario Cuomo. Jokowi sudah cukup lama “berpuisi”, menjejali publik dengan bait-bait yang indah didengar atau diseminarkan. Saatnya Jokowi membuat “prosa”, yang diisi dengan narasi yang menguraikan sekaligus menyelesaikan (gets things done). Jokowi butuh kemampuan teknokrasi di tengah tarikan kepentingan politik dan tuntutan publik yang melambung tinggi. Selamat bekerja! n Jakarta: Paramadina, 2012 ● Perang Bintang 2014: Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan Pilpres, Noura Books, 2013 Penghargaan: ● Anugerah Media dan Komunikator Terbaik Pilpres 2009 kategori pengamat dari strategic public relations ● Charta Awards kategori pengamat dari Charta Politika, 2010 MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
  • 55. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Kepak sayap Pangandaran, 15 Januari 1965. “Susi, gambar apa ini? Pesawat terbang mahal- mahal, kok bawa ke­ ranjang ikan? Bau amis, atuh!” Menteri Susi Mengaku putus se- kolah karena sakit, tapi kata kawannya dia dikeluarkan gara-gara aksi golput pemilu dan sempat dikejar-kejar Babinsa. merintis bis- nis ekspor ikan dari jualan keliling. Susi ter- bang kian tinggi... Sejak kecil memimpikan ingin punya pesawat terbang. berani melerai bentrok nelayan vs preman. Pernah pimpin demo tolak sodetan sungai di Pangandaran. Maskapai Susi Air dengan rute perintisnya bikin Susi dekat dengan pejabat dan poli- tikus. Megawati dan Jokowi pernah carter pesawat Susi untuk kampanye. “Ibu Susi Men- teri Kelautan dan Perikanan ya,” “Yes!” Ikaaaann... 2004: Lahirnya Susi Air “Bisa Terbang ke lokasi Tsunami Aceh? TEKS: BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI, OKTA WIGUNA | ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSYAH
  • 56. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUSFOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 SUSI SEMPAT RAGU MENERIMA TAWARAN JOKOWI JADI MENTERI. IA GALAU KALAU-KALAU TINGKAH LAKUNYA YANG NYENTRIK JUSTRU MEMBAWA DAMPAK NEGATIF BAGI KABINET JOKOWI. TELEPON MEGA SEBELUMKEISTANA
  • 57. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Tap untuk melihat Video S USI Pudjiastuti galau tingkat tinggi. Ia baru saja pulang dari Istana setelah bertemu Presiden Joko Widodo, Kamis 23 Oktober 2014. Hari-hari itu sebetulnya CEO Susi Air ini merencanakan terbang ke Amerika Serikat untuk menengok anaknya. Namun panggilan dari Istana tidak mungkin diabaikannya. Sang Presiden ternyata mengundang Susi ke Istana untuk mengajaknya masuk dalam KabinetKerja,yangakansegeradiumumkannya. Kepada Jokowi, Susi sempat mengaku bahwa ia adalah pebisnis yang dianggap “gila” dalam membangun perusahaan. Namun Jokowi justru menjawab Indonesia butuh orang-orang yang “gila” seperti Susi. Kemantapan Jokowi memilihnya menjadi menteri inilah yang membuat galau Susi. Ia merasa tidak cocok menjadi birokrat. Ia perempuan yang keras kepala serta tidak suka kompromi.Iajugatidakterbiasadenganaturan- aturanformalyangmembatasiseorangpejabat. Selaku CEO Susi Air, ia bebas berteriak bila ada pekerjaan yang tidak beres. “Di sini (KKP)
  • 58. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS kadang gemes tapi i have to hold it,” ucap Susi saat ditemui majalah detik di kantor barunya, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta. Susi juga berat hati meninggalkan perusahaannya. Selama dua tahun ini, ia sangat menikmatitotalitasnyadiSusiAirhinggasukses mengantar maskapai perintis itu berkembang menjadi perusahaan berlevel internasional. Saking bingungnya, Susi bahkan curhat kepadasangcucuyangmasihberumur8tahun. Betapa kagetnya Susi mendengar pendapat cucunya itu. “Dia bilang, ‘Uti, this is significant job’. (Saya balik tanya) ‘Kamu bilang significant? Do you understand what is significant?’” cerita Susi. Selain sang cucu, sebenarnya Susi telah minta pendapat teman dekatnya yang lebih berpengalamandipemerintahan,yaknimantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja dan Wakil Bupati Ciamis Jeje Wiradinata. Sarwono menyarankan Susi agar menerima tawaran Jokowi. Meski tidak sekolah tinggi, pengalaman bisnis yang mengantarkan Susi mendapat penghargaan segudang itu diyakini Sarwono akan membuat Susi mampu memimpin KKP. Susi juga orang yang cerdas. “Saya bilang, ‘Pasti kamu bisa,’” ungkap Sarwono kepada majalah detik. Sementara, kepada Jeje, Susi belum menjelaskan apa posisi menteri yang akan disandangnya. Jeje adalah teman Susi ketika bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Pangandaran. Susi juga rekan seperjuangan Jeje saat membelakepentingannelayandipesisirselatan Jawa Barat itu. Karena itu, Susi selalu cerita apa saja kepada Jeje, termasuk soal panggilan Jokowi. “Dia bilang doain saja. (Saya tanya) apakah Menteri Perikanan? ‘Pokona, mah, (pokoknya) urusan lautlah,’” kata Jeje menirukan Susi saat ditemui majalah detik. Di tengah kegalauan itu, Susi pun merenung dan kembali menengok ke belakang perjalanan hidupnya. Perusahaan Susi Air bermula dari jualanikan.Iamembelipesawatuntukmengirim ikan sehingga bisnis komoditas laut itu maju Diabilangdoainsaja. (Sayatanya)apakah MenteriPerikanan? ‘Pokona,mah, (pokoknya)urusan lautlah. Wakil Bupati Ciamis Jeje Wiradinata BAHTIAR RIFAI/MAJALAH DETIK
  • 59. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS pesat selama satu dasawarsa ini. “Maybe the life calling me back to returning to fisheries,” ujar Susi. Dua hari setelah bertemu Jokowi, protokol kepresidenan memberi tahu secara resmi bahwa Susi ditunjuk menjadi Menteri KKP dan menyampaikan undangan ke Istana hari Minggu. “Sekretaris saya ditelepon Sabtu tengah malam,” kata Susi. Meski mendapat kepastian akan menjadi Menteri KKP, rasa bimbang masih menghinggapi Susi. Sampai akhirnya pagi hari sebelum melangkah ke Istana, Susi menelepon Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Susi dan Mega sudah berteman lebih dari sepuluh tahun. Pertemanan keduanya diperkuat oleh latar belakang sejarah yang cukup emosional. Ceritanya,ibundaMega,FatmawatiSoekarno, seringpelesirankePangandaran.Adalahibunda Susi, Suwuh Lasmi, yang selalu menjamunya di pendapa kawedanan. “Dulu ibunya Ibu (Mega) datang, ibu saya yang menjamu. Sekarang Megawati saat menghadiri pelantikan Kabinet Kerja Jokowi di Istana Merdeka. DOK. DETIKCOM
  • 60. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS anak Ibu (Suwuh) menjamu Ibu,” kata Susi, saat pertama bertemu Mega pada 2002, seperti ditirukan salah satu sumber yang menyaksikan pertemuan itu. Mega pun sering berkunjung dan menginap di rumah Susi. Kebetulan, Pangandaran salah satu lumbung suara PDI Perjuangan. Dalam empat kali pemilu terakhir, hanya sekali partai itu kalah, yakni saat pemilu 2004. Dalam setiap kunjungan itu, Mega selalu menyempatkan diri beristirahat dan makan siang di rumah Susi nan asri. Susi pun sering membantu kalau ada acara-acara PDI Perjuangan di Pangandaran. Suatu kali ada acara partai yang harus dihadiri Mega di Pangandaran, Susi sukarela meminjamkan pesawatnya untuk dipakai Mega. Karena merasa sudah dekat dengan Mega itulah maka Susi minta pertimbangan apakah sebaiknyamenerimaataumenolakjadimenteri. “Ibu, nanti kalau Susi enggak bisa kontrol, being ugly on the bad mood, misalnya, apakah itu tidak akan bikin jelek semua nanti?” kata Susi kepada Mega. Ia takut banyak pihak akan tercoreng namanya jika ia tidak becus memimpin KKP. Sayang, Susi tidak membuka apa “wejangan” Megawati. “Saya telepon ke Bu Mega sebagai pertimbangan saja,” kata Susi. Sedangkan mantan Gubernur Jawa Barat Solihin G.P., yang didaulat Susi menjadi penasihatnya, memberi kesaksian Susi tidak hanya dekat dengan Mega, tapi juga menjalin relasi baik dengan Jokowi. Mereka sering bertemu kalau sedang ada acara blusukan. Namun Susi mengaku baru bertemu secara personal dengan Jokowi cuma satu kali. Itu pun sambil lalu saja ketika keduanya sama-sama berada di Bandara Halim Perdana Kusuma. Peristiwa itu terjadi sebelum pelantikan presiden. Jokowi hendak pulang ke kampung halamannya di Solo. “Cuma dua menit,” cetus Susi. Tetangga Susi memberi kesaksian bukan Jokowi dan Mega saja yang dikenal Susi. Banyak pejabat di negeri ini dan petinggi militer yang sering berkunjung ke rumah Susi apabila sedang ke Pangandaran. “Jadi, pantas FOKUS Ibu,nantikalau Susienggakbisa kontrol,being uglyonthebad mood,misalnya, apakahitutidak akanbikinjelek semuananti? Susi Pudjiastuti. AGUNG PAMBUDHI/DETIKCOM
  • 61. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS jadi pejabat karena teman-temannya penggede semua,” kata tetangga Susi, Andersen, yang juga teman bermusik ayah Susi ini. Menurut Sarwono, di luar kedekatannya dengan para pejabat itu, Susi memang layak menjadi Menteri KKP. Susi adalah orang yang dinamis dan cerdas. Akhirnya, Minggu sore, Jokowi mengumumkan kabinetnya, dan memanggil Susidiurutankelima.“IbuSusiiniwirausahawati pekerja keras. Mulai dari nol sampai bisa menggabungkan dunia penerbangan dengan maritim. Saya meyakini Ibu Susi akan banyak bikin terobosan,” kata Jokowi. Maka, sore itu, begitu mengetahui berita di televisi, kagetlah keluarga besar Susi. Mereka tidak tahu Susi batal ke Amerika dan malah muncul di Istana. “Ya, banggalah,” kata adik Susi, Fuad Karlan. Masyarakat pun heboh mendapati tingkah nyentrik Susi. Ia membalikkan stereotip citra pejabat “baik-baik” yang umum selama ini. Ia memilikitatodisepanjangbetiskanannyayang, pada saat pelantikan Senin, keesokan harinya, bahkan mengintip di belahan kebaya Susi. Sebagai pejabat baru, Susi, yang seorang perempuan, juga tidak segan merokok di muka umum di lingkungan Istana Negara. Yang juga menjadi perdebatan, ia ternyata hanya tamatan SMP,sementaramenterilainnyabertitelprofesor. Publik pun ramai membahas sosok pemilik Susi Air tersebut. Komentar negatif dan positif sama-sama imbang. Di luar soal penampilan fisik dan pendidikan, mulai tersebar pula suara- suara yang meragukan kredibilitas bisnis Susi. Susi juga disebut bersuamikan warga negara Susi di halaman Istana Merdeka Jakarta. MOKSA/DETIKCOM FOKUS
  • 62. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUSFOKUS asing yang dikhawatirkan bisa mengganggu kerahasiaan kelautan NKRI. Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) Riza Damanik sampai mengirim informasi itu dalam bentuk surat kepada Jokowi. Katanya, Susi dapat menimbulkan konflik kepentingan. “Itu akan selalu sulit dihindari,” ujar Riza kepada majalah detik. Isu-isu miring itu rupanya mengusik Susi. Ia kesal waktu kerjanya habis hanya untuk mengklarifikasi isu. Terkait tudingan soal konflik kepentingan, Susi menyatakan sudah menyerahkan pengelolaan perusahaannya kepada orang kepercayaan. Susi Air ia serahkan kepada Mayjen (Purnawirawan) Sudrajat. Sementara, PT ASI Marine Production sudah diserahkan kepada Rustam Effendi. Ia pun mengaku saat ini menjadi orang tua tunggal--alias tidak bersuami--bagi tiga anaknya. Pengakuan ini tentu untuk menjawab kekhawatiran soal bocornya rahasia kelautan negeri ini. “Saya akan menunjukkan saya punya tanggung jawab. Itu yang saya lakukan,” kata Susi. Soal gayanya yang nyentrik, Susi pun mengaku tidak akan berubah. “Kalau saya mau berubah seperti birokrat atau ibu-ibu yang manis dan feminin, saya tidak bisa. Saya sudah 50 tahun seperti ini,” tegasnya. Sarwono menjamin Susi akan langsung tancap gas melakukan tugasnya sebagai menteri. “Kalian dapat menteri seperti Susi, diajak lari. Semoga napas kalian panjang aja,” kata Sarwono menasihati Salah satu armada Susi Air. DOK. SUSI AIR
  • 63. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS pegawaiKKP. Peringatan Sarwono tampaknya bukan omong kosong. Di hari pertama kerja, Susi langsung menetapkan jadwal masuk dimajukan dari pukul 08.00 WIB menjadi pukul 07.00 WIB. “Semakin pagi tambah semangat,” ucap Susi. Ia juga langsung menunjukkan ketegasan dalam memimpin lembaga itu. Ketika menggelar rapat dengan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu, 29 Oktober 2014, Susi beberapa kali“sewot”saatmengetahuipendapatankapal 30 GT jauh dari target. Menurut data KKP, kapal 30 GT saat ini berjumlah 5.000 buah. Dalam setahun, pendapatannya diketahui Rp 300 miliar. Berarti satu kapal per tahun hanya bisa menghasilkan Rp 60 juta. Padahal kapal tersebut minum solar subdisi1,5-2tonperhari.“Kitaminta(pendapatan) Rp 5-6 triliun. Wajar tidak? Kok diam? Setuju?” tanya Susi. “Setuju”, jawab peserta rapat. Ia juga akan me-review kembali izin-izin penangkapan ikan. Dalam dua bulan ini, penerbitan izin baru dimoratorium. Agarnelayanbisamelaut,iaakanmemastikan tersedianya bahan bakar dan berencana menghapus subsidi solar nelayan. Sebagai gantinya, subsidi itu akan berwujud alat-alat tangkap yang lebih mendukung. “Let see, i hope i never lose my temper, but i do my best,” janji Susi. ■ MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR RIFAI, AVITIA NURMATARI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN I IRWAN NUGROHO MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Kediaman Susi di jalan Merdeka, Pangandaran. ISFARI/MAJALAH DETIK FOKUS TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
  • 64. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS DONGENG TATO PUTRI PAKHAJI SUSI BUKAN BERASAL DARI KELUARGA SEMBARANG. KELUARGANYA MERUPAKAN HAJI YANG DIHORMATI DI PESISIR PANGANDARAN. MENGAPA IA BERTATO?
  • 65. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS S USI Pudjiastuti adalah legenda tentang perempuan pemberani. Setidaknya begitulah bagi Wawan. Ia menjadi saksi bukti keberanian Susi empat belas tahun lalu. Susi,yangsedanghamilmuda,bisameredam rusuh antara nelayan dan preman. Padahal dua kelompok itu sudah rusuh selama dua hari di Terminal Pangandaran. Pada tahun 2000 itu, ratusan nelayan mengepung terminal. Mereka berteriak-teriak menantang semua preman. Para nelayan menuntut balas setelah seorang nelayan dikeroyok preman. Wawan,yangsaatitumasihberusia23tahun, ikut bergerombol bersama nelayan. Susi, yang mendapat laporan itu, pun langsung turun tangan, terlebih sudah empat preman tewas. Susi, yang saat itu terkenal sebagai pengusaha ikan, ternyata sangat disegani para nelayan. Para nelayan yang sudah mulai beringas dengan mengancam pembakaran kantor polisi, manut saja pada Susi. “Ibu Susi yang meredakan. Padahal tadinya enggak bisa Susi Pudjiastuti bersama rekan di kabinet AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.
  • 66. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS reda,” kisah Wawan. Susi bukanlah pengusaha biasa di Pangandaran. Ia merupakan anak ketiga pasangan Haji Karlan dan Suwuh Lasmi, orang kaya di wilayah itu. Saat masih kelas lima sekolah dasar saja Susi sudah diajari menyetir mobil Land Rover sang ayah. KekayaanorangtuaSusitidakbisadilepaskan dari garis Haji Ireng. Kakek buyut Susi ini adalah tuan tanah di Pangandaran. Semua warisan Haji Ireng jatuh ke tangan Suwuh karena ia menjadi ahli waris satu-satunya setelah sang adik, Abdullah, meninggal. Semula, Karlan hanya menjadi PNS di Pangandaran. Namun ia pensiun setelah menikahdenganSuwuh.Ialantasterjunmenjadi pengusaha. Karlan sering meminjamkan alat penangkap ikan dan kredit kepada nelayan. Makanya seluruh nelayan gampang akrab dengan Susi. Tak hanya di kalangan nelayan, Karlan juga terkenal di pemerintahan. Slamet, sahabat Karlan, mengungkapkan Karlan turut terjun dalam proyek borongan pemerintah. Ia memenangi tender beberapa proyek, salah satunya pembangunan kantor urusan agama (KUA). Bagi warga Pangandaran, Susi merupakan penjelmaan Karlan. Mereka sangat mirip. Lagak bicara dan kebiasaan Susi menyetir mobil benar-benar mirip Karlan. “Susi memahami cara bapaknya berbincang dengan nelayan sehingga cepat akrab,” tutur Slamet. Memiliki nama besar bapak dan moyangnya, Susi tetap tidak mau berpangku tangan. Ia memilih jalan hidup berliku. Sejak remaja, ia tidak mau bergantung pada kekayaan ayahnya. Tahun 1980, Susi melanjutkan sekolah ke SMA 1 Yogyakarta. Fuad menyebutkan SMP 1 Pangandaran, tempat Susi melewatkan pendidikan menengah pertama BAHTIAR/DETIKCOM FOKUSFOKUS
  • 67. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS kakaknya ingin menempuh sekolah di kota pelajar itu karena memiliki nilai yang bagus di SMP 1 Pangandaran. Karlansendiritidakpernahteledormemenuhi kebutuhan hidup anaknya di perantauan. Susi tinggal indekos di dekat sekolahnya. Tempat kosnya itu kini menjadi taman kanak-kanak. Namun ia belajar mandiri dengan mulai berdagang apa saja kepada teman-temannya. “Dagangannya macam-macam, dari kaus sampai makanan kecil,” kisah Fuad. Di tengah jalan, ternyata sekolah Susi tidak berlangsung mulus. Ia keluar dari sekolah saat menempuh kelas dua, sekitar tahun 1981. Konon, Susi dikeluarkan karena mendukung aksi golput. “Isunya, ia juga menjual kaus gerakan golput,” kata Fuad. Karyawan PT ASI Marine Production yang akrab dengan Susi menyebutkan bosnya pernah dicari-cari Koramil dan polisi setelah dikeluarkan dari SMA 1 Yogyakarta. “Ibu Susi itu sendiri golput, lo. Sampai dikejar- kejar, dia sempat ditangkap polisi. Waktu itu barukeluardarisekolah,lagimenganggur,”ucap karyawan yang tidak mau disebut namanya itu. Slamet, yang juga guru olahraga Susi di SMP, tidakheranbilaSusiberanigolputmeskizaman Soeharto dilarang. Muridnya tersebut berani berdebat dengan guru. “Dia satu-satunya siswa yang berani bertanya di dalam kelas,” kata FOKUS SMA I Yogyakarta (kiri) dan kos Susi yang kini menjadi TK (kanan) EDZAN RAHARJO/DETIKCOM FOKUS
  • 68. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Slamet. Wawasan Susi juga luas karena gemar membaca. Bacaannya pun tidak sembarangan: buku-buku sosial, novel, dan filsafat. Namun keterangan resmi dari sekolah itu menyebutkanSusikeluarkarenamengundurkan diri, bukan dikeluarkan karena golput. Kepala Sekolah SMA 1 Yogyakarta, Rudy Prakanto, menyebutkan alasan Susi mengundurkan diri kemungkinan karena sering sakit. “Kalau nilainya sendiri normal, ada enam, tujuh, dan bahasa Indonesia dapat delapan, kok,” jelas Rudy. Pengakuan guru-guru yang pernah mengajar pada tahun 1980-an menyebutkan Susi sering membawa obat ke sekolah karena keluhan sakit. PadasaatituSusijatuhdaritanggatempatnya kos. Kepalanya terbentur dinding hingga ia harus rebah di kamar selama berhari-hari. Orang tuanya lantas menjemputnya untuk pulang. Hanya saja, setelah sembuh, ia tidak mau melanjutkan sekolah. Karlan sangat berang dengan sikap Susi yang tidak mau sekolah lagi. Ia sampai tidak mau berteguran dengan Susi selama hampir setahun. Lepas dari sekolah, ia lantas pulang ke Pangandaran. Ia menjalani masa-masa sulit karena menganggur. Daftar kebandelan Susi bertambah. Keterlibatannya menjadi golput di era Orde Baru bukan satu-satunya masalah Susi dengan polisi. Fuad mengaku kakaknya sempat membandel usai keluar SMA. Beberapa polisi pernah bertandang terkait kenakalan yang ia perbuat. Hanya saja Fuad tak mau merincinya. Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran BAHTIAR/DETIKCOM FOKUS
  • 69. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Selain itu, kebiasaan Susi mulai bertambah. Ia mulai mengenal rokok. Sejak menginjak bangku SMA, kepulan asap tembakau tidak pernah lepas dari Susi. Orang tuanya sudah berkali-kali memperingatkan, namun tetap saja tak digubris. Untungnya, masa ini tidak lama. Susi mulai meneruskan usaha dagang yang ia pelajari di Yogyakarta, dan dagangannya kini merambah ke alat-alat rumah tangga. Sering keliling Pangandaran dan menyadari tempat kelahirannya itu merupakan penghasil ikanterbesar,Susipunmulaitertarikberdagang ikan. Tahun 1982, ia mulai merambah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran untuk “menembak” ikan dari nelayan. Usaha ini digelutinya dengan caranya sendiri. Mantan suaminya, Yoyok Yudi Suharyo, mengaku Susi sangat cermat mengawasi pekerjaan. Bahkan ia rela bekerja bersanding dengan pegawainya. “Dia itu orangnya sangat genius, terus dia kelihatannya mendalami, apalagi setelah menikah enggak bisa dicegah dan dilarang. Sampai nyuci udang itu harus sendiri,” jelasnya. Bisnispunberkembangdengantangandingin Susi. Kini ia, yang cuma punya ijazah SMP itu, tak hanya berdagang ikan tetapi juga memiliki maskapai penerbangan untuk mengirim hasil laut. Ia makin dihormati nelayan karena menggairahkan pasar ikan. Ia selalu membeli ikan dengan harga tinggi. Tapi,diselakesibukanbisnisnyaitu,Susiternyata terus melakukan aktivitas nyentrik lainnya. Konon, tahun 1999, ia sengaja pergi ke Bali untuk merajah kakinya. Saat itu, Susi baru saja cerai dari suaminya yang kedua, Daniel Kaiser. “Kan dia goyah. Kalian tahu enggak tatonya apa? Itu burung phoenix. Burung itu katanya untuk keberuntungan. Dia bilang, ‘Moga-moga gue hoki kayak burung phoenix,’” kata sumber yang dekat dengan Susi. Gambar hewan yang melambangkan kemujuran itu terpampang jelas di kakinya. Kini ia menjadi satu-satunya anggota Kabinet Kerja Jokowi yang memiliki tato. ■ BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT (PANGANDARAN), EDZAN RAHARJO (YOGYAKARTA), MONIQUE SHINTAMI (JAKARTA) I ARYO BHAWONO Suami pertama Susi, Yoyok Yudi Suharyo BAHTIAR/DETIKCOM
  • 70. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS S USI Pudjiastuti menyimpan kisah asmara berliku. Kerabat dan kawan dekat Susi mengetahui Menteri KelautandanPerikananinimenikahtiga kali, dua suami terakhirnya berkewarganegaraan asing. Suami pertama Susi bernama Yoyok Yudi Suharyo, pedagang ikan asal Banyumas, Jawa Tengah. Boleh dibilang, Yoyok adalah cinta pertama Susi. Mereka bertemu saat Susi tengah getol belajar usaha dagang ikan pada 1983. Yoyok mengaku perkenalan mereka terjadi di Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran saat “nembak” ikan alias menawar ikan dari nelayan. Adik kelas Susi semasa SMP memperkenalkan mereka berdua. Keduanya menjalani masa pacaran kilat. Tahun itu juga mereka menikah. “Awalnya dia itu ke lelang, mau beli ikan. Begitu saja. Terus ketemu saya, nyambung, sampai kemudian menikah,” ujar Yoyokketikaditemuimajalahdetikdirumahnya, Jalan Pramuka, Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. Pasanganinimenerimaberkahsetelahmenikah. Usaha mereka berkibar di seantero pesisir selatan dan utara Jawa hingga sebagian Sumatera. Susi gigih mengembangkan usaha, Yoyok pun terus membuka jaringan dagang. “Yoyok-Susi itu identik sekali dari pantai utara dan selatan Jawa, sampai Bengkulu, Lampung, semua sudah pada tahu,” Yoyok mengenang. Namunhubunganinihanyaberlangsungsekitar lima tahun. Keduanya mengakhiri pernikahan pada 1988. Baik Yoyok maupun Susi tidak menyebutkan alasannya. Hanya, Yoyok bilang TIGA KISAH CINTA IBUMENTERI FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS
  • 71. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Susi orang yang sangat keras. Pada 1991, Susi bertemu dengan Daniel Kaiser. Ia seorang teknisi pesawat berkewarganegaraan Swiss yang tengah bertandang di restoran milik Susi,HilmanFishFarmRestaurantdiPangandaran. “Pertama kali bertemu dengannya di restoran miliknya. Dia buat restoran sangat cantik, dari kayu. Suatu hari saya di sana, dan kami jatuh cinta,” tutur Daniel. Masa pacaran Daniel hanya berlangsung setahun, mereka kemudian menikah pada 1992 di Pangandaran. Namun Daniel memiliki kenangan mendalam dengan Susi. Ia menorehkan banyak kenangan indah selama berumah tangga dengan Susi. Yang paling berkesan adalah menyisir Pantai Pangandaran dengan sepeda motor. Bahkan ia menjuluki mantan istrinya itu Putri Laut. Daniel merupakan satu-satunya mantan suami Susi yang hadir saat serah-terima jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta pada Rabu, 29 Oktober lalu. Ia yakin mantan istrinya itu bisa memberikan kontribusi besar untuk Indonesia. Hubungan mereka kandas pada 1999. Daniel tidak menyebut alasannya. Hanya, ia memuji Susi sebagai pribadi yang tangguh. Suaminya terakhir adalah Christian von Strombeck. Namun informasi mengenai Christian tidak banyak. Hanya saja, rekan Susi yang kini menjabat Wakil Bupati Ciamis, Jeje Wiradinata, FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Susi berenang bersama anak dan keluarganya REPRO Tap untuk mendengar testimoni Mantan Suami pertama Susi, Yoyok Yudi Suharyo
  • 72. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 menyebutkan mereka menikah di Pangandaran. “Yang saya tahu, (Susi) sudah tiga kali kawin. Yang pertama orang sini, namanya Yoyok, lalu Daniel, dan Christian,” ujarnya. Hubungan ini membuahkan tiga anak, yakni Panji Hilmansyah ketika bersama Yoyok, Nadine Kaiser ketika bersama Daniel, dan Alvy Xavier ketika bersama Christian. Panji kini tengah menempuh pendidikan instrukturpenerbangandiNaples,Florida,Amerika Serikat. Ia sudah memberikan satu cucu kepada Susi. Nadine menyelesaikan sarjana penerbangan diEmbry-Riddle,Daytona.Sedangkanyangpaling kecil masih bersekolah di Jakarta. NamunSusihanyamenyebutkanbahwadirinya menikah dua kali. Ia tidak mau ambil pusing dengan gosip soal keluarganya. Ia berkeberatan bila diwawancarai masalah pribadi. Ia mau disorot program dan kinerjanya sebagai menteri. Yang jelas, sebagai nenek bercucu satu, Susi menegaskan kehidupannya sudah bahagia. “Saya menikah dua kali dan sekarang single parent. And I proud of my children,” Susi menegaskan. ■ MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT | ARYO BHAWONO Susi memeluk mantan suaminya, Daniel Kaiser CNN INDONESIA Tap untuk mendengar testimoni Mantan Suami kedua Susi, Daniel Kaiser
  • 73. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUSFOKUS IKUT LELANG IKAN DAN LOBSTER, SUSI MALAH MENAWAR LEBIH TINGGI KETIMBANG HARGA PASAR DAN SETELAH ITU DILEPAS KE LAUT. GAYA BISNIS NYELENEH BIKIN IA DISEGANI. GAYA BISNIS ANEH SUSI MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014
  • 74. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS S EBANYAK 30 bus melaju dari Pangandaran dengan tujuan akhir gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Pada 1999 itu, penumpang bus itu hendak berdemo menolak proyek sodetan Sungai Citanduy ke Pantai Pangandaran. Kala itu proyek tinggal selangkah lagi dimulai karena Asian Development Bank (ADB) sudah siap mengucurkan dana. Lahan-lahan sudah dibebaskan Departemen Pekerjaan Umum dan alat-alat berat juga sudah sampai ke Pangan- daran. Saat masa genting itu, telepon Jeje Wira- dinata berdering. Kala itu Jeje adalah ang- gota DPRD Ciamis, Jawa Barat. Yang men- gontak adalah kakak kelas semasa sekolah dasar, Susi Pudjiastuti. “Je, di mana?” “Saya di Ciamis.” “ItuadapertemuandiKementerianLingkung­ an Hidup. Sudah, ke sana naik pesawat, nanti kamu tidur di sana.” Jeje, yang kini Wakil Bupati Ciamis, bercerita Susi memang jadi motor penolakan sodetan Citanduy ke Jakarta. “Biaya aksi itu 99 persen dari Ibu (Susi),” ujarnya. Menurut Jeje, Susi berorasi di jalanan serta menemui pakar kelautan dan lingkungan hidup demi meminta analisis kerugian proyek sodet­ an senilai US$ 70 juta itu. Susi dan rombongan juga menggeruduk kantor ADB di Jakarta. Aksi Susi ini tertangkap radar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), yang mengirimnya ke markas ADB di Manila, Filipina. Bersama jaringan lembaga swadaya masyarakat lainnya di Asia, menurut Direktur Walhi kala itu, Emmy Hafild, Susi minta proyek itu dibatalkan. Sodetan Citanduy dibuat demi mengatasi pendangkalan muaranya di Pantai Segara Anakan, yang mendatangkan banjir di Cilacap, Jawa Tengah. Namun ide membuang air dengan sodetan ke Pangandaran bisa mematikan terumbu ka- rang karena airnya jadi payau. Sampah yang terbawa aliran Citanduy juga diprediksi mema- Saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, bisnis ekspor hasil laut dan pabrik pengolahan ikan milik Susi tengah morat-marit dihajar krisis moneter.
  • 75. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS tikan kawasan wisata di sana. Rusaknya kawasan perairan Pangandaran bakal mengurangi tangkapan ikan, udang, serta lobster oleh nelayan. Itu berarti bisnis Susi yang baru bangkit lagi pun bakal ikut mati karena dia sangat mengandalkan hasil kerja nelayan. Saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, bisnis ekspor hasil laut dan pabrik peng­ olahan ikan milik Susi morat-marit. Rupa-rupa cara dilakukan Susi buat menyelamatkan usa­ hanya, termasuk menjual semua mobilnya. Padaepisodeterpurukitu,yangtersisahanya mobil minibus Mitsubishi L300. Tapi Susi cuek saja naik mobil itu, bahkan saat bertemu de­ ngan petinggi sekalipun. Pantai Pangandaran, Jawa Barat, dipadati wisatawan. ANTARAFOTO
  • 76. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Namun itu rupanya tidak cukup. Tetangga Susi, Slamet, bercerita, saat itu bank mulai menyegel aset-aset Susi di Pangandaran. Tapi krisis yang membuat nilai tukar rupiah merosot itu jadi berkah tersendiri. Susi misalnya mulai menjual ikan layur, yang pada 1990-an itu harganya hanya Rp 700 per kilogram. Karena harga layur murah, nelayan Pangandaran hanya menjadikannya lauk di ru- mah. Tapi Susi menemukan jalan mengekspornya ke luar negeri, yang laku hingga Rp 12 ribu per kilogram karena tingginya nilai dollar. Untung besar, bisnis Susi tak jadi bang- krut, malah belakangan mem- beli pesawat buat mengekspor hasil laut. Sukses menggagalkan so­ detan Citanduy juga meng­ angkat Susi jadi pengusaha yang dikenal di level nasional. Setelah berhasil mengepakkan sayap bisnisnya dengan maska- pai penerbangan Susi Air, ia didapuk ke Dewan Penasihat Himpunan Nelayan Seluruh Indo- nesia dan Ketua Komite Tetap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil-Menengah Kadin Indonesia periode 2004-2010. l l l BakatbisnisSusisudahterlihatsaatiaremaja. Adik Susi, Fuad Karlan, ingat kakaknya itu su- dah berjualan kue dan batik saat indekos di Yo- gyakarta. Putus sekolah saat kelas II SMA, Susi pulang ke Pangandaran dan mulai berjualan ikan. “Pertamanya jualan ikan ketengan, sambil jalan, sambil naik sepeda ontel,” kata Fuad saat ditemui majalah detik. Banyak yang mencibir Susi berdagang ikan keliling. Pasalnya, ia keturunan Kaji Ireng, orang terpandangdiPangandaran.NamunFuad,yang sempat berjualan bensin, mengatakan mereka tidak merasa malu. Fuadbercerita,Susipukultigapagiberangkat ke pantai karena nelayan sudah mulai kembali dari melaut. Susi pulang lagi pukul sembilan malam. Saat membeli ikan di pelelangan itulah Susi bertemu dengan Yoyok Yudi Suharyo. Pada 1983 itu, Yoyok, yang 12 tahun lebih tua ketim- bang Susi, adalah jagoan menawar alias “nem- bak” ikan di pelelangan ikan di pantai selatan, Pertamanya jualan ikan ketengan, sambil jalan, sambil naik sepeda ontel. ~Fuad Karlan
  • 77. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS mulai Cilacap hingga Pelabuhan Ratu. Tahun itu juga mereka menikah dan sama- sama membeli ikan dari nelayan, lalu menyalur- kan ikan ke perusahaan hasil laut. “Jadi Ibu Susi dilatih sama Mas Yoyok. Dia senior di sini,” kata pegawai Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran, Sunanto, 47 tahun. Nama Yoyok-Susi saat itu sangat kondang di pelelangan ikan pantai selatan Jawa Barat, bah- kan hingga ke Cirebon, Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah. Yoyok ingat, saat itu Susi selalu turun tangan sendiri mengantar ikan ke peru- sahaan di Surabaya. “Saat hamil sampai kand- ungan umur sembilan bulan masih ikut ngawal ikan,” kata Yoyok kepada majalah detik. Bisnis hasil laut Susi mulai naik level ketika ia bertemu dengan Rustam Efendy, yang datang ke Pangandaran pada 1986. Rustam, yang be­ kerja di perusahaan eksportir hasil laut di Jakar- ta, ingin membeli udang dogol kualitas nomor wahid, yang adanya di Pangandaran. Namun Rustam ditolak di Tempat Pelelangan TPI Pangandaran tempat dulu Susi mengawali bisnis. BAHTIAR/DETIKCOM
  • 78. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS Ikan Pangandaran karena tidak punya kartu anggota. Ia dibisiki orang-orang setempat agar minta tolong kepada Susi. Setelah berembuk, akhirnya kedua perokok berat ini sepakat, Susi yang membeli di pelelangan, Rustam yang me- nyiapkan kendaraan pengangkut ke Jakarta. Bercerai dari Yoyok pada 1988, Susi me- neruskan bisnis ekspor ikan dengan bendera PT Andika Samudera. Para ne- layan dan pegawai pelelangan ikan masih ingat betul setiap hari mereka melihat Susi yang bercelana pendek datang pada dini hari menaiki sepeda motor trail. Tapi berbeda dengan dulu saat bersama Yoyok, gaya menawar ikan Susi di pelelangan perlahan-lahan berubah. Sunanto, yang tahu betul perubahan itu, mengatakan, belakangan Susi malah sengaja menawar tinggi kalau ada pembeli yang menyebut harga ren- dah kepada nelayan. Wawan, 37 tahun, yang sehari-hari jadi ne- layan di Pangandaran, bahkan sedih jika Susi tidak ada di pelelangan. Kalau ada Susi, kata dia, biasanya dia dapat harga yang lebih baik. “Pengusaha mesti tahu, good price kepada nelayan akan increase (motivasi) mereka juga untuknangkap,”kataSusisaatditemuimajalah detik di kantornya, Kamis, 30 Oktober 2014. Menurut Slamet, yang berkarib dengan ayah Susi, Karlan, perempuan asli Pangandaran itu memang belakangan tak perlu bersusah-payah menawar di pelelangan. Susi mengikat nelayan dengan meminjamkan perahu dan jaring de­ ngan syarat semua ikan dijual kepadanya. Tak aneh jika Susi tak perlu lagi pagi buta datang ke pelelangan seperti saat masih jualan ikan keliling. Dulu, kata karyawan pelelangan, Ade Mian, 58 tahun, Susi datang bersama sepuluh karyawan sekitar pukul delapan pagi. Sekarang tinggal karyawan yang muncul, sang bos jarang kelihatan. KalaupunSusiberbelanjakepelelangan,Fuad melihat kakaknya itu aneh. Dia memborong lobster kecil dan yang ada telur di perutnya. Semua itu dia lempar lagi ke laut. Ia juga membuang mobil bekas ke laut, yang bikin orang Pangandaran heran. Ternyata mobil itu buat rumpon untuk menarik ikan dan udang Pengusaha mesti tahu, good price kepada nelayan akan increase (motivasi) mereka juga untuk nangkap.
  • 79. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS beranak-pinak di sana. “Jadi dulu nelayan setiap tiga bulan sekali di-briefing sama Ibu (Susi),” kata Fuad. Menurut Susi, pengusaha perikanan mesti menjamin ketersediaan ikan buat ditangkap nelayan. Ia bahkan sengaja menerbangkan ikan kecil dari pelelangan Pangandaran buat dilepas di perairan Pulau Simeulue, Aceh. Ikan- ikan kecil itu naik Susi Air ke Jakarta, diteruskan de­ngan pesawat Garuda Indonesia ke Medan, lalu dengan Susi Air lagi hingga ke Simeulue. Gaya Susi menjadi bos di kantor pun sama tak lazimnya dengan saat membeli tangkap­ an nelayan. Setidaknya itu menurut Rustam Efendy, yang belakangan “dibajak” Susi bekerja di perusahaannya yang berganti nama jadi PT ASI Marine Product. Rustam berkali-kali melihat Susi geregetan jika ada pekerjaan yang belum diselesaikan se- hingga mesti turun tangan sendiri. Bahkan Susi pun tak sungkan mengepel lantai kantor. “Ya Allah… CEO ngepel, kami yang enggak pernah ngepel mau tidak mau ikut ngepel juga.” Pada 2004, Susi membuat terobosan baru dalam bisnis ekspor ikannya. Ia membeli pe- sawat buat mengangkut ikan dari Pangandaran Kantor Susi Air di Pangandaran, Jawa Barat. BAHTIAR/DETIKCOM
  • 80. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS ke Jakarta. Rustam menjelaskan mereka mengekspor lobster ke Jepang. Masalahnya, jumlah tang- kapan lobster itu bergantung pada musim, sementara buat ekspor ke luar negeri harus mengumpulkan hingga 24 ton. Jika dikirim memakai kapal laut ke Jakarta, nantinya harus antre lagi di pelabuhan sehingga lobster sudah tidak segar ketika sampai di negara tujuan. Susi, yang sudah bersama Christian von Strombeck, yang paham dunia penerbangan, akhirnya menggagas pemakaian pesawat. “Ka- rena ada pikiran itu, di- belilah pesawat supaya 1 ton bisa berangkat,” kata Rustam. Dengan pesawat, berapa pun hasil laut yang ada langsung dikirim ke eksportir besar di Ja- karta. “Mutunya beda kalau dikirim sehari sama ditunggu satu bulan baru kirim,” kata Rustam. Dua pesawat buat mengangkut hasil laut itu- lah yang dibawa Susi buat mengantar bantuan ke Aceh, yang baru saja dilanda gelombang tsunami. Terbang membawa bantuan ke Meulaboh dan Pulau Simeulue ini membawa berkah tersendiri buat Susi. Pertama, Susi bisa masuk dan berbisnis lobster di Simeulue, yang sebe­ lumnya tak terjangkau pesawatnya karena tak ada perusahaan asuransi yang mau menjamin penerbangan ke daerah konflik. Berkah kedua dari mengantar bantuan ke korban tsunami Aceh adalah ide mengubah Susi Air dari pesawat kargo ke maskapai ko­ mersial. Ide itu muncul setelah dua pesawat Susi Air untuk sementara ditaruh di Medan karena dicarter para relawan serta aktivis lem- baga swadaya masyarakat lokal dan asing yang hendak masuk Aceh. Seusai masa tanggap darurat tsunami itu, Susi mulai merintis rute komersial di sekitar Medan pada 2006 memakai dua pesawat itu. Perlahan tapi pasti, ia menambah armadanya hingga mencapai 50 pesawat yang melayani 204 rute. Kini Susi Air punya 23 basis operasi di Suma­ tera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Amerika. Ya Allah… CEO ngepel, kami yang enggak pernah ngepel mau tidak mau ikut ngepel juga.
  • 81. MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 FOKUS SusiberencanamembukabasisbarudiBandara Seletar, Singapura. “It’s a great company. It’s not perfect, but very beautiful company.” Rekam jejak Susi Air memang tak sempurna. Rute-rute perintis yang menembus medan berat dengan landasan seadanya membuat pesawat Susi Air tiga kali jatuh. Setiap kali ada kecelakaan itu, Susi biasanya menggelar ­pe­ngajian di masjid depan rumahnya. Kini, setelah jadi menteri, Susi melepas po- sisinya di kedua sayap bisnis yang mempeker- jakan sekitar 800 orang, termasuk 200 ekspa- triat yang tersebar di seluruh Indonesia. PT ASI Marine Product dipercayakan kepada Rustam. Sedangkan Susi Air dititipkan kepada Mayjen (Purnawirawan) Sudrajat. n BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI, IBAD DURROHMAN | OKTA WIGUNA MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 Helikopter Susi Air di sebuah gedung bertingkat di Jakarta. Susi punya 50 pesawat dan helikopter yang melayani 204 rute. DOK. SUSIAIR
  • 82. FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 KATA PAK JOKOWI, NEGERIINI BUTUHORANG GILASEPERTI SAYA SUSI PUDJIASTUTI: “SAYA TIDAK TERBIASA DENGAN ATURAN, DENGAN RESTRICTION (LARANGAN), DON’T DO THIS, DON’T DO THAT.”
  • 83. FOKUS MAJALAH DETIK 3 - 9 NOVEMBER 2014 “K AN sudah saya bilang, ke- marin itu wawancara tera- khir,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjias- tuti begitu ditemui majalahdetik. Ia mengaku terganggu oleh pemberitaan yang lebih ban- yak menyorot masalah pribadinya dibanding masalah kerja dan tanggung jawabnya sebagai menteri. Setelah diyakinkan bahwa wawancara tidak akan mengungkit masalah pribadi, tapi lebih banyak terkait dengan programnya untuk ke- lautan dan perikanan, Ibu Menteri baru berse- dia diwawancarai. Sepanjang wawancara, Susi sangat antusias menjelaskan rencana-rencana kerjanya. Ia me- mahami dan menguasai dunia perikanan. Ia juga sangat geram oleh tingkah nelayan yang tidak peduli terhadap lingkungan. Susi mengaku awalnya ragu untuk meneri- ma tawaran menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi. Ia khawatir tingkah lakunya yang aneh di mata kebanyakan orang justru akan men- jelekkan kabinet Jokowi. Tapi Presiden Jokowi meyakinkan Susi bahwa negara ini membutuh- kannya. “Pak Jokowi waktu itu bilang, ‘Negeri ini perlu perubahan, Bu Susi.’ Saya bilang, ‘Bapak tahu saya ini kadang dianggap orang sedikit gila.’ ‘Kita perlu orang gila,’ kata Pak Jokowi,” ujarnya diiringi tertawa terbahak. Sepanjang wawan- cara, Susi menggunakan bahasa campuran In- donesia dengan Inggris. Berikut ini wawancara Monique Shintami Video