SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun
mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam.
Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai
status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal
karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh
kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang
dapat merugikan manusia.
Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini,
setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam
hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah
perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah
yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun
guna mencari urat nadi dari pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk
fundamen pemahaman tentang aqidah bagi para kaum akademisi dan awam
selama ini.
B. Perumusan
Adapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain:
1. Pengertian aqidah
2. Rukun iman
3. Urgensi aqidah dalam pelaksanaan ajaran islam
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mlengkapi tugas mata kuliah Agama I
2. Untuk menambah wawasan
3. Diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian aqidah
Aqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan,
menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti
keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan
menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram
karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Secara harfiah kata aqidah di dalam
Al-Quran tidak ditemukan, namun demikian terdapat beberapa istilah yang memiliki
akar yang sama aqidah yaitu ‘aqada yang terdapat pada QS. An-Nisa 4:33, QS. Al-
Maidah 5:89, QS. Al – Maidah 5:1, QS. Al – Baqarah 2:235, QS. Thaha 20:27, Qs.
Al – Falaq 113:4.
Berikut beberapa pengertian:
1. Menurut Hasan Al-Banna
Aqa’id bentuk jamak dari aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur
sedikit dengan keraguan.
2. Menurut Abu Baar Jabir Al–Jazairy
Aqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat di terima secara umum oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh
manusia di dalam hati serta diyakini keshahihannya dan keberadaannya secara
pasti dan di tolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
3. Menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqi
Aqidah adalah suatu yang dipegang teguh dan terhujjah kuat di dalam lubuk jiwa
tidak dapat beralih padanya.
4. Menurut Nasrudin Razak
Aqidah adalah iman atau kepercayaan, sumber yang asasi adalah al-Quran,
iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala
sesuatu untuk dicapai dengan sesuatu keyakinan yang tidak boleh dicampuri
dengan keraguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.
5. Menurut Soegarda Poerbakawatja
Aqidah adalah percaya penuh akan Allah SWT, dengan sengaja dan aqidah
merupakan ciri pembeda antara mukmin dan kafir.
Menurut Hasan Al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi
seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain.
2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain
sebagainya.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
3
sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.
Aqidah Islam mempunyai kekhususan-kekhususan diantaranya adalah:
1. Aqidah Islam dibangun berlandaskan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al-
quran, dan kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi
kita mengimani segala hal yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja
apakah yang diberitakan itu dapat dijabgkau oleh akal dan panca indera
manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak dapat
dijangkau oleh [anca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara-
perkara ghaib lainnya.
2. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia. Beragama (al-tadayun) merupakan
hal yang fitri pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini adalah
kenyatan bahwa dirinya penuh kelemahan, kekurangan, dan serva
membutuhkan terhadap sesuatu yang lain. Kemudian aqidah Islan hadir untuk
memberikan pemenuhan terjadap naluri beragama yang ada pada diri manusia,
dan membimbing mausia untuk mendapatkan kebenaran akan adanya Pencipta
Yang Maha Kuasa. Dimana, semua makhluk yang ada, keberadaanNya sendiri
tidak berhantung pada siapapun.
3. Aqidah Islam komprehensif (menyeluruh). Aqidah Islam telah menjawab seluruh
pertanyaan manusia tentang alam semesta, manusia, kehidupan, dan
menetapkan bahwa semuanya itu adalah makhluk. Aqidah Islam juga
menetapkan bahwa sebelum kehidupan dunia ada Allah swt, sedangakn setelah
kehidupan dunia adakan ada hari kiamat. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa
hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan
dunia adalah keterikatan manusia dengan perintah-perintah dan larangan-
larangan Allah swt. Sedangakn hubungan antara kehidupan dunia ini dengan
kehidupan sesudahnya adalah perhitungan, surga dan neraka.
Aqidah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Diantaranya;
1. Aqidah Islam telah memuaskan akal dan memberikan ketenangan pada jiwa
manusia. Sebab, aqidah Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
jawaban yang memuaskan dan shahih.
2. Aqidah Islam telah menciptakan keteguhan dan keberanian pada diri seorang
muslim. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
‫هلا‬‫ر‬‫قد‬ ‫وما‬ ‫قها‬‫ز‬‫ور‬ ‫أجلها‬ ‫تستوىف‬ ‫حىت‬ ‫نفس‬ ‫متوت‬ ‫لن‬
Tidaklah mati seseorang sampai ditetapkan ajalnya, rezekinya dan apa-apa yang
menjadi takdirnya.
3. Aqidah Islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim. Setelah
seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah, dan bahwa Allah swt
akan menghisab semua pernuatannya pada hari kiamat, maka ia akan
menghindarkan diri dari perbuatan yang diharamkan serta melakukan perbuatan
baik dan yang dihalalkan. Sebab, ia telah meyakini bahwa hari perhitungan pasti
akan datang.
Aqidah juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat,
yaitu:
1. Masyarakat akan beriman kepada Allah SWT, agama yang satu serta tunduk
pada aturan yang satu.
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
4
2. Akan mewujudkan masyarakat yang saling melengkapi, saling menjamin seperti
halnya satu tubuh, satu-kesatuan pemikiran dan perasaan. Rasulullah saw
bersabda:
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal persahabatan dan kasih
saying adalah ibarat satu utbuh. Bila salah satu anggota tubuh terserang sakit,
maka seluruh anggota tubuh yang lain akan ikut terserang demam dan susah
tidur.
3. akan tercipta ikatan ideologis yang kaut serta diantara individu-individu anggota
masyarakat, yakni ikatan ukhwah Islamiyah.
Aqidah Islamiyah telah mampu memecahkan permasalahan besar manusia. Aqidah
Islam telah menjawab pertanyaan – pertanyaan manusia, sebab Islam telah
menjelaskan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan adalah ciptaan sang
Khaliq yaitu Allah SWT.
Ciri – ciri aqidah yang benar yaitu:
• Keyakinan yang teguh terhadap kewujudan, keesaan dan kekuasaan Allah
• Menjauhkan diri daripada mensyirikkan Allah
• Keyakinan dan kepercayaan berlandaskan al-Quran dan as-sunnah
Sedangkan ciri – ciri yang salah antara lain:
• Menafikan tentang keesaan dan kekuasaan Allah
• Melakukan perbuatan yang mensyirikkan Allah
• Mengamalkan kepercayaan yang bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah
Adapun tujuan mempelajari ilmu Aqidah, yaitu:
• Memantapkan keimanan dan keyakinan tentang kewujudan Allah
• Dapat mengenal ajaran aqidah yang salah
• Dapat menjaga iman supaya selamat dunia dan akhirat
• Mempertahankan aqidah dari maraknya ajaran yang menyeleweng
• Menolak fahaman sesat
• Dapat membentuk keperibadian mulia
Seperti yang dipaparkan diatas bahwa aqidah merupakan kepercayaan dalam hati
tentang kewujudan Allah, malaikat, kitab, rasul-rasul dan hari akhirat serta qadak
qadar. Sedangkan syariah yaitu peraturan dan hukum-hukum yang telah ditentukan
oleh Allah sama ada perkara yang berkaitan dengan suruhan atau tegahan.
Hubungan antara aqidah dan syariah yaitu keduanya saling berhubungan erat / tidak
boleh dipisahkan.
Berikut perbedaan antara aqidah dan syariah :
Aqidah Syariah
• Kepercayaan kepada Allah • Mentaati dan melaksanakan perintah Allah
• Kepercayaan kepada malaikat • Kepatuhan dengan melakukan kebaikan
• Kepercayaan kepada rasul • Mengikut dan melak-sanakan sunah rasul
• Kepercayaan kepada kitab • Melaksanakan segala hukum dan peraturan
• Kepercayaan kepada qadak qadar • Berusaha bersungguh-sungguh untuk men-
dapat kebaikan dunia dan akhirat
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
5
B. Rukun Iman
Rukun Iman merupakan sesuatu yang hal wajib diyakini seseorang yang mengaku
beragama Islam. Tidak meyakini salah satu rukun iman, maka keimanan orang
tersebut akan diragukan.
Komponen rukun iman terdiri dari:
1. Iman kepada Allah SWT.
2. Iman kepada malaikat – malaikat Allah
3. Iman kepada kitab – kitab Allah
4. Iman kepada rasul – rasul Allah
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada Qadha dan Qadar
Allah SWT berfirman dalam Al_Quran:
1. QS. An – Nisa : 136
Artinya :
“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .”
2. QS. Al –Baqarah : 177
Artinya :
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah barang siapa yang
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, Ibnu sabil (musafir) dan orang-orang yang meminta-minta,
dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya ketika ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan dan penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa". (Q.S. Al-Baqarah: 177)
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
6
3. QS. Al – Baqarah : 285
Artinya :
“ Rasul telah beriman kepada Al – quran yang diturunkan kepadanya dari
tuhannya demikian pula orang – orang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat – malaikat-Nya, kitab – kitab – Nya, dan rasul – rasul – Nya. Kami
tidak membeda – bedakan antara seorang rasul dan lainnya. “
Adapun khusus mengenai takdir, Allah berfirman dalam QS. Al – Qomar : 49 :
Artinya :
“sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
Nabi Muhammad SAW pun bersabda:
“ iman adalah: kamu beriman kepada Allah SWT dan malaikat – malaikat – Nya,
Kitab – kitab – Nya, Rasul – rasul – Nya, hari kemudian dan takdir yang baik
maupun yang buruk. “ ( HR. Muslim )
Iman mencakup keyakinan di di dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amalan
dengan anggota badan. Contoh iman di dalam hati yaitu meyakini keesaan Allah
SWT, iman dalam bentuk lisan yaitu berdzikir, sedangkan iman dalam amalan
anggota badan yaitu shalat, puasa, tawakal, dan lainnya. Iman seseorang akan
meningkat apabila melakukan ketaatan dan akan menurun apabila melakukan
kemaksiatan.
Berikut firman Allah SWT :
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1]
ialah mereka yang bila disebut nama
ALLAH[2]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang
beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. ( QS Al -
Anfaal : 2-4 )
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
7
Sebaliknya Allah SWT pun berfirman :
Artinya :
“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .” ( QS. An – Nisa : 136 )
Berikut penjelasan mengenai rukun iman, yaitu:
• Iman kepada Allah SWT.
Mengimani adanya Allah ini bisa dibuktikan dengan:
• Bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus di
dahului dengan berfikir dan sebelumnya. Fitrah ini tidak akan berubah kecuali
ada sesuatu pengaruh lain yang mengubah hatinya. Nabi Shallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
”Tidaklah anak itu lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanya lah
yang menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, atau Majusi.”
• Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena
segala sesuatu yang wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah
Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman, ”Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”
Maksudnya, tidak mungkin mereka tercipta tanpa ada yang menciptakan dan
tidak mungkin mereka mampu menciptakan dirinya sendiri. Berarti mereka pasti
ada yang menciptakan, yaitu Allah yang maha suci.
• Adannya kitab-kitab samawi yang membicarakan tentang adanya Allah.
Demikian pula hukum serta aturan dalam kitab-kitab tersebut yang mengatur
kehidupan demi kemaslahatan manusia menunjukkan bahwa kitab-kitab
tersebut berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
• Adanya orang-orang yang dikabulkan do’anya. Ditolongnya orang-orang yang
sedang mengalami kesulitan, ini menjadi bukti-bukti kuat adanya Allah. Allah
berfirman: ”Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami
memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari
bencana yang besar.
• Adanya tanda-tanda kenabian seorang utusan yang disebut mukjizat adalah
suatu bukti kuat adanya Dzat yang mengutus mereka yang tidak lain Dia adalah
Allah Azza wa Jalla. Msalnya adalah mukjizat yang diberikan kepada nabi Isa
’Alaihissalam berupa membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta
sejak lahirnya dan penyakit sopak menghidupkan orang mati dan mengeluarkan
dari kuburannya atas izin Allah.
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
8
Mengimani sifat rububiyah Allah (Tauhid Rububiyah)
• Yaitu mengimani sepenuhnya bahwa Allah-lah memberi rizki, menolong,
menghidupkan, mematikan dan bahwasanya Dia itu adalah pencipta alam
semesta, Raja dan Penguasa segala sesuatu.
Mengimani sifat uluhiyah Allah (Tauhid Uluhiyah)
• Yaitu mengimani hanya Dia lah sesembahan yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
mengesakan Allah melalui segala ibadah yang memang disyariatkan dan
diperintahkan-Nya dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun
baik seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya.
• Tauhid rububiyah saja tanpa adanya tauhid uluhiyah belum bisa dikatakan
beriman kepada Allah karena kaum musyrikin pada zaman Rasulullah
Shallahu’alaihi wa sallam juga mengimani tauhid rububiyah saja tanpa
mengimani tauhid uluhiyah, mereka mengakui bahwa Allah yang memberi rizki
dan mengatur segala urusan tetapi mereka juga menyembah sesembahan
selain Allah.
Mengimani Asma’ dan Sifat Allah (Tauhid Asma’ wa Sifat)
• Yaitu menetapkan apa-apa yang Allah dan RasulNya telah tetapkan atas
diriNya baik itu berkenaan dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah.
Prinsip dalam meyakini sifat Allah Subhanahu wa ta’ala :
• Allah Subhanahu wa ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara
mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya.
• Allah mempunyai nama dan sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan
sedikit pun juga, tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat
Allah.
Buah beriman kepada Allah :
• Merealisasikan pengesaan kepada Allah sehingga tidak menggantungkan
harapan kepada selain Allah, tidak takut, dan tidak menyembah kepada selain-
Nya.
• Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta mengagungkan-Nya sesuai
dengan kandungan makna nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya
Yang Agung.
• Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah
serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.
• Iman kepada malaikat – malaikat Allah SWT
Malaikat adalah makhluk yang hidup di alam ghaib dan senantiasa beribadah
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Malaikat sama sekali tidak memiliki
keistimewaan rububiyah dan uluhiyah sedikit pun. Diciptakan dari cahaya dan
diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan
sempurna. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:
”Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, dan
adam ’Alaihissalam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian”
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
”Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya
dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.”
Beriman kepada malaikat mengandung tiga unsur:
• Mengimani wujud mereka, bahwa mereka benar-benar ada bukan hanya
khayalan, halusinasi, imajinasi, tokoh fiksi, atau dongeng belaka. Dan mereka
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
9
jumlahnya sangat banyak, dan tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali
Allah. Seperti dalam kisah mi’raj-nya Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa
sallam, bahwa ketika itu Nabi Shallahu’alaihi wa sallam diangkat ke Baitul
Ma’mur di langit, tempat para malaikat shalat setiap hari, jumlah mereka tidak
kurang dari 70.000 malaikat. Setiap selesai shalat mereka keluar dan tidak
kembali lagi.iii
• Mengimani nama-nama malaikat yang kita kenali, misalnya Jibril, Mikail,
Israfil, Mautiv. Adapun yang tidak diketahui namanya, kita mengimani
keberadaan mereka secara global. Dan penamaan ini harus sesuai dengan dalil
dari al-Quran dan Hadist Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallamyang shahih.
• Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita kenali, misalnya:
Memiliki sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Dan juga khususnya Malaikat
Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat oleh Nabi Shallahu’alaihi wa
sallamyang mempunyai 600 sayap yang menutupi seluruh ufuk semesta alam.v
Allah berfirman,
”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”vi
Malaikat bisa menjelma menjadi seorang laki-laki, seperti saat diutus oleh Allah
kepada Maryam, Nabi Ibrahim, Nabi Luth. Juga saat diutusnya Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam ketika beliau berkumpul
dengan para sahabat dalam satu mejelis untuk mengajarkan agama kepada
para sahabat Nabi Shallahu’alaihi wa sallam.vii
Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah
kita ketahui, seperti membaca tasbih dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla
siang dan malam tanpa merasa lelah.
Sebagian mereka ada yang memiliki tugas khusus. Sebagai contoh,
• Malaikat Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi
dan Rasul. Dan ini bukanlah satu-satunya tugas Malaikat Jibril, sehingga ada
anggapan bahwa telah selesai tugas Malaikat Jibril dan nganggur setelah
selesainya wahyu yang disampaikan kepada rasul terakhir Nabi Muhammad
Shallahu’alaihi wa sallam. Padahal selain tugas utama tersebut Malaikat Jibril
juga mempunyai tugas lain, seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah
Shallahu’alaihi wa sallam:
”Jika Allah mencintai seorang hamba-Nya, maka dipanggillah Jibril,
’Sesungguhnya Aku telah mencintai fulan, maka cintailah dia!’ Lalu Jibril
mencintainya, kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ’sesungguhnya Allah
mencintai si fulan maka cintailah dia!’ Lalu seluruh penghuni langit
mencintainya, kemudian djadikan dirinya dapat di terima di muka bumi.
• Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan meunmbuhkan
tumbuh-tumbuhan.
• Malaikat Isrofil yang diserahi tugas meniup sangkakala tatkala terjadi peristiwa
hari kiamat dan manusia dibangkitkan dari alam kubur.
• Malaikat Maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa seseorang.
• Malaikat Ridwan dan Malik yang diserahi tugas menjaga Surga dan Neraka.
• Malaikat yang ditugaskan meniupkan ruh pada janin dalam rahim, yaitu ketika
janin telah mencapai usia 4 bulan di dalam rahim, maka Allah Azza wa Jalla
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
10
mengutus malaikat untuk menuliskan rizki, ajal, amal, celaka, dan bahagianya,
lalu meniupkan ruh padanya.
• Para malaikat (dg sifat Rokib dan ’Atid) yang diserahi menjaga dan menulis
semua perbuatan manusia. Setiap orang yang dijaga oleh dua malaikat, yang
satu pada sisi kanan dan yang satunya lagi pada sisi kiri. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
”(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk
di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu
hadir.”xii
• Para Malaikat Mungkar dan Nakir yang diserahi tugas menanyai mayit, yaitu
apabila mayit telah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua
malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan Nabinya.
• Malaikat yang mencatat amal orang yang hadir paling awal saat shalat
Jum’at. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
ْ‫ا‬‫ف‬ َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ال‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫د‬ ِ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ٍِِ‫ب‬‫ا‬ َ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍِ‫ب‬َ‫ا‬‫ب‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬َ‫ا‬‫ك‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬‫اك‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫واال‬ ُّ‫و‬ُ‫ط‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬،َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬
ْ‫ك‬ِ‫الذ‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ر‬
”Tatkala hari jum’at tiba, malaikat berada di setiap pintu masjid mencatat amal
orang yang hadir paling awal, lalu yang datang kemudian, jika imam naik ke
mimbar di tutuplah buku catatan tersebut. Lalu mereka masuk mendengarkan
nasihar (dzikir).”
Buah Iman Kepada Malaikat Allah
Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya:
• Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan
kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.
• Bersyukur kepada Allah atas perhatianNya yang diberikan kepada anak Adam
dengan menugaskan beberapa malaikat yang menjaga, mencatat amal mereka
dan tugas-tugas lainnya dalam kemaslahatan hidup manusia.
• Kecintaan kita kepada para malaikat atas tugas-tugas yang mereka tunaikan
dalam rangka mengabdi dan taat kepada Allah.
• Iman kepada kitab – kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-NYA kepada nabi dan rasul yang
berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia . Dalam Al-
Qur’an disebutkan ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. ,
Zabur diturunkan kepada nabi Daud a.s. , Injil kepada Nabi Isa a.s. , Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah atau lembaran-
lembaran oleh Allah telah diturunkan kepada Nabi Adam a.s., Nabi Syits a.s.,
Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci
yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk
diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
11
wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-
lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
• Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
• Perbedaan
Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung
di dalamnya empat unsur, yaitu:
Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi
Allah ta’ala.
Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan
mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala
berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita
tidak mengetahui seluruh namanya.
Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut
sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-
berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum
Al-Qur’an).
Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta
dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak.
Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh)
dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah
turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai
muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-
Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah
diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu,
kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.
Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah
• Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi
aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat
ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha
:
Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi
susah;
• Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang
disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang
dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan
(keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.
Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu,
pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka
perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
12
• Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa
(keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,
• Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat
QS Al Maidah : 48,
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,
• Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu
mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah
Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67
Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka
lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan
(syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu
benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole,
• Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam)
dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-
93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152
• Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah,
larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga
kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan
pelajaran bagi orang yang bertakwa.
• Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat
manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan
pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam
selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali
Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)
• Iman kepada rasul – rasul Allah
Rasul adalah orang laki-laki pilihan yang Allah berikan wahyu berisi syari’ah dan
diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Sedang nabi adalah orang
laki-laki yang Allah berikan wahyu kepadanya berisi syari’ah, tetapi tidak
diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya.
Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi
diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya
hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang
baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah
ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan
Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukandari Taurat.
“Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
13
pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika
itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. Al-Mukmin :
78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis
kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad
saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan
kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
“Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah
para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di
antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang
besar.” (H.R. Ahmad)
terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul- Azmi minarrusul, yaitu : Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
 Nabi Nuh, as. Kegigihannya dalam berda’wah siang dan malam, tanpa
mengharapkan jasa dan imbalan dari kaumnya. Keberadaan istri dan anak
yang menjadi pengahalang da’wahnya serta ia tidak pernah terpengaruh oleh
tantangan dan ejekan itu.
 Nabi Ibrahim, as. Kepatuhannya dalam menjalankan perintah Allah, mulai dari
pernyataannya memisahkan diri dari kepercayaan kaumnya termasuk
ayahnya sendiri, caranya berdialog menunjukkan kebatilan patung/berhala
kepada kaumnya, keberaniannya menghancurkan patung-patung
sesembahan Namrud dan kaumnya, hingga murka dan pembakaran Ibrahim
oleh kaumnya.
 Nabi Musa, as. Kisah terbanyak dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan
Fir’aun. Sejak kecilnya sudah dihadapkan dengan bahaya. Kerelaan ibunya
menghanyutkan bayi Musa di sungai Nil, adalah sebuah pengorbanan yang
tak terhingga.
 Nabi Isa, as. Kelahiran tanpa ayah, tuduhan keluarga Maryam atas diri
Maryam, Tantangan dari kaum Yahudi, yang berusaha membunuhnya
Pengkultusan yang dilakukan oleh kaum Nasrani, karena Isa dianggap
memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti menyembuhkan orang sakit,
menghidupkan orang mati, dan membuat burung dari tanah.
 Nabi Muhammad, SAW. Kesabarannya yang tak terhingga dalam mengajak
kaumnya bertauhid kepda Allah. Tantangan dari kaumnya dan bahkan
pamannya sendiri, hingga ia harus terusir dari kampung halamannya. Ke
Thaif, dilempari batu, dituduh orang gila, tapi yang keluar dari mulutnya, hanya
permohonan kepada Allah agar menunjuki mereka. Dst.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
 Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat
manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus
disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta
mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid
rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid
uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid
sifatiyah)
 Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau
beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
14
dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah
dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya.
Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah
dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah
kesesatan.
 Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal
yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
 Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan
sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji,
sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
 Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan
ketentuan yang digariskan Allah swt.
 Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan
taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan
mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa.
Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat
zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap
makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak
penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8).
• Iman kepada hari akhir
Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan
oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam
haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur,
azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun
iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering
digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman
kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak
beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada
harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir,
jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan
oleh Allah dan firmanNya,
Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita
selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu,
mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Hikmah iman pada hari akhir :
1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk beramal
kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia
ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral
yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala
kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan
mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.
• Iman kepada Qadha dan Qadar
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa
pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan,
penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah
ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala
sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut
bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
15
perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam
kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana
iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu
Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang
mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan
barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya
merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh.
Saat ini Abdul latif jatuh dari sepeda motor. Sebelum Abdul latif lahir, bahkan
sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdul
latif akan jatuh dari sepeda motor. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut
Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata
lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
Hubungan antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah
ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah
kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar
ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai
dengan ketentuan-Nya.Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang
artinya sebagai berikut :
” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki
yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya
tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang
artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-
kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang
baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)
Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan
pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang
dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun
iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa
mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan
sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas
diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang
tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-
Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku.
(H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan
keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang
diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan
atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas.
Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita
belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati
bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.
Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya
sebagai berikut yang artinya
”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari
dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi
segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke
dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya,
amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
16
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah
sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya,
tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa
berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab
keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha
dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab,
seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ” Mengapa
engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah
mentakdirkan saya menjadi pencuri.”
Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja
orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang
ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar
menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri
dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.
Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada
zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang
menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai,
ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu
mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau
ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada
Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada
Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala
sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak
mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus
berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya,
bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan
segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun
yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama
berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk
mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-
citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah
berfirman:
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-
Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada
orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam
sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan
nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia
akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Firman Allah:
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
17
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah(
datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah
kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena
hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT :
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang
tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firaman Allah :
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4.Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa
yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku,
dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
18
C. Urgensi Aqidah dalam Pelaksanaan Ajaran Islam
Di era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun
mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam.
Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai
status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal
karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh
kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang
dapat merugikan manusia. Khususnya didalam masalah aqidah atau keyakinan
yang menjadi prinsip dasar dan baku serta merupakan asas mutlak bagi setiap
individu muslim. Mengapa aqidah? Aqidah merupakan refleksi seluruh amalan yang
kita kerjakan. Gambaran nyata lurus atau tidaknya agama seseorang. Cerminan
ketaatan dan ketundukan seorang hamba dihadapan Robbnya. Allah Ta’ala
berfirman :
َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َّل‬ِ‫إ‬ َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ‫ا‬‫وم‬
Artinya :
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku
“(QS Adz-dzariyat:56)
Ibadah bukan hanya sekedar kata yang mudah dilafazkan lisan ataupun
didengungkan di telinga. Namun memiliki kandungan dan makna yang dalam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mendefinisikan makna ibadah :
ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫هللا‬ ُ‫حيبه‬ ‫ا‬َ‫م‬ ّ‫لكل‬ ٌ‫ع‬ِ‫ام‬َ‫ج‬ ٌ‫م‬ْ‫اس‬َ‫و‬ ِ‫اهرة‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ِ‫األفعال‬ َ‫و‬ ِ‫ال‬‫و‬‫األق‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ضاه‬ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫الباط‬ "
Artinya :
“Nama yang mencakup segala sesuatu (hal) yang dicintai dan diridhoi oleh Allah
baik yang berkaitan dengan ucapan ataupun perbuatan baik yang dhohir (terlihat)
ataupun yang batin (tersembunyi).”
Namun sayangnya,kebanyakan kaum muslimin hari ini tidak memahami dan
mengetahui betul definisi tersebut. Padahal sebagaimana kita ketahui ibadah
merupakan tujuan mendasar dan alasan utama diciptakannya jin dan manusia
sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas.
Di antara urgensi aqidah Islam yang terbesar adalah bahwa aqidah yang benar
merupakan fondasi agama Islam ini, dan amal kebaikan apapun tidak sah tanpa
dilandasi aqidah yang benar. Dengarlah firman Allah SWT. mensyaratkan keimanan
untuk balasan terhadap amal shalih:
ُ‫ه‬ َ‫ْر‬‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ ِ‫ْز‬‫ج‬َ‫ن‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ً‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ٍِِ‫ْي‬‫ح‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َ‫ُو‬‫ه‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬ُ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫َر‬‫ك‬َ‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬ََِ‫ب‬ ْ‫م‬َ‫ون‬ُ‫ل‬
Artinya :
Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.
An-nahl: 97)
Oleh karena itulah, amalan-amalan orang-orang yang aqidahnya rusak, tidak ada
nilainya di sisi Allah. Allah berfirman tentang amalan orang kafir.
“ Orang-orang yang kafir kepada Robbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti
abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
19
usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. “(QS. Ibrohim:
18)
Alloh berfirman tentang amalan orang musyrik:
Artinya :
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Alloh,
sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-
sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka. (QS. At-taubah: 17)
Alloh berfirman tentang amalan orang munafik:
( َ‫ين‬ِ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َّ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُّ‫ي‬ ‫ن‬َّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ه‬ْ‫ر‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ع‬ ْ‫و‬َ‫ط‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬35ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ )ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫آل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ن‬
َ‫ون‬ُ‫ه‬ ِ‫ار‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ُن‬‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫س‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ََْ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫و‬
Artinya :
Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu baik dengan sukarela ataupun dengan
tepaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya
kamu adalah orang-orang yang fasik.” Dan tidak ada yang menghalangi mereka
untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Alloh
dan Rosul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat melainkan dengan malas, dan
tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (QS. At-
taubah: 53-54)
Alloh berfirman tentang amalan orang murtad (keluar dari agama Islam):
ْ‫ت‬ُ‫م‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫د‬ِ‫د‬َ‫ت‬ ْ‫َّر‬‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫اب‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫خ‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ْم‬‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ت‬َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ول‬ََُ‫ف‬ ٌ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ُو‬‫ه‬َ‫و‬ُ‫د‬َ‫ون‬
Artinya :
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-baqoroh: 217)
a) Sumber-sumber Aqidah Yang Benar Dan Manhaj Salaf Dalam Mengambil
Aqidah
Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i,
tak ada medan ijtihad & berpendapat di dalamnya. Karena itulah sumber-
sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Qur’an & As-Sunnah.
Sebab tak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Allah, tentang apa-apa
yang wajib bagi-Nya & apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Allah
sendiri. Dan tak seorang pun sesudah Allah yang lebih mengetahui tentang
Allah selain Rasulullah . Oleh karena itu manhaj Salafusshalih & para
pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al-Qur’an & As-Sunnah.
Maka, semua yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah tentang hak Allah
mereka mengimaninya, meyakininya & mengamalkannya. Sedangkan apa yang
tak ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah mereka menolak & menafikannya
dari Allah . Karena itu tak ada pertentangan di antara mereka di dalam perkara
aqidah ini (i’tiqad). Bahkan aqidah mereka adalah satu & jama’ah mereka juga
satu. Karena Allah sudah menjamin orang yang berpegang teguh dgn Al-Qur’an
& Sunnah Rasul-Nya dgn kesatuan kata, kebenaran aqidah & kesatuan manhaj.
Allah berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
& janganlah kamu bercerai berai, …” (QS. Ali Imran : 103)
Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang selamat). Sebab
Rasulullah telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, ketika
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
20
memberitahukan bahwa umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan yang
kesemuanya di Neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya tentang yang satu
ini, Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran
yang sama dgn ajaranku pada hari ini, & para sahabatku.” (HR. Ahmad).
Kebenaran sabda baginda Rasul tersebut telah terbukti ketika sebagian manusia
membangun aqidahnya di atas landasan selain Al-Qur’an & Sunnah, yaitu di atas
landasan ilmu kalam, & kaidah – kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani
& Romawi. Maka terjadilah penyimpangan & perpecahan dalam aqidah yang
mengakibatkan pecahnya umat & retaknya masyarakat Islam.
b) Penyimpangan Aqidah dan Cara-cara Penanggulangannya
Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran & kesesatan. Karena
aqidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat.
Tanpa aqidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan &
keragu-raguan, yang semakin lama akan menumpuk & menghalangi dari
pandangan yang benar terhadap jalan kebahagiaan, sehingga hidupnya terasa
sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi hidup,
sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang
telah kehilangan hidayah aqidah yang benar.
Masyarakat yang tak terbimbing oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat
yang bahimi (hewani), tak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia, sekalipun
mereka bergelimang materi tetapi terkadang justru sering menyeret mereka
kepada kehancuran, sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat jahiliyah.
Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan taujih (pengarahan) dalam
penggunaannya, & tak ada pemberi arahan yang benar kecuali aqidah yang
benar.
Sebagai salah satu pelajaran, Allah telah menjelaskan kepada para rasul-Nya
untuk tak sembarangan dalam memanfaatkan harta, “Hai rasul-rasul, makanlah
dari makanan yang baik-baik, & kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al-
Mukminun : 51)
Maka kekuatan aqidah tak boleh dipisahkan dari kekuatan madiyah (materi). Jika
hal itu dilakukan dengan menyeleweng kepada aqidah bathil, maka kekuatan
materi akan berubah menjadi sarana penghancur & alat perusak, seperti yang
terjadi di negara-negara kafir yang memiliki materi, tetapi tak memiliki aqidah
yang benar.
Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah shahihah yang harus kita ketahui yaitu :
 Kebodohan terhadap aqidah shahihah (aqidah yang benar), hal ini tak lain
karena tak mau (enggan) mempelajari & mengajarkannya, atau karena
kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh suatu generasi yang tak
mengenal aqidah shahihah & juga tak mengetahui lawan atau kebalikannya.
Akibatnya, mereka meyakini yang benar sebagai sesuatu yang bathil & yang
bathil dianggap sebagai yang benar. Sebagaimana yang pernah dikatakan
oleh Umar , “Sesunggunya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu,
menakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal
kejahiliyahan.”
 Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak & nenek
moyangnya, sekalipun hal itu bathil, & mencampakkan apa yang menyalahi
warisan nenek moyang itu, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah , “Dan apabila dikatakan kepada mereka : ‘Ikutilah apa
yang telah diturunkan Allah’, mereka menjawab : ‘(Tidak), tetapi kami hanya
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
21
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’.
(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tak mengetahui suatu apapun, & tak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah :
170)
 Taqlid buta (asal mengikuti), dgn mengambil pendapat manusia dalam
masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya & tanpa menyelidiki seberapa jauh
kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti
mu’tazilah, jahmiyah, & lainnya. Mereka ber-taqlid kepada orang-orang
sebelum mereka dari para da’i sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari
aqidah shahihah.
 Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali & orang-orang shalih, serta
mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada
diri mereka sesuatu yang tak mampu dilakukan kecuali oleh Allah , baik
berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan. Juga
menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah dan makhluk-Nya,
sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut & bukan
menyembah Allah . Mereka ber-taqarrub (ngalap berkah) kepada kuburan
para wali itu dgn hewan qurban, nadzar, do’a, istighatsah & meminta
pertolongan. Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam
terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu & jangan pula sekali-kali
kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, & janganlah Suwaa’, Yaghuuts,
Ya’uq, & Nasr.” (QS. Nuh : 23)
Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’q, & Nashr adalah nama-nama orang shalih yang
dijadikan berhala terbesar pada kaum yang tak mau taat kepada Nabi Nuh
‘alaihissalam. Dan demikianlah yang terjadi pada para pengagung kuburan di
berbagai negeri sekarang ini termasuk di Indonesia. Tidak mengherankan jika
acara-acara haul habib fulan yang telah meninggal kadang lebih ramai dari
shalat Idul Fitri. Atau kuburan wali fulan, sangat ramai dikunjungi, melebihi
kunjungan umat Islam ke masjid-masjid mereka.
 Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagad
raya ini (ayat-ayat kauniyah) & ayat-ayat Allah yang tertuang dalam Kitab-Nya
(ayat-ayat Qur’aniyah). Disamping itu, juga terbuai dgn hasil-hasil teknologi &
kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi
manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia serta
menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah & penemuan manusia
semata. Sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan,
“Sesungguhnya aku diberi harta hanyalah karena ilmu yang ada padaku.” (QS.
Al-Qashash : 78).
Dan juga sebagaimana perkataan orang lain yang juga sombong : “Ini adalah
hakku … “ (QS. Fushshilat : 50). Dalam ayat lain, “Sesungguhnya aku diberi
nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.” (QS. Az-Zumar : 49).
Mereka tak berfikir & tak pula melihat keagungan Allah yang telah
menciptakan alam ini & yang telah menimbun berbagai macam keistimewaan
di dalamnya. Juga yang telah menciptakan manusia lengkap dgn bekal
keahlian & kemampuan guna menemukan keistimewaan-keistimewaan alam
serta mengfungsikannya demi kepentingan manusia. Allah menerangkan,
bahwa semua itu adalah berasal dari-Nya, “Padahal Allah-lah yang
menciptakan kamu & apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaffat : 96).
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
22
Juga firman-Nya, “Dan apakah mereka tak memperhatikan kerajaan langit &
bumi & segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, …” (QS. Al-A’raf : 185).
 Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang
benar (menurut Islam). Padahal baginda Rasul telah bersabda, “Setiap bayi
itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang (kemudian)
membuatnya menjadi yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)
Jadi, orang tua mempunyai peranan yang besar dalam meluruskan jalan hidup
anak-anaknya.
 Enggannya media pendidikan & media informasi melaksanakan tugasnya.
Kurikulum pendidikan kebanyakan tak memberikan perhatian yang cukup
terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tak peduli sama sekali.
Sedangkan media informasi, baik media cetak maupun elektronik berubah
menjadi sarana penghancur & perusak, atau paling tak hanya memfokuskan
pada hal-hal yang bersifat materi & hiburan semata. Tidak memperhatikan hal-
hal yang dapat meluruskan moral & menanamkan aqidah serta menangkis
aliran-aliran sesat. Dari sini, muncullah generasi-generasi yang berperang
tanpa senjata yang tak berdaya di hadapan pasukan kekufuran yang lengkap
persenjataannya.
c) Cara-cara Menanggulangi Penyimpangan Ini
Cara menanggulangi penyimpangan di atas teringkas dalam poin-poin berikut ini,
 Kembali kepada Kitabullah & Sunnah Rasulullah untuk mengambil aqidah
shahihah. Sebagaimana para salaf shalih mengambil aqidah mereka dari
keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang
telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah
golongan sesat & mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah & kita
waspadai, karena siapa yang tak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan
terperosok ke dalamnya.
 Memperhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai
jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan
evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini.
 Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran.
Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.
 Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dgn mengajarkan
aqidah salaf serta menjawab & menolak seluruh aqidah bathil. Wallahu a’lam.
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan,
menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti
keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan
menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram
karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Bagi umat Islam di wajibkan untuk
mengimani rukun iman yang terdiri dari iman kepada Allah SWT, iman kepada
malaikat – malaikat Allah, iman kepada rasul – rasul Allah, iman kepada hari
kiamat, dan Iman kepada Qadha dan Qadar
B. SARAN
Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini,
setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam
hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah
perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah
yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu sangat diharapkan
mahasiswa Islam mampu membentuk fondasi mental tentang pemahaman aqidah
yang kokoh dalam menghadapi krisis keagamaan saat ini.
KONSEPAQIDAHISLAMIYAH
November
27, 2012
DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah
24
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.4shared.com

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanElsashania26
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaafkarunia
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahRezaQyu RezaQta
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Ria Widia
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamAhmad Rudi
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamFitriHastuti2
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislamanHamba La'eh
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernAchmad Syarief
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismeRajabul Gufron
 

La actualidad más candente (20)

Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusia
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Maqashid Syariah
Maqashid SyariahMaqashid Syariah
Maqashid Syariah
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 

Similar a AQIDAHISLAM

Similar a AQIDAHISLAM (20)

Bab i mw
Bab i mwBab i mw
Bab i mw
 
Topik 1 : Konsep Asas Islam
Topik 1 : Konsep Asas IslamTopik 1 : Konsep Asas Islam
Topik 1 : Konsep Asas Islam
 
Aqidah ppt
Aqidah pptAqidah ppt
Aqidah ppt
 
Presentation 2 pai
Presentation 2 paiPresentation 2 pai
Presentation 2 pai
 
Presentation 2 pai
Presentation 2 paiPresentation 2 pai
Presentation 2 pai
 
Bab 1 Aqidah Sebagai Pegangan Hidup
Bab 1  Aqidah Sebagai Pegangan HidupBab 1  Aqidah Sebagai Pegangan Hidup
Bab 1 Aqidah Sebagai Pegangan Hidup
 
Pokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islamPokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islam
 
KONSEP ASAS ISLAM.pptx
KONSEP ASAS ISLAM.pptxKONSEP ASAS ISLAM.pptx
KONSEP ASAS ISLAM.pptx
 
Modul pim 3112
Modul pim 3112Modul pim 3112
Modul pim 3112
 
Nota tafsir ayat makiyyah
Nota tafsir ayat makiyyahNota tafsir ayat makiyyah
Nota tafsir ayat makiyyah
 
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
 
pendidikan islam
pendidikan islampendidikan islam
pendidikan islam
 
Kufur
KufurKufur
Kufur
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxTUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
 
Akidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptxAkidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptx
 
Bab ii 2
Bab ii 2Bab ii 2
Bab ii 2
 
power point pemateri Akidahh Akhlak.pptx
power point pemateri Akidahh Akhlak.pptxpower point pemateri Akidahh Akhlak.pptx
power point pemateri Akidahh Akhlak.pptx
 

Más de Riska Yuliatiningsih

Más de Riska Yuliatiningsih (14)

Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"
 
Makalah "Luas dan pola produksi"
Makalah "Luas dan pola produksi"Makalah "Luas dan pola produksi"
Makalah "Luas dan pola produksi"
 
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi NegaraPancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara
 
Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Pacansila sebagai Sistem Filsafat
Pacansila sebagai Sistem FilsafatPacansila sebagai Sistem Filsafat
Pacansila sebagai Sistem Filsafat
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
 
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Luas dan pola produksi
Luas dan pola produksiLuas dan pola produksi
Luas dan pola produksi
 
Makalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen KonflikMakalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen Konflik
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 

Último

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Último (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

AQIDAHISLAM

  • 1. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam. Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia. Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun guna mencari urat nadi dari pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah bagi para kaum akademisi dan awam selama ini. B. Perumusan Adapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain: 1. Pengertian aqidah 2. Rukun iman 3. Urgensi aqidah dalam pelaksanaan ajaran islam C. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini, antara lain: 1. Untuk mlengkapi tugas mata kuliah Agama I 2. Untuk menambah wawasan 3. Diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah
  • 2. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian aqidah Aqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan, menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Secara harfiah kata aqidah di dalam Al-Quran tidak ditemukan, namun demikian terdapat beberapa istilah yang memiliki akar yang sama aqidah yaitu ‘aqada yang terdapat pada QS. An-Nisa 4:33, QS. Al- Maidah 5:89, QS. Al – Maidah 5:1, QS. Al – Baqarah 2:235, QS. Thaha 20:27, Qs. Al – Falaq 113:4. Berikut beberapa pengertian: 1. Menurut Hasan Al-Banna Aqa’id bentuk jamak dari aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan. 2. Menurut Abu Baar Jabir Al–Jazairy Aqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat di terima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihannya dan keberadaannya secara pasti dan di tolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. 3. Menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqi Aqidah adalah suatu yang dipegang teguh dan terhujjah kuat di dalam lubuk jiwa tidak dapat beralih padanya. 4. Menurut Nasrudin Razak Aqidah adalah iman atau kepercayaan, sumber yang asasi adalah al-Quran, iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dicapai dengan sesuatu keyakinan yang tidak boleh dicampuri dengan keraguan dan dipengaruhi oleh persangkaan. 5. Menurut Soegarda Poerbakawatja Aqidah adalah percaya penuh akan Allah SWT, dengan sengaja dan aqidah merupakan ciri pembeda antara mukmin dan kafir. Menurut Hasan Al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah: 1. Ilahiyat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain. 2. Nubuwat Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya. 3. Ruhaniyat Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya. 4. Sam'iyyat Yaitu pembahahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
  • 3. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 3 sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya. Aqidah Islam mempunyai kekhususan-kekhususan diantaranya adalah: 1. Aqidah Islam dibangun berlandaskan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al- quran, dan kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi kita mengimani segala hal yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja apakah yang diberitakan itu dapat dijabgkau oleh akal dan panca indera manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh [anca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara- perkara ghaib lainnya. 2. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia. Beragama (al-tadayun) merupakan hal yang fitri pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini adalah kenyatan bahwa dirinya penuh kelemahan, kekurangan, dan serva membutuhkan terhadap sesuatu yang lain. Kemudian aqidah Islan hadir untuk memberikan pemenuhan terjadap naluri beragama yang ada pada diri manusia, dan membimbing mausia untuk mendapatkan kebenaran akan adanya Pencipta Yang Maha Kuasa. Dimana, semua makhluk yang ada, keberadaanNya sendiri tidak berhantung pada siapapun. 3. Aqidah Islam komprehensif (menyeluruh). Aqidah Islam telah menjawab seluruh pertanyaan manusia tentang alam semesta, manusia, kehidupan, dan menetapkan bahwa semuanya itu adalah makhluk. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa sebelum kehidupan dunia ada Allah swt, sedangakn setelah kehidupan dunia adakan ada hari kiamat. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia adalah keterikatan manusia dengan perintah-perintah dan larangan- larangan Allah swt. Sedangakn hubungan antara kehidupan dunia ini dengan kehidupan sesudahnya adalah perhitungan, surga dan neraka. Aqidah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantaranya; 1. Aqidah Islam telah memuaskan akal dan memberikan ketenangan pada jiwa manusia. Sebab, aqidah Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang memuaskan dan shahih. 2. Aqidah Islam telah menciptakan keteguhan dan keberanian pada diri seorang muslim. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi: ‫هلا‬‫ر‬‫قد‬ ‫وما‬ ‫قها‬‫ز‬‫ور‬ ‫أجلها‬ ‫تستوىف‬ ‫حىت‬ ‫نفس‬ ‫متوت‬ ‫لن‬ Tidaklah mati seseorang sampai ditetapkan ajalnya, rezekinya dan apa-apa yang menjadi takdirnya. 3. Aqidah Islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim. Setelah seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah, dan bahwa Allah swt akan menghisab semua pernuatannya pada hari kiamat, maka ia akan menghindarkan diri dari perbuatan yang diharamkan serta melakukan perbuatan baik dan yang dihalalkan. Sebab, ia telah meyakini bahwa hari perhitungan pasti akan datang. Aqidah juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, yaitu: 1. Masyarakat akan beriman kepada Allah SWT, agama yang satu serta tunduk pada aturan yang satu.
  • 4. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 4 2. Akan mewujudkan masyarakat yang saling melengkapi, saling menjamin seperti halnya satu tubuh, satu-kesatuan pemikiran dan perasaan. Rasulullah saw bersabda: Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal persahabatan dan kasih saying adalah ibarat satu utbuh. Bila salah satu anggota tubuh terserang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain akan ikut terserang demam dan susah tidur. 3. akan tercipta ikatan ideologis yang kaut serta diantara individu-individu anggota masyarakat, yakni ikatan ukhwah Islamiyah. Aqidah Islamiyah telah mampu memecahkan permasalahan besar manusia. Aqidah Islam telah menjawab pertanyaan – pertanyaan manusia, sebab Islam telah menjelaskan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan adalah ciptaan sang Khaliq yaitu Allah SWT. Ciri – ciri aqidah yang benar yaitu: • Keyakinan yang teguh terhadap kewujudan, keesaan dan kekuasaan Allah • Menjauhkan diri daripada mensyirikkan Allah • Keyakinan dan kepercayaan berlandaskan al-Quran dan as-sunnah Sedangkan ciri – ciri yang salah antara lain: • Menafikan tentang keesaan dan kekuasaan Allah • Melakukan perbuatan yang mensyirikkan Allah • Mengamalkan kepercayaan yang bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah Adapun tujuan mempelajari ilmu Aqidah, yaitu: • Memantapkan keimanan dan keyakinan tentang kewujudan Allah • Dapat mengenal ajaran aqidah yang salah • Dapat menjaga iman supaya selamat dunia dan akhirat • Mempertahankan aqidah dari maraknya ajaran yang menyeleweng • Menolak fahaman sesat • Dapat membentuk keperibadian mulia Seperti yang dipaparkan diatas bahwa aqidah merupakan kepercayaan dalam hati tentang kewujudan Allah, malaikat, kitab, rasul-rasul dan hari akhirat serta qadak qadar. Sedangkan syariah yaitu peraturan dan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Allah sama ada perkara yang berkaitan dengan suruhan atau tegahan. Hubungan antara aqidah dan syariah yaitu keduanya saling berhubungan erat / tidak boleh dipisahkan. Berikut perbedaan antara aqidah dan syariah : Aqidah Syariah • Kepercayaan kepada Allah • Mentaati dan melaksanakan perintah Allah • Kepercayaan kepada malaikat • Kepatuhan dengan melakukan kebaikan • Kepercayaan kepada rasul • Mengikut dan melak-sanakan sunah rasul • Kepercayaan kepada kitab • Melaksanakan segala hukum dan peraturan • Kepercayaan kepada qadak qadar • Berusaha bersungguh-sungguh untuk men- dapat kebaikan dunia dan akhirat
  • 5. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 5 B. Rukun Iman Rukun Iman merupakan sesuatu yang hal wajib diyakini seseorang yang mengaku beragama Islam. Tidak meyakini salah satu rukun iman, maka keimanan orang tersebut akan diragukan. Komponen rukun iman terdiri dari: 1. Iman kepada Allah SWT. 2. Iman kepada malaikat – malaikat Allah 3. Iman kepada kitab – kitab Allah 4. Iman kepada rasul – rasul Allah 5. Iman kepada hari akhir 6. Iman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT berfirman dalam Al_Quran: 1. QS. An – Nisa : 136 Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul- Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .” 2. QS. Al –Baqarah : 177 Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, Ibnu sabil (musafir) dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya ketika ia berjanji, dan orang- orang yang sabar dalam kesempitan dan penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Al-Baqarah: 177)
  • 6. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 6 3. QS. Al – Baqarah : 285 Artinya : “ Rasul telah beriman kepada Al – quran yang diturunkan kepadanya dari tuhannya demikian pula orang – orang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat – malaikat-Nya, kitab – kitab – Nya, dan rasul – rasul – Nya. Kami tidak membeda – bedakan antara seorang rasul dan lainnya. “ Adapun khusus mengenai takdir, Allah berfirman dalam QS. Al – Qomar : 49 : Artinya : “sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” Nabi Muhammad SAW pun bersabda: “ iman adalah: kamu beriman kepada Allah SWT dan malaikat – malaikat – Nya, Kitab – kitab – Nya, Rasul – rasul – Nya, hari kemudian dan takdir yang baik maupun yang buruk. “ ( HR. Muslim ) Iman mencakup keyakinan di di dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Contoh iman di dalam hati yaitu meyakini keesaan Allah SWT, iman dalam bentuk lisan yaitu berdzikir, sedangkan iman dalam amalan anggota badan yaitu shalat, puasa, tawakal, dan lainnya. Iman seseorang akan meningkat apabila melakukan ketaatan dan akan menurun apabila melakukan kemaksiatan. Berikut firman Allah SWT : Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1] ialah mereka yang bila disebut nama ALLAH[2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. ( QS Al - Anfaal : 2-4 )
  • 7. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 7 Sebaliknya Allah SWT pun berfirman : Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .” ( QS. An – Nisa : 136 ) Berikut penjelasan mengenai rukun iman, yaitu: • Iman kepada Allah SWT. Mengimani adanya Allah ini bisa dibuktikan dengan: • Bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus di dahului dengan berfikir dan sebelumnya. Fitrah ini tidak akan berubah kecuali ada sesuatu pengaruh lain yang mengubah hatinya. Nabi Shallahu’alaihi wa sallam bersabda: ”Tidaklah anak itu lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanya lah yang menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” • Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena segala sesuatu yang wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman, ”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” Maksudnya, tidak mungkin mereka tercipta tanpa ada yang menciptakan dan tidak mungkin mereka mampu menciptakan dirinya sendiri. Berarti mereka pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah yang maha suci. • Adannya kitab-kitab samawi yang membicarakan tentang adanya Allah. Demikian pula hukum serta aturan dalam kitab-kitab tersebut yang mengatur kehidupan demi kemaslahatan manusia menunjukkan bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. • Adanya orang-orang yang dikabulkan do’anya. Ditolongnya orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, ini menjadi bukti-bukti kuat adanya Allah. Allah berfirman: ”Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. • Adanya tanda-tanda kenabian seorang utusan yang disebut mukjizat adalah suatu bukti kuat adanya Dzat yang mengutus mereka yang tidak lain Dia adalah Allah Azza wa Jalla. Msalnya adalah mukjizat yang diberikan kepada nabi Isa ’Alaihissalam berupa membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta sejak lahirnya dan penyakit sopak menghidupkan orang mati dan mengeluarkan dari kuburannya atas izin Allah.
  • 8. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 8 Mengimani sifat rububiyah Allah (Tauhid Rububiyah) • Yaitu mengimani sepenuhnya bahwa Allah-lah memberi rizki, menolong, menghidupkan, mematikan dan bahwasanya Dia itu adalah pencipta alam semesta, Raja dan Penguasa segala sesuatu. Mengimani sifat uluhiyah Allah (Tauhid Uluhiyah) • Yaitu mengimani hanya Dia lah sesembahan yang tidak ada sekutu bagi-Nya, mengesakan Allah melalui segala ibadah yang memang disyariatkan dan diperintahkan-Nya dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya. • Tauhid rububiyah saja tanpa adanya tauhid uluhiyah belum bisa dikatakan beriman kepada Allah karena kaum musyrikin pada zaman Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam juga mengimani tauhid rububiyah saja tanpa mengimani tauhid uluhiyah, mereka mengakui bahwa Allah yang memberi rizki dan mengatur segala urusan tetapi mereka juga menyembah sesembahan selain Allah. Mengimani Asma’ dan Sifat Allah (Tauhid Asma’ wa Sifat) • Yaitu menetapkan apa-apa yang Allah dan RasulNya telah tetapkan atas diriNya baik itu berkenaan dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah. Prinsip dalam meyakini sifat Allah Subhanahu wa ta’ala : • Allah Subhanahu wa ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya. • Allah mempunyai nama dan sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikit pun juga, tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah. Buah beriman kepada Allah : • Merealisasikan pengesaan kepada Allah sehingga tidak menggantungkan harapan kepada selain Allah, tidak takut, dan tidak menyembah kepada selain- Nya. • Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta mengagungkan-Nya sesuai dengan kandungan makna nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya Yang Agung. • Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah serta menjauhi apa yang dilarang-Nya. • Iman kepada malaikat – malaikat Allah SWT Malaikat adalah makhluk yang hidup di alam ghaib dan senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah sedikit pun. Diciptakan dari cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan sempurna. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda: ”Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, dan adam ’Alaihissalam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” Beriman kepada malaikat mengandung tiga unsur: • Mengimani wujud mereka, bahwa mereka benar-benar ada bukan hanya khayalan, halusinasi, imajinasi, tokoh fiksi, atau dongeng belaka. Dan mereka
  • 9. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 9 jumlahnya sangat banyak, dan tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali Allah. Seperti dalam kisah mi’raj-nya Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam, bahwa ketika itu Nabi Shallahu’alaihi wa sallam diangkat ke Baitul Ma’mur di langit, tempat para malaikat shalat setiap hari, jumlah mereka tidak kurang dari 70.000 malaikat. Setiap selesai shalat mereka keluar dan tidak kembali lagi.iii • Mengimani nama-nama malaikat yang kita kenali, misalnya Jibril, Mikail, Israfil, Mautiv. Adapun yang tidak diketahui namanya, kita mengimani keberadaan mereka secara global. Dan penamaan ini harus sesuai dengan dalil dari al-Quran dan Hadist Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallamyang shahih. • Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita kenali, misalnya: Memiliki sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Dan juga khususnya Malaikat Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat oleh Nabi Shallahu’alaihi wa sallamyang mempunyai 600 sayap yang menutupi seluruh ufuk semesta alam.v Allah berfirman, ”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”vi Malaikat bisa menjelma menjadi seorang laki-laki, seperti saat diutus oleh Allah kepada Maryam, Nabi Ibrahim, Nabi Luth. Juga saat diutusnya Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam ketika beliau berkumpul dengan para sahabat dalam satu mejelis untuk mengajarkan agama kepada para sahabat Nabi Shallahu’alaihi wa sallam.vii Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti membaca tasbih dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla siang dan malam tanpa merasa lelah. Sebagian mereka ada yang memiliki tugas khusus. Sebagai contoh, • Malaikat Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul. Dan ini bukanlah satu-satunya tugas Malaikat Jibril, sehingga ada anggapan bahwa telah selesai tugas Malaikat Jibril dan nganggur setelah selesainya wahyu yang disampaikan kepada rasul terakhir Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam. Padahal selain tugas utama tersebut Malaikat Jibril juga mempunyai tugas lain, seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam: ”Jika Allah mencintai seorang hamba-Nya, maka dipanggillah Jibril, ’Sesungguhnya Aku telah mencintai fulan, maka cintailah dia!’ Lalu Jibril mencintainya, kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ’sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia!’ Lalu seluruh penghuni langit mencintainya, kemudian djadikan dirinya dapat di terima di muka bumi. • Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan meunmbuhkan tumbuh-tumbuhan. • Malaikat Isrofil yang diserahi tugas meniup sangkakala tatkala terjadi peristiwa hari kiamat dan manusia dibangkitkan dari alam kubur. • Malaikat Maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa seseorang. • Malaikat Ridwan dan Malik yang diserahi tugas menjaga Surga dan Neraka. • Malaikat yang ditugaskan meniupkan ruh pada janin dalam rahim, yaitu ketika janin telah mencapai usia 4 bulan di dalam rahim, maka Allah Azza wa Jalla
  • 10. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 10 mengutus malaikat untuk menuliskan rizki, ajal, amal, celaka, dan bahagianya, lalu meniupkan ruh padanya. • Para malaikat (dg sifat Rokib dan ’Atid) yang diserahi menjaga dan menulis semua perbuatan manusia. Setiap orang yang dijaga oleh dua malaikat, yang satu pada sisi kanan dan yang satunya lagi pada sisi kiri. Allah Azza wa Jalla berfirman: ”(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.”xii • Para Malaikat Mungkar dan Nakir yang diserahi tugas menanyai mayit, yaitu apabila mayit telah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan Nabinya. • Malaikat yang mencatat amal orang yang hadir paling awal saat shalat Jum’at. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda: ْ‫ا‬‫ف‬ َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ال‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫د‬ ِ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ٍِِ‫ب‬‫ا‬ َ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍِ‫ب‬َ‫ا‬‫ب‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬َ‫ا‬‫ك‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬‫اك‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫واال‬ ُّ‫و‬ُ‫ط‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬،َ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬ ْ‫ك‬ِ‫الذ‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ر‬ ”Tatkala hari jum’at tiba, malaikat berada di setiap pintu masjid mencatat amal orang yang hadir paling awal, lalu yang datang kemudian, jika imam naik ke mimbar di tutuplah buku catatan tersebut. Lalu mereka masuk mendengarkan nasihar (dzikir).” Buah Iman Kepada Malaikat Allah Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya: • Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya. • Bersyukur kepada Allah atas perhatianNya yang diberikan kepada anak Adam dengan menugaskan beberapa malaikat yang menjaga, mencatat amal mereka dan tugas-tugas lainnya dalam kemaslahatan hidup manusia. • Kecintaan kita kepada para malaikat atas tugas-tugas yang mereka tunaikan dalam rangka mengabdi dan taat kepada Allah. • Iman kepada kitab – kitab Allah Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-NYA kepada nabi dan rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia . Dalam Al- Qur’an disebutkan ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. , Zabur diturunkan kepada nabi Daud a.s. , Injil kepada Nabi Isa a.s. , Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah atau lembaran- lembaran oleh Allah telah diturunkan kepada Nabi Adam a.s., Nabi Syits a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s. Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini. Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu
  • 11. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 11 wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran- lembaran yang terpisah. Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf • Persamaan Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah. • Perbedaan Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan. Perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu: Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita- berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an). Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al- Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an. Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah • Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha : Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; • Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19. Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,
  • 12. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 12 • Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138, Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole, • Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48, Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole, • Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67 Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole, • Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92- 93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152 • Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa. • Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27) • Iman kepada rasul – rasul Allah Rasul adalah orang laki-laki pilihan yang Allah berikan wahyu berisi syari’ah dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Sedang nabi adalah orang laki-laki yang Allah berikan wahyu kepadanya berisi syari’ah, tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukandari Taurat. “Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
  • 13. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 13 pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. Al-Mukmin : 78) Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak. “Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad) terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul- Azmi minarrusul, yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.  Nabi Nuh, as. Kegigihannya dalam berda’wah siang dan malam, tanpa mengharapkan jasa dan imbalan dari kaumnya. Keberadaan istri dan anak yang menjadi pengahalang da’wahnya serta ia tidak pernah terpengaruh oleh tantangan dan ejekan itu.  Nabi Ibrahim, as. Kepatuhannya dalam menjalankan perintah Allah, mulai dari pernyataannya memisahkan diri dari kepercayaan kaumnya termasuk ayahnya sendiri, caranya berdialog menunjukkan kebatilan patung/berhala kepada kaumnya, keberaniannya menghancurkan patung-patung sesembahan Namrud dan kaumnya, hingga murka dan pembakaran Ibrahim oleh kaumnya.  Nabi Musa, as. Kisah terbanyak dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan Fir’aun. Sejak kecilnya sudah dihadapkan dengan bahaya. Kerelaan ibunya menghanyutkan bayi Musa di sungai Nil, adalah sebuah pengorbanan yang tak terhingga.  Nabi Isa, as. Kelahiran tanpa ayah, tuduhan keluarga Maryam atas diri Maryam, Tantangan dari kaum Yahudi, yang berusaha membunuhnya Pengkultusan yang dilakukan oleh kaum Nasrani, karena Isa dianggap memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan membuat burung dari tanah.  Nabi Muhammad, SAW. Kesabarannya yang tak terhingga dalam mengajak kaumnya bertauhid kepda Allah. Tantangan dari kaumnya dan bahkan pamannya sendiri, hingga ia harus terusir dari kampung halamannya. Ke Thaif, dilempari batu, dituduh orang gila, tapi yang keluar dari mulutnya, hanya permohonan kepada Allah agar menunjuki mereka. Dst. Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:  Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa: a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah). b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah) c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah) d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)  Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan
  • 14. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 14 dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.  Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.  Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.  Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.  Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8). • Iman kepada hari akhir Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka. Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya, Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24). Hikmah iman pada hari akhir : 1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk beramal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata. 2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya. 3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat. 4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat. 5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini. 6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu. • Iman kepada Qadha dan Qadar Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar
  • 15. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 15 perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258). Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini Abdul latif jatuh dari sepeda motor. Sebelum Abdul latif lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdul latif akan jatuh dari sepeda motor. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha. Hubungan antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut : ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab- kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim) Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah. Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana- Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani) Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya. Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
  • 16. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 16 Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ” Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.” Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”. Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”. Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas. Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam : 1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita- citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman: Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar- Ra’d ayat 11) 2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya. Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain: 1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Firman Allah:
  • 17. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 17 Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53). 2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT : Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87) Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim) 3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firaman Allah : Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77) 4.Menenangkan jiwa Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
  • 18. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 18 C. Urgensi Aqidah dalam Pelaksanaan Ajaran Islam Di era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam. Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia. Khususnya didalam masalah aqidah atau keyakinan yang menjadi prinsip dasar dan baku serta merupakan asas mutlak bagi setiap individu muslim. Mengapa aqidah? Aqidah merupakan refleksi seluruh amalan yang kita kerjakan. Gambaran nyata lurus atau tidaknya agama seseorang. Cerminan ketaatan dan ketundukan seorang hamba dihadapan Robbnya. Allah Ta’ala berfirman : َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َّل‬ِ‫إ‬ َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِْ‫ْل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ‫ا‬‫وم‬ Artinya : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku “(QS Adz-dzariyat:56) Ibadah bukan hanya sekedar kata yang mudah dilafazkan lisan ataupun didengungkan di telinga. Namun memiliki kandungan dan makna yang dalam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mendefinisikan makna ibadah : ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫هللا‬ ُ‫حيبه‬ ‫ا‬َ‫م‬ ّ‫لكل‬ ٌ‫ع‬ِ‫ام‬َ‫ج‬ ٌ‫م‬ْ‫اس‬َ‫و‬ ِ‫اهرة‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ِ‫األفعال‬ َ‫و‬ ِ‫ال‬‫و‬‫األق‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ضاه‬ِ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫الباط‬ " Artinya : “Nama yang mencakup segala sesuatu (hal) yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik yang berkaitan dengan ucapan ataupun perbuatan baik yang dhohir (terlihat) ataupun yang batin (tersembunyi).” Namun sayangnya,kebanyakan kaum muslimin hari ini tidak memahami dan mengetahui betul definisi tersebut. Padahal sebagaimana kita ketahui ibadah merupakan tujuan mendasar dan alasan utama diciptakannya jin dan manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas. Di antara urgensi aqidah Islam yang terbesar adalah bahwa aqidah yang benar merupakan fondasi agama Islam ini, dan amal kebaikan apapun tidak sah tanpa dilandasi aqidah yang benar. Dengarlah firman Allah SWT. mensyaratkan keimanan untuk balasan terhadap amal shalih: ُ‫ه‬ َ‫ْر‬‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ ِ‫ْز‬‫ج‬َ‫ن‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ً‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ٍِِ‫ْي‬‫ح‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َ‫ُو‬‫ه‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ث‬‫ن‬ُ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫َر‬‫ك‬َ‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬ََِ‫ب‬ ْ‫م‬َ‫ون‬ُ‫ل‬ Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-nahl: 97) Oleh karena itulah, amalan-amalan orang-orang yang aqidahnya rusak, tidak ada nilainya di sisi Allah. Allah berfirman tentang amalan orang kafir. “ Orang-orang yang kafir kepada Robbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka
  • 19. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 19 usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. “(QS. Ibrohim: 18) Alloh berfirman tentang amalan orang musyrik: Artinya : Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Alloh, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia- sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka. (QS. At-taubah: 17) Alloh berfirman tentang amalan orang munafik: ( َ‫ين‬ِ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َّ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ت‬ُّ‫ي‬ ‫ن‬َّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ه‬ْ‫ر‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ع‬ ْ‫و‬َ‫ط‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬35ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ )ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫آل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ن‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬ ِ‫ار‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ُن‬‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫س‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ََْ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ Artinya : Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu baik dengan sukarela ataupun dengan tepaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik.” Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat melainkan dengan malas, dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (QS. At- taubah: 53-54) Alloh berfirman tentang amalan orang murtad (keluar dari agama Islam): ْ‫ت‬ُ‫م‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫د‬ِ‫د‬َ‫ت‬ ْ‫َّر‬‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫اب‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫خ‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ْم‬‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ت‬َ‫ط‬ِ‫ب‬َ‫ح‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ول‬ََُ‫ف‬ ٌ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ُو‬‫ه‬َ‫و‬ُ‫د‬َ‫ون‬ Artinya : Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-baqoroh: 217) a) Sumber-sumber Aqidah Yang Benar Dan Manhaj Salaf Dalam Mengambil Aqidah Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, tak ada medan ijtihad & berpendapat di dalamnya. Karena itulah sumber- sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Qur’an & As-Sunnah. Sebab tak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Allah, tentang apa-apa yang wajib bagi-Nya & apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Allah sendiri. Dan tak seorang pun sesudah Allah yang lebih mengetahui tentang Allah selain Rasulullah . Oleh karena itu manhaj Salafusshalih & para pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al-Qur’an & As-Sunnah. Maka, semua yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah tentang hak Allah mereka mengimaninya, meyakininya & mengamalkannya. Sedangkan apa yang tak ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah mereka menolak & menafikannya dari Allah . Karena itu tak ada pertentangan di antara mereka di dalam perkara aqidah ini (i’tiqad). Bahkan aqidah mereka adalah satu & jama’ah mereka juga satu. Karena Allah sudah menjamin orang yang berpegang teguh dgn Al-Qur’an & Sunnah Rasul-Nya dgn kesatuan kata, kebenaran aqidah & kesatuan manhaj. Allah berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, & janganlah kamu bercerai berai, …” (QS. Ali Imran : 103) Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang selamat). Sebab Rasulullah telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, ketika
  • 20. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 20 memberitahukan bahwa umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan yang kesemuanya di Neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya tentang yang satu ini, Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang sama dgn ajaranku pada hari ini, & para sahabatku.” (HR. Ahmad). Kebenaran sabda baginda Rasul tersebut telah terbukti ketika sebagian manusia membangun aqidahnya di atas landasan selain Al-Qur’an & Sunnah, yaitu di atas landasan ilmu kalam, & kaidah – kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani & Romawi. Maka terjadilah penyimpangan & perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat & retaknya masyarakat Islam. b) Penyimpangan Aqidah dan Cara-cara Penanggulangannya Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran & kesesatan. Karena aqidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan & keragu-raguan, yang semakin lama akan menumpuk & menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan kebahagiaan, sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi hidup, sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar. Masyarakat yang tak terbimbing oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat yang bahimi (hewani), tak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia, sekalipun mereka bergelimang materi tetapi terkadang justru sering menyeret mereka kepada kehancuran, sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat jahiliyah. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan taujih (pengarahan) dalam penggunaannya, & tak ada pemberi arahan yang benar kecuali aqidah yang benar. Sebagai salah satu pelajaran, Allah telah menjelaskan kepada para rasul-Nya untuk tak sembarangan dalam memanfaatkan harta, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, & kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al- Mukminun : 51) Maka kekuatan aqidah tak boleh dipisahkan dari kekuatan madiyah (materi). Jika hal itu dilakukan dengan menyeleweng kepada aqidah bathil, maka kekuatan materi akan berubah menjadi sarana penghancur & alat perusak, seperti yang terjadi di negara-negara kafir yang memiliki materi, tetapi tak memiliki aqidah yang benar. Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah shahihah yang harus kita ketahui yaitu :  Kebodohan terhadap aqidah shahihah (aqidah yang benar), hal ini tak lain karena tak mau (enggan) mempelajari & mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh suatu generasi yang tak mengenal aqidah shahihah & juga tak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka meyakini yang benar sebagai sesuatu yang bathil & yang bathil dianggap sebagai yang benar. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar , “Sesunggunya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu, menakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan.”  Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak & nenek moyangnya, sekalipun hal itu bathil, & mencampakkan apa yang menyalahi warisan nenek moyang itu, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah , “Dan apabila dikatakan kepada mereka : ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah’, mereka menjawab : ‘(Tidak), tetapi kami hanya
  • 21. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 21 mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tak mengetahui suatu apapun, & tak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah : 170)  Taqlid buta (asal mengikuti), dgn mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya & tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti mu’tazilah, jahmiyah, & lainnya. Mereka ber-taqlid kepada orang-orang sebelum mereka dari para da’i sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.  Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali & orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada diri mereka sesuatu yang tak mampu dilakukan kecuali oleh Allah , baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah dan makhluk-Nya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut & bukan menyembah Allah . Mereka ber-taqarrub (ngalap berkah) kepada kuburan para wali itu dgn hewan qurban, nadzar, do’a, istighatsah & meminta pertolongan. Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu & jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, & janganlah Suwaa’, Yaghuuts, Ya’uq, & Nasr.” (QS. Nuh : 23) Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’q, & Nashr adalah nama-nama orang shalih yang dijadikan berhala terbesar pada kaum yang tak mau taat kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam. Dan demikianlah yang terjadi pada para pengagung kuburan di berbagai negeri sekarang ini termasuk di Indonesia. Tidak mengherankan jika acara-acara haul habib fulan yang telah meninggal kadang lebih ramai dari shalat Idul Fitri. Atau kuburan wali fulan, sangat ramai dikunjungi, melebihi kunjungan umat Islam ke masjid-masjid mereka.  Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagad raya ini (ayat-ayat kauniyah) & ayat-ayat Allah yang tertuang dalam Kitab-Nya (ayat-ayat Qur’aniyah). Disamping itu, juga terbuai dgn hasil-hasil teknologi & kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia serta menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah & penemuan manusia semata. Sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan, “Sesungguhnya aku diberi harta hanyalah karena ilmu yang ada padaku.” (QS. Al-Qashash : 78). Dan juga sebagaimana perkataan orang lain yang juga sombong : “Ini adalah hakku … “ (QS. Fushshilat : 50). Dalam ayat lain, “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.” (QS. Az-Zumar : 49). Mereka tak berfikir & tak pula melihat keagungan Allah yang telah menciptakan alam ini & yang telah menimbun berbagai macam keistimewaan di dalamnya. Juga yang telah menciptakan manusia lengkap dgn bekal keahlian & kemampuan guna menemukan keistimewaan-keistimewaan alam serta mengfungsikannya demi kepentingan manusia. Allah menerangkan, bahwa semua itu adalah berasal dari-Nya, “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu & apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaffat : 96).
  • 22. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 22 Juga firman-Nya, “Dan apakah mereka tak memperhatikan kerajaan langit & bumi & segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, …” (QS. Al-A’raf : 185).  Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar (menurut Islam). Padahal baginda Rasul telah bersabda, “Setiap bayi itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang (kemudian) membuatnya menjadi yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari) Jadi, orang tua mempunyai peranan yang besar dalam meluruskan jalan hidup anak-anaknya.  Enggannya media pendidikan & media informasi melaksanakan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakan tak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tak peduli sama sekali. Sedangkan media informasi, baik media cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur & perusak, atau paling tak hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat materi & hiburan semata. Tidak memperhatikan hal- hal yang dapat meluruskan moral & menanamkan aqidah serta menangkis aliran-aliran sesat. Dari sini, muncullah generasi-generasi yang berperang tanpa senjata yang tak berdaya di hadapan pasukan kekufuran yang lengkap persenjataannya. c) Cara-cara Menanggulangi Penyimpangan Ini Cara menanggulangi penyimpangan di atas teringkas dalam poin-poin berikut ini,  Kembali kepada Kitabullah & Sunnah Rasulullah untuk mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para salaf shalih mengambil aqidah mereka dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan sesat & mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah & kita waspadai, karena siapa yang tak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.  Memperhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini.  Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.  Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dgn mengajarkan aqidah salaf serta menjawab & menolak seluruh aqidah bathil. Wallahu a’lam.
  • 23. KONSEPAQIDAHISLAMIYAH November 27, 2012 DisusunOlehRiskaYuliatiningsihdanMayzah 23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Aqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan, menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Bagi umat Islam di wajibkan untuk mengimani rukun iman yang terdiri dari iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat – malaikat Allah, iman kepada rasul – rasul Allah, iman kepada hari kiamat, dan Iman kepada Qadha dan Qadar B. SARAN Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu sangat diharapkan mahasiswa Islam mampu membentuk fondasi mental tentang pemahaman aqidah yang kokoh dalam menghadapi krisis keagamaan saat ini.