1) Makalah ini membahas tentang pentingnya penentuan luas dan pola produksi yang tepat bagi perusahaan untuk memaksimalkan laba. 2) Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi diantaranya tersedianya bahan baku, kapasitas mesin, tenaga kerja, dan tingkat permintaan. 3) Metode programasi linear digunakan untuk menentukan kombinasi produk yang optimal berdasarkan batasan-batasan sumber daya dan permintaan.
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Makalah "Luas dan pola produksi"
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan
perusahaan yaitu menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka
memperoleh laba setinggi mungkin, perusahaan harus mampu menentukan
luas dan pola produksi dengan tepat. Penentuan luas dan pola produksi yang
tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap kelangsungan
perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi haruslah dipertimbangkan dari
segala aspek baik yang mempengaruhi pada penjualan produk tersebut
ataupun yang lainnya.
B. Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola
produksi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan
yang akan di dapat. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini sebagai
salah satu bentuk cara untuk memahami lebih mendalam tentang ruang
lingkup dalam materi luas dan pola produksi.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Tujuan
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba
setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil
produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan dalam satu
periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus direncanaakan
atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal.
Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat
karena tanpa perencanaan dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam
menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu perusahaan.
Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang
terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain adanya volume produksi yang
berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang dapat
disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi menimbulkan
tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang
tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam
maka terlalu besarnya volume produksi dari satu jenis barang berarti
berkurangnya kesempatan produk jenis lain.
Namun apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang
terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan
konsumen di pasar, sehingga kemungkinan besar para pelanggan yang tidak
dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan pindah dan menjadi langganan
dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya
alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan
produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus di
produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus
dilaksanakan.
3. 3
Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang-
barang yang di produksioleh suatu perusahaan. Jadi, luas produksi
merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang
diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya.
B. Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi
Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk
memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan
mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda datu
dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi
yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan
keuntungan yang besar. Oleh sebab itu kebijakan pimpinan perusahaan
dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang diproduksi
sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan.
Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan
lebih efektif memanfaatkan factor – fakto produksi yang tersedia bagi
perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor – factor produksi yang
tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang paling
menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau
membatasi luas produsi, diantaranya adalah:
1. Tersedianya bahan dasar.
2. Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
3. Tersedianya tenaga kerja.
4. Betasan permintaan.
5. Tersedianya factor- factor produksi yang lain.
Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing
perusahaan berbeda – beda :
a. Bagi perusahaan yang memproduksi barang –barang yang bermacam-
macam jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat
4. 4
produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan
perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi.
b. Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin
digunakan) mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu
tertentu/telah pasti dan tidak mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka
pendek.
c. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar,
penentuan luas produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam
hal ini perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa
yang akan dating terhadap jumlah serta jenis barang yang diminta oleh
para pembelipotensial.
d. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan
langganan (pesanan) , tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan
luas produksinya.
C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan
Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi.
Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh luas produksinya (barang-
barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas
perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya ukuran,
sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas
perusahaa dapat diukur berdasarkan:
1. Bahan dasar yang dipergunakan.
2. Barang yang dihasilkan.
3. Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4. jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.
Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan
mempunyai luas perusahaan yang ditentukan / diukur dari luas produksinya.
Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan menjadi sama dengan luas
perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda dengan
luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang
sedangkan luas produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi
5. 5
dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas perusahaan
tidak.
D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya
Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini,
yang penting diketahui adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya
tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan pada hubungannya antara
besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam jangka
waktu yang pendek.
Dikatakan biaya tetap karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh
perusahaan dalam volume barang yang dihasilkan. Misalnya, biaya
penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi, bunga, pemeliharaan
gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar berikut :
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada
perubahan volume produksi. Biaya variabel ada 3 macam yaitu :
a. biaya variabel yang progresif
b. biaya variabel proporsional
c. biaya variabel yang degresif
6. 6
Ketiga macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya “semivariabel” atau
“semifixed”. Bentuk lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
E. Metode Programasi Linear ( Linear Program )
Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk maka metode perencanaan
berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar keuntungan
yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan suatu
situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau
membatasi luas produksi. Faktor – faktor yang membatasi luas produksi
yaitu:
7. 7
1. Faktor kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu
barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang melebihi kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap
satuan barang memerlukan waktu pengerjaan mesin – mesin (jam mesin)
secara sendiri.
2. Faktor bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu
jumlah bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn
melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan
pokok memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan
keperluan untuk satuan produk lain. Batasan ini dapat digambarkan
dengan fungsi linear sebagai berikut :
Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk Y.
3. Faktor uang kas yang tersedia
Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas
yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi.
Sumber pembiyaan dapat ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank.
Berikut batasan uang kas yang dapat dilihat dalam persamaan :
Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X
T = fX + gY
T = hX + iY
8. 8
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y
4. Faktor permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan /
forecasting, terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini
menentukan berapa banyak masing – masing jenis barang dapat terjual
pada tingkat harga tertentu. Memproduksi barang harus memperhatikan
jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan ekonomi dan
masyarakat.
F. Penentuan Luas Produksi
Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :
a. Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model
matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada
dasarnya program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi
batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa
permintaan, memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor
produksinya adalah :
- Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan
garis : 1.000 = 4X + 5Y
- Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk
persamaan garis: 4.000 = 25X + 8Y
Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
- Batasan permintaan produk X ; X = 200
- Batasan permintaan produk Y; Y = 180
Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa
sumbangan pada laba per unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk
Y sebesar Rp. 12.000,00.
Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat
tentukan dulu dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan
unutk memproduksi produk X saja dan ekstrim yang lain bila hanya
digunakan untuk memproduksi produk Y saja.
9. 9
Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya
(0,200) & (250,0)
Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik
ekstrimnya (0,500) & (160,0)
Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180
Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam
gambar di bawah ini :
Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas
produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir
tiap sudut diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan
luas poroduksi ini, harus diketahui koordinat dari titik-titik ABCD.
- Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)
- Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari
dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (IV) : Y = 180
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180)
- Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari
dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (II) : 4.000 = 25X + 8Y
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)
10. 10
- Titik D dengan koordinat (160,0)
Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya
menentukan luas produksi yang paling optimal. Luas produksi yang
dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu persatu titik,
yaitu:
Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp.
15.000 dan Y Rp. 12.000
A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000
B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000
C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000
D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000
Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal
b. Metode Simplex
Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
- Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
- Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
- Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk
persamaan, dengan cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S)
kedalamnya
- Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
- Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci
ditentukan dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif
terbesar. Dipilih positif terbesar karena permasalahannya maksimisasi.
Untuk menentukan baris kunci, terlebih dahulu harus dicari angka-
angka gantinya (Replacement). Replacement merupakan angka-angka
hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q) dengan angka-
angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci , yaitu
baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci
yaitu angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan
baris kunci
11. 11
- Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru.
Angka-angka baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka
yang ada pada baris kunci dengan angka kunci
- Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara
mengurangi angka-angka lama pada baris yang bersangkutan dengan
hasil kali antara angka-angka pada baris kunci yang bersesuaian dengan
Fixed Ratio
Fixed Ratio = angka pada kolom kunci
Angka kunci
- Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex
kedua. Jika pada baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka
lakukan lagi langkah-langkah di atas yang dimulai dari langkah kelima.
Jika angka-angka pada baris Cj – Zj sudah tidak ada yang positif,
maka kombinasi yang dicari sudah optimum.
G. Pola Produksi
Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul
adalah pengaturan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang
berfluktuasi. Di dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa
factor yang perlu dipertombangkan yaitu:
a. Pola penjualan
perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan.
Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola
produksi konstan akan terjadi masalah penyimpanan.
b. Pola biaya
Biaya terdiri dari :
- Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan,
menarik, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan
selama satu periode produksi.
- Biaya simpan
12. 12
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau
belum laku terjual.
- Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja
lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah
lembur (overtime premium cost)
- Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat
memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan
kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan
pelanggan.
c. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
- Pola produksi konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama.
- Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu
sama
- Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar
gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
13. 13
Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang
tergambar pada tabel di bawah ini :
Triwulan Jumlah Penjualan
I
II
III
IV
200 unit
450 unit
1.100 unit
400 unit
Perusahaan akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3
alternatif pola produksi yang diajukan yaitu :
- Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan
- Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya
hanya saja maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum
yang dimiliki oleh fasilitas produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per
triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai, jadi harus ditutup dari
persediaan dan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain
- Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan
pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat
masing-masing sebesar 800 satuan
Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :
- Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan
- Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya
perputaran tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan
hasil produksi tidak perlu ada biaya
- Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar
daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan
triwulan
- Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar
Rp. 100,00 per satuan
Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik
yaitu yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila
14. 14
kita gambarkan pola produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat
dari gambar berikut :
Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing -
masing pola produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya
Pola Produksi
Konstan
Pola Produksi
Moderat
Pola Produksi
Bergelombang
1. B. Perputaran TK
2. B. Simpan
3. B. Lembur
4. B. Subkontrak
-
Rp. 60.000,00
-
Rp. 25.000,00
Rp. 8.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 16.000,00
-
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
Total Rp. 85.000,00 Rp. 103.000,00 Rp. 56.000,00
15. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba
setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus
mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih luas dan pola
produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam
menentukan luas dan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal
yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang
sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari
ekstern perusahaan. Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan
luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan
tersebut.
B. Saran
Dalam pembahasan yang telah disusun, penulis menyarankan kepada
pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam mengambil keputusan atau
menentukan luas dan pola produksi guna mewujudkan laba yang diinginkan
oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di jalankan.