4. Pendahuluan
Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan
kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama
kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih,
serta perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup
yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara
bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu.
Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan
neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir
rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian
besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit – penyakit yang dapat
dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.
5. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia
Penyebab Kematian Neonatal Berdasarkan SKRT tahun 2001
o Asfiksia 29%
o BBLR/ Prematuritas 27%
o Tetanus 10%
o Masalah Pemberian ASI 10%
o Masalah Hematologi 6%
o Infeksi 5%
Penyebab Kematian Neonatal Berdasarkan Riskesdas tahun 2007
o Gangguan/Kelainan Pernapasan 35,9%
o Prematuritas 32,4%
o Sepsis 12%
o Hipotermi 6,3%
o Kelainan darah/Ikterus 5,6 %
o Post Matur 2,8%
o Kelainan Kongenital 1,4%
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Sekitar 11,5 % bayi lahir dengan berat lahir rendah kurang dari 2500 gram (Riskesdas 2007). Data
dari SKRT 2001 menunjukkan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
terpenting kematian neonatal. Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi,
asfiksia lahir, hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi
prematur jumlahnya cukup bermakna. Perilaku/kebiasaan yang merugikan seperti memandikan bayi
segera setelah lahir atau tidak segera menyelimuti bayi setelah lahir, dapat meningkatkan risiko
hipotermia pada bayi baru lahir. Intervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat
menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42% (The Lancet Neonatal Survival 2005).
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi hingga berusia 6 bulan.Walaupun proporsi bayi
yang pernah mendapat ASI cukup tinggi yaitu 95,7% (SDKI 2007), namun proporsi ASI eksklusif pada
bayi 0 – 6 bulan masih rendah yaitu 32,4% (SDKI 2007), demikian juga dengan proporsi bayi
mendapat ASI sekitar 1 jam setelah lahir yaitu 43,9% (SDKI 2007). Tidak memberikan kolostrum
merupakan salah satu kebiasaan merugikan yang sering ditemukan. Pemberian ASI dapat
menurunkan kematian neonatal hingga 55-87% (The Lancet Neonatal Survival 2005).
6. Perawatan Metode Kanguru (PMK)
BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim. Mereka juga
memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara
untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit
ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara agar BBLR terpenuhi kebutuhan khusus
mereka terutama dalam mempertahankan kehangatan suhu tubuh. Untuk melakukan PMK,
tentukan bayi memiliki berat lahir <2500 gram, tanpa masalah/komplikasi.
Butir untuk diingat, diperhatikan dan dilaksanakan:
o Perawatan metode kanguru adalah suatu cara perawatan untuk BBLR yang sederhana dan mudah
dikerjakan di mana saja dengan mendekap bayi agar kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit
ibu.
o Kontak kulit bayi dengan ibu dapat mempertahankan suhu bayi, mencegah bayi kedinginan
o Keuntungan untuk bayi: bayi menjadi hangat, bayi lebih sering menetek, banyak tidur dan tidak
rewel, sehingga kenaikan berat badan lebih cepat
o Keuntungan untuk ibu: hubungan kasih sayang lebih erat dan ibu bisa bekerja sambil
menggendong bayinya.
Syarat melakukan PMK :
• Bayi tidak mengalami Kesulitan Bernapas
• Bayi tidak mengalami Kesulitan Minum
• Bayi tidak Kejang
• Bayi tidak Diare
7. • Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit
Lakukan PMK untuk menghangatkan bayi bila memenuhi syarat diatas. Metoda kanguru sangat baik
dilakukan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan. Metoda ini berguna untuk mempercepat
terjadinya kestabilan suhu tubuh dan merangsang bayi baru lahir segera mengisap puting payudara
ibu.
PelaksanaanPMKmemiliki 4 komponen :
1.Posisi
2.Nutrisi
3.Dukungan
4. Pemantauan
1. Posisi Melakukan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Bayi telanjang dada (hanya memakai popok,topi, kaus tangan, kaus kaki), diletakkan telungkup di
dada dengan posisi tegak atau diagonal. Tubuh bayi menempel/kontak langsung dengan ibu. Atur
posisi kepala, leher dan badan dengan baik untuk menghindari terhalangnya jalan napas. Kepala
menoleh ke samping di bawah dagu ibu (ekstensi ringan). Tangan dan kaki bayi dalam keadaan fleksi
seperti posisi “katak”
Kemudian “fiksasi” dengan selendang
8. Ibu mengenakan pakaian/blus longgar sehingga bayi berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu,
gunakan selimut.
Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan metoda kanguru
.
Sumber gambar: WHO & UNICEF dan Beck et al, 2004
2. Nutrisi. Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui PMK akan mendukung dan
mempromosikan pemberian ASI eksklusif, karena ibu menjadi lebih cepat tanggap bila bayi ingin
9. menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan lebih sering. Bila bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan
bayi tidak mampu menelan ASI dapat dilakukan pemasangan Oro Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3. Dukungan. Keluarga memberikan dukungan pada ibu dan bayi untuk pelaksanaan perawatan
metoda kanguru. Di fasilitas kesehatan , pelaksanaan PMK akan dibantu oleh petugas kesehatan.
4. Pemantauan. BBLR yang dirawat di fasilitas kesehatan yang dapat dipulangkan lebih cepat (berat
< 2000 gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya. Apabila didapatkan tanda bahaya harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Kunjungi BBLR minimal dua kali dalam minggu pertama, dan selanjutnya sekali dalam setiap minggu
sampai berat bayi 2500 gram dengan mempergunakan algoritma MTBM.
Hal- hal yang perlu dipantau selama PMK:
• Pastikan suhu aksila normal (36,5 – 37,5 ° C )
• Pastikan pernapasan normal (30-60 X/menit)
• Pastikan tidak ada tanda bahaya
• Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup (minimal menyusu tiap 2 jam)
Pastikan pertumbuhan dan perkembangan baik (berat badan akan turun pada minggu pertama antara
10-15%, pertambahan berat badan pada minggu kedua 15g/KgBB/hari).
Sumber : BUKU SAKU Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Kemkes RI, 2010,
10. Kelahiran prematur adalah suatu kondisi kelahiran yang belum sempurna
kematangannya. Biasanya terjadi pada usia kehamilan 28-37 minggu. Penyebab
kelahiran bayi prematur dapat dipicu oleh beberapa faktor. Faktor psikologis yang
disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Faktor sosial seperti ibu hamil merupakan
perokok aktif atau pasif, usia ibu yang kurang dari 18 tahun atau lebih dari 40 tahun,
keturunan (orang tua pernah melahirkan prematur), postur tubuh ibu yang pendek dan
kurus, kurangnya kontrol pada kehamilan.
Dari faktor medis, umumnya kelahiran bayi prematur dapat dipicu oleh ketuban yang
pecah dini, janin kembar, pernah memiliki riwayat kelahiran prematur, penyakit ibu,
anemia, malnutrisi, kelainan bentuk rahim, dan terjadi infeksi pada genitalia serta
saluran kemih.
Untuk tanda-tanda kelahiran prematur sebenarnya sama dengan tanda-tanda
kelahirannormal. Ibu akan mengalami kontraksi pada usia kehamilan masih kurang dari
37 minggu. Jika merasakan tanda-tanda demikian maka segeralah ke dokter agar
mendapatkan tindakan lanjut. Jika kontraksinya cukup hebat, maka ibu akan diberikan
obat lewat infus, dilanjutkan dengan obat minum. Air ketuban yang keluar dengan
sendirinya juga jadi tanda kelahiran prematur. Namun masih dapat dipertahankan jika
cadangan air ketuban dalam rahim ibu masih cukup banyak bagi janin dan alirannya
segera berhenti. Jika tidak tercapai, maka ibu akhirnya akan melahirkan prematur.
Bayi lahir prematur. yang terpenting adalah menjaga kestabilan suhu bayi karena bayi
prematur rentan dengan dingin (hipotermia) dan infeksi. Kemampuan
bernafas, menghisap ASI, dan kemampuan bayi prematur mengontrol suhu tubuh juga
belum sempurna. Karena bayi prematur lahir kurang bulan maka surfaktan dalam paru-
paru bayi masih belum terbentuk. Sehingga paru-paru bayi belum bisa mengembang
sebagai mana mestinya. Oleh karena itu bayi prematur membutuhkan antibiotik untuk
paru-parunya, dengan memberikan surfaktan baru.
Untuk menormalkan suhu tubuhnya, bayi memerlukan bantuan inkubator. Di dalam
inkubator biasanya bayi juga diberikan oksigen untuk membantu pernafasannya.
Inkubator juga harus dalam keadaan steril karena bayi rentan terhadap infeksi. Petugas
dan orang tua yang ingin melihat anaknya di inkubator harus dalam keadaan steril dan
menggunakan pakaian khusus dari rumah sakit.
Ada cara lain sebagai pengganti dari inkubator dengan hasil yang lebih baik, yaitu
dengan metode kanguru. Metode kanguru merupakan perawatan bayi prematur dengan
cara memberikan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi. Posisi bayi harus lurus
11. (tidak boleh ditekuk), didekatkan pada tubuh ibu, lalu diberikan penutup kepala dan
kaki pada bayi.
Ibu juga bisa memakai baju khusus untuk metode kanguru, sehingga bayi dapat
merasakan kehangatan dari suhu alami tubuh ibu. Kelebihan lain dari metode kanguru
adalah bayi akan lebih cepat mencium bau ibu dan dapat mendengarkan detak jantung
ibunya, ini dapat menenangkan bayi. Ibu tidak perlu khawatir, jika anak sudah melewati
masa kritisnya maka ia dapat menikmati hidup secara normal seperti anak-anak
lainnya.
Incoming search terms:
o baju kanguru untuk bayi
o metode kanguru
Perawatan metode kanguru dapat membantu pertumbuhan bayi prematur dan
dianjurkan untuk bayi dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Metode kangguru
yang ditemukan tahun 1983 menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan
rahim ibu. Begini caranya:
Kenakan bayi pakaian dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, topi, popok dan
kaus kaki yang telah dihangatkan. Selanjutnya letakkan bayi di dada di antara
payudara ibu, sebelumnya, buka kancing kemeja Anda.
Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan
kepala bayi sudah mantap melekat di dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan
tungkai tertekuk, kepala dan dadan bayi terletak di dadan ibu dengan kepala agak
sedikit mendongak.
Kemudian, selimuti bayi dengan kemeja Anda. Kulit bayi yang bersentuhan dengan
kulit Anda selain membuatnya nyaman, juga menghangatkannya. Topang tubuh dan
kepalanya agar tetap tegak.
Gunakan selendang agar bayi tidak jatuh.(me)