SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Makalah Hukum Lingkungan]: Penyakit
Minamata dan Pembuangan Limbah Pabrik
December 30, 2012
burgerawa Bahan-bahan, tugas, dan materi kuliah Hukum Lingkungan, Limbah
Pabrik, Penyakit Minamata Leave a comment
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Sumber daya air Indonesia termasuk salah satu sumber daya air yang terkaya di dunia. Karena sumber daya air
Indonesia sangat luas, masyarakat pun juga mengambil manfaat dari air seperti laut, sungai, dan danau untuk kehidupan
sehari-hari. Para nelayan menangkap ikan sebagai pendapatan ekonomi dan untuk menafkahi keluarga mereka, sumber
mata air di gunung dan di sungai menjadi sumber air minum alami bagi masyarakat desa, dan di danau masyarakat juga
bisa menangkap ikan air tawar yang dapat dimakan.
Tetapi akhir-akhir ini, beberapa perusahaan negeri maupun swasta menempatkan diri dan membangun kawasan industri
dekat dengan sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Dan perusahaan tersebut membuang limbah yang dapat
merusak dan mencemarkan lingkungan sekitar, terutama sumber mata air. Konsekuensi dari pembuangan limbah tersebut
sangat merugikan masyarakat, pembuangan limbah beracun dan toxik dapat merusak ekosistem dalam air, mencemari
makhluk-makhluk hidupyang tinggal di air, dan memberikan penyakit bagi masyarakat yang menggunakan air tersebut.
Dalam makalah ini, penulis akan lebih membahas tentang penyakit yang dapat dikenai oleh masyarakat dalam
pencemaran sumber mata air, khususnya pada penyakit Minamata. Penyakit Minamata adalah penyakit yang disebabkan
oleh pencemaran limbah logam berat dan raksa dalam air. Air yang tercemari oleh raksa akan mencemari makhluk hidup
sekitar seperti ikan, ikan yang tercemari akan ditangkap oleh masyarakat untuk dimakan, dan orang yang makan ikan
tersebut kemungkinan besar akan kena penyakit minamata. Cara masyarakat mendapatkan penyakit tersebut tidak hanya
dengan memakan ikan yang tercemari oleh raksa, tetapi dengan meminum air yang terkontaminasi oleh raksa atau logam
berat juga bisa mendapatkan penyakit tersebut.
Pencemaran sumber air dengan limbah logam berat dan raksa (mercury) menjadi permasalahan yang sangat serius bagi
masyarakat Indonesia, karena menyebabkan timbulnya penyakit minamata yang dapat melumpuhkan, membuat gila, dan
membunuh manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menentukan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit minamata dan asal-usulnya dalam lingkungan?
2. Apa dampak dari penyakit minamata dalam kehidupan masyarakat?
3. Bagaimana hukum positif mengatur tentang pembuangan limbah berbahaya khususnya dalam sumber air Indonesia
serta sanksi & tanggung jawab bagi pihak yang melanggar?
4. Solusi preventif apa saja yang dapat mencegah terjadinya pencemaran raksa dan logam berat di perairan Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah sebagai tugaskuliah paruh kedua pada mata kuliah Hukum
Lingkungansemester genap 2011/2012. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan serta memberikan telaah materi pada mata kuliah Hukum Lingkungan.
BAB II
POSISI KASUS
Minamata, Kasus Pencemaran Limbah Merkuri
indosiar.com, Jakarta - Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950
an lalu. Sekitar 3 ribu warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut sebagai
penyakit Minamata.
Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke laut Siranul, Jepang ini, menjadi
terkenal ke seluruh dunia. Karena lebih dari 3 ribu warga kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran
logam raksa atau merkuri.
Limbah merkuri di Perairan Minamata berasal dari perusahaan Nippon Mitrogen Vertilaser yang merupakan cikal bakal Ciso
Go LTD dengan produksi utama pupuk Urea.
Akibat limbah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur, kaki dan tangan merasa dingin,
gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi-bayi yang lahir cacat hingga
menyebabkan kematian.
Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit Minamata tidak hanya menyerang
manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang
mengandung merkuri.
Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso
melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama, kerusakan
sistem syaraf.
Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang. Baru 12 tahun, yakni pada tahun
1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan
Minamata. (Tim Liputan/Sup)
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Asal Usul Penyakit Minamata
Penyakit minamata ditemukan pertama kali pada tahun 1958 di Kota Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang. Pada waktu
itu, terjadi wabah penyakit yang menyebabkan ratusan masyarakat Kota Minamata meninggal dunia, dengan gejala
penyakit berupa kelumpuhan syaraf. Mengetahui adanya kejanggalan-kejanggalan pada wabah masyarakat minamata ini,
para Ahli Kesehatan Jepang melakukan pengamatan tentang gejala-gejala, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat Jepang, khususnya Masyarakat Minamata. Di dalam pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli
kesehatan, ditemukan kenyataan bahwa makanan yang biasanya dikonsumsi Masyarakat Minamata, yaitu ikan yang
berasal dari Teluk Minamata, telah mengandung logam berat (methyl mercury). Logam berat (methyl mercury) yang berasal
dari pabrik batu baterai Chisso, terakumulasi dalam ikan dan shellfishes.
Merkuri dibuang ke Teluk Minamata masih tetap ada dan, untuk penghapusan, reklamasi dan pengerukan dilakukan sangat
terlambat karena 15 tahun setelah penemuannya.
Kasus yang berkaitan dengan logam berat (methyl mercury) yang dihasilkan dalam proses produksi asetaldehid,
menggunakan merkuri sebagai katalis. Kasus dari keracunan dengan keracunan merkuri organik adalah yang pertama kali
terjadi di dunia melalui transfer rantai makanan dari pencemaran lingkungan. Kasus keracunan merkuri organik yang telah
dikenal sebelum Penyakit Minamata terjadi sebagai akibat dari keracunan langsung dari mereka yang terlibat dalam
organik-merkuri pekerjaan penanganan atau mereka yang sengaja mengambil ( Hunter D et al, 1940 , Lundgren KD dkk;
1949 ).
2.1 Dampak Penyakit Minamata
Masalah utama dari dampak adanya penyakit minamata terhadap masyarakat adalah korban Minamata dikucilkan dan tidak
dapat berbaur dengan masyarakat yang takut tertular penyakit. walaupun telah ada himbauan dari pemerintah setempat
bahwa penyakit minamata ini tidak menular, namun masyarakat tetap mengabaikan himbauan dari pemerintah tersebut
mengingat kembali penyakit minamata merupakan penyakit yang tidak biasa dan mereka takut tertular dari penyakit
tersebut sehingga sebagian besar pengidap penyakit minamata dikucilkan oleh masyarakat, melihat fakta tersebut banyak
penderita Minamata tidak memberitahu orang lain bahwa ia menderita Minamata bahkan kepada keluarganya sendiri.
Namun ada penderita lainnya yang terbuka, dengan menceritakan perasaannya dan penderitaan yang dialami sebagai
korban Minamata, dengan harapan tragedi Minamata tidak akan terjadi lagi. Tidak hanya itu saja penderita penyakit
minamata juga pada umumnya dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup sehingga sangat
mempengaruhi faktor psikoligis seorang dalam melanjutkan masa depannya.
Namun dampak dari penyakit minamata tidak hanya itu, salah satunya adalah limbah yang menyebabkan penyakit
minamata ini dirasa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, karena penyakit minamata berasal dari
sumber air terutama sungai, masyarakat setempat menjadi ragu-ragu dalam memanfaatkan sumber air untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan juga sebagai sumber makanan terutama ikan, sehingga timbul keragu-raguan dalam
memanfaatkan sumber daya alam setempat terutama di daerah orang-orang yang mengidap penyakit minamata.
Meskipun penyakit minamata ini tidak menular terhadap orang lain namun penyakit ini memiliki efek terhadap keturunan,
dimana penyakit ini sangat beresiko kepada ibi-ibu yang sedang mengandung atau hamil karena akan menderita cognetial
yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke
tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam kandungannya.
Hal ini juga merupakan salah satu dampak psikologis yang dirasakan seorang ibu terhadap dampak penyakit minamata di
masyarakat, selain akan dikucilkan oleh masyarakat, bayi yang akan lahir cacat ini akan lebih parah penyakit nya ketimbang
orang- orang dewasa yang sudah terkena penyakit minamata karena dalam diri bayi yang sedang dalam masa
pertumbuhan disulitkan dengan tidak berfungsi dengan sempurnanya indra pada bayi.
Berita buruknya lagi adalah tidak ada pengobatan tuntas bagi korban Minamata penderita ke rumah sakit hanya untuk
mengutangi gejala dan melakukan rehabilitasi. Penderita yang dapat menggerakkan badannya diberi kesempatan untuk
melakukan apa yang dapat dilakukannya Meskipun pekerjaan seperti berkebun dan mencari ikan adalah pekerjaan yang
cukup berat, penderita dapat melakukannya setelah menjalani rehabilitasi.
2.3 Tinjauan Yuridis terhadap Hukum Positif dan Korelasinya dengan Faktor Penyebab Penyakit Minamata
Penyakit Minamata yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang tidak benar, dalam hukum positif Indonesia
secara tegas akan dikenai sanksi. Larangan pembuangan limbah ke dalam sumber-sumber air, yang menjadi faktor utama
penyebab timbulnya penyakit Minamata ini dimuat dalam Pasal 10 Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990.Pembuangan
limbah selain limbah padat ke dalam sumber-sumber air harus mendapat izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang
sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku. tata cara dan persyaratan pemberian izin pembuangan limbah
ke dalam sumbersumber air sendiri mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24
PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, beserta peraturan pelaksanaannya.
Pembuangan limbah sebagaimana dimaksud harus diolah terlebih dahulu agar menimalisir adanya dampak negatif.
Pengaturan mengenai pembuangan limbah tentunya tidak hanya berlaku bagi pabrik-pabrik saja, tetapi juga adanya
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pembuangan limbah masyarakat yang tentunya juga berpotensi
untuk membuang limbah yang akan menyebabkan penyakit timbul. Hal ini tertera dalam Pasal 35 PP No. 22 Tahun 1982
yaitu,
“ Masyarakat dilarang melaksanakan kegiatan dalam hubungannya dengan penggunaan tanah yang mengakibatkan
kerusakan terhadap kelangsungan fungsi air dan/atau sumber air.”
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran, pemberian sanksi kepada pihak yang telah melanggar ketentuan-ketentuan
mengenai pembuangan limbah dapat dikenakan Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990, sebagai berikut:
Pasal 12
(2) Dalam hal penurunan mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini melewati ambang batas, maka pihak
yang berwenang dapat mengambil tindakantindakan dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam izin penggunaan air dan atau sumber air , serta izin pembuangan limbah yang telah dikeluarkan.
dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, ancaman
pidananya penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500. 000. 000,- (lima ratus juta rupiah)
(pasal 41 UULH) karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 100. 000. 000,-
(seratus juta rupiah) (pasal 42 UULH)
Selain adanya peraturan menteri yang mengatur perihal sanksi, PP nomor 82 tahun 2001 secara tegas juga mengatur
sanksi bagi pihak-pihak yang melanggarnya.
Pasal 50
(1) Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan
kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup, mewajibkan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk membayar
ganti kerugian dan aatau melakukan tindakan tertentu.
(2) Selain pembeban untuk melakukan tindakkan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hakim dapat menetapkan
pembayaran uang paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tindakkan tertentu tersebut.
Sanksi dalam Peraturan Pemerintah ini berbeda tergantung pada hasil pembuktiannya, apakah pihak yang melanggar itu
secara sengaja melakukan hal tersebut ataukah pelanggaran itu disebabkan karena kealpaan, yang tentunya perbuatan
melawan hukum yang dilakukan secara sengaja akan mempunyai sanksi yang lebih berat daripada yang lain. Hal ini tertera
dalam Pasal 41-46 Peraturan Pemerintah tersebut.
Selain adanya sanksi pidana, PP ini juga mengatur adanya tindakan-tindakan tegas dari pihak yang berwenang
berhubungan dengan tindakan tata tertib terhadap pelanggar.
Pasal 47
Selain ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Undang-undang ini,
terhadap pelaku tindak pidana lingkungan hidup dapat pula dikenakan tindakan tata tertib berupa:
(1) perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan/atau
(2) penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan; dan/atau
(3) perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau
(4) mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
(5) meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
(6) menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama tiga tahun.
2.4. Solusi preventif
Solusi preventif merupakan sebuah solusi untuk melakukan pencegahan sebelum terjadinya suatu pencemaran. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan terhadap suatu pencemaran, namun khusus untuk pencemaran
raksa dan logam berat tentunya dari banyak cara tersebut hanya beberapa cara saja yang dapat diterapkan untuk
mencegah pencemaran tersebut.
Cara-cara tersebut diantaranya adalah :
1. Mengatur pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan, dengan mengatur tata cara pembuangan
limbah industri terutama untuk limbah raksa dan logam berat maka seharusnya tidak terjadi pencemaran di perairan
Indonesia. Namun hal yang terjadi adalah perusahaan melakukan pembuagan limbah dengan tidak mengikuti aturan
untuk pembuangan limbah sehingga limbah dari perusahaan mencemari perairan Indonesia dan merugikan warga yang
berada di sekitar daerah pembuangan limbah.
2. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk, hal ini berguna agar limbah hasil dari
operasional pabrik tidak langsung pada penduduk yang ada di sekitar pabrik, dan bila terjadi pengolahan limbah secara
tidak sempurna maka efeknya tidak akan langsung mengenai para penduduk karena daerah permukimannya yang
terpisah dari pusat industri atau pabrik tersebut.
3. Melaksanakan audit lingkungan, berguna untuk mengevaluasi ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan, dalam hal ini adalah kebijakan terhadap pembuangan limbah hasil industri
terutama limbah raksa dan logam berat.
4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari lingkungan, artinya bahwa
pemerintah sebagai regulator harus tegas untuk menindak pelanggar pencemaran lingkungan, dalam penegakannya-
pun tidak boleh pandang bulu, siapa yang salah harus bertanggung jawab baik pelakunya perusahaan multinasional
maupun pelaku perusahaan nasional.
BAB IV
PENUTUP
Dengan pengalaman kerusakan akibat bencana dari kasus penyakit Minamata ini menjadi awal sebagai titik balik untuk
mengemban langkah-langkah dalam melindungi lingkungan telah mengalami kemajuan yang signifikan.
Karena terjadi bencana inilah, masyarakat Minamata dan kalangan industri di Jepang dapat memetik hikmah dari
pencemaran lingkungan tersebut. Secara bersama-sama masyarakat Minamata, kalangan industri, pemerintah kota dan
pemerintah Jepang melakukan perbaikan lingkungan dengan upaya terpadu. Secara konsisten, seluruh industri diharuskan
mengolah limbah. Peraturan disusun dan dilaksanakan secara konsisten. Pada saat bersamaan pemulihan lingkungan teluk
Minamata dilakukan, sehingga kualitas air di teluk Minamata kembali seperti sebelum pencemaran. Limbah rumah tangga
dari seluruh bangunan diolah secara sungguh-sungguh, sehingga tidak ada lagi limbah industri dan limbah rumah tangga
yang mencemari perairan kota Minamata. Sejarah kemudian mencatat, bahwa Minamata yang semula tercemar berat, kini
menjadi kota kualitas lingungannya baik, kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali.
Kini masyarakat kota Minamata sangat terkenal dengan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan. Para stakeholder
kota Minamata, tidak mau mengulang sejarah buruk yang pernah terjadi. Kota yang kini berpenduduk sekitar 28.400 orang
itu, secara terus menerus meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan. Salah satu keberhasilan kota Minamata adalah
dalam pengelolaan sampah yang melibatkan ibu rumahtangga. Yang luar biasa adalah bahwa saat ini masyarakat
Minamata telah berhasil melakukan pemilahan sampah menjadi 22 jenis dengan kualitas yang baik. Masing-masing jenis
sampah dikelola sesuai dengan pengolahan lanjutan mulai dari pengomposan, daur ulang dan pengolahan lainnya.
Pemilahan menjadi sejumlah itu, termasuk prestasi yang luar biasa.
Selain itu, kota Minamata saat ini mengkampanyekan pengurangan pemakaian kantong plastik dengan melibatkan ibu-ibu
rumahtangga. Para ibu rumah tangga mendatangi supermarket untuk melakukan kampanye pengurangan kantong plastik.
Para ibu rumah tangga membentuk kelompok-kelompok dan mereka melakukan diskusi dan seminar untuk mengurangi
kantong plastik. Bersamaan dengan itu mereka juga melakukan pengurangan (reduksi) sampah. Masyarakat dilatih
bagaimana menghindari terjadinya sampah.
Untuk meningkatkan upaya penglolaan lingkungan di kota Minamata berbagai upaya dilakukan. Masyarakat dan pemerintah
memberikan penghargaan kepada sejumlah orang yang secara nyata melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Sebanyak
28 orang (dari 28.400 total penduduk kota) diberi penghargaan sebagai “Environmental Master“, mereka adalah pribadi-
pribadi yang secara sungguh-sungguh mendedikasikan dirinya untuk melakukan tindakan nyata meningkatkan kualitas
lingkungan dan mengajak masyarakat ikut bersama mereka menjadi kader lingkungan.
Kesungguhan para stakeholder di Minamata, dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk ikut bersama masyarakat dunia
menyelamatkan lingkungan. Belajar dari kasus Minamata ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran yang tinggi untuk
menyadari lagi bagaimana pertimbangan kepada lingkungan adalah penting dan bahwa upaya-upaya akan dilakukan untuk
mencegah pencemaran lingkungan tanpa pengalaman bencana polusi. Dari pengalaman yang terjadi di Jepang dapat
dijadikan sebagai pelajaran bagi negara-negara lain untuk lebih waspada dan peduli akan lingkungan.
Pada kasus minamata Pemerintah Jepang mengawasi dengan ketat tentang pembuangan limbah dari industri yang dapat
berdampak mencemari lingkungan dan mahluk hidup yang ada disekitarnya serta menindak dengan tegas apabila ada
industri yang nakal agar tidak terjadi bencana pada kasus minamata tersebut. Pada industri-industri yang menggunakan
bahan baku air raksa dan merkuri sebisa mungkin mengganti bahan baku tersebut dengan bahan baku pengganti yang
aman untuk kesehatan dan lingkungan hidup sekitaranya.
Pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan sangat diperlukan. Selain itu tata cara pembuangan limbah berbahaya harus
dipatuhi.
Saat ini, dukungan dan pengajaran terhadap hak masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan yang
dapat menimbulkan efek kepada lingkungan dirasa masih sangat kurang. Begitu juga judicial Indonesia masih dirasa kurang
bisa menerapkan dan memberlakukan sanksi-sanksi kepada pabrik-pabrik yang telah melanggarnya, yang menimbulkan
tidak adanya standar yang jelas dalam penerapan sanksi bagi mereka yang telah melanggarnya. Tidak adanya standar
yang jelas dapat menimbulkan terjadi kurang pekanya dan ketidak takutan pabrik-pabrik untuk melanggar ketentuan-
ketentuan pemerintah tersebut.
Maka dari itu semua unsur harus secara sinkron dan bersamaan mendukung peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Peraturan perundang-undangan tidak akan bisa berlaku tanpa adanya sinkronisasi dan dukungan dari semua aspek negara
baik masyarakat, pemerintah dan para pelaksana kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Danusaputro, Munadjat. Hukum Lingkungan, Buku I Umum, Binacipta, Bandung. 1981,
Hamid, Hamrat dan Bambang Pramudyanto, Pengawasan Industri DalamPengendalian Pencemaran Lingkungan, Edisi I,
Granit, Jakarta, 2007.
Rangkuti, Siti Sundari. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan LingkunganNasional, Airlangga University Press,
Surabaya, 1996
R.M. Gatot P. Soemartono. Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996
Siahaan, N.H.T. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Jakarta, 2002

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Awang Ramadhani
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahPuji Winarni
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaTaofik Dinata
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuLinda Rosita
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6ulpri
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokNur Hilaliyah
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Idik Saeful Bahri
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriAgus Adipura
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkunganaudi15Ar
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asamsubnis
 

La actualidad más candente (20)

Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
 
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Makalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiiiMakalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiii
 
POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya Merokok
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
Mekanisme dan dampak pencemaran air
Mekanisme dan dampak pencemaran airMekanisme dan dampak pencemaran air
Mekanisme dan dampak pencemaran air
 
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras BahasaPPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
 

Destacado

Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraMakalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraZainal Abidin
 
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupDampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupAstri
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrianajbs25
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKmery gita
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 

Destacado (7)

Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraMakalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
 
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupDampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
 
Tugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkunganTugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkungan
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 

Similar a Makalah hukum lingkungan

Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)
Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)
Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)Indah Maya Safitri
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamTerminal Purba
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamDavid Rosidi
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptFKMAP13
 
essai fadil Lomba PEC 10 besar Nasional
essai fadil Lomba PEC 10 besar Nasionalessai fadil Lomba PEC 10 besar Nasional
essai fadil Lomba PEC 10 besar NasionalFadhil Ismi
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam99zulkarnain
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganYaidah Usna
 
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaKerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaAlveraadk
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...kimraeeel
 
manusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfmanusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfUmmuFaizah4
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupAyu Tri Wahyuni
 

Similar a Makalah hukum lingkungan (20)

Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)
Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)
Introduction to Public Health: Clean Environment (Schneider M.J., 2006)
 
Pengetahuan lingkungan
Pengetahuan lingkunganPengetahuan lingkungan
Pengetahuan lingkungan
 
Pertambangan peti
Pertambangan petiPertambangan peti
Pertambangan peti
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Tugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkunganTugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkungan
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
essai fadil Lomba PEC 10 besar Nasional
essai fadil Lomba PEC 10 besar Nasionalessai fadil Lomba PEC 10 besar Nasional
essai fadil Lomba PEC 10 besar Nasional
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaKerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...
191000117_Irvan H Noho_Identifikasi Bahan Toksik di Lingkungan dan Kuis Toksi...
 
manusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfmanusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdf
 
Plh.tugas limbah
Plh.tugas limbahPlh.tugas limbah
Plh.tugas limbah
 
KARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAHKARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAH
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Pklh pelabuhan
Pklh pelabuhanPklh pelabuhan
Pklh pelabuhan
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidup
 

Makalah hukum lingkungan

  • 1. Makalah Hukum Lingkungan]: Penyakit Minamata dan Pembuangan Limbah Pabrik December 30, 2012 burgerawa Bahan-bahan, tugas, dan materi kuliah Hukum Lingkungan, Limbah Pabrik, Penyakit Minamata Leave a comment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sumber daya air Indonesia termasuk salah satu sumber daya air yang terkaya di dunia. Karena sumber daya air Indonesia sangat luas, masyarakat pun juga mengambil manfaat dari air seperti laut, sungai, dan danau untuk kehidupan sehari-hari. Para nelayan menangkap ikan sebagai pendapatan ekonomi dan untuk menafkahi keluarga mereka, sumber mata air di gunung dan di sungai menjadi sumber air minum alami bagi masyarakat desa, dan di danau masyarakat juga bisa menangkap ikan air tawar yang dapat dimakan. Tetapi akhir-akhir ini, beberapa perusahaan negeri maupun swasta menempatkan diri dan membangun kawasan industri dekat dengan sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Dan perusahaan tersebut membuang limbah yang dapat merusak dan mencemarkan lingkungan sekitar, terutama sumber mata air. Konsekuensi dari pembuangan limbah tersebut sangat merugikan masyarakat, pembuangan limbah beracun dan toxik dapat merusak ekosistem dalam air, mencemari makhluk-makhluk hidupyang tinggal di air, dan memberikan penyakit bagi masyarakat yang menggunakan air tersebut. Dalam makalah ini, penulis akan lebih membahas tentang penyakit yang dapat dikenai oleh masyarakat dalam pencemaran sumber mata air, khususnya pada penyakit Minamata. Penyakit Minamata adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran limbah logam berat dan raksa dalam air. Air yang tercemari oleh raksa akan mencemari makhluk hidup sekitar seperti ikan, ikan yang tercemari akan ditangkap oleh masyarakat untuk dimakan, dan orang yang makan ikan tersebut kemungkinan besar akan kena penyakit minamata. Cara masyarakat mendapatkan penyakit tersebut tidak hanya dengan memakan ikan yang tercemari oleh raksa, tetapi dengan meminum air yang terkontaminasi oleh raksa atau logam berat juga bisa mendapatkan penyakit tersebut. Pencemaran sumber air dengan limbah logam berat dan raksa (mercury) menjadi permasalahan yang sangat serius bagi masyarakat Indonesia, karena menyebabkan timbulnya penyakit minamata yang dapat melumpuhkan, membuat gila, dan membunuh manusia. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, penulis menentukan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit minamata dan asal-usulnya dalam lingkungan? 2. Apa dampak dari penyakit minamata dalam kehidupan masyarakat? 3. Bagaimana hukum positif mengatur tentang pembuangan limbah berbahaya khususnya dalam sumber air Indonesia serta sanksi & tanggung jawab bagi pihak yang melanggar? 4. Solusi preventif apa saja yang dapat mencegah terjadinya pencemaran raksa dan logam berat di perairan Indonesia? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah sebagai tugaskuliah paruh kedua pada mata kuliah Hukum Lingkungansemester genap 2011/2012. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan telaah materi pada mata kuliah Hukum Lingkungan.
  • 2. BAB II POSISI KASUS Minamata, Kasus Pencemaran Limbah Merkuri indosiar.com, Jakarta - Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950 an lalu. Sekitar 3 ribu warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut sebagai penyakit Minamata. Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke laut Siranul, Jepang ini, menjadi terkenal ke seluruh dunia. Karena lebih dari 3 ribu warga kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran logam raksa atau merkuri. Limbah merkuri di Perairan Minamata berasal dari perusahaan Nippon Mitrogen Vertilaser yang merupakan cikal bakal Ciso Go LTD dengan produksi utama pupuk Urea. Akibat limbah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur, kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi-bayi yang lahir cacat hingga menyebabkan kematian. Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri. Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama, kerusakan sistem syaraf. Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang. Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan Minamata. (Tim Liputan/Sup) BAB III PEMBAHASAN 2.1. Asal Usul Penyakit Minamata Penyakit minamata ditemukan pertama kali pada tahun 1958 di Kota Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang. Pada waktu itu, terjadi wabah penyakit yang menyebabkan ratusan masyarakat Kota Minamata meninggal dunia, dengan gejala penyakit berupa kelumpuhan syaraf. Mengetahui adanya kejanggalan-kejanggalan pada wabah masyarakat minamata ini, para Ahli Kesehatan Jepang melakukan pengamatan tentang gejala-gejala, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Jepang, khususnya Masyarakat Minamata. Di dalam pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli kesehatan, ditemukan kenyataan bahwa makanan yang biasanya dikonsumsi Masyarakat Minamata, yaitu ikan yang berasal dari Teluk Minamata, telah mengandung logam berat (methyl mercury). Logam berat (methyl mercury) yang berasal dari pabrik batu baterai Chisso, terakumulasi dalam ikan dan shellfishes. Merkuri dibuang ke Teluk Minamata masih tetap ada dan, untuk penghapusan, reklamasi dan pengerukan dilakukan sangat terlambat karena 15 tahun setelah penemuannya. Kasus yang berkaitan dengan logam berat (methyl mercury) yang dihasilkan dalam proses produksi asetaldehid, menggunakan merkuri sebagai katalis. Kasus dari keracunan dengan keracunan merkuri organik adalah yang pertama kali terjadi di dunia melalui transfer rantai makanan dari pencemaran lingkungan. Kasus keracunan merkuri organik yang telah dikenal sebelum Penyakit Minamata terjadi sebagai akibat dari keracunan langsung dari mereka yang terlibat dalam organik-merkuri pekerjaan penanganan atau mereka yang sengaja mengambil ( Hunter D et al, 1940 , Lundgren KD dkk; 1949 ). 2.1 Dampak Penyakit Minamata Masalah utama dari dampak adanya penyakit minamata terhadap masyarakat adalah korban Minamata dikucilkan dan tidak dapat berbaur dengan masyarakat yang takut tertular penyakit. walaupun telah ada himbauan dari pemerintah setempat
  • 3. bahwa penyakit minamata ini tidak menular, namun masyarakat tetap mengabaikan himbauan dari pemerintah tersebut mengingat kembali penyakit minamata merupakan penyakit yang tidak biasa dan mereka takut tertular dari penyakit tersebut sehingga sebagian besar pengidap penyakit minamata dikucilkan oleh masyarakat, melihat fakta tersebut banyak penderita Minamata tidak memberitahu orang lain bahwa ia menderita Minamata bahkan kepada keluarganya sendiri. Namun ada penderita lainnya yang terbuka, dengan menceritakan perasaannya dan penderitaan yang dialami sebagai korban Minamata, dengan harapan tragedi Minamata tidak akan terjadi lagi. Tidak hanya itu saja penderita penyakit minamata juga pada umumnya dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup sehingga sangat mempengaruhi faktor psikoligis seorang dalam melanjutkan masa depannya. Namun dampak dari penyakit minamata tidak hanya itu, salah satunya adalah limbah yang menyebabkan penyakit minamata ini dirasa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, karena penyakit minamata berasal dari sumber air terutama sungai, masyarakat setempat menjadi ragu-ragu dalam memanfaatkan sumber air untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga sebagai sumber makanan terutama ikan, sehingga timbul keragu-raguan dalam memanfaatkan sumber daya alam setempat terutama di daerah orang-orang yang mengidap penyakit minamata. Meskipun penyakit minamata ini tidak menular terhadap orang lain namun penyakit ini memiliki efek terhadap keturunan, dimana penyakit ini sangat beresiko kepada ibi-ibu yang sedang mengandung atau hamil karena akan menderita cognetial yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap oleh janin dalam kandungannya. Hal ini juga merupakan salah satu dampak psikologis yang dirasakan seorang ibu terhadap dampak penyakit minamata di masyarakat, selain akan dikucilkan oleh masyarakat, bayi yang akan lahir cacat ini akan lebih parah penyakit nya ketimbang orang- orang dewasa yang sudah terkena penyakit minamata karena dalam diri bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan disulitkan dengan tidak berfungsi dengan sempurnanya indra pada bayi. Berita buruknya lagi adalah tidak ada pengobatan tuntas bagi korban Minamata penderita ke rumah sakit hanya untuk mengutangi gejala dan melakukan rehabilitasi. Penderita yang dapat menggerakkan badannya diberi kesempatan untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya Meskipun pekerjaan seperti berkebun dan mencari ikan adalah pekerjaan yang cukup berat, penderita dapat melakukannya setelah menjalani rehabilitasi. 2.3 Tinjauan Yuridis terhadap Hukum Positif dan Korelasinya dengan Faktor Penyebab Penyakit Minamata Penyakit Minamata yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang tidak benar, dalam hukum positif Indonesia secara tegas akan dikenai sanksi. Larangan pembuangan limbah ke dalam sumber-sumber air, yang menjadi faktor utama penyebab timbulnya penyakit Minamata ini dimuat dalam Pasal 10 Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990.Pembuangan limbah selain limbah padat ke dalam sumber-sumber air harus mendapat izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku. tata cara dan persyaratan pemberian izin pembuangan limbah ke dalam sumbersumber air sendiri mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, beserta peraturan pelaksanaannya. Pembuangan limbah sebagaimana dimaksud harus diolah terlebih dahulu agar menimalisir adanya dampak negatif. Pengaturan mengenai pembuangan limbah tentunya tidak hanya berlaku bagi pabrik-pabrik saja, tetapi juga adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pembuangan limbah masyarakat yang tentunya juga berpotensi untuk membuang limbah yang akan menyebabkan penyakit timbul. Hal ini tertera dalam Pasal 35 PP No. 22 Tahun 1982 yaitu, “ Masyarakat dilarang melaksanakan kegiatan dalam hubungannya dengan penggunaan tanah yang mengakibatkan kerusakan terhadap kelangsungan fungsi air dan/atau sumber air.” Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran, pemberian sanksi kepada pihak yang telah melanggar ketentuan-ketentuan mengenai pembuangan limbah dapat dikenakan Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990, sebagai berikut:
  • 4. Pasal 12 (2) Dalam hal penurunan mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini melewati ambang batas, maka pihak yang berwenang dapat mengambil tindakantindakan dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam izin penggunaan air dan atau sumber air , serta izin pembuangan limbah yang telah dikeluarkan. dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, ancaman pidananya penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500. 000. 000,- (lima ratus juta rupiah) (pasal 41 UULH) karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 100. 000. 000,- (seratus juta rupiah) (pasal 42 UULH) Selain adanya peraturan menteri yang mengatur perihal sanksi, PP nomor 82 tahun 2001 secara tegas juga mengatur sanksi bagi pihak-pihak yang melanggarnya. Pasal 50 (1) Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup, mewajibkan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk membayar ganti kerugian dan aatau melakukan tindakan tertentu. (2) Selain pembeban untuk melakukan tindakkan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hakim dapat menetapkan pembayaran uang paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tindakkan tertentu tersebut. Sanksi dalam Peraturan Pemerintah ini berbeda tergantung pada hasil pembuktiannya, apakah pihak yang melanggar itu secara sengaja melakukan hal tersebut ataukah pelanggaran itu disebabkan karena kealpaan, yang tentunya perbuatan melawan hukum yang dilakukan secara sengaja akan mempunyai sanksi yang lebih berat daripada yang lain. Hal ini tertera dalam Pasal 41-46 Peraturan Pemerintah tersebut. Selain adanya sanksi pidana, PP ini juga mengatur adanya tindakan-tindakan tegas dari pihak yang berwenang berhubungan dengan tindakan tata tertib terhadap pelanggar. Pasal 47 Selain ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Undang-undang ini, terhadap pelaku tindak pidana lingkungan hidup dapat pula dikenakan tindakan tata tertib berupa: (1) perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan/atau (2) penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan; dan/atau (3) perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau (4) mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau (5) meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau (6) menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama tiga tahun. 2.4. Solusi preventif Solusi preventif merupakan sebuah solusi untuk melakukan pencegahan sebelum terjadinya suatu pencemaran. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan terhadap suatu pencemaran, namun khusus untuk pencemaran raksa dan logam berat tentunya dari banyak cara tersebut hanya beberapa cara saja yang dapat diterapkan untuk mencegah pencemaran tersebut. Cara-cara tersebut diantaranya adalah : 1. Mengatur pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan, dengan mengatur tata cara pembuangan limbah industri terutama untuk limbah raksa dan logam berat maka seharusnya tidak terjadi pencemaran di perairan Indonesia. Namun hal yang terjadi adalah perusahaan melakukan pembuagan limbah dengan tidak mengikuti aturan untuk pembuangan limbah sehingga limbah dari perusahaan mencemari perairan Indonesia dan merugikan warga yang berada di sekitar daerah pembuangan limbah.
  • 5. 2. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk, hal ini berguna agar limbah hasil dari operasional pabrik tidak langsung pada penduduk yang ada di sekitar pabrik, dan bila terjadi pengolahan limbah secara tidak sempurna maka efeknya tidak akan langsung mengenai para penduduk karena daerah permukimannya yang terpisah dari pusat industri atau pabrik tersebut. 3. Melaksanakan audit lingkungan, berguna untuk mengevaluasi ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan, dalam hal ini adalah kebijakan terhadap pembuangan limbah hasil industri terutama limbah raksa dan logam berat. 4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari lingkungan, artinya bahwa pemerintah sebagai regulator harus tegas untuk menindak pelanggar pencemaran lingkungan, dalam penegakannya- pun tidak boleh pandang bulu, siapa yang salah harus bertanggung jawab baik pelakunya perusahaan multinasional maupun pelaku perusahaan nasional. BAB IV PENUTUP Dengan pengalaman kerusakan akibat bencana dari kasus penyakit Minamata ini menjadi awal sebagai titik balik untuk mengemban langkah-langkah dalam melindungi lingkungan telah mengalami kemajuan yang signifikan. Karena terjadi bencana inilah, masyarakat Minamata dan kalangan industri di Jepang dapat memetik hikmah dari pencemaran lingkungan tersebut. Secara bersama-sama masyarakat Minamata, kalangan industri, pemerintah kota dan pemerintah Jepang melakukan perbaikan lingkungan dengan upaya terpadu. Secara konsisten, seluruh industri diharuskan mengolah limbah. Peraturan disusun dan dilaksanakan secara konsisten. Pada saat bersamaan pemulihan lingkungan teluk Minamata dilakukan, sehingga kualitas air di teluk Minamata kembali seperti sebelum pencemaran. Limbah rumah tangga dari seluruh bangunan diolah secara sungguh-sungguh, sehingga tidak ada lagi limbah industri dan limbah rumah tangga yang mencemari perairan kota Minamata. Sejarah kemudian mencatat, bahwa Minamata yang semula tercemar berat, kini menjadi kota kualitas lingungannya baik, kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Kini masyarakat kota Minamata sangat terkenal dengan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan. Para stakeholder kota Minamata, tidak mau mengulang sejarah buruk yang pernah terjadi. Kota yang kini berpenduduk sekitar 28.400 orang itu, secara terus menerus meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan. Salah satu keberhasilan kota Minamata adalah dalam pengelolaan sampah yang melibatkan ibu rumahtangga. Yang luar biasa adalah bahwa saat ini masyarakat Minamata telah berhasil melakukan pemilahan sampah menjadi 22 jenis dengan kualitas yang baik. Masing-masing jenis sampah dikelola sesuai dengan pengolahan lanjutan mulai dari pengomposan, daur ulang dan pengolahan lainnya. Pemilahan menjadi sejumlah itu, termasuk prestasi yang luar biasa. Selain itu, kota Minamata saat ini mengkampanyekan pengurangan pemakaian kantong plastik dengan melibatkan ibu-ibu rumahtangga. Para ibu rumah tangga mendatangi supermarket untuk melakukan kampanye pengurangan kantong plastik. Para ibu rumah tangga membentuk kelompok-kelompok dan mereka melakukan diskusi dan seminar untuk mengurangi kantong plastik. Bersamaan dengan itu mereka juga melakukan pengurangan (reduksi) sampah. Masyarakat dilatih bagaimana menghindari terjadinya sampah. Untuk meningkatkan upaya penglolaan lingkungan di kota Minamata berbagai upaya dilakukan. Masyarakat dan pemerintah memberikan penghargaan kepada sejumlah orang yang secara nyata melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Sebanyak 28 orang (dari 28.400 total penduduk kota) diberi penghargaan sebagai “Environmental Master“, mereka adalah pribadi- pribadi yang secara sungguh-sungguh mendedikasikan dirinya untuk melakukan tindakan nyata meningkatkan kualitas lingkungan dan mengajak masyarakat ikut bersama mereka menjadi kader lingkungan. Kesungguhan para stakeholder di Minamata, dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk ikut bersama masyarakat dunia menyelamatkan lingkungan. Belajar dari kasus Minamata ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran yang tinggi untuk menyadari lagi bagaimana pertimbangan kepada lingkungan adalah penting dan bahwa upaya-upaya akan dilakukan untuk
  • 6. mencegah pencemaran lingkungan tanpa pengalaman bencana polusi. Dari pengalaman yang terjadi di Jepang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi negara-negara lain untuk lebih waspada dan peduli akan lingkungan. Pada kasus minamata Pemerintah Jepang mengawasi dengan ketat tentang pembuangan limbah dari industri yang dapat berdampak mencemari lingkungan dan mahluk hidup yang ada disekitarnya serta menindak dengan tegas apabila ada industri yang nakal agar tidak terjadi bencana pada kasus minamata tersebut. Pada industri-industri yang menggunakan bahan baku air raksa dan merkuri sebisa mungkin mengganti bahan baku tersebut dengan bahan baku pengganti yang aman untuk kesehatan dan lingkungan hidup sekitaranya. Pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan sangat diperlukan. Selain itu tata cara pembuangan limbah berbahaya harus dipatuhi. Saat ini, dukungan dan pengajaran terhadap hak masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan yang dapat menimbulkan efek kepada lingkungan dirasa masih sangat kurang. Begitu juga judicial Indonesia masih dirasa kurang bisa menerapkan dan memberlakukan sanksi-sanksi kepada pabrik-pabrik yang telah melanggarnya, yang menimbulkan tidak adanya standar yang jelas dalam penerapan sanksi bagi mereka yang telah melanggarnya. Tidak adanya standar yang jelas dapat menimbulkan terjadi kurang pekanya dan ketidak takutan pabrik-pabrik untuk melanggar ketentuan- ketentuan pemerintah tersebut. Maka dari itu semua unsur harus secara sinkron dan bersamaan mendukung peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Peraturan perundang-undangan tidak akan bisa berlaku tanpa adanya sinkronisasi dan dukungan dari semua aspek negara baik masyarakat, pemerintah dan para pelaksana kegiatan. DAFTAR PUSTAKA Danusaputro, Munadjat. Hukum Lingkungan, Buku I Umum, Binacipta, Bandung. 1981, Hamid, Hamrat dan Bambang Pramudyanto, Pengawasan Industri DalamPengendalian Pencemaran Lingkungan, Edisi I, Granit, Jakarta, 2007. Rangkuti, Siti Sundari. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan LingkunganNasional, Airlangga University Press, Surabaya, 1996 R.M. Gatot P. Soemartono. Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996 Siahaan, N.H.T. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Jakarta, 2002