SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 49
Fieldnotes of Boyan River Expedition
Siti Chusniyah ( Universitas Negeri Semarang )
Suak mansi, 7 Juli 2013 – 30 Juli 2013
Sources : buku monyet dan rekaman suara.
Notes : nomor-nomor yang muncul disetiap paragraf yang ada menunjukkan nomor
rekaman di hp saat peneliti sedang melakukan pengumpulan informasi.

Hari 1. Minggu, 7 Juli 2013
Sampai di Suak Mansi sekitar pukul 17.00, tepatnya saya dan Gloria diturunkan di depan
rumah pak Sempe, kepala dusun Suak Mansi. Tiba di rumah pak Sempe, kami menunggu
beberapa menit untuk bisa istirahat dan duduk di dalam rumah pak Sempe, karena pak
Sempe masih berada di lapangan sepak bola seberang sungai, pak Sempe ikut main sepak
bola. Rumah pak Sempe terletak di suak mansi hulu. Mayoritas warga suak mansi hulu
beragama kristen, dan di daerah sini lebih banyak anjing yang berkeliaran daripada di suak
mansi hilir.
Mas Ardan ditemani salah satu pemuda setempat menjemput pak Sempe ke lapangan sepak
bola. Sembari mas Ardan pergi, saya dan Gloria disambut oleh ibu Dewi,istri pak Sempe.
Kami dipersilakan duduk di dalam rumah pak Sempe. Saya melihat setiap sudut rumah pak
Sempe, terlihat beberapa foto yang dipajang didinding kayu rumah pak Sempe. Tanpa kami
tanya, ibu Dewi langsung menceritakan siapa saja yang ada di setiap foto yang tertempel di
dinding kayu itu. Ibu Dewi memiliki tiga anak. Tak sempat saya mencatat apa yang
diceritakan ibu Dewi di buku monyet saya, sudah terlalu capek melakukan perjalanan dari
Yogyakarta sampai Suak Mansi dari Sabtu pagi hingga Minggu sore baru tiba di Suak Mansi.
Intinya, ibu Dewi menceritakan tentang anak-anaknya,yang kini tinggal Nety yang masih di
rumah menemani pak Sempe dan ibu Dewi. Anak-anaknya yang lain kuliah di jawa dan telha
menikah, ada yang menetap di Jawa. Setelah bercerita, ibu mengantar saya dan Gloria ke
kamar Nety. Kami akan tidur di kamar Nety, sebelahnya ada kamar pak Sempe dan ibu Dewi.
Kami pun membawa serta barang-barang kami ke kamar Nety di lantai atas.
Lepas menyerahkan oleh-oleh titipan mas Pudjo, empat bungkus kopi, pak Sempe tiba di
rumah dengan seorang bapak-bapak. Saat pak Sempe tiba di rumah, saya masih berada di
lantai atas melihat-lihat kondisi sekitar. Saya pikir Gloria perlu bantuan saya untuk
membawa barang-barangnya ke atas, turunlah saya ke ruang tamu. Ternyata pak Sempe
sudah datang. Saya dikenalkan dengan pak Sutarmin, ketua RT 03, kampung Suak Mansi.
Pak Sutarmin seorang muslim. Pak Sempe dan bu Dewi menawarkan saya untuk tinggal di
rumah pak Sutarmin saja, karena dua hari lagi masuk bulan puasa. Pak Sempe dan bu Dewi
khawatir saya tidak nyaman di rumah mereka karena saya muslim dan mereka kristen.
Tentulah repot nantinya, begitu pendapat mereka. Saya sempat bingung,tak enak hati
dengan pak Sempe dan bu Dewi. Saya khawatir nanti saya tidak nyaman dan merepotkan
mereka saat sahur. Sempat saya berkata, tak apalah tinggal di rumah pak Sempe, namun
saya berpikir cepat dan mengambil keputusan untuk tinggal bersama pak Sutarmin saja. Pak
Sempe dan bu Dewi tak keberatan saya tidak jadi tinggal di rumah mereka.
Dengan sepeda motornya, saya membonceng pak Sutarmin menuju rumah beliau. Lupa
oleh-oleh, dikasih Gloria, untung lah.
Keluarga pak Sutarmin. Tiba di rumah pak sutarmin saya disambut ramah oleh istri pak
sutarmin. Saya berkenalan dengan ibu Sugihartini, mamak Tole, mbah Ngatijem. Mamak su
adalah panggilan akrab dari seorang Sugihartini, istri dari pak sutarmin yang akrab dipanggil
pak su atau pula pak tula. Pak su dan mamak su memiliki tiga anak. Anaknya yang pertama
bernama Sri Suheni yang sekarang telah menikah dengan anak seorang dayak, penduduk
asli. Anak yang kedua bernama Suharwo dan anak yang terakhir bernama Triadi Supriyanto.
Suharwo akrab dipanggil Tole berusia empat belas tahun, dan Triadi Supriyatno akrab
dipanggil Supri berusia tiga belas tahun. Mbah ngatijem adalah ibu dari pak sutarmin. Mbah
ngatijem asli orang kokap, yogyakarta yang dulunya mencari peruntungan hidup menjadi
perantauan di kalimantan. Pak sutarmin sendiri adalah generasi kedua seorang perantauan
yang lahir di Suak Mansi, tapi tetap darah turunan jawa.
Tentang anak pak Sutarmin yang pertama, Suheni. Suheni menikah dengan seorang pemuda
desa Suak Mansi, seorang Dayak bernama. Pernikahan yang mejadikan Suheni menjadi
seorang dayak bergama Kristen mendapat penolakan dari orang tua Suheni, yaitu pak Su
dan mamak Su. Di usianya yang masih sembilan belas tahun, Suheni telah mengambil
keputusan besar yaitu menikah dan berpindah keyakinan. Pak Su dan mamak Su tidak
memberikan restunya atas pernikahan Suheni. Mereka berdua memilih meninggalkan
kampung saat pernikahan Suheni dilaksanakan. Mereka tidak sampai hati melihat anaknya
berani menentang dan melawan nasihat orang tua untuk tidak menikah dengan orang dayak
dan berpindah agama.
Mandi di sungai dengan mamak. Karena sedang ada keramaian di lapangan seberang sungai,
sungai di belakang rumah mamak dijadikan sebagai jalur tikus yang artinya lebih dekat
menuju lapanan sepak bola, ini menjadikan sungai di belakang rumah mamak selalu ramai
dengan lalu lalang orang maupun sepeda motor setiap siang sekitar jam dua ketika mereka
berangkat dan sore sekitar jam setengah enam ketika pertandingan selesai dan mereka
pulang.
Dilihatin foto kak Syifa, mahasiswa KKN UGM 2012. Syifa adalah mahasiswa KKN dari UGM
pada tahun 2011. Penerimaan warga suak mansi sangat baik kepada mahasiswa yang masuk
ke kampung mereka.
Lepas maghrib nonton acara di depan gereja. Gloria ikut acara dari jam 6. Mampir ke rumah
mbah Tugiran, bapak mamak Sugi. Dapat cerita dari mamak, harga sawit ditentukan
perusahaan, petani manut. Petani sawit Suak Mansi jual hasil panennya ke BHD semua.
Harga sawit paling tinggi 1700, paling rendah 500.
Jam 8 pulang, perjalanan pulang ke rumah ibu bilang orang islam/jawa yang jadi
dayak/kristen disini, hidupnya susah, dan sebaliknya. Saat saya tanya kenapa, tidak tahu,
diberi contoh, ada tetangganya yang jadi dayak hidupnya susah, masih muda sudah
meninggal. Nonton tv bareng, jam 9 tidur.
Hari 2. Senin, 8 Juli 2013
Bangun jam 5.20, sebenarnya sudah bangun sejak jam 4.45, tapi karena tak berani sendiri
mengambil air wudlu di sungai, saya memutuskan untuk menunggu dibangunkan ibu. Air
sungai di belakang rumah bapak Su terasa sangat dingin ketika menyentuh kulit tubuh.
Menikmati udara pagi Suak Mansi di teras rumah bapak Su dengan ditemani kopi oleh-oleh
dari mas Pudjo buatan mamak. Memasang barang dagangan ibu di meja teras rumah. Snack
ringan mereka sebut kue. Jualan ibu : kue, rokok, mie instan, bensin, solar, dan minyak
tanah.
Datang dua orang pembeli, mbah Muri dan mbah Paini, membeli rokok. Ngobrol sebentar
dengan mbah Muri, beliau mampir sebelum pergi mencari burung ke hutan. Mbah Muri
adalah seorang transmigran asal Pati, Jawa Tengah. Sembari mengisap rokoknya, beliau
mengatakan hidup di Jawa itu melarat, kalau di sini (Kalimantan) bisa kaya. Selain menjadi
petani sawit dan karet, beliau juga berprofesi sebagai pencari burung dan penjual ayam.
Mbah Muri juga sempat bercerita tentang anak-anaknya. Anaknya ada yang bekerja di
perusahaan sawit, gajinya 7,8 juta, gaji pokok 3 juta, tidak ada yang namanya gaji 1 juta, tak
main kata mbah Muri. Setelah dirasa cukup ngobrol, mbah Muri pamit untuk mencari
burung ke hutan.
Lepas ngobrol dengan mbah Muri, ngobrol dengan bapak. Cerita bapak, Suak Mansi ada
orang Jawa sejumlah tujuh rumah, 9 rumah islam. Ada tiga rt di Suak Mansi, rt 1, rt 2, dan rt
3. Rt 2 dipegang oleh pak martianus, rat 3 pak sutarmin, rt 1 bapak lupa namanya. Rt satu
wilayah sekitar rumah pak sempek.
Melihat aktivitas warga di hari pertama saya di Suak Mansi. Pagi hari sangat sepi, depan
rumah warga sepi, hanya terlihat beberapa perempuan yang pergi ke sungai, mencuci
perabot dapur. Beberapa motor lalu lalang lewat depan rumah yang saya tinggali, orangorang yang berangkat noreh, biasa sepasang suami istri naik sepeda motor.
Milir. Bapak dan mamak milir untuk membeli barang jualan di rumah, di hari pertama saya
tinggal di Suak Mansi Saya di rumah sendiri. Jam dua siang bapak mamak pulang dari
Meliau. Masyarakat di sini menyebut aktivitas pergi ke kecamatan meliau dengan milir. Milir
dilakukan jika ada kebutuhan yang harus dibeli di pasar meliau. Pak sutarmin biasa pergi
milir untuk membeli barang tang akan dijual di warung kecil di teras rumahnya. Warung
kecil ini baru dibuka sekitar dua tahun ini. Menurut mamak, penghasilan dari buka warung
ini lumayan untuk menambah pemasukan keluarga, meskipun kecil jumlahnya. Milir
menjadi aktivitas rutin bapak setelah membuka warung kecil di rumahnya.
Keramaian seberang sungai. Saya main ke keramaian bersama mamak dan gloria.
Keramaian ini dalam rangka acara HORPEM (Hari Olahraga Pemuda). HORPEM dilakukan
dengan mengadakan pertandingan sepak bola antar kampung. Tampak spanduk kampanye
politik di balai utama tempat skema pertandingan tertempel dan tempat berjoget pula saat
keramaian malam. Tidak hanya kaum laki-laki yang meramaikan menonton pertandingan
sepak bola ini, namun kaum perempuan seperti ibu-ibu dan pemudi kampung, serta anakanak pun sangat antusias. Keramaian seperti ini menjadi hiburan live tersendiri bagi
masyarakat selain tetevisi yang sering hanya bisa ditonton mulai dari waktu maghrib sampai
jam sembilan atau sepuluh malam. Ada beberapa aktivitas yang mengiringi pertandingan
sepak bola ketika berlangsung. Gubuk atau warung –warung menyediakan makanan ringan,
minuman es serbuk, arak, air mineral sebagai teman menonton pertandingan. Aktivitas yang
terlihat adalah main kolok-kolok dan biliar. Warung-warung yang menjual sosis, daging babi,
daging anjing, arak, sayuran, pakaian, perabot rumah.
Kolok-Kolok. Permainan dadu yang selalu ada ketika ada keraiaman di setiap desa. Tak
hanya bermain dadu, tetapi terdapat uang yang dipertaruhkan disetiap gambar yang muncul
dari suatu kocokan dadu. Bisa dikatakan kolok-kolok adalah perjudian. Perjudian yang
dilegalkan oleh masyarakat setempat, karena hasil dari kolok-kolok juga menjadi salah satu
pemasukan dana kegiatan HORPEM melalui pajak yang ditetapkan oleh panitia HORPEM.
Sempat gloria, rekan saya, hendak mendokumentasikan aktivitas kolok-kolok, namun
ditegur oleh bandar judi. Mereka terlihat takut dan tidak suka jika aktivitas mereka diambil
gambar. Mereka takut jika foto atau video itu akan dijadikan bukti untuk dilaporkan ke
kepolisian. Uang yang dipertaruhkan mulai dari seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu,
hingga dua puluh ribu, bahkan lebih. Ada berbagai cara melipat uang yang dipertaruhkan.
Sempat diberi tahu oleh Tole, anak bapak Su, namun saya lupa tak mencatatnya di buku
monyet. Menariknya, kolok-kolok menjadi sebuah perjudian bagi semua kalangan, tak
pandang umur dan jenis kelamin. Kolok-kolok menjadi perjudian yang lumrah dilakukan baik
orang dewasa, pemuda, maupun anak kecil atau anak usia sekolah dan baik itu laki-laki atau
perempuan. Balita yang masih dalam gendongan sang ibu pun, sudah diajak oleh sang ibu
yang asyik bermain kolok-kolok. Ada yang namanya bandar. Bandar adalah seorang yang
memiliki kuasa untuk mengocok dadu dan mendapatakan uang taruhan jika orang-orang
yang main kolok-kolok tidak beruntung mendapatakan gambar yang cocok dengan uang
yang mereka pertaruhkan yang diletakkan diatas gambar-gambar dengan berbagai lipatan
yang dirasa hoki. Gambar-gambar yang digunakan dalam kolok-kolok adalah berbagai jenis
hewan yaitu ikan, kalajengking, kepiting, dan ada beberapa gambar lagi yang tidak saya
ingat. Orang-orang yang bermain kolok-kolok duduk berbanjar satu baris diatas kursi kayu
panjang yang sangat sesak dengan orang yang menonton kolok-kolok. Mereka duduk
didepan gambar-gambar berbataskan persegi setiap gambarnya yang didipasang di meja
yang diduduki oleh sang bandar. Saya tidak akan berbicara anyak tentang kolok-kolok
karena saya hanya sekali mengunjungi gubuk beratap layar tempat kolok-kolok dimainkan.
Panas, sesak, ramai, penuh dengan keringat, adalah suasana yang saya temui saat saya
berada diarea gubuk kolok-kolok. Ditambah dengan anjung dan babi yang bebas berjalan di
area yang saya pikir sempit dan dan sesak itu membuat saya berpikir tidak akan ada kali
kedua saya berada di area kolok-kolok itu, karena jujur saya takut dengan anjing dan babi
dan saya kurang begitu tertarik dengan permainan kolok-kolok.
Pak martianus. Adalah ketua rt o2 suak mansi. Penuturan pak Martianus, dayak suak mansi
adalah dayak desa. Dayak desa memiliki bahasa dayak yang lebih mudah dipahami daripada
macam dayak lain yang ada di Kalimantan. Pak martianus bertandang ke rumah pak
sutarmin untuk sekedar bersantai menotonon tv dan ngobrol tentang aliran-aliran Islam.
Obrolan ringan tentang aliran-aliran Islam ini dimulai ketika sedang menonotn siaran berita
penentuan tanggal satu romadhon yang menandai dimulainya puasa tahun ini. pak Su
mengatakan, beliau memiliki saudara yang beliau katakan Islamnya berbeda dengan Islam
yang dianut oleh pak Su. Saya pun ikut mendengarkan, dan saya pikir yang dimaksud oleh
pak SU adalah LDII, karena menurut cerita pak Su, saudaranya tidak mau sama sekali
bersalaman dengan lawan jenis, kemudian ketika sarung atau mukena mereka dipinjam oleh
orang lain, sarung atau mukena tadi dicuci karena dianggap sudah tidak suci.
Sekitar pukul sembilan, pak martianus mengajak pak su untuk melihat keramaian di
seberang sungai belakang rumah pak su. Sebagai anggota panitia keramaian, pak rt setiap
malam mengecek keamanan di keramaian saat malam, dikhawatirkan ada perkelahian
karena banyak orang yang mabuk dan ada pula perempuan-perempuan pejoget.
Hari 3. Selasa, 9 Juli 2013.
Bangun 5.20 seperti hari sebelumnya aktivitas pagi di selasa ini, minum kopi, nyantai,
ngobrol ringan, melakukan pendekatan dengan keluarga baru, diteras rumah, pagi yang
dingin, karena malamnya hujan lumayan deras sekitar pukul 2 dini hari.
Mencoba mencari sinyal di lantai atas rumah bapak. Alhamdulillah dapat sinyal, nelpon
keluarga di rumah, kasih kabar.
Ziarah kubur. Selesai menelpon keluarga di rumah, saya mendengar rencana bapak mau ke
kubur, saya menawarkan diri untuk ikut, awalnya bapak enggan menerima, namun akhirnya
boleh sama bapak. Berangkat pukul 9, ada bapak, saya, supri, tole, mamak eko, dan fitri.
Supri dan tole adalah anak kedua dan ketiga bapak. Fitri adalah anak ketiga mamak eko. Ada
beberapa dokumentasi foto dan video untuk aktivitas saya di hari kedua tinggal di Suak
Mansi.
Sempat berbincang dengan bapak saat melewati hutan menuju kubur keluarga bapak. Saya
bertanya tentang bagaimana bapak dapat memiliki kebun sawit. Bapak bercerita kepada
saya, bahwa sawit mulai ada di Suak Mansi pada tahun 1992, perusahaannya bernama BHD.
Ada musyawarah antara warga dengan pihak perusahaan tentang akan adanya perkebunan
kelapa sawit di Suak Mansi. Kepala dusun berperan sebagai jembatan atau penghubung
antara warga Suak Mansi dengan pihak perusahaan. Kesepakatan yang ada saat itu antara
warga dengan perusahaan adalah warga harus menyerahkan tanah seluas 7,5 hektar kepada
perusahaan, warga mendapatkan haknya 2 kapling kebun sawit. Jika tidak memberi tanah
ke perusahaan, tidak mendapat kebun sawit.
Lumayan mendapatkan informasi dari bapak dan yuyud selama perjalanan berangkat dan
pulang dari kubur, namun informasi yang didapat diluar pertanyaan yang saya cari
jawabanya. Sebagai tambahan data saja, akan saya sampaikan disini.
Pertama, tradisi ziarah kubur sebelum memasuki bulan puasa. Perlengkapan yang dibawa
untuk ziarah kubur adalah bunga, daun pandan, sabut kelapa, jerigen air, dan korek. Mereka
sebut semua itu dengan sajen. Perjalanan menuju kubur melewati hutan dan menyebrang
sungai. Perjalanan kami lalui sekitar tiga puluh menit. Sampai di kubur, bapak, supri, tole,
mamak eko, dan yuyud membersihkan terlebih dahulu kubur saudara mereka, setelah
dibersihkan, kemudian disiram air sungai yang dimasukkan ke dalam jerigen yang diambil
saat perjalanan menyebrang sungai. Lepas menyiram kubur dengan air, bapak menyiapkan
sajen didepan kubur. Sajen tersebut adalah sabut kelapa yang dibakar, sambil asap
mengepul dari sabut kelapa tadi, bapak membaca doa-doa, kemudian terakhir adalah
menyebar kembang di kubur.
Kedua, data tentang pandangan pemuda akan pendidikan. Berbincang dengan yuyud,
pemuda Suak Mansi kelahiran 1998 ini putus sekolah saat kelas tiga SD, dia berkata dia tidak
bakat sekolah, nakal di sekolah, merasa tidak cocok sekolah, akhirnya dia keluar.
Masak besar di rumah mbah tugiran, sang imam masjid Suak Mansi. Pulang dari kubur,
mampir ke rumah mbah tugiran, ada masak-masak untuk acara nanti malam, yaitu malam
tarawih pertama di Suak Mansi. Mbah uti, mbah ngatijem, mamak su, mbak siti, ita, gotong
royong masak besar, diantaranya masak ayam, nangka muda, mie.
Setelah mampir sebentar di rumah mbah, saya diajak yuyud untuk mengepel masjid, karena
malamnya akan ada sholat tarawih berjamaah. Saya, yuyud, tole, supri, shela ngepel masjid.
Yuyud mengatakan selalu dia yang membersihkan masjid ketika menjelang ramadhan. Saya
mendokumentasikan setiap sudut masjid.
Masjid sederhana dengan lantai kayu beralaskan karpet berbahan dasar plastik (red (Jawa):
perlak). Ada mimbar yang juga sangat sederhana untuk sang imam melakukan khotbah.
Pengeras suara yang digunakan di masjid ini mengandalkan tenaga listrik dari genset
swadaya dari warga yang beragama Islam di dusun Suak Mansi. Di masjid inilah terdapat
fasilitas kamar kecil dengan wc yang airnya mengandalkan dari air hujan yang ditampung di
bak penampungan.
Sebelah masjid ada

rumah kosong dengan biliar yang rusak, nampak beberepa anak

memainkannya. Saya melihat, foto, video.
Tradisi saat tarawih pertama di Suak Mansi. Suak Mansi adalah satu-satunya dusun di desa
melawi makmur yang memiliki masjid. Muslim di daerah landau, nek sawak, tanjung iman,
dan daerah sekitarnya pergi ke Suak Mansi untuk melaksanakan sholat jumat. Masjid
berdinding kayu yang meskipun tak penuh jamaahnya tetapi tetap hidup walaupun hanya
satu, dua, tiga orang yang berjamaah di masjid.
Tradisi yang ada pada masyarakat muslim di dusun Suak Mansi ketika malam pertama sholat
tarawih adalah makan bersama dan doa bersama. Makan bersama dilakukan setelah sholat
tarawih dilakukan. Sahalat tarawih dilakukan sebelas rakaat dengan imam mbah tugiran.
Pada acara makan bersama ini, masakan yang dibuat oeh istri mbah tugiran dengan mbahk
siti, mamak sugi, dan mbah ngatijem, adalah nasi putih, nasi kuning, ayam ingkung,
gori/nangka muda, mie, bubur, oseng rebung dan tempe, peyek, apem, kopi, teh. Ada
bebrapa makna dai makanan tersebut.
Mamak Pingah sang Pencari Burung. Maghrib tiba. Bertemu dengan mamak pingah/paini
dan mamak gesot/tuginem di masjid, ngobrol setelah sholat maghrib. Mamak pingah
pencari urung. Burung bukit 300ribu, burung payak 150ribu. Seringnya nyari burung bukit.
Tiap hari nyari, dapat, dijual ke orang. Toko pelnagi landau. Mamak pingah punya anak tiga,
rupingah, budi, ketut. Budi kerja di BHD, gaji tinggi, baru kerja 4 buan, tiap bulan gaji naik,
gaji 5 juta. Budi melarang emak dan bapak nyari burung, tapi mamak bapak tidak mau,
krena mereka hobi. Minggu kemarin nyari burung ketemu ular besar, dikejar, akhirnya
pulang ndak bawa burung. Mencari burung di hutan memakai pukat, mamak pingah pandai,
tidak ada yang mencari burung selain mamak pingah dan mbah Muri di sini. Penghasilan
mencari burung lebih tinggi daripada noreh atau penghasilan tani sawit. Mencari burung
dapat tigaratus ribu sehari, sedangkan noreh dan sawit belum tentu dapat segitu. Mamak
punya kebun sawit, tapi yang manen anaknya, suruh ngurus anaknya, nanti anaknya dapat
upah.
Obrolan dengan mbak siti lepas tarawih. Mbak siti adalah istri mas mur, anak mbah tugiran,
imam masjid. Ngobrol sebentar, mbak siti bercerita tentang pengalaman hamil saat bulan
puasa. Meskipun dalam keadaan hamil mbak siti tetap puasa, satu bulan penuh, karena
mbak siti berkeyakinan kalau puasa penuh maka doa dan keniginannya dapat tercapai atau
dikabulkan oleh tuhan. Mbak siti asli dari balai pekuak, seorang dayak. Mbak siti pidah
menjadi islam ketika menikah dengan mas mur. Pertemuan mereka hingga bisa menikah
berawal ketika mas mur main bola, mbak siti menonton pertandingan, akhornya kenal dan
dekat hingga mbak siti memutuskan pindah keyakinan dan menjadi istri mas mur.
Hari 4. Rabu, 10 Juli 2013
Puasa hari pertama. Menu sahur adalah seperti menu saat makan bersama di masjid.
Rekaman suara 7.
Terdengar ibu memecah es batu. Ada bapak mamak, supri,tole. Izza meau mencari sinyal
telkomsel minta diantar sama bapak. Terdengar suara motor. Supri dan tole main petasan
yang kemarin dibeli sama bdegarapak di meliau. Ada shela memanggil manggi tole dan supri
dengan sebutan kakang. Ibu memperingati tole jika petasannya kena orang. Ada atun, ibu
mneyapa mau kemana tun. Terdengar suara petasan jedor jedor. Petasan dibel dengan uang
tole, tole nitip sama bpak uang seratus lima puluh ribu, dikira tole seratus ribu itu dibelikan
petasan semua, padahal bapak hanya membeli petasan lma puluh ribu. Petasan tersebut
dijual seharga seribu per bungkus. Tetapi lebih banyak dibuat mainan sendiri daripada untuk
dijual. Jadi bisa dibilang tidak ada untungnya.
Hari 5. Kamis, 11 Juli 2013
Rekaman 8.
Latar : di rumah kak meren. Ada saya, gloria, izza, kak meren, dan mamak meren.
Mamak meren mengatakan, di riam jebol banyak emasnya, meskipun kecil-kecil. Ada
tambang emas yang tidak seberapa jauh dari kampung ini. Izza bilang ndak ada kerjaan apaapa pas puasa malah jadi lemes. Meren : orang puasa yang mulanya kurus bisa tambah
kurus. Izza : malah jadi gemuk. Butuh istirahat.gloria menunjukkan penelitianyya yang dulu
dikasaih foto dan tanda tangan, namanya aji, buat kenag2an utuk gloria. Jangan jadikan
kesalahan menjadi penyesalan. Aji itu kayaknya omnya aji itu. Dulu dia punya ponakan,
nakal, penelitian di pekalongan, tapi vega agak jauh. Aku di rumah terus. Seminggu
kemudian baru akrab. Peneltian tentang pariwisata, dulu partner mbak erina, dia
pendidikan. Meren : masing masing memiliki tema atau judul peneltian, kalau ada yang
sama enak bisa nyontek. Meren: nanaya saya penelitiannya tentang apa, sya jawab sawit.
Berarti kalau ada panen ikut panen ya. Ibu meren: itu panennya sekitar tanggal dua puluhan
kalau mau ikut. Izza : cerita pada saat dia sakit di rumah sakit, sakit dbd, ada pasien yang
kakinya kena gancu.
9.Tajuk
Tajuk sama dengan arak tapi ada yang digunakan sebagai ramuan. Ada kacang ma, sejenis
arak, dikasih daun kacang ma. Ada daunnya situ. Namanya kacang ma tapi dia daun. Itu kan
mereka bikinnya pakai ayam, campur ayam, diminum, untuk obat, cocok untuk orang hamil,
biar darah kotor lepas melahirkan keluar, biar seger.
Nety tidak sehat, gampang sakit, parah penyakitnya, lambungnya sakit. Dibawa ke
pontianak, kena penyakitnya disana juga. Mbak siti juga sakit lambung. Gara-gara makan
nanas.
Izza nanya ada yang hamil tu ndak disnini, ada. Pakai bidan desa. Dulunya sih kalau masih
hidup orang jawa, tapi dia diam di melawi. Kalau orang landau pampang dua kalau ada yang
mau lahir manggil dia semua. Tapi sekarang sudah meninggal. Kita pun dua dua anak pakai
bidan orang melawi itu. Waktu itu belum ada sepeda motor, jalan kaki pakai sepeda.
Bapaknya pergi ke me;awi naik sepeda pulangnya bawa bidan desa. Kalau ada motor macam
sekarang enak, jauh pun jadi dekat.
10. bicarakan orang yang teler tetapi naik sepeda motor. Bang giring. Ndak berani numpang
edi ngebut, dia takut lalu bannya bocor, lalu jalan kaki, untung ada orang daerah mana nuk,
apa namanya balai imbung, orang kerawang katanya, lalu tanjal orang tiga. Edi udah ndak
bisa bawa motornya. Cewek ditinggal di pampang dua, dia minejm motor bibi ngambil
yunike dipampang dua, mau dibawa sudah ndak kuat.
Preman kayak preman itu mbak siti. Dibilang ngebut ndak ngebut dibilang ngebut ngebut.
Mabuk bisa bawa motor ndak pakai lampu. Jatuh bangun lagi, jalan lagi pakai motor, jatuh
jalan lagi. Kata orang sih ndak terasa, kalau mabuk ndak kerasa sakit.
Bicarakan temannya gloria. Mucin, sumbing, olga.
11. di rumah ibu ibu mengisi formulir pendaftaran paud. Waktu paud tergantung banyak
suara orang tua, minta pagi atau sore, kalau banyak minta pagi ya pagi, kalau sore ya sore.
Tempatnya di bekas cu.
12. kalau lewat ini pasti jatuh, ada yang dorong, ndak ada orangnya, penjaganya jahat, tapi
sekarang udah ndak ada penaganya, udah lama ndak ada penjaganya. Disni dulu banyak
yang nayri emas, biasa bulan puasa nyari emas. Sekarang udah nddak karena ada yang
marah, yang punya tanah marah, yang punya namanya senci, oarng dayak. Kemudian
banyak yang ndak berani nyari emas disini. Belakng rumah pernah dicari emas, sekarang
udah ndak ada emasya. Emasnya kasrakasar. Seboyu dekat nek wsawak, jauh dari sini,
gunung melawi. Aku yang gaykanya ssaya lihat kecil kecil, dulu gampang nyari emas,
sekarang payah. Kalau di kampung ndak perlu pakai mesin yang penting mampu ndak
ngayak, kerja emas pun mau, harus sabar, kalau ndak sabar ndak bias, macam sidak (orang),
tapi bukan di kampung ini di lombak, nari emas pakai mesin mati. Kalau pakai mesin itu kan
lobangnya kan besar, anak buahnya masuk ekdalam ngambil tanahnya engkohnya kata
orang sini yang ada emasnya, lalu bosnya yang diatas nyemprot nyemprot ndak tau ada
naka buah dibawah, mesinnya dihidupin ahirnya mati. Kalau mesin kan semuanya kan bisa
roboh. Dafi nanay nau pulang ndak.
Pagi membuat catatan lapangan. Bapak dan emak noreh, berangkat setlah shubuh dan
pulang pada pukul sepuluh pagi.
Harus ke pampang dua untuk beli es. Diajak mbak siti beli es ke pampang dua. Harga es di
pampang dua adalah dua ribu per bungkus. Jika membeli di Suak Mansi, di tempat pak sabar
(seorang tokeh) harga es per bugkus adalah lima ribu, jadi mbak siti lebih memilih membeli
es dipampang dua meskiun harus naik motor dan melewati jalan terjal selama tiga puluh
menit. Saya bonceng mbak siti edngan perasaan takut kalau kalau saya jatuh karena medan
yang terjal dan tak biasa bagi saya, saya mendegar sedikit cerita dari mbak siti. mbak siti
cerita dia jualan arak diwarung keramaian, awalnya dilarang sama mbah tugiran, tetapi
mbak siti tetap jualan. Adik ipar mbak siti bilang wong islam puasa kok jualan arak,mau
dikasih uang haram itu anaknya, tapi mbak siti cuek saja, toh niatnya kan cari uang,
kalaupun takut ngasih makan uang haram sama anak, mbak siti rela uang hasil jualan
diserahkan ke orang semua, buat amal.
Obrolan di rumah mamak meren. Setelah beli es di pampang dua dan menaruhnya ke
warung, bertandang ke rumah mamak meren. Ada saya, gloria (partner saya di Suak Mansi),
izza (partner), mamak merent, dan kak merent. Mamak merent membuatkan minuman
untuk kami, karena saya sedang puasa jadi maamk merent hanya membutakan minuman
untuk gloria dan izza, mamak membuatkan mereka kopi. Ditemani dua gelas kopi dan hp
samsung gt milik saya, kami memulai obrolan tentang bagaimana ketika puasa. Meren
bilang kalau puasa bisa tambah kurus, tapi izza menimpali kalau puasa malah bisa tambah
gemuk karen pas buka maknnya banyak. Lalu berbicara tentang kegiatan kami disni, bahwa
kami disini sedang melakuakn penelitian. Saya bilang saya melakukan penelitian tentang
petani kelapa swit. Meren mengatakan berarti saya ikut panen sawit juga, saya mengiyaka.
Mamak merent menawarkan saya melihat alat alat yang digunakan untuk memanen sawit.
Melihat alat alat yang digunakan untuk manen, ada gancu, agrek, dan dodos. Agrek
digunakan untuk mengambil tnadan saqit di pohon sawit yang sudah tinggi, dodos
digunakan untuk mengambil tandan sawit di pohon sawit yang masih pendek, gancu
digunakan untk mengambil tandan sait yang telh jatuh ke tanah, utnuk selanjutnya diangkut
dengan mnggunakan tas kayu rotan yang digendong.
Mama merent cerita tentang falen, seoang anak disabilities di kampung Suak Mansi. Falen
adalah keluarga mamak. Mamak dan bapak falen juga ermasuk orang dengan disabilities.
Dulu falen mau dirawat sama mamak meren, tapi meren tidak setuju, repot ngurus adik.
Mamak meren bilang kalau falen diurus sama kita pasti jadinya dia anak yang waras. Falen
suka mengambil barang orang dan kenudian barang itu du buangnya, masyarakat suka
marah sama falen karena kelakuannya itu. Misal ngambil barnag lalu barangnya dia pakai,
masyarakat tidak marah, sebaliknya dia mengambil barang lalu dibuangnya.
Meren cerita akan ada pembukaan paud di Suak Mansi yang dilaksanakan pada tanggal 20
Juli 2013, paud ini adaah paud pertama di dusun Suak Mansi yang dirintis oleh kalangan
gereja. Paud ini bernanung dibawah yayasan lentera kasih borneo. Meren sebagai salah satu
calon pengajar di paud ini, mempromosikan paud ke warga Suak Mansi dengan
mengunjungi tiap tipa rumah warga. Dia menjelaskan tentang syarta dan pembayaran
pendaftrannya. Paud ini tidak hanya untuk merek yang bergama kristen, tetpai untuk semua
yang berminta igin mneyekolahakan ankanya ke paud.
Main di riam jebol. Siang yang sangat panas di Suak Mansi. Meren mengajak kami main ke
riam jebol. Riam adalah sungai dengan batu batu besar yang indah. Berjalan kaki menuju
riam, ada saya, gloria, izza, meren, supri, dan dafi. Belum sampai ke riam jebol, meren
mengajak kami mampir sebentar di sebuah rumah dekat jembatan. Meren memberikan
formulir pendaftaran paud kepada ibu pemilik rumah dan menungguinya mengisi formulir
pendaftaran itu. Rumah berdinding dan beralas kayu, beratap daun yang bisa dibilang kecil,
saya menemukan tempelan-tempelan kertas didinding kayu depan rumah tersebut. Ada
brosur undangan acara di gereja bebrap hari yang lalu yang diisi oleh andy idol dan seorang
pendeta asal papaua pada hari mimggu tujuh Juli 2013 puluk lima sore bertempat di halamn
gereja gapin dengan tema menjadi genrasi pemenang. Kemudian ada juga trmpelan kertas
tentang peraturan pertandingan bola volley dalam rangka gawai nyopat sowa podi pampang
dua 2013. Selain itu ada juga tempelan kertas berisi undangan daam rangka merayakan
pesta gawai adat dayak di dusun pampang dua pada tanggal 8 juni 2013 volley ball putar
putri utnuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan pad atanggal 19 mei sd 15 juni
2013. Ada pula peta pertandingan volley. Saya mengambil foto tempelan tmpelan kertas
tadi sembari menggu ibu pemilik rumah mengsis formulir pendaftaran paud, terlihat sang
anak berumur 5tahunan, anak sang pemilik rumah makan di depan pintu rumah dengan
membawa piring di tangannya dan menggnakan sendok.
Selesai ibu pemilik rumah mengisi formulir pendaftaran paud, kami melanjutkan perjalanan
menuju riam jebol. Panas terik membuat saya tidak sabar sampai di riam jebol, penasaran
bagaimana sih riam jebol itu yang sering mereka ceritakan. Beberepa menit jalan, kami pun
sampai di riam jebol. Riam jebol adalah salah sati bagian dari sungai turunan dari sungai
melawi yang memiliki batu-batu besar ditengah dan pinggir sungai. Ada salah satu bagian
yang dulunya menjadi area penacrian emas oleh warga. Ada dibawah pohon besar. Namun
sekarang masyarakat sudah tak ada lagi yang mencari emas di area itu. Masyarakat lebih
memilih noreh dan memanen sawit, karena penghasilan dari mencari emas tidak pasti.
Cerita seorang Dafi. Dafi adalah anak usia kelas enam SD. Dia besekolah di SD Suak Mansi.
Asal – usul dusun Suak Mansi. Sumber cerita orang tuanya. Suak adlah air kecil, mansi
adalah tenang, jadi suak mansi adalah ar kecil dan tenang. Menurut penuturan dafi, umur
dua tahun sudah punya motor. Nabung satu juta buat kredit motor. Dafi suka nabung. Kata
dafi kalau nabung semua keinginan tercapai. Cerita tentang penunggu sungai. Ada tiga
tempat di suak mansi yang konon ada penunggunya, di riam jebol, lihat video riam jebol.
Malam lepas tarawih ke dua puasa. Berbincang dengan supri.Ibu heni kelas dua. Ibu susanti
kelas enam. Ibu meren kelas emapat. Pak mita kelas lima. Kepala sekolah pak narwito,
menurut supri beliau galak, supri pernah ditampar. Ujian nasional 2013 di sd suak mansi 26
hanya enam murid. Mereka adalah supri ( triadi supriyatno, andi firmansyah (suak mansi
hulu), agustinus adem (dekat gereja gapin), Devi (dekat masjid), tata (dekat pak sempe),
fany permata utama. Perubahan jumlah siswa. Kelas satu ada tiga belas siswa, kelas dua
berkurang menjai dua belas, pedi keluar karena pergi ke pontianak dan akhirnya noreh.
Kemudian kelas tiga berkurang satu lagi, tinggal sebelas siswa, yuyud keluar dan menjadi
penoreh. Kelas empat berkurang lagi satu tinggal sepuluh siswa. Kelas lima berkurang dua,
tinggal delapan siswa. Dan kelas enam akhirnya sisa enam siswa yang masih bertahan
melanjutkan dan menamatkan jenjang sekolah dasar. Karena ada uda siswa yang tidak naik
kelas, mereka adalah doni dan franky. Kondisi sekolah. Ada ruang kelas dan ruang guru atau
kantor guru. Bangku kayu banyak yang rusak. Tidak ada perpustakaan. Dulu kepala sekolah
ada pak rahman namun sekarang beliau telah pindah ke sd pampang dua. Pak narwito dari
kuala rosan. Mata pelajaran yang diajarkan adalah bahasa indoensia, matematika, ipa, ips,
olahraga, dan seni.
Hari 6. Jumat, 12 Juli 2013
Bangun jam 06.00. asah asah, nyapu. Bapak pulang dari mukat dengan supri dan tole, dapat
tujuh ons. Bapak dan izza milir. Adi, adik meren berangkat kerja di bengkel pampang dua.
Ada truk mengangkut sawit orang nek sawak, dibawa ke bhd dengan menggunakan truk
milik pak sabar.
8.58, terlihat bapak meren menimbang karet di warung pak sabar. Ank anak main mercon,
ada pak mustofa di rumah pak sabarno, pak mustofa adalah pak mantri yang setiap minggu
ke suak mansi untuk memberi layanan kb kepada warga dn juga layanan kesehatan lainnya,
seperti pemeriksaaan penyakit.
Bapak cerita tentang pak david yang dulu menjadi ketua KUD.
13. pohon getah dulu, kalau sawit sih baru baru, bibitnya dari perusahaan, kita ngasih tanah,
dikasih bibit, dulu dikasih bibit satu kebun dua ratus lebih pokoknya, phonnya, ada yang
amti, mati ndak kena panas, kadang kadang dimakan binatang.
Rokok ndak ada beli bapak itu. Mamak falen menawari rebung. Mamak lagi batuk ndak mau.
Pak eko sembahyang.
Mamak perutnya sakit, biasa kalau udah gini, bulan enam belum lama, kalu ujung ujung
bulan tujuh enak puasanya. Biasa mamak paling pol lima hari satu minggu. Terdegar suara
khotbah dari masjid.
Mbah tugiran sawitnya banyak, sana satu, dua , tiga, empat, lima, lima kapling. Kapling itu
belum tentu mengahasilkan. Kalau punya itu, kaka bapakku itu berpaa kapling ja sekebun
hasilnya main 60an ton, biasya bah, pupuknya terus, kalau disni mana, ndak pernah, macam
mamak paling dua tiga kali ngasih pupuk, mana ada hasilnya. Pupuknya mahal, satu karung
seratus lebih, beliya di bhd, kita bayar, cicilan. Sini udah panen dijual di warung2, murah
kalau diwarung, bias kalau di pabrik seribu, seribu seratus, di warung paling tujuh ratus.
14. lama baru datang truknya, berangkat jam tujuh. Itu sawitnya orang nek sawak, tapi
pakai mobilnya pak sabar ngangkuntnya, kalau satu ton seratussatu bulan sekali terima
uang, sama bah disni kalau panen terima unag langsung habis, di bhd nya diawa siapa2
kalau da mobilnya, gabung sam aoarang bawa ke bhd nya.
Ada orang nawari sayur, mamak mau tapi sya bilag ndak usah tadi udah ada sayur.
Nunggu pak eko. Mur lewat ndak inegt kalua jumat, ndak smebahyang.
Bapak lupa ada titpan emak yang ndak dibeli. Belanjanya udah banyak, besok besok lagi,
yang penting ada sayurnya, sayurnya pasti ada lah.
Mamak falen nunggu pak sabar mau nimbang karet, pak sabar sedang sholat jumat.
Suruh beli obat ndak beli obat kan. Kae kangkung, apik2. Satu iekat dua ribu. Ini sayur sore
ja, bayam untuk pagi.
Ada pak mus di rumah pak eko, nyuntik nenek, sakit. Tiap satu minggu pak mus kesnini.
Suntik kb orang sini.
Hari 7. Sabtu, 13 Juli 2013
Pagi bapak ngarit, setelah selesai langsung milir untuk beli bensin yang kan dijual di rumah,
karena bensin bapak tinggal sedikit.
15. latar : Di rumah bapak su, lepas tarawih, ndak nonton tv, karena dipakai izza ngecharge
laptop, ndak kuat dayanya kalau nonton tv, mamak su tidur. Tole main disebrang. Saya
nunjukin deklarasi spks di netbook saya kepada bapak su. Saya bacakan salah satu isinya
deklarasinya, jelasin sedkit. Saya tanya tahukah bapak sola deklarsi itu.
Bapak su : dulu sih pernah denger cerita tapi bukan daerah sini, dareah kapuas, bhd, pada
marah2 ke perusahaan, perusahan kan pintar, dia lari, tinggal lari ja aman.
Tahun 2006 tidak ada kelompok tani.
Saya sebutkan koordinator melaiu. Bapak ndak tau.
Bapak su : Orang ndak peduli, kalau panen jual ja, yang penting dapet uang. (Sambil makan
kuaci yang tidak asin, kata bapak kuaci jawa besar2)
Bapak su : Kesepakatan tahun 92, ada tertulis, tapi itu kan, masalah penyerahan tanah,
nyerahkan harus 7 hektar setengah. Dua hektar perkebunan, dua untuk rumah. Kalau ndak
punya tanah 7 hektar ndak bisa, itu yang pasti, tapi kalau ngotot pun dapet, ngotot ke
kepala dusun dan perusahaan, kalau yang ngotot dapet, tapi lambat, agak sulit ngurusnya,
ndak mudah kalau nyerahin tanah.
Bapak su : Di pak sempe. Kalau data itu baru, ada di kadus lama, pak dewan. Pak smepek
baru berapa bulan jadi kadus. Dulu ada pilkades, pergantian, karena kadusnya kan jagoin
anaknya, epin, ndak duduk, ndak kepilih, dia (pak dewan) udah mundur, yang kepilih pak
sempek, kepala adat pak sentor, pendeta paka majan. Pak sentor temenggung. (Diiringi
backsound game dari hp samsung galaxi izza yang dimainin sama tole)
16. bapak su : bapak ndak pernah ngukum orang, duit ngadat ya untuk yang ngadat, kalau
ngelanggar ya terpaksa mungkin, itu masih mungkin, pakainya denda ukuran real, satu real
kalau ndak salah sertaus ribu (izza nanya ndak tau). Kalau di pampang dua ketat adatnya,
harus nyari tuak, arak, babi, untuk makan2.
Kalu disini paling2 ya dapet, kalau ketahuan mentri adat dihukum, sekarang udah pada
pinter, kalau ada barang ilang dilaporin rt, dikembalikan, bapak sih ndak pernah.
Data2 di pak dewan, di pak sempen ndak ada. Pak dewan rumhanya deket jembatan.
Kebetulan dia ada disini dia pindah ke meliau, keluarganya disini, dia kerja di pt antam, batu
tambang, aneka tambang.
Izza nyapa
Pak dewan disini , orang sesukanya ja, begitu mau pulang pulang, dia suka ngelucu. Cuma
kadang2 kata orang dia kasar, marah2 sama warga, mabok, ndak jelas marah kenapa, kalau
lagi pusing, ngomel2 sama warga. Tu udah jadi kebiasaan , jadi warga udah ndak hirau lagi.
Pengurus disini dayak semua, temenggung, mentri adat, kadus, Cuma rtnya yang jawa. Yang
lainnya mabuk2 semua, dulu bapak meren mantan rt, yang gantiin pak martianus, dulu sini
pak sabar rtnya, trus diganti bapak, bisa dibilang wakil orang jawa.
17. semua, cucunya, itu yang mabuk cucnya dikasih itu yang mau dihilangkan, nanti kalau
mau dicari2 kan ndak ada, tanah orang dikasih ke keluarga, warga tau tapi dibiarain itulah
sbini au ndak pnya tanaah kalau berani gito dapet, kalau orang jawa nerimo ja, kalau dayak
sukanya ngotot. Apalagi kalau punya tanah dikit ja, ndak punya tanahj ja beranoi, misalnya
ada abnngnya yang jadi pengurus, inta ja.
Sertiikatanah, tapi samapai sektang belu mkeular, padaha utngnya udah nda bayak lagi
entah kepan kreddinya nditutp, setrtiffikta ndaj keluar, dulu pernah sih jadi wakil sekretari
keporasi, enak naya. Sekarang jadi peani , neak, mdank using,
Punya tanah peninggalan orang tua, sertifikat belum jelas, disni kalau tanah yang masih uth,
beum dijua ndak ad suratnya, kalu udah pernha dijual. Ngrus kadus, kepal desa, tris
kecamatamn, kantrnya di neg sawak. Dayak semua.
Cerita keluar bapak, ndak ytau lah gimana cerintan kok bisa punya bapak dua.
Saudara ada laki2 tiga, perempua tiga. Yang tua pertm a di lombak, lian Suak Mansi, jauh
tempatnay, tempta pertambang emas.
18. nomer dua itu sbelah itu, pak santo bapaknya yuyud, kalu dsay yang ketiga, adik say
yang jadi orang dayak, sar sartinah, adik say yang bungsu, kerja disanggau, perkebunan
sawit, karyawan paa itu, udah nikah pnya nak dua, tinggal di seealh bodok.
Dulu pas adik jadi dayak bapak ndak begitu jelas. Entah orang tua memang lemah, am
pkatyak bapak lemah, sebenarnya keras, tapi sayang anak ya apalah keinginan anak, udah
berbagai cara dipertahankan ndak mau, ya bagiamana.
Pak santo dapet orang dayak, tapi orang dayaknya masuk islam. Sartinah rumahnya
depannya pak sempe.
Makan kuaci, kata bapak ndak enak, ndak ada rasanya. Supri main.
Mbah dulu ninggalin tanah bnayak, bapak saya, yang kuburnya terakhir.
19. mau mnta ini, mak comblangnya yang ngambilnya, begitu udah anak tiga cerai , kembai
dnegan bapa sauya, lahir say, setelah saya lahir tau belum bapak ninggal kembali lagi ke
yang dulu. Pkonya yang 4 itu saudaa, kalu santi sma adik sma abapak. Cuma sya sendiri ja,
entah palah itu namanya, orang jawa sedukut sapa itu, satu mamk beda bapak. Mamak
diitnggal mati balik iut lagi.
Kalu aslinya ya iya, tapi ndak busa juga, bagi2 sma saudar, itupun udah diua2, unrtuk ngrus
epemkaman, dulu mana tanah ada harganya, baus eelah sawit ada harganya, kain pituh kita
kasih kebun. Satu arela kebun karet, 40an kilo.untuk aya2 lagui jual lagi sama otrang seblajh
jembaan tu, itu pakan masih kecil mana ahu, dapet cerita ja, sebel,
Yang bagi tanah keluarga, musyawarah. Kesepakatan udah.
Dulu karet semua, masuk sawit, udah habis, katanya kalau sawit untung.
Kurang.
20. tanahnya tapi kan 7 hektar.
Bibit dari perusahaan lewat kredit, sama ja. Kreditnya dan kpaki tahun, 13 juta, 325 batag
minimlanya.
Iza cerita didaerhanya.
Harga sawit ditetnui perusahharan, manut ja, mau turn naik, paling tingg i 1700 pas tahun
2010 turun sampia 400, sekatamg serbu lebih, penen terus, begiut ada truk angkut.
Karetnya tingga dikit, klau masih sang ya uth, ada orang beli solar.
Izza baca artikel di netbook saya, supri masih main game di hp izza.
21. jenis tanah, kalau pupuknya bnak buagh besar, sawit bisa hidup tanpa dirawatm bauah
terus, Cuma bedanya buahnya kalau dirawayt nbsara2.
Bapak beli pupuk 3 bulan seklai, disni ditaeari tkoke,e tergatung kita mau inta berap, dulu
per karung 2ratus ribu esekarag nda tau belum lei, karing 50 kg.
Toke itu tengkulak, kalau kira bilang tengulak gak enka orangya, kalu dak pernah dengar
tengkulak mungikin gak enak rasya, beda lah , halus toke.
Pak sabarno jad pengumpul tokek, sawitnya bnak, beli sawit orang yag lagu btuh duit,
kepept. Pak saabrno, mak eko oarang sini dayak, sabarno oarng jawa, di boyan ,masijh ltang
tanya, dulu gelola bapaknya ja,
Yang kaya bpaknya, yang kasih modal ekan ada orang tu seerti itu. Kalau sekarang saudah
mandiri.
22. Mamak bapak eko, sibuk ndak ada anak buah. Anak yang pertama eko masih sekolah.
Supri masih mani game, bapak nyuruh udah, gajak nonotn sebernag, supri ndk mau.
Cocolato kertika supri ngambil an makan ccokolatos.
Sudah disediaka hutan, tinggal mau apa ndak ngambil. Semua nyari hutan.
Suara diesel dan maian game izza yang dimainikan tole.
Hari 8. Minggu, 14 Juli 2013
Buat catatan lapangan untuk beberapa hari yang lalu.
23. jam tujuh.
Mbah marsinah main ke rumah. Ada shela. Shela minta air putih.
24. lihat foto di album.
mak eko dulu namany pinah, ditambah jadi isti aminah, yam diganti siti fatimah.
Masalah keluarga bang andre, dia pemabuk kata mamak.
Dulu bah ramai terus tiapa malam, ada heni, mamak buka jualan ini bah rami, beli kerupuk,
sekarang ndak ada heni sepi, banyak temannya bah. Mamak mau melahirkan lagi cari
perempuan lagi. Tahun berapa lah nanti. Dery udah ke pontianak. Ini bapak, ini namany a
jang tek. Ini dery. Ini namanya nanang, tapu udu jenenge asli, harmin kah namanya. Yang
sering main kensini tinggal yuyud. Ini namany rino. Ini mas tole, supri ndak ikut. Ini malam,
mamak udah tidur, ndak ada mamak ini. Ini perpisahan, ke masjid. Mbak syifa sama anu biki
agar agar. Masknya di tempat mbah, perpisahan di masjid.
25. kwaci hambar ndak enak. Ini pas nyebrang ke meliau, ini nunng hana, ini mau ke meliau.
Ini bagas. Ini di gereja, di sekolahan, ikut ngajar. Inikantor sekolahan.
Semenjak ndak ada heni, sepi, ndak ada yang main.
26. tenatng sekolah, supri ndak mau. Dulu heni smp di pontianak. Bapakny ndak tahan,
smpny adi ponti, tempatnya orang cina, baik banget. Dicariin eleknya.
27. tentang keluarga pak eko.
Hari 9. Senin, 15 Juli 2013
Buat catatan lapangan untuk beberapa hari yang lalu.
Hari 10. Selasa, 16 Juli 2013
Bedabul di rumah mbah tugiran. Selasa, 16 juli 2013. Pukul 13.00
39. Kecamatannya kokap kabupaten wates, kelurahan argorejo, tahun 79 ke kalimantan
diajak paman, sekarang paman di boyan, pindah ke sana, ikut kerja dengan paman. Umur
berapa kesini? umur 30 , udah nikah mbah? Udah. Anak ditinggal di jawa? Ya, ada tiga, istri
udah meninggal. Punya anak laki dua perempuan satu.
Yang disini cuma mbak sugi saja? Dua, adiknya di pontianak. Mbak wit? Bukan ada satu di
pontianak, yang satu di jawa, berkeluarga. Tahun 2011 kemarin ada kesini, kerja satu bulan
disini. Keluarga saya kan 5(hitung saudara), saya anak ketiga, adik dulu bareng saya ke
kalimantan. Dulu dia kan sama, berangkatnya bareng, biyen neg kene tahun 79, karet, boyan
kampung baru. boyan saiki neg dayak. Saiki wes neg dayak, anak 10 kuliah kabih, rampung
kabeh, dadi kabeh. di boyan tani sawit, semenjak tahun 90, deke nanam sahang pas
berharga, 1kg 90ribu, ketika itu panen hampir 10 ton. Nuku kapling sawit, saiki wis 8 kapling,
tandurane deke dewe lebih 2 kapling wes berhasil , kalau gajianiku deke ora kurang dari 45
juta tiap bulan.
40. Kakangku iku, mbakyuku, kerjane banting tulang, neg kene noreh ra kerasan, asal noreh
direken tekor, ra pernah ngesong, pindah boya, neg kono tani sahang, suwe2 kene buka
perusahaan 92, nukoni kapaling, nyerahake tanah gak eneng, larang apapun dituku, ketika
itu 7 juta mahal kapling, kalau tuku dijabut karo wong kene, direbut tuku maneh tuku
maneh, eneng 6, 7 kpaling, gak mampu manen dewe, gaji wong, tapi sauiki anake we dadi ,
kene tani kan karet, mulai 81 aku dadi karo mamake, iku kerjanane noreh, tiap hari, noreh
karo bakulan setitik2, suwe suwe isa nyekolahke anak, satu bulan ndak sampek sma, kuliah
tiga tahun, d3 di pontianak, murah, sebulan 600ribu, tahun 2007 selesai, mulai tahun 2003.
Wes kuliah urung sampek s1 gak eneg, harus ke bogor, jurusan perpajakan, gak nerusin s1,
disini gak eneg, kerjane neg dealer, di singkawang, mur disuruh kuliah ndak mau, di stkip
pun ndak mau, jurusan guru, mur sekolah sma kelas satu, dikon terus sekolahe ora gelem,
seg tuwa dewe tok seng rampung kuliah, jenenge ahmadi, sekarang tinggal edi singkawang
41. dia udah ada isteri sekarang udaha ada anak, cucu ada , dulu kami kawin masih muda
yang di jawa umur 20an, isteri umur sekitar 17. Pertama mbak sugi, rohman, yatno. Rohman
di pontianak udah kawin, kerja bangunan, yatno di jawa kerja, penghasilan kurang. kemarin
disni sebulan lebih bawa uang pulang hampir 5juta kalau dijawa sebulan dapat 6ratus udah
sukur, dia kerja ayam paling2 senbulan 6ratus, disni nyangkol punya sabar, sepuluh hari
udah 1 juta, ndak mau balik kensini lagi, ditanya ndak mau, disinimnyari uang gampang
buangnya gampang. Disini penghasilan gampang barang2 mahal. Apalagi kalau ndak tau
perincian penghasilan sekilan pengeluaran sekian, perhitungan harus kuat, kita makan itu
harus seadanya, lauk apa adanya, sekarang sama dulu begitu, sama saja, karena dulu kan di
jawa makan nasi seharui satu kali, satu pinggan udah dibgai2, di jawa itu kalau pagi makan
growol, tapi kalau semarang lumayan. Nasinya bukan keras macam sini. Lecak2, itu udah
dibagi2, sekali disni makan seenaknya. Ya kalau cuma membesarkan perut ndak mau
perhitungan, entek alas entek omah, paribasane wong jawa, nggo sangu ngibadah ora eneg,
sibuk, ibadah mana, nyari uang mana, kalau perincian kan, makan sekian, nabung sekian,
jelas.
42. Macam kami dulu kan nabung pertama satu juta lebih, beberapa tahun saya nabung,
nabungnya di kantor pos meliau, jalan sini masih jalan air, ndak ada jalan darat, pakai
sampan kecil, biasa kami naik mobil bawa getah naik , ke boyan ke meliau, kalau air pasang
air surut, yang susah kalau air surut, kandas airmya, narik sampai berhari-hari, bermalam
sampai ke boyan, biasa ke boyan mbawa anak buah, dari sini dihanyut ke melawi, pulangnya
bawa belanjaan, kalau sekarang sudah nyaman, pakai motor bisa, setidaknya harus
bermalam satu malam, kapal milik sendiri, dulu ada, lama2 dijual, sampan rusak , mesin
rusak, dijual ke pamapang dua, ada orang nyari, jual. Baru ada jalan, itu pas ada sawit buka
sini, tahun 91, 92, yang buat dari perusahaan, dia mau masuk perusahaan harus bikin jalan,
bikin jalanpun kena tanah kita ndak mau ganti rugi, karena yang untung kan kita di dareah
mreka nyari keuntungan sawitnya. Rugi ya rugi, kalau 5 meter panjang sepuluh meter udah
berapa, sekarang ke melaiu pulang balik pun ndak ampai 5 jam, kalau dulu dua hari pulang
balik baru nyampek. Ada proyek masuk sini, ada nyamannya, kalau berjalan sampai kesana
udah ndak pakai sampan, kita mau beli mobil pun sudah bisa, kalau sakitnya kita kan, tanah
kalau nyerahkan tanah 7 hektar cuma dapat 2 hektar, dua hektar kebun inti, dua hektar
untuk orang trans dari jawa. Jadi orang yang pribumi sini rugi.
43. Tanah udah kurang masih suruh bayar lagi, ngangsur kreditnya bibit sawit belasan juta.
Maka disini banyak yang ndak mau bayar kredit. Orang dari jawa ndak mikir sukanya, mikir
susahnya, dulu datang dair jawa masih kerja berat, karena sawit dulu belum produksi, masih
awal sawit, belum berhasil. Sekali berhasil masih berapa dulu, sekilo masih seratus duaratus
rupiah. Tahun 2001 masih paling2 seratus dua ratus, udah buahnya kecil, murah, kalu
sekarang harganya mahal tapi kan sesuai dengan kerjanya, kerjanya kalau ngegrek, manen
sawit, resiko besar, coba kalau pas ngegrek jatuh kena sawit, mati banyak kejadian, disni
masih ndak ada, yang banyak di ptp, sawitnya masih pemerintah, kalau sini plasma
masyarakat, tapi kalau ada yang nenaem sendiri pun dibelinya ke sendiri, banayk yang
annem sendiri. Cuma saya yang ndak

nanem sendiri , ndak mampu lagi, saya tidak

nyerahkan tanah, saya ada sawit beli semua, ada dari keluarag, beli orang trans satu kapling
2 juta 100, beli dari ipar saya dua juta, beli dengan ipar saya yangs sana 2 juta 4 kapling. saya
punya 20 hektar tanah , yang masih ada getah2nya, itu orang tadi yang minjem uang, yang
noreh, upahnya 20ribu.
44. Suak Mansi semua, dekat kebunnya, kebun sawit ndak jauh2. Dua hektar dikasih ke mur
dan siti, biasa sampai 3 ton tiap bulan, dijual ke bhd semua, kalau yang saya kerja itu karena
ndak banyak pupuknya sedikit2, paling2 satu ton, seribu per kilo, dapatnya sejuta. Hasil dari
karet, jual bahan pokok, jual kain. Ndak cuma satu sumber penghasilan, dari mana2, kalau
kita cuma motong ja, ndak makan. Kalau hengya ada ya berhasil kalu ndak, ya rejekinya
segitu. Bukan kita harus kaya, harta ndak dibawa mati, kalau mati yang dibawa cuma kain
putih dengan amal2 kita. Dulu itu ikut paman dua tahun, setelah itu langsung kawin. Dulu
rumahnya ndak macem ini, lebih parah dari rumah mbah ngatijem, dulu baru ada anak satu,
kalau dulu saya kan mrosal, judi, kalau orang jawa, tapi sekarang sudah ndak, kalau saya
tinggal judi, rumah dirajang2 sama anak saya. Rumah saya dirusak ahmadi, nakal, mur tidak,
kalau dia udah tidur saya lari, mrosal di kampung sini, makai daun ceki, itu kalau barang
jahat liat ja tau, tapi kalau barang baik lihat sampai jimbleng pun lama tahunya.
45. Kejahatan judi itu gampang, cuma tau caranya, kalu kita ngaji kita ngelihat pun lama
ketahauanya, orang ngaji sulit, alif bagaiman ba bagaiman panjang bagaimana, kalu baramg
maksiat sebentar pun ketahuann,itu karena ada godaan setan entah apa. tapi sekarang
udah 5 tahun ndak pernah judi, dulu mana keramaian pun macam ini aku ada, dimana
keramian pasti ada. Cuma saya judi ndak macem orang2 itu, kalau bawa seratus dua ratus
habis, kalau orang biasa jual apa jual itu, kalau saya tidak, kehabisan duit utang sana utang
sini, ndak bisa bayar kan kalau ditagih apapun yang ada ditarik, ada getah diambil getah, ada
emas diambil emas. Memang sampai bemalam malam, dua malam ndak pulang, itu asyik,
ndak habis, cuma tenaga badan itu sudah rusak, kurang olahraga am, kurang tidur. Datang
seorang mbah2 beli voucher pulsa. Mbah tugiran melayani pembeli itu terlebih dahulu.
46. Kalau pas dua tahun ikut paman ndak dikasih gaji, cuma bantu2, pagi noreh, sore
kelompok kerja, gesek kayu buat rumah, disini. Tapi bukan untuk saya, untuk paman saya,
paman saya di boyan, pindah, karena saya udah kawin, belum lama pindah rumanhya,
rumahnya sebelahnya mbak parti, udah lama pindahnya. Udah tua, istrinya udah meninggal,
anaknya 4 (ngitung anak), yang satu, dulu kawin ndak jadi, cerai, meninggal di kampung
baru, lama, sakit kanker payudara, meninggal. Saya punya anak ahmadi setelah satu tahun.
1981 kawin, 83 lahirnya, wit 86, mur dengan kakaknya, kesundulan, satu tahun kakaknya
lahir, lahir lagi si mur, ahmadi isrtrinya orang singkawang, bugis, islam, suami wit orang
jawa, karyawan ptp empalsemen, mur orang dayak istrinya.
47. mbah pernah pulang ke jawa, tahun 90 atau nggak 2ribu, itu pulang bawa dua, adiknya
kubawa sekalin, rohman namanya, yatno di jawa. Rohman dengan sugi dibawa, yatno masih
kecil, sama mbah, mbah dari mamak. Kalau mbah dari saya ndak seberapa dekat, mbah dari
saya kan kerjanya keras, ndak ngurusin cucu. Kerjanya mudah, tapi jaannya jauh. Kalau di
jawa itu dulu saya kawin kerjanya bikin genteng dan bata, tapi bata saya ndak, tapi kalau
bikni, jual genteng pun pakai sepeda, sampai ke berapa puluh kilo pun pakai sepeda, bahkan
mikul pun pernah sehari hari sampai gunung, berapa gajinya, ndak seberapa, kerjanya
oayah, gajinya ndak seberapa, gajinya nunggu kalau udah dijula, cukup buat makan saja,
kami dulu kecil sekolah pagi, sore kerja bikin genteng buat baya sekolah, baru kelas lima,
minta duit pakai buat spp, maka ndak mau ngasih, kelas lima sr bukan sd, tapi udah
dibelajari bahas arab bahasa tulis jawa.
Hari 11. Rabu, 17 Juli 2013
7:55:01
Bapak dan mamak milir. Mbah marsinah main ke rumah sama shela. Berbincang dengan
mbah marsinah tentang keluarganya. Duduk di kursi merah di dalam rumah bapak sutarmin.
64. Mbah marsinah.
Numpang tentara, udah gitu kata mamak balik ja ke rumah sini, balik ada tujuh bulan, pisah
dengan mamak baru kerja, sakit lah, tiap hari noreh bapak. Adi tujuh bulan pndah sini,
setelah itu kan bapake noreh dikit, tahun 82, dari anak tua sampai mur agak enak rejekinya.
Dari hamil samapi lahir sampai besar sampia punya istri rejeki mudah, lancar. Kalau adi,
anak pertama, delapan tahun sudah ikut noreh. Iku nreh dapat tiag ken lebih. Dibekukan
getahnya, bekalnya air mati, adi haus, minum cuka, udah mau balik, botolnya sama jadi adi
minum cuka, lalu berobat ke melaiu, kesananya pakai sepit, dulu pakai sungai pakai darat,
baru baru ini ada jalan darat, pakai mobil. Kalau pakai spit menderita, dua jam baru sampai
meliau, sekarang masih ada bekasnya, berobat suntik di meliau. Untung berobat sembuh,
paling menderita lah anak anak pertama, akhir kahir ini sampai punya cucu baru rejeki
gsmpang. Yang nikah duluan mur, baru wit, baru adi, adai malah yang terakhir. Ada bayar
langkahan, baju, duit, dua ngelangkah si mur, waktu itu kan mur nikah, baru setahun, wit
lagi belum ada tahun, adi lagi, belum ada setahan lagi yang di jawa nikah. Tiga tahun
berturut turut nikahin anak empat.
65. sini serba mahal. Sekarang sih udah agak enak bah, ndak kayak dulu. Hujan hujan noreh,
saking kepingin urip penak kayak wong, beli apa apa tercapai. Nabung terus, dari anak sd
sampai kuliah nabung, ndak pernah istilahnya utang. Adi kuliah d3. Udah nikah dapat orang
bugis, singkawang, itupun satu kelas kuliah. Pertama sampai selesai kuliah, nganggur
setahun, ndak jadi sama si adi. Singkawang sini jauh. Dari pontitanak masih jauh, kalau pakai
mobil masih tiga jam. Datang ke rumah, ngomong sama mamak. Kalau sama sama mau
sama sama setuju, mamak ndak paksa, kalau petani hidupnya susah, mau atau ndak. Dia
mau, terus antar sirih , ongkos nikah, minang kata orang sini, lewat bank ja, kirim uang.
Udah dianter, diterima sama keluarga sana, tinggal cari hari, udah tepat, nikah, belum ada
setahun udah punya anak, tiga tahun udah anak dua. Sekarang di singkawang sama istrinya,
mertuanya baik, antus. Sekali ada masalah, saya sering nasehati adi. Adi sering judi, saya
sering nasehati. Yang udah udah, jangan diulangi, mikir anak am masih kecil butuh biaya,
sekarang sadar ga (juga). Adi suka main bola, setengah dua belas bau pulang.
66. tabungan noreh karet buat beli kebun sawit. Kita kepengin apa harus nekat, niat.
Sekarng udah tua tenaga sudah kurang. Yang di trans dua diurus orang, bagi tiga, empat
ratus lima ratus sebulan. Sini enak, bapake shela, di bukan beli apa apa, makan mamake,
aung hasil ene buat seneg2 dia sendiri. Kalau kurang uang masih minta mamake. Bener bah.
Waktu itu kemarin dapet tiga juta, langsung ditabung, ke meliau. Mur itu ndak mau judi,
kalau yang adi bener suka judi, dua malem.
Belum mbah jadi sama dia, tukang judi, nomor satu, ada keramaian, betau belabas, main
kolok2, daun labas yang kecil, sekarang udah ndak ada labas, kalau remi pakai daun yang
besar, ceki itu belabas. Kalau ditinggal mbah judi kerja sendiri, anak anak masih kecil.
Berhenti judi, mbah sadar sendiri. Lahirannya shela, sampai sekarang ndak pernah, kalau
ndak berhenti, saya mau ikut mamak bapak di meliau, sekarang udah berapa tahun bah
ndak judi, dulu kalau judi dia hantunya, bukan saya menjelek jelekkan suami. Masih jadi
imam, masih judi. Ndak ada orang lain yang bisa jadi imam, gantinya ndak ada. Mbah
kakung rajin sholatnya, ndak pernah marah, ngomel, mbah itu pendiam.
67. yang penting ada tahu tempe kerupuk peyek, mbah ndak rewel makannya. Tiap hari
noreh, sawit kan baru baru ini, sekitar lima belas, sepuluh tahun sawit baru ada, jaman di
ptp 81, Suak Mansi 92.
(Izza ngajak tole supri nyari lidi dibuat sapu)
Suak mansi banyak orang pendatang daripada penduduke. Orang yang pertama disini siapa
namanya bah, lupa saya bah. Kalau bapak saya tahu, udah 40 tahuan di kalimantan,
sekarang di meliau, udah ndak pernah kesni, sudah tua.
Kalau disini, tanah sini, yang tahu orang sinilah, kakeknya pak sempek, tahu dia, masih orang
sini, sekarang udah ndak ada, namanya nek piking, yang asli tanah sini punya banyak, udah
meninggal lebih setahun ini.
68. mamak dia dulu kan sters, mamak sugi itu bah. Kalau lebaran kumpul, yang dari
pontianak tiap tahun dateng, aku pun kalau lebaran ke meliau ramai juga. Keluarga banyak
di jawa yang dari mamak, kalau saudara-saudara di kalimantan semua. Dulu bah jualan kain,
sembako, selain sawit. Besok bikin tempe. Tapi saya kan pagi direndem, udah kembang,
masukkan air sedandang, di curah, mateng, kayak indomie, besok dicuci, rebus satu jam
ndak boleh lebih dan kurang, kalau kurang mateng pahit ndak enak, kalau lebih lembek,
ndak enak. Ditus kering, dingin, di ler, direbus lagi, diperas dicampur kacang dan ragi. Tahu
rumit, kesuwen untunge setitik, neg tempe kan untunge okeh, kedelene sepuluh ewu satu
kilo. Tiap buat sepuluh, tujuh lima kilo, ada mamak gesot juga buat, tuginem namanya,
anaknya gesot jadi dipanggil mamak gesot, suaminya orang jawa. Mamak menawari ke
rumahnya mamak gesot, ndeke rajin cerito ga, mbah tuginem orang jawa tapi lahir disini.
69. landau ndak ada sawit, nek sawak ada, duluan suak mansi sawitnya, transnya
sebenarnya nek sawak bukan sini, nek sawak besar, kita nyerah tanah dapat sawit kalau
ndak nyerah ya beli, enakan beli daripada nyerah, kita beli kaplingan ja, dulu saya beli dua
juta, satu kapling ndak mesti satu hektar, ada yang kurang ada yang lebih ada yang pas. Dulu
kan dianggarkan pak suharto, dibikinkan trans sini, yang dari jawa sana kan disuruh kesini,
kan pak suharto yang ngelaksanakan transmigrasi. Dikasih kapling tanah, rumah, makanan,
dicukupi, cuma akeh seg ndak kerasan. Mbah tukiyo merantau, modal sendiiri, merantau
kesini kalau punya uang beli tanah untuk sawit kah untuk karet kah, kalau transmigrasi
susah, kerjanya terikat, ndak enak.
Di Suak Mansi perantauan semua. Orang trans yang ndak kerasan pada balik, kaplingnya
dijual siapa yang mau beli, pemerintah udah lepas tangan ndak ngurusi lagi, suak mansi
ndak ada trans, cuma mbah Muri ja, itupun pindahan dari trans sekadau.
(Shela rewel sama mbah. Ngajak ke rumah mbah Muri. Saya ijin mandi dulu. Ada izza di
obrolan ini. Supri tole main hp.)
70. lupa, ndak tahu ini obrolan dimana, ada mba marsinah.
Kayaknya percakapan sama ibu2 yang siang siang main ke rumah mbah. Pakai bahasa sana,
saya ndak paham. Tapi yang saya pahami sedikit, mereka sedang membicarakan tentang
kebun, sayuran. Ada truk lewat. Utang di warung, ada shela rewel. Masalah rumah tangga,
suami sering marah, ndak kuat, diam saja.
71. di rumah mbah Muri.
Rekaman tidak jelas.
Mbah Muri nanya, kenapa saya di kalimantan.
Orang trans sukses2. Neg ken ora ana ceritane tembung gelih,
Mbah paini : aku iki gelandangan, golek managn neg tempta se aman, sampai jambi, mulai
cilikane anakku seg bare, iku lahire neg perbatsan tanjung pingan karo sabak, jambi kual
tonggkal, disana susah kerjanya, makan ubi aja susuah, ubi baru ditancep, paginya udah
ndak ada, dimakan babi.
Dadi omahmu kui pamotan seg koncomu kui?
Banyune shela buang diombe kucing, dadi gak iso ngombe jowo yo?
72. aku iki anggota ketoprak, mernatau pun kadang kadang ana seg ngundang ketoprak aku
melu, nag neg kene iki gak ana kesenian. Neg kene iki ya anane keramaian kui, neg ken
kesenian kok jare ana joget empe, joget kok tmepel, nempe opo kui, sekali wes eroh kui lo
neg landau lha wong kok ana seg susune dingonkno, diambungi, jek nggowo arak, pap yaro
mambu kabeh, mbah mri : yo koyok wong seneng2 ngadek lah. Aku seg lanag delok wae sini,
semuru umur yo lagek eroh neg kekniki, ora due isin og, wes katoke semen, dioyol2 seg
susune lah, la yo boh mbho, lha kui seg duwe anak yo kok wntuk, nanging nag jawa gak
eneng. Cah wedok neg kene kanutan tv, cah clik2 kui deloki cvideo2 neg hape, cah cilik2 wes
ditontonke video2 ngunukui. Duwe hp film ngonokan kabeh, do delok kabeh, anak sekolah
padahal. Biasa dikon delok koyok ngenuku, tapi yo nag putyke sempat delpk yo tak gepuki,
tenan, marai tuman lah. Aku yo pernah ngert ana anak clik dokon wong tuwane delok video
ngunukui.
73. gak wani lah ditangkap ppolisi habis ceritane.
Saya tanya tentang serikat pekerja kelapa sawit.
Mbah Muri ndak tahu. jane nag seng Kelompok tani wes ana. Nanging Pembinaan dari pihak
kud, ppl, iku nak dipir dari segi kehidupan transmigrasi, pla kerja tat kerja sawi otolmatis jadi
jembatan peani sawit, kelompik tani ngasih saran penyuluhan. Kene pt wes cilik ah, bhd. Pt
sig koyok aditya sjal iku gede, kerja sama karo asing, ratusan juta hektar, bukan hanya
ratusan hektar. Mamak nawari nasi goreng ke shela, kau gak eeng sayur wetengku wes
perihmeh mangan obat.
Nag kwe kerja neg malaysia entuk duit akeh, neg malaysia ku jamkerjane kurang lebih kayak
kene, tergantung menungsane. Mbah marsina dulang shela.
Kalau makan pedas mau pintar baca pintar nulis, habiskan telurnya biar gemuk : mbah Muri.
Ndoke sih gak pedes nduk, mbak erni paling snneg nasi goreng, mau iki gak enek kecap,
dadine gak nganggo, biasane yo ngnggo kecap : mbah paini.
74. trans kabeh dicukupi, nanging nak koyok aku disik, trasmigrasiku kayak pegawai
transmigras iwong kancaku transmigrasi kau gak dianggep transmigrasi, kerjaku neg kantor.
Entuk jatah entuk bayaran gajian. Satus seket sebulan, jaman disik, beras sekarung sing
seket ewu, 50kilo, larang jaman kae.
Shela dan erni main nyari bunga, wangi harum, bunga boyu.
Neg kene kui wog penghasilan gede nanging mangane, wayangane kan togok, neg tanah
jawa kan semar. Erni mint unag buat bayar hutang mbah nany kenapa hutang wong masih
kecil, wong arep pasa eh malah gak sida, gak cukup rong puluh neg musim kermaia, nag
biasa biasa sepuluh ribu gak cukup, mbah tuku jajan iki, engko ana bakul es mbah tuku, iku
nag neg kampung tuku iki mbah nea neg gone sugi. Kulinan enag sekolah ogak iso hemat.
Sekolah tiap pagi ima ribu, engko neg omah lima ribu. Negko nag sekolah kui ora iso hemat.
Satu bula cadangan buat jajan anak tiga ratus ribu, wong jawa nag sangu gak sepiro, gak
sangu yo gak popo.
Kene itungan sewu, agek entuk permen. Shela ngumpulke duiwt limangatusan.
75. ang beli pt boxid, jipuk emas, tambang, tanahe dikeduk, pt aditya kan asal asale boxid,
dadi gunung duwur duwur dipototngi, dadi saiki gak ana gunung, entek. neg kene marai do
gila gila tanha, yo ngunuku, kene paling ngedol puluhan juta.. misale kok warga kono due
duti, misale trans siji loro, tanah didoli, dienggo tuku sawit, hasil sawit dienggo balik neg
jawa meneh, yo ngeneki misale jikuk wong saka jawa, daripada merantau seg gak tentu rasa.
Karo sawah yo adoh, itupun hasile masih teka teki, kaluapun ada hama, penyakit hasile
kurang, kalau merawatnya baik, ya hasilnya lumayan lah, paling paling dua ton, dua ton
hasile piro tiga bulan,ng pupuk, biaaya, itupun kadng juga digannggu manuk, nag neg kene
musiman, sekali musim tanam, tanam ebareng2, nag mbok manuk pirang juta yo gak bakal
ngentekna pari, wong sak kalbar tandur pari kabeh.
76. kadang motong , regane murah, males moton, suwe ra tau motong, motng ya ana hasil,
motong dodil, ditabung, gak usah akeh akeh lima puluh entuk,
83. bapak sih payah, berhenti sekolah baru sekolah smp satu bulan, disuruh berhenti,
mamak tiri. Berhenti sekolah ikut noreh, mau mkaan ja diomong, baru enak setelah
berkeluarga. Mamak tiri jahat. Pertama noreh ikut2 noreh ja bapak, kiut2tan. Dari pagi2 jam
lima sampai jam spluh, pulang noreh mandi nyuci, beres2, bersih rumah, adik masih kecil2,
tiga, laki2 sama preempuan, laki2 dau, perempuan satu, mur terkahir.
Mak pilek batuk, siang, mau masak, numbuk cabe dibuat sambel belacan, mak motong labu
buat sayur.
82. mamak su : mamak kesini, mamak di jawa masih hidup, sakit, hidup sama mbah. Mamak
dulu diajak kesini mau karena diomong disini nyari uang gampang, kalau di jawa kan ndak
pernah pegang duit. Mamak disni, (ada mbah marsinah lewat, percakapn berhenti).
81. mbah Muri, di rumahnya, bernagkat jalan kaki, shela ngambilin bunga pakis haji, bisa
dibuat sayaur, enak kata mbah marsinah, sekitar jam sepluh, sampai jam dua belas, ada
saya, mbah uri, mbah paini, mbah marsinah, shela cucu mbah marisnah, erni, cucu mbah
Muri.kain elek2 ger mengilat nono satus. Da erni sama shela, shela kakinya hitam, jatuh pas
mau turun ke suagi. Mamak sarminah ngajak pulang, shela ndak mau. Shela pengen ke riam
jebol, mamak paini bilag di riam jebol ada setan. Mabh ,Muri bilang, shela tahan bantingg,
jatuh langsung bangun sndiri, ndak nagis. Shela susah disuruh pakia baju, disuruh mabh
pakai bajunya lagi yang ado di lepas karena shela bilang pengen berak, shela diare, mbah
Muri bilang itu haya alsannya shela saja, shela suka main di sungai belakang rumah mbah
Muri.
80. hartane ditaman di tanah, wong sekadau iku ora ana seg sugih, la piye digo ngalirke air,
listrik, lha piye meneh,
Trus kesini itu tinggal kerenya, uangnya sudah habis di sekasu, ditanam di tanah, masih
punya yanah di sekadau, tapi ndaj dirurs, ditumbhui jengkol di sekadau laku, disi nggak.
Pagarnya besi, abis diambilin orang, paling dijalin, entah rumanhya atau ndak, udah lama
ndak kesana.
Erni disuruh ngerendam air, ndak mau, ndak dimarahi.
Di sekadau dua belas tahun, trans suak mansi, neg sawak iku ora ana trans, makane
sekolahan neg suak mansi, landau ora sida nyerah, dadi neg neg sawak. Wong suak mansi
ngalah, sak jane trans suak mansi, mula ktpku saka transit iku dusun lanadu, ora neg sawka,
desa pampang dua, dusun landau. Ngamuk nagggo parang, neg sawak seg jaluk, mula
tanahe ora isa dijipuk, weke dsp, areal gambar peta neg pertnaian, iku weke dsp. Orang
landau bukan ora mau neirma, tapi wedi mangan tanah, sawit enak karet, saiki malah
melarat.
79. akeh pada sukses kabeh, balik jawa ana duwite, ana seg golek neg pontianak kota, neg
kene golek pergawean neg pt orang kurang saka sejuta per bulan, nag jawa tetep kalah, ning
dayak. seg perusahaan wong jawa sek nyekel, kabeh perusahaan wong jawa, manajere wae
wong jawa, golek pergawean cepet, ger pendekatane wae, neg jawa malah ana uang
tembak uang rokok segala, neg kene ora ana. Seg penting ana seg negelantarke. Polisi ning
kene gajine 60.
Hari 12. Kamis, 18 Juli 2013
86. Sore, pukul 5 sore, diteras rumah, nunggu magrib, hujan, terdengar komentator
pertandingan sepak bola di seberang sungai belakang rumah.
Ngobrol tentang cu, koperasi di suak mansi.
Bapak su : cu yang buat siapa? Bapak pun ndak tahu, bapak cuma ditawari, ditawari pak
sempe, jadi ikut, buat minjem2 katanya gampang, ya ikut temen lah. Itu kan cu dagang duit.
Cu disini angsurannya tiga tahun samapi empat tahun. Cu bangkrut karena ngurusin caleg,
banyak pengurus yang nyalon jadi anggota dewan, itu managernya adiknya pak sempe,
nyaleg ndak jadi nyalon lagi. Cu bangkrut masih nagihin orang, masih neglayani, jumat sabtu
kantor buka, paling2 kalau udah tiga bulan ndak setor, dikasih surat. Dulu disni yang jadi
anggota cu sekitar 50 persen, tapi sekarang sudah pada pindah, milih2, di meliau, sumber
kasih, pantang sipo. Tapi tinggal dikit ja, suak mansi yang ikut. Paling2 yang ikut tinggal
50an. Pinjem di cu buat apa saja, bisa semua, buat kredit motor, beli sawit, buat usaha.
Bunganya kecil, bunganya sih enak, bunga menurun ,ndak bunga kayak di bank, tetap.
Menurun itu misalnya kalau minjemnya sepuluh juta, ngangsurnya 300 tinggal 900,
dikalikan bulannya. Misal kita mampu angsur 5 juta, dua kali sudah selesai, tinggal lima juta
bunganya berapa. Kalau di bank kan ndak tau, bunganya tetep.
87. yuyud : karet biar mereka yang ngurusin, abang, kerjanya cuma sekali kan sebulan. Cuma
ngurusin sawit, hasilnya buat kredit motor di dealer meliau, kredit pertama tiga juta, per
bulannya 651, tiap bulan panen, dapet satu juta sampai dua juta, cuma satu kapling, buat
nikah ntar, siapa tau.
Supri dan tole datang, tidak beli es titipan mamak, karena jalan licin, hujan, tadi mereka ke
suak pram.
84. yuyud : gak melu demo, ndak tau, malas, daripada kita kena tinju orang, tembang
sembarang hari, kita yang kena, ya kita yang, biarin, orang kata orang, aku terserah.
Mobil sabar ditulis aja nesu, bak belakangnya dibuang. Dery yang bawa mobil pernah nabrak
sekali, nabrak orang, orangnya ndak papa, barang mundur, di pabrik, ndak disuruh ganti
rugi.
Hari 13. Jumat, 19 Juli 2013
Bapak su 05.00
Bapak su milir.
Buat video pagi suak mansi.
Baca artikel diaz.
Mbah marsinah jam 9.15-11.00
Dokumentasi sholat jumat di masjid suak mansi.
Diantar mbah marsnah ke rumah mbah pardi, namun mbah pardi ndak ada di rumah.
Akhirnya ngobrol di rumah anaknya, daryanto. Ada ibu ibu lagi petan. Ngobrol tentang calon
legislatif.
Siang suak mansi sepi.
Hari 14. Sabtu, 20 Juli 2013
Ikut bapak beli dagangan ke Meliau.
Hari 15. Minggu, 21 Juli 2013
Ikut panen.
Main ke riam penyara di sei kembayau.
Tentang pengangkatan anak.
Hari 16. Senin, 22 Juli 2013
Islam di suak mansi. Obrolan dengan pak sutarmin ketika menunggu adhan maghrib,
menjelang buka puasa, ngabuburit barenag pak su. Duduk di teras rumah.
Hari 17. Selasa, 23 Juli 2013
109. latar/ setting : rumha bapak merent, jam 8 samai jam sepuluh. Ada bapak merent, ibu
merent, pak toni (orang melawi yang punya kapling di suak mansi), edi (adik merent), izza,
saya, dan sattu orang lagi tak tahu nama. Berawal dari obrolan ringna bapak merent dengan
pak toni. Pak toni membicarakan tentang harga tbs dengan bapak merent, saya mendengar
kemudian saya membawa pembicaraan kecil antar petani tadi untuk memperoleh informasi
penelitian saya.
Akhir 2012 , demo sawit ndak laku. Besar2an, sawit cuma 500, itu dari manajernya.
Manjernya diganti, menjadi orang batak, yang dulu dimutasi ke empasi , kalau tidak salah
jadi asisten, dia cerewet, dia pro perusahaan, dia ngambil nama supaya dapat posisi lebih
tinggi.kalau pak lubis pro petani, di mengatakan 3 tahun saya duduk disini petani harus
makmur, dia duduk dua tahun, dia mutasi masalah gaji dsp ndak cock gaji, dia keluaar,
pulnag ke medan,udah kemarin demo besar2an, dia di panggil perusahaan.
Sampai pakai adat yang terakhir, pakai adat tempayan, ayam dibunuh ndak pakai sabit, 60
juta, pihak perusahaan bayar, siapa yang buka barang itu dia harus bayar 60 juta, uangnya
dibagi ke dewan adat, kud, petani yang jadi, itu bisa dikatakan untuk kud, saham kud, udah
ribuan yang ikut demo, tempayan itu isinya tuak, siapapun yang bernai buka barang itu dia
itu langsung ninggal, meang udah didoakan sama orang pintar, yang buka pihak perusahaan
mengaku kesalahan, yang biki n orang pintar yang buka juga orang itu.
Harganya stabil, tapi karena pembeliannya, penerimaan buah dipilih, yang inti dia masuk
terus, yang buah kecil ndak diterima, antri, petani rugi, angkutan rugi, yang pakai angkutan
itu.
110. dsp swasta. Itu kalau sini, kepepet satu lempar satu, kahirnya kacau, itulah indonesia
dijajah tidak langsung sama luar negeri, kita jangan tergiur, kita satu dua orang ndak, yang
lain tergiur semua, kayak pt boxit hantam, meka serah, sekarang sudah habis terbongkar,
bhd kena .
Kalau digali meeka peruasahaan mau ngomong apa, terganung erusahaan, kalau
masyarakatmau ngasih ya dibongkar, untuk anak cucu kita mana,
Dari dusun smapai rt, klau 500juta per kapling masyarakat ulai pegen jual tanahynya.
Kalau dipikir pikir, 500juta sekejap habis, tapi walaupun hanya seribu bisa sampai lama,
untuk anak cucu.
Dsp masuk suak mansi, pihak tanah mempunyai 7 hentar setengah, kita Cuma dpt dua
hektar setengah, da hej[ktar setengah untuk perusahaan, dua setengah untuk trans, masih
harus bayar sawit.
Sawit ada, mulai nyimpang aturannya, perjanjian ndak sesuai.
Kalau dulu kita pintar, kebun karet ndak usah digarap, kita punya kebun tanam pribadi, itu
orang tua dulu. Udah untung bayak, bibit beli sendiri.
Ini petnai akan bih heboh lagi, peremajaan tidak lama lagi, perusahaan udah lepas tangan,
ptoga kredit sudah dihapuskan, tabungan untuk peremajaan etani itu belum ada,
perusahaan bilang ya silahkan lah kailan nabung.
111. dia bertindak, langsung ke pontianak, ke jakarta, ke pusat, ini coba dihitung dari tahuan
berapa aset kiat berapa, totalnya , diajukan oleh ketua kud, ketua kud pak petrus vincent,
sekarang udah mau selesai pembayaran di cu, udah disapin peremajan untu sp lima, suak
mansi sp 6, belum disiapin.
Kita memang dijajah oleh asing.
112. Tiga kali demo, yang terakhir besar2an,sampai mau dibakar, yang sebelumnya kecil2
an, masih diskusi dengan erusahaan, kedua juga, kndak ditanggap, itu baru yang ketiga, 40
persen belum hadir, petani masuk pabrik semua, pak toni ndak ikut, malas, pak merent
ketiga ikiut.
Pagar kawat habis dogoncang, kawat ditarik ja putus, sampai kami poto bah, itu, kamera,
punya saya ilang.
Sapi ayam babi, buka pintu pabrik, ayam dipilas, ndak pakai parang, orang pintar dari kunyil,
trans dua dan satu.
Udah masuk , berjalan seperti biasa, itu masih ada bayangan orang, yang nunggu. Bisa
dikatakan sejenis santet,
Kalau islam melayu kuning, kalau dayak merah, ada bulu burung
113. burung ruai, besar, patuknya .
Sebetulnya disni bersejarah, tanah desa, kalau tanah kualan belum ada sejarahya, dulu
pernag jepag belanda, orang ahe, berani ke orang madura, kalau adaerah sinimakanya kita
dka pernah kelahi sma madura, kalau orang asing baru.
Kalau daerah kualan sekadau, orang sini
Cerita tentang kasus sambas.
Hari 18. Rabu, 24 Juli 2013
Hari 19. Kamis, 25 Juli 2013
125-126. pak sabar
Udah ada duit baru kita beli karet orang. Awalnya kami itu hanya modal Cuma 7ooribu, itu
banyak, kita belanja tujuh ratus ribu itu kalua kita mau ngebon di tokeh ndak bisa, kita
belanja dikit2, sama orang cina.
(pak eko nanya bu eko). Tahun 98 kalau ndak 99 mulai ngumpulin karet orang, awalnya
sambil jualan, keliling jualan sayur, daging ayam, bikin tempe. Dia yang bikin aku yang jual
tiap minggu. Pagi2 kalau kita mau jualan tempe hari minggu, jam dua belas sudah bangun,
sampai jam setengah enam baru selesai, jualannya di nek sawak. Habis jualan pulang,
nunggu rumah. Pokoknya udah semua dirasa jualan apa ja. Apa sifatnya yang bisa jadi duit
ya dikerja.
Saya punya kebun sawit, beli, yang dikasih orang tua sana tu Cuma ndak ada hasilnya, satu
kapling, di belakang sana, tapi sudah saya jual, jauh bah ndak ada hasilnya, dibelikan yang di
jalan ni, di pinggir kampung, ndak jauh, dulu beli itu ada yang 6 juta, ada yang tiga juta lebih,
kalau yangs sana, belum lama, baru ja beli satu kapling 30 juta, dua hektar.
Kalau kebun karet, mencar bah, sana, sana, yang terakhir beli sana tiga pulu atau tiga lima
juta, yang noreh orang dayak, kita ngambil gajinya ja, kalau karet sepuluh kilo kan tiga kilo
buat kita, yang tjuh kilo buat yang noreh. yang noreh oarng sini semua.
Dulu saya noreh lama, jadi anak buahnya pak tugiran, kita belum punya kebun karet.
Dulu rumah saya masih jelek, masih pakai kayu. Dulu rumah di seberang sana, di lapangan,
padang bola, tanah kosong, beli rumah delapan ratus ribu, kayak gitu lah rumahya atap
daun gitu.
126. nyebarang nyebrang air sungai itu dalam, belum ada jembatan. Bikin Kecil ja dulu itu,
dua kali empat ja. masih dinding papan. Udah sekitar sepuluh tahun lah makai rumah itu,
trus ganti bikin yang sebelah sini dulu.
Harga karet depalan ribu per kilo, trus dikirm ke boyan, ke tokeh, disana dibeli sepuluh.
Ngangkutnya pakai truk sendiri. Supirnya sama kernet tiga puluh, tiga lima. Jadi kalau satu
juta tiga ratus lima puluh, bensinnya satu ken tiga puluh liter kalikan sepuluh ja udah enam
ratus lima puluh, makannya dua ratus. Ada sih hasilnya cuma ndak banyak untuk makan ja,
untuk sambilan, kalau kita pakai kendaran orang lain malah payah, ndak ada hsilnya.
Dulu pernah beli pertama tapi dijual, kalau yang pertam dulu satu tahun lebih hampir dua
tahu, udah belajar di lapangan Cuma ndak berani bawa.
127. empat kapling kadang kalau satu bulan sekitar . ndak tentu harganya, harganya naik
turun pun kadang buahnya juga sedikti.
Ada demo di perusahaan, ikut ikut gitu, mana berani, takut di belakng ja, ikut ngeramai ja,
ndak berani.
128. saya ndak pernah pulang kampung, kemarin mau pulang, suruh ndak mau dia, naik
pesawat. Sama dengan pak tugiran ini bah, yogya. Ndak jauh rumahnya degan mbah
tugiran.
Saya enam bersaudara. Lahir disni tiga, disana boyan tiga. Dri jawa kesni belum punya nak,
saya nak ke mepat, adik satu di bawah satu, kaka saya di meliau, di pasar sayur, jualan sayur
sama bikin tahu, tiga yang di meliau, satu di bawah, satu disni, satu di dekat meliau bukit
tinggi.
Saya ndak pernah ke jawa, kapan pakan, pengen ke jawa.
Bapak saya di boyan, udah ndak kerja, ngupah ornag buat panen.
Sebulan sekali bawa karet yang udah dikumpul ke boyan. Enam ton , lima ton, tujuh ton
baru dibawa ke boyan.
129. rata rata 19 sampai 20, sawit sampai seribu lebih seribu lima raus, sekarnag ndak
sampai sekarang paing bersihna seribu. Kalau dulu kan timbang karet 100 kilo udah samapi
dua juta, sekarang timbang sertaus kilo ndak sampai sejuta.
Sekarang istri baru ja jualan kain, kalau ada orang datang baru, ngambil belanja di
pontianak, itu sih punya dia, ndak punya saya, sebelah sini sya, beda dia yang ngrus, usaha
dia. Inisiatif sendiri, baru tiga bulan, dicoba. Yang ngurus toko ini saya, dia bantu ga, masalah
keuangan pakaian dia yang ngurus. Dia yang minta daripada nganggur, biasa kita kalau tipa
minggu jualan sana, tapi karena ini ada keramaian, ndak sempat. Mumpung masih muda,
saya umrunya baru tiga puluh enam, kalau udah tua ndak sempat.
Mbahnya suruh sekolah sana di jawa, saya pun juga suruh, Eko saya suruh sekolah sana
ndak mau dia. Smp pun dari rumah ke boyan, udah lima tahun sekolah dari rumah ke boyan
pulang pergi , tunggu kuliah ja, baru jauh sekalian, selesai sma.
Masjid itu baru, dulu kecil. Itu masjid trans, sana perumahannya di nek sawak, tapi udah
habis, ndak ada orang transnya.
130. kadang mereka orang sini iri sama orang pendatang, kok bisa kaya. usaha dapatnya
sepluh makannya sebelas, mana bisa maju, kalu kita orang jawa kan dapatnya sepuluh
makanya depaln kalau ndak tjuh, tiga tau dua disisakan, masih ada untuk tabungan. Kalau
orang sini ndak.
Orang orang ada disni orang pendatang semua. Kalau derah sna, orang sudah bercontoh
orang jawa, macam mana ornag jawa bisa sukses, ikut jejaknya. Daerah balai putih. Ngelihat
cara orang jawa, ndak ada cembuuru sosial, kalau orang sini ada cemburu sosial, kalau kita
ndak tahan hati kadng kelahi kan, sya ini sering, Cuma kita in kan ndak betah, kalau kita di
kampung mau sukses banyak tantangannya, tanya aja si u, baapk su itu.
Saya pun pernah mau diusir, tanya ja sama pak su, panjang ceritanya.
131. sejak 91, tahun tanamnya, itu kapn tiga tahun empat taun baru dibagikan petani
ceritanya perusahaan ngumpulkn atanah masyarakat, tujuh hektar stengan untuk petani,
yang lima untuk perusahaan, jadia istilahnya bagi hasil, mulai dari tebang tebas, penyiangan,
bibit ituperusahana smeua, nantai setelah penaen baru dieserahkan ke patni, plasma milik
peusahaan,
132. kata orang sini panglima, pak dewan, mantan kadus. Sekarang dia di meliau, sekarang
udah aman lah ndak ada dia. Dia suka minta minta, minta maksa, rokok. Kita yang mati mati
kerja dia tinggal minta duitnya, fee kata orang sini. Ndak mau ngasih diusir.
Orang tua pun kalau kita lemah dinjak injak ja, kalua kita berani ya ndak.
Pernah, udah ndak tahan hati, mau kabur. Cuma masih mikir karena udah ada usaha banyak
disni, ndak jadi. Mana ndak banyak, sawit sekitar sepuluh hektar, kebun karet kit pun udah
banyak, kalau dijula kebun karet tu ratusan juta, kalau kita jual mana orang mampu beli
sekaligus, udah punya toko juga, rumah ini ja saya buat habis duit tiga ratus juta.
Diusir sama pak dewan, pernha saya dibawakan parang, di kejar, tanya ja orang sini, sempat
melawan di kebun sawit pakai cangkul saya. Mau dipukul kita pun masih mikir, untuk bela
diri.
Mau enaknya ja, ndak mau kerja keras, kalau kita salah dikit diadat, dikit dikit diadat, saya
pernah diadat, sekali ja, tapi orang lain banyak juga yang kena adat. Misalnya kalu kita bikin
dia jengkel, dia ngadat kita.
133. anaknya pak dewan, erpin nyalon kepala desa. Ternyata klah, dia pun turun jabatan,
anaknya juga ndak jadi, klau ndak gitu mana bisa dia turun, yang menag akhrinya pak
sempek. Saya pernah jadi rt, waktu di seberang, lima tahun. Dulu kepala dusunnya bukan
pak dewan, yang pertma dulu lamarhum pak likin, saya jadi rt bukan pas pak dewan jadi
kadus.
Disni yang dukung, kampung lain dnak dukung, manabisa, tanjung iman, landau neksawak
ndak dukung mana ndak klah. Sebenarnya anaknya itu bagus, Cuma karena latar belkang
bapaknya jadi gimana.
Erpin pindah di daerah ketapang, kerja di perusahaan sawit.
Pak smpek baru ja jadi kadus, baru dua tahun. Pas buat kesepakatan sama perusahaan ya
pas pak dewan jadi kadus. Pembagian lahan itu pun juga ndak adil dia, dia dapat, dari anak
smai cucu dapat semua, kami yang nyerahin tanah, perumahan trans, satu pun ndak dapet,
Orang jawa yang dapet pak tugiran ja, punya dia dari anak sampai cucu dapet semua, itulah
dia. Tapi nyatanya ndak ada megang, habis ga, walaupun banyak, habis ga, ndak lama.
134. minta cerita sama bapaknya su, tanya ja. Rumahnya dekat jembatan tu, rumahnay yang
dulu kan udah dijual. Makanya orang jawa ndak bisa kalau nentang dia tu, ngancma ja dia.
Padahal kalau dihitung istri aku itu kakaknya jadi sama anaknay dia, sama kita pun masih
juga gitu, kalau ada dia sering ngadat. Kalau udah dia ada maslah gitu, kalau kita minta maaf
harus bayar sekian, tanpa ketua adat tahu, dia main hakim sendiri, ada orang salah langsung
dia adat, ketua adatnya ndak tahu, dia sendiri. Orang daya juga sering diadat. Dia ndak
adilnya disitu.
135. kaplingnya pun banyak, di bhd sana, meliau, daerah sebrang, sungai rambai. Lima
kapling, beli semua. Darah sana mahal enam puluh juta. Awalnya gitu, jualan keliling.
Sekarang udah lumayan, bisa punya toko di rumah.
Pada pindah ke boyan sana. Tinggal mbah pardi dan mbah tugiran ja yang tua disini.
Depalan kk dengan mbah yang tingal disini, sepuluh perantauan udah mundur, udah
lumayan lah merek ayang mundur mundur itu.
136. asuransi.
Saya sudah ikut asuransi. Kalau masyarakat biasa kalau yang mau boleh, satu juta sebulan,
itu kalau kita sakit kan dibiayai, sedikit orang sini yang ikut asuransi, yang tahu ja, kalau saya
tiga asuransi. Asuransi dari cu,trus satu ini, di meliau cu nya, kalau orang setoran ke saya.
Ada mamak eko beli gula sekilo dan kopi dua ons.
Hari 20. Jumat, 26 Juli 2013
Main ke rumah mbah marsinah.
Mbak siti bersih besih rumah menjelang lebaran.
Obrolan tentang problem keluarga nur dan suheni, anak bapak su.
Diajak pak sabar ke peternakan ikan milik beliau.
Main ke rumah glo, dapat data demografi desa melawi makmur.
Balik ke rumah mbag marsinah lagi.
Mbah tugiran beli pupuk, harga setiap karung sebesar dua ratus ribu rupiah. Mbha tugiran
beli tiga puluh karung. Mbah tugiran biasa memupuk sawit miliknya dua kali dalam setahun.
Sholat dhuhur di masjid, ketemu dengan mbah pardi, ngobrol ngalor ngidul.
137. tahun 57 , aku iseh bujangan, bujangan neg kaliamnatan pirang tahun, dapet orang sini,
anak wong jawa ga, gara gara bpakku neg kalimantan, nag gak neg jawa aku. Suruh nusul
neg kalimantan, padahl aku duwe cewek ayu tenan, aku janji satu tahun balik, tapi aku ra
balik. Aku malu karo sedulurku, kaya kaya, isin kau. Tapi anakku ernah neg sumtara
pelmbang, adikku jadi tentara. Malu kau karo sedulur. Seng merantau adikku trus adike
merantau neg palembnag, seg bungsu ki ora, ana seg dadi jur bahs ange malaysia.
Bapakku ora suwe neg kalimanta, kau setahun neg kalimantan bapakku baik jawa, aku neg
kalimanan dwe, noreh, motong dimandori dewe. Biyen aku iseh motnog neg gene wong,
tapi nag saiki yo weke dewe.
Aku duwe anak bungsu lanang, tapi wes kawin entuk wong perbatasan sunda.
138. wong tua berusaha, sing bodho yo nyang hutan, seng wong tuane ora mikirke anake,
tapi seblaike nag wong tua mikirke masa depane naak,nak yo aja lali karo wong tua. Sak
ndak ndak ewong jaw aora bakal lai karo wong tua, beda karo anak kaliamnatan, nag wong
jawa nurut karo wong tua, neg kene nakal, ora nurut karo wong tua.
Neg kene larang2, reken beras ekilo gampang, angger gelem motong, neg jawa heh angel.
Saking okehe wong neg jawa, ora gelem merantau, cari pengalaman, seg duwe modal
nyaman neg jawa, seg ra due modal angel. Anake ana seg neg singkawang, neg jawa seg
kerja kapal kejiret karo wong sunda. Gara gara deke kerjo kapal, dodolan, lalu minta kiriman
duit, delapan juta, nikahe neg jawa.
139. misalnya di katanya ktpnya islam tapi maknnya dia mau semua itu menjaruhkan
martabat islam, padahal pernuatan itu dilarang, segala su segla babai dimakan, mungga
masjid aja wes kotor, misalnya orang silam makannya sembarangan, masuk masjid ndak
boleh kotor, tempatnya kotr, misalnya ke masjid aad satu kotor dua puluh tga puluh bersih,
jadi kotor semua. Dulu imamnya basarudin, meniggal diganti mbah tugiran. Dulu suak masni
masih kut pampang dua. Di trans orang ntt berani pakai duit jadi kepala desa. Kampanye
ngomong nanti disitu beli babi belai arak makan semua.
Jalan tikus, tahun 80 masih sakit, belum ada kendaraan, kampung pun hanya berapa yang
punya kendaraan.
Itulah pak harto punya amalan banyak, orang di jawa yang begitu sempit diangkut ke
kalaimantan, hutan dibuka.
Main ke riam jebol.
Hari 21. Sabtu, 27 Juli 2013
Gajian di BHD. Jumat sore saat mandi di sungai, pak selamun lewat dan menuju lapangan
sepak bola seberang sungai di belakang rumah yang saya tinggali. Sambil lewat, pak selamun
mengajak saya pergi ke kantor BHD untuk mengambil gaji besoknya, hari sabtu pagi. Saya
pun menerima ajakna pak selamun dengan senang hati. Pak selamun menjanjikan berangkat
pada jam tujuh pagi. Pak selamun adalah sekretaris KUD Pang Pala, SP Delapan, untuk
daerah suak mansi.
Sabtu pagi ini saya pun menjaga mata saya agar tidak tertutup seperti hari hari biasanya
karena cuaca yang sangat dingin ketika pagi di suak mansi. Menunggu tiba saatnya saya
harus ke kantor BHD degan pak selamun, saya menghabiskan waktu bersama bapak dan
mamak di rumah.
Terlambat dari jam berangkat yang dijanjikan kemarin, saya melihat dari rumah yang saya
tinggali, pak selamun sudah siap di depan rumahnya dengan mengnakan jaket coklatnya dan
ditemani sang istri yang akrab dipanggil mamak selvy dan anaknya yang bernama selvy. Saya
pun bergegas menuju rumah pak selamun dan pamit dengan mamak di rumah. Berjalan
hanya sekitar dua menit, saya telah sampai di rumah pak selamun, kami masih harus
menunggu satu orang lagi yang akan ikut ke kantor BHD. Orang yang kami tunggu adalah
bendahara KUD Pang Pala, pak Miang namanya.
Pak Miang pun tiba, dan kami langsung berangkat menuju kantor BHD yang terletak di
pinggir sungai kapuas. Perjalanan mampir dulu ke rumah pak yohanes untuk mengambil
berkas yang diperlukan dalam pengamblan gaji. Kemudian dilanjutkan hingga sampai kantor
BHD. Sampai di kantor BHD yang terletak di pinggir sungai kapuas, kami menunggu
beberapa menit untuk masuk ke dalam kantor dan mengambil gaji. Tidak hanya kami yang
menunggu giiran untuk mengambil gaji, ada beberapa bapak-bapak pula. Terlihat di depan
kantor ada enam bapak-bapak dan saya yang sedang duduk menunggu giliran di kursi depan
kantor BHD yang tersedia.
Pak mujiyanto, nama seorang bapak yang mengajak ngobrol saya. Biasa, beliau bertanya
asal daerah saya dana ada kepentingan di kalimantan. Saya jelaskan gahwa saya dan kawankawan dari semarang, yogya, dan jerman sedang riset disini. Kemudian pak mujiyanto
bercerita kalau beliau belum pernah pulang ke daerah asalnya yogya karena malu dengan
teman-temannya bahwa pak mujiyanto adalah seorang trans. Padahal pak mujiyanto
tergolong ornag trans yang sukses, terlihat dari pengakuannya bahwa ia memiliki beberapa
kapling di sp lima.
Pak Selamun. Obrolan ini bertempat di ruang tamu rumah pak selamun, berlantai keramik,
dan tergolong rumah yang sudah modern di kampung suak mansi, karena mayoritas rumah
di suak mansi berdinding dan berlas kayu, dengan atap seng dan ada pula daun, namun yang
beratap daun kini tinggal sedikit, sudah banyak yang beratap seng. Meskipun lelah karena
perjalanan yang cukup lama dari suak mansi ke kantor bhd kemudian dilanjutkan menuju
pabrik bhd, pak selamun mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah dan berbincangbincang. Kami duduk di lantai keramik ruang tamu pak selamun. Sebagai seorang sekretaris
KUD, pak selamun, pria usia 38 tahun kelahiran suak mansi ini harus bolak balik suak mansisanggau, bahkan suak mansi-pontianak. Pak selamun sadar bolak balik tersebut adalah
kewajiban yang harus beliau pertanggungjawabkan sebagai pengurus kud. Pak selamun
sudah menjabat selama tiga tahun sebagai sekretaris KUD Pang Pala, dimulai dari tahun
2011. Kepengurusan KUD mengalami pergantian tiap lima tahun sekali. Pada periode
sebelumnya, pak selamun menduduki posisi ketua KUD. Pemilihan kepengurusan KUD
layaknya pemilihan kepla desa, ada yang calon kemudian warga memilih. Untuk pencalonan,
ada yang mencalonkan karena inisiatif sendiri, ada yang didorong dan didukung oleh
sejumlah warga. Pak selamun ini tergolong orang mencalonkan dari inisiatif sendiri.
Pak selamun dengan suara khasnya yang serak ringan mengaku pernah sembilan kali bolak
balik suak mansi, sanggau, pontianak untuk mengurus masalah yang dihadapi petani di sp
depalan. Masalah tersebut adalah tentang dipisahkannya buah inti dan plasma oleh
perusahaan. Buah inti dan plasma yang telah sampai di perusahaan dipisah, kemudian
plasma tidak diterima oleh perusahaan, dan ini memberikan kerugian bagi petani. Padahal,
plasma itu juga adalah kewajiban dari perusahaan untuk menerimanya, hal tersebut
tercantum dalam kesepaktan awal saat perusahaan masuk dan mengubah berhektar-hektar
kebun karet menjadi hamparan kelapa sawit. Mengenai masalah harga sawit, sebenarnya
petani tidak begitu mempermasalahkan, yang penting plasma itu diterima oelh perusahaan.
Pak selamun menekankan ini, bahwa petani hanya ingin buah plasma diterima oleh
perusahaan sehingga petani tidak akan mengalami kerugian ditengah harga sawit yang
begitu rendah dan petani harus menerimanya, tak bisa berbuat apa-apa ihwal harga sawit.
(144. pak selamun. Itu kan tanggung jawab perusahan seharusnya, itu sekarang udah ganti
asisten manjernya. Tentang sering bolak balik ke ponti, yang penting petani itu buah kecil
jangan dipisahkan, jangan dikembalikan, itu petani otomatis rugi, itu makanya kemarin ada
demo besar besaran. Saya sembilan kali bolak balik sanggau, ke kantor bupati, ngurus2
petani, yang demo sih ndak lah, yang ngurus petani ini lah biar peruhaan kayak semula, ada
seminggu, seminggu balik lagi. Kita disepakati disana, dari perusahaan yang bawahnya
melenceng, ada perubahan, melenceng lagi.
Sebenarnya masalah harga diperhitungkan, kalau diambil ya diterima lah. Kalau diterima
harga dipisahkan ndak papa, tetep ada hsilnya, itu masih tanggung jawab mereka, demo
besar pakai tempayan, dari ketua adat meliau, diasng tempayan di segel, itu meambangkan
adat, masalah adat kurang tahu juga saya. Dari jam sembilan sampai sore, jam dua belas
kalau satu. Dari perusahaan ndak aa yang berani keluar, perjanjianya siapa yang berani buka
dia yang kena adat, harus bayar adat, yang buka akhirnya perusahaan , bayar mereka, kalau
gak salah 60 juta, itu kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan kerugian yang diterima
petani.
145. rumah pak selamun
Suaranya ndak jelas.
Pt antam dan bhd, gajinya dua setenag juta per bulan, saya mau ngelamar disana, pt antam
kalau ada masuk sini.
Cu, disini udah pindah ke trasn satu, listrik di rasn satu kan udah lancar, kalau sini ka harus
pakai genset, karena sarana prasarana lah.
Kesepakatan di pontianak, kemarin harus ikut, di suratnya harus ada skretarus datang, tapi
surat yang ada keterangan sekertaris harus datang, suratnya terlambat, saya bilang ndak
bisa ikut. Jadi yohanes ketua kud itu ngajak satu orang buat gantiin saya.
Bicara tentang kelengkapan alat administrasi kud, sekarang udah enak ada laptop printer,
jadi kalau mau buat surat atau keperluan administrasi lainnya enak, gampang, bisa buat
dirumah, tinggal ngetik lalu di print.)
Pak Yohanes. Sampai di suak kenyaok, pak selamun berhenti. Kami mampir dulu ke rumah
pak yohanes, ketua KUD Pang Pala. Karena pak yohanes sedang punya gawe, anaknya kan
menikah pada hari sabtu, pak yohanes tak bisa ikut kami mengambil gaji ke kantor bhd. Pak
yohanes menyerahkan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk mengambil gaji ke kantor
bhd ke pak selamun.
Saat tiba di suak kenyaok, saya langsung disuguhi sebuah pemandangan menarik. Ya, sudah
menjadi tradisi di kampung, ada masak besar dan makan bersama pada serangkaian acara
pernikahan ala masyarakat di kampung hamparan sawit ini. Makanan wajib dan selalu ada
adalah daging babi. Darah dari daging babi ini pun mereka jadikan sebuah menu makanan,
enak kata salah seorang ibu. Saya mengambil beberapa dokumentasi foto, ibu-ibu yang
sedang memotong daging babi, memasak robung, minum kopi, dan mnegolah semua
makanan yang akan dihidangkan saat acara dilangsungkan. Ada pula bapak-bapak yang
sedang menguliti babi. Semua dikerjakan dengan gotong royong.
Selesai melihat dan mengambil foto di dapur dadakan untuk masak besar, saya
melangkahkan kaki untuk mampir ke rumah pak yohanes. Dapur dadakan dibuat disamping
rumah pak yohanes. Memasuki teras rumah pak yohanes, saya disambut ramah oleh bapakbapak yang sedang duduk menikmati hidangan babi dan minuman arak. Ada tiga bapakbapak yang mengajak berbincang. Seorang bapak bercerita anaknya kuliah di solo, “saya
pun ke jawa ya karena anak saya kuliah di jawa, kalu ndak ya ndak ke jawa”, begitu ucapnya.
Bapak yang satu lagi bertanya kepada saya bagaimana kesan tinggal di kalimantan, saya
menjawab dengan senang hati, saya terkesan dengan keramahan warga setempat terhadap
orang baru yang masuk dan tinggal di daerah mereka. Kemudian bapak tersebut
menambahkan seperti ini “ ya, kalau di kalimantan itu ya alas. Tapi ekonomi di kalimantan
memamng lebih mudah dibanding dengan di jawa”.
Hari 22. Minggu, 28 Juli 2013
Siang pukul 11.30 – 15.30 -----ikut panen keluarga merent.
Bapak : daros. Mamak : fulia.
Panen bapak daros kali ini ditemani oleh salah seorang warga, yaitu bapak falen. Bapak
daros bertugas mengambil tandan sawit dari pohon dengan menggunakan dodos atau
agrek. Setelah tandan jatuh, mamak fulia yang bertugas mengangkut tandan sawit tadi
menuju tempat dikumpulkannya sawit yang akan diambil dengan truk esok harinya dan
dibawa ke perusahaan. Mamak fulia dibantu oleh bapak fallen. Satu kali angukt atau
menggendong keranjang, mamak fulia mampu membawa tiga puluh kilo sawit. Brondol
sawit pun ttidak dibirakan atau ditinggal begitu saja karena brondol sawit ini juga akan
diangkut nantinya. Brondol sawit yang telah busuk dipisahkan, karena tidak diterima
perusahaan, namun dibawa pulang dan dimanfaatkan sebagai pengganti pelita atau lampu
minyak di rumah ketika dibutuhkan.
Bapak daros mengaku, panen kali ini hasilnya tidak begitu banyak dibanding sebelumnya.
Karena ada beberapa pohon sawit yang belum siap dipanen buahnya, namun lumayan
hasilnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bapak daros memiliki satu kapling kebun
sawit dengan luas dua hektar, lumayan luas sebagai sumber utama penghasilan keluarga.
Anak bapak daros, kak meren namanya, juga membantu panen kali ini. kak meren adalah
anak pertama bapak daros yang sekarang sedang menempuh kuliah strat S1 di universitas
terbuka di meliau, jurusan pendidikan guru sekolah dasar. Maria merensia, nama
lengkapnya, akrab dipanggil kak meren atau bu meren ini juag telah menjadi guru di SD Suak
Mansi 26 dan juga di PAUD yang baru-baru ini dirintis dan dibuka di Suak Mansi oleh inisiatif
pihak gereja gapin suak mansi.
Kak meren menuturkan, dia baru bisa membantu panen sawit setelah dia menetap di
rumah, karena sebelumnya ketika dia masih menempuh pendidikan di smp, smk, dia harus
tinggal jauh dari orang tua dan tinggal di kos. Smp dan smk ditempuh kak meren di meliau.
Hari 23. Senin, 29 Juli 2013
Ke rumah pk selamun mengambil data dari KUD Pang Pala tentang kepemilikan kapling di
suak mansi.
Hari 24. Selasa, 30 Juli 2013
Handrianus. Pemuda kelahiran suak manasi 1993 ini adalah anak pertama dari pasangan
suami istri asli dayak. Setiap harinya, aktivitas han, panggilan akrabnya, noreh membantu
orang tua dan panen sawit ketika tiba waktu memanen sawit. Han memiliki tiga saudara,
herculanus usia belasan tahun, theodora yang sekarang menempuh pendidikan smp di
meliau, dan pianus yang sekarang masih menempuh pendidikan sekolah dasar di suak
mansi.
Pendidikan terakhir han adalah sekolah menengah atas yang ditempuh di pontianak. Han
tinggal dengan saudara dari mamaknya yang domisili di pontianak ketika han menjalani
pendidikan sma selama tiga tahun. Ketika han lulus sma, kondisi ekonomi keluarga belum
begitu mapan. Bapak masih noreh di kebun tetangga, dan membantu panen sawit milik
orang lain. Kondisi yang demikian membuat han tidak bisa melanjutkan pendidikan ke
perguuruan tinggi, saat saya tanya apakah ingin kuliah, han mengaku sebenarnya ingin
kuliah namun karena han masih memiliki adik dan dia anak pertama, dia merelakan dirinya
tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan memilih membantu orang tua di rumah. Bebrpa
tahun kemudian setelah han lulus sma, ekonomi keluarga han mulai bangkit dan akhirnya
dari hasil menabung, bapak han mampu membeli kebun karet dan kebun sawit sendiri. Adik
pertama han, herculanus tidak menamatkan pendidikan sekolah dasarnya, cerita han,
herculanus sudah disuruh untuk sekolah namun dia tidak mau, akhirnya ornag tua lebih
memilih tidak memaksa anaknya, dengan pertimbangan jika dipaksa nanti akhirnya malah
jadi tidak baik, jadi nakal atau apa. Theodora, adik perempuan satu-satunya han
melanjutkan sekolah ke meliau dan tinggal dengan saudaranya disana. Pianus, adik terakhir
han, masih kelas empat sd. Han berharap adik-adiknya dapat bersekolah tinggi dan tidak
menjadi seperti dirinya yang hanya menjadi penoreh dan masih kerja ngikut orang tua.
Han akan pergi ke pontianak beberapa hari lagi untuk mencari pekerjaan disana. Han
mengaku ingin merubah nasib, tidak hanya menjadi pemuda kampung yang berprofesi
sebagai penoreh.
fieldnotes juli 2013
fieldnotes juli 2013

Más contenido relacionado

Similar a fieldnotes juli 2013

Fotnote
FotnoteFotnote
Fotnoteijal69
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxSarif Hidayat
 
Tulisan softskill ke 2
Tulisan softskill ke 2Tulisan softskill ke 2
Tulisan softskill ke 2Dedy Setiady
 
Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba tammi prastowo
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahTRIENDI
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiTito Aloysius
 
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanCerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanIrfan Rosyidin
 
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019NajmatulHusna
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bmamoi286
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bmamoi286
 
Autobiografi joni kece badai
Autobiografi joni kece badaiAutobiografi joni kece badai
Autobiografi joni kece badaiMhd Habib
 
Bangau menenun songket
Bangau menenun songketBangau menenun songket
Bangau menenun songketRohana Mazelan
 

Similar a fieldnotes juli 2013 (20)

Fotnote
FotnoteFotnote
Fotnote
 
{Pengalaman hidup}
{Pengalaman hidup}{Pengalaman hidup}
{Pengalaman hidup}
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docx
 
Tulisan softskill ke 2
Tulisan softskill ke 2Tulisan softskill ke 2
Tulisan softskill ke 2
 
Pada Sebuah Panti
Pada Sebuah PantiPada Sebuah Panti
Pada Sebuah Panti
 
Sinopsis novel
Sinopsis novelSinopsis novel
Sinopsis novel
 
Cerkak
CerkakCerkak
Cerkak
 
Seekor capung merah
Seekor capung merahSeekor capung merah
Seekor capung merah
 
Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 
Majis perkahwinan
Majis perkahwinanMajis perkahwinan
Majis perkahwinan
 
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanCerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
 
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bm
 
Pelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 BmPelajaran 1 Bm
Pelajaran 1 Bm
 
Rahasia kumari (agus dermawan t)
Rahasia kumari (agus dermawan t)Rahasia kumari (agus dermawan t)
Rahasia kumari (agus dermawan t)
 
Autobiografi joni kece badai
Autobiografi joni kece badaiAutobiografi joni kece badai
Autobiografi joni kece badai
 
Bangau menenun songket
Bangau menenun songketBangau menenun songket
Bangau menenun songket
 
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
 

Último

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Último (20)

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

fieldnotes juli 2013

  • 1. Fieldnotes of Boyan River Expedition Siti Chusniyah ( Universitas Negeri Semarang ) Suak mansi, 7 Juli 2013 – 30 Juli 2013 Sources : buku monyet dan rekaman suara. Notes : nomor-nomor yang muncul disetiap paragraf yang ada menunjukkan nomor rekaman di hp saat peneliti sedang melakukan pengumpulan informasi. Hari 1. Minggu, 7 Juli 2013 Sampai di Suak Mansi sekitar pukul 17.00, tepatnya saya dan Gloria diturunkan di depan rumah pak Sempe, kepala dusun Suak Mansi. Tiba di rumah pak Sempe, kami menunggu beberapa menit untuk bisa istirahat dan duduk di dalam rumah pak Sempe, karena pak Sempe masih berada di lapangan sepak bola seberang sungai, pak Sempe ikut main sepak bola. Rumah pak Sempe terletak di suak mansi hulu. Mayoritas warga suak mansi hulu beragama kristen, dan di daerah sini lebih banyak anjing yang berkeliaran daripada di suak mansi hilir. Mas Ardan ditemani salah satu pemuda setempat menjemput pak Sempe ke lapangan sepak bola. Sembari mas Ardan pergi, saya dan Gloria disambut oleh ibu Dewi,istri pak Sempe. Kami dipersilakan duduk di dalam rumah pak Sempe. Saya melihat setiap sudut rumah pak Sempe, terlihat beberapa foto yang dipajang didinding kayu rumah pak Sempe. Tanpa kami tanya, ibu Dewi langsung menceritakan siapa saja yang ada di setiap foto yang tertempel di dinding kayu itu. Ibu Dewi memiliki tiga anak. Tak sempat saya mencatat apa yang diceritakan ibu Dewi di buku monyet saya, sudah terlalu capek melakukan perjalanan dari Yogyakarta sampai Suak Mansi dari Sabtu pagi hingga Minggu sore baru tiba di Suak Mansi. Intinya, ibu Dewi menceritakan tentang anak-anaknya,yang kini tinggal Nety yang masih di rumah menemani pak Sempe dan ibu Dewi. Anak-anaknya yang lain kuliah di jawa dan telha menikah, ada yang menetap di Jawa. Setelah bercerita, ibu mengantar saya dan Gloria ke kamar Nety. Kami akan tidur di kamar Nety, sebelahnya ada kamar pak Sempe dan ibu Dewi. Kami pun membawa serta barang-barang kami ke kamar Nety di lantai atas. Lepas menyerahkan oleh-oleh titipan mas Pudjo, empat bungkus kopi, pak Sempe tiba di rumah dengan seorang bapak-bapak. Saat pak Sempe tiba di rumah, saya masih berada di
  • 2. lantai atas melihat-lihat kondisi sekitar. Saya pikir Gloria perlu bantuan saya untuk membawa barang-barangnya ke atas, turunlah saya ke ruang tamu. Ternyata pak Sempe sudah datang. Saya dikenalkan dengan pak Sutarmin, ketua RT 03, kampung Suak Mansi. Pak Sutarmin seorang muslim. Pak Sempe dan bu Dewi menawarkan saya untuk tinggal di rumah pak Sutarmin saja, karena dua hari lagi masuk bulan puasa. Pak Sempe dan bu Dewi khawatir saya tidak nyaman di rumah mereka karena saya muslim dan mereka kristen. Tentulah repot nantinya, begitu pendapat mereka. Saya sempat bingung,tak enak hati dengan pak Sempe dan bu Dewi. Saya khawatir nanti saya tidak nyaman dan merepotkan mereka saat sahur. Sempat saya berkata, tak apalah tinggal di rumah pak Sempe, namun saya berpikir cepat dan mengambil keputusan untuk tinggal bersama pak Sutarmin saja. Pak Sempe dan bu Dewi tak keberatan saya tidak jadi tinggal di rumah mereka. Dengan sepeda motornya, saya membonceng pak Sutarmin menuju rumah beliau. Lupa oleh-oleh, dikasih Gloria, untung lah. Keluarga pak Sutarmin. Tiba di rumah pak sutarmin saya disambut ramah oleh istri pak sutarmin. Saya berkenalan dengan ibu Sugihartini, mamak Tole, mbah Ngatijem. Mamak su adalah panggilan akrab dari seorang Sugihartini, istri dari pak sutarmin yang akrab dipanggil pak su atau pula pak tula. Pak su dan mamak su memiliki tiga anak. Anaknya yang pertama bernama Sri Suheni yang sekarang telah menikah dengan anak seorang dayak, penduduk asli. Anak yang kedua bernama Suharwo dan anak yang terakhir bernama Triadi Supriyanto. Suharwo akrab dipanggil Tole berusia empat belas tahun, dan Triadi Supriyatno akrab dipanggil Supri berusia tiga belas tahun. Mbah ngatijem adalah ibu dari pak sutarmin. Mbah ngatijem asli orang kokap, yogyakarta yang dulunya mencari peruntungan hidup menjadi perantauan di kalimantan. Pak sutarmin sendiri adalah generasi kedua seorang perantauan yang lahir di Suak Mansi, tapi tetap darah turunan jawa. Tentang anak pak Sutarmin yang pertama, Suheni. Suheni menikah dengan seorang pemuda desa Suak Mansi, seorang Dayak bernama. Pernikahan yang mejadikan Suheni menjadi seorang dayak bergama Kristen mendapat penolakan dari orang tua Suheni, yaitu pak Su dan mamak Su. Di usianya yang masih sembilan belas tahun, Suheni telah mengambil keputusan besar yaitu menikah dan berpindah keyakinan. Pak Su dan mamak Su tidak memberikan restunya atas pernikahan Suheni. Mereka berdua memilih meninggalkan
  • 3. kampung saat pernikahan Suheni dilaksanakan. Mereka tidak sampai hati melihat anaknya berani menentang dan melawan nasihat orang tua untuk tidak menikah dengan orang dayak dan berpindah agama. Mandi di sungai dengan mamak. Karena sedang ada keramaian di lapangan seberang sungai, sungai di belakang rumah mamak dijadikan sebagai jalur tikus yang artinya lebih dekat menuju lapanan sepak bola, ini menjadikan sungai di belakang rumah mamak selalu ramai dengan lalu lalang orang maupun sepeda motor setiap siang sekitar jam dua ketika mereka berangkat dan sore sekitar jam setengah enam ketika pertandingan selesai dan mereka pulang. Dilihatin foto kak Syifa, mahasiswa KKN UGM 2012. Syifa adalah mahasiswa KKN dari UGM pada tahun 2011. Penerimaan warga suak mansi sangat baik kepada mahasiswa yang masuk ke kampung mereka. Lepas maghrib nonton acara di depan gereja. Gloria ikut acara dari jam 6. Mampir ke rumah mbah Tugiran, bapak mamak Sugi. Dapat cerita dari mamak, harga sawit ditentukan perusahaan, petani manut. Petani sawit Suak Mansi jual hasil panennya ke BHD semua. Harga sawit paling tinggi 1700, paling rendah 500. Jam 8 pulang, perjalanan pulang ke rumah ibu bilang orang islam/jawa yang jadi dayak/kristen disini, hidupnya susah, dan sebaliknya. Saat saya tanya kenapa, tidak tahu, diberi contoh, ada tetangganya yang jadi dayak hidupnya susah, masih muda sudah meninggal. Nonton tv bareng, jam 9 tidur. Hari 2. Senin, 8 Juli 2013 Bangun jam 5.20, sebenarnya sudah bangun sejak jam 4.45, tapi karena tak berani sendiri mengambil air wudlu di sungai, saya memutuskan untuk menunggu dibangunkan ibu. Air sungai di belakang rumah bapak Su terasa sangat dingin ketika menyentuh kulit tubuh. Menikmati udara pagi Suak Mansi di teras rumah bapak Su dengan ditemani kopi oleh-oleh dari mas Pudjo buatan mamak. Memasang barang dagangan ibu di meja teras rumah. Snack ringan mereka sebut kue. Jualan ibu : kue, rokok, mie instan, bensin, solar, dan minyak tanah.
  • 4. Datang dua orang pembeli, mbah Muri dan mbah Paini, membeli rokok. Ngobrol sebentar dengan mbah Muri, beliau mampir sebelum pergi mencari burung ke hutan. Mbah Muri adalah seorang transmigran asal Pati, Jawa Tengah. Sembari mengisap rokoknya, beliau mengatakan hidup di Jawa itu melarat, kalau di sini (Kalimantan) bisa kaya. Selain menjadi petani sawit dan karet, beliau juga berprofesi sebagai pencari burung dan penjual ayam. Mbah Muri juga sempat bercerita tentang anak-anaknya. Anaknya ada yang bekerja di perusahaan sawit, gajinya 7,8 juta, gaji pokok 3 juta, tidak ada yang namanya gaji 1 juta, tak main kata mbah Muri. Setelah dirasa cukup ngobrol, mbah Muri pamit untuk mencari burung ke hutan. Lepas ngobrol dengan mbah Muri, ngobrol dengan bapak. Cerita bapak, Suak Mansi ada orang Jawa sejumlah tujuh rumah, 9 rumah islam. Ada tiga rt di Suak Mansi, rt 1, rt 2, dan rt 3. Rt 2 dipegang oleh pak martianus, rat 3 pak sutarmin, rt 1 bapak lupa namanya. Rt satu wilayah sekitar rumah pak sempek. Melihat aktivitas warga di hari pertama saya di Suak Mansi. Pagi hari sangat sepi, depan rumah warga sepi, hanya terlihat beberapa perempuan yang pergi ke sungai, mencuci perabot dapur. Beberapa motor lalu lalang lewat depan rumah yang saya tinggali, orangorang yang berangkat noreh, biasa sepasang suami istri naik sepeda motor. Milir. Bapak dan mamak milir untuk membeli barang jualan di rumah, di hari pertama saya tinggal di Suak Mansi Saya di rumah sendiri. Jam dua siang bapak mamak pulang dari Meliau. Masyarakat di sini menyebut aktivitas pergi ke kecamatan meliau dengan milir. Milir dilakukan jika ada kebutuhan yang harus dibeli di pasar meliau. Pak sutarmin biasa pergi milir untuk membeli barang tang akan dijual di warung kecil di teras rumahnya. Warung kecil ini baru dibuka sekitar dua tahun ini. Menurut mamak, penghasilan dari buka warung ini lumayan untuk menambah pemasukan keluarga, meskipun kecil jumlahnya. Milir menjadi aktivitas rutin bapak setelah membuka warung kecil di rumahnya. Keramaian seberang sungai. Saya main ke keramaian bersama mamak dan gloria. Keramaian ini dalam rangka acara HORPEM (Hari Olahraga Pemuda). HORPEM dilakukan dengan mengadakan pertandingan sepak bola antar kampung. Tampak spanduk kampanye politik di balai utama tempat skema pertandingan tertempel dan tempat berjoget pula saat keramaian malam. Tidak hanya kaum laki-laki yang meramaikan menonton pertandingan
  • 5. sepak bola ini, namun kaum perempuan seperti ibu-ibu dan pemudi kampung, serta anakanak pun sangat antusias. Keramaian seperti ini menjadi hiburan live tersendiri bagi masyarakat selain tetevisi yang sering hanya bisa ditonton mulai dari waktu maghrib sampai jam sembilan atau sepuluh malam. Ada beberapa aktivitas yang mengiringi pertandingan sepak bola ketika berlangsung. Gubuk atau warung –warung menyediakan makanan ringan, minuman es serbuk, arak, air mineral sebagai teman menonton pertandingan. Aktivitas yang terlihat adalah main kolok-kolok dan biliar. Warung-warung yang menjual sosis, daging babi, daging anjing, arak, sayuran, pakaian, perabot rumah. Kolok-Kolok. Permainan dadu yang selalu ada ketika ada keraiaman di setiap desa. Tak hanya bermain dadu, tetapi terdapat uang yang dipertaruhkan disetiap gambar yang muncul dari suatu kocokan dadu. Bisa dikatakan kolok-kolok adalah perjudian. Perjudian yang dilegalkan oleh masyarakat setempat, karena hasil dari kolok-kolok juga menjadi salah satu pemasukan dana kegiatan HORPEM melalui pajak yang ditetapkan oleh panitia HORPEM. Sempat gloria, rekan saya, hendak mendokumentasikan aktivitas kolok-kolok, namun ditegur oleh bandar judi. Mereka terlihat takut dan tidak suka jika aktivitas mereka diambil gambar. Mereka takut jika foto atau video itu akan dijadikan bukti untuk dilaporkan ke kepolisian. Uang yang dipertaruhkan mulai dari seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, hingga dua puluh ribu, bahkan lebih. Ada berbagai cara melipat uang yang dipertaruhkan. Sempat diberi tahu oleh Tole, anak bapak Su, namun saya lupa tak mencatatnya di buku monyet. Menariknya, kolok-kolok menjadi sebuah perjudian bagi semua kalangan, tak pandang umur dan jenis kelamin. Kolok-kolok menjadi perjudian yang lumrah dilakukan baik orang dewasa, pemuda, maupun anak kecil atau anak usia sekolah dan baik itu laki-laki atau perempuan. Balita yang masih dalam gendongan sang ibu pun, sudah diajak oleh sang ibu yang asyik bermain kolok-kolok. Ada yang namanya bandar. Bandar adalah seorang yang memiliki kuasa untuk mengocok dadu dan mendapatakan uang taruhan jika orang-orang yang main kolok-kolok tidak beruntung mendapatakan gambar yang cocok dengan uang yang mereka pertaruhkan yang diletakkan diatas gambar-gambar dengan berbagai lipatan yang dirasa hoki. Gambar-gambar yang digunakan dalam kolok-kolok adalah berbagai jenis hewan yaitu ikan, kalajengking, kepiting, dan ada beberapa gambar lagi yang tidak saya ingat. Orang-orang yang bermain kolok-kolok duduk berbanjar satu baris diatas kursi kayu panjang yang sangat sesak dengan orang yang menonton kolok-kolok. Mereka duduk
  • 6. didepan gambar-gambar berbataskan persegi setiap gambarnya yang didipasang di meja yang diduduki oleh sang bandar. Saya tidak akan berbicara anyak tentang kolok-kolok karena saya hanya sekali mengunjungi gubuk beratap layar tempat kolok-kolok dimainkan. Panas, sesak, ramai, penuh dengan keringat, adalah suasana yang saya temui saat saya berada diarea gubuk kolok-kolok. Ditambah dengan anjung dan babi yang bebas berjalan di area yang saya pikir sempit dan dan sesak itu membuat saya berpikir tidak akan ada kali kedua saya berada di area kolok-kolok itu, karena jujur saya takut dengan anjing dan babi dan saya kurang begitu tertarik dengan permainan kolok-kolok. Pak martianus. Adalah ketua rt o2 suak mansi. Penuturan pak Martianus, dayak suak mansi adalah dayak desa. Dayak desa memiliki bahasa dayak yang lebih mudah dipahami daripada macam dayak lain yang ada di Kalimantan. Pak martianus bertandang ke rumah pak sutarmin untuk sekedar bersantai menotonon tv dan ngobrol tentang aliran-aliran Islam. Obrolan ringan tentang aliran-aliran Islam ini dimulai ketika sedang menonotn siaran berita penentuan tanggal satu romadhon yang menandai dimulainya puasa tahun ini. pak Su mengatakan, beliau memiliki saudara yang beliau katakan Islamnya berbeda dengan Islam yang dianut oleh pak Su. Saya pun ikut mendengarkan, dan saya pikir yang dimaksud oleh pak SU adalah LDII, karena menurut cerita pak Su, saudaranya tidak mau sama sekali bersalaman dengan lawan jenis, kemudian ketika sarung atau mukena mereka dipinjam oleh orang lain, sarung atau mukena tadi dicuci karena dianggap sudah tidak suci. Sekitar pukul sembilan, pak martianus mengajak pak su untuk melihat keramaian di seberang sungai belakang rumah pak su. Sebagai anggota panitia keramaian, pak rt setiap malam mengecek keamanan di keramaian saat malam, dikhawatirkan ada perkelahian karena banyak orang yang mabuk dan ada pula perempuan-perempuan pejoget. Hari 3. Selasa, 9 Juli 2013. Bangun 5.20 seperti hari sebelumnya aktivitas pagi di selasa ini, minum kopi, nyantai, ngobrol ringan, melakukan pendekatan dengan keluarga baru, diteras rumah, pagi yang dingin, karena malamnya hujan lumayan deras sekitar pukul 2 dini hari. Mencoba mencari sinyal di lantai atas rumah bapak. Alhamdulillah dapat sinyal, nelpon keluarga di rumah, kasih kabar.
  • 7. Ziarah kubur. Selesai menelpon keluarga di rumah, saya mendengar rencana bapak mau ke kubur, saya menawarkan diri untuk ikut, awalnya bapak enggan menerima, namun akhirnya boleh sama bapak. Berangkat pukul 9, ada bapak, saya, supri, tole, mamak eko, dan fitri. Supri dan tole adalah anak kedua dan ketiga bapak. Fitri adalah anak ketiga mamak eko. Ada beberapa dokumentasi foto dan video untuk aktivitas saya di hari kedua tinggal di Suak Mansi. Sempat berbincang dengan bapak saat melewati hutan menuju kubur keluarga bapak. Saya bertanya tentang bagaimana bapak dapat memiliki kebun sawit. Bapak bercerita kepada saya, bahwa sawit mulai ada di Suak Mansi pada tahun 1992, perusahaannya bernama BHD. Ada musyawarah antara warga dengan pihak perusahaan tentang akan adanya perkebunan kelapa sawit di Suak Mansi. Kepala dusun berperan sebagai jembatan atau penghubung antara warga Suak Mansi dengan pihak perusahaan. Kesepakatan yang ada saat itu antara warga dengan perusahaan adalah warga harus menyerahkan tanah seluas 7,5 hektar kepada perusahaan, warga mendapatkan haknya 2 kapling kebun sawit. Jika tidak memberi tanah ke perusahaan, tidak mendapat kebun sawit. Lumayan mendapatkan informasi dari bapak dan yuyud selama perjalanan berangkat dan pulang dari kubur, namun informasi yang didapat diluar pertanyaan yang saya cari jawabanya. Sebagai tambahan data saja, akan saya sampaikan disini. Pertama, tradisi ziarah kubur sebelum memasuki bulan puasa. Perlengkapan yang dibawa untuk ziarah kubur adalah bunga, daun pandan, sabut kelapa, jerigen air, dan korek. Mereka sebut semua itu dengan sajen. Perjalanan menuju kubur melewati hutan dan menyebrang sungai. Perjalanan kami lalui sekitar tiga puluh menit. Sampai di kubur, bapak, supri, tole, mamak eko, dan yuyud membersihkan terlebih dahulu kubur saudara mereka, setelah dibersihkan, kemudian disiram air sungai yang dimasukkan ke dalam jerigen yang diambil saat perjalanan menyebrang sungai. Lepas menyiram kubur dengan air, bapak menyiapkan sajen didepan kubur. Sajen tersebut adalah sabut kelapa yang dibakar, sambil asap mengepul dari sabut kelapa tadi, bapak membaca doa-doa, kemudian terakhir adalah menyebar kembang di kubur.
  • 8. Kedua, data tentang pandangan pemuda akan pendidikan. Berbincang dengan yuyud, pemuda Suak Mansi kelahiran 1998 ini putus sekolah saat kelas tiga SD, dia berkata dia tidak bakat sekolah, nakal di sekolah, merasa tidak cocok sekolah, akhirnya dia keluar. Masak besar di rumah mbah tugiran, sang imam masjid Suak Mansi. Pulang dari kubur, mampir ke rumah mbah tugiran, ada masak-masak untuk acara nanti malam, yaitu malam tarawih pertama di Suak Mansi. Mbah uti, mbah ngatijem, mamak su, mbak siti, ita, gotong royong masak besar, diantaranya masak ayam, nangka muda, mie. Setelah mampir sebentar di rumah mbah, saya diajak yuyud untuk mengepel masjid, karena malamnya akan ada sholat tarawih berjamaah. Saya, yuyud, tole, supri, shela ngepel masjid. Yuyud mengatakan selalu dia yang membersihkan masjid ketika menjelang ramadhan. Saya mendokumentasikan setiap sudut masjid. Masjid sederhana dengan lantai kayu beralaskan karpet berbahan dasar plastik (red (Jawa): perlak). Ada mimbar yang juga sangat sederhana untuk sang imam melakukan khotbah. Pengeras suara yang digunakan di masjid ini mengandalkan tenaga listrik dari genset swadaya dari warga yang beragama Islam di dusun Suak Mansi. Di masjid inilah terdapat fasilitas kamar kecil dengan wc yang airnya mengandalkan dari air hujan yang ditampung di bak penampungan. Sebelah masjid ada rumah kosong dengan biliar yang rusak, nampak beberepa anak memainkannya. Saya melihat, foto, video. Tradisi saat tarawih pertama di Suak Mansi. Suak Mansi adalah satu-satunya dusun di desa melawi makmur yang memiliki masjid. Muslim di daerah landau, nek sawak, tanjung iman, dan daerah sekitarnya pergi ke Suak Mansi untuk melaksanakan sholat jumat. Masjid berdinding kayu yang meskipun tak penuh jamaahnya tetapi tetap hidup walaupun hanya satu, dua, tiga orang yang berjamaah di masjid. Tradisi yang ada pada masyarakat muslim di dusun Suak Mansi ketika malam pertama sholat tarawih adalah makan bersama dan doa bersama. Makan bersama dilakukan setelah sholat tarawih dilakukan. Sahalat tarawih dilakukan sebelas rakaat dengan imam mbah tugiran. Pada acara makan bersama ini, masakan yang dibuat oeh istri mbah tugiran dengan mbahk siti, mamak sugi, dan mbah ngatijem, adalah nasi putih, nasi kuning, ayam ingkung,
  • 9. gori/nangka muda, mie, bubur, oseng rebung dan tempe, peyek, apem, kopi, teh. Ada bebrapa makna dai makanan tersebut. Mamak Pingah sang Pencari Burung. Maghrib tiba. Bertemu dengan mamak pingah/paini dan mamak gesot/tuginem di masjid, ngobrol setelah sholat maghrib. Mamak pingah pencari urung. Burung bukit 300ribu, burung payak 150ribu. Seringnya nyari burung bukit. Tiap hari nyari, dapat, dijual ke orang. Toko pelnagi landau. Mamak pingah punya anak tiga, rupingah, budi, ketut. Budi kerja di BHD, gaji tinggi, baru kerja 4 buan, tiap bulan gaji naik, gaji 5 juta. Budi melarang emak dan bapak nyari burung, tapi mamak bapak tidak mau, krena mereka hobi. Minggu kemarin nyari burung ketemu ular besar, dikejar, akhirnya pulang ndak bawa burung. Mencari burung di hutan memakai pukat, mamak pingah pandai, tidak ada yang mencari burung selain mamak pingah dan mbah Muri di sini. Penghasilan mencari burung lebih tinggi daripada noreh atau penghasilan tani sawit. Mencari burung dapat tigaratus ribu sehari, sedangkan noreh dan sawit belum tentu dapat segitu. Mamak punya kebun sawit, tapi yang manen anaknya, suruh ngurus anaknya, nanti anaknya dapat upah. Obrolan dengan mbak siti lepas tarawih. Mbak siti adalah istri mas mur, anak mbah tugiran, imam masjid. Ngobrol sebentar, mbak siti bercerita tentang pengalaman hamil saat bulan puasa. Meskipun dalam keadaan hamil mbak siti tetap puasa, satu bulan penuh, karena mbak siti berkeyakinan kalau puasa penuh maka doa dan keniginannya dapat tercapai atau dikabulkan oleh tuhan. Mbak siti asli dari balai pekuak, seorang dayak. Mbak siti pidah menjadi islam ketika menikah dengan mas mur. Pertemuan mereka hingga bisa menikah berawal ketika mas mur main bola, mbak siti menonton pertandingan, akhornya kenal dan dekat hingga mbak siti memutuskan pindah keyakinan dan menjadi istri mas mur. Hari 4. Rabu, 10 Juli 2013 Puasa hari pertama. Menu sahur adalah seperti menu saat makan bersama di masjid. Rekaman suara 7. Terdengar ibu memecah es batu. Ada bapak mamak, supri,tole. Izza meau mencari sinyal telkomsel minta diantar sama bapak. Terdengar suara motor. Supri dan tole main petasan yang kemarin dibeli sama bdegarapak di meliau. Ada shela memanggil manggi tole dan supri
  • 10. dengan sebutan kakang. Ibu memperingati tole jika petasannya kena orang. Ada atun, ibu mneyapa mau kemana tun. Terdengar suara petasan jedor jedor. Petasan dibel dengan uang tole, tole nitip sama bpak uang seratus lima puluh ribu, dikira tole seratus ribu itu dibelikan petasan semua, padahal bapak hanya membeli petasan lma puluh ribu. Petasan tersebut dijual seharga seribu per bungkus. Tetapi lebih banyak dibuat mainan sendiri daripada untuk dijual. Jadi bisa dibilang tidak ada untungnya. Hari 5. Kamis, 11 Juli 2013 Rekaman 8. Latar : di rumah kak meren. Ada saya, gloria, izza, kak meren, dan mamak meren. Mamak meren mengatakan, di riam jebol banyak emasnya, meskipun kecil-kecil. Ada tambang emas yang tidak seberapa jauh dari kampung ini. Izza bilang ndak ada kerjaan apaapa pas puasa malah jadi lemes. Meren : orang puasa yang mulanya kurus bisa tambah kurus. Izza : malah jadi gemuk. Butuh istirahat.gloria menunjukkan penelitianyya yang dulu dikasaih foto dan tanda tangan, namanya aji, buat kenag2an utuk gloria. Jangan jadikan kesalahan menjadi penyesalan. Aji itu kayaknya omnya aji itu. Dulu dia punya ponakan, nakal, penelitian di pekalongan, tapi vega agak jauh. Aku di rumah terus. Seminggu kemudian baru akrab. Peneltian tentang pariwisata, dulu partner mbak erina, dia pendidikan. Meren : masing masing memiliki tema atau judul peneltian, kalau ada yang sama enak bisa nyontek. Meren: nanaya saya penelitiannya tentang apa, sya jawab sawit. Berarti kalau ada panen ikut panen ya. Ibu meren: itu panennya sekitar tanggal dua puluhan kalau mau ikut. Izza : cerita pada saat dia sakit di rumah sakit, sakit dbd, ada pasien yang kakinya kena gancu. 9.Tajuk Tajuk sama dengan arak tapi ada yang digunakan sebagai ramuan. Ada kacang ma, sejenis arak, dikasih daun kacang ma. Ada daunnya situ. Namanya kacang ma tapi dia daun. Itu kan mereka bikinnya pakai ayam, campur ayam, diminum, untuk obat, cocok untuk orang hamil, biar darah kotor lepas melahirkan keluar, biar seger.
  • 11. Nety tidak sehat, gampang sakit, parah penyakitnya, lambungnya sakit. Dibawa ke pontianak, kena penyakitnya disana juga. Mbak siti juga sakit lambung. Gara-gara makan nanas. Izza nanya ada yang hamil tu ndak disnini, ada. Pakai bidan desa. Dulunya sih kalau masih hidup orang jawa, tapi dia diam di melawi. Kalau orang landau pampang dua kalau ada yang mau lahir manggil dia semua. Tapi sekarang sudah meninggal. Kita pun dua dua anak pakai bidan orang melawi itu. Waktu itu belum ada sepeda motor, jalan kaki pakai sepeda. Bapaknya pergi ke me;awi naik sepeda pulangnya bawa bidan desa. Kalau ada motor macam sekarang enak, jauh pun jadi dekat. 10. bicarakan orang yang teler tetapi naik sepeda motor. Bang giring. Ndak berani numpang edi ngebut, dia takut lalu bannya bocor, lalu jalan kaki, untung ada orang daerah mana nuk, apa namanya balai imbung, orang kerawang katanya, lalu tanjal orang tiga. Edi udah ndak bisa bawa motornya. Cewek ditinggal di pampang dua, dia minejm motor bibi ngambil yunike dipampang dua, mau dibawa sudah ndak kuat. Preman kayak preman itu mbak siti. Dibilang ngebut ndak ngebut dibilang ngebut ngebut. Mabuk bisa bawa motor ndak pakai lampu. Jatuh bangun lagi, jalan lagi pakai motor, jatuh jalan lagi. Kata orang sih ndak terasa, kalau mabuk ndak kerasa sakit. Bicarakan temannya gloria. Mucin, sumbing, olga. 11. di rumah ibu ibu mengisi formulir pendaftaran paud. Waktu paud tergantung banyak suara orang tua, minta pagi atau sore, kalau banyak minta pagi ya pagi, kalau sore ya sore. Tempatnya di bekas cu. 12. kalau lewat ini pasti jatuh, ada yang dorong, ndak ada orangnya, penjaganya jahat, tapi sekarang udah ndak ada penaganya, udah lama ndak ada penjaganya. Disni dulu banyak yang nayri emas, biasa bulan puasa nyari emas. Sekarang udah nddak karena ada yang marah, yang punya tanah marah, yang punya namanya senci, oarng dayak. Kemudian banyak yang ndak berani nyari emas disini. Belakng rumah pernah dicari emas, sekarang udah ndak ada emasya. Emasnya kasrakasar. Seboyu dekat nek wsawak, jauh dari sini, gunung melawi. Aku yang gaykanya ssaya lihat kecil kecil, dulu gampang nyari emas, sekarang payah. Kalau di kampung ndak perlu pakai mesin yang penting mampu ndak
  • 12. ngayak, kerja emas pun mau, harus sabar, kalau ndak sabar ndak bias, macam sidak (orang), tapi bukan di kampung ini di lombak, nari emas pakai mesin mati. Kalau pakai mesin itu kan lobangnya kan besar, anak buahnya masuk ekdalam ngambil tanahnya engkohnya kata orang sini yang ada emasnya, lalu bosnya yang diatas nyemprot nyemprot ndak tau ada naka buah dibawah, mesinnya dihidupin ahirnya mati. Kalau mesin kan semuanya kan bisa roboh. Dafi nanay nau pulang ndak. Pagi membuat catatan lapangan. Bapak dan emak noreh, berangkat setlah shubuh dan pulang pada pukul sepuluh pagi. Harus ke pampang dua untuk beli es. Diajak mbak siti beli es ke pampang dua. Harga es di pampang dua adalah dua ribu per bungkus. Jika membeli di Suak Mansi, di tempat pak sabar (seorang tokeh) harga es per bugkus adalah lima ribu, jadi mbak siti lebih memilih membeli es dipampang dua meskiun harus naik motor dan melewati jalan terjal selama tiga puluh menit. Saya bonceng mbak siti edngan perasaan takut kalau kalau saya jatuh karena medan yang terjal dan tak biasa bagi saya, saya mendegar sedikit cerita dari mbak siti. mbak siti cerita dia jualan arak diwarung keramaian, awalnya dilarang sama mbah tugiran, tetapi mbak siti tetap jualan. Adik ipar mbak siti bilang wong islam puasa kok jualan arak,mau dikasih uang haram itu anaknya, tapi mbak siti cuek saja, toh niatnya kan cari uang, kalaupun takut ngasih makan uang haram sama anak, mbak siti rela uang hasil jualan diserahkan ke orang semua, buat amal. Obrolan di rumah mamak meren. Setelah beli es di pampang dua dan menaruhnya ke warung, bertandang ke rumah mamak meren. Ada saya, gloria (partner saya di Suak Mansi), izza (partner), mamak merent, dan kak merent. Mamak merent membuatkan minuman untuk kami, karena saya sedang puasa jadi maamk merent hanya membutakan minuman untuk gloria dan izza, mamak membuatkan mereka kopi. Ditemani dua gelas kopi dan hp samsung gt milik saya, kami memulai obrolan tentang bagaimana ketika puasa. Meren bilang kalau puasa bisa tambah kurus, tapi izza menimpali kalau puasa malah bisa tambah gemuk karen pas buka maknnya banyak. Lalu berbicara tentang kegiatan kami disni, bahwa kami disini sedang melakuakn penelitian. Saya bilang saya melakukan penelitian tentang petani kelapa swit. Meren mengatakan berarti saya ikut panen sawit juga, saya mengiyaka. Mamak merent menawarkan saya melihat alat alat yang digunakan untuk memanen sawit.
  • 13. Melihat alat alat yang digunakan untuk manen, ada gancu, agrek, dan dodos. Agrek digunakan untuk mengambil tnadan saqit di pohon sawit yang sudah tinggi, dodos digunakan untuk mengambil tandan sawit di pohon sawit yang masih pendek, gancu digunakan untk mengambil tandan sait yang telh jatuh ke tanah, utnuk selanjutnya diangkut dengan mnggunakan tas kayu rotan yang digendong. Mama merent cerita tentang falen, seoang anak disabilities di kampung Suak Mansi. Falen adalah keluarga mamak. Mamak dan bapak falen juga ermasuk orang dengan disabilities. Dulu falen mau dirawat sama mamak meren, tapi meren tidak setuju, repot ngurus adik. Mamak meren bilang kalau falen diurus sama kita pasti jadinya dia anak yang waras. Falen suka mengambil barang orang dan kenudian barang itu du buangnya, masyarakat suka marah sama falen karena kelakuannya itu. Misal ngambil barnag lalu barangnya dia pakai, masyarakat tidak marah, sebaliknya dia mengambil barang lalu dibuangnya. Meren cerita akan ada pembukaan paud di Suak Mansi yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2013, paud ini adaah paud pertama di dusun Suak Mansi yang dirintis oleh kalangan gereja. Paud ini bernanung dibawah yayasan lentera kasih borneo. Meren sebagai salah satu calon pengajar di paud ini, mempromosikan paud ke warga Suak Mansi dengan mengunjungi tiap tipa rumah warga. Dia menjelaskan tentang syarta dan pembayaran pendaftrannya. Paud ini tidak hanya untuk merek yang bergama kristen, tetpai untuk semua yang berminta igin mneyekolahakan ankanya ke paud. Main di riam jebol. Siang yang sangat panas di Suak Mansi. Meren mengajak kami main ke riam jebol. Riam adalah sungai dengan batu batu besar yang indah. Berjalan kaki menuju riam, ada saya, gloria, izza, meren, supri, dan dafi. Belum sampai ke riam jebol, meren mengajak kami mampir sebentar di sebuah rumah dekat jembatan. Meren memberikan formulir pendaftaran paud kepada ibu pemilik rumah dan menungguinya mengisi formulir pendaftaran itu. Rumah berdinding dan beralas kayu, beratap daun yang bisa dibilang kecil, saya menemukan tempelan-tempelan kertas didinding kayu depan rumah tersebut. Ada brosur undangan acara di gereja bebrap hari yang lalu yang diisi oleh andy idol dan seorang pendeta asal papaua pada hari mimggu tujuh Juli 2013 puluk lima sore bertempat di halamn gereja gapin dengan tema menjadi genrasi pemenang. Kemudian ada juga trmpelan kertas tentang peraturan pertandingan bola volley dalam rangka gawai nyopat sowa podi pampang
  • 14. dua 2013. Selain itu ada juga tempelan kertas berisi undangan daam rangka merayakan pesta gawai adat dayak di dusun pampang dua pada tanggal 8 juni 2013 volley ball putar putri utnuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan pad atanggal 19 mei sd 15 juni 2013. Ada pula peta pertandingan volley. Saya mengambil foto tempelan tmpelan kertas tadi sembari menggu ibu pemilik rumah mengsis formulir pendaftaran paud, terlihat sang anak berumur 5tahunan, anak sang pemilik rumah makan di depan pintu rumah dengan membawa piring di tangannya dan menggnakan sendok. Selesai ibu pemilik rumah mengisi formulir pendaftaran paud, kami melanjutkan perjalanan menuju riam jebol. Panas terik membuat saya tidak sabar sampai di riam jebol, penasaran bagaimana sih riam jebol itu yang sering mereka ceritakan. Beberepa menit jalan, kami pun sampai di riam jebol. Riam jebol adalah salah sati bagian dari sungai turunan dari sungai melawi yang memiliki batu-batu besar ditengah dan pinggir sungai. Ada salah satu bagian yang dulunya menjadi area penacrian emas oleh warga. Ada dibawah pohon besar. Namun sekarang masyarakat sudah tak ada lagi yang mencari emas di area itu. Masyarakat lebih memilih noreh dan memanen sawit, karena penghasilan dari mencari emas tidak pasti. Cerita seorang Dafi. Dafi adalah anak usia kelas enam SD. Dia besekolah di SD Suak Mansi. Asal – usul dusun Suak Mansi. Sumber cerita orang tuanya. Suak adlah air kecil, mansi adalah tenang, jadi suak mansi adalah ar kecil dan tenang. Menurut penuturan dafi, umur dua tahun sudah punya motor. Nabung satu juta buat kredit motor. Dafi suka nabung. Kata dafi kalau nabung semua keinginan tercapai. Cerita tentang penunggu sungai. Ada tiga tempat di suak mansi yang konon ada penunggunya, di riam jebol, lihat video riam jebol. Malam lepas tarawih ke dua puasa. Berbincang dengan supri.Ibu heni kelas dua. Ibu susanti kelas enam. Ibu meren kelas emapat. Pak mita kelas lima. Kepala sekolah pak narwito, menurut supri beliau galak, supri pernah ditampar. Ujian nasional 2013 di sd suak mansi 26 hanya enam murid. Mereka adalah supri ( triadi supriyatno, andi firmansyah (suak mansi hulu), agustinus adem (dekat gereja gapin), Devi (dekat masjid), tata (dekat pak sempe), fany permata utama. Perubahan jumlah siswa. Kelas satu ada tiga belas siswa, kelas dua berkurang menjai dua belas, pedi keluar karena pergi ke pontianak dan akhirnya noreh. Kemudian kelas tiga berkurang satu lagi, tinggal sebelas siswa, yuyud keluar dan menjadi penoreh. Kelas empat berkurang lagi satu tinggal sepuluh siswa. Kelas lima berkurang dua,
  • 15. tinggal delapan siswa. Dan kelas enam akhirnya sisa enam siswa yang masih bertahan melanjutkan dan menamatkan jenjang sekolah dasar. Karena ada uda siswa yang tidak naik kelas, mereka adalah doni dan franky. Kondisi sekolah. Ada ruang kelas dan ruang guru atau kantor guru. Bangku kayu banyak yang rusak. Tidak ada perpustakaan. Dulu kepala sekolah ada pak rahman namun sekarang beliau telah pindah ke sd pampang dua. Pak narwito dari kuala rosan. Mata pelajaran yang diajarkan adalah bahasa indoensia, matematika, ipa, ips, olahraga, dan seni. Hari 6. Jumat, 12 Juli 2013 Bangun jam 06.00. asah asah, nyapu. Bapak pulang dari mukat dengan supri dan tole, dapat tujuh ons. Bapak dan izza milir. Adi, adik meren berangkat kerja di bengkel pampang dua. Ada truk mengangkut sawit orang nek sawak, dibawa ke bhd dengan menggunakan truk milik pak sabar. 8.58, terlihat bapak meren menimbang karet di warung pak sabar. Ank anak main mercon, ada pak mustofa di rumah pak sabarno, pak mustofa adalah pak mantri yang setiap minggu ke suak mansi untuk memberi layanan kb kepada warga dn juga layanan kesehatan lainnya, seperti pemeriksaaan penyakit. Bapak cerita tentang pak david yang dulu menjadi ketua KUD. 13. pohon getah dulu, kalau sawit sih baru baru, bibitnya dari perusahaan, kita ngasih tanah, dikasih bibit, dulu dikasih bibit satu kebun dua ratus lebih pokoknya, phonnya, ada yang amti, mati ndak kena panas, kadang kadang dimakan binatang. Rokok ndak ada beli bapak itu. Mamak falen menawari rebung. Mamak lagi batuk ndak mau. Pak eko sembahyang. Mamak perutnya sakit, biasa kalau udah gini, bulan enam belum lama, kalu ujung ujung bulan tujuh enak puasanya. Biasa mamak paling pol lima hari satu minggu. Terdegar suara khotbah dari masjid. Mbah tugiran sawitnya banyak, sana satu, dua , tiga, empat, lima, lima kapling. Kapling itu belum tentu mengahasilkan. Kalau punya itu, kaka bapakku itu berpaa kapling ja sekebun hasilnya main 60an ton, biasya bah, pupuknya terus, kalau disni mana, ndak pernah, macam
  • 16. mamak paling dua tiga kali ngasih pupuk, mana ada hasilnya. Pupuknya mahal, satu karung seratus lebih, beliya di bhd, kita bayar, cicilan. Sini udah panen dijual di warung2, murah kalau diwarung, bias kalau di pabrik seribu, seribu seratus, di warung paling tujuh ratus. 14. lama baru datang truknya, berangkat jam tujuh. Itu sawitnya orang nek sawak, tapi pakai mobilnya pak sabar ngangkuntnya, kalau satu ton seratussatu bulan sekali terima uang, sama bah disni kalau panen terima unag langsung habis, di bhd nya diawa siapa2 kalau da mobilnya, gabung sam aoarang bawa ke bhd nya. Ada orang nawari sayur, mamak mau tapi sya bilag ndak usah tadi udah ada sayur. Nunggu pak eko. Mur lewat ndak inegt kalua jumat, ndak smebahyang. Bapak lupa ada titpan emak yang ndak dibeli. Belanjanya udah banyak, besok besok lagi, yang penting ada sayurnya, sayurnya pasti ada lah. Mamak falen nunggu pak sabar mau nimbang karet, pak sabar sedang sholat jumat. Suruh beli obat ndak beli obat kan. Kae kangkung, apik2. Satu iekat dua ribu. Ini sayur sore ja, bayam untuk pagi. Ada pak mus di rumah pak eko, nyuntik nenek, sakit. Tiap satu minggu pak mus kesnini. Suntik kb orang sini. Hari 7. Sabtu, 13 Juli 2013 Pagi bapak ngarit, setelah selesai langsung milir untuk beli bensin yang kan dijual di rumah, karena bensin bapak tinggal sedikit. 15. latar : Di rumah bapak su, lepas tarawih, ndak nonton tv, karena dipakai izza ngecharge laptop, ndak kuat dayanya kalau nonton tv, mamak su tidur. Tole main disebrang. Saya nunjukin deklarasi spks di netbook saya kepada bapak su. Saya bacakan salah satu isinya deklarasinya, jelasin sedkit. Saya tanya tahukah bapak sola deklarsi itu. Bapak su : dulu sih pernah denger cerita tapi bukan daerah sini, dareah kapuas, bhd, pada marah2 ke perusahaan, perusahan kan pintar, dia lari, tinggal lari ja aman. Tahun 2006 tidak ada kelompok tani.
  • 17. Saya sebutkan koordinator melaiu. Bapak ndak tau. Bapak su : Orang ndak peduli, kalau panen jual ja, yang penting dapet uang. (Sambil makan kuaci yang tidak asin, kata bapak kuaci jawa besar2) Bapak su : Kesepakatan tahun 92, ada tertulis, tapi itu kan, masalah penyerahan tanah, nyerahkan harus 7 hektar setengah. Dua hektar perkebunan, dua untuk rumah. Kalau ndak punya tanah 7 hektar ndak bisa, itu yang pasti, tapi kalau ngotot pun dapet, ngotot ke kepala dusun dan perusahaan, kalau yang ngotot dapet, tapi lambat, agak sulit ngurusnya, ndak mudah kalau nyerahin tanah. Bapak su : Di pak sempe. Kalau data itu baru, ada di kadus lama, pak dewan. Pak smepek baru berapa bulan jadi kadus. Dulu ada pilkades, pergantian, karena kadusnya kan jagoin anaknya, epin, ndak duduk, ndak kepilih, dia (pak dewan) udah mundur, yang kepilih pak sempek, kepala adat pak sentor, pendeta paka majan. Pak sentor temenggung. (Diiringi backsound game dari hp samsung galaxi izza yang dimainin sama tole) 16. bapak su : bapak ndak pernah ngukum orang, duit ngadat ya untuk yang ngadat, kalau ngelanggar ya terpaksa mungkin, itu masih mungkin, pakainya denda ukuran real, satu real kalau ndak salah sertaus ribu (izza nanya ndak tau). Kalau di pampang dua ketat adatnya, harus nyari tuak, arak, babi, untuk makan2. Kalu disini paling2 ya dapet, kalau ketahuan mentri adat dihukum, sekarang udah pada pinter, kalau ada barang ilang dilaporin rt, dikembalikan, bapak sih ndak pernah. Data2 di pak dewan, di pak sempen ndak ada. Pak dewan rumhanya deket jembatan. Kebetulan dia ada disini dia pindah ke meliau, keluarganya disini, dia kerja di pt antam, batu tambang, aneka tambang. Izza nyapa Pak dewan disini , orang sesukanya ja, begitu mau pulang pulang, dia suka ngelucu. Cuma kadang2 kata orang dia kasar, marah2 sama warga, mabok, ndak jelas marah kenapa, kalau lagi pusing, ngomel2 sama warga. Tu udah jadi kebiasaan , jadi warga udah ndak hirau lagi.
  • 18. Pengurus disini dayak semua, temenggung, mentri adat, kadus, Cuma rtnya yang jawa. Yang lainnya mabuk2 semua, dulu bapak meren mantan rt, yang gantiin pak martianus, dulu sini pak sabar rtnya, trus diganti bapak, bisa dibilang wakil orang jawa. 17. semua, cucunya, itu yang mabuk cucnya dikasih itu yang mau dihilangkan, nanti kalau mau dicari2 kan ndak ada, tanah orang dikasih ke keluarga, warga tau tapi dibiarain itulah sbini au ndak pnya tanaah kalau berani gito dapet, kalau orang jawa nerimo ja, kalau dayak sukanya ngotot. Apalagi kalau punya tanah dikit ja, ndak punya tanahj ja beranoi, misalnya ada abnngnya yang jadi pengurus, inta ja. Sertiikatanah, tapi samapai sektang belu mkeular, padaha utngnya udah nda bayak lagi entah kepan kreddinya nditutp, setrtiffikta ndaj keluar, dulu pernah sih jadi wakil sekretari keporasi, enak naya. Sekarang jadi peani , neak, mdank using, Punya tanah peninggalan orang tua, sertifikat belum jelas, disni kalau tanah yang masih uth, beum dijua ndak ad suratnya, kalu udah pernha dijual. Ngrus kadus, kepal desa, tris kecamatamn, kantrnya di neg sawak. Dayak semua. Cerita keluar bapak, ndak ytau lah gimana cerintan kok bisa punya bapak dua. Saudara ada laki2 tiga, perempua tiga. Yang tua pertm a di lombak, lian Suak Mansi, jauh tempatnay, tempta pertambang emas. 18. nomer dua itu sbelah itu, pak santo bapaknya yuyud, kalu dsay yang ketiga, adik say yang jadi orang dayak, sar sartinah, adik say yang bungsu, kerja disanggau, perkebunan sawit, karyawan paa itu, udah nikah pnya nak dua, tinggal di seealh bodok. Dulu pas adik jadi dayak bapak ndak begitu jelas. Entah orang tua memang lemah, am pkatyak bapak lemah, sebenarnya keras, tapi sayang anak ya apalah keinginan anak, udah berbagai cara dipertahankan ndak mau, ya bagiamana. Pak santo dapet orang dayak, tapi orang dayaknya masuk islam. Sartinah rumahnya depannya pak sempe. Makan kuaci, kata bapak ndak enak, ndak ada rasanya. Supri main. Mbah dulu ninggalin tanah bnayak, bapak saya, yang kuburnya terakhir.
  • 19. 19. mau mnta ini, mak comblangnya yang ngambilnya, begitu udah anak tiga cerai , kembai dnegan bapa sauya, lahir say, setelah saya lahir tau belum bapak ninggal kembali lagi ke yang dulu. Pkonya yang 4 itu saudaa, kalu santi sma adik sma abapak. Cuma sya sendiri ja, entah palah itu namanya, orang jawa sedukut sapa itu, satu mamk beda bapak. Mamak diitnggal mati balik iut lagi. Kalu aslinya ya iya, tapi ndak busa juga, bagi2 sma saudar, itupun udah diua2, unrtuk ngrus epemkaman, dulu mana tanah ada harganya, baus eelah sawit ada harganya, kain pituh kita kasih kebun. Satu arela kebun karet, 40an kilo.untuk aya2 lagui jual lagi sama otrang seblajh jembaan tu, itu pakan masih kecil mana ahu, dapet cerita ja, sebel, Yang bagi tanah keluarga, musyawarah. Kesepakatan udah. Dulu karet semua, masuk sawit, udah habis, katanya kalau sawit untung. Kurang. 20. tanahnya tapi kan 7 hektar. Bibit dari perusahaan lewat kredit, sama ja. Kreditnya dan kpaki tahun, 13 juta, 325 batag minimlanya. Iza cerita didaerhanya. Harga sawit ditetnui perusahharan, manut ja, mau turn naik, paling tingg i 1700 pas tahun 2010 turun sampia 400, sekatamg serbu lebih, penen terus, begiut ada truk angkut. Karetnya tingga dikit, klau masih sang ya uth, ada orang beli solar. Izza baca artikel di netbook saya, supri masih main game di hp izza. 21. jenis tanah, kalau pupuknya bnak buagh besar, sawit bisa hidup tanpa dirawatm bauah terus, Cuma bedanya buahnya kalau dirawayt nbsara2. Bapak beli pupuk 3 bulan seklai, disni ditaeari tkoke,e tergatung kita mau inta berap, dulu per karung 2ratus ribu esekarag nda tau belum lei, karing 50 kg. Toke itu tengkulak, kalau kira bilang tengulak gak enka orangya, kalu dak pernah dengar tengkulak mungikin gak enak rasya, beda lah , halus toke.
  • 20. Pak sabarno jad pengumpul tokek, sawitnya bnak, beli sawit orang yag lagu btuh duit, kepept. Pak saabrno, mak eko oarang sini dayak, sabarno oarng jawa, di boyan ,masijh ltang tanya, dulu gelola bapaknya ja, Yang kaya bpaknya, yang kasih modal ekan ada orang tu seerti itu. Kalau sekarang saudah mandiri. 22. Mamak bapak eko, sibuk ndak ada anak buah. Anak yang pertama eko masih sekolah. Supri masih mani game, bapak nyuruh udah, gajak nonotn sebernag, supri ndk mau. Cocolato kertika supri ngambil an makan ccokolatos. Sudah disediaka hutan, tinggal mau apa ndak ngambil. Semua nyari hutan. Suara diesel dan maian game izza yang dimainikan tole. Hari 8. Minggu, 14 Juli 2013 Buat catatan lapangan untuk beberapa hari yang lalu. 23. jam tujuh. Mbah marsinah main ke rumah. Ada shela. Shela minta air putih. 24. lihat foto di album. mak eko dulu namany pinah, ditambah jadi isti aminah, yam diganti siti fatimah. Masalah keluarga bang andre, dia pemabuk kata mamak. Dulu bah ramai terus tiapa malam, ada heni, mamak buka jualan ini bah rami, beli kerupuk, sekarang ndak ada heni sepi, banyak temannya bah. Mamak mau melahirkan lagi cari perempuan lagi. Tahun berapa lah nanti. Dery udah ke pontianak. Ini bapak, ini namany a jang tek. Ini dery. Ini namanya nanang, tapu udu jenenge asli, harmin kah namanya. Yang sering main kensini tinggal yuyud. Ini namany rino. Ini mas tole, supri ndak ikut. Ini malam, mamak udah tidur, ndak ada mamak ini. Ini perpisahan, ke masjid. Mbak syifa sama anu biki agar agar. Masknya di tempat mbah, perpisahan di masjid.
  • 21. 25. kwaci hambar ndak enak. Ini pas nyebrang ke meliau, ini nunng hana, ini mau ke meliau. Ini bagas. Ini di gereja, di sekolahan, ikut ngajar. Inikantor sekolahan. Semenjak ndak ada heni, sepi, ndak ada yang main. 26. tenatng sekolah, supri ndak mau. Dulu heni smp di pontianak. Bapakny ndak tahan, smpny adi ponti, tempatnya orang cina, baik banget. Dicariin eleknya. 27. tentang keluarga pak eko. Hari 9. Senin, 15 Juli 2013 Buat catatan lapangan untuk beberapa hari yang lalu. Hari 10. Selasa, 16 Juli 2013 Bedabul di rumah mbah tugiran. Selasa, 16 juli 2013. Pukul 13.00 39. Kecamatannya kokap kabupaten wates, kelurahan argorejo, tahun 79 ke kalimantan diajak paman, sekarang paman di boyan, pindah ke sana, ikut kerja dengan paman. Umur berapa kesini? umur 30 , udah nikah mbah? Udah. Anak ditinggal di jawa? Ya, ada tiga, istri udah meninggal. Punya anak laki dua perempuan satu. Yang disini cuma mbak sugi saja? Dua, adiknya di pontianak. Mbak wit? Bukan ada satu di pontianak, yang satu di jawa, berkeluarga. Tahun 2011 kemarin ada kesini, kerja satu bulan disini. Keluarga saya kan 5(hitung saudara), saya anak ketiga, adik dulu bareng saya ke kalimantan. Dulu dia kan sama, berangkatnya bareng, biyen neg kene tahun 79, karet, boyan kampung baru. boyan saiki neg dayak. Saiki wes neg dayak, anak 10 kuliah kabih, rampung kabeh, dadi kabeh. di boyan tani sawit, semenjak tahun 90, deke nanam sahang pas berharga, 1kg 90ribu, ketika itu panen hampir 10 ton. Nuku kapling sawit, saiki wis 8 kapling, tandurane deke dewe lebih 2 kapling wes berhasil , kalau gajianiku deke ora kurang dari 45 juta tiap bulan. 40. Kakangku iku, mbakyuku, kerjane banting tulang, neg kene noreh ra kerasan, asal noreh direken tekor, ra pernah ngesong, pindah boya, neg kono tani sahang, suwe2 kene buka perusahaan 92, nukoni kapaling, nyerahake tanah gak eneng, larang apapun dituku, ketika itu 7 juta mahal kapling, kalau tuku dijabut karo wong kene, direbut tuku maneh tuku
  • 22. maneh, eneng 6, 7 kpaling, gak mampu manen dewe, gaji wong, tapi sauiki anake we dadi , kene tani kan karet, mulai 81 aku dadi karo mamake, iku kerjanane noreh, tiap hari, noreh karo bakulan setitik2, suwe suwe isa nyekolahke anak, satu bulan ndak sampek sma, kuliah tiga tahun, d3 di pontianak, murah, sebulan 600ribu, tahun 2007 selesai, mulai tahun 2003. Wes kuliah urung sampek s1 gak eneg, harus ke bogor, jurusan perpajakan, gak nerusin s1, disini gak eneg, kerjane neg dealer, di singkawang, mur disuruh kuliah ndak mau, di stkip pun ndak mau, jurusan guru, mur sekolah sma kelas satu, dikon terus sekolahe ora gelem, seg tuwa dewe tok seng rampung kuliah, jenenge ahmadi, sekarang tinggal edi singkawang 41. dia udah ada isteri sekarang udaha ada anak, cucu ada , dulu kami kawin masih muda yang di jawa umur 20an, isteri umur sekitar 17. Pertama mbak sugi, rohman, yatno. Rohman di pontianak udah kawin, kerja bangunan, yatno di jawa kerja, penghasilan kurang. kemarin disni sebulan lebih bawa uang pulang hampir 5juta kalau dijawa sebulan dapat 6ratus udah sukur, dia kerja ayam paling2 senbulan 6ratus, disni nyangkol punya sabar, sepuluh hari udah 1 juta, ndak mau balik kensini lagi, ditanya ndak mau, disinimnyari uang gampang buangnya gampang. Disini penghasilan gampang barang2 mahal. Apalagi kalau ndak tau perincian penghasilan sekilan pengeluaran sekian, perhitungan harus kuat, kita makan itu harus seadanya, lauk apa adanya, sekarang sama dulu begitu, sama saja, karena dulu kan di jawa makan nasi seharui satu kali, satu pinggan udah dibgai2, di jawa itu kalau pagi makan growol, tapi kalau semarang lumayan. Nasinya bukan keras macam sini. Lecak2, itu udah dibagi2, sekali disni makan seenaknya. Ya kalau cuma membesarkan perut ndak mau perhitungan, entek alas entek omah, paribasane wong jawa, nggo sangu ngibadah ora eneg, sibuk, ibadah mana, nyari uang mana, kalau perincian kan, makan sekian, nabung sekian, jelas. 42. Macam kami dulu kan nabung pertama satu juta lebih, beberapa tahun saya nabung, nabungnya di kantor pos meliau, jalan sini masih jalan air, ndak ada jalan darat, pakai sampan kecil, biasa kami naik mobil bawa getah naik , ke boyan ke meliau, kalau air pasang air surut, yang susah kalau air surut, kandas airmya, narik sampai berhari-hari, bermalam sampai ke boyan, biasa ke boyan mbawa anak buah, dari sini dihanyut ke melawi, pulangnya bawa belanjaan, kalau sekarang sudah nyaman, pakai motor bisa, setidaknya harus bermalam satu malam, kapal milik sendiri, dulu ada, lama2 dijual, sampan rusak , mesin rusak, dijual ke pamapang dua, ada orang nyari, jual. Baru ada jalan, itu pas ada sawit buka
  • 23. sini, tahun 91, 92, yang buat dari perusahaan, dia mau masuk perusahaan harus bikin jalan, bikin jalanpun kena tanah kita ndak mau ganti rugi, karena yang untung kan kita di dareah mreka nyari keuntungan sawitnya. Rugi ya rugi, kalau 5 meter panjang sepuluh meter udah berapa, sekarang ke melaiu pulang balik pun ndak ampai 5 jam, kalau dulu dua hari pulang balik baru nyampek. Ada proyek masuk sini, ada nyamannya, kalau berjalan sampai kesana udah ndak pakai sampan, kita mau beli mobil pun sudah bisa, kalau sakitnya kita kan, tanah kalau nyerahkan tanah 7 hektar cuma dapat 2 hektar, dua hektar kebun inti, dua hektar untuk orang trans dari jawa. Jadi orang yang pribumi sini rugi. 43. Tanah udah kurang masih suruh bayar lagi, ngangsur kreditnya bibit sawit belasan juta. Maka disini banyak yang ndak mau bayar kredit. Orang dari jawa ndak mikir sukanya, mikir susahnya, dulu datang dair jawa masih kerja berat, karena sawit dulu belum produksi, masih awal sawit, belum berhasil. Sekali berhasil masih berapa dulu, sekilo masih seratus duaratus rupiah. Tahun 2001 masih paling2 seratus dua ratus, udah buahnya kecil, murah, kalu sekarang harganya mahal tapi kan sesuai dengan kerjanya, kerjanya kalau ngegrek, manen sawit, resiko besar, coba kalau pas ngegrek jatuh kena sawit, mati banyak kejadian, disni masih ndak ada, yang banyak di ptp, sawitnya masih pemerintah, kalau sini plasma masyarakat, tapi kalau ada yang nenaem sendiri pun dibelinya ke sendiri, banayk yang annem sendiri. Cuma saya yang ndak nanem sendiri , ndak mampu lagi, saya tidak nyerahkan tanah, saya ada sawit beli semua, ada dari keluarag, beli orang trans satu kapling 2 juta 100, beli dari ipar saya dua juta, beli dengan ipar saya yangs sana 2 juta 4 kapling. saya punya 20 hektar tanah , yang masih ada getah2nya, itu orang tadi yang minjem uang, yang noreh, upahnya 20ribu. 44. Suak Mansi semua, dekat kebunnya, kebun sawit ndak jauh2. Dua hektar dikasih ke mur dan siti, biasa sampai 3 ton tiap bulan, dijual ke bhd semua, kalau yang saya kerja itu karena ndak banyak pupuknya sedikit2, paling2 satu ton, seribu per kilo, dapatnya sejuta. Hasil dari karet, jual bahan pokok, jual kain. Ndak cuma satu sumber penghasilan, dari mana2, kalau kita cuma motong ja, ndak makan. Kalau hengya ada ya berhasil kalu ndak, ya rejekinya segitu. Bukan kita harus kaya, harta ndak dibawa mati, kalau mati yang dibawa cuma kain putih dengan amal2 kita. Dulu itu ikut paman dua tahun, setelah itu langsung kawin. Dulu rumahnya ndak macem ini, lebih parah dari rumah mbah ngatijem, dulu baru ada anak satu, kalau dulu saya kan mrosal, judi, kalau orang jawa, tapi sekarang sudah ndak, kalau saya
  • 24. tinggal judi, rumah dirajang2 sama anak saya. Rumah saya dirusak ahmadi, nakal, mur tidak, kalau dia udah tidur saya lari, mrosal di kampung sini, makai daun ceki, itu kalau barang jahat liat ja tau, tapi kalau barang baik lihat sampai jimbleng pun lama tahunya. 45. Kejahatan judi itu gampang, cuma tau caranya, kalu kita ngaji kita ngelihat pun lama ketahauanya, orang ngaji sulit, alif bagaiman ba bagaiman panjang bagaimana, kalu baramg maksiat sebentar pun ketahuann,itu karena ada godaan setan entah apa. tapi sekarang udah 5 tahun ndak pernah judi, dulu mana keramaian pun macam ini aku ada, dimana keramian pasti ada. Cuma saya judi ndak macem orang2 itu, kalau bawa seratus dua ratus habis, kalau orang biasa jual apa jual itu, kalau saya tidak, kehabisan duit utang sana utang sini, ndak bisa bayar kan kalau ditagih apapun yang ada ditarik, ada getah diambil getah, ada emas diambil emas. Memang sampai bemalam malam, dua malam ndak pulang, itu asyik, ndak habis, cuma tenaga badan itu sudah rusak, kurang olahraga am, kurang tidur. Datang seorang mbah2 beli voucher pulsa. Mbah tugiran melayani pembeli itu terlebih dahulu. 46. Kalau pas dua tahun ikut paman ndak dikasih gaji, cuma bantu2, pagi noreh, sore kelompok kerja, gesek kayu buat rumah, disini. Tapi bukan untuk saya, untuk paman saya, paman saya di boyan, pindah, karena saya udah kawin, belum lama pindah rumanhya, rumahnya sebelahnya mbak parti, udah lama pindahnya. Udah tua, istrinya udah meninggal, anaknya 4 (ngitung anak), yang satu, dulu kawin ndak jadi, cerai, meninggal di kampung baru, lama, sakit kanker payudara, meninggal. Saya punya anak ahmadi setelah satu tahun. 1981 kawin, 83 lahirnya, wit 86, mur dengan kakaknya, kesundulan, satu tahun kakaknya lahir, lahir lagi si mur, ahmadi isrtrinya orang singkawang, bugis, islam, suami wit orang jawa, karyawan ptp empalsemen, mur orang dayak istrinya. 47. mbah pernah pulang ke jawa, tahun 90 atau nggak 2ribu, itu pulang bawa dua, adiknya kubawa sekalin, rohman namanya, yatno di jawa. Rohman dengan sugi dibawa, yatno masih kecil, sama mbah, mbah dari mamak. Kalau mbah dari saya ndak seberapa dekat, mbah dari saya kan kerjanya keras, ndak ngurusin cucu. Kerjanya mudah, tapi jaannya jauh. Kalau di jawa itu dulu saya kawin kerjanya bikin genteng dan bata, tapi bata saya ndak, tapi kalau bikni, jual genteng pun pakai sepeda, sampai ke berapa puluh kilo pun pakai sepeda, bahkan mikul pun pernah sehari hari sampai gunung, berapa gajinya, ndak seberapa, kerjanya oayah, gajinya ndak seberapa, gajinya nunggu kalau udah dijula, cukup buat makan saja,
  • 25. kami dulu kecil sekolah pagi, sore kerja bikin genteng buat baya sekolah, baru kelas lima, minta duit pakai buat spp, maka ndak mau ngasih, kelas lima sr bukan sd, tapi udah dibelajari bahas arab bahasa tulis jawa. Hari 11. Rabu, 17 Juli 2013 7:55:01 Bapak dan mamak milir. Mbah marsinah main ke rumah sama shela. Berbincang dengan mbah marsinah tentang keluarganya. Duduk di kursi merah di dalam rumah bapak sutarmin. 64. Mbah marsinah. Numpang tentara, udah gitu kata mamak balik ja ke rumah sini, balik ada tujuh bulan, pisah dengan mamak baru kerja, sakit lah, tiap hari noreh bapak. Adi tujuh bulan pndah sini, setelah itu kan bapake noreh dikit, tahun 82, dari anak tua sampai mur agak enak rejekinya. Dari hamil samapi lahir sampai besar sampia punya istri rejeki mudah, lancar. Kalau adi, anak pertama, delapan tahun sudah ikut noreh. Iku nreh dapat tiag ken lebih. Dibekukan getahnya, bekalnya air mati, adi haus, minum cuka, udah mau balik, botolnya sama jadi adi minum cuka, lalu berobat ke melaiu, kesananya pakai sepit, dulu pakai sungai pakai darat, baru baru ini ada jalan darat, pakai mobil. Kalau pakai spit menderita, dua jam baru sampai meliau, sekarang masih ada bekasnya, berobat suntik di meliau. Untung berobat sembuh, paling menderita lah anak anak pertama, akhir kahir ini sampai punya cucu baru rejeki gsmpang. Yang nikah duluan mur, baru wit, baru adi, adai malah yang terakhir. Ada bayar langkahan, baju, duit, dua ngelangkah si mur, waktu itu kan mur nikah, baru setahun, wit lagi belum ada tahun, adi lagi, belum ada setahan lagi yang di jawa nikah. Tiga tahun berturut turut nikahin anak empat. 65. sini serba mahal. Sekarang sih udah agak enak bah, ndak kayak dulu. Hujan hujan noreh, saking kepingin urip penak kayak wong, beli apa apa tercapai. Nabung terus, dari anak sd sampai kuliah nabung, ndak pernah istilahnya utang. Adi kuliah d3. Udah nikah dapat orang bugis, singkawang, itupun satu kelas kuliah. Pertama sampai selesai kuliah, nganggur setahun, ndak jadi sama si adi. Singkawang sini jauh. Dari pontitanak masih jauh, kalau pakai mobil masih tiga jam. Datang ke rumah, ngomong sama mamak. Kalau sama sama mau sama sama setuju, mamak ndak paksa, kalau petani hidupnya susah, mau atau ndak. Dia
  • 26. mau, terus antar sirih , ongkos nikah, minang kata orang sini, lewat bank ja, kirim uang. Udah dianter, diterima sama keluarga sana, tinggal cari hari, udah tepat, nikah, belum ada setahun udah punya anak, tiga tahun udah anak dua. Sekarang di singkawang sama istrinya, mertuanya baik, antus. Sekali ada masalah, saya sering nasehati adi. Adi sering judi, saya sering nasehati. Yang udah udah, jangan diulangi, mikir anak am masih kecil butuh biaya, sekarang sadar ga (juga). Adi suka main bola, setengah dua belas bau pulang. 66. tabungan noreh karet buat beli kebun sawit. Kita kepengin apa harus nekat, niat. Sekarng udah tua tenaga sudah kurang. Yang di trans dua diurus orang, bagi tiga, empat ratus lima ratus sebulan. Sini enak, bapake shela, di bukan beli apa apa, makan mamake, aung hasil ene buat seneg2 dia sendiri. Kalau kurang uang masih minta mamake. Bener bah. Waktu itu kemarin dapet tiga juta, langsung ditabung, ke meliau. Mur itu ndak mau judi, kalau yang adi bener suka judi, dua malem. Belum mbah jadi sama dia, tukang judi, nomor satu, ada keramaian, betau belabas, main kolok2, daun labas yang kecil, sekarang udah ndak ada labas, kalau remi pakai daun yang besar, ceki itu belabas. Kalau ditinggal mbah judi kerja sendiri, anak anak masih kecil. Berhenti judi, mbah sadar sendiri. Lahirannya shela, sampai sekarang ndak pernah, kalau ndak berhenti, saya mau ikut mamak bapak di meliau, sekarang udah berapa tahun bah ndak judi, dulu kalau judi dia hantunya, bukan saya menjelek jelekkan suami. Masih jadi imam, masih judi. Ndak ada orang lain yang bisa jadi imam, gantinya ndak ada. Mbah kakung rajin sholatnya, ndak pernah marah, ngomel, mbah itu pendiam. 67. yang penting ada tahu tempe kerupuk peyek, mbah ndak rewel makannya. Tiap hari noreh, sawit kan baru baru ini, sekitar lima belas, sepuluh tahun sawit baru ada, jaman di ptp 81, Suak Mansi 92. (Izza ngajak tole supri nyari lidi dibuat sapu) Suak mansi banyak orang pendatang daripada penduduke. Orang yang pertama disini siapa namanya bah, lupa saya bah. Kalau bapak saya tahu, udah 40 tahuan di kalimantan, sekarang di meliau, udah ndak pernah kesni, sudah tua.
  • 27. Kalau disini, tanah sini, yang tahu orang sinilah, kakeknya pak sempek, tahu dia, masih orang sini, sekarang udah ndak ada, namanya nek piking, yang asli tanah sini punya banyak, udah meninggal lebih setahun ini. 68. mamak dia dulu kan sters, mamak sugi itu bah. Kalau lebaran kumpul, yang dari pontianak tiap tahun dateng, aku pun kalau lebaran ke meliau ramai juga. Keluarga banyak di jawa yang dari mamak, kalau saudara-saudara di kalimantan semua. Dulu bah jualan kain, sembako, selain sawit. Besok bikin tempe. Tapi saya kan pagi direndem, udah kembang, masukkan air sedandang, di curah, mateng, kayak indomie, besok dicuci, rebus satu jam ndak boleh lebih dan kurang, kalau kurang mateng pahit ndak enak, kalau lebih lembek, ndak enak. Ditus kering, dingin, di ler, direbus lagi, diperas dicampur kacang dan ragi. Tahu rumit, kesuwen untunge setitik, neg tempe kan untunge okeh, kedelene sepuluh ewu satu kilo. Tiap buat sepuluh, tujuh lima kilo, ada mamak gesot juga buat, tuginem namanya, anaknya gesot jadi dipanggil mamak gesot, suaminya orang jawa. Mamak menawari ke rumahnya mamak gesot, ndeke rajin cerito ga, mbah tuginem orang jawa tapi lahir disini. 69. landau ndak ada sawit, nek sawak ada, duluan suak mansi sawitnya, transnya sebenarnya nek sawak bukan sini, nek sawak besar, kita nyerah tanah dapat sawit kalau ndak nyerah ya beli, enakan beli daripada nyerah, kita beli kaplingan ja, dulu saya beli dua juta, satu kapling ndak mesti satu hektar, ada yang kurang ada yang lebih ada yang pas. Dulu kan dianggarkan pak suharto, dibikinkan trans sini, yang dari jawa sana kan disuruh kesini, kan pak suharto yang ngelaksanakan transmigrasi. Dikasih kapling tanah, rumah, makanan, dicukupi, cuma akeh seg ndak kerasan. Mbah tukiyo merantau, modal sendiiri, merantau kesini kalau punya uang beli tanah untuk sawit kah untuk karet kah, kalau transmigrasi susah, kerjanya terikat, ndak enak. Di Suak Mansi perantauan semua. Orang trans yang ndak kerasan pada balik, kaplingnya dijual siapa yang mau beli, pemerintah udah lepas tangan ndak ngurusi lagi, suak mansi ndak ada trans, cuma mbah Muri ja, itupun pindahan dari trans sekadau. (Shela rewel sama mbah. Ngajak ke rumah mbah Muri. Saya ijin mandi dulu. Ada izza di obrolan ini. Supri tole main hp.) 70. lupa, ndak tahu ini obrolan dimana, ada mba marsinah.
  • 28. Kayaknya percakapan sama ibu2 yang siang siang main ke rumah mbah. Pakai bahasa sana, saya ndak paham. Tapi yang saya pahami sedikit, mereka sedang membicarakan tentang kebun, sayuran. Ada truk lewat. Utang di warung, ada shela rewel. Masalah rumah tangga, suami sering marah, ndak kuat, diam saja. 71. di rumah mbah Muri. Rekaman tidak jelas. Mbah Muri nanya, kenapa saya di kalimantan. Orang trans sukses2. Neg ken ora ana ceritane tembung gelih, Mbah paini : aku iki gelandangan, golek managn neg tempta se aman, sampai jambi, mulai cilikane anakku seg bare, iku lahire neg perbatsan tanjung pingan karo sabak, jambi kual tonggkal, disana susah kerjanya, makan ubi aja susuah, ubi baru ditancep, paginya udah ndak ada, dimakan babi. Dadi omahmu kui pamotan seg koncomu kui? Banyune shela buang diombe kucing, dadi gak iso ngombe jowo yo? 72. aku iki anggota ketoprak, mernatau pun kadang kadang ana seg ngundang ketoprak aku melu, nag neg kene iki gak ana kesenian. Neg kene iki ya anane keramaian kui, neg ken kesenian kok jare ana joget empe, joget kok tmepel, nempe opo kui, sekali wes eroh kui lo neg landau lha wong kok ana seg susune dingonkno, diambungi, jek nggowo arak, pap yaro mambu kabeh, mbah mri : yo koyok wong seneng2 ngadek lah. Aku seg lanag delok wae sini, semuru umur yo lagek eroh neg kekniki, ora due isin og, wes katoke semen, dioyol2 seg susune lah, la yo boh mbho, lha kui seg duwe anak yo kok wntuk, nanging nag jawa gak eneng. Cah wedok neg kene kanutan tv, cah clik2 kui deloki cvideo2 neg hape, cah cilik2 wes ditontonke video2 ngunukui. Duwe hp film ngonokan kabeh, do delok kabeh, anak sekolah padahal. Biasa dikon delok koyok ngenuku, tapi yo nag putyke sempat delpk yo tak gepuki, tenan, marai tuman lah. Aku yo pernah ngert ana anak clik dokon wong tuwane delok video ngunukui. 73. gak wani lah ditangkap ppolisi habis ceritane.
  • 29. Saya tanya tentang serikat pekerja kelapa sawit. Mbah Muri ndak tahu. jane nag seng Kelompok tani wes ana. Nanging Pembinaan dari pihak kud, ppl, iku nak dipir dari segi kehidupan transmigrasi, pla kerja tat kerja sawi otolmatis jadi jembatan peani sawit, kelompik tani ngasih saran penyuluhan. Kene pt wes cilik ah, bhd. Pt sig koyok aditya sjal iku gede, kerja sama karo asing, ratusan juta hektar, bukan hanya ratusan hektar. Mamak nawari nasi goreng ke shela, kau gak eeng sayur wetengku wes perihmeh mangan obat. Nag kwe kerja neg malaysia entuk duit akeh, neg malaysia ku jamkerjane kurang lebih kayak kene, tergantung menungsane. Mbah marsina dulang shela. Kalau makan pedas mau pintar baca pintar nulis, habiskan telurnya biar gemuk : mbah Muri. Ndoke sih gak pedes nduk, mbak erni paling snneg nasi goreng, mau iki gak enek kecap, dadine gak nganggo, biasane yo ngnggo kecap : mbah paini. 74. trans kabeh dicukupi, nanging nak koyok aku disik, trasmigrasiku kayak pegawai transmigras iwong kancaku transmigrasi kau gak dianggep transmigrasi, kerjaku neg kantor. Entuk jatah entuk bayaran gajian. Satus seket sebulan, jaman disik, beras sekarung sing seket ewu, 50kilo, larang jaman kae. Shela dan erni main nyari bunga, wangi harum, bunga boyu. Neg kene kui wog penghasilan gede nanging mangane, wayangane kan togok, neg tanah jawa kan semar. Erni mint unag buat bayar hutang mbah nany kenapa hutang wong masih kecil, wong arep pasa eh malah gak sida, gak cukup rong puluh neg musim kermaia, nag biasa biasa sepuluh ribu gak cukup, mbah tuku jajan iki, engko ana bakul es mbah tuku, iku nag neg kampung tuku iki mbah nea neg gone sugi. Kulinan enag sekolah ogak iso hemat. Sekolah tiap pagi ima ribu, engko neg omah lima ribu. Negko nag sekolah kui ora iso hemat. Satu bula cadangan buat jajan anak tiga ratus ribu, wong jawa nag sangu gak sepiro, gak sangu yo gak popo. Kene itungan sewu, agek entuk permen. Shela ngumpulke duiwt limangatusan. 75. ang beli pt boxid, jipuk emas, tambang, tanahe dikeduk, pt aditya kan asal asale boxid, dadi gunung duwur duwur dipototngi, dadi saiki gak ana gunung, entek. neg kene marai do
  • 30. gila gila tanha, yo ngunuku, kene paling ngedol puluhan juta.. misale kok warga kono due duti, misale trans siji loro, tanah didoli, dienggo tuku sawit, hasil sawit dienggo balik neg jawa meneh, yo ngeneki misale jikuk wong saka jawa, daripada merantau seg gak tentu rasa. Karo sawah yo adoh, itupun hasile masih teka teki, kaluapun ada hama, penyakit hasile kurang, kalau merawatnya baik, ya hasilnya lumayan lah, paling paling dua ton, dua ton hasile piro tiga bulan,ng pupuk, biaaya, itupun kadng juga digannggu manuk, nag neg kene musiman, sekali musim tanam, tanam ebareng2, nag mbok manuk pirang juta yo gak bakal ngentekna pari, wong sak kalbar tandur pari kabeh. 76. kadang motong , regane murah, males moton, suwe ra tau motong, motng ya ana hasil, motong dodil, ditabung, gak usah akeh akeh lima puluh entuk, 83. bapak sih payah, berhenti sekolah baru sekolah smp satu bulan, disuruh berhenti, mamak tiri. Berhenti sekolah ikut noreh, mau mkaan ja diomong, baru enak setelah berkeluarga. Mamak tiri jahat. Pertama noreh ikut2 noreh ja bapak, kiut2tan. Dari pagi2 jam lima sampai jam spluh, pulang noreh mandi nyuci, beres2, bersih rumah, adik masih kecil2, tiga, laki2 sama preempuan, laki2 dau, perempuan satu, mur terkahir. Mak pilek batuk, siang, mau masak, numbuk cabe dibuat sambel belacan, mak motong labu buat sayur. 82. mamak su : mamak kesini, mamak di jawa masih hidup, sakit, hidup sama mbah. Mamak dulu diajak kesini mau karena diomong disini nyari uang gampang, kalau di jawa kan ndak pernah pegang duit. Mamak disni, (ada mbah marsinah lewat, percakapn berhenti). 81. mbah Muri, di rumahnya, bernagkat jalan kaki, shela ngambilin bunga pakis haji, bisa dibuat sayaur, enak kata mbah marsinah, sekitar jam sepluh, sampai jam dua belas, ada saya, mbah uri, mbah paini, mbah marsinah, shela cucu mbah marisnah, erni, cucu mbah Muri.kain elek2 ger mengilat nono satus. Da erni sama shela, shela kakinya hitam, jatuh pas mau turun ke suagi. Mamak sarminah ngajak pulang, shela ndak mau. Shela pengen ke riam jebol, mamak paini bilag di riam jebol ada setan. Mabh ,Muri bilang, shela tahan bantingg, jatuh langsung bangun sndiri, ndak nagis. Shela susah disuruh pakia baju, disuruh mabh pakai bajunya lagi yang ado di lepas karena shela bilang pengen berak, shela diare, mbah
  • 31. Muri bilang itu haya alsannya shela saja, shela suka main di sungai belakang rumah mbah Muri. 80. hartane ditaman di tanah, wong sekadau iku ora ana seg sugih, la piye digo ngalirke air, listrik, lha piye meneh, Trus kesini itu tinggal kerenya, uangnya sudah habis di sekasu, ditanam di tanah, masih punya yanah di sekadau, tapi ndaj dirurs, ditumbhui jengkol di sekadau laku, disi nggak. Pagarnya besi, abis diambilin orang, paling dijalin, entah rumanhya atau ndak, udah lama ndak kesana. Erni disuruh ngerendam air, ndak mau, ndak dimarahi. Di sekadau dua belas tahun, trans suak mansi, neg sawak iku ora ana trans, makane sekolahan neg suak mansi, landau ora sida nyerah, dadi neg neg sawak. Wong suak mansi ngalah, sak jane trans suak mansi, mula ktpku saka transit iku dusun lanadu, ora neg sawka, desa pampang dua, dusun landau. Ngamuk nagggo parang, neg sawak seg jaluk, mula tanahe ora isa dijipuk, weke dsp, areal gambar peta neg pertnaian, iku weke dsp. Orang landau bukan ora mau neirma, tapi wedi mangan tanah, sawit enak karet, saiki malah melarat. 79. akeh pada sukses kabeh, balik jawa ana duwite, ana seg golek neg pontianak kota, neg kene golek pergawean neg pt orang kurang saka sejuta per bulan, nag jawa tetep kalah, ning dayak. seg perusahaan wong jawa sek nyekel, kabeh perusahaan wong jawa, manajere wae wong jawa, golek pergawean cepet, ger pendekatane wae, neg jawa malah ana uang tembak uang rokok segala, neg kene ora ana. Seg penting ana seg negelantarke. Polisi ning kene gajine 60. Hari 12. Kamis, 18 Juli 2013 86. Sore, pukul 5 sore, diteras rumah, nunggu magrib, hujan, terdengar komentator pertandingan sepak bola di seberang sungai belakang rumah. Ngobrol tentang cu, koperasi di suak mansi.
  • 32. Bapak su : cu yang buat siapa? Bapak pun ndak tahu, bapak cuma ditawari, ditawari pak sempe, jadi ikut, buat minjem2 katanya gampang, ya ikut temen lah. Itu kan cu dagang duit. Cu disini angsurannya tiga tahun samapi empat tahun. Cu bangkrut karena ngurusin caleg, banyak pengurus yang nyalon jadi anggota dewan, itu managernya adiknya pak sempe, nyaleg ndak jadi nyalon lagi. Cu bangkrut masih nagihin orang, masih neglayani, jumat sabtu kantor buka, paling2 kalau udah tiga bulan ndak setor, dikasih surat. Dulu disni yang jadi anggota cu sekitar 50 persen, tapi sekarang sudah pada pindah, milih2, di meliau, sumber kasih, pantang sipo. Tapi tinggal dikit ja, suak mansi yang ikut. Paling2 yang ikut tinggal 50an. Pinjem di cu buat apa saja, bisa semua, buat kredit motor, beli sawit, buat usaha. Bunganya kecil, bunganya sih enak, bunga menurun ,ndak bunga kayak di bank, tetap. Menurun itu misalnya kalau minjemnya sepuluh juta, ngangsurnya 300 tinggal 900, dikalikan bulannya. Misal kita mampu angsur 5 juta, dua kali sudah selesai, tinggal lima juta bunganya berapa. Kalau di bank kan ndak tau, bunganya tetep. 87. yuyud : karet biar mereka yang ngurusin, abang, kerjanya cuma sekali kan sebulan. Cuma ngurusin sawit, hasilnya buat kredit motor di dealer meliau, kredit pertama tiga juta, per bulannya 651, tiap bulan panen, dapet satu juta sampai dua juta, cuma satu kapling, buat nikah ntar, siapa tau. Supri dan tole datang, tidak beli es titipan mamak, karena jalan licin, hujan, tadi mereka ke suak pram. 84. yuyud : gak melu demo, ndak tau, malas, daripada kita kena tinju orang, tembang sembarang hari, kita yang kena, ya kita yang, biarin, orang kata orang, aku terserah. Mobil sabar ditulis aja nesu, bak belakangnya dibuang. Dery yang bawa mobil pernah nabrak sekali, nabrak orang, orangnya ndak papa, barang mundur, di pabrik, ndak disuruh ganti rugi. Hari 13. Jumat, 19 Juli 2013 Bapak su 05.00 Bapak su milir. Buat video pagi suak mansi.
  • 33. Baca artikel diaz. Mbah marsinah jam 9.15-11.00 Dokumentasi sholat jumat di masjid suak mansi. Diantar mbah marsnah ke rumah mbah pardi, namun mbah pardi ndak ada di rumah. Akhirnya ngobrol di rumah anaknya, daryanto. Ada ibu ibu lagi petan. Ngobrol tentang calon legislatif. Siang suak mansi sepi. Hari 14. Sabtu, 20 Juli 2013 Ikut bapak beli dagangan ke Meliau. Hari 15. Minggu, 21 Juli 2013 Ikut panen. Main ke riam penyara di sei kembayau. Tentang pengangkatan anak. Hari 16. Senin, 22 Juli 2013 Islam di suak mansi. Obrolan dengan pak sutarmin ketika menunggu adhan maghrib, menjelang buka puasa, ngabuburit barenag pak su. Duduk di teras rumah. Hari 17. Selasa, 23 Juli 2013 109. latar/ setting : rumha bapak merent, jam 8 samai jam sepuluh. Ada bapak merent, ibu merent, pak toni (orang melawi yang punya kapling di suak mansi), edi (adik merent), izza, saya, dan sattu orang lagi tak tahu nama. Berawal dari obrolan ringna bapak merent dengan pak toni. Pak toni membicarakan tentang harga tbs dengan bapak merent, saya mendengar kemudian saya membawa pembicaraan kecil antar petani tadi untuk memperoleh informasi penelitian saya. Akhir 2012 , demo sawit ndak laku. Besar2an, sawit cuma 500, itu dari manajernya. Manjernya diganti, menjadi orang batak, yang dulu dimutasi ke empasi , kalau tidak salah
  • 34. jadi asisten, dia cerewet, dia pro perusahaan, dia ngambil nama supaya dapat posisi lebih tinggi.kalau pak lubis pro petani, di mengatakan 3 tahun saya duduk disini petani harus makmur, dia duduk dua tahun, dia mutasi masalah gaji dsp ndak cock gaji, dia keluaar, pulnag ke medan,udah kemarin demo besar2an, dia di panggil perusahaan. Sampai pakai adat yang terakhir, pakai adat tempayan, ayam dibunuh ndak pakai sabit, 60 juta, pihak perusahaan bayar, siapa yang buka barang itu dia harus bayar 60 juta, uangnya dibagi ke dewan adat, kud, petani yang jadi, itu bisa dikatakan untuk kud, saham kud, udah ribuan yang ikut demo, tempayan itu isinya tuak, siapapun yang bernai buka barang itu dia itu langsung ninggal, meang udah didoakan sama orang pintar, yang buka pihak perusahaan mengaku kesalahan, yang biki n orang pintar yang buka juga orang itu. Harganya stabil, tapi karena pembeliannya, penerimaan buah dipilih, yang inti dia masuk terus, yang buah kecil ndak diterima, antri, petani rugi, angkutan rugi, yang pakai angkutan itu. 110. dsp swasta. Itu kalau sini, kepepet satu lempar satu, kahirnya kacau, itulah indonesia dijajah tidak langsung sama luar negeri, kita jangan tergiur, kita satu dua orang ndak, yang lain tergiur semua, kayak pt boxit hantam, meka serah, sekarang sudah habis terbongkar, bhd kena . Kalau digali meeka peruasahaan mau ngomong apa, terganung erusahaan, kalau masyarakatmau ngasih ya dibongkar, untuk anak cucu kita mana, Dari dusun smapai rt, klau 500juta per kapling masyarakat ulai pegen jual tanahynya. Kalau dipikir pikir, 500juta sekejap habis, tapi walaupun hanya seribu bisa sampai lama, untuk anak cucu. Dsp masuk suak mansi, pihak tanah mempunyai 7 hentar setengah, kita Cuma dpt dua hektar setengah, da hej[ktar setengah untuk perusahaan, dua setengah untuk trans, masih harus bayar sawit. Sawit ada, mulai nyimpang aturannya, perjanjian ndak sesuai.
  • 35. Kalau dulu kita pintar, kebun karet ndak usah digarap, kita punya kebun tanam pribadi, itu orang tua dulu. Udah untung bayak, bibit beli sendiri. Ini petnai akan bih heboh lagi, peremajaan tidak lama lagi, perusahaan udah lepas tangan, ptoga kredit sudah dihapuskan, tabungan untuk peremajaan etani itu belum ada, perusahaan bilang ya silahkan lah kailan nabung. 111. dia bertindak, langsung ke pontianak, ke jakarta, ke pusat, ini coba dihitung dari tahuan berapa aset kiat berapa, totalnya , diajukan oleh ketua kud, ketua kud pak petrus vincent, sekarang udah mau selesai pembayaran di cu, udah disapin peremajan untu sp lima, suak mansi sp 6, belum disiapin. Kita memang dijajah oleh asing. 112. Tiga kali demo, yang terakhir besar2an,sampai mau dibakar, yang sebelumnya kecil2 an, masih diskusi dengan erusahaan, kedua juga, kndak ditanggap, itu baru yang ketiga, 40 persen belum hadir, petani masuk pabrik semua, pak toni ndak ikut, malas, pak merent ketiga ikiut. Pagar kawat habis dogoncang, kawat ditarik ja putus, sampai kami poto bah, itu, kamera, punya saya ilang. Sapi ayam babi, buka pintu pabrik, ayam dipilas, ndak pakai parang, orang pintar dari kunyil, trans dua dan satu. Udah masuk , berjalan seperti biasa, itu masih ada bayangan orang, yang nunggu. Bisa dikatakan sejenis santet, Kalau islam melayu kuning, kalau dayak merah, ada bulu burung 113. burung ruai, besar, patuknya . Sebetulnya disni bersejarah, tanah desa, kalau tanah kualan belum ada sejarahya, dulu pernag jepag belanda, orang ahe, berani ke orang madura, kalau adaerah sinimakanya kita dka pernah kelahi sma madura, kalau orang asing baru. Kalau daerah kualan sekadau, orang sini
  • 36. Cerita tentang kasus sambas. Hari 18. Rabu, 24 Juli 2013 Hari 19. Kamis, 25 Juli 2013 125-126. pak sabar Udah ada duit baru kita beli karet orang. Awalnya kami itu hanya modal Cuma 7ooribu, itu banyak, kita belanja tujuh ratus ribu itu kalua kita mau ngebon di tokeh ndak bisa, kita belanja dikit2, sama orang cina. (pak eko nanya bu eko). Tahun 98 kalau ndak 99 mulai ngumpulin karet orang, awalnya sambil jualan, keliling jualan sayur, daging ayam, bikin tempe. Dia yang bikin aku yang jual tiap minggu. Pagi2 kalau kita mau jualan tempe hari minggu, jam dua belas sudah bangun, sampai jam setengah enam baru selesai, jualannya di nek sawak. Habis jualan pulang, nunggu rumah. Pokoknya udah semua dirasa jualan apa ja. Apa sifatnya yang bisa jadi duit ya dikerja. Saya punya kebun sawit, beli, yang dikasih orang tua sana tu Cuma ndak ada hasilnya, satu kapling, di belakang sana, tapi sudah saya jual, jauh bah ndak ada hasilnya, dibelikan yang di jalan ni, di pinggir kampung, ndak jauh, dulu beli itu ada yang 6 juta, ada yang tiga juta lebih, kalau yangs sana, belum lama, baru ja beli satu kapling 30 juta, dua hektar. Kalau kebun karet, mencar bah, sana, sana, yang terakhir beli sana tiga pulu atau tiga lima juta, yang noreh orang dayak, kita ngambil gajinya ja, kalau karet sepuluh kilo kan tiga kilo buat kita, yang tjuh kilo buat yang noreh. yang noreh oarng sini semua. Dulu saya noreh lama, jadi anak buahnya pak tugiran, kita belum punya kebun karet. Dulu rumah saya masih jelek, masih pakai kayu. Dulu rumah di seberang sana, di lapangan, padang bola, tanah kosong, beli rumah delapan ratus ribu, kayak gitu lah rumahya atap daun gitu. 126. nyebarang nyebrang air sungai itu dalam, belum ada jembatan. Bikin Kecil ja dulu itu, dua kali empat ja. masih dinding papan. Udah sekitar sepuluh tahun lah makai rumah itu, trus ganti bikin yang sebelah sini dulu.
  • 37. Harga karet depalan ribu per kilo, trus dikirm ke boyan, ke tokeh, disana dibeli sepuluh. Ngangkutnya pakai truk sendiri. Supirnya sama kernet tiga puluh, tiga lima. Jadi kalau satu juta tiga ratus lima puluh, bensinnya satu ken tiga puluh liter kalikan sepuluh ja udah enam ratus lima puluh, makannya dua ratus. Ada sih hasilnya cuma ndak banyak untuk makan ja, untuk sambilan, kalau kita pakai kendaran orang lain malah payah, ndak ada hsilnya. Dulu pernah beli pertama tapi dijual, kalau yang pertam dulu satu tahun lebih hampir dua tahu, udah belajar di lapangan Cuma ndak berani bawa. 127. empat kapling kadang kalau satu bulan sekitar . ndak tentu harganya, harganya naik turun pun kadang buahnya juga sedikti. Ada demo di perusahaan, ikut ikut gitu, mana berani, takut di belakng ja, ikut ngeramai ja, ndak berani. 128. saya ndak pernah pulang kampung, kemarin mau pulang, suruh ndak mau dia, naik pesawat. Sama dengan pak tugiran ini bah, yogya. Ndak jauh rumahnya degan mbah tugiran. Saya enam bersaudara. Lahir disni tiga, disana boyan tiga. Dri jawa kesni belum punya nak, saya nak ke mepat, adik satu di bawah satu, kaka saya di meliau, di pasar sayur, jualan sayur sama bikin tahu, tiga yang di meliau, satu di bawah, satu disni, satu di dekat meliau bukit tinggi. Saya ndak pernah ke jawa, kapan pakan, pengen ke jawa. Bapak saya di boyan, udah ndak kerja, ngupah ornag buat panen. Sebulan sekali bawa karet yang udah dikumpul ke boyan. Enam ton , lima ton, tujuh ton baru dibawa ke boyan. 129. rata rata 19 sampai 20, sawit sampai seribu lebih seribu lima raus, sekarnag ndak sampai sekarang paing bersihna seribu. Kalau dulu kan timbang karet 100 kilo udah samapi dua juta, sekarang timbang sertaus kilo ndak sampai sejuta. Sekarang istri baru ja jualan kain, kalau ada orang datang baru, ngambil belanja di pontianak, itu sih punya dia, ndak punya saya, sebelah sini sya, beda dia yang ngrus, usaha
  • 38. dia. Inisiatif sendiri, baru tiga bulan, dicoba. Yang ngurus toko ini saya, dia bantu ga, masalah keuangan pakaian dia yang ngurus. Dia yang minta daripada nganggur, biasa kita kalau tipa minggu jualan sana, tapi karena ini ada keramaian, ndak sempat. Mumpung masih muda, saya umrunya baru tiga puluh enam, kalau udah tua ndak sempat. Mbahnya suruh sekolah sana di jawa, saya pun juga suruh, Eko saya suruh sekolah sana ndak mau dia. Smp pun dari rumah ke boyan, udah lima tahun sekolah dari rumah ke boyan pulang pergi , tunggu kuliah ja, baru jauh sekalian, selesai sma. Masjid itu baru, dulu kecil. Itu masjid trans, sana perumahannya di nek sawak, tapi udah habis, ndak ada orang transnya. 130. kadang mereka orang sini iri sama orang pendatang, kok bisa kaya. usaha dapatnya sepluh makannya sebelas, mana bisa maju, kalu kita orang jawa kan dapatnya sepuluh makanya depaln kalau ndak tjuh, tiga tau dua disisakan, masih ada untuk tabungan. Kalau orang sini ndak. Orang orang ada disni orang pendatang semua. Kalau derah sna, orang sudah bercontoh orang jawa, macam mana ornag jawa bisa sukses, ikut jejaknya. Daerah balai putih. Ngelihat cara orang jawa, ndak ada cembuuru sosial, kalau orang sini ada cemburu sosial, kalau kita ndak tahan hati kadng kelahi kan, sya ini sering, Cuma kita in kan ndak betah, kalau kita di kampung mau sukses banyak tantangannya, tanya aja si u, baapk su itu. Saya pun pernah mau diusir, tanya ja sama pak su, panjang ceritanya. 131. sejak 91, tahun tanamnya, itu kapn tiga tahun empat taun baru dibagikan petani ceritanya perusahaan ngumpulkn atanah masyarakat, tujuh hektar stengan untuk petani, yang lima untuk perusahaan, jadia istilahnya bagi hasil, mulai dari tebang tebas, penyiangan, bibit ituperusahana smeua, nantai setelah penaen baru dieserahkan ke patni, plasma milik peusahaan, 132. kata orang sini panglima, pak dewan, mantan kadus. Sekarang dia di meliau, sekarang udah aman lah ndak ada dia. Dia suka minta minta, minta maksa, rokok. Kita yang mati mati kerja dia tinggal minta duitnya, fee kata orang sini. Ndak mau ngasih diusir. Orang tua pun kalau kita lemah dinjak injak ja, kalua kita berani ya ndak.
  • 39. Pernah, udah ndak tahan hati, mau kabur. Cuma masih mikir karena udah ada usaha banyak disni, ndak jadi. Mana ndak banyak, sawit sekitar sepuluh hektar, kebun karet kit pun udah banyak, kalau dijula kebun karet tu ratusan juta, kalau kita jual mana orang mampu beli sekaligus, udah punya toko juga, rumah ini ja saya buat habis duit tiga ratus juta. Diusir sama pak dewan, pernha saya dibawakan parang, di kejar, tanya ja orang sini, sempat melawan di kebun sawit pakai cangkul saya. Mau dipukul kita pun masih mikir, untuk bela diri. Mau enaknya ja, ndak mau kerja keras, kalau kita salah dikit diadat, dikit dikit diadat, saya pernah diadat, sekali ja, tapi orang lain banyak juga yang kena adat. Misalnya kalu kita bikin dia jengkel, dia ngadat kita. 133. anaknya pak dewan, erpin nyalon kepala desa. Ternyata klah, dia pun turun jabatan, anaknya juga ndak jadi, klau ndak gitu mana bisa dia turun, yang menag akhrinya pak sempek. Saya pernah jadi rt, waktu di seberang, lima tahun. Dulu kepala dusunnya bukan pak dewan, yang pertma dulu lamarhum pak likin, saya jadi rt bukan pas pak dewan jadi kadus. Disni yang dukung, kampung lain dnak dukung, manabisa, tanjung iman, landau neksawak ndak dukung mana ndak klah. Sebenarnya anaknya itu bagus, Cuma karena latar belkang bapaknya jadi gimana. Erpin pindah di daerah ketapang, kerja di perusahaan sawit. Pak smpek baru ja jadi kadus, baru dua tahun. Pas buat kesepakatan sama perusahaan ya pas pak dewan jadi kadus. Pembagian lahan itu pun juga ndak adil dia, dia dapat, dari anak smai cucu dapat semua, kami yang nyerahin tanah, perumahan trans, satu pun ndak dapet, Orang jawa yang dapet pak tugiran ja, punya dia dari anak sampai cucu dapet semua, itulah dia. Tapi nyatanya ndak ada megang, habis ga, walaupun banyak, habis ga, ndak lama. 134. minta cerita sama bapaknya su, tanya ja. Rumahnya dekat jembatan tu, rumahnay yang dulu kan udah dijual. Makanya orang jawa ndak bisa kalau nentang dia tu, ngancma ja dia. Padahal kalau dihitung istri aku itu kakaknya jadi sama anaknay dia, sama kita pun masih juga gitu, kalau ada dia sering ngadat. Kalau udah dia ada maslah gitu, kalau kita minta maaf
  • 40. harus bayar sekian, tanpa ketua adat tahu, dia main hakim sendiri, ada orang salah langsung dia adat, ketua adatnya ndak tahu, dia sendiri. Orang daya juga sering diadat. Dia ndak adilnya disitu. 135. kaplingnya pun banyak, di bhd sana, meliau, daerah sebrang, sungai rambai. Lima kapling, beli semua. Darah sana mahal enam puluh juta. Awalnya gitu, jualan keliling. Sekarang udah lumayan, bisa punya toko di rumah. Pada pindah ke boyan sana. Tinggal mbah pardi dan mbah tugiran ja yang tua disini. Depalan kk dengan mbah yang tingal disini, sepuluh perantauan udah mundur, udah lumayan lah merek ayang mundur mundur itu. 136. asuransi. Saya sudah ikut asuransi. Kalau masyarakat biasa kalau yang mau boleh, satu juta sebulan, itu kalau kita sakit kan dibiayai, sedikit orang sini yang ikut asuransi, yang tahu ja, kalau saya tiga asuransi. Asuransi dari cu,trus satu ini, di meliau cu nya, kalau orang setoran ke saya. Ada mamak eko beli gula sekilo dan kopi dua ons. Hari 20. Jumat, 26 Juli 2013 Main ke rumah mbah marsinah. Mbak siti bersih besih rumah menjelang lebaran. Obrolan tentang problem keluarga nur dan suheni, anak bapak su. Diajak pak sabar ke peternakan ikan milik beliau. Main ke rumah glo, dapat data demografi desa melawi makmur. Balik ke rumah mbag marsinah lagi. Mbah tugiran beli pupuk, harga setiap karung sebesar dua ratus ribu rupiah. Mbha tugiran beli tiga puluh karung. Mbah tugiran biasa memupuk sawit miliknya dua kali dalam setahun. Sholat dhuhur di masjid, ketemu dengan mbah pardi, ngobrol ngalor ngidul.
  • 41. 137. tahun 57 , aku iseh bujangan, bujangan neg kaliamnatan pirang tahun, dapet orang sini, anak wong jawa ga, gara gara bpakku neg kalimantan, nag gak neg jawa aku. Suruh nusul neg kalimantan, padahl aku duwe cewek ayu tenan, aku janji satu tahun balik, tapi aku ra balik. Aku malu karo sedulurku, kaya kaya, isin kau. Tapi anakku ernah neg sumtara pelmbang, adikku jadi tentara. Malu kau karo sedulur. Seng merantau adikku trus adike merantau neg palembnag, seg bungsu ki ora, ana seg dadi jur bahs ange malaysia. Bapakku ora suwe neg kalimanta, kau setahun neg kalimantan bapakku baik jawa, aku neg kalimanan dwe, noreh, motong dimandori dewe. Biyen aku iseh motnog neg gene wong, tapi nag saiki yo weke dewe. Aku duwe anak bungsu lanang, tapi wes kawin entuk wong perbatasan sunda. 138. wong tua berusaha, sing bodho yo nyang hutan, seng wong tuane ora mikirke anake, tapi seblaike nag wong tua mikirke masa depane naak,nak yo aja lali karo wong tua. Sak ndak ndak ewong jaw aora bakal lai karo wong tua, beda karo anak kaliamnatan, nag wong jawa nurut karo wong tua, neg kene nakal, ora nurut karo wong tua. Neg kene larang2, reken beras ekilo gampang, angger gelem motong, neg jawa heh angel. Saking okehe wong neg jawa, ora gelem merantau, cari pengalaman, seg duwe modal nyaman neg jawa, seg ra due modal angel. Anake ana seg neg singkawang, neg jawa seg kerja kapal kejiret karo wong sunda. Gara gara deke kerjo kapal, dodolan, lalu minta kiriman duit, delapan juta, nikahe neg jawa. 139. misalnya di katanya ktpnya islam tapi maknnya dia mau semua itu menjaruhkan martabat islam, padahal pernuatan itu dilarang, segala su segla babai dimakan, mungga masjid aja wes kotor, misalnya orang silam makannya sembarangan, masuk masjid ndak boleh kotor, tempatnya kotr, misalnya ke masjid aad satu kotor dua puluh tga puluh bersih, jadi kotor semua. Dulu imamnya basarudin, meniggal diganti mbah tugiran. Dulu suak masni masih kut pampang dua. Di trans orang ntt berani pakai duit jadi kepala desa. Kampanye ngomong nanti disitu beli babi belai arak makan semua. Jalan tikus, tahun 80 masih sakit, belum ada kendaraan, kampung pun hanya berapa yang punya kendaraan.
  • 42. Itulah pak harto punya amalan banyak, orang di jawa yang begitu sempit diangkut ke kalaimantan, hutan dibuka. Main ke riam jebol. Hari 21. Sabtu, 27 Juli 2013 Gajian di BHD. Jumat sore saat mandi di sungai, pak selamun lewat dan menuju lapangan sepak bola seberang sungai di belakang rumah yang saya tinggali. Sambil lewat, pak selamun mengajak saya pergi ke kantor BHD untuk mengambil gaji besoknya, hari sabtu pagi. Saya pun menerima ajakna pak selamun dengan senang hati. Pak selamun menjanjikan berangkat pada jam tujuh pagi. Pak selamun adalah sekretaris KUD Pang Pala, SP Delapan, untuk daerah suak mansi. Sabtu pagi ini saya pun menjaga mata saya agar tidak tertutup seperti hari hari biasanya karena cuaca yang sangat dingin ketika pagi di suak mansi. Menunggu tiba saatnya saya harus ke kantor BHD degan pak selamun, saya menghabiskan waktu bersama bapak dan mamak di rumah. Terlambat dari jam berangkat yang dijanjikan kemarin, saya melihat dari rumah yang saya tinggali, pak selamun sudah siap di depan rumahnya dengan mengnakan jaket coklatnya dan ditemani sang istri yang akrab dipanggil mamak selvy dan anaknya yang bernama selvy. Saya pun bergegas menuju rumah pak selamun dan pamit dengan mamak di rumah. Berjalan hanya sekitar dua menit, saya telah sampai di rumah pak selamun, kami masih harus menunggu satu orang lagi yang akan ikut ke kantor BHD. Orang yang kami tunggu adalah bendahara KUD Pang Pala, pak Miang namanya. Pak Miang pun tiba, dan kami langsung berangkat menuju kantor BHD yang terletak di pinggir sungai kapuas. Perjalanan mampir dulu ke rumah pak yohanes untuk mengambil berkas yang diperlukan dalam pengamblan gaji. Kemudian dilanjutkan hingga sampai kantor BHD. Sampai di kantor BHD yang terletak di pinggir sungai kapuas, kami menunggu beberapa menit untuk masuk ke dalam kantor dan mengambil gaji. Tidak hanya kami yang menunggu giiran untuk mengambil gaji, ada beberapa bapak-bapak pula. Terlihat di depan kantor ada enam bapak-bapak dan saya yang sedang duduk menunggu giliran di kursi depan kantor BHD yang tersedia.
  • 43. Pak mujiyanto, nama seorang bapak yang mengajak ngobrol saya. Biasa, beliau bertanya asal daerah saya dana ada kepentingan di kalimantan. Saya jelaskan gahwa saya dan kawankawan dari semarang, yogya, dan jerman sedang riset disini. Kemudian pak mujiyanto bercerita kalau beliau belum pernah pulang ke daerah asalnya yogya karena malu dengan teman-temannya bahwa pak mujiyanto adalah seorang trans. Padahal pak mujiyanto tergolong ornag trans yang sukses, terlihat dari pengakuannya bahwa ia memiliki beberapa kapling di sp lima. Pak Selamun. Obrolan ini bertempat di ruang tamu rumah pak selamun, berlantai keramik, dan tergolong rumah yang sudah modern di kampung suak mansi, karena mayoritas rumah di suak mansi berdinding dan berlas kayu, dengan atap seng dan ada pula daun, namun yang beratap daun kini tinggal sedikit, sudah banyak yang beratap seng. Meskipun lelah karena perjalanan yang cukup lama dari suak mansi ke kantor bhd kemudian dilanjutkan menuju pabrik bhd, pak selamun mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah dan berbincangbincang. Kami duduk di lantai keramik ruang tamu pak selamun. Sebagai seorang sekretaris KUD, pak selamun, pria usia 38 tahun kelahiran suak mansi ini harus bolak balik suak mansisanggau, bahkan suak mansi-pontianak. Pak selamun sadar bolak balik tersebut adalah kewajiban yang harus beliau pertanggungjawabkan sebagai pengurus kud. Pak selamun sudah menjabat selama tiga tahun sebagai sekretaris KUD Pang Pala, dimulai dari tahun 2011. Kepengurusan KUD mengalami pergantian tiap lima tahun sekali. Pada periode sebelumnya, pak selamun menduduki posisi ketua KUD. Pemilihan kepengurusan KUD layaknya pemilihan kepla desa, ada yang calon kemudian warga memilih. Untuk pencalonan, ada yang mencalonkan karena inisiatif sendiri, ada yang didorong dan didukung oleh sejumlah warga. Pak selamun ini tergolong orang mencalonkan dari inisiatif sendiri. Pak selamun dengan suara khasnya yang serak ringan mengaku pernah sembilan kali bolak balik suak mansi, sanggau, pontianak untuk mengurus masalah yang dihadapi petani di sp depalan. Masalah tersebut adalah tentang dipisahkannya buah inti dan plasma oleh perusahaan. Buah inti dan plasma yang telah sampai di perusahaan dipisah, kemudian plasma tidak diterima oleh perusahaan, dan ini memberikan kerugian bagi petani. Padahal, plasma itu juga adalah kewajiban dari perusahaan untuk menerimanya, hal tersebut tercantum dalam kesepaktan awal saat perusahaan masuk dan mengubah berhektar-hektar kebun karet menjadi hamparan kelapa sawit. Mengenai masalah harga sawit, sebenarnya
  • 44. petani tidak begitu mempermasalahkan, yang penting plasma itu diterima oelh perusahaan. Pak selamun menekankan ini, bahwa petani hanya ingin buah plasma diterima oleh perusahaan sehingga petani tidak akan mengalami kerugian ditengah harga sawit yang begitu rendah dan petani harus menerimanya, tak bisa berbuat apa-apa ihwal harga sawit. (144. pak selamun. Itu kan tanggung jawab perusahan seharusnya, itu sekarang udah ganti asisten manjernya. Tentang sering bolak balik ke ponti, yang penting petani itu buah kecil jangan dipisahkan, jangan dikembalikan, itu petani otomatis rugi, itu makanya kemarin ada demo besar besaran. Saya sembilan kali bolak balik sanggau, ke kantor bupati, ngurus2 petani, yang demo sih ndak lah, yang ngurus petani ini lah biar peruhaan kayak semula, ada seminggu, seminggu balik lagi. Kita disepakati disana, dari perusahaan yang bawahnya melenceng, ada perubahan, melenceng lagi. Sebenarnya masalah harga diperhitungkan, kalau diambil ya diterima lah. Kalau diterima harga dipisahkan ndak papa, tetep ada hsilnya, itu masih tanggung jawab mereka, demo besar pakai tempayan, dari ketua adat meliau, diasng tempayan di segel, itu meambangkan adat, masalah adat kurang tahu juga saya. Dari jam sembilan sampai sore, jam dua belas kalau satu. Dari perusahaan ndak aa yang berani keluar, perjanjianya siapa yang berani buka dia yang kena adat, harus bayar adat, yang buka akhirnya perusahaan , bayar mereka, kalau gak salah 60 juta, itu kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan kerugian yang diterima petani. 145. rumah pak selamun Suaranya ndak jelas. Pt antam dan bhd, gajinya dua setenag juta per bulan, saya mau ngelamar disana, pt antam kalau ada masuk sini. Cu, disini udah pindah ke trasn satu, listrik di rasn satu kan udah lancar, kalau sini ka harus pakai genset, karena sarana prasarana lah. Kesepakatan di pontianak, kemarin harus ikut, di suratnya harus ada skretarus datang, tapi surat yang ada keterangan sekertaris harus datang, suratnya terlambat, saya bilang ndak bisa ikut. Jadi yohanes ketua kud itu ngajak satu orang buat gantiin saya.
  • 45. Bicara tentang kelengkapan alat administrasi kud, sekarang udah enak ada laptop printer, jadi kalau mau buat surat atau keperluan administrasi lainnya enak, gampang, bisa buat dirumah, tinggal ngetik lalu di print.) Pak Yohanes. Sampai di suak kenyaok, pak selamun berhenti. Kami mampir dulu ke rumah pak yohanes, ketua KUD Pang Pala. Karena pak yohanes sedang punya gawe, anaknya kan menikah pada hari sabtu, pak yohanes tak bisa ikut kami mengambil gaji ke kantor bhd. Pak yohanes menyerahkan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk mengambil gaji ke kantor bhd ke pak selamun. Saat tiba di suak kenyaok, saya langsung disuguhi sebuah pemandangan menarik. Ya, sudah menjadi tradisi di kampung, ada masak besar dan makan bersama pada serangkaian acara pernikahan ala masyarakat di kampung hamparan sawit ini. Makanan wajib dan selalu ada adalah daging babi. Darah dari daging babi ini pun mereka jadikan sebuah menu makanan, enak kata salah seorang ibu. Saya mengambil beberapa dokumentasi foto, ibu-ibu yang sedang memotong daging babi, memasak robung, minum kopi, dan mnegolah semua makanan yang akan dihidangkan saat acara dilangsungkan. Ada pula bapak-bapak yang sedang menguliti babi. Semua dikerjakan dengan gotong royong. Selesai melihat dan mengambil foto di dapur dadakan untuk masak besar, saya melangkahkan kaki untuk mampir ke rumah pak yohanes. Dapur dadakan dibuat disamping rumah pak yohanes. Memasuki teras rumah pak yohanes, saya disambut ramah oleh bapakbapak yang sedang duduk menikmati hidangan babi dan minuman arak. Ada tiga bapakbapak yang mengajak berbincang. Seorang bapak bercerita anaknya kuliah di solo, “saya pun ke jawa ya karena anak saya kuliah di jawa, kalu ndak ya ndak ke jawa”, begitu ucapnya. Bapak yang satu lagi bertanya kepada saya bagaimana kesan tinggal di kalimantan, saya menjawab dengan senang hati, saya terkesan dengan keramahan warga setempat terhadap orang baru yang masuk dan tinggal di daerah mereka. Kemudian bapak tersebut menambahkan seperti ini “ ya, kalau di kalimantan itu ya alas. Tapi ekonomi di kalimantan memamng lebih mudah dibanding dengan di jawa”. Hari 22. Minggu, 28 Juli 2013 Siang pukul 11.30 – 15.30 -----ikut panen keluarga merent.
  • 46. Bapak : daros. Mamak : fulia. Panen bapak daros kali ini ditemani oleh salah seorang warga, yaitu bapak falen. Bapak daros bertugas mengambil tandan sawit dari pohon dengan menggunakan dodos atau agrek. Setelah tandan jatuh, mamak fulia yang bertugas mengangkut tandan sawit tadi menuju tempat dikumpulkannya sawit yang akan diambil dengan truk esok harinya dan dibawa ke perusahaan. Mamak fulia dibantu oleh bapak fallen. Satu kali angukt atau menggendong keranjang, mamak fulia mampu membawa tiga puluh kilo sawit. Brondol sawit pun ttidak dibirakan atau ditinggal begitu saja karena brondol sawit ini juga akan diangkut nantinya. Brondol sawit yang telah busuk dipisahkan, karena tidak diterima perusahaan, namun dibawa pulang dan dimanfaatkan sebagai pengganti pelita atau lampu minyak di rumah ketika dibutuhkan. Bapak daros mengaku, panen kali ini hasilnya tidak begitu banyak dibanding sebelumnya. Karena ada beberapa pohon sawit yang belum siap dipanen buahnya, namun lumayan hasilnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bapak daros memiliki satu kapling kebun sawit dengan luas dua hektar, lumayan luas sebagai sumber utama penghasilan keluarga. Anak bapak daros, kak meren namanya, juga membantu panen kali ini. kak meren adalah anak pertama bapak daros yang sekarang sedang menempuh kuliah strat S1 di universitas terbuka di meliau, jurusan pendidikan guru sekolah dasar. Maria merensia, nama lengkapnya, akrab dipanggil kak meren atau bu meren ini juag telah menjadi guru di SD Suak Mansi 26 dan juga di PAUD yang baru-baru ini dirintis dan dibuka di Suak Mansi oleh inisiatif pihak gereja gapin suak mansi. Kak meren menuturkan, dia baru bisa membantu panen sawit setelah dia menetap di rumah, karena sebelumnya ketika dia masih menempuh pendidikan di smp, smk, dia harus tinggal jauh dari orang tua dan tinggal di kos. Smp dan smk ditempuh kak meren di meliau. Hari 23. Senin, 29 Juli 2013 Ke rumah pk selamun mengambil data dari KUD Pang Pala tentang kepemilikan kapling di suak mansi.
  • 47. Hari 24. Selasa, 30 Juli 2013 Handrianus. Pemuda kelahiran suak manasi 1993 ini adalah anak pertama dari pasangan suami istri asli dayak. Setiap harinya, aktivitas han, panggilan akrabnya, noreh membantu orang tua dan panen sawit ketika tiba waktu memanen sawit. Han memiliki tiga saudara, herculanus usia belasan tahun, theodora yang sekarang menempuh pendidikan smp di meliau, dan pianus yang sekarang masih menempuh pendidikan sekolah dasar di suak mansi. Pendidikan terakhir han adalah sekolah menengah atas yang ditempuh di pontianak. Han tinggal dengan saudara dari mamaknya yang domisili di pontianak ketika han menjalani pendidikan sma selama tiga tahun. Ketika han lulus sma, kondisi ekonomi keluarga belum begitu mapan. Bapak masih noreh di kebun tetangga, dan membantu panen sawit milik orang lain. Kondisi yang demikian membuat han tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguuruan tinggi, saat saya tanya apakah ingin kuliah, han mengaku sebenarnya ingin kuliah namun karena han masih memiliki adik dan dia anak pertama, dia merelakan dirinya tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan memilih membantu orang tua di rumah. Bebrpa tahun kemudian setelah han lulus sma, ekonomi keluarga han mulai bangkit dan akhirnya dari hasil menabung, bapak han mampu membeli kebun karet dan kebun sawit sendiri. Adik pertama han, herculanus tidak menamatkan pendidikan sekolah dasarnya, cerita han, herculanus sudah disuruh untuk sekolah namun dia tidak mau, akhirnya ornag tua lebih memilih tidak memaksa anaknya, dengan pertimbangan jika dipaksa nanti akhirnya malah jadi tidak baik, jadi nakal atau apa. Theodora, adik perempuan satu-satunya han melanjutkan sekolah ke meliau dan tinggal dengan saudaranya disana. Pianus, adik terakhir han, masih kelas empat sd. Han berharap adik-adiknya dapat bersekolah tinggi dan tidak menjadi seperti dirinya yang hanya menjadi penoreh dan masih kerja ngikut orang tua. Han akan pergi ke pontianak beberapa hari lagi untuk mencari pekerjaan disana. Han mengaku ingin merubah nasib, tidak hanya menjadi pemuda kampung yang berprofesi sebagai penoreh.