Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi sosial, bukan ditransfer dari guru ke murid. Teori ini menekankan peran aktif murid dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan kerja sama sosial.
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Kelompok 2:
1. Nikmah Nurvicalesti (06121408007)
2. Ellin Juniarti (06121408012)
3. Rizki SW (06121408015)
4. Indah Oktriani (06121408018)
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan
sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa
yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang
dilalui dalam kehidupan kita selama ini
merupakan himpunan dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan
seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi
lebih dinamis.
3. Konstruktivisme adalah salah satu aliran
filsafat pengetahuan (epistemologi) yang
mempertanyakan:
Apa itu pengetahuan ?
Bagaimana orang membangun pengetahuan?
4. Pengetahuan (menurut konstruktivisme)
merupakan konstruksi (bentukan) kognitif oleh
seseorang terhadap obyek, pengalaman dan
lingkungannya.
Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta,
atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau
ditransfer dari seorang kepada orang lain.
5. Metode Konstruktivis
a) menyediakan pengalaman belajar yang menjadikan peserta
didik dapat melakukan konstruksi pengetahuan
b) pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada
kehidupan nyata
c) pembelajaran dilakukan dengan mengkaitkan kepada
kenyataan yang sesuai
d) memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
e) pembelajaran dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada
kehidupan social peserta didik
f) pembelajaran menggunakan barbagia sarana
g) melibatkan peringkat emosional peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuan peserta didik
7. Piaget
Ada tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap
perkembangan intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau
biasa juga disebut tahap perkembagan mental. Ruseffendi (1988:
133) mengemukakan;
1. perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun
yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap
manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan
yang sama,
2. tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi
mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan
hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya
tingkah laku intelektual dan
3. gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan
(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang
8. Vigotsky
Konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh
Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan
dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik.
Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah
diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang
(Poedjiadi, 1999: 62).
Dalam penjelasan lain Tanjung (1998: 7) mengatakan
bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi
antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya
pada lingkungan sosial dalam belajar.
9. Implikasi Konstruktivisme terhadap
Proses Belajar Siswa
1. Belajar adalah kegiatan aktif dari siswa mengkonstruksi
(membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan
fakta.
2. Siswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Siswa
sudah membawa konsep awal yang bermacam-macam.
Juga membawa perbedaan, bahkan kesalahan.
3. Siswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk
membangun pengetahuan. Siswa perlu mengenali
kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara
belajar.
4. Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Siswa
perlu belajar bersama.
5. Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang
lebih tahu. Belajar juga merupakan proses dimana
10. Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses
Mengajar
1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar
proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan
dari guru ke siswa.
2. Guru menjadi mediator dan fasilitator dengan
fungsi :
a. menyediakan pengalaman belajar
b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang
merangsang
c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan
selama poses siswa belajar.
d. memberi umpan balik
11. 3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru.
a. Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu
apa-apa.
b. Perlu mengerti cara berpikir siswa.
c. Perlu mengerti sifat kesalahan siswa.
d. Perlu membiarkan siswa menemukan caranya sendiri
dalam menyelesaikan masalah.
e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks
pengalaman siswa
f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi
pembelajaran.
12. Beberapa Strategi Pembelajaran yang
Konstruktivistik
Secara singkat strategi pembelajaran yang
konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang
mengaktifkan siswa.
Contoh :
1. Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based
Learning)
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
3. Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
& Learning = CTL)
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
13. Kelebihan dan Kekurangan Teori
Konstruktivisme
Kelebihan
1. Berpikir : Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berpikir untuk
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
2. Paham : Karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru,
mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3. Ingat : Karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan lebih
mengingat semua konsep. Melalui pendekatan ini murid membina sendiri
kepahaman mereka. Mereka akan lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam situasi baru.
4. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan teman
dan guru dalam membina pengetahuan baru.
5. Menyenangkan : Karena mereka terlibat secara langsung, mereka paham, ingat,
yakin dan berinteraksi dengan baik, maka mereka akan merasa senang saat belajar
dalam membina pengetahuan baru.
Kekurangan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu