SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
(PROSES LAKTASI DAN INVOLUSI)
Disusun oleh :
Nita Rahman
201310104343
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV
TAHUN 2014
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Masa Nifas /
2. Program Studi : D III Kebidanan
3. Kode/Bobot SKS :
4. Semester : II ( dua )
5. Elemen Kompetensi : MKB
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 50 Menit
8. Pokok Bahasan : Proses Laktasi dan Involusi
II. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang asuhan kebidanan masa
nifas, sehingga mampu memahami proses laktasi dan ivolusi pada masa nifas
III. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menjelaskan proses laktasi dan involusi pada masa nifas
IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Mahasiswa dapat :
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Menjelaskan proses laktogenesis
3. Memahami proses involusio uteri
4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri
5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan dengan metode interactive lecturing dan
video coment mahasiswa mampu :
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Menjelaskan proses laktogenesis
3. Menjelaskan proses involusio
4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri
5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea
VI. DESKRIPSI MATERI
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Menjelaskan proses laktogenesis
3. Menjelaskan proses involusio
4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri
5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea
VII. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
Interactive Lecturing dan video coment
VIII. MEDIA PEMBELAJARAN
1. LCD
2. Laptop/Power point
3. Vidio
IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Komponen
langkah
Uraian kegiatan Estimasi Waktu
Pendahuluan
1. Memberikan salam pembuka
2. Memperkenalkan diri
3. Apersepsi dan kontrak waktu
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Mengaitkan materi dengan Al-Qur’an (QS.Al-
Luqman : 14)
7 menit
Inti
1. Memutarkan video tentang proses laktasi
2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara
3. Menjelaskan proses involusi uteri
4. Menjelaskan factor – factor yang mempengaruhi
involusio
5. Menjelaskan macam – macam lochea
30
Penutup
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran
2. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan nilai-
nilai islam
3. Tindak lanjut
4. Menutup dengan doa dan salam
8 menit
X. PENILAIAN
1. Jenis
Pos Test
2. Bentuk
Kuis
3. Instrumen
a. Soal : Terlampir
XI. SUMBER BELAJAR
Anggraini, Yetti , 2010, Asuhan kebidanan masa Nifas, Yogyakarta : Pustaka
Rihama
Ambarwati, Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas, Yogyakarta : Mitra Cendikia
Press
Lampiran Materi
Al- Qur’an Surat Al- Luqman Ayat 14
‫ل‬ْ‫م‬ َ‫ص‬ِ‫ي‬‫ر‬ ُ ِ‫ل‬ِ ََّ ِ‫رل‬‫و‬ِ‫ا‬َ ُ ِ‫ي‬َ َِ ‫ل‬َ ‫ر‬ْ‫ل‬ُ‫ر‬ ُ َِ َ‫رع‬‫م‬َِ‫ي‬ِ‫ن‬ِِ ‫ل‬َ‫ي‬ ‫ل‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ي‬ َِ َ‫ع‬‫ر‬‫ن‬ َِ َ‫ل‬ِ‫ى‬ِ‫ن‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ر‬‫ن‬ َِ ‫ل‬َ‫م‬َ‫ل‬ِ ‫ل‬َ‫ر‬َِ‫ى‬ِ‫ي‬ُِ ََ‫ر‬‫و‬ِ‫ا‬َ ُ ِ‫ي‬َِ ِِ‫ي‬ِْ‫ر‬ََ ‫ر‬ ُ ‫ِي‬‫ه‬‫ر‬‫م‬ِ‫ي‬ َِ َِ
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu“ .
A. Anatomi dan Fisiologi Payudara
1. Anatomi payudara
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara
horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis.
Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub
kutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis
mayor.
Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil
adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa
laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi
menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar saat hamil dan
menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesaran ini
terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan
penimbunan jaringan lemak.
Ada 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papila atau
puting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting
susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari
corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian
menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan
bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus
akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat
otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut.
Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk yang normal/umum,
pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk
puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting
adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk
tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi puting tidak
lentur terutama pada bentuk putting terbenam, sehingga butuh penanganan
khusus agar bayi bisa menyusu dengan baik.
Gambar1. Macam-macam bentuk puting
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan
subkutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae. Corpus
mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu
struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus
(duktulli), Lobus dan Alveolus.
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang
menjadi 20-40 duktuli. Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus
dan masing-masing dihubungakan dengan saluran air susu (sistem
duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut
dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang payudara duktus laktiferus
ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu.
Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus
dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun
pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium
yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
Gambar 2. Payudara tampak dari samping
Gambar 3. Struktur payudara
2. Fisiologi payudara
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi
ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan
progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan
pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini
terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin hipofisis, sehingga
sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam
proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat
perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
a. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujunga saraf peraba yang terdapat pada
puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air
susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi
berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan
lamanya bayi menghisap.
b. Refleks Aliran (Let Down Reflex)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin juga
mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin.
Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah mengacu otot-otot
polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkonsetraksi sehingga
memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju putting susu.
Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau
dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain let-down
adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi.
Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
Gambar 4. Proses Produksi ASI (Refleks Prolaktin)
3. Proses Laktogenesis
a. LaktogenesisTahap I
Ini adalah tahap dimana seorang ibu mulai menghasilkan ASI.
Produksinya dimulai sejak trimester kedua kehamilan, namun secara umum
jumlahnya masih ditekan oleh hormone progesteron. Produksi ASI dalam fase
ini tidak berawal dari prinsip supply dan demand. Selama masa kehamilan dan
di dua hari pertama setelah kelahiran, produksi ASI masih dikontrol oleh
hormon. Saat ibu melahirkan dan plasenta lepas dari rahim, kadar hormone
progesterone menurun dan ini memicu meningkatnya hormone prolaktin yang
bekerja untuk memproduksi ASI. Jadi sebetulnya kolostrum dihasilkan
otomatis oleh tubuhibu, tanpaterpengaruholeh demand/kebutuhan bayi karena
adanya control dari hormone ini. Inilah fase yang disebut sebagai
Laktogenesis Tahap Pertama. Jadi, masih ada yang mengatakan kalau ASI
tidak keluar di hari-hari pertama melahirkan? Itu tidak benar, karena hormone
akan secara otomatis mengatur keluarnya kolostrum yang diperlukan bayi di
hari-hari awal kehidupannya. Jumlah kolostrum memang sedikit, tetapi itulah
jumlah yang diperlukan bayi pada hari-hari awal kehidupannya dan cukup
untuk membuat kenyang perutnya yang hanya sebesar kelereng.
b. LaktogenesisTahap II
Setelah jam-jam awalmelahirkan, level hormone progesterone terus
menurun dan hormone prolaktin terus meningkat naik. Kondisi inilah yang
memicu keluarnya ASI lebih banyak. Fase ini disebut Laktogenesis Tahap
Kedua. Laktogenesis tahap kedua mulai terjadi pada 30-40 jam setelah
melahirkan atau umumnya sekitar hari ke-3 dan ke-4 setelah melahirkan. Di
fase ini biasanya ibu mulai panic karena merasa di hari pertama dan kedua
ASI “belum keluar”, tetapi tiba-tiba di hari ke-3 atau ke-4 payudara mulai
membengkak. Fase ini adalah fase kritis dalam produksi ASI. Mengapa? Di
dalam payudara terdapat yang namanya “penerima prolaktin”. Penerima
prolaktin ini yang beredar agar prolaktin dapat memproduksi ASI. Jika ibu
tidak menyusui sesering mungkin, maka penerima prolaktin ini tidak akan
bekerja optimal sehingga hormone prolaktin-nya akan kembali menurun. Jika
hormone prolaktin terus menurun, maka payudara secara perlahan dapat
berhenti menghasilkan ASI matang (ASI yang keluar sesudah kolostrum) Jika
prolaktin tidak bekerja optimal, maka tahap berikutnya akan terhambat. Tahap
kedua ini biasanya terjadi hingga hari ke-8 setelah melahirkan. Tahapan ini
sebetulnya juga masih dikontrol oleh hormon, tetapi jika ibu tidak menyusui
sesering mungkin, kinerja hormone akan terhambat dan akan mengalami
kesulitan ketika memasuki tahap yang berikutnya.
c. LaktogenesisTahap III
Tahap ini biasanya dimulai di hari ke-9 setelah melahirkan hingga bayi
disapih. Produksi ASI mulai sepenuhnya mengandalkan skema supply dan
demand seperti yang telah kita ketahui bersama. Semakin sering bayi
menyusu, maka produksi ASI akan terus meningkat.
4. ASI Menurut Stadium Laktasi
Pembagian ASI menurut stadium laktasi yaitu :
a. Colostrum
1). Pengertian
Colostrum adalah cairan yang pertama kali sisekresi oleh kelenjar
payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat
dalam alveoli dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa
puerpurium.
2). Manfaat
Merupakan suatu laanif yang ideal untuk membrsihkan meconium dari
usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan
yang akan datang.
3). Komposisi
a) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur,
tetapi berlainan dnegan ASI matur. Pada colostrums
protrin yang utama adalah globulin (gamma globulin)
b) Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI
yang matur, dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai
umur 6 bulan.
c) Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dinadingkan dengan
ASI matur
d) Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ASI matur
e) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur,
hanya 58 kal/100ml kolostrum
f) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan
dengan susu matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air
dapat lebih tinggi atau lebih rendah
g) Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin
dibandingan dengan ASI matur
h) Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam
usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak
menambah antibodi pada bayi.
i) Volume berkisar 150-300 ml/24 jam
b. Air Susu Masa Peralihan
1) Pengertian
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang
matur. Disekresi dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi
(Soejiningsih,1997)
2) Komposisi
a) Kadar protein makin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak
makin tinggi
b) Volume juga meningkat
c. Air Susu Matur
1) Pengertian
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu keiga sampai kelima komposisinya baru konstan. Merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
umur 6 bulan, berupa cairan berwarna putih kekuningkuningan, karena
mengandung caseinat, riboblaum dan karoten. Tidak menggumpal bila
dipaskan, volume 300-850 ml/24 jam. Terdapat antimikro bacterial factor
yaitu : antibody terhadap bakteri dan virus cell (phageocrye, granu locyle,
macropage, lymphocyle tipe t), enzi, (lysozime, lactoperoxidese), protein,
(laktoferin, B12 , dinding protein). Factor resisten terhadap stophylacocus,
complecement (C3 dan C4). Siregar Arifin, (2004) pemberian asi ekslusif
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
B. Involusio Uterus
1. Pengertian
Involusio atau pengecilan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
2. Fisiologi Involusi Uteri
Pada ahir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di
bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium
sakralis. Pada saat uterus kira – kira sama besar dengan besar uterus sewaktu
kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram.
Peningkatan kadar esterogen dan progesterone bertanggung jawab untuk
pertumbuhan massif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus pada
masa prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel – sel otot
dan hipertropi, yaitu pembesaran sel – sel yang sudah ada. Pada masa
postpartum penurunan kadar hormone – hormone ini menyebabkan terjadinya
autolysis.
Proses involusi uteri dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Proses Involusi Uteri
Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus
Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-simfisis 500 gr
14 hari (2 minggu) Tak terasa 350 gr
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 mgg 50 gr
56 hari (8 minggu) Normal 30 gr
Gambar . Tinggi fundus Uteri pada masa nifas
Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan penanggalan deci dua/endometrium
dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan
ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a. Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses peghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula
selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusak secara langsung
jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini disebabkan karena penurunan hormone
estrogen dan progesteron.
c. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga
akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan. (Yetti Anggraini, 2010).
3. Involusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka
mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2
cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi
endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.
Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis.
Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat
implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia.
4. Lochea
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina
selama puerperium (Varney, 2007; h.960).
(1) Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari ke 1-3 masa post partum. Cairan yang keluar
berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
(2) Lochea Sanguinolenta.
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung
dari hari ke 4 sampai ke 7 post partum.
(3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit
dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post
partum.
(4) Lochea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati. Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu post
partum.
(Ambarwati, 2010; h.78-79).
6. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak
sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi
karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan
selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot
perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina
hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan
latihan harian.
7. Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan
serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena
penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih
dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat
masuk.
Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh.
Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum
hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan
robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.
8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Involusi Uterus
a. Status gizi
Menurut soediaoetama (2000) setelah di konsumsi didalam alat pencernaan,
bahan makanan diuraikan menjadi berbagai zat makanan atau zat nutrien. Zat
makanan inilah yang diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam caian
tubuh, didalam jaringan, zat-zat makanan memenuhi fungsinya masing-masing,
adanya fungsi:
1. Sebagai sumber energi atau tenaga.
2. Menyokong pertumbuhan badan.
3. Memelihara jaringan tubuh, menggantikan yang rusak atau aus
terpakai.
4. Mengatur metabolisme dan mengatur sebagai keseimbangan, misalnya
keseimbangan air, keseimbangan asam basa, dan keseimbangan
mineral didalam cairan tubuh.
5. Borndean didalam mekanisme mempertahankan tubuh terhadap
berbagai penyakit misalnya sebagai antioksidan dan antibodi lainnya.
Dan ibu yang menyesuaikan kembali alat –alat kandungan dan
diantaranya menjadi bentuk normal seperti sebelum hamil, sedangkan
mamme menyiapkan diri dan mulai berfungsi menghasilkan ASI dan
melalui ASI zat-zat gizi yang diperlukan neonatus diberikan di tubuh
ibunya dari persediaannya yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk
itu diperlukan zat yang mencukupi. Bila status gizinya kurang maka zat
nutrisi yang terdapat pada ASI juga kurang akan mempengaruhi
pemeliharaan jaringan terutama untuk menggantikan kerusakan sel-sel
pada genetalia interna dan eksterna akibat proses kehamilan maupun
persalinan yang mengalami gangguan, sehingga mengembalikan alat-alat
kandungan terhambat (Sediaoetama, 2000).
Menurut Reeder (1997) mengatakan dengan status gizi yang
adekuat akan mempercepat pemulihan kesehatan ibu pasc salin dan
mengembalikan kekuatan otot-ototnya menjadi lebih cepat serta akan
meningkatkan kualitas maupun kuantitas ASI. Disamping itu juga ibu
pasca salin akan lebih mampu menghadapi serangan kuman sehingga
tidak infeksi dalam nifas.
b. Paritas (jumlah anak)
Menurut (Reeder, 1997) paitas mempengaruhi involusi uterus. Otot-
otot yang selalu sering teregang maka elastisitasnya akan bekurang.
Dengan demikian untuk mengembalikan kekuataan semula setelah tegang
memerlukan waktu yang lama.
c.Usia
Ibu yang usianya lebih tua akan banyak dipengaruhi oleh proses
penuaan. Pada proses penuaan akan terjadi perubahan metabolisme yaitu
tejadi peningkatan jumlah l;emak, penurunan elastisitas otot dan
penurunan penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat (Sediaoetama,
1997). Dan yang didalam kelompok rentan gizi bagi manusia yang lanjut
usia meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan dan sel-
selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi
fisik baik anatomis maupun fungsionalnya (Sediaaoetama, 2000).
d. Menyusui
Christina (1996) menyatakan dengan adanya isapan bayi, air susu
dikeluarkan, prosesnya adalah waktu bayi menghisap otot-otot polos pada
puting susu terangsang, rangsangan ini oleh syaraf diteruskan ke otak, dan
memerintahkan kelenjar hypophyse bagian belakang mengeluarkan hormon
pituitine yang di bawa ke otot-otot polos pada buah dada, sehingga otot-
otot p[olos mengeluarkan air susu, dan didalam lobulus terjadi produksi air
susu lagi, seperti diterangkan diatas. Hormon pituitrine tersebut diatas
bukan saja mempengaruhi otot-otot polos pada uterus sehingga uterus
berkontraksi lebih baik lagi. Dengan demikian involusi uterus lebih cepat
dan mengeluarkan lochea lebih lancar. Itulah sebabnya pada ibu yang
menyusui biasanya involusi berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak
menyusui.
Lampiran Soal
Ny. Ani P1A0 umur 25 tahun post partum 2 jam yang lalu mengeluh mules-mules.
Dari pemeriksaan fisik dihasilkan tekanan darah : 110/70 mmHg. Nadi : 80 x/menit,
suhu 37,3 dejarat celcius, ASI keluar sedikit berwarna kekuningan, lochea berwarna
merah, jahitan perineum baik.
1. Apa yang menyebabkan rasa mules pada Ny. Ani ?.........
a. Proses laktasi
b. Proses involusi
c. Proses sub involusi
d. Proses dari jalan lahir
e. Luka pada perineum
2. Hormon apa yang berperan dalam hal terseut?
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Oksitosin
d. Prolaktin
e. HCG
Ny. Ani 29 tahun p1A0 melahirkan 1 jam yang lalu, BB bayi 3500 gram.
Ny. Ani sudah menyusui bayinya,ia senang bayinya dapat menghisap
dengan baik.
3. Dengan hisapan bayi pada putting susu ibu maka akan menyebabkan…..
a. Merangsang hipotalamus untuk memacu sekresi prolaktin
b. Menghambat sekresi prolaktin
c. Merangsang hipotalamus untuk memacu sekresi estrogen
d. Menyebabkan ibu kelelahan
e. Akan menyebabkan bayi tidur dengan pulas
Ny. Eni umur 30 tahun P1A0 telah melahirkan bayi 3 hari yang lalu mengeluh
nyeri jahitan, perineum dan payudara mulai tegang
4. Apa Jenis Lochea yang di keluarkan oleh Ny. Eni ?
a. Alba
b. Rubra
c. Serosa
d. Sanguinolenta
e. Purulent
5.
Pada gambar diatas, bagian a menunjukkan ?
a. Corpus mammae
b. Areola
c. Papila mamae
d. Corpus uterus
e. Fundus uterus
Ny. Nila 25 tahun nifas hari keempat, mengeluh nyeri pada payudara.Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa payudara bengkak, tekanan darah 110/70
mmhg, respirasi 18x/ menit, suhu 37,3o C. Kontraksi uterus baik.pengeluaran
pervaginam berwarna merah.
6. Apakah yang menyebabkan terjadinya payudara bengkak pad any. Nila?
a. Putting lecet
b. Penyempitan duktus laktiferus
c. Penyempitan alveolus
d. Pelebaran duktus laktiferus
e. Pelebaran alveolus

More Related Content

What's hot (17)

Laktasi
LaktasiLaktasi
Laktasi
 
LP kala II lama
LP kala II lamaLP kala II lama
LP kala II lama
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
 
Askep plasenta illaa
Askep plasenta illaaAskep plasenta illaa
Askep plasenta illaa
 
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
 
6. fisologi nifas
6. fisologi nifas6. fisologi nifas
6. fisologi nifas
 
Askep retensio plasenta illa
Askep retensio plasenta illaAskep retensio plasenta illa
Askep retensio plasenta illa
 
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasentaAskep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
 
Intranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasIntranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan Maternitas
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Persalinan dan nifas
Persalinan dan nifasPersalinan dan nifas
Persalinan dan nifas
 
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVPelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
 

Similar to Satuan acara perkuliahan teori

Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BMeilina18
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP meilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B meilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxRikobmse
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseRifka Marwani
 

Similar to Satuan acara perkuliahan teori (20)

Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas TIK B
Tugas TIK BTugas TIK B
Tugas TIK B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docxBAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 
MASA NIFAS
MASA NIFASMASA NIFAS
MASA NIFAS
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Askeb3 new
Askeb3 newAskeb3 new
Askeb3 new
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
 

Recently uploaded

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 

Recently uploaded (16)

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 

Satuan acara perkuliahan teori

  • 1. SATUAN ACARA PERKULIAHAN ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (PROSES LAKTASI DAN INVOLUSI) Disusun oleh : Nita Rahman 201310104343 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV TAHUN 2014
  • 2. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) I. IDENTITAS 1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Masa Nifas / 2. Program Studi : D III Kebidanan 3. Kode/Bobot SKS : 4. Semester : II ( dua ) 5. Elemen Kompetensi : MKB 6. Jenis Kompetensi : Utama 7. Waktu Kuliah : 1 x 50 Menit 8. Pokok Bahasan : Proses Laktasi dan Involusi II. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang asuhan kebidanan masa nifas, sehingga mampu memahami proses laktasi dan ivolusi pada masa nifas III. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu menjelaskan proses laktasi dan involusi pada masa nifas IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mahasiswa dapat : 1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara 2. Menjelaskan proses laktogenesis 3. Memahami proses involusio uteri 4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri 5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea
  • 3. V. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan dengan metode interactive lecturing dan video coment mahasiswa mampu : 1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara 2. Menjelaskan proses laktogenesis 3. Menjelaskan proses involusio 4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri 5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea VI. DESKRIPSI MATERI 1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara 2. Menjelaskan proses laktogenesis 3. Menjelaskan proses involusio 4. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi uteri 5. Mengidentifikasi pengeluaran lochea VII. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN Interactive Lecturing dan video coment VIII. MEDIA PEMBELAJARAN 1. LCD 2. Laptop/Power point 3. Vidio
  • 4. IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN Komponen langkah Uraian kegiatan Estimasi Waktu Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Apersepsi dan kontrak waktu 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Mengaitkan materi dengan Al-Qur’an (QS.Al- Luqman : 14) 7 menit Inti 1. Memutarkan video tentang proses laktasi 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara 3. Menjelaskan proses involusi uteri 4. Menjelaskan factor – factor yang mempengaruhi involusio 5. Menjelaskan macam – macam lochea 30 Penutup 1. Mengevaluasi hasil pembelajaran 2. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan nilai- nilai islam 3. Tindak lanjut 4. Menutup dengan doa dan salam 8 menit X. PENILAIAN 1. Jenis Pos Test 2. Bentuk Kuis 3. Instrumen a. Soal : Terlampir
  • 5. XI. SUMBER BELAJAR Anggraini, Yetti , 2010, Asuhan kebidanan masa Nifas, Yogyakarta : Pustaka Rihama Ambarwati, Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas, Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
  • 6. Lampiran Materi Al- Qur’an Surat Al- Luqman Ayat 14 ‫ل‬ْ‫م‬ َ‫ص‬ِ‫ي‬‫ر‬ ُ ِ‫ل‬ِ ََّ ِ‫رل‬‫و‬ِ‫ا‬َ ُ ِ‫ي‬َ َِ ‫ل‬َ ‫ر‬ْ‫ل‬ُ‫ر‬ ُ َِ َ‫رع‬‫م‬َِ‫ي‬ِ‫ن‬ِِ ‫ل‬َ‫ي‬ ‫ل‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ي‬ َِ َ‫ع‬‫ر‬‫ن‬ َِ َ‫ل‬ِ‫ى‬ِ‫ن‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ر‬‫ن‬ َِ ‫ل‬َ‫م‬َ‫ل‬ِ ‫ل‬َ‫ر‬َِ‫ى‬ِ‫ي‬ُِ ََ‫ر‬‫و‬ِ‫ا‬َ ُ ِ‫ي‬َِ ِِ‫ي‬ِْ‫ر‬ََ ‫ر‬ ُ ‫ِي‬‫ه‬‫ر‬‫م‬ِ‫ي‬ َِ َِ Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu“ . A. Anatomi dan Fisiologi Payudara 1. Anatomi payudara Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor. Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak. Ada 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papila atau puting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
  • 7. kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian menetap. Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut. Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi puting tidak lentur terutama pada bentuk putting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus agar bayi bisa menyusu dengan baik. Gambar1. Macam-macam bentuk puting Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan subkutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae. Corpus
  • 8. mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus (duktulli), Lobus dan Alveolus. Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing-masing dihubungakan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
  • 9. Gambar 2. Payudara tampak dari samping Gambar 3. Struktur payudara 2. Fisiologi payudara Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
  • 10. a. Refleks Prolaktin Sewaktu bayi menyusu, ujunga saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap. b. Refleks Aliran (Let Down Reflex) Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkonsetraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju putting susu. Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain let-down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
  • 11. Gambar 4. Proses Produksi ASI (Refleks Prolaktin) 3. Proses Laktogenesis a. LaktogenesisTahap I Ini adalah tahap dimana seorang ibu mulai menghasilkan ASI. Produksinya dimulai sejak trimester kedua kehamilan, namun secara umum jumlahnya masih ditekan oleh hormone progesteron. Produksi ASI dalam fase ini tidak berawal dari prinsip supply dan demand. Selama masa kehamilan dan di dua hari pertama setelah kelahiran, produksi ASI masih dikontrol oleh hormon. Saat ibu melahirkan dan plasenta lepas dari rahim, kadar hormone progesterone menurun dan ini memicu meningkatnya hormone prolaktin yang bekerja untuk memproduksi ASI. Jadi sebetulnya kolostrum dihasilkan otomatis oleh tubuhibu, tanpaterpengaruholeh demand/kebutuhan bayi karena adanya control dari hormone ini. Inilah fase yang disebut sebagai Laktogenesis Tahap Pertama. Jadi, masih ada yang mengatakan kalau ASI tidak keluar di hari-hari pertama melahirkan? Itu tidak benar, karena hormone akan secara otomatis mengatur keluarnya kolostrum yang diperlukan bayi di hari-hari awal kehidupannya. Jumlah kolostrum memang sedikit, tetapi itulah jumlah yang diperlukan bayi pada hari-hari awal kehidupannya dan cukup untuk membuat kenyang perutnya yang hanya sebesar kelereng.
  • 12. b. LaktogenesisTahap II Setelah jam-jam awalmelahirkan, level hormone progesterone terus menurun dan hormone prolaktin terus meningkat naik. Kondisi inilah yang memicu keluarnya ASI lebih banyak. Fase ini disebut Laktogenesis Tahap Kedua. Laktogenesis tahap kedua mulai terjadi pada 30-40 jam setelah melahirkan atau umumnya sekitar hari ke-3 dan ke-4 setelah melahirkan. Di fase ini biasanya ibu mulai panic karena merasa di hari pertama dan kedua ASI “belum keluar”, tetapi tiba-tiba di hari ke-3 atau ke-4 payudara mulai membengkak. Fase ini adalah fase kritis dalam produksi ASI. Mengapa? Di dalam payudara terdapat yang namanya “penerima prolaktin”. Penerima prolaktin ini yang beredar agar prolaktin dapat memproduksi ASI. Jika ibu tidak menyusui sesering mungkin, maka penerima prolaktin ini tidak akan bekerja optimal sehingga hormone prolaktin-nya akan kembali menurun. Jika hormone prolaktin terus menurun, maka payudara secara perlahan dapat berhenti menghasilkan ASI matang (ASI yang keluar sesudah kolostrum) Jika prolaktin tidak bekerja optimal, maka tahap berikutnya akan terhambat. Tahap kedua ini biasanya terjadi hingga hari ke-8 setelah melahirkan. Tahapan ini sebetulnya juga masih dikontrol oleh hormon, tetapi jika ibu tidak menyusui sesering mungkin, kinerja hormone akan terhambat dan akan mengalami kesulitan ketika memasuki tahap yang berikutnya. c. LaktogenesisTahap III Tahap ini biasanya dimulai di hari ke-9 setelah melahirkan hingga bayi disapih. Produksi ASI mulai sepenuhnya mengandalkan skema supply dan demand seperti yang telah kita ketahui bersama. Semakin sering bayi menyusu, maka produksi ASI akan terus meningkat. 4. ASI Menurut Stadium Laktasi Pembagian ASI menurut stadium laktasi yaitu : a. Colostrum 1). Pengertian
  • 13. Colostrum adalah cairan yang pertama kali sisekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa puerpurium. 2). Manfaat Merupakan suatu laanif yang ideal untuk membrsihkan meconium dari usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan yang akan datang. 3). Komposisi a) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dnegan ASI matur. Pada colostrums protrin yang utama adalah globulin (gamma globulin) b) Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI yang matur, dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan. c) Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dinadingkan dengan ASI matur d) Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur e) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/100ml kolostrum f) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah g) Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingan dengan ASI matur
  • 14. h) Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah antibodi pada bayi. i) Volume berkisar 150-300 ml/24 jam b. Air Susu Masa Peralihan 1) Pengertian Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresi dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi (Soejiningsih,1997) 2) Komposisi a) Kadar protein makin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak makin tinggi b) Volume juga meningkat c. Air Susu Matur 1) Pengertian Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu keiga sampai kelima komposisinya baru konstan. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, berupa cairan berwarna putih kekuningkuningan, karena mengandung caseinat, riboblaum dan karoten. Tidak menggumpal bila dipaskan, volume 300-850 ml/24 jam. Terdapat antimikro bacterial factor yaitu : antibody terhadap bakteri dan virus cell (phageocrye, granu locyle, macropage, lymphocyle tipe t), enzi, (lysozime, lactoperoxidese), protein, (laktoferin, B12 , dinding protein). Factor resisten terhadap stophylacocus,
  • 15. complecement (C3 dan C4). Siregar Arifin, (2004) pemberian asi ekslusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya B. Involusio Uterus 1. Pengertian Involusio atau pengecilan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. 2. Fisiologi Involusi Uteri Pada ahir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat uterus kira – kira sama besar dengan besar uterus sewaktu kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram. Peningkatan kadar esterogen dan progesterone bertanggung jawab untuk pertumbuhan massif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus pada masa prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel – sel otot dan hipertropi, yaitu pembesaran sel – sel yang sudah ada. Pada masa postpartum penurunan kadar hormone – hormone ini menyebabkan terjadinya autolysis. Proses involusi uteri dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Proses Involusi Uteri Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr 7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-simfisis 500 gr
  • 16. 14 hari (2 minggu) Tak terasa 350 gr 42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 mgg 50 gr 56 hari (8 minggu) Normal 30 gr Gambar . Tinggi fundus Uteri pada masa nifas Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan penanggalan deci dua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut : a. Iskemia Miometrium Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
  • 17. b. Autolysis Autolysis merupakan proses peghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusak secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesteron. c. Efek Oksitosin Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. (Yetti Anggraini, 2010). 3. Involusi Tempat Plasenta Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia.
  • 18. 4. Lochea Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium (Varney, 2007; h.960). (1) Lochea Rubra Lochea ini muncul pada hari ke 1-3 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium. (2) Lochea Sanguinolenta. Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai ke 7 post partum. (3) Lochea Serosa Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post partum. (4) Lochea Alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu post partum. (Ambarwati, 2010; h.78-79). 6. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
  • 19. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian. 7. Perubahan pada Serviks Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. 8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Involusi Uterus a. Status gizi Menurut soediaoetama (2000) setelah di konsumsi didalam alat pencernaan, bahan makanan diuraikan menjadi berbagai zat makanan atau zat nutrien. Zat makanan inilah yang diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam caian tubuh, didalam jaringan, zat-zat makanan memenuhi fungsinya masing-masing, adanya fungsi: 1. Sebagai sumber energi atau tenaga. 2. Menyokong pertumbuhan badan.
  • 20. 3. Memelihara jaringan tubuh, menggantikan yang rusak atau aus terpakai. 4. Mengatur metabolisme dan mengatur sebagai keseimbangan, misalnya keseimbangan air, keseimbangan asam basa, dan keseimbangan mineral didalam cairan tubuh. 5. Borndean didalam mekanisme mempertahankan tubuh terhadap berbagai penyakit misalnya sebagai antioksidan dan antibodi lainnya. Dan ibu yang menyesuaikan kembali alat –alat kandungan dan diantaranya menjadi bentuk normal seperti sebelum hamil, sedangkan mamme menyiapkan diri dan mulai berfungsi menghasilkan ASI dan melalui ASI zat-zat gizi yang diperlukan neonatus diberikan di tubuh ibunya dari persediaannya yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan zat yang mencukupi. Bila status gizinya kurang maka zat nutrisi yang terdapat pada ASI juga kurang akan mempengaruhi pemeliharaan jaringan terutama untuk menggantikan kerusakan sel-sel pada genetalia interna dan eksterna akibat proses kehamilan maupun persalinan yang mengalami gangguan, sehingga mengembalikan alat-alat kandungan terhambat (Sediaoetama, 2000). Menurut Reeder (1997) mengatakan dengan status gizi yang adekuat akan mempercepat pemulihan kesehatan ibu pasc salin dan mengembalikan kekuatan otot-ototnya menjadi lebih cepat serta akan meningkatkan kualitas maupun kuantitas ASI. Disamping itu juga ibu pasca salin akan lebih mampu menghadapi serangan kuman sehingga tidak infeksi dalam nifas. b. Paritas (jumlah anak) Menurut (Reeder, 1997) paitas mempengaruhi involusi uterus. Otot- otot yang selalu sering teregang maka elastisitasnya akan bekurang.
  • 21. Dengan demikian untuk mengembalikan kekuataan semula setelah tegang memerlukan waktu yang lama. c.Usia Ibu yang usianya lebih tua akan banyak dipengaruhi oleh proses penuaan. Pada proses penuaan akan terjadi perubahan metabolisme yaitu tejadi peningkatan jumlah l;emak, penurunan elastisitas otot dan penurunan penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat (Sediaoetama, 1997). Dan yang didalam kelompok rentan gizi bagi manusia yang lanjut usia meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan dan sel- selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik baik anatomis maupun fungsionalnya (Sediaaoetama, 2000). d. Menyusui Christina (1996) menyatakan dengan adanya isapan bayi, air susu dikeluarkan, prosesnya adalah waktu bayi menghisap otot-otot polos pada puting susu terangsang, rangsangan ini oleh syaraf diteruskan ke otak, dan memerintahkan kelenjar hypophyse bagian belakang mengeluarkan hormon pituitine yang di bawa ke otot-otot polos pada buah dada, sehingga otot- otot p[olos mengeluarkan air susu, dan didalam lobulus terjadi produksi air susu lagi, seperti diterangkan diatas. Hormon pituitrine tersebut diatas bukan saja mempengaruhi otot-otot polos pada uterus sehingga uterus berkontraksi lebih baik lagi. Dengan demikian involusi uterus lebih cepat dan mengeluarkan lochea lebih lancar. Itulah sebabnya pada ibu yang menyusui biasanya involusi berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak menyusui.
  • 22. Lampiran Soal Ny. Ani P1A0 umur 25 tahun post partum 2 jam yang lalu mengeluh mules-mules. Dari pemeriksaan fisik dihasilkan tekanan darah : 110/70 mmHg. Nadi : 80 x/menit, suhu 37,3 dejarat celcius, ASI keluar sedikit berwarna kekuningan, lochea berwarna merah, jahitan perineum baik. 1. Apa yang menyebabkan rasa mules pada Ny. Ani ?......... a. Proses laktasi b. Proses involusi c. Proses sub involusi d. Proses dari jalan lahir e. Luka pada perineum 2. Hormon apa yang berperan dalam hal terseut? a. Estrogen b. Progesteron c. Oksitosin d. Prolaktin e. HCG Ny. Ani 29 tahun p1A0 melahirkan 1 jam yang lalu, BB bayi 3500 gram. Ny. Ani sudah menyusui bayinya,ia senang bayinya dapat menghisap dengan baik. 3. Dengan hisapan bayi pada putting susu ibu maka akan menyebabkan….. a. Merangsang hipotalamus untuk memacu sekresi prolaktin b. Menghambat sekresi prolaktin c. Merangsang hipotalamus untuk memacu sekresi estrogen d. Menyebabkan ibu kelelahan e. Akan menyebabkan bayi tidur dengan pulas Ny. Eni umur 30 tahun P1A0 telah melahirkan bayi 3 hari yang lalu mengeluh nyeri jahitan, perineum dan payudara mulai tegang 4. Apa Jenis Lochea yang di keluarkan oleh Ny. Eni ? a. Alba b. Rubra c. Serosa d. Sanguinolenta e. Purulent
  • 23. 5. Pada gambar diatas, bagian a menunjukkan ? a. Corpus mammae b. Areola c. Papila mamae d. Corpus uterus e. Fundus uterus Ny. Nila 25 tahun nifas hari keempat, mengeluh nyeri pada payudara.Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa payudara bengkak, tekanan darah 110/70 mmhg, respirasi 18x/ menit, suhu 37,3o C. Kontraksi uterus baik.pengeluaran pervaginam berwarna merah. 6. Apakah yang menyebabkan terjadinya payudara bengkak pad any. Nila? a. Putting lecet b. Penyempitan duktus laktiferus c. Penyempitan alveolus d. Pelebaran duktus laktiferus e. Pelebaran alveolus