SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 54
KELOMPOK 2



TSUNAMI
ANGGOTA
TSUNAMI

             Berasal dari bahsa
              jepang
                Tsu  harbour
                Nami  wave

          •   Sebutan lain
               - Tidal Wave
               - Seismic Sea Wave
Pengertian Tsunami

   Tsunami adalah sederetan gelombang yang
    terjadi pada air laut yang ditimbulkan oleh
    gangguan yang mengakibatkan berubahnya
    ketinggian permukaan air laut. Pada umunya
    gelombang tsunami erat hubungannya dengan
    daerah pesisir pantai.
Proses Tsunami
Penyebab Tsunami

  Aktifitas Non Seismik   Landslide

    Landslide(longsor
     an bawah laut)
    Letusan gunung
     api bawah laut
    Tumbukan meteor
    Ledakan nuklir
Penyebab Tsunami
Aktivitas Seismik
   Gempa bumi
    bawah laut
    Adanya gempa
    bumi dapat
    menyebabkan
    perubahan
    pergerakan
    lempeng di dasar
    laut.
Syarat-syarat Terjadinya
Tsunami
  Gempa bumi yang berpusat di tengah
  laut dan dangkal (0 - 30 km)
 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-

  kurangnya 6,5 Skala Richter dan dengan
  pola sesar naik atau sesar turun
Ilustrasi Penyebab Tsunami
Hubungan Magnitude dengan
             Kedalaman
   Mm = 6,3 + 0,005 D       (Lida (1970) )

Dimana :
     Mm  = magnitudo minimum atau ambang gempa
      (skala Richter) yang berpotensi menimbulkan
      tsunami
     D = Kedalaman pusat gempa.
Kecepatan Gelombang Tsunami
  Terhadap Kedalaman Laut
Hubungan Kecepatan dengan
           Kedalaman
 V = g. D
Dimana :
    V  = kecepatan gelombang
     D = Kedalaman pusat gempa

   Contoh
    gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan
    kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka
    kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang
    lebih 250 km/jam.
Klasifikasi Tsunami

   Amat    Kecil   (0)
   Kecil           (1)
   Menengah        (2)
   Besar           (3)
   Amat    Besar   (4)   ( Lida 1963)
   Hubungan empiris antara magnitudo tsunami
    dengan magnitudo gempa bumi yang
    menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963)
    sebagai berikut :

               m = 2,661 M – 16,44

   Dimana :
    m  = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.
     M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.
Kejadian Tsunami yang Signifikan
          di Indonesia
Mitigasi Tsunami
   Mitigasi:
    - Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah
    bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya,
    dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak
    dapat dihindarkan.
    - Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat.
    Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang
    mengurangi atau menghilangkan resiko jangka
    panjang bahaya bencana alam dan akibatnya
    terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000).
    - Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala
    pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan
    individu.
Mitigasi Tsunami
    Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana
     alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam
     menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan
     menerapkan teknik peringatan bahaya, dan
     mempersiapkan daerah yang terancam untuk
     mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut.
     Ketiga langkah penting tersebut:
1)   penilaian bahaya (hazard assessment),
2)   peringatan (warning), dan
3)   persiapan (preparedness) adalah unsur utama model
     mitigasi.
    Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung
     dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah
     penelitian yang terkait (tsunami-related research).
INATEWS
   (INDONESIA TSUNAMI EARLY WARNING
    SYSTEM)
   sistem peringatan dini tsunami atas kerjasama
    dengan lembaga-lembaga dalam dan luar
    negeri
Segitiga Komponen InaTEWS
Konsep Segitiga Komponen
InaTEWS
   komponen operasional
    Menangani kegiatan-kegiatan pemantauan, pengolahan, analisa,
    penyiapan dan disiminasi warning tsunami. Melaksanakan tanggap
    darurat terhadap kejadian bencana dan mitigiasi melalui:
    pendidikan dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat,
    penyiapan tempat perlindungan, jalur penyelamatan, peta,
    logistik, pelatihan lapangan dan lain-lain.
   komponen mitigasi dan tanggap darurat
    Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap
    komponen 1 dan 2 besertapeningkatan kapasitas SDM.
   Komponen Pembangunan Kapasitas
    Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap
    komponen 1 dan 2 beserta peningkatan kapasitas SDM
Desain InaTEWS
Komponen Operasional
InaTEWS
A. Sistem Pemantauan
  Pemantauan darat
   Seismic (160 broadband seismometer, 500 accelerometer)

   GPS (40)

  Pemantauan muka laut
   Buoys (22)

   Tide Gauges (80)

B. Sistem Pengolahan
   Seismic : 10 Regional Center (RC), 1 National Center (NC)

   Lainnya : 1 Tide Gauges Center, 1 Buoys Center, 1 GPS
     Center
C. Telekomunikasi
   Upstream (Pengumpulan Data)

   Down stream (Diseminasi)
Alur Data InaTEWS
Jaringan Seismik (BMKG)
gempa -> gelombang seismik dipancarkan ke segala arah ->
terekam oleh jaringan Seismometer -> Rekaman dikirim melalui
VSAT ke Pusat -> diproses & dianalisis -> dihasilkan informasi
sumber gempa bumi

Ketika parameter gempabumi memenuhi kriteria menimbulkan
tsunami maka warning tsunami akan dikeluarkan. Diharapkan
sinyal dari buoys akan datang dengan segera untuk digunakan
sebagai konfirmasi atau pernyataan warning selesai.

Jaringan Seismik telah didisain terdiri dari 160 broadband
seismometer, 500 accelerometer dan akan dikelompokan kedalam 10
Regional Center.

Dengan jumlah sensor tersebut dan jarak tiap sensor ±100 km, maka
dalam 3 menit pertama sumber gempabumi yang terjadi di wilayah
Indonesia dapat ditentukan lokasinya.
Stasiun Seismik
Jaringan GPS dan Tide Gauge
(Bakosurtanal)
Jaringan GPS sebagai bagian dari sistem
pemantauan darat dipasang di beberapa lokasi
bersama-sama dengan seismometer atau tide gauges
atau tersendiri sesuai dengan kebutuhan
jaringannya.

Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur
perubahan muka laut. Informasi yang dibutuhkan
untuk peringatan dini adalah pasang surut seketika
sebelum terjadinya tsunami

Hingga sekarang 39 tide gauges telah
terpasang dan datanya ditrasmit melalui VSAT IP
dan GTS (real time).
Stasiun GPS
Jaringan Stasiun GPS
Stasiun Tide Gauge Sadeng
Jaringan Pasang Surut
Indonesia
Buoys (BPPT)
   Dalam pengertian sederhana, Buoy adalah sebuah
    pelampung yang mengambang di permukaan laut
    sebagai perangkat untuk mendeteksi berbagai aktivuitas
    di dasar laut.

   Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dan
    tsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atau
    anomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor

   Data akan terkirim ke Pusat BPPT menggunakan
    komunikasi imarsat dan akan dikirimkan langsung ke
    BMKG menggunakan VPN dan back up dengan VSAT
    IP. Dengan jalur komunikasi seperti ini diharapkan
    delay waktu akan terabaikan.
DART (Deep-Ocean
Assessment and Reporting of Tsunamis)
              Paltform
Stasiun Buoy
   Buoy di Merak      Buoy G2 “Said
                        Jenie”
Jaringan Buoy di Indonesia
DSS (Decision Support System)
   1. Perspektif Situasi
   Memberikan gambaran dan rujukan situasi di area
    bencana sekitar sumber gempa bumi.
   Memberikan gambaran penjalaran tsunami diperoleh dari
    database hasil modelling.
   Menunggu data dari pemantau muka laut.
   2. Perspektif Observasi;
   Real Time : Seismik, GPS, Buoys, Tide Gauges
   Diharapkan menerima informasi deformasi lempeng dan
    tsunameter
   Berdasarkan situasi disini,yang menampilkan kondisi
    obervasi untuk menentukan tindakan selanjutnya, mulai
    dari warning sampai akhir warning
   3. Perspektif Keputusan;
   Menawarkan jenis warning yang dibuat oleh
    sistem untuk dievaluasi oleh petugas sebelum
    dikirimkan
   Hasil dari modeling tsunami dalam bentuk
    peta penjalaran dan ketinggian tsunami
    berdasarkan dampak yang kemungkinan
    terjadi
Sistem Diseminasi
   Pada dasarnya sistem disiminasi menjadi tugas institusi BMKG,
    yang berkewajiban menyiapkan dan mengeluarkan “warning” yang
    selanjutnya untuk didesiminasikan ke masyarakat.
   Selanjutnya menjadi tanggung jawab berbagai institusi terkait untuk
    menyampaikannya ke masyarakat yang daerahnya terancam.
“Five in One”
   “Five in One” yang merupakan sistem yang dipakai
    BMKG, sistem ini mempunyai kelebihan lain disamping
    pengiriman otomatis serentak melalui lima moda, kelima
    moda tersebut : aktivasi alarm, SMS, internet, website,
    konversi teks suara.
    Server penerima warning tsunami dapat bertindak
    sebagai server disiminasi lagi untuk mengirimkan
    warning tsunami ke alamat – alamat yang dituju.
Basis Data Tsunami
  Tahapan dalam pembuatan basis data tsunami adalah sebagai
   berikut :
1. Studi tentang gempabumi dan tsunami serta penyiapan data
   batimetri
2. Model sumber tsunami (Tsunami source model)
  -Menghitung sumber tsunami berdasarkan tatanan tektonik
3. Penjalaran GelombangTsunami (Tsunami Propagation)
  -Menghitung tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang pantai
4. Pengembangan software untuk memanggil dan interpolasi basis
   data tsunami untuk tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang
   pantai.
  -Software ini berguna untuk memilih 16 file yang akan
   diinterpolasikan untuk selanjutnya memberikan informasi untuk
   peringatan dini tsunami.
5. Integrasi software tsunami database dengan Sistem Informasi
   Geografis (GIS)
Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan
SumberTsunami
Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan
SumberTsunami

   Pembuatan skenario tsunami didasarkan pada informasi
    parameter gempabumi meliputi kekuatan gempa,
    orientasi patahan, luasan bidang patahan dan lain-lain.
   Berdasarkan perhitungan empiris, makin besar kekuatan
    gempa maka makin luas bidang patahan sumber
    tsunami juga semakin luas
Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiap Siagaan
Masyarakat

   Hal yang tidak kalah penting artinya adalah pendidikan dan
    kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahaya
    tsunami
   Informasi warning tsunami yang diterima oleh institusi
    perantara seperti Pemda serta institusi terkait lainnya harus
    sampai ke masyarakat kemudian masyarakat dapat
    menindak lanjuti warning tersebut dengan upaya evakuasi.
   Untuk itu diperlukan upaya pendidikan dan kesiapsiagaan
    masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami. berbagai
    kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat berupa
    sosialisasi, workshop, simulasi Tsunami, simulasi table top
    dan lain-lain
   Institusi yang terlibat dalam rangka pendidikan masyarakat di
    daerah rawan tsunami baik dari dalam negeri maupun
    internasional antara lain: Ristek, LIPI, BMG, Universitas, PMI,
    Pemda, LSM, Unesco, GTZ dan lain-lain.
Tahapan Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan
Masyarakat


1. Pelatihan para pejabat / petugas di lingkungan Pemerintah Daerah.
2. Pelatihan kepada wakil masyarakat
3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik
4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi
5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami
6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan Tsunami Drill
7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak
8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.
Kesiap Siagaan
   1. Kenali Lingkungan;
     - Tempat Tinggal, Jarak terhadap pantai,

     - Lokasi yang tinggi (5-30 m dari permukaan laut)

     - Jalur menuju tempat yang tinggi

    2. Jika merasaka gempa kuat lebih dari 2 menit atau menyaksikan
       air laut surut secara tiba-tiba, segera tinggalkan pantai
   3. Laporkan keadaan tersebut ke instansi terkait; Lurah, Camat,
    Polisi atau Koramil.
   4. Selamatkan diri dan keluarga serta tetangga. Pimpin masyarakat
    menuju tempat yang tinggi.
   5. Dengarkan berita dari BMKG, Pemda, Kepolisian, TNI
    (Koramil/Korem)
Beberapa sistem penanggulangan
dampak Tsunami
  Pemberian sistim tanggul (dike) tepi pantai
  untuk bangunan tepi pantai yang bernilai penting
  seperti pelabuhan.
 Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang
  menyempit ke arah darat, jarak bangunan di
  darat dari garis pantai harus cukup jauh (lebih
  dari 200 meter) untuk mencegah amplifikasi
  energi dan ketinggian gelombang yang
  mencapai pantai dan dataran pantai.
 Pembuatan tanggul pematang di dataran pantai
  yang cukup tinggi, dan berlapis dengan jarak
  antar tanggul yang cukup lebar.
Beberapa sistem penanggulangan
dampak Tsunami
  Membuat peta potensi terjadinya Tsunami
  (Tsunami´s map) yang merupakan pengembangan
  peta/peta gempa Tektonik (jalur gempa Tektonik) di
  wilayah NKRI.
 Mengidentifikasi kawasan yang paling rawan
  terhadap bencana tsunami.
 Membuat peta microzoning.

 Mengevaluasi, menetapkan, mensosialisasi dan
  merealisasi UU/PP tentang semapadan Pantai
  (200m dari garis pasang ; atau ditambah lebar).
 Mengembangkan system pengelolaan kawasan
  pantai (Coastal zone Management System) : Zona
  budidaya, zona perlindungan/penyangga.
SANKYUUU~

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
Aar Riana
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Register Undip
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Register Undip
 

La actualidad más candente (20)

Isi
IsiIsi
Isi
 
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamUsaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
Makalah bencana alam
Makalah bencana alamMakalah bencana alam
Makalah bencana alam
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 
Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.
 
Panduan evakuasi tsunami_covid-19_hq-1
Panduan evakuasi tsunami_covid-19_hq-1Panduan evakuasi tsunami_covid-19_hq-1
Panduan evakuasi tsunami_covid-19_hq-1
 
Pendidikan Lingkungan Hidup tentang kerusakan alam
Pendidikan Lingkungan Hidup tentang kerusakan alamPendidikan Lingkungan Hidup tentang kerusakan alam
Pendidikan Lingkungan Hidup tentang kerusakan alam
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan TeknologiMitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
 
Mitigasi bencana gunung api
Mitigasi bencana gunung apiMitigasi bencana gunung api
Mitigasi bencana gunung api
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
 
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamPertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
 
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar DinginArtikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
 
Presentasi mitigasi
Presentasi mitigasiPresentasi mitigasi
Presentasi mitigasi
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
 

Similar a Kelompok 2 tsunami

ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptxppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
agness2130001
 
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Desi Naspin
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
auliaeka15
 
Presentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa BumiPresentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa Bumi
achel
 
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
MakalahgempabumidandampakyangditimbulkannyaMakalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
achel
 
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
MakalahgempabumidandampakyangditimbulkannyaMakalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
achel
 
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docxProposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
VandyDp1
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
NenoSUPRIADI2
 

Similar a Kelompok 2 tsunami (20)

P3. Ancaman dan Risiko Bencana Tsunami.pptx
P3. Ancaman dan Risiko Bencana Tsunami.pptxP3. Ancaman dan Risiko Bencana Tsunami.pptx
P3. Ancaman dan Risiko Bencana Tsunami.pptx
 
Web Project Proposal by Slidesgo.pptx
Web Project Proposal by Slidesgo.pptxWeb Project Proposal by Slidesgo.pptx
Web Project Proposal by Slidesgo.pptx
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
 
Decision Support System (DSS) untuk Evakuasi Bencana Tsunami (Paper Review)
Decision Support System (DSS) untuk Evakuasi Bencana Tsunami (Paper Review)Decision Support System (DSS) untuk Evakuasi Bencana Tsunami (Paper Review)
Decision Support System (DSS) untuk Evakuasi Bencana Tsunami (Paper Review)
 
ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptxppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
ppt Fisika Bencana Alam kel.2.pptx
 
Pendidikan Lingkungsn Hidup di sekolah dasar
Pendidikan Lingkungsn Hidup di sekolah dasarPendidikan Lingkungsn Hidup di sekolah dasar
Pendidikan Lingkungsn Hidup di sekolah dasar
 
Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi
Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumiSistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi
Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi
 
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
 
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxKerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
 
ASSESMENT DAMPAK HAZARD.PPT.ppt
ASSESMENT DAMPAK HAZARD.PPT.pptASSESMENT DAMPAK HAZARD.PPT.ppt
ASSESMENT DAMPAK HAZARD.PPT.ppt
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
Presentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa BumiPresentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa Bumi
 
3617 3607-1-pb
3617 3607-1-pb3617 3607-1-pb
3617 3607-1-pb
 
Gempa bumi
Gempa bumiGempa bumi
Gempa bumi
 
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
MakalahgempabumidandampakyangditimbulkannyaMakalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
 
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
MakalahgempabumidandampakyangditimbulkannyaMakalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
Makalahgempabumidandampakyangditimbulkannya
 
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docxProposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
Proposal praktikum Proyek industri_Vandy Dwi Putra_20130068.docx
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
 
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
 

Kelompok 2 tsunami

  • 3. TSUNAMI  Berasal dari bahsa jepang Tsu  harbour Nami  wave • Sebutan lain - Tidal Wave - Seismic Sea Wave
  • 4. Pengertian Tsunami  Tsunami adalah sederetan gelombang yang terjadi pada air laut yang ditimbulkan oleh gangguan yang mengakibatkan berubahnya ketinggian permukaan air laut. Pada umunya gelombang tsunami erat hubungannya dengan daerah pesisir pantai.
  • 6. Penyebab Tsunami Aktifitas Non Seismik Landslide  Landslide(longsor an bawah laut)  Letusan gunung api bawah laut  Tumbukan meteor  Ledakan nuklir
  • 7. Penyebab Tsunami Aktivitas Seismik  Gempa bumi bawah laut Adanya gempa bumi dapat menyebabkan perubahan pergerakan lempeng di dasar laut.
  • 8. Syarat-syarat Terjadinya Tsunami  Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)  Gempa bumi dengan kekuatan sekurang- kurangnya 6,5 Skala Richter dan dengan pola sesar naik atau sesar turun
  • 10. Hubungan Magnitude dengan Kedalaman  Mm = 6,3 + 0,005 D (Lida (1970) ) Dimana :  Mm = magnitudo minimum atau ambang gempa (skala Richter) yang berpotensi menimbulkan tsunami  D = Kedalaman pusat gempa.
  • 11. Kecepatan Gelombang Tsunami Terhadap Kedalaman Laut
  • 12. Hubungan Kecepatan dengan Kedalaman  V = g. D Dimana : V = kecepatan gelombang  D = Kedalaman pusat gempa  Contoh gravitasi di suatu tempat adalah g = 10m/det2 dan kedalaman laut di tempat itu di ambil D = 500 m, maka kecepatan gelombang tsunami di tengah laut kurang lebih 250 km/jam.
  • 13. Klasifikasi Tsunami  Amat Kecil (0)  Kecil (1)  Menengah (2)  Besar (3)  Amat Besar (4) ( Lida 1963)
  • 14. Hubungan empiris antara magnitudo tsunami dengan magnitudo gempa bumi yang menimbulkannya diturunkan oleh Lida (1963) sebagai berikut : m = 2,661 M – 16,44  Dimana : m = magnitudo tsunami dalam skala Immamura.  M = magnitudo gempa bumi dalam Skala Richter.
  • 15. Kejadian Tsunami yang Signifikan di Indonesia
  • 16. Mitigasi Tsunami  Mitigasi: - Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan. - Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000). - Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu.
  • 17. Mitigasi Tsunami  Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga langkah penting tersebut: 1) penilaian bahaya (hazard assessment), 2) peringatan (warning), dan 3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi.  Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).
  • 18. INATEWS  (INDONESIA TSUNAMI EARLY WARNING SYSTEM)  sistem peringatan dini tsunami atas kerjasama dengan lembaga-lembaga dalam dan luar negeri
  • 20. Konsep Segitiga Komponen InaTEWS  komponen operasional Menangani kegiatan-kegiatan pemantauan, pengolahan, analisa, penyiapan dan disiminasi warning tsunami. Melaksanakan tanggap darurat terhadap kejadian bencana dan mitigiasi melalui: pendidikan dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, penyiapan tempat perlindungan, jalur penyelamatan, peta, logistik, pelatihan lapangan dan lain-lain.  komponen mitigasi dan tanggap darurat Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap komponen 1 dan 2 besertapeningkatan kapasitas SDM.  Komponen Pembangunan Kapasitas Memberikan dukungan melalui kajian, penelitian, uji coba terhadap komponen 1 dan 2 beserta peningkatan kapasitas SDM
  • 22. Komponen Operasional InaTEWS A. Sistem Pemantauan Pemantauan darat  Seismic (160 broadband seismometer, 500 accelerometer)  GPS (40) Pemantauan muka laut  Buoys (22)  Tide Gauges (80) B. Sistem Pengolahan  Seismic : 10 Regional Center (RC), 1 National Center (NC)  Lainnya : 1 Tide Gauges Center, 1 Buoys Center, 1 GPS Center C. Telekomunikasi  Upstream (Pengumpulan Data)  Down stream (Diseminasi)
  • 24. Jaringan Seismik (BMKG) gempa -> gelombang seismik dipancarkan ke segala arah -> terekam oleh jaringan Seismometer -> Rekaman dikirim melalui VSAT ke Pusat -> diproses & dianalisis -> dihasilkan informasi sumber gempa bumi Ketika parameter gempabumi memenuhi kriteria menimbulkan tsunami maka warning tsunami akan dikeluarkan. Diharapkan sinyal dari buoys akan datang dengan segera untuk digunakan sebagai konfirmasi atau pernyataan warning selesai. Jaringan Seismik telah didisain terdiri dari 160 broadband seismometer, 500 accelerometer dan akan dikelompokan kedalam 10 Regional Center. Dengan jumlah sensor tersebut dan jarak tiap sensor ±100 km, maka dalam 3 menit pertama sumber gempabumi yang terjadi di wilayah Indonesia dapat ditentukan lokasinya.
  • 26. Jaringan GPS dan Tide Gauge (Bakosurtanal) Jaringan GPS sebagai bagian dari sistem pemantauan darat dipasang di beberapa lokasi bersama-sama dengan seismometer atau tide gauges atau tersendiri sesuai dengan kebutuhan jaringannya. Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut. Informasi yang dibutuhkan untuk peringatan dini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami Hingga sekarang 39 tide gauges telah terpasang dan datanya ditrasmit melalui VSAT IP dan GTS (real time).
  • 31. Buoys (BPPT)  Dalam pengertian sederhana, Buoy adalah sebuah pelampung yang mengambang di permukaan laut sebagai perangkat untuk mendeteksi berbagai aktivuitas di dasar laut.  Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dan tsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atau anomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor  Data akan terkirim ke Pusat BPPT menggunakan komunikasi imarsat dan akan dikirimkan langsung ke BMKG menggunakan VPN dan back up dengan VSAT IP. Dengan jalur komunikasi seperti ini diharapkan delay waktu akan terabaikan.
  • 32. DART (Deep-Ocean Assessment and Reporting of Tsunamis) Paltform
  • 33. Stasiun Buoy  Buoy di Merak  Buoy G2 “Said Jenie”
  • 34. Jaringan Buoy di Indonesia
  • 35. DSS (Decision Support System)  1. Perspektif Situasi  Memberikan gambaran dan rujukan situasi di area bencana sekitar sumber gempa bumi.  Memberikan gambaran penjalaran tsunami diperoleh dari database hasil modelling.  Menunggu data dari pemantau muka laut.
  • 36.
  • 37. 2. Perspektif Observasi;  Real Time : Seismik, GPS, Buoys, Tide Gauges  Diharapkan menerima informasi deformasi lempeng dan tsunameter  Berdasarkan situasi disini,yang menampilkan kondisi obervasi untuk menentukan tindakan selanjutnya, mulai dari warning sampai akhir warning
  • 38. 3. Perspektif Keputusan;  Menawarkan jenis warning yang dibuat oleh sistem untuk dievaluasi oleh petugas sebelum dikirimkan  Hasil dari modeling tsunami dalam bentuk peta penjalaran dan ketinggian tsunami berdasarkan dampak yang kemungkinan terjadi
  • 39.
  • 40. Sistem Diseminasi  Pada dasarnya sistem disiminasi menjadi tugas institusi BMKG, yang berkewajiban menyiapkan dan mengeluarkan “warning” yang selanjutnya untuk didesiminasikan ke masyarakat.  Selanjutnya menjadi tanggung jawab berbagai institusi terkait untuk menyampaikannya ke masyarakat yang daerahnya terancam.
  • 41. “Five in One”  “Five in One” yang merupakan sistem yang dipakai BMKG, sistem ini mempunyai kelebihan lain disamping pengiriman otomatis serentak melalui lima moda, kelima moda tersebut : aktivasi alarm, SMS, internet, website, konversi teks suara.  Server penerima warning tsunami dapat bertindak sebagai server disiminasi lagi untuk mengirimkan warning tsunami ke alamat – alamat yang dituju.
  • 42.
  • 43. Basis Data Tsunami  Tahapan dalam pembuatan basis data tsunami adalah sebagai berikut : 1. Studi tentang gempabumi dan tsunami serta penyiapan data batimetri 2. Model sumber tsunami (Tsunami source model) -Menghitung sumber tsunami berdasarkan tatanan tektonik 3. Penjalaran GelombangTsunami (Tsunami Propagation) -Menghitung tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang pantai 4. Pengembangan software untuk memanggil dan interpolasi basis data tsunami untuk tinggi tsunami dan waktu tiba di sepanjang pantai. -Software ini berguna untuk memilih 16 file yang akan diinterpolasikan untuk selanjutnya memberikan informasi untuk peringatan dini tsunami. 5. Integrasi software tsunami database dengan Sistem Informasi Geografis (GIS)
  • 44. Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan SumberTsunami
  • 45. Kekuatan Gempa dan Bidang Patahan SumberTsunami  Pembuatan skenario tsunami didasarkan pada informasi parameter gempabumi meliputi kekuatan gempa, orientasi patahan, luasan bidang patahan dan lain-lain.  Berdasarkan perhitungan empiris, makin besar kekuatan gempa maka makin luas bidang patahan sumber tsunami juga semakin luas
  • 46. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiap Siagaan Masyarakat  Hal yang tidak kalah penting artinya adalah pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahaya tsunami  Informasi warning tsunami yang diterima oleh institusi perantara seperti Pemda serta institusi terkait lainnya harus sampai ke masyarakat kemudian masyarakat dapat menindak lanjuti warning tersebut dengan upaya evakuasi.  Untuk itu diperlukan upaya pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami. berbagai kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat berupa sosialisasi, workshop, simulasi Tsunami, simulasi table top dan lain-lain  Institusi yang terlibat dalam rangka pendidikan masyarakat di daerah rawan tsunami baik dari dalam negeri maupun internasional antara lain: Ristek, LIPI, BMG, Universitas, PMI, Pemda, LSM, Unesco, GTZ dan lain-lain.
  • 47.
  • 48. Tahapan Peningkatan Kewaspadan dan Kesiapsiagaan Masyarakat 1. Pelatihan para pejabat / petugas di lingkungan Pemerintah Daerah. 2. Pelatihan kepada wakil masyarakat 3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik 4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi 5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami 6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan Tsunami Drill 7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak 8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.
  • 49.
  • 50.
  • 51. Kesiap Siagaan  1. Kenali Lingkungan;  - Tempat Tinggal, Jarak terhadap pantai,  - Lokasi yang tinggi (5-30 m dari permukaan laut)  - Jalur menuju tempat yang tinggi 2. Jika merasaka gempa kuat lebih dari 2 menit atau menyaksikan air laut surut secara tiba-tiba, segera tinggalkan pantai  3. Laporkan keadaan tersebut ke instansi terkait; Lurah, Camat, Polisi atau Koramil.  4. Selamatkan diri dan keluarga serta tetangga. Pimpin masyarakat menuju tempat yang tinggi.  5. Dengarkan berita dari BMKG, Pemda, Kepolisian, TNI (Koramil/Korem)
  • 52. Beberapa sistem penanggulangan dampak Tsunami  Pemberian sistim tanggul (dike) tepi pantai untuk bangunan tepi pantai yang bernilai penting seperti pelabuhan.  Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang menyempit ke arah darat, jarak bangunan di darat dari garis pantai harus cukup jauh (lebih dari 200 meter) untuk mencegah amplifikasi energi dan ketinggian gelombang yang mencapai pantai dan dataran pantai.  Pembuatan tanggul pematang di dataran pantai yang cukup tinggi, dan berlapis dengan jarak antar tanggul yang cukup lebar.
  • 53. Beberapa sistem penanggulangan dampak Tsunami  Membuat peta potensi terjadinya Tsunami (Tsunami´s map) yang merupakan pengembangan peta/peta gempa Tektonik (jalur gempa Tektonik) di wilayah NKRI.  Mengidentifikasi kawasan yang paling rawan terhadap bencana tsunami.  Membuat peta microzoning.  Mengevaluasi, menetapkan, mensosialisasi dan merealisasi UU/PP tentang semapadan Pantai (200m dari garis pasang ; atau ditambah lebar).  Mengembangkan system pengelolaan kawasan pantai (Coastal zone Management System) : Zona budidaya, zona perlindungan/penyangga.