Cacing gelang adalah parasit yang umum menginfeksi manusia. Cacing betina dapat bertelur hingga 240.000 telur per hari yang bisa menyebabkan infeksi jika tertelan. Telur akan menetas menjadi larva di usus lalu beredar ke paru-paru dan kembali ke usus untuk tumbuh dewasa. Gejala infeksi berat pada anak-anak antara lain perut buncit, lesu, dan gangguan pencernaan.
2. Cacing Gelang
Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides) adalah hewan triploblastik
yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut
triploblastik selomata. Cacing Gelang terdapat dalam air tawar,
air masin, dan persekitaran darat.
Bentuk cacing gelang yaitu tubuhnya bulat panjang bagian ujungujung yang meruncing. Mulut terletak di ujung anterior dan
dilengkapi dengan 3 buah bibir. Tubuh cacing betina ukurannya
lebih besar dan lebih panjang dari cacing jantan. Diameter cacing
betina relatif lebih lurus. Sedangkan cacing jantan memiliki ujung
posterior yang melengkung.
3. Cacing gelang adalah cacing yang paling umum menginfeksi
manusia. Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan
betina sekitar 22-35 cm dan dapat hidup hingga 1 sampai 2 tahun.a
4. Macam-macam Ascaris Lumbricoides
Ascaris Lumbricoides telah memiliki sistem pencernaan yang
terdiri atas mulut, faring, kerongkongan (esofagus), usus,
dan anus. Sistem peredaran darahnya tertutup karena telah
memiliki pembuluh darah. Darah Annelida juga telah
mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.
5. Cacing Gelang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu ligochaeta, Polychaeta,
dan Hirudinea. Pembagian ini didasarkan atas ada tidaknya dan
banyak sedikitnya rambut/seta pada tubuhnya.
6. Siklus Hidup Cacing Gelang Terhadap
Tubuh Manusia
Cacing gelang menular melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi telurnya. Ketika sekelompok telur cacing
tertelan dan memasuki usus, mereka menetas menjadi larva.
Larva kemudian beredar melewati dinding usus, menuju paruparu melalui aliran darah. Selama tahap ini, gejala seperti batuk
(bahkan batuk cacing) dapat terjadi.
Dari paru-paru, larva memanjat melalui saluran bronkial ke
tenggorokan, di mana mereka kemudian tertelan melalui ludah.
Larva lalu kembali ke usus kecil hingga tumbuh menjadi dewasa,
kawin, dan bertelur dalam 2 bulan setelah telur menetas.
7. Seekor cacing betina dapat memproduksi hingga
240.000 telur dalam sehari, yang kemudian dibuang ke dalam
tinja dan menetas di dalam tanah. Pada cacing yang sudah
dewasa akan terjadi penebalan epidermis yang disebut
klitelum. Klitelum adalah alat yang dapat digunakan untuk
kopulasi dan akan menghasilkan kelenjar-kelenjar yang
membentuk lapisan lendir sangat kuat untuk membentuk
kokon, yaitu tempat atau wadah telur yang telah dibuahi.
Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi cacing
gelang karena mereka cenderung meletakkan segala sesuatu
di mulut mereka, termasuk tanah, dan sering kurang bisa
menjaga kebersihan dibandingkan orang dewasa.
8. Cacingan ringan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejala baru muncul pada cacingan yang parah. Anak-anak
lebih mungkin dibanding orang dewasa untuk terkena
penyakit cacingan. Gejala yang biasa terlihat adl:
anak terlihat lemas/lesu
Perut buncit
Gangguan Gastrointestinal
Kurang gizi (biasanya sudah terkena infeksi cacing gelang
yang sudah parah)
Kurus kering dan wajah yang pucat
Feses yang keluar encer, bercampur dengan lendir/darah
9. Penyakit yang disebabkan oleh Cacing Gelang
Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh
cacing gelang atau Ascaris lumbricoides. Di manusia, larva Ascaris
akan berkembang menjadi dewasa dan menggandakan kopulasi
serta akhirnya bertelur. Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat
hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
10. Infeksi cacing pada usus halus yang biasanya ditandai dengan
sedikit gejala atau tanpa gejala sama sekali. Cacing yang keluar
bersama kotoran atau kadang keluar dari mulut, anus atau hidung
adalah sebagai tanda awal adanya infeksi.
Beberapa penderita menunjukkan gejala kelainan paru-paru
(pneumonitis, sindroma Loffler) yang disebabkan oleh migrasi larva
(terutama selama masa reinfeksi), biasanya ditandai dengan bersin,
batuk, demam, eusinofilia darah dan adanya infiltrat paru-paru.
11. Infeksi parasit yang berat dapat mengganggu penyerapan zat
gizi makanan. Komplikasi serius, kadang fatal seperti ileus
obstruktivus yang disebabkan oleh gumpalan cacing, terutama pada
anak-anak; atau sumbatan pada organ yang berongga seperti pada
saluran empedu, saluran pankreas atau usus buntu dapat terjadi
yang disebabkan oleh cacing dewasa. Laporan terjadinya pankreatitis
disebabkan oleh ascaris cenderung meningkat.
Diagnosa dibuat dengan menemukan telur pada kotoran
atau ditemukannya cacing dewasa yang keluar dari anus, mulut atau
hidung. Adanya cacing pada usus dapat juga diketahui dengan teknik
pemeriksaan radiologi atau sonografi. Terkenanya paru-paru dapat
diketahui dengan menemukan larva cacing ascaris pada sputum atau
cucian lambung.
12. Cacing jantan berukuran sekitar 10-30
cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm.
Pada cacing jantan ditemukan spikula
atau bagian seperti untaian rambut di
ujung ekornya (posterior).
Pada cacing betina, pada sepertiga
depan terdapat bagian yang disebut
cincin atau gelang kopulasi.
Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina
dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah
dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi,
bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi
inilah yang dapat menginfeksi manusia.
13. Telur askariasis yang telah dibuahi akan matang dalam waktu 21
hari. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva
hati, jantung dan kemudian di paru-paru. pada usus, Larva akan menembus
usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem
peredaran.
Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke
bronkiolus, lalu ke bronkus, ke trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan
kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi
cacing dewasa.
14. Gejala klinis akan ditunjukkan pada
“Stadium Larva” maupun “Stadium Dewasa”
Pada Stadium Larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati
dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler
merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia
(menimbulkan alergi).
Pada Stadium Dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas
saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi,
dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu maka dapat menyebabkan
kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum
badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja
pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.
Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,
mebendazol, albendazol, piperasin.
15. PENUTUP
Jadi Cacing Gelang dapat dikatakan cacing yang paling umum
menginfeksi manusia. Cara cacing gelang masuk dan terdapat di tubuh
manusia akibat makanan yang terkontaminasi telurnya, cacing gelang
hidup didalam perut dan menyerap sari-sari makanan dari usus halus
yang biasa terjadi pada anak-anak. Gejala yang biasa terlihat adl:
anak terlihat lemas/lesu
Perut buncit
Gangguan Gastrointestinal
Jika infeksi cacing yang sudah parah:
Kurang gizi
Badan kurus kering
Wajah yang pucat
Feses yang keluar encer, bercampur dengan lendir/darah
Jadi cara menghindari sebaiknya untuk selalu mencuci tangan dengan
bersih dan menggunakan sabun terutama sebelum makan atau setelah
buang air besar.