Dokumen tersebut membahas tantangan dan peluang ekspor Indonesia, termasuk perlunya diversifikasi pasar tujuan ekspor, mengurangi biaya produksi, dan memperbaiki infrastruktur. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk memaksimalkan peran kedutaan besar dan atase perdagangan dalam mempromosikan ekspor Indonesia.
2. TANTANGAN DAN PELUANG
1. PERLUNYA DIVERSIFIKASI TUJUAN/
PASAR EKSPOR
Selama ini tujuan utama ekspor Indonesia pada negara-
negara Jepang, AS, negara-negara Eropa, dan terkahir
yang mengalami kemajuan cukup pesat adalah China.
Kalau eksportir Indonesia terus menggantungkan diri
pada pasar konvensional seperti itu maka bila negara-
negara yang merupakan tujuan utama ekspor Indonesia
tersebut mengalami krisis, akan terganggu pula ekspor
Indonesia. Hal tersebut sudah terjadi sekarang ini. Krisis
yang melanda AS dan negara-negara Eropa sedikit
banyak telah menganggu ekspor Indonesia.
3. TANTANGAN DAN PELUANG
Diversifikasi ……. (lanjutan)
• Eksportir Indonesia harus mulai melirik tujuan ekspor
lain. Salah satu yang potensial adalah Arab Saudi.
Pendapatan nasional Arab Saudi saat ini diperkirakan
mencapai 369, 173 milyar dolar AS dan pendapatan
rata-rata per orangnya (pendapatan per kapita) 20.300
dolar AS. Cadangan devisa yang dimiliki saat ini sekitar
377 milyar dolar AS (tiga kali dari cadangan devisa
Indonesia). Penduduk Arab Saudi sampai saat ini adalah
adalah 28 juta jiwa. Kebutuhan penduduk selama ini
85% harus diimpor atau didatangkan dari luar negeri
karena Arab Saudi hanya berspesialisasi pada produksi
minyak. Dengan indikator tersebut maka Arab Saudi
sangat potensial sebagai tujuan ekspor Indonesia.
4. TANTANGAN DAN PELUANG
Diversifikasi ……….(lanjutan)
• Selama ini nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi masih
sangat kecil. Lima negara pengekspor utama ke Arab
Saudi adalah AS, China, Jerman, Jepang, dan Italia.
Sebagai gambaran pasokan Indonesia ke Arab Saudi
untuk buah-buahan saat ini menduduki peringkat ke 32.
Produk Indonesia yang selama ini diekspor ke Arab
Saudi antara lain: plywood, tekstil, kertas, buah-buahan,
ban kendaraan, dan pakaian jadi. Padahal kebutuhan
Arab Saudi masih cukup besar untuk komoditi-komoditi
lain yang tidak mampu diproduksi atau produksi dari
Arab Saudi tidak mencukupi, antara lain: peralatan listrik,
alat transportasi, logam dasar, makanan, obat-obatan,
dan lain-lain
5. TANTANGAN DAN PELUANG
Diversifikasi…….. (lanjutan)
• Untuk menggarap Arab Saudi sebagai
pasar Ekspor Indonesia perlu dunia usaha
lebih mengenal budaya bisnis Arab Saudi
serta hal-hal teknis tentang ekspor ke
sana (misal: hal spesifik tentang
sertifikasi, produk apa yang tidak boleh
masuk, dan lain-lain)
6. TANTANGAN DAN PELUANG
2. PEMANGKASAN EKONOMI BIAYA TINGGI
Produk ekspor Indonesia sampai saat ini masih
terkena beban “ekonomi biaya tinggi” baik yang
bersifat resmi maupun tidak resmi mulai dari
bahan baku, proses produksi sampai
pengangkutan ke pelabuhan dan ke luar negeri.
Di tambah lagi dengan buruknya infrastruktur
menambah biaya barang. Berbagai survai daya
saing selalu menunjukkan kelemahan Indonesia
di bidang birokrasi, korupsi, dan infrastruktur
7. TANTANGAN DAN PELUANG
3. PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
Infrastruktur yang buruk membuat harga
produk ekspor Indonesia tidak bisa
bersaing di pasar. Infrastruktur yang perlu
diperbaiki: jalan, pelabuhan, pelabuhan
udara, dan lain-lain.
8. TANTANGAN DAN PELUANG
4. PENGOPTIMALAN KEDUTAAN BESAR DAN
ATASE PERDAGANGAN INDONESIA DI
LUAR NEGERI
Selama ini fungsi kedutaan besar dan atase
perdagangan Indonesia di luar negeri dikaitkan
dengan promosi produk ekspor dan investasi
kurang optimal. Kedubes dan atase
perdagangan lebih untuk “sopan santun”
diplomasi internasional. Mestinya mereka juga
bertindak secara aktif dan agresif
mempromosikan produk ekspor Indonesia dan
Indonesia sebagai tujuan investasi.
9. TANTANGAN DAN PELUANG
5. PENINGKATAN SOSIALISASI TENTANG
ATURAN DAN PRODUK-PRODUK HUKUM
TERKAIT DG PERDAGANGAN BEBAS
Sampai saat ini banyak usahawan Indonesia
yang belum mengetahui seluk beluk khususnya
yang terkait dg aturan hukum dalam perjanjian
perdagangan bebas yang melibatkan Indonesia.
Misalnya saja aturan-aturan dalam WTO
10. TANTANGAN DAN PELUANG
6. PERLUNYA KAJIAN MENDALAM TTG NEGOSIASI
DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL SERTA
PEMBENTUKAN TIM NEGOSIASI YG TANGGUH
Dakam kasus ACFTA (ASEAN – China Free Trade Area/
Arrangement) ternyata negosiasi Indonesia d China dan
ASEAN tdk dilakukan dg pertimbangan matang, misal ttg
mana produk yg masuk jalur normal track, mana yg
masuk fast track, mana yg masuk sensitive list.
Akibatnya setelah “deal” dan dilaksanakan, banyak yg
tdk sesuai dg kondisi Indonesia. Maka diperlukan tim
pengkaji dan negosiasi yang handal dan tangguh.
11. TANTANGAN DAN PELUANG
1. PEMBERIAN INSENTIF BAGI
EKSPORTIR
Pemberian insentif baik fiskal maupun
non fiskal bagi eksportir yang melakukan
ekspor untuk komoditi-komoditi baru
yang potensial maupun untuk tujuan
ekspor baru non-konvensional dg tetap
memperhatikan keberlanjutan fiskal
12. TANTANGAN DAN PELUANG
8. PEMBENAHAN STRATEGI INDUSTRIALISASI
DG MEMPERKUAT INDUSTRI-INDUSTRI
SUBSTITUSI IMPOR
Selama ini strategi industrialisasi Indonesia
meloncat langsung ke promosi ekspor tetapi
industri hulu (bahan baku dan barang-barang
modal seperti mesin) tidak diperkuat sehingga
bahan baku dan penolong serta mesin masih
harus diimpor. Akibatnya jika terjadi kenaikan
ekspor, terjadi kenaikan impor juga
13. TANTANGAN DAN PELUANG
9. PERLUNYA INDONESIA MULAI MEMIKIRKAN
ARGUMEN-ARGUMEN “ILMIAH” UNTUK
MEMBATASI SERBUAN PRODUK IMPOR
Misalnya saja Australia, untuk membendung
serbuan produk pertanian impor yang masuk ke
Australia, mereka menetapkan “Bio-Security
Act”. Biayanya memang mahal tetapi cukup
efektif untuk membendung serbuan produk
pertanian impor di Australia.
14. TANTANGAN DAN PELUANG
10. MESKIPUN KLISE, PELAKSANAAN
INDONESIA INCORPORATED TETAP
PERLU DITINGKATKAN
Yang dimaksud Indonesia incorporated
adalah kerjasama dari semua pihak untuk
mendorong ekspor indonesia. Pihak-pihak
itu: swasta, pemerintah, masyarakat, LSM,
perguruan tinggi dan lain-lain.