SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 29
UU KESEHATAN
DAN
PEKERJAAN
KEFARMASIAN
TUGAS POKOK
FARMASIS
UU
KESEHATAN
PP 51 /
PP LAIN
UU
PSIKOTROPIKA
UU
NARKOTIKA
PERDA
PERMENKESFARMASIS FARMASIS
UU KESEHATAN DAN
PERMASALAHANNYA
Sejarah UU No 36/2009
o PP 51 disyahkan 1 september 2009
o UUK No.36 Disyahkan tanggal 13 Oktober 2009
o Menggantikan UU Kesehatan No 23/1992 (yg tidak efektif?)
o Inisiator RUU : dari DPR RI Komisi Kesehatan (IX) Periode
1999-2004 dilanjutkan periode 2004-2009
o Waktu penyusunan : 6 tahun
• 2003 : penyusunan RUU
• Akhir 2006 : Penyampaian konsep RUU dari DPR kepada
Presiden dan sebaliknya
• 2007-2009 : Pembahasan RUU oleh Pansus, Panja, Timsus
• 14 September 2009 : Disyahkan oleh DPR RI melalui rapat
paripurna
3
Kelengkapan UU No 36/2009
Masih perlu :
• 32 Peraturan Pemerintah
• 2 Peraturan Presiden
• 22 Peraturan atau Keputusan
Kementerian Kesehatan
• Perda (kawasan tanpa rokok di wilayah)
4
Pemberlakuan
UU Kesehatan
• Sejak tanggal ditetapkan 13 Oktober 2009
• PP, Perpres, Kepmenkes/Permenkes, Perda paling
lambat ditetapkan 1 tahun sejak tanggal
pengundangan (pasal 202 ) – 13 Oktober 2010
• Semua peraturan pelaksanaan UU Kesehatan lama (No
23/1992) masih tetap berlaku jika tidak
bertentangan dengan UU Kesehatan yang baru
(36/2009)
• UU Kesehatan lama (23/1992) dinyatakan tidak
berlaku
5
KESEHATAN
• Menurut UUK 36/2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan
ekonomis
Sediaan Farmasi Menurut
UU Kesehatan
Sediaan Farmasi
• Menurut UUK No.36/2009 adalah Obat, bahan Obat,
obat tradisional dan kosmetika
• Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan
atau implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh
7
Sediaan Farmasi Menurut
UU Kesehatan
• Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia
• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat
8
UU Kesehatan
• Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dn berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat
• Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan
9
UU Kesehatan
• Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan
pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit
• Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, atau pengedalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin
10
UU Kesehatan
• Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita
ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya
• Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku dimasyarakat
11
Hak dan Kewajiban (pasal 4-13)
• Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan
• Mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
• Secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya
lanjutan
• Mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
pencapaian derajad kesehatan
• Berhak mendapatkan informasi dan edukasi
tentang kesehatan
• Informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
maupun yang akan diterimanya
lanjutan
• Berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan
• Menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi maupun sosial
• Berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan dan memajukan kesehatan
• Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang
lain yang menjadi tanggung jawabnya
• Turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial
Penyelenggaraan
Kesehatan (Pasal 23)
• Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
• Kewenangan dilakukan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki
• Dilarang mengutamakan kepentingan
yang bernilai materi
Penyelenggaraan
Kesehatan (Pasal 24)
• Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan dan SOP
• Kode etik dan standar profesi diatur oleh
organisasi profesi
• Ketentuan hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan dan SOP
diatur dengan peraturan menteri
Upaya Kesehatan (pasal 48)
a. Pelayanan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan tradisional
c. Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
d. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
e. Kesehatan reproduksi
f. keluarga berencana
g. Kesehatan sekolah
h. Kesehatan olah raga
i. Pelayanan kesehatan pada bencana
Lanjutan Upaya Kesehatan (pasal 48)
j. Pelayanan darah
k. Kesehatan gigi dan mulut
l. Penanggulangan gangguan penglihatan dan
pendengaran
m. Kesehatan matra
n. Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan
o. Pengamanan makanan dan minuman
p. Pengamanan zat adiktif; dan/atau
q. Bedah mayat
Perlindungan Pasien
Pasal 56
1) Hak untuk menerima atau menolak tindakan pertolongan
setelah menerima dan memahami informasi tindakan
2) Hak menerima dan menolak tidak berlaku pada :
a. Penyakit yang cepat menyebar ke masyarakat
b. Keadaan tidak sadarkan diri
c. Gangguan mental berat
Pasal 57
Hak rahasia kondisi kesehatan pribadi
PP No.51 tahun 2009
tentang
Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum
1) Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
dasar resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
2) Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
3) Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker
4) Tenaga teknis kefarmasian meliputi Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Asisten
Apoteker
5) Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada
apoteker yang telah diregistrasi
6) Surat Tanda Registrasi Tenaga teknis Kefarmasian
(STRTTK) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang
telah diregistrasi
7) Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) adalah surat izin
yang diberikan kepada apoteker untuk dapat
melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada Apotek
atau Instalasi farmasi Rumah Sakit
8) Surat Izin Kerja (SIK) adalah surat izin yang
diberikan kepada Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian untuk dapat melaksanakan pekerjaan
kefarmasian pada fasilitas produksi dan fasilitas
distribusi atau penyaluran
Tujuan Pengaturan
Pekerjaan Kefarmasian
a. Memberikan perlindungan kepada pasien
dan masyarakat
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Pekerjaan kefarmasian
c. Memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan tenaga kefarmasian
Penanggung Jawab
a. Pengadaan sediaan farmasi, dilakukan tenaga
kefarmasian
b. Produksi sediaan farmasi
penanggung jawab adalah apoteker, dapat
dibantu Aping dan/atau tenaga teknis
kefarmasian
c. Distribusi atau penyaluran sediaan farmasi
penanggung jawab adalah apoteker, dapat
dibantu Aping dan/atau tenaga teknis
kefarmasian
Penanggung Jawab
d. Fasilitas pelayanan kefarmasian, penanggung
jawab Apoteker dapat dibantu Aping dan/atau
Tenaga teknis kefarmasian
e. Fasilitas pelayanan kefarmasian
• Apotek
• IFRS
• Puskesmas
• Klinik
• Toko obat
• Praktek bersama
Pasal 21- 24
• Apoteker harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian
• Pelayanan dan penyerahan obat berdasar resep
dilaksanakan oleh apoteker
• Di daerah terpencil jika tidak ada apoteker, peracikan dan
penyerahan dapat dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian
• Aping harus memiliki SIPA
• Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan
obat generik atau merek dagang lain atas persetujuan
dokter dan/atau pasien
Pasal 37
• Apoteker harus memiliki SKA
• Apoteker yang baru lulus, langsung
memperoleh SKA setelah registrasi
• SKA berlaku selama 5 tahun
Syarat STRA
• Ijazah apoteker
• Memiliki SKA
• Memiliki surat lafal sumpah
• Keterangan sehat fisik dan mental dari dokter
• Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
etika profesi
STRA dikeluarkan oleh menteri melalui KFN

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdfayuwulandari978388
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy careHelenWidaya
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Yusuf Himawan
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbmiftaulmi95
 
Ppt mi 7. sk yanfar alkes
Ppt mi 7. sk yanfar alkesPpt mi 7. sk yanfar alkes
Ppt mi 7. sk yanfar alkesrickygunawan84
 
Edukasi dan Konseling Pasien
Edukasi dan Konseling PasienEdukasi dan Konseling Pasien
Edukasi dan Konseling PasienGilang Rizki
 
Perfil do Novo Farmacêutico
Perfil do Novo Farmacêutico Perfil do Novo Farmacêutico
Perfil do Novo Farmacêutico farmwaine
 
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptxademahdiyyah1
 
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik ApotekerSK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik ApotekerIkatan Apoteker Indonesia
 
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0Roxana Magaly Pillaca
 
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasStandar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasdinasintia
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatRagilMalindaWulandar
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasiSarah Najib
 
Manfar studi kasus.novi arifani
Manfar studi kasus.novi arifaniManfar studi kasus.novi arifani
Manfar studi kasus.novi arifaniNovi Arifani
 

La actualidad más candente (20)

Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
 
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
 
PTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.pptPTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.ppt
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
 
Ppt mi 7. sk yanfar alkes
Ppt mi 7. sk yanfar alkesPpt mi 7. sk yanfar alkes
Ppt mi 7. sk yanfar alkes
 
Edukasi dan Konseling Pasien
Edukasi dan Konseling PasienEdukasi dan Konseling Pasien
Edukasi dan Konseling Pasien
 
CPKB.pptx
CPKB.pptxCPKB.pptx
CPKB.pptx
 
Perfil do Novo Farmacêutico
Perfil do Novo Farmacêutico Perfil do Novo Farmacêutico
Perfil do Novo Farmacêutico
 
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx
9.PEMUSNAHAN OBAT DAN RESEP.pptx
 
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik ApotekerSK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
 
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0
Farmacia hospitalaria u_wiener__200__0
 
Rpp klinik
Rpp klinikRpp klinik
Rpp klinik
 
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasStandar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
 
Aula 1
Aula 1Aula 1
Aula 1
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Manfar studi kasus.novi arifani
Manfar studi kasus.novi arifaniManfar studi kasus.novi arifani
Manfar studi kasus.novi arifani
 

Similar a SEHATFARMASI

Makalah pekerjaan farmasi dan ham.
Makalah pekerjaan farmasi dan ham.Makalah pekerjaan farmasi dan ham.
Makalah pekerjaan farmasi dan ham.hospital
 
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiLiaManggraSari
 
312113076 jaknas-yankestrad
312113076 jaknas-yankestrad312113076 jaknas-yankestrad
312113076 jaknas-yankestradLiska Pratiwi
 
Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Afrizal Christie
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)asep nababan
 
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaRidwan Ridwan
 
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007Ulfah Hanum
 
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUlfah Hanum
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekAlbertus Beny
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekTotok Sudjianto
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Chynthya Riiweuh
 

Similar a SEHATFARMASI (20)

Makalah pekerjaan farmasi dan ham.
Makalah pekerjaan farmasi dan ham.Makalah pekerjaan farmasi dan ham.
Makalah pekerjaan farmasi dan ham.
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
 
312113076 jaknas-yankestrad
312113076 jaknas-yankestrad312113076 jaknas-yankestrad
312113076 jaknas-yankestrad
 
laporan magang
laporan maganglaporan magang
laporan magang
 
Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
pedoman visite
pedoman visitepedoman visite
pedoman visite
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)
 
Narasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdfNarasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdf
 
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
 
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007
Kebijakan obat tradisional nasional tahun 2007
 
Aspek legal keperawatan gawat darurat
Aspek legal keperawatan gawat daruratAspek legal keperawatan gawat darurat
Aspek legal keperawatan gawat darurat
 
Etika dan Hukum Kesehatan
Etika dan Hukum KesehatanEtika dan Hukum Kesehatan
Etika dan Hukum Kesehatan
 
praktek Puskesmas
praktek Puskesmaspraktek Puskesmas
praktek Puskesmas
 
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
 
Permenkes 4 2018
Permenkes 4 2018Permenkes 4 2018
Permenkes 4 2018
 

Más de husnul khotimah (20)

Terapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akromTerapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akrom
 
Paget's desease
Paget's deseasePaget's desease
Paget's desease
 
Nikah siri
Nikah siriNikah siri
Nikah siri
 
Myastinea
MyastineaMyastinea
Myastinea
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyahImplementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
Implementasi nilai ekonomi dalam program muhammadiyah
 
Drp interaksi obat [autosaved]
Drp interaksi obat [autosaved]Drp interaksi obat [autosaved]
Drp interaksi obat [autosaved]
 
Aomk antiperspiran bubuk
Aomk antiperspiran bubukAomk antiperspiran bubuk
Aomk antiperspiran bubuk
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Und kes pert i
Und kes pert iUnd kes pert i
Und kes pert i
 
Sumpah dan etika per 2
Sumpah dan etika per 2Sumpah dan etika per 2
Sumpah dan etika per 2
 
Pp51kuliah pert i dan ii
Pp51kuliah pert i dan iiPp51kuliah pert i dan ii
Pp51kuliah pert i dan ii
 
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotikaUu no.35 tahun 2009 narkotika
Uu no.35 tahun 2009 narkotika
 
Pertemuan iv dan v
Pertemuan iv dan vPertemuan iv dan v
Pertemuan iv dan v
 
Pert iii
Pert iiiPert iii
Pert iii
 
Pertemuan vi uu narpsi
Pertemuan vi uu narpsiPertemuan vi uu narpsi
Pertemuan vi uu narpsi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Último

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 

Último (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 

SEHATFARMASI

  • 2. TUGAS POKOK FARMASIS UU KESEHATAN PP 51 / PP LAIN UU PSIKOTROPIKA UU NARKOTIKA PERDA PERMENKESFARMASIS FARMASIS
  • 3. UU KESEHATAN DAN PERMASALAHANNYA Sejarah UU No 36/2009 o PP 51 disyahkan 1 september 2009 o UUK No.36 Disyahkan tanggal 13 Oktober 2009 o Menggantikan UU Kesehatan No 23/1992 (yg tidak efektif?) o Inisiator RUU : dari DPR RI Komisi Kesehatan (IX) Periode 1999-2004 dilanjutkan periode 2004-2009 o Waktu penyusunan : 6 tahun • 2003 : penyusunan RUU • Akhir 2006 : Penyampaian konsep RUU dari DPR kepada Presiden dan sebaliknya • 2007-2009 : Pembahasan RUU oleh Pansus, Panja, Timsus • 14 September 2009 : Disyahkan oleh DPR RI melalui rapat paripurna 3
  • 4. Kelengkapan UU No 36/2009 Masih perlu : • 32 Peraturan Pemerintah • 2 Peraturan Presiden • 22 Peraturan atau Keputusan Kementerian Kesehatan • Perda (kawasan tanpa rokok di wilayah) 4
  • 5. Pemberlakuan UU Kesehatan • Sejak tanggal ditetapkan 13 Oktober 2009 • PP, Perpres, Kepmenkes/Permenkes, Perda paling lambat ditetapkan 1 tahun sejak tanggal pengundangan (pasal 202 ) – 13 Oktober 2010 • Semua peraturan pelaksanaan UU Kesehatan lama (No 23/1992) masih tetap berlaku jika tidak bertentangan dengan UU Kesehatan yang baru (36/2009) • UU Kesehatan lama (23/1992) dinyatakan tidak berlaku 5
  • 6. KESEHATAN • Menurut UUK 36/2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
  • 7. Sediaan Farmasi Menurut UU Kesehatan Sediaan Farmasi • Menurut UUK No.36/2009 adalah Obat, bahan Obat, obat tradisional dan kosmetika • Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh 7
  • 8. Sediaan Farmasi Menurut UU Kesehatan • Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia • Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat 8
  • 9. UU Kesehatan • Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dn berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat • Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan 9
  • 10. UU Kesehatan • Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit • Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengedalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin 10
  • 11. UU Kesehatan • Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya • Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat 11
  • 12. Hak dan Kewajiban (pasal 4-13) • Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan • Mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau • Secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya
  • 13. lanjutan • Mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajad kesehatan • Berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan • Informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
  • 14. lanjutan • Berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan • Menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi maupun sosial • Berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan memajukan kesehatan • Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya • Turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial
  • 15. Penyelenggaraan Kesehatan (Pasal 23) • Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan • Kewenangan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki • Dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai materi
  • 16. Penyelenggaraan Kesehatan (Pasal 24) • Tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan SOP • Kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi profesi • Ketentuan hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan SOP diatur dengan peraturan menteri
  • 17. Upaya Kesehatan (pasal 48) a. Pelayanan kesehatan b. Pelayanan kesehatan tradisional c. Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit d. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan e. Kesehatan reproduksi f. keluarga berencana g. Kesehatan sekolah h. Kesehatan olah raga i. Pelayanan kesehatan pada bencana
  • 18. Lanjutan Upaya Kesehatan (pasal 48) j. Pelayanan darah k. Kesehatan gigi dan mulut l. Penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran m. Kesehatan matra n. Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan o. Pengamanan makanan dan minuman p. Pengamanan zat adiktif; dan/atau q. Bedah mayat
  • 19. Perlindungan Pasien Pasal 56 1) Hak untuk menerima atau menolak tindakan pertolongan setelah menerima dan memahami informasi tindakan 2) Hak menerima dan menolak tidak berlaku pada : a. Penyakit yang cepat menyebar ke masyarakat b. Keadaan tidak sadarkan diri c. Gangguan mental berat Pasal 57 Hak rahasia kondisi kesehatan pribadi
  • 20. PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
  • 21. Ketentuan Umum 1) Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas dasar resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional 2) Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
  • 22. 3) Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker 4) Tenaga teknis kefarmasian meliputi Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Asisten Apoteker 5) Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada apoteker yang telah diregistrasi 6) Surat Tanda Registrasi Tenaga teknis Kefarmasian (STRTTK) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi
  • 23. 7) Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) adalah surat izin yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada Apotek atau Instalasi farmasi Rumah Sakit 8) Surat Izin Kerja (SIK) adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi dan fasilitas distribusi atau penyaluran
  • 24. Tujuan Pengaturan Pekerjaan Kefarmasian a. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Pekerjaan kefarmasian c. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan tenaga kefarmasian
  • 25. Penanggung Jawab a. Pengadaan sediaan farmasi, dilakukan tenaga kefarmasian b. Produksi sediaan farmasi penanggung jawab adalah apoteker, dapat dibantu Aping dan/atau tenaga teknis kefarmasian c. Distribusi atau penyaluran sediaan farmasi penanggung jawab adalah apoteker, dapat dibantu Aping dan/atau tenaga teknis kefarmasian
  • 26. Penanggung Jawab d. Fasilitas pelayanan kefarmasian, penanggung jawab Apoteker dapat dibantu Aping dan/atau Tenaga teknis kefarmasian e. Fasilitas pelayanan kefarmasian • Apotek • IFRS • Puskesmas • Klinik • Toko obat • Praktek bersama
  • 27. Pasal 21- 24 • Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian • Pelayanan dan penyerahan obat berdasar resep dilaksanakan oleh apoteker • Di daerah terpencil jika tidak ada apoteker, peracikan dan penyerahan dapat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian • Aping harus memiliki SIPA • Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik atau merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien
  • 28. Pasal 37 • Apoteker harus memiliki SKA • Apoteker yang baru lulus, langsung memperoleh SKA setelah registrasi • SKA berlaku selama 5 tahun
  • 29. Syarat STRA • Ijazah apoteker • Memiliki SKA • Memiliki surat lafal sumpah • Keterangan sehat fisik dan mental dari dokter • Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan etika profesi STRA dikeluarkan oleh menteri melalui KFN