1. I. SYAHADATAIN
Kompetensi Dasar :
1. Memahami pentingnya Syahadatain bagi setiap muslim
2. Memahami kandungan makna dari Syahadatain dan konsekuensinya
3. Memahami syarat Syahadatain dan hal yang membatalkan Syahadatain
Sering orang berkata ,bahwa seribu langkah dimulai dari langkah pertama ,hal ini
menunjukkan bahwa langkah pertama akan sangat menentukan langkah terakhir. Begitu pula
dengan memahami Islam. Pemahaman tentang makna dari sebuah perjanjian awal
(syahadatain) akan menentukan kualitas keislaman dari seorang muslim dalam kehidupannya.
Pemahaman akan Syahadatain merupakan fondasi atau asas dari bangunan keislaman seorang
muslim. Jika fondasinya tidak kuat maka rumahnya pun tidak akan kuat bertahan.Pemahaman
tentang syahadat tidak semudah ketika mengucapkannya. Karena banyak sekali orang yang
mengaku muslim tapi masih meletakkan sesajian untuk syaitan atau pelanggaran-pelanggaran
yang lainnya.
Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah.. (QS. Muhammad: 19)
Ayat diatas, menjelaskan bahwa umat Islam tidak dibenarkan hanya sekadar mengucapkan
atau melafalkan dua kalimat syahadah, tetapi seharusnya betul-betul memahaminya. Kata
fa‟lam berarti “maka ketahuilah, ilmuilah….” Artinya Allah memerintahkan untuk
mengilmui atau memahami kalimat Laa Ilaaha Illallah bukan sekadar mengucapkannya,
tetapi pada gilirannya nanti akan membentuk keyakinan (i‟tiqad) dalam hati dan berbuah
amal yang benar.
Kekuatan syahadat sebagai fondasi aqidah islam inilah yang mengalahkan musuhnya
dari masa ke masa. Dengan kekuatan inilah sahabat Bilal bin Rabbah sanggup terlentang
dipadang pasir yang panas sambil menahan batu yang ada di dadanya.
Begitu juga dengan kisah sahabat Rasulullah Sa‟ad bin Abi Waqas yang tidak
mendapat restu ibunya untuk masuk islam. Ibunya menentang keras ketika anaknya memeluk
agama islam dan melakukan berbagai upaya agar anaknya kembali kepada agama nenek
moyangnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. “Wahai Sa‟ad, apakah engkau
rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi
Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,”
ancam sang ibu. Sa‟ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”
Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Sa‟ad sangat menyayanginya.
Hamnah mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia
tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan. Namun, Sa‟ad lebih mencintai Allah
dan Rasul-Nya. “Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya ibunda memiliki 70 nyawa dan
nyawa itu keluar satu per satu dihadapan nanda,sampai nyawa yang terakhirpun nanda tidak
akan pernah mau meninggalkan agama (islam) ini selamanya!” tegas Sa'ad.
2. A. Urgensi Syahadatain
Syahadat berasal dari kata syahida, yang berarti mengakui apa yang diketahui. Oleh
karena itu, syahadat penting untuk kita pelajari, karena dua kalimah ini merupakan:
1. Pintu gerbang masuk ke dalam Islam
Islam ibarat sebuah rumah atau bangunan atau system hidup yang menyeluruh dan Allah
memerintahkan setiap muslim untuk memasukinya secara kaffah (menyeluruh). Untuk
memasukinya maka harus melalui pintu rumah, yakni Syahadat. Karena segala amalan
tanpa kalimat ini bagai debu yang berterbangan,sia sia belaka. (Q.S. al Furqaan: 23)
2. Intisari ajaran Islam
Syahadatain merupakan intisari dari ajaran Islam karena : Pertama, syahadat merupakan
pernyataan proklamasi kemerdekan yang menjadi pembebas manusia dari penyembahan
kepada makhluk kepada penyembahan kepada Allah semata, membebaskan diri dari
kemusyrikan dan kekafiran. (Q.S.Al Anbiyaa`: 25). Rasulullah bersabda, " Sebaik-baik
perkataan yang aku ucapkan demikian pula yang diucapkan para Nabi sebelumku adalah
kalimat Laa Ilaaha Illallah." (HR.Tirmidzi)
Kedua, kesaksian kita bahwa Muhammad adalah utusan Allah, berarti kita harus
meneladani Rasul dalam beribadah kepada Allah, karena beliaulah yang mengetahui
kaifiyat (tata cara) beribadah kepada Allah. Sebagaiman sabda Rasulullah “Shalatlah
kalian sebagaimana kamu melihat aku Shalat…” Selanjutnya hal ini juga berlaku bagi
semua aspek ibadah dalam Islam.
3. Dasar-dasar perubahan total
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam kehidupan manusia,
yaitu perubahan dari kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya (Islam); minazh zhuluumati
ilan nuur. Perubahan yang dimaksud mencakup aspek keyakinan, pemikiran, dan
hidupnya secara keseluruhan, baik secara individu maupun masyarakat. Secara individu,
berubah dari ahli maksiat menjadi ahli ibadah yang taqwa; dari bodoh menjadi pandai;
dari kufur menjadi beriman, dan seterusnya.
Secara masyarakat, di bidang ibadah, merubah penyembahan komunal berbagai
berhala menjadi menyembah kepada Allah saja. Dalam bidang ekonomi, merubah
perekonomian riba menjadi sistem Islam tanpa riba, dan begitu seterusnya di seluruh
aspek kehidupan. Syahadatain mampu merubah manusia, sebagaimana ia telah merubah
masyarakat di masa Rasulullah dan para sahabat terdahulu. Diawali dengan memahami
syahadatain dengan benar dan mengajak manusia meninggalkan kejahiliyahan dalam
semua aspeknya kepada nilai-nilai Islam yang utuh.
4. Hakikat dakwah para Rasul
Para nabi terdahulu dari Adam AS hingga Muhammad SAW, berdakwah dengan misi
yang sama, Tauhidullah,yaitu mengajak manusia pada ajaran untuk beribadah kepada
Allah semata dan meninggalkan sesembahan yang lain (Thogut). (Q.S. An Nahl:36).
5. Keutamaan yang besar
3. Aplikasi kalimat syahadat dalam kehidupan sehari-hari menjanjukan keutamaan yang
besar. Keutamaan tersebut dapat berupa keutamaan moral maupun materiil, kebahagiaan
dunia dan akhirat, mendapatkan jaminan surga serta terhindar dari panasnya api neraka.
Nabi Bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi siapa yang
mengatakan: Laa Ilaaha Illallah semata-mata karena mencari ridho Allah” (Muttafaq
Alaih).
B. Makna Syahadatain
Syahadatain terdiri atas Syahadat tauhid “Laa ilaha illa Allah” dan syahadat Rasul
“Muhammad Rasulullah”. Syahadat tauhid merupakan sebuah kalimat yan mengandung
konsekuensi amal yang harus kita lakukan. Kita tidak akan mengetahui apa yang akan kita
lakukan untuk mengabdi kepada Allah tanpa tuntunan dan contoh (risalah) dari Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya. Sedangkan syahadat Rasul berarti kita meyakini bahwa
Muhammad pembawa risalah dari Allah yang harus kita patuhi, sehingga ada konsekuensi
yang harus kita lakukan terhadap Rasulullah. Dengan demikian, kedua kalimat tersebut tidak
dapat dipisahkan .
Syahadah atau syahadat berasal dari kata syahida, yang berarti “memberi tahu dengan
berita yang pasti” atau “mengakui apa yang diketahui” (Al-Mu‟jam Al-Wasith). Dari makna
bahasa ini, kita mendapati beberapa makna yang diisyaratkan Al-Qur‟an tentang kata ini,
yaitu :
1. Al Iqrar (Pernyataan)
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali Imran:18)
Syahadat merupakan sebuah pernyataan (ikrar), yaitu suatu statement seorang muslim
mengenai keyakinannya. Seseorang yang bersyahadat berarti ia telah berikrar menyatakan
kesaksian bahwa tiada ilaah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
2. Al Qosam (Sumpah)
Syahadat juga bermakna sumpah. Sumpah ini merupakan hasil dari ikrar , wajib bagi
kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Oleh karena itu pada
hakikatnya sumpah (qosam) adalah pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko
apapun dalam mengamalkan syahadah. Artinya, muslim yang menyebut asyhadu berarti
siap dan bertanggung-jawab terhadap tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini
adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka Jahanam.
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar. Maka Aku
bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Qur‟an. Sesungguhnya sumpah itu
adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui..” (Q.S. Al Waqiah:74-76)
4. 3. Al Mitsaq (Janji)
Syahadah juga merupakan perjanjian yang teguh (mitsaq) yang harus diterima dengan
sikap sam‟an wa tho‟atan (kami dengar dan kami taat) didasari dengan iman yang
sebenarnya terhadap Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir dan Qadar baik
maupun buruk.
“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya
dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).” (Q.S Al Maidah:7)
C. Syarat-Syarat Syahadatain
Dalam mengucapkan syahadat, harus memeuhi beberapa syaratnya, agar syahadat yang
kita ucapkan syah. Syarat-syarat tersebut yaitu:
1. Berilmu
Yang dimaksud adalah memiliki ilmu terhadap makna kalimat Laa Ilaaha Illallah
baik dalam hal nafy (Peniadaan) maupun itsbat (Penetapan) dan segala amal yang dituntut
darinya. Jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah ta‟ala adalah semata-mata yang
disembah dan bahwa penyembahan kepada selainnya adalah bathil, kemudian dia
mengamalkan sesuai dengan ilmunya tersebut, maka itulah yang dimaksut berilmu
terhadap syahadatain. Lawan dari mengetahui adalah bodoh, karena dia tidak mengetahui
wajibnya mengesakan Allah dalam ibadah, bahkan dia menilai bolehnya beribadah
kepada selain Allah disamping beribadah kepada-Nya, Allah ta‟ala berfirman:
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah”
(Muhammad 19)
Maka “Laa Ilaaha” berarti meniadakan segala tuhan selain Allah, dan “Illallah” berarti
menetapkan bahwa sifat ketuhanan hanya milik Allah semata dan tidak ada yang
menyekutukannya. Allah meletakkan pengetahuan mendahului amal perbuatan, hal ini
menunjukkan pentingya nilai ilmu bagi landasan segala sesuatu.
2. Yakin
Seseorang mengucapkan syahadat dengan keyakinan sehingga hatinya tenang
didalamnya, tanpa sedikitpun keraguan, bahkan dia mengucapkannya dengan penuh
keyakinan atas kandungan yang ada didalamnya. Siapa yang mengucapkannya maka
wajib baginya meyakininya didalam hati dan mempercayai kebenaran apa yang
diucapkannya yaitu adanya hak ketuhanan yang dimiliki Allah ta‟ala dan tidak adanya
sifat ketuhanan kepada segala sesuatu selain-Nya. Juga berkeyakinan bahwa kepada
selain Allah tidak boleh diarahkan kepadanya ibadah dan penghambaan. Allah ta‟ala
berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar.” (Q.S. Al Hujurat:15)
5. 3. Menerima
Maksudnya adalah menerima semua ajaran yang terdapat dalam kandungan kalimat
syahadatain tersebut dalam hatinya dan lisannya. Dia membenarkan dan beriman atas
semua berita dan apa yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya, tidak ada sedikitpun yang
ditolaknya.
“Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami” (Al
Baqarah 136)
Lawan dari menerima adalah menolak. Ada sebagian orang yang mengetahui makna
syahadatain dan yakin akan kandungan yang ada didalamnya akan tetapi dia menolaknya
karena kesombongannya dan kedengkiannya. Allah ta‟ala berfirman:
“Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang
zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah” (Al An‟am 33)
Termasuk dikatakan menolak, jika seseorang menentang atau benci dengan sebagian
hukum-hukum Syari‟at atau hudud (hukum pidana Islam). Allah ta‟ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
9
keseluruhannya”(Al Baqarah 208)
4. Jujur
Yaitu, kesesuaian antara ilmu dan amalnya, antara ucapan lisan sejalan dengan pikiran
dan hatinya.
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian" pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah
Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S.
Al Baqarah:8-10)
5. Tunduk
Yang dimasut adalah tunduk atas apa yang diajarkan dalam kalimat Ikhlas, yaitu
dengan menyerahkan dan merendahkan diri serta tidak membantah terhadap hukum-hukum
Allah. Allah ta‟ala berfirman: “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya …” (Az Zumar 54)
6. Ikhlas ( )
Maksudnya adalah mensucikan setiap amal perbuatan dengan niat yang murni dari
kotoran-kotoran syirik, hal ini terwujud dari apa yang tampak dalam perkataan dan perbuatan
yang semata-mata karena Allah ta‟ala dan karena mencari ridho-Nya.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(Q.S. Al Bayyinah:5)
6. 7. Cinta (
Setiap orang yang bersyahadat harus menyintai kalimat agung ini, mencintai
konsekuensinya, mencintai orang-orang yang konsekuen dengan kalimat ini. Cinta terhadap
Allah adalah rasa cinta yang diiringi dengan rasa pengangungan dan rasa takut dan
pengharapan. Termasuk tanda cinta adalah tunduk terhadap syariat Allah dan mengikuti
ajaran Rasulullah SAW dalam setiap urusan. Allah ta‟ala berfirman:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Q.S.Ali Imran:31)
D. Yang Membatalkan Syahadatain
Menurut Ijma‟ para ulama, ada 10 hal yang menyebabkan orang keluar dari Islam:
1. Syirik kepada Allah Ta‟ala dalam ibadah
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa di
bawah itu (syirik), bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa‟ : 116).
Syirik dalam ibadah yaitu memalingkan suatu jenis ibadah kepada selain Allah „Azza wa
Jalla.
2. Menetapkan adanya perantara antara seseorang dengan Allah
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang
yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-
dekatnya."Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan
sangat ingkar.” (QS. Az Zumar : 3)
3. Tidak mengkafirkan kaum musyrikin, atau ragu dengan kekafiran mereka, atau (bahkan)
membenarkan keyakinan mereka.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S.Ali
Imran:85)
4. Meyakini bahwasanya ada petunjuk selain dari Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam yang
lebih sempurna, atau meyakini bahwa ada hukum yang lebih baik dari hukum beliau.
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah kalamullah (Al Quran), dan sebaik-baik
petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallaahu „alaihi wa sallam” (HR. Muslim)
5. Membenci suatu perkara yang merupakan ajaran Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam,
walaupun ia sendiri mengamalkannya
Perbuatan ini merupakan jenis nifaq i‟tiqadiy (munafik dalam hal keyakinan).Dalilnya ialah
firman Allah Ta‟ala (yang artinya),“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka
membenci apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala)
amal-amal mereka.”(QS. Muhammad : 9). Walaupun pelakunya hanya membenci satu saja
diantara ajaran Nabi, dan meskipun ia sendiri juga mengamalkannya, maka ia terancam kafir.
7. 6. Mengolok-olok salah satu ajaran Rasul shallallaahu „alaihi wa sallam, atau mengolok-
olok pahala atau adzabnya.
Allah Ta‟ala berfirman (yang artinya) , “Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya
dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak perlu kamu minta maaf, karena kamu kafir
sesudah beriman.” (QS. At Taubah : 65-66)
7. Melakukan sihir
Diantara jenis sihir adalah “As-sharf” (mengubah perasaan seorang laki-laki menjadi benci
kepada istrinya) dan “Al Athaf” (Menjadikan seseorang senang terhadap apa yang
sebelumnya dia benci/pelet) atas bantuan syeitan.Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Q.S Al Baqarah : 102.
8. Mendukung orang-orang musyrik dan membantu mereka memusuhi kaum muslimin.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (Q.S. Al Maidah:51)
9. Meyakini bahwa sebagian orang bisa keluar dari syariat Muhammad shallallaahu „alaihi
wa sallam dengan leluasa.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah Ta‟ala yang menyatakan bahwa syariat telah
sempurna, tidak ada lagi penambahan atau pengurangan. “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu” (QS. Al Maidah : 3)
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya.
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan
pembalasan kepada orang-orang yang berdosa” (QS. As Sajdah : 22)
*Perlu diketahui bahwa kesepuluh hal ini bukanlah batasan jumlah. Dr. Shalih Al Fauzan
menyebutkan bahwa terdapat sekitar 400 perkara yang dapat membatalkan keIslaman, akan
tetapi dipilih sepuluh diantaranya yang paling penting dan tersebar bahayanya di negeri
kaum muslimin.
II. MA’RIFATULLAH
8. Kompetensi Dasar :
1. Memahami pentingnya mengenal Allah dalam kehidupan muslim
2. Memahami cara mengenal Allah melalui bukti-bukti keberadaan Allah
3. Mengerti sifat-sifat pribadi manusia yang menjadi penghambat dari mengenal Allah
A. Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kala ma‟rifah dan Allah. Ma'rifah berarti mengetahui, mengenal.
Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda
kebesaranNya (ayat-ayatNya).
5
B. Allah adalah Tuhan alam semesta
(Q.S. Ar Ra`d:16, Al An‟am:12 dan 19, Al Baqarah:255)
Umat Islam tentunya sudah mengetahui dan wajib mempercayai sepenuhnya bahwa Allah
adalah Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dan penguasa tunggal alam raya ini, pemilik segala
keagungan dan kesempurnaan. Allah adalah Dzat Yang Menciptakan dan Memelihara
manusia (rabbun naas), Penguasa manusia (malikun naas), sesembahan manusia (ilahun
naas). Dialah yang menjadi sumber dari segala yang maujud di ala mini, baik yang ghaib
maupun yang nyata. Dialah yang menciptakan, menumbuhkan, menyempurnakan bahkan Dia
pula yang mematikan dan menghancurkan.
C. Jalan untuk mengenal Allah
1. Lewat akal:
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:
- fenomena terjadinya alam (52:35)
- fenomena kehendak yang tinggi(67:3)
- fenomena kehidupan (24:45)
- fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
- fenomena pengabulan doa (6:63)
Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur‟an:
- keindahan Al-Qur' an (2:23)
- pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
- pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asma‟ul Husna:
- Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)
- Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
9. - Allah sebagai pemilik (2:284)
- dll. (59:22-24)
D. Hal-hal yang menghalangi ma’rifatullah
Kesombongan (QS 7:146; 25:21) .
Dzalim (QS 4:153) .
Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
Dusta (QS 7:176) .
Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
Berbuat kerusakan/Fasad .
Lalai (QS 21:1-3) .
Banyak berbuat ma‟siyat .
Ragu-ragu (QS 6:109-110)
Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari
hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga
manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS 2:6-7)
III. Idolaku..? RASULULLAH SAW.!!
Kompetensi Dasar :
1. Memahami pengertian Nabi dan Rasul
2. Mengetahui tugas Nabi dan Rasul
3. Mengetahui kepribadian Rasul sehingga memiliki rasa cinta dan menjadikannya sebagai
teladan
A. Pengertian Rasul
Rasulullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib Al Hasyimi Al-Qurasyi Al
Arabi. Beliau adalah hamba Allah SWT yang diutus kepada seluruh umat manusia, risalahnya
menutup semua risalah, tidak ada Nabi dan Rasul sesudah beliau.
Secara etimologis, rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk
menjadi rasul berarti yang diutus. Sedangkan para ulama mendefinisikan Rasul sebagai
seorang lelaki yang dipilih untuk diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan
(ar-risalah) kepada seluruh umat manusia.
Firman Allah SWT :
10. “Muhammad adalah utusan Allah.” (Al-Fath: 29)
“Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (Al-Ahzab: 40)
Kepada semesta beliau membawa Risalah Al-Qur‟an, Kalam Allah SWT yang menjadi
pedoman hidup manusia. Islam -risalah yang beliau bawa telah mengejutkan umat dunia.
Beliau telah mengajari bangsa yang penuh kedekilan menjadi bangsa yang bersih, suci,
cerdas. Islam hadir memberikan kemuliaan pada jiwa, akal, ruh, darah dan jasad manusia.
B. Tugas para Rasul
1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa:
Ma'rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) .
Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] .
Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan Membimbing [62:2]
C. Kepribadian Rasulullah SAW sangat mengagumkan.
1. Pada usia dua belas tahun menjadi manajer unit usaha internasional Abu Thalib. Usia
dua puluhan, beliau menjadi pengelola utama bisnis besar yang diinvestasikan Khadijah.
Beliau, entrepreneur dengan sifat nabawi: jujur, amanah, smart dan informative
(tabligh).
2. Beliau seorang panglima, administrator militer yang tak ada bandingannya dalam
sejarah. Sepuluh tahun di Madinah, 30-an ghazwah (perang yg langsung dipimpin oleh
rasulullah saw, yg dipimpin langsung oleh beliau) beliau pimpin sendiri di samping 300-
an sariya (rasulullah saw hanya memantau dr balik layar seklipun peprangan
tersebutpimpin langsung oleh beliau) di yang beliau bentuk dan berangkatkan. Dari segi
jumlah ini saja, Napoleon Bonaparte, George Washington atau Simon Bolivar-nya
Amerika Latin tak ada seujung kukunya.
3. Beliau seorang orator yang memiliki daya tahan sekaligus daya mempertahankan
massa yang luar biasa.
4. Beliau adalah pemimpin Negara, yang saat mengimami shalat atau memimpin
perjalanan jauh sempat bertanya, Di mana si Fulan? Mengapa ia tak tampak?.”
5. Bentuk keagungannya berbeda dengan Kisra Persia dan Qaishar Romawi. „Umar
pernah menangis menyaksikan beliau tidur beralas tikar kulit kasar yang dijalin
rerumputan, alas yang membuat punggung beliau bebekas bilur.‟
6. Beliau adalah suami yang sempat mengajak istri balap lari atau meredakan
kecemburuan istri dengan memencet hidungnya. Di sela masa sibuk memimpin kaum
muslimin, beliau sempat menambal baju, membersihkan terompah bahkan menggiling
gandum dan memerah susu untuk santapannya.
7. Beliau adalah teman duduk yang mengasyikkan, candanya tak pernah berbumbu
dusta. Penampilan beliau begitu sederhana, tetapi tetap saja rapi, wangi dan selalu
menyejukkan pandangan. Beliau paling awal menjenguk orang sakit, duduk bersama
kaum miskin dan memenuhi undangan budak sahaya.
11. 8. Pemimpin besar ini amat besar rasa malunya melebihi gadis dalam pingitan. Beliau
adalah orang yang paling tenang dan menenangkan di saat paling genting ketika Madinah
terjepit menunggu sapuan pasukan sekutu „Ahzab‟.
“Sungguh telah datang kepadamu, seorang Rasul dari kalanganmu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah: 128)
Subhanallah, beliaulah “Manusia Terbaik Sepanjang Zaman” beliaulah tokoh idola yang
menjadi panutan kita dalam segala segi kehidupan kita.
IV. MA’RIFATUL ISLAM
Kompetensi dasar:
1. Mengetahui pengertian diin menurut Al-Qur‟an
2. Mengetahui makna Islam dan ruang lingkup dalam Islam
3. Mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan
mempelajarinya secara kaffah.
A. Ad-dien menurut Al-Qur’an
Dienullah, DienuI Islam [Al-Fath :28, As-Shaff:9] Dienullah dibawa oleh semua Rosul
dan nabi untuk keselamatan manusia. Inilah yang haq.
Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS. 48;28) hasil
rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya.
B. Makna Islam
Makna Islam secara etomologis adalah :
Ketundukan dan penyerahan diri
Islam berarti tunduk dan menyerahkan diri karena setiap Muslim wajib tunduk dan patuh
menyerahkan diri kepada ketentuan Allah SWT . ( QS: An-Nisa':65, Ali imran:83)
1. Keselamatan
2. Kedamaian
Serta berarti keselamatan dan damai. Sebab, orang yang telah memeluk Islam dan
rnengerjakan tuntutannya akan selamat di dunia dan akhirat serta akan mendapatkan
keselamatan dan kedamaian sejati. (QS. Al-Anfal:61, Albaqorah:208 )
3. Kesejahteraan (QS. Yunus: 9-10)
Dari beberapa makna di atas maka makna Islam adalah mengerjakan semua perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya yang terdapat dalam wahyu yang disampaikan melalui Rasul.
C. Ruang Lingkup Agama Islam
Secora global kandungan Islam dapat kita bagi kepada tiga bagian:
12. 1. Pokok dan Fondasi (asas) yang terdiri atas:
Aqidah yang mencakup : Dua kalimat Syahadat dan Rukun Iman yang enam (QS:
Albaqarah:177)
Ibadah, yaitu: shalat, zakat, puasa dan haji.
2. Bangunan(bina'), Hal itu terlihat pada sistem hidup, sepertil;
a. Sistem politik, seperti: Musyawarah (QS. Ali Imram:159), Perdamaian (QS. Al
Baqarah:208, 8:61), Hukum ((6:57/12:40)
b. Sistem Perekonomian, seperti: Utang piutang(QS. 2:282), Pegadaian (QS. 2:283),
Pengharaman riba dan penghalalan jual beli (QS. 2:275)
c. Sistem Keprajuritan, seperti: Mempersiapkan tentara (QS. 8:60)
d. Sistem Akhlak sepertl: Berbuat kebaikan (QS. 2:44), Berkata benar (QS. 2:177),
Memaafkan(QS. 2:237)
e. Sistem sosial kemasyarakatan, seperti: Zakat (QS. 2:43), Adil dalam menegakan
hukum (QS. 4:58), Persaudaraan (QS. 49:10)(QS. 49:13)
f. Sistem Pengajaran, seperti: Mengajar dengan lemah lembut (QS. 3:159), Memberi
nasihat (31:12-19),
3. Pendukung dan penopang (muayyidat), yaitu;
a. Jihad (22:39,40)
b. Amar ma'ruf dan nahi munkar; (QS. 3:104)
Islam tidak bisa berdiri kecuali bila terdapat fondasi. Dan Islam belum berdiri sempurna
bila bangunannya belum berdiri. Dan bangunan tidak akan berdiri tegak bila tidak ada
penopangnya.
a. Beberapa Aspek Keyakinan Seseorang Muslim Terhadap Islam
1. Islam adalah wahyu Allah (42:3)
2. Islam adalah agama haq (61:9)
3. Islam adalah agama yang lurus (12:40/30:30)
4. Islam adalah agama yang bersih (39:3). Bersih dari syirik (13:36). Bersih dari
kesalahan dan kekurangan (4:82). Bersih dan campur tangan manusia dan hawa nafsu
dan
5. Islam adalah satu-satunya agama Allah (3:19) dan Allah tidak akan menerima agama
selain Islam (3:85)
V. AL-QUR’AN : Petunjuk Hidupku
Kompetensi Dasar :
Memahami makna Al Qur‟an beserta adab terhadapnya dan mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari
13. “Katakanlah,'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-
qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”(QS Al-Israa': 88)
Subhanallah, luar biasa apa yang telah disampaikan Allah lewat wahyuNya seperti diatas.
Tidak ada satu makhluk yang dapat membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Qur'an.
A. Definisi Al Qur'an
Kata Al-Qur'an sebenarnya berasal dari kata qara'a yang berarti bacaan, sedangkan secara
istilah adalah kalamullah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir (berangsur-angsur), serta membacanya merupakan suatu
ibadah. Al-Qur'an juga merupakan petunjuk hidup bagi umat manusia. Ibarat kita melakukan
suatu perjalanan tentunya kita butuh yang namanya peta. Begitu juga dengan orang hidup,
maka Al-qur'an adalah pedoman untuk hidup kita.
B. Keistimewaan Al-Qur'an
Al Qur'an mempunyai banyak sekali keistimewaan, beberapa keistimewaan dari Al
Qur‟an, antara lain:
1. Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya sampai akhir
zaman.
Sesungguhnya telah kami turunkan Adz Dzikir (Al-Qur'an) dan Kamilah yang
menjaganya” (QS.Al-Hijr:9) dan (QS.Al An'am: 115)
2. Al-Qur'an bersifat umum dan universal.
Kandungan Al-Qur'an meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat
ruhaniyah, fikriyah maupun jasadiyah yang pengaruhnya meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia dimanapun dan kapanpun. (QS.Al An'am: 38; QS.Al Furqon: 1)
3. Ketinggian bahasa, keindahan sastra dan kerapian susunan ayatnya.
Tidak seorang pun mampu membuat karya yang sedemikian hebatnya. Betapa dahulu
para penyair kafir berlomba-lomba untuk membuat tandingannya, namun tidak ada
seorangpun yang berhasil menyamainya.
4. Keunggulan Al-Qur'an secara ilmiah.
Al-Qur'an menjabarkan berbagai hal ilmiah dan banyak dibuktikan oleh para ilmuwan
sekarang. Mau tahu apa aja? Nih beberapa hal ilmiah yang telah dikandung dalam Al-
Qur'an.
a. Allah berfirman:
14. “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS.Al-Hijr:22)
Menurut ilmu pengetahuan modern, ayat ini menerangkan bahwa angin dibutuhkan
dalam proses perkawinan pada tumbuh-tumbuhan. Yaitu, setelah nyata bahwa
tumbuhan membutuhkan angin sebagai sarana untuk proses penyerbukan. Ilmu
pengetahuan modern juga menetapkan bahwa angin menjalankan awan yang akan
berakhir pada turunnya hujan dari langit. Anginlah yang mengangkat uap, kemudian
membentuk awan. Angin pulalah yang menyebabkan petir kemudian menjadikan
awan bertumpuk-tumpuk lalu pada akhirnya turunlah hujan.
b. Allah berfirman:
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”
(QS.An-Nahl:69)
Telah banyak penelitian yang mengungkap tentang manfaat madu dalam proses
penyembuhan suatu penyakit. Dan didapat hasil bahwa ternyata madu dapat
digunakan untuk menyembuhkan penyakit liver, mata, jantung serta penyakit lainnya.
c. Allah berfirman:
“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.Az-Zumar : 6)
Dalam ayat ini terdapat kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an. Dalam ayat tersebut telah
diberitahukan bahwa janin mempunyai tiga lapisan (membran) yang disebut Al-
Qur'an dengan kegelapan. Karena merupakan selaput padat yang tidak dapat ditembus
cahaya, air, atau panas. Selaput ini dikenal dengan nama ruang amnion, chorionic
membrance, dan yolk sac. Selaput ini tidak dapat dilihat kecuali dengan melakukan
pengirisan secara detail.
d. Allah berfirman :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS.Ar-
Ra'du : 28)
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)”
(QS.Al-Fath : 4)
Dr Karl Young, seorang dokter ternama bidang kejiwaan, berkata,”Sesungguhnya
setiap orang sakit yang meminta saran kepadaku sejak 30 tahun yang berasal dari
pelosok dunia, rata-rata penyebab sakit mereka adalah karena minimnya keimanan
15. dan goyahnya akidah. Mereka tidak akan pernah sembuh kecuali setelah berusaha
mengoptimalkan kembali keimanan mereka yang telah hilang tersebut”
Dan ternyata para dokter telah sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada obat bagi
penyakit gelisah selain keimanan. William James seorang professor dari Universitas
Harvard mengatakan bahwa obat yang paling mujarab terhadap penyakit kejiwaan
adalah keimanan. Ini semua atas kuasa Allah SWT. Wah…benar apa yang telah Allah
firmankan, ternyata berdasarkan penelitian dengan mengingat Allah hati akan jadi
tenang.
e. Dalam ilmu fisika
Contohnya tentang garis edar. “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (QS.
Adz Dzariat: 7) dan Allah juga berfirman: “Dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan asing-masing dari keduanya itu beredar di
dalam garis edarnya.” (QS. Al Anbiyaa‟: 33)
f. Jumlah kata istimewa.
Kata “yawm” dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali. Sedangkan kata hari yang
menunjukkan bentuk plural “ayyam” atau dua hari “yawmayni” jumlah
keseluruhannya 30 kali, sama jumlah hari dalam setiap bulannya. Sedangkan kata
“syahr” yang berarti bulan terdapat 12 kali muncul, sama dengan jumlah bulan
dalam setahun. Selain ini masih banyak keistimewaan Al Qur‟an.
C. Fungsi Al-Qur'an
1. Sebagai pedoman hidup (minhajul hayah) bagi seluruh manusia.
“…Bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu…” (QS.Al-Baqarah : 185)
2. Sebagai cahaya (An nur)
Al-Qur'an adalah cahaya yang menerangi hati orang yang membacanya sehingga manusia
akan terbimbing untuk mengikuti jalan yang lurus. (QS.Al-Maidah:15-16 dan An-
Nisa:174)
3. Sebagai obat (Asy Syifa)
Dalam tafsir ibnu katsir dinyatakan bahwa Al-Qur'an adalah penyembuh dari penyakit
yang ada dalam hati manusia seperti syirik, sombong, congkak, ragu dsb (QS.Yunus : 57)
D. Al Qur’an Sebagai Bacaan
Membaca Al Qur'an itu kita butuh mempelajari ilmu-ilmu bagaimana membaca Al Qur'an
dengan baik dan benar yang biasa disebut sebagai “ilmu tajwid” dan mempelajari ilmunya
hukumnya wajib kifayah. Akan tetapi, untuk membaca Al Qur'an dengan baik dan benar itu
hukumnya wajib 'ain.
Di antara keistimewaan Ilmu Al Qur‟an adalah :
16. 1. Mempelajari dan mengajarkan Al Qur'an merupakan tolok ukur kualitas seorang
muslim. Hadits riwayat Bukhori “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al
Qur'an dan mengajarkannya”.
2. Mempelajari Al Qur'an adalah sebaik-baik kesibukan.
3. Dengan mempelajari Al Qur'an maka akan turun sakinah (ketentraman), rahmat,
malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut orang yang mempelajari kepada makhluk
yang ada di sisiNya.