Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran cooperative learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam siswa SMP.
2. Model pembelajaran cooperative learning diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama islam.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan efektivitas model pembelajaran cooperative learning ter
1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS …….
SMP ……… KECAMATAN …….. TAHUN PELAJARAN
2009-2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA KELAS …….SMP ……… KECAMATAN …….. TAHUN PELAJARAN 20092010
BAB I
PENDAHULUAN
1. A.
Latar Belakang Masalah
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan pembelajaran cooperative learning merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil
Pendidikan agama islam merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, hal ini mengakibatkan kualitas pendidikan pendidikan agama islam harus
ditingkatkan terutama bagi para siswa sekolah dasar sampai sekolah menengah. Penanaman
konsep-konsep pendidikan agama islam secara benar dan sistematis akan dapat membantu
membentuk pola berfikir anak didik sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalahmasalah dalam kehidupan siswa.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan pendidikan agama islam telah banyak dilakukan oleh
pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan di negara kita, namun dalam realitanya
siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pendidikan agama islam, hal ini
didukung dengan masih rendahnya rata-rata nilai UAN mata pelajaran pendidikan agama
islam.
2. Soedjadi (2001 : 1) menyatakan bahwa penyebab kesulitan memahami pendidikan agama
islam dapat bersumber dalam diri siswa dan di luar diri siswa. Dalam diri siswa dapat berupa
rendahnya motivasi, dan sikap terhadap pendidikan agama islam, dan Bahasa Indonesia.
Sedangkan dari luar diri siswa salah satunya dapat berupa metode pembelajaran yang kurang
tepat dalam mengajarkan pendidikan agama islam.
Mayoritas guru pendidikan agama islam saat ini masih menggunakan cara-cara konvensional
dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Pendekatan pembelajaran ini dilakukan dengan
metode ceramah dan tanya jawab. Kelebihan dan pendekatan ini adalah dapat mengajarkan
materi yang relatif banyak dalam waktu yang singkat, tetapi pembelajaran ini memperlakukan
siswa hanya sebagai objek sehingga siswa cenderung pasif dan hanya menerima pengetahuan
dari gurunya saja. Pembelajaran konvensional hanya menyajikan materi pendidikan agama
islam secara tekstual sehingga siswa kesulitan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam dibutuhkan
pembelajaran yang merangsang siswa untuk melakukan pengamatan, penyelidikan serta
mengolah informasi sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami konsep secara bermakna.
Pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dan berpusat pada siswa merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran pendidikan
agama islam.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menekankan keaktifan siswa ini didasarkan oleh
teori belajar kontruktivis. Slavin (2000 : 256) menyatakan:
“The essence of constructivist theory is the idea that learners must individually discover and
transform complex information if they are to make it their own. Constructivist theory sees
learners as constantly checking new information against old rules and then revising rules
when they no longer work. This view has profound implications for teaching, as it suggests a
far more active role for student in their own learning than is typical in many of classrooms.
Because of the emphasis on student as active learners, constructivist strategics are often
called student centered instructions”.
Kutipan di atas mengandung makna bahwa esensi teori kontruktivis adalah ide bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransfrom informasi kompleks. Teori kontruktivis
memandang siswa secara konstan mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai. Pandangan ini berimplikasi pada
pengajaran, yang menyarankan siswa harus jauh lebih aktif. Karena penekanan keaktifan
siswa, strategi kontrukivis sering disebut sebagai “pengajaran berpusat pada siswa”.
Salah satu proses pembelajaran yang sesuai dengan teori kontruktivis adalah pembelajaran
cooperative learning.
Di dalam pembelajaran pendidikan agama islam, penyelesaian masalah merupakan proses
yang sangat penting untuk menata nalar siswa. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Polya
(1980) :
“In my opinion, the first duty of a teacher of mathematics is to use opportunity. He should do
everything in his power to develop his stundet’s ability to solve problem”.
3. Polya menyarankan bahwa seorang pengajar pendidikan agama islam harus menggunakan
segala kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan kemampuan para siswanya dalam
memecahkan masalah pendidikan agama islam.
Materi mengenal bangun dasar sederhana merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan
di SMP. Dari pengalaman pribadi penulis menjumpai sebagian besar siswa kesulitan
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan bangun dasar sederhana terutama yang
berkaitan dengan masalah kehidupan secara langsung. Untuk mempermudah pemahaman
siswa dan penamaan konsep bangun dasar sederhana perlu dilakukan pembelajaran melalu
pendekatan coopertive learning. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul :
“ Penerapan model pembelajaran cooperative Learning dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan agama islam siswa kelas ……SMP Negeri……. tahun
pelajaran 2009-2010.“
1. B.
Identifikasi Masalah
Dari uraian tersebut di atas maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Siswa SMP Negeri …. Kecamatan ……Kabupaten …….. dalam kegiatan pembelajaran
masih rendah terutama dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran pendidikan
agama islam, disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa. Dari faktor guru,
yaitu (1) Penjelasan materi yang disampaikan guru sulit dipahami oleh siswa; (2) Teknik
mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik dan membosankan.
Faktor dari siswa, yaitu (1) Kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran; (2)
Kurangnya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Untuk mengatasi masalah pertama yang terdapat pada guru, sebaiknya metode atau teknik
pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Selain itu, guru lebih banyak berbahasa
dengan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk
bertanya.
Sedangkan, untuk mengatasi masalah faktor siswa yang kurang berminat mengikuti proses
belajar mengajar, guru sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa
pentingnya peningkatan prestasi dalam pembelajaran dalam kehidupan mereka.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
pendekatan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
tidak maksimal dan kurang terprogram dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya guru memilih metode, teknik, dan media
yang sesuai dengan materi pembelajaran, peran guru dalam pembelajaran di kelas perlu
ditingkatkan sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut menuntut
guru agar lebih saksama melaksanakan program pengajaran serta memilih pendekatan
pembelajaran yang cocok menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
1. C.
Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
4. 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran cooperative Learning dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam siswa kelas ….SMP
Negeri …… Kecamatan …… tahun pelajaran 2009-2010 ?
2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran cooperative Learning dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam siswa kelas …… SMP
Negeri …….. Kecamatan …….. tahun pelajaran 2009-2010 ?
1. D.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ;
1. Penerapan model pembelajaran cooperative Learning dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan agama islam siswa kelas …… SMP Negeri …..Kecamatan
……. tahun pelajaran 2009-2010.
2. Efektivitas model pembelajaran cooperative Learning dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan agama islam siswa kelas ……. SMP Negeri ……tahun
pelajaran 2009-2010.
1. E.
Manfaat Penelitian
1. 1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
a) Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan terutama dalam
mengembangkan konsep / teori tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning
bagi siswa dalam kemampuan meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam.
b) Penelitian yang lebih mendalami lingkup yang lebih luas tentang pembelajaran
cooperative learning dalam kaitannya dengan siswa meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan agama islam.
c) Dapat mengembangkan terori / konsep pembelajaran cooperative learning yang sesuai
diberikan pada siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam.
1. Manfaat Praktis
a) Diharapkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
guna meningkatnya upaya – upaya pembinaan terhadap siswa dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan agama islam.
b) Diharapkan agar informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat berguna bagi
siswa, sekolah, guru bidang studi, dan orang tua siswa dalam upaya membina pelaksanaan
bimbingan belajar bagi siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam agar dapat
mencapai tingkat prestasi yang maksimal dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
c) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk melakukan
penelitian lanjUnter Iwes pada aspek lainnya terutama dalam menerapkan pembelajaran
cooperative learning pada siswa.