Infark merupakan daerah mati jaringan yang disebabkan oleh iskemia atau kurangnya pasokan darah. Infark umumnya berbentuk biji dengan tepi yang tidak teratur dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, edema, kompresi pembuluh darah, atau ruptur pembuluh darah. Terdapat empat jenis infark, yaitu infark anemik, hemoragis, septik, dan bland. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya inf
1. INFARK
Oleh Anggita Oksyrana, 1206243192
Daerah mati jaringan/nekrosis
iskemik yang disebabkan oleh
kurangnya pasokan darah
morfologi
INFARK
Tepi lateral
tidak teratur
menunjukkan
terbagi
menjadi
disebabkan
Pola pasokan vaskuler di sekitarnya
yaitu
oleh
Trombosis
Infark
hemoragis
(merah)
Jaringan padat yang
kehilangan sirkulasi
arterialnya
terjadi
karena
terjadi
pada
terjadi jika
dipengaruhi
Penyumbatan
pembuluh darah oleh
bekuan darah
terjadi
pada
Infark septik
(bakterial)
merupakan
Berbentuk biji
(wedge)
Infark anemik
(putih, pucat)
oleh faktor
Terdeteksi adanya
infeksi bakteri pada
area infark
contoh
Gangren
Penyumbatan
pembuluh darah oleh
benda asing
yaitu
Pengumpulan cairan
berlebihan pada selasela jaringan tubuh
yaitu
Emboli
Edema
Kompresi ekstrinsik
pembuluh darah oleh tumor
Penjepitan kantong hernia
Pemuntiran pembuluh
darah seperti torsio
testis/volvulus usus
Ruptur pembuluh darah
Sirkulasi rangkap dan
sirkulasi anastomosis
memberikan
perlindungan terhadap
infark, sedangkan
obstruksi pembuluh
darah end-arterial
umumnya menyebabkan
infark
Jantung
Lien&ginjal
Sumbatan vena/pada jaringan
yang mengalami bendungan
seperti
Oklusi vena
Torsio ovarium
Jaringan longgar
seperti
Paru-paru
Jaringan dengan
sirkulasi rangkap
seperti
Paru-paru dan usus
halus
Jaringan yang sebelumnya mengalami kongesti
karena aliran-keluar darah vena yang lamban
Tempat oklusi&nekrosis sebelumnya
ketika aliran darah putih kembali
Infark bland
(biasa)
Pola anatomik
pasokan vaskuler
yaitu
seperti
pada organ
Kecepatan
terjadinya oklusi
yaitu
Oklusi yang
perlahan jarang
menyebabkan
infark karena pada
oklusi ini masih ada
waktu untuk
membentuk lintasan
perfusi alternatif
Kerentanan
terhadap hipoksia
yaitu
Neuron akan mengalami
kerusakan ireversibel
dalam waktu 3—4 menit
setelah iskemia. Sel-sel
miokardium mati setelah
20—30 menit. Fibroblast
dalam miokardium yang
iskemik tetap hidup
bahkan setelah beberapa
jam
Kandungan oksigen
dalam darah
yaitu
Anemia, sianosis
atau gagal jantung
kongesif (dengan
hipoksia) dapat
menyebabkan infark
pada sumbatan yang
seharusnya tidak
terjadi apa-apa
2. INFARK
Infark merupakan daerah mati jaringan atau sering juga disebut daerah nekrosis iskemik, karena disebabkan oleh iskemia, yaitu
kurangnya atau hilangnya pasokan darah pada bagian tubuh tertentu. Infark umumnya berbentuk biji (wedge) yang tepi lateralnya
tidak teratur yang menunjukkan pola pasokan vaskuler di sekitarnya.
Infark dapat disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi, trombosis (penyumbatan pembuluh darah oleh bekuan darah), emboli (
penyumbatan pembuluh darah oleh benda asing yang terbawa masuk), edema (pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela jaringan
tubuh), kompresi ekstrinsik pembuluh darah oleh tumor, penjepitan kantong hernia, pemuntiran pembuluh darah seperti torsio testis
atau volvulus usus, dan ruptur pembuluh darah (jarang terjadi).
Infark dibedakan menjadi empat macam, meliputi:
1. Infark anemik
Infark anemik sering disebut infark putih atau pucat. Infark ini terjadi pada jaringan padat yang kehilangan sirkulasi
arterialnya, misalnya pada jantung, lien, dan ginjal.
2. Infark hemoragis
Infark hemoragis atau infark merah terjadi karena sumbatan vena atau sumbatan pada jaringan yang mengalami bendungan
(tertahan). Infark merah dapat terjadi pada daerah, antara lain:
a. Oklusi vena (penyumbatan vena), seperti pada torsio ovarium, torsio testis.
b. Jaringan longgar, seperti paru-paru.
c. Jaringan dengan sirkulasi rangkap, seperti paru-paru dan usus halus.
d. Jaringan yang sebelumnya mengalami kongesti (terjadinya bendungan karena cairan tubuh yang melalui vena mengalami
gangguan) karena aliran darah vena yang lamban.
e. Tempat oklusi dan nekrosis (kematian jaringan) sebelumnya ketika aliran darah putih kembali.
3. 3. Infark septik atau bakterial
Sebuah infark akan dikategorikan sebagai infark septik apabila terdeteksi adanya infeksi bakteri di sekitarnya. Contoh infark
septik adalah gangren.
4. Infark bland atau infark biasa.
Terjadinya infark dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Pola anatomik pasokan vaskuler
Sirkulasi rangkap (paru-paru dan hati), sirkulasi anastomosis (arteri radialis dan ulnaris, sirkulasi Willisi, usus halus)
memberikan perlindungan terhadap infark. Sedangkan obstruksi pembuluh darah end-arterial (lien dan ginjal) umumnya
menyebabkan infark.
2. Kecepatan terjadinya oklusi
Oklusi yang terjadi secara perlahan jarang menimbulkan infark karena pada oklusi ini masih tersedia waktu untuk terbentuknya
lintasan perfusi alternatif.
3. Kerentanan terhadap hipoksia (kondisi simtoma kekurangan oksigen)
Neuron akan mengalami kerusakan permanen dalam waktu 3—4 menit setelah iskemia. Sel-sel miokardium baru mati setelah
20—30 menit, sedangkan fibroblas dalam miokardium yang iskemik tetap hidup bahkan setelah beberapa jam.
4. Kandungan oksigen dalam darah
Anemia (kekurangan sel darah merah), sianosis (kadar oksigen dalam darah rendah), atau gagal jantung kongestif (dengan
hipoksia) dapat menyebabkan infark pada sumbatan yang seharusnya tidak menyebabkan apa-apa.
Referensi
Mitchell, Richard N., dkk. 2006. Robbins & Cotran Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta: EGC.
Pringgoutomo, Sudarto, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 Umum, Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.
Tambayong, Jan. 1999. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.