SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
ISSN 0215-8250
PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI
3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA
oleh
Soetopo
Jurusan Ilmu Keolahragaan
IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani
terhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar
Jawa Singaraja. Populasi terdiri dari siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa
Singaraja tahun ajaran 1999/2000. Sampel adalah prestasi belajar IPS dan MIPA
siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik
Sampling dengan teknik purposive sampling dan penempatan anggota sampel
dilakuan dengan cara penjodohan. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen
dengan “control group pre test post test design”. Pengumpulan data dilakukan
dengan tes dan dokumenter. Analisis data menggunakan uji Willcoxon dengan
taraf signifikansi untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Hasil penelitian menunjukan
bahwa : (1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang
tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan
peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa
kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan
berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara
signifikan. Para kepala sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan tentang
pentingnya pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran
jasmani merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. Para guru pendidikan
jasmani hendaknya selalu memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang
dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang meningkatkan
prestasi belajar kognitif.
Kata-kata kunci: Kebugaran jasmani, prestasi belajar.
ABSTRACT
This study aims at finding out the influence of physical fitness towards the
learning achievement of social study, mathematics and science to the fith class of
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
elementary schools students no. 3,4 and 7 Banjar Jawa Singaraja. The population
of the study is the fifth class of the elementary school students no. 3, 4 and 7
Banjar Jawa Singaraja in the school years of 1999/2000. The samples are the
learning achievement of social study, mathematics and science, namely, 25% high
group and 25% lower group. Purporsive sampling technique was used in this
study. Research methodology is quasi exsperiment with control group pretest
postest design. Data were collected by the use of test and document. They are,
then, analyzed by using Willcoxon test with significant level 0.01. The results of
the study showed that (1) the students who have poor physical fitness do not
improve their achievement in social study, math, and science, and (2) the students
whose physical fitness are good, they have improved their achievement. It is
suggeeted that the headmasters give some information about the importance of
having physical fitness for the students. The sport teachers must also give
attention to the types of physic training given to the students so that it can improve
the learning achievement.
Key words: physical fitness, achievement of learning.
1. Pendahuluan
Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu
bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani
dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani,
mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Hasil yang
diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai
keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga
dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.
Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th
II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang
meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan
keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah
kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif. Tingkat kebugaran jasmani yang
prima ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata
pelajaran yang ada di bangku sekolah.
Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari
Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran
jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh
Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan
atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang
lebih baik serta daya pikir yang lebih tajam. Penelitian ini menunjukkan bahwa
segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya
dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).
Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13) dalam penelitian dari 20
SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa
tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang
diambil dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi
belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik.
Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat
dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian
kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu
pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor
internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah
untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata
membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa
pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk
meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3),
kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat
pada kepribadian dan kemampuan seseorang.
Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif
ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari
meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika,
ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu
dibuktikan dalam penelitian ini.
Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat
lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan
konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan
pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam
peningkatan kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada
umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang :
apakah ada pengaruh kebugaran jasmani dengan peningkatan prestasi belajar
MIPA dan IPS pada siswa SD “. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kebugaran jasmani terhadap peningkatan prestasi belajar MIPA dan IPS
pada siswa SD. Manfaat penelitian adalah (1) untuk mengembangkan proses
pembelajaran pendidikan jasmani secara optimal guna menghasilkan tingkat
kebugaran jasmani yang prima guna mendukung prestasi belajar kognitif. (2)
membantu pengembangan kondisi fisik dan hasil prestasi belajar kognitif.
Ada beberapa teori yang layak diadopsi di antaranya adalah teori fisiologis,
teori motorik, transfer belajar dan kontribusi pendidikan jasmani terhadap
perkembangan kognitif. Teori fisiologis meliputi berikut ini. (a) Sistem
endogenous opioids yaitu sistem hormon yang berfungsi sebagai morpin, yakni
reseptor dari sistem ini terdapat di dalam hypothalamus dan sistem limbik otak,
yang daerah tersebut berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem
hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorpin yang berfungsi
mengurangi rasa nyeri, memberikan kekuatan menghadapi kanker dan juga
menambah daya ingat. Saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi beta-
endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang dialirkan
juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan keletihan,
(b). Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan gelombang
alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak memberikan
kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem saraf otak,
penyalur saraf otak (neurotransmitter) seperti norepinephrine (NE) dan serotine
(5-HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Depresi berhubungan dengan
berkurangnya NE di dalam otak, atau terganggunya NE atau 5-HT pada saat
seseorang mengalami depresi. Olahraga dapat menambah NE dan 5-HT dalam
otak, sehingga dapat mengatasi depresi (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis
adalah persambungan antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
dendrite atau badan sel dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik
kontak dikenal sebagai sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan
peningkatan transmisi pada sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena
pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald, dalam Andi, 1968:124).
Sinapsis merupakan perangkat untuk meneruskan impuls dari satu sel ke
sel lain yang dapat ditemui pada hubungan antara sel saraf dan sel saraf atau sel
saraf dengan sel otot. Hubungan antara sel saraf dengan sel otot kerangka
dinamakan neuromuscular junction. Jin Jichun, (2000) mengatakan bahwa bahan
dasar kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah
otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung.
Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ
tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan.
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pendidikan jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang
otak alpha, sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi
kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi
kecerdasan.
Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap
kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan
aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi (proses
pembentukan ide) apa yang dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus
respon. Konsepsi yang dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan
penting untuk memahami tingkah laku yang berseri.
Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan
rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor
penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah
(kognitif, psikomotor dan afektif saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk
dalam Furqon, 1997:7).
Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada
waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.
Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan
fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya (Slameto,
1988:120; Ratna, 1988:176).
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian tergolong kuasi eksperimen dengan memberikan perlakuan
pelatihan senam erobik untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sebanyak 2
kali perminggu selama satu catur wulan pada kelompok perlakuan. Rancangan
penelitian menggunakan “Control group pre test – post test design”
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 3,4 dan 7 Banjar
Jawa Singaraja berjumlah 115 siswa yang terdiri dari 65 siswa putra dan 50 siswa
putri. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling,
sedangkan penempatan sampel dengan cara penjodohan. Sampel 60 orang terdiri
dari 30 orang putra dan 30 orang putri kelas V SDN 3, 4 dan 7 Banjar Jawa
Singaraja yang berada di kelompok tengah. Pemilihan sampel khusus-nya kelas V
SD (usia 10-11 tahun) menurut Watson (1992) walaupun perbedaan individu itu
muncul pada pertumbuhan dan kematangan, pada dasarnya sedikit alasan yang
memaksakan pemisahan jenis kelamin untuk aktivitas olahraga sampai kira-kira
usia 14 tahun. Rusli (1993:45) menyatakan bahwa setelah masa puber terjadi
perbedaan kapasitas daya tahan anak laki-laki dan anak perempuan.
Kesimpulannya tidak ada pemisahan aktivitas olahraga apalagi yang sasarannya
adalah kemampuan daya tahan umum pada siswa sekolah dasar.
Ketentuan kelompok tengah adalah mereka yang berada di antara 25 %
kelompok teratas dan 25 % kelompok terbawah, yang persentase tersebut
ditentukan setelah melalui penyusunan urutan nilai mata pelajaran IPS dan MIPA
pada catur wulan I. Dipilihnya kelompok tengah karena kelompok ini masih
terbuka peluang menurun atau meningkat prestasi belajarnya.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tes dan
pengukuran. Untuk mengukur kebugaran jasmani digunakan tes kebugaran
jasmani Indonesia untuk sekolah dasar dari pusat kebugaran jasmani dan rekreasi
dengan tingkat reliabilitas 0,89 dan validitas 0,92 ( Depdikbud, 1986).
Pengukuran prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dan MIPA diambil dari daftar
nilai catur wulan I dan II. Komponen penilaian meliputi: penilaian hasil
pengamatan (a), penilaian hasil pekerjaan rumah (b) kemudian dirata-rata ( X ),
penilaian hasil ulangan harian (Y) diberi bobot 1 dan hasil penilaian tes sumatif
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
(P) diberi bobot 2. Komponen penilaian tersebut diformulasikan untuk
menghasilkan nilai akhir (N). N = ( X + Y + 2P) : 4, yakni 4 adalah jumlah bobot
(Depdikbud. 1999).
Metode pengolahan data menggunakan uji statistik nonparametrik dengan
tes Ranking bertanda Wilcoxon ( Sidney Siegal, 1997:93) dengan α = 0,01.
3. Hasil dan Pembahasan.
3.1 Hasil Penelitian.
3.1.1 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
IPS pada Siswa Kelompok Kontrol.
Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada
siswa kelompok kontrol akan menguji hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa
kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan
skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho
menggunakan uji statistik nonparametrik dengan tes Ranking bertanda Wilcoxon,
yang kriteria penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf
signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01.
Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 90, dengan α =
0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi >
harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran
jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang
kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I
= 53 tidak berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu
II = 50,27. Hal ini menunjukkan penurunan prestasi belajar.
3.1.2 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
IPS pada Siswa Kelompok Perlakuan.
Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada
siswa kelompok perlakuan ini akan menguji Ho yang menyatakan bahwa
kebugaran jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan
skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho
menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan
untuk tes dua sisi sebesar 0,01.
Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α =
0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi <
harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani
berkategori sedang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan skor
rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran
jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 52,93
berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 59,93.
Hal ini menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.
3.1.3 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi
Belajar IPS.
Tabel 01. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
IPS.
Kelompok Kelompok Kontrol
(Kategori kebugaran jasmani
kurang)
Kelompok Perlakuan
(Kategori kebugaran jasmani
sedang)
Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda
Rerata 53 50,27 -2,73 52,93 59,93 6,99
Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi
3.1.4 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi
Belajar MIPA pada Siswa Kelompok Kontrol.
Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada
siswa kelompok kontrol menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani
berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi
belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho tersebut menggunakan
uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah
jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi
sebesar 0,01.
Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 55, dengan α =
0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi >
harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang
kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar MIPA pada
cawu I = 50,80 tidak berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS
cawu II = 50,55. Hal ini menunjukkan ada penurunan prestasi belajar.
3.1.5 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
MIPA pada Siswa Kelompok Perlakuan.
Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada
siswa kelompok perlakuan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran
jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata
prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho
menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria
penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan
untuk tes dua sisi sebesar 0,01.
Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α =
0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi <
harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani
berkategori sedang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata
prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran
jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,70
berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 55,75. Hal ini
menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.
3.1.6 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
MIPA
Tabel 02. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar
MIPA.
Kelompok Kelompok Kontrol
(Kategori kebugaran jasmani
kurang)
Kelompok Perlakuan
(Kategori kebugaran jasmani
sedang)
Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda
Rerata 50,80 50,55 -0,25 50,75 55,75 5,01
Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
3.2 Pembahasan Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata ada pengaruh yang signifikan dari
meningkatnya kategori kebugaran jasmani siswa terhadap meningkatnya prestasi
belajar IPS/MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Hubungan ini disebabkan oleh
kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapai kesiapan
belajar. Peningkatan kebugaran jasmani secara langsung berpengaruh terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Faktor ini menurut
beberapa ahli psikologi pendidikan (Roestiyah, 1982; Usman dan Juhaya, 1993;
Ngalim, 1998; dan Abin, 1998) antara lain, disebabkan oleh: faktor siswa beserta
karakteristiknya, baik bersifat fisiologis (kondisi fisik dan panca indra) maupun
psikologis (minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).
Simpulan yang diperoleh yakni kondisi fisik yaitu kebugaran jasmani
merupakan salah satu faktor penyebab meningkatkannya konsentrasi dan daya
tahan belajar, sehingga membawa dampak terhadap meningkatnya aspek-aspek
kondisi psikologis. Meningkatnya kedua faktor tersebut merupakan penyebab
terjadinya peningkatan prestasi belajar IPS dan MIPA.
Berdasarkan teori fisiologis yang meliputi berikut ini. (a) Sistem
endogenous opioids, yakni saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi
beta-endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang
dialirkan juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan
keletihan. (b) Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan
gelombang alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak
memberikan kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem
saraf otak, yakni depresi dan schizophrenia berhubungan dengan berkurangnya
norepinephrine (NE) di dalam otak, atau terganggunya NE atau serotine (5-HT)
pada saat seseorang mengalami depresi dan schizophrenia. Olahraga dapat
menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat mengatasi depresi dan
schizophrenia (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan
antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan dendrite atau badan sel
dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai
sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada
sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut
(Donald, dalam Andi, 1968:124). Bahkan Jin Jichun (2000) mengatakan bahwa
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
bahan dasar dari kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling
sempurna adalah otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan
otot jantung. Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan
organ-organ tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi
kecerdasan.
Dari teori fisiologis tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan
jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang otak alpha,
sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi
kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi
kecerdasan.
Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap
kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan
aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi apa yang
dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon. Sehingga konsepsi yang
dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting untuk memahami
tingkah laku yang berseri.
Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan
rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor
penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah
(kognitif, psikomotor dan afektif) saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk
dalam Furqon 1997:7).
Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada
waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.
Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan
fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah
menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya, (Slameto,
1988:120; Ratna, 1988:176).
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kebugaran jasmani siswa
secara langsung berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan kebugaran jasmani berpengaruh terhadap
meningkatnya derajat sehat, daya tahan belajar, kemampuan konsentrasi, motivasi
belajar, minat belajar, kemampuan daya ingat, merespon pelajaran, kemampuan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
kinerja siswa serta produktivitas siswa dalam menghadapi tugas sehari-hari
sebagai pelajar.
4. Penutup
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. (1) Prestasi
belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran
jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi
belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang
tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan
prestasi belajar secara signifikan.
Dari hasl penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran sebagai
berikut. (1) Kepala sekolah agar mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya
pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani
merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. (2) Para guru harus selalu
memperhatikan latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan
mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif.
DAFTAR PUSTAKA.
Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Andi Mappiare. 1968. Psikologi. Surabaya: Usaha Nasional.
Djamil Ibrahim. 1995. Makalah: Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.
Depdikbud. 1986. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk SD. Jakarta: Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
Depdikbud. 1999. Buku Induk Penilaian Hasil Belajar Siswa SDN 3, 4, dan 7
Banjar Jawa Singaraja.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
ISSN 0215-8250
Furqon. 1997. Makalah: Identifikasi dan Pengembangan Indikator Kualitas SDM
Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Pemberdayaan Pendidikan dan
Olahraga Di Lembaga Pendidikan. Bandung: IKA IKIP Bandung.
Jin Jichun. 2000. Facing The 21ST
Century And Bringing up High-Quality Sport
Talented Personel. Beijimg: Third Asia-Pacifik Conggres of Sport and
Physical Education University Presidents.
Kathleen Jonathan. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Advent
Indonesia.
Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhasan. 1998. Thesis: Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani terhadap
Kapasitas erobik dan Prestasi BelajarKognitif Pada Siswa SD. Bandung:
PPS IKIP Bandung.
Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh
Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP. Jakarta: Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud.
Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga.
Roestiyah. 1982. Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: IKIP Jakarta.
Rusli Lutan. 1993. Laporan Penelitian: Pengembangan Model Pentahapan Tugas
Gerak Olahraga Untuk Jenjang Pendidikan Dasar. Bandung: FPOK IKIP
Bandung.
Sidney Siegal. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT
Gramedia.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung:
Angkasa.
Watson. 1992. Science and Medicine in Sport. Australia: Published with support
of the Australian Sports Commission.
Wiranto Arismunandar. 1997. Makalah: Masa Depan Penjas dan Olahraga Di
Indonesia. Bandung: IKA IKIP Bandung.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakPeran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakHariyatunnisa Ahmad
 
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatanMakalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatanSeptian Muna Barakati
 
107 ruben salvador pp review jurnal
107 ruben salvador pp review jurnal107 ruben salvador pp review jurnal
107 ruben salvador pp review jurnalRubenPanggalaha
 
Proposal kajian tindakan btl2
Proposal kajian tindakan btl2Proposal kajian tindakan btl2
Proposal kajian tindakan btl2amir hebat
 
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...Ervi Irwati
 
DSP PJK TONG.3 2013
DSP PJK TONG.3 2013DSP PJK TONG.3 2013
DSP PJK TONG.3 2013Crafty House
 
Laporan kajian tindakan 2011
Laporan kajian tindakan 2011Laporan kajian tindakan 2011
Laporan kajian tindakan 2011Hishamuddin Salim
 
Pendidikan Jasmani
Pendidikan JasmaniPendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmanimond niel
 
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)Subramega Subramegala
 
Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2amir hebat
 
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6 2015 (1)
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6  2015 (1)Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6  2015 (1)
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6 2015 (1)nzaheira80
 
Rpt pj tahun 4 kssr 2016
Rpt pj tahun 4 kssr 2016Rpt pj tahun 4 kssr 2016
Rpt pj tahun 4 kssr 2016Aian Abba
 

La actualidad más candente (19)

Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakPeran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
 
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatanMakalah hubungan olahraga dengan kesehatan
Makalah hubungan olahraga dengan kesehatan
 
107 ruben salvador pp review jurnal
107 ruben salvador pp review jurnal107 ruben salvador pp review jurnal
107 ruben salvador pp review jurnal
 
Proposal kajian tindakan btl2
Proposal kajian tindakan btl2Proposal kajian tindakan btl2
Proposal kajian tindakan btl2
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...
Hakikat olahraga mencakup Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Pr...
 
PEMANASAN DALAMA BERMAIN
PEMANASAN DALAMA BERMAINPEMANASAN DALAMA BERMAIN
PEMANASAN DALAMA BERMAIN
 
DSP PJK TONG.3 2013
DSP PJK TONG.3 2013DSP PJK TONG.3 2013
DSP PJK TONG.3 2013
 
PPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat OlahragaPPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat Olahraga
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Laporan kajian tindakan 2011
Laporan kajian tindakan 2011Laporan kajian tindakan 2011
Laporan kajian tindakan 2011
 
Pendidikan Jasmani
Pendidikan JasmaniPendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani
 
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Pjok bs sem1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Hbpe1103 hantar
Hbpe1103 hantarHbpe1103 hantar
Hbpe1103 hantar
 
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)
Panduan standard kecergasan_fizikal_kebangsaan_segak (1)
 
Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2Laporan ar (repaired)2
Laporan ar (repaired)2
 
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6 2015 (1)
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6  2015 (1)Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6  2015 (1)
Panduan pengajaran pendidikan kesihatan kssr tahun 6 2015 (1)
 
Panduan Ujian SEGAK
Panduan Ujian SEGAKPanduan Ujian SEGAK
Panduan Ujian SEGAK
 
Rpt pj tahun 4 kssr 2016
Rpt pj tahun 4 kssr 2016Rpt pj tahun 4 kssr 2016
Rpt pj tahun 4 kssr 2016
 

Destacado

Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondogustians
 
Upaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaUpaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaJoni Iswanto
 

Destacado (6)

Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
 
Kebugaran Jasmani
Kebugaran JasmaniKebugaran Jasmani
Kebugaran Jasmani
 
Makalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmaniMakalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmani
 
Kebugaran jasmani
Kebugaran jasmaniKebugaran jasmani
Kebugaran jasmani
 
Upaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaUpaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahraga
 
kebugaran jasmani
kebugaran jasmani kebugaran jasmani
kebugaran jasmani
 

Similar a Pengaruh kebugaran jasmani

8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx
8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx
8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docxMuhammadNurizaAbrili
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaMuhammadKosyim
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_cmaulanadavid
 
Tahap 1 metpen
Tahap 1 metpenTahap 1 metpen
Tahap 1 metpenbelleswan
 
Minggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septMinggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septcolleges
 
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnalTimothySilvaDarsono
 
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...IndanaHaq
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ker0
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...belleswan
 
SEGAK 2016.pdf
SEGAK 2016.pdfSEGAK 2016.pdf
SEGAK 2016.pdfnuar nani
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANISii AQyuu
 
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdfriskiamalia33
 
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdfMesinesId
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdf
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdfPANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdf
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdfAnnaIsa3
 

Similar a Pengaruh kebugaran jasmani (20)

8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx
8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx
8996-Research Instrument-27213-1-10-20200622.docx
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnalUlasan jurnal
Ulasan jurnal
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c
 
Tahap 1 metpen
Tahap 1 metpenTahap 1 metpen
Tahap 1 metpen
 
Minggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septMinggu 1 11 sept
Minggu 1 11 sept
 
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
 
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
 
brainstroming
brainstromingbrainstroming
brainstroming
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ulasan jurnal
Ulasan jurnal
 
936 2222-1-sm
936 2222-1-sm936 2222-1-sm
936 2222-1-sm
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
 
SEGAK 2016.pdf
SEGAK 2016.pdfSEGAK 2016.pdf
SEGAK 2016.pdf
 
Segak
SegakSegak
Segak
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
 
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
 
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
121-Article Text-517-2-10-20201230.pdf
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdf
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdfPANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdf
PANDUAN_STANDARD_KECERGASAN_FIZIKAL_KEBANGSAAN_SEGAK.pdf
 

Pengaruh kebugaran jasmani

  • 1. ISSN 0215-8250 PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA oleh Soetopo Jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Populasi terdiri dari siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja tahun ajaran 1999/2000. Sampel adalah prestasi belajar IPS dan MIPA siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik Sampling dengan teknik purposive sampling dan penempatan anggota sampel dilakuan dengan cara penjodohan. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan “control group pre test post test design”. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan dokumenter. Analisis data menggunakan uji Willcoxon dengan taraf signifikansi untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Para kepala sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. Para guru pendidikan jasmani hendaknya selalu memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif. Kata-kata kunci: Kebugaran jasmani, prestasi belajar. ABSTRACT This study aims at finding out the influence of physical fitness towards the learning achievement of social study, mathematics and science to the fith class of ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 2. ISSN 0215-8250 elementary schools students no. 3,4 and 7 Banjar Jawa Singaraja. The population of the study is the fifth class of the elementary school students no. 3, 4 and 7 Banjar Jawa Singaraja in the school years of 1999/2000. The samples are the learning achievement of social study, mathematics and science, namely, 25% high group and 25% lower group. Purporsive sampling technique was used in this study. Research methodology is quasi exsperiment with control group pretest postest design. Data were collected by the use of test and document. They are, then, analyzed by using Willcoxon test with significant level 0.01. The results of the study showed that (1) the students who have poor physical fitness do not improve their achievement in social study, math, and science, and (2) the students whose physical fitness are good, they have improved their achievement. It is suggeeted that the headmasters give some information about the importance of having physical fitness for the students. The sport teachers must also give attention to the types of physic training given to the students so that it can improve the learning achievement. Key words: physical fitness, achievement of learning. 1. Pendahuluan Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima. Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif. Tingkat kebugaran jasmani yang prima ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada di bangku sekolah. Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 3. ISSN 0215-8250 keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih baik serta daya pikir yang lebih tajam. Penelitian ini menunjukkan bahwa segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142). Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13) dalam penelitian dari 20 SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik. Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3), kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat pada kepribadian dan kemampuan seseorang. Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini. Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 4. ISSN 0215-8250 terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang : apakah ada pengaruh kebugaran jasmani dengan peningkatan prestasi belajar MIPA dan IPS pada siswa SD “. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap peningkatan prestasi belajar MIPA dan IPS pada siswa SD. Manfaat penelitian adalah (1) untuk mengembangkan proses pembelajaran pendidikan jasmani secara optimal guna menghasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima guna mendukung prestasi belajar kognitif. (2) membantu pengembangan kondisi fisik dan hasil prestasi belajar kognitif. Ada beberapa teori yang layak diadopsi di antaranya adalah teori fisiologis, teori motorik, transfer belajar dan kontribusi pendidikan jasmani terhadap perkembangan kognitif. Teori fisiologis meliputi berikut ini. (a) Sistem endogenous opioids yaitu sistem hormon yang berfungsi sebagai morpin, yakni reseptor dari sistem ini terdapat di dalam hypothalamus dan sistem limbik otak, yang daerah tersebut berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorpin yang berfungsi mengurangi rasa nyeri, memberikan kekuatan menghadapi kanker dan juga menambah daya ingat. Saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi beta- endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan keletihan, (b). Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan gelombang alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak memberikan kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem saraf otak, penyalur saraf otak (neurotransmitter) seperti norepinephrine (NE) dan serotine (5-HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Depresi berhubungan dengan berkurangnya NE di dalam otak, atau terganggunya NE atau 5-HT pada saat seseorang mengalami depresi. Olahraga dapat menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat mengatasi depresi (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 5. ISSN 0215-8250 dendrite atau badan sel dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald, dalam Andi, 1968:124). Sinapsis merupakan perangkat untuk meneruskan impuls dari satu sel ke sel lain yang dapat ditemui pada hubungan antara sel saraf dan sel saraf atau sel saraf dengan sel otot. Hubungan antara sel saraf dengan sel otot kerangka dinamakan neuromuscular junction. Jin Jichun, (2000) mengatakan bahwa bahan dasar kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung. Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang otak alpha, sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi kecerdasan. Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi (proses pembentukan ide) apa yang dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon. Konsepsi yang dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting untuk memahami tingkah laku yang berseri. Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah (kognitif, psikomotor dan afektif saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk dalam Furqon, 1997:7). Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 6. ISSN 0215-8250 menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya (Slameto, 1988:120; Ratna, 1988:176). 2. Metode Penelitian Jenis penelitian tergolong kuasi eksperimen dengan memberikan perlakuan pelatihan senam erobik untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sebanyak 2 kali perminggu selama satu catur wulan pada kelompok perlakuan. Rancangan penelitian menggunakan “Control group pre test – post test design” Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 3,4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja berjumlah 115 siswa yang terdiri dari 65 siswa putra dan 50 siswa putri. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan penempatan sampel dengan cara penjodohan. Sampel 60 orang terdiri dari 30 orang putra dan 30 orang putri kelas V SDN 3, 4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja yang berada di kelompok tengah. Pemilihan sampel khusus-nya kelas V SD (usia 10-11 tahun) menurut Watson (1992) walaupun perbedaan individu itu muncul pada pertumbuhan dan kematangan, pada dasarnya sedikit alasan yang memaksakan pemisahan jenis kelamin untuk aktivitas olahraga sampai kira-kira usia 14 tahun. Rusli (1993:45) menyatakan bahwa setelah masa puber terjadi perbedaan kapasitas daya tahan anak laki-laki dan anak perempuan. Kesimpulannya tidak ada pemisahan aktivitas olahraga apalagi yang sasarannya adalah kemampuan daya tahan umum pada siswa sekolah dasar. Ketentuan kelompok tengah adalah mereka yang berada di antara 25 % kelompok teratas dan 25 % kelompok terbawah, yang persentase tersebut ditentukan setelah melalui penyusunan urutan nilai mata pelajaran IPS dan MIPA pada catur wulan I. Dipilihnya kelompok tengah karena kelompok ini masih terbuka peluang menurun atau meningkat prestasi belajarnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tes dan pengukuran. Untuk mengukur kebugaran jasmani digunakan tes kebugaran jasmani Indonesia untuk sekolah dasar dari pusat kebugaran jasmani dan rekreasi dengan tingkat reliabilitas 0,89 dan validitas 0,92 ( Depdikbud, 1986). Pengukuran prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dan MIPA diambil dari daftar nilai catur wulan I dan II. Komponen penilaian meliputi: penilaian hasil pengamatan (a), penilaian hasil pekerjaan rumah (b) kemudian dirata-rata ( X ), penilaian hasil ulangan harian (Y) diberi bobot 1 dan hasil penilaian tes sumatif ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 7. ISSN 0215-8250 (P) diberi bobot 2. Komponen penilaian tersebut diformulasikan untuk menghasilkan nilai akhir (N). N = ( X + Y + 2P) : 4, yakni 4 adalah jumlah bobot (Depdikbud. 1999). Metode pengolahan data menggunakan uji statistik nonparametrik dengan tes Ranking bertanda Wilcoxon ( Sidney Siegal, 1997:93) dengan α = 0,01. 3. Hasil dan Pembahasan. 3.1 Hasil Penelitian. 3.1.1 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelompok Kontrol. Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol akan menguji hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho menggunakan uji statistik nonparametrik dengan tes Ranking bertanda Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 90, dengan α = 0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi > harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 53 tidak berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 50,27. Hal ini menunjukkan penurunan prestasi belajar. 3.1.2 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelompok Perlakuan. Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan ini akan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 8. ISSN 0215-8250 penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α = 0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi < harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani berkategori sedang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 52,93 berbeda secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 59,93. Hal ini menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan. 3.1.3 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar IPS. Tabel 01. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar IPS. Kelompok Kelompok Kontrol (Kategori kebugaran jasmani kurang) Kelompok Perlakuan (Kategori kebugaran jasmani sedang) Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda Rerata 53 50,27 -2,73 52,93 59,93 6,99 Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi 3.1.4 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar MIPA pada Siswa Kelompok Kontrol. Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho tersebut menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 55, dengan α = 0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi > harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 9. ISSN 0215-8250 jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang kebugaran jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,80 tidak berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 50,55. Hal ini menunjukkan ada penurunan prestasi belajar. 3.1.5 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar MIPA pada Siswa Kelompok Perlakuan. Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α = 0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi < harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani berkategori sedang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran jasmani berkategori sedang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,70 berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 55,75. Hal ini menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan. 3.1.6 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar MIPA Tabel 02. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar MIPA. Kelompok Kelompok Kontrol (Kategori kebugaran jasmani kurang) Kelompok Perlakuan (Kategori kebugaran jasmani sedang) Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda Rerata 50,80 50,55 -0,25 50,75 55,75 5,01 Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 10. ISSN 0215-8250 3.2 Pembahasan Hasil Penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata ada pengaruh yang signifikan dari meningkatnya kategori kebugaran jasmani siswa terhadap meningkatnya prestasi belajar IPS/MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Hubungan ini disebabkan oleh kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapai kesiapan belajar. Peningkatan kebugaran jasmani secara langsung berpengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Faktor ini menurut beberapa ahli psikologi pendidikan (Roestiyah, 1982; Usman dan Juhaya, 1993; Ngalim, 1998; dan Abin, 1998) antara lain, disebabkan oleh: faktor siswa beserta karakteristiknya, baik bersifat fisiologis (kondisi fisik dan panca indra) maupun psikologis (minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif). Simpulan yang diperoleh yakni kondisi fisik yaitu kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penyebab meningkatkannya konsentrasi dan daya tahan belajar, sehingga membawa dampak terhadap meningkatnya aspek-aspek kondisi psikologis. Meningkatnya kedua faktor tersebut merupakan penyebab terjadinya peningkatan prestasi belajar IPS dan MIPA. Berdasarkan teori fisiologis yang meliputi berikut ini. (a) Sistem endogenous opioids, yakni saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi beta-endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan keletihan. (b) Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan gelombang alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak memberikan kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem saraf otak, yakni depresi dan schizophrenia berhubungan dengan berkurangnya norepinephrine (NE) di dalam otak, atau terganggunya NE atau serotine (5-HT) pada saat seseorang mengalami depresi dan schizophrenia. Olahraga dapat menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat mengatasi depresi dan schizophrenia (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan dendrite atau badan sel dari neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai sinaptik knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada sinapsis yang melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald, dalam Andi, 1968:124). Bahkan Jin Jichun (2000) mengatakan bahwa ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 11. ISSN 0215-8250 bahan dasar dari kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah otak, berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung. Olahraga tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ tubuh bagian dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan. Dari teori fisiologis tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang otak alpha, sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi kecerdasan. Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi apa yang dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon. Sehingga konsepsi yang dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting untuk memahami tingkah laku yang berseri. Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah (kognitif, psikomotor dan afektif) saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk dalam Furqon 1997:7). Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya, (Slameto, 1988:120; Ratna, 1988:176). Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kebugaran jasmani siswa secara langsung berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebugaran jasmani berpengaruh terhadap meningkatnya derajat sehat, daya tahan belajar, kemampuan konsentrasi, motivasi belajar, minat belajar, kemampuan daya ingat, merespon pelajaran, kemampuan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 12. ISSN 0215-8250 kinerja siswa serta produktivitas siswa dalam menghadapi tugas sehari-hari sebagai pelajar. 4. Penutup Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. (1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Dari hasl penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran sebagai berikut. (1) Kepala sekolah agar mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. (2) Para guru harus selalu memperhatikan latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif. DAFTAR PUSTAKA. Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Andi Mappiare. 1968. Psikologi. Surabaya: Usaha Nasional. Djamil Ibrahim. 1995. Makalah: Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud. Depdikbud. 1986. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk SD. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Depdikbud. 1999. Buku Induk Penilaian Hasil Belajar Siswa SDN 3, 4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003
  • 13. ISSN 0215-8250 Furqon. 1997. Makalah: Identifikasi dan Pengembangan Indikator Kualitas SDM Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Pemberdayaan Pendidikan dan Olahraga Di Lembaga Pendidikan. Bandung: IKA IKIP Bandung. Jin Jichun. 2000. Facing The 21ST Century And Bringing up High-Quality Sport Talented Personel. Beijimg: Third Asia-Pacifik Conggres of Sport and Physical Education University Presidents. Kathleen Jonathan. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Advent Indonesia. Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhasan. 1998. Thesis: Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani terhadap Kapasitas erobik dan Prestasi BelajarKognitif Pada Siswa SD. Bandung: PPS IKIP Bandung. Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud. Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga. Roestiyah. 1982. Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: IKIP Jakarta. Rusli Lutan. 1993. Laporan Penelitian: Pengembangan Model Pentahapan Tugas Gerak Olahraga Untuk Jenjang Pendidikan Dasar. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Sidney Siegal. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Bina Aksara. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Watson. 1992. Science and Medicine in Sport. Australia: Published with support of the Australian Sports Commission. Wiranto Arismunandar. 1997. Makalah: Masa Depan Penjas dan Olahraga Di Indonesia. Bandung: IKA IKIP Bandung. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003