Masjid Tuo Kayu Jao adalah salah satu masjid tertua di Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang didirikan pada tahun 1599. Masjid ini memiliki arsitektur khas dengan atap tiga lapis dan filosofi budaya Minangkabau. Masjid ini juga menjadi daya tarik wisata karena pemandangan alam sekitarnya.
5. Sejarah Mesjid
Masjid Tuo ini adalah
salah satu mesjid peniggalan
dari zaman Pra-slam yang
terletak di Jorong Kayu Jao
, Nagari Batang Barus
, Kecamatan Gunung Talang
, Kabupaten Solok , Propinsi
Sumatera Barat.
6. Sejarah Mesjid
Klik Here!!
If you Like ^^
Diketahui bahwa mesjid ini didirikan pada tahun 1599.
Hal ini membuktikan bahwa Ajaran Agama Islam di
Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat ternyata telah
berkembang sejak 413 tahun yang lalu .
7. Peranan Mesjid
Mesjid Tuo memiliki peranan penting
dalam kehidupan bernagari. Masjid ini
pun tak hanya menjadi tempat
melaksanakan ibadah, tapi dahulunya
juga dijadikan sebagai tempat berunding
dan mu-syawarah. Bahkan, pada zaman
kolonial , masjid ini juga jadi tempat
berlindung dan mengatur strategi
perang.
8. Ciri Fisik Mesjid
Masjid ini terdiri dari :
• 3 lapis atap ijuk .
• 13 jendela .
• 27 tiang penyangga di dalam mesjid .
• 1 buah tabuh / bedug di samping
mesjid .
9. Masjid Tuo Kayu Jao Masjid Demak Banten
Masjid Tuo dari segi fisik identik dengan mesjid demak banten yang
atapnya juga bersusun tiga . Namun dari beberapa segi, Masjid Tuo Kayu
Jao memiliki beberapa keunggulan. Terutama dari segi filosofis dan
isyarat-isyarat pada bangunan mesjid .
10. • Disamping mesjid ini juga
masih kokoh berdiri sebuah
bangunan kecil beratap
gonjong dua yang
berisikan tabuh (bedug)
, yang diyakini masyarakat
seusia dengan masjid
tersebut kira-kira berumur
4 abad.
11. Masjid Tuo Kayu Jao
Masjid ini merupakan satu penanda bahwa
penduduk daerah sumatera barat khususnya
Solok telah menerapkan Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Hal ini juga
didukung dengan banyaknya filosofi dan isyarat-
isyarat pada bangunan masjid yang
menggambarkan paduan serasi antara adat dan
agama.
12. Filosofi dan isyarat-isyarat pada bangunan mesjid Tuo :
• Atapnya yang terbuat dari ijuk. • Kuatnya agama Islam di
melambangkan desain rumah daerah tersebut juga
adat Minangkabau yaitu Rumah tergambar dari jumlah
Gadang. jendelanya yang 13 buah.
• Jumlah tiangnya sebanyak 27 Ini untuk mengisyaratkan
buah yang melambangkan rukum Shalat yang 13
enam suku yang masing-masing macam.
terdiri dari ampek jinih (empat • Di bagian mihrab (mimbar
unsur pemerintahan adat) dan tempat imam ) juga
sehingga jumlahnya 24 bagian. diberi gonjong seperti
Ditambah tiga unsur dari Rumah Gadang.
agama yaitu khatib, imam dan
bilal, sehingga jumlahnya
menjadi 27.
13. Keunikan pada Masjid Tuo
• Hal unik dari pembangunan mesjid ini adalah
, ciri khas mesjid yang tidak menggunakan paku
pada setiap sambungannya tapi menggunakan
pasak di setiap sambungannya .
• Atapnya memiliki seperti desain rumah adat
minangkabau yakni Rumah gadang yang memiliki
gonjong , tapi bedanya di sini gonjongnya terletak
di bagian mihrab nya .
14. Keunikan pada Masjid Tuo
• Selain itu untuk menentukan lokasi pemba-ngunan
masjid, bermusyawarahlah imam, khatib, dan
bilal, yang disepakati dengan cara mengha-nyutkan
sebatang kayu. Maka di mana kayu tersebut
berhenti, maka di sanalah masjid didirikan.
• Masjid tuo ini pun dapat mudah di kenali dengan ciri
menggunakan serat berupa ijuk pada atapnya
15. Masjid Tuo Kayu Jao
Dalam perkembangan menjadi tempat pariwisata Masjid Tuo ini
sangat memukau pengunjung. karna tidak hanya dari segi arsitektur
bangunan yang unik, tapi juga dari kondisi alam yang memiliki topografi
menawan. Masjid ini berada di lokasi yang berhawa sejuk dan dikelilingi oleh
perkebunan teh. Di samping itu, kontur wilayahnya sangat memukau. Terdiri
dari lurah dan bukit yang saling bertaut dan berkombinasi sempurna.
16. Masjid Tuo Kayu Jao
Masjid-masjid di Minangkabau tidak jauh
berbeda dengan mesjid-mesjid kuno di Indonesia, yang
membedakan dengan mesjid luar Minangkabau adalah
makna-makna dibalik simbol-simbol budaya yang
diapresiasikan dalam bentuk arsitektur mesjid.
Keberlanjutan budaya pra Islam sangat kental
dilihat terhadap mesjid-mesjid kuno di Minangkabau.
Material kultur pra Islam telah menjadi living monument
dalam kehidupan masyarakat Minangkabau karena
budaya pra Islam tidak ditinggalkan tetapi
kolaborasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan
arsitektur yang Indah dan mengagumkan .
17. The End
Thank you very much to your attention and sorry
for we are mistakes ..
Wassalam.
Notas del editor
Atapnya yang terbuat dari ijuk. melambangkan desain rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Di bagian mihrab (mimbar dan tempat imam ) juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang.Jumlah tiangnya sebanyak 27 buah yang melambangkan enam suku yang masing-masing terdiri dari ampek jinih (empat unsur pemerintahan adat) sehingga jumlahnya 24 bagian. Ditambah tiga unsur dari agama yaitu khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Kuatnya agama Islam di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13 buah. Ini untuk mengisyaratkan rukum Shalat yang 13 macam.