SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
Mengapa Saya Beragama Islam
                            Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.

                                     Khutbah Pertama



                                                                                                .

                                                                                                .

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt…
Pada kesempatan yang berbahagia ini, di hari jumat yang sangat cerah dan damai ini,
izinkanlah saya berwasiat, baik bagi diri saya sendiri, maupun bagi hadirin sekalian, untuk
selalu dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Karena
hanya dengan bekal iman dan takwa sajalah, kita akan selamat, baik di dunia, maupun di
akhirat.

Dalam khutbah Jum‟at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi yang berkaitan
dengan akidah dan pemahaman kita tentang kebenaran ajaran Islam. Karenanya saya merasa
perlu untuk sedikit menyinggung kekeliruan-kekeliruan ajaran agama lain, utamanya ajaran
Kristen, karena agama yang satu inilah yang cukup memberikan penetrasi signifikan bagi
kualitas beragama umat Islam Indonesia.

Di sini saya ingin mengatakan, dalam memeluk agama Islam ini, sudahkah kita benar-benar
meyakini hakikat dan kebenaran risalah Islam? Apakah kita beragama Islam hanya karena
orangtua kita beragama Islam? Ataukah karena memang, kita telah menemui kebenaran dan
kesucian hanya ada di dalam Islam? Saya hanya ingin berkata, bagaimanakah sekiranya, jika
kita dilahirkan dalam sebuah keluarga yang bukan beragama Islam, akankah kita memeluk
agama ini? Akankah kita berupaya mencari kebenaran? Ataukah malah sebaliknya?

Inilah barangkali, materi yang ingin saya sampaikan, agar paling tidak, sejak sekarang,
keislamanan kita betul-betul tumbuh dari lubuk hati dan keyakinan kita sendiri, bukan karena
pengaruh orangtua, keluarga, teman, atau pergaulan dan lingkungan. Sebab, kalau keimanan
kita hanya berdasarkan orangtua, teman, pergaulan atau lingkungan, keimanan kita akan
mudah rapuh dan luntur, mudah terombang-ambing di saat badai datang menerpa. Ibarat
sebuah pohon, kalau akarnya kuat menghunjam ke dasar bumi, dia akan mampu berdiri
dengan kokoh, meski badai datang menerpa, meski gempa datang melanda. Karena di saat
ini, ancaman keimanan kaum muslimin semakin berat dan bertubi.

Fitnah yang di arahkan kepada Agama kita ada di mana-mana, entah itu berupa cemoohan,
penghinaan, bahkan intimidasi sangat sering kita jumpai di negeri kita Indonesia. Setelah
Timor-timur atau yang dikenal dengan Timor Leste lepas dari pangkuan Indonesia, Maluku
mulai menampakkan riak-riaknya. Dan kasus Ambon maupun Poso, masih berlarut, tak
kunjung usai hingga kini. Terkadang, agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil‟alamin ini
begitu mudahnya dijadikan alat politik, suatu ketika ia dijadikan tumbal dengan label Islam
fundamentalis, Islam identik dengan kekerasan, darah, pedang, dan terorisme. Di sisi lain, Ia
kerap dijadikan tunggangan politik, hanya untuk meraih dukungan mayoritas.

Cobaan dan fitnah-fitnah tersebut belum lagi selesai, umat ini sudah dihadapakan oleh
sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, pada saat yang bersamaan, upaya pemurtadan dari
kalangan misionaris agama lain begitu gencar dan sistematis dengan berbagai kemudahan dan
fasilitas yang mereka tawarkan: uang, makanan, pakaian, obat-obatan maupun pekerjaan.

Dalam kondisi seperti ini, kalaulah bukan karena pertimbangan negeri akhirat, kalaulah
bukan karena mahalnya iman, kalaulah bukan karena demi mencapai ridha Allah, niscaya kita
akan mudah teromang-ambing dan tergelincir oleh derasnya ujian dan cobaan tadi.

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah....
Dikatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling benar dan paling lurus. Dari mana
kita dapat mengatakan bahwa Islam adalah agama yang paling benar dan paling lurus? Apa
dasarnya? Karena semua agama pasti akan mengaku bahwa agamanyalah yang paling benar
dan paling lurus ketimbang agama yang lainnya!

Dalam posisi seperti ini, maka rasio atau akal menempati urutan paling atas sebagai
parameter yang dapat diterima oleh semua pihak di dalam mengukur kebenaran suatu agama.

Maka berdasarkan akal-lah kita akan berupaya melihat bukti-bukti kebenaran agama Islam
dibandingkan dengan agama yang lainnya.

Jamaah sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt....
Diantara bukti kebenaran Islam yang dapat diterima oleh akal adalah sebagai berikut:

Pertama, Islam mempunyai pedoman hidup yang sempurna dan menyeluruh.
Allah Swt berfirman:
                                                 (‫)98 :لحٌلا‬
“Telah kami turunkan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk, rahmat maupun kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An Nahl:
89).

Tidak ada satu agama pun di dunia ini, baik Kristen, Yahudi, Sinto, Hindu, Budha, maupun
Konghucu yang mengatur seluruh kehidupan manusia sampai kepada hal-hal yang paling
kecil dan rumit sekalipun, kecuali Islam. Islam sebagai rahmatan lil‟alamin telah memberikan
petunjuk dan dan arahan sangat sempurna dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari masalah
perorangan dan masyarakat, moril dan materil, ekonomi dan politik, hukum dan budaya,
maupun permasalahan nasional dan internasional, sampai kepada masalah yang dianggap
ringan dan sepele, semisal tidur, gunting kuku, dan buang hajat Semuanya ada diatur di
dalam Islam. Bagaimana dengan agama lain?

Jika kita menyingung agama Kristen, maka sudah dapat kita pastikan, bahwa agama yang
satu ini tidak mempunyai hukum syariat seperti agama Islam. Tidak ada dalam sejarah,
bahwa umat kristen memiliki produk hukum seperti umat Islam. Bagaimana bisa kaum
kristiani mempunyai kesempurnaan syariat dan hukum, kalau kitab injilnya sendiri baru
ditulis 270 tahun sepeninggal nabi Isa As. Menggunakan bahasa yunani lagi! bukan bahasa
Asli nabi Isa As sebagai pembawa risalahnya. Umat budha, hindu? Apalagi! Dulu di negeri
kita, pernah marak dengan masalah undang-undang perkawinan Islam, yang ditolak mentah-
mentah oleh rekan-rekan non-Islam. Mengapa mereka menolak, atau tidak mengusulkan
undang-undang perkawinan ala agama mereka? Bukan karena mereka tidak mau, tapi lebih
karena mereka tidak memiliki undang-undang perkawinan, pidana, maupun perdata dalam
agama mereka.
Tetapi sebaliknya, Islam mengatur seluruh kebutuhan manusia, sejak dia lahir sampai dia
meningal dunia, bahkan sampai kehidupan setelah dunia ini.

Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani
Islam tidak memisahkan antara kebutuhan benda dan rohani. Malah Islam memandang hidup
ini sebagai satu kesatuan antara kebutuhan materi maupun spiritual, dan mengajarkan bahwa
kebendaan dan kerohanian adalah dua hal yang selalu harus berdampingan. Sehingga Islam
tidak menjadi penghalang antara manusia dan kepentingan hidupnya. Islam mengajarkan
umatnya untuk menjadikan dunia sebagai sarana menggapai kebahagiaan akhirat dengan
jalan takwa.
Bahkan Al-Qur'an mencela orang-orang yang tidak memanfaatkan ni'mat harta sebagai
karunia Allah:

                     (‫)23 :فازعألا‬
“Katakanlah, siapa yang melarang perhiasan Allah yang dikeluarkan-Nya untuk hamba-
hamba-Nya dan rizqi yang baik-baik. Katakanlah, itu untuk orang-orang yang beriman dalam
kehidupan di dunia ini, terlebih pada hari akhirat nanti. Begitulah Aku menjelaskan ayat-ayat-
Ku untuk orang-orang yang mengetahui.” (Al-A'raf: 32)
Dalam agama lain tidak ada keseimbangan dua unsur ini. Sebagaimana kita tau, faham
kapitalisme begitu mendewa-dewakan materi, bahkan komunisme melupakan wujud dan
keberadaan tuhan sama sekali. Berapa banyak pula agama semisal Budha dan Hindu, yang
lari dari kenyataan hidup ini, dengan menjalani hidup kerahiban dan pertapaan di goa-goa.
Bahkan ada agama yang mengekang fitrah kemanusiaannya dengan mengharamkan nikah
bagi sebagian pemeluknya, bahkan bagi para pendetanya.
Ketiga: Ada keseimbangan antara perorangan dan kemasyarakatan
Islam menjamin hak-hak azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga untuk
merobek-robek atau menguranginya. Al-Qur'an menyatakan:
                       (‫)93 :وجٌلا‬
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah dia
usahakan.” (An Najm: 39)
Di lain pihak, Islam selalu menanamkan dalam jiwa manusia rasa tanggung jawab sosial,
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara, dan mengikutsertakan setiap
orang dalam usaha menegakkan kemaslahatan umum.
Al-Qur'an menyatakan:
                            (‫)91 :تايزاذلا‬
"Dan dalam harta kekayaan mereka ada bagian hak yang dibutuhkan oleh yang meminta dan
miskin." (Adz-Dzariyat: 19)
Nabi bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur dengan perut kenyang,
sedangkan tetangganya kelaparan, dan dia mengetahuinya.” (Riwayat Al-Bazar)
Keempat, Stabil dan Berkembang
Al-Qur'an dan Sunnah mengandung petunjuk-petunjuk abadi dari Tuhan pencipta sekalian
alam, Tuhan yang tidak dibatasi oleh rentang waktu dan dimensi tempat memberi petunjuk-
petunjuk yang berkaitan dengan kepentingan perorangan maupun yang bertalian dengan
masyarakat, sampai hal-hal yang paling rinci dan sepele dalam kehidupan di dunia ini
sebagaimana yang telah kita singgung, apalagi hal-hal besar semacam politik (yang dikenal
dalam Islam dengan khilâfah dan Imâmah), masalah keamanan dan kriminalitas (yang
dikenal dalam Islam dengan hukum Jinayah), maupun pendidikan yang dikenal Islam dengan
ilmu Tarbiyah. Pokok-pokok itu semua telah diajarkan oleh Islam dan ditegaskan
kesempurnaannya pada pada saat nabi melaksanakan haji Wada, ketika wukuf di padang
Arafah, dengan turunnya firman Allah Swt:
                                                       (‫)3 :ةدئاولا‬
“Pada hari ini, telah kusempurnakan bagi kalian agama ini, telah kucukupkan nikmatku, dan
telah kuridhai Islam sebagai agama kalian.”
Salah satu kunci kestabilan dan elastisitas Al-Quran yang kekal dan abadi, sehingga tetap
seiring dan sejalan dengan perkembangan zaman ini adalah, dengan tetap terbukannya pintu
Ijtihad dan Qiyas dalam masalah-masalah yang belum timbul pada zaman nabi, namun Ijtihad
dan Qiyas (analogi) harus tetap berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Hadis, tidak boleh
menyeleweng daripadanya, karena pijakan dan dasar-dasarnya telah di atur di dalam Al-
Quran dan Hadis tersebut.
Dalam agama lain methode atau cara semacam ini, tidak ditemukan sama sekali!
Kelima, Universal dan Kemanusiaan
Firman Allah Swt:
                           (‫)701 :ءايةٌألا‬
“Tidaklah Aku mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam.” (Al-
Anbiya 107).
Menurut ajaran Islam, manusia itu semuanya sama, walau berlainan warna kulit, bahasa,
keturunan dan kebangsaannya. Nabi Saw bersabda:
Hadis lain:
(‫ك ه كى يٍ آدو وآدو يٍ ت ساة، ال ف ضم ن عسب ي ع هي أعجًي اال ب بن ت قوي )ان جدي ث‬
“Setiap orang dari kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah, tidak ada
perbedaan antara yang Arab maupun yang bukan Arab, semuanya sama, kecuali taqwanya”.
(Al hadis).
Islam berpandangan universal, global dan International, karena Islam untuk semua kalangan
dan bangsa. Sangat berbeda dengan agama lain semisal agama Kristen. Agama kristen hanya
diperuntukkan bagi kaum bani Israel. Nabi Isa sendiri yang telah mengatakan demikian, dan
ironisnya, mengapa orang-orang yang mengaku sebagai pengikutnya menyebarluaskannya
bahkan memaksakannya?
Di dalam Matius pasal 15 ayat ayat 24 disebutkan: "Ketika seorang perempuan dari Kanaan
datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati anaknya, lalu
apakah katanya ? Maka jawab Yesus: "Tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain, hanya
kepada segala domba yang sesat di antara Bani Israil".
Demikian juga di dalam Matius pasal 1 ayat 21 disebutkan: "Maka Ia akan beranakkan
seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia Yesus, karena Ia-lah yang akan
melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya". Sekali lagi melepaskan kaumnya. Kata
kaum di sini adalah “Bani Israil”, tidak lebih.
Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul pasal 5 ayat 31 juga disebutkan: "Ia inilah ditinggalkan
oleh tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat akan mengaruniakan tobat kepada
Bani Israil dan jalan ampunan dosa".
Kalau demikian adanya, orang dapat mengatakan, apakah faedahnya orang-orang Kristen
menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan Bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri
tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran
Yesus.
Keenam, mudah, rasional dan praktis
Ajaran Islam begitu mudah, masuk akal dan praktis. Baik Al-Qur'an maupun hadis nabi,
memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu dan menggunakan akal sehatnya.
“Dan sungguh telah Aku jadikan untuk isi Jahannam para jin dan manusia, yang punya hati
tidak digunakan untuk mengerti, punya mata tidak digunakan untuk melihat dan punya
telinga tidak digunakan untuk mendengar. Mereka tidak berbeda dengan hewan ternak,
bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A'raf 179).
Konsep agama Islam dalam masalah ketuhanan sangat masuk akal, tidak rumit dan njlimet
seperti agama lain. Salah satu contoh agama yang tidak masuk di akal adalah agama yang
menyembah bebatuan, patung, binatang dan arwah nenek moyang seperti hindu. Ada juga
yang menyembah banyak tuhan seperti budha dan Kristen.

Menurut ajaran Kristen, nabi Isa adalah Tuhan anak. Dan Allah tuhan Bapak, sedangkan
malaikat Jibril sebagai Roh Qudus, salah satu tuhan dari yang tiga atau trinitas, satu dalam
tiga, tiga dalam satu. Bagaimana bisa dikatakan tuhan itu tunggal kalau dia ada tiga? Kalau
sistem ketuhanan serumit itu dan tidak masuk akal, sangat bisa dipastikan ada tuhan yang
otoritas atau kesewenangannya terbatas atau dibatasi oleh tuhan lain, masuk akalkah ini?
Karenanya tidak mengherankan kalau ratusan ribu, bahkan jutaan orang-orang barat kini telah
memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan. Di Prancis saat ini, umat
Islam sudah berjumlah 7 juta jiwa, dan di Amerika Serikat agama Islam menjadi agama
tercepat kedua dalam hal pertumbuhannya.
Belum lagi masalah dosa warisan, bahwa setiap bayi yang lahir dari perut ibunya memiliki
dosa warisan dari Nabi Adam dan Hawa karena durhaka kepada Allah Swt dengan memakan
buah khuldi, hingga diturunkan ke bumi. Seorang anak yang tidak tahu-menahu, bukan
karena perbuatannya, telah ditimpakan dosa?! Berarti kalau anak kecil itu meninggal dunia,
maka dia akan masuk neraka, dimanakah keadlilan Tuhan? Sangat kontras dengan Islam,
bahwa setiap anak yang baru dilahirkan adalah suci sampai ia mencapai usia akil-balig.
Bernard Shaw berkata: "Saya menghormati agama Muhammad, karena vitalitasnya yang
mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama yang jelas bagi saya. Saya
telah mempelajari kehidupan orang ini, orang yang sangat mengagumkan, diapun sangat jauh
dari sifat anti Kristus, dialah semestinya yang mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan.
Ketujuh, Ajaran-ajarannya Terpelihara dari Perubahan
Ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula sejak 14
abad yang lalu, tanpa berganti satu hurup pun. sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt
dalam Al-Quran:
ٌ‫إَ ب َ حٍ َ زن ُب ان رك س وإَ ب نّ ن حبف طو‬
“Kamilah yang telah menurunkan Al-Quran dan kamilah yang akan menjaganya”
Hal ini diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson dalam bukunya
"Literary History of the Arabs" pada halama 413 menyatakan:
"Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap phase
hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga
kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti
perkembangan Islam sejak permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada
bandingannya dalam agama-agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama
lainnya."
Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dulu, sekarang dan yang akan
datang. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat manusia ke dalamnya
dari semua kalangan. Mereka semua yakin bahwa Islam adalah agama yang hak dan benar,
jalan hidup yang lurus yang seharusnya dilalui oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik
mereka di waktu-waktu yang akan datang, para manusia yang jiwanya bersih dan ikhlas
dalam mencari kebenaran.

                                            .
Khutbah kedua


                                      . ‫.دعة اوأ‬
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt...
Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, munkarat masih sangat merajalela.
Tindak Kriminalitas, aksi pornografi dan pendidikan mesum kian semarak. Baik tabloid,
majalah dan CD-CD porno begitu mudahnya didapatkan, para selebritis dan artis yang ada
cenderung meniru gaya Inul, bahkan kian menjadi dan semakin parah.

Di sini saya hanya ingin mengatakan, bahwa membina diri, keluarga maupun keturunan kita
di jaman ini untuk menjadi manusia-manusia bertauhid dan berbudi luhur tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan usaha, upaya dan kegigihan. Kalaulah kita
mempunyai keturunan, marilah kita arahkan mereka untuk menjadi manusia-manusia yang
berbudi luhur dan selamat baik di dunia maupun di akhirat, namun bukan hanya dengan
menitipkannya di sekolah atau di pengajian, tetapi perlu adanya tindakan pro-aktif dari para
orang tua itu sendiri, sebab pengaruh orangtua atau keluarga sangatlah besar dalam
membentuk watak dan kepribadian anak. Masa depan anak dan keluarga baik di dunia
maupun di akhirat, merupakan tanggungjawab para pimpinan keluarga, karenanya Allah
mengatakan:
                                 (‫)6 :ويزحتلا‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.



                                                                                          .

                                                            !
MEMBENTUK MUSLIM SEJATI
                            Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A

                                     Khutbah Pertama




                                                           ।
                                           ।
                           ।

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt…
Selaku khatib Jumat kali ini, izinkanlah saya berwasiat baik bagi diri saya pribadi, maupun
bagi hadirin sekalian, untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada
Allah Swt. Lebih dari 50 kali di dalam Al-Quran Allah Swt berfirman: Ittaqullâh,
bertakwalah kamu sekalian kepada Allah! Pengulangan yang teramat sering ini menunjukkan
bahwa, takwa sangatlah penting artinya bagi setiap muslim. Karena hanya dengan takwa
kepada Allah sajalah, kita akan dapat hidup bahagia, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Melalui khutbah Jum‟at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi tentang bagaimana
kiat membentuk diri ini menjadi seorang muslim sejati?

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh...
Saat ini, banyak orang mengaku dirinya sebagai muslim. Data statistik dunia terakhir
menunjukan ada 1,7 milyar lebih di dunia ini jumlah penduduk dunia yang beragama Islam.
Tapi, dari sekian jumlah yang ada itu, sangat sedikit yang memiliki kepribadian sebagai
seorang muslim. Selebihnya, mempunyai kepribadian terpisah (split personality). Orang
semacam ini agamanya saja sebagai muslim, namun, perilaku, sikap, dan tindakannya sama
sekali tidak menunjukkan keislamannya. Kalau demikian adanya, bagaimana Islam dapat
menjadi rahmah? Jika para pemeluknya tidak memahami, menghayati dan mengamalkan
Islam? Persis seperti apa yan telah disinggung oleh rasulullah Saw:




                                                                 (‫)5473 :دّاد يبأ ىىض‬
Rasulululullah Saw bersabda: “suatu saat nanti kalian akan dikeroyoki oleh berbagai suku
bangsa seperti mereka mengeroyoki makanan”. Salah seorang bertanya: “Apakah kami saat
itu minoritas ya Rasululullah?” “Tidak”, jawab Rasulullah, “bahkan kalian saat itu mayoritas,
tetapi hanya bagai busa. Allah hilangkan rasa takut di hati musuh-musuh kalian dan Allah
tumbuhkan di dalam hati kalian kehinaan! Lantas ada yang bertanya: “Kehinaan bagaimana
ya Rasululullah?” Nabi pun menjawab: “cinta dunia dan takut mati”.

Lihatlah kondisi masyarakat kita saat ini yang berada dalam keadaan lemah, hina, rendah diri,
terbelakang, dan ditimpa berbagai krisis maupun perpecahan. Lengkap sudah segala
penderitaan yang ada, berbagai simbol negatif pun tersematkan di dada-dada bangsa kita,
bangsa yang tidak beradab dan tidak bermoral! Padahal dahulu Indonesia di kenal sebagai
bangsa yang sangat santun dan welas asih! Mengapa ini bisa terjadi? Nyawa manusia lebih
rendah harganya dari sekarung beras. Hanya karena gara-gara dituduh mencuri uang sepuluh
ribu rupiah, seseorang dapat menemui kematiannya. Atau hanya karena sepedanya dipinjam
tanpa ijin, seseorang berani membunuh kawan sekerjanya sendiri. Di mana-mana kerusakan
merajalela, kebodohan, dekadensi moral dan hal-hal negatif lainnya. Indonesia telah
mengalami krisis diberbagai aspek kehidupan, krisis multi dimensial!

Kondisi semacam ini tidak mungkin terus menerus dibiarkan. Siapapun yang merasa sebagai
muslim yang memiliki ghirah (semangat) keislaman, tidak akan merelakan hal ini. Agama
kita bukan agama fardiyah (individual), tetapi agama pemersatu (ummatan wahidah), bahkan
satu jasad. Jika sakit salah satu anggota tubuh, maka yang lain akan merasakannya. Islam
bukan hanya agama ibadah. Tetapi merupakan the way of life (jalan hidup) yang paripurna,
mengatur segala urusan dunia-akhirat. Agama kita mengajak kepada wihdah (persatuan), al-
quwwah (kekuatan), al „izzah (harga diri), al-„adl (keadilan), dan juga kepada jihad
(perjuangan).

Maka, misi risalah Islam yang rahmatan lil „alamin (rahmat bagi seluruh alam) ini bertujuan
untuk memberikan hidayah (petunjuk) manusia pada agama yang haq, yang diridhoi Allah.
Fungsi Islam yang menyejukkan bagi seluruh umat manusia ini, tidak mungkin terwujud,
kecuali jika benar-benar diamalkan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian, atau
mempunyai jati diri sebagai seorang muslim. Karenanya, semua itu pasti berawal dari diri,
lalu keluarga, masyarakat dan lingkungan.

Sebagaimana kita tahu, hidup merupakan suatu perjalanan dari satu titik ke titik yang lain,
beranjak dari garis masa lalu, melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu
adalah sebuah sejarah, masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah cita-cita.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di
dunia ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan, kegelisahan,
rasa pesimis dan angan-angan. Jiwa-jiwa seperti itu,tidak mencerminkan jati diri seorang
muslim sejati. Rasulullah Saw bersabda:

“Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa kecuali kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia
bersabar, dan jika dilimpahkan kenikmatan ia bersyukur.”

Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh menghadapi kehidupan, karena ia telah
memiliki kepribadian yang utuh dalam menghadapi segala macam ujian hidup.

Untuk menjadi pribadi muslim sejati, sesuai dengan apa yang digariskan oleh Islam, sudah
semestinya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits, juga
telah dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi maupun salafus shâleh, yaitu pribadi yang sikap,
ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan rasul-Nya.
Nilai-nilai tersebut, jika disederhanakan, setidaknya ada sepuluh sifat yang mesti melekat di
dalam diri seorang muslim:

1. Salâmatul ‘aqîdah (Keyakinan yang benar)
Hidup di dunia ini bagai orang yang tengah mengadakan suatu perjalanan. Coba anda
bayangkan, seandainya dalam suatu perjalanan anda tidak mengetahui arah mana yang akan
anda tuju. Di terminal bus, di dermaga, atau di bandara, anda terduduk sambil bertanya
hendak kemanakah diri ini harus pergi? Apa yang akan terjadi? Sudah bisa dipastikan anda
akan mudah tersesat. Mengapa? Karena anda tidak mempunyai keyakinan pasti untuk sampai
kepada suatu tujuan. Demikian halnya dengan perjalanan seorang muslim di dunia ini, dia
harus mempunyai keyakinan yang lurus, sebagai sarat untuk dapat sampai kepada tujuannya.

Ada enam hal yang membuat seorang muslim yakin terhadap tujuan perjalanannya. Iman
(yakin) kepada keberadaan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, dan Qadla-Qadar.
Sebagaimana Sabda nabi Saw:




“Nabi Saw bertanya kepada Jibril As:”Beritahukan aku tentang iman? Jibril menjawab:
“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, Rasul-
rasul-Nya, hari kiamat, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun buruknya”.

Keyakinan terhadap Allah membuat Muslim selalu dalam keadaan optimis akan pertolongan-
Nya. Yakin terhadap Malaikat membuat Muslim menyadari bahwa makhluk Allah yang
paling taat ini, akan selalu mencatat segala perbuatannya di dunia, sehingga amal perbuatan
Muslim selalu dipenuhi dengan hal-hal positif. Yakin terhadap kitab, membuat muslim selalu
membaca panduan hidupnya setiap saat. Yakin terhadap Rasul, membuat Muslim
memantapkan langkahnya hidup di dunia, bahwa Allah tidak meninggalkannya tanpa
pemandu perjalanan yang panjang ini. Yakin terhadap hari akhir, membuat muslim tahu akan
tujuan akhirnya. Iman kepada qadla dan qadar membuat muslim menyadari akan tanggung
jawabnya hidup di dunia, sehingga tidak terjatuh pada keyakinan jabariyah atau keyakinan
qadariyah.

2. Shihhatul ‘Ibâdah (Ibadah yang benar)
Anda sekarang sudah yakin dengan perjalanan yang sedang anda lakukan ini. Tinggal
bagaimana anda harus melaluinya dengan baik, sehingga tidak tersesat. Karenanya, ibadah
adalah implementasi dari sebuah keyakinan. Yang perlu kita sadari adalah, bahwa ibadah
dalam Islam bukanlah merupakan taklif (pembebanan), melainkan tasyrif (pemuliaan) dari
Allah Swt. Ketika seorang manusia dijuluki oleh Allah „ibadullah, maka ia termasuk orang-
orang yang dikasihi-Nya.

Ibadah dalam Islam bukan hanya mencakup ritual keagamaan semata, semisal: shalat, zakat,
puasa dan haji, tetapi semua lini kehidupan di dalam memakmurkan dunia ini yang tidak
bertentangan dengan landasan Al-Quran dan Sunnah, semisal mencari nafkah secara halal,
berhubungan baik dengan keluarga, menuntut ilmu dan lain sebagainya. Sebagaimana
firmannya:



                                                                            (‫)01 :جعمجلا‬
“Jika shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia
Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.

Demikianlah, seorang Muslim harus memahami arti ibadah dengan benar. Ibadah yang benar
lahir dari aqidah yang benar. Ibadah yang benar adalah ibadah yang membawa pengaruh bagi
dirinya, orang lain dan melahirkan ketaqwaan.
3. Matînul Khulûq (Akhlaq yang kokoh)
Memang, menjadi orang baik itu sulit, namun amat mudah bagi yang memiliki tekad dan
kemauan. Awal dari segala sesuatu itu susah. Namun, jika anda sudah terbiasa, anda tidak
akan pernah mengatakannya sulit. Ingatkah Anda ketika pertama kali anda belajar naik
sepeda? Mungkin anda pernah berfikir, bagaimana caranya menjalankan sepeda yang hanya
mempunyai dua roda. Pertama yang anda lakukan adalah duduk di sadel, menurunkan kedua
kaki di tanah, dan tangan memegang kendalinya. Semuanya berjalan dengan baik. Lalu, salah
satu dari anda mulai untuk menggenjot sadel di satu sisinya. Anda gugup, baru beberapa
meter, anda kehilangan kendali dan ups… terjatuh.

Setelah beberapa kali mencobanya, anda sudah mulai terbiasa memegang kendali, menjaga
keseimbangan dan menggenjot pedal dengan nyaman. Anda sudah lupa, kesulitan pertama
kali menjalankannya, dan ternyata naik sepeda itu nikmat. Demikianlah, ketika anda berlatih
mengendalikan diri, membiasakan dengan hal-hal yang baik, dan menjauhi sikap-sikap yang
tidak berguna. Semakin dibiasakan, perilaku itu keluar dengan sendirinya secara otomatis.
Inilah yang disebut akhlaq, yaitu perilaku yang keluar secara otomatis, dan mencerminkan
ekspresi diri seseorang di segala tempat dan waktu. Jadi, akhlaq bukanlah perilaku
kondisional, yang hanya diekspresikan pada waktu-waktu tertentu saja, tetapi memiliki
akhlak yang komit, tidak fluktuatif, dan tidak berubah dalam kondisi bagaimana pun. Allah
Swt berfirman:
                  (‫)4 :ولقلا‬
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung". (QS. Al-Qalam :4)

4. Tsaqôfatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas)
Menjalani kehidupan di dunia ini tidak hanya sekedar mengandalkan keyakinan, ibadah dan
akhlaq. Siapapun orangnya, ketika sedang melakukan perjalanan pasti membutuhkan
pengetahuan tentang apa yang sedang ia tuju. Ketika anda hendak beranjak ke Kairo,
misalnya, anda tentu mencari informasi tentang kondisinya, cuacanya, budayanya,
makanannya, dan hal-hal lain yang perlu anda persiapkan sejak dini. Dengan informasi itulah
anda mampu mengira-ngira apa yang dapat anda kerjakan sekarang, untuk persiapan nanti.

Begitu pula halnya dengan kehidupan yang sedang kita jalani ini. Anda tentu membutuhkan
informasi-informasi yang diperlukan dalam melanjutkan perjalanan hidup. Wawasan itulah
yang akan memandu perjalanan hidup anda. Proses yang sedang anda jalani dalam hidup ini
juga tidak lepas dari pengalaman-pengalaman yang akan menjadi guru terbaik bagi anda.
Allah Swt berfirman:

                                                                                (‫)9 :زمشلا‬
“Katakanlah: “Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?” Sesunguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”.

Karenanya, bagi seorang muslim, mencari ilmu pengetahuan merupakan salah satu
kewajiban.

5. Quwwatul Badân (Tubuh yang kuat)
Kesempurnaan itu dambaan setiap orang. Masing-masing akan mencoba mencapai
kesempurnaan diri, sesuai dengan kemampuannya. Dengan kekuatan itulah setiap orang akan
berusaha mencapai keseimbangannya. Seahli apapun anda mengendarai sepeda, jika ban di
rodanya kempes, tentu anda tidak akan dapat berbuat banyak, hingga ban itu baik kembali.

Karenanya, persiapkanlah jasmani Anda sebaik mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanan
anda secara vit dam prima. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam
yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah
dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Nabi bersabda:



                                                                 (‫)دمحأّ ٍجام ىباّ ملضم‬
"Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”.
(HR. Muslim, Ibnu majah dan Imam Ahmad)

Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan
pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Namun demikian, sakit
tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi.

6. Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah)
Sekarang, anda sudah sedikit-banyak, mengerti tentang bagaimana seharusnya menempuh
perjalanan hidup ini. Sebagaimana seseorang yang sedang dalam perjalanan, anda harus
mempunyai dua bekal. Pertama, bekal persiapan untuk tujuan akhir nanti setelah sampai
tujuan. Yang kedua, bekal dalam perjalanan.

Nah, begitu pula di dunia ini. Hidup di dunia adalah suatu perjalanan, tujuan kita adalah
akhirat. Namun, persiapan bekal untuk akhirat, tidak menutup kita untuk mempersiapkan
bekal dalam perjalanan hidup di dunia ini untuk diri sendiri dan keluarga. Rasulullah pernah
mengingatkan kita untuk bisa menyeimbangkan antara keduanya. “Bekerjalah untuk
duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramal buat akhiratmu, seakan-akan
kau akan menemui ajal esok pagi.”

Agama kita melarang umatnya untuk bersikap santai, bermalas-malasan dan bertopang dagu.
Para sahabat mencontohkan, jika terdengar adzan maka mereka segera ke masjid, jika selesai
melaksanakan kewajibannya maka mereka kembali bertebaran di muka bumi untuk kembali
melanjutkan usahanya sambil berdoa,”Ya Allah, kami telah memenuhi panggilan-Mu dan
telah melaksanakan apa yang telah Engkau wajibkan, sekarang kami menyebar (berusaha)
sebagaima Engkau perintahkan, maka berilah kami rizki karena Engkaulah sebaik-baik
Pemberi Rizki.

7. Nâfi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya)
Banyak orang yang menyangka, bahwa keberhasilan adalah semata-mata kesuksesan yang
diperoleh seseorang secara individu. Kita akan merasa bangga telah berhasil memperoleh
gelar sarjana, majister, atau bahkan doktor. Atau kita merasa bangga telah memperoleh
keuntungan bermilyar-milyar, masuk dalam kantong sendiri. Benarkah itu yang disebut
keberhasilan dalam pribadi seorang Muslim?

Seorang muslim yang berhasil adalah yang mampu menjadi pelita bagi sekelilingnya. Ia
mampu menerangi keluarga dan masyarakatnya, dengan sikap, perilaku, ilmu, harta, dan amal
nyata. Pantulan dirinya sebagai muslim benar-benar dirasakan, sehingga dapat menebar
kesejukan orang-orang yang bersamanya. Sebaik-baik muslim adalah yang bisa memberi
manfaat bagi orang lain. Relevan dengan sabda Rasulullah Saw:

                                                                               (‫)دمحأ ٍاّز‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang selalu diharapkan kebaikannya dan aman dari
kejahatannya, adapun seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya
dan tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Ahmad)

8. Hârisan ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu)
Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal
fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

Banyak masalah yang timbul, karena seseorang tidak mampu mengatur waktunya dengan
baik. Ia tidak bisa mencapai target dari rencana. Ia kehilangan beberapa momen penting,
hanya karena waktu yang telah berlalu begitu saja di hadapannya. Untuk itu, pribadi Muslim
selalu siap dengan situasi dan waktu. Ia dapat mengatur seberapa banyak waktu untuk
beribadah mahdhah, dan untuk bermu‟amalah. Semuanya perlu diatur sehingga seimbang.

Waktu adalah kehidupan, sehingga orang yang tidak bisa mengatur waktu akan kehilangan
momen hidupnya, bahkan bisa tergilas dengan waktunya sendiri. Sebagaimana pepatah Arab
mengatakan:

                                    !‫ال ْق د ك ال س يف ف إى ل ن ذ قطع ت َ ف إً َ ق ط عك‬
“Waktu itu bagaikan sebilah pisau, jika tidak kamu gunakan untuk memotong, niscaya ia
yang akan memotongmu!”

Sehingga seorang muslim tidak akan menjadi manusia yang merugi sebagaimana yang
disinyalir dalam QS. Al Ashr:1-3.

9. Munâzhzhoman fi syu’ûnihi (Mampu mengatur urusannya)
Hidup kita di dunia ini penuh dengan berbagai aktifitas yang luar biasa banyaknya. Karena
itu, sebagai seorang muslim harus pandai untuk memilah dan memilih, mana saja aktifitas
yang sesuai dengan pandangan hidupnya sebagai seorang muslim berdasarkan skala prioritas.
Karena pada prinsipnya, tugas atau kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan,
profesionalisme harus selalu diperhatikan. Nabi bersabda:

10. Mujâhidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu)
Mujâhadatunnafs merupakan salah satu upaya yang mesti bagi setiap pribadi muslim, karena
setiap manusia memiliki kecenderungan kepada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya tekad dan
kesungguhan. Karena hawa nafsu adalah sebesar-besarnya jihad di dalam Islam, seperti apa
yang telah dikatakan oleh Sayidina Ali Karamallahu wajhah sepulangnya dari peperangan
Badar Al-Kubra yang dahsyat dengan mengatakan masih ada jihad yang lebih besar lagi
daripada peperangan yang baru saja berlalu. Dalam kesempatan lain Nabi Saw mengatakan:
(‫ال ي ؤيٍ أحدك ى ح تي ي كوٌ ْواِ ت ب عب ن ًب ج ئت ب ّ )زواِ احبك ى‬
"Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (ajaran Islam)". (HR. Hakim)

Demikianlah sepuluh sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim agar menjadi muslim sejati
sebagaimana yang digariskan oleh Al-Quran dan Sunnah. Hal tersebut tidak akan kita miliki,
kecuali dengan amal usaha yang sungguh-sungguh, melalui pendidikan dan pengarahan yang
intensif secara berkesinambungan dan kontinyu, hingga akhir hayat kita. Orang yang
memiliki kesepuluh sifat ini, insya Allah dapat diandalkan dalam memikul Misi Risalah
Islam. Dengan kesepuluh sifat ini, Islam akan benar-benar memancarkan rahmatan lil
„alamin..

                                            .

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah Swt...
Saat ini, ummat sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang dapat menyelamatkan mereka dari
kebingungan, keterpecahan dan keterpurukan. Siapa lagi kalau bukan anda? Diharapkan kita
semua menjadi orang yang dapat menyelesaikan masalah, bukan malah sebaliknya, menjadi
orang yang bermasalah atau suka bikin masalah !?
URGENSI SHOLAT
                                   Oleh: Marhadi Muhayar
                                      Khutbah Pertama




                                                                                    .
  ‫ال لِن ص لي ع لي س يدً ا هذود خاذ ن األً ث ياء ّال وس س ل يي ّع لي آل َ ال طاُسي ي‬
              .‫ّأ صذات َ ال ط ي ث يي ّهي ذ ث عِن ت إد ساى ال ي ي ْم ال دي ي. أها ت عد‬
                                                                                                            .
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....

Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bahwa shalat adalah tiang agama. Kewajiban dan
syi'ar agama Islam yang paling utama adalah shalat.

                          ‫.ال ص الج عواد ال دي ي، ف وي أق اهِا ف قد أق ام ال دي ي ّهي ذ سكِا ف قد ُدم ال دي ي‬

"Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama,
namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah menghancurkan agama."

Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya
dari manusia pada hari kiamat kelak.


      . (‫ي وأحًد واب ٍ يبجّ(ذيوزتلا ِاوز‬

“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya.
Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak,
maka rugi dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna,
maka Allah Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia
suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat
sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi,
Ahmad dan Nasa‟i).

Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang
membedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana
ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya:
                                                                                 )
"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa‟i,
Tirmidzi dan Ahmad).

Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan
masyarakat Islam.
Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu termasuk
sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun terus menerus mengabaikan
shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Allah
SWT berfirman:
(‫)84 :تالسزولا‬
"Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan kerjakanlah shalat, maka mereka enggan
mengerjakannya." (Al-Mursalat: 48).

Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan
keji dan munkar.
                          (‫)54 :توةكٌعلا‬
Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar (Al-Ankabut: 45)

Namun pada kenyataannya, mengapa ada dari kita yang tidak menjadikan shalat sebagai
pencegah kekejian dan kemunkaran? Mengapa ibadah shalat kita tidak mempunyai pengaruh
sama sekali dalam kehidupan kita sehari-hari? Mengapa ada dari kita, bahkan tidak sedikit, ia
juga mendirikan shalat tapi ia juga berbohong. Dia shalat, tapi dia juga mencuri. Dia shalat,
tapi dia juga mempermainkan perempuan, dia tidak segan-segan berkata cabul dan jorok. Dia
shalat, tapi di lain waktu dia juga tidak pernah alpa untuk selalu hadir di depan televisi
menonton acara-acara vulgar dan tidak mendidik.

Tidak jarang, ada yang shalat tapi dia juga melakukan segala macam ma‟siat dan munkarat.
Terkadang dia kelihatan shalat, tapi terkadang dia juga mabuk-mabukan, dia teler, dia minum
Wisky, Brandy, Sempain. Dia kadang shalat, tapi dia juga kadang neggak pil haram, dia
ngeplay, ngegele, ekstacy, sabu-sabu. Mengapa ini terjadi? Kok bisa ini terjadi? Salahkahkah
firman Allah? Dustakah Dia? Jawabnya: Tidak. Sama sekali Allah tidak berdusta! Sama
sekali Allah Swt tidak salah!

Lau mengapa itu semua bisa terjadi. Itu semua terjadi, karena ibadah yang kita lakukan hanya
simbolis belaka. Hanya ritual sehari-hari yang tidak dimengerti dan dihayati sama sekali!
Kita shalat hanya bagai “boneka bergerak” yang tunggang-tonggeng saja. Hampa dari nilai-
nilai shalat itu sendiri. Ini terjadi karena hati kita masih kotor. Hati kita tidak ikhlas dalam
melaksanakan shalat. Kita merasa sangat terpaksa dan terbebani dalam melaksanakan shalat.
Lalu bagaimana hal itu dapat mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar, kalau dalam
shalat saja kita tidak meresapi dan menghayati makna shalat dalam kehidupan kita sehari-
hari. Makanya sangat wajar kalau ada di antara kita, yang suka shalat tapi kekejian dan
kemunkaran jalan terus. Mengapa? Karena shalatnya menyimpang dari apa yang Allah Swt
gariskan. Allah Swt berfiman:
                                          ( ‫)2-1 :ٌوٌوولا‬
“Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang melakukan shalatnya secara khusyuk.”
(al-Mukminun: 1-2).

Khusyuk di sini adalah melaksanakan shalat secara baik dan benar karena hanya takut kepada
Allah Swt semata, bukan karena riya dan sombong. Karenanya, kita tidak perlu heran kalau
di antara orang-orang yang shalat banyak yang celaka. Kok ada orang yang rajin shalat tapi
celaka? Ada!

                                                                                             (4)

“Maka celakalah bagi orang-orang yang melakukan shalat.” Lhoh kok celaka?
                                                       ( ‫)7 :ٌوعاولا‬
“Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan tidak mau
menolong dengan hal-hal yang bermanfaat.” (Al Maa‟uun: 7).
Orang-orang beriman yang melaksanakan shalat seara baik dan benar, secara tepat waktu dan
dengan menghayati makna yang terkandung di dalam shalat, insya Allah dia tidak terjerumus
ke dalam kekejian dan kemunkaran dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah....

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang meyakini adanya hari perhitungan di akhirat kelak,
sebagai sebuah perjanjian yang mengikat antara hamba dengan khaliknya. Pada sisi ini, shalat
merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan
Allah Swt. karena ketika seorang muslim terombang-ambing di dalam bahtera kehidupan,
maka datanglah shalat menyelamatkannya ke tepian rahmat Allah Swt. Ketika dia dilupakan
oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika dia diliputi oleh
dosa-dosa dan hatinya penuh „debu kelalaian', maka datanglah shalat untuk
membersihkannya. Ia merupakan „kolam renang‟ ruhani yang dapat membersihkan ruh dan
menyucikan hati, lima kali dalam sehari semalam, sehingga tidak tersisa kotoran sedikit pun.

Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu dilaksanakan
dengan cara berjamaah dan adanya adzan.

Karena begitu pentingnya arti shalat berjamaah, hampir-hampir Rasulullah Saw membakar
rumah suatu kaum karena mereka ketinggalan dari shalat berjamaah dan melakukan shalat di
rumah mereka masing-masing.

Shalat berjamaah dalam Islam sangatlah penting, kecuali bagi yang uzur syar‟i semisal sakit,
tua renta, dan musafir. Saking pentingnya, arti shalat berjamaah, Islam mewajibkannya
meskipun di tengah-tengah peperangan yang dikenal dengan shalat Khauf.menekankan
kepada kita untuk senantiasa mendirikan shalat secara berjamaah, walaupun di tengah-tengah
peperangan, yang dikenal dengan shalat "Khauf." Shalat ini merupakan shalat berjamaah
yang khusus dilakukan pada saat peperangan di belakang satu imam dengan dua tahapan.
Pada tahap pertama sebagian orang-orang yang ikut berperang shalat terlebih dahulu satu
rakaat di belakang imam, kemudian meninggalkan tempat shalat untuk menuju ke medan
perangnya dan menyempurnakan shalatnya di sana, kemudian pada tahapan berikutnya
datanglah sebagian yang semula menghadapi musuh, untuk mengikuti shalat dibelakang
imam.

Ini semua mereka lakukan dengan membawa senjata perang dan dengan penuh kewaspadaan.
Mengapa ini semua mereka lakukan? Semata-mata agar tidak seorang pun dari mujahidin
yang kehilangan keutamaan shalat berjamaah yang sangat ditekankan oleh Islam. Perihal
tentang shalat ini lebih jauh, Allah Swt menjelaskannya pada surat (An-Nisa': 102):

Ayat ini selain menunjukkan kedudukan shalat berjamaah juga menunjukkan betapa
pentingnya kedudukan shalat itu sendiri. Berlangsungnya peperangan, siap siaganya musuh
dan kesibukan dalam berjihad fi sabilillah itu tidak menggugurkan kewajiban shalat. Tetapi
tetap wajib dilaksanakan dengan cara semampunya, walaupun tanpa ruku', sujud dan
menghadap kiblat ketika dalam peperangan yang serius. Cukuplah dengan berniat ketika
dalam kondisi darurat dan melakukan apa saja yang mungkin dikerjakan seperti tilawah,
isyarat berdzikir dan sebagainya.

Shalat juga memiliki keistimewaan dengan adzan, itulah seruan Rabbani yang suaranya
menjulang tinggi setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan masuknya waktu shalat,
mengumumkan tentang aqidah yang asasi dan prinsip-prinsip dasar Islam, meliputi, "Allahu
akbar (Allah Maha Besar) empat kali, Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah, dua kali. Hayya'alashshalaah dua kali. Hayya 'alalfalaah, dua kali,
Allahu akbar, dua kali, kemudian membaca laa ilaaha illallah."

Adzan ini layaknya 'lagu kebangsaan' bagi ummat Islam yang didengungkan dengan suara
tinggi oleh muadzin, lalu dijawab oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka
bersama-sama ikut mengulang secara serempak kalimat-kalimat adzan yang didengar, untuk
menghunjamkan nilai-nilainya dalam jiwa dan membuktikannya dalam akidah dan akhlak
sehari-hari..

Shalat, sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam
kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah
dengan keteraturannya, dilaksanakan di rumah Allah dengan kekhusu‟annya, penampilan
yang rapih, bersih dengan kesuciannya, menghadap ke kiblat' dengan ketepatan waktunya,
maupun kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, pujian, bacaan, maupun
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini
semuanya maka shalat mempunya nilai lebih dari hanya sekedar ibadah. Sesungguhnya shalat
merupakan sistem hidup, manhaj pendidikan dan pengajaran yang sempurna, yang meliputi
(kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah
untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Karenanya, jiwa pun menjadi lapang
dan tenang.

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah...
Shalat merupakan tathbiq 'amali (contoh kongkrit) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam
aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Sehigga nilai persaudaraan,
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan
orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah.

Imam Asy-syahid Hassan Al Banna berkata, dalam menjelaskan shalat secara sosial, setelah
beliau menjelaskan pengaruh shalat secara ruhani: "Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas
pribadi, tetapi shalat itu sebagaimana disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai
aktifitasnya yang zhahir dan hakikatnya yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil
(sempurna) untuk mentarbiyah ummat yang sempurna pula. Shalat itu dengan gerakan tubuh
dan waktunya yang teratur sangat bermanfaat untuk tubuh, sekaligus ia merupakan ibadah
ruhiyah. Dzikir, tilawah dan doa-doanya sangat baik untuk pembersihan jiwa dan
melunakkan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,
sementara AL Qur'an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan,
sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan
akalnya pun mendapat gizi. Maka kesempurnaan manakah dalam pendidikan manusia secara
individu setelah ini? Kemudian shalat itu dengan disyaratkannya secara berjamaah, maka
akan bisa mengumpulkan ummat lima kali setiap hari dan sekali dalam satu pekan dalam
shalat jum'at di atas nilai-nilai sosial yang baik, seperti ketaatan, kedisiplinan, rasa cinta dan
persaudaraan serta persamaan derajat di hadapan Allah yang Maha Tingi dan Besar. Maka
kesempurnaan yang manakah dalam masyarakat yang lebih sempurna daripada masyarakat
yang tegak di atas pondasi tersebut dan dikuatkan di atas nilai-nilai yang mulia?

Sesungguhnya shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna bagi individu
dan pembinaan bagi membangun ummat yang kuat. Shalat yang lurus dan sempurna, bisa
membawa dampak kebaikan bagi pelakunya dan bisa membuang sifat-sifat buruk yang ada.
Shalat telah mengambil dari "Komunisme" makna persamaan hak dan persaudaraan yaitu
dengan mengumpulkan manusia dalam satu tempat yang tidak ada yang memiliki kecuali
Allah yaitu Masjid; dan Shalat telah mengambil dari"kediktatoran" makna kedisplinan dan
semangat yaitu dengan adanya komitmen untuk berjamaah' mengikuti Imam dalam setiap
gerak dan diamnya, dan barang siapa yang menyendiri, maka ia akan menyendiri dalam
neraka. Shalat juga mengambil dari "Demokrasi" suatu bentuk nasehat, musyawarah dan
wajibnya mengembalikan Imam ke arah kebenaran apabila ia salah dalam kondisi apa pun.
Dan shalat biasa membuang segala sesuatu yang jelek yang menempel pada semua ideologi
tersebut di atas seperti kekacauan Komunisme, penindasan diktaktorisme, kebebasan tanpa
batas demokrasi, sehingga shalat merupakan minuman yang siap diteguk dari kebaikan yang
tidak keruh di dalamnya dan tidak ada keruwetan"

Ma‟asyral muslimin rahimakumullah....
Umat Islam telah sepakat, bahwa siapa saja yang meninggalkan shalat karena menentang
kewajiban shalat dan karena menghinanya maka ia telah kafir. Tidak seorang pun di antara
para Imam Mazhab, semisal baik Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‟i, Imam
Ahmad bin Hambal, Imam Daud Azhahiri, Imam Ishaq maupun yang lainnya yang
mengatakan bahwa shalat bagi seorang muslim boleh dikerjakan dan ditinggalkan
sekehendak hatinya. Allah Swt berfirman:
                                 (‫)301 :ءاسٌلا‬
“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang waktunya
telah ditentukan”. (An-Nisa: 103)

Oleh karena itu, bukanlah dikatakan masyarakat yang Islami, apabila ada masyarakat uang
hidup tanpa ruku' dan sujud kepada Allah SWT, dan mereka tidak memperoleh sanksi atau
pengajaran dengan alasan bahwa manusia itu mempunyai hak kebebasan untuk berbuat.
Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang menyamakan antara orang-orang yang shalat
dan orang-orang yang tidak shalat, apalagi mengutamakan orang-orang yang tidak shalat, dan
menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin orang Islam.

Bukanla masyarakat Islami, mereka yang membangun perkantoran-perkantoran, lembaga-
lembaga, pabrik-pabrik dan sekolah-sekolah, sementara di dalamnya tidak ada masjid yang
dipergunakan untuk shalat dan didengungkan suara adzan.

Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang tidak mengajarkan shalat kepada putera-
puterinya di sekolah-sekolah dan di rumah-rumah, sejak masa kanak-kanak.


                                                                                           .
                                     Khutbah Kedua




                                                                                           .
Ma’asyral muslimin rahimakumullah....
Seorang doktor di Amerika Serikat telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang dia
jumpai dalam penyelidikannya. Dia seorang doktor dalam bidang neurologi.
Setelah memeluk Islam, dia amat yakin dengan model perobatan yang disinggung Al-Quran
dan Hadis, mulai dari manfaat puasa, madu, habbatul barakah (biji hitam/black seed) dan lain
sebagainya.

Ketika dia ditanya bagaimana dia bisa memeluk agama Islam, doktor tersebut memberitahu
bahwa sewaktu beliau melakukan riset (kajian) urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di
dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.

Setelah membuat kajian yang cukup memakan waktu, akhirnya dia mendapat hasil bahwa
darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia kecuali pada saat seseorang itu
sedang sujud, seperti ketika melaksanakan ibadah shalat. Urat saraf tersebut memerlukan
darah hanya untuk sukatan tertentu saja. Keseimbangan kadar darah yang dibutuhkan oleh
urat saraf tersebut mengikuti jadwal waktu sembahyang yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah
keagungan ciptaan Allah.

Oleh karenanya, bagi orang yang tidak melaksanakan shalat, urat saraf otaknya tidak
sempurna dalam menerima darah secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....
Kesimpulannya, makhluk Allah yang bergelar manusia jika tidak melaksanakan shalat sesuai
yang diajarkan oleh Islam, apalagi dia tidak beriman, walau pun akal mereka kelihatan
berfungsi secara normal, tetapi sebenarnya dalam suatu kondisi, mereka kehilangan
kesempurnaan berpikir dan kurang pertimbangan dalam membuat keputusan yang normal
dan bijakasana.

Justeru itu, kita tidak perlu heran jika kita menjumpai seseorang yang kadang kala tidak
segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya,
walaupun apa yang mereka lakukakn adalah salah. Untuk itu, kita tidak perlu aneh dan heran,
jika timbul berbagai macam gejala dan penyakit sosial di masyarakat. (Berita ini dinukil dari
koran Arab News, 7 Januari 1987).

                                                                                . ‫جمصع ٍّ يذلا اىىيد اىل حلصأ مٍللا‬
    ‫أهسً ا ّأ ص لخ ل ٌا دً ياً ا ال ري ف يِا ه عا ش ٌا ّأ ص لخ ل ٌا آخسذ ٌا ال ري إل يِا ه عادً ا ّاج عل ال ذ ياج شي ادج ل ٌا‬
     ‫ف ي ك ل خ يس ّاج عل ال وْخ زادح ل ٌا هي ك ل شس. ال لِن أد سي عاق ث ر ٌا ف ي األه ْز ك لِا ّأجسً ا هي خصي ال دً يا‬
   ‫اب اآلخ سج. ال لِن اق سن ل ٌا هي خ س ي رك ها ذ ذْل ت َ ت ي ٌ ٌا ّت يي ه ع ص ي رك ّهي طاع رك ها ذ ث ل غ ٌا ت ِا ّعر‬
       ‫ج ٌ رك ّهي ال ي ق يي ها ذ ِْى ت َ ع ل ي ٌا ه صائ ة ال دً يا ّه ر ع ٌا ت أ سواع ٌا ّأت صازً ا ّق ْذ ٌا ها أد ي ي ر ٌا‬
   ‫ّاج عل َ ال ْازز ه ٌا ّاج عل ث أزً ا ع لي هي ظ لو ٌا ّاً صسً ا ع لي هي عاداً ا ّال ذ ج عل ه ص ي ثد‬

                                                                                                                          .
                                                                                                                     . ّ‫مقأ‬
                                                                                                                  .‫ال ص الج‬
Intisari khutbah Jum‟at, 31 Maret 2006 M / 01 Rabi‟ul Awal 1427 H)

Oleh : Prof.DR.H. Didin Hafiduddin

Banyak orang yang menduga bahwa kemakmuran dan kesejahteraan merupakan akibat
dari tingkat kesuburan. Semakin subur suatu negeri, maka akan semakin makmur dan
sejahtera masyarakatnya. Pendapat ini tentu tidak semuanya salah, tetapi juga tidak
semuanya benar. Dalam realitas kehidupan, ada negeri dan daerah yang subur
kemudian masyarakatnya makmur dan sejahtera, tetapi ada pula negeri dan daerah
yang tidak subur rakyatnya makmur dan sejahtera. Sebaliknya, adapula negeri dan
daerah yang subur tetapi rakyatnya miskin.Kalau kita memperhatikan Al-Qur‟an, maka
faktor utama kesejahteraan dan kemakmuran adalah perilaku yang baik, yang sesuai
dengan ketentuan Allah SWT. Walaupun negerinya subur, tetapi pemimpin dan rakyat-
nya durhaka, maka yang terjadi adalah kehancuran dan keterpurukan.


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an :




Artinya : “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman dan tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah ; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat” (QS. 16 An-Nahl 112).

Dalam sebuah hadits, riwayat Imam Thabrani dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda

:




Artinya : “Rasulullah SAW bersabda : “(Ada) lima perbuatan (yang akan mengakibatkan)
lima malapetaka :1. Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan
dikendalikan oleh musuh-musuh mereka, 2. Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu
yang bukan diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kekafiran,3. Tidaklah merajalela di
suatu tempat perzinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa
kematian, 4. Tidaklah mereka mempermainkan takaran / timbangan atau kwalitas suatu
barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau
panjang, dan5. Tidaklah mereka mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunnya
hujan yang membawa keberkahan” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). Sebaliknya, dengan
keimanan dan ketaqwaan yang tercermin perilaku keseharian, akan menyebabkan
turunnya keberkahan.


Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an :



                                      .Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-
negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya” (QS. 7 Al-„Araf 96).

Perilaku yang baik ini, yang harus dimiliki oleh masyarakat dan bangsa, terutama para
pemimpinnya adalah amanah, jujur dan terpercaya. Di samping memiliki keahlian dalam
bidangnya masing-masing. Orang yang amanah pasti akan mendapatkan rizki dan
kesejahteraan dalam hidupnya. Sebaliknya, khianat, culas dan korup akan melahirkan
kefakiran. Dalam sebuah hadits, riwayat Imam ad-Dailamiy,


Rasulullah SAW bersabda :                                                    , artinya :
“Sifat amanah itu akan menarik (mendatangkan) rizki, dan sifat khianat itu akan
menarik (melahirkan) kefakiran” (HR. Ad-Dailamiy).

Ada suatu kisah yang menarik dalam Al Qur‟an, yaitu kisah Nabi Yusuf AS, yang mampu
membawa kesejahteraan masyarakatnya, dan masyarakat di sekitar negeri Mesir,
karena beliau dan pejabat di negeri Mesir ketika itu memiliki sifat hafidzun, alimun, yaitu
amanah, terpecaya dan ahli atau profesional dalam bidangnya. Dalam hal ini perhatikan

firman Allah dalam Al-Qur‟an:                                                       ,
artinya : “Berkata Yusuf : “Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya
Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan” (QS. 12 Yusuf : 55).

Dalam sejarah Islam pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang tidak lama,
hanya + 22 bulan, ternyata tidak ada orang yang menjadi mustahiq zakat dengan sebab
kejujuran dan keadilan dalam segala bidang yang dilakukan oleh beliau dan
pemerintahannya.Amanah dan profesionalisme akan menumbuhkan etos kerja yang
tinggi; Akan menumbuhkan etika kerja yang kuat; Akan menyebabkan orang berlomba-
lomba dalam mempersembahkan yang terbaik dan akan menyebabkan tumbuhnya
ta‟awun dan rasa solidaritas sosial yang tinggi antara sesama anggota masyarakat.
Kalau sudah begitu, maka akan lahirlah masyarakat yang adil, masyarakat yang
makmur, dan masyarakat yang sejahtera di bawah naungan ridha Ilahi.
Intisari khutbah Jum‟at, 24 Februari 2006 M / 25 Muharam 1427 H)


Oleh : Prof.DR.H.Moh. Ardani

Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia diberikan dalam bentuk ibadah.
Semua ibadah dalam Islam, baik dalam bentuk shalat, puasa, zakat, maupun haji,
bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat kepada Allah dan bahkan
merasa senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Allah Yang Maha
Suci dan dapat mempertajam rasa kesucian yang selanjutnya menjadi rem bagi hawa
nafsunya untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku.Dalam
ibadah terjadi kontak kegiatan jasmani dan rohani. Ibadah merupakan tanggapan batin
yang tertuju kepada Allah namun dibarengi dengan amal perbuatan yang bersifat lahir,
yang dilakukan oleh gerak-gerik jasmani.

Ibadah secara lahiriah dan batiniah seperti itu dapat difahami dari aspek pembawaan
hidup manusia sendiri yang bersifat dualistis yang terdiri dari dua unsur jasmani dan
rohani seperti disebut di atas. Kedua unsur itu menyatu dalam diri manusia.Manusia
adalah jasmani yang dirohanikan; dan manusia seutuhnya adalah rohani yang telah
menjasmani, maka badan manusia bukan hanya materi semata-mata atau kejasmanian
saja. Seluruh jasmani manusia dan segala gejalanya tidak sama dengan jasmani
binatang, karena kejasmanian manusia adalah jasmani yang dirohanikan dan di dalam
jasmani itu terdapat roh yang menjasmani.

Oleh karenanya tidak mengherankan jika peristiwa-peristiwa yang dialami manusia
secara jasmaniah akan mempengaruhi gerak batin dan rohaninya. Dan sebaliknya situasi
rohani seseorang juga akan tercermin dalam sikap dan tingkah laku lahiriah atau
jasmaniahnya.Dengan demikian manusia yang utuh diberi konsumsi ibadah yang utuh
pula. Dengan berbagai ucapan dan perbuatan dalam ibadah, rasa rohaniah dan rasa
moral menjadi lebih tajam. Lebih lanjut segala peristiwa rohaniah manusia berpengaruh
pada jasmaninya yang menggejala dalam kehidupan lahiriahnya; dan demikian pula
sebaliknya peristiwa yang dialaminya secara jasmaniah berpengaruh pada rohaninya
yang menggejala dalam kehidupan rohaniahnya.

Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Allah disembah seperti
penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif. Kata ibadah yang berasal
dari „abada‟, sekalipun dapat diterjemahkan dengan menyembah, namun terjemahan ini
dipandang kurang tepat. Karena Tuhan yang disembah itu bukan saja ditakuti dan
disegani, tetapi juga dikasihi dan disayangi.

Memang betul dalam surat Al Dzariat ayat 56, terdapat kata liya’ budûni dalam

rangkaian ayat                                              , yang berarti “agar
mereka beribadat kepada-Ku. Tetapi dalam konsep Islam, Allah adalah Dzat Yang Maha
Esa, Maha Kuasa (Wâhid, Qadîr) di samping Maha Pengasih, Penyayang dan Pengampun
(Rahmân, Rahîm dan Ghafûr), maka kata liya’budûni lebih cocok diterjemahkan dengan
“agar mereka tunduk dan patuh kepada-Ku”.

Maka Allah tidak harus dijauhi dan ditakuti, tetapi Allah harus didekati dan disayangi,
karena ia memang dekat dan sayang kepada manusia. Dengan demikian arti ayat
tersebut ialah : “Tidak Ku-ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh
kepada-Ku”.

Menghayati Akidah Ibadah dan Akhlak
Karena manusia mempunyai kesadaran batin, maka semua gerak tingkah lakunya,
seharusnya mempunyai kontak dengan batinnya. Seperti dikemukakan terdahulu bahwa
ibadah itu mengandung aspek latihan spiritual untuk mendapatkan kesucian, dan aspek
latihan moral. Dengan demikian ibadah itu selain berfungsi untuk berbakti kepada Allah,
juga membawa efek kesucian lahir batin, menjadikan orang baik yang jauh dari noda-
noda kejahatan.Dengan penghayatan demikian diharapkan system nilai yang
menyangkut keimanan, berpadu dengan system norma yang menyangkut syari‟at yang
di dalamnya termasuk ibadah.

Rupa-rupanya nilai-nilai iman yang dihayati dengan ibadah akan menebalkan iman. Dan
norma-norma syari‟at yang termasuk di dalamnya ibadah, jika dihayati dengan baik,
akan membawa kesucian yang berpengaruh pada moral.Betapa pentingnya aspek
spiritual dalam ibadah itu, yang disebut dengan kata khusyu‟ atau dzikir, seperti di-

isyaratkan dalam ayat Al qur‟an :

            , artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu` dalam shalat mereka” (QS. Al-Mukminun 1-2).

Shalat yang khusyu‟ adalah shalat yang disertai dengan kesadaran batin, patuh dan
merendahkan diri dihadapan Tuhan Yang Maha Agung. Sedangkan dzikir berarti ingat,
sadar, dan tidak lalai.Dengan menjalin semangat ajaran antara syari‟at dan tarekat
dalam kegiatan ibadah, akan tercapai hakekat muslim, yang seharusnya memiliki sifat-
sifat : suci hati dan perbuatannya, jujur, dapat dipercaya, tidak menyukai kemewahan,
rajin bekerja, tabah, sabar, syukur, rela, menerima dan sebagainya.
Mengapa Beragama Islam

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Tyo Maulana
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4xajuten
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududiregi oka
 
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidahUstajah ILa AzieLa
 
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-NUR SYAHIRA MD ISA
 
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1RifkamaliaS
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash muji anto
 
MATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTMATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTRifkamaliaS
 
Amalan Khurafat Masyarakat Melayu
Amalan Khurafat Masyarakat MelayuAmalan Khurafat Masyarakat Melayu
Amalan Khurafat Masyarakat MelayuZul Fikri
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaNasrullah Ismail
 
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaTakwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaSovie Silviana
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2yadilia
 

La actualidad más candente (20)

Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4
 
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududiApa artinya anda seorang muslim   abul a'la al-maududi
Apa artinya anda seorang muslim abul a'la al-maududi
 
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
 
Keluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalamKeluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalam
 
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-
Isu merosakkan aqidah umat Islam -SIHIR-
 
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1
PPT QURDITS BAB VI KELAS 7 SEMESTER 1
 
Mujahadah anfash
Mujahadah anfash Mujahadah anfash
Mujahadah anfash
 
MATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTMATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDIST
 
Amalan Khurafat Masyarakat Melayu
Amalan Khurafat Masyarakat MelayuAmalan Khurafat Masyarakat Melayu
Amalan Khurafat Masyarakat Melayu
 
Tugasan elm3101
Tugasan elm3101Tugasan elm3101
Tugasan elm3101
 
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
 
Rukun islam
Rukun islamRukun islam
Rukun islam
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
 
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaTakwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
 
Pai adab berkawan
Pai adab berkawanPai adab berkawan
Pai adab berkawan
 
Khurafat
KhurafatKhurafat
Khurafat
 
Jenis khurafat
Jenis khurafatJenis khurafat
Jenis khurafat
 
Mujahadah an nafs
Mujahadah an nafsMujahadah an nafs
Mujahadah an nafs
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 

Destacado

Ceramah islam tentang pergaulan bebas
Ceramah islam tentang pergaulan bebasCeramah islam tentang pergaulan bebas
Ceramah islam tentang pergaulan bebasAndi Temme
 
Khutbah 5 april 2013
Khutbah 5 april 2013Khutbah 5 april 2013
Khutbah 5 april 2013Sopyan Saori
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratEko Sufian
 
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAAT
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAATTEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAAT
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAATKhairul Aizuddin
 
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGAR
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGARMENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGAR
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGARSugeng Sulistiyawan
 
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasiPidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasiOperator Warnet Vast Raha
 
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demo
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demoKhutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demo
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demobadruzaman82
 
Khutbah jumat-setahun edisi 1
Khutbah jumat-setahun edisi 1Khutbah jumat-setahun edisi 1
Khutbah jumat-setahun edisi 1imamtarmuji
 
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakatPutri Aisyah
 
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurKhutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurMuchammad Dimyati
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikMuchammad Dimyati
 
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan DakwahPengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan DakwahAgam Real
 
Pentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuPentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuTohar Latif
 
PIDATO (teknologi pendidikan)
PIDATO (teknologi pendidikan)PIDATO (teknologi pendidikan)
PIDATO (teknologi pendidikan)chrstinee
 

Destacado (20)

Khutbah jumat pertama dan kedu1
Khutbah jumat pertama dan kedu1Khutbah jumat pertama dan kedu1
Khutbah jumat pertama dan kedu1
 
Khutbah jum'at pertama dan kedua
Khutbah jum'at pertama dan keduaKhutbah jum'at pertama dan kedua
Khutbah jum'at pertama dan kedua
 
Ceramah islam tentang pergaulan bebas
Ceramah islam tentang pergaulan bebasCeramah islam tentang pergaulan bebas
Ceramah islam tentang pergaulan bebas
 
Khutbah 5 april 2013
Khutbah 5 april 2013Khutbah 5 april 2013
Khutbah 5 april 2013
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
 
Khotbah siap print (sya'ban)
Khotbah siap print (sya'ban)Khotbah siap print (sya'ban)
Khotbah siap print (sya'ban)
 
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAAT
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAATTEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAAT
TEKS BILAL KETIKA KHUTBAH JUMAAT
 
Khutbah arofah
Khutbah arofah Khutbah arofah
Khutbah arofah
 
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGAR
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGARMENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGAR
MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI SAMBUTAN KHOTBAH YANG DIDENGAR
 
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasiPidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi
Pidato bahasa indonesia teknologi informasi dan komunikasi
 
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demo
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demoKhutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demo
Khutbah jum'at-pentingnya membiasakan untuk membaca qur'an-demo
 
Buah kesabaran
Buah kesabaranBuah kesabaran
Buah kesabaran
 
Khutbah jumat-setahun edisi 1
Khutbah jumat-setahun edisi 1Khutbah jumat-setahun edisi 1
Khutbah jumat-setahun edisi 1
 
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
 
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurKhutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
 
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan DakwahPengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
 
Pentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmuPentingnya menuntut ilmu
Pentingnya menuntut ilmu
 
Khutbah,tabligh,dakwah.
Khutbah,tabligh,dakwah.Khutbah,tabligh,dakwah.
Khutbah,tabligh,dakwah.
 
PIDATO (teknologi pendidikan)
PIDATO (teknologi pendidikan)PIDATO (teknologi pendidikan)
PIDATO (teknologi pendidikan)
 

Similar a Mengapa Beragama Islam

Similar a Mengapa Beragama Islam (20)

KHUTBAH JUMAT LATIN PERSAUDARAAN ALA RASULULLAH SAW.pdf
KHUTBAH JUMAT LATIN PERSAUDARAAN ALA RASULULLAH SAW.pdfKHUTBAH JUMAT LATIN PERSAUDARAAN ALA RASULULLAH SAW.pdf
KHUTBAH JUMAT LATIN PERSAUDARAAN ALA RASULULLAH SAW.pdf
 
MAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docxMAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docx
 
Manfaat pengislaman
Manfaat pengislamanManfaat pengislaman
Manfaat pengislaman
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi all
 
Masyrakat madani
Masyrakat madaniMasyrakat madani
Masyrakat madani
 
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agama
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agamaBeda toleransi beragama dengan pluralisme agama
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agama
 
Selamatkan Umat Islam di Malaysia
Selamatkan Umat Islam di MalaysiaSelamatkan Umat Islam di Malaysia
Selamatkan Umat Islam di Malaysia
 
2969958-2.ppt
2969958-2.ppt2969958-2.ppt
2969958-2.ppt
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAjaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
IDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docxIDE SESAT SEKULARISME.docx
IDE SESAT SEKULARISME.docx
 
Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2
 
Agama sebagai sumber kedamaian
Agama sebagai sumber kedamaianAgama sebagai sumber kedamaian
Agama sebagai sumber kedamaian
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Urgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modernUrgensii aqidah di era modern
Urgensii aqidah di era modern
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Tariq addakwah
Tariq addakwahTariq addakwah
Tariq addakwah
 
Makalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaMakalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agama
 

Último

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docLATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docjohan effendi
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 

Último (20)

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docLATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 

Mengapa Beragama Islam

  • 1. Mengapa Saya Beragama Islam Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A. Khutbah Pertama . . Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt… Pada kesempatan yang berbahagia ini, di hari jumat yang sangat cerah dan damai ini, izinkanlah saya berwasiat, baik bagi diri saya sendiri, maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Karena hanya dengan bekal iman dan takwa sajalah, kita akan selamat, baik di dunia, maupun di akhirat. Dalam khutbah Jum‟at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi yang berkaitan dengan akidah dan pemahaman kita tentang kebenaran ajaran Islam. Karenanya saya merasa perlu untuk sedikit menyinggung kekeliruan-kekeliruan ajaran agama lain, utamanya ajaran Kristen, karena agama yang satu inilah yang cukup memberikan penetrasi signifikan bagi kualitas beragama umat Islam Indonesia. Di sini saya ingin mengatakan, dalam memeluk agama Islam ini, sudahkah kita benar-benar meyakini hakikat dan kebenaran risalah Islam? Apakah kita beragama Islam hanya karena orangtua kita beragama Islam? Ataukah karena memang, kita telah menemui kebenaran dan kesucian hanya ada di dalam Islam? Saya hanya ingin berkata, bagaimanakah sekiranya, jika kita dilahirkan dalam sebuah keluarga yang bukan beragama Islam, akankah kita memeluk agama ini? Akankah kita berupaya mencari kebenaran? Ataukah malah sebaliknya? Inilah barangkali, materi yang ingin saya sampaikan, agar paling tidak, sejak sekarang, keislamanan kita betul-betul tumbuh dari lubuk hati dan keyakinan kita sendiri, bukan karena pengaruh orangtua, keluarga, teman, atau pergaulan dan lingkungan. Sebab, kalau keimanan kita hanya berdasarkan orangtua, teman, pergaulan atau lingkungan, keimanan kita akan mudah rapuh dan luntur, mudah terombang-ambing di saat badai datang menerpa. Ibarat sebuah pohon, kalau akarnya kuat menghunjam ke dasar bumi, dia akan mampu berdiri dengan kokoh, meski badai datang menerpa, meski gempa datang melanda. Karena di saat ini, ancaman keimanan kaum muslimin semakin berat dan bertubi. Fitnah yang di arahkan kepada Agama kita ada di mana-mana, entah itu berupa cemoohan, penghinaan, bahkan intimidasi sangat sering kita jumpai di negeri kita Indonesia. Setelah Timor-timur atau yang dikenal dengan Timor Leste lepas dari pangkuan Indonesia, Maluku mulai menampakkan riak-riaknya. Dan kasus Ambon maupun Poso, masih berlarut, tak kunjung usai hingga kini. Terkadang, agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil‟alamin ini begitu mudahnya dijadikan alat politik, suatu ketika ia dijadikan tumbal dengan label Islam fundamentalis, Islam identik dengan kekerasan, darah, pedang, dan terorisme. Di sisi lain, Ia kerap dijadikan tunggangan politik, hanya untuk meraih dukungan mayoritas. Cobaan dan fitnah-fitnah tersebut belum lagi selesai, umat ini sudah dihadapakan oleh
  • 2. sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, pada saat yang bersamaan, upaya pemurtadan dari kalangan misionaris agama lain begitu gencar dan sistematis dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang mereka tawarkan: uang, makanan, pakaian, obat-obatan maupun pekerjaan. Dalam kondisi seperti ini, kalaulah bukan karena pertimbangan negeri akhirat, kalaulah bukan karena mahalnya iman, kalaulah bukan karena demi mencapai ridha Allah, niscaya kita akan mudah teromang-ambing dan tergelincir oleh derasnya ujian dan cobaan tadi. Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah.... Dikatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling benar dan paling lurus. Dari mana kita dapat mengatakan bahwa Islam adalah agama yang paling benar dan paling lurus? Apa dasarnya? Karena semua agama pasti akan mengaku bahwa agamanyalah yang paling benar dan paling lurus ketimbang agama yang lainnya! Dalam posisi seperti ini, maka rasio atau akal menempati urutan paling atas sebagai parameter yang dapat diterima oleh semua pihak di dalam mengukur kebenaran suatu agama. Maka berdasarkan akal-lah kita akan berupaya melihat bukti-bukti kebenaran agama Islam dibandingkan dengan agama yang lainnya. Jamaah sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt.... Diantara bukti kebenaran Islam yang dapat diterima oleh akal adalah sebagai berikut: Pertama, Islam mempunyai pedoman hidup yang sempurna dan menyeluruh. Allah Swt berfirman: (‫)98 :لحٌلا‬ “Telah kami turunkan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk, rahmat maupun kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An Nahl: 89). Tidak ada satu agama pun di dunia ini, baik Kristen, Yahudi, Sinto, Hindu, Budha, maupun Konghucu yang mengatur seluruh kehidupan manusia sampai kepada hal-hal yang paling kecil dan rumit sekalipun, kecuali Islam. Islam sebagai rahmatan lil‟alamin telah memberikan petunjuk dan dan arahan sangat sempurna dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari masalah perorangan dan masyarakat, moril dan materil, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, maupun permasalahan nasional dan internasional, sampai kepada masalah yang dianggap ringan dan sepele, semisal tidur, gunting kuku, dan buang hajat Semuanya ada diatur di dalam Islam. Bagaimana dengan agama lain? Jika kita menyingung agama Kristen, maka sudah dapat kita pastikan, bahwa agama yang satu ini tidak mempunyai hukum syariat seperti agama Islam. Tidak ada dalam sejarah, bahwa umat kristen memiliki produk hukum seperti umat Islam. Bagaimana bisa kaum kristiani mempunyai kesempurnaan syariat dan hukum, kalau kitab injilnya sendiri baru ditulis 270 tahun sepeninggal nabi Isa As. Menggunakan bahasa yunani lagi! bukan bahasa Asli nabi Isa As sebagai pembawa risalahnya. Umat budha, hindu? Apalagi! Dulu di negeri kita, pernah marak dengan masalah undang-undang perkawinan Islam, yang ditolak mentah- mentah oleh rekan-rekan non-Islam. Mengapa mereka menolak, atau tidak mengusulkan undang-undang perkawinan ala agama mereka? Bukan karena mereka tidak mau, tapi lebih karena mereka tidak memiliki undang-undang perkawinan, pidana, maupun perdata dalam agama mereka.
  • 3. Tetapi sebaliknya, Islam mengatur seluruh kebutuhan manusia, sejak dia lahir sampai dia meningal dunia, bahkan sampai kehidupan setelah dunia ini. Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani Islam tidak memisahkan antara kebutuhan benda dan rohani. Malah Islam memandang hidup ini sebagai satu kesatuan antara kebutuhan materi maupun spiritual, dan mengajarkan bahwa kebendaan dan kerohanian adalah dua hal yang selalu harus berdampingan. Sehingga Islam tidak menjadi penghalang antara manusia dan kepentingan hidupnya. Islam mengajarkan umatnya untuk menjadikan dunia sebagai sarana menggapai kebahagiaan akhirat dengan jalan takwa. Bahkan Al-Qur'an mencela orang-orang yang tidak memanfaatkan ni'mat harta sebagai karunia Allah: (‫)23 :فازعألا‬ “Katakanlah, siapa yang melarang perhiasan Allah yang dikeluarkan-Nya untuk hamba- hamba-Nya dan rizqi yang baik-baik. Katakanlah, itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia ini, terlebih pada hari akhirat nanti. Begitulah Aku menjelaskan ayat-ayat- Ku untuk orang-orang yang mengetahui.” (Al-A'raf: 32) Dalam agama lain tidak ada keseimbangan dua unsur ini. Sebagaimana kita tau, faham kapitalisme begitu mendewa-dewakan materi, bahkan komunisme melupakan wujud dan keberadaan tuhan sama sekali. Berapa banyak pula agama semisal Budha dan Hindu, yang lari dari kenyataan hidup ini, dengan menjalani hidup kerahiban dan pertapaan di goa-goa. Bahkan ada agama yang mengekang fitrah kemanusiaannya dengan mengharamkan nikah bagi sebagian pemeluknya, bahkan bagi para pendetanya. Ketiga: Ada keseimbangan antara perorangan dan kemasyarakatan Islam menjamin hak-hak azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga untuk merobek-robek atau menguranginya. Al-Qur'an menyatakan: (‫)93 :وجٌلا‬ “Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah dia usahakan.” (An Najm: 39) Di lain pihak, Islam selalu menanamkan dalam jiwa manusia rasa tanggung jawab sosial, mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara, dan mengikutsertakan setiap orang dalam usaha menegakkan kemaslahatan umum. Al-Qur'an menyatakan: (‫)91 :تايزاذلا‬ "Dan dalam harta kekayaan mereka ada bagian hak yang dibutuhkan oleh yang meminta dan miskin." (Adz-Dzariyat: 19) Nabi bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur dengan perut kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan, dan dia mengetahuinya.” (Riwayat Al-Bazar) Keempat, Stabil dan Berkembang Al-Qur'an dan Sunnah mengandung petunjuk-petunjuk abadi dari Tuhan pencipta sekalian alam, Tuhan yang tidak dibatasi oleh rentang waktu dan dimensi tempat memberi petunjuk- petunjuk yang berkaitan dengan kepentingan perorangan maupun yang bertalian dengan masyarakat, sampai hal-hal yang paling rinci dan sepele dalam kehidupan di dunia ini sebagaimana yang telah kita singgung, apalagi hal-hal besar semacam politik (yang dikenal dalam Islam dengan khilâfah dan Imâmah), masalah keamanan dan kriminalitas (yang dikenal dalam Islam dengan hukum Jinayah), maupun pendidikan yang dikenal Islam dengan ilmu Tarbiyah. Pokok-pokok itu semua telah diajarkan oleh Islam dan ditegaskan kesempurnaannya pada pada saat nabi melaksanakan haji Wada, ketika wukuf di padang
  • 4. Arafah, dengan turunnya firman Allah Swt: (‫)3 :ةدئاولا‬ “Pada hari ini, telah kusempurnakan bagi kalian agama ini, telah kucukupkan nikmatku, dan telah kuridhai Islam sebagai agama kalian.” Salah satu kunci kestabilan dan elastisitas Al-Quran yang kekal dan abadi, sehingga tetap seiring dan sejalan dengan perkembangan zaman ini adalah, dengan tetap terbukannya pintu Ijtihad dan Qiyas dalam masalah-masalah yang belum timbul pada zaman nabi, namun Ijtihad dan Qiyas (analogi) harus tetap berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Hadis, tidak boleh menyeleweng daripadanya, karena pijakan dan dasar-dasarnya telah di atur di dalam Al- Quran dan Hadis tersebut. Dalam agama lain methode atau cara semacam ini, tidak ditemukan sama sekali! Kelima, Universal dan Kemanusiaan Firman Allah Swt: (‫)701 :ءايةٌألا‬ “Tidaklah Aku mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam.” (Al- Anbiya 107). Menurut ajaran Islam, manusia itu semuanya sama, walau berlainan warna kulit, bahasa, keturunan dan kebangsaannya. Nabi Saw bersabda: Hadis lain: (‫ك ه كى يٍ آدو وآدو يٍ ت ساة، ال ف ضم ن عسب ي ع هي أعجًي اال ب بن ت قوي )ان جدي ث‬ “Setiap orang dari kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah, tidak ada perbedaan antara yang Arab maupun yang bukan Arab, semuanya sama, kecuali taqwanya”. (Al hadis). Islam berpandangan universal, global dan International, karena Islam untuk semua kalangan dan bangsa. Sangat berbeda dengan agama lain semisal agama Kristen. Agama kristen hanya diperuntukkan bagi kaum bani Israel. Nabi Isa sendiri yang telah mengatakan demikian, dan ironisnya, mengapa orang-orang yang mengaku sebagai pengikutnya menyebarluaskannya bahkan memaksakannya? Di dalam Matius pasal 15 ayat ayat 24 disebutkan: "Ketika seorang perempuan dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati anaknya, lalu apakah katanya ? Maka jawab Yesus: "Tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat di antara Bani Israil". Demikian juga di dalam Matius pasal 1 ayat 21 disebutkan: "Maka Ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia Yesus, karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya". Sekali lagi melepaskan kaumnya. Kata kaum di sini adalah “Bani Israil”, tidak lebih. Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul pasal 5 ayat 31 juga disebutkan: "Ia inilah ditinggalkan oleh tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat akan mengaruniakan tobat kepada Bani Israil dan jalan ampunan dosa". Kalau demikian adanya, orang dapat mengatakan, apakah faedahnya orang-orang Kristen menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan Bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus. Keenam, mudah, rasional dan praktis Ajaran Islam begitu mudah, masuk akal dan praktis. Baik Al-Qur'an maupun hadis nabi, memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu dan menggunakan akal sehatnya. “Dan sungguh telah Aku jadikan untuk isi Jahannam para jin dan manusia, yang punya hati tidak digunakan untuk mengerti, punya mata tidak digunakan untuk melihat dan punya telinga tidak digunakan untuk mendengar. Mereka tidak berbeda dengan hewan ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A'raf 179).
  • 5. Konsep agama Islam dalam masalah ketuhanan sangat masuk akal, tidak rumit dan njlimet seperti agama lain. Salah satu contoh agama yang tidak masuk di akal adalah agama yang menyembah bebatuan, patung, binatang dan arwah nenek moyang seperti hindu. Ada juga yang menyembah banyak tuhan seperti budha dan Kristen. Menurut ajaran Kristen, nabi Isa adalah Tuhan anak. Dan Allah tuhan Bapak, sedangkan malaikat Jibril sebagai Roh Qudus, salah satu tuhan dari yang tiga atau trinitas, satu dalam tiga, tiga dalam satu. Bagaimana bisa dikatakan tuhan itu tunggal kalau dia ada tiga? Kalau sistem ketuhanan serumit itu dan tidak masuk akal, sangat bisa dipastikan ada tuhan yang otoritas atau kesewenangannya terbatas atau dibatasi oleh tuhan lain, masuk akalkah ini? Karenanya tidak mengherankan kalau ratusan ribu, bahkan jutaan orang-orang barat kini telah memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan. Di Prancis saat ini, umat Islam sudah berjumlah 7 juta jiwa, dan di Amerika Serikat agama Islam menjadi agama tercepat kedua dalam hal pertumbuhannya. Belum lagi masalah dosa warisan, bahwa setiap bayi yang lahir dari perut ibunya memiliki dosa warisan dari Nabi Adam dan Hawa karena durhaka kepada Allah Swt dengan memakan buah khuldi, hingga diturunkan ke bumi. Seorang anak yang tidak tahu-menahu, bukan karena perbuatannya, telah ditimpakan dosa?! Berarti kalau anak kecil itu meninggal dunia, maka dia akan masuk neraka, dimanakah keadlilan Tuhan? Sangat kontras dengan Islam, bahwa setiap anak yang baru dilahirkan adalah suci sampai ia mencapai usia akil-balig. Bernard Shaw berkata: "Saya menghormati agama Muhammad, karena vitalitasnya yang mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama yang jelas bagi saya. Saya telah mempelajari kehidupan orang ini, orang yang sangat mengagumkan, diapun sangat jauh dari sifat anti Kristus, dialah semestinya yang mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan. Ketujuh, Ajaran-ajarannya Terpelihara dari Perubahan Ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula sejak 14 abad yang lalu, tanpa berganti satu hurup pun. sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt dalam Al-Quran: ٌ‫إَ ب َ حٍ َ زن ُب ان رك س وإَ ب نّ ن حبف طو‬ “Kamilah yang telah menurunkan Al-Quran dan kamilah yang akan menjaganya” Hal ini diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson dalam bukunya "Literary History of the Arabs" pada halama 413 menyatakan: "Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap phase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan Islam sejak permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama-agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya." Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dulu, sekarang dan yang akan datang. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat manusia ke dalamnya dari semua kalangan. Mereka semua yakin bahwa Islam adalah agama yang hak dan benar, jalan hidup yang lurus yang seharusnya dilalui oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik mereka di waktu-waktu yang akan datang, para manusia yang jiwanya bersih dan ikhlas dalam mencari kebenaran. . Khutbah kedua . ‫.دعة اوأ‬
  • 6. Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt... Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, munkarat masih sangat merajalela. Tindak Kriminalitas, aksi pornografi dan pendidikan mesum kian semarak. Baik tabloid, majalah dan CD-CD porno begitu mudahnya didapatkan, para selebritis dan artis yang ada cenderung meniru gaya Inul, bahkan kian menjadi dan semakin parah. Di sini saya hanya ingin mengatakan, bahwa membina diri, keluarga maupun keturunan kita di jaman ini untuk menjadi manusia-manusia bertauhid dan berbudi luhur tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan usaha, upaya dan kegigihan. Kalaulah kita mempunyai keturunan, marilah kita arahkan mereka untuk menjadi manusia-manusia yang berbudi luhur dan selamat baik di dunia maupun di akhirat, namun bukan hanya dengan menitipkannya di sekolah atau di pengajian, tetapi perlu adanya tindakan pro-aktif dari para orang tua itu sendiri, sebab pengaruh orangtua atau keluarga sangatlah besar dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Masa depan anak dan keluarga baik di dunia maupun di akhirat, merupakan tanggungjawab para pimpinan keluarga, karenanya Allah mengatakan: (‫)6 :ويزحتلا‬ “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. . !
  • 7. MEMBENTUK MUSLIM SEJATI Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A Khutbah Pertama । । । Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt… Selaku khatib Jumat kali ini, izinkanlah saya berwasiat baik bagi diri saya pribadi, maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Lebih dari 50 kali di dalam Al-Quran Allah Swt berfirman: Ittaqullâh, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah! Pengulangan yang teramat sering ini menunjukkan bahwa, takwa sangatlah penting artinya bagi setiap muslim. Karena hanya dengan takwa kepada Allah sajalah, kita akan dapat hidup bahagia, baik di dunia ini maupun di akhirat. Melalui khutbah Jum‟at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi tentang bagaimana kiat membentuk diri ini menjadi seorang muslim sejati? Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh... Saat ini, banyak orang mengaku dirinya sebagai muslim. Data statistik dunia terakhir menunjukan ada 1,7 milyar lebih di dunia ini jumlah penduduk dunia yang beragama Islam. Tapi, dari sekian jumlah yang ada itu, sangat sedikit yang memiliki kepribadian sebagai seorang muslim. Selebihnya, mempunyai kepribadian terpisah (split personality). Orang semacam ini agamanya saja sebagai muslim, namun, perilaku, sikap, dan tindakannya sama sekali tidak menunjukkan keislamannya. Kalau demikian adanya, bagaimana Islam dapat menjadi rahmah? Jika para pemeluknya tidak memahami, menghayati dan mengamalkan Islam? Persis seperti apa yan telah disinggung oleh rasulullah Saw: (‫)5473 :دّاد يبأ ىىض‬ Rasulululullah Saw bersabda: “suatu saat nanti kalian akan dikeroyoki oleh berbagai suku bangsa seperti mereka mengeroyoki makanan”. Salah seorang bertanya: “Apakah kami saat itu minoritas ya Rasululullah?” “Tidak”, jawab Rasulullah, “bahkan kalian saat itu mayoritas, tetapi hanya bagai busa. Allah hilangkan rasa takut di hati musuh-musuh kalian dan Allah tumbuhkan di dalam hati kalian kehinaan! Lantas ada yang bertanya: “Kehinaan bagaimana ya Rasululullah?” Nabi pun menjawab: “cinta dunia dan takut mati”. Lihatlah kondisi masyarakat kita saat ini yang berada dalam keadaan lemah, hina, rendah diri, terbelakang, dan ditimpa berbagai krisis maupun perpecahan. Lengkap sudah segala penderitaan yang ada, berbagai simbol negatif pun tersematkan di dada-dada bangsa kita,
  • 8. bangsa yang tidak beradab dan tidak bermoral! Padahal dahulu Indonesia di kenal sebagai bangsa yang sangat santun dan welas asih! Mengapa ini bisa terjadi? Nyawa manusia lebih rendah harganya dari sekarung beras. Hanya karena gara-gara dituduh mencuri uang sepuluh ribu rupiah, seseorang dapat menemui kematiannya. Atau hanya karena sepedanya dipinjam tanpa ijin, seseorang berani membunuh kawan sekerjanya sendiri. Di mana-mana kerusakan merajalela, kebodohan, dekadensi moral dan hal-hal negatif lainnya. Indonesia telah mengalami krisis diberbagai aspek kehidupan, krisis multi dimensial! Kondisi semacam ini tidak mungkin terus menerus dibiarkan. Siapapun yang merasa sebagai muslim yang memiliki ghirah (semangat) keislaman, tidak akan merelakan hal ini. Agama kita bukan agama fardiyah (individual), tetapi agama pemersatu (ummatan wahidah), bahkan satu jasad. Jika sakit salah satu anggota tubuh, maka yang lain akan merasakannya. Islam bukan hanya agama ibadah. Tetapi merupakan the way of life (jalan hidup) yang paripurna, mengatur segala urusan dunia-akhirat. Agama kita mengajak kepada wihdah (persatuan), al- quwwah (kekuatan), al „izzah (harga diri), al-„adl (keadilan), dan juga kepada jihad (perjuangan). Maka, misi risalah Islam yang rahmatan lil „alamin (rahmat bagi seluruh alam) ini bertujuan untuk memberikan hidayah (petunjuk) manusia pada agama yang haq, yang diridhoi Allah. Fungsi Islam yang menyejukkan bagi seluruh umat manusia ini, tidak mungkin terwujud, kecuali jika benar-benar diamalkan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian, atau mempunyai jati diri sebagai seorang muslim. Karenanya, semua itu pasti berawal dari diri, lalu keluarga, masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana kita tahu, hidup merupakan suatu perjalanan dari satu titik ke titik yang lain, beranjak dari garis masa lalu, melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu adalah sebuah sejarah, masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah cita-cita. Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di dunia ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan, kegelisahan, rasa pesimis dan angan-angan. Jiwa-jiwa seperti itu,tidak mencerminkan jati diri seorang muslim sejati. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa kecuali kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia bersabar, dan jika dilimpahkan kenikmatan ia bersyukur.” Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh menghadapi kehidupan, karena ia telah memiliki kepribadian yang utuh dalam menghadapi segala macam ujian hidup. Untuk menjadi pribadi muslim sejati, sesuai dengan apa yang digariskan oleh Islam, sudah semestinya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits, juga telah dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi maupun salafus shâleh, yaitu pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan rasul-Nya. Nilai-nilai tersebut, jika disederhanakan, setidaknya ada sepuluh sifat yang mesti melekat di dalam diri seorang muslim: 1. Salâmatul ‘aqîdah (Keyakinan yang benar) Hidup di dunia ini bagai orang yang tengah mengadakan suatu perjalanan. Coba anda bayangkan, seandainya dalam suatu perjalanan anda tidak mengetahui arah mana yang akan anda tuju. Di terminal bus, di dermaga, atau di bandara, anda terduduk sambil bertanya hendak kemanakah diri ini harus pergi? Apa yang akan terjadi? Sudah bisa dipastikan anda
  • 9. akan mudah tersesat. Mengapa? Karena anda tidak mempunyai keyakinan pasti untuk sampai kepada suatu tujuan. Demikian halnya dengan perjalanan seorang muslim di dunia ini, dia harus mempunyai keyakinan yang lurus, sebagai sarat untuk dapat sampai kepada tujuannya. Ada enam hal yang membuat seorang muslim yakin terhadap tujuan perjalanannya. Iman (yakin) kepada keberadaan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, dan Qadla-Qadar. Sebagaimana Sabda nabi Saw: “Nabi Saw bertanya kepada Jibril As:”Beritahukan aku tentang iman? Jibril menjawab: “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, Rasul- rasul-Nya, hari kiamat, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun buruknya”. Keyakinan terhadap Allah membuat Muslim selalu dalam keadaan optimis akan pertolongan- Nya. Yakin terhadap Malaikat membuat Muslim menyadari bahwa makhluk Allah yang paling taat ini, akan selalu mencatat segala perbuatannya di dunia, sehingga amal perbuatan Muslim selalu dipenuhi dengan hal-hal positif. Yakin terhadap kitab, membuat muslim selalu membaca panduan hidupnya setiap saat. Yakin terhadap Rasul, membuat Muslim memantapkan langkahnya hidup di dunia, bahwa Allah tidak meninggalkannya tanpa pemandu perjalanan yang panjang ini. Yakin terhadap hari akhir, membuat muslim tahu akan tujuan akhirnya. Iman kepada qadla dan qadar membuat muslim menyadari akan tanggung jawabnya hidup di dunia, sehingga tidak terjatuh pada keyakinan jabariyah atau keyakinan qadariyah. 2. Shihhatul ‘Ibâdah (Ibadah yang benar) Anda sekarang sudah yakin dengan perjalanan yang sedang anda lakukan ini. Tinggal bagaimana anda harus melaluinya dengan baik, sehingga tidak tersesat. Karenanya, ibadah adalah implementasi dari sebuah keyakinan. Yang perlu kita sadari adalah, bahwa ibadah dalam Islam bukanlah merupakan taklif (pembebanan), melainkan tasyrif (pemuliaan) dari Allah Swt. Ketika seorang manusia dijuluki oleh Allah „ibadullah, maka ia termasuk orang- orang yang dikasihi-Nya. Ibadah dalam Islam bukan hanya mencakup ritual keagamaan semata, semisal: shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi semua lini kehidupan di dalam memakmurkan dunia ini yang tidak bertentangan dengan landasan Al-Quran dan Sunnah, semisal mencari nafkah secara halal, berhubungan baik dengan keluarga, menuntut ilmu dan lain sebagainya. Sebagaimana firmannya: (‫)01 :جعمجلا‬ “Jika shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Demikianlah, seorang Muslim harus memahami arti ibadah dengan benar. Ibadah yang benar lahir dari aqidah yang benar. Ibadah yang benar adalah ibadah yang membawa pengaruh bagi dirinya, orang lain dan melahirkan ketaqwaan.
  • 10. 3. Matînul Khulûq (Akhlaq yang kokoh) Memang, menjadi orang baik itu sulit, namun amat mudah bagi yang memiliki tekad dan kemauan. Awal dari segala sesuatu itu susah. Namun, jika anda sudah terbiasa, anda tidak akan pernah mengatakannya sulit. Ingatkah Anda ketika pertama kali anda belajar naik sepeda? Mungkin anda pernah berfikir, bagaimana caranya menjalankan sepeda yang hanya mempunyai dua roda. Pertama yang anda lakukan adalah duduk di sadel, menurunkan kedua kaki di tanah, dan tangan memegang kendalinya. Semuanya berjalan dengan baik. Lalu, salah satu dari anda mulai untuk menggenjot sadel di satu sisinya. Anda gugup, baru beberapa meter, anda kehilangan kendali dan ups… terjatuh. Setelah beberapa kali mencobanya, anda sudah mulai terbiasa memegang kendali, menjaga keseimbangan dan menggenjot pedal dengan nyaman. Anda sudah lupa, kesulitan pertama kali menjalankannya, dan ternyata naik sepeda itu nikmat. Demikianlah, ketika anda berlatih mengendalikan diri, membiasakan dengan hal-hal yang baik, dan menjauhi sikap-sikap yang tidak berguna. Semakin dibiasakan, perilaku itu keluar dengan sendirinya secara otomatis. Inilah yang disebut akhlaq, yaitu perilaku yang keluar secara otomatis, dan mencerminkan ekspresi diri seseorang di segala tempat dan waktu. Jadi, akhlaq bukanlah perilaku kondisional, yang hanya diekspresikan pada waktu-waktu tertentu saja, tetapi memiliki akhlak yang komit, tidak fluktuatif, dan tidak berubah dalam kondisi bagaimana pun. Allah Swt berfirman: (‫)4 :ولقلا‬ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung". (QS. Al-Qalam :4) 4. Tsaqôfatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas) Menjalani kehidupan di dunia ini tidak hanya sekedar mengandalkan keyakinan, ibadah dan akhlaq. Siapapun orangnya, ketika sedang melakukan perjalanan pasti membutuhkan pengetahuan tentang apa yang sedang ia tuju. Ketika anda hendak beranjak ke Kairo, misalnya, anda tentu mencari informasi tentang kondisinya, cuacanya, budayanya, makanannya, dan hal-hal lain yang perlu anda persiapkan sejak dini. Dengan informasi itulah anda mampu mengira-ngira apa yang dapat anda kerjakan sekarang, untuk persiapan nanti. Begitu pula halnya dengan kehidupan yang sedang kita jalani ini. Anda tentu membutuhkan informasi-informasi yang diperlukan dalam melanjutkan perjalanan hidup. Wawasan itulah yang akan memandu perjalanan hidup anda. Proses yang sedang anda jalani dalam hidup ini juga tidak lepas dari pengalaman-pengalaman yang akan menjadi guru terbaik bagi anda. Allah Swt berfirman: (‫)9 :زمشلا‬ “Katakanlah: “Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesunguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. Karenanya, bagi seorang muslim, mencari ilmu pengetahuan merupakan salah satu kewajiban. 5. Quwwatul Badân (Tubuh yang kuat) Kesempurnaan itu dambaan setiap orang. Masing-masing akan mencoba mencapai kesempurnaan diri, sesuai dengan kemampuannya. Dengan kekuatan itulah setiap orang akan
  • 11. berusaha mencapai keseimbangannya. Seahli apapun anda mengendarai sepeda, jika ban di rodanya kempes, tentu anda tidak akan dapat berbuat banyak, hingga ban itu baik kembali. Karenanya, persiapkanlah jasmani Anda sebaik mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanan anda secara vit dam prima. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Nabi bersabda: (‫)دمحأّ ٍجام ىباّ ملضم‬ "Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim, Ibnu majah dan Imam Ahmad) Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Namun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. 6. Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah) Sekarang, anda sudah sedikit-banyak, mengerti tentang bagaimana seharusnya menempuh perjalanan hidup ini. Sebagaimana seseorang yang sedang dalam perjalanan, anda harus mempunyai dua bekal. Pertama, bekal persiapan untuk tujuan akhir nanti setelah sampai tujuan. Yang kedua, bekal dalam perjalanan. Nah, begitu pula di dunia ini. Hidup di dunia adalah suatu perjalanan, tujuan kita adalah akhirat. Namun, persiapan bekal untuk akhirat, tidak menutup kita untuk mempersiapkan bekal dalam perjalanan hidup di dunia ini untuk diri sendiri dan keluarga. Rasulullah pernah mengingatkan kita untuk bisa menyeimbangkan antara keduanya. “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramal buat akhiratmu, seakan-akan kau akan menemui ajal esok pagi.” Agama kita melarang umatnya untuk bersikap santai, bermalas-malasan dan bertopang dagu. Para sahabat mencontohkan, jika terdengar adzan maka mereka segera ke masjid, jika selesai melaksanakan kewajibannya maka mereka kembali bertebaran di muka bumi untuk kembali melanjutkan usahanya sambil berdoa,”Ya Allah, kami telah memenuhi panggilan-Mu dan telah melaksanakan apa yang telah Engkau wajibkan, sekarang kami menyebar (berusaha) sebagaima Engkau perintahkan, maka berilah kami rizki karena Engkaulah sebaik-baik Pemberi Rizki. 7. Nâfi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya) Banyak orang yang menyangka, bahwa keberhasilan adalah semata-mata kesuksesan yang diperoleh seseorang secara individu. Kita akan merasa bangga telah berhasil memperoleh gelar sarjana, majister, atau bahkan doktor. Atau kita merasa bangga telah memperoleh keuntungan bermilyar-milyar, masuk dalam kantong sendiri. Benarkah itu yang disebut keberhasilan dalam pribadi seorang Muslim? Seorang muslim yang berhasil adalah yang mampu menjadi pelita bagi sekelilingnya. Ia mampu menerangi keluarga dan masyarakatnya, dengan sikap, perilaku, ilmu, harta, dan amal nyata. Pantulan dirinya sebagai muslim benar-benar dirasakan, sehingga dapat menebar
  • 12. kesejukan orang-orang yang bersamanya. Sebaik-baik muslim adalah yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. Relevan dengan sabda Rasulullah Saw: (‫)دمحأ ٍاّز‬ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang selalu diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, adapun seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Ahmad) 8. Hârisan ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu) Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Banyak masalah yang timbul, karena seseorang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik. Ia tidak bisa mencapai target dari rencana. Ia kehilangan beberapa momen penting, hanya karena waktu yang telah berlalu begitu saja di hadapannya. Untuk itu, pribadi Muslim selalu siap dengan situasi dan waktu. Ia dapat mengatur seberapa banyak waktu untuk beribadah mahdhah, dan untuk bermu‟amalah. Semuanya perlu diatur sehingga seimbang. Waktu adalah kehidupan, sehingga orang yang tidak bisa mengatur waktu akan kehilangan momen hidupnya, bahkan bisa tergilas dengan waktunya sendiri. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan: !‫ال ْق د ك ال س يف ف إى ل ن ذ قطع ت َ ف إً َ ق ط عك‬ “Waktu itu bagaikan sebilah pisau, jika tidak kamu gunakan untuk memotong, niscaya ia yang akan memotongmu!” Sehingga seorang muslim tidak akan menjadi manusia yang merugi sebagaimana yang disinyalir dalam QS. Al Ashr:1-3. 9. Munâzhzhoman fi syu’ûnihi (Mampu mengatur urusannya) Hidup kita di dunia ini penuh dengan berbagai aktifitas yang luar biasa banyaknya. Karena itu, sebagai seorang muslim harus pandai untuk memilah dan memilih, mana saja aktifitas yang sesuai dengan pandangan hidupnya sebagai seorang muslim berdasarkan skala prioritas. Karena pada prinsipnya, tugas atau kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme harus selalu diperhatikan. Nabi bersabda: 10. Mujâhidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu) Mujâhadatunnafs merupakan salah satu upaya yang mesti bagi setiap pribadi muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan kepada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya tekad dan kesungguhan. Karena hawa nafsu adalah sebesar-besarnya jihad di dalam Islam, seperti apa yang telah dikatakan oleh Sayidina Ali Karamallahu wajhah sepulangnya dari peperangan Badar Al-Kubra yang dahsyat dengan mengatakan masih ada jihad yang lebih besar lagi daripada peperangan yang baru saja berlalu. Dalam kesempatan lain Nabi Saw mengatakan: (‫ال ي ؤيٍ أحدك ى ح تي ي كوٌ ْواِ ت ب عب ن ًب ج ئت ب ّ )زواِ احبك ى‬
  • 13. "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)". (HR. Hakim) Demikianlah sepuluh sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim agar menjadi muslim sejati sebagaimana yang digariskan oleh Al-Quran dan Sunnah. Hal tersebut tidak akan kita miliki, kecuali dengan amal usaha yang sungguh-sungguh, melalui pendidikan dan pengarahan yang intensif secara berkesinambungan dan kontinyu, hingga akhir hayat kita. Orang yang memiliki kesepuluh sifat ini, insya Allah dapat diandalkan dalam memikul Misi Risalah Islam. Dengan kesepuluh sifat ini, Islam akan benar-benar memancarkan rahmatan lil „alamin.. . Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah Swt... Saat ini, ummat sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang dapat menyelamatkan mereka dari kebingungan, keterpecahan dan keterpurukan. Siapa lagi kalau bukan anda? Diharapkan kita semua menjadi orang yang dapat menyelesaikan masalah, bukan malah sebaliknya, menjadi orang yang bermasalah atau suka bikin masalah !?
  • 14. URGENSI SHOLAT Oleh: Marhadi Muhayar Khutbah Pertama . ‫ال لِن ص لي ع لي س يدً ا هذود خاذ ن األً ث ياء ّال وس س ل يي ّع لي آل َ ال طاُسي ي‬ .‫ّأ صذات َ ال ط ي ث يي ّهي ذ ث عِن ت إد ساى ال ي ي ْم ال دي ي. أها ت عد‬ . Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.... Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bahwa shalat adalah tiang agama. Kewajiban dan syi'ar agama Islam yang paling utama adalah shalat. ‫.ال ص الج عواد ال دي ي، ف وي أق اهِا ف قد أق ام ال دي ي ّهي ذ سكِا ف قد ُدم ال دي ي‬ "Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama, namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah menghancurkan agama." Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia pada hari kiamat kelak. . (‫ي وأحًد واب ٍ يبجّ(ذيوزتلا ِاوز‬ “Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa‟i). Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya: ) "Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa‟i, Tirmidzi dan Ahmad). Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat Islam. Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Allah SWT berfirman:
  • 15. (‫)84 :تالسزولا‬ "Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan kerjakanlah shalat, maka mereka enggan mengerjakannya." (Al-Mursalat: 48). Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. (‫)54 :توةكٌعلا‬ Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar (Al-Ankabut: 45) Namun pada kenyataannya, mengapa ada dari kita yang tidak menjadikan shalat sebagai pencegah kekejian dan kemunkaran? Mengapa ibadah shalat kita tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam kehidupan kita sehari-hari? Mengapa ada dari kita, bahkan tidak sedikit, ia juga mendirikan shalat tapi ia juga berbohong. Dia shalat, tapi dia juga mencuri. Dia shalat, tapi dia juga mempermainkan perempuan, dia tidak segan-segan berkata cabul dan jorok. Dia shalat, tapi di lain waktu dia juga tidak pernah alpa untuk selalu hadir di depan televisi menonton acara-acara vulgar dan tidak mendidik. Tidak jarang, ada yang shalat tapi dia juga melakukan segala macam ma‟siat dan munkarat. Terkadang dia kelihatan shalat, tapi terkadang dia juga mabuk-mabukan, dia teler, dia minum Wisky, Brandy, Sempain. Dia kadang shalat, tapi dia juga kadang neggak pil haram, dia ngeplay, ngegele, ekstacy, sabu-sabu. Mengapa ini terjadi? Kok bisa ini terjadi? Salahkahkah firman Allah? Dustakah Dia? Jawabnya: Tidak. Sama sekali Allah tidak berdusta! Sama sekali Allah Swt tidak salah! Lau mengapa itu semua bisa terjadi. Itu semua terjadi, karena ibadah yang kita lakukan hanya simbolis belaka. Hanya ritual sehari-hari yang tidak dimengerti dan dihayati sama sekali! Kita shalat hanya bagai “boneka bergerak” yang tunggang-tonggeng saja. Hampa dari nilai- nilai shalat itu sendiri. Ini terjadi karena hati kita masih kotor. Hati kita tidak ikhlas dalam melaksanakan shalat. Kita merasa sangat terpaksa dan terbebani dalam melaksanakan shalat. Lalu bagaimana hal itu dapat mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar, kalau dalam shalat saja kita tidak meresapi dan menghayati makna shalat dalam kehidupan kita sehari- hari. Makanya sangat wajar kalau ada di antara kita, yang suka shalat tapi kekejian dan kemunkaran jalan terus. Mengapa? Karena shalatnya menyimpang dari apa yang Allah Swt gariskan. Allah Swt berfiman: ( ‫)2-1 :ٌوٌوولا‬ “Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang melakukan shalatnya secara khusyuk.” (al-Mukminun: 1-2). Khusyuk di sini adalah melaksanakan shalat secara baik dan benar karena hanya takut kepada Allah Swt semata, bukan karena riya dan sombong. Karenanya, kita tidak perlu heran kalau di antara orang-orang yang shalat banyak yang celaka. Kok ada orang yang rajin shalat tapi celaka? Ada! (4) “Maka celakalah bagi orang-orang yang melakukan shalat.” Lhoh kok celaka? ( ‫)7 :ٌوعاولا‬ “Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan tidak mau menolong dengan hal-hal yang bermanfaat.” (Al Maa‟uun: 7).
  • 16. Orang-orang beriman yang melaksanakan shalat seara baik dan benar, secara tepat waktu dan dengan menghayati makna yang terkandung di dalam shalat, insya Allah dia tidak terjerumus ke dalam kekejian dan kemunkaran dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah.... Masyarakat Islam adalah masyarakat yang meyakini adanya hari perhitungan di akhirat kelak, sebagai sebuah perjanjian yang mengikat antara hamba dengan khaliknya. Pada sisi ini, shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah Swt. karena ketika seorang muslim terombang-ambing di dalam bahtera kehidupan, maka datanglah shalat menyelamatkannya ke tepian rahmat Allah Swt. Ketika dia dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika dia diliputi oleh dosa-dosa dan hatinya penuh „debu kelalaian', maka datanglah shalat untuk membersihkannya. Ia merupakan „kolam renang‟ ruhani yang dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati, lima kali dalam sehari semalam, sehingga tidak tersisa kotoran sedikit pun. Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu dilaksanakan dengan cara berjamaah dan adanya adzan. Karena begitu pentingnya arti shalat berjamaah, hampir-hampir Rasulullah Saw membakar rumah suatu kaum karena mereka ketinggalan dari shalat berjamaah dan melakukan shalat di rumah mereka masing-masing. Shalat berjamaah dalam Islam sangatlah penting, kecuali bagi yang uzur syar‟i semisal sakit, tua renta, dan musafir. Saking pentingnya, arti shalat berjamaah, Islam mewajibkannya meskipun di tengah-tengah peperangan yang dikenal dengan shalat Khauf.menekankan kepada kita untuk senantiasa mendirikan shalat secara berjamaah, walaupun di tengah-tengah peperangan, yang dikenal dengan shalat "Khauf." Shalat ini merupakan shalat berjamaah yang khusus dilakukan pada saat peperangan di belakang satu imam dengan dua tahapan. Pada tahap pertama sebagian orang-orang yang ikut berperang shalat terlebih dahulu satu rakaat di belakang imam, kemudian meninggalkan tempat shalat untuk menuju ke medan perangnya dan menyempurnakan shalatnya di sana, kemudian pada tahapan berikutnya datanglah sebagian yang semula menghadapi musuh, untuk mengikuti shalat dibelakang imam. Ini semua mereka lakukan dengan membawa senjata perang dan dengan penuh kewaspadaan. Mengapa ini semua mereka lakukan? Semata-mata agar tidak seorang pun dari mujahidin yang kehilangan keutamaan shalat berjamaah yang sangat ditekankan oleh Islam. Perihal tentang shalat ini lebih jauh, Allah Swt menjelaskannya pada surat (An-Nisa': 102): Ayat ini selain menunjukkan kedudukan shalat berjamaah juga menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat itu sendiri. Berlangsungnya peperangan, siap siaganya musuh dan kesibukan dalam berjihad fi sabilillah itu tidak menggugurkan kewajiban shalat. Tetapi tetap wajib dilaksanakan dengan cara semampunya, walaupun tanpa ruku', sujud dan menghadap kiblat ketika dalam peperangan yang serius. Cukuplah dengan berniat ketika dalam kondisi darurat dan melakukan apa saja yang mungkin dikerjakan seperti tilawah, isyarat berdzikir dan sebagainya. Shalat juga memiliki keistimewaan dengan adzan, itulah seruan Rabbani yang suaranya
  • 17. menjulang tinggi setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan masuknya waktu shalat, mengumumkan tentang aqidah yang asasi dan prinsip-prinsip dasar Islam, meliputi, "Allahu akbar (Allah Maha Besar) empat kali, Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, dua kali. Hayya'alashshalaah dua kali. Hayya 'alalfalaah, dua kali, Allahu akbar, dua kali, kemudian membaca laa ilaaha illallah." Adzan ini layaknya 'lagu kebangsaan' bagi ummat Islam yang didengungkan dengan suara tinggi oleh muadzin, lalu dijawab oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka bersama-sama ikut mengulang secara serempak kalimat-kalimat adzan yang didengar, untuk menghunjamkan nilai-nilainya dalam jiwa dan membuktikannya dalam akidah dan akhlak sehari-hari.. Shalat, sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dilaksanakan di rumah Allah dengan kekhusu‟annya, penampilan yang rapih, bersih dengan kesuciannya, menghadap ke kiblat' dengan ketepatan waktunya, maupun kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, pujian, bacaan, maupun perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunya nilai lebih dari hanya sekedar ibadah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj pendidikan dan pengajaran yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Karenanya, jiwa pun menjadi lapang dan tenang. Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah... Shalat merupakan tathbiq 'amali (contoh kongkrit) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Sehigga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Imam Asy-syahid Hassan Al Banna berkata, dalam menjelaskan shalat secara sosial, setelah beliau menjelaskan pengaruh shalat secara ruhani: "Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas pribadi, tetapi shalat itu sebagaimana disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai aktifitasnya yang zhahir dan hakikatnya yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil (sempurna) untuk mentarbiyah ummat yang sempurna pula. Shalat itu dengan gerakan tubuh dan waktunya yang teratur sangat bermanfaat untuk tubuh, sekaligus ia merupakan ibadah ruhiyah. Dzikir, tilawah dan doa-doanya sangat baik untuk pembersihan jiwa dan melunakkan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Qur'an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi. Maka kesempurnaan manakah dalam pendidikan manusia secara individu setelah ini? Kemudian shalat itu dengan disyaratkannya secara berjamaah, maka akan bisa mengumpulkan ummat lima kali setiap hari dan sekali dalam satu pekan dalam shalat jum'at di atas nilai-nilai sosial yang baik, seperti ketaatan, kedisiplinan, rasa cinta dan persaudaraan serta persamaan derajat di hadapan Allah yang Maha Tingi dan Besar. Maka kesempurnaan yang manakah dalam masyarakat yang lebih sempurna daripada masyarakat yang tegak di atas pondasi tersebut dan dikuatkan di atas nilai-nilai yang mulia? Sesungguhnya shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna bagi individu
  • 18. dan pembinaan bagi membangun ummat yang kuat. Shalat yang lurus dan sempurna, bisa membawa dampak kebaikan bagi pelakunya dan bisa membuang sifat-sifat buruk yang ada. Shalat telah mengambil dari "Komunisme" makna persamaan hak dan persaudaraan yaitu dengan mengumpulkan manusia dalam satu tempat yang tidak ada yang memiliki kecuali Allah yaitu Masjid; dan Shalat telah mengambil dari"kediktatoran" makna kedisplinan dan semangat yaitu dengan adanya komitmen untuk berjamaah' mengikuti Imam dalam setiap gerak dan diamnya, dan barang siapa yang menyendiri, maka ia akan menyendiri dalam neraka. Shalat juga mengambil dari "Demokrasi" suatu bentuk nasehat, musyawarah dan wajibnya mengembalikan Imam ke arah kebenaran apabila ia salah dalam kondisi apa pun. Dan shalat biasa membuang segala sesuatu yang jelek yang menempel pada semua ideologi tersebut di atas seperti kekacauan Komunisme, penindasan diktaktorisme, kebebasan tanpa batas demokrasi, sehingga shalat merupakan minuman yang siap diteguk dari kebaikan yang tidak keruh di dalamnya dan tidak ada keruwetan" Ma‟asyral muslimin rahimakumullah.... Umat Islam telah sepakat, bahwa siapa saja yang meninggalkan shalat karena menentang kewajiban shalat dan karena menghinanya maka ia telah kafir. Tidak seorang pun di antara para Imam Mazhab, semisal baik Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‟i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Daud Azhahiri, Imam Ishaq maupun yang lainnya yang mengatakan bahwa shalat bagi seorang muslim boleh dikerjakan dan ditinggalkan sekehendak hatinya. Allah Swt berfirman: (‫)301 :ءاسٌلا‬ “Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang waktunya telah ditentukan”. (An-Nisa: 103) Oleh karena itu, bukanlah dikatakan masyarakat yang Islami, apabila ada masyarakat uang hidup tanpa ruku' dan sujud kepada Allah SWT, dan mereka tidak memperoleh sanksi atau pengajaran dengan alasan bahwa manusia itu mempunyai hak kebebasan untuk berbuat. Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang menyamakan antara orang-orang yang shalat dan orang-orang yang tidak shalat, apalagi mengutamakan orang-orang yang tidak shalat, dan menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin orang Islam. Bukanla masyarakat Islami, mereka yang membangun perkantoran-perkantoran, lembaga- lembaga, pabrik-pabrik dan sekolah-sekolah, sementara di dalamnya tidak ada masjid yang dipergunakan untuk shalat dan didengungkan suara adzan. Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang tidak mengajarkan shalat kepada putera- puterinya di sekolah-sekolah dan di rumah-rumah, sejak masa kanak-kanak. . Khutbah Kedua . Ma’asyral muslimin rahimakumullah.... Seorang doktor di Amerika Serikat telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang dia jumpai dalam penyelidikannya. Dia seorang doktor dalam bidang neurologi.
  • 19. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin dengan model perobatan yang disinggung Al-Quran dan Hadis, mulai dari manfaat puasa, madu, habbatul barakah (biji hitam/black seed) dan lain sebagainya. Ketika dia ditanya bagaimana dia bisa memeluk agama Islam, doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu beliau melakukan riset (kajian) urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Setelah membuat kajian yang cukup memakan waktu, akhirnya dia mendapat hasil bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia kecuali pada saat seseorang itu sedang sujud, seperti ketika melaksanakan ibadah shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah hanya untuk sukatan tertentu saja. Keseimbangan kadar darah yang dibutuhkan oleh urat saraf tersebut mengikuti jadwal waktu sembahyang yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Oleh karenanya, bagi orang yang tidak melaksanakan shalat, urat saraf otaknya tidak sempurna dalam menerima darah secukupnya untuk berfungsi secara normal. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.... Kesimpulannya, makhluk Allah yang bergelar manusia jika tidak melaksanakan shalat sesuai yang diajarkan oleh Islam, apalagi dia tidak beriman, walau pun akal mereka kelihatan berfungsi secara normal, tetapi sebenarnya dalam suatu kondisi, mereka kehilangan kesempurnaan berpikir dan kurang pertimbangan dalam membuat keputusan yang normal dan bijakasana. Justeru itu, kita tidak perlu heran jika kita menjumpai seseorang yang kadang kala tidak segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun apa yang mereka lakukakn adalah salah. Untuk itu, kita tidak perlu aneh dan heran, jika timbul berbagai macam gejala dan penyakit sosial di masyarakat. (Berita ini dinukil dari koran Arab News, 7 Januari 1987). . ‫جمصع ٍّ يذلا اىىيد اىل حلصأ مٍللا‬ ‫أهسً ا ّأ ص لخ ل ٌا دً ياً ا ال ري ف يِا ه عا ش ٌا ّأ ص لخ ل ٌا آخسذ ٌا ال ري إل يِا ه عادً ا ّاج عل ال ذ ياج شي ادج ل ٌا‬ ‫ف ي ك ل خ يس ّاج عل ال وْخ زادح ل ٌا هي ك ل شس. ال لِن أد سي عاق ث ر ٌا ف ي األه ْز ك لِا ّأجسً ا هي خصي ال دً يا‬ ‫اب اآلخ سج. ال لِن اق سن ل ٌا هي خ س ي رك ها ذ ذْل ت َ ت ي ٌ ٌا ّت يي ه ع ص ي رك ّهي طاع رك ها ذ ث ل غ ٌا ت ِا ّعر‬ ‫ج ٌ رك ّهي ال ي ق يي ها ذ ِْى ت َ ع ل ي ٌا ه صائ ة ال دً يا ّه ر ع ٌا ت أ سواع ٌا ّأت صازً ا ّق ْذ ٌا ها أد ي ي ر ٌا‬ ‫ّاج عل َ ال ْازز ه ٌا ّاج عل ث أزً ا ع لي هي ظ لو ٌا ّاً صسً ا ع لي هي عاداً ا ّال ذ ج عل ه ص ي ثد‬ . . ّ‫مقأ‬ .‫ال ص الج‬
  • 20. Intisari khutbah Jum‟at, 31 Maret 2006 M / 01 Rabi‟ul Awal 1427 H) Oleh : Prof.DR.H. Didin Hafiduddin Banyak orang yang menduga bahwa kemakmuran dan kesejahteraan merupakan akibat dari tingkat kesuburan. Semakin subur suatu negeri, maka akan semakin makmur dan sejahtera masyarakatnya. Pendapat ini tentu tidak semuanya salah, tetapi juga tidak semuanya benar. Dalam realitas kehidupan, ada negeri dan daerah yang subur kemudian masyarakatnya makmur dan sejahtera, tetapi ada pula negeri dan daerah yang tidak subur rakyatnya makmur dan sejahtera. Sebaliknya, adapula negeri dan daerah yang subur tetapi rakyatnya miskin.Kalau kita memperhatikan Al-Qur‟an, maka faktor utama kesejahteraan dan kemakmuran adalah perilaku yang baik, yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Walaupun negerinya subur, tetapi pemimpin dan rakyat- nya durhaka, maka yang terjadi adalah kehancuran dan keterpurukan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an : Artinya : “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah ; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” (QS. 16 An-Nahl 112). Dalam sebuah hadits, riwayat Imam Thabrani dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Rasulullah SAW bersabda : “(Ada) lima perbuatan (yang akan mengakibatkan) lima malapetaka :1. Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan dikendalikan oleh musuh-musuh mereka, 2. Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kekafiran,3. Tidaklah merajalela di suatu tempat perzinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa kematian, 4. Tidaklah mereka mempermainkan takaran / timbangan atau kwalitas suatu barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau panjang, dan5. Tidaklah mereka mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunnya hujan yang membawa keberkahan” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). Sebaliknya, dengan keimanan dan ketaqwaan yang tercermin perilaku keseharian, akan menyebabkan turunnya keberkahan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an : .Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri- negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
  • 21. dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. 7 Al-„Araf 96). Perilaku yang baik ini, yang harus dimiliki oleh masyarakat dan bangsa, terutama para pemimpinnya adalah amanah, jujur dan terpercaya. Di samping memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing. Orang yang amanah pasti akan mendapatkan rizki dan kesejahteraan dalam hidupnya. Sebaliknya, khianat, culas dan korup akan melahirkan kefakiran. Dalam sebuah hadits, riwayat Imam ad-Dailamiy, Rasulullah SAW bersabda : , artinya : “Sifat amanah itu akan menarik (mendatangkan) rizki, dan sifat khianat itu akan menarik (melahirkan) kefakiran” (HR. Ad-Dailamiy). Ada suatu kisah yang menarik dalam Al Qur‟an, yaitu kisah Nabi Yusuf AS, yang mampu membawa kesejahteraan masyarakatnya, dan masyarakat di sekitar negeri Mesir, karena beliau dan pejabat di negeri Mesir ketika itu memiliki sifat hafidzun, alimun, yaitu amanah, terpecaya dan ahli atau profesional dalam bidangnya. Dalam hal ini perhatikan firman Allah dalam Al-Qur‟an: , artinya : “Berkata Yusuf : “Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan” (QS. 12 Yusuf : 55). Dalam sejarah Islam pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang tidak lama, hanya + 22 bulan, ternyata tidak ada orang yang menjadi mustahiq zakat dengan sebab kejujuran dan keadilan dalam segala bidang yang dilakukan oleh beliau dan pemerintahannya.Amanah dan profesionalisme akan menumbuhkan etos kerja yang tinggi; Akan menumbuhkan etika kerja yang kuat; Akan menyebabkan orang berlomba- lomba dalam mempersembahkan yang terbaik dan akan menyebabkan tumbuhnya ta‟awun dan rasa solidaritas sosial yang tinggi antara sesama anggota masyarakat. Kalau sudah begitu, maka akan lahirlah masyarakat yang adil, masyarakat yang makmur, dan masyarakat yang sejahtera di bawah naungan ridha Ilahi.
  • 22. Intisari khutbah Jum‟at, 24 Februari 2006 M / 25 Muharam 1427 H) Oleh : Prof.DR.H.Moh. Ardani Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia diberikan dalam bentuk ibadah. Semua ibadah dalam Islam, baik dalam bentuk shalat, puasa, zakat, maupun haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat kepada Allah dan bahkan merasa senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Allah Yang Maha Suci dan dapat mempertajam rasa kesucian yang selanjutnya menjadi rem bagi hawa nafsunya untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku.Dalam ibadah terjadi kontak kegiatan jasmani dan rohani. Ibadah merupakan tanggapan batin yang tertuju kepada Allah namun dibarengi dengan amal perbuatan yang bersifat lahir, yang dilakukan oleh gerak-gerik jasmani. Ibadah secara lahiriah dan batiniah seperti itu dapat difahami dari aspek pembawaan hidup manusia sendiri yang bersifat dualistis yang terdiri dari dua unsur jasmani dan rohani seperti disebut di atas. Kedua unsur itu menyatu dalam diri manusia.Manusia adalah jasmani yang dirohanikan; dan manusia seutuhnya adalah rohani yang telah menjasmani, maka badan manusia bukan hanya materi semata-mata atau kejasmanian saja. Seluruh jasmani manusia dan segala gejalanya tidak sama dengan jasmani binatang, karena kejasmanian manusia adalah jasmani yang dirohanikan dan di dalam jasmani itu terdapat roh yang menjasmani. Oleh karenanya tidak mengherankan jika peristiwa-peristiwa yang dialami manusia secara jasmaniah akan mempengaruhi gerak batin dan rohaninya. Dan sebaliknya situasi rohani seseorang juga akan tercermin dalam sikap dan tingkah laku lahiriah atau jasmaniahnya.Dengan demikian manusia yang utuh diberi konsumsi ibadah yang utuh pula. Dengan berbagai ucapan dan perbuatan dalam ibadah, rasa rohaniah dan rasa moral menjadi lebih tajam. Lebih lanjut segala peristiwa rohaniah manusia berpengaruh pada jasmaninya yang menggejala dalam kehidupan lahiriahnya; dan demikian pula sebaliknya peristiwa yang dialaminya secara jasmaniah berpengaruh pada rohaninya yang menggejala dalam kehidupan rohaniahnya. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Allah disembah seperti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif. Kata ibadah yang berasal dari „abada‟, sekalipun dapat diterjemahkan dengan menyembah, namun terjemahan ini dipandang kurang tepat. Karena Tuhan yang disembah itu bukan saja ditakuti dan disegani, tetapi juga dikasihi dan disayangi. Memang betul dalam surat Al Dzariat ayat 56, terdapat kata liya’ budûni dalam rangkaian ayat , yang berarti “agar mereka beribadat kepada-Ku. Tetapi dalam konsep Islam, Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, Maha Kuasa (Wâhid, Qadîr) di samping Maha Pengasih, Penyayang dan Pengampun (Rahmân, Rahîm dan Ghafûr), maka kata liya’budûni lebih cocok diterjemahkan dengan “agar mereka tunduk dan patuh kepada-Ku”. Maka Allah tidak harus dijauhi dan ditakuti, tetapi Allah harus didekati dan disayangi, karena ia memang dekat dan sayang kepada manusia. Dengan demikian arti ayat tersebut ialah : “Tidak Ku-ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh kepada-Ku”. Menghayati Akidah Ibadah dan Akhlak
  • 23. Karena manusia mempunyai kesadaran batin, maka semua gerak tingkah lakunya, seharusnya mempunyai kontak dengan batinnya. Seperti dikemukakan terdahulu bahwa ibadah itu mengandung aspek latihan spiritual untuk mendapatkan kesucian, dan aspek latihan moral. Dengan demikian ibadah itu selain berfungsi untuk berbakti kepada Allah, juga membawa efek kesucian lahir batin, menjadikan orang baik yang jauh dari noda- noda kejahatan.Dengan penghayatan demikian diharapkan system nilai yang menyangkut keimanan, berpadu dengan system norma yang menyangkut syari‟at yang di dalamnya termasuk ibadah. Rupa-rupanya nilai-nilai iman yang dihayati dengan ibadah akan menebalkan iman. Dan norma-norma syari‟at yang termasuk di dalamnya ibadah, jika dihayati dengan baik, akan membawa kesucian yang berpengaruh pada moral.Betapa pentingnya aspek spiritual dalam ibadah itu, yang disebut dengan kata khusyu‟ atau dzikir, seperti di- isyaratkan dalam ayat Al qur‟an : , artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalat mereka” (QS. Al-Mukminun 1-2). Shalat yang khusyu‟ adalah shalat yang disertai dengan kesadaran batin, patuh dan merendahkan diri dihadapan Tuhan Yang Maha Agung. Sedangkan dzikir berarti ingat, sadar, dan tidak lalai.Dengan menjalin semangat ajaran antara syari‟at dan tarekat dalam kegiatan ibadah, akan tercapai hakekat muslim, yang seharusnya memiliki sifat- sifat : suci hati dan perbuatannya, jujur, dapat dipercaya, tidak menyukai kemewahan, rajin bekerja, tabah, sabar, syukur, rela, menerima dan sebagainya.