SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Descargar para leer sin conexión
BAB 2
                            TINJAUAN PUSTAKA


2.1.   Status gizi
2.1.1. Pengertian Gizi
       Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur
kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah
yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan
fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat
dibutuhkan untuk hidup dan sehat (Kusharisupeni, 2007).
       Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-
1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca
ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya
sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain, 1994).
       WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang
terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan
pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara
kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.

       Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi
mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau
nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam
cairan tubuh (Almatsier, 2004).

2.1.2. Pengertian Status Gizi
       Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah
satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik




                                                          Universitas Sumatera Utara
bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap
kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui
melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun
kualitatif (Supariasa, 2001).
       Status gizi     merupakan tanda-tanda penampilan seseorang           akibat
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari
pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator
yang digunakan (DepKes,2002).
       Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang
sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia
adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistik (WHO-
NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat :
Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua,
Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang
mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat, Gizi
buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan
kwashiorkor (Supariasa, 2002).
       Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level
yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan
makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu
ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan
yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan (Riyadi, 2001 yang
dikutip oleh Simarmata, 2009).
       Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan
kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah
terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang
menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut.
       Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi (PSG) di dalam ilmu gizi
adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu
atau masyarakat.




                                                          Universitas Sumatera Utara
Definisi PSG adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan
menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu
yang berisiko atau dengan status gizi buruk (Hartriyanti, 2007).
       Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang
paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan
gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
b. Kelompok di bawah lima tahun (balita): 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hanil dan menyusui.
f. Kelompok usia (usia lanjut). (Notoatmodjo, 2003)


2.1.3 Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1. Antropometri
            Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
   dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
   macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
   umur dan tingkat gizi.
2. Klinis
            Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
   status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
   terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
   pada jaringan epitel (supervisial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut
   dan mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
   kelenjar tiroid.
3. Biokimia
            Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
   yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
   tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga
   beberapa jaringan tubuh seperti otot dan hati.




                                                          Universitas Sumatera Utara
4. Biofisik
           Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
   gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
   perubahan dan jaringan.


2.1.4. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Survei Konsumsi Makanan
           Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
   tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2. Statistik Vital
           Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
   menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
   berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan
   data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
           Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
   sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
   Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
   iklim, tanah, irigasi dan lain-lain (Supariasa, 2002).
2.2.   Pemeriksaan Antropometri
       Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis
kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan
tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor
lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh
lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau
faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu
dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Arisman, 2009).
       Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros, artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Jadi dapat ditarik pengertian antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai




                                                            Universitas Sumatera Utara
tingkat umur dan gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
       Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002).
       Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometris adalah
besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi.
Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk: (1) penapisan status gizi,
(2) survei status gizi, dan (3) pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada
orang per orang untuk keperluan khusus. Survei ditujukan untuk memperoleh
gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu, serta faktor-faktor yang
berkaitan dengan itu. Pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran
perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2009).
       Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
       Faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila
tidak disertai dengan penentuan usia yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor
(1980), batasan usia digunakan adalah tahun usia penuh (Completed Year).
       Untuk melengkapi data usia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh
   orang tuanya. Apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah minta catatan
   kelahiran pada pamong desa.

2) Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Jawa, Sunda,
   dll), cocokan dengan kalender nasional,

3) Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat orang
   tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti lebaran, tahun baru,




                                                             Universitas Sumatera Utara
puasa, pemilihan kepala desa atau peristiwa nasional, seperti Pemilu, banjir,
    gunung meletus, dll. Sebelum pengumpulan data, buatlah daftar tentang
    tanggal, bulan dan tahun kejadian dari peristiwa peristiwa penting di daerah
    dimana kita ingin mengumpulkan data,

4) Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan membandingkan anak
    yang diketahui usianya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui pasti
    tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih muda.
5) Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan
    tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan tanggal 15
    bulan yang bersangkutan.
        Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Di
samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis
obat dan makanan.
        Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh cenderung
meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi
penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan
lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
        Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan,
antara lain:
1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
    karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
    periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
    Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan
    secara meluas.

4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.




                                                          Universitas Sumatera Utara
5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
   didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan
   sebagai dasar pengisiannya.

6) Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,
   berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai
   indeks yang tidak tergantung pada umur.
7) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang
   tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
         Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

2) Mudah diperoleh dan relatif mudah harganya.

3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

4) Skalanya mudah dibaca.

5) Cukup aman untuk menimbang anak balita.
         Pada prinsipnya, ada dua macam timbangan, yaitu beam (lever) balance
scales dan spring scale. Contoh beam balance ialah dacin, dan spring scale scale
adalah timbangan pegas (contohnya, timbangan kamar mandi). Kesulitan dalam
menimbang anak adalah anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak
biasanya menangis.
         Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di samping itu
tinggi   badan   merupakan ukuran kedua       yang   penting,   karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quac stick), faktor umur dapat
dikesampingkan.
         Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri
dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai
ketelitian 0,1 cm.
         Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai
dengan standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari prosedur




                                                        Universitas Sumatera Utara
standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan menunjukkan kesalahan
secara tepat sehingga perubahan dapat dilakukan sebelum sumber kesalahan dapat
dipastikan. Penyelia mempelajari hal-hal apa yang perlu diperhatikan untuk
menjamin presisi dan akurasi pengukuran dan ketrampilan apa yang perlu
diberikan (Supariasa, 2002).
        Idrus dan Kunanto (1990), memberikan pengertian mengenai presisi dan
akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subyek yang sama secara berulang-
ulang dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan
untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh
penyelia.
        Berbagai penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Di
antara penyebab antara lain pada waktu melakukan pengukuran tinggi badan tanpa
memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya belakang kepala, punggung,
pinggul, dan tumit harus menempel di dinding. Sikapnya harus dalam posisi siap
sempurna. Di samping itu pula kesalahan juga terjadi apabila petugas tidak
memperhatikan situasi pada saat anak diukur. Contohnya adalah anak
menggunakan sandal atau sepatu. Pada waktu penimbangan berat badan,
timbangan belum di titik nol, belum dalam keadaan seimbang, dan timbangan
tidak berdiri tegak lurus.
        Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur dapat terjadi karena
petugas pengumpul data kurang hati-hati atau belum mendapat pelatihan yang
memadai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran sering disebut
measurement error. Masalah lain juga timbul dalam penentuan status gizi adalah
alat ukur dan pengukuran.
        Secara garis besar usaha untuk mengatasi kesalahan pengukuran, baik
dalam    mengukur     sebab    maupun   dampak   dari   suatu   tindakan,   dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Memilih ukuran yang sesuai dengan apa yang ingin diukur. Misalnya
   mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, dan tidak menggunakan alat
   ukur lain yang bukan diperuntukkan untuk mengukur tinggi badan.




                                                        Universitas Sumatera Utara
b) Peneraan alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus selalu
   ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya
   tidak digunakan lagi.

c) Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk
   mendapatkan presisi dan akurasi yang baik (Supariasa, 2002).
2.3. Standar Penilaian Status Gizi
       Standar (baku) rujukan CDC-NCHS 2000 ditetapkan sebagai pembanding
dalam status gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat di Indonesia.
Standar ini dipaparkan dalam persentil dan ketentuan eid indeks dari BB/TB.
       Hasil pengukuran status gizi berdasarkan eid indeks dapat digolongkan
                                                       ≥ 70
dalam persentase malnutrisi berat (< 70%), malnutrisi sedang (           -80%),
malnutrisi ringan ≥ 80 -90%), gizi baik ( 90 -110%), overweight (≥ 110-120%),
                  (                     ≥
dan obesitas (≥ 120%).
       Untuk menentukan status gizi digunakan berat badan (BB) terhadap tinggi
badan (TB) (CDC, 2000). Tabel Referensi CDC-NCHS 2000 untuk menentukan
status gizi (lampiran) (Supariasa, 2002).

2.4.   Kebutuhan Gizi Dan Kecukupan Gizi

       Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang
untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, salah
satunya karena faktor genetika. Kegunaan perhitungan kebutuhan gizi adalah
sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau
konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan
kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances/ RDA) adalah
jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar
hampir semua orang dapat hidup sehat.

       Kebutuhan gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:

1. Pertumbuhan




                                                        Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan
bagian-bagiannya. Fase ini dimulai dari kandungan sampai usia dewasa muda.
Laju pertumbuhan tercepat terjadi sebelum kelahiran dan sewaktu bayi. Keperluan
tubuh akan zat gizi esensial pada waktu bayi lebih utama dibandingkan dengan
masa lain selam kehidupan. Pertumbuhan berikutnya adalah masa kanak-kanak.
Pada usia ini kegiatan fisik mulai meningkat. Kekurangan zat gizi pada dua masa
ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Kebutuhan zat
gizi dan energi menjadi bervariasi seiring dengan laju pertumbuhan. Sampai masa
remaja, kebutuhan zat gizi sangat penting untuk perkembangan tubuh, seperti
terbentuknya tulang dan otot yang kuat, simpanan lemak yang cukup untuk
melindungi tubuh dan organnya, kulit yang sehat, rambut yang mengkilap, serta
gigi yang sehat.
2. Umur
       Semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi
semakin sedikit. Pada usia dewasa, zat gizi diperlukan untuk penggantian jaringan
tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Pada masa ini
aktivitas fisik mulai meningkat yaitu untuk melakukan pekerjaan atau bekerja.
3. Jenis kegiatan fisik dan ukuran tubuh
       Makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan maka makin banyak energi
yang diperlukan. Untuk melakukan aktifitas fisik yang sama, orang yang berbadan
besar membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan
kecil. Akan tetapi, aktifitas fisik lebih berpengaruh terhadap pengeluaran energi
daripada perbedaan ukuran tubuh.
4. Keadaan sakit dan penyembuhan
       Pada keadaan sakit terjadi perombakan protein tubuh. Oleh karena itu,
agar kondisi tubuh kembali normal maka pada periode penyembuhan diperlukan
peningkatan konsumsi protein. Kondisi sakit tidak saja memerlukan peningkatan
konsumsi protein, tetapi juga peningkatan zat-zat gizi lain sepertia air, vitamin,
mineral, karbohidrat, dan lemak.
5. Keadaan fisiologis khusus (hamil dan menyusui) (Auliana, 1999)




                                                            Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Pola Menu Sehari Menurut Kandungan Energi

       Seseorang dapat menyusun menu sehari yang seimbang dengan
menggunakan daftar pola menu sehari menurut kandungan energi yang diucapkan
dalam jumlah penukar sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Pola ini
menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan bahan makanan yang perlu
dimakan sehari sesuai dengan kebutuhan energi rata-ratanya sehari. Dengan
menggunakan berbagai jenis bahan makanan dalam tiap golongan bahan makanan
sesuai jumlah penukar yang tercantum dalam tabel, dapat dijamin bahwa menu
yang disusun seimbang dalam semua zat gizi dan bervariasi. (Almarsier, 2004)




2.4.2. Daftar Bahan Makanan Penukar
       Dalam bahasa baku, menu ialah susunan bermacam makanan yang
dihidangkan. Makanan disini tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dimakan,
tetapi juga sesuatu yang diminum. Lalu pengertian Daftar Bahan Makanan




                                                        Universitas Sumatera Utara
Penukar ialah Daftar yang membuat bahan-bahan makanan dalam jumlah tertentu
dengan kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan
satumacam bahan makanan dengan yang lainnya. Adanya Daftar Bahan Makanan
Penukar digunakan untuk memudahkan penyusunan menu yang bervariasi dan
bergizi dengan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan peranannya dalam
pola menu makanan seimbang dan zat gizi yang dikandungnya. Daftar ini pertama
kali disusun di Indonesia pada tahun 1972 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan
Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Bahan makanan dibagi ke
dalam delapan golongan yaitu:

1. Bahan makanan sumber karbohidrat
2. Bahan makanan sumber protein hewani
3. Bahan makanan sumber protein nabati
4. Sayuran
5. Buah-buahan
6. Susu
7. Minyak
8. Gula

       Untuk tiap golongan bahan makanan disusun daftar bahan makanan dalam
jumlah yang zat gizinya setara dalam energi, karbohidrat, lemak, dan protein
(rincian daftar bahan makanan penukar dapat dilihat di lampiran Daftar Bahan
Makanan Penukar). Bahan makanan dalam jumlah tersebut dapat saling
menukarkan. Perhatikan terlebih dahulu bahan makanan tiap golongan yang
digunakan sebagai acuan, ukuran standar (dalam ukuran rumah tangga dan gram)
dan nilai energi, karbohidrat, lemak, dan proteinnya. (Isfiani, Ilma R, 2011)

2.5.   Panti Asuhan
2.5.1. Pengertian Panti Asuhan

       Menjadi kabur ketika dalam kenyataan di lapangan masih terdapat
diskriminasi pada komunitas anak yang tidak beruntung dari segi ekonomi, sosial,
maupun budaya dalam potret banyaknya anak yang hidup terlantar. Dalam




                                                           Universitas Sumatera Utara
beberapa keadaan tertentu keluarga tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dalam pemenuhan kebutuhan anak, yang kemudian menyebabkan keterlantaran
pada anak. ”Beberapa penyebab keterlantaran anak, antara lain:
1. Orang tua meninggal dan atau tidak ada sanak keluarga yang merawatnya
   sehingga anak menjadi yatim piatu.
2. Orang tua tidak mampu (sangat miskin) sehingga tidak dapat memenuhi
   kebutuhan minimal anak-anaknya
3. Orang tua tidak dapat dan tidak sanggup melaksanakan fungsinya dengan baik
   atau dengan wajar dalam waktu relatif lama misalnya menderita penyakit
   kronis dan lain-lain.” (BKPA, 1979).
       Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
definisi anak terlantar adalah sebagai berikut:
       ”Anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orang tuanya tidak
dapat menjalankan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi
dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial” (UU No. 4/1979,
Tentang Kesejahteraan anak Bab 1 Pasal 1)
       Menurut     buku    Petunjuk    Teknis     Pelaksanaan   Penyantunan   dan
Pengetahuan Anak Melalui Panti Asuhan Anak, mengenai panti asuhan adalah
suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar serta
melaksanakan pelayanan pengganti, atau perwalian anak dalam memenuhi
kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh
kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya
sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita
bangsa, sebagai insane yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan
nasional” (DepSos RI, 1986).


2.5.2. Tujuan Panti Asuhan
       Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia
(1997) yaitu :




                                                          Universitas Sumatera Utara
1) Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja
   sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka
   ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan
   kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak
   dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.
2) Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan
   adalah terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan
   berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya
   dan hidup keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
   panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan
   kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.


2.5.3. Fungsi Panti Asuhan
       Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak
terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997) panti asuhan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi
   sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan.
2) Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak.
3) Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi
   penunjang). Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga
   dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.




                                                         Universitas Sumatera Utara

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Chrysmada Dewa Kusuma
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...Repository Ipb
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi sterilFransiska Vita
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziShanti Lestari
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Septian Muna Barakati
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturRivai Beta
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSii AQyuu
 
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"Putri Nadhilah
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...Operator Warnet Vast Raha
 
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...Warnet Raha
 

La actualidad más candente (20)

Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
GIZI MASYARAKAT
GIZI MASYARAKATGIZI MASYARAKAT
GIZI MASYARAKAT
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"
Karya Tulis Ilmiah "PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI"
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
132568412 gambaran-asupan-zat-gizi-pada-ibu-pada-hamil-berdasarkan-jumlah-keb...
 
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
 
Bab 2 fix
Bab 2 fixBab 2 fix
Bab 2 fix
 

Similar a Status Gizi Bab 2

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKusmaWenny1
 
Penilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxPenilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxSeilaAzmia1
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdf
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdfGIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdf
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdfYuliYatri
 
Makalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxMakalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxNadirKiki1
 
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZIShinta Handayani
 
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfS2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfWaOdeUlfaBerliana
 
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxKelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxNISAFATHONAH1
 
peran gizi.pdf
peran gizi.pdfperan gizi.pdf
peran gizi.pdfEndahAyata
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxNurFaisyah7
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxpkmmasmambang
 
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptxPENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptxGigihRamadan
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxJenitaFrisilia1
 
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptxAnaTasya26
 

Similar a Status Gizi Bab 2 (20)

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Penilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxPenilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptx
 
GIZI dan Makanan
GIZI dan MakananGIZI dan Makanan
GIZI dan Makanan
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdf
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdfGIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdf
GIZI seimbang djdjkkkkkkkkkkhhkkkkk .pdf
 
Makalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxMakalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docx
 
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
 
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdfS2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
S2-P6-Gizi-Kesehatan-Masyarakat.pdf
 
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptxKelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
Kelompok 1 Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
peran gizi.pdf
peran gizi.pdfperan gizi.pdf
peran gizi.pdf
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
 
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptxPENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptxKonsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
Konsep Dasar Ilmu Gizi.pptx
 
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
 
Konsep dasar gizi
Konsep dasar giziKonsep dasar gizi
Konsep dasar gizi
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
gizi terapan
gizi terapangizi terapan
gizi terapan
 

Status Gizi Bab 2

  • 1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status gizi 2.1.1. Pengertian Gizi Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat (Kusharisupeni, 2007). Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952- 1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain, 1994). WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh (Almatsier, 2004). 2.1.2. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik Universitas Sumatera Utara
  • 2. bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif (Supariasa, 2001). Status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan (DepKes,2002). Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistik (WHO- NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor (Supariasa, 2002). Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan (Riyadi, 2001 yang dikutip oleh Simarmata, 2009). Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut. Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi (PSG) di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat. Universitas Sumatera Utara
  • 3. Definisi PSG adalah interprestasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk (Hartriyanti, 2007). Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari : a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun. b. Kelompok di bawah lima tahun (balita): 1-5 tahun. c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun. d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun. e. Kelompok ibu hanil dan menyusui. f. Kelompok usia (usia lanjut). (Notoatmodjo, 2003) 2.1.3 Penilaian Status Gizi Secara Langsung 1. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervisial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 3. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti otot dan hati. Universitas Sumatera Utara
  • 4. 4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan dan jaringan. 2.1.4. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. 3. Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain (Supariasa, 2002). 2.2. Pemeriksaan Antropometri Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Arisman, 2009). Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros, artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Jadi dapat ditarik pengertian antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai Universitas Sumatera Utara
  • 5. tingkat umur dan gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002). Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometris adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk: (1) penapisan status gizi, (2) survei status gizi, dan (3) pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada orang per orang untuk keperluan khusus. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan itu. Pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2009). Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan usia yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan usia digunakan adalah tahun usia penuh (Completed Year). Untuk melengkapi data usia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah minta catatan kelahiran pada pamong desa. 2) Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Jawa, Sunda, dll), cocokan dengan kalender nasional, 3) Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti lebaran, tahun baru, Universitas Sumatera Utara
  • 6. puasa, pemilihan kepala desa atau peristiwa nasional, seperti Pemilu, banjir, gunung meletus, dll. Sebelum pengumpulan data, buatlah daftar tentang tanggal, bulan dan tahun kejadian dari peristiwa peristiwa penting di daerah dimana kita ingin mengumpulkan data, 4) Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan membandingkan anak yang diketahui usianya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih muda. 5) Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan tanggal 15 bulan yang bersangkutan. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain: 1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. 2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan. 3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. 4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur. Universitas Sumatera Utara
  • 7. 5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya. 6) Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. 7) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan: 1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain. 2) Mudah diperoleh dan relatif mudah harganya. 3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg. 4) Skalanya mudah dibaca. 5) Cukup aman untuk menimbang anak balita. Pada prinsipnya, ada dua macam timbangan, yaitu beam (lever) balance scales dan spring scale. Contoh beam balance ialah dacin, dan spring scale scale adalah timbangan pegas (contohnya, timbangan kamar mandi). Kesulitan dalam menimbang anak adalah anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak biasanya menangis. Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di samping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai dengan standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari prosedur Universitas Sumatera Utara
  • 8. standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan menunjukkan kesalahan secara tepat sehingga perubahan dapat dilakukan sebelum sumber kesalahan dapat dipastikan. Penyelia mempelajari hal-hal apa yang perlu diperhatikan untuk menjamin presisi dan akurasi pengukuran dan ketrampilan apa yang perlu diberikan (Supariasa, 2002). Idrus dan Kunanto (1990), memberikan pengertian mengenai presisi dan akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subyek yang sama secara berulang- ulang dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh penyelia. Berbagai penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Di antara penyebab antara lain pada waktu melakukan pengukuran tinggi badan tanpa memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya belakang kepala, punggung, pinggul, dan tumit harus menempel di dinding. Sikapnya harus dalam posisi siap sempurna. Di samping itu pula kesalahan juga terjadi apabila petugas tidak memperhatikan situasi pada saat anak diukur. Contohnya adalah anak menggunakan sandal atau sepatu. Pada waktu penimbangan berat badan, timbangan belum di titik nol, belum dalam keadaan seimbang, dan timbangan tidak berdiri tegak lurus. Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur dapat terjadi karena petugas pengumpul data kurang hati-hati atau belum mendapat pelatihan yang memadai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran sering disebut measurement error. Masalah lain juga timbul dalam penentuan status gizi adalah alat ukur dan pengukuran. Secara garis besar usaha untuk mengatasi kesalahan pengukuran, baik dalam mengukur sebab maupun dampak dari suatu tindakan, dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Memilih ukuran yang sesuai dengan apa yang ingin diukur. Misalnya mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, dan tidak menggunakan alat ukur lain yang bukan diperuntukkan untuk mengukur tinggi badan. Universitas Sumatera Utara
  • 9. b) Peneraan alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus selalu ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya tidak digunakan lagi. c) Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mendapatkan presisi dan akurasi yang baik (Supariasa, 2002). 2.3. Standar Penilaian Status Gizi Standar (baku) rujukan CDC-NCHS 2000 ditetapkan sebagai pembanding dalam status gizi dan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat di Indonesia. Standar ini dipaparkan dalam persentil dan ketentuan eid indeks dari BB/TB. Hasil pengukuran status gizi berdasarkan eid indeks dapat digolongkan ≥ 70 dalam persentase malnutrisi berat (< 70%), malnutrisi sedang ( -80%), malnutrisi ringan ≥ 80 -90%), gizi baik ( 90 -110%), overweight (≥ 110-120%), ( ≥ dan obesitas (≥ 120%). Untuk menentukan status gizi digunakan berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB) (CDC, 2000). Tabel Referensi CDC-NCHS 2000 untuk menentukan status gizi (lampiran) (Supariasa, 2002). 2.4. Kebutuhan Gizi Dan Kecukupan Gizi Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, salah satunya karena faktor genetika. Kegunaan perhitungan kebutuhan gizi adalah sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances/ RDA) adalah jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua orang dapat hidup sehat. Kebutuhan gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Universitas Sumatera Utara
  • 10. Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan bagian-bagiannya. Fase ini dimulai dari kandungan sampai usia dewasa muda. Laju pertumbuhan tercepat terjadi sebelum kelahiran dan sewaktu bayi. Keperluan tubuh akan zat gizi esensial pada waktu bayi lebih utama dibandingkan dengan masa lain selam kehidupan. Pertumbuhan berikutnya adalah masa kanak-kanak. Pada usia ini kegiatan fisik mulai meningkat. Kekurangan zat gizi pada dua masa ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Kebutuhan zat gizi dan energi menjadi bervariasi seiring dengan laju pertumbuhan. Sampai masa remaja, kebutuhan zat gizi sangat penting untuk perkembangan tubuh, seperti terbentuknya tulang dan otot yang kuat, simpanan lemak yang cukup untuk melindungi tubuh dan organnya, kulit yang sehat, rambut yang mengkilap, serta gigi yang sehat. 2. Umur Semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat-zat gizi semakin sedikit. Pada usia dewasa, zat gizi diperlukan untuk penggantian jaringan tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Pada masa ini aktivitas fisik mulai meningkat yaitu untuk melakukan pekerjaan atau bekerja. 3. Jenis kegiatan fisik dan ukuran tubuh Makin banyak aktivitas fisik yang dikerjakan maka makin banyak energi yang diperlukan. Untuk melakukan aktifitas fisik yang sama, orang yang berbadan besar membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang yang berbadan kecil. Akan tetapi, aktifitas fisik lebih berpengaruh terhadap pengeluaran energi daripada perbedaan ukuran tubuh. 4. Keadaan sakit dan penyembuhan Pada keadaan sakit terjadi perombakan protein tubuh. Oleh karena itu, agar kondisi tubuh kembali normal maka pada periode penyembuhan diperlukan peningkatan konsumsi protein. Kondisi sakit tidak saja memerlukan peningkatan konsumsi protein, tetapi juga peningkatan zat-zat gizi lain sepertia air, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak. 5. Keadaan fisiologis khusus (hamil dan menyusui) (Auliana, 1999) Universitas Sumatera Utara
  • 11. 2.4.1. Pola Menu Sehari Menurut Kandungan Energi Seseorang dapat menyusun menu sehari yang seimbang dengan menggunakan daftar pola menu sehari menurut kandungan energi yang diucapkan dalam jumlah penukar sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Pola ini menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan bahan makanan yang perlu dimakan sehari sesuai dengan kebutuhan energi rata-ratanya sehari. Dengan menggunakan berbagai jenis bahan makanan dalam tiap golongan bahan makanan sesuai jumlah penukar yang tercantum dalam tabel, dapat dijamin bahwa menu yang disusun seimbang dalam semua zat gizi dan bervariasi. (Almarsier, 2004) 2.4.2. Daftar Bahan Makanan Penukar Dalam bahasa baku, menu ialah susunan bermacam makanan yang dihidangkan. Makanan disini tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dimakan, tetapi juga sesuatu yang diminum. Lalu pengertian Daftar Bahan Makanan Universitas Sumatera Utara
  • 12. Penukar ialah Daftar yang membuat bahan-bahan makanan dalam jumlah tertentu dengan kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan satumacam bahan makanan dengan yang lainnya. Adanya Daftar Bahan Makanan Penukar digunakan untuk memudahkan penyusunan menu yang bervariasi dan bergizi dengan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan peranannya dalam pola menu makanan seimbang dan zat gizi yang dikandungnya. Daftar ini pertama kali disusun di Indonesia pada tahun 1972 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Bahan makanan dibagi ke dalam delapan golongan yaitu: 1. Bahan makanan sumber karbohidrat 2. Bahan makanan sumber protein hewani 3. Bahan makanan sumber protein nabati 4. Sayuran 5. Buah-buahan 6. Susu 7. Minyak 8. Gula Untuk tiap golongan bahan makanan disusun daftar bahan makanan dalam jumlah yang zat gizinya setara dalam energi, karbohidrat, lemak, dan protein (rincian daftar bahan makanan penukar dapat dilihat di lampiran Daftar Bahan Makanan Penukar). Bahan makanan dalam jumlah tersebut dapat saling menukarkan. Perhatikan terlebih dahulu bahan makanan tiap golongan yang digunakan sebagai acuan, ukuran standar (dalam ukuran rumah tangga dan gram) dan nilai energi, karbohidrat, lemak, dan proteinnya. (Isfiani, Ilma R, 2011) 2.5. Panti Asuhan 2.5.1. Pengertian Panti Asuhan Menjadi kabur ketika dalam kenyataan di lapangan masih terdapat diskriminasi pada komunitas anak yang tidak beruntung dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya dalam potret banyaknya anak yang hidup terlantar. Dalam Universitas Sumatera Utara
  • 13. beberapa keadaan tertentu keluarga tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan anak, yang kemudian menyebabkan keterlantaran pada anak. ”Beberapa penyebab keterlantaran anak, antara lain: 1. Orang tua meninggal dan atau tidak ada sanak keluarga yang merawatnya sehingga anak menjadi yatim piatu. 2. Orang tua tidak mampu (sangat miskin) sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan minimal anak-anaknya 3. Orang tua tidak dapat dan tidak sanggup melaksanakan fungsinya dengan baik atau dengan wajar dalam waktu relatif lama misalnya menderita penyakit kronis dan lain-lain.” (BKPA, 1979). Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, definisi anak terlantar adalah sebagai berikut: ”Anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orang tuanya tidak dapat menjalankan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial” (UU No. 4/1979, Tentang Kesejahteraan anak Bab 1 Pasal 1) Menurut buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan Pengetahuan Anak Melalui Panti Asuhan Anak, mengenai panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar serta melaksanakan pelayanan pengganti, atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa, sebagai insane yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional” (DepSos RI, 1986). 2.5.2. Tujuan Panti Asuhan Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997) yaitu : Universitas Sumatera Utara
  • 14. 1) Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat. 2) Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan adalah terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas. 2.5.3. Fungsi Panti Asuhan Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997) panti asuhan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan. 2) Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak. 3) Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang). Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja. Universitas Sumatera Utara