7. Daftar isi
Beranda vii
Pengantar
“Koin Protes” untuk “Keadilan Recehan” • Imam B. Prasodjo xi
Bab 1 KEADiLAn yAng TERLuKAi
Mereka Diikat oleh Satu Hal: Solidaritas • Cindy Silviana 3
Bab 2 MELAWAn DEngAn KEPATuHAn
Prita I, Prita II, dan Jejaring Langsat • Enda Nasution 13
Sebuah Ringkasan Komikal tentang Prita • Cah Ndableg 19
Bab 3 LAngSAT, SEBuAH TEMPAT
Kebun Binatang Bernama Langsat • Antyo Rentjoko 29
Pemulung Cilik dan Kejujuran • Muhammad Zamroni 33
Sana-sini Kompilasi Catatan • Muhammad Zamroni 37
Bab 4 Koin, MEDiA SoSiAL, DAn MASyARAKAT
Dari Dunia Maya ke Dunia Nyata • Ventura Elisawati 49
Recehan • Goenawan Mohamad 53
Koin Prita • Putu Setia 57
Koin Pecas Ndahé • Ndoro Kakung 61
Rp 15 Juta dari Konser untuk Prita • detik.com 63
Bab 5 PEnuTuP DAn HiKMAH
Menangani Komunikasi • Ventura Elisawati 67
Mau, Dapat Penghargaan sebagai
Pemecah Rekor? • Yusro M. Santoso 71
Pengumpulan Koin: Membantu Prita,
Menolong Bank Sentral • Yusro M. Santoso 77
Setahun Koin Keadilan v
8.
9. Beranda
M
embuat buku tentang Koin Keadilan telah menjadi mimpi
kami sejak aktivitas koin masih berlangsung. Tujuannya agar
kegiatan yang telah melibatkan lintas komunitas dan profesi
ini bisa terdokumentasi dengan baik. Pun peristiwa ini bisa menjadi
pembelajaran bagi masyarakat. Dan yang lebih penting, melalui buku
ini kami bisa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam kegiatan koin keadilan. Sederhana, dan kami
pikir mudah mengeksekusinya.
Setahun Koin Keadilan vii
10. [...] namun Membuat buku, notebene adalah menulis. menerbitkannya dalam bentuk e-book. Buku ini
sepertinya Dan menulis adalah hobi kami. Dari sekedar nulis didesain dengan penuh dedikasi oleh Antyo
antrean di komen di blog teman, nulis status di Facebook Rentjoko. Sesepuh Langsat ini pula yang menciptakan
percetakan atau Twitter, atau menyiapkan artikel di blog kami. logo Koin untuk Prita, serta badge Bebaskan Prita
Atas dasar hobi itulah kami kemudian memutuskan yang beredar di penjuru dunia maya.
begitu
untuk membukukan kisah Koin Keadilan. Sepertinya Melalui buku ini kami mengucapkan banyak
panjang,
mudah dan akan bisa selesai cepat. Ternyata tidak. terima kasih kepada semua relawan penghitung
sehingga Bahan-bahan baik yang berupa cerita, rekaman koin, yang tak mungkin kami sebut satu persatu yang
kami tidak video, dokumentasi foto maupun kliping ada datang silih berganti siang dan malam. Apresiasi
tahu kapan setumpuk. gampangnya, tinggal dipilih. Ternyata yang tinggi kepada masyarakat luas yang telah
buku ini akan menyortir semua bahan itu juga tidak gampang. merelakan keping rupiahnya dan mengantarkannya
naik cetak. Apalagi itu harus dilakukan di sela-sela kesibukan ke Langsat, Markas Koin.
Akhirnya rutin kami. Jabat tangan erat juga kami sampaikan
kami untungnya sejumlah relawan eks-Koin Keadilan kepada rekan-rekan Milis Sehat yang sejak awal
memutuskan (yang juga aktif saat pengumpulan koin), masih bahu membahu mengumpulkan koin. Kepada
bersedia membantu menyeleksi bahan-bahan yang detik.com, Kaskus.us, Hukum-online.
untuk
ada. Bahkan seperti Cindy Silviana Sukma com, Virtual Consulting, Tiki JNE, dan
menerbit-
pun tak cuma menyeleksi, tapi juga melakukan pihak-pihak yang tidak bisa kami sebut semuanya,
kannya dalam wawancara serta menuliskannya. terimakasih dukungan dan suplai amunisi makanan
bentuk Seperti halnya pengumpulan koin, buku inipun untuk para relawan.
e-book. bisa terwujud berkat kerjasama para relawan. untuk rekan-rekan MyIndo, RumahWeb
Anandita Puspitasari dan Ndaru Victor dan Inmark Communications, terima
yang menyeleksi setumpuk dokumentasi, menyeken, kasih karena telah merelakan halaman kantornya
dan memilih materi yang layak. Cindy melakukan menjadi berisik kurang lebih tiga pekan, selama
wawancara sejumlah relawan dan menuliskannya. penghimpunan koin berlangsung. Juga kepada
Ada Yusro M. Santoso, Wicaksono penghuni Langsat: Didi Nugrahadi, Happy
(alias ndoro Kakung), Enda Nasution, Hanantoputro, Susie Rahayu, Untung
Muhammad Zamroni, Antyo Rentjoko, dan Hartono dan Eki Priyana yang setia menerima
Ventura Elisawati yang turut menyumbangkan kiriman koin dari subuh sampai dini hari.
tulisan di buku ini. Juga Mas Imam Prasojo yang Penghargaan juga kami sampaikan kepada
“ditodongæ untuk memberikan kata pengantar. seluruh media baik mainstream maupun alternatif,
Ada pula tulisan Goenawan Mohamad yang khususnya kepada TV One, Metro TV
dikutip di sini. dan SCTV yang melakukan liputan live. Tanpa
Semula buku ini akan kami cetak, namun penyeberan informasi dari media, inisiatif Koin
sepertinya antrean di percetakan begitu panjang, Keadilan pasti tidak akan menjadi sebuah ”gerakan”
sehingga kami tidak tahu kapan buku ini akan masyarakat.
naik cetak. Akhirnya kami memutuskan untuk Terimakasih juga kami sampaikan kepada
viii Setahun Koin Keadilan
11. MEMILAH. Tahap
pertama penghitungan
koin adalah memilah
berdasarkan jenis dan
denominasi. Kalau sudah
terkelompokkan maka
penghitungan receh ini
lebih mudah.
nDARu
Bank Indonesia dan Bank Mandiri. Dari
mengangkut satu mobil kontainer koin, sampai
tujuh hari kerja plus lembur untuk menghitung ulang
jumlah koin, bukanlah pekerjaan kecil. Keduanya
telah menuntaskan amanat Koin Keadilan untuk
menyampaikan seluruh rupiah yang terkumpul
kepada yang berhak: Prita Mulyasari.
Mudah-mudahan buku ini bisa bermanfaat,
memberikan inspirasi tentang keadilan,kebersamaan,
berbagi, saling menolong serta kekuatan cinta
dan kepedulian masyarakat. Melakukan apa yang
bisa diperbuat, tentu lebih bermanfaat ketimbang
sekadar meneriakkan protes ketidaksetujuan.
Selamat membaca.
Ventura Elisawati
Editor
Setahun Koin Keadilan ix
12. CLEANING SERVICE.
Apa bedanya mobilisasi
dan partisipasi? Koin
Keadilan menjawabnya:
pada penyampaian pesan
terjadi mobilisasi ajakan
oleh sesama warga,
kemudian yang hatinya
terketuk ikut terlibat –
termasuk dari gedung-
gedung perkantoran tapi
tak dianggap sebagai
orang kantoran.
nDARu
x Setahun Koin Keadilan
13. Pengantar
“Koin Protes” untuk
“Pengadilan Recehan”
Imam B. Prasodjo
Sosiolog dari Universitas Indonesia,
aktif di pelbagai kegiatan sosial.
Ketua Yayasan Nurani Dunia.
B
icara gerakan pengumpulan “koin keadilan” bagi Prita Mulyasari,
mau tak mau kita harus melihat makna simbolik di baliknya.
Kekuatan koin yang dikumpulkan rakyat sebagai media ekspresi
untuk mendukung Prita, tidak terletak pada berapa besar nilai rupiah
yang terhimpun, namun terletak pada tajamnya satir yang terkandung
di dalamnya. Tentu saja, seberapa efektif ketajaman koin sebagai
senjata simbolik untuk menohok pihak-pihak yang menjadi sasaran,
sangat tergantung pada kepekaan hati dan kecerdasan orang-orang
yang terkena tohokan itu.
Setahun Koin Keadilan xi
14. Munculnya untuk memahami betapa kuatnya peran dilakukan rakyat indonesia di saat mereka secara
kasus simbol dalam membangun imaji sosial, apapun kasat mata melihat proses pengadilan yang
bertubi-tubi makna yang dibangun di dalamnya, kita dapat dianggapnya berjalan mengikuti jalur-jalur “satanik”?
merujuk pada salah satu peristiwa sejarah agama. Apakah rakyat harus mengumpulkan kerikil dan
semacam
Ambil saja contoh ritual dalam ibadah haji. Saat melemparkannya ke lokasi proses pengadilan
ini tentu
para jamaah memasuki kota Mina, ada ritual wajib satanik yang tengah berlangsung atau langsung
membantu yang harus dilakukan, yaitu melempar tujuh butir saja para aktor yang memerankannya? Bukankah
ingatan batu kerikil ke arah jumroh, sebuah bangunan para penegak hukum yang telah beku nuraninya,
kolektif berbentuk tembok panjang. Saat pelemparan sulit berempati pada nasib Prita Mulyasari, seorang
rakyat dilakukan, tentu makna pokoknya bukan ekspresi ibu yang perutnya berat karena tengah hamil, yang
tentang kebencian terhadap jumroh yang hanya berupa digelandang ke kursi pengadilan hanya gara-gara
begitu bangunan mati itu. namun, ini merupakan simbol berkeluh-kesah via e-mail atas perlakuan semena-
banyaknya penolakan tegas orang beriman terhadap segala mena RS omni internasional Alam Sutra? Alih-alih
peristiwa bentuk sifat satanik. Ritual ini diambil dari peristiwa keluhannya didengar, yang terjadi malah ia dituduh
sejarah nabi ibrahim saat ia mengusir setan yang mencemarkan nama baik. Polisi, Jaksa, dan hakim
ketidak-
datang mengganggunya dengan melempari batu tampak bersekutu, memainkan pasal-pasal hukum
adilan hukum
kerikil. Peristiwa yang terjadi sekitar 2000 SM ini, formal, dan tak peka lagi pada rasa keadilan (sense
yang pernah kini terus diperagakan sebagai simbol penolakan of justice). Tak heran bila publik melihat kasus ini
menimpa pada kesesatan. Pada setiap musim haji, tak kurang sebagai peragaan kedunguan dan kecongkakan.
orang kecil. dari 2,5 juta jamaah dari berbagai bangsa di dunia Akibatnya, hukum di indonesia menjadi
hadir di kota Mina, “berdemonstrasi” melempar tampak begitu timpang. Apalagi, pada saat hampir
jumroh. ini tidak saja dimaknai sebagai penolakan bersamaan, rakyat indonesia juga dipertontonkan
pada godaan setan, tetapi lebih dari itu, penolakan kasus nenek Minah dari Banyumas yang divonis 1,5
terhadap segala bentuk perilaku satanik. bulan kurungan dengan masa percobaan tiga bulan
Kembali ke soal koin. Apa yang harus hanya karena tuduhan mencuri tiga buah kakao dari
ALAMAT TUJUAN? kebun milikPT. RSA 4. Belum lagi kasus pengadilan
Boks ini berisi koin untuk Aguswandi Tanjung yang tengah berlangsung, yang
Prita, dialamatkan ke memperagakan absurditas pengadilan dimana
RS Omni, tapi oleh sang seseorang hanya karena tuduhan mencuri stroom
pembawa dibawa ke
Langsat. listrik saat ia men-charge HP di koridor apartemen
Roxy Mas, tempat ia tinggal. Sungguh sepele.
namun publik juga tahu, di balik alasan formal
sepele ini, pasti terjadi proses hukum yang tengah
bekerja menindas Agusandi Tanjung yang lemah itu,
dan sebaliknya akan condong berpihak pada orang-
orang berduit yang rajin mengeruk keuntungan di
nDARu
atas penderitaan orang lain.
xii Setahun Koin Keadilan
15. Munculnya kasus kebobrokan sistemik Namun,
bertubi-tubi semacam lembaga pengadilan rakyat
ini tentu membantu secara keseluruhan.
Indonesia
ingatan kolektif Penjelasannya sederhana.
rupanya
rakyat tentang begitu Kalau ini akibat ulah
banyaknya peristiwa oknum, tentu kasus
masih cukup
ketidak-adilan hukum semacam ini tidak sering sopan. [...]
yang pernah menimpa terjadi. mereka
orang kecil. Kita pun Karena itu, tak terlihat
teringat kasus Sengkon mengherankan bila masih enggan
dan Karta 23 tahun gerakan pengumpulan mengumpul-
lalu yang secara salah koin, dengan mudah kan batu
telah divonis masing- mengundang partisipasi kerikil untuk
masing 12 tahun dan berbagai kalangan,dari
dilemparkan
7 tahun penjara oleh kalangan profesional, ibu
pada para
Pengadilan Tinggi rumah tangga, tukang
Jawa Barat karena becak, pedagang kaki
pelaku yang
tuduhan pembunuhan. lima, hingga pemulung dianggap
Kita pun bertanya, sampah. Mereka semua sebagai
adakah perubahan menghendaki perubahan biang keladi
berarti dalam sistem total dalam peradilan di kesesatan.
peradilan kita sejak dua n D A R u negeri ini. gerakan Koin
dasawarsa lalu?Berapa banyak sebenarnya orang- Keadilan jelas merupakan simbol luapan kekesalan
orang tak bersalah harus menjalani hukuman di publik sekaligus ekspresi dambaan akan perubahan
negeri ini hanya karena tembok pengadilan yang substansial. Tidakkah para penegak hukum melihat
selalu berpihak pada orang-orang atau pihak-pihak kegeraman luar biasa di kalangan rakyat?
berduit? namun, rakyat indonesia rupanya masih cukup
Tampaknya publik melihat kasus Prita bukan sopan. Saat meluapkan protes dan rasa geram,
sekedar gambaran kesesatan kasuistik yang terjadi mereka terlihat masih enggan mengumpulkan batu
sporadis tanpa sengaja. Publik telah memahami kerikil untuk dilemparkan pada para pelaku yang
bahwa kesesatan ini terjadi secara integratif dalam dianggap sebagai biang keladi kesesatan. Mungkin,
keseluruhan sistem peradilan yang berlaku di negeri rakyat tidak ingin serta merta menyamakan
ini. Ketidak-adilan yang dirasakan Prita, juga dirasakan semua Polisi, Jaksa dan Hakim sebagai setan-
banyak orang di kalangan rakyat banyak. Derita setan yang pantas dilempari kerikil sebagaimana
Prita bukan karena sekedar ulah “oknum tertentu” dulu nabi ibrahim melakukannya terhadap setan.
yang berkolusi dengan “oknum polisi”, “oknum Rakyat menyadari, masih cukup banyak polisi, jaksa
jaksa” atau pun “oknum hakim,” namun akibat dan hakim yang berpotensi baik, dan bersedia
Setahun Koin Keadilan xiii
16. Ya, mungkin melakukan perubahan. Karena itu, saat Prita didenda tanda kegembiraan.
nurani Pengadilan Tinggi Banten sebesar Rp. 204.286.360, Sayang, berita baik ini kembali terkubur oleh
jaksa yang protes rakyat cukup diekspresikan dengan sopan, langkah pengajuan kasasi yang dilakukan pihak
menangani walau pun tentu sangat menusuk bagi yang kejaksaan pada 11 Januari 2010. Rupanya pihak
memahaminya, yaitu dengan mengumpulkan koin kejaksaan belum rela atas putusan bebas murni
kasus ini
untuk membantu putusan tidak adil terhadap yang dijatuhkan. Akibatnya, jalan panjang proses
memang
Prita Mulyasari. Bila saja rakyat diberi kesempatan pengadilan Prita tanpaknya belum juga berakhir
perlu dicuci. berbicara, tentu mereka akan berkata: “walaupun tuntas. Kita pun perlu mengingat ucapan Syamsu
Namun apa kami hanya memiliki uang recehan, namun kami Anwar, kuasa hukum PritaMulyasari: ”Kalau Jaksa
bisa? Jangan- akan kumpulkan untuk menebus denda Rp. 204 [berani] melakukan kasasi atas keputusan sidang ini,
jangan juta yang dikenakan pada Prita.” berarti nurani jaksa tersebut perlu dicuci.” (Kabar
seluruh indra Mengikuti ceritera ini, harusnya para penegak Nusantara, 29 Desember 2009).
mereka hukum yang waras di negari ini, merasa terpukul. ya, mungkin nurani jaksa yang menangani
memang telah gerakan ”koin keadilan” telah menempatkan posisi kasus ini memang perlu dicuci. namun apa bisa?
telanjur mati. penegak hukum yang harusnya dihormati rakyat, kini Jangan-jangan seluruh indra mereka memang telah
justru dilecehkan dan tidak dihormati. Apa artinya terlanjur mati. Saya jaditeringat sebuah ayat Qur’an:
menjadi penegak hukum bila keputusan-keputusan Summumbukmun ’umyunfahum la_ yarji’un. Artinya,
yang dihasilkan bertentangan dengan hati rakyat? ”merekatuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka
ini sudah ”lampu merah”. Sudah sepantasnyalah akan kembali (kejalan yang benar)” (Al Baqarah,
para penegak hukum bebenah diri. Tidak ada kata 18). Wah, mudah-mudahan tidak demikian!
lain kecuali reformasi total pada lembaga peradilan. Buku kecil ini diterbitkan, tak lain sekadar
Bila tidak, jangan menyesal bila kelak, ibu-ibu di untuk terus mengingatkan tentang pentingnya
saat menjelang tidur menasihati anak-anaknya: mendengarkan suara hati rakyat dan selalu
”Bila kelak engkau sudah besar, janganlah engkau menetapi rasa keadilan. Peristiwa Prita Mulyasari
bekerja sebagai polisi, jaksa atau hakim. Mereka dan gerakan”koinkeadilan” harus menjadi pelajaran
adalah musuh rakyat.” Wah amit-amit, semoga tidak kita semua yang mendambakan terwujudnya sistem
terjadi! pengadilan yang baik. Semoga batu kerikil nabi
Di tengah rasa pesimis ini,tiba-tiba ada setitik ibrahim tidak pernah dilemparkan di indonesia.
harapan muncul dari Majelis Hakim Pengadilan Dan semoga tidak ada setan yang mengusai
negeri Tangerang yang diketuai Arthur Hangewa. lembaga peradilan di negeri kita.
Pada sidangSelasa 29 Desember 2009, Pengadilan
negeri Tangerang memutuskan bahwa Prita bebas
dari tuntutan hukum. Padahal sebelumnya, Jaksa
Riyadi dan Rahmawati utami menuntut Pritad
dengan hukuman enam bulan penjara. Rakyat
pun menyambut lega. Para tetangga Pritapun
mengadakan acara dang-dutan bersama sebagai
xiv Setahun Koin Keadilan
17. Bab 1:
Keadilan yang Terlukai
“Ini kesempatan dan
momen yang tepat
bagaimana cara
menolong orang-orang
yang ingin menegakkan
keadilan. Tak hanya
untuk Prita, tapi untuk
membangkitkan semua
orang.”
oma Erna octobaran Musu (67), seorang
relawati yang aktif
Setahun Koin Keadilan 1
18. PENGHITUNGAN KOIN DIMULAI. Tanpa
upacara khusus, tiada pidato sambutan, koin dibawa
ke tengah karpet lantas dikerumuni, dibuka, dihitung,
dikelompokkan, dicatat.
nDARu
2 Setahun Koin Keadilan
19. Mereka Diikat oleh
Satu Hal: Solidaritas
Cindy Silviana
facebook.com/profile.php?id=692124934
Twitter : @cindysilviana
P
rita Mulyasari mungkin tak menduga jika email yang ia kirim
ke beberapa temannya menyebar dan berbuntut panjang
menghantarnya ke meja hijau. Email itu berisi komentar dan
pengalaman buruknya saat mendapat pelayanan dari, RS omni
internasional.
Pihak RS menggugat Prita dengan 2 perkara. Pertama tindak
pidana pencemaran nama baik terhadap RS dan para dokternya.
Dan gugatan perdata karena dianggap merugikan secara moral
dan material RS tersebut. nilai gugatan perdatanya tak tanggung-
tanggung, Rp 500 juta.
Setahun Koin Keadilan 3
20. Sederhana Kasus ini mengundang perhatian publik, karena kelas atas hingga kelas bawah, dari Jakarta hingga
tapi Kejaksaan Tengerang, menetapkan Prita sebagai ke berbagai pelosok daerah, dari generasi muda
Fenomenal! tahanan ketika kasusnya masih dalam penyidikan. hingga tua, berbagai profesi baik karyawan, guru,
ibu dua anak yang masih menyusui ketika itu, sempat siswa,pedagang, politikus, bahkan pemulung ikut
Mampukah
ditahan selama 21 hari. inilah yang menggores rasa meyumbangkan dana.
mengumpul-
keadilan publik. Jeratan pasal 27 uu iTE yang Diantara mereka, banyak yang merasa senasib
kan koin dikenakan oleh jaksa, menyamakan Prita sebagai bahwa keadilan belum ditegakkan sepenuhnya.
hingga seorang kriminal yang mesti ditahan dan harus gerakan ini menjadi momen yang penting
tercapai berisah dengan anak yang masih disusuinya. untuk menggebrak dan membuktikan kekuatan
nominal Rp. Perdebatan panjang tentang pengenaan uu masyarakat melawan ketidak adilan. “Jangan sampai
204 juta? iTE mengundang dukungan pengguna internet ada Prita yang lain. Cukup satu Prita saja”.
Kenyataan- seperti blogger, facebooker, tweeps dan komunitas
nya, lebih dari online lainnya untuk membantu Prita. Sosok ibu DUA RATUS EMPAT JUTA RUPIAH
angka itu. muda yang mesti dipisahkan dengan bayinya juga uang ratusan juta itu harus ditanggung seorang
mengundang empati kalangan ibu. Prita Mulyasari akibat tuntutan pihak RS omni
Di sisi yang lain, layanan kesehatan yang belum internasional atas gugatan perdata pencemaran
sepenuhnya bisa memuaskan pengguna jasa, juga nama baik melalui surat elektronik (e-mail) yang ia
memunculkan kesamaan rasa di masyarakat untuk kirimkan ke teman-temannya. namun, tak ada yang
ingin mengawal perbaikan pelayanan kesehatan. menduga jika gugatan perdata tersebut mendapat
Karenanya, Prita menjadi sosok yang lengkap reaksi yang luar biasa dari masyarakat hampir
mewakili aneka interes. di seluruh wilayah di indonesia. Sederhana tapi
Dalam kasus pidana, Pengadilan negeri Fenomenal! Mampukah mengumpulkan koin hingga
Tangerang sudah membebaskan Prita dari segala tercapai nominal Rp. 204 juta? Kenyataannya,lebih
tuduhan. Meski begitu, keputusan tersebut belum dari angka itu.
final karena jaksa melakukan upaya banding. Sedang Bantuan datang dari berbagai pihak. Mulai dari
dalam kasus perdata, Prita masih harus menunggu komunitas blogger, kaum ibu, para pelajar, politikus,
keputusan kasasi. Sebab Pengadilan Tinggi Banten bahkan pemulung pun turut merogoh koceknya
menyatakan Prita kalah dan harus mengganti untuk Prita. Motivasi para relawan bermacam-
kerugian RS omni sebesar Rp 204 juta. macam, ada yang iba, pernah mengalami kasus yang
Tergerak melihat perjuangan seorang ibu dua serupa, namun satu tujuan, melawan ketidakadilan
anak melawan ketidakadilan itu, maka sejumlah dengan gerakan kepatuhan. ya. Patuh, karena tidak
komunitas blogger pun bertindak. gerakan destruktif, tidak ada pembangkangan. Bahkan
mengumpulkan koin sampai Rp 204 juta menjadi mematuhi putusan denda yang ditetapkan hukum,
sebuah gagasan yang menarik dan disambut yang “dianggap” tidak adil dengan membayar secara
banyak pihak. Meski bukan suatu hal yang baru, patungan.
gerakan ini menjadi fenomenal, saat seluruh rakyat gerakan ini secara positif, dapat menyadarkan
berbondong-bondong ikut membantu, mulai dari betapa kuatnya solidaritas masyarakat indonesia
4 Setahun Koin Keadilan
21. untuk saling membantu melawan ketidakadilan itu.
Dan koin menjadi sebuah simbol, dia adalah uang
receh yang tak dianggap perlu. Dia sering tercecer
di lantai, di sudut ruang, bahkan di tempat yang tak
diingat oleh pemiliknya. Satu keping mungkin nilainya
tak berarti, namun saat koin dikumpulkan, arti nilai
itu tak hanya dapat melunasi tuntutan, tetapi juga
menggerakan aspirasi dan simbol kekuatan rakyat.
gerakan ini juga mengajarkan bahwa dengan hal
yang sederhana dan dapat dilakukan semua orang,
dan memberi efek yang besar bagi beberapa pihak.
Dimana keadilan direcehkan.
F oTo - F oTo : n DA R u
Di Jakarta dan sekitarnya, pengumpulan koin
tak hanya dilakukan di Langsat dan Kantor Milis
Sehat saja. Ada puluhan posko yang melakukan
pengumpulan secara bersamaan. Di Tebet, Dicky
Darwis, seorang blogger, mendirikan posko.
Di Bintaro, Meruya, Pramuka, kantor-kantor hari peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) BOCAH PUN
pemerintah, swasta, bahkan pangkalan ojek dan internasional di Perhimpunan Bantuan Hukum TERLIBAT.
Tak sedikit anak-anak
pasar tradisional. Di Bekasi, Tangerang, Depok indonesia (PBHi) pada 10 Desember 2009.
yang ikut membantu,
sampai Cilegon. Posko-posko tersebut akhirnya Adapun yang mengamen dan mengumpulkan koin sebagai relawan
mengirim hasil pengumpulan koinnya ke Langsat. di kantornya. penghitung koin, dengan
Pengumpulan koin tak hanya terjadi di Jakarta Hampir sama dengan teman-teman di Bali, setahu dan bahkan diajak
orangtuanya.
saja, teman-teman dari luar daerah ikut membantu mereka yang berada di Medan juga mengumpulkan
berjalannya gerakan ini secara sukarela. Masing- koin saat berlangsung dengan aksi AntiKorupsi se-
masing memiliki cerita seru yang mungkin belum dunia pada 9 Desember di Medan. Ratusan massa
banyak diketahui dan terekspos media massa. Di dari elemen buruh, organisasi kemahasiswaan,
sini, kami paparkan beberapa bagian menarik yang hingga pengamen jalanan turun ke jalan untuk
terjadi di beberapa posko di beberapa daerah. memperingati hari Anti Korupsi.
Mulai dari pengumpulannya hingga beberapa Dalam aksinya massa juga mengumpulkan
kesulitan pengiriman koin ke Jakarta. koin untuk Prita Mulyasari. Kotak putih bertuliskan
Memanfaatkan momen penting tampaknya “Kotak Koin Prita” dibawa pengamen jalanan. Kotak
cukup efektif untuk mengumpulkan koin, dijalankan diiringi lagu yang dibawakan lima penga-
apalagi bagi Komunitas blogger Bali Orange men dengan alat musik gitar dan gendang. Salah
Communication, Sloko Institute, seorang pengamen, mengakui, pengumpulan Koin
Manikaya Kauci, dan lainnya yang berada di Prita, sebagai bentuk pembelaan terhadap proses
Pulau Dewata. Kotak koin diedarkan saat diskusi hukum yang dijalani Prita (Tempointeraktif.com,
Setahun Koin Keadilan 5
22. F oTo - F oTo : n DA R u
DATANG, Rabu, 09 Desember 2009, 13:12 WiB) koin keadilan Prita di Sulawesi Tengah.
BERGABUNG, Tak kalah dengan beberapa kota besar lainnya, Ketika koin terkumpul dan siap dikirim, teman-
MENGHITUNG.
Para relawan bekerja gerakan pengumpulan koin juga berlangsung di teman dari Komunitas Blogger Makassar
bergantian, tanpa jadwal Palu, Sulawesi Tengah. gerakan ini dipelopori oleh Anging Mammiri menemui kendala saat akan
gilir, sejauh badan Dian Candra Anggraeni (38), seorang guru mengirimkan ke Jakarta. Berbekal dengan nomor
mendukung dan agenda Information and Communication Technology (iCT) rekening Bank Mandiri yang telah diinformasikan,
pribadi menenggang. Dari
pagi hingga pagi. yang mengajar di sebuah sekolah berbasis iCT. Kala Ira dan Ntan pergi ke Bank Mandiri terdekat
itu, Dian tengah mengajarkan cara menyampaikan untuk menyetor. Teller-nya sempat terbelalak kaget
aspirasi dan pendapat melalui email, blog, dan karena yang disetor semuanya koin. namun, giliran
chatting kepada murid-murid SMP. Terlintas di mereka yang terkejut karena untuk mentransfer
benaknya, kasus Prita yang berawal dari email. koin harus memenuhi regulasi khusus Bi yang
Para murid pun tampak antusias dan mengirim sangat tidak mungkin dilakukan, melihat suasana
dukungannya kepada Prita lewat internet. antrian yang begitu panjang.
Kabar mengenai gerakan pengumpulan koin namun beruntunglah sebuah perusahaan jasa
mulai terngiang di telinga Dian, terlintas dalam pengiriman, Tiki JnE, bersedia mengirimkan semua
pikirannya untuk melakukan hal yang sama di koin yang terkumpul dari seluruh penjuru negeri ini
Palu. Sambutan hangat pun muncul dari berbagai menuju Langsat, tanpa sepeser biaya pun. JnE tanpa
pihak, seperti para guru, murid bahkan orangtua pamrih mendukung gerakan ini. “itulah yang kami
murid. Hingga akhirnya, SMP Negeri Model bisa untuk mendukung gerakan pengumpulan koin
Terpadu Madani menjadi tempat pengumpulan untuk keadilan,” ujar Sylvia, PR Manager JnE.
6 Setahun Koin Keadilan
23. Sylvia sangat tergerak ketika menyimak
pemberitaan seputar pengumpulan koin. Andaikata mereka tak ada
Secara sepontan dia mengirimkan surat kepada Seorang ibu ‘kan jatuh dalam keputusasaan
koinkeadilan.com, untuk ikut membantu gerakan menghadapi ketidakadilan
ini. Berikut adalah surat Sylvia. Andaikata mereka tak bersatu padu
Pejuang Koin Solidaritas rakyat kecil mungkin tak ‘kan terasa
Andaikata mereka tak punya ketekad’an hati
Ketidakadilan makin merajalela
Senang sekali bila JNE dapat ikut berperan untuk Hati yang tulus, jiwa yang berani, kebersamaan yang
pengumpulan Koin Keadilan. tinggi
Pejuang tanpa tanda jasa
Sebagaimana yang kami sampaikan bahwa
teknis pelaksanaan yang dapat kami lakukan Merekalah... sang pejuang koin...
adalah sebagai berikut:
Sepenggal puisi diatas merupakan cerminan
1. JNE Jakarta akan meinformasikan kepada bagi para pejuang koin yang telah mengorbankan
semua cabang JNE di seluruh Indonesia bahwa
akan ada penyerahan Sejumlah Koin oleh waktu, materi, tenaga, dan pikiran sehingga
personil yang identitasnya akan kami sampaikan terbentuk dan berjalannya gerakan koin keadilan
kemudian. Sosialisasi akan kami lakukan Prita ini. Sebenarnya semua relawan yang turut
bilamana kami telah mendapatkan data berikut berpartisipasi dalam menyumbang maupun
nominal yang akan diserahkan. “Bantuan
menghitung koin merupakan para pejuang koin.
dari masyara-
2. Melalui pimpinan cabang JNE di masing- Tak ada status atau perbedaan kelas disini. Mulai
masing daerah koin akan ditukar dan Dana dari pemulung, tukang sapu, mahasiswa, guru, publik
kat saat saya
akan ditransfer ke rekening yang juga akan kami figur, dan blogger turut berpartisipasi dan menjadi membutuh-
informasikan kemudian. kan itu, tidak
pejuang koin. Beberapa di bawah ini menjadi kisah
3. Bila dilakukan serentak, JNE JKT membutuhkan pejuang koin yang mewakili pejuang koin lainnya. pernah akan
waktu 2 (dua) hari setelah masa serah terima saya lupakan,”
koin kepada JNE di daerah untuk diserahkan
kepada POSKO di Jakarta.
OPA KOIN ujarnya.
Selama 3 hari penghitungan koin, selalu nampak [...] dengan
Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon hadir lelaki tua tetapi masih sangat bersemangat. suka rela
konfirmasi secepatnya beserta data lengkap Dia adalah Yos Sudarso, 71 tahun. Dia tergerak
seperti nama contact person disetiap daerah, no membantu
untuk membantu penghitungan koin setelah
contact dan nominalnya. penghitungan
melihat berita di TV.
“Saya ingin membalas budi dengan bantuan
koin sampai
Terima kasih,
Sylvia yang sudah saya terima,” katanya. Siapa yang dini hari,
Public Relations Manager JNE membantu? Dia lalu berkisah, di masa lalu ia pernah selam 3 hari
www.jne.co.id
mengalami perlakuan hukum yang dirasanya tidak berturut-
adil. Ketika itu dia masih menjadi karyawan sebuah turut.
Setahun Koin Keadilan 7
24. OPA DAN OMA
KOIN.
Yos Sudarso (71) dan
Erna Octobaran Musu
(68), dua relawan yang
selalu bersemangat. Usia
bukan masalah. Malah
mereka menyemangati
yang muda-muda.
nDARu
nDARu
perusahaan farmasi. yos, memprotes penyediaan bahkan jutaan keping koin keadilan. Dari pagi hingga
rumah untuk karyawan yang dirasa tidak sesuai malam. Terkadang sambil diselingi canda dan cerita
dengan bestek. Protes yos dilakukan mengirimkan masa lalunya kepada relawan lain.
surat kepada direksi. Banyak para relawan yang membantu karena
Hasilnya, protes tak digubris, malah dia dipecat. memiliki pengalaman yang sama seperti apa yang
Dia lalu menceritakan pengalamannya di surat Prita alami. Dan ini menjadi salah satu motivasi
pembaca sebuah media. Dukungan dan rasa mereka untuk menolong Prita. Bukan karena
empati, mengalir padanya, termasuk Pemerintah hanya rasa kasihan, mereka tak tahan dengan
Jerman yang memberikan pekerjaan pada opa ketidakadilan sehingga melalui gerakan ini, mereka
yos – begitu para relawan memanggil – hingga usia bersatu padu menggalang kekuatan melawan
pensiun. ketidakadilan dengan koin.
“Bantuan dari masyarakat saat saya
membutuhkan itu, tidak pernah akan saya lupakan,” OMA KOIN
ujarnya. Karenanya dia dengan suka rela membantu Ada opa, ada juga oma Koin. Sejak hari
penghitungan koin sampai dini hari, selam 3 hari pertama hingga hari terakhir, oma yang satu ini
berturut-turut. selalu meluangkan waktunya menghitung koin
opa yos termasuk salah satu relawan yang bersama para relawan lainnya. Ditemani sang
rajin dan tak pernah absen menghitung ribuan cucu Azzahara, oma termasuk pejuang koin yang
8 Setahun Koin Keadilan
25. selalu memberi motivasi dan semangat kepada
relawan lainnya. oma mendengar kasus Prita dan
pengumpulan koin melalui media massa.
Bagi oma Erna Octobaran Musu (67) ini
adalah momen yang tetap untuk berpartisipasi dan
membantu orang lain.
“ini kesempatan dan momen yang tepat
bagaimana cara menolong orang-orang yang ingin
menegakkan keadilan. Tak hanya untuk Prita, tapi
untuk membangkitkan semua orang,” ujarnya.
Menurutnya, sangat mudah mempersatukan
rasa solidaritas masyarakat indonesia ketika ada
kemauan dan keikhlasan dalam diri kita untuk
membantu.
Bagi oma, gerakan ini selain menumbuhkan
nDARu
rasa persatuan, juga sarana mendapat beberapa
teman baru, seperti Tante Pretty dan Tante
Frida yang mempunyai satu motivasi yang sama. menuju ke Jalan Langsat, markas koin berada. PULANG SEKOLAH.
Bersama kawan-kawan “seperjuangan”, suasana “Waktu itu saya tak bisa bantu banyak di Dua siswi SMA Tarakanita
I, Jakarta Selatan,
penghitungan koin menjadi ceria dan hidup. hari pertama penghitungan koin. Datang pun tak
mendaftarkan diri sebagai
Kadang-kadang jika koin yang dihitung telah habis, membawa koin, tapi saya ingin ikut serta. Senang relawan dan langsung
mereka meneriakkan “Koin! Koin! Koin!” , tak sabar aja gitu ada kepedulian sangat besar,” ujarnya yang bekerja bersama teman-
menunggu menghitung kepingan koin selanjutnya. mengaku belum pernah bertemu Prita secara temannya.
langsung. “Senang sekali rasanya jika bisa bertemu
FIGUR PUBlIK dengan Prita,” lanjutnya.
Artis dan publik figur identik dengan kehidupan Meski belum pernah mengalami kejadian
mewah dan serba sibuk. namun, hal ini tampaknya seperti Prita, namun ia mengaku merasakan banyak
berbeda bagi indah Sita Nursanti, atau yang orang yang mempunyai cerita yang serupa, kecewa
dikenal dengan Sita RSD. Melalui media massa, Sita terhadap pelayanan institusi. Dari gerakan ini, ia
sering mengikuti kasus Prita dan melihat betapa melihat ketika kekuatan rakyat bersatu padu, efeknya
besar solidaritas masyarakat indonesia . sangat luar biasa dan perlu dijadikan gerakan yang
Ditengah kesibukannya sebagai penyanyi dan kontinu. “yang harus dilanjutkan adalah bagaimana
penyiar radio, Sita menyempatkan diri datang dan kita menjadi peka terhadap apa yang terjadi di
membantu menghitung koin bersama relawan sekitar kita,” tambahnya.
lainnya. Senin siang (14/12/2009), sekitar pukul Mungkin selain Sita, masih banyak artis
14.00 WiB, Sita yang baru selesai bekerja di salah atau publik figur yang turut berpartisipasi
satu radio yang berlokasi di Jalan Thamrin, pergi menyumbangkan materi, tenaga, dan waktu
Setahun Koin Keadilan 9
26. Komunitas luangnya di tengah kesibukan mereka sebagai publik KOMUNITAS KOIN
Koin figur, seperti para penyanyi yang sukarela memberi Di Langsat, lebih 350 orang relawan penghitung
(Komunitas suaranya dalam konser Koin Keadilan untuk Prita koin dipertemukan. Mereka semula tak saling
Orang yang menjadi ajang solidaritas para musisi melawan kenal. namun kerja sosial selama 4 hari telah
ketidakadilan. memunculkan hasrat kebersamaan yang begitu
Indonesia),
kuat. Mereka tak ingin kebersamaan itu berakhir
begitu
KAUM PElAJAR ketika gerakan pengumpulan koin ini usai.
mereka Saat di markas koin, para kaum muda yang Komunitas Koin (Komunitas Orang Indonesia),
menyebut, terdiri dari mahasiswa perguruan tinggi dan dosen begitu mereka menyebut, didirikan tanpa ketua,
didirikan datang untuk ikut menghitung koin. Di antaranya wakil mapun pengurus lainnya. Dasarnya adalah
tanpa ketua, berasal dari Universitas Dokter Moestopo setelah mengalami kerja bareng, mereka merasa
wakil mapun (Beragama), STIKOM The london cocok, mereka secara intensif melkukan komunikasi
pengurus School of Public Relations Jakarta, dan melalui telepon dan jejaring sosial. Anggota mereka
lainnya. beberapa perguruan tinggi dan SMA lain. Sekitar sangat beragam dalam usia. Ada oma Erna yang
Dasarnya 20 mahasiswa dari universitas Moestopo dari sudah sepuh, Tante Pretty dan Frida yang tengah
fakultas ilmu Komunikasi datang bersama dengan baya, mahasiswa seperti Cindy, pelajar SMA seperti
adalah setelah
sang dosen, Ajeng (29), yang mengajak para She, sampai anggota iwan Fals Fan Club.
mengalami
mahasiswanya untuk dapat membantu menghitung Komunitas ini setelah usainya gerakan
kerja bareng... koin. “Seenggaknya gak memberi materi, tapi bisa pengumpulan koin, sudah dua kali berkumpul.
bantu dari tenaga,” ujar Akbar Garis, salah Oma Erna dan Tante Frida adalah figur yang bisa
satu mahasiswa Moestopo yang datang dengan menyatukan mereka. Dalam setiap pertemuan
bus bersama teman-temannya. Saat itu, mereka keduanya rajin menanyakan anggota yang tidak
sebenarnya bolos pelajaran yang dibimbing oleh datang melalui telepon genggamnya. Memang
sang dosen itu sendiri. belum ada rencana komunitas ini akan bergerak di
Tak jauh berbeda, rombongan mahasiswa dari bidang apa. yang pasti, “Kalau ada gerakan seperti
STiKoM LSPR juga datang untuk ikut membantu Koinkeadilan, kami akan siap membantu. Kami akan
menghitung. Mereka menceritakan, salah satu memberikan apa yang kami bisa untuk kegitan
dosennya, Silih Agung Wasesa, mengatakan sosial, membantu sesama yang membutuhkan,” ujar
bahwa di markas koin yang berjalan di Jalan Langsat Tante Frida.
membutuhkan banyak tenaga untuk menghitung
koin. Mendengar itu, hati mereka tergerak dan
berupaya membantu setelah selesai jam kuliah.
Di saat mereka sebenarnya mempunyai waktu
bersenang-senang pergi ke mal dan jalan-jalan,
mereka meluangkan waktu untuk membantu
sesama.
10 Setahun Koin Keadilan
27. Bab 2:
Melawan dengan
Kepatuhan
“Koin Prita membuktikan
satu hal: rakyat dapat
melawan kesewenangan
dengan cara damai.
Nggak pake huru-hara.
Kehidupan nafkah
khalayak nggak keganggu.
Para tuan besar pun
terusik.”
Seorang relawan dalam sebuah percakapan
di Wetiga, Desember 2009
Setahun Koin Keadilan 11
28. F oTo : B A n D E M P o
DUKUNGAN SAAT BERDISKUSI. Obrolan Langsat 9 September 2009, tiga bulan sebelum gerakan pengumpulan
koin, menampilkan Prita sebagai narasumber. Para pengguna Twitter, baik yang hadir maupun memonitor dari tempat
lain, membulatkan dukungannya untuk Prita. Semua kicauan disiarkan secara langsung melalui proyektor. Dunia nyata dan
maya pun bersua dan menyatu.
12 Setahun Koin Keadilan
29. Prita I,
Prita II,
Koin Keadilan,
dan Jejaring langsat
Enda Nasution
enda.goblogmedia.com
Facebook: enda.nasution
Twitter : @enda
T
idak akan lengkap uraian dan catatan ini tanpa menceritakan
sedikit tentang apa itu Jejaring Langsat, yang berasal dari
nama jalan tempat dagdigdug.com, sebuah penyedia
layanan blog, berkantor. Layanan yang lahir setelah Pesta Blogger
2007 itu memiliki alamat lengkap di Jalan Langsat 1 no 3A. Di kantor
inilah kegiatan-kegiatan yang diberi nama sebagai kegiatan Jejaring
Langsat berlangsung. Kini DDD, begitu dagdigdug biasa disebut,
adalah juga rumah bagi sekumpulan situs participatory lainnya seperti
Politikana.com dan Ngerumpi.com.
Setahun Koin Keadilan 13
30. Bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tempat OBROlAN PERTAMA ITU
ini adalah juga keberadaan warung angkringan Dalam beberapa kesempatan obrolan di
selepas waktu kantor yang berada di pelataran Wetiga, markas Jejaring Langsat seringkali dijadikan
parkir kantor mungil tersebut. Warung Angkringan tempat untuk melakukan kegiatan offline, baik
dengan nama Wetiga (wetiga.com), yang sosialisasi sebuah program, meetup komunitas
merupakan singkatan dari Warung Wedangan Wi-Fi online, event promosi, baik yang resmi maupun tidak
ini, memberi ruang fisik bagi keberadaan teman- resmi. Salah satu kegiatan offline juga, yang diinisiasi
teman penggiat dunia maya untuk bertemu muka oleh penghuni Jejaring Langsat sendiri adalah yang
secara langsung, anjangsana, kangen-kangenan diberi nama Obrolan langsat (www.facebook.
dan bertemu orang-orang baru. Sebuah kualitas com/obrolanlangsat dan obrolanlangsat.com).
pertemuan dengan intensitas yang, hingga sekarang obrolan Langsat adalah sebuah forum offline
pun, tetap tidak bisa digantikan oleh hubungan yang yang ”agak” berformat, di mana diskusi dilakukan
terjadi di dunia maya. dengan agak rapih mengingat waktu yang terbatas.
Dari kantor dan kemudian pelataran parkir Dalam diskusi-diskusi obrolan Langsat, biasanya
itulah, melalui jaringan pertemanan yang kebanyakan dihadirkan narasumber dan dipandu oleh seorang
adalah teman-teman yang berkecimpung di dunia moderator.
STANDING online, dan niatan, ujung-ujungnya, tentu ingin Pak Boediono, Wakil Presiden Ri, sebelum
BANNER. melihat negri yang lebih baik, teman-teman saling menjadi Wapres pernah hadir di sebagai salah
Penanda acara diskusi berkiprah dengan aktifitasnya masing-masing, satu narasumber obrolan Langsat dengan tema
bersama Prita, 9 dengan Langsat sebagai salah satu wahana yang ”Budiono Menjawab” pada tanggal 26 Mei 2009.
September 2009, tiga
bulan sebelum gerakan dapat dimanfaatkan. Begitu juga dengan Pak Erry Riyana
koin. Karena pembuatan Tidak ada organisasi yang formal, apalagi Hardjapamekas, mantan Wakil Ketua KPK yang
materi terburu-buru, maka ketua umum di Jejaring Langsat. yang ada adalah, hadir di obrolan Langsat dengan tema ”Bubarkan
logo Obrolan Langsat meminjam judul buku karangan David Weinberger, KPK?” di tanggal 28 Juli 2009.
menggunakan versi yang
tidak resmi. :) Small Pieces Loosely Joined (smallpieces.com), Prita Mulyasari sendiri pernah hadir sebagai
sebuah jejaring yang merupakan refleksi dari dunia narasumber di obrolan Langsat 4, di tanggal bulan
maya, tanpa sebuah otoritas sentral, yang terkait puasa, 9 September 2009, sebelum gerakan Koin
satu sama lain, menganut nilai-nilai yang sama, Keadilan lahir dalam episode bertema “Menjaga
bekerja tanpa sadar bersama. Kebebasan Berekspresi (Belajar dari Kasus Prita)”.
Siapapun dapat hadir, dan dinanti kedatangannya. Tapi obrolan Langsat yang bersejarah adalah
Setelah berdiskusi, berdebat ramai di milis, blog, obrolan Langsat pertama tanggal 25 Mei, yang
Facebook, maupun Twitter, peserta perdebatan diadakan di Es Teler 77, Jalan Adityawarman, Jakarta
dapat berkumpul bersama, melihat mata masing- Selatan, yang mengambil tema uu iTE (informasi
masing dan tersenyum sambil menikmat hidangan dan Transaksi Elektronik, lihat di http://bit.ly/anJ9L0)
teh wedang ditemani dengan sego kucing. dimana kita pertama kali mendengar tentang kasus
Prita Mulyasari.
narasumber dalam episode perdana saat itu
14 Setahun Koin Keadilan
31. menghadirkan Anggara Suwahju (anggara. gerakan online di tahap ini selain dengan
org), Ari Juliano Gema (arijuliano.blogspot. meningkatkan kesadaran akan masalah Prita
com) yang masing-masing adalah blogger yang Mulyasari melalui kanal-kanal social media seperti
berkiprah di dunia legal dan juga Edy Cahyono milis, forum, facebook, twitter dan juga memasang
(caplang.net) sebagai salah seorang blogger yang banner dukungan. Para pendukung juga dalam
mengajukan Pengujian uu iTE ke Mahkamah sebuah gerakan mengirikan email keberatan
Konstitusi bersama di tanggal 2 Juni, bersama-sama membanjiri
Dalam diskusi yang tengah berlangsung itulah, akun email RS omni dan pengacara dari RS omni
muncul informasi pertama tentang Prita Mulyasari, sebagai sebuah bentuk protes
seorang ibu yang saat ini dalam kondisi sebagai Dibantu dengan bantuan liputan media yang
tahanan pengadilan dengan tuduhan melanggar gencar, termasuk di koran, radio dan stasiun- PENGGALANGAN.
uu iTE, walaupun sebenarnya Tempo sudah stasiun TV, serta suasana politik pada saat itu Aslinya poster ini berukuran
30 x 40 cm, dibuat oleh
menurunkan berita tentang Prita ini sejak oktober menjelang pemilu, dimana masing-masing kandidat
seorang blogger. Versi untuk
2008 (http://bit.ly/dvmdaz). menunjukkan juga simpatinya pada Prita membuat web disebar, termasuk via
Mulai informasi ini dimulai maka teman-teman dalam waktu 9 hari sejak obrolan Langsat dan Facebook. Dibuat pada
mulai menyuarakan gerakan untuk membebaskan gerakan dimulai Prita sudah dibebaskan dari 3 Juni 2009, saat sidang
berlangsung di Pengadilan
Prita Mulyasari dari tahanan dan menggugurkan tahanan pada tanggal 3 Juni dan memperoleh
Negeri Tangerang, enam
tuduhan terhadap Prita. status tahanan rumah. bulan sebelum gerakan
gerakan ini dikoordinasi dari blog ibuprita. koin.
suatuhari.com (saat ini sudah tidak ada lagi, KASUS BElUM SElESAI
domainnya berganti pemilik, isinya berbeda) yang Kebebasan terbatas yang dimiliki Prita sejak
menyediakan informasi terkini, banner untuk tanggal 3 Juni, disadari betul sebagai sebuah kondisi
dipasang di blog masing-masing dan mengkoordinasi sementara, karena kasus penuntutan Prita masih
gerakan pembebasan Prita menggantung di Pengadilan negeri Tengerang.
gerakan pembebasan lainnya juga terbentuk di Kekhawatiran yang dirasakan adalah ketika
Cause Facebook ”Dukungan bagi Prita Mulyasari” tekanan publik dan media tertutupi oleh isu lain
(http://apps.facebook.com/causes/290597) yang yang berakibat pada diputuskannya Prita bersalah
mengumpulkan dukungan dengan sangat cepat, atas tuduhan yang dilemparkan.
saat ini tercatat ada 388.531 pendukung, seratus untuk tetap mengingatkan publik pada kasus
ribu orang terkumpul dalam waktu kurang dalam Prita, maka obrolan Langsat iV, mengundang Prita
satu minggu. untuk hadir di Langsat di bulan September 2009
Sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi untuk membahas dan berbagi tentang kemajuan
sebelumnya di ajang Facebook indonesia saat itu. dari kasus yang sedang berjalan tersebut.
Sebuah media komunikasi lain juga terbentuk
seperti Milis Keadilan untuk Prita (http://groups. PRITA II DAN KOIN KEADIlAN
google.com/group/keadilan-untuk-prita) Sambil persidangan yang terus berjalan, baik di
pengadilan pidana maupun perdatanya, di tanggal 2
Setahun Koin Keadilan 15
32. Dana dalam Desember 2009, kita mendengar kabar bahwa Prita hadir mengumpulkan koin dan dalam kapasitas me-
bentuk koin Mulyasari ditemukan bersalah dalam kasus perdata reka masing-masing.
yang akhirnya oleh Pn Tangerang dan diharuskan membayar Penghitungan koin kemudian dilakukan di pe-
terkumpul denda Rp 204 juta. lataran parkir Jejaring Langsat dengan meminta
Keputusan dan denda yang belum memiliki bantuan dari para relawan dari tanggal 14-17 De-
adalah
kekuatan hukum penuh inilah (karena masih dapat sember 2009 yang total menghadirkan sekitar 300
sejumlah naik banding lagi) yang mengingatkan dan membuat relawan koin dari orang tua, kakek-nenek, komu-
Rp 650 juta masyarakat bereaksi keras terhadap permasalahan nitas Iwan Fals hingga mahasiswa. Semua bahu
rupiah, kasus Prita Mulyasari kembali. membahu, dengan dukungan logistik, makanan dan
ditambah Dari ide yang berkembang dan lahir dari minuman yang juga hasil sumbangan, menghitung
dengan percakapan di Milis Sehat (http://health.groups. koin tanpa lelah dari pagi hingga dini hari.
bentuk yahoo.com/group/sehat/) timbul gagasan untuk Komunitas musisi, dikoordinir oleh Adib Hi-
dukungan mengumpulkan uang receh (koin) dari masyarakat dayat dari majalah Rolling Stones Indonesia dan
lain menjadi untuk membayar denda Rp 204 juta tersebut. Andre Opa dari Trax mengadakan Konser
Rp 815 juta ide yang bergulir ini juga ditangkap oleh Jejaring Koin Keadilan di tanggal 20 Desember dengan
Langsat dengan membuat situs dukungan dengan dukungan puluhan artis dan musisi terkenal, dimana
rupiah yang
nama gerakan Prita ii ini yaitu Koin Keadilan yang ajang musik tersebut juga menjadi tempat untuk
diserahkan beralamat di http://koinkeadilan.com yang lahir di mengumpulkan dana yang kemudian disumbang-
pada Prita hari Jumat tanggal 5 Desember, tiga hari setelah kan ke gerakan Koin Keadilan.
Mulyasari. dijatuhkannya keputusan bersalah dan denda Rp Koin sudah menggunung di Langsat dan akhir-
204 juta. nya di tanggal 23 Desember, gunungan koin ter-
Situs koinkeadilan.com dimaksudkan untuk sebut diangkut ke Bi, dengan dukungan dari Bank
mengkoordinasi informasi tentang gerakan Koin Mandiri juga, untuk dimasukkan dan diserahkan ke
Keadilan dari semua elemen masyarakat yang Prita secara langsung.
hendak membantu, termasuk juga mengkoordi- Dana dalam bentuk koin yang akhirnya terkum-
nasikan informasi tentang Posko-Posko koin yang pul adalah sejumlah Rp 650 juta rupiah, ditambah
bermunculan di puluhan kota di indonesia. dengan bentuk dukungan lain menjadi Rp 815 juta
Dengan memilih semboyan ”ketika keadilan rupiah yang diserahkan pada Prita Mulyasari
direcehkan, kita pun mengumpulkan receh”, aksi gerakan Koin Keadilan, selain sebuah gerakan
pengumpulan koin bermunculan di banyak tempat, pengumpulan dana juga berupa gerakan protes
kota, kantor maupun sekolah. dari publik terhadap jalannya proses hukum di in-
Dukungan teman-teman media tidak kalah he- donesia ini juga, perjuangan mempertahankan ke-
batnya, TV One bahkan merelakan studionya di bebasan berekspresi sebagai sebuah individu dan
Wisma nusantara untuk menjadi salah satu posko juga sebagai konsumen.
pengumpulan koin. Teman-teman media lain juga Mereka yang hadir dan mendukung gerakan
menurunkan liputan yang tidak kalah gencarnya. Koin Keadilan, gemas dan gatal untuk melakukan
Tokoh-tokoh publik dari berbagai kalangan juga sesuatu agar indonesia jadi lebih baik. gemas dan
16 Setahun Koin Keadilan
33. gatal ingin memperjuangkan dan melihat kebena-
ran akan hadir di bumi pertiwi.
Sambil gerakan Koin Keadilan berjalan, dengan
respon yang luar biasa dari publik, RS omni akhir-
nya menyadari mereka berada di sisi yang tidak
mungkin menang di hati masyarakat dan menyata-
kan untuk mencabut gugatan perdata mereka.
Pada tanggal 29 Desember 2009, para penggiat
Koin Keadilan, hadir bersama-sama relawan koin di
Persidangan Pidana Prita di Pn Tangerang untuk
mendengarkan keputusan majelis hakim atas kasus
pidana yang dituduhkan pada Prita Mulyasari.
Majelis Hakim menyatakan bahwa Prita tidak
bersalah dan dinyatakan bebas demi hukum!
Perjuangan belum selesai.
uu-iTE akar masalah dari kasus ini belum
F oTo - F oTo : R . M . A n T E M o n o
tersentuh, dan dukungan publik tidak bisa terus
menerus diharapkan untuk semua kasus.
Tapi minimal, di kesempatan ini, dalam kasus ini,
kebenaran sudah menemukan jawabannya.
NYATA, MAYA,
NYATA. Sebetulnya
pengertian "dunia maya"
dalam beberapa kasus
itu perlu dipertanyakan.
Diskusi dengan Prita 9
September 2009, dua
bulan sebelum Koin
Keadilan, itu nyata tapi
digemakan di media sosial.
Demikian pula poster
dukungan untuk Prita saat
itu, yang dicetak terbatas
tapi disdebarkan di media
sosial sehingga sempat
menjadi avatar banyak
orang.
Setahun Koin Keadilan 17
34. nDARu
ANAK-ANAK . Bisa saja muncul pertanyaan
layakkah melibatkan anak-anak, atau membiarkan
anak-anak terlibat, dalam gerakan sosial dan terlebih
politik? Kasus Prita bisa kita timbang, dan sejauh ini
masyarakat punya kearifan mana yang layak dan
mana yang tidak. Karena paparan media, banyak
anak menyerahkan celengannya, dan tak sedikit
yang mengantarkan sendiri koinnya dengan diantar
orangtua masing-masing.
18 Setahun Koin Keadilan
35. Sebuah
Ringkasan Komikal
tentang Prita
Cah Ndableg
politikana.com/profil/ndableg.html
ndableg.com
Twitter : @cah_ndableg
M
ari mencoba mempersegar ingatan melalui komik ringkas,
untuk memahami apa yang sebetulnya terjadi. Bahkan hanya
dengan menyimak komik ini Anda langsung mengenali
pokok masalahnya. Mari...
Setahun Koin Keadilan 19
36. RANJAU
PENGANCAM.
Kasus Prita mengingatkan
banyak orang tentang
ranjau bernama Undang-
Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik,
terutama pasak 27 ayat
3. Pasal itu melawan
prinsip kebebasan
menyatakan pendapat.
dan bisa menjerat
seseorang dengan tuduhan
penghinaan.
20 Setahun Koin Keadilan
43. Bab 3:
Langsat,
Sebuah Tempat
“Ini posko satgas partai
apa sih? Kok nggak ada
yang pake seragam? Kalo
ini rumah, kok kayak
kantor? Tapi... kok santai
banget malah ada yang
bercelana pendek?”
Seorang relawan yang baru datang bertanya
kepada seorang warga Rumah Langsat, pada
hari kedua penghitungan koin.
Setahun Koin Keadilan 27
44. DARI JAUH. Dari
segala penjuru koin
berdatangan ke Rumah
Langsat. Tentu selain
Langsat ada juga pos-pos
lain yang di luar Jakarta.
Para pemberi yakin bahwa
bantuan akan disalurkan.
F oTo - F oTo : n DA R u
28 Setahun Koin Keadilan
45. Kebun Binatang
Bernama langsat
Antyo Rentjoko
antyo.rentjoko.net
Facebook: antyo.rentjoko
Twitter : @pamantyo
“M
au dibawa ke mana, sih?” tanya juragan teh botolan di
gandaria, Jakarta Selatan, itu sambil mendorong troli
pemuat tumpukan krat ke mobil pengangkut.
“Ke Langsat,” jawab saya.
“oh, itu tempat koin Prita ya?”
“Kok tahu?”
“iya, di TV kan nongol terus. Tempat ngumpulin koin dibilang di
Langsat. Rumah siapa itu?”
Setahun Koin Keadilan 29
46. Maka Sebagai orang gandaria dia sudah lama tahu Pengandaian kami
hasilnya, ada jalan bernama Langsat, dekat Lab School waktu itu, sebagian
sosok langsat Kebayoran Baru. Tapi orang Jakarta lainnya, bahkan teman dari kalangan
di Selatan, belum tentu tahu karena Jalan Langsat itu pengguna internet
menjadi
kecil. Malah banyak orang lebih tahu Jalan Radio sudah tahu tempat
tidak penting
Dalam ketimbang Jalan Ahmad Dahlan, itu. Setidaknya pernah
– seperti padahal kedua jalan itu satu poros. mendengar. Kalaupun
yang kami Rumah siapa di Langsat? belum, mereka bisa
inginkan. Tentu bukan rumah saya. itu rumah pemilik menanya temannya.
Bahkan yang dikontrak oleh teman-teman saya. Kemudian Ketika di benak
relawan yang beberapa teman dari teman-teman itu hanya sebagian orang Lang-
berasal dari menyebutnya Langsat, karena beralamat di Jalan sat menjadi identifikasi
kalangan non- Langsat, Kramat Pela, Kebayoran Baru. nama rumah untuk
online pun Siapa saja di rumah Jalan langsat 1/3A itu? kantor, mungkin itu dinilai berlebihan. Kenapa? Di
Sejumlah orang yang bekerja untuk dan bersama Langsat ada banyak rumah.
tak peduli itu
inmark Communications dan inmark:Digital. Sebetulnya ini wajar. ini seperti kita menyebut
rumah apa
yang pertama adalah perusahaan jasa rumah nenek sebagai "Sawo Matang" karena
dan siapa. komunikasi pemasaran. yang kedua juga mirip, tapi beralamatkan di Jalan Sawo Matang. Kita juga sadar
lebih ke layanan internet. Begitulah, Rumah Langsat bahwa di sana ada puluhan rumah.
adalah kantor. Tapi untuk kepentingan internal keluarga kita,
Aha, mulai teraba sosok kebun binatang itu Sawo Matang adalah rumah nenek. Sama seperti
meski isinya bukan satwa. Lantas apa pula itu Wetiga kita menyebut "Semarang" yang dalam konteks
Langsat, seperti kerap disebut oleh media? tertentu berarti rumah paman tertua, dan "keluarga
Kata "we-ti-ga" ini bukan hasil branding secara Makassar" berarti keluarga besan.
terencana. Wetiga adalah nama angkringan, yang ya, ya, ya. Jelas. Tapi kenapa selama dan hingga
mulanya disingkat WWW. itu singkatan Warung pengumpulan koin usai tak pernah dinyatakan
Wedangan Wi-Fi. untuk mudahnya maka bahwa Langsat adalah markasnya dagdigdug.
disebut Wetiga -- pelafalan dari "W3". com (layanan blog host gratis), politikana.
Warung itu beroperasi malam hari di pelataran com (media diskusi politik), ngerumpi.com
rumah samping inmark di Jalan Langsat. Maka dari (media diskusi perempuan), dan seterusnya?
hari ke hari orang menyebutnya Wetiga Langsat. Sejak awal keterlibatan dalam Koin Keadilan
Ketika warga rumah Langsat 1/3A dan kami tak ingin menumpang nama. Koin adalah koin,
teman-teman yang sering bertandang ingin untuk Prita, untuk keadilan, untuk kebersamaan,
menemani Pos Jatipadang (Milis Sehat) dalam bukan untuk promosi pihak tertentu terutama
mengumpulkan koin untuk Prita, maka dipilihlah kami.
sebuah collecting point bernama Wetiga Langsat. Maka hasilnya, sosok Langsat menjadi tidak
penting –– seperti yang kami inginkan. Bahkan
30 Setahun Koin Keadilan
47. relawan yang berasal dari kalangan non-online pun pikiran kami. Kami seperti mengatakan kepada
tak peduli itu rumah apa dan siapa. diri sendiri bahwa apa yang kami lakukan saat itu
Masalah lain muncul ketika harus ada dari kami bukanlah pekerjaan sebuah public relations agency
yang menjadi juru bicara. Maka harus ada yang maupun event organizer.
ditunjuk. Dalam candaan kami, harus ada yang naif? Mungkin. Konon kehendak baik orang
dikorbankan untuk berhubungan dengan media. biasa punya stiker atribut bernama kenaifan.
Misalnya Yusro M. Santoso, Ndaru Victor, Tulisan ini dibuat karena tak sedikit yang
dan Enda Nasution. bertanya apa itu Langsat. :)
Koin Keadilan bukanlan gerakan setengah
bawah tanah yang diincar aparat keamanan. Tak Antyo Rentjoko, publisher dan co-founder
dagdigdug.com dan turut menggagas sejumlah
perlu menetapkan juru bicara secara bergiliran
wadah online dari Rumah Langsat
seperti gerakan mahasiswa (tertentu) ketika
memperjuangkan reformasi pada 1997-1998 dulu.
Maka ditunjuklah orang tertentu – atau secara
F oTo - F oTo : PA i D J o K A M P i y u n S A K D J A n é
alami kami biarkan terjebak dalam peran – sebagai
juru bicara.
Menjadi juru bicara bukan supaya tenar, tetapi
itu tak terhindarkan. Sebuah keapabolehbuatan.
Mereka yang menjadi juru bicara mau tak mau
harus selalu terbarui oleh perkembangan terbaru,
termasuk hasil penghitungan koin terakhir.
Mulanya bikin kikuk tapi ya harus dilakukan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat, terutama para penyumbang koin.
Teman-teman dari Milis Sehat pun RUMAH GAGASAN.
mengalami kekikukan itu. Wajar, karena yang Di Jalan Langsat 1/3A
terpikir sejak awal mengumpulkan koin. Bagaimana inilah bermacam gagasan
untuk melakukan
eskalasi tuntutan informasi dari media kurang
banyak hal bisa mencuat
begitu terpikirkan sejak awal. Tepatnya: terpikir dikarenakan obrolan
tapi tak masuk dalam prioritas utama karena lebih selama silaturahmi. Mirip
penting menangani koin dan kemudian relawan sanggar.
penghitung.
Lebih konyol lagi, sebagian warga Rumah
Langsat, sebagai pelaku bisnis komunikasi
pemasaran, bahkan dari mereka pernah menjadi
orang media, juga berpikir serupa.
“Entar aja sambil jalan,” kira-kira begitulah
Setahun Koin Keadilan 31
48. KOIN DI MANA-MANA. Selama kegiatan Koin
Keadilan, rumah kecil di Langsat itu penuh koin, sampai
meja untuk bekerja pun sesak jadinya.
nDARu
32 Setahun Koin Keadilan
49. Pemulung Cilik
dan Kejujuran
Muhammad Zamroni
matriphe.com | jengjeng,matriphe.com
Facebook: matriphe
Twitter : @matriphe
P
emulung cilik itu menunggu cukup lama sebelum mendekati
tempat sampah di Langsat yang penuh dengan tumpukan
kardus, kaleng, dan bekas celengan. Rupanya dia menunggu
kumpulan gelas plastik minuman kemasan yang tercecer untuk
diletakkan di tempat sampah itu.
Begitu kardus berisi gelas-gelas plastik itu diletakkan di dekat
tempat sampah (karena tempat sampah sudah tidak muat), pemulung
cilik itu dengan cekatan segera menyortir dan mengumpulkan benda-
benda yang sekiranya bisa dia ambil dan dijual kembali, ke dalam
karung palstik besar berwarna putih kusam yang ia bawa.
Setahun Koin Keadilan 33
50. JUJUR DAN TAHU DIRI. Bocah pemulung yang
tak diketahui namanya rajin mengambili barang bekas
selama pengumpulan koin. Dia tahu mana yang menjadi
haknya dan mana yang bukan. Masih ada kejujuran
dan ketahudirian di negeri ini, bahkan di kalangan kaum
marginal yang sering kita sepelekan.
nDARu
34 Setahun Koin Keadilan
51. Kardus, kaleng-kaleng, dan bekas celengan Perilaku jujurnya ini juga ditunjukkan sejak awal. Si pemulung
plastik yang telah disobek untuk dikeluarkan isinya, Dia memilih menunggu hingga gelas-gelas plastik seolah bisa
berkeping-keping uang logam untuk dihitung di yang memang tercecer di seputaran posko, ditaruh
mengerti,
Posko Langsat, menjadi sasaran utamanya. Selain dahulu di tempat sampah, meski jika dia mengambil
mana yang
gelas-gelas plastik bekas air minum dalam kemasan ceceran gelas plastik itu secara langsung pun tidak
yang sepertinya sudah diincarnya sejak tadi akan dianggap sebagai masalah. Seolah-olah ia ingin
menjadi
tentunya. memastikan, bahwa gelas-gelas platik itu benar- haknya dan
Posko Koin Keadilan rupanya juga membawa benar menjadi haknya, berada di tempat sampah. mana yang
berkah bagi orang lain. Contoh nyatanya adalah Kami yang melihatnya pun tergerak. Bantuan bukan haknya.
si pemulung cilik yang diceritakan di atas. Terjadi logistik untuk para relawan penghitung koin berupa Sampah
sebuah simbiosis mutualisme. makanan dan minuman begitu melimpah di Langsat. adalah
Tumpukan sampah yang menggunung, rupanya Seseorang di antara kami menawarkan si pemulung miliknya,
bisa menjadi ladang rezeki bagi orang lain. Tempat cilik untuk mengambil nasi kotak. Si pemulung namun koin
sampah Langsat pun kembali kosong dan siap menolak, dengan alasan dia sudah mengambil
itu bukan,
menampung sampah-sampah berikutnya. jatah dari sisa-sisa nasi kotak. Sontak kami yang
koin itu milik
Tiba-tiba terdengar bunyi gemerincing. Koin- mendengarnya langsung terdiam.
koin yang tercecer dan masih berada di dalam Hampir tengah malam, ketika si pemulung
Prita.
kaleng, terselip di sela-sela lipatan kardus, atau di cilik itu kembali ke Langsat untuk meneruskan
dalam celengan yang mungkin lupa terambil oleh pengumpulan sampahnya, kami akhirnya harus
relawan, kembali dilemparkan si pemulung cilik ke sedikit memaksa si pemulung cilik untuk tidak
atas karpet tempat penghitungan koin. menolak pemberian nasi kotak.
Kami yang melihatnya langsung terdiam, Kami memaksanya untuk membawa beberapa
sementara si pemulung cilik seakan tidak mengetahui nasi kotak, untuk dibawanya pulang, untuk
kami yang memperhatikan gerak-geriknya, masih disantapnya bersama keluarganya.
sibuk mengorek-korek sampah. Tidak satu-dua kali
aksinya melempar kembali koin yang ditemukannya
di tempat sampah kembali ke posko penghitungan.
Bisa saja si pemulung cilik mengambil dan
menyimpan koin-koin yang tercecer itu. Bila
dikumpulkan pun, hasilnya cukup lumayan, walau
toh tak seberapa bila dibandingkan dengan jumlah
yang terkumpul yang saat itu hingga mencapai
sekitar 280 juta.
namun ini tidak dilakukannya. Si pemulung
seolah bisa mengerti, mana yang menjadi haknya
dan mana yang bukan haknya. Sampah adalah
miliknya, namun koin itu bukan, koin itu milik Prita.
Setahun Koin Keadilan 35
52. BANDUNG. Salah satu
kotak koin di luar Jakarta,
dipasang di Tobucil (Toko
Buku Kecil), Bandung.
KALENG PERTAMA.
Bekas wadah Marie Regal
menjadi kaleng pertama
penampung koin, di
To B u C i L
Wetiga Langsat.
AT M o n A D i D J o n i g u D E L
36 Setahun Koin Keadilan
53. Sana-Sini:
Kompilasi Catatan
Muhammad Zamroni
matriphe.com | jengjeng,matriphe.com
Facebook: matriphe
Twitter : @matriphe
S
eorang ibu mengendarai motor bebek sejauh 60 km untuk
menyerahkan koin. Dan 54 karung koin yang dikirim dari
posko Milis Sehat Jatipadang tak cukup diangkut dengan truk
pasir. Koin-koin juga dikirim oleh dermawan dalam wadah cantik,
sejak celengan sampai stoples sehingga barang-barang itu menjadi
kegemaran pemulung.
Setahun Koin Keadilan 37
54. pernah jadi anak jalanan, ngamen dan meminta-
nDARu
minta di seputar Monas dan Stasiun gambir. Suatu
hari dia bertemu dengan seseorang yang bersedia
menampungnya. “Saya bilang, saya mau kerja apa
saja, asal saya bisa sekolah. Dan sejak saat itu, saya
merasa benar-benar hidup,” ujar lelaki yang baru
saja menamatkan pendidikan S2 itu.
Dengan menyumbang koin, ia merasa bisa
membalas budi terhadap orang-orang yang pernah
membantunya. ia sangat yakin, masih banyak
masyarakat yang bersedia berbagi membantu
sesama. namun dia juga tak menutup mata dengan
ketidakadilan, karena dia berkali-kali merasakannya,
ketika hidup di jalanan.
Ketut sangat peka melihat ketidakadilan dalam
KOIN DAN PUISI. ZAMAN EDAN kehidupan saat ini. Di hadapan para relawan koin
Dia datang antarkan keadilan, ia tumpahkan semua kesaksiannya tentang
Seorang lelaki mengeluarkan sekantong koin
koin lalu membacakan
puisi tentang raibnya rasa dari balik jaketnya. Dia mengaku tak tahu jumlahnya ketidakadilan itu. Dia membenarkan ramalan Jaya
keadilan. berapa. yang penting dia merasa gembira bisa Baya, bahwa zaman ini adalah zaman edan. Lalu dia
menyumbang koin di markas koinkeadilan.com, bacakan puisi karangannya tentang zaman edan
langsat. yang begitu panjang. Setelah itu, ia pamit sambil
Lelaki itu adalah Ketut, seorang guru sebuah tersenyum. ia nampak lega setelah mengeluarkan
Sekolah Menengah. ia bercerita, sebenarnya sudah pergolakan hatinya.
sejak dua hari sebelumnya dia ingin menyumbangkan
koinnya. namun dia tak mau menyumbang sendiri,
ia ingin melibatkan anak didiknya untuk ikut KOIN DAlAM BERBAGAI
mendonasi. Tapi, malang. “Saya tak bisa meyakinkan MATA UANG
teman-teman sejawat, bahwa kegiatan ini, benar- Selain dalam mata uang rupiah, banyak pula
benar kegiatan sosial yang penting bagi anak didik,” koin-koin yang dikirim dalam mata uang asing. Mulai
katanya. dari mata uang negara Malaysia, Jepang, Hongkong,
Koleganya malah memperingatkan, jangan Korea, inggris, RRC, uSA, Thailand, Arab Saudi, dan
libatkan murid, karena kegiatan pengumpulan koin sebagainya. nilainya pun bermacam-macam, mulai
itu ada aspek politiknya. “ya sudah, saya jalan sendiri 1 sen hingga 10 dolar.
saja,” ujarnya datar. Koin-koin ini juga ditemukan dan disisihkan dari
Kenapa ketut begitu bersemangat? kumpulan koin yang dihitung oleh para relawan.
Rupanya itu berhubungan dengan masa lalunya. ukuran, bentuk, dan warna ini beraneka warna,
Dia mengaku hidup di Jakarta sebatang kara. Dia cukup menambah wawasan saya yang belum
38 Setahun Koin Keadilan