SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Descargar para leer sin conexión
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2005
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 223 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
MEMUTUSKAN: . . .
- 2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk
mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah.
4. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar
Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif
sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Menteri adalah Menteri yang menangani urusan
pemerintahan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri.
BAB II . . .
- 3 -
BAB II
PEMBINAAN
Pasal 2
(1) Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi:
a. koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan;
b. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan
pemerintahan;
c. pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
pelaksanaan urusan pemerintahan;
d. pendidikan dan pelatihan; dan
e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
terhadap kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah,
pegawai negeri sipil daerah, dan kepala desa, perangkat
desa, dan anggota badan permusyawaratan desa.
Pasal 3
Koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a berkaitan
dengan aspek perencanaan dan evaluasi pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Pasal 4
(1) Koordinasi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dilaksanakan pada tingkat nasional, regional,
provinsi, kabupaten/kota, dan desa secara berkala.
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan antar susunan pemerintahan yang terkait
dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
(3) Koordinasi tingkat nasional dan regional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri
Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan
dikoordinasikan dengan Menteri.
(4) Koordinasi . . .
- 4 -
(4) Koordinasi antar kabupaten/kota dalam satu provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh
Gubernur.
(5) Koordinasi antar desa/kelurahan lebih dari satu kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Bupati/Walikota.
(6) Koordinasi antar provinsi dengan kabupaten/kota lebih dari
satu provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan oleh Menteri Negara/ Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya, setelah dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 5
Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata
laksana, pendanaan, kualitas, pengendalian dan pengawasan.
Pasal 6
(1) Pedoman dan standar urusan Pemerintahan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 disusun oleh Menteri
Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
(2) Penyusunan pedoman dan standar urusan Pemerintahan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan setelah
dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 7
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf c mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan,
tata laksana, pendanaan, kualitas, pengendalian dan
pengawasan.
Pasal 8 . . .
- 5 -
Pasal 8
(1) Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan secara
berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik kepada seluruh
daerah atau kepada daerah tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan susunan pemerintahan.
(3) Pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi kepada
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilimpahkan oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen kepada Gubernur dan
dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 9
(1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf d, meliputi rumpun pendidikan dan
pelatihan teknis substantif Pemerintahan Daerah serta
pendidikan dan pelatihan fungsional untuk jabatan-jabatan
fungsional binaan Departemen Dalam Negeri.
(2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diperuntukkan bagi kepala daerah atau wakil kepala
daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa.
(3) Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri sipil daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 dilaksanakan bagi kepala daerah atau wakil kepala
daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa
secara berkala.
(2) Pendidikan . . .
- 6 -
(2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilaksanakan oleh Menteri Negara/Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dikoordinasikan dengan Menteri.
(3) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilimpahkan kepada Gubernur, Bupati/Walikota
dan dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 11
(1) Standarisasi program pendidikan dan pelatihan antara lain
meliputi kurikulum, silabi, bahan ajar dan tenaga pengajar,
surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan, dan pendanaan
pendidikan dan pelatihan bagi kepala daerah atau wakil
kepala daerah, angggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa
ditetapkan oleh Menteri.
(2) Standarisasi program pendidikan dan pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan oleh
Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya
setelah dikoordinasikan dengan Menteri;
Pasal 12
(1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dapat dilakukan kerjasama antara Pemerintah
dengan pemerintah daerah dan/atau dengan perguruan
tinggi serta lembaga lainnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama pendidikan dan
pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Menteri.
Pasal 13
Perencanaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi
Perencanaan Jangka Panjang, Perencanaan Jangka Menengah
dan Perencanaan Tahunan sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pasal 14 . . .
- 7 -
Pasal 14
Penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi kewenangan,
kelembagaan, kepegawaian, keuangan, pengelolaan asset,
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, pelayanan publik, dan kebijakan daerah.
Pasal 15
(1) Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 dilaksanakan secara berkala atau sewaktu-waktu
sesuai dengan kebutuhan.
(2) Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya
dapat melakukan penelitian dan pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dikoordinasikan
dengan Menteri.
(3) Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Gubernur,
Bupati/Walikota dan dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 16
(1) Pedoman serta standar penelitian dan pengembangan
urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 disusun oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya.
(2) Penyusunan pedoman dan standar urusan Pemerintahan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan setelah
dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 17
(1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
dilakukan oleh Menteri.
(2) Menteri . . .
- 8 -
(2) Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya
dapat melakukan pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan dikoordinasikan dengan
Menteri.
Pasal 18
(1) Pedoman serta standar pemantauan dan evaluasi urusan
Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 disusun oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya.
(2) Penyusunan pedoman pemantauan dan evaluasi urusan
Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan dikoordinasikan dengan Menteri.
Pasal 19
(1) Perencanaan, penelitian dan pengembangan, pemantauan
dan evaluasi atas pelaksanaan urusan pemerintahan dapat
dilakukan kerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga
penelitian dan lembaga lainnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III
PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pengawasan Pelaksanaan
Urusan Pemerintahan di Daerah
Pasal 20
Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
meliputi:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi;
b. pelaksanaan . . .
- 9 -
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
kabupaten/kota; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Pasal 21
Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a terdiri dari:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat
wajib;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat
pilihan; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut dekonsentrasi
dan tugas pembantuan.
Pasal 22
Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri dari:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat
wajib;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat
pilihan; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut tugas
pembantuan.
Pasal 23
Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
meliputi:
a. pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di
daerah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintahan desa;
dan
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi,
kabupaten/kota, dan pemerintahan desa.
Pasal 24 . . .
- 10 -
Pasal 24
(1) Pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah
dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
(2) Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah Inspektorat Jenderal Departemen, Unit
Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota.
(3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh pejabat pengawas pemerintah.
(4) Pejabat pengawas pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Menteri/Menteri Negara/Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen ditingkat pusat, oleh
Gubernur ditingkat provinsi, dan oleh Bupati/ Walikota
ditingkat kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(5) Tata cara dan persyaratan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian dan peningkatan kapasitas pejabat pengawas
pemerintah daerah diatur dengan peraturan Menteri.
Pasal 25
(1) Inspektur Provinsi dalam pelaksanaan tugas pengawasan
bertanggungjawab kepada Gubernur, Inspektur
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan tugas pengawasan
bertanggungjawab kepada Bupati/ Walikota.
(2) Inspektur Provinsi dalam pelaksanaan tugas selain tugas
pengawasan, mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah
Provinsi dan Inspektur Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan
tugas selain tugas pengawasan, mendapat pembinaan dari
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 26
(1) Inspektorat Jenderal Departemen dan Unit Pengawasan
Lembaga Pemerintah Non Departemen melakukan
pengawasan terhadap :
a. pelaksanaan . . .
- 11 -
a. pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
b. pinjaman dan hibah luar negeri; dan
c. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya.
(2) Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri selain
melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) juga melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah provinsi, kabupaten/kota.
(3) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap:
a. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi;
dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
kabupaten/kota.
(4) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
terhadap:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
kabupaten/kota;
b. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Pasal 27
(1) Gubernur sebagai wakil pemerintah melakukan pengawasan
terhadap tugas dekonsentrasi.
(2) Gubernur/Bupati/Walikota sebagai kepala daerah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
pembantuan dan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri.
Pasal 28
(1) Aparat pengawas intern pemerintah melakukan pengawasan
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui:
a. pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan
kepala daerah.
b. pemeriksaan . . .
- 12 -
b. pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun
pemeriksaan terpadu;
c. pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-
waktu dari unit/satuan kerja;
d. pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya
indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan
nepotisme;
e. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan,
pelaksanaan program dan kegiatan; dan
f. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman tata cara
pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan
kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diatur dengan Peraturan Menteri.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman tata cara
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f diatur dengan
Peraturan Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya.
Pasal 29
Kebijakan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah ditetapkan paling lambat pada bulan Oktober setiap
tahun oleh Menteri berdasarkan masukan dari Menteri
Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan
Gubernur, Bupati/Walikota.
Pasal 30
(1) Menteri mengkoordinasikan Menteri Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur dalam
menyusun rencana pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
(2) Penyusunan rencana pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Gubernur.
(3) Koordinasi . . .
- 13 -
(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan dalam kegiatan penyusunan perencanaan
pengawasan di pusat dan di daerah.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui rapat koordinasi di tingkat provinsi dan
nasional paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 31
(1) Rencana pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1),
dituangkan dalam rencana pengawasan tahunan dan
ditetapkan oleh Menteri.
(2) Rencana pengawasan atas penyelenggaraaan Pemerintahan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2),
dituangkan dalam rencana pengawasan tahunan dan
ditetapkan oleh Gubernur berpedoman pada rencana
pengawasan yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 32
(1) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah provinsi dikoordinasikan oleh
Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri.
(2) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dikoordinasikan oleh
Inspektorat Provinsi.
(3) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah
kecamatan dan desa dikoordinasikan oleh Inspektorat
Kabupaten/Kota.
Pasal 33
Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah wajib berpedoman kepada rencana pengawasan tahunan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31.
Pasal 34 . . .
- 14 -
Pasal 34
(1) Pimpinan satuan kerja penyelenggara Pemerintahan Daerah
provinsi, kabupaten/kota dan Desa wajib melaksanakan
tindak lanjut hasil pengawasan.
(2) Menteri, Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan
pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil
pengawasan.
(3) Wakil Gubernur, Wakil Bupati/Wakil Walikota
bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil
pengawasan.
Pasal 35
(1) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri;
(2) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
provinsi dikoordinasikan oleh Wakil Gubernur;
(3) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Wakil Bupati/Wakil
Walikota;
(4) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
setahun.
Pasal 36
Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah
berpedoman pada norma:
a. obyektif, profesional, independen dan tidak mencari-cari
kesalahan;
b. terus . . .
- 15 -
b. terus menerus untuk memperoleh hasil yang
berkesinambungan;
c. efektif untuk menjamin adanya tindakan koreksi yang cepat
dan tepat;
e. mendidik dan dinamis.
Bagian Kedua
Pengawasan Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah
Pasal 37
(1) Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 (tujuh) hari
sejak ditetapkan.
(2) Pemerintah melakukan pengawasan terhadap Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.
(3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Menteri.
(4) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat
dibatalkan dengan Peraturan Presiden berdasarkan usulan
Menteri.
(5) Peraturan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan
Daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 38
(1) Peraturan Presiden tentang pembatalan Peraturan Daerah
ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
Peraturan Daerah diterima oleh Pemerintah.
(2) Peraturan Menteri tentang pembatalan Peraturan Kepala
Daerah ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari
setelah Peraturan Kepala Daerah diterima oleh Menteri.
Pasal 39 . . .
- 16 -
Pasal 39
(1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Peraturan Kepala Daerah tentang
penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pajak
daerah, retribusi dan rencana tata ruang disampaikan paling
lama 3 (tiga) hari setelah disetujui bersama antara Kepala
Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(2) Menteri melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah
provinsi dan rancangan peraturan Gubernur tentang
anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah,
retribusi daerah dan tata ruang daerah.
(3) Gubernur melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota dan rancangan peraturan Bupati/Walikota
tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak
daerah, retribusi daerah dan tata ruang daerah.
(4) Evaluasi rancangan peraturan daerah dan rancangan
peraturan kepala daerah sebagaimana diatur pada ayat (2)
dan ayat (3) dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari
kerja setelah diterima rancangan dimaksud.
Pasal 40
(1) Gubernur dan Bupati/Walikota menindaklanjuti hasil
evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dan
ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima.
(2) Apabila Gubernur tidak menindaklanjuti sebagaimana pada
ayat (1) dan tetap menetapkan menjadi peraturan daerah
dan/atau peraturan kepala daerah, Menteri dapat
membatalkan peraturan daerah dan peraturan kepala
daerah tersebut dengan peraturan Menteri.
(3) Apabila Bupati/Walikota tidak menindaklanjuti
sebagaimana pada ayat (1) dan tetap menetapkan menjadi
peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah,
Gubernur dapat membatalkan peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah tersebut dengan peraturan
Gubernur.
Pasal 41 . . .
- 17 -
Pasal 41
(1) Apabila Gubernur tidak dapat menerima keputusan
pembatalan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dengan alasan yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Gubernur
dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
pembatalan.
(2) Apabila Bupati/Walikota tidak dapat menerima keputusan
pembatalan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dengan alasan yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Bupati/
Walikota dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah
Agung paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak
diterimanya pembatalan.
Pasal 42
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta evaluasi
rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan kepala
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 39
diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pasal 43
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan fungsinya
dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan
Pemerintahan Daerah di dalam wilayah kerjanya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB IV . . .
- 18 -
BAB IV
PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 44
(1) Pemerintah memberikan penghargaan kepada pemerintahan
daerah, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah,
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat
daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat
desa, dan anggota badan permusyawaratan desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara
pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 45
(1) Untuk mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan,
Pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada kepala daerah
atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah,
kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan
permusyawaratan desa apabila terdapat pelanggaran dan
penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
(2) Sanksi pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa:
a. penataan kembali suatu daerah otonom;
b. pembatalan pengangkatan pejabat;
c. penanggguhan dan pembatalan suatu kebijakan daerah;
d. administratif; dan/atau
e. finansial.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan oleh
Menteri, Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
PELAPORAN
Pasal 46
Koordinasi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaporkan oleh Menteri
kepada Presiden.
Pasal 47 . . .
- 19 -
Pasal 47
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang dilakukan Menteri Negara/Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen dilaporkan kepada
Presiden dikordinasikan oleh Menteri.
Pasal 48
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan provinsi dilaporkan oleh Gubernur kepada
Presiden melalui Menteri.
Pasal 49
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan kabupaten/kota dilaporkan oleh Bupati/Walikota
kepada Menteri melalui Gubernur.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
(1) Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini, Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku.
Pasal 51
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 20 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta,
pada tanggal 30 Desember 2005
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
AD INTERIM,
ttd
YUSRIL IHZA MAHENDRA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 165
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2005
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
I. UMUM
Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan dalam
penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Penyelenggaraan asas
desentralisasi secara bulat dan utuh dilaksanakan di daerah kabupaten
dan kota. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan dan
keleluasaan kepada daerah otonom dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat secara bertanggungjawab menurut
prakarsa sendiri serta berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.
Daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing
mempunyai Pemerintahan Daerah. Diantara Pemerintahan Daerah
tersebut mempunyai hubungan administrasi dan kewilayahan antar
susunan pemerintahan, yaitu antara pemerintah pusat, pemerintahan
provinsi, pemerintahan kabupaten/kota dan pemerintahan desa.
Pemberian otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang, ditekankan pada prinsip demokrasi,
keadilan, pemerataan, keistimewaan, kekhususan, memperhatikan potensi
dan keanekaragaman daerah, serta partisipasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- 2 -
Prinsip-prinsip . . .
Prinsip-prinsip tersebut di atas, telah membuka peluang dan kesempatan
yang sangat luas kepada daerah otonom untuk melaksanakan
kewenangannya secara mandiri, luas, nyata, dan bertanggungjawab dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan mutu
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta daya saing
daerah.
Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan manajemen
pemerintahan melalui fungsi-fungsi organik manajemen yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi merupakan sarana
yang harus ada dan dilaksanakan oleh manajemen secara profesional dan
dalam rangka pencapaian sasaran tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Pemerintahan Daerah pada hakekatnya merupakan sub sistem dari
pemerintahan nasional dan secara implisit pembinaan dan pengawasan
terhadap Pemerintahan Daerah merupakan bagian integral dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
merupakan lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah berkedudukan setara dan bersifat kemitraan dengan
pemerintah daerah.
Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dan/atau Gubernur selaku wakil pemerintah di
daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah, meliputi koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan,
pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan,
pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan
pemerintahan, pendidikan dan pelatihan bagi kepala daerah/wakil kepala
daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah,
pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, anggota badan permusyawaratan
desa, dan masyarakat.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah,
Gubernur dan Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan
pemerintahan desa berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pengawasan ini dilakukan oleh aparat
pengawas intern pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya
masing-masing.
Fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap
pemerintah daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan
teknis.
- 3 -
Disamping . . .
Disamping pengawasan tersebut di atas pengawasan oleh masyarakat
(sosial kontrol) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat
guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
bersih dan bebas dari, korupsi, kolusi serta nepotisme,
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan,
Pemerintah memberi penghargaan kepada Pemerintahan Daerah, kepala
daerah dan/atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa berdasarkan
hasil penilaian terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang
menunjukkan prestasi tertentu. Sebaliknya Pemerintah memberikan
sanksi kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah atau wakil kepala
daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah,
pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota
badan permusyawaratan desa apabila ditemukan adanya penyimpangan
dan pelanggaran.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “susunan pemerintahan” meliputi:
Pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan
Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
- 4 -
Ayat (3) . . .
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “secara berkala” adalah dilaksanakan 3
(tiga) bulan sekali. Apabila dipandang perlu dalam keadaan
mendesak sewaktu-waktu dapat dilakukan koordinasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “secara berkala” adalah dilaksanakan 3
(tiga) bulan sekali. Apabila dipandang perlu dalam keadaan
mendesak sewaktu-waktu dapat dilakukan koordinasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
- 5 -
Ayat (3) . . .
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Rumpun pendidikan dan pelatihan teknis substantif Pemerintahan
Daerah adalah sekumpulan jenis pendidikan dan pelatihan yang
mempunyai karateristik tertentu, antara lain rumpun pendidikan
dan pelatihan kepemimpinan Pemerintahan Daerah, manajemen
keuangan daerah, manajemen pemerintahan, manajemen
pembangunan daerah, manajemen kependudukan dan
pemberdayaan masyarakat.
Pendidikan dan pelatihan fungsional untuk jabatan-jabatan
fungsional binaan Departemen Dalam Negeri antara lain jabatan
fungsional Polisi Pamong Praja, Pengasuh Praja Sekolah Tinggi
Pemerintahan Dalam Negeri/Institut Pemerintahan Dalam Negeri,
Pengawas Pemerintahan Daerah.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan dan pelatihan yang telah terakreditasi sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Standarisasi dalam penyusunan pedoman, pengembangan
kurikulum, bimbingan penyelenggaraan, dan evaluasi pendidikan
dan latihan dikoordinasikan dengan instansi pembina pendidikan
dan latihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- 6 -
Ukuran . . .
Ukuran, jenis, warna kertas dan penandatanganan Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan akan diatur dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri.
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan wajib
dipertimbangkan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan lembaga lainnya adalah
badan hukum yang sudah terakreditasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 20
- 7 -
Cukup jelas.
Pasal 21
Huruf a
Yang dimaksud dengan “ urusan pemerintahan “ di daerah yang
bersifat wajib adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “ urusan pemerintahan “ di daerah yang
bersifat pilihan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “ dekonsentrasi dan tugas pembantuan“
adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 8 dan 9
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang.
Pasal 22
Huruf a
Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan“ di daerah yang
bersifat wajib adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang.
Pasal 21 . . .
- 8 -
Huruf b . . .
Huruf b
Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan“ di daerah yang
bersifat pilihan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “tugas pembantuan“sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Unit pengawas Lembaga Pemerintah Non Departemen yaitu
Inspektur Utama, Deputi Bidang Pengawasan pada Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan.
Ayat (3)
Pejabat pengawas pemerintah adalah pegawai negeri sipil
pusat/daerah yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan
oleh pejabat berwenang sebagai pengawas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
- 9 -
Pasal 25 . . .
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Pengawasan yang dilakukan Gubernur sebagai wakil pemerintah
atas pelaksanaan dekonsentrasi dilaksanakan oleh perangkat pusat
di daerah dan/atau oleh perangkat pemerintah daerah atas
pelimpahan kewenangan yang telah dilakukan oleh Menteri/Menteri
Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen kepada
Gubernur. Dalam pelaksanaannya Gubernur menugaskan
Inspektorat Provinsi dan/atau aparat pengawas lainnya;
Ayat (2)
Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pengawasan atas
pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang ditugaskan oleh
Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen kepada Gubernur, Bupati/Walikota dan pengelolaan
pinjaman/hibah luar negeri di daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 28
Ayat (1)
Huruf a
Pemeriksaan akhir masa jabatan Kepala Daerah dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri terhadap
Gubernur dan oleh Inspektorat Provinsi terhadap
Bupati/Walikota 2 (dua) minggu sebelum dan/atau sesudah
berakhirnya masa bakti .
Huruf b
Pemeriksaan berkala dilaksanakan berdasarkan rencana kerja
pengawasan tahunan yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota.
Pemeriksaan sewaktu-waktu dilakukan oleh Inspektorat
Jenderal Departemen/Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Non Departemen, Inspektorat Provinsi, Inspektorat
perintah . . .
- 10 -
Kabupaten/Kota atas adanya surat pengaduan masyarakat,
perintah khusus untuk tujuan tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pemeriksaan terpadu dilakukan oleh tim gabungan antar
Inspektorat Jenderal Departemen/Unit Pengawas Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, Inspektorat
Kabupaten/Kota atau dengan pihak lain (lembaga
pemerintah/pemerintah daerah/lembaga profesional yang
independen) terhadap suatu program/kegiatan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dekonsentrasi, tugas
pembantuan dan penyelenggaraan pemerintahan desa
dan/atau pemeriksaan pengaduan masyarakat.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Ayat (1)
Rencana pengawasan meliputi program kerja pengawasan, rencana
kerja pemeriksaan, rencana tindak lanjut hasil pemeriksaan dan
rencana pelaporan hasil pemeriksaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
- 11 -
Ayat (4) . . .
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
- 12 -
Pasal 42 . . .
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4593

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPenataan Ruang
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Dini Audi
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahPenataan Ruang
 
Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Parja Negara
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Ike Hanisyah
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahSiti Sahati
 

La actualidad más candente (20)

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004Ringkasan uu 25 tahun 2004
Ringkasan uu 25 tahun 2004
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
 
Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004Analis uu 32 tahun 2004
Analis uu 32 tahun 2004
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Uu 25 2004
Uu 25 2004Uu 25 2004
Uu 25 2004
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 
PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
 

Destacado

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan DaerahPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Penataan Ruang
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007Yusgo Telaumbanua
 
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
 
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Irman Gapur
 
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPLampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPGilang Asri Devianty
 
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPenataan Ruang
 
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Syukriy Abdullah
 
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalUU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalPenataan Ruang
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahWinarto Winartoap
 
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah SakitPerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah SakitTyo SBS
 
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006  PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006  PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHOperator Komputer
 

Destacado (15)

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
 
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
 
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
 
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
 
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPLampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
 
Pedoman penilaian edited
Pedoman penilaian editedPedoman penilaian edited
Pedoman penilaian edited
 
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
 
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
 
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalUU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah SakitPerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
 
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006  PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006  PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
 

Similar a Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pp65tahun2005
Pp65tahun2005Pp65tahun2005
Pp65tahun2005frans2014
 
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...Penataan Ruang
 
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerah
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerahPp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerah
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerahWeb Master
 
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerahPeraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerahRaden Andriansyah Sastradjumena
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanSupri yanto
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPenataan Ruang
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahAbdul Rohman
 
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaPermen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaAbdul Kohar
 
Permen no.57 th_2011
Permen no.57 th_2011Permen no.57 th_2011
Permen no.57 th_2011vozol
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanHerminingrum Andana Warih
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008bappedameme
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Government Institution
 
Uu no 72 tahun 2005
Uu no 72 tahun 2005Uu no 72 tahun 2005
Uu no 72 tahun 2005Parja Negara
 
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPeraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPenataan Ruang
 
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Sungonlegowo
 
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desa
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desaPermendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desa
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desaSukronSoedimara
 
Permendagri 84 Tahun 2015.pdf
Permendagri 84 Tahun 2015.pdfPermendagri 84 Tahun 2015.pdf
Permendagri 84 Tahun 2015.pdfmariaagustin14
 
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaPermen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaKantor Desa Junwangi
 
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...Najib Nugroho
 

Similar a Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (20)

Pp65tahun2005
Pp65tahun2005Pp65tahun2005
Pp65tahun2005
 
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerap...
 
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerah
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerahPp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerah
Pp nomor 18 tahun 2016 perangkat daerah
 
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerahPeraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
Peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
 
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaPermen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
 
Permen no.57 th_2011
Permen no.57 th_2011Permen no.57 th_2011
Permen no.57 th_2011
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
 
Uu no 72 tahun 2005
Uu no 72 tahun 2005Uu no 72 tahun 2005
Uu no 72 tahun 2005
 
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPeraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
 
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desa
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desaPermendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desa
Permendagri no.84 th_2015_ tt sotk pem_desa
 
Permendagri 84 Tahun 2015.pdf
Permendagri 84 Tahun 2015.pdfPermendagri 84 Tahun 2015.pdf
Permendagri 84 Tahun 2015.pdf
 
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaPermen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
 
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...
Permendagri no.-84-tahun-2015-tentang-susunan-organisasi-dan-tata-kerja-pemer...
 

Más de Penataan Ruang

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Penataan Ruang
 

Más de Penataan Ruang (20)

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
 

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 223 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); MEMUTUSKAN: . . .
  • 2. - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. 4. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang- undangan. 5. Menteri adalah Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri. BAB II . . .
  • 3. - 3 - BAB II PEMBINAAN Pasal 2 (1) Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi: a. koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan; b. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan; c. pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan; d. pendidikan dan pelatihan; dan e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, dan kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa. Pasal 3 Koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a berkaitan dengan aspek perencanaan dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pasal 4 (1) Koordinasi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan pada tingkat nasional, regional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa secara berkala. (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan antar susunan pemerintahan yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan. (3) Koordinasi tingkat nasional dan regional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dikoordinasikan dengan Menteri. (4) Koordinasi . . .
  • 4. - 4 - (4) Koordinasi antar kabupaten/kota dalam satu provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Gubernur. (5) Koordinasi antar desa/kelurahan lebih dari satu kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bupati/Walikota. (6) Koordinasi antar provinsi dengan kabupaten/kota lebih dari satu provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Menteri Negara/ Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, setelah dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 5 Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan, kualitas, pengendalian dan pengawasan. Pasal 6 (1) Pedoman dan standar urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 disusun oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. (2) Penyusunan pedoman dan standar urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan setelah dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 7 Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan, kualitas, pengendalian dan pengawasan. Pasal 8 . . .
  • 5. - 5 - Pasal 8 (1) Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik kepada seluruh daerah atau kepada daerah tertentu sesuai dengan kebutuhan. (2) Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berjenjang sesuai dengan susunan pemerintahan. (3) Pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi kepada kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen kepada Gubernur dan dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 9 (1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d, meliputi rumpun pendidikan dan pelatihan teknis substantif Pemerintahan Daerah serta pendidikan dan pelatihan fungsional untuk jabatan-jabatan fungsional binaan Departemen Dalam Negeri. (2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperuntukkan bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa. (3) Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri sipil daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dilaksanakan bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa secara berkala. (2) Pendidikan . . .
  • 6. - 6 - (2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dikoordinasikan dengan Menteri. (3) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Gubernur, Bupati/Walikota dan dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 11 (1) Standarisasi program pendidikan dan pelatihan antara lain meliputi kurikulum, silabi, bahan ajar dan tenaga pengajar, surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan, dan pendanaan pendidikan dan pelatihan bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, angggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa ditetapkan oleh Menteri. (2) Standarisasi program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya setelah dikoordinasikan dengan Menteri; Pasal 12 (1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat dilakukan kerjasama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah dan/atau dengan perguruan tinggi serta lembaga lainnya. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Menteri. Pasal 13 Perencanaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi Perencanaan Jangka Panjang, Perencanaan Jangka Menengah dan Perencanaan Tahunan sesuai peraturan perundang- undangan. Pasal 14 . . .
  • 7. - 7 - Pasal 14 Penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi kewenangan, kelembagaan, kepegawaian, keuangan, pengelolaan asset, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pelayanan publik, dan kebijakan daerah. Pasal 15 (1) Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. (2) Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dapat melakukan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dikoordinasikan dengan Menteri. (3) Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Gubernur, Bupati/Walikota dan dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 16 (1) Pedoman serta standar penelitian dan pengembangan urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 disusun oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. (2) Penyusunan pedoman dan standar urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan setelah dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 17 (1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan oleh Menteri. (2) Menteri . . .
  • 8. - 8 - (2) Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dapat melakukan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 18 (1) Pedoman serta standar pemantauan dan evaluasi urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 disusun oleh Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. (2) Penyusunan pedoman pemantauan dan evaluasi urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dikoordinasikan dengan Menteri. Pasal 19 (1) Perencanaan, penelitian dan pengembangan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan urusan pemerintahan dapat dilakukan kerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan lembaga lainnya. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. BAB III PENGAWASAN Bagian Kesatu Pengawasan Pelaksanaan Urusan Pemerintahan di Daerah Pasal 20 Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah meliputi: a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi; b. pelaksanaan . . .
  • 9. - 9 - b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Pasal 21 Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a terdiri dari: a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat wajib; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat pilihan; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pasal 22 Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri dari: a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat wajib; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat pilihan; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut tugas pembantuan. Pasal 23 Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah meliputi: a. pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintahan desa; dan b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintahan desa. Pasal 24 . . .
  • 10. - 10 - Pasal 24 (1) Pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. (2) Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota. (3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pejabat pengawas pemerintah. (4) Pejabat pengawas pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen ditingkat pusat, oleh Gubernur ditingkat provinsi, dan oleh Bupati/ Walikota ditingkat kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (5) Tata cara dan persyaratan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan peningkatan kapasitas pejabat pengawas pemerintah daerah diatur dengan peraturan Menteri. Pasal 25 (1) Inspektur Provinsi dalam pelaksanaan tugas pengawasan bertanggungjawab kepada Gubernur, Inspektur Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan tugas pengawasan bertanggungjawab kepada Bupati/ Walikota. (2) Inspektur Provinsi dalam pelaksanaan tugas selain tugas pengawasan, mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Provinsi dan Inspektur Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan tugas selain tugas pengawasan, mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 26 (1) Inspektorat Jenderal Departemen dan Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen melakukan pengawasan terhadap : a. pelaksanaan . . .
  • 11. - 11 - a. pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan; b. pinjaman dan hibah luar negeri; dan c. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. (2) Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri selain melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, kabupaten/kota. (3) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap: a. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. (4) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap: a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota; b. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa; dan c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Pasal 27 (1) Gubernur sebagai wakil pemerintah melakukan pengawasan terhadap tugas dekonsentrasi. (2) Gubernur/Bupati/Walikota sebagai kepala daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembantuan dan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri. Pasal 28 (1) Aparat pengawas intern pemerintah melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui: a. pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah. b. pemeriksaan . . .
  • 12. - 12 - b. pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu; c. pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu- waktu dari unit/satuan kerja; d. pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme; e. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan; dan f. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman tata cara pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Menteri. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f diatur dengan Peraturan Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Pasal 29 Kebijakan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ditetapkan paling lambat pada bulan Oktober setiap tahun oleh Menteri berdasarkan masukan dari Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Gubernur, Bupati/Walikota. Pasal 30 (1) Menteri mengkoordinasikan Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur dalam menyusun rencana pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (2) Penyusunan rencana pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Gubernur. (3) Koordinasi . . .
  • 13. - 13 - (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dalam kegiatan penyusunan perencanaan pengawasan di pusat dan di daerah. (4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan melalui rapat koordinasi di tingkat provinsi dan nasional paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 31 (1) Rencana pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), dituangkan dalam rencana pengawasan tahunan dan ditetapkan oleh Menteri. (2) Rencana pengawasan atas penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), dituangkan dalam rencana pengawasan tahunan dan ditetapkan oleh Gubernur berpedoman pada rencana pengawasan yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 32 (1) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi dikoordinasikan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri. (2) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Inspektorat Provinsi. (3) Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah kecamatan dan desa dikoordinasikan oleh Inspektorat Kabupaten/Kota. Pasal 33 Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah wajib berpedoman kepada rencana pengawasan tahunan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31. Pasal 34 . . .
  • 14. - 14 - Pasal 34 (1) Pimpinan satuan kerja penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi, kabupaten/kota dan Desa wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan. (2) Menteri, Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. (3) Wakil Gubernur, Wakil Bupati/Wakil Walikota bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. Pasal 35 (1) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri; (2) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi dikoordinasikan oleh Wakil Gubernur; (3) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Wakil Bupati/Wakil Walikota; (4) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. Pasal 36 Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah berpedoman pada norma: a. obyektif, profesional, independen dan tidak mencari-cari kesalahan; b. terus . . .
  • 15. - 15 - b. terus menerus untuk memperoleh hasil yang berkesinambungan; c. efektif untuk menjamin adanya tindakan koreksi yang cepat dan tepat; e. mendidik dan dinamis. Bagian Kedua Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Pasal 37 (1) Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan. (2) Pemerintah melakukan pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. (3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri. (4) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Presiden berdasarkan usulan Menteri. (5) Peraturan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Menteri. Pasal 38 (1) Peraturan Presiden tentang pembatalan Peraturan Daerah ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak Peraturan Daerah diterima oleh Pemerintah. (2) Peraturan Menteri tentang pembatalan Peraturan Kepala Daerah ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah Peraturan Kepala Daerah diterima oleh Menteri. Pasal 39 . . .
  • 16. - 16 - Pasal 39 (1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pajak daerah, retribusi dan rencana tata ruang disampaikan paling lama 3 (tiga) hari setelah disetujui bersama antara Kepala Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (2) Menteri melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah provinsi dan rancangan peraturan Gubernur tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan tata ruang daerah. (3) Gubernur melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah kabupaten/kota dan rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan tata ruang daerah. (4) Evaluasi rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana diatur pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah diterima rancangan dimaksud. Pasal 40 (1) Gubernur dan Bupati/Walikota menindaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima. (2) Apabila Gubernur tidak menindaklanjuti sebagaimana pada ayat (1) dan tetap menetapkan menjadi peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah, Menteri dapat membatalkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah tersebut dengan peraturan Menteri. (3) Apabila Bupati/Walikota tidak menindaklanjuti sebagaimana pada ayat (1) dan tetap menetapkan menjadi peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah, Gubernur dapat membatalkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah tersebut dengan peraturan Gubernur. Pasal 41 . . .
  • 17. - 17 - Pasal 41 (1) Apabila Gubernur tidak dapat menerima keputusan pembatalan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dengan alasan yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Gubernur dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya pembatalan. (2) Apabila Bupati/Walikota tidak dapat menerima keputusan pembatalan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dengan alasan yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Bupati/ Walikota dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya pembatalan. Pasal 42 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta evaluasi rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 39 diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Ketiga Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 43 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan fungsinya dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di dalam wilayah kerjanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IV . . .
  • 18. - 18 - BAB IV PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 44 (1) Pemerintah memberikan penghargaan kepada pemerintahan daerah, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Presiden. Pasal 45 (1) Untuk mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa apabila terdapat pelanggaran dan penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan. (2) Sanksi pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. penataan kembali suatu daerah otonom; b. pembatalan pengangkatan pejabat; c. penanggguhan dan pembatalan suatu kebijakan daerah; d. administratif; dan/atau e. finansial. (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan oleh Menteri, Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V PELAPORAN Pasal 46 Koordinasi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaporkan oleh Menteri kepada Presiden. Pasal 47 . . .
  • 19. - 19 - Pasal 47 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilakukan Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dilaporkan kepada Presiden dikordinasikan oleh Menteri. Pasal 48 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan provinsi dilaporkan oleh Gubernur kepada Presiden melalui Menteri. Pasal 49 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota dilaporkan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri melalui Gubernur. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 50 (1) Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Semua ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku. Pasal 51 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar . . .
  • 20. - 20 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta, pada tanggal 30 Desember 2005 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AD INTERIM, ttd YUSRIL IHZA MAHENDRA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 165
  • 21. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH I. UMUM Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Penyelenggaraan asas desentralisasi secara bulat dan utuh dilaksanakan di daerah kabupaten dan kota. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah otonom dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat secara bertanggungjawab menurut prakarsa sendiri serta berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Diantara Pemerintahan Daerah tersebut mempunyai hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan, yaitu antara pemerintah pusat, pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten/kota dan pemerintahan desa. Pemberian otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang, ditekankan pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, keistimewaan, kekhususan, memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, serta partisipasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 22. - 2 - Prinsip-prinsip . . . Prinsip-prinsip tersebut di atas, telah membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas kepada daerah otonom untuk melaksanakan kewenangannya secara mandiri, luas, nyata, dan bertanggungjawab dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta daya saing daerah. Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan manajemen pemerintahan melalui fungsi-fungsi organik manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi merupakan sarana yang harus ada dan dilaksanakan oleh manajemen secara profesional dan dalam rangka pencapaian sasaran tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pemerintahan Daerah pada hakekatnya merupakan sub sistem dari pemerintahan nasional dan secara implisit pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintahan Daerah merupakan bagian integral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang merupakan lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah berkedudukan setara dan bersifat kemitraan dengan pemerintah daerah. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah, meliputi koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan, pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan, pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan, pendidikan dan pelatihan bagi kepala daerah/wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, anggota badan permusyawaratan desa, dan masyarakat. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah, Gubernur dan Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pemerintahan desa berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan ini dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing. Fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap pemerintah daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis.
  • 23. - 3 - Disamping . . . Disamping pengawasan tersebut di atas pengawasan oleh masyarakat (sosial kontrol) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dan bebas dari, korupsi, kolusi serta nepotisme, Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemerintah memberi penghargaan kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa berdasarkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menunjukkan prestasi tertentu. Sebaliknya Pemerintah memberikan sanksi kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa apabila ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan “susunan pemerintahan” meliputi: Pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas.
  • 24. - 4 - Ayat (3) . . . Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “secara berkala” adalah dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali. Apabila dipandang perlu dalam keadaan mendesak sewaktu-waktu dapat dilakukan koordinasi. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “secara berkala” adalah dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali. Apabila dipandang perlu dalam keadaan mendesak sewaktu-waktu dapat dilakukan koordinasi. Ayat (2) Cukup jelas.
  • 25. - 5 - Ayat (3) . . . Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Rumpun pendidikan dan pelatihan teknis substantif Pemerintahan Daerah adalah sekumpulan jenis pendidikan dan pelatihan yang mempunyai karateristik tertentu, antara lain rumpun pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Pemerintahan Daerah, manajemen keuangan daerah, manajemen pemerintahan, manajemen pembangunan daerah, manajemen kependudukan dan pemberdayaan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan fungsional untuk jabatan-jabatan fungsional binaan Departemen Dalam Negeri antara lain jabatan fungsional Polisi Pamong Praja, Pengasuh Praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri/Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Pengawas Pemerintahan Daerah. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang telah terakreditasi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Standarisasi dalam penyusunan pedoman, pengembangan kurikulum, bimbingan penyelenggaraan, dan evaluasi pendidikan dan latihan dikoordinasikan dengan instansi pembina pendidikan dan latihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 26. - 6 - Ukuran . . . Ukuran, jenis, warna kertas dan penandatanganan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan akan diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan wajib dipertimbangkan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Ayat (1) Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan lembaga lainnya adalah badan hukum yang sudah terakreditasi. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 20
  • 27. - 7 - Cukup jelas. Pasal 21 Huruf a Yang dimaksud dengan “ urusan pemerintahan “ di daerah yang bersifat wajib adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Huruf b Yang dimaksud dengan “ urusan pemerintahan “ di daerah yang bersifat pilihan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Huruf c Yang dimaksud dengan “ dekonsentrasi dan tugas pembantuan“ adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 8 dan 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Pasal 22 Huruf a Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan“ di daerah yang bersifat wajib adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Pasal 21 . . .
  • 28. - 8 - Huruf b . . . Huruf b Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan“ di daerah yang bersifat pilihan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Huruf c Yang dimaksud dengan “tugas pembantuan“sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Unit pengawas Lembaga Pemerintah Non Departemen yaitu Inspektur Utama, Deputi Bidang Pengawasan pada Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Ayat (3) Pejabat pengawas pemerintah adalah pegawai negeri sipil pusat/daerah yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai pengawas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas.
  • 29. - 9 - Pasal 25 . . . Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Ayat (1) Pengawasan yang dilakukan Gubernur sebagai wakil pemerintah atas pelaksanaan dekonsentrasi dilaksanakan oleh perangkat pusat di daerah dan/atau oleh perangkat pemerintah daerah atas pelimpahan kewenangan yang telah dilakukan oleh Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen kepada Gubernur. Dalam pelaksanaannya Gubernur menugaskan Inspektorat Provinsi dan/atau aparat pengawas lainnya; Ayat (2) Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang ditugaskan oleh Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen kepada Gubernur, Bupati/Walikota dan pengelolaan pinjaman/hibah luar negeri di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 28 Ayat (1) Huruf a Pemeriksaan akhir masa jabatan Kepala Daerah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri terhadap Gubernur dan oleh Inspektorat Provinsi terhadap Bupati/Walikota 2 (dua) minggu sebelum dan/atau sesudah berakhirnya masa bakti . Huruf b Pemeriksaan berkala dilaksanakan berdasarkan rencana kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota. Pemeriksaan sewaktu-waktu dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen/Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, Inspektorat perintah . . .
  • 30. - 10 - Kabupaten/Kota atas adanya surat pengaduan masyarakat, perintah khusus untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan terpadu dilakukan oleh tim gabungan antar Inspektorat Jenderal Departemen/Unit Pengawas Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota atau dengan pihak lain (lembaga pemerintah/pemerintah daerah/lembaga profesional yang independen) terhadap suatu program/kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dekonsentrasi, tugas pembantuan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau pemeriksaan pengaduan masyarakat. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Ayat (1) Rencana pengawasan meliputi program kerja pengawasan, rencana kerja pemeriksaan, rencana tindak lanjut hasil pemeriksaan dan rencana pelaporan hasil pemeriksaan. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas.
  • 31. - 11 - Ayat (4) . . . Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas.
  • 32. - 12 - Pasal 42 . . . Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47 Cukup jelas. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4593