SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 60
INTERAKSI MIKROBA DENGAN
TUMBUHAN, HEWAN DAN MANUSIA




            OLEH:
      DR. DESSY YOSWATY
1. Habitat Mikroba
Sel individu mikroba         populasi secara metabolik
                       interaksi lingkungan
komunitas mikrobial                           ekosistem.

Energi masuk ke ekosistem:
- Cahaya matahari
- Senyawa organik (C, H, N, S, Fe)
- Senyawa anorganik

Allochthonous: sintesis senyawa organik melalui aktivitas
         metabolik mikroba kemoorganotrof di ekosistem.
Mikroba dijumpai pada ekosistem:
a. Akuatik (air tawar):
 * Lotik : air berarus (mengalir). Contoh: sungai, parit.
 * Lentik: air tidak berarus (tidak mengalir). Contoh:
    kolam, danau, rawa air tawar, rawa gambut.

b. Laut: zona litoral, laut dangkal dan zona pelagik.
   Contoh: muara, pantai pasir/batu, laut dangkal/dalam

C. Darat: hutan hujan tropis, savana, padang
   rumput, gurun,tundra.

d. Buatan: dibuat manusia seperti bendungan, perkebunan.
Tanah:
Kombinasi proses fisika, kimia, biologi: tanah mineral dan
tanah organik.
Contoh: bakteri kemoorganotrof, fungi pada tanah lembab.
Respirasi: asam karbonat (CO2 + H2O         H2CO3)
Fungsi: penghancuran batuan.

           Horizon O: permukaan, penyusun material tumbuhan

           Horizon A: warna gelap, s.organik dan mikroba tinggi

           Horizon B: sub soil (mineral, humus), organik dan mikroba rendah
           Horizon C: dasar tanah (batuan), aktivitas mikroba sangat lambat.
Mikroba: bentuk, sifat, tekstur tanah:
a. Tanah pasir: 32 x 104 – 5 x 105 sel/gr
b. Tanah lempung: 36 x 104 – 6 x 105 sel/gr
c. Tanah subur: 2 x 106 – 2 x 108 sel/gr

Populasi mikroba di tanah:
a. Autoktonous: dalam tanah, tanpa pengaruh lingkungan
  luar (iklim, suhu, kelembaban).
b. Zimogenik: di tanah karena pengaruh luar yang baru
  (peningkatan senyawa organik).
c. Transien: keberadaan mikroba diikuti penambahan
  mikroba secara buatan (inokulum Rhizobium ke tanah).
Perairan:
Mikroba tersebar di perairan:
a. Virus: Rota virus: diare
          Hepatitis A: menyerang hati (inkubasi 1-2 bulan).
b. Bakteri: Vibrio cholerae: kolera
            Salmonella typhi: tipus abdominale
            Eschericia coli: diare
c. Protozoa: Entamoeba histolytica: disentri.
Komunitas 1                                    Komunitas 2
Photic zone                                    oxic zone
(oxugenik phototrof)                           (aerob, fakultatif aerob)
6CO2 + 6H2O                                    C6H12O6 + 6O2
C6H12O6 + 6O2             sedimen               6CO2 + 6H2O
                       Komunitas 3
                       anoxic zone (fermentatif, anaerob)
                       1. bakteri methanogen (CO2            CH4)
                          bakteri homoacetogenik (CO2            acetat)
                        2. bakteri pereduksi sulfat (SO4        H2S)
                           bakteri pereduksi sulfur (So        H2S)
                         3. bakteri denitrifikasi (NO3       N2)
                            bakteri pereduksi besi sulfat (Feo        Fe2+)
                          4. bakteri fermetasi (asam lemak, asam amino)
Laut bersih




Laut kotor
(tercemar)
Keuntungan mikroba di perairan:
a. Kesuburan perairan, makanan biota laut.
b. Dekomposer (bakteri, fungi): pengolahan limbah.
c. Tanpa pengurai: timbul toksin, bahaya pada ikan.
d. Fotosintesa: mikroalgae, menghasilkan oksigen

Kerugian mikroba di perairan:
a. Pathogen: penyakit seperti Clostridium, Psudomonas,
  Salmonella
b. Warna air berubah: bakteri besi (Crenothrix), mikroalgae
c. Air berbau busuk: bakteri sulfur (Thiobacillus)
Nilai indeks pencemar biologis (IPB):
   B x 100
 A+B

A: kandungan mikroba berklorofil (mikroalgae)
B: kandungan mikroba tanpa klorofil (bakteri, fungi)
Nilai IPB:
  0-8 : kualitas air bersih, jernih
 9-20 : kualitas air tercemar ringan
21-60 : kualitas air tercemar sedang
60-100 : kualitas air tercemar berat
Udara:
a. Bakteri: Bacillus, Streptococcus, Pseudomonas
b. Jamur: Aspergillus, Rhizopus, Penicilium, Mucor
c. Ragi: Saccharomyces, Candida

Udara: gas N2, O2, H2O, CO2
Kebersihan udara: mencegah penyakit pernafasan

Pencegahan: sinar UV, filter, larutan alkohol (75%).
2. Interaksi Mikroba dengan Tumbuhan
Aktivitas metabolisme mikroba bergantung pada kondisi
Lingkungan (faktor abiotik, biotik).

Mikroba dalam tanah: proses pelarutan mineral dalam
        bentuk senyawa kompleks menjadi bentuk ion,
        garam sehingga dapat diserap oleh akar tanaman.

Contoh: unsur fosfor (senyawa kompleks batu-batuan),
        terlarut oleh mikroba pelarut fosfat, diserap akar
        untuk pertumbuhan tanaman.
Simbiosis bakteri Rhizobium pada akar kacang-kacangan:
a. Pembentukan nodul: bulu akar kacang: triftopan, bakteri
             mengubahnya: indol asetat, bulu akar menjadi
             berkerut. Bakteri: enzim untuk melarutkan
             senyawa pektat (selulosa), bakteri melekat
             pada bulu akar.

b. Invansi bakteri: senyawa pektat menyebabkan dinding
              bulu akar tipis, bakteri masuk, terjadi infeksi.
c. Pembentukan bakteroid (sel bakteri perusak): koloni
            bakteri tumbuh pada setiap sel akar, terbentuk
            nodul akar matur.

d. Fiksasi nitrogen udara oleh Rhizobium: kacang-kacangan
              sebagai pupuk hijau (daun, batang).

e. Rhizobium dapat mengurai residu pestisida pada tanah
            pertanian.

f. Buah kacang-kacangan: sumber protein.
Simbiosis fungi dan tumbuhan (mikoriza)
a. Ektomikoriza: fungi (basidiomycetes, Ascomycetes dan
  Zygomycetes) berasosiasi dengan tanaman khusus/semak
  (cemara, oak, gandum, jagung). Fungi pada ujung akar
  masuk ke korteks, pertumbuhan tanaman menjadi cepat.
   Contoh: Thelophora terrestris, Pisolitus tinctorius.

b. Endomikoriza: hifa Zygomycetes masuk ke korteks,
  membentuk gumpalan (pembengkakan), ketersediaan
  fosfat, air untuk fotosintesis.
Parasit mikroba pada tumbuhan:
a. Bakteri: Pseudomonas, Xanthomonas, Erwinia: penyakit
            pada akar tanaman, buah.
b. Virus: kerusakan daun tembakau (mosaik, klorosis).




c. Jamur: Ustiligo, Monilia: bintik hitam pada jagung,
          gandum.
Penyakit layu pada tanaman pisang: fusarium
Pengendalian hayati
Penyakit/hama tumbuhan dengan memanfaatkan mikroba:
- Antibiotik seperti: Pseudomonas, Trichoderma,Fusarium,
  Bacillus, Ampelomyces.

- Modifikasi bakteri ke tanaman: DNA rekombinan.
  Contoh: bakteri Pseudomonas syringae: protein (gen ice
  nucleation) untuk melindungi pembekuan tanaman.
  Agrobacterium tumefaciens: plasmid DNA dimasukan ke
  sel tanaman, tahan terhadap predator
  (serangga, virus, pestisida)       tanaman transgenik.
3. Interaksi Mikroba dengan Hewan
Mikroba berinteraksi dengan asosiasi erat-renggang antara
  sesama mikroba, hewan atau tumbuhan.

Pola interaksi         Simbiosis (sym: bersama,
                       bios: hidup)
Simbiosis: asosiasi antara 2 atau lebih mikroba, dimana
           satu jenis mendapat keuntungan dan yang lain
           mendapat kerugian/keuntungan.

Contoh: kompetisi dalam mendapatkan nutrien dari
        lingkungan untuk pertumbuhan.
a. Komensalisme (metabiosis): asosiasi yang renggang,
              satu mendapat keuntungan dan yang lain
               tidak mendapat keuntungan/kerugian.
  Contoh: mikroba anaerob dalam saluran pencernaan
          manusia, sel khamir menyediakan substrat
          alkohol untuk pertumbuhan bakteri asam asetat
          dalam proses fermentasi asam asetat.

Ganggang hijau biru dan Basidiomycota
Membentuk lumut kerak.
b. Mutualisme: masing-masing jenis mikroba mendapat
               keuntungan.
Contoh: Streptococcus faecalis: fenil alanin
        Lactobacillus arabinosis: asam folat

c. Sinergisme: kemampuan untuk melakukan perubahan
              kimia pada substrat.
  Contoh: EM4
d. Antibiosis (antagonisme): satu pihak akan terhambat
              pertumbuhan atau mati karena toksin atau
              antibiotik yang dihasilkan mikroba lain.
  Contoh: Streptococcus lactis: asam laktat, menghambat
           pertumbuhan Bacillus subtilis.
e. Sintropisme: kegiatan bersama terhadap sumber nutrisi
              seperti penguraian bahan organik tanah,
              proses pengolahan air limbah.
              Contoh: jasad A, B, C, D mengambil zat x.
              Zat x sedikit diuraikan A, hasil pemecahan
              dapat merangsang pertumbuhan B dan
              menghasilkan zat untuk C, D dan A.
f. Parasitisme: parasit pada jasad inangnya, merusak inang.
    Parasit: menyebabkan infeksi.
    Inang: kekebalan/resistensi (mencegah infeksi):
 - Resistensi non spesifik: mekanisme pertahanan alami
  - Resistensi spesifik: merespon parasit tertentu (imunitas),
    jika inang tidak mampu menghentikan infeksi akan mati.

Pencegahan: antimikroba (antibiotik) untuk menghilangkan
            parasit.
Penyakit anthrax: Robert Koch (1905), Louis Pateur dari
                  bakteri Bacillus anthracis.
Penyakit pada biota laut (ikan, udang)
4. Interaksi Mikroba dengan Manusia
Simbiosis: interaksi antara dua jenis mikroba yang hidup
            bersama-sama.
Simbiosis dari bahasa Yunani:
- sym: untuk
- biosis: kehidupan.

Mikroba yang melakukan simbiosis: simbion.
Interaksi: menimbulkan pengaruh positif, negatif atau tidak
           ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu
           dengan yang lain.
Mikroba dijumpai secara normal:
a. Kulit: Staphylococcus, Corynebacterium, Pityrosporum,
          Acinetobacter, Mirococcus.
b. Mulut: Streptococcus, Lactobacillus, Fusobacterium,
           Achtinomycetes.
c. Pernafasan: Streptococcus, Staphylococcus,
               Corynebacterium.
d. Pencernaan: Lactobacillus, Clostridium, E.coli.
e. Urogenital: E. coli, Proteus, Klebsiella.
Keuntungan Interaksi Mikroba dengan Manusia
            hidup normal
Mikroba                    tubuh manusia (mulut, reproduksi).

Contoh: di usus manusia terdapat 8 kg bakteri yaitu bakteri
       pathogen (Staphylococcus, Clostridium perfringen,
       Salmonella, E.Coli=15%) dan bakteri yang
       menguntungkan (bifidobakteria= 85%).

                              hidup normal

 Jika kedua jenis bakteri                    tubuh sehat
Probiotik: oleh L. Illey dan S. Tillwell (1965)
Fungsi: substansi yang dihasilkan oleh suatu organisme,
        merangsang pertumbuhan organisme lain.

Probiotik dari bahasa Yunani : Probios (untuk kehidupan).
yaitu: organisme beserta substansinya yang mendukung
keseimbangan mikro-flora dalam saluran pencernaan.

Antibiotik oleh Sperti (1971): untuk ekstrak jaringan yang
menstimulasi pertumbuhan bakteri.
Dr. Minoru Shirota (1930): mengkultur bakteri asam laktat,
memilih satu jenis bakteri (Lactobacillus casei), tahan
terhadap cairan pencernaan, menjadi strain baru yang ungul
Bakteri ini mampu:
- menaklukkan hambatan fisiologis seperti asam lambung
  dan cairan empedu
- membantu meningkatkan kesehatan dengan mengaktifkan
  sel-sel kekebalan
- meningkatkan jumlah bakteri berguna
- mengurangi jumlah bakteri pathogen
Contoh: minuman susu fermentasi.
Kacang kedelai difermentasi dengan bantuan fungi, ragi,
dan bakteri asam laktat.
Contoh: ragi: gliserin.
        bakteri asam laktat dan jamur Aspergilus niger :
        industri makanan (tempe, tahu, keju).

Antibiotik (penisilin): sekresi fungi, aktinomiset, bakteri
untuk mengobati penyakit infeksi bakteri pathogen.

Minyak bumi, gas bumi dan selulosa: didegradasi oleh
mikroba dan diubah bahan sel (biomassa).
Senyawa karotenoid dan steroid: fungi.
Bakteri Corynebacterium glutamicum : glutamat dan garam
amonium untuk membuat asam amino, nukleotida, dan
senyawa biokimia lain dalam jumlah besar.
Contoh: - amilase: hidrolisis pati
        - proteinase: pengolahan kulit
        - pektinase: penjernihan sari buah

Rekayasa genetika: memindahkan DNA manusia ke dalam
bakteri: sintesis senyawa protein untuk pembuatan hormon,
antigen dan antibodi.
Kerugian Interaksi Mikroba dengan Manusia
Mikroba parasit           pathogen.

Hubungan inang-parasit: pathogenitas parasit.
Contoh: - kemampuan parasit untuk merusak inang
        - perlawanan inang terhadap parasit

Pathogenitas tergantung individu pathogen.
Ukuran kuantitatif pathogenitas: virulen yaitu jumlah sel
           yang akan menimbulkan respon pathogen pada
           inang pada suatu periode waktu.
Virulen dari pathogen         perlawanan inang.

Infeksi             mikroba menetap & tumbuh pada inang
          inang dirugikan/dilukai.

Penyakit           kerusakan/luka pada inang, melemahkan
fungsi inang.

Sistem kekebalan (imun): membunuh pathogen atau
                  minimalkan akibat serangan pathogen.
Respon imun:
I. Alami (bawaan lahir/non adaptif): non spesifik.
Komponen:
a. Pertahanan: pembersih
   Fungsi: membersihkan mikroba, mencegah penyerangan
   Lokasi: air mata, air kencing, mukosa, air liur, batuk,
           bersin.

b. Pertahanan: pH
   Fungsi: mencegah pertumbuhan bakteri
   Lokasi: asam lemak pada kulit, asam lambung.
c. Pertahanan: mekanik
  Fungsi: mencegah penetrasi bakteri
  Lokasi: kulit, membran mukosa.

d. Pertahanan: flora normal
   Fungsi: menyaingi kolonisasi pathogen
   Lokasi: kulit, permukaan mukosa

e. Pertahanan: protein komplemen
   Fungsi: memperkuat pagosit, melemahkan bakteri Gram
           (-)
 Lokasi: darah, jaringan melalui interaksi antigen-antibodi.
II. Imun didapat (adaptif)
Terbentuk antibodi, berupa protein globulin dalam serum
           yang spesifik terhadap suatu antigen.
Contoh: imunisasi (DPT, Hepatitis, BCG).
Respon imunitas:
- Fase pengenalan terhadap antigen
- Fase eradikasi: melawan antigen.

Reaksi peradangan : reaksi respon imun untuk menghadapi
                    infeksi (bengkak, merah, panas, nyeri).
Sel yang terlibat dalam respon imun:
a. Sel fagosit: monosit, makrofag, neutrofil.
b. Limfosit: B, T
c. Sel sitotoksik: sel NK, eosinofil
d. Sel auxiliary: basofil, sel mast, platelet (pembekuan
  darah).

Contoh:
a. sel fagosit menangkap antigen, memproses,membawa ke
   limfosi T. Limfosit T menghasilkan sitokin,mengaktifkan
   fagosit untuk menghancurkan antigen yang ditelannya.
b. Antibodi dihasilkan limfosit B, terikat pada pathogen,
  dimanfaatkan fagosit untuk mengenal antigen lebih
  efektif: opsonisasi.

Beberapa sel berperan sebagai mediator:
- Antibodi
- Sitokin
- Komplemen

Serum mengandung protein untuk respon imun.
Faktor virulen: patogen menyerang inang dengan perangkat
        untuk melindungi diri, keturunannya dapat selamat.

Tujuan: merusak inang, menyelamatkan mikroba dari
        serangan inang.

Fungsi faktor virulen:
a. Memperantarai kolonisasi bakteri pada permukaan sel
  inang, memberi kesempatan bakteri untuk memproduksi
  hasil sekresi guna penyerangan selanjutnya:
  - Pili: melekat pada permukaan mukosa (kulit).
  - Adesin non fimbria: mempererat ikatan bakteri pada sel
    inang.
- protein toksin: membunuh fagosit, mereduksi kekuatan
    oksidasi.
   - antigen permukaan: menghindarkan respon antibodi

b. Faktor yang merusak, menghancurkan inang: kerusakan
  jaringan, gangguan fungsi organ.

Toksin bakteri:
a. Toksin: difteri
   Bakteri penghasil: Clostridium difteria
   Aksi mekanisme: menghentikan sintesis protein.
   Penyakit: merusak jantung, organ lain.
b. Toksin: cholera
   Bakteri: Vibrio cholera
   Mekanisme: merusak kontrol CAMP
   Penyakit: diare

c. Toksin: tetanus
   Bakteri: Clostridium tetani
   Mekanisme: proteolitik
   Penyakit: spisstik paralysis

d. Toksin: alfa toksin
   Bakteri: Clostridium perfringens
   Mekanisme: phospolipase
   Penyakit: membunuh pagosit, kerusakan jaringan (membran).
e. Toksin: super antigen toxic shock syndrome
   Bakteri: Staphylococcus aureus
   Mekanisme: produksi sitokin oleh sel T
   Penyakit: toxic shock syndrome

Kegagalan sistem imun (imunopatologi): respon imun
dalam menghadapi pathogen, menimbulkan penyakit.

Autoimunitas: sistem imun mengenali diri sendiri sebagai
benda asing, bereaksi dengan komponen tersebut
respon imun tidak efektif: imunodefisiensi.
Respon imun berlebihan terhadap antigen yang tidak
berbahaya: hipersensitivitas.

Penyakit: penyimpangan dari keadaan normal dari struktur
          atau fungsi tubuh.
Gejala: perubahan dari keadaan tersebut.
Contoh: pusing, mual: gejala demam.

Penularan penyakit:
a. Jalur kompleks 2 faktor
   Pathogen (virus)          manusia: flu.
b. Jalur kompleks 3 faktor
   Pathogen (protozoa)      vektor (nyamuk)             manusia:
   malaria.
c. Jalur kompleks 4 faktor
   Pathogen )bakteri)      perantara (tikus)            vektor
  (kutu tikus)      manusia: penyakit pes.

              vektor (3 faktor)

                    2 faktor
 Pathogen                                     Manusia
                          4 faktor
              Perantara              vektor
Penyakit masuk ke tubuh melalui:
a. Penyebab (mikroba): menginfeksi tubuh melalui mulut,
  air, bahan makanan.
b. Penyebab dalam jaringan inang
c. Gangguan/kerusakan pada tubuh inang oleh jasad
  penyebab:
 - kerusakan secara langsung, jaringan inang sebagai
    habitat jasad penyebab.
 - kerusakan secara tidak langsung, jasad penyebab
   menghasilkan toksin/ senyawa perusak.
Sistem penularan:
a. Udara: flu, asma, tbc
b. Air: kulit, perut
c. Makanan: kulit, perut
d. Hewan, tanaman, tanah:
    kulit, pernafasan.
e. Kontak antar manusia:
   kulit, kelamin
Contoh:
a. Mulut, alat pernafasan
   Bakteri: Corynebacterium diphtheriae: difteri
             Mycobacterium tuberculosis: TBC
   Fungi: Histoplasma capsulatum: histoplasmosis
          (jaringan)
  Virus: Measles: campak
         Rabies
b. Saluran pencernaan, air seni
  Bakteri: Clostridium tetani: tetanus
           Salmonella typhi: tipus
  Virus: Hepatitis
   Protozoa: Entamoeba histolytica: disentri amuba
             Trichomonas hominis: enteritis

c. Peredaran darah, kulit
   Bakteri: Staphylococcus sp: jerawat bisul
            Streptococcus sp: tenggorokan.
    Protozoa: plasmodium: malaria
    Jamur: Microsporium canis: panu
Keracunan makanan (food borne disease): Bakteri
penghasil racun (enterotoksin, eksotoksin): mencemari
badan air.
Contoh: spora Clostridium perfringens, C. Botulinum,
Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus masuk ke
dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, makanan,
dan limbah.
Bakteri mengeluarkan toksin: dikonsumsi menyebabkan
keracunan makanan seperti mengganggu alat pencernaan,
mengganggu urat saraf tepi.
INTERAKSI MIKROBA
INTERAKSI MIKROBA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikAgnescia Sera
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiBudi Setiyawan
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 

La actualidad más candente (20)

Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi FotosintesisLaporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
cara perhitungan mikroba
cara perhitungan mikrobacara perhitungan mikroba
cara perhitungan mikroba
 

Destacado

ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidupITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidupFransiska Puteri
 
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)Robin Ginting
 
Interaksi spesies
Interaksi spesiesInteraksi spesies
Interaksi spesiescut_lydia
 
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi Pertanian
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi PertanianInteraksi Mikroba - Mikrobiologi Pertanian
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi PertanianN Naomi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...Fransiska Puteri
 
intraksi makhluk hidup
intraksi makhluk hidupintraksi makhluk hidup
intraksi makhluk hiduplalurangga
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...Dody Perdana
 
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
 fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptoraalphiee
 
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Ibnu Hakim
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Fadhilah Saputri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 

Destacado (18)

ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidupITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme interaksi antar makhluk hidup
 
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)
Ppinteraksi tumbuhan dengan mikroba (bakteri)
 
Interaksi spesies
Interaksi spesiesInteraksi spesies
Interaksi spesies
 
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi Pertanian
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi PertanianInteraksi Mikroba - Mikrobiologi Pertanian
Interaksi Mikroba - Mikrobiologi Pertanian
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
 
intraksi makhluk hidup
intraksi makhluk hidupintraksi makhluk hidup
intraksi makhluk hidup
 
Makalah simbiosis nawiati
Makalah simbiosis  nawiatiMakalah simbiosis  nawiati
Makalah simbiosis nawiati
 
Konsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologiKonsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologi
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
 
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
 fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
 
Pengertian simbiosis
Pengertian simbiosisPengertian simbiosis
Pengertian simbiosis
 
Makalah simbiosis
Makalah simbiosisMakalah simbiosis
Makalah simbiosis
 
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
Peranan bakteri dalam kehidupan [presentasi]
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
 

Similar a INTERAKSI MIKROBA

Similar a INTERAKSI MIKROBA (20)

Makalah mikroganisme
Makalah mikroganismeMakalah mikroganisme
Makalah mikroganisme
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2
 
Kamus mikrobiologi
Kamus mikrobiologiKamus mikrobiologi
Kamus mikrobiologi
 
Biologi - monera
Biologi - moneraBiologi - monera
Biologi - monera
 
aplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakanaplikasi mikroba pada tanaman pakan
aplikasi mikroba pada tanaman pakan
 
Lesson 8.1
Lesson 8.1Lesson 8.1
Lesson 8.1
 
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagiMendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
Mendeskribsikan ciri ciri archaebacteria dan eubacteria serta peranannya bagi
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
Lima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidupLima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidup
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Peranan bakteri
Peranan bakteriPeranan bakteri
Peranan bakteri
 
Peranan bakteri
Peranan bakteriPeranan bakteri
Peranan bakteri
 
Kuliah 8 keragaman prok cend
Kuliah 8 keragaman prok cendKuliah 8 keragaman prok cend
Kuliah 8 keragaman prok cend
 
Soal uas biologi kelas xi
Soal uas biologi kelas xiSoal uas biologi kelas xi
Soal uas biologi kelas xi
 
Kuliah 8 Prokariot Protista Cendawan.pdf
Kuliah 8 Prokariot Protista Cendawan.pdfKuliah 8 Prokariot Protista Cendawan.pdf
Kuliah 8 Prokariot Protista Cendawan.pdf
 
Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Biologi Tanah
 
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenKlasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
 
Monera 3
Monera 3Monera 3
Monera 3
 
Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)
 

Más de PERIE ANUGRAHA WIGUNA (16)

Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
0739 nurtjahya-indonesia
0739 nurtjahya-indonesia0739 nurtjahya-indonesia
0739 nurtjahya-indonesia
 
Succession on-tin-mined-land
Succession on-tin-mined-landSuccession on-tin-mined-land
Succession on-tin-mined-land
 
Its undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationIts undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentation
 
Ina tews konsep dan implementasi
Ina tews   konsep dan implementasiIna tews   konsep dan implementasi
Ina tews konsep dan implementasi
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Kimia sel mikroorganisme
Kimia sel mikroorganismeKimia sel mikroorganisme
Kimia sel mikroorganisme
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
Kuliah 3
Kuliah 3Kuliah 3
Kuliah 3
 
Pendahuluan (dasar bdp)
Pendahuluan (dasar bdp)Pendahuluan (dasar bdp)
Pendahuluan (dasar bdp)
 
Pemilihan spesies
Pemilihan spesiesPemilihan spesies
Pemilihan spesies
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Sistem teknologi bdp
Sistem teknologi bdpSistem teknologi bdp
Sistem teknologi bdp
 
Domestikasi
DomestikasiDomestikasi
Domestikasi
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 

INTERAKSI MIKROBA

  • 1. INTERAKSI MIKROBA DENGAN TUMBUHAN, HEWAN DAN MANUSIA OLEH: DR. DESSY YOSWATY
  • 2. 1. Habitat Mikroba Sel individu mikroba populasi secara metabolik interaksi lingkungan komunitas mikrobial ekosistem. Energi masuk ke ekosistem: - Cahaya matahari - Senyawa organik (C, H, N, S, Fe) - Senyawa anorganik Allochthonous: sintesis senyawa organik melalui aktivitas metabolik mikroba kemoorganotrof di ekosistem.
  • 3. Mikroba dijumpai pada ekosistem: a. Akuatik (air tawar): * Lotik : air berarus (mengalir). Contoh: sungai, parit. * Lentik: air tidak berarus (tidak mengalir). Contoh: kolam, danau, rawa air tawar, rawa gambut. b. Laut: zona litoral, laut dangkal dan zona pelagik. Contoh: muara, pantai pasir/batu, laut dangkal/dalam C. Darat: hutan hujan tropis, savana, padang rumput, gurun,tundra. d. Buatan: dibuat manusia seperti bendungan, perkebunan.
  • 4. Tanah: Kombinasi proses fisika, kimia, biologi: tanah mineral dan tanah organik. Contoh: bakteri kemoorganotrof, fungi pada tanah lembab. Respirasi: asam karbonat (CO2 + H2O H2CO3) Fungsi: penghancuran batuan. Horizon O: permukaan, penyusun material tumbuhan Horizon A: warna gelap, s.organik dan mikroba tinggi Horizon B: sub soil (mineral, humus), organik dan mikroba rendah Horizon C: dasar tanah (batuan), aktivitas mikroba sangat lambat.
  • 5. Mikroba: bentuk, sifat, tekstur tanah: a. Tanah pasir: 32 x 104 – 5 x 105 sel/gr b. Tanah lempung: 36 x 104 – 6 x 105 sel/gr c. Tanah subur: 2 x 106 – 2 x 108 sel/gr Populasi mikroba di tanah: a. Autoktonous: dalam tanah, tanpa pengaruh lingkungan luar (iklim, suhu, kelembaban). b. Zimogenik: di tanah karena pengaruh luar yang baru (peningkatan senyawa organik). c. Transien: keberadaan mikroba diikuti penambahan mikroba secara buatan (inokulum Rhizobium ke tanah).
  • 6. Perairan: Mikroba tersebar di perairan: a. Virus: Rota virus: diare Hepatitis A: menyerang hati (inkubasi 1-2 bulan). b. Bakteri: Vibrio cholerae: kolera Salmonella typhi: tipus abdominale Eschericia coli: diare c. Protozoa: Entamoeba histolytica: disentri.
  • 7.
  • 8. Komunitas 1 Komunitas 2 Photic zone oxic zone (oxugenik phototrof) (aerob, fakultatif aerob) 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 C6H12O6 + 6O2 sedimen 6CO2 + 6H2O Komunitas 3 anoxic zone (fermentatif, anaerob) 1. bakteri methanogen (CO2 CH4) bakteri homoacetogenik (CO2 acetat) 2. bakteri pereduksi sulfat (SO4 H2S) bakteri pereduksi sulfur (So H2S) 3. bakteri denitrifikasi (NO3 N2) bakteri pereduksi besi sulfat (Feo Fe2+) 4. bakteri fermetasi (asam lemak, asam amino)
  • 10. Keuntungan mikroba di perairan: a. Kesuburan perairan, makanan biota laut. b. Dekomposer (bakteri, fungi): pengolahan limbah. c. Tanpa pengurai: timbul toksin, bahaya pada ikan. d. Fotosintesa: mikroalgae, menghasilkan oksigen Kerugian mikroba di perairan: a. Pathogen: penyakit seperti Clostridium, Psudomonas, Salmonella b. Warna air berubah: bakteri besi (Crenothrix), mikroalgae c. Air berbau busuk: bakteri sulfur (Thiobacillus)
  • 11. Nilai indeks pencemar biologis (IPB): B x 100 A+B A: kandungan mikroba berklorofil (mikroalgae) B: kandungan mikroba tanpa klorofil (bakteri, fungi) Nilai IPB: 0-8 : kualitas air bersih, jernih 9-20 : kualitas air tercemar ringan 21-60 : kualitas air tercemar sedang 60-100 : kualitas air tercemar berat
  • 12. Udara: a. Bakteri: Bacillus, Streptococcus, Pseudomonas b. Jamur: Aspergillus, Rhizopus, Penicilium, Mucor c. Ragi: Saccharomyces, Candida Udara: gas N2, O2, H2O, CO2 Kebersihan udara: mencegah penyakit pernafasan Pencegahan: sinar UV, filter, larutan alkohol (75%).
  • 13. 2. Interaksi Mikroba dengan Tumbuhan Aktivitas metabolisme mikroba bergantung pada kondisi Lingkungan (faktor abiotik, biotik). Mikroba dalam tanah: proses pelarutan mineral dalam bentuk senyawa kompleks menjadi bentuk ion, garam sehingga dapat diserap oleh akar tanaman. Contoh: unsur fosfor (senyawa kompleks batu-batuan), terlarut oleh mikroba pelarut fosfat, diserap akar untuk pertumbuhan tanaman.
  • 14. Simbiosis bakteri Rhizobium pada akar kacang-kacangan: a. Pembentukan nodul: bulu akar kacang: triftopan, bakteri mengubahnya: indol asetat, bulu akar menjadi berkerut. Bakteri: enzim untuk melarutkan senyawa pektat (selulosa), bakteri melekat pada bulu akar. b. Invansi bakteri: senyawa pektat menyebabkan dinding bulu akar tipis, bakteri masuk, terjadi infeksi.
  • 15. c. Pembentukan bakteroid (sel bakteri perusak): koloni bakteri tumbuh pada setiap sel akar, terbentuk nodul akar matur. d. Fiksasi nitrogen udara oleh Rhizobium: kacang-kacangan sebagai pupuk hijau (daun, batang). e. Rhizobium dapat mengurai residu pestisida pada tanah pertanian. f. Buah kacang-kacangan: sumber protein.
  • 16. Simbiosis fungi dan tumbuhan (mikoriza) a. Ektomikoriza: fungi (basidiomycetes, Ascomycetes dan Zygomycetes) berasosiasi dengan tanaman khusus/semak (cemara, oak, gandum, jagung). Fungi pada ujung akar masuk ke korteks, pertumbuhan tanaman menjadi cepat. Contoh: Thelophora terrestris, Pisolitus tinctorius. b. Endomikoriza: hifa Zygomycetes masuk ke korteks, membentuk gumpalan (pembengkakan), ketersediaan fosfat, air untuk fotosintesis.
  • 17. Parasit mikroba pada tumbuhan: a. Bakteri: Pseudomonas, Xanthomonas, Erwinia: penyakit pada akar tanaman, buah. b. Virus: kerusakan daun tembakau (mosaik, klorosis). c. Jamur: Ustiligo, Monilia: bintik hitam pada jagung, gandum.
  • 18. Penyakit layu pada tanaman pisang: fusarium
  • 19. Pengendalian hayati Penyakit/hama tumbuhan dengan memanfaatkan mikroba: - Antibiotik seperti: Pseudomonas, Trichoderma,Fusarium, Bacillus, Ampelomyces. - Modifikasi bakteri ke tanaman: DNA rekombinan. Contoh: bakteri Pseudomonas syringae: protein (gen ice nucleation) untuk melindungi pembekuan tanaman. Agrobacterium tumefaciens: plasmid DNA dimasukan ke sel tanaman, tahan terhadap predator (serangga, virus, pestisida) tanaman transgenik.
  • 20. 3. Interaksi Mikroba dengan Hewan Mikroba berinteraksi dengan asosiasi erat-renggang antara sesama mikroba, hewan atau tumbuhan. Pola interaksi Simbiosis (sym: bersama, bios: hidup) Simbiosis: asosiasi antara 2 atau lebih mikroba, dimana satu jenis mendapat keuntungan dan yang lain mendapat kerugian/keuntungan. Contoh: kompetisi dalam mendapatkan nutrien dari lingkungan untuk pertumbuhan.
  • 21. a. Komensalisme (metabiosis): asosiasi yang renggang, satu mendapat keuntungan dan yang lain tidak mendapat keuntungan/kerugian. Contoh: mikroba anaerob dalam saluran pencernaan manusia, sel khamir menyediakan substrat alkohol untuk pertumbuhan bakteri asam asetat dalam proses fermentasi asam asetat. Ganggang hijau biru dan Basidiomycota Membentuk lumut kerak.
  • 22. b. Mutualisme: masing-masing jenis mikroba mendapat keuntungan. Contoh: Streptococcus faecalis: fenil alanin Lactobacillus arabinosis: asam folat c. Sinergisme: kemampuan untuk melakukan perubahan kimia pada substrat. Contoh: EM4
  • 23. d. Antibiosis (antagonisme): satu pihak akan terhambat pertumbuhan atau mati karena toksin atau antibiotik yang dihasilkan mikroba lain. Contoh: Streptococcus lactis: asam laktat, menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis.
  • 24. e. Sintropisme: kegiatan bersama terhadap sumber nutrisi seperti penguraian bahan organik tanah, proses pengolahan air limbah. Contoh: jasad A, B, C, D mengambil zat x. Zat x sedikit diuraikan A, hasil pemecahan dapat merangsang pertumbuhan B dan menghasilkan zat untuk C, D dan A.
  • 25. f. Parasitisme: parasit pada jasad inangnya, merusak inang. Parasit: menyebabkan infeksi. Inang: kekebalan/resistensi (mencegah infeksi): - Resistensi non spesifik: mekanisme pertahanan alami - Resistensi spesifik: merespon parasit tertentu (imunitas), jika inang tidak mampu menghentikan infeksi akan mati. Pencegahan: antimikroba (antibiotik) untuk menghilangkan parasit.
  • 26. Penyakit anthrax: Robert Koch (1905), Louis Pateur dari bakteri Bacillus anthracis.
  • 27. Penyakit pada biota laut (ikan, udang)
  • 28. 4. Interaksi Mikroba dengan Manusia Simbiosis: interaksi antara dua jenis mikroba yang hidup bersama-sama. Simbiosis dari bahasa Yunani: - sym: untuk - biosis: kehidupan. Mikroba yang melakukan simbiosis: simbion. Interaksi: menimbulkan pengaruh positif, negatif atau tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu dengan yang lain.
  • 29. Mikroba dijumpai secara normal: a. Kulit: Staphylococcus, Corynebacterium, Pityrosporum, Acinetobacter, Mirococcus. b. Mulut: Streptococcus, Lactobacillus, Fusobacterium, Achtinomycetes. c. Pernafasan: Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium. d. Pencernaan: Lactobacillus, Clostridium, E.coli. e. Urogenital: E. coli, Proteus, Klebsiella.
  • 30. Keuntungan Interaksi Mikroba dengan Manusia hidup normal Mikroba tubuh manusia (mulut, reproduksi). Contoh: di usus manusia terdapat 8 kg bakteri yaitu bakteri pathogen (Staphylococcus, Clostridium perfringen, Salmonella, E.Coli=15%) dan bakteri yang menguntungkan (bifidobakteria= 85%). hidup normal Jika kedua jenis bakteri tubuh sehat
  • 31.
  • 32. Probiotik: oleh L. Illey dan S. Tillwell (1965) Fungsi: substansi yang dihasilkan oleh suatu organisme, merangsang pertumbuhan organisme lain. Probiotik dari bahasa Yunani : Probios (untuk kehidupan). yaitu: organisme beserta substansinya yang mendukung keseimbangan mikro-flora dalam saluran pencernaan. Antibiotik oleh Sperti (1971): untuk ekstrak jaringan yang menstimulasi pertumbuhan bakteri.
  • 33. Dr. Minoru Shirota (1930): mengkultur bakteri asam laktat, memilih satu jenis bakteri (Lactobacillus casei), tahan terhadap cairan pencernaan, menjadi strain baru yang ungul Bakteri ini mampu: - menaklukkan hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu - membantu meningkatkan kesehatan dengan mengaktifkan sel-sel kekebalan - meningkatkan jumlah bakteri berguna - mengurangi jumlah bakteri pathogen Contoh: minuman susu fermentasi.
  • 34.
  • 35. Kacang kedelai difermentasi dengan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Contoh: ragi: gliserin. bakteri asam laktat dan jamur Aspergilus niger : industri makanan (tempe, tahu, keju). Antibiotik (penisilin): sekresi fungi, aktinomiset, bakteri untuk mengobati penyakit infeksi bakteri pathogen. Minyak bumi, gas bumi dan selulosa: didegradasi oleh mikroba dan diubah bahan sel (biomassa).
  • 36. Senyawa karotenoid dan steroid: fungi. Bakteri Corynebacterium glutamicum : glutamat dan garam amonium untuk membuat asam amino, nukleotida, dan senyawa biokimia lain dalam jumlah besar. Contoh: - amilase: hidrolisis pati - proteinase: pengolahan kulit - pektinase: penjernihan sari buah Rekayasa genetika: memindahkan DNA manusia ke dalam bakteri: sintesis senyawa protein untuk pembuatan hormon, antigen dan antibodi.
  • 37. Kerugian Interaksi Mikroba dengan Manusia Mikroba parasit pathogen. Hubungan inang-parasit: pathogenitas parasit. Contoh: - kemampuan parasit untuk merusak inang - perlawanan inang terhadap parasit Pathogenitas tergantung individu pathogen. Ukuran kuantitatif pathogenitas: virulen yaitu jumlah sel yang akan menimbulkan respon pathogen pada inang pada suatu periode waktu.
  • 38. Virulen dari pathogen perlawanan inang. Infeksi mikroba menetap & tumbuh pada inang inang dirugikan/dilukai. Penyakit kerusakan/luka pada inang, melemahkan fungsi inang. Sistem kekebalan (imun): membunuh pathogen atau minimalkan akibat serangan pathogen.
  • 39. Respon imun: I. Alami (bawaan lahir/non adaptif): non spesifik. Komponen: a. Pertahanan: pembersih Fungsi: membersihkan mikroba, mencegah penyerangan Lokasi: air mata, air kencing, mukosa, air liur, batuk, bersin. b. Pertahanan: pH Fungsi: mencegah pertumbuhan bakteri Lokasi: asam lemak pada kulit, asam lambung.
  • 40. c. Pertahanan: mekanik Fungsi: mencegah penetrasi bakteri Lokasi: kulit, membran mukosa. d. Pertahanan: flora normal Fungsi: menyaingi kolonisasi pathogen Lokasi: kulit, permukaan mukosa e. Pertahanan: protein komplemen Fungsi: memperkuat pagosit, melemahkan bakteri Gram (-) Lokasi: darah, jaringan melalui interaksi antigen-antibodi.
  • 41. II. Imun didapat (adaptif) Terbentuk antibodi, berupa protein globulin dalam serum yang spesifik terhadap suatu antigen. Contoh: imunisasi (DPT, Hepatitis, BCG).
  • 42. Respon imunitas: - Fase pengenalan terhadap antigen - Fase eradikasi: melawan antigen. Reaksi peradangan : reaksi respon imun untuk menghadapi infeksi (bengkak, merah, panas, nyeri).
  • 43. Sel yang terlibat dalam respon imun: a. Sel fagosit: monosit, makrofag, neutrofil. b. Limfosit: B, T c. Sel sitotoksik: sel NK, eosinofil d. Sel auxiliary: basofil, sel mast, platelet (pembekuan darah). Contoh: a. sel fagosit menangkap antigen, memproses,membawa ke limfosi T. Limfosit T menghasilkan sitokin,mengaktifkan fagosit untuk menghancurkan antigen yang ditelannya.
  • 44. b. Antibodi dihasilkan limfosit B, terikat pada pathogen, dimanfaatkan fagosit untuk mengenal antigen lebih efektif: opsonisasi. Beberapa sel berperan sebagai mediator: - Antibodi - Sitokin - Komplemen Serum mengandung protein untuk respon imun.
  • 45.
  • 46. Faktor virulen: patogen menyerang inang dengan perangkat untuk melindungi diri, keturunannya dapat selamat. Tujuan: merusak inang, menyelamatkan mikroba dari serangan inang. Fungsi faktor virulen: a. Memperantarai kolonisasi bakteri pada permukaan sel inang, memberi kesempatan bakteri untuk memproduksi hasil sekresi guna penyerangan selanjutnya: - Pili: melekat pada permukaan mukosa (kulit). - Adesin non fimbria: mempererat ikatan bakteri pada sel inang.
  • 47. - protein toksin: membunuh fagosit, mereduksi kekuatan oksidasi. - antigen permukaan: menghindarkan respon antibodi b. Faktor yang merusak, menghancurkan inang: kerusakan jaringan, gangguan fungsi organ. Toksin bakteri: a. Toksin: difteri Bakteri penghasil: Clostridium difteria Aksi mekanisme: menghentikan sintesis protein. Penyakit: merusak jantung, organ lain.
  • 48. b. Toksin: cholera Bakteri: Vibrio cholera Mekanisme: merusak kontrol CAMP Penyakit: diare c. Toksin: tetanus Bakteri: Clostridium tetani Mekanisme: proteolitik Penyakit: spisstik paralysis d. Toksin: alfa toksin Bakteri: Clostridium perfringens Mekanisme: phospolipase Penyakit: membunuh pagosit, kerusakan jaringan (membran).
  • 49. e. Toksin: super antigen toxic shock syndrome Bakteri: Staphylococcus aureus Mekanisme: produksi sitokin oleh sel T Penyakit: toxic shock syndrome Kegagalan sistem imun (imunopatologi): respon imun dalam menghadapi pathogen, menimbulkan penyakit. Autoimunitas: sistem imun mengenali diri sendiri sebagai benda asing, bereaksi dengan komponen tersebut respon imun tidak efektif: imunodefisiensi.
  • 50. Respon imun berlebihan terhadap antigen yang tidak berbahaya: hipersensitivitas. Penyakit: penyimpangan dari keadaan normal dari struktur atau fungsi tubuh. Gejala: perubahan dari keadaan tersebut. Contoh: pusing, mual: gejala demam. Penularan penyakit: a. Jalur kompleks 2 faktor Pathogen (virus) manusia: flu.
  • 51. b. Jalur kompleks 3 faktor Pathogen (protozoa) vektor (nyamuk) manusia: malaria. c. Jalur kompleks 4 faktor Pathogen )bakteri) perantara (tikus) vektor (kutu tikus) manusia: penyakit pes. vektor (3 faktor) 2 faktor Pathogen Manusia 4 faktor Perantara vektor
  • 52. Penyakit masuk ke tubuh melalui: a. Penyebab (mikroba): menginfeksi tubuh melalui mulut, air, bahan makanan. b. Penyebab dalam jaringan inang c. Gangguan/kerusakan pada tubuh inang oleh jasad penyebab: - kerusakan secara langsung, jaringan inang sebagai habitat jasad penyebab. - kerusakan secara tidak langsung, jasad penyebab menghasilkan toksin/ senyawa perusak.
  • 53. Sistem penularan: a. Udara: flu, asma, tbc b. Air: kulit, perut c. Makanan: kulit, perut d. Hewan, tanaman, tanah: kulit, pernafasan. e. Kontak antar manusia: kulit, kelamin
  • 54. Contoh: a. Mulut, alat pernafasan Bakteri: Corynebacterium diphtheriae: difteri Mycobacterium tuberculosis: TBC Fungi: Histoplasma capsulatum: histoplasmosis (jaringan) Virus: Measles: campak Rabies
  • 55.
  • 56. b. Saluran pencernaan, air seni Bakteri: Clostridium tetani: tetanus Salmonella typhi: tipus Virus: Hepatitis Protozoa: Entamoeba histolytica: disentri amuba Trichomonas hominis: enteritis c. Peredaran darah, kulit Bakteri: Staphylococcus sp: jerawat bisul Streptococcus sp: tenggorokan. Protozoa: plasmodium: malaria Jamur: Microsporium canis: panu
  • 57.
  • 58. Keracunan makanan (food borne disease): Bakteri penghasil racun (enterotoksin, eksotoksin): mencemari badan air. Contoh: spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, makanan, dan limbah. Bakteri mengeluarkan toksin: dikonsumsi menyebabkan keracunan makanan seperti mengganggu alat pencernaan, mengganggu urat saraf tepi.