SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Promosi Kesehatan
Herqutanto
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI
Pendahuluan
Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana
penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat
masih memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan
perubahan gaya hidup terutama di perkotaan, angka kejadian penyakit non-
infeksi (Penyakit Tidak Menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan.
Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan
angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika dibandingkan dengan
SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang amat
komprehensif agar dapat menurunkan angka kejadian tersebut dan yang
lebih penting untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak terjadi di
masyarakat kita.
Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik
berat praktik kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan
kesadaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola
penyakit tersebut yang akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup
menjadi gaya hidup sehat. Di sinilah peranan pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
The Health Field Concept
La Framboise, kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan sebuah
teori yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan di dalam suatu masyarakat
dipengaruhi oleh 4 faktor:
• Genetik
• Perilaku kesehatan
• Pelayanan kedokteran/kesehatan
• Lingkungan
Menurutnya dari keempat faktor di atas, faktor yang paling berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan suatu masyarakat adalah faktor perilaku. Apabila
perilaku masyarakat dapat diarahkan menjadi perilaku yang sehat, tingkat
kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan, demikian pula sebaliknya, apabila
perilaku kesehatan di masyarakat kurang baik, tingkat kesehatan masyarakat
juga dapat menjadi buruk.
Health Behavior
Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
factor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut
amat kompleks sehingga petugas kesehatan tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting
bagi seorang petugas kesehatan untuk dapat menelaah alasan di balik
perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori dasar yang mencoba
menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health Belief
Model (HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned Behavior).
Selain itu juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga penting dalam
upaya menerangkan perilaku individu
Health Belief Model
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950’an dan didasarkan
atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis
terhadap berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada
program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health
Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial:
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman
berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi
tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk
memperkecil kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan
perilaku akan memberikan keuntungan. Factor yang mempengaruhi
perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh
karakterisitik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan,
interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan
perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
The Health Belief Model
Individual Perceptions Modifying Factors Likelihood of Action
Age, Sex,
Ethnicity
Personality
Socioeconomics
Knowledge
Perceived
Benefits
Vs Barriers to
Behavioral
Change
Perceived
Susceptibility/
Seriousness of
Disease
Perceived
Threat
of Disease
Likelihood of
Behavioral
Change
Cues to Action
• Education
• Symptoms
• Media
Information
HBM tidak mempertimbangkan dampak komunikasi terhadap proses
perubahan perilaku. Karena itulah dikembangkan matriks
komunikasi/persuasi, yang berfokus pada evaluasi dampak berbagai tipe
komunikasi terhadap proses perubahan perilaku tersebut.
The Communication/Persuasion Matrix
Elements of the process of
behavioral change
Communication Characteristics
Source Message Channel Receiver Destination
1 Exposure to education
2 Attention to education
3 Interest in new information
4 Comprehension of education
5 Acquisition of new skills
6 Attitude change
7 Memory of skills
8 Recall of skills
9 Decision to change
10 Action (behavior change)
11 Reinforcement
12 Re-affirmation of change
Model HAM (Health Action Model)
The Information Processor
HAM dikembangkan dalam upaya membentuk kerangka komprehensif
yang menyatukan variabel-variabel utama yang mempengaruhi perilaku
kesehatan. Interaksi dua arah yang terjadi antara system kepercayaan dan
informasi dikuasai oleh ‘prosesor’. Di satu sisi, input informasi dapat
menciptakan kepercayaan baru dan merubah kepercayaan yang ada
sekarang. Di sisi lain, kepercayaan yang ada saat ini dapat menghambat atau
menyebabkan informasi baru tidak dapat masuk, misalnya sebagai bagian
dari fenomena penolakan.
Information Input
Output
Attention
Senses
Knowledge/Understanding
Perception
Teori Perilaku Berencana
Teori ini berawal dari the theory of reasoned action yang
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1985). Mereka menyempurnakan
aspek-aspek yang ada dalam Health Belief Model dengan memisahkan belief
dari attitude dan menekankan pentingnya pengaruh “hal-hal lain yang
penting” yang membuat seseorang melakukan tindakan tertentu. Selain itu,
teori ini juga jelaskan adanya kesenjangan antara “keinginan” dan “tindakan”.
Secara singkat teori ini digambarkan sebagai berikut:
The Theory of Planned Behavior
Behavioral Beliefs
Evaluation of
Behavioral
Outcomes
BEHAVIORAL
INTENTION
HEALTH
ACTION
Normative Beliefs
Subjective Norm
Motivations to
Comply
Control Beliefs
Perceived
Behavioral
Control
Perceived Power
Model Trans-Theoretical
Salah satu model perilaku yang paling banyak digunakan sebagai
dasar promosi kesehatan adalah model trans-theoretical, lebih popular
sebagai model tingkatan perubahan. Inti dari teori ini adalah bahwa individu
bergerak melalui berbagai tingkatan perilaku sebelum akhirnya mengadopsi
perilaku baru atau meninggalkan perilaku kesehatan yang merugikan.
Attitudes towards Health
Stages of Change
Contemplation
Preparation
Relapse
Action
` Maintenance
Health Promotion
Banyak sekali definisi tentang Promosi Kesehatan. Salah satu yang
paling sering dikutip adalah yang disampaikan dalam Ottawa Charter, yaitu
“Promosi Kesehatan adalah proses yang menyebabkan masyarakat mampu
meningkatkan kontrol, dan memperbaiki tingkat kesehatan mereka”.
Ottawa Charter juga merekomendasikan tiga strategi dasar promosi
kesehatan, yaitu Advokasi kesehatan untuk menciptakan kondisi yang
kondusif demi terciptanya proses di atas, mendorong seluruh komponen
masyarakat untuk mencapai seluruh potensi kesehatan mereka, dan
mediasi perbedaan-perbedaan kepentingan di masyarakat dalam
menggapai tingkat kesehatan mereka.
Selain tiga strategi dasar tersebut, terdapat lima area prioritas dalam
promosi kesehatan:
• Mengembangkan kebijakan publik berwawasan kesehatan
• Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
• Memperkuat kegiatan berwawasan kesehatan di masyarakat
• Mengembangkan kemampuan individu
• Re-orientasi pelayanan kesehatan
Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Health education mencakup kesempatan untuk belajar melalui jalur-
jalur komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan.
Pendidikan tidak terbatas hanya pada penyampaian informasi kesehatan,
tetapi juga berupaya meningkatkan motivasi, keterampilan, dan rasa percaya
diri yang dibutuhkan agar dapat mengambil tindakan dalam rangka
meningkatkan kesehatan.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, hal-hal
yang harus diperhatikan adalah:
Pesan
Materi atau pesan perlu disesuaikan dengan masalah kesehatan yang
banyak dijumpai dalam masyarakat. Secara garis besar, materi tersebut
memiliki target/ tujuan sebagai berikut:
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu maupun
kelompok
Mencegah jangan sampai terserang penyakit atau jangan sampai
penyakit yang pernah diderita kambuh lagi.
Membantu proses penyembuhan dan pemulihan
Untuk dapat mengembangkan suatu pesan, ada beberapa unsur yang
perlu masuk menjadi bagian dari pesan tersebut, yaitu:
1. Perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh sasaran
2. Keuntungan kalau menerapkan perilaku tersebut
3. Alasan mengapa perilaku tersebut menguntungkan/bermanfaat
4. Penyampaian pesan: bisa bersifat gembira, lucu, serius, ilmiah dsb,
disesuaikan dengan siapa yang menjadi sasaran dan kondisi pada saat
pemberian pesan tersebut
5. Sumber informasi: adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat.
Dalam menyusun pesan edukasi kepada masyarakat, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran
 Isi pesan jangan terlalu banyak, agar tidak membingungkan sasaran
 Usahakan agar mengemukakan pesan secara bertahap, dengan urutan
yang sistematis sehingga mudah diingat
 Sesuaikan dengan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, agama, dan adat
istiadat sasaran
 Ada kemungkinan sasaran memerlukan lebih dari satu topik edukasi,
sehingga persiapkan diri untuk memadukan beberapa materi
Metode
Beberapa metode edukasi yang biasa dugunakan adalah sebagai berikut.
• Tanya jawab perorangan: dilakukan secara perorangan antara
edukator dengan sasaran. Dapat dilakukan di mana saja, tetapi
hendaknya dengan memilih waktu dan tempat yang tepat.
• Ceramah: dilakukan jika ada sekelompok orang yang perlu
mendapat penjelasan yang sama, sedangkan waktu yang
tersedia terbatas. Ceramah jangan terlalu lama, maksimal 30
menit. 10 menit pertama untuk memberi penjelasan yang
singkat tetapi jelas, 20 menit berikutnya untuk tanya jawab.
• Konseling: adalah suatu kegiatan dimana ada hubungan yang
saling membantu antara dua orang melalui komunikasi yang
intensif untuk mengatasi suatu masalah. Tujuan konseling
adalah membantu seseorang untuk mengambil keputusan.
Langkah konseling sering disingkat sebagai GATHER, yaitu:
 Greet: sapa klien
 Ask: tanya klien (apa persoalannya)
 Tell: beritahu klien tentang pilihan yang ada
 Help: bantu klien untuk memilih
 Explain: jelaskan apa yang harus dilakukan
 Return: beri kesempatan klien untuk
bertanya
Media/Alat bantu
Dalam melaksanakan edukasi, seorang petugas kesehatan perlu
mempersiapkan media/alat bantu yang dapat digunakan agar materi
edukasi dapat lebih dimengerti oleh sasaran. Beberapa alat bantu yang
biasa digunakan adalah:
• Poster: adalah pesan singkat dalam gambar yang bertujuan
mempengaruhi seseorang agar tertarik pada suatu informasi
tertentu dan mau melaksanakannya.
• Leaflet: adalah selebaran kertas yang dapat dilipat sedemikian rupa
dan berisi tulisan tentang suatu masalah tertentu dan khusus
ditujukan untuk sasaran tertentu.
• Flipchart: adalah alat peraga yang menyerupai album gambar,
terdiri dari lembaran-lembaran dan disusun dalam urutan tertentu.
Cara menggunakannya dengan membalik lembaran-lembaran
bergambar itu satu persatu, dan menjelaskan gambar-gambar
tersebut.
Prevention
Leavell & Clark mengemukakan teori klasik pencegahan, yang
menyebutkan terdapat lima tingkat pencegahan, yaitu
• Health Promotion,
• Specific Protection,
• Early Diagnosis and Prompt Treatment,
• Disability Limitation dan
• Rehabilitation.
Secara filosofis, praktik kedokteran yang dilakukan sebenarnya
berlandaskan dan mencoba mencegah perburukan penyakit melalui
pendekatan pencegahan ini. Lima tingkat pencegahan tersebut kemudian
juga dibagi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier.
Bagan di bawah ini menjelaskan secara lengkap lima tingkat
pencegahan beserta aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam tingkat
pencegahan tersebut.
Perubahan Perilaku Masyarakat
Untuk dapat mengubah perilaku tertentu di dalam masyarakat, langkah-
langkah seperti yang digambarkan di bawah ini perlu dilakukan:
Community Analysis
Targeted Assessment
Evaluation
Program Plan Development
Implementation
References:
1. WHO (Hg.)(1986): Health Promotion. Ottawa Charter. Genf: WHO.
2. Nutbeam, D. (1998): Health promotion glossary. In: Health Promotion
International, 13, 4, S. 349 -364.
3. Tones K & Tilford S, Health Promotion, effectiveness, efficiency and equity. Chapman & Hall,
UK 2001. Pp2-68.
3. Tones K & Tilford S, Health Promotion, effectiveness, efficiency and equity. Chapman & Hall,
UK 2001. Pp2-68.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienPentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienAnggita Oksyrana
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Apapunituzar
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatanputri_indah
 
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePancarini Cici
 
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Lydia Ungam
 
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanFirdika Arini
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatAmalia Annisa
 
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatPendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatRahma Setya
 
Paradigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingParadigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingYabniel Lit Jingga
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
psikologi kesihatan
psikologi kesihatanpsikologi kesihatan
psikologi kesihatanziemaimuthy
 
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-pptNadia Ginting
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatpjj_kemenkes
 

La actualidad más candente (19)

Total.wellness
Total.wellnessTotal.wellness
Total.wellness
 
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienPentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
 
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)
 
Pendekatan Dalam Pembangunan Kesehatan
Pendekatan Dalam Pembangunan KesehatanPendekatan Dalam Pembangunan Kesehatan
Pendekatan Dalam Pembangunan Kesehatan
 
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
 
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatPendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
 
Paradigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingParadigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene king
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Makalah pend kesmas
Makalah pend kesmasMakalah pend kesmas
Makalah pend kesmas
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
psikologi kesihatan
psikologi kesihatanpsikologi kesihatan
psikologi kesihatan
 
Holistik in nursing
Holistik in nursingHolistik in nursing
Holistik in nursing
 
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
 
Wellness beauty 2
Wellness beauty 2Wellness beauty 2
Wellness beauty 2
 

Similar a 6+promosi+kesehatan

Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Warnet Raha
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Septian Muna Barakati
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Septian Muna Barakati
 
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrinlaTaangi
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiWarnet Raha
 
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptxResume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptxCitaZulviani
 
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumeUlva Yulianti
 
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanKonsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2pjj_kemenkes
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 

Similar a 6+promosi+kesehatan (20)

Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptxResume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
 
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
 
Kelompok2 kmunitas
Kelompok2 kmunitasKelompok2 kmunitas
Kelompok2 kmunitas
 
55466214 promosi-kesehatan
55466214 promosi-kesehatan55466214 promosi-kesehatan
55466214 promosi-kesehatan
 
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanKonsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
 
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 

6+promosi+kesehatan

  • 1. Promosi Kesehatan Herqutanto Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI Pendahuluan Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat masih memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan perubahan gaya hidup terutama di perkotaan, angka kejadian penyakit non- infeksi (Penyakit Tidak Menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan. Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika dibandingkan dengan SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang amat komprehensif agar dapat menurunkan angka kejadian tersebut dan yang lebih penting untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak terjadi di masyarakat kita. Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik berat praktik kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola penyakit tersebut yang akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Di sinilah peranan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. The Health Field Concept La Framboise, kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan sebuah teori yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan di dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor: • Genetik • Perilaku kesehatan • Pelayanan kedokteran/kesehatan • Lingkungan Menurutnya dari keempat faktor di atas, faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan suatu masyarakat adalah faktor perilaku. Apabila perilaku masyarakat dapat diarahkan menjadi perilaku yang sehat, tingkat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan, demikian pula sebaliknya, apabila perilaku kesehatan di masyarakat kurang baik, tingkat kesehatan masyarakat juga dapat menjadi buruk. Health Behavior Perilaku Kesehatan Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
  • 2. factor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga petugas kesehatan tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting bagi seorang petugas kesehatan untuk dapat menelaah alasan di balik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut. Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori dasar yang mencoba menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health Belief Model (HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned Behavior). Selain itu juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga penting dalam upaya menerangkan perilaku individu Health Belief Model Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950’an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial: 1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan 2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku 3. Perilaku itu sendiri. Ketiga factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Factor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakterisitik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. The Health Belief Model Individual Perceptions Modifying Factors Likelihood of Action Age, Sex, Ethnicity Personality Socioeconomics Knowledge Perceived Benefits Vs Barriers to Behavioral Change Perceived Susceptibility/ Seriousness of Disease Perceived Threat of Disease Likelihood of Behavioral Change Cues to Action • Education • Symptoms • Media Information
  • 3. HBM tidak mempertimbangkan dampak komunikasi terhadap proses perubahan perilaku. Karena itulah dikembangkan matriks komunikasi/persuasi, yang berfokus pada evaluasi dampak berbagai tipe komunikasi terhadap proses perubahan perilaku tersebut. The Communication/Persuasion Matrix Elements of the process of behavioral change Communication Characteristics Source Message Channel Receiver Destination 1 Exposure to education 2 Attention to education 3 Interest in new information 4 Comprehension of education 5 Acquisition of new skills 6 Attitude change 7 Memory of skills 8 Recall of skills 9 Decision to change 10 Action (behavior change) 11 Reinforcement 12 Re-affirmation of change Model HAM (Health Action Model) The Information Processor HAM dikembangkan dalam upaya membentuk kerangka komprehensif yang menyatukan variabel-variabel utama yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Interaksi dua arah yang terjadi antara system kepercayaan dan informasi dikuasai oleh ‘prosesor’. Di satu sisi, input informasi dapat menciptakan kepercayaan baru dan merubah kepercayaan yang ada sekarang. Di sisi lain, kepercayaan yang ada saat ini dapat menghambat atau menyebabkan informasi baru tidak dapat masuk, misalnya sebagai bagian dari fenomena penolakan. Information Input Output Attention Senses Knowledge/Understanding Perception
  • 4. Teori Perilaku Berencana Teori ini berawal dari the theory of reasoned action yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1985). Mereka menyempurnakan aspek-aspek yang ada dalam Health Belief Model dengan memisahkan belief dari attitude dan menekankan pentingnya pengaruh “hal-hal lain yang penting” yang membuat seseorang melakukan tindakan tertentu. Selain itu, teori ini juga jelaskan adanya kesenjangan antara “keinginan” dan “tindakan”. Secara singkat teori ini digambarkan sebagai berikut: The Theory of Planned Behavior Behavioral Beliefs Evaluation of Behavioral Outcomes BEHAVIORAL INTENTION HEALTH ACTION Normative Beliefs Subjective Norm Motivations to Comply Control Beliefs Perceived Behavioral Control Perceived Power Model Trans-Theoretical Salah satu model perilaku yang paling banyak digunakan sebagai dasar promosi kesehatan adalah model trans-theoretical, lebih popular sebagai model tingkatan perubahan. Inti dari teori ini adalah bahwa individu bergerak melalui berbagai tingkatan perilaku sebelum akhirnya mengadopsi perilaku baru atau meninggalkan perilaku kesehatan yang merugikan. Attitudes towards Health
  • 5. Stages of Change Contemplation Preparation Relapse Action ` Maintenance Health Promotion Banyak sekali definisi tentang Promosi Kesehatan. Salah satu yang paling sering dikutip adalah yang disampaikan dalam Ottawa Charter, yaitu “Promosi Kesehatan adalah proses yang menyebabkan masyarakat mampu meningkatkan kontrol, dan memperbaiki tingkat kesehatan mereka”. Ottawa Charter juga merekomendasikan tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu Advokasi kesehatan untuk menciptakan kondisi yang kondusif demi terciptanya proses di atas, mendorong seluruh komponen masyarakat untuk mencapai seluruh potensi kesehatan mereka, dan mediasi perbedaan-perbedaan kepentingan di masyarakat dalam menggapai tingkat kesehatan mereka. Selain tiga strategi dasar tersebut, terdapat lima area prioritas dalam promosi kesehatan: • Mengembangkan kebijakan publik berwawasan kesehatan • Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan • Memperkuat kegiatan berwawasan kesehatan di masyarakat • Mengembangkan kemampuan individu • Re-orientasi pelayanan kesehatan Pendidikan Kesehatan (Health Education) Health education mencakup kesempatan untuk belajar melalui jalur- jalur komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan. Pendidikan tidak terbatas hanya pada penyampaian informasi kesehatan, tetapi juga berupaya meningkatkan motivasi, keterampilan, dan rasa percaya
  • 6. diri yang dibutuhkan agar dapat mengambil tindakan dalam rangka meningkatkan kesehatan. Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Pesan Materi atau pesan perlu disesuaikan dengan masalah kesehatan yang banyak dijumpai dalam masyarakat. Secara garis besar, materi tersebut memiliki target/ tujuan sebagai berikut: Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu maupun kelompok Mencegah jangan sampai terserang penyakit atau jangan sampai penyakit yang pernah diderita kambuh lagi. Membantu proses penyembuhan dan pemulihan Untuk dapat mengembangkan suatu pesan, ada beberapa unsur yang perlu masuk menjadi bagian dari pesan tersebut, yaitu: 1. Perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh sasaran 2. Keuntungan kalau menerapkan perilaku tersebut 3. Alasan mengapa perilaku tersebut menguntungkan/bermanfaat 4. Penyampaian pesan: bisa bersifat gembira, lucu, serius, ilmiah dsb, disesuaikan dengan siapa yang menjadi sasaran dan kondisi pada saat pemberian pesan tersebut 5. Sumber informasi: adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat. Dalam menyusun pesan edukasi kepada masyarakat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:  Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran  Isi pesan jangan terlalu banyak, agar tidak membingungkan sasaran  Usahakan agar mengemukakan pesan secara bertahap, dengan urutan yang sistematis sehingga mudah diingat  Sesuaikan dengan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, agama, dan adat istiadat sasaran  Ada kemungkinan sasaran memerlukan lebih dari satu topik edukasi, sehingga persiapkan diri untuk memadukan beberapa materi Metode Beberapa metode edukasi yang biasa dugunakan adalah sebagai berikut. • Tanya jawab perorangan: dilakukan secara perorangan antara edukator dengan sasaran. Dapat dilakukan di mana saja, tetapi hendaknya dengan memilih waktu dan tempat yang tepat. • Ceramah: dilakukan jika ada sekelompok orang yang perlu mendapat penjelasan yang sama, sedangkan waktu yang tersedia terbatas. Ceramah jangan terlalu lama, maksimal 30 menit. 10 menit pertama untuk memberi penjelasan yang singkat tetapi jelas, 20 menit berikutnya untuk tanya jawab. • Konseling: adalah suatu kegiatan dimana ada hubungan yang saling membantu antara dua orang melalui komunikasi yang intensif untuk mengatasi suatu masalah. Tujuan konseling adalah membantu seseorang untuk mengambil keputusan. Langkah konseling sering disingkat sebagai GATHER, yaitu:  Greet: sapa klien
  • 7.  Ask: tanya klien (apa persoalannya)  Tell: beritahu klien tentang pilihan yang ada  Help: bantu klien untuk memilih  Explain: jelaskan apa yang harus dilakukan  Return: beri kesempatan klien untuk bertanya Media/Alat bantu Dalam melaksanakan edukasi, seorang petugas kesehatan perlu mempersiapkan media/alat bantu yang dapat digunakan agar materi edukasi dapat lebih dimengerti oleh sasaran. Beberapa alat bantu yang biasa digunakan adalah: • Poster: adalah pesan singkat dalam gambar yang bertujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik pada suatu informasi tertentu dan mau melaksanakannya. • Leaflet: adalah selebaran kertas yang dapat dilipat sedemikian rupa dan berisi tulisan tentang suatu masalah tertentu dan khusus ditujukan untuk sasaran tertentu. • Flipchart: adalah alat peraga yang menyerupai album gambar, terdiri dari lembaran-lembaran dan disusun dalam urutan tertentu. Cara menggunakannya dengan membalik lembaran-lembaran bergambar itu satu persatu, dan menjelaskan gambar-gambar tersebut. Prevention Leavell & Clark mengemukakan teori klasik pencegahan, yang menyebutkan terdapat lima tingkat pencegahan, yaitu • Health Promotion, • Specific Protection, • Early Diagnosis and Prompt Treatment, • Disability Limitation dan • Rehabilitation. Secara filosofis, praktik kedokteran yang dilakukan sebenarnya berlandaskan dan mencoba mencegah perburukan penyakit melalui pendekatan pencegahan ini. Lima tingkat pencegahan tersebut kemudian juga dibagi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier. Bagan di bawah ini menjelaskan secara lengkap lima tingkat pencegahan beserta aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam tingkat pencegahan tersebut.
  • 8. Perubahan Perilaku Masyarakat Untuk dapat mengubah perilaku tertentu di dalam masyarakat, langkah- langkah seperti yang digambarkan di bawah ini perlu dilakukan: Community Analysis Targeted Assessment Evaluation Program Plan Development Implementation References: 1. WHO (Hg.)(1986): Health Promotion. Ottawa Charter. Genf: WHO. 2. Nutbeam, D. (1998): Health promotion glossary. In: Health Promotion International, 13, 4, S. 349 -364.
  • 9. 3. Tones K & Tilford S, Health Promotion, effectiveness, efficiency and equity. Chapman & Hall, UK 2001. Pp2-68.
  • 10. 3. Tones K & Tilford S, Health Promotion, effectiveness, efficiency and equity. Chapman & Hall, UK 2001. Pp2-68.