SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

An. L 7 tahun perempuan. Batuk sudah 1 bulan. Badan demam. Ibu klien mengatakan BB
sebelum sakit 30 kg. Hasil pemeriksaan suhu 38, auskultasi dada: rochi +/+ apeks. Tuberkulin
tes +. BB saat dikaji 20 kg, TB 100 cm. Menurut ibunya, sang ibu pernah menderita TBC
setahun yang lalu.

Pengkajian

DO: Batuk sudah 1 bulan

    Badan demam

    T= 38

    Rochi +/+ apeks

    Tuberkulin tes (+)

    BB 20 kg

    TB 100 cm

    Anoreksia

DS: Ibu klien mengatakan BB sebelum sakit 30 kg

    Sang ibu pernah menderita TBC setahun yang lalu

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul yaitu :
   a. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi
   b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret, kelemahan
   c.    Defisit pengetahuan keluarga tentang proses infeksi
   d. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan : Daya tahan tubuh menurun,
        malnutrisi, proses inflamasi, Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
   e. Ketidakpatuhan berhubungan dengan pengobatan dalam jangka waktu yang lama.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan : Batuk yang sering,
          adanya produksi sputum, Anoreksia.
   g. Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua berhubungan dengan
          isolasi pasien


Dx.1
KH :      Anak akan mengalami pengurangan batuk
          Untuk meningkatkan pertukaran gas yang adekuat
Intervensi :
a. Berikan oksigen humidifier bagi anak dengan dispnue
       Rasional: Dispnea masih dapat terjadi, hingga pemberian obat kemoterapi dimulai
       untuk mendapatkan efeknya, O2 humidifier mengurangi dipsnue dan meningkatkan
       oksigenasi.
b. Tinggikan bagian kepala tempat tidur
       Rasional : Peninggian kepala menyebabkan otot diafragma mengembang
c. Berikan obat batuk ekspektoran sesuai kebutuhan
       Rasional : ekspektoran membantu mengeluarkan mukus
Dx.2

KH :      Pernapasan tidak sulit

          Anak istirahat dan tidur dengan tenang

          Anak menunjukan fungsi pernapasan normal

          Anak mendapatkan suplai oksigen yang optimal

Intervensi :

a. Kaji ulang fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman dan
   penggunaan otot aksesori.

       Rasional : Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi
       secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan
       dan kerja pernapasan meningkat
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah
     sputum, adanya hemoptisis.

       Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru
     atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

c. Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas
     dalam.

     Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis
     dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan.

d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perlu.

     Rasional: Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampu
     mengeluarkan sekret.

e. Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.

     Rasional: Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan.

f.   Lembabkan udara/oksigen inspirasi.

     Rasional: Mencegah pengeringan membran mukosa.

g. Kolaborasi pemberian obat: agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.

     Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial,
     berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.

Dx.3
KH : Keluarga akan mengekspresikan pemahamannya tentang proses penyakit dan
pengobatan
Intervensi :
a. Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang penularan dan pengobatan TB
     Rasional : pemahaman bagaimana penularan TB dan penangannya membantu
     mengurangi kecemasan dan peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan, prosedur
     isolasi, dan pengobatan yang diberikan.
b. Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang bagaimana memberikan pengobatan,
     berapa lama terapi pengobatan harus dijalani, dan apa yang terjadi bila anak tidak
     menjalani tuntas pengobatannya.
     Rasional: pemahaman bagaimana memberikan pengobatan dan risiko bila pengobatan
     diberhentikan di awal akan menigkatkan kepatuhan.
Dx.3
KH : Tidak terjadi penyebaran infeksi
Interensi :
a. Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, menyebarnya infeksi melalui bronkhus
     pada jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah atau sistem limfe dan potensial infeksi
     melalui batuk, bersin, tertawa, ciuman atau menyanyi.
     Rasional : Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi
     yang diberikan untuk mencegah komplikasi.
b. Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota
     keluarga,         teman,           orang        dalam         satu         perkumpulan.
     Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan terapi
     pencegahan.
     Rasional : Pengetahuan dan terapi dapat meminimalkan kerentanan terjadinya
     penyebaran.
c. Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk
     Rasional : Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
d. Gunakan masker setiap melakukan tindakan
     Rasional : Masker dapat mengurangi resiko penyebaran infeksi
e. Monitor temperatur
     Rasioanl : untuk mengetahui adanya indikasi terjadinya infeksi. Febris merupakan
     indikasi terjadinya infeksi.
f. Kolaborasi Pemberian terapi untuk anak
     Rasional : Kerja sama akan mempercepat proses penyembuhan
g.   Monitor sputum BTA. Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan
     sampai batas waktu yang ditentukan.
     Rasional : Pemantauan untuk terapi yang akan dilaksanakan selanjutnya
Dx.4
KH : Orang tua dan anak akan mengikuti pedoman terapi
Intervensi :
a. Kaji seberapa banyak pengetahuan dan yang dimiliki orang tua dan anak tentang TB dan
    hal ketidakpahaman yang dimiliki
   Rasional : pengkajian membantu menentukan apa yang orang tua dan anak butuhkan
   untuk belajar agar dapat membantu mereka memenuhi pengobatan jangka panjang.
b. Ajarkan orang tua dan anak (jika tepat) tentang program pengobatan dan alasan
    menjalani pengobatan dengan tuntas, dan yakinkan tentang pendidikan yang
    diperlukan.
   Rasional : Pendidikan dan penguatan diberikan pada orang tua dan anak dengan
   informasi perlunya mengikuti program pengobatan dengan tuntas dan menurunkan
   risiko kegagalan akibat defisit pengetahuan.
c. Identifikasi alternatif pemberi layanan yang dapat memberikan pengobatan anak jika
   diperlukan
   Rasional : hak ini akan menurunkan risiko pengabaiyan dosis yang dilakukan anak selama
   pengobatan
Dx.5
Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi dan BB meningkat.
KH : Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,
pemulihan kebutuhan nutrisi, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.
Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per
sonde/per oral) sesuai program dietetik.
Interensi :
a. Mengukur dan mencatat BB pasein
    Rasional : BB menggambarkan status gizi pasien
 b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
    Rasional : Sebagai masukan makanan sedikit-sedikit dan mencegah muntah
c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan
    Rasional : Sebagai alternatif meningkatkan nafsu makan pasien
d. Memberikan makanan tinggi TKTP
    Rasioanl : Protein mempengaruhi tekanan osmotik pembuluh darah
e. Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.
Rasional : Alternatif lain meningkatkan motivasi pasein untuk makan
 f. Lakukan perawatan oral sebelum dan sesudah terapi respirasi
      Rasional : Mengurangi rasa yang tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan
      untuk pengobatan yang dapat merangsang vomiting.
g. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan,
     susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis
     sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien.
      Rasional : Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan
      nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang
      telah diberikan selama hospitalisasi.
h. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk
     melakukannya sendiri.
      Rasional : Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien,
      mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.
i.   Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.
      Rasional : Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit
      yang menyertai keadaan malnutrisi.
j.   Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.
      Rasional : Menilai perkembangan masalah klien.
k. Memberi makan lewat parenteral ( D 5% )
      Rasional : Mengganti zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral
Dx.6
KH : Orang tua tetap dapat menjalankan perannya
Intervensi :
a. Ajarkan orang tua tentang tekhnik isolasi yang benar
     Rasional : pemahaman dan mengikuti teknis isolasi dengan benar membantu mencegah
     penularan TB yang memungkinkan orang tua bersama selama mungkin dengan anaknya,
     akan mengurangi perpisahan
b. Motivasi orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mengunjungi anak secara
     teratur.
     Rasional : seringnya keluarga kontak akan mengurangi kecemasan terhadap perpisahan.
DAFTAR PUSTAKA




Suriadi, Yulliani, rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi ke-2. Jakarta : PT. Percetakan
     Penebar Swadaya

     Wong, L.donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol : 2. Jakarta : EGC.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (19)

Lp tb
Lp tbLp tb
Lp tb
 
Leafleat tb
Leafleat tbLeafleat tb
Leafleat tb
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}
 
Tb dengan penyulit
Tb dengan penyulitTb dengan penyulit
Tb dengan penyulit
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Soap tbc kel i
Soap tbc kel iSoap tbc kel i
Soap tbc kel i
 
askep pneumonia
askep pneumoniaaskep pneumonia
askep pneumonia
 
Satuan acara penyuluha1 tbc
Satuan acara penyuluha1 tbcSatuan acara penyuluha1 tbc
Satuan acara penyuluha1 tbc
 
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbcSatuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 
Makalah TBC
Makalah TBCMakalah TBC
Makalah TBC
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Manajemen askep tb
Manajemen askep tbManajemen askep tb
Manajemen askep tb
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 

Similar a Askep tbc pada anak (20)

Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
 
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptxPEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
 
Askep anak diare
Askep anak diareAskep anak diare
Askep anak diare
 
ppt anak.pptx
ppt anak.pptxppt anak.pptx
ppt anak.pptx
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Askep sinusitis
Askep sinusitisAskep sinusitis
Askep sinusitis
 
Askep gastitis
Askep gastitisAskep gastitis
Askep gastitis
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
sap diare
sap diaresap diare
sap diare
 
Intervensi kep
Intervensi kepIntervensi kep
Intervensi kep
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
 
CA Paru
CA Paru CA Paru
CA Paru
 
Variabel dan cara baca tabel
Variabel dan cara baca tabelVariabel dan cara baca tabel
Variabel dan cara baca tabel
 
ppt kmb kel 9.pptx
ppt kmb kel 9.pptxppt kmb kel 9.pptx
ppt kmb kel 9.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 

Askep tbc pada anak

  • 1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN An. L 7 tahun perempuan. Batuk sudah 1 bulan. Badan demam. Ibu klien mengatakan BB sebelum sakit 30 kg. Hasil pemeriksaan suhu 38, auskultasi dada: rochi +/+ apeks. Tuberkulin tes +. BB saat dikaji 20 kg, TB 100 cm. Menurut ibunya, sang ibu pernah menderita TBC setahun yang lalu. Pengkajian DO: Batuk sudah 1 bulan Badan demam T= 38 Rochi +/+ apeks Tuberkulin tes (+) BB 20 kg TB 100 cm Anoreksia DS: Ibu klien mengatakan BB sebelum sakit 30 kg Sang ibu pernah menderita TBC setahun yang lalu Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang dapat muncul yaitu : a. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret, kelemahan c. Defisit pengetahuan keluarga tentang proses infeksi d. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan : Daya tahan tubuh menurun, malnutrisi, proses inflamasi, Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman. e. Ketidakpatuhan berhubungan dengan pengobatan dalam jangka waktu yang lama.
  • 2. f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan : Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Anoreksia. g. Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua berhubungan dengan isolasi pasien Dx.1 KH : Anak akan mengalami pengurangan batuk Untuk meningkatkan pertukaran gas yang adekuat Intervensi : a. Berikan oksigen humidifier bagi anak dengan dispnue Rasional: Dispnea masih dapat terjadi, hingga pemberian obat kemoterapi dimulai untuk mendapatkan efeknya, O2 humidifier mengurangi dipsnue dan meningkatkan oksigenasi. b. Tinggikan bagian kepala tempat tidur Rasional : Peninggian kepala menyebabkan otot diafragma mengembang c. Berikan obat batuk ekspektoran sesuai kebutuhan Rasional : ekspektoran membantu mengeluarkan mukus Dx.2 KH : Pernapasan tidak sulit Anak istirahat dan tidur dengan tenang Anak menunjukan fungsi pernapasan normal Anak mendapatkan suplai oksigen yang optimal Intervensi : a. Kaji ulang fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesori. Rasional : Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat
  • 3. b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut. c. Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam. Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan. d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perlu. Rasional: Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret. e. Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi. Rasional: Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan. f. Lembabkan udara/oksigen inspirasi. Rasional: Mencegah pengeringan membran mukosa. g. Kolaborasi pemberian obat: agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi. Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas. Dx.3 KH : Keluarga akan mengekspresikan pemahamannya tentang proses penyakit dan pengobatan Intervensi : a. Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang penularan dan pengobatan TB Rasional : pemahaman bagaimana penularan TB dan penangannya membantu mengurangi kecemasan dan peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan, prosedur isolasi, dan pengobatan yang diberikan.
  • 4. b. Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang bagaimana memberikan pengobatan, berapa lama terapi pengobatan harus dijalani, dan apa yang terjadi bila anak tidak menjalani tuntas pengobatannya. Rasional: pemahaman bagaimana memberikan pengobatan dan risiko bila pengobatan diberhentikan di awal akan menigkatkan kepatuhan. Dx.3 KH : Tidak terjadi penyebaran infeksi Interensi : a. Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, menyebarnya infeksi melalui bronkhus pada jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah atau sistem limfe dan potensial infeksi melalui batuk, bersin, tertawa, ciuman atau menyanyi. Rasional : Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi. b. Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan. Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan terapi pencegahan. Rasional : Pengetahuan dan terapi dapat meminimalkan kerentanan terjadinya penyebaran. c. Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk Rasional : Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. d. Gunakan masker setiap melakukan tindakan Rasional : Masker dapat mengurangi resiko penyebaran infeksi e. Monitor temperatur Rasioanl : untuk mengetahui adanya indikasi terjadinya infeksi. Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi. f. Kolaborasi Pemberian terapi untuk anak Rasional : Kerja sama akan mempercepat proses penyembuhan g. Monitor sputum BTA. Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan sampai batas waktu yang ditentukan. Rasional : Pemantauan untuk terapi yang akan dilaksanakan selanjutnya Dx.4
  • 5. KH : Orang tua dan anak akan mengikuti pedoman terapi Intervensi : a. Kaji seberapa banyak pengetahuan dan yang dimiliki orang tua dan anak tentang TB dan hal ketidakpahaman yang dimiliki Rasional : pengkajian membantu menentukan apa yang orang tua dan anak butuhkan untuk belajar agar dapat membantu mereka memenuhi pengobatan jangka panjang. b. Ajarkan orang tua dan anak (jika tepat) tentang program pengobatan dan alasan menjalani pengobatan dengan tuntas, dan yakinkan tentang pendidikan yang diperlukan. Rasional : Pendidikan dan penguatan diberikan pada orang tua dan anak dengan informasi perlunya mengikuti program pengobatan dengan tuntas dan menurunkan risiko kegagalan akibat defisit pengetahuan. c. Identifikasi alternatif pemberi layanan yang dapat memberikan pengobatan anak jika diperlukan Rasional : hak ini akan menurunkan risiko pengabaiyan dosis yang dilakukan anak selama pengobatan Dx.5 Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi dan BB meningkat. KH : Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien, pemulihan kebutuhan nutrisi, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang. Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik. Interensi : a. Mengukur dan mencatat BB pasein Rasional : BB menggambarkan status gizi pasien b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : Sebagai masukan makanan sedikit-sedikit dan mencegah muntah c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan Rasional : Sebagai alternatif meningkatkan nafsu makan pasien d. Memberikan makanan tinggi TKTP Rasioanl : Protein mempengaruhi tekanan osmotik pembuluh darah e. Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.
  • 6. Rasional : Alternatif lain meningkatkan motivasi pasein untuk makan f. Lakukan perawatan oral sebelum dan sesudah terapi respirasi Rasional : Mengurangi rasa yang tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan untuk pengobatan yang dapat merangsang vomiting. g. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien. Rasional : Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama hospitalisasi. h. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri. Rasional : Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien. i. Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi. Rasional : Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi. j. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi. Rasional : Menilai perkembangan masalah klien. k. Memberi makan lewat parenteral ( D 5% ) Rasional : Mengganti zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral Dx.6 KH : Orang tua tetap dapat menjalankan perannya Intervensi : a. Ajarkan orang tua tentang tekhnik isolasi yang benar Rasional : pemahaman dan mengikuti teknis isolasi dengan benar membantu mencegah penularan TB yang memungkinkan orang tua bersama selama mungkin dengan anaknya, akan mengurangi perpisahan b. Motivasi orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mengunjungi anak secara teratur. Rasional : seringnya keluarga kontak akan mengurangi kecemasan terhadap perpisahan.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Suriadi, Yulliani, rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi ke-2. Jakarta : PT. Percetakan Penebar Swadaya Wong, L.donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol : 2. Jakarta : EGC.