SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Program Studi           : D-III Kebidanan
Mata Kuliah             : Asuhan Kebidanan Patologi
Materi Kuliah           : Salpingitis
Dosen Pengampu          : Marmi, S. ST
PJ. Materi              : Kelompok X
   -   Julia Istiqomah    [M10.02.0054]
   -   Nyimas Novian Nisa [M10.02.0034]


                                         SALPINGITIS

   A. Definisi

             Salpingitis adalah terjadinya inflamasi pada uterus, tuba fallopi, dan ovarium
       yang mengarah ke perlukaan dengan perlengketan pada jaringan dan organ
       sekitar.Tuba fallopi perpanjangan dari uterus, salpingitis adalah salah satu
       penyebab umum terjadinya infertilitas pada wanita. 1

             Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . Hal ini sering
       digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID
       tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit
       dari saluran kelamin wanita bagian atas, seperti endometritis , ooforitis ,
       myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum panggul. Sebaliknya,
       salpingitis   hanya merujuk       kepada infeksi    dan   peradangan    di   saluran
       tuba.http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp

             Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester pertama
       kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai
       endosalping. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga
       menyumbat total kavum uteri alam trimester kedua, lintasan untuk penyebaran
       bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian
       inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-
       ovarium dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah mengalami
       kerusakan itu. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba
falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau
darah. Pada salah satu dari dua kasus tubo-ovsrium yang menjadi komplikasi
dalam pertengahan kehamilan dan di rawat di RS dilakukan histerektomi di
samping salpingo-ooforektomi bilateral. Pasien dapat disembuhkan setelah
menjalani     proses      kesembuhan     pasca    bedah   yang    sangat    rumit.
Walaupun terjadi perlekatan yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi pelvis
sebelumnya, pasien biasanya tidak mengalami efek yang selama kehamilannya
www.artikelkedokteran.com/881/salpingitis.html.

     Salpingitis berarti peradangan pada salah satu atau kedua saluran telur. Pada
umumnya wanita memiliki dua tabung. Berukuran sekitar empat inci (sekitar
10cm) panjang, dan mereka membawa telur (ovum) dari ovarium ke rahim.
Salpingitis adalah penyebab umum sakit dan demam, terutama pada wanita muda.
Dr        David        Delvin,     http://www.netdoctor.co.uk/womens-health/sex-
life/salpingitis.htm

     Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba, dipicu oleh infeksi bakteri.
Kondisi ini merupakan penyebab umum ketidaksuburan wanita karena
peradangan dapat merusak tuba falopi. Salpingitis kadang-kadang disebut
penyakit radang panggul (PID). Pilihan pengobatan termasuk antibiotik. Salpingitis
mungkin tidak memiliki gejala, tapi tanda-tanda mungkin termasuk keputihan
yang abnormal, bercak antara periode, periode yang menyakitkan, sakit saat
ovulasi       atau          seks       dan       nyeri    punggung         bawah.
http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis

     Salphingitis atau peradangan pada saluran tuba dapat disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya adalah tindakan medis sebelumnya, mioma, dan pada
umumnya adalah infeksi.Tindakan medis dalam hal ini adalah operasi pada daerah
abdomen (perut) dan pangul.Tindakan kuretase hanya dilakukan pada daerah
rahim dan tidak mencapai saluran tuba sehingga sangat kecil kemungkinannya
untuk menyebabkan peradangan pada saluran tuba.Infeksi akibat dari kuretase
memang ada kemungkinannya dimana infeksi tersebut menyebar ke saluran
tuba.Namun hal itu hanya terjadi apabila kuretase berlangsung kurang steril.Salah
satu infeksi yang cukup sering disebabkan karena kuman TBC.
Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan
   menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi secara permanen sehingga sel telur
   yang dikeluarkan dari ovarium tidak dapat bertemu dengan seperma. Tanpa
   penanganan yang cepat infeksi bisa terjadi secara permanen merusak tuba fallopi
   sehingga sel telur yang dikeluarkan pada proses menstruasi tidak bisa bertemu
   dengan sperma.

B. Klasifikasi Salpingitis
   Ada dua jenis dari salpingitis :
   1. Salpingitis akut
       Pada salpingitis akut, tuba fallopi menjadi merah dan bengkak, dan keluar
       cairan berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba sering menempel secara
       menyeluruh. Tuba bisa juga menempel pada bagian intestinal yang terdekat.
       Kadang-kadang tuba fallopi penuh dengan pus.Hal yang jarang terjadi, tuba
       rupture dan menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya pada kavum
       abdominal (Peritonitis).
   2. Salpingitis Kronis
       Biasanya mengikuti gejala akut. Infeksi terjadi ringan, dalam waktu yang
       panjang     dan      tidak     menunjukan   banyak    tanda     dan    gejala.
       http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis
C. Penyebab Salpingitis

       Salpingitis disebabkan oleh bakteri penginfeksi. Jenis-jenis bakteri yang
   biasaya menyebabkan Salpingitis, seperti: Mycoplasma, Staphylococcus, dan
   Streptococus. Selain itu salpingitis bisa juga disebabkan penyakit menular seksual
   seperti Gonorrhea,      Chlamydia, infeksi puerperal dan post abortus. Dalam
   sembilan dari 10 kasus salpingitis, bakteri penyebabnya. Beberapa bakteri yang
   paling umum bertanggung jawab untuk salpingitis meliputi:

       -   Chlamydia
       -   Gonococcus (yang menyebabkan gonore)
       -   Mycoplasma
       -   Staphylococcus
-   Streptococcus.
           http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingi
           tis

       Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh Tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul
   radang adneksa sebagai akibat tindakan ( laparatomi, pemasangan IUD, dan
   sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti
   appendiks.

       Salpingitis adalah salah satu penyebab terjadinya infertilitas pada wanita.
   Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan
   menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi sehingga sel telur rusak dan sperma
   tidak bisa membuahi sel telur. Radang tuba falopi dan radang ovarium biasanya
   terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama Salpingo-ooforitis atau Adneksitis
   untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke
   atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal
   lewat jalan darah dari jaringan-jaringan di sekitarnya.

D. Patofisiologi Salpingitis

       Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena
   infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung
   fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain. Paling sering disebabkan oleh
   gonococcus, di samping itu oleh staphilokokus, streptokokus dan bacteri
   tbc.
Infeksi ini dapat terjadi sebagai berikut :


      1. Pathogenic & cervical organisms dari cervical canal akan memasuki uterus
          lalu tinggal di dalam fallopian tube.
      2. Mucosal layers of fallopian tube akan menjadi edematous.
      3. Ciliated epithelium cells akan terkikis menyebabkan fallopian tube
          dipenuhi pus lalu bengkak disebut pyosalpinx.
      4. Setelah sembuh, fallopian tube menjadi adhesion / stricture (sempit) dan
          bisa menyebabkan Infertility.


      Haematogen terutama salpingitis tuberculosa. Salpingitis biasanya
   bilateral.Bakteri dapat diperkenalkan dalam berbagai cara, termasuk:

      1. Hubungan seksual
      2. Penyisipan sebuah IUD (perangkat intra-uterus)
      3. Keguguran
      4. Aborsi
      5. Melahirkan
      6. Apendisitis
E. Faktor Resiko

      Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan serviks pembukaan
   saat menstruasi memungkinkan infeksi untuk mencapai saluran tuba. Faktor risiko
   lain meliputi: prosedur bedah, menembus dinding serviks:

      -   endometrium biopsi
      -   kuret
      -   histeroskopi

      Risiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan
   leher rahim, memungkinkan organisme menginfeksi untuk berkembang biak dan
   akhirnya naik ke tuba fallopi:

      -   antibiotik pengobatan
      -   ovulasi
      -   haid
-    penyakit menular seksual (PMS)

       Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari
   vagina ke tuba fallopi. Faktor risiko coital adalah:

       -    Uterine kontraksi
       -    Sperma,             membawa            organisme           ke           atas.
            http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp


F. Gambaran Klinis

       Dalam kasus ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Ini berarti
   saluran tuba dapat menjadi rusak tanpa perempuan menyadarinya dia memiliki
   infeksi. Ada pun tanda gejala dari salpingitis adalah :

    Nyeri pada salah satu atau kedua sisi perut
    Sakit punggung
    Demam dan menggigil
    Mual muntah
    Abnormal vaginal discharge, seperti warna yang tidak biasa atau bau
    Nyeri selama ovulasi.
    Sering buang air kecil
    Disminorhoe
    Tidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkan

       Pada periksa dalam nyeri jik portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan
   terus,        kadang-kandang           ada         penebalan        dari        tuba.
   http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis

   1. Nyeri Abdomen

            Nyeri abdomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat
       dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral,
       atau suprapubik, dan sering berkembang sewaktu atau segera setelah suatu
       periode menstruasi. Keparahannya meningkat secara bertahap setelah
       beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri cenderung menetap, bilateral
pada abdomen bagian bawah, terdapat nyeri tekan di abdomen bagian bawah
      dan semakin berat dengan adanya pergerakan.




   2. Perdarahan pervaginam atau sekret vagina

          Perdarahan antar menstruasiatau meningkatnya aliran menstruasi atau
      kedua-duanya dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau
      pengaruh tidak langsung dari perubahan-peubahan hormonalyang berkaitan
      dengan ooforitis. Sekret vagina dapat disebabkan oleh servitis.

   3. Gejala-gejala penyerta

          Menggigil dan demam lazim ditemukan. Anoreksia, nausea dan vomitus
      berkaitan dengan iritasi peritoneum. Disuria dan sering buang air kecil
      menunjukkan adanyan keterkaitan dengan uretritis dan sistitis.Nyeri bahu
      atau nyeri kuadran kanan atas mungkin merupakan gejala dari perihepatitis
      gonokokus.

   4. Riwayat Menstruasi

          Menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lamanya. Salpingitis dapat
      menjadi simptomatik pada hari keempat atau kelimadari siklus menstruasi.
      Kadang terdapat perdarahan di luar siklus dan secret vagina berlebihan.

   5. Tanda-tanda perluasan infeksi
      -   Nyeri semakin hebat
      -   Adanya peningkatan suhu tubuh

          Tindakan kita sebagai bidan hanya sebatas mengetahui gejala dan deteksi
      awal untuk mengetahui salpingitis saja, untuk selanjutnya harus segera
      dilakukan rujukan secepatnya.

G. Komplikasi Salpingitis

      Komplikasi potensial yang dapat terjadi akibat salpingitis meliputi ooforitis,
   peritonitis, piosalping, abses tuboovarium, tromboflebitis septik, limfangitis,
selulitis, perihepatitis, dan abses didalam ligamentum latum, Infertilitas dimasa
   depan, dan kehamilan ektopik akibat kerusakan tuba. Tanpa pengobatan,
   salpingitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:

      -   Infeksi lebih lanjut - infeksi dapat menyebar ke struktur di dekatnya,
          seperti indung telur atau rahim.
      -   Infeksi pasangan seks - mitra wanita atau mitra bisa mengontrak bakteri
          dan terinfeksi juga.
      -   Tubo-ovarium abses - sekitar 15 persen dari wanita dengan salpingitis
          mengembangkan abses, yang membutuhkan rawat inap.
      -   Kehamilan ektopik - tabung falopi diblokir mencegah telur dibuahi
          memasuki rahim. Embrio kemudian mulai tumbuh di dalam ruang terbatas
          dari tabung falopi. Risiko kehamilan ektopik untuk wanita dengan
          salpingitis sebelumnya atau bentuk lain dari penyakit radang panggul
          (PID) adalah sekitar satu dari 20.
      -   Infertilitas - tabung tuba dapat menjadi cacat atau bekas luka sedemikian
          rupa bahwa telur dan sperma tidak dapat bertemu. Setelah satu serangan
          PID salpingitis atau lainnya, risiko seorang wanita infertilitas adalah
          sekitar 15 persen. Ini meningkat sampai 50 persen setelah tiga bulan.
          http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingi
          tis


H. Epidemiologi

      Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di Amerika
   Serikat, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan
   tidak lengkap dan tidak tepat waktu dan bahwa banyak kasus yang dilaporkan
   pertama ketika penyakit itu telah pergi begitu jauh bahwa mereka telah
   mengembangkan kronis komplikasi. Bagi wanita berusia 16-25, salpingitis adalah
   infeksi serius yang paling umum. Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia
   reproduksi. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas
   sosial ekonomi rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai efek debut seks
   sebelumnya, beberapa mitra dan penurunan kemampuan untuk menerima
perawatan kesehatan yang layak ketimbang semua faktor risiko independen untuk
     salpingitis. Sebagai efek dari peningkatan risiko karena beberapa mitra, prevalensi
     salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan kesadaran
     gejala dan kurang kemauan untuk menggunakan alat kontrasepsi juga umum
     dalam       kelompok       ini,      meningkatkan       terjadinya      salpingitis.
     http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp .

I.   Prosedur Pemeriksaan

     Pemeriksaan yang dilakukan

     1. Pemeriksaan Fisik
        a. Pemeriksaan Umum: suhu biasanya meningkat, sering sampai 120ºF atau
             103ºF. Tekanan darah biasanya normal, walaupun deyut nadi seringkali
             cepat.Pada saat itu, terkadang postur tubuh membungkuk.
        b. Pemeriksaan Abdomen: nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah.
             Nyeri lepas, ragiditas otot, defance muscular, bising usus menurun dan
             distensi merupakan tanda peradangan peritoneum.Nyeri tekan pada hepar
             dapat diamati pada 30% pasien.
        c. Pemeriksaan Pelvis: sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien
             mersa tidak nyaman dan rigiditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan
             spekulum, sekret purulen akan terlihat keluar dari ostium ueteri. Serviks
             sangat nyeri bila digerakkan.Uterus ukurannya normal, nyeri (terutma bila
             digerakkan).Adneksa bilateral sangat nyeri.
     2. Tes Laboratorium
        a. Hitung darah lengkap dan Apusan darah: hitung leukosit cenderung
             meningkat dan dapat sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit
             polimorfonuklear dan peningkatan rasio bentuk batang dengan segmen.
             Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam batas-batas normal.
             Penigkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis.
        b. Urinalisis: biasanya normal.
     3. Data diagnostic tambahan yang dapat dilakukan
Pewarnaan gram endoserviks dan biakan : diplokokus gram-negatif
        intraseluler pada asupan pewarnaan gram baik dari cairan serviks ataupun
        suatu AKDR dengan pasien dengan salphingitis simptomatik merupakan
        penyokong adanya infeksi neisseria yang memerlukan pengobatan. Biakan
        bakteriologi diperlukan untuk identifikasi positif neisseria gonorrhoeae.
        Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi. Pemeriksaan ini
        invasive sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin. Untuk mendiagnosis
        penyakit infeksi pelvis, bila antibiotik yang diberikan selama 48 jam tak
        memberi respon, maka dapat digunakan sebagai tindakan operatif.

J.   Prosedur Terapi

        Perawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic
     (sesering mungkin sampai beberapa minggu). Antibiotik dipilih sesuai dengan
     mikroorganisnya yang menginfeksi. Pasangan yang diajak hubungan seksual harus
     dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah komplikasi
     sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama masih menjalani perawatan
     untuk mencegah terjadinya infeksi kembali. Perawatan dapat dilakukan dengan
     beberapa cara yaitu :

     1. Antibiotik

            Antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi, dengan tingkat
        keberhasilan 85%dari kasus. Perawatan dini dengan antibiotik yang tepat
        efektif terhadap N gonorrhoeae, trachomatis C, dan organisme endogen yang
        tercantum di atas sangat penting untuk mencegah gejala sisa jangka panjang.
        Mitra seksual harus diperiksa dan diobati dengan tepat.

            Dua rejimen rawat inap telah terbukti efektif dalam pengobatan penyakit
        radang panggul akut:
        a. Cefoxitin, 2 g intravena setiap 6 jam, atau cefotetan, 2 g setiap 12 jam,
            ditambah doksisiklin, 100 mg intravena atau oral setiap 12 jam . Rejimen
            ini dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah pasien menunjukkan
            perbaikan klinis yang signifikan. Doxycycline, 100 mg dua kali sehari,
            harus dilanjutkan untuk menyelesaikan total 14 hari terapi. Jika abses
tubo-ovarium hadir, disarankan untuk menambahkan klindamisin oral
       atau metronidazole untuk doksisiklin untuk menyediakan lebih cakupan
       anaerobik efektif.
   b. Klindamisin, 900 mg intravena setiap 8 jam, ditambah gentamisin
       intravena dalam dosis pemuatan 2 mg / kg diikuti dengan 1,5 mg / kg
       setiap 8 jam. Rejimen ini dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah
       pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dan diikuti oleh
       clindamycin baik, 450 mg empat kali sehari, atau doksisiklin, 100 mg dua
       kali   sehari,       untuk    menyelesaikan     total   14    hari    terapi.
       http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_sa
       lpingitis_endometritis/
2. Perawatan di rumah sakit

   Perawatan penderita salpingitis di rumah sakit adalah dengan memberikan
   obat antibiotic melalui Intravena(infuse) Jika terdapat keadaan-keadaan yang
   mengancam jiwa ibu.

3. Tindakan Bedah

   Pembedahan pada penderita salpingitis dilakukan jika pengobatan dengan
   antibiotic menyebabkan terjadinya resistan pada bakteri. Tubo-ovarium abses
   mungkin memerlukan eksisi bedah atau aspirasi transkutan atau transvaginal.
   Kecuali pecah diduga, lembaga terapi antibiotik dosis tinggi di rumah sakit,
   dan terapi monitor dengan USG. Pada 70% kasus, antibiotik yang efektif, dalam
   30%, ada respon yang tidak memadai dalam 48-72 jam, dan intervensi yang
   diperlukan.     Adnexectomy      Unilateral   diterima   untuk   abses   sepihak.
   Histerektomi dan bilateral salpingo-ooforektomi mungkin diperlukan untuk
   infeksi berat atau dalam kasus penyakit kronis dengan nyeri panggul keras.
   http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_salpin
   gitis_endometritis/

4. Berobat jalan
   Jika keadaan umum baik, tidak demam
   Berikan antibiotic
-   Cefotaksitim 2 gr IM, atau
   -   Amoksisilin 3 gr peroral, atau
   -   Ampisilin 3,5 per os

   Masing-masing disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os

   Diikuti dengan

   -   Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari
   -   Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari (dekoksisilin dan tetrasiklin tidak
       digunakan                    untuk              ibu                 hamil)
       http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_sa
       lpingitis_endometritis/


5. Tirah baring
6. Kunjungan ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk
7. Bantu mencapai rasa nyaman:
   -   Mandi teratur
   -   Obat untuk penghilang gatal
   -   Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri
   -   Pemberian terapi analgesic
8. Konseling
   -   PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus
       mengatasi hal tersebut
9. Pendidikan kesehatan yang diberikan:
   -   Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya
   -   Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman
   -   Cara mengetasi infeksi yang berulang
10. Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total
Referensi


Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1981.Ginekologi. Bandung: Fakultas Kedokteran
       Universitas Padjajaran Bandung

F Gary Cunningham, dkk.2005. Obstetri Williams edisi 21. ECG:Jakarta

Menular seksual pedoman pengobatan penyakit 2002. Pusat Pengendalian dan
      Pencegahan Penyakit. MMWR recomm Rep 2002, 51 (RR-6): 1

Ness RB et al: Efektivitas strategi rawat jalan bagi perempuan dengan penyakit radang
       panggul: hasil dari Evaluasi Pelvic Inflammatory Disease dan Kesehatan Klinis
       (PEACH) Trial Acak. Am J Obstet Gynecol 2002; 186:929.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
       Prawirohardjo

http://www.99eyao.com/english/a/a3489.htm

http://www.best-home-remedies.com/popular/salpingitis.htm

http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis

http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_salpingitis_endom
       etritis/

http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp

http://www.whereincity.com/medical/topic/pregnancy/diseases/salpingitis-156.htm
Latihan Soal Asuhan Kebidanan Patologi Salfingitis



1. Seorang Ibu Ny. B dating dengan keluhan nyeri pada abdomen, nyeri selama masa
   subur, sering mual muntah, nyeri saat haid, berdasarkan tanda dan gejala diatas
   Ny. B dapat di diagnose menderita ……
   a. Peritoritis
   b. Parametritis
   c. Pelviksitis
   d. Salphingitis
   e. Akresitis

   Jawab : D (Salphingitis)

2. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada soal No. 1 adalah…..
   1. Mycoplasma
   2. Staphylococcus
   3. Streptococcus
   4. Gonococcus

   Jawab : A (1,2,3 Benar)

3. Selain karena bakteri, Infeksi diatas bisa juga disebabkan oleh penyakit menular
   seksual seperti….
   1. Condiloma acuminate
   2. Gonorrhea
   3. Herpes
   4. Chlamydia

   Jawab : C (2 dan 4 benar)

4. Ada dua jenis dari salphingitis salah satunya yaitu dimana tuba fallopi menjadi
   merah dan benkak dan keluar cairan berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba
   menempel secara menyeluruh,kadang kadang tuba fallopi penuh dengan pus,ini
   adalah termasuk salphingitis….
   a. Kronis
b. Akut
   c. Sedang
   d. Ringan
   e. Parah

   Jawab : B (Akut)

5. Salpingittis Kronis adalah stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium subakut.
   Tipe ini dapat timbul dalam 4 bentuk yaitu…..
   1. Piosalping
   2. Hidrosalping
   3. Salpingitis interstisialis kronis
   4. Salphingitis ismika nodosa

   Jawab : E (semua benar)

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Epistaksis
EpistaksisEpistaksis
Epistaksis
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Sistem Reproduksi Wanita
Sistem Reproduksi WanitaSistem Reproduksi Wanita
Sistem Reproduksi Wanita
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptxPemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdfTERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 

Similar to Salpingitis

Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseaseSiti Afni Zulfah
 
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaAspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaDhila Fadhila
 
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptx
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptxinfeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptx
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptxWulanPurnamasari45
 
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisVaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisMuhammad Nasrullah
 
Penyakit Kelamin (Bakteri)
Penyakit Kelamin (Bakteri)Penyakit Kelamin (Bakteri)
Penyakit Kelamin (Bakteri)Shaman Zixx
 
_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptx_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptxWilly64670
 
6.penyakit infeksi dan radang organ genital
6.penyakit infeksi dan radang organ genital6.penyakit infeksi dan radang organ genital
6.penyakit infeksi dan radang organ genitaliyandri tiluk wahyono
 
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelamin
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit KelaminContoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelamin
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelaminarifahhasinhuluqi
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisPradasary
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)ery putra
 

Similar to Salpingitis (20)

Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
 
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanitaAspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
Aspek klinis dan penanganan infeksi organ reproduksi wanita
 
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptx
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptxinfeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptx
infeksi_post_partum_infeksi_puerperium.pptx
 
Ibu wajib perbaharuan
Ibu wajib perbaharuanIbu wajib perbaharuan
Ibu wajib perbaharuan
 
Servisitis
ServisitisServisitis
Servisitis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisVaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
 
Penyakit Kelamin (Bakteri)
Penyakit Kelamin (Bakteri)Penyakit Kelamin (Bakteri)
Penyakit Kelamin (Bakteri)
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptx_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptx
 
6.penyakit infeksi dan radang organ genital
6.penyakit infeksi dan radang organ genital6.penyakit infeksi dan radang organ genital
6.penyakit infeksi dan radang organ genital
 
Presentation2 imser
Presentation2 imserPresentation2 imser
Presentation2 imser
 
obgyn prp
obgyn prpobgyn prp
obgyn prp
 
Penyakit jangkitan seks1
Penyakit jangkitan seks1Penyakit jangkitan seks1
Penyakit jangkitan seks1
 
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelamin
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit KelaminContoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelamin
Contoh Presentasi IPA Biologi Kelas IX-Penyakit Kelamin
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitis
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Pid
PidPid
Pid
 
vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)
 

Recently uploaded

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdncindyrenatasaleleuba
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 

Recently uploaded (20)

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 

Salpingitis

  • 1. Program Studi : D-III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Patologi Materi Kuliah : Salpingitis Dosen Pengampu : Marmi, S. ST PJ. Materi : Kelompok X - Julia Istiqomah [M10.02.0054] - Nyimas Novian Nisa [M10.02.0034] SALPINGITIS A. Definisi Salpingitis adalah terjadinya inflamasi pada uterus, tuba fallopi, dan ovarium yang mengarah ke perlukaan dengan perlengketan pada jaringan dan organ sekitar.Tuba fallopi perpanjangan dari uterus, salpingitis adalah salah satu penyebab umum terjadinya infertilitas pada wanita. 1 Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit dari saluran kelamin wanita bagian atas, seperti endometritis , ooforitis , myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum panggul. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan di saluran tuba.http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester pertama kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalping. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri alam trimester kedua, lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo- ovarium dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba
  • 2. falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah. Pada salah satu dari dua kasus tubo-ovsrium yang menjadi komplikasi dalam pertengahan kehamilan dan di rawat di RS dilakukan histerektomi di samping salpingo-ooforektomi bilateral. Pasien dapat disembuhkan setelah menjalani proses kesembuhan pasca bedah yang sangat rumit. Walaupun terjadi perlekatan yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi pelvis sebelumnya, pasien biasanya tidak mengalami efek yang selama kehamilannya www.artikelkedokteran.com/881/salpingitis.html. Salpingitis berarti peradangan pada salah satu atau kedua saluran telur. Pada umumnya wanita memiliki dua tabung. Berukuran sekitar empat inci (sekitar 10cm) panjang, dan mereka membawa telur (ovum) dari ovarium ke rahim. Salpingitis adalah penyebab umum sakit dan demam, terutama pada wanita muda. Dr David Delvin, http://www.netdoctor.co.uk/womens-health/sex- life/salpingitis.htm Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba, dipicu oleh infeksi bakteri. Kondisi ini merupakan penyebab umum ketidaksuburan wanita karena peradangan dapat merusak tuba falopi. Salpingitis kadang-kadang disebut penyakit radang panggul (PID). Pilihan pengobatan termasuk antibiotik. Salpingitis mungkin tidak memiliki gejala, tapi tanda-tanda mungkin termasuk keputihan yang abnormal, bercak antara periode, periode yang menyakitkan, sakit saat ovulasi atau seks dan nyeri punggung bawah. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis Salphingitis atau peradangan pada saluran tuba dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah tindakan medis sebelumnya, mioma, dan pada umumnya adalah infeksi.Tindakan medis dalam hal ini adalah operasi pada daerah abdomen (perut) dan pangul.Tindakan kuretase hanya dilakukan pada daerah rahim dan tidak mencapai saluran tuba sehingga sangat kecil kemungkinannya untuk menyebabkan peradangan pada saluran tuba.Infeksi akibat dari kuretase memang ada kemungkinannya dimana infeksi tersebut menyebar ke saluran tuba.Namun hal itu hanya terjadi apabila kuretase berlangsung kurang steril.Salah satu infeksi yang cukup sering disebabkan karena kuman TBC.
  • 3. Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi secara permanen sehingga sel telur yang dikeluarkan dari ovarium tidak dapat bertemu dengan seperma. Tanpa penanganan yang cepat infeksi bisa terjadi secara permanen merusak tuba fallopi sehingga sel telur yang dikeluarkan pada proses menstruasi tidak bisa bertemu dengan sperma. B. Klasifikasi Salpingitis Ada dua jenis dari salpingitis : 1. Salpingitis akut Pada salpingitis akut, tuba fallopi menjadi merah dan bengkak, dan keluar cairan berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba sering menempel secara menyeluruh. Tuba bisa juga menempel pada bagian intestinal yang terdekat. Kadang-kadang tuba fallopi penuh dengan pus.Hal yang jarang terjadi, tuba rupture dan menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya pada kavum abdominal (Peritonitis). 2. Salpingitis Kronis Biasanya mengikuti gejala akut. Infeksi terjadi ringan, dalam waktu yang panjang dan tidak menunjukan banyak tanda dan gejala. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis C. Penyebab Salpingitis Salpingitis disebabkan oleh bakteri penginfeksi. Jenis-jenis bakteri yang biasaya menyebabkan Salpingitis, seperti: Mycoplasma, Staphylococcus, dan Streptococus. Selain itu salpingitis bisa juga disebabkan penyakit menular seksual seperti Gonorrhea, Chlamydia, infeksi puerperal dan post abortus. Dalam sembilan dari 10 kasus salpingitis, bakteri penyebabnya. Beberapa bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk salpingitis meliputi: - Chlamydia - Gonococcus (yang menyebabkan gonore) - Mycoplasma - Staphylococcus
  • 4. - Streptococcus. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingi tis Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh Tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan ( laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks. Salpingitis adalah salah satu penyebab terjadinya infertilitas pada wanita. Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi sehingga sel telur rusak dan sperma tidak bisa membuahi sel telur. Radang tuba falopi dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama Salpingo-ooforitis atau Adneksitis untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah dari jaringan-jaringan di sekitarnya. D. Patofisiologi Salpingitis Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain. Paling sering disebabkan oleh gonococcus, di samping itu oleh staphilokokus, streptokokus dan bacteri tbc.
  • 5. Infeksi ini dapat terjadi sebagai berikut : 1. Pathogenic & cervical organisms dari cervical canal akan memasuki uterus lalu tinggal di dalam fallopian tube. 2. Mucosal layers of fallopian tube akan menjadi edematous. 3. Ciliated epithelium cells akan terkikis menyebabkan fallopian tube dipenuhi pus lalu bengkak disebut pyosalpinx. 4. Setelah sembuh, fallopian tube menjadi adhesion / stricture (sempit) dan bisa menyebabkan Infertility. Haematogen terutama salpingitis tuberculosa. Salpingitis biasanya bilateral.Bakteri dapat diperkenalkan dalam berbagai cara, termasuk: 1. Hubungan seksual 2. Penyisipan sebuah IUD (perangkat intra-uterus) 3. Keguguran 4. Aborsi 5. Melahirkan 6. Apendisitis E. Faktor Resiko Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan serviks pembukaan saat menstruasi memungkinkan infeksi untuk mencapai saluran tuba. Faktor risiko lain meliputi: prosedur bedah, menembus dinding serviks: - endometrium biopsi - kuret - histeroskopi Risiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan leher rahim, memungkinkan organisme menginfeksi untuk berkembang biak dan akhirnya naik ke tuba fallopi: - antibiotik pengobatan - ovulasi - haid
  • 6. - penyakit menular seksual (PMS) Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina ke tuba fallopi. Faktor risiko coital adalah: - Uterine kontraksi - Sperma, membawa organisme ke atas. http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp F. Gambaran Klinis Dalam kasus ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Ini berarti saluran tuba dapat menjadi rusak tanpa perempuan menyadarinya dia memiliki infeksi. Ada pun tanda gejala dari salpingitis adalah :  Nyeri pada salah satu atau kedua sisi perut  Sakit punggung  Demam dan menggigil  Mual muntah  Abnormal vaginal discharge, seperti warna yang tidak biasa atau bau  Nyeri selama ovulasi.  Sering buang air kecil  Disminorhoe  Tidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkan Pada periksa dalam nyeri jik portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan terus, kadang-kandang ada penebalan dari tuba. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis 1. Nyeri Abdomen Nyeri abdomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral, atau suprapubik, dan sering berkembang sewaktu atau segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahannya meningkat secara bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri cenderung menetap, bilateral
  • 7. pada abdomen bagian bawah, terdapat nyeri tekan di abdomen bagian bawah dan semakin berat dengan adanya pergerakan. 2. Perdarahan pervaginam atau sekret vagina Perdarahan antar menstruasiatau meningkatnya aliran menstruasi atau kedua-duanya dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau pengaruh tidak langsung dari perubahan-peubahan hormonalyang berkaitan dengan ooforitis. Sekret vagina dapat disebabkan oleh servitis. 3. Gejala-gejala penyerta Menggigil dan demam lazim ditemukan. Anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan iritasi peritoneum. Disuria dan sering buang air kecil menunjukkan adanyan keterkaitan dengan uretritis dan sistitis.Nyeri bahu atau nyeri kuadran kanan atas mungkin merupakan gejala dari perihepatitis gonokokus. 4. Riwayat Menstruasi Menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lamanya. Salpingitis dapat menjadi simptomatik pada hari keempat atau kelimadari siklus menstruasi. Kadang terdapat perdarahan di luar siklus dan secret vagina berlebihan. 5. Tanda-tanda perluasan infeksi - Nyeri semakin hebat - Adanya peningkatan suhu tubuh Tindakan kita sebagai bidan hanya sebatas mengetahui gejala dan deteksi awal untuk mengetahui salpingitis saja, untuk selanjutnya harus segera dilakukan rujukan secepatnya. G. Komplikasi Salpingitis Komplikasi potensial yang dapat terjadi akibat salpingitis meliputi ooforitis, peritonitis, piosalping, abses tuboovarium, tromboflebitis septik, limfangitis,
  • 8. selulitis, perihepatitis, dan abses didalam ligamentum latum, Infertilitas dimasa depan, dan kehamilan ektopik akibat kerusakan tuba. Tanpa pengobatan, salpingitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk: - Infeksi lebih lanjut - infeksi dapat menyebar ke struktur di dekatnya, seperti indung telur atau rahim. - Infeksi pasangan seks - mitra wanita atau mitra bisa mengontrak bakteri dan terinfeksi juga. - Tubo-ovarium abses - sekitar 15 persen dari wanita dengan salpingitis mengembangkan abses, yang membutuhkan rawat inap. - Kehamilan ektopik - tabung falopi diblokir mencegah telur dibuahi memasuki rahim. Embrio kemudian mulai tumbuh di dalam ruang terbatas dari tabung falopi. Risiko kehamilan ektopik untuk wanita dengan salpingitis sebelumnya atau bentuk lain dari penyakit radang panggul (PID) adalah sekitar satu dari 20. - Infertilitas - tabung tuba dapat menjadi cacat atau bekas luka sedemikian rupa bahwa telur dan sperma tidak dapat bertemu. Setelah satu serangan PID salpingitis atau lainnya, risiko seorang wanita infertilitas adalah sekitar 15 persen. Ini meningkat sampai 50 persen setelah tiga bulan. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingi tis H. Epidemiologi Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan tidak lengkap dan tidak tepat waktu dan bahwa banyak kasus yang dilaporkan pertama ketika penyakit itu telah pergi begitu jauh bahwa mereka telah mengembangkan kronis komplikasi. Bagi wanita berusia 16-25, salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum. Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia reproduksi. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas sosial ekonomi rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai efek debut seks sebelumnya, beberapa mitra dan penurunan kemampuan untuk menerima
  • 9. perawatan kesehatan yang layak ketimbang semua faktor risiko independen untuk salpingitis. Sebagai efek dari peningkatan risiko karena beberapa mitra, prevalensi salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan kesadaran gejala dan kurang kemauan untuk menggunakan alat kontrasepsi juga umum dalam kelompok ini, meningkatkan terjadinya salpingitis. http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp . I. Prosedur Pemeriksaan Pemeriksaan yang dilakukan 1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum: suhu biasanya meningkat, sering sampai 120ºF atau 103ºF. Tekanan darah biasanya normal, walaupun deyut nadi seringkali cepat.Pada saat itu, terkadang postur tubuh membungkuk. b. Pemeriksaan Abdomen: nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah. Nyeri lepas, ragiditas otot, defance muscular, bising usus menurun dan distensi merupakan tanda peradangan peritoneum.Nyeri tekan pada hepar dapat diamati pada 30% pasien. c. Pemeriksaan Pelvis: sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien mersa tidak nyaman dan rigiditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan spekulum, sekret purulen akan terlihat keluar dari ostium ueteri. Serviks sangat nyeri bila digerakkan.Uterus ukurannya normal, nyeri (terutma bila digerakkan).Adneksa bilateral sangat nyeri. 2. Tes Laboratorium a. Hitung darah lengkap dan Apusan darah: hitung leukosit cenderung meningkat dan dapat sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit polimorfonuklear dan peningkatan rasio bentuk batang dengan segmen. Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam batas-batas normal. Penigkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis. b. Urinalisis: biasanya normal. 3. Data diagnostic tambahan yang dapat dilakukan
  • 10. Pewarnaan gram endoserviks dan biakan : diplokokus gram-negatif intraseluler pada asupan pewarnaan gram baik dari cairan serviks ataupun suatu AKDR dengan pasien dengan salphingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi neisseria yang memerlukan pengobatan. Biakan bakteriologi diperlukan untuk identifikasi positif neisseria gonorrhoeae. Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi. Pemeriksaan ini invasive sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin. Untuk mendiagnosis penyakit infeksi pelvis, bila antibiotik yang diberikan selama 48 jam tak memberi respon, maka dapat digunakan sebagai tindakan operatif. J. Prosedur Terapi Perawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic (sesering mungkin sampai beberapa minggu). Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang menginfeksi. Pasangan yang diajak hubungan seksual harus dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah komplikasi sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama masih menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali. Perawatan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Antibiotik Antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi, dengan tingkat keberhasilan 85%dari kasus. Perawatan dini dengan antibiotik yang tepat efektif terhadap N gonorrhoeae, trachomatis C, dan organisme endogen yang tercantum di atas sangat penting untuk mencegah gejala sisa jangka panjang. Mitra seksual harus diperiksa dan diobati dengan tepat. Dua rejimen rawat inap telah terbukti efektif dalam pengobatan penyakit radang panggul akut: a. Cefoxitin, 2 g intravena setiap 6 jam, atau cefotetan, 2 g setiap 12 jam, ditambah doksisiklin, 100 mg intravena atau oral setiap 12 jam . Rejimen ini dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan. Doxycycline, 100 mg dua kali sehari, harus dilanjutkan untuk menyelesaikan total 14 hari terapi. Jika abses
  • 11. tubo-ovarium hadir, disarankan untuk menambahkan klindamisin oral atau metronidazole untuk doksisiklin untuk menyediakan lebih cakupan anaerobik efektif. b. Klindamisin, 900 mg intravena setiap 8 jam, ditambah gentamisin intravena dalam dosis pemuatan 2 mg / kg diikuti dengan 1,5 mg / kg setiap 8 jam. Rejimen ini dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dan diikuti oleh clindamycin baik, 450 mg empat kali sehari, atau doksisiklin, 100 mg dua kali sehari, untuk menyelesaikan total 14 hari terapi. http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_sa lpingitis_endometritis/ 2. Perawatan di rumah sakit Perawatan penderita salpingitis di rumah sakit adalah dengan memberikan obat antibiotic melalui Intravena(infuse) Jika terdapat keadaan-keadaan yang mengancam jiwa ibu. 3. Tindakan Bedah Pembedahan pada penderita salpingitis dilakukan jika pengobatan dengan antibiotic menyebabkan terjadinya resistan pada bakteri. Tubo-ovarium abses mungkin memerlukan eksisi bedah atau aspirasi transkutan atau transvaginal. Kecuali pecah diduga, lembaga terapi antibiotik dosis tinggi di rumah sakit, dan terapi monitor dengan USG. Pada 70% kasus, antibiotik yang efektif, dalam 30%, ada respon yang tidak memadai dalam 48-72 jam, dan intervensi yang diperlukan. Adnexectomy Unilateral diterima untuk abses sepihak. Histerektomi dan bilateral salpingo-ooforektomi mungkin diperlukan untuk infeksi berat atau dalam kasus penyakit kronis dengan nyeri panggul keras. http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_salpin gitis_endometritis/ 4. Berobat jalan Jika keadaan umum baik, tidak demam Berikan antibiotic
  • 12. - Cefotaksitim 2 gr IM, atau - Amoksisilin 3 gr peroral, atau - Ampisilin 3,5 per os Masing-masing disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os Diikuti dengan - Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari - Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari (dekoksisilin dan tetrasiklin tidak digunakan untuk ibu hamil) http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_sa lpingitis_endometritis/ 5. Tirah baring 6. Kunjungan ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk 7. Bantu mencapai rasa nyaman: - Mandi teratur - Obat untuk penghilang gatal - Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri - Pemberian terapi analgesic 8. Konseling - PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut 9. Pendidikan kesehatan yang diberikan: - Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya - Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman - Cara mengetasi infeksi yang berulang 10. Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total
  • 13. Referensi Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1981.Ginekologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung F Gary Cunningham, dkk.2005. Obstetri Williams edisi 21. ECG:Jakarta Menular seksual pedoman pengobatan penyakit 2002. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. MMWR recomm Rep 2002, 51 (RR-6): 1 Ness RB et al: Efektivitas strategi rawat jalan bagi perempuan dengan penyakit radang panggul: hasil dari Evaluasi Pelvic Inflammatory Disease dan Kesehatan Klinis (PEACH) Trial Acak. Am J Obstet Gynecol 2002; 186:929. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo http://www.99eyao.com/english/a/a3489.htm http://www.best-home-remedies.com/popular/salpingitis.htm http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Salpingitis http://www.health.am/gyneco/more/pelvic_inflammatory_disease_pid_salpingitis_endom etritis/ http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp http://www.whereincity.com/medical/topic/pregnancy/diseases/salpingitis-156.htm
  • 14. Latihan Soal Asuhan Kebidanan Patologi Salfingitis 1. Seorang Ibu Ny. B dating dengan keluhan nyeri pada abdomen, nyeri selama masa subur, sering mual muntah, nyeri saat haid, berdasarkan tanda dan gejala diatas Ny. B dapat di diagnose menderita …… a. Peritoritis b. Parametritis c. Pelviksitis d. Salphingitis e. Akresitis Jawab : D (Salphingitis) 2. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada soal No. 1 adalah….. 1. Mycoplasma 2. Staphylococcus 3. Streptococcus 4. Gonococcus Jawab : A (1,2,3 Benar) 3. Selain karena bakteri, Infeksi diatas bisa juga disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti…. 1. Condiloma acuminate 2. Gonorrhea 3. Herpes 4. Chlamydia Jawab : C (2 dan 4 benar) 4. Ada dua jenis dari salphingitis salah satunya yaitu dimana tuba fallopi menjadi merah dan benkak dan keluar cairan berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba menempel secara menyeluruh,kadang kadang tuba fallopi penuh dengan pus,ini adalah termasuk salphingitis…. a. Kronis
  • 15. b. Akut c. Sedang d. Ringan e. Parah Jawab : B (Akut) 5. Salpingittis Kronis adalah stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium subakut. Tipe ini dapat timbul dalam 4 bentuk yaitu….. 1. Piosalping 2. Hidrosalping 3. Salpingitis interstisialis kronis 4. Salphingitis ismika nodosa Jawab : E (semua benar)