SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWATAN
Reni Chairani
KOMUNITAS I
MODUL
SEMESTER 6
Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Hadirnya paradigma baru dalam pelayanan
kesehatan adalah sebagai koreksi dari
paradigma lama, yaitu perubahan orientasi
yang lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif melalui pemberdayaan
komunitas. Melalui paradigma ini komunitas
diberikan hak untuk mengelola sumber
daya (perencanaan dan pelaksanaan)
dalam rangka memenuhi kebutuhan
kesehatannya. Paradigma ini selaras
dengan Visi Kementrian Kesehatan RI
yaitu menciptakan komunitassehat yang
mandiri dan berkeadilan.Salah satu strategi
mencapai visi tersebut adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau dan bermutu. Tentu saja untuk
mencapai hal tersebut harus diimbangi
dengan ketersediaan tenaga kesehatan
yang kompeten, termasuk perawat
komunitas. Perawat komunitas adalah salah
satu tenaga perawat yang memberikan
asuhan keperawatan pada komunitas
sebagai mitranya, dengan fokus utama
memberikan pelayanan kesehatan
primer, dengan tidak mengabaikan
pelayanan sekunder dan tersier. Dengan
demikian keperawatan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan
komunitas secara aktif.
Banyaknya permasalahan kesehatan
yang dihadapi oleh Bangsa ini ternyata
tidak hanya karena kurangnya kesadaran
komunitas untuk berperilaku hidup
sehat, masalah lingkungan, namun juga
masalah pelayanan dan tenaga kesehatan
yang kurang profesional dan tidak
merata. Kenyataannya memang belum
semua tenaga keperawatan komunitas
memahami konsep dasar keperawatan
komunitas dan perannya dalam
memberikan pelayanan.
Gambar : Pelayanan kesehatan
A. Gambaran Umum
2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi perawat
komunitas, adalah dengan menyusun modul ini yang terdiri dari empat kegiatan
belajar, dan diberi alokasi waktu delapan jam pertemuan, berikut uraiannya :
•	 Kegiatan Belajar 1: Konsep Keperawatan komunitas
•	 Kegiatan Belajar 2: Peran dan Fungsi Perawat Komunitas
•	 Kegiatan Belajar 3: Teori Model Keperawatan komunitas
•	 Kegiatan Belajar 4: Pemberdayaan Komunitas
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat : 1). menjelaskan tentang
konsep keperawatan komunitas; 2). menjelaskan peran fungsi dan kompetensi
perawat komunitas; 3). Menetapkan teori dan model keperawatan komunitas yang
akan digunakan; 4). Memberdayakan komunitas dalama keperawatan komunitas.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan oleh perawat komunitas, sebelum memulai
memberikan asuhan keperawatan komunitas. Mengingat Perawat yang kompeten
adalah perawat yang memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan teknikal.
Selain itu kepedulian dan mempertimbangkan budaya komunitas menjadi salah satu
faktor penentu keberhasilan perawat merubah komunitas dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mau menjadi mau, dan dari tidak mampu menjadi mampu (mandiri).
Untuk memudahkan saudara mempelajari modul ini, berikut langkah-langkah belajar
yang harus saudara lakukan :
1). Pahami dulu mengenai pentingnya perawat memahami konsep dasar 			
	 keperawatan
	 komunitas sebelum melakukan asuhan keperawatan komunitas
2). Amati bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang telah ada
	 saat ini
3). Pelajari setiap kegiatan belajar secara bertahap, dan kerjakan tes dan tugas yang
	 ada di modul ini
4). Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada kesungguhan
	saudara
	 untuk mempelajari isi modul ini
5). Silahkan hubungi fasilitator/dosen yang mengajar modul ini untuk mendapatkan
	 penjelasan lebih
Kami yakin dengan semangat belajar yang tinggi, saudara akan menyenangi dan
mudah memahami isi modul ini. Selamat belajar, semoga bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman perawat sebagi modal dalam memberikan pelayanan
keperawatan komunitas yang bermutu dan bermanfaat.
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kegiatan
Belajar 4 PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari isi modul ini, saudara diharapkan dapat memahami tentang
pengorganisasian komunitas yang merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam
upaya promosi kesehatan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari modul ini, merujuk pada tujuan umum saudara diharapkan mampu:
1.	Menjelaskan definisi pengorganisasian komunitas
2.	Menjelaskan model pengorganisasian komunitas
3.	Menjelaskan konsep utama yang mendasari pengorganisasian komunitas
4.	Mengidentifikasi tahapan dalam pengorganisasian komunitas
5.	Menjelaskan kembali pelaksanaan pengorganisasian komunitas dalam praktik 		
	keperawatan
C. Pokok –Pokok Materi
Pokok-pokok materi dalam modul ini adalah :
1.	Definisi pengorganisasian komunitas
2.	Model pengorganisasian komunitas
3.	Konsep utama yang mendasari pengorganisasian komunitas
4.	Tahapan dalam pengorganisasian komunitas
5.	Contoh pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan
D. Uraian Materi
Saudara pasti setuju dengan pendapat bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya
sangat terkenal dengan predikatnya sebagai masyarakat sosialis yang senang menolong
dan bergotong royong ? ya semoga saja harapan ini menjadi kenyataan dan tidak
luntur. Harus disadari bahwa adanya keterlibatan masyarakat (citizens involving) dalam
pembangunan kesehatan merupakan modal utama terwujudnya visi menciptakan
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Jika kita berbicara tentang keterlibatan
masyarakat, yang terekonstruksi dalam benak kita adalah bagaimana kita melibatkan
dan memberdayakan semua potensi yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan
bersama.
Agenda pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pengorganisasian komunitas,
yaitu proses konsolidasi kekuatan masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebanyak
mungkin. Hal ini dilakukan melalui proses menemukan penyelesaian-penyelesaian
masalah yang mungkin dapat dilakukan, dan menyusun sasaran yang harus dicapai.
Tujuan pengorganisasian komunitas adalah mewujudkan suatu perubahan sosial
yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang
bersangkutan. Melihat pentingnya pengorganisasian komunitas maka sebagai perawat
komunitas perlu lebih memahami tentang pengorganisasian komunitas agar upaya
promosi kesehatan yang dilakukan dapat lebih optimal. Baiklah saudara uraian berikut
ini akan membantu saudara lebih memahami tentang pengorganisasian komunitas.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
1. Definisi Pengorganisasian Komunitas
Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang mengantarkan perubahan dengan
melibatkan masyarakat dan agregat untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan
masyarakat (Swanson & Alberct,1993, dalam Helvie, 1998). Pendapat senada disampaikan
oleh Sasongko (1996) yang menyatakan bahwa pengorganisasian komunitas adalah
suatu proses ketika suatu masyarakat tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan termasuk
menentukan prioritas kebutuhan yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia,
dengan usaha secara gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama.
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen penting dalam
pengorganisasian komunitas adalah adanya pemberdayaan masyarakat, persamaan
tujuan, dan merupakan suatu proses perubahan. Bila ditelaah lebih lanjut kedua definisi ini
lebihcocokuntukmodelpengorganisasianpengembanganlokalitas(localitydevelopment).
Meskipun demikian pada intinya pengorganisasian komunitas dapat dijadikan suatu
teknologi dalam melakukan kegiatan untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi masyarakat tanpa membedakan model pengorganisasian komunitas yang akan
digunakan.
Gambar : Ide pemecahan masalah
2. Model pengorganisasian komunitas
Berikut ini akan diuraikan mengenai tiga model pengorganisasian komunitas yang kita
kenal, yaitu :
a. Model pengembangan masyarakat (locality development)
Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1981, hal 8, dalam Helvie, 1998)
menjelaskan bahwa model pengembangan masyarakat (locality development)
merupakan “suatu disain yang diproses untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan
sosial untuk keseluruhan komunitas dengan partisipasi aktifnya dan kepercayaan yang
mungkin sepenuhnya pada inisiatif komunitas.” Model ini didasarkan pada pemikiran
bahwa untuk dapat memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, seharusnya
masyarakat lokal dilibatkan dalam penentuan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Model ini menekankan pada prosedur-prosedur demokratis, kerjasama, swabantu,
pengembangan kepemimpinan dan pendidikan.
Contoh terhentinya program pemukiman sehat oleh pemerintah DKI beberapa tahun
lalu, seperti dijelaskan pada pendahuluan membuktikan bahwa kemungkinan program
ini dilakukan dengan tidak mempertimbangkan prosedur demokratis terlebih dahulu
yaitu pada penentuan tujuan dan tindakannya, serta tidak mengembangkan konsep
swabantu sehingga kemampuan masyarakat tidak manfaatkan secara optimal.
b. Model perencanaan sosial (social planning)
Modelinilebihmenekankanpadapendekatan
teknik untuk memecahkan masalah sosial
dengan menggunakan keahlian dan
kemampuan teknis seorang ahli perencana,
termasuk kemampuan untuk melakukan loby
atau negosiasi terhadap birokrasi. Model
ini lebih menekankan pada kemampuan
seorang perencana untuk menetapkan,
menyusun, dan menyampaikan tindakan
yang akan dilakukan kepada masyarakat yang
membutuhkan pemecahan masalah yang
sedang dihadapinya.
c. Model tindakan sosial (social action)
Model ini menggabungkan proses dan tugas untuk menekankan redistribusi kekuatan,
sumber daya, hak-hak pembuat keputusan komunitas atau perubahan kebijakan untuk
merubah masyarakat yang lebih luas. Contoh kelompok yang sudah menggunakan
model ini adalah lembaga swadaya masyarakat kesehatan (LSM Kesehatan) yang
bergerak untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat dengan
menekankan pada distribusi kekuatan, sumber daya, dan berusaha mempengaruhi
perubahan kebijakan untuk merubah kesehatan masyarakat yanglebih luas.
Berikut ini akan diuraikan mengenai perbedaan dari ketiga model menurut Rothman dan
Trotman (1987, dalam Helvie, 1998) tersebut yaitu :
Gambar : Pemecahan masalah
Contoh program pemukiman sehat Propinsi DKI menggunakan model perencana sosial
(social planning) dalam mengimplementasikan programnya, sehingga program tersebut
mendapatkan dukungan maksimal dari pemerintah DKI melalui anggaran APBD, namun
ketika anggaran terbatas program ini sudah tidak berjalan lagi. Kondisi inilah yang perlu
dipertanyakan, apakah dalam merencanakan perubahan komunitas tidak memikirkan
kelangsungan dari suatu program? sehingga masyarakat dapat meneruskan kembali
program tersebut. Permasalahan inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan
dalam modul ini, bahwa penting untuk mengkombinasikan 2 model pengorganisasian
komunitas dalam mencapai perubahan masyarakat yang lebih baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Tabel 4.1 Perbedaan Model Pengorganisasian Komunitas
No Aspek
Analisis
Locality
Development
Social Planning Social Action
1 Tipe Model proses Model tugas Model gabungan
proses dan tugas
2 Fokus Kerjasama,
kemampuan sistem,
meningkatkan
partisipasi,
swadaya, dan
kepimpinan lokal
Pemecahan
masalah dengan
memberikan jasa
atau pelayanan
Menekankan
pada reidistribusi
kekuatan,
sumber daya,
dan hubungan
dalam perubahan
masyarakat
3 Struktur Perencana melihat
masyarakat
dibayangi oleh
masyarakat dan
permasalahan
yang lebih besaaar
seperti kurangnya
hubungan dan
kemampuan
pemecahan
masalah secara
demokratis
Perencana melihat
masyarakat
memiliki
permasalahan
social yang besar,
seperti kesehatan
fisik atau mental
atau permasalahan
perumahan
Perencana melihat
masyarakat sebagai
suatu sistem,
hak istimewa
dan kekuasaan
dengan populasi
yang dirugikan
dan permasalahan
seperti ketidak-
adilan sosial,
pencabutan hak,
dan ketidak-
setaraan
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
4 Strategi
yang
digunakan
Strateginya adalah
untuk merangkul
sebagian luas
masyarakat
bersama-sama
menentukan
dan kemudian
memecahkan
permasalahan
masyarakat.
Pendekatannya
adalah, ”Mari
kita bertemu dan
membicarakan hal
ini.”
Perencana
mengumpulkan
fakta mengenai
sebuah
permasalahan
dan memutuskan
apa yang harus
dilakukan atas
masalah tersebut.
Pendekatannya
adalah, ”Mari kita
mengumpulkan
fakta dan
memecahkan
masalah.”
Mengidentifikasi
permasalahan
sehingga
masyarakat
mengetahui
siapakah
tantangan mereka
sesungguhnya
dan kemudian
mengorganisir
tindakan masa
untuk menekan
musuh tersebut.
Pendekatannya
adalah ”Mari
kita selesaikan
permasalahan
tersebut,
mengorganisir
tindakan massa,
dan menekan
target yang dipilih
tersebut.”
5 Taktik -Konsensus
melalui diskusi dan
komunikasi
-membangun
hubungan dengan
masyarakat dan
memberikan
pelayanan
-Konsensus atau
konflik
-perencanaan
perubahan,
sosial marketing
dan pendidikan
kesehatan
-Perubahan konflik
atau pertandingan,
seperti konfrontasi
dan tindakan
langsung atau
negosiasi.
-aksi politik, meloby,
dan konfrontasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
6 Peran
praktisi
-Seorang
katalisator yang
memungkinkan
yang mendorong
pemecahan
masalah,
mengemukakan
perhatian, keahlian
organisasional, dan
hubungan antar-
personal
- sebagai
katalisator,
fasilitator, pendidik
-Peran praktisi
lebih teknis atau
sebagai seorang
ahli dimana dia
mengumpulkan
data dan
menganalisis,
melaksanakan
program, dan
berinteraksi dengan
birokrasi.
Praktisi berada
dalam peran
penggerak atau
penasehat dan
mengorganisir
kelompok dan
memanipulasi
organisasi dan
gerakan untuk
mempengaruhi
proses politis.
- sebagai aktivis,
advokat, dan
negosiator
7 Orientasi
praktisi
terhadap
struktur
kekuasaan
Anggota struktur
kekuasaan
berkolaborasi
dalam usaha
bersama
Struktur kekuasaan
seringkali
merupakan sponsor
atau atasan praktisi
tersebut
Struktur kekuasaan
dipandang sebagai
suatu target
tindakan eksternal
atau sistem yang
akan dipaksa untuk
berubah.
8 Definisi
batasan
klien
Sistem klien adalah
keseluruhan
masyarkaat, seperti
sebuah kota atau
lingkungan
Sistem klien adalah
keseluruhan
masyarakat
atau segmen
masyarakat,
seperti masyarakat
dengan kekurangan
mental, manula,
atau masyarakat
marginal
Sistem Klien adalah
sebuah segmen
masyarkaat yang
kekurangan
9 Konsepsi
populasi
klien
klien adalah seluruh
warga masyarakat
klien adalah
konsumen suatu
layanan/jasa
Klien adalah
korban-korban
sistem
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
3. Konsep yang mendasari pengorganisasian komunitas
Berikut ini akan diuraikan konsep yang mendasari pengorganisasian komunitas
model pengembangan lokal (locality development) yang sering digunakan yaitu :
a. Pemberdayaan masyarakat
adalah suatu proses menuju berdaya atau proses memperoleh daya/kekuatan/
kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya menuju keberdayaan (Sulistiyani, 2004). Menurut Muller dan Bichmann (1988,
dalam Anderson & McFarlane, 2000) pemberdayaan merupakan suatu proses sosial yang
didalamnya terdapat upaya mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran, dan
mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat untuk menemukan cara yang tepat
dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan model pengorganisasian
komunitas pengembangan lokal (locality development), mengigat pemberdayaan
masyarakat adalah salah satu strategi yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan
sebagai bentuk jaminankualitas,kuantitasdansustainabilitypelayanankesehatan.Melalui
pemberdayaan diharapkan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan masyarakat
akan semakin berkualitas dari pelayanan dan SDM kesehatan, semakin mudah dijangkau
oleh masyarakat sehingga masyarakat akan lebih banyak memperoleh pelayanan
keperawatan, dan dengan adanya dukungan terhadap program kesehatan (sustainability)
memberikan arti bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya bersifat sementara tetapi
berkelanjutan (McMurray, 2003).
Gambar : Melayani masyarakat
b. Kompetensi masyarakat
Kompetensimasyarakatadalahhasilyangdiharapkandaripengembanganmasyarakat
dan terkait erat dengan konsep pemberdayaan, dan sebagai kemampuan mayarakat
untuk ikut serta dalam pemecahan masalah yang efektif. Menurut Cottrell (1976,
dalam Helvie, 1998) menjelaskan delapan kondisi yang penting bagi kompetensi
masyarakat: (a). komitment, (b). difenisi kesadaran diri dan situasi kejelasan lainnya,
(c). kepandaian berbicara, (d). komunikasi,
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Kompetensi masyarakat adalah hasil yang diharapkan dari pengembangan masyarakat
dan terkait erat dengan konsep pemberdayaan, dan sebagai kemampuan mayarakat
untuk ikut serta dalam pemecahan masalah yang efektif. Menurut Cottrell (1976, dalam
Helvie, 1998) menjelaskan delapan kondisi yang penting bagi kompetensi masyarakat:
(a). komitment, (b). difenisi kesadaran diri dan situasi kejelasan lainnya, (c). kepandaian
berbicara, (d). komunikasi, (e). penahanan dan akomodasi konflik, (f). partisipasi,
(g). manajemen hubungan dengan masyarakat yang lebih besar, dan (h). alat untuk
memfasilitasi interaksi partisipan dan pembuatan keputusan.
Kepemimpinan adalah suatu aspek penting dalam mencapai kompetensi masyarakat.
Masyarakat membutuhkan orang yang bisa membantu untuk memikirkan langkah-
langkah pengidentifikasian permasalahan, mengatur tujuan-tujuan, melaksanakan
rencana, dan berkembang bersama. Pemimpin juga harus mampu memfasilitasi proses
diskusi kelompok dan perolehan konsensus di antara anggota masyarakat.
c. Partisipasi dan relevansi
Dua konsep tambahan kepentingan dalam
organisasi masyarakat adalah partisipasi
dan relevansi. Partisipasi terkait dengan
kebutuhan bagi anggota masyarakat
untuk menjadi aktif dan bukannya pasif
dalam proses pembelajaran. Konsep ini
didasari oleh asas-asas teori kognitif,
yang menekankan pentingnya umpan
balik dan pemahaman dari sesuatu yang
dipelajarinya dan bukannya ingatan,
sehingga seseorang akan lebih mudah
dalam berpartisipasi.
Bracth (1990, dalam Helvie, 1998)
mengidentifikasi ada tiga cara untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam proyek-proyek kesehatan
masyarakat:
1.	membentuk kelompok kerja atau
	 pelaksana tugas untuk bekerja
	sama
2.	melibatkan anggota kelompok
	 target dalam memilih strategi-
	 strategi intervensi yang sesuai dan
	tepat
3.	menyediakan staf untuk
	 melaksanakan rincian dan untuk
	 memberikan bantuan dan
	 konsultasi teknis sesuai dengan
	 kebutuhan masyarakat.
Menurut Green (1986, dalam Helvie 1998)
menyatakan bahwa pengorganisasian
komunitas didasarkan pada “asas
partisipasi” dan adanya perubahan
perilaku yang diharapkan membutuhkan
masyarakat untuk dilibatkan dalam
menentukan, merencanakan, dan
mengawali langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah, dan menentukan
struktur-struktur untuk memastikan
bahwa perubahan yang diinginkan benar-
benar sesuai dengan harapan masyarakat.
Konsep relevansi juga merupakan
salah satu konsep penting dalam
pengorganisasian komunitas, yaitu suatu
programdikatakanberhasilbilaperubahan
tersebut dapat dialami, diperlukan, dan
dirasakan bermanfaat bagi masyarakat
yang sesuai dengan kebutuhannya. Lebih
lanjut Nyswander (1966, dalam Helvie
1998) mengatakan konsep relevansi
dengan memperkenalkan konsep yang
dimulai dari kedudukan masyarakat
tersebut akan lebih efektif hasil
perubahannya, bila dibandingkan dengan
perubahan yang di mulai dari praktisi yang
terkesan lebih memaksakan program.
Oleh karena itu dua konsep penting yaitu
partisipasi dan relevansi sangat penting
untuk diperhatikan, mengingat peran
utama seorang praktisi adalah sebagai
fasilitator untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat. Tanpa adanya
partisipasi dan relevansi dari kegiatan
yang dilakukan, tentu sia-sia saja usaha
atau program yang telah dilakukan untuk
merubah masyarakat menjadi lebih baik.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
d. Pemilihan permasalahan masyarakat
Masalah masyarakat yang akan dilakukan intervensi (perubahan) perlu dilakukan pemilihan,
mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga perlu dibuat prioritas
masalah masyarakat berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan, dan kekhususan.
Pemilihan masalah ini penting dilakukan agar usaha yang dilakukan benar-benar bermanfaat
bagi masyarakat dan yang terpenting bila masyarakat berhasil dalam mengatasi masalah,
secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk
mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990, dalam Helvie 1998).
4. Tahapan dalam pengorganisasian komunitas
Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan dalam pengorganisasian komunitas yaitu:
a. Analisis
Evaluasi keakuratan data yang ditemukan di masyarakat yaitu masalah yang dihadapi atau
dirasakan masyarakat, faktor kekuatan dan kelemahan masyarakat. Tahap analisis masyarakat
ini dapat dilakukan melalui proses peleburan dengan masyarakat dengan membangun kontak
person, menjalin pertemanan, terlibat sebagai pendengar, terlibat aktif dalam diskusi dan ikut
bekerja sama.
Tahapan ini juga disebut tahapan penyelidikan sosial dengan melakukan analisa sosial baik
makro maupun mikro (untuk mengidentifikasi faktor-faktor sistemik dalam masyarakat
yang secara konsisten mengakibatkan marjinalisasi kelompok-kelompok tertentu dari akses
terhadap sumber daya dan manfaat) dan melakukan pendokumentasian (Pengorganisasian
komunitas, 2003, http: // www. smeru. or.id /newslet /2 003/ed08 /200308art2.htm, diperoleh
tanggal 28 Februari 2007). Tahapan ini juga sekaligus untuk mensintesis data yang telah
diperoleh dan memprioritaskan masalah berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat atau
kebutuhan masyarakat.
b. Desain dan Perencanaan awal
Tahap ini merupakan tahap awal dalam implementasi dan menggerakkan masyarakat,
yaitu : membangun kelompok inti perencanaan komunitas dan koordinator kekuatan lokal;
menyusun struktur organisasi; mengidentifikasi, memilih, dan merekrut anggota pengurus;
menyusun misi dari organisasi masyarakat tersebut; sepakati peran dan tanggungjawab
pengurus, anggota, dan yang lainnya; mengakui ini sebagai suatu kebutuhan bersama. Yang
terpenting dalam tahap ini adalah merancang kegiatan awal dengan merumuskan isu bersama,
musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah dan potensi.
c. Implementasi
Kunci dalam tahapan ini adalah : melibatkan partisipasi masyarakat; pengembangan rencana
kerja; menggunakan strategi secara komprehensif; dan program tersebut dijalankan sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.
d. Program maintenance dan konsolidasi
Kunci dari tahapan ini adalah : bentuk jejaring kerja untuk dapat mengintegrasikan intervensi
komunitas yang akan dilakukan; menegakkan budaya oraganisasi yang baik; desiminasi hasil
dari program yang dilakukan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
e. Desiminasi program dan Kajian ulang
Kunci dari tahapan ini adalah : memperbaharui hasil analisis komunitas; evaluasi
efektifitas program; menentukan rencana kegiatan yang akan dilakukan mendatang dan
rencana modifikasinya, serta membuat hasil dan desiminasi telaah dari program yang
telah dilakukan.
Gambar : Rencana Kegiatan
5. Contoh Praktik Pengorganisasian komunitas
Pengorganisasian komunitas dapat
dilakukan dengan menggunakan kombinasi
2 model seperti model locality development
dan social planning, dasar kombinasi ini
dilakukan agar peluang berhasilnya lebih
tinggi. Berikut ini contoh atau ilustrasi
tentang program penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja di
masyarakat.
Mengingat kasus penyalahgunaan NAPZA
semakin meningkat dari waktu ke waktu
(contoh di kota Mekar Jaya terdapat angka
pengguna NAPZA berkisar 18.500 orang dan
70 % kasus adalah pemakai dengan rata-rata
usia penyalahgunaan NAPZA 10-28 tahun),
adanya keresahan masyarakat dalam
menghadapi penyakit masyarakat ini, dan
adanya peluang dari pemerintah terhadap
program pencegahan dan penanggulangan
NAPZA dengan menyediakan anggaran
yang cukup untuk memerangi NAPZA,
saran seperti adanya RSKO atau tempat
rehabilitasi berbasis komunitas (CBU),
serta adanya perangkat hukum yang jelas.
Kondisi diatas adalah peluang bagi praktisi
termasuk perawat komunitas untuk
berperan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi masyarakat.
Proyek pencegahan dan penanggulangan
NAPZA adalah suatu proyek skala besar
berbasis komunitas yang ditujukan
untuk mencegah meningkatnya angka
penyalahgunaanNAPZAbagigenerasimuda,
mengurangi faktor risiko, dan menurunkan
angka kematian akibat penyalahgunaan
NAPZA, melalui peningkatan perilaku
masyarakat untuk hidup sehat. Melihat dari
uraian diatas, sebagai perawat komunitas
dapat menggunakan model pengembangan
lokal (locality development) dan model
perencanaan sosial (social palnning)
dengan alasan bahwa masyarakat sudah
merasakan penyalahgunaan NAPZA adalah
suatu masalah yang harus diatasi, namun
mereka tidak mampu dalam menanganinya
sendiri dan masyarakat belum mampu dan
mengetahui bagaimana cara menggunakan
layanan pemerintah terhadap upaya
pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Tahapan yang dilakukan yaitu dengan
tahap pertama analisis dengan melebur
bersama masyarakat dengan membangun
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
kontak person, menjalin pertemanan,
terlibat sebagai pendengar, terlibat aktif
dalam diskusi dan ikut bekerja sama, untuk
mendapatkan data sebanyak mungkin
tentang upaya yang telah dan belum
dilakukan oleh masyarakat terkait upaya
pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA
pada remaja. Tahap kedua membentuk
kepengurusan masyarakat peduli remaja
misalnya melalui pembentukan kelompok
kerja kesehatan peduli remaja (Pokjakes),
sekaligus merancang kegiatan awal dengan
merumuskan isu bersama, musyawarah
bersama, mengidentifikasi masalah dan
potensi. Tahap ketiga implementasi
dengan memfokuskan pada upaya preventif
seperti : menggerakkan masyarakat
seperti mengoptimalkan fungsi dasawisma
(untuk lebih mengenal dan peduli remaja
di setiap sepuluh rumah), atau dengan
membentuk kelompok swabantu remaja
yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk
saling memberikan pertolongan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi
remaja, meningkatkan program deteksi
dini sederhana yang dapat dilakukan
oleh masyarakat/kaderkesehatan,
dan memberikan latihan tentang pola
pembinaan atau pola asuh yang tepat
bagi remaja. Bila tindakan ini berhasil
tentu akan meningkatkan rasa percaya diri
masyarakat dan kompetensi masyarakat
dalam mencegah penylahgunaan NAPZA
meningkat.
Tahap keempat dan kelima, perlu dilakukan
mengingat upaya yang telah dilakukan
bersama masyarakat perlu mendapatkan
dukungan dengan membentuk kemitraan
atau jejaring kerja dengan sektor lain
agar program yang telah dilakukan dapat
berlangsung lama (sustainability) terjamin,
serta untuk mengukur tingkat keberhasilan
dengan menilai perubahan yang terjadi
pada masyarakat.
yang harus diatasi, namun mereka tidak mampu dalam menanganinya sendiri dan
masyarakat belum mampu dan mengetahui bagaimana cara menggunakan layanan
pemerintah terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Tahapan yang dilakukan yaitu dengan tahap pertama analisis dengan melebur bersama
masyarakat dengan membangun kontak person, menjalin pertemanan, terlibat sebagai
pendengar, terlibat aktif dalam diskusi dan ikut bekerja sama, untuk mendapatkan data
sebanyak mungkin tentang upaya yang telah dan belum dilakukan oleh masyarakat
terkait upaya pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Tahap kedua
membentuk kepengurusan masyarakat peduli remaja misalnya melalui pembentukan
kelompok kerja kesehatan peduli remaja (Pokjakes), sekaligus merancang kegiatan awal
dengan merumuskan isu bersama, musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah dan
potensi. Tahap ketiga implementasi dengan memfokuskan pada upaya preventif seperti
: menggerakkan masyarakat seperti mengoptimalkan fungsi dasawisma (untuk lebih
mengenal dan peduli remaja di setiap sepuluh rumah), atau dengan membentuk kelompok
swabantu remaja yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling memberikan
pertolongan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, meningkatkan program
deteksi dini sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat/kaderkesehatan, dan
memberikan latihan tentang pola pembinaan atau pola asuh yang tepat bagi remaja.
Bila tindakan ini berhasil tentu akan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat dan
kompetensi masyarakat dalam mencegah penylahgunaan NAPZA meningkat.
Tahap keempat dan kelima, perlu dilakukan mengingat upaya yang telah dilakukan
bersama masyarakat perlu mendapatkan dukungan dengan membentuk kemitraan atau
jejaring kerja dengan sektor lain agar program yang telah dilakukan dapat berlangsung
lama (sustainability) terjamin, serta untuk mengukur tingkat keberhasilan dengan menilai
perubahan yang terjadi pada masyarakat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
1.	Pengorganisasian masyarakat merupakan salah satu bagian dari upaya promosi
	 kesehatan dan merupakan salah satu teknologi dalam kegiatan yang dilakukan di
	masyarakat.
2.	Pemilihan metode pengorganisaian yang tepat berdasarkan masalah yang dihadapi
	 oleh masyarakat, akan sangat membantu praktisi termasuk perawat komunitas 	
	 dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
3.	Konsep utama yang mendasari pengorganisasian masyarakat adalah adanya
	 pemberdayaan masyarakat, kompetensi masyarakat, partisipasi dan relevansi, serta
	 pemilihan issue atau masalah yang tepat. Lebih tepatnya dijelaskan bahwa melalui
	 pengorganisasian masyarakat yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
	 akan membantu masyarakat untuk lebih menyadari kebutuhannya, kekuatannya/
	 kemampuannya, serta yang lebih penting adalah kemandiriannya dalam menangani
	 masalah kesehatannya.
Rangkuman
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Tugas
Akhir
1.	Siapakah yang dimaksud sebagai komunitas dalam praktik keperawatan komunitas ?
	 A. Masyarakat sebagai klien yang berada di wilayah tersebut
	 B. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
	 C. Anggregat mulai dari bayi sampai lansia yang sakit
	 D. Individu yang peduli terhadap kesehatan
	 E.	Masyarakat yang mempunyai KTP wilayah tersebut
2.	Melihat masalah kesehatan masyarakat setiap tahun bertambah, maka
	 perawat komunitas yang bertugas di wilayah tersebut berupaya
	 memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan memperhatikan
	 prinsip PHC. Berikut ini bentuk pengorganisasian masyarakat yang
	 paling tepat adalah dengan membentuk:
	 A. Koperasi
	 B. Yayasan
	 C. Lembaga Swadaya Masyarakat
	 D. RW/desa siaga
	 E.	Forum komunikasi warga
3.	Terbentuknya kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) merupakan salah
	 satu bentuk pengorganisasian masyarakat :
	 A. Locality development
	 B. Social action
	 C. Social planning
	 D. Empowering community
	 E.	Social support
4.	Bila suatu daerah binaan belum mempunyai organisasi atau lembaga
	 masyarakat yang berfokus dibidang kesehatan, yang perlu dilakukan
	 perawat komunitas adalah :
	 A. Mengkaji keberadaan dan jumlah kader kesehatan masyarakat
	 B. Mengkaji minat masyarakat untuk ikut kelembagaan tersebut
	 C. Merekrut kader baru
	 D. Segera membentuk organisasi masyarakat yang berbadan hukum
		 sehingga mudah untuk pemantauannya
	 E. Membentuk kelompok swabantu
5.	Melakukan penjajakan dengan mengumpulkan data komunitas
	 termasuk tahap apakah dalam pengorganisasian komunitas ?
	 A. Analisis
	 B. Perencanaan
	 C. Implementasi
	 D. Evaluasi
	 E.	 Pembinaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Tugas
Mandiri
Cobalah saudara susun rencana pengorganisasian komunitas pada komunitas korban
tsunamiAcehtahun2006.Modelpengorganisasianmanayangcocokdanberikanalasannya.
Saudara dapat menuliskan hasil pengamatan pada kertas, dan hubungi fasilitator/dosen
yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan. Selamat
bekerja, salam sukses!
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Selamat saudara telah menyelesaikan 4 (empat) kegiatan belajar pada modul ini, agar
saudara dapat lebih menginternalisasi cobalah saudara amati bagaimana pelayanan
keperawatan komunitas yang diberikan oleh perawat puskesmas di daerah saudara?
Apakah memperhatikan falsafah keperawatan? Sasarannya tepat? Sesuai dengan etik
keperawatan? Sejauhmana perannya? Strtegi intervensi yang digunakan? Dan sudahkah
melibatkan masyarakat dalam pelayanannya? Cobalah saudara tulis pada kertas kerja, dan
hubungi fasilitator/dosen yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan
pengamatan.
Tugas
Akhir Mandiri
Sejauhmana perannya? Strtegi intervensi yang digunakan? Dan sudahkah melibatkan
masyarakat dalam pelayanannya? Cobalah saudara tulis pada kertas kerja, dan hubungi
fasilitator/dosen yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
LEMBAR JAWABAN
MODUL 1
Kegiatan Belajar 1 :
1. E				
2. E				
3. A				
4. A				
5. A				
Kegiatan Belajar 2:
1. A				
2. C				
3. A
4. E
5. C
Kegiatan Belajar 3 :
1. A				
2. D				
3. D				
4. B				
5. B	
			
Kegiatan Belajar 4 :
1. D
2. A
3. A
4. E
5. A
Test Akhir :
1.	E				6. D			11. B
2.	 E				 7. D			 12. A
3.	 E				 8. C			 13. C
4.	 B				 9. D			 14. C
5.	A				10.E			15. E
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaAmalia Senja
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianDidik Nurkantoro
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Hell Rohmika
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppthanny26
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan pjj_kemenkes
 
Community as Partner.pptx
Community as Partner.pptxCommunity as Partner.pptx
Community as Partner.pptxEgarSamudera2
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Novi Vianah
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentanarkanakbar
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Peran perawat dalam masyarakat
Peran perawat dalam masyarakatPeran perawat dalam masyarakat
Peran perawat dalam masyarakatsahril sahril
 

La actualidad más candente (20)

Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppt
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
Community as Partner.pptx
Community as Partner.pptxCommunity as Partner.pptx
Community as Partner.pptx
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentan
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Peran perawat dalam masyarakat
Peran perawat dalam masyarakatPeran perawat dalam masyarakat
Peran perawat dalam masyarakat
 

Similar a KEPERAWATAN KOMMUNITAS

Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitasKb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitaspjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitasKb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitaspjj_kemenkes
 
Kb 3 model praktik keperawatan komunitas
Kb 3 model praktik keperawatan komunitasKb 3 model praktik keperawatan komunitas
Kb 3 model praktik keperawatan komunitaspjj_kemenkes
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4   pengorganisasian komunitasKb 4   pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitaspjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitasModul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitaspjj_kemenkes
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...pjj_kemenkes
 
Kb 2 peran fungsi perawat komunitas
Kb 2   peran fungsi perawat komunitasKb 2   peran fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran fungsi perawat komunitaspjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalpjj_kemenkes
 
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiProblema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiOperator Warnet Vast Raha
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6AbdulAzizm5
 
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Fardyansjah Hasan
 
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerjapjj_kemenkes
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Salma Van Licht
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanpjj_kemenkes
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasNoveldy Pitna
 
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialMetode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialayucungkring
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanpjj_kemenkes
 

Similar a KEPERAWATAN KOMMUNITAS (20)

Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitasKb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
 
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitasKb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
 
Kb 3 model praktik keperawatan komunitas
Kb 3 model praktik keperawatan komunitasKb 3 model praktik keperawatan komunitas
Kb 3 model praktik keperawatan komunitas
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4   pengorganisasian komunitasKb 4   pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitas
 
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitasModul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Makalah home care relawan 2018
Makalah home care relawan 2018Makalah home care relawan 2018
Makalah home care relawan 2018
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
 
Kb 2 peran fungsi perawat komunitas
Kb 2   peran fungsi perawat komunitasKb 2   peran fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran fungsi perawat komunitas
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasiProblema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
Problema etika dan disiplin provesi perawat di eraglobalisasi
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
 
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialMetode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
 

Más de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

Más de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

KEPERAWATAN KOMMUNITAS

  • 1. 1 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) KEPERAWATAN Reni Chairani KOMUNITAS I MODUL SEMESTER 6 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas KEGIATAN BELAJAR 4 PENGORGANISASIAN KOMUNITAS
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pendahuluan Hadirnya paradigma baru dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai koreksi dari paradigma lama, yaitu perubahan orientasi yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif melalui pemberdayaan komunitas. Melalui paradigma ini komunitas diberikan hak untuk mengelola sumber daya (perencanaan dan pelaksanaan) dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatannya. Paradigma ini selaras dengan Visi Kementrian Kesehatan RI yaitu menciptakan komunitassehat yang mandiri dan berkeadilan.Salah satu strategi mencapai visi tersebut adalah meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu. Tentu saja untuk mencapai hal tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten, termasuk perawat komunitas. Perawat komunitas adalah salah satu tenaga perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada komunitas sebagai mitranya, dengan fokus utama memberikan pelayanan kesehatan primer, dengan tidak mengabaikan pelayanan sekunder dan tersier. Dengan demikian keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif. Banyaknya permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Bangsa ini ternyata tidak hanya karena kurangnya kesadaran komunitas untuk berperilaku hidup sehat, masalah lingkungan, namun juga masalah pelayanan dan tenaga kesehatan yang kurang profesional dan tidak merata. Kenyataannya memang belum semua tenaga keperawatan komunitas memahami konsep dasar keperawatan komunitas dan perannya dalam memberikan pelayanan. Gambar : Pelayanan kesehatan A. Gambaran Umum
  • 3. 2 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi perawat komunitas, adalah dengan menyusun modul ini yang terdiri dari empat kegiatan belajar, dan diberi alokasi waktu delapan jam pertemuan, berikut uraiannya : • Kegiatan Belajar 1: Konsep Keperawatan komunitas • Kegiatan Belajar 2: Peran dan Fungsi Perawat Komunitas • Kegiatan Belajar 3: Teori Model Keperawatan komunitas • Kegiatan Belajar 4: Pemberdayaan Komunitas Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat : 1). menjelaskan tentang konsep keperawatan komunitas; 2). menjelaskan peran fungsi dan kompetensi perawat komunitas; 3). Menetapkan teori dan model keperawatan komunitas yang akan digunakan; 4). Memberdayakan komunitas dalama keperawatan komunitas. Kompetensi tersebut sangat diperlukan oleh perawat komunitas, sebelum memulai memberikan asuhan keperawatan komunitas. Mengingat Perawat yang kompeten adalah perawat yang memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan teknikal. Selain itu kepedulian dan mempertimbangkan budaya komunitas menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan perawat merubah komunitas dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, dan dari tidak mampu menjadi mampu (mandiri). Untuk memudahkan saudara mempelajari modul ini, berikut langkah-langkah belajar yang harus saudara lakukan : 1). Pahami dulu mengenai pentingnya perawat memahami konsep dasar keperawatan komunitas sebelum melakukan asuhan keperawatan komunitas 2). Amati bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang telah ada saat ini 3). Pelajari setiap kegiatan belajar secara bertahap, dan kerjakan tes dan tugas yang ada di modul ini 4). Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada kesungguhan saudara untuk mempelajari isi modul ini 5). Silahkan hubungi fasilitator/dosen yang mengajar modul ini untuk mendapatkan penjelasan lebih Kami yakin dengan semangat belajar yang tinggi, saudara akan menyenangi dan mudah memahami isi modul ini. Selamat belajar, semoga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman perawat sebagi modal dalam memberikan pelayanan keperawatan komunitas yang bermutu dan bermanfaat.
  • 4. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kegiatan Belajar 4 PENGORGANISASIAN KOMUNITAS A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari isi modul ini, saudara diharapkan dapat memahami tentang pengorganisasian komunitas yang merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya promosi kesehatan. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari modul ini, merujuk pada tujuan umum saudara diharapkan mampu: 1. Menjelaskan definisi pengorganisasian komunitas 2. Menjelaskan model pengorganisasian komunitas 3. Menjelaskan konsep utama yang mendasari pengorganisasian komunitas 4. Mengidentifikasi tahapan dalam pengorganisasian komunitas 5. Menjelaskan kembali pelaksanaan pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan C. Pokok –Pokok Materi Pokok-pokok materi dalam modul ini adalah : 1. Definisi pengorganisasian komunitas 2. Model pengorganisasian komunitas 3. Konsep utama yang mendasari pengorganisasian komunitas 4. Tahapan dalam pengorganisasian komunitas 5. Contoh pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan D. Uraian Materi Saudara pasti setuju dengan pendapat bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat terkenal dengan predikatnya sebagai masyarakat sosialis yang senang menolong dan bergotong royong ? ya semoga saja harapan ini menjadi kenyataan dan tidak luntur. Harus disadari bahwa adanya keterlibatan masyarakat (citizens involving) dalam pembangunan kesehatan merupakan modal utama terwujudnya visi menciptakan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Jika kita berbicara tentang keterlibatan masyarakat, yang terekonstruksi dalam benak kita adalah bagaimana kita melibatkan dan memberdayakan semua potensi yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Agenda pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pengorganisasian komunitas, yaitu proses konsolidasi kekuatan masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan melalui proses menemukan penyelesaian-penyelesaian masalah yang mungkin dapat dilakukan, dan menyusun sasaran yang harus dicapai. Tujuan pengorganisasian komunitas adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Melihat pentingnya pengorganisasian komunitas maka sebagai perawat komunitas perlu lebih memahami tentang pengorganisasian komunitas agar upaya promosi kesehatan yang dilakukan dapat lebih optimal. Baiklah saudara uraian berikut ini akan membantu saudara lebih memahami tentang pengorganisasian komunitas.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 1. Definisi Pengorganisasian Komunitas Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang mengantarkan perubahan dengan melibatkan masyarakat dan agregat untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan masyarakat (Swanson & Alberct,1993, dalam Helvie, 1998). Pendapat senada disampaikan oleh Sasongko (1996) yang menyatakan bahwa pengorganisasian komunitas adalah suatu proses ketika suatu masyarakat tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan termasuk menentukan prioritas kebutuhan yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, dengan usaha secara gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama. Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen penting dalam pengorganisasian komunitas adalah adanya pemberdayaan masyarakat, persamaan tujuan, dan merupakan suatu proses perubahan. Bila ditelaah lebih lanjut kedua definisi ini lebihcocokuntukmodelpengorganisasianpengembanganlokalitas(localitydevelopment). Meskipun demikian pada intinya pengorganisasian komunitas dapat dijadikan suatu teknologi dalam melakukan kegiatan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat tanpa membedakan model pengorganisasian komunitas yang akan digunakan. Gambar : Ide pemecahan masalah 2. Model pengorganisasian komunitas Berikut ini akan diuraikan mengenai tiga model pengorganisasian komunitas yang kita kenal, yaitu : a. Model pengembangan masyarakat (locality development) Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1981, hal 8, dalam Helvie, 1998) menjelaskan bahwa model pengembangan masyarakat (locality development) merupakan “suatu disain yang diproses untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial untuk keseluruhan komunitas dengan partisipasi aktifnya dan kepercayaan yang mungkin sepenuhnya pada inisiatif komunitas.” Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa untuk dapat memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, seharusnya masyarakat lokal dilibatkan dalam penentuan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
  • 6. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Model ini menekankan pada prosedur-prosedur demokratis, kerjasama, swabantu, pengembangan kepemimpinan dan pendidikan. Contoh terhentinya program pemukiman sehat oleh pemerintah DKI beberapa tahun lalu, seperti dijelaskan pada pendahuluan membuktikan bahwa kemungkinan program ini dilakukan dengan tidak mempertimbangkan prosedur demokratis terlebih dahulu yaitu pada penentuan tujuan dan tindakannya, serta tidak mengembangkan konsep swabantu sehingga kemampuan masyarakat tidak manfaatkan secara optimal. b. Model perencanaan sosial (social planning) Modelinilebihmenekankanpadapendekatan teknik untuk memecahkan masalah sosial dengan menggunakan keahlian dan kemampuan teknis seorang ahli perencana, termasuk kemampuan untuk melakukan loby atau negosiasi terhadap birokrasi. Model ini lebih menekankan pada kemampuan seorang perencana untuk menetapkan, menyusun, dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada masyarakat yang membutuhkan pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. c. Model tindakan sosial (social action) Model ini menggabungkan proses dan tugas untuk menekankan redistribusi kekuatan, sumber daya, hak-hak pembuat keputusan komunitas atau perubahan kebijakan untuk merubah masyarakat yang lebih luas. Contoh kelompok yang sudah menggunakan model ini adalah lembaga swadaya masyarakat kesehatan (LSM Kesehatan) yang bergerak untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat dengan menekankan pada distribusi kekuatan, sumber daya, dan berusaha mempengaruhi perubahan kebijakan untuk merubah kesehatan masyarakat yanglebih luas. Berikut ini akan diuraikan mengenai perbedaan dari ketiga model menurut Rothman dan Trotman (1987, dalam Helvie, 1998) tersebut yaitu : Gambar : Pemecahan masalah Contoh program pemukiman sehat Propinsi DKI menggunakan model perencana sosial (social planning) dalam mengimplementasikan programnya, sehingga program tersebut mendapatkan dukungan maksimal dari pemerintah DKI melalui anggaran APBD, namun ketika anggaran terbatas program ini sudah tidak berjalan lagi. Kondisi inilah yang perlu dipertanyakan, apakah dalam merencanakan perubahan komunitas tidak memikirkan kelangsungan dari suatu program? sehingga masyarakat dapat meneruskan kembali program tersebut. Permasalahan inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam modul ini, bahwa penting untuk mengkombinasikan 2 model pengorganisasian komunitas dalam mencapai perubahan masyarakat yang lebih baik.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Tabel 4.1 Perbedaan Model Pengorganisasian Komunitas No Aspek Analisis Locality Development Social Planning Social Action 1 Tipe Model proses Model tugas Model gabungan proses dan tugas 2 Fokus Kerjasama, kemampuan sistem, meningkatkan partisipasi, swadaya, dan kepimpinan lokal Pemecahan masalah dengan memberikan jasa atau pelayanan Menekankan pada reidistribusi kekuatan, sumber daya, dan hubungan dalam perubahan masyarakat 3 Struktur Perencana melihat masyarakat dibayangi oleh masyarakat dan permasalahan yang lebih besaaar seperti kurangnya hubungan dan kemampuan pemecahan masalah secara demokratis Perencana melihat masyarakat memiliki permasalahan social yang besar, seperti kesehatan fisik atau mental atau permasalahan perumahan Perencana melihat masyarakat sebagai suatu sistem, hak istimewa dan kekuasaan dengan populasi yang dirugikan dan permasalahan seperti ketidak- adilan sosial, pencabutan hak, dan ketidak- setaraan
  • 8. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 4 Strategi yang digunakan Strateginya adalah untuk merangkul sebagian luas masyarakat bersama-sama menentukan dan kemudian memecahkan permasalahan masyarakat. Pendekatannya adalah, ”Mari kita bertemu dan membicarakan hal ini.” Perencana mengumpulkan fakta mengenai sebuah permasalahan dan memutuskan apa yang harus dilakukan atas masalah tersebut. Pendekatannya adalah, ”Mari kita mengumpulkan fakta dan memecahkan masalah.” Mengidentifikasi permasalahan sehingga masyarakat mengetahui siapakah tantangan mereka sesungguhnya dan kemudian mengorganisir tindakan masa untuk menekan musuh tersebut. Pendekatannya adalah ”Mari kita selesaikan permasalahan tersebut, mengorganisir tindakan massa, dan menekan target yang dipilih tersebut.” 5 Taktik -Konsensus melalui diskusi dan komunikasi -membangun hubungan dengan masyarakat dan memberikan pelayanan -Konsensus atau konflik -perencanaan perubahan, sosial marketing dan pendidikan kesehatan -Perubahan konflik atau pertandingan, seperti konfrontasi dan tindakan langsung atau negosiasi. -aksi politik, meloby, dan konfrontasi
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 6 Peran praktisi -Seorang katalisator yang memungkinkan yang mendorong pemecahan masalah, mengemukakan perhatian, keahlian organisasional, dan hubungan antar- personal - sebagai katalisator, fasilitator, pendidik -Peran praktisi lebih teknis atau sebagai seorang ahli dimana dia mengumpulkan data dan menganalisis, melaksanakan program, dan berinteraksi dengan birokrasi. Praktisi berada dalam peran penggerak atau penasehat dan mengorganisir kelompok dan memanipulasi organisasi dan gerakan untuk mempengaruhi proses politis. - sebagai aktivis, advokat, dan negosiator 7 Orientasi praktisi terhadap struktur kekuasaan Anggota struktur kekuasaan berkolaborasi dalam usaha bersama Struktur kekuasaan seringkali merupakan sponsor atau atasan praktisi tersebut Struktur kekuasaan dipandang sebagai suatu target tindakan eksternal atau sistem yang akan dipaksa untuk berubah. 8 Definisi batasan klien Sistem klien adalah keseluruhan masyarkaat, seperti sebuah kota atau lingkungan Sistem klien adalah keseluruhan masyarakat atau segmen masyarakat, seperti masyarakat dengan kekurangan mental, manula, atau masyarakat marginal Sistem Klien adalah sebuah segmen masyarkaat yang kekurangan 9 Konsepsi populasi klien klien adalah seluruh warga masyarakat klien adalah konsumen suatu layanan/jasa Klien adalah korban-korban sistem
  • 10. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 3. Konsep yang mendasari pengorganisasian komunitas Berikut ini akan diuraikan konsep yang mendasari pengorganisasian komunitas model pengembangan lokal (locality development) yang sering digunakan yaitu : a. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses menuju berdaya atau proses memperoleh daya/kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan (Sulistiyani, 2004). Menurut Muller dan Bichmann (1988, dalam Anderson & McFarlane, 2000) pemberdayaan merupakan suatu proses sosial yang didalamnya terdapat upaya mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran, dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat untuk menemukan cara yang tepat dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan model pengorganisasian komunitas pengembangan lokal (locality development), mengigat pemberdayaan masyarakat adalah salah satu strategi yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan sebagai bentuk jaminankualitas,kuantitasdansustainabilitypelayanankesehatan.Melalui pemberdayaan diharapkan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan masyarakat akan semakin berkualitas dari pelayanan dan SDM kesehatan, semakin mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat akan lebih banyak memperoleh pelayanan keperawatan, dan dengan adanya dukungan terhadap program kesehatan (sustainability) memberikan arti bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya bersifat sementara tetapi berkelanjutan (McMurray, 2003). Gambar : Melayani masyarakat b. Kompetensi masyarakat Kompetensimasyarakatadalahhasilyangdiharapkandaripengembanganmasyarakat dan terkait erat dengan konsep pemberdayaan, dan sebagai kemampuan mayarakat untuk ikut serta dalam pemecahan masalah yang efektif. Menurut Cottrell (1976, dalam Helvie, 1998) menjelaskan delapan kondisi yang penting bagi kompetensi masyarakat: (a). komitment, (b). difenisi kesadaran diri dan situasi kejelasan lainnya, (c). kepandaian berbicara, (d). komunikasi,
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Kompetensi masyarakat adalah hasil yang diharapkan dari pengembangan masyarakat dan terkait erat dengan konsep pemberdayaan, dan sebagai kemampuan mayarakat untuk ikut serta dalam pemecahan masalah yang efektif. Menurut Cottrell (1976, dalam Helvie, 1998) menjelaskan delapan kondisi yang penting bagi kompetensi masyarakat: (a). komitment, (b). difenisi kesadaran diri dan situasi kejelasan lainnya, (c). kepandaian berbicara, (d). komunikasi, (e). penahanan dan akomodasi konflik, (f). partisipasi, (g). manajemen hubungan dengan masyarakat yang lebih besar, dan (h). alat untuk memfasilitasi interaksi partisipan dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan adalah suatu aspek penting dalam mencapai kompetensi masyarakat. Masyarakat membutuhkan orang yang bisa membantu untuk memikirkan langkah- langkah pengidentifikasian permasalahan, mengatur tujuan-tujuan, melaksanakan rencana, dan berkembang bersama. Pemimpin juga harus mampu memfasilitasi proses diskusi kelompok dan perolehan konsensus di antara anggota masyarakat. c. Partisipasi dan relevansi Dua konsep tambahan kepentingan dalam organisasi masyarakat adalah partisipasi dan relevansi. Partisipasi terkait dengan kebutuhan bagi anggota masyarakat untuk menjadi aktif dan bukannya pasif dalam proses pembelajaran. Konsep ini didasari oleh asas-asas teori kognitif, yang menekankan pentingnya umpan balik dan pemahaman dari sesuatu yang dipelajarinya dan bukannya ingatan, sehingga seseorang akan lebih mudah dalam berpartisipasi. Bracth (1990, dalam Helvie, 1998) mengidentifikasi ada tiga cara untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proyek-proyek kesehatan masyarakat: 1. membentuk kelompok kerja atau pelaksana tugas untuk bekerja sama 2. melibatkan anggota kelompok target dalam memilih strategi- strategi intervensi yang sesuai dan tepat 3. menyediakan staf untuk melaksanakan rincian dan untuk memberikan bantuan dan konsultasi teknis sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Green (1986, dalam Helvie 1998) menyatakan bahwa pengorganisasian komunitas didasarkan pada “asas partisipasi” dan adanya perubahan perilaku yang diharapkan membutuhkan masyarakat untuk dilibatkan dalam menentukan, merencanakan, dan mengawali langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah, dan menentukan struktur-struktur untuk memastikan bahwa perubahan yang diinginkan benar- benar sesuai dengan harapan masyarakat. Konsep relevansi juga merupakan salah satu konsep penting dalam pengorganisasian komunitas, yaitu suatu programdikatakanberhasilbilaperubahan tersebut dapat dialami, diperlukan, dan dirasakan bermanfaat bagi masyarakat yang sesuai dengan kebutuhannya. Lebih lanjut Nyswander (1966, dalam Helvie 1998) mengatakan konsep relevansi dengan memperkenalkan konsep yang dimulai dari kedudukan masyarakat tersebut akan lebih efektif hasil perubahannya, bila dibandingkan dengan perubahan yang di mulai dari praktisi yang terkesan lebih memaksakan program. Oleh karena itu dua konsep penting yaitu partisipasi dan relevansi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat peran utama seorang praktisi adalah sebagai fasilitator untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Tanpa adanya partisipasi dan relevansi dari kegiatan yang dilakukan, tentu sia-sia saja usaha atau program yang telah dilakukan untuk merubah masyarakat menjadi lebih baik.
  • 12. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan d. Pemilihan permasalahan masyarakat Masalah masyarakat yang akan dilakukan intervensi (perubahan) perlu dilakukan pemilihan, mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga perlu dibuat prioritas masalah masyarakat berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan, dan kekhususan. Pemilihan masalah ini penting dilakukan agar usaha yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan yang terpenting bila masyarakat berhasil dalam mengatasi masalah, secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990, dalam Helvie 1998). 4. Tahapan dalam pengorganisasian komunitas Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan dalam pengorganisasian komunitas yaitu: a. Analisis Evaluasi keakuratan data yang ditemukan di masyarakat yaitu masalah yang dihadapi atau dirasakan masyarakat, faktor kekuatan dan kelemahan masyarakat. Tahap analisis masyarakat ini dapat dilakukan melalui proses peleburan dengan masyarakat dengan membangun kontak person, menjalin pertemanan, terlibat sebagai pendengar, terlibat aktif dalam diskusi dan ikut bekerja sama. Tahapan ini juga disebut tahapan penyelidikan sosial dengan melakukan analisa sosial baik makro maupun mikro (untuk mengidentifikasi faktor-faktor sistemik dalam masyarakat yang secara konsisten mengakibatkan marjinalisasi kelompok-kelompok tertentu dari akses terhadap sumber daya dan manfaat) dan melakukan pendokumentasian (Pengorganisasian komunitas, 2003, http: // www. smeru. or.id /newslet /2 003/ed08 /200308art2.htm, diperoleh tanggal 28 Februari 2007). Tahapan ini juga sekaligus untuk mensintesis data yang telah diperoleh dan memprioritaskan masalah berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat atau kebutuhan masyarakat. b. Desain dan Perencanaan awal Tahap ini merupakan tahap awal dalam implementasi dan menggerakkan masyarakat, yaitu : membangun kelompok inti perencanaan komunitas dan koordinator kekuatan lokal; menyusun struktur organisasi; mengidentifikasi, memilih, dan merekrut anggota pengurus; menyusun misi dari organisasi masyarakat tersebut; sepakati peran dan tanggungjawab pengurus, anggota, dan yang lainnya; mengakui ini sebagai suatu kebutuhan bersama. Yang terpenting dalam tahap ini adalah merancang kegiatan awal dengan merumuskan isu bersama, musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah dan potensi. c. Implementasi Kunci dalam tahapan ini adalah : melibatkan partisipasi masyarakat; pengembangan rencana kerja; menggunakan strategi secara komprehensif; dan program tersebut dijalankan sesuai dengan pesan yang akan disampaikan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. d. Program maintenance dan konsolidasi Kunci dari tahapan ini adalah : bentuk jejaring kerja untuk dapat mengintegrasikan intervensi komunitas yang akan dilakukan; menegakkan budaya oraganisasi yang baik; desiminasi hasil dari program yang dilakukan.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 e. Desiminasi program dan Kajian ulang Kunci dari tahapan ini adalah : memperbaharui hasil analisis komunitas; evaluasi efektifitas program; menentukan rencana kegiatan yang akan dilakukan mendatang dan rencana modifikasinya, serta membuat hasil dan desiminasi telaah dari program yang telah dilakukan. Gambar : Rencana Kegiatan 5. Contoh Praktik Pengorganisasian komunitas Pengorganisasian komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi 2 model seperti model locality development dan social planning, dasar kombinasi ini dilakukan agar peluang berhasilnya lebih tinggi. Berikut ini contoh atau ilustrasi tentang program penanggulangan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di masyarakat. Mengingat kasus penyalahgunaan NAPZA semakin meningkat dari waktu ke waktu (contoh di kota Mekar Jaya terdapat angka pengguna NAPZA berkisar 18.500 orang dan 70 % kasus adalah pemakai dengan rata-rata usia penyalahgunaan NAPZA 10-28 tahun), adanya keresahan masyarakat dalam menghadapi penyakit masyarakat ini, dan adanya peluang dari pemerintah terhadap program pencegahan dan penanggulangan NAPZA dengan menyediakan anggaran yang cukup untuk memerangi NAPZA, saran seperti adanya RSKO atau tempat rehabilitasi berbasis komunitas (CBU), serta adanya perangkat hukum yang jelas. Kondisi diatas adalah peluang bagi praktisi termasuk perawat komunitas untuk berperan dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat. Proyek pencegahan dan penanggulangan NAPZA adalah suatu proyek skala besar berbasis komunitas yang ditujukan untuk mencegah meningkatnya angka penyalahgunaanNAPZAbagigenerasimuda, mengurangi faktor risiko, dan menurunkan angka kematian akibat penyalahgunaan NAPZA, melalui peningkatan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Melihat dari uraian diatas, sebagai perawat komunitas dapat menggunakan model pengembangan lokal (locality development) dan model perencanaan sosial (social palnning) dengan alasan bahwa masyarakat sudah merasakan penyalahgunaan NAPZA adalah suatu masalah yang harus diatasi, namun mereka tidak mampu dalam menanganinya sendiri dan masyarakat belum mampu dan mengetahui bagaimana cara menggunakan layanan pemerintah terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan tahap pertama analisis dengan melebur bersama masyarakat dengan membangun
  • 14. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan kontak person, menjalin pertemanan, terlibat sebagai pendengar, terlibat aktif dalam diskusi dan ikut bekerja sama, untuk mendapatkan data sebanyak mungkin tentang upaya yang telah dan belum dilakukan oleh masyarakat terkait upaya pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Tahap kedua membentuk kepengurusan masyarakat peduli remaja misalnya melalui pembentukan kelompok kerja kesehatan peduli remaja (Pokjakes), sekaligus merancang kegiatan awal dengan merumuskan isu bersama, musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah dan potensi. Tahap ketiga implementasi dengan memfokuskan pada upaya preventif seperti : menggerakkan masyarakat seperti mengoptimalkan fungsi dasawisma (untuk lebih mengenal dan peduli remaja di setiap sepuluh rumah), atau dengan membentuk kelompok swabantu remaja yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling memberikan pertolongan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, meningkatkan program deteksi dini sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat/kaderkesehatan, dan memberikan latihan tentang pola pembinaan atau pola asuh yang tepat bagi remaja. Bila tindakan ini berhasil tentu akan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat dan kompetensi masyarakat dalam mencegah penylahgunaan NAPZA meningkat. Tahap keempat dan kelima, perlu dilakukan mengingat upaya yang telah dilakukan bersama masyarakat perlu mendapatkan dukungan dengan membentuk kemitraan atau jejaring kerja dengan sektor lain agar program yang telah dilakukan dapat berlangsung lama (sustainability) terjamin, serta untuk mengukur tingkat keberhasilan dengan menilai perubahan yang terjadi pada masyarakat. yang harus diatasi, namun mereka tidak mampu dalam menanganinya sendiri dan masyarakat belum mampu dan mengetahui bagaimana cara menggunakan layanan pemerintah terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan tahap pertama analisis dengan melebur bersama masyarakat dengan membangun kontak person, menjalin pertemanan, terlibat sebagai pendengar, terlibat aktif dalam diskusi dan ikut bekerja sama, untuk mendapatkan data sebanyak mungkin tentang upaya yang telah dan belum dilakukan oleh masyarakat terkait upaya pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Tahap kedua membentuk kepengurusan masyarakat peduli remaja misalnya melalui pembentukan kelompok kerja kesehatan peduli remaja (Pokjakes), sekaligus merancang kegiatan awal dengan merumuskan isu bersama, musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah dan potensi. Tahap ketiga implementasi dengan memfokuskan pada upaya preventif seperti : menggerakkan masyarakat seperti mengoptimalkan fungsi dasawisma (untuk lebih mengenal dan peduli remaja di setiap sepuluh rumah), atau dengan membentuk kelompok swabantu remaja yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling memberikan pertolongan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, meningkatkan program deteksi dini sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat/kaderkesehatan, dan memberikan latihan tentang pola pembinaan atau pola asuh yang tepat bagi remaja. Bila tindakan ini berhasil tentu akan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat dan kompetensi masyarakat dalam mencegah penylahgunaan NAPZA meningkat. Tahap keempat dan kelima, perlu dilakukan mengingat upaya yang telah dilakukan bersama masyarakat perlu mendapatkan dukungan dengan membentuk kemitraan atau jejaring kerja dengan sektor lain agar program yang telah dilakukan dapat berlangsung lama (sustainability) terjamin, serta untuk mengukur tingkat keberhasilan dengan menilai perubahan yang terjadi pada masyarakat.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 1. Pengorganisasian masyarakat merupakan salah satu bagian dari upaya promosi kesehatan dan merupakan salah satu teknologi dalam kegiatan yang dilakukan di masyarakat. 2. Pemilihan metode pengorganisaian yang tepat berdasarkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, akan sangat membantu praktisi termasuk perawat komunitas dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. 3. Konsep utama yang mendasari pengorganisasian masyarakat adalah adanya pemberdayaan masyarakat, kompetensi masyarakat, partisipasi dan relevansi, serta pemilihan issue atau masalah yang tepat. Lebih tepatnya dijelaskan bahwa melalui pengorganisasian masyarakat yang sesuai dengan masalah yang dihadapi akan membantu masyarakat untuk lebih menyadari kebutuhannya, kekuatannya/ kemampuannya, serta yang lebih penting adalah kemandiriannya dalam menangani masalah kesehatannya. Rangkuman
  • 16. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Tugas Akhir 1. Siapakah yang dimaksud sebagai komunitas dalam praktik keperawatan komunitas ? A. Masyarakat sebagai klien yang berada di wilayah tersebut B. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan C. Anggregat mulai dari bayi sampai lansia yang sakit D. Individu yang peduli terhadap kesehatan E. Masyarakat yang mempunyai KTP wilayah tersebut 2. Melihat masalah kesehatan masyarakat setiap tahun bertambah, maka perawat komunitas yang bertugas di wilayah tersebut berupaya memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan memperhatikan prinsip PHC. Berikut ini bentuk pengorganisasian masyarakat yang paling tepat adalah dengan membentuk: A. Koperasi B. Yayasan C. Lembaga Swadaya Masyarakat D. RW/desa siaga E. Forum komunikasi warga 3. Terbentuknya kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) merupakan salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat : A. Locality development B. Social action C. Social planning D. Empowering community E. Social support 4. Bila suatu daerah binaan belum mempunyai organisasi atau lembaga masyarakat yang berfokus dibidang kesehatan, yang perlu dilakukan perawat komunitas adalah : A. Mengkaji keberadaan dan jumlah kader kesehatan masyarakat B. Mengkaji minat masyarakat untuk ikut kelembagaan tersebut C. Merekrut kader baru D. Segera membentuk organisasi masyarakat yang berbadan hukum sehingga mudah untuk pemantauannya E. Membentuk kelompok swabantu 5. Melakukan penjajakan dengan mengumpulkan data komunitas termasuk tahap apakah dalam pengorganisasian komunitas ? A. Analisis B. Perencanaan C. Implementasi D. Evaluasi E. Pembinaan
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Tugas Mandiri Cobalah saudara susun rencana pengorganisasian komunitas pada komunitas korban tsunamiAcehtahun2006.Modelpengorganisasianmanayangcocokdanberikanalasannya. Saudara dapat menuliskan hasil pengamatan pada kertas, dan hubungi fasilitator/dosen yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan. Selamat bekerja, salam sukses!
  • 18. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Selamat saudara telah menyelesaikan 4 (empat) kegiatan belajar pada modul ini, agar saudara dapat lebih menginternalisasi cobalah saudara amati bagaimana pelayanan keperawatan komunitas yang diberikan oleh perawat puskesmas di daerah saudara? Apakah memperhatikan falsafah keperawatan? Sasarannya tepat? Sesuai dengan etik keperawatan? Sejauhmana perannya? Strtegi intervensi yang digunakan? Dan sudahkah melibatkan masyarakat dalam pelayanannya? Cobalah saudara tulis pada kertas kerja, dan hubungi fasilitator/dosen yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan. Tugas Akhir Mandiri Sejauhmana perannya? Strtegi intervensi yang digunakan? Dan sudahkah melibatkan masyarakat dalam pelayanannya? Cobalah saudara tulis pada kertas kerja, dan hubungi fasilitator/dosen yang ada bila saudara mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan.
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 LEMBAR JAWABAN MODUL 1 Kegiatan Belajar 1 : 1. E 2. E 3. A 4. A 5. A Kegiatan Belajar 2: 1. A 2. C 3. A 4. E 5. C Kegiatan Belajar 3 : 1. A 2. D 3. D 4. B 5. B Kegiatan Belajar 4 : 1. D 2. A 3. A 4. E 5. A Test Akhir : 1. E 6. D 11. B 2. E 7. D 12. A 3. E 8. C 13. C 4. B 9. D 14. C 5. A 10.E 15. E
  • 20. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015