Makalah ini membahas tentang hadist, termasuk pengertian hadist, kedudukan dan fungsi hadist terhadap Al-Qur'an, serta macam-macam hadist seperti shahih, hasan, dan dhaif.
1. TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA
TENTANG
HADIST
Oleh:
1. David Pratama
2. Nola Riska Dewi
Dosen Pembimbing :
SUSILAWATI, S.Ag, MA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2013
2. Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal „Alamiin.
Wasalam
Penulis
i
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………….. 1
C. Tujuan Penelitian …………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadist ………………………….. 2
B. Kedudukan dan Fungsi Hadist ……………………….. 3
C. Macam-macam Hadist ………………………….. 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………….. 8
B. Saran ………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Muslim diperintahkan untuk memiliki kepribadian Islam (syakhshiyah
islâmiyah). Kepribadian Islam itu mencakup cara berpikir islami (‟aqliyyah islâmiyyah)
dan pola sikap islami (nafsiyyah islâmiyah). Dengan „aqliyyah islâmiyyah seseorang dapat
mengeluarkan keputusan hukum tentang benda, perbuatan, dan peristiwa sesuai dengan
hukum-hukum syariah, mengetahui mana yang halal dan mana yang haram serta mana
yang terpuji dan mana yang tercela berdasarkan syariah Islam. Melalui „aqliyyah
islâmiyyah seorang Muslim juga akan memiliki kesadaran dan pemikiran yang matang,
mampu menyatakan ungkapan yang kuat dan tepat, serta mampu menganalisis berbagai
peristiwa dengan benar. Namun, „aqliyyah islâmiyyah saja tidak cukup. Banyak ilmu saja
tidak cukup. Tidak jarang, orang pintar bicara, pandai berdebat tentang dalil, tetapi apa
yang diomongkan berbeda dengan apa yang dilakukan.
Karena itu, kepribadian Islam tidak cukup dengan „aqliyyah islâmiyyah melainkan harus
dipadukan dengan nafsiyyah. Dengan mengetahui Ilmu Hadits, tentu akan membuat aqliyah
kita menjadi semakin terpacu untuk berpikir dan menggali pengetahuan secara lebih
mendalam serta dilandasi nafsiyah ( sikap ) keimanan dan ketakwaan yang mantap,
termotivasi untuk terus mencari dan mengamalkannya.
B. Rumusan Masalah
Pengertian Hadist
Kedudukan dan Fungsi Hadist terhadap Al-Qur‟an
Macam-macam Hadist
C. Tujuan Penelitian
Pembaca makalah dapat memahami pengertian Hadist
Pembaca makalah bisa memahami kedudukan dan fungsi Hadist terhadap Al-
Qur‟an
Pembaca makalah dapat mengetahui macam-macam Hadist
1
5. BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Hadist
Hadits berasal dari bahasa Arab (al hadits) jamaknya adalah (al
ahaadiits). Dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya (al jadiid)
yang berarti baru.
Sedangkan menurut istilah :
1. Hadits menurut pengertian ahli hadits dibagi menjadi dua yaitu pengertian hadits yang
terbatas dan pengertian hadits yang luas.
Pengertian hadits yang terbatas adalah :
ialah sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, pernyataan (taqrir) dan yang sebagainya/ semisalnya”.
Sementara menurut pengertian hadits yang luas, hadits tidak hanya disandarkan kepada
nabi Muhammad SAW, tetapi juga mencakup perkataan, perbuatan atau taqrir yang
disandarkan kepada para sahabat atau tabi‟in,
2. Hadits menurut pengertian ahli usul yaitu
“ segala perkataan, perbuatan dan ketetapan nabi yang bersangkut paut dengan
hukum”. Maka menurut mereka, tidak termasuk hadits sesuatu yang tidak bersangkut paut
dengan hukum, seperti masalah kebiasaan sehari-hari atau adat istiadat.
2
6. 2. Kedudukan Hadits
Para ulama sepakat bahwa Hadits Nabi adalah sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur‟an, dan umat Islam wajib melaksanakan isinya. Banyak sekali ayat-ayat Al-
Qur‟an yang menunjukan bahwa Hadits/sunah Nabi adalah salah satu sumber hukum
Islam. Banyak ayat yang mewajibkan umat Islam untuk mengikuti Rasulullah SAW,
dengan cara melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Tuhan telah memerintahkan kita mengikuti rasul sebagai mana Tuhan memerintahkan
kita menaati-Nya sendiri. Bahkan Allah mengancam orang-orang yang menyalahi rasul.
3. Fungsi Hadits
Fungsi Hadits sebagai sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur‟an menurut
pandangan Para Ulama ada tiga, yaitu :
1. Hadits berfungsi memperkuat Al-Qur‟an. Kandungannya sejajar dengan Al-Qur‟an
dalam hal mujmal dan tafshilnya. Dengan kata lain Hadits ini hanya mengungkapkan
kembali apa yang terapat alam Al-Qur‟an, tanpa menambah atau menjelaskan apapun.
2. Hadits berfungsi menjelaskan atau merinci aturan-aturan yang digariskan oleh Al-Qur‟an.
Fungsi yang kedua ini adalah fungsi yang dominan dalam Hadits.
3. Hadits berfungsi menetapkan hukum yang baru yang belum diatur secara eksplisit di
dalam Al-Qur‟an.
3
7. 4. Macam-macam Hadist
A. Hadits Shahih
1. Definisi Hadits Shahih
Kata Shahih (( dalam bahasa diartikan orang sehat antonim dari kata as-saqim
( ( = orang yang sakit jadi yang dimaksud hadits shahih adalah hadits yang sehat dan
benar tidak terdapat penyakit dan cacat.
2. Syarat-Syarat Hadis Shahih
a. Sanadnya Bersambung
Maksudnya adalah tiap-tiap perowi dari perowi lainnya benar-benar mengambil secara
langsung dari orang yang ditanyanya, dari sejak awal hingga akhir sanadnya.
b. Perawinya Bersifat Adil
Maksudnya adalah tiap-tiap perowi itu seorang Muslim, bersetatus Mukallaf (baligh),
bukan fasiq dan tidak pula jelek prilakunya.
c. Perowinya Bersifat Dhobith
Maksudnya masing-masing perowinya sempurna daya ingatannya, baik berupa kuat
ingatan dalam dada maupun dalam kitab (tulisan).
d. Tidak Syadz
Maksudnya ialah hadis itu benar-benar tidak syadz, dalam arti bertentangan atau
menyalesihi orang yang terpercaya dan lainnya.
e. Tidak Ber’ilat
Maksudnya ialah hadis itu tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab yang menutup
tersembunyi yang dapat menciderai pada ke-shahih-an hadis, sementara dhahirnya selamat
dari cacat.
4
8. 3. Pembagian Hadis Shahih
1. Hadis Shahih li dzati
Maksudnya ialah syarat-syarat lima tersebut benar-benar telah terbukti adanya,bukan
dia itu terputus tetapi shahih dalam hakikat masalahnya.
2. Hadis Shahih Li Ghoirihi
Maksudnya ialah hadis tersebut tidak terbukti adanya lima syarat hadis shahih tersebut
baik keseluruhan atau sebagian. Bukan berarti sama sekali dusta, mengingat bolehnya
berlaku bagi orang yang banyak salah.
.
4. Tingkatan Hadis Shahih
Berdasarkan tingkatan sanad hadist dibagi tiga yaitu:
1. ashah al-asanid
yaitu rangkaian sanad yang paling tinggi derajatnya. seperti periwayatan sanad dari
Imam Malik bin Anas dari Nafi‟ mawla (mawla = budak yang telah dimerdekakan) dari
Ibnu Umar.
2. ahsan al-asanid,
yaitu rangkaian sanad hadis yang yang tingkatannya dibawash tingkat pertama diatas.
Seperti periwayatan sanad dari Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas.
3. ad’af al-asanid, yaitu rangkaian sanad hadis yang tingkatannya lebih rendah dari
tingkatan kedua. seperti periwayatan Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu
Hurairah.
5
9. B. HADIS HASAN
1. Pengertian Hadis Hasan
Secara bahasa, hasan berarti al-jamal, yaitu indah. Para ulama berpendapat dalam
mendefinisikan hadis hasan karena melihat bahwa ia meupakan pertengahan antara hadis
shahih dan hadis dha’if.
2. Macam-Macam Hadis Hasan
a. Hasan Li-Dzatih
Hadis hasan li-dzatih adalah hadis yang telah memenuhi persyaratan hadis hasan yang
telah ditentukan. pengertian hadis hasan li-dzatih sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya.
b. Hasan Li-Ghairih
Hadis hasan yang tidak memenuhi persyaratan secara sempurna. dengan kata lain, hadis
tersebut pada dasarnya adalah hadis dha’if, akan tetapi karena adanya sanad atau matan
lain yang menguatkannya (syahid atau muttabi’), maka kedudukan hadis dha’if tersebut
naik derajatnya menjadi hadis hasan li-ghairih.
3. HADIST DHAIF
1. Definisi Dhaif Hadist
Pengertian hadits dhaif yaitu hadits yang lemah.
2. Macam-macam hadits dhaif
Hadist dhaif dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : hadits dhaif karena
gugurnya rawi dalam sanadnya, dan hadits dhaif karena adanya cacat pada rawi atau
matan.
6
10. a. Hadits dhaif karena gugurnya rawi
Yang dimaksud dengan gugurnya rawi adalah tidak adanya satu atau beberapa rawi,
yang seharusnya ada dalam suatu sanad, baik pada permulaan sanad, maupun pada
pertengahan atau akhirnya.
b. Hadits dhaif karena cacat pada matan atau rawi
Banyak macam cacat yang dapat menimpa rawi ataupun matan. Seperti pendusta, fasiq,
tidak dikenal, dan berbuat bid‟ah yang masing-masing dapat menghilangkan sifat adil pada
rawi. Sering keliru, banyak waham, hafalan yang buruk, atau lalai dalam mengusahakan
hafalannya, dan menyalahi rawi-rawi yang dipercaya. Ini dapat menghilangkan sifat
dhabith pada perawi. Adapun cacat pada matan, misalkan terdapat sisipan di tengah-tengah
lafadz hadits atau diputarbalikkan sehingga memberi pengertian yang berbeda dari maksud
lafadz yang sebenarnya.
7
11. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Hadist merupakan segala perbuatan, perkataan, dan pernyataan yang disandarkan
kepada nabi Muhammad S.A.W. Kedudukan Hadist adalah dibawah Al-Qur‟an dan
wajib di amalkan oleh seluruh umat islam. Hadist terbagi tiga yaitu Hadist Shahih,
Hadist Hasan, dan Hadist Dhaif.
2. Saran
Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
8
12. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI.Hadits-Ilmu Hadits.Oktober 1992. Jakarta.
DR.H. Abdul Majid Khon, M.Ag.Ulumul Hadis.(Ahzam,Jakarta,2008),148-149
Dr. Mahmud Thohan.Ulumul hadis studi kompleksitas hadis nabi. 1997.Titian Ilahi Pres:
Yogyakarta.
H.M.Fadlil Said.alih bahasa dari Kowaidul Asasiyah Fi Ilmi Mustholahul
Hadits.2007.Al-Hidayah:Surabaya.
www. eramuslim.com
http://ronyramadhanputra.blogspot.com/2009/04/hadits-dhaif.html