SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 2
Descargar para leer sin conexión
Kapolri Komjen
Pol Sutarman,
Tantangan Pertema
hal

2

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

| JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Heboh Pensiun Anggota DPR

PEKERJAAN PALING ENAK
SURYA Online - Zaman
sekarang jika orang ditanya pekerjaan apa yang paling enak?
Tentu akan dijawab, pertama
jadi dukun kedua jadi anggota
DPR. Jadi dukun enak karena
tidak usah sekolah tinggi-tinggi, tidak usah bekerja keras
dan berkeringat, cuma butuh
pinter ngibul dan berlagak sok
bisa dan sok semua tahu, dapat uang banyak, dah. Apalagi
kalau sampai mendapat klien
pejabat atau pengusaha yang
haus akan harta dan kekuasaan. Plus, satu lagi, klien
perempuan-perempuan cantik
yang ingin cepat kaya atau
ingin cepat terkenal.
Kalau nasib lagi baik, tidak
jarang klien akhirnya kepincut
kepada sang dukun, entah
karena kepincut secara alamiah atau secara tidak normal,
seperti banyak kejadian yang
ada. Enaak tenan. Inilah sedikit
gambaran lahan empuk profesi
dukun yang akhirnya zaman
sekarang menarik banyak sekali
anak-anak muda yang imannya
tidak kuat, untuk terjun
mencari ilmu menjadi dukun.
Karena bayangan-bayangan
yang enak itu tadi. Maaf, ini
hanya pikiran saya, seperti
yang saya lihat sendiri dalam

perjalanan hidup saya hampir
setengah abad.
Yang kedua, pekerjaan yang
memberikan bayangan yang
mengenakkan adalah menjadi
DPR. Karena menjadi wakil
rakyat dengan masa bekerja
hanya lima tahun saja, asal
tidak usah macam-macam agar
tidak tersandung masalah,
sudah dapat pensiun seumur
hidup. Kata berita di televisi,
pensiun wakil rakyat itu
konon sampai ada yang Rp 15

join facebook.com/suryaonline

juta/bulan, Woow. Seandainya
benar pensiun wakil rakyat
sebesar itu, sangat luar biasa.
Gaji wartawan yang sudah 24
tahun saja tidak akan sampai
mencapai nilai itu.
Yang menarik perhatian
saat sekarang adalah ternyata
anggota DPR yang tersandung masalah korupsi juga
tetap mendapatkan pensiun.
Padahal, nyata-nyata diketahui
bahwa yang dikorupsi tersebut
adalah uang rakyat. Maka
lengkaplah kenikmatan yang
didapat menjadi anggota
DPR. Maka tidak heran jika
lowongan anggota DPR yang
terjadi setiap lima tahun sekali tersebut, selalu menjadi
rebutan bahkan pertikaian dan
jotos-jotosan.
Padahal di China, negara
dengan jumlah penduduk
tertinggi di dunia itu, tidak
ada ampun bagi seorang
koruptor, hukuman mati dan
memelaratkan seluruh anggota
keluarganya.
Era keterbukaan sekarang
ini, akhirnya rakyat tahu apa
enaknya menjadi anggota
wakil rakyat dan akhirnya
menjadikan wakil rakyat diburu orang. Yang penting punya
ijasah SLTA dan banyak teman,
peluang pekerjaan menjadi
wakil rakyat bisa didapat.
Keterbukaan pula yang

akhirnya rakyat
banyak tahu dan
mempertanyakan
mengapa anggota
DPR yang terjerat
hukum karena korupsi tetap mendapatkan pensiun?
Dana pensiun bagi
anggota Dewan diatur dalam UndangUndang Nomor 12
Tahun 1980 tentang
Hak Keuangan/Administratif Pimpinan
dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara serta Bekas
Pimpinan Lembaga
Tertinggi/Tinggi
Negara dan Bekas
Anggota Lembaga
Tinggi Negara.
Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Marzuki Alie menilai,
dana pensiun bagi koruptor
itu sebenarnya tidak akan

kesalahan mekanisme. Para
koruptor itu mengundurkan
diri setelah mendapat tekanan
publik, padahal kasusnya masih
berjalan dan belum inkracht.
Karena mundur saat kasusnya belum inkracht, status
pengunduran dirinya adalah
terhormat. Dengan begitu,
yang bersangkutan tetap memperoleh dana pensiun. Akalakalan tersebut setidaknya
menunjukkan bagaimana moral
bangsa kita, moral pejabat
kita, sudah terbukti bersalah
masih saja berusah mencuri
pensiun. Masyaallah.
Menurut Anggota Badan
Kehormatan (BK) DPR, Ali
Maschan Moesa ada enam
anggota DPR yang mendapat
dana pensiun yang menurutnya
tidak tepat sasaran. Semuanya
mengundurkan diri dari
DPR sebelum BK mengambil
keputusan.
1. Muhammad Nazaruddin

terjadi jika Badan Kehormatan
(BK) bisa segera mengambil
keputusan pelanggaran kode
etik yang ada. Ia melihat kunci
pembatasan dana pensiun bagi
koruptor ada pada kinerja BK.
“Ada solusi seharusnya yang
ditempuh, yaitu BK melakukan
penyidikan, kalau terbukti
melanggar kode etik, maka
itu sudah menjadi dasar untuk
memberhentikan dengan tidak
hormat,” ujar Marzuki.
Menurutnya, dana pensiun
bagi koruptor hanyalah

(mantan anggota F-Demokrat).
2. Wa Ode Nurhayati (mantan anggota F-Partai Amanat
Nasional).
3. Arifinto (mantan anggota
F-Partai Keadilan Sejahtera).
4. Widjojono Hardjanto
(mantan Ketua F-Partai
Gerindra).
5. Asad Syam (mantan
anggota F-Partai Demokrat).
6. Panda Nababan (mantan
anggota F-PDI Perjuangan).
(wahjoe harjanto/berbagai
sumber)
follow @portalsurya
2

JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Kapolri Komjen Pol Sutarman

TANTANGAN
PERTAMA
SURYA Online - “Brimob itu
harus dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu, dia ditembak
mati seperti yang dialami ayah
saya....,” kata seorang wanita
muda sambil tersedu-sedan
di Cengkareng, Jakarta Barat,
baru-baru ini.
Siapakah wanita muda yang
berpakaian muslimah tersebut?
Ternyata dia adalah putri
seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam)di Kompleks
Seribu Ruko, Taman Palem
Lestari, Cengkareng yang
bernama Bachrudin yang harus
kehilangan nyawa dengan
sia-sia setelah ditembak mati
seorang anggota Brigade Mobil
(Brimob) Kepolisian Republik
Indonesia bernama Brigadir
Satu (Briptu) Polisi Wawan
yang bertugas di Kelapa Dua,
Bogor.
Kejadian berdarah ini terjadi
Selasa (5/11/2013), sekitar
pukul 18.30 WIB, saat itu
Briptu Wawan datang ke lokasi
penembakan sambil membawa
pistol jenis revolver.
Kepala Bidang Hubungan
Masyarakat Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Polisi Rikwanto
menjelaskan, Wawan datang
untuk mengajarkan kedisiplinan kepada para petugas

join facebook.com/suryaonline

Satpam, tugas tidak
resmi yang dilakoninya
sejak 2009.
Karena merasa sudah
hebat dan jagoan,
maka Wawan mengharuskan para Satpam
untuk memberi hormat
kepada dirinya dan prajurit itu langsung murka
jika ada anak buahnya
tidak menghormatinya.
“Tidak puas
menghukum korban
dengan push up, pelaku
menembak dada kiri
korban hingga menembus bagian belakang,”
kata Kepala Kepolisian
Sektor (Kapolsek)
Cengkareng, Komisaris
Polisi Iqbal ketika
menjelaskan kronologis
peristiwa berdarah itu.
Ternyata Wawan
tidak hanya terbiasa
bersikap kasar atau
brutal, tapi juga hobi
meminta jatah uang atau
minuman keras kepada para
Satpam itu.
Seakan-akan membela

pembunuh, Kombes Rikwanto
menyatakan, Wawan tidak
bermaksud melakukan tindakan
pembunuhan terhadap Bachrudin. Dia hanya ingin menakutnakuti korban,” kata Kombes
Rikwanto.
Apa pun dalih atau alasan
Wawan, yang pasti adalah
sang Satpam sudah kehilangan
nyawa dan keluarganya
harus kehilangan orang yang
paling dicintai dan disayangi
serta menjadi sumber utama
penghasilan mereka.
Jika dari Cengkareng muncul
berita pembunuhan oleh
seorang anggota Brimob, lain
lagi kabar menyedihkan dari
Gorontalo, karena beberapa
petugas polisi diduga keras
terlibat pemerkosaan seorang
siswi sekolah menengah atas
yang baru berusia 16 tahun
berinisial IU.
Pelaku pemerkosa diduga
lima orang, dua di antaranya
adalah polisi yang masingmasing berinisial IG dan IM.
“Kasus ini mencoreng nama
baik Polri,” kata Kepala Bidang
Humas Polda Gorontalo Ajun
Komisaris Besar Polisi Lisma
Dunggio.
Sementara itu, ayah korban,
Anas Upingo mengungkapkan,
pengakuan putrinya menyebutkan ada sekitar sembilan
polisi yang terlibat dalam
kasus pemerkosaan ini. “Saya
berharap pihak kepolisian
bersikap tegas dalam mengusut
kasus ini,” kata Anas.
Ternyata kasus yang pelakunya adalah polisi-polisi
muda itu tidak hanya terjadi
terhadap masyarakat sipil atau
warga biasa tapi juga tawuran
bagaikan pelajar-pelajar di Ja-

karta. Di Semarang, beberapa
bulan lalu, sejumlah anggota
Brimob menyerang Kantor Polisi hanya karena mereka merasa
direndahkan atau diremehkan
oleh sesama polisi.
Ketegasan dan Keberanian

Komisaris Jenderal Polisi
Sutarman yang baru-baru ini
dilantik oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi
Kepala Kepolisian Republik
Indonesia untuk menggantikan
Jenderal Polisi Timur Pradopo,
harus menghadapi tugas berat
membenahi institusi yang
dipimpinnya, menyusul kasuskasus diatas.
Kemudian disusul dengan
kondisi suksesi kepemimpinan
nasional, Pemilihan anggota
DPR, DPRD Kota/Kabupaten
serta Provinsi serta DPD, 9 April
2014 yang dilanjutkan dengan
Pemilihan Presiden, 9 Juli 2014
serta pelantikan, Oktober
2014.
Komjen Sutarman tentu
sudah bepengalaman puluhan
tahun di Polri, sehingga pasti
tahu berbagai kelemahan para
prajurit, khususnya yang mudamuda itu mulai dari bolos
apel, tidak mau kerja atau
desersi selama berbulan-bulan,
menjadi centeng di karaoke
atau pub hingga korupsi.
Karena itu, tidaklah
berlebihan bila masyarakat
menaruh harapan kepada
Kapolri yang baru ini untuk
melakukan penertiban secara
besar-besaran terhadap semua
jajaran internal Polri. Kalau
tindakan tegas tidak diambil,
maka masyarakat akan semakin
apatis atau terhadap jajaran
Polri. (antara)
follow @portalsurya

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for CorruptionBuletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for CorruptionALI YASIN
 
E paper surya 4 juni 2013
E paper surya 4 juni 2013E paper surya 4 juni 2013
E paper surya 4 juni 2013Portal Surya
 
Akankah Laju Prabowo Terhenti?
Akankah Laju Prabowo Terhenti? Akankah Laju Prabowo Terhenti?
Akankah Laju Prabowo Terhenti? Reza Yunanto
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014hastapurnama
 
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.000
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.0001.500 massa pendukung kar sa dan 1.000
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.000Sholeh Hasan
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinyamusniumar
 

La actualidad más candente (10)

02 berita utama
02 berita utama02 berita utama
02 berita utama
 
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for CorruptionBuletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
 
E paper surya 4 juni 2013
E paper surya 4 juni 2013E paper surya 4 juni 2013
E paper surya 4 juni 2013
 
Politik uang
Politik uangPolitik uang
Politik uang
 
Warta Nasional Edisi 185 Cetak
Warta Nasional Edisi 185 CetakWarta Nasional Edisi 185 Cetak
Warta Nasional Edisi 185 Cetak
 
Akankah Laju Prabowo Terhenti?
Akankah Laju Prabowo Terhenti? Akankah Laju Prabowo Terhenti?
Akankah Laju Prabowo Terhenti?
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014
 
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.000
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.0001.500 massa pendukung kar sa dan 1.000
1.500 massa pendukung kar sa dan 1.000
 
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk MengadilinyaAnas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
Anas Urbaningrum Beri Keadilan Jangan Jadi Hakim Jalanan untuk Mengadilinya
 

Más de Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 

Más de Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 

Digital surya 09 november 2013

  • 1. Kapolri Komjen Pol Sutarman, Tantangan Pertema hal 2 Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id | JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Heboh Pensiun Anggota DPR PEKERJAAN PALING ENAK SURYA Online - Zaman sekarang jika orang ditanya pekerjaan apa yang paling enak? Tentu akan dijawab, pertama jadi dukun kedua jadi anggota DPR. Jadi dukun enak karena tidak usah sekolah tinggi-tinggi, tidak usah bekerja keras dan berkeringat, cuma butuh pinter ngibul dan berlagak sok bisa dan sok semua tahu, dapat uang banyak, dah. Apalagi kalau sampai mendapat klien pejabat atau pengusaha yang haus akan harta dan kekuasaan. Plus, satu lagi, klien perempuan-perempuan cantik yang ingin cepat kaya atau ingin cepat terkenal. Kalau nasib lagi baik, tidak jarang klien akhirnya kepincut kepada sang dukun, entah karena kepincut secara alamiah atau secara tidak normal, seperti banyak kejadian yang ada. Enaak tenan. Inilah sedikit gambaran lahan empuk profesi dukun yang akhirnya zaman sekarang menarik banyak sekali anak-anak muda yang imannya tidak kuat, untuk terjun mencari ilmu menjadi dukun. Karena bayangan-bayangan yang enak itu tadi. Maaf, ini hanya pikiran saya, seperti yang saya lihat sendiri dalam perjalanan hidup saya hampir setengah abad. Yang kedua, pekerjaan yang memberikan bayangan yang mengenakkan adalah menjadi DPR. Karena menjadi wakil rakyat dengan masa bekerja hanya lima tahun saja, asal tidak usah macam-macam agar tidak tersandung masalah, sudah dapat pensiun seumur hidup. Kata berita di televisi, pensiun wakil rakyat itu konon sampai ada yang Rp 15 join facebook.com/suryaonline juta/bulan, Woow. Seandainya benar pensiun wakil rakyat sebesar itu, sangat luar biasa. Gaji wartawan yang sudah 24 tahun saja tidak akan sampai mencapai nilai itu. Yang menarik perhatian saat sekarang adalah ternyata anggota DPR yang tersandung masalah korupsi juga tetap mendapatkan pensiun. Padahal, nyata-nyata diketahui bahwa yang dikorupsi tersebut adalah uang rakyat. Maka lengkaplah kenikmatan yang didapat menjadi anggota DPR. Maka tidak heran jika lowongan anggota DPR yang terjadi setiap lima tahun sekali tersebut, selalu menjadi rebutan bahkan pertikaian dan jotos-jotosan. Padahal di China, negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia itu, tidak ada ampun bagi seorang koruptor, hukuman mati dan memelaratkan seluruh anggota keluarganya. Era keterbukaan sekarang ini, akhirnya rakyat tahu apa enaknya menjadi anggota wakil rakyat dan akhirnya menjadikan wakil rakyat diburu orang. Yang penting punya ijasah SLTA dan banyak teman, peluang pekerjaan menjadi wakil rakyat bisa didapat. Keterbukaan pula yang akhirnya rakyat banyak tahu dan mempertanyakan mengapa anggota DPR yang terjerat hukum karena korupsi tetap mendapatkan pensiun? Dana pensiun bagi anggota Dewan diatur dalam UndangUndang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie menilai, dana pensiun bagi koruptor itu sebenarnya tidak akan kesalahan mekanisme. Para koruptor itu mengundurkan diri setelah mendapat tekanan publik, padahal kasusnya masih berjalan dan belum inkracht. Karena mundur saat kasusnya belum inkracht, status pengunduran dirinya adalah terhormat. Dengan begitu, yang bersangkutan tetap memperoleh dana pensiun. Akalakalan tersebut setidaknya menunjukkan bagaimana moral bangsa kita, moral pejabat kita, sudah terbukti bersalah masih saja berusah mencuri pensiun. Masyaallah. Menurut Anggota Badan Kehormatan (BK) DPR, Ali Maschan Moesa ada enam anggota DPR yang mendapat dana pensiun yang menurutnya tidak tepat sasaran. Semuanya mengundurkan diri dari DPR sebelum BK mengambil keputusan. 1. Muhammad Nazaruddin terjadi jika Badan Kehormatan (BK) bisa segera mengambil keputusan pelanggaran kode etik yang ada. Ia melihat kunci pembatasan dana pensiun bagi koruptor ada pada kinerja BK. “Ada solusi seharusnya yang ditempuh, yaitu BK melakukan penyidikan, kalau terbukti melanggar kode etik, maka itu sudah menjadi dasar untuk memberhentikan dengan tidak hormat,” ujar Marzuki. Menurutnya, dana pensiun bagi koruptor hanyalah (mantan anggota F-Demokrat). 2. Wa Ode Nurhayati (mantan anggota F-Partai Amanat Nasional). 3. Arifinto (mantan anggota F-Partai Keadilan Sejahtera). 4. Widjojono Hardjanto (mantan Ketua F-Partai Gerindra). 5. Asad Syam (mantan anggota F-Partai Demokrat). 6. Panda Nababan (mantan anggota F-PDI Perjuangan). (wahjoe harjanto/berbagai sumber) follow @portalsurya
  • 2. 2 JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Kapolri Komjen Pol Sutarman TANTANGAN PERTAMA SURYA Online - “Brimob itu harus dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu, dia ditembak mati seperti yang dialami ayah saya....,” kata seorang wanita muda sambil tersedu-sedan di Cengkareng, Jakarta Barat, baru-baru ini. Siapakah wanita muda yang berpakaian muslimah tersebut? Ternyata dia adalah putri seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam)di Kompleks Seribu Ruko, Taman Palem Lestari, Cengkareng yang bernama Bachrudin yang harus kehilangan nyawa dengan sia-sia setelah ditembak mati seorang anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Republik Indonesia bernama Brigadir Satu (Briptu) Polisi Wawan yang bertugas di Kelapa Dua, Bogor. Kejadian berdarah ini terjadi Selasa (5/11/2013), sekitar pukul 18.30 WIB, saat itu Briptu Wawan datang ke lokasi penembakan sambil membawa pistol jenis revolver. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto menjelaskan, Wawan datang untuk mengajarkan kedisiplinan kepada para petugas join facebook.com/suryaonline Satpam, tugas tidak resmi yang dilakoninya sejak 2009. Karena merasa sudah hebat dan jagoan, maka Wawan mengharuskan para Satpam untuk memberi hormat kepada dirinya dan prajurit itu langsung murka jika ada anak buahnya tidak menghormatinya. “Tidak puas menghukum korban dengan push up, pelaku menembak dada kiri korban hingga menembus bagian belakang,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cengkareng, Komisaris Polisi Iqbal ketika menjelaskan kronologis peristiwa berdarah itu. Ternyata Wawan tidak hanya terbiasa bersikap kasar atau brutal, tapi juga hobi meminta jatah uang atau minuman keras kepada para Satpam itu. Seakan-akan membela pembunuh, Kombes Rikwanto menyatakan, Wawan tidak bermaksud melakukan tindakan pembunuhan terhadap Bachrudin. Dia hanya ingin menakutnakuti korban,” kata Kombes Rikwanto. Apa pun dalih atau alasan Wawan, yang pasti adalah sang Satpam sudah kehilangan nyawa dan keluarganya harus kehilangan orang yang paling dicintai dan disayangi serta menjadi sumber utama penghasilan mereka. Jika dari Cengkareng muncul berita pembunuhan oleh seorang anggota Brimob, lain lagi kabar menyedihkan dari Gorontalo, karena beberapa petugas polisi diduga keras terlibat pemerkosaan seorang siswi sekolah menengah atas yang baru berusia 16 tahun berinisial IU. Pelaku pemerkosa diduga lima orang, dua di antaranya adalah polisi yang masingmasing berinisial IG dan IM. “Kasus ini mencoreng nama baik Polri,” kata Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Ajun Komisaris Besar Polisi Lisma Dunggio. Sementara itu, ayah korban, Anas Upingo mengungkapkan, pengakuan putrinya menyebutkan ada sekitar sembilan polisi yang terlibat dalam kasus pemerkosaan ini. “Saya berharap pihak kepolisian bersikap tegas dalam mengusut kasus ini,” kata Anas. Ternyata kasus yang pelakunya adalah polisi-polisi muda itu tidak hanya terjadi terhadap masyarakat sipil atau warga biasa tapi juga tawuran bagaikan pelajar-pelajar di Ja- karta. Di Semarang, beberapa bulan lalu, sejumlah anggota Brimob menyerang Kantor Polisi hanya karena mereka merasa direndahkan atau diremehkan oleh sesama polisi. Ketegasan dan Keberanian Komisaris Jenderal Polisi Sutarman yang baru-baru ini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk menggantikan Jenderal Polisi Timur Pradopo, harus menghadapi tugas berat membenahi institusi yang dipimpinnya, menyusul kasuskasus diatas. Kemudian disusul dengan kondisi suksesi kepemimpinan nasional, Pemilihan anggota DPR, DPRD Kota/Kabupaten serta Provinsi serta DPD, 9 April 2014 yang dilanjutkan dengan Pemilihan Presiden, 9 Juli 2014 serta pelantikan, Oktober 2014. Komjen Sutarman tentu sudah bepengalaman puluhan tahun di Polri, sehingga pasti tahu berbagai kelemahan para prajurit, khususnya yang mudamuda itu mulai dari bolos apel, tidak mau kerja atau desersi selama berbulan-bulan, menjadi centeng di karaoke atau pub hingga korupsi. Karena itu, tidaklah berlebihan bila masyarakat menaruh harapan kepada Kapolri yang baru ini untuk melakukan penertiban secara besar-besaran terhadap semua jajaran internal Polri. Kalau tindakan tegas tidak diambil, maka masyarakat akan semakin apatis atau terhadap jajaran Polri. (antara) follow @portalsurya