Teks tersebut membahas tentang beberapa kasus pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggota kepolisian di beberapa daerah di Indonesia seperti kasus pembunuhan oleh anggota Brimob di Jakarta dan kasus pemerkosaan oleh polisi di Gorontalo. Teks ini juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi Kapolri baru, Komjen Sutarman untuk membersihkan dan memperbaiki institusi kepolisian.
1. Kapolri Komjen
Pol Sutarman,
Tantangan Pertema
hal
2
Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
| JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Heboh Pensiun Anggota DPR
PEKERJAAN PALING ENAK
SURYA Online - Zaman
sekarang jika orang ditanya pekerjaan apa yang paling enak?
Tentu akan dijawab, pertama
jadi dukun kedua jadi anggota
DPR. Jadi dukun enak karena
tidak usah sekolah tinggi-tinggi, tidak usah bekerja keras
dan berkeringat, cuma butuh
pinter ngibul dan berlagak sok
bisa dan sok semua tahu, dapat uang banyak, dah. Apalagi
kalau sampai mendapat klien
pejabat atau pengusaha yang
haus akan harta dan kekuasaan. Plus, satu lagi, klien
perempuan-perempuan cantik
yang ingin cepat kaya atau
ingin cepat terkenal.
Kalau nasib lagi baik, tidak
jarang klien akhirnya kepincut
kepada sang dukun, entah
karena kepincut secara alamiah atau secara tidak normal,
seperti banyak kejadian yang
ada. Enaak tenan. Inilah sedikit
gambaran lahan empuk profesi
dukun yang akhirnya zaman
sekarang menarik banyak sekali
anak-anak muda yang imannya
tidak kuat, untuk terjun
mencari ilmu menjadi dukun.
Karena bayangan-bayangan
yang enak itu tadi. Maaf, ini
hanya pikiran saya, seperti
yang saya lihat sendiri dalam
perjalanan hidup saya hampir
setengah abad.
Yang kedua, pekerjaan yang
memberikan bayangan yang
mengenakkan adalah menjadi
DPR. Karena menjadi wakil
rakyat dengan masa bekerja
hanya lima tahun saja, asal
tidak usah macam-macam agar
tidak tersandung masalah,
sudah dapat pensiun seumur
hidup. Kata berita di televisi,
pensiun wakil rakyat itu
konon sampai ada yang Rp 15
join facebook.com/suryaonline
juta/bulan, Woow. Seandainya
benar pensiun wakil rakyat
sebesar itu, sangat luar biasa.
Gaji wartawan yang sudah 24
tahun saja tidak akan sampai
mencapai nilai itu.
Yang menarik perhatian
saat sekarang adalah ternyata
anggota DPR yang tersandung masalah korupsi juga
tetap mendapatkan pensiun.
Padahal, nyata-nyata diketahui
bahwa yang dikorupsi tersebut
adalah uang rakyat. Maka
lengkaplah kenikmatan yang
didapat menjadi anggota
DPR. Maka tidak heran jika
lowongan anggota DPR yang
terjadi setiap lima tahun sekali tersebut, selalu menjadi
rebutan bahkan pertikaian dan
jotos-jotosan.
Padahal di China, negara
dengan jumlah penduduk
tertinggi di dunia itu, tidak
ada ampun bagi seorang
koruptor, hukuman mati dan
memelaratkan seluruh anggota
keluarganya.
Era keterbukaan sekarang
ini, akhirnya rakyat tahu apa
enaknya menjadi anggota
wakil rakyat dan akhirnya
menjadikan wakil rakyat diburu orang. Yang penting punya
ijasah SLTA dan banyak teman,
peluang pekerjaan menjadi
wakil rakyat bisa didapat.
Keterbukaan pula yang
akhirnya rakyat
banyak tahu dan
mempertanyakan
mengapa anggota
DPR yang terjerat
hukum karena korupsi tetap mendapatkan pensiun?
Dana pensiun bagi
anggota Dewan diatur dalam UndangUndang Nomor 12
Tahun 1980 tentang
Hak Keuangan/Administratif Pimpinan
dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara serta Bekas
Pimpinan Lembaga
Tertinggi/Tinggi
Negara dan Bekas
Anggota Lembaga
Tinggi Negara.
Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Marzuki Alie menilai,
dana pensiun bagi koruptor
itu sebenarnya tidak akan
kesalahan mekanisme. Para
koruptor itu mengundurkan
diri setelah mendapat tekanan
publik, padahal kasusnya masih
berjalan dan belum inkracht.
Karena mundur saat kasusnya belum inkracht, status
pengunduran dirinya adalah
terhormat. Dengan begitu,
yang bersangkutan tetap memperoleh dana pensiun. Akalakalan tersebut setidaknya
menunjukkan bagaimana moral
bangsa kita, moral pejabat
kita, sudah terbukti bersalah
masih saja berusah mencuri
pensiun. Masyaallah.
Menurut Anggota Badan
Kehormatan (BK) DPR, Ali
Maschan Moesa ada enam
anggota DPR yang mendapat
dana pensiun yang menurutnya
tidak tepat sasaran. Semuanya
mengundurkan diri dari
DPR sebelum BK mengambil
keputusan.
1. Muhammad Nazaruddin
terjadi jika Badan Kehormatan
(BK) bisa segera mengambil
keputusan pelanggaran kode
etik yang ada. Ia melihat kunci
pembatasan dana pensiun bagi
koruptor ada pada kinerja BK.
“Ada solusi seharusnya yang
ditempuh, yaitu BK melakukan
penyidikan, kalau terbukti
melanggar kode etik, maka
itu sudah menjadi dasar untuk
memberhentikan dengan tidak
hormat,” ujar Marzuki.
Menurutnya, dana pensiun
bagi koruptor hanyalah
(mantan anggota F-Demokrat).
2. Wa Ode Nurhayati (mantan anggota F-Partai Amanat
Nasional).
3. Arifinto (mantan anggota
F-Partai Keadilan Sejahtera).
4. Widjojono Hardjanto
(mantan Ketua F-Partai
Gerindra).
5. Asad Syam (mantan
anggota F-Partai Demokrat).
6. Panda Nababan (mantan
anggota F-PDI Perjuangan).
(wahjoe harjanto/berbagai
sumber)
follow @portalsurya
2. 2
JUMAT, 08 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Kapolri Komjen Pol Sutarman
TANTANGAN
PERTAMA
SURYA Online - “Brimob itu
harus dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu, dia ditembak
mati seperti yang dialami ayah
saya....,” kata seorang wanita
muda sambil tersedu-sedan
di Cengkareng, Jakarta Barat,
baru-baru ini.
Siapakah wanita muda yang
berpakaian muslimah tersebut?
Ternyata dia adalah putri
seorang petugas Satuan Pengamanan (Satpam)di Kompleks
Seribu Ruko, Taman Palem
Lestari, Cengkareng yang
bernama Bachrudin yang harus
kehilangan nyawa dengan
sia-sia setelah ditembak mati
seorang anggota Brigade Mobil
(Brimob) Kepolisian Republik
Indonesia bernama Brigadir
Satu (Briptu) Polisi Wawan
yang bertugas di Kelapa Dua,
Bogor.
Kejadian berdarah ini terjadi
Selasa (5/11/2013), sekitar
pukul 18.30 WIB, saat itu
Briptu Wawan datang ke lokasi
penembakan sambil membawa
pistol jenis revolver.
Kepala Bidang Hubungan
Masyarakat Polda Metro Jaya
Komisaris Besar Polisi Rikwanto
menjelaskan, Wawan datang
untuk mengajarkan kedisiplinan kepada para petugas
join facebook.com/suryaonline
Satpam, tugas tidak
resmi yang dilakoninya
sejak 2009.
Karena merasa sudah
hebat dan jagoan,
maka Wawan mengharuskan para Satpam
untuk memberi hormat
kepada dirinya dan prajurit itu langsung murka
jika ada anak buahnya
tidak menghormatinya.
“Tidak puas
menghukum korban
dengan push up, pelaku
menembak dada kiri
korban hingga menembus bagian belakang,”
kata Kepala Kepolisian
Sektor (Kapolsek)
Cengkareng, Komisaris
Polisi Iqbal ketika
menjelaskan kronologis
peristiwa berdarah itu.
Ternyata Wawan
tidak hanya terbiasa
bersikap kasar atau
brutal, tapi juga hobi
meminta jatah uang atau
minuman keras kepada para
Satpam itu.
Seakan-akan membela
pembunuh, Kombes Rikwanto
menyatakan, Wawan tidak
bermaksud melakukan tindakan
pembunuhan terhadap Bachrudin. Dia hanya ingin menakutnakuti korban,” kata Kombes
Rikwanto.
Apa pun dalih atau alasan
Wawan, yang pasti adalah
sang Satpam sudah kehilangan
nyawa dan keluarganya
harus kehilangan orang yang
paling dicintai dan disayangi
serta menjadi sumber utama
penghasilan mereka.
Jika dari Cengkareng muncul
berita pembunuhan oleh
seorang anggota Brimob, lain
lagi kabar menyedihkan dari
Gorontalo, karena beberapa
petugas polisi diduga keras
terlibat pemerkosaan seorang
siswi sekolah menengah atas
yang baru berusia 16 tahun
berinisial IU.
Pelaku pemerkosa diduga
lima orang, dua di antaranya
adalah polisi yang masingmasing berinisial IG dan IM.
“Kasus ini mencoreng nama
baik Polri,” kata Kepala Bidang
Humas Polda Gorontalo Ajun
Komisaris Besar Polisi Lisma
Dunggio.
Sementara itu, ayah korban,
Anas Upingo mengungkapkan,
pengakuan putrinya menyebutkan ada sekitar sembilan
polisi yang terlibat dalam
kasus pemerkosaan ini. “Saya
berharap pihak kepolisian
bersikap tegas dalam mengusut
kasus ini,” kata Anas.
Ternyata kasus yang pelakunya adalah polisi-polisi
muda itu tidak hanya terjadi
terhadap masyarakat sipil atau
warga biasa tapi juga tawuran
bagaikan pelajar-pelajar di Ja-
karta. Di Semarang, beberapa
bulan lalu, sejumlah anggota
Brimob menyerang Kantor Polisi hanya karena mereka merasa
direndahkan atau diremehkan
oleh sesama polisi.
Ketegasan dan Keberanian
Komisaris Jenderal Polisi
Sutarman yang baru-baru ini
dilantik oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi
Kepala Kepolisian Republik
Indonesia untuk menggantikan
Jenderal Polisi Timur Pradopo,
harus menghadapi tugas berat
membenahi institusi yang
dipimpinnya, menyusul kasuskasus diatas.
Kemudian disusul dengan
kondisi suksesi kepemimpinan
nasional, Pemilihan anggota
DPR, DPRD Kota/Kabupaten
serta Provinsi serta DPD, 9 April
2014 yang dilanjutkan dengan
Pemilihan Presiden, 9 Juli 2014
serta pelantikan, Oktober
2014.
Komjen Sutarman tentu
sudah bepengalaman puluhan
tahun di Polri, sehingga pasti
tahu berbagai kelemahan para
prajurit, khususnya yang mudamuda itu mulai dari bolos
apel, tidak mau kerja atau
desersi selama berbulan-bulan,
menjadi centeng di karaoke
atau pub hingga korupsi.
Karena itu, tidaklah
berlebihan bila masyarakat
menaruh harapan kepada
Kapolri yang baru ini untuk
melakukan penertiban secara
besar-besaran terhadap semua
jajaran internal Polri. Kalau
tindakan tegas tidak diambil,
maka masyarakat akan semakin
apatis atau terhadap jajaran
Polri. (antara)
follow @portalsurya