2. Strategi
membaca
Strategi adalah ilmu dan kiat dalam
memanfaatkan sumber yang dimiliki untuk
mencapi tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam
upaya untuk memperoleh pemahaman teks dapat
menggunakan berbagai macam strategi yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang terlibat
dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan
kontek itu sendiri.
3. 1. Strategi Bottom-Up
Strategi Bottom-Up unumnya digunakan pada
pembelajaran kelas awal, dan juga digunakan jika
dalam memahami teks yang mempunyai tingkat
kesulitan yang tinggi. . Kesulitan yang dihadapi bisa
menyangku masalah bahasa, bisa pula tentang isi
teks.
Metode yang digunakan ini dikenal sebagai metode
eja.
2. Strategi Top-Down
dalam model ini prosesnya dimulai dengan ide
bahwa pemahaman itu terletak pada
pembaca. Dengan demikian, sebuah bacaan
dapat dimengerti meskipun tidak memahami
kata per kata dalam bacaan tersebut. Tujuan
dari model ini adalah kegiatan yang sifatnya
mengembangkan makna dan tidak pada
penguasaan pemahaman kosa kata.
Model
Strategi
Membaca
3. Strategi Interakatif
Model interakaktif menggabungkan elemen-elemen pada dua model
sebelumnya. Asumsinya bahwa sebuah pola itu disintesiskan atas dasar
informasi yang dibentuk secara bersamaan dari berbagai sumber
penetahuan (Stanovich, 1980:38). Neil Anderson mengakui bahwa
model interaktif ini adalah model paling tepat untuk diterapkan karena
model ini juga merupakan gambaran yang paling baik mengenai apa
yang terjadi ketika membaca. Karena itu, membaca sebenarnya adalah
gabungan proses Bottom-Up dan Top-Down.
4. Metode Membaca
1. Metode Membaca Permulaan
a. Metode eja/abjad
Pelajaran membaca dimulai dengan pengenalan
abjad a,b,c, dsb. Selanjutnya abjad-abjad itu dirangkaikan
huruf konsonan dan vokal menjadi suku kata.
Selanjutnya suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata
rangkai menjadi kalimat.
b. Metode bunyi
Pelaksanaan metode ini sama dengan metode abjad.
Bedanya dalam metode ini huruf-hurufnya tidak disebut
dengan nama abjadnya melainkan bunyinya. Metode ini
dimulai dengan pengenalan suku kata. Setelah siswa
mampu membacanya, suku kata itu dirangkaikan menjadi
kata dengan menggunakan tanda penghubung. Setelah
itu, siswa belajar membaca kalimat.
c. Metode lembaga kata
Dengan metode ini siswa belajar membaca melalui
kata-kata. Anak diperkenalkan beberapa kata, yang salah
satunya adalah kata lembaga, yaitu kata yang dikenal
oleh siswa, kemudian kata itu diuraikan menjadi suku
kata; suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah siswa
mengenal huruf, guru merangkaikannya kembali menjadi
suku kata, dan akhirnya menjadi kata.
d. Metode global
Dengan metode ini, mula-mula anak
diperkenalkan beberapa kalimat. Setelah mereka
dapat membacanya, salah satu kalimat diambil
untuk diuraikan. Mula-mula kalimat diuraikan
menjadi kata, kemudian kata di uraikan menjadi
suku kata, dan akhirnya suku kata diuraikan
menjadi huruf-huruf.
e. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
Metode SAS dilaksanakan dalam dua priode.
Priode pertama ialah priode tanpa buku dan
priode kedua ialah dengan buku. Pada priode
membaca permulaan tanpa buku, urutan
pembelajaran berlangsung sebagai berikut:
Merekam bahasa anak, Bercerita dengan
gambar, Membaca gambar, Membaca gambar
dengan kartu kalimat, Proses struktural, Proses
analitik, dan Proses sintetik. Setelah priode
tanpa buku, selanjutnya priode membaca
dengan buku.
5. a. Metode pengajaran membaca dengan SQ3R
Metode ini diberikan dimaksudkan untuk ide pokok dan detail
yang penting yang mendukung ide pokok serta mengingatnya
lebih lama. Dalam menemukan ide-ide penting kita perlu
menguasai pedoman kecil yang disajikan oleh pengarang serta
memperhatikan bagian penting lain dari tulisan seperti grafik,
table, diagram dan alat bantu lainnya.
2. Metode Membaca Lanjut
1. Survey (S). yang berarti meninjau, meliputi, menjajaki yaitu dengan jalan membaca bagian
permulaan buku, seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, judul/sub bab, indeks,
glosarium dan lain-lain. Cara membaca dengan menggunakan metode skimming
2. Question (Q). Pada tahap ini, hendaknya pembaca merumuskan pertanyaan–pertanyaan.
Pertanyaan yang ada dapat digali dari perkiraan pembaca pada saat melakukan survey yang
muncul karena rasa ungin tahu tentang sesuatu hal .
3. Read (R-1). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang. Pembaca tidak diharuskan
membaca dengan membaca kecepatan yang sama.
4. Read (R-2). Kegiatan menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca.
5. Read (R-3). Memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami pembaca.
Langkah-langkah SQ3R
6. b. Metode scramble
Dalam pengajaran membaca,diajak untuk berlatih menyusun
kalimatyang sengaja dikacaukan selanjutnya anak disuruh
untuk menata ulang susunan kalimat yang kacau tersebut
untuk menjadi suatu tulisan yang bermakna
Bentuk-betuk Scramble
1. Scramble kata,
yaitu sebuah permainan
menyusun kata-kata dari
huruf yang telah dikacaukan
letak huruf-hurufnya.
Sehingga membentuk suatu
kata tertentu yang
bermakna.
2. Scramble kalimat,
yaitu seluruh permaina
menyusun kalimat dari
kata-kata acak yang
dibentuk secara logika,
bermakna, tepat dan
benar.
3. Scramble wacana,
yaitu sebuah permainan
menyusun wacana logis
berdasarkan kalimat-
kaliamat acak yang
disusun sehingga
bermakna dan logis
7. 3. Metode membaca cepat
Pola vertikal
Pola horizontal
Pola diagonal
Pola zig-zag
Pola spiral yaitu
membaca pada bagian
tengah halaman dan
Pola blok
Teknik membaca cepat
Skimming
adalah upaya untuk mengambil intisari
dari suatu bacaan, berupa ide pokok atau
detail penting tersebut yang berada di
awal, di tengah, di tengah dan di akhir.
Scanning
adalah teknik membaca cepat untuk
mendapatkan atau memperoleh suatu
informasi tanpa membaca yang lain,
tetapi langsung ke masalah yang dicari,
yang berupa fakta khusus atau informasi
tertentu`
8. Cara Mengukur Kecepatan
efektif membaca
1. Mengukur kecepatan
membaca (KM) dengan cara
menghitung jumlah kata yang
terbaca tiap menit.
KM = Jumlah kata yang dibaca
Jumlah waktu (menit)
2. Pemahaman isi bacaan (PI) secara
keseluruhan dengan cara
menghitung persentase skor
jawaban yang benar atas skor
jawaban ideal dari pertanyaan-
pertanyaan tes pemahaman bacaan.
PI = Skor jawaban yang benar x 100 %
Skor jawaban ideal
3. Untuk mengukur KEM seseorang,
kedua aspek tersebut harus
diintegrasikan sehubungan dengan
hal ini, Tampubolon (1990: 746)
mengemukakan rumus pengukuran
kemampuan membaca .
KM = KB/SM:10 × PI/100 . KPM
KM = Kemampuan membaca
KB = Jumlah kata dalam bacaan
SM: 60 = Jumlah waktu membaca
PI = Persentase pemahaman isi
bacaan
KPM = Jumlah kata per menit
9. 4. Metode Membaca Rumpang
Kecenderungan manusia untuk melengkapi atau menyempurnakan suatu
pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh.
Melalui prosedur ini pembaca diminta untuk dapat memahami wacana
yang tidak lengkap ( karena bagian-bagian tertentu dalam wacana ini
dengan sengaja dilepaskan ) dengan pemahaman sempurna.