SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki
karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah lain. Wilayah
didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria
tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Dalam
wilayah terdapat perwilayahan dan pusat pertumbuhan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud region, dan bagaimanakah konsep region ?
2. Apa yang dimaksud perwilayahan, dan apa saja jenis-jenisnya ?
3. Apa itu pusat pertumbuhan, terori pusat pertumbuhan dan factor
wilayah tersebut dianggap sebagai pusat pertumbuhan ?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang dapat
ditarik adalah :
1. Kita bisa mengetahui konsep region
2. Kita bisa mengetahui tentang perwilayahan
3. Kita bisa mengetahui pusat pertumbuhan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Region
Dalam berbagai kesempatan baik secara resmi ataupun tidak resmi
sering kali orang mengucapkan kata region, daerah, wilayah,
t e m p a t , space, dan area. Kelima kata tersebut secara bahasa
merupakan sinonim, tetapi mempunyai penerapan yang berbeda yakni
menyesuaikan dengan konteksnya. Istilah yang sering dipakai dalam
terminology berbagai dsiplin ilmu terutama ilmu kebumian dan teknik
perencanaan, seperti ilmu geografi, geodesi, planologi dan lain-lain
adalah region dan spasial. Dalam bahasa Inggris Anglosaxon, lebih
banyak digunakan istilah region, sedangkan istilah spasial (space) yang
berbentuk kata sifat kini popular bersamaan munculnya berbagai teknik
analisis keruangan (spatial analysis) dengan menggunakan berbagai
perangkat lunak. Tempat merupakan bagian ruang di Bumi, baik
berukuran luas atau sempit yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Wujud tempat dapat berupa benua, pulau, negara, kota, desa, dusun, dan
daerah tidak ber- penghuni. Tempat tersebut biasanya mempunyai nama
dan batas-batas serta ciri-ciri yang bersifat fisik maupun sosial. Ciri fisik
suatu tempat misalnya iklim, bentuk lahan, tanah, hidrosfer, flora, dan
fauna. Ciri sosial suatu tempat misalnya bahasa, agama, sistem ekonomi,
sistem politik, dan penyebaran penduduk.
Menurut Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu
kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan
secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa Arab “wālā-yuwālī-
wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong, saling
berdekatan baik secara geometris maupun similarity”.
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan
3
geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana
komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi
secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik
dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen - komponen wilayah
mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur),
manusia serta bentuk- bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah
wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-
sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu.
Wilayah memiliki karakteristik, arealnya bisa sangat kecil atau
sangat besar. Suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan satu atau
beberapa karakteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief, tipe batuan, pola
pertanian, tumbuhan alami, kegiatan ekonomi, dsb. Sebagai contohnya,
gurun sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi iklimnya.
Jakarta disebut wilayah kota berdasarkan kegiatan ekonomi dan kondisi
penduduknya.
Wilayah memiliki ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal
uniformity) atau fungsi yang membedakan wilayah tersebut dengan
wilayah lain. Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat berupa kenampakan
sosial maupun kenampakan fisik. Kenampakan sosial antara lain berupa
kegiatan prekonomian (mata pencaharian), bentuk pemerintahan, bentuk
kebudayaan, atau kenampakan fisik, yang dapat berupa keseragaman iklim,
kesamaan topografi (dataran, pegunungan, lembah, dan lain-lain),
kesamaan lokasi geografis, dan lain-lain.
Region yang penentuannya didasarkan pada keseragaman gejala
internal sebagaimana tersebut di atas disebut dengan formal region.
Sementara region juga dapat dilihat sebagai bagian dari suatu sistem,
4
dalam arti bahwa suatu region berhubungan dengan region lainnya sebagai
suatu sistem, dalam hal ini region disebut sebagai functional region.
Sebagai contoh functional region, suatu region dapat berfungsi
sebagai pusat perkotaan dan berhubungan dengan region lainnya yang
berfungsi sebagai perdesaan. Jadi kota menjadi pusat perdagangan dan
desa sebagai pensuplai bahan mentah/komoditi yang diperdagangkan
(Suparmat, 1989).
1. Konsep Region
Berdasarkan adanya perbedaan karakteristik tertentu yang
terdapat pada suatu wilayah, permukaan bumi dapat dikelompokkan
menjadi beberapa wilayah. Setiap wilayah memiliki ciri khas yang
berbeda dengan wilayah lain. Dapat dipahami bahwa wilayah adalah
sebagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dengan
wilayah-wilayah disekitarnya. Oleh karena itu, dapat kita jumpai
misalnya wilayah pertanian, wilayah perkebunan, dan wilayah industry.
Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,
1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah,
mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu :
a. Wilayah homogeny merupakan wilayah yang memiliki satu
barometer dengan sifat atau cirri yang hamper sama. Misalnya
wilayah yang memiliki kesamaan disektor ekonomi, seperti
daerah yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi yang sama,
daerah yang memiliki kesamaan kondisi geografis, misalnya
wilayah pertanian, savana atau padang rumput.
b. Wilayah nodal
Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungionl
memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan
daerah disekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan
daerah dapat dilihat dari factor produksi, penduduk, barang, dan
5
jasa, maupun perhubungan diantara keduanya. Suatu
wilayah/region dapat diidentifikasi sebagai suatu satuan wilayah
yang terbentuk karena adanya jaringan interaksi antar pusat-
pusat kegiatan, dalam hal produksi, distribusi, dan
pelayanan. Dalam konsep geografi, nodal biasa digunakan
untuk menggambarkan system kota-kota atau system pusat-
pusat permukiman. Dalam system ini, pusat-pusat kegiatan
mempunyai hierarkhi, orde, atau eselon (Son Diamar dalam
Jacub Rais, 2004).
c. Wilayah perencanaan
Dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan kesatuan-
kesatuan kepusatan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut, masyarakat yang berada di wilayah
perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang
dihadapu daerahnya. memiliki kemampuan untuk merubah
industry yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang
tersedia. Contoh dari wilayah perencanaan yaitu, perencanaan
wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu
DAS harus dikelola scara menyeluruh mulai daru hulu sampai
hilir karena pengelolaan di hulu dapat menyebabkan banjir
wilayah Jabotabek merupakan wilayah perencanaan dalam
pembangunan dari segi fisik dan ekonomi di daerah Jabotabek.
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan,
2005) berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan
region/wilayah menjadi :
a. Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan
keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu
wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu,
seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.
6
b. Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan
koherensi dan interdependensi fungsional, saling hubungan
antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga
disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari
satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara
fungsional saling berkaitan.
c. Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan
koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.
2. Wilayah Fungsional dan Formal
a. Wilayah formal
dicirikan oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat pada
manusia dan alam secara umum, seperti bahasa tertentu
yang digunakan penduduk, agama, kebangsaan, budaya,
dan identitas politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan,
dan vegetasi. Kesatuan ideologi seperti negara, bangsa,
provinsi, adalah wilayah formal karena mereka ditentukan
oleh identitas politik. Wilayah for- mal lain, misalnya
wilayah iklim (contoh: daerah hutan hujan tropis), wilayah
bentuk lahan (contoh: daerah karst, Gunung Kidul,
Yogyakarta), dan wilayah ekonomi (contoh: daerah
perdagangan Glodok, Jakarta). Wilayah formal dapat
ditentukan dengan ukuran- ukuran penduduk, pendapatan
per kapita, latar belakang suku bangsa, hasil pertanian,
penyebaran dan kepadatan penduduk, hasil industri, serta
juga pemetaan karakteristik fisik seperti temperatur, curah
hujan, dan jenis musim.
b. Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional berada di sekeliling titik pertumbuhan
dan terjalin dengan titik pertumbuhan melalui sistem
7
transportasi, sistem komunikasi, atau kelompok ekonomi,
seperti manufaktur serta perdagangan. Salah satu bentuk
wilayah fungsional adalah kota metropolitan. Sebagai
contoh, kota metropolitan Jakarta mendukung
pengembangan daerah lain melalui jalur transportasi,
jalur perdagangan dan bisnis, serta siaran radio dan televisi.
Kota-kota seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi adalah
wilayah fungsional yang terjadi akibat perkembangan kota
metropolitan Jakarta. Wilayah fungsional lain yang
berskala kecil adalah pusat perbelanjaan yang berbentuk
mal atau supermarket, daerah yang dilayani oleh sebuah
bank, bandar udara, dan daerah kegiatan yang sibuk.
B. Regionalisasi
Indonesia merupakan region dalam skala besar yang
dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila
kita hendak membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang
lebih detail sangat dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat
dibagi menjadi region/rezim iklim, region budaya, region persebaran
binatang, region berdasarkan struktur geologisnya, dan lain-lain.
Secara umum perwilayahan atau pembagian wilayah
dipermukaan bumi didasarkan atas keadaaan alamiah (natural regions)
dan keadaan tingkat kebudayaan penduduknya atau curtural regions.
Perwilayahan yang berdasarkan keadaan alamiah antara lain sbeagai
berikut :
a. Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropic, subtropik,
sedang, kutub, arid.
b. Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat
wilayah daratan rendah dan daratan tinggi.
8
c. Berdasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hujan
tropic, hutan musim, hutan campuran, hutan berdaun jarum,
tundra, savanna, dan stepa.
Perwilayahan yang didasarkan atas tingkat kebudayaan
penduduknya antara lain, terdapat wilayah agraris dan wilayah industry.
Penggolongan wilayah yang didasarkan atas cirri-ciri khusus yang
ditentukan lokasinya sehingga memperlihatkan kekhasan dibandingkan
dengan daerah lain disebut spesifik regions, misalnya wilayah asia
tenggara dengan wilayah timur tengah. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat dipahami bahwa konsep wilyah merupakan konsep dasar yang
penting dalam geografi. Hal ini karena konsep wilayah merupakan alat
yang penting untuk memahami dan menganalisis interaksi keruangan,
gerakan orang, barang dan jasa, serta perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai hasil interaksi antara manusia dan alam.
Tujuan dari diadakannya perwilayahannya dalam geografi adalah :
a. Untuk memberikan makna atau perwilayahan dalam geografi
b. Untuk memudahkan dalam melihat potensi suatu wilayah atau
region guna pengembangan lebih lanjut
1. Regionalisasi Indonesia Dalam Berbagai Aspek
a. Region Administrasi
Secara administratif wilayah Indonesia dibagi menjadi
33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan
melepasnya Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif,
dan sejak tahun 1999 dengan lahirnya Undang-undang Nomor
22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi
telah menjadi 33 region). Penambahan jumlah propinsi
sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri),
Propinsi Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah,
Propinsi Maluku Utara, Propinsi Irian dipecah menjadi 3
9
(Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga Pulau Papua
bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah
Indonesia adalah 5.000.000 m2, terdiri dari 2.206.833 km2
berupa daratan dan 3.000.000 km 2 berupa lautan.
b. Region Geologis
Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya
Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan
nusantara ini. Rutten yang didukung oleh Van Bemellen
menyatakan bahwa awal pemebentukan kepulauan nusantara
dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimulai dengan
tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen
Asal, diperkirakan terjadi pada pada 300 juta tahun yang lalu
(pada kurun geologi Devon).
c. Region Fauna dan flora
Region fauna menurut para ahli berkaitan dengan kondisi
geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan
dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada
3 daerah fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh
garis Wallace, Weber, dan Lydeker. Orang pertama yang
melakukan regionalisasi flora dan fauna di Indonesia adalah
Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama
8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan
nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat
persebarannya, yakni untuk wilayah Landas Kontinen Sunda
(wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan dari region
fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi
batasnya, garis tersebut dinamakan Garis Wallace. Batas region
flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk
membedakan flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul
10
dengan flora-fauna di bagian timurnya. Garis tersebut
dinamakan garis Weber. Namun demikian, ternyata di landas
kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di
Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker
d. Region Budaya
Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar
budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya
Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-
lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region
budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya tersebut
missal :unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-
istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
e. Region Aktivitas Penduduk
Aktivitas utama penduduk suatu wilayah kemungkinan
berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh
karena itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan
dengan mata pencaharian dapat dijadikan dasar untuk
melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian, region
perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.
f. Region iklim
Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan oleh
faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni : pertama,
Indonesia mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan
tinggi), karena letaknya di sekitar garis katulistiwa. Kedua,
kondisi Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja
diselingi laut dan selat yang menyelingi pulau-pulau tersebut
menyebabkan perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang
dan malam relative kecil, mengakibatkan pula kelembaban
udara selalu tinggi. Ketiga, letak kepulauan Indonesia yang
berada diantara posisi silang Benua Asia dan Australia, dengan
11
musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin
musim di atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan
musim kemarau di kepulauan Indonesia. Di Indonesia hanya
terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada
diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu
matahari (disebut peredaran semu karena sesungguhnya bukan
posisi mataharinya yang berubah, tetapi posisi bumi yang
berubah terhadap matahari ketika bumi sedang berrevolusi
mengitari matahari), dimana posisi matahari ini
mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut
yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (hujan). Keempat,
Indonesia bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena
angin siklon terjadi di daerah lintang ≥100
LU/LS.
C. Pusat Pertumbuhan
Ide awal tentang pusat pertumbuhan (growth poles) mula-mula
dikemukakan oleh Francois Perroux, seorang ekonom bangsa Perancis, pada
tahun 1955. Pemikiran ini muncul sebagai reaksi terhadap pandangan para
ekonom pada waktu itu seperti (Casel dan Schumpeter, dalam Sjafrizal,
2008) yang berpendapat bahwa transfer pertumbuhan antar wilayah
umumnya berjalan lancar, sehingga perkembangan penduduk, produksi dan
capital tidaklah selalu proporsional antar waktu. Akan tetapi kenyataan
menunjukkan kondisi dimana transfer pertumbuhan ekonomi antar daerah
umumnya tidaklah lancar, tetapi cenderung terkonsentrasi pada daerah-
daerah tertentu yang mempunyai keuntungan-keuntungan lokasi (Sjafrizal,
2008).
Pusat perumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebgai pusat
pembangunan bagi daerah sekitarnya. Contoh nyata dari pusat pertumbuhan
adalah suatu kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan suami, social, dan
12
budaya bagi wilayah sekitarnya. Ada beberapa factor yang mempengaruhi
pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut :
a. Factor lokasi/fisiografis
Merupakan factor yang menentukan perkembangan pusat
pertumbuhan. Daerah yang lokasinya strategis mempeunyai
kemungkinan lebih cepat berkembang. Factor lokasi dibedakan
menjadi dua macam yaitu, site merupakan factor yang
berhubungan dengan kondisi internal dari suatu wilayah, antara
lain bentuk wilayah, kondisi iklim, tata air, kesuburan tanah.
Situasi adalah daya jangkauan dari suatu wilayah untuk
memberikan pelayanan social terhadap wilayah-wilayah lain
disekitarnya.
b. Sumber daya alam
Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam
berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Sebagai contoh,
penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi
tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi,
memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan
pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap
munculnya kegiatan ekonomi penunjang.
c. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan
pusat pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang
ahli, terampil, andal, kapabel, dan profesional
dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam. Pusat
pertumbuhan akan berkembang dan pembangunan
berjalan lancar apabila tersedia sumber daya manusia
yang andal.
d. Fasilitas Penunjang
Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila
13
didukung oleh fasilitas penunjang yang memadai.
Beberapa fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan
listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut dan udara,
fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar, serta
prasarana kebersihan.
Suatu wilayah dikatakan sebagai pusat pertumbuhan apabila
wilayah tersebut memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
pesat, pembangunan serta kegiatan ekonomi yang sangat menonjol, dan
dapat memberikan pengaruh terhadap wilayah atau daerah disekitarnya.
Perkembangan ekonomi yang terjadi dapat memberikan peluang kerja
diberbagai sector dan adanya gerakan atau barang yang membawa dampak
terhadap alat transportasi, perdagangan dan jasa.
Fungsi pusat pertumbuhan secara umum yaitu, memudahkan
koordinasi, melihat perkembangan wilayah, meratakan pembangunan
diseluruh wilayah
1. Teori yang mendasari pusat pertumbuhan
a. Teori tempat yang sentral (central place theory)
Pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli geografi yang
berkebangsaan jerman pada tahun 1933 bernama Walter Cristaller.
Teorinya menitik beratkan pada menentukan banyaknya kota,
besarnya kota, dan persebaran kota dengan menggunakan 2 konsep
yaitu, jangkauan (range) yaitu, jarak yang perl ditempuh orang
untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan, ambang (threeshold)
yaitu, jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran
dan keseimbangan suplai barang. Tempat yang sentral merupakan
titik simpul dari suatu bntuk hexagonal, tempat yang sentral dapat
14
berupa kota besar, pusat pembelanjaan, pasar rumah sakit, ibukota
provinsi dan kabupaten.
b. Teori kutub pertumbuhan
Teori kutub pertumbuhan atau dikenal dengan istilah growth poles
theory. Pertama kali dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1965.
Perroux dalam penelitiannya lebih menekankan pada proses-proses
pembangunan. Pendapat teori kutub pertumbuhan adalah
pembangunan bukanlah merupakan suatu prosees yang terjadi
secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Wilayah yang
dijadikan pusat pembangunan disebut kutub pertumbuhan
c. Teori pusat pertumbuhan
Konsep ini dikembangkan oleh seorang geograf Jerman, Jacques
Boudeville pada tahun 1966, merupakan pengembangan dari
konsep kutub pertumbuhan yang dikemukakan oleh seorang
ekonom Prancis, yaitu Francois Ferroux pada tahun 1955.
Perbedaan utama antara kedua konsep tersebut adalah konsep kutub
pertumbuhan yang membicarakan tentang kegiatan ekonomi
khususnya industry, sedangkan konsep pusat pertumbuhan yang
membicarakan tentang lokasi kegiatan ekonomi tersebar. Konsep
ini diawali pendapat bahwa kemajuan pembangunan pada suatu
Negara senantiasa berada pada kondisi yang tidak seimbang. Ada
wilayah yang mengalami kemajuan yang cepat, tetapi ada juga
wilayah yang mengalami kemajuan sangat lambat. Perbedaan
kemajuan ini disebabkan oleh perbedaan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan.
Upaya untuk mendorong kemajuan di wilayah-wilayah yang kurang
maju dan terbelakang dapat dilakukan melalui kegiatan
pembangunan atau investasi secara besar-besaran pada salah satu
wilayah yang dianggap paling maju, yang kemudian disebut dengan
15
pusat pertumbuhan. Konsep pusat pertumbuhan memperkenalkan
istilah yang berkaitan dengan timbulnya dampak positif dan
dampak negaatif interaksi tersebut yaitu :
1. Efek penetesan ke bawah (trickle down effect)
Yaitu, menjelaskan dampak positif dari kemajuan
pembangunan di pusat pertumbuhan akan mendorong
kemajuan di wilayah pingggirannya, artinya keuntungan
yang berasal dari pusat pertumbuhan. Contohnya adalah
terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang
masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat
memasarkan bahan mentah.
2. Efek perputaran ke atas (backwash effect)
Yaitu menjelaskan adanya dampak negative yang dirasakan
oleh wilayah pinggirannya. Contohnya adalah adanya
ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan
lingkungan, dan lain sebagainya.
d. Teori polarisasi ekonomi
Menurut Gunard Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat
pertumbuhan yang memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh
pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik
terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang
menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Dengan demikian secara
terus menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin
pesat (polarisasi pertumbuhan ekonomi atau polarization of
economic growth). Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini
menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep
pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi
dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal
dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan
membangun wilayah pedesaan.
16
2. Pembangunan Wilayah
Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan
berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanistik.
Sedangkan menurut Anwar (2005), pembangunan wilayah
dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang
mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan
yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek
sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan
strateginya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi
pembangunan yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi,
kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan dan
pemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar (basic need approach),
pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan pembangunan yang
berkelanjutan (suistainable development). Tujuan-tujuan pembangunan
terkait dengan lima kata kunci, yaitu pertumbuhan, penguatan
keterkaitan, keberimbangan, kemandirian dan keberlanjutan.
Jakarta, Surabaya, Medan dan Makasar merupakan kota-kota di
Indonesia yang dijadikan pusat pertumbuhan. Untuk mengoordinasi dan
memantau laju pembangunan di masing-masing wilayah, Indonesia
dikelompokkan menjadi 4 wilayah pembangunan utama, keempat
wilayah pembangunan utama tersebut antara lain :
a. Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di
Medan
b. Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat
di Jakarta
c. Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat
di Surabaya
17
d. Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X
berpusat di Makassar
Untuk mendukung pembangunan ekonomi yang adil dan
merata di seluruh pelosok nusantara, Indonesia dibagi menjadi sepuluh
wilayah pembangunan :
a. Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan.
b. Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di
Pekanbaru.
c. Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka
Belitung, berpusat di Palembang.
d. Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di
Jakarta.
e. Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak.
f. Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya.
g. Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda.
h. Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar.
i. Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo,
berpusat di Manado.
j. Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat,
berpusat di Sorong.
3. Pengaruh pusat pertumbuhan
Kota merupakan pusat segala aktifitas baik dalam pemerintahan,
perdagangan, pendidikan, kesenian, pariwisata, dan berbagai kegiatan
lainnya. Kota sebagai pusat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang
luas terhadap perkembangan dan kemajuan bagi daerah disekitarnya.
Beberapa pengaruh tersebut dapat terlihat dari adanya perubahan yang
18
terjadi di daerah hinterland termasuk desa yang lokasinya dekat dengan
kota. Pengaruh yang ditimbulkan dari pusat pertumbuhayang
berkembang di suatu wilayah sebagai berikut :
a. Pemusatan Sumber Daya Manusia
Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan
menarik tenaga kerja yang banyak. Para pekerja dari luar
wilayah akan pindah dan menetap di wilayah pusat
pertumbuhan sehingga terjadi pemusatan penduduk atau
sumber daya manusia. Arus migrasi penduduk dari daerah
pedesaan menuju pusat per- tumbuhan atau kota di
Indonesia menunjukkan peningkatan seiring dengan
perkembangan pusat pertumbuhan atau kota itu. Sebagai
contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan
memerlukan banyak tenaga kerja dari luar wilayah.
b. Perkembangan Ekonomi
Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan
meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah itu.
Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus
barang kebutuhan hidup berdampak pada perkembangan
usaha-usaha ekonomi lain. Sebagai contoh, munculnya pusat
pertumbuhan yang berawal dari kegiatan penambangan batu
bara merangsang tumbuhnya kegiatan- kegiatan ekonomi lain,
seperti warung makan, pasar, penginapan, toko kelontong,
usaha transportasi, dan tempat hiburan. Dari usaha
transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya penjualan
alat-alat transportasi dan perbengkelan.
Banyak penduduk pendatang dan penduduk lokal membuka
usaha atau melakukan kegiatan ekonomi di wilayah
pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Mereka bekerja sebagai wiraswastawan, pedagang,
19
karyawan, buruh, dan penjualan jasa. Kawasan industri,
perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan pertanian
merupakan wilayah yang dapat dikembangkan menjadi
pusat-pusat pertumbuhan. Kegiatan ekonomi yang
berkembang di wilayah pusat pertumbuhan akan
meningkatkan kesejahteraan penduduk.
c. Perubahan Sosial Budaya
Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk
yang makin padat. Kepadatan penduduk yang meningkat
serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan
berpengaruh pada ke hidupan sosial budaya
penduduknya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang
mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara
kompleks lahan , air udara flora .fauna dan manusia.
Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi
tertentu dan tujuan tertentu pula. Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang
mempunyai pertumbuhan sangat pesat disegala bidang yang dapat
mempengaruhi kawasan sekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi pusat
pertumbuhan, Faktor alam: iklim, tanah, air,mineral, faktor budaya :
IPTEK, industri, sarana transportasi, faktor sosial : pendidikan, kesehatan.
B. Saran
Berdasarkan penjelasan makalah di atas, penulis sangat bangga
menjadi warga negara Indonesia, dengan beribu-ribu pulau, kebudayaan
dan daerah-daerah yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Oleh
karena itu penulis menyarankan agar kita semua sebaiknya menjaga
kelestarian kehidupan kita, agar tercipta suasana yang damai, tenang dan
sejahtera, dan untuk masa depan anak cucu kita nanti.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Robinson. (2008). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tim Edukatif HTS. (2008). Modul Geografi. Surakarta; Hayati Tumbuh subur.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-74983.pdf (diakses, 12 Maret
2014)
http://eprints.undip.ac.id/32955/1/JURNAL.pdf (diakses, 12 Maret 2014)
http://www.damandiri.or.id/file/sulistionoipbbab2.pdf (diakses, 12 Maret
2014)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35082/3/Chapter%20II.pdf
(diakses, 12 Maret 2014)

More Related Content

What's hot

SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIAEDIS BLOG
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah rzkaprl
 
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alamKoran Bekas
 
Negara maju &berkembang
Negara maju &berkembangNegara maju &berkembang
Negara maju &berkembangUmi Pujiati
 
Ppt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanPpt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanNabilaGeografi
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiRingkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiMikha_135
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayahsalfarisi
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis KependudukanSiti Sahati
 
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaSally Indah N
 
Bab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahBab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahjopiwildani
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIAulia Safitri
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 

What's hot (20)

SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam
7 eksternalitas-dan-pengelolaan-sumberdaya-alam
 
Negara maju &berkembang
Negara maju &berkembangNegara maju &berkembang
Negara maju &berkembang
 
Ppt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukanPpt dinamika kependudukan
Ppt dinamika kependudukan
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiRingkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayah
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
 
Bab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahBab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayah
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 

Viewers also liked

Sumber hukum dalam agama islam
Sumber hukum dalam agama islamSumber hukum dalam agama islam
Sumber hukum dalam agama islamPotpotya Fitri
 
Kehidupan awal di bumi
Kehidupan awal di bumiKehidupan awal di bumi
Kehidupan awal di bumiPotpotya Fitri
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHPotpotya Fitri
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)Potpotya Fitri
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluPotpotya Fitri
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGPotpotya Fitri
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanPotpotya Fitri
 
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanAliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanPotpotya Fitri
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANPotpotya Fitri
 
Konsep dasar politik pemerintahan
Konsep  dasar  politik  pemerintahanKonsep  dasar  politik  pemerintahan
Konsep dasar politik pemerintahanPotpotya Fitri
 
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Potpotya Fitri
 
Spend ti̇me to transportation dai̇ly
Spend ti̇me to transportation dai̇lySpend ti̇me to transportation dai̇ly
Spend ti̇me to transportation dai̇lycagdas1881
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 

Viewers also liked (20)

Sumber hukum dalam agama islam
Sumber hukum dalam agama islamSumber hukum dalam agama islam
Sumber hukum dalam agama islam
 
Kehidupan awal di bumi
Kehidupan awal di bumiKehidupan awal di bumi
Kehidupan awal di bumi
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
 
Budidaya Tanaman
Budidaya TanamanBudidaya Tanaman
Budidaya Tanaman
 
Task cards template
Task cards templateTask cards template
Task cards template
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
SUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAHSUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAH
 
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanAliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Konsep dasar politik pemerintahan
Konsep  dasar  politik  pemerintahanKonsep  dasar  politik  pemerintahan
Konsep dasar politik pemerintahan
 
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Spend ti̇me to transportation dai̇ly
Spend ti̇me to transportation dai̇lySpend ti̇me to transportation dai̇ly
Spend ti̇me to transportation dai̇ly
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 

Similar to Konsep region dan kewilayahan

Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRiyanAdita
 
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahGeografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahSyifa Sahaliya
 
Wilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxWilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxSumilah2
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfSerlinaNumba
 
Analisis potensi wilayah daerah
Analisis potensi wilayah daerahAnalisis potensi wilayah daerah
Analisis potensi wilayah daerahM Putra
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialErwin Rasyid
 
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxKonsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Wilayah dan Tata Ruang, Oke. Yes Nemen !!!.pptx
Wilayah dan Tata Ruang, Oke.  Yes Nemen !!!.pptxWilayah dan Tata Ruang, Oke.  Yes Nemen !!!.pptx
Wilayah dan Tata Ruang, Oke. Yes Nemen !!!.pptxmukarobin2
 
1. wilayah dan perwilayahan.pptx
1. wilayah dan perwilayahan.pptx1. wilayah dan perwilayahan.pptx
1. wilayah dan perwilayahan.pptxbaya13
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfirkhamarkhanuljamil
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1niarohania1
 
Aspek Geografi
Aspek GeografiAspek Geografi
Aspek Geografiamaen
 

Similar to Konsep region dan kewilayahan (20)

Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahGeografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
TATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptxTATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptx
 
Wilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxWilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptx
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
 
Analisis potensi wilayah daerah
Analisis potensi wilayah daerahAnalisis potensi wilayah daerah
Analisis potensi wilayah daerah
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
 
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxKonsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
 
Wilayah dan Tata Ruang, Oke. Yes Nemen !!!.pptx
Wilayah dan Tata Ruang, Oke.  Yes Nemen !!!.pptxWilayah dan Tata Ruang, Oke.  Yes Nemen !!!.pptx
Wilayah dan Tata Ruang, Oke. Yes Nemen !!!.pptx
 
Elfrida harder tan b
Elfrida harder tan bElfrida harder tan b
Elfrida harder tan b
 
2993693.ppt
2993693.ppt2993693.ppt
2993693.ppt
 
konsep-wilayah.pdf
konsep-wilayah.pdfkonsep-wilayah.pdf
konsep-wilayah.pdf
 
1. wilayah dan perwilayahan.pptx
1. wilayah dan perwilayahan.pptx1. wilayah dan perwilayahan.pptx
1. wilayah dan perwilayahan.pptx
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Ruang dan perwilayahan
Ruang dan perwilayahanRuang dan perwilayahan
Ruang dan perwilayahan
 
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1
Konsep wilayah dan tata ruang.ppt1
 
Aspek Geografi
Aspek GeografiAspek Geografi
Aspek Geografi
 

More from Potpotya Fitri

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIAPotpotya Fitri
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriPotpotya Fitri
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPotpotya Fitri
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandumPotpotya Fitri
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganPotpotya Fitri
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosialPotpotya Fitri
 

More from Potpotya Fitri (16)

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
JENIS KIT IPA
JENIS KIT IPAJENIS KIT IPA
JENIS KIT IPA
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajar
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandum
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkungan
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
IFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAHIFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAH
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosial
 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 

Recently uploaded

PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Recently uploaded (20)

PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

Konsep region dan kewilayahan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah lain. Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Dalam wilayah terdapat perwilayahan dan pusat pertumbuhan. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud region, dan bagaimanakah konsep region ? 2. Apa yang dimaksud perwilayahan, dan apa saja jenis-jenisnya ? 3. Apa itu pusat pertumbuhan, terori pusat pertumbuhan dan factor wilayah tersebut dianggap sebagai pusat pertumbuhan ? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang dapat ditarik adalah : 1. Kita bisa mengetahui konsep region 2. Kita bisa mengetahui tentang perwilayahan 3. Kita bisa mengetahui pusat pertumbuhan
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Region Dalam berbagai kesempatan baik secara resmi ataupun tidak resmi sering kali orang mengucapkan kata region, daerah, wilayah, t e m p a t , space, dan area. Kelima kata tersebut secara bahasa merupakan sinonim, tetapi mempunyai penerapan yang berbeda yakni menyesuaikan dengan konteksnya. Istilah yang sering dipakai dalam terminology berbagai dsiplin ilmu terutama ilmu kebumian dan teknik perencanaan, seperti ilmu geografi, geodesi, planologi dan lain-lain adalah region dan spasial. Dalam bahasa Inggris Anglosaxon, lebih banyak digunakan istilah region, sedangkan istilah spasial (space) yang berbentuk kata sifat kini popular bersamaan munculnya berbagai teknik analisis keruangan (spatial analysis) dengan menggunakan berbagai perangkat lunak. Tempat merupakan bagian ruang di Bumi, baik berukuran luas atau sempit yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Wujud tempat dapat berupa benua, pulau, negara, kota, desa, dusun, dan daerah tidak ber- penghuni. Tempat tersebut biasanya mempunyai nama dan batas-batas serta ciri-ciri yang bersifat fisik maupun sosial. Ciri fisik suatu tempat misalnya iklim, bentuk lahan, tanah, hidrosfer, flora, dan fauna. Ciri sosial suatu tempat misalnya bahasa, agama, sistem ekonomi, sistem politik, dan penyebaran penduduk. Menurut Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa Arab “wālā-yuwālī- wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong, saling berdekatan baik secara geometris maupun similarity”. Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan
  • 3. 3 geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen - komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk- bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya- sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Wilayah memiliki karakteristik, arealnya bisa sangat kecil atau sangat besar. Suatu wilayah diklasifikasikan berdasarkan satu atau beberapa karakteristik, misalnya berdasarkan iklim, relief, tipe batuan, pola pertanian, tumbuhan alami, kegiatan ekonomi, dsb. Sebagai contohnya, gurun sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi iklimnya. Jakarta disebut wilayah kota berdasarkan kegiatan ekonomi dan kondisi penduduknya. Wilayah memiliki ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal uniformity) atau fungsi yang membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lain. Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat berupa kenampakan sosial maupun kenampakan fisik. Kenampakan sosial antara lain berupa kegiatan prekonomian (mata pencaharian), bentuk pemerintahan, bentuk kebudayaan, atau kenampakan fisik, yang dapat berupa keseragaman iklim, kesamaan topografi (dataran, pegunungan, lembah, dan lain-lain), kesamaan lokasi geografis, dan lain-lain. Region yang penentuannya didasarkan pada keseragaman gejala internal sebagaimana tersebut di atas disebut dengan formal region. Sementara region juga dapat dilihat sebagai bagian dari suatu sistem,
  • 4. 4 dalam arti bahwa suatu region berhubungan dengan region lainnya sebagai suatu sistem, dalam hal ini region disebut sebagai functional region. Sebagai contoh functional region, suatu region dapat berfungsi sebagai pusat perkotaan dan berhubungan dengan region lainnya yang berfungsi sebagai perdesaan. Jadi kota menjadi pusat perdagangan dan desa sebagai pensuplai bahan mentah/komoditi yang diperdagangkan (Suparmat, 1989). 1. Konsep Region Berdasarkan adanya perbedaan karakteristik tertentu yang terdapat pada suatu wilayah, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi beberapa wilayah. Setiap wilayah memiliki ciri khas yang berbeda dengan wilayah lain. Dapat dipahami bahwa wilayah adalah sebagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dengan wilayah-wilayah disekitarnya. Oleh karena itu, dapat kita jumpai misalnya wilayah pertanian, wilayah perkebunan, dan wilayah industry. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu : a. Wilayah homogeny merupakan wilayah yang memiliki satu barometer dengan sifat atau cirri yang hamper sama. Misalnya wilayah yang memiliki kesamaan disektor ekonomi, seperti daerah yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi yang sama, daerah yang memiliki kesamaan kondisi geografis, misalnya wilayah pertanian, savana atau padang rumput. b. Wilayah nodal Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungionl memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah disekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari factor produksi, penduduk, barang, dan
  • 5. 5 jasa, maupun perhubungan diantara keduanya. Suatu wilayah/region dapat diidentifikasi sebagai suatu satuan wilayah yang terbentuk karena adanya jaringan interaksi antar pusat- pusat kegiatan, dalam hal produksi, distribusi, dan pelayanan. Dalam konsep geografi, nodal biasa digunakan untuk menggambarkan system kota-kota atau system pusat- pusat permukiman. Dalam system ini, pusat-pusat kegiatan mempunyai hierarkhi, orde, atau eselon (Son Diamar dalam Jacub Rais, 2004). c. Wilayah perencanaan Dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan kesatuan- kesatuan kepusatan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut, masyarakat yang berada di wilayah perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapu daerahnya. memiliki kemampuan untuk merubah industry yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia. Contoh dari wilayah perencanaan yaitu, perencanaan wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu DAS harus dikelola scara menyeluruh mulai daru hulu sampai hilir karena pengelolaan di hulu dapat menyebabkan banjir wilayah Jabotabek merupakan wilayah perencanaan dalam pembangunan dari segi fisik dan ekonomi di daerah Jabotabek. Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi : a. Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.
  • 6. 6 b. Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling berkaitan. c. Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. 2. Wilayah Fungsional dan Formal a. Wilayah formal dicirikan oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat pada manusia dan alam secara umum, seperti bahasa tertentu yang digunakan penduduk, agama, kebangsaan, budaya, dan identitas politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan, dan vegetasi. Kesatuan ideologi seperti negara, bangsa, provinsi, adalah wilayah formal karena mereka ditentukan oleh identitas politik. Wilayah for- mal lain, misalnya wilayah iklim (contoh: daerah hutan hujan tropis), wilayah bentuk lahan (contoh: daerah karst, Gunung Kidul, Yogyakarta), dan wilayah ekonomi (contoh: daerah perdagangan Glodok, Jakarta). Wilayah formal dapat ditentukan dengan ukuran- ukuran penduduk, pendapatan per kapita, latar belakang suku bangsa, hasil pertanian, penyebaran dan kepadatan penduduk, hasil industri, serta juga pemetaan karakteristik fisik seperti temperatur, curah hujan, dan jenis musim. b. Wilayah Fungsional Wilayah fungsional berada di sekeliling titik pertumbuhan dan terjalin dengan titik pertumbuhan melalui sistem
  • 7. 7 transportasi, sistem komunikasi, atau kelompok ekonomi, seperti manufaktur serta perdagangan. Salah satu bentuk wilayah fungsional adalah kota metropolitan. Sebagai contoh, kota metropolitan Jakarta mendukung pengembangan daerah lain melalui jalur transportasi, jalur perdagangan dan bisnis, serta siaran radio dan televisi. Kota-kota seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi adalah wilayah fungsional yang terjadi akibat perkembangan kota metropolitan Jakarta. Wilayah fungsional lain yang berskala kecil adalah pusat perbelanjaan yang berbentuk mal atau supermarket, daerah yang dilayani oleh sebuah bank, bandar udara, dan daerah kegiatan yang sibuk. B. Regionalisasi Indonesia merupakan region dalam skala besar yang dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila kita hendak membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang lebih detail sangat dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat dibagi menjadi region/rezim iklim, region budaya, region persebaran binatang, region berdasarkan struktur geologisnya, dan lain-lain. Secara umum perwilayahan atau pembagian wilayah dipermukaan bumi didasarkan atas keadaaan alamiah (natural regions) dan keadaan tingkat kebudayaan penduduknya atau curtural regions. Perwilayahan yang berdasarkan keadaan alamiah antara lain sbeagai berikut : a. Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropic, subtropik, sedang, kutub, arid. b. Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat wilayah daratan rendah dan daratan tinggi.
  • 8. 8 c. Berdasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hujan tropic, hutan musim, hutan campuran, hutan berdaun jarum, tundra, savanna, dan stepa. Perwilayahan yang didasarkan atas tingkat kebudayaan penduduknya antara lain, terdapat wilayah agraris dan wilayah industry. Penggolongan wilayah yang didasarkan atas cirri-ciri khusus yang ditentukan lokasinya sehingga memperlihatkan kekhasan dibandingkan dengan daerah lain disebut spesifik regions, misalnya wilayah asia tenggara dengan wilayah timur tengah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa konsep wilyah merupakan konsep dasar yang penting dalam geografi. Hal ini karena konsep wilayah merupakan alat yang penting untuk memahami dan menganalisis interaksi keruangan, gerakan orang, barang dan jasa, serta perubahan-perubahan yang terjadi sebagai hasil interaksi antara manusia dan alam. Tujuan dari diadakannya perwilayahannya dalam geografi adalah : a. Untuk memberikan makna atau perwilayahan dalam geografi b. Untuk memudahkan dalam melihat potensi suatu wilayah atau region guna pengembangan lebih lanjut 1. Regionalisasi Indonesia Dalam Berbagai Aspek a. Region Administrasi Secara administratif wilayah Indonesia dibagi menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan melepasnya Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif, dan sejak tahun 1999 dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region propinsi telah menjadi 33 region). Penambahan jumlah propinsi sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri), Propinsi Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Maluku Utara, Propinsi Irian dipecah menjadi 3
  • 9. 9 (Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga Pulau Papua bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah Indonesia adalah 5.000.000 m2, terdiri dari 2.206.833 km2 berupa daratan dan 3.000.000 km 2 berupa lautan. b. Region Geologis Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan nusantara ini. Rutten yang didukung oleh Van Bemellen menyatakan bahwa awal pemebentukan kepulauan nusantara dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimulai dengan tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen Asal, diperkirakan terjadi pada pada 300 juta tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon). c. Region Fauna dan flora Region fauna menurut para ahli berkaitan dengan kondisi geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada 3 daerah fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh garis Wallace, Weber, dan Lydeker. Orang pertama yang melakukan regionalisasi flora dan fauna di Indonesia adalah Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama 8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat persebarannya, yakni untuk wilayah Landas Kontinen Sunda (wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan dari region fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi batasnya, garis tersebut dinamakan Garis Wallace. Batas region flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk membedakan flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul
  • 10. 10 dengan flora-fauna di bagian timurnya. Garis tersebut dinamakan garis Weber. Namun demikian, ternyata di landas kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker d. Region Budaya Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain- lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya tersebut missal :unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat- istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain. e. Region Aktivitas Penduduk Aktivitas utama penduduk suatu wilayah kemungkinan berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh karena itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan dengan mata pencaharian dapat dijadikan dasar untuk melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian, region perdagangan, region nelayan, dan lain-lain. f. Region iklim Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni : pertama, Indonesia mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan tinggi), karena letaknya di sekitar garis katulistiwa. Kedua, kondisi Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja diselingi laut dan selat yang menyelingi pulau-pulau tersebut menyebabkan perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang dan malam relative kecil, mengakibatkan pula kelembaban udara selalu tinggi. Ketiga, letak kepulauan Indonesia yang berada diantara posisi silang Benua Asia dan Australia, dengan
  • 11. 11 musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin musim di atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan musim kemarau di kepulauan Indonesia. Di Indonesia hanya terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu matahari (disebut peredaran semu karena sesungguhnya bukan posisi mataharinya yang berubah, tetapi posisi bumi yang berubah terhadap matahari ketika bumi sedang berrevolusi mengitari matahari), dimana posisi matahari ini mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (hujan). Keempat, Indonesia bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena angin siklon terjadi di daerah lintang ≥100 LU/LS. C. Pusat Pertumbuhan Ide awal tentang pusat pertumbuhan (growth poles) mula-mula dikemukakan oleh Francois Perroux, seorang ekonom bangsa Perancis, pada tahun 1955. Pemikiran ini muncul sebagai reaksi terhadap pandangan para ekonom pada waktu itu seperti (Casel dan Schumpeter, dalam Sjafrizal, 2008) yang berpendapat bahwa transfer pertumbuhan antar wilayah umumnya berjalan lancar, sehingga perkembangan penduduk, produksi dan capital tidaklah selalu proporsional antar waktu. Akan tetapi kenyataan menunjukkan kondisi dimana transfer pertumbuhan ekonomi antar daerah umumnya tidaklah lancar, tetapi cenderung terkonsentrasi pada daerah- daerah tertentu yang mempunyai keuntungan-keuntungan lokasi (Sjafrizal, 2008). Pusat perumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebgai pusat pembangunan bagi daerah sekitarnya. Contoh nyata dari pusat pertumbuhan adalah suatu kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan suami, social, dan
  • 12. 12 budaya bagi wilayah sekitarnya. Ada beberapa factor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut : a. Factor lokasi/fisiografis Merupakan factor yang menentukan perkembangan pusat pertumbuhan. Daerah yang lokasinya strategis mempeunyai kemungkinan lebih cepat berkembang. Factor lokasi dibedakan menjadi dua macam yaitu, site merupakan factor yang berhubungan dengan kondisi internal dari suatu wilayah, antara lain bentuk wilayah, kondisi iklim, tata air, kesuburan tanah. Situasi adalah daya jangkauan dari suatu wilayah untuk memberikan pelayanan social terhadap wilayah-wilayah lain disekitarnya. b. Sumber daya alam Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Sebagai contoh, penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap munculnya kegiatan ekonomi penunjang. c. Sumber daya manusia Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang ahli, terampil, andal, kapabel, dan profesional dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam. Pusat pertumbuhan akan berkembang dan pembangunan berjalan lancar apabila tersedia sumber daya manusia yang andal. d. Fasilitas Penunjang Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila
  • 13. 13 didukung oleh fasilitas penunjang yang memadai. Beberapa fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar, serta prasarana kebersihan. Suatu wilayah dikatakan sebagai pusat pertumbuhan apabila wilayah tersebut memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat, pembangunan serta kegiatan ekonomi yang sangat menonjol, dan dapat memberikan pengaruh terhadap wilayah atau daerah disekitarnya. Perkembangan ekonomi yang terjadi dapat memberikan peluang kerja diberbagai sector dan adanya gerakan atau barang yang membawa dampak terhadap alat transportasi, perdagangan dan jasa. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum yaitu, memudahkan koordinasi, melihat perkembangan wilayah, meratakan pembangunan diseluruh wilayah 1. Teori yang mendasari pusat pertumbuhan a. Teori tempat yang sentral (central place theory) Pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli geografi yang berkebangsaan jerman pada tahun 1933 bernama Walter Cristaller. Teorinya menitik beratkan pada menentukan banyaknya kota, besarnya kota, dan persebaran kota dengan menggunakan 2 konsep yaitu, jangkauan (range) yaitu, jarak yang perl ditempuh orang untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan, ambang (threeshold) yaitu, jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Tempat yang sentral merupakan titik simpul dari suatu bntuk hexagonal, tempat yang sentral dapat
  • 14. 14 berupa kota besar, pusat pembelanjaan, pasar rumah sakit, ibukota provinsi dan kabupaten. b. Teori kutub pertumbuhan Teori kutub pertumbuhan atau dikenal dengan istilah growth poles theory. Pertama kali dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1965. Perroux dalam penelitiannya lebih menekankan pada proses-proses pembangunan. Pendapat teori kutub pertumbuhan adalah pembangunan bukanlah merupakan suatu prosees yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Wilayah yang dijadikan pusat pembangunan disebut kutub pertumbuhan c. Teori pusat pertumbuhan Konsep ini dikembangkan oleh seorang geograf Jerman, Jacques Boudeville pada tahun 1966, merupakan pengembangan dari konsep kutub pertumbuhan yang dikemukakan oleh seorang ekonom Prancis, yaitu Francois Ferroux pada tahun 1955. Perbedaan utama antara kedua konsep tersebut adalah konsep kutub pertumbuhan yang membicarakan tentang kegiatan ekonomi khususnya industry, sedangkan konsep pusat pertumbuhan yang membicarakan tentang lokasi kegiatan ekonomi tersebar. Konsep ini diawali pendapat bahwa kemajuan pembangunan pada suatu Negara senantiasa berada pada kondisi yang tidak seimbang. Ada wilayah yang mengalami kemajuan yang cepat, tetapi ada juga wilayah yang mengalami kemajuan sangat lambat. Perbedaan kemajuan ini disebabkan oleh perbedaan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan. Upaya untuk mendorong kemajuan di wilayah-wilayah yang kurang maju dan terbelakang dapat dilakukan melalui kegiatan pembangunan atau investasi secara besar-besaran pada salah satu wilayah yang dianggap paling maju, yang kemudian disebut dengan
  • 15. 15 pusat pertumbuhan. Konsep pusat pertumbuhan memperkenalkan istilah yang berkaitan dengan timbulnya dampak positif dan dampak negaatif interaksi tersebut yaitu : 1. Efek penetesan ke bawah (trickle down effect) Yaitu, menjelaskan dampak positif dari kemajuan pembangunan di pusat pertumbuhan akan mendorong kemajuan di wilayah pingggirannya, artinya keuntungan yang berasal dari pusat pertumbuhan. Contohnya adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat memasarkan bahan mentah. 2. Efek perputaran ke atas (backwash effect) Yaitu menjelaskan adanya dampak negative yang dirasakan oleh wilayah pinggirannya. Contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya. d. Teori polarisasi ekonomi Menurut Gunard Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Dengan demikian secara terus menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin pesat (polarisasi pertumbuhan ekonomi atau polarization of economic growth). Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.
  • 16. 16 2. Pembangunan Wilayah Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik. Sedangkan menurut Anwar (2005), pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan strateginya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi pembangunan yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi, kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan dan pemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar (basic need approach), pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan pembangunan yang berkelanjutan (suistainable development). Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu pertumbuhan, penguatan keterkaitan, keberimbangan, kemandirian dan keberlanjutan. Jakarta, Surabaya, Medan dan Makasar merupakan kota-kota di Indonesia yang dijadikan pusat pertumbuhan. Untuk mengoordinasi dan memantau laju pembangunan di masing-masing wilayah, Indonesia dikelompokkan menjadi 4 wilayah pembangunan utama, keempat wilayah pembangunan utama tersebut antara lain : a. Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di Medan b. Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat di Jakarta c. Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat di Surabaya
  • 17. 17 d. Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X berpusat di Makassar Untuk mendukung pembangunan ekonomi yang adil dan merata di seluruh pelosok nusantara, Indonesia dibagi menjadi sepuluh wilayah pembangunan : a. Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan. b. Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru. c. Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di Palembang. d. Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta. e. Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak. f. Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya. g. Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda. h. Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar. i. Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado. j. Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong. 3. Pengaruh pusat pertumbuhan Kota merupakan pusat segala aktifitas baik dalam pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesenian, pariwisata, dan berbagai kegiatan lainnya. Kota sebagai pusat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang luas terhadap perkembangan dan kemajuan bagi daerah disekitarnya. Beberapa pengaruh tersebut dapat terlihat dari adanya perubahan yang
  • 18. 18 terjadi di daerah hinterland termasuk desa yang lokasinya dekat dengan kota. Pengaruh yang ditimbulkan dari pusat pertumbuhayang berkembang di suatu wilayah sebagai berikut : a. Pemusatan Sumber Daya Manusia Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan menarik tenaga kerja yang banyak. Para pekerja dari luar wilayah akan pindah dan menetap di wilayah pusat pertumbuhan sehingga terjadi pemusatan penduduk atau sumber daya manusia. Arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan menuju pusat per- tumbuhan atau kota di Indonesia menunjukkan peningkatan seiring dengan perkembangan pusat pertumbuhan atau kota itu. Sebagai contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan memerlukan banyak tenaga kerja dari luar wilayah. b. Perkembangan Ekonomi Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah itu. Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus barang kebutuhan hidup berdampak pada perkembangan usaha-usaha ekonomi lain. Sebagai contoh, munculnya pusat pertumbuhan yang berawal dari kegiatan penambangan batu bara merangsang tumbuhnya kegiatan- kegiatan ekonomi lain, seperti warung makan, pasar, penginapan, toko kelontong, usaha transportasi, dan tempat hiburan. Dari usaha transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya penjualan alat-alat transportasi dan perbengkelan. Banyak penduduk pendatang dan penduduk lokal membuka usaha atau melakukan kegiatan ekonomi di wilayah pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka bekerja sebagai wiraswastawan, pedagang,
  • 19. 19 karyawan, buruh, dan penjualan jasa. Kawasan industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan pertanian merupakan wilayah yang dapat dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan. Kegiatan ekonomi yang berkembang di wilayah pusat pertumbuhan akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. c. Perubahan Sosial Budaya Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk yang makin padat. Kepadatan penduduk yang meningkat serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan berpengaruh pada ke hidupan sosial budaya penduduknya.
  • 20. 20 BAB III PENUTUP A. Simpulan Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai sifat khas sebagai akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan , air udara flora .fauna dan manusia. Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi tertentu dan tujuan tertentu pula. Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat disegala bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan, Faktor alam: iklim, tanah, air,mineral, faktor budaya : IPTEK, industri, sarana transportasi, faktor sosial : pendidikan, kesehatan. B. Saran Berdasarkan penjelasan makalah di atas, penulis sangat bangga menjadi warga negara Indonesia, dengan beribu-ribu pulau, kebudayaan dan daerah-daerah yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita semua sebaiknya menjaga kelestarian kehidupan kita, agar tercipta suasana yang damai, tenang dan sejahtera, dan untuk masa depan anak cucu kita nanti.
  • 21. 21 DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Robinson. (2008). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Tim Edukatif HTS. (2008). Modul Geografi. Surakarta; Hayati Tumbuh subur. http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-74983.pdf (diakses, 12 Maret 2014) http://eprints.undip.ac.id/32955/1/JURNAL.pdf (diakses, 12 Maret 2014) http://www.damandiri.or.id/file/sulistionoipbbab2.pdf (diakses, 12 Maret 2014) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35082/3/Chapter%20II.pdf (diakses, 12 Maret 2014)