1. Mengagas Masyarakat Komunikatif
(Perspektif Bahasa dalam Ruang Generasi Muda)
Prakoso Bhairawa Putera S
“Peningkatan Peran Generasi Muda dalam Membangun Jati Diri
Bangsa Melalui Bahasa dan Sastra”
Seminar Kebahasaan bagi Generasi Muda
Pusat Bahasa – Depdiknas,
Jakarta, 11 Desember 2007
2. Catatan Awal
• Reduksi sikap toleransi dan pengertian untuk saling memahami
satu sama lain telah nyata mengancam pluralisme kebangsaan.
• Perkembangan kehidupan muktahir tidak menguntungkan,
khususnya terkait dengan upaya perekatan sosial.
• Ironi pluralisme yang terkoyak menjadi defisit demokrasi dan
demokratisasi kehidupan bangsa.
• Bahasa, kata kunci yang ikut dipertanyakan keberadaannya.
“Kami Poerta dan Poetri Indonesia Mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.”
• Menurut KBBI, menjunjung berarti menuruti, menaati. Menjunjung
tinggi berarti memuliakan, menghargai, dan menaati.
• Apakah kita menjunjung bahasa persatuan?
3. Semangat 28 Oktober 1928
SUMPAH PEMUDA = tonggak sejarah dalam
menggalang persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia
Pengikraran Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu terwujud:
• Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
• Pancasila
• Pembukaan UUD 1945
• Batang tubuh UUD 1945 bab XV pasal 36
RUU Kebahasaan
4. Benarkah Bahasa Indonesia Mudah?
• Kemampuan berbahasa Indonesia = kunci komunikasi setiap warga
negara Indonesia untuk berhubungan dengan sesama.
• Keengganan mempelajari bahasa Indonesia secara sungguh-
sungguh, karena tanpa belajarpun mampu menggunakan bahasa
tersebut.
• Perkembangan suatu bahasa berjalan seirama dengan
perkembangan pemiliknya, karena sifatnya yang represif maka
masuklah istilah dan kata-kata bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia.
• Munculnya anggapan bahasa Indonesia miskin, tidak mampu
mendukung imu pengetahuan modern, munculnya pihak-pihak
medewa-dewakan bahasa asing.
Isu penggunaan bahasa menjadi sumber konflik dalam negeri
• FILIPINA, menurut laporan studi McFarland Filipina memiliki 120
bahasa etnis. Bahasa Inggris dan bahasa Filipino merupakan bahasa
resmi, sedangkan bahasa nasional adalah bahasa Fiipino
5. • Bahasa Filipino digunakan dalam pengajaran bahasa
Filipino dan studi sosial, sedang bahasa Inggris
digunakan dalam mata ajar bahasa Inggris, matematika,
dan sains.
• Bahasa Filipino sulit berkembang dan identitas
kebangsaan negara ini semakin pudar dan terancam
kritis.
• INDIA, perseteruan antara penggunaan bahasa Dravida
dan Bengali terhadap bahasa Hindi memaksa Konstitusi
1950 diamandemen untuk menghindari konflik
Menyadari kemungkinan terburuk akan terjadi:
• Pemerintah melalui Pusat Bahasa bekerja sama dengan
pakar-pakar dalam disiplin ilmu tertentu menerbitkan
berbagau kamus.
• Pelestarian bahasa etnis-etnis kecil maupun besar.
• Melahirkan regulasi (RUU Kebahasaan sebagai modal
dasar keberlangsungan kebahasaan di Indonesia)
6.
7. “Berbahasa” di Ruang Generasi Muda
• Teenlit, Gita Romadhona dengan lantangnya
mengatakan bahwa kisah-kisah dalam teenlit lebih
mengumbar kehidupan “bukan Indonesia” (Republika,
12 Maret 2006).
• Aspek bahasa. Gaya bahasa gaul, yang sebenarnya
merupakan bahasa dialek Jakarta turut hadir dalam
novel genre ini. “
•Keberadaan bahasa Indonesia di dalamnya tidak terencana, tidak terpola dengan baik, apa saja bisa
masuk. Baik pada percakapan (dialog) maupun pada deskripsi, bahasa yang dipakai adalah bahasa
gaul, bahasa prokem, bahasa slang, yang hanya dimengerti oleh anak remaja. Keberagaman bahasa
dan warna-warni percakapan tidak dapat dipola dan hampir tidak terkendali.
•Media cetak dan elektronik pun ikut menjadi catatan panjang, simak nama-nama acara di stasiun-
stasiun radio siaran. Bacalah nama-nama rubrik di media massa cetak. Perhatikanlah judul buku-buku
fiksi dan nonfiksi yang dijual di toko-toko buku, di pasar buku, atau di kaki lima sekalipun.
•Tiap detik dengan mudah kita mendengarkan bahasa buruk. Contohnya, gue banget, thank you
banget, ya!, please, eh, jangan ngomongin aib pacarnya dia, demikian laporan reporter kami, dia
presenter, sampai jumpa pada headline news satu jam mendatang, To day's dialouge kita
malam ini..., Top nine news, Top of the top, kita harus bekerja sesuai dengan rundown.quot;
quot;Bahasa menunjukkan bangsaquot;
8. • Mengobati quot;penyakitquot; berbahasa yang sudah parah diperlukan usaha
bersama semua pemangku kepentingan bahasa Indonesia untuk kembali
menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa atau orang Indonesia.
• Masyarakat komunikatif tercipta dengan mampu merasakan kepekaan dan
kepedulian serta siap beragumentasi untuk memecahkan permasalahan
kompleks yang diidap.
• Mengkedepankan prioritas tidak bermakna mengesampingkan kebutuhan
lainnya.
• Generasi Muda (orang Muda) atau apa namanya adalah kunci. Generasi ini
merupakan generasi yang akan mewujudkan paradigma baru pembangunan
mendatang dengan tetap terlebih dahulu perlu membangunkan kembali
Persatuan dan Kesatuan.
• Dr Dendy Sugono dalam sebuah artikelnya menyebutkan ”Bagaimana pun
juga Bahasa Indonesia memiliki potensi dalam mengatasi permasalahan
kesiapan memasuki tatanan kehidupan global, seperti perdagangan bebas
ataupun teknologi informasi.”
• Peningkatan mutu daya ungkap dan pemantapan sistem tata bahasa
ataupun sistem tulis.
• Sistem pembentukan kata ataupun kalimat perlu dimantapkan agar tahan
terhadap berbagai perubahan. Demikian juga sistem tulis atau ejaan perlu
dimantapkan demi menampung berbagai perkembangan kosakata/istilah
ataupun sistem tata bahasa.
9. • Orang muda harus merasa ikut memiliki lambang jati diri bangsa
Indonesia. Rasa ikut memiliki itu akan mengukuhkan rasa persatuan
terhadap
SATU TANAH AIR,
SATU NEGARA KESATUAN,
SATU BANGSA,
SATU BAHASA PERSATUAN,
SATU BENDERA,
SATU LAMBANG NEGARA, DAN
SATU LAGU KEBANGSAAN.
• Pada gilirannya rasa persatuan itu akan menjauhkan perpecahan
bangsa sekalipun berada dalam era reformasi dan globalisasi.
• Akhirnya marilah kita mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam
diri masing-masing untuk berbahasa Indonesia dengan baik, benar,
dan indah. Ketika berbahasa asing, berbahasa asinglah dengan
baik! Ketika berbahasa daerah, berbahasa daerahlah dengan baik!
Ketika berbahasa nasional, berbahasa nasionallah dengan baik
pula