2. PSIKOLOGI ISLAM
Satu pendekatan studi dalam memahami kejiwaan dan
perilaku manusia yang berdasarkan konsep tauhid,
dengan cara integrasi antara ilmu dan iman
CORAK PSIKOLOGI
Berlandaskan citra manusia menurut ajaran islam, yang
mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia sebagai
ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan
sekitar, dan alam keruhanian, dengan tujuan meningkatkan
kesehatan mental dan kualitas keberagamaan
3. Dasar Pemikiran Psikologi Islam
Ilmu yang mempelajari seluk-beluk kejiwaan manusia.
Para filsuf Yunani
Kuno
Teori dikemukakan
berlandaskan
argumentasi-argumentasi
logis
(akal) belaka
René
Descartes
John
Jiwa itu tersusun atas elLeomceken -elemen
sederhana dalam bentuk ide-ide yang
muncul dari pengalaman inderawi
The Father’s
of
Psychology
Psikologi
mulai
bercabang-cabang
ke
dalam aliran-alian
4. Simposium Nasional Psikologi Islam bertema
“Membangun Kepribadian Masa Depan” yang
diselenggarakan oleh Forum Silahturahmi Mahasiswa
Muslim Psikologi se-Indonesia (Fosimamupsi) di PSJ-UI
Jakarta pada tanggal 17 Juli 2000
The Main
Questions are..
1. Apakah Islam memiliki teori-teori psikologi, sehingga
menimbulkan apa yang disebut dengan diskursus
psikologi islam?
2.Bagaimana metode dan pendekatan yang digunakan
dalam membangunnya, sehingga bermuatan ilmiah?
3. Apakah psikologi Islam yang bersumber dari filsafat
atau tasawuf itu tidak berbau bid’ah?
5. Psikologi Barat
Nilai-nilai social budaya yang sangat rasional dan
sekuler. Ini tampak dari corak psikologi yang
orientasi filsafatnya adalah antroposentris serta
hanya mengakui unsure-unsur ragawi (organo-biologis)
kejiwaan (psiko-edukasi) dan lingkungan
(sosio-kultural) sebagai penentu utama kepribadian
dan perilaku.
8. Pandangan Islam Terhadap Psikologi Dan
Aliran-Alirannya
1. Pemikiran Ke Arah Psikologi Islam
Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-
Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy-
Syams : 7-8)
Dan juga pada surah Al-Fajr ayat 27 yang berbunyi :
Artinya : “Hai jiwa yang tenang”. (Q.S. Al-Fajr : 27).
Perbincangan tentang jiwa (ruh) dalam dunia islam sudah dimulai pada pertama
munculnya pemikir-pemikir islam. Perbincangan tentang jiwa (nafs) dimungkinkan
karena islam sudah memilki konsep tentang manusia dan unsur-unsurnya maka
sangat wajar jika pemikir muslim berbicara masalah manusia dan jiwa (nafs).
9. KEPRIBADIAN DALAM ISLAM
Jasad Ru
h
Nafs
Unsur tanah, api, air, dan udara.
Materi yang abiotik (mati).
Hidup jika diberi energi kehidupan
yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah)
Nyawa
Ibnu Miskawayh dan Abu Hasan Al-
Asy’ary menyebut energi tersebut
dengan al-hayah (daya hidup).
Al-Ghazali menyebutnya dengan al-ruh
jasmaniah ( ruh material).
Al-hayat berbeda dengan al-ruh, sebab
ia ada sejak adanya sel kelamin
al-ruh menyatu dalam tubuh manusia
setelah embrio berusia empat bulan
dalam kandungan.
Ruh merupakan substansi
esensi kehidupannya.
Fungsinya berguna untuk
memberikan motivasi dan
menjadikan dinamisasi
tingkah laku manusia.
Fitrah ruh multidimensi
yang tidak dibatasi ruang
dan waktu. Ruh dapat
keluar masuk ke dalam
tubuh manusia. Ruh hidup
sebelum tubuh manusia ada
(QS Al A’raf [7]: 172, Al
Ahzab [33] : 72)
10. Nafsani
Jiwa (soul), nyawa, ruh, konasi yang berdaya syahwat
dan ghadab, kepribadian, dan substansi psikofisik
manusia. Nafs adalah potensi jasad-ruhani (psikofisik)
manusia yang telah ada sejak manusia siap
menerimanya
Nafsani dibagi menjadi tig bagian, yaitu :
1. QALBU
Materi organil (al-a’dhuw al-madiy) yang meiliki sistem kognisi (jihaz idrakiy ma’rifiy)
yang berdaya emosi (al-syu’ur).
A. Qalbu Jasmani Adalah daging sanubari yang
berbentuk seperti jantung pisang yang terletak
didalam dada sebelah kiri.
Qalbu ini lazimnya disebut jantung.
B. Qalbu Ruhani Sesuatu yang bersifat halus
(lathif), rabbani, dan ruhani yang berhubungan
dengan qalbu jasmani.
Al-Ghazali berpendapat bahwa qalbu memilki insting
yang disebut dengan al-nur al-ilahiy (cahaya ketuhanan)
dan al-bashirah al-bathinah (mata batin) yang
memancarkan keimanan dan keyakinan. Qalb berfungsi
sebangai pemandu, pengontrol, dan pengendali struktur
nafs yang lainnya.
11. 2. AKAL
Organ tubuh yang terletak di kepala (lazim disebut dengan otak
(al-dimagh) yang memiliki cahaya (al-nur) nurani yang
dipersiapkan dan mapu memperoleh pengetahuan (al-ma’rifah)
dan kognisi (al-mudrikat).
Fungsi dari Akal :
1. Mampu memperoleh, meyimpan, dan mengeluarkan
pengetahuan.
2. Mampu mengantarkan manusia pada potensi humanistic (zat
insaniyah).
3. Potensi fitriah yang memiliki daya-daya pembeda antara hal-hal
baik dan yang buruk, yang berguna dan yang membahayakan.
AKAL Vs TABIAT(AL-THAB’U) & QALBU (AL-QALB)
Akal diperoleh melalui:
1. Pengetahuan melalui daya nalar (al-nazhar)
2. pengetahuan melalui daya naluriah atau daya alamiah (al-dharuriyah)
12. 3. NAFSU
Punya Dua daya utama :
A. Daya Gadab (marah) Daya untuk menghindari
sesuatu yang membahayakan atau menimbulkan hal-hal
yang tidak menyenangkan.
B. Daya syahwah (senang) Daya untuk merebut dan
mendorong kepada hal-hal yang memberikan
kenikmatan.
Dimensi al-nafsu memiliki tiga tingkatan, yaitu al-nafsu al
ammarah, al-nafsu al-lawwamah, dan al- nafsu al-muthmai’nnah
13. Trus bedanya manusia
dengan para
nabi&rasul?
Pandangan Filsuf Muslim ≠ Aristoteles
Jiwa yang bersih akan mampu menangkap sinyal-sinyal
dari alam ghaib yang dipancarkan melalui Akal Suci (al-
‘aql al-qudsi). Kemampuan semacam inilah yang dimiliki
oleh para nabi. Jiwa para nabi itu begitu bersih dan kuat
sehingga mereka mampu menerima intuisi, ilham dan
wahyu ilahi (Lihat: kitab an-Nafs, ed. Fazlur Rahman, hlm
248-50 dan Avicenna’s Psychology, hlm 36-7).
Mulai dari Miskawayh yang menulis kitab Tahdzib al-Akhlaq dan Abu Bakr
ar-Razi pengarang kitab at-Thibb ar-Ruhani hingga Ibnu Rusyd dan Abu
Barakat al-Baghdadi.
14. PERBANDINGAN
Aliran Psikoanalisa
1. Freud memandang
manusia
sebagai mahluk yang tidak
sehat mental.
2. Berfokus pada insting-insting
hewani
3. Menekankan pada faktor
insting seksual
Ψ Islam
1. Manusia diciptakan dan
dilahirkan dalam
kaseucian
dan kefitrahan, tidak
membawa dosa dan
kesalahan.
2. Islam juga memiliki
pedoman dan ajaran yang
lebih agung daripada
sekedar libido, yaitu
3. Al Qur’an dan As-Sunnah
15. Aliran Humanistik
1. Mencoba memanusiakan
manusia. Namun,
pemanusiaan itu telah
melewati fitrah
kemanusiaan
2. Pandangan humanistic
terlampau optimistis
terhadap
upaya pengembangan
sumber
daya manusia
3. Manusia dipandang
sebagai
penentu tunggal yang
mampu
melakukan Play-God
4. Manusia dianggap mampu
menyelesaikan segala
permasalahannya sendiri
Psikologi Islam
1. Manusia mempunyai
kekurangan, kelemahan,
dan keterbatasan dalam
melakukan segala hal,
sehingga manusia tidak
bisa lepas dari Dzat Yang
Maha Penguasa, Sang
Maha Pengatur.
16. M.BADRI
“THE DILEMMA OF
MUSLIM
PSYCHOLOGISTS”
against
BEHAVIOURISM
Mengecam wawasan mengenai
manusia yang dianggap sebagai
makhluk yang hedonis yang
memiliki motif tunggal untuk
menyesuaikan diri pada
lingkungan fisik dan sosial
dengan mementingkan kini (here)
dan disini (now).
18. • Imam al-Ghazali (w. 1111 M)
Aneka penyakit jiwa dan metode
penyembuhannya.
“Psychology from Islamic Perspective:
Contributions of Early Muslim Scholars
and Challenges to Contemporary Muslim
Psychologists,” Journal of Religion and
Health 43/4 [2004], hlm 357-77).
KITAB
ULUMIDDIN
19. IBNU SINA
Menegaskan pentingnya penyucian jiwa dengan
ibadah seperti shalat dan puasa
KITAB AS-SYIFA
20. Menurut Abu Thalib al-
Makki (w. 996)
Jiwa manusia sebagaimana
tubuhnya membutuhkan
makanan yang baik, bersih, dan
bergizi. Jiwa yang tidak cukup
makan pasti lemah dan mudah
sakit. Semua itu diterangkan
beliau dalam kitab Qut al-Qulub
(‘nutrisi hati’).
21. Menurut mereka, jiwa manusia adalah
penyebab kehidupan. Tanpa jiwa, manusia tak
berarti apa-apa. Kecuali ar-Razi, semua filsuf
percaya bahwa jiwa manusia itu tunggal dan
sendiri. Karenanya mereka menolak teori
transmigrasi jiwa dari satu tubuh ke tubuh yang
lain, seperti dalam kepercayaan agama tertentu.
Dalam salah satu kitabnya, Ibnu Sina
menegaskan pentingnya penyucian jiwa dengan
ibadah seperti shalat dan puasa. Sebab,
menurutnya,