SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 78
Descargar para leer sin conexión
Bahan Kuliah
Irigasi dan Drainase
Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman
2013
Untuk kelas sendiri
(Purwandaru Widyasunu & Bondansari)
POKOK BAHASAN:
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi
1.2. Sejarah Irigasi
1.3. Sirkulasi Air.
Bab 2. HubunganAntara Tanah, Air, Tanaman
2.1. Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.2. Hubungan Air dengan Tanaman
2.3. Hubungan Air dengan Tanah.
Bab 3. Penentuan Kebutuhan Air
3.1. Pengertian Kebutuhan Air
3.2. Metode Penentuan Kebutuhan Air.
Bab 4. Kualitas Air
4.1. Pengertian Kualitas Air
4.2. Penentuan Kualitas Air.
Ujian Tengah Semester
Bab 5. Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
5.2. Metode Pemberian Air
5.3. Efisiensi Irigasi
Bab 6. Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase
6.1. Pengertian
6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
6.3. Drainase
Bab 7. Tata Guna Air Pada Tingkat Usahatani
7.1. Pengertian
7.2. Organisasi Petani Pemakai Air
7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air.
Referensi:
1. Sudjarwadi. Pengantar Teknik Irigasi. UGM.
2. Dorenbos and W.O. Pruitt (FAO staff). FAO.
1983. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements.
Nilai:
25 % UTS; 25 % UAS; 10 % Tugas; 40 % Praktikum
BAB 1. PENDAHULUAN
Written by: Purwandaru Widyasunu
widyasunuunsoed@yahoo.com
Purwandaru.widyasunu@gmail.com
Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
2013
Bahan Kuliah I Bab 1 - 4
Bahan Kuliah I Bab 1 - 4
BAB 1. PENDAHULUAN
Written by: Purwandaru Widyasunu
widyasunuunsoed@yahoo.com
Purwandaru.widyasunu@gmail.com
Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
2013
1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi
Filosofi M.K. Irigasi:
 Mengkaitkan pemikiran teknis irigasi dengan
masalah-masalah efisiensi penggunaan air bagi
usaha pertanian.
 Aspek-aspek engineering
Definisi Irigasi:
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha
mendapatkan air untuk sawah, perkebunan, dan lain-lain
usaha pertanian.
Kaitan irigasi dan drainase:
LAHAN
Pemberian air
Jaringan drainase
1. Sifat imbang yaitu antara jaringan
pemberian air (input/inlet) dengan
jaringan drainase (outlet).
2. Jaringan harus terpelihara, kalau tidak
dapat rusak.
3. Jaringan pemberi dan drainase air harus
ada kapasitasnya sendiri-sendiri.
 Saluran pemberi air  kapasitas ditentukan
atas dasar kebutuhan maksimum untuk
tanaman.
 Saluran drainase  kapasitas ditentukan atas
dasar jumlah air yang harus dibuang dalam
waktu tertentu.
 Masa depan: bila curah hujan terlalu tinggi
atau terlalu rendah bagaimana ????? Kalau lahan
irigasi semakin menghilang karena alih guna lahan
bagaimana?
Kegiatan Irigasi berupa:
 Pembuatan sarana dan prasarana
 Membagikan air ke lahan secara
teratur
 Membuang kelebihan air
Aspek kegiatan Irigasi:
Perancangan, survei, pembangunan, pemel
iharaan, pengawasan dan
evaluasi, pencapaian efisiensi, riset.
Tujuan irigasi:
Memberikan air ke dalam tanah, artinya
membasahi tanah.
Bagi tanah sawah memberikan air
genangan atau macak-macak.
Agar tercapai tanah dengan kondisi
kelembaban yang cukup/baik bagi
tanaman. Nisbah air:udara tanah cukup
bagi tanaman.
Kecukupan air sawah –vs- lahan kering
???
Perlu diperhatikan yaitu prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-
butir/agregat-agregat tanah.
Tugas:
kelompok: cari teori berupa uraian dan
gambar tentang prosentase udara dan air
dalam tanah
Tujuan lain dan kegunaan irigasi:
1. Pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan
tanah.
2. Mengatur suhu tanah.
3. Membersihkan racun dan garam tanah yaitu
mekanisme melarutkan dan membuang racun.
4. Memberantas hama tikus dengan cara
menggenangi liang sarangnya.
5. Mempertinggi permukaan air tanah  memper-
mudah akar mengambil air.
6. Membersihkan cemaran sampah pada lahan.
7. KOLMATASI  mengalirkan air berlumpur 
diendapkan jadi bagian tubuh lumpur sawah.
1.2. Sejarah Irigasi
 Babilonia
 Lembah sungai NIL
 Sawah di Jawa dan Bali
 Revolusi Hijau
 Pasca Revolusi Hijau ?????  kerusakan jaringan
irigasi; jaringan irigasi tersingkirkan dan bahkan ter-
reduksi oleh alih fungsi lahan; mungkinkah jaringan
irigasi akan hilang ?????
TUGAS: cari data alih fungsi lahan pertanian kelas
sawah irigasi teknis, ½ teknis, dan non-teknis/perdesaan
menjadi lahan non-pertanian disertai dengan jumlah
reduksi luas/panjang jaringan irigasi. Bahaslah !!!
1.3. Sirkulasi Air (hidrologi)
Pengaruh iklim:
Iklim
Indonesia
Musim Hujan
Musim
kemarau
Radiasi
Suhu
udara
Angin
Kelembaban
udara
Tekanan udara
SUHU
UDARA
EVAPORASI
TRANSPIRASI
Penguapan air
 Ada laju
penguapan
Perbedaan suhu udara ANGIN
LAJU ANGIN
LAJU SUHU UDARA
PERLU IMBANGAN
AIR IRIGASI
(TEKNIS)
Musim hujan;
banyak air
Musim kemarau;
sedikit/kurang air
Perubahan lingkungan strategis
dan respons
• Meningkatnya
kebutuhan air.
• Kelangkaan
ketersediaan air.
• Meningkatnya
persaingan antar
sektor.
• Makin maraknya
hak atas air.
• Berkembangnya
Teknologi Informasi
merubah dinamika
sosial masyarakat
• Respons : tuntutan
air sebagai barang
ekonomi  pengurangan
terhadap air untuk
pertanian  konflik
akan >>>>>
“Persoalan siklus air”
1. Ketidak merataan sirkulasi air.
2. Bagaimana mengatur air berlebihan pada saat musim
hujan.
3. Bagaimana mencukupi kebutuhan air pada saat
kurang air musim kemarau.
Pengaruh topografi:
a. Tempat tinggi  air mengalir ke tempat (topografi)
lebih rendah  mempunyai kecepatan  aliran
permukaan  debit sungai; atau bencana erosi dan
longsor !!!
b. Tempat rendah  banjir; tempat-tempat (zone)
tertentu perlu mendapatkan tambahan air karena
persoalan debit tidak memungkinkan air irigasi
sampai.
SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal air (mm, cm, m).
Misalkan suatu wilayah butuh air s/d panenan yi 20 x penyiraman setebal 5
mm, maka 20 x 5 mm = 100 mm  tiap ha tanaman = 100 mm x 10.000 m2 = 1.000
m3.
2. Volume air untuk satu jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misalkan air
dibutuhkan a m3 untuk suatu tanaman pada suatu masa tanam tertentu, maka bila kita
punya waduk dengan volume air V m3 dan kehilangan air diperkirakan b m3. Berarti
jumlah tanaman yang bisa diairi dari waduk = (V-b)/a tanaman.
3. Satuan menyatakan debit air (untuk pelayanan suatu satuan luas).
> Dinyatakan dalam liter/detik/ha atau m3/detik/ha.
> Untuk perhitungan penetapan dimensi sauran pemberi dan
drainase air.
4. Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit
tertentu.
> Disebut duty of water (U.S. System).
> Luas = acre; debit = second foot(cusec)
> Duty of water A acres artinya debit airan 1 cusec
dapat melayani area seluas A acres.
> 1 cusec = 28,30 liter/detik; 1 acre = 4047 m2
atau 1 foot3/det.
Pembagian wilayah irigasi ke dalam petak-petak kecil:
Meliputi:
1. Saluran induk: saluran yang mengambil air langsung dari
bangunan penangkap air. Contoh: bendung, sungai. Saluran induk
disebut juga saluran primer.
2. Petak primer (satuan luas): suatu kesatuan daerah irigasi (D.I.)
yang dilayani oleh saluran induk. Saluran yang menyalurkannya
adalah saluran sekunder.
3. Petak sekunder (satuan luas): dilayani oleh saluran sekunder yang
mengambil air dari saluran primer.
4. Petak tersier (satuan luas): dilayani oleh sauran tersier yantg
mengambil air dari saluran sekunder maupun primer.
5. Petak kwarter: satuan luas lebih ke arah hamparan lahan yang
sulit dijangkau oleh layanan saluran tersier  maka dilayani oleh
saluran kwarter atau saluran distribusi.
Pengelolaan sistem:
 Waduk dan sungai oleh Pemerintah
(PSDA).
 Saluran induk s/d saluran sekunder
oleh Pemerintah (Dinas Pengairan).
 Saluran tersier s/d kwarter oleh
petani pemakai air (P3A).
Waduk Gembong Kabupaten Pati
Waduk Tempuran Kabupaten Rembang
Peta rawan kekeringan Jawa-Tengah
Teknologi irigasi pertanian menggunakan bangunan /embung sebagai reservoir di lahan pesisir selatan
Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Indonesia sudah diterapkan cukup lama. Bangunan raksasa yang di
tempatkan di tengah-tengah lahan pasir pada posisi yang tertinggi merupakan syarat yang ideal. Supaya
aliran air dapat dialirkan dengan mudah untuk mengairi sawah-sawah disekitar embung yang dibuat.
Sifat air yang mudah meresapkan air, maka sangat membutuhkan debit air yang besar dibandingkan
dengan lahan tanah non pasiran.
EMBUNG
Gambar Infrastruktur irigasi (diambilkan dari internet)
For education purpose only
Embung yang penuh dengan sekat- sekat ruang, dengn tujuan lain untuk membantu
kekuaan embung di atas lahan pasir. Jika saja ada kelongsoran pasir, harapanya bangunan
masih menyatu.
Di sebelah kiri adalah fondasi berbentuk ular. Bangunan tersebut berfungsi sebagai pemisah
aliran khusus mengalir ke sumber pengambilan air yang sudah dibuat di lahan pasir. Sedangkan
yang sebelah kanan supaya aliran air dapat mengalir dengan bebas menuju arah selanjutnya.
Lahan yang kering terlihat luas sampai area
pegunungan sana . Bukti kalau kemarau ini
benar – benar terasa parah. Sumur – sumur
yang ada di area sawah pun juga menyusut debit
airnya (Imogiri).
Dengan jarak yang dekat sumur – sumur di daerah
sini terbuat dari buis, sebagai tiang untuk menarik
embernya hanya terbuat dari bambu saja.
Di samping itu pembuatan sumur yang
menggunakan tumpukakn batu di sebelah
pinggir yang membentuk lingkaran juga masih ada.
Di samping sebagai obyek wisata air terjun, air
ini bermanfaat untuk warga sekitar berkaitan
dalam kepentingan pertanian juga
Aliran air di atas bersumber dari air terjun utama
Grojogan Sewu yang kemudian menuju ke cabang-
cabang aliran menuju ke tempat – tempat yang lebih
rendah
Pemandangan tanaman petani warga sekitar. Tidak hanya menanam padi para warga di wilayah
ini. Namun sayuran kubis/ kol juga ikut ditanam bersamaan
Panel sel penangap tenaga
surya untuk pembangkit
listrik irigasi wilayah tadah
hujan. KKN Fisika UGM
Air memang kebutuhan vital bagi umat manusia. Planet bumi yang tujuh puluh persennya
adalah perairan, belum dapat menjamin kebutuhan air di daratan bisa terpenuhi.
Contoh di Banyumenang I, Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul Yogyakarta. Penggunaan pompa diesel
dengan suara gemuruh di siang hari terkadang terdengar di sekitar Kali Gede. Daerah yang digunakan
untuk sumber air masyarakat sini. Namun, alat itu saja belum mencukupi. Dengan adanya sinar
matahari yang hampir memanasi daerah ini, dengan kurang lebih sekitar 4- 5 jam perharinya. Maka
muncul inisiatif dari mahasiswa Fisika dari UGM. Pemasangan sel surya dengan jumlah dua belas panel
pun dilakukan. Di mana panel ini, pemasangannya berada di atas daerah gunung yang tinggi.
Harapannya, kemudahan untuk mendapatkan sinar matahari dapat terwujud. Sehingga bisa
menggerakkan mesin pompa yang dipasang pada sumber air di Kali Gede.
Dua pipa besi yang berbentuk siku di atas merupakan jalur air ke penampungan yang di ambil
menggunakan pompa diesel. Sementara selang warna hitam yang melengkung merupakan saluran air
yang disedot menggunakan pompa listrik dengan sumber dari tenaga surya yan terletak di atas
gunung.
Pengelolaan Waduk sebagai bagian dari PSDA yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
mempunyai beberapa dimensi yang harus diintegrasikan ke semua aspek pengembangan
fungsinya:
•environmental sustainability: perbaikan dan perlindungan lingkungan untuk generasi
mendatang.
•economic sustainability: setiap pengembangan nyata meningkatkan ekonomi (kewisataan,
usaha tanaman keras, buah-buahan, dan semusim tahan naungan, perikanan, peternakan, dan
pengindustrian hasil lokal, dan lainnya). Diupayakan kerjasama antara pengusaha/pedagang
dengan masyarakat dalam pemasaran hasil.
•socio – cultural sustainability: setiap inovasi harus harmoni antara pengetahuan lokal (sosial
dan budaya), pengalaman petani-masyarakat dan Lembaga Pemberdayaannya, pengetahuan
(sains) dan teknologi tepat guna terpilih.
•political sustainability: hubungan kontrol kebirokrasian (pemerintahan) dan masyarakat. Para
pemimpin formal dan informal untuk suatu sektor tertentu dalam masyarakat lokal harus
mampu menjalin komunikasi dengan struktur-struktur politik dan birokrasi. Peranan Lembaga
Penyambung aspirasi dan animo sangat penting (mengatasi jembatan tidak sambung).
•teknologi tepat guna: sumber alat dan bahan tersedia di tingkat lokal, pengadaan murah, bisa
dibuat kembali dengan relatif mudah, efisien dan efektif manfaatnya.
FIGURE 4 Arable Land, 1998-2000.
Agricultural Water Management: Proceedings of a Workshop in Tunisia (Series: Strengthening
Science-Based Decision Making in Developing Countries)
http://www.nap.edu/catalog/11880.html
Figure 4 shows arable land ratios worldwide. It can be noted that in a number of
OIC countries including Egypt, Jordan, the Palestinian National Authority
(PNA), Yemen, Oman and Malaysia, the situation is critical.
Given the rate at which hunger has declined since 1990 on average, the World Food
Summit goal of reducing the number of undernourished people by half by 2015
cannot be reached. The goal can, according to the FAO, only be reached if the
recent trend of increasing numbers is reversed.
Only 19 countries, including China, succeeded in reducing the number of
undernourished throughout the 1990s, says the report. Twenty-two
countries, including Bangladesh and Mozambique, succeeded in turning the tide
against hunger. In 17 other countries; among them
India, Indonesia, Nigeria, Pakistan and Sudan, however, the number of
undernourished people, which had been falling, began to rise.
FIGURE 5 Freshwater resources per
capita, 2000.
Figure 5 shows the freshwater resources map of the world in 2000. It shows how critical
the water resources problem is in most Arab and many OIC countries. Only Indonesia and
Malaysia (OIC countries) are in the green in terms of water resources.
BAB 2. HUBUNGAN
SALING PENGARUH
ANTARA:
AIR, UDARA, DAN
TANAMAN
Written By: Purwandaru Widyasunu
widyasunuunsoed@yahoo.com
Purwandaru.widyasunu@gmail.com
 Iklim bumi  kutub, temperate, sub tropika, tropika  jenis
tumbuhan/tanaman (crop) adaptif berbeda.
 Tanaman perlu: udara, cahaya, air, tanah.
2.1. Peranan air dan tanah
45%
5%
25%
25%
Struktur tanah ideal
Mineral Bahan Organik Udara Air
Pori-pori
Butir tanah
Hidup berbagai
jamur, bakteri, binatang
Bahan organik tanah
TOP SOIL
SUB SOIL
Bahan
induk
Batuan
induk
 Tanah mineral  mineral 95 %, B.O.T. 5 %
 Tanah organi  tanpa mineral atau sedikit; bisa
100 % terdiri dari fraksi organik.
 Bagaimana tanah yang baik bagi tanaman?
 Infiltrasi dan perkolasi air baik
 Subur: cukup hara
 Mudah diolah, KMA cukup, Aerasi baik
 Keanekaragaman hayati baik
2.2. Komposisi tanah
TANAH:
STRUKTURAL
TEKSTURAL
Mendukung
Inti kegiatan irigasi:
 Memberikan air
 Menghentikan pemberian air
Inti kegiatan drainase 
mengalirkan air keluar petakan
lahan budidaya
TANAH
Pada saat kandungan air
banyak  irigasi dihentikan
Pada saat kandungan air
sedikit  dilakukan
pemberian air
 Air yang berada pada lapisan atas dari zone aerasi
 disebut LENGAS TANAH.
 Apabila kapasitas menahan air tanah pada zone
aerasi telah terpenuhi, maka air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi. Air pada zone
saturasi  disebut AIR TANAH (GROUND
WATER).
 Di atas zone saturasi terdapat AIR KAPILER 
yang mengisi ruang pori-pori kecil tanah  bisa
berasal dari air tanah yang terangkut gaya kapiler.
2.3. Kedudukan air dalam tanah
 AIR KAPILER  bagian air dalam tanah yang
terpegang pada pori-pori gaya kapiler  dapat bergerak
ke segala arah tergantung pada tegangan kapiler yang
bekerja  namun air kapiler masih dipengaruhi oeh gaya
gravitasi  membentuk PIPA-PIPA KAPILER 
berupa titik-titik air kapiler.
 AIR HIGROSKOPIS  dipegang kuat oleh tanah 
TIDAK DAPAT DIMANFAATKAN OLEH TANAMAN
2.4. Lengas tanah
 Menyediakan lengas tanah untuk tanaman bagaimana
caranya ???
 Batasnya apa ???
KAPASITAS
LAPANG
TITIK LAYU
PERMANEN
Pemenuhan
air haruslah
tidak
melampaui
KL dan TLP
Jenis tanaman mempengaruhi keperluan pemberian air
 Padi sawah
Padi gogo
Jagung
Kedelai
Sayuran
Tanaman perkebunan
2.5. Bentuk lengas tanah
Gambar teoritikal gerakan air dan wujud air dalam tanah:
Gerakan air mengikuti pori makro dan makro dalam keadaan potensial tinggi (gerak ke bawah); gerak
bisa ke atas atau ke kanan/kiri bila potensial K.A.L. atau evaporasi
2.6. Konstanta lengas tanah
1. Kapasitas kejenuhan air  jumlah air yang diperlukan
untuk mengisi seluruh ruang pori antara butir-butir tanah 
disebut kapasitas menahan air maksimal tanah (KMA).
2. Kapasitas lapang  harga maksimal air kapiler yang dapat
ditahan pada kondisi drainase bebas pada zona perakaran
 disebut kapasitas menahan air efektif  dalam keadaan
ini volume pori air 50 % dan volume pori udara 50 %
 merupakan kondisi ideal kandungan air : udara
dalam tanah.
3. Lengas ekivalen  digunakan untuk memperkirakan
kapasitas lapang di laboratorium.
4. Titik layu permanen (TLP)  jumlah lengas pada keadaan
tanaman mengalami layu pertama kali (awal layu), yaitu harga
lengas tanah di bawah tersebut air sudah tidak bisa diambi
cukup cepat oleh tanaman untuk mengimbangi kebutuhan
air transpirasinya  PERLU PENAMBAHAN AIR.
5. Titik layu akhir (TLA)  harga lengas pada saat tanaman layu
seluruhnya.
Gambaran musim kemarau pada lahan kering/tadah hujan:
 Pada saat TLP  tanaman mulai layu tetapi akar tanaman masih mampu menyerap sebagian
kecil air untuk mempertahankan hidupnya.
 Bila kelayuan terus-menerus tanpa mendapat siraman air  seluruh bagian tanaman layu
permanen akhir  TLP – TLA = interval kelayuan.
Dapat disimulasikan dalam praktikum pot
KMA  KL  cukup air berapa lama  TP
 TLA
Bentuk lengas tanah dan sifat-sifatnya:
x
0
tanah
% berat
Air higroskopis
Air kapiler mengisi pori-pori
kapiler, ditahan oleh selisih
antara tegangan kapiler – gaya
gravitasi
Air gravitasi,mengisi
pori-pori non
kapiler, bergerak ke
bawah karena gaya
gravitasi
NOL
KMA
KL
A
TLP
TLA
Tersedia untuk
tanaman dalam
waktu singkat
Tersedia untuk
pertumbuhan
tanaman; lamanya
tergantung KL tanah
Koefisien
higroskopis
Air tidak tersedia
Sama sekali tidak dapat
digunakan oleh tanaman
2.7. Frekwensi penambahan air
Dipengaruhi oleh
KMA
Dipengaruhi oleh:
Tekstur
tanah
Struktur
tanah
Bahan
organik
tanah
INFILTRASI
TANAH
KMA
KL TANAH
Faktor perusakan KMA tanah: pemadatan
tanah,erosi, penurunan kandungan bahan organik
tanah, penebangan hutan
2.8. Kedalaman zone perakaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Tekstur tanah  mempengaruhi kemudahan akar
menembus tanah.
2. Formasi sub-soil  cadas batu, kerikil, liat makin
memadat.
3. Dalamnya permukaan air tanah penyebartan
perakaran.
4. Jumlah lengas yang tersedia.
Kedalaman zone perakaran beberapa tanaman:
 Padi 60- 90cm
 Tembakau 30 - 60 cm
 Jagung 130- 160 cm
 Tebu 130 -160 cm
 Kacang tanah 130 cm.
BAB 3. KEBUTUHAN AIR
TANAMAN DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG
MENENTUKAN
Metode Prediksi, Unsur
Iklim/Cuaca, Eto
Purwandaru Widyasunu
Lab. Tanah dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Unsoed.
widyasunuunsoed@yahoo.com
3.1. Pendahuluan dan Definisi
 Ingat bahwa produksi biomassa tanaman ditentukan oleh input utama
yaitu cahaya matahari, air, CO2, unsur hara, sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, perubahan unsur-unsur iklim/cuaca.
 Kebutuhan air tanaman (KAT): jumlah air yang diperlukan oleh
tanaman untuk satu siklus hidupnya atau per bagian siklus hidupnya
meliputi tahap pertumbuhan vegetatif dan perkembangan tanaman
sampai mencapai produksi (generatif).
 KAT: ketebalan air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air
yang hilang (LOSS) melalui EVAPOTRANSPIRASI (ETcrop); untuk
tanaman yang sehat (tidak terserang hama/penyakit) pada lahan yang
LUAS tanpa hambatan yang berarti dari faktor kesuburan tanah dan
air tanah sehingga tanaman mampu MENCAPAI POTENSI
PRODUKSI.
3.2. Faktor –Faktor yang berpengaruh terhadap KAT
a. Unsur-unsur iklim dan kondisi cuaca atau iklim pada DEKADE
/musim suatu saat  manifestasinya pada Eto (evapotranspirasi
refference). ETo = evapotranspirasi standar pada suatu daerah /
wilayah spesifik. Pada lahan spesifik; permukaan lahan “berumput”
tebal dan tinggi rumput 8-15 cm, rumput kondisi hijau, tidak
kekurangan suplai air dan hara, tidak terhaangi naungan, tidak
tergenang air.
b. Faktor karakteristik tanaman  KOEFISIEN TANAMAN
tergantung jenis tanaman (spesies/varietas), umur tanaman / tahapan
tumbuh, tergantung musim (kemarau, lembab, hujan), tergantung
kondidi iklim pada saat itu.
c. Efek kondisi lokal dan praktik pertanian: variasi kondisi klimat saat
itu, ketinggian tempat, ukuran lahan, sekuestrasi karbon, serapan
cahaya/panas versus pantulan oleh bumi, KMA dan KL
tanah, salinitas tanah, metode irigasi, pengolahan tanah.
3.3. Metode penentuan evapotranspirasi tanaman
Untuk menentukan kebutuhan air tanaman
Prosedur kalkulasi Doorenbos & Pruitt (1977) – FAO: Guidliness for
Predicting Crop Water Requirements. The FAO Irrigation Drainage
Paper 24.
(i) Penentuan ETo (Reeference crop evapotranspiration)
 Kumpulkan dan evaluasi data iklim dan tanaman.
Pilih metode kalkulasi Eto atas dasar ketersediaan data
iklim yang paling komplit di masing-nmasing wilayah.
Hitung ETo tiap 30 – atau – 10 harian menggunakan
data rata-rata.
Analisis besaran dan frekwensi dari harga ekstrim Eto
pada suatu waktu kejadian iklim.
(ii)Penentuan Kc (crop coefficient)
Pilih pola tanam dan determinasikan waktu penanaman –
pembenihan (budidaya), laju perkembangan
tanaman, tahapan-tahapan perkembangan tanaman, dan
periode budidaya (satu musim)   Tentukan tanaman
apa ? Tahap perkembangannya ? Musim apa
penanamannya ? Atau saat evaluasi sedang musim apa
atau bulan apa minggu ke berapa ?
Kemudian hitunglah ETcrop tiap 30 – atau – 10 harian.
Rumus ETcrop = Kc.ETo ; ETo metode: Blaney-
Criddle, Radiation, PENMAN, PAN EVAPORATION.
 ETcrop dihitung untuk semua CROPPING-PATTERN
dalam satu tahun pada lahan yang sama yang kita
kehendaki untuk tujuan PRODUKSI BIOMASSA.
(iii) Determinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
ETcrop pada kondisi lokal pada keadaan :
 TIME SERIES  buat model X = musim tanam atau
tahun dan Y = produksinya (value) untuk mengetahui
faktor 1, 2, 3, dst yang berpengaruh.
 VARIASI WILAYAH
 EVALUASI PENGARUH DARI FAKTOR:
ketersediaan air tanah (KMA, KL) ketersediaan air
irigasi dan praktik irigasi.
 Pertimbangkan hubungan antara ETcrop dengan
LEVEL PRODUKSI (aktual dan potensial).
Data set minimal yang diperlukan untuk ETo
Metode T H W S Rad Ev Envr
Blaney-Criddle
* o o o o1)
Radiation
* 0 0 * (*) o
Penman
* * * * (*) 0
Pan evaporation
o o * *
T = air temperature; H = humidity; W = wind; S = sun shine; Rad = radiation; Ev = evaporation; Envr =
environment., * = measured data; o = estimated data; (*) = if data avaiabe but is not essential.
Metode Blaney-Criddle (1950)
ETo = c(p (0,46 T + 8)) mm/hari
Dimana:
ETo = evapotranspirasi tanaman reference dalam
mm/hari untuk bulan ybs.
T = temperatur harian rata-rata (°C) bulan itu.
p = prosentase harian rata-rata dari data jam siang pada
masing-masing lintang .
c = faktor penyesuaian yang tergantung pada kelembaban
relatif,jam penyinaran, dan waktu harian ada angin
(uday/unight estimation).
Metode RADIASI (1957)
ETo = c (W.Rs) mm/hari
Dimana:
ETo = reference mm/hari
Rs = radiasi matahari ekuivalen dengan evaporasi mm/hari
(dari tabel).
W = faktor pembobotan tergantung pada temperatur dan
ketinggian tempat (tabel).
c = faktor penyesuaian tergantung pada kelembaban rata-
rata dan kondisi angin harian.
n/N = perbandingan jam penyinaran cerah dengan potensi
dam penyinaran harian (tabel).
Metode PENMAN (1948)
Ada dua TERM (ketentuan) yang digunakan, dimasukkan, dan dihitung dalam
rumus yaitu:
TERM ENERGI (radiasi)
TERM AERODINAMIK (angin dan kelembaban).
Rumus PENMAN:
ETo = c (W.Rn + (1-W) . f(u) . (ea – ed))
Radiation TERM Aerodynamic TERM
Dimana:
ETo = evapotranspirasi tanaman reference (mm/hari)
W = faktor pembobotan yang berhubungan dengan
temperatur (tabel).
Rn = radiasi netto (bersih) yang ekuivalen dengan
evapotranspirasi (mm/hari) (tabel).
f(u) = fungsi yang berhubungan dengan angin
(tabel).
(ea-ed) = perbedaan diantara tekanan uap jenuh pada
temperatur udara rata-rata dan tekanan
udara aktual rata-rata (m bar)
c = faktor penyesuaian untuk mengkompensasi
pengaruh kondisi cuaca pada saat siang dan
malam hari.
ed = (ea x RH mean) / 100; ea dari tabel
Data yang diperlukan:
Temperatur RH Angin Posisi geografis
T maksimal dan
T minimal
Rata-rata RH
dekade atau bulan
Kecepatan angin
siang
Letak lintang
Atau: Kecepatan angin
malan
Letak bujur
T bola basah dan
T bola kering
IRIGASI DAN DRAINASE
Bab. 4. Kualitas Air Irigasi
Written by: Purwandaru Widyasunu
Laboratorium Tanah/
Manajemen Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed
Sumber air irigasi  danau, waduk, sungai, mata air
Air asal dari  siklus hidrologi
Air hujan  infiltrasi air permukaan tanah  perkolasi
 air tanah  mata air  sungai  laut 
penguapan.
Air waduk/danau/sungai  pintu keluar atau bendung
 saluran primer  sekunder  tersier  lahan 
ke luar lahan  sungai  laut  penguapan.
Sawah  pestisida + bahan organik + cemaran lain 
kualitas air ?
Air hujan  lahan  erosi tanah  sungai.
Mengendap, dst.
Air yang dialirkan dari sumber air irigasi dapat
berpengaruh:
a. Netral  air irigasi yang dialirkan melewati daerah
yang memiliki jenis tanah sama dengan lahan yang
diairi.
b. Menambah/suplementer  air irigasi menambah
mutu air karena tanah dari lahan pertanian telah
mengalami pengurangan hara karena budidaya
tanaman  volatilisasi, erosi, panenan, leaching.
c. Memperkaya  bila kandungan unsur hara dari air
irigasi lebih banyak dari yang hilang akibat pencucian
(leaching) atau panenan (harvest).
d. Memiskinkan  dengan adanya pemberian air irigasi
malahan akan mengakibatkan pencucian unsur hara.
e. Meracun  air bisa saja berasal dari saluran atau
sungai yang telah tercemar racun.
Apa syarat air irigasi yang baik ?
a. Tidak mengandung zat/senyawa yang dapat meracuni
tanaman, hewan ternak, biota sekitar lahan.
b. Warnanya bila kuning/coklat  keruh – terlalu keruh
 lebih baik airnya bersih  air keruh menandakan
erosi tanah; warna lain misalnya
merah, biru, hitam, dsb  menunjukkan polutan
industri, pertambangan, cemaran lainnya (organik yang
meracun).
c. Lumpur  untuk pertanian terpadu misalnya lahan
sawah (mina-padi) atau minapolitan (empang/kolam)
disekitar persamahan  air keruh berlumpur total
dissolved solid (TDS), kadar O2 rendah, kadar  tidak
semua ikan tahan.
d. pH netral (6-8).
e. Suhu optimal antara 25 – 30º C.
Zat/senyawa yang berpengaruh terhadap kualitas air:
a. Kadar garam tinggi
b. Zat terlarut  Ca. Mg, K, senyawa
nitrat, B, Hg, Pb. Dll.
Kriteria kualitas air yang dapat membahayakan
fungsi tanah dan terhadap tanaman/ikan/ternak 
garam total terlarut tinggi s/d sangat tinggi dan
polusi asam organik, kation atau anion
berbahaya, kandungan lumpur tinggi – sangat tinggi.
Penilaian kualitas air:
a. Penilaian terhadap kadar garam total  dinyatakan
sebagai tingkat DHL (daya hantar listrik) satuannya
mikro ohm/cm atau dalam ppm pada suhu 25º C.
b. Penilaian terhadap kation/anion, khususnya Na+
terlarut atau persentase natrium tertukar ESP
(exchangeable sodium percentage)  ESP = Na+ /
Na+ + K+ + Ca2+ + Mg2+ x 100 %.
c. Keseimbangan antar ion-ion: Na. Ca, Mg  nisbah
atau rasio antara jerapan natrium (SAR = sodium
adsorption ratio ):
SAR = Na+ / ((Ca2+ + Mg2+) /2)
 Kadar garam dapat menurunkan permeabilitas tanah
 garaman menyumbat pori-pori tanah baik dari atas
bersamaan dengan infiltrasi maupun gerakan naik ke
atas bersamaan evaporasi.
 Garam Ca, Mg, Na, dan K yang berlebihan  akan
menurunkan aktivitas osmose / menurunkan penyerapan
air dan hara  pengeblokan oleh kation-kation tersebut.
 Kadar unsur-unsur mikro berlebihan dalam air
irigasi  meracuni tanaman.
Klasifikasi kualitas air:
a. Salinitas
 Air salinitas sedang bila DHL 0,25 – 0,75 µohm
dan kadar garam 200 – 500 mg/l.
 Air salinitas tinggi bila DHL 0,75 – 2,25 µ ohm dan
kadar garam 500 – 1500 mg/l.
 Air salinitas rendah bila DHL / EC  0 – 0,25 µ
ohm dan kadar garam 200 mg/l.
b. Boron  bila s/d 0,33 ppm  air baik; bila >> 0,33
ppm  air buruk.
c. SAR < 6,0  air baik
6 – 9  air kurang baik
> 9  membahayakan.
Pasal 8 PP No. 8/2001:
Kelas 1  peruntukan baku air minum.
Kelas 2  peruntukan prasarana / sarana rekreasi
air, budidaya air tawar, peternakan, pertanaman.
Kelas 3  masih peruntukan
perikanan, peternakan, pertanaman.
Kelas 4  peruntukan mengairi pertanaman.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
diana novitasari
 
pemanenan air hujan
pemanenan air hujanpemanenan air hujan
pemanenan air hujan
Z Hakim Hasfi
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn
ryanhorti
 

La actualidad más candente (20)

12 irigasi tetes
12   irigasi tetes12   irigasi tetes
12 irigasi tetes
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
Presentasi infiltrasi
Presentasi infiltrasiPresentasi infiltrasi
Presentasi infiltrasi
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersih
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Metode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatifMetode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatif
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
pemanenan air hujan
pemanenan air hujanpemanenan air hujan
pemanenan air hujan
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn
 
Manajemen perkebunan
Manajemen perkebunanManajemen perkebunan
Manajemen perkebunan
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 

Destacado

Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainase
fahmiganteng
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
kasimusman
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Julia Maidar
 
Pengantar manajemen dan bisnis full
Pengantar manajemen dan bisnis fullPengantar manajemen dan bisnis full
Pengantar manajemen dan bisnis full
Angel Purwanti
 
Kelas x sma ekonomi 1_supriyanto
Kelas x sma ekonomi 1_supriyantoKelas x sma ekonomi 1_supriyanto
Kelas x sma ekonomi 1_supriyanto
rikitukik
 

Destacado (18)

Irigasi dan Drainase
Irigasi dan DrainaseIrigasi dan Drainase
Irigasi dan Drainase
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
 
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Drainase PerkotaanTata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainase
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Menggambar bangunan air
Menggambar bangunan airMenggambar bangunan air
Menggambar bangunan air
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Bahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimiaBahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimia
 
Pengantar manajemen dan bisnis full
Pengantar manajemen dan bisnis fullPengantar manajemen dan bisnis full
Pengantar manajemen dan bisnis full
 
Kelas x sma ekonomi 1_supriyanto
Kelas x sma ekonomi 1_supriyantoKelas x sma ekonomi 1_supriyanto
Kelas x sma ekonomi 1_supriyanto
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 

Similar a Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed

EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
Repository Ipb
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Muhadir Masrur
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
dishubpga
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Iren Doke
 
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxPertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
farhelgod
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
sidik purnomo
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
DedenCahyo1
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
AdeliaForYou
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
vandamustika
 

Similar a Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed (20)

EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
 
Sda
SdaSda
Sda
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 
Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)Kekeringan (Geografi)
Kekeringan (Geografi)
 
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxPertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
 
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainaseModul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Penyediaan Air Bersih.pptx
Penyediaan Air Bersih.pptxPenyediaan Air Bersih.pptx
Penyediaan Air Bersih.pptx
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
 
Modul M3KB1 TKP - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
Modul M3KB1 TKP - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianModul M3KB1 TKP - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
Modul M3KB1 TKP - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
 
Lubang sedalam 1 meter yang bisa mencegah banjir
Lubang sedalam 1 meter yang bisa mencegah banjirLubang sedalam 1 meter yang bisa mencegah banjir
Lubang sedalam 1 meter yang bisa mencegah banjir
 
Modul konservasi tanah
Modul konservasi tanahModul konservasi tanah
Modul konservasi tanah
 
Jenis
JenisJenis
Jenis
 

Más de Purwandaru Widyasunu

Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Purwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Purwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Purwandaru Widyasunu
 

Más de Purwandaru Widyasunu (9)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
 
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2  evaluasi lahan d3 pslBagian 2  evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed

  • 1. Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman 2013 Untuk kelas sendiri (Purwandaru Widyasunu & Bondansari)
  • 2. POKOK BAHASAN: Bab 1. Pendahuluan 1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi 1.2. Sejarah Irigasi 1.3. Sirkulasi Air. Bab 2. HubunganAntara Tanah, Air, Tanaman 2.1. Hubungan Tanah dengan Tanaman 2.2. Hubungan Air dengan Tanaman 2.3. Hubungan Air dengan Tanah. Bab 3. Penentuan Kebutuhan Air 3.1. Pengertian Kebutuhan Air 3.2. Metode Penentuan Kebutuhan Air.
  • 3. Bab 4. Kualitas Air 4.1. Pengertian Kualitas Air 4.2. Penentuan Kualitas Air. Ujian Tengah Semester Bab 5. Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi 5.1. Pengertian Pemberian Air 5.2. Metode Pemberian Air 5.3. Efisiensi Irigasi Bab 6. Pengelolaan Air Irigasi dan Drainase 6.1. Pengertian 6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi 6.3. Drainase
  • 4. Bab 7. Tata Guna Air Pada Tingkat Usahatani 7.1. Pengertian 7.2. Organisasi Petani Pemakai Air 7.3. Pelaksanaan Tata Guna Air. Referensi: 1. Sudjarwadi. Pengantar Teknik Irigasi. UGM. 2. Dorenbos and W.O. Pruitt (FAO staff). FAO. 1983. Guidelines for Predicting Crop Water Requirements. Nilai: 25 % UTS; 25 % UAS; 10 % Tugas; 40 % Praktikum
  • 5. BAB 1. PENDAHULUAN Written by: Purwandaru Widyasunu widyasunuunsoed@yahoo.com Purwandaru.widyasunu@gmail.com Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Faperta Unsoed 2013 Bahan Kuliah I Bab 1 - 4
  • 6. Bahan Kuliah I Bab 1 - 4 BAB 1. PENDAHULUAN Written by: Purwandaru Widyasunu widyasunuunsoed@yahoo.com Purwandaru.widyasunu@gmail.com Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Faperta Unsoed 2013
  • 7. 1.1. Definisi dan Tujuan Irigasi Filosofi M.K. Irigasi:  Mengkaitkan pemikiran teknis irigasi dengan masalah-masalah efisiensi penggunaan air bagi usaha pertanian.  Aspek-aspek engineering Definisi Irigasi: Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, perkebunan, dan lain-lain usaha pertanian.
  • 8. Kaitan irigasi dan drainase: LAHAN Pemberian air Jaringan drainase 1. Sifat imbang yaitu antara jaringan pemberian air (input/inlet) dengan jaringan drainase (outlet). 2. Jaringan harus terpelihara, kalau tidak dapat rusak. 3. Jaringan pemberi dan drainase air harus ada kapasitasnya sendiri-sendiri.
  • 9.  Saluran pemberi air  kapasitas ditentukan atas dasar kebutuhan maksimum untuk tanaman.  Saluran drainase  kapasitas ditentukan atas dasar jumlah air yang harus dibuang dalam waktu tertentu.  Masa depan: bila curah hujan terlalu tinggi atau terlalu rendah bagaimana ????? Kalau lahan irigasi semakin menghilang karena alih guna lahan bagaimana?
  • 10. Kegiatan Irigasi berupa:  Pembuatan sarana dan prasarana  Membagikan air ke lahan secara teratur  Membuang kelebihan air Aspek kegiatan Irigasi: Perancangan, survei, pembangunan, pemel iharaan, pengawasan dan evaluasi, pencapaian efisiensi, riset.
  • 11. Tujuan irigasi: Memberikan air ke dalam tanah, artinya membasahi tanah. Bagi tanah sawah memberikan air genangan atau macak-macak. Agar tercapai tanah dengan kondisi kelembaban yang cukup/baik bagi tanaman. Nisbah air:udara tanah cukup bagi tanaman.
  • 12. Kecukupan air sawah –vs- lahan kering ??? Perlu diperhatikan yaitu prosentase kandungan air dan udara diantara butir- butir/agregat-agregat tanah. Tugas: kelompok: cari teori berupa uraian dan gambar tentang prosentase udara dan air dalam tanah
  • 13. Tujuan lain dan kegunaan irigasi: 1. Pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah. 2. Mengatur suhu tanah. 3. Membersihkan racun dan garam tanah yaitu mekanisme melarutkan dan membuang racun. 4. Memberantas hama tikus dengan cara menggenangi liang sarangnya. 5. Mempertinggi permukaan air tanah  memper- mudah akar mengambil air. 6. Membersihkan cemaran sampah pada lahan. 7. KOLMATASI  mengalirkan air berlumpur  diendapkan jadi bagian tubuh lumpur sawah.
  • 14. 1.2. Sejarah Irigasi  Babilonia  Lembah sungai NIL  Sawah di Jawa dan Bali  Revolusi Hijau  Pasca Revolusi Hijau ?????  kerusakan jaringan irigasi; jaringan irigasi tersingkirkan dan bahkan ter- reduksi oleh alih fungsi lahan; mungkinkah jaringan irigasi akan hilang ????? TUGAS: cari data alih fungsi lahan pertanian kelas sawah irigasi teknis, ½ teknis, dan non-teknis/perdesaan menjadi lahan non-pertanian disertai dengan jumlah reduksi luas/panjang jaringan irigasi. Bahaslah !!!
  • 15. 1.3. Sirkulasi Air (hidrologi) Pengaruh iklim: Iklim Indonesia Musim Hujan Musim kemarau Radiasi Suhu udara Angin Kelembaban udara Tekanan udara
  • 16. SUHU UDARA EVAPORASI TRANSPIRASI Penguapan air  Ada laju penguapan Perbedaan suhu udara ANGIN LAJU ANGIN LAJU SUHU UDARA PERLU IMBANGAN AIR IRIGASI (TEKNIS) Musim hujan; banyak air Musim kemarau; sedikit/kurang air
  • 17. Perubahan lingkungan strategis dan respons • Meningkatnya kebutuhan air. • Kelangkaan ketersediaan air. • Meningkatnya persaingan antar sektor. • Makin maraknya hak atas air. • Berkembangnya Teknologi Informasi merubah dinamika sosial masyarakat • Respons : tuntutan air sebagai barang ekonomi  pengurangan terhadap air untuk pertanian  konflik akan >>>>>
  • 18. “Persoalan siklus air” 1. Ketidak merataan sirkulasi air. 2. Bagaimana mengatur air berlebihan pada saat musim hujan. 3. Bagaimana mencukupi kebutuhan air pada saat kurang air musim kemarau. Pengaruh topografi: a. Tempat tinggi  air mengalir ke tempat (topografi) lebih rendah  mempunyai kecepatan  aliran permukaan  debit sungai; atau bencana erosi dan longsor !!! b. Tempat rendah  banjir; tempat-tempat (zone) tertentu perlu mendapatkan tambahan air karena persoalan debit tidak memungkinkan air irigasi sampai.
  • 19. SATUAN AIR DALAM IRIGASI 1. Tebal air (mm, cm, m). Misalkan suatu wilayah butuh air s/d panenan yi 20 x penyiraman setebal 5 mm, maka 20 x 5 mm = 100 mm  tiap ha tanaman = 100 mm x 10.000 m2 = 1.000 m3. 2. Volume air untuk satu jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misalkan air dibutuhkan a m3 untuk suatu tanaman pada suatu masa tanam tertentu, maka bila kita punya waduk dengan volume air V m3 dan kehilangan air diperkirakan b m3. Berarti jumlah tanaman yang bisa diairi dari waduk = (V-b)/a tanaman. 3. Satuan menyatakan debit air (untuk pelayanan suatu satuan luas). > Dinyatakan dalam liter/detik/ha atau m3/detik/ha. > Untuk perhitungan penetapan dimensi sauran pemberi dan drainase air.
  • 20. 4. Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. > Disebut duty of water (U.S. System). > Luas = acre; debit = second foot(cusec) > Duty of water A acres artinya debit airan 1 cusec dapat melayani area seluas A acres. > 1 cusec = 28,30 liter/detik; 1 acre = 4047 m2 atau 1 foot3/det.
  • 21. Pembagian wilayah irigasi ke dalam petak-petak kecil: Meliputi: 1. Saluran induk: saluran yang mengambil air langsung dari bangunan penangkap air. Contoh: bendung, sungai. Saluran induk disebut juga saluran primer. 2. Petak primer (satuan luas): suatu kesatuan daerah irigasi (D.I.) yang dilayani oleh saluran induk. Saluran yang menyalurkannya adalah saluran sekunder. 3. Petak sekunder (satuan luas): dilayani oleh saluran sekunder yang mengambil air dari saluran primer. 4. Petak tersier (satuan luas): dilayani oleh sauran tersier yantg mengambil air dari saluran sekunder maupun primer. 5. Petak kwarter: satuan luas lebih ke arah hamparan lahan yang sulit dijangkau oleh layanan saluran tersier  maka dilayani oleh saluran kwarter atau saluran distribusi.
  • 22. Pengelolaan sistem:  Waduk dan sungai oleh Pemerintah (PSDA).  Saluran induk s/d saluran sekunder oleh Pemerintah (Dinas Pengairan).  Saluran tersier s/d kwarter oleh petani pemakai air (P3A).
  • 23. Waduk Gembong Kabupaten Pati Waduk Tempuran Kabupaten Rembang
  • 24. Peta rawan kekeringan Jawa-Tengah
  • 25. Teknologi irigasi pertanian menggunakan bangunan /embung sebagai reservoir di lahan pesisir selatan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Indonesia sudah diterapkan cukup lama. Bangunan raksasa yang di tempatkan di tengah-tengah lahan pasir pada posisi yang tertinggi merupakan syarat yang ideal. Supaya aliran air dapat dialirkan dengan mudah untuk mengairi sawah-sawah disekitar embung yang dibuat. Sifat air yang mudah meresapkan air, maka sangat membutuhkan debit air yang besar dibandingkan dengan lahan tanah non pasiran. EMBUNG Gambar Infrastruktur irigasi (diambilkan dari internet) For education purpose only
  • 26. Embung yang penuh dengan sekat- sekat ruang, dengn tujuan lain untuk membantu kekuaan embung di atas lahan pasir. Jika saja ada kelongsoran pasir, harapanya bangunan masih menyatu.
  • 27. Di sebelah kiri adalah fondasi berbentuk ular. Bangunan tersebut berfungsi sebagai pemisah aliran khusus mengalir ke sumber pengambilan air yang sudah dibuat di lahan pasir. Sedangkan yang sebelah kanan supaya aliran air dapat mengalir dengan bebas menuju arah selanjutnya.
  • 28. Lahan yang kering terlihat luas sampai area pegunungan sana . Bukti kalau kemarau ini benar – benar terasa parah. Sumur – sumur yang ada di area sawah pun juga menyusut debit airnya (Imogiri). Dengan jarak yang dekat sumur – sumur di daerah sini terbuat dari buis, sebagai tiang untuk menarik embernya hanya terbuat dari bambu saja. Di samping itu pembuatan sumur yang menggunakan tumpukakn batu di sebelah pinggir yang membentuk lingkaran juga masih ada.
  • 29. Di samping sebagai obyek wisata air terjun, air ini bermanfaat untuk warga sekitar berkaitan dalam kepentingan pertanian juga Aliran air di atas bersumber dari air terjun utama Grojogan Sewu yang kemudian menuju ke cabang- cabang aliran menuju ke tempat – tempat yang lebih rendah
  • 30. Pemandangan tanaman petani warga sekitar. Tidak hanya menanam padi para warga di wilayah ini. Namun sayuran kubis/ kol juga ikut ditanam bersamaan
  • 31. Panel sel penangap tenaga surya untuk pembangkit listrik irigasi wilayah tadah hujan. KKN Fisika UGM
  • 32. Air memang kebutuhan vital bagi umat manusia. Planet bumi yang tujuh puluh persennya adalah perairan, belum dapat menjamin kebutuhan air di daratan bisa terpenuhi. Contoh di Banyumenang I, Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul Yogyakarta. Penggunaan pompa diesel dengan suara gemuruh di siang hari terkadang terdengar di sekitar Kali Gede. Daerah yang digunakan untuk sumber air masyarakat sini. Namun, alat itu saja belum mencukupi. Dengan adanya sinar matahari yang hampir memanasi daerah ini, dengan kurang lebih sekitar 4- 5 jam perharinya. Maka muncul inisiatif dari mahasiswa Fisika dari UGM. Pemasangan sel surya dengan jumlah dua belas panel pun dilakukan. Di mana panel ini, pemasangannya berada di atas daerah gunung yang tinggi. Harapannya, kemudahan untuk mendapatkan sinar matahari dapat terwujud. Sehingga bisa menggerakkan mesin pompa yang dipasang pada sumber air di Kali Gede.
  • 33. Dua pipa besi yang berbentuk siku di atas merupakan jalur air ke penampungan yang di ambil menggunakan pompa diesel. Sementara selang warna hitam yang melengkung merupakan saluran air yang disedot menggunakan pompa listrik dengan sumber dari tenaga surya yan terletak di atas gunung.
  • 34.
  • 35. Pengelolaan Waduk sebagai bagian dari PSDA yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan mempunyai beberapa dimensi yang harus diintegrasikan ke semua aspek pengembangan fungsinya: •environmental sustainability: perbaikan dan perlindungan lingkungan untuk generasi mendatang. •economic sustainability: setiap pengembangan nyata meningkatkan ekonomi (kewisataan, usaha tanaman keras, buah-buahan, dan semusim tahan naungan, perikanan, peternakan, dan pengindustrian hasil lokal, dan lainnya). Diupayakan kerjasama antara pengusaha/pedagang dengan masyarakat dalam pemasaran hasil. •socio – cultural sustainability: setiap inovasi harus harmoni antara pengetahuan lokal (sosial dan budaya), pengalaman petani-masyarakat dan Lembaga Pemberdayaannya, pengetahuan (sains) dan teknologi tepat guna terpilih. •political sustainability: hubungan kontrol kebirokrasian (pemerintahan) dan masyarakat. Para pemimpin formal dan informal untuk suatu sektor tertentu dalam masyarakat lokal harus mampu menjalin komunikasi dengan struktur-struktur politik dan birokrasi. Peranan Lembaga Penyambung aspirasi dan animo sangat penting (mengatasi jembatan tidak sambung). •teknologi tepat guna: sumber alat dan bahan tersedia di tingkat lokal, pengadaan murah, bisa dibuat kembali dengan relatif mudah, efisien dan efektif manfaatnya.
  • 36. FIGURE 4 Arable Land, 1998-2000. Agricultural Water Management: Proceedings of a Workshop in Tunisia (Series: Strengthening Science-Based Decision Making in Developing Countries) http://www.nap.edu/catalog/11880.html
  • 37. Figure 4 shows arable land ratios worldwide. It can be noted that in a number of OIC countries including Egypt, Jordan, the Palestinian National Authority (PNA), Yemen, Oman and Malaysia, the situation is critical. Given the rate at which hunger has declined since 1990 on average, the World Food Summit goal of reducing the number of undernourished people by half by 2015 cannot be reached. The goal can, according to the FAO, only be reached if the recent trend of increasing numbers is reversed. Only 19 countries, including China, succeeded in reducing the number of undernourished throughout the 1990s, says the report. Twenty-two countries, including Bangladesh and Mozambique, succeeded in turning the tide against hunger. In 17 other countries; among them India, Indonesia, Nigeria, Pakistan and Sudan, however, the number of undernourished people, which had been falling, began to rise.
  • 38. FIGURE 5 Freshwater resources per capita, 2000. Figure 5 shows the freshwater resources map of the world in 2000. It shows how critical the water resources problem is in most Arab and many OIC countries. Only Indonesia and Malaysia (OIC countries) are in the green in terms of water resources.
  • 39.
  • 40. BAB 2. HUBUNGAN SALING PENGARUH ANTARA: AIR, UDARA, DAN TANAMAN Written By: Purwandaru Widyasunu widyasunuunsoed@yahoo.com Purwandaru.widyasunu@gmail.com
  • 41.  Iklim bumi  kutub, temperate, sub tropika, tropika  jenis tumbuhan/tanaman (crop) adaptif berbeda.  Tanaman perlu: udara, cahaya, air, tanah. 2.1. Peranan air dan tanah 45% 5% 25% 25% Struktur tanah ideal Mineral Bahan Organik Udara Air
  • 42. Pori-pori Butir tanah Hidup berbagai jamur, bakteri, binatang Bahan organik tanah TOP SOIL SUB SOIL Bahan induk Batuan induk
  • 43.  Tanah mineral  mineral 95 %, B.O.T. 5 %  Tanah organi  tanpa mineral atau sedikit; bisa 100 % terdiri dari fraksi organik.  Bagaimana tanah yang baik bagi tanaman?  Infiltrasi dan perkolasi air baik  Subur: cukup hara  Mudah diolah, KMA cukup, Aerasi baik  Keanekaragaman hayati baik 2.2. Komposisi tanah TANAH: STRUKTURAL TEKSTURAL Mendukung
  • 44. Inti kegiatan irigasi:  Memberikan air  Menghentikan pemberian air Inti kegiatan drainase  mengalirkan air keluar petakan lahan budidaya
  • 45. TANAH Pada saat kandungan air banyak  irigasi dihentikan Pada saat kandungan air sedikit  dilakukan pemberian air
  • 46.  Air yang berada pada lapisan atas dari zone aerasi  disebut LENGAS TANAH.  Apabila kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah terpenuhi, maka air akan bergerak ke bawah menuju zone saturasi. Air pada zone saturasi  disebut AIR TANAH (GROUND WATER).  Di atas zone saturasi terdapat AIR KAPILER  yang mengisi ruang pori-pori kecil tanah  bisa berasal dari air tanah yang terangkut gaya kapiler. 2.3. Kedudukan air dalam tanah
  • 47.
  • 48.  AIR KAPILER  bagian air dalam tanah yang terpegang pada pori-pori gaya kapiler  dapat bergerak ke segala arah tergantung pada tegangan kapiler yang bekerja  namun air kapiler masih dipengaruhi oeh gaya gravitasi  membentuk PIPA-PIPA KAPILER  berupa titik-titik air kapiler.  AIR HIGROSKOPIS  dipegang kuat oleh tanah  TIDAK DAPAT DIMANFAATKAN OLEH TANAMAN
  • 49. 2.4. Lengas tanah  Menyediakan lengas tanah untuk tanaman bagaimana caranya ???  Batasnya apa ??? KAPASITAS LAPANG TITIK LAYU PERMANEN Pemenuhan air haruslah tidak melampaui KL dan TLP Jenis tanaman mempengaruhi keperluan pemberian air  Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai Sayuran Tanaman perkebunan
  • 50. 2.5. Bentuk lengas tanah Gambar teoritikal gerakan air dan wujud air dalam tanah: Gerakan air mengikuti pori makro dan makro dalam keadaan potensial tinggi (gerak ke bawah); gerak bisa ke atas atau ke kanan/kiri bila potensial K.A.L. atau evaporasi
  • 51. 2.6. Konstanta lengas tanah 1. Kapasitas kejenuhan air  jumlah air yang diperlukan untuk mengisi seluruh ruang pori antara butir-butir tanah  disebut kapasitas menahan air maksimal tanah (KMA). 2. Kapasitas lapang  harga maksimal air kapiler yang dapat ditahan pada kondisi drainase bebas pada zona perakaran  disebut kapasitas menahan air efektif  dalam keadaan ini volume pori air 50 % dan volume pori udara 50 %  merupakan kondisi ideal kandungan air : udara dalam tanah. 3. Lengas ekivalen  digunakan untuk memperkirakan kapasitas lapang di laboratorium.
  • 52. 4. Titik layu permanen (TLP)  jumlah lengas pada keadaan tanaman mengalami layu pertama kali (awal layu), yaitu harga lengas tanah di bawah tersebut air sudah tidak bisa diambi cukup cepat oleh tanaman untuk mengimbangi kebutuhan air transpirasinya  PERLU PENAMBAHAN AIR. 5. Titik layu akhir (TLA)  harga lengas pada saat tanaman layu seluruhnya. Gambaran musim kemarau pada lahan kering/tadah hujan:  Pada saat TLP  tanaman mulai layu tetapi akar tanaman masih mampu menyerap sebagian kecil air untuk mempertahankan hidupnya.  Bila kelayuan terus-menerus tanpa mendapat siraman air  seluruh bagian tanaman layu permanen akhir  TLP – TLA = interval kelayuan. Dapat disimulasikan dalam praktikum pot KMA  KL  cukup air berapa lama  TP  TLA
  • 53. Bentuk lengas tanah dan sifat-sifatnya: x 0 tanah % berat Air higroskopis Air kapiler mengisi pori-pori kapiler, ditahan oleh selisih antara tegangan kapiler – gaya gravitasi Air gravitasi,mengisi pori-pori non kapiler, bergerak ke bawah karena gaya gravitasi NOL KMA KL A TLP TLA Tersedia untuk tanaman dalam waktu singkat Tersedia untuk pertumbuhan tanaman; lamanya tergantung KL tanah Koefisien higroskopis Air tidak tersedia Sama sekali tidak dapat digunakan oleh tanaman
  • 54. 2.7. Frekwensi penambahan air Dipengaruhi oleh KMA Dipengaruhi oleh: Tekstur tanah Struktur tanah Bahan organik tanah INFILTRASI TANAH KMA KL TANAH Faktor perusakan KMA tanah: pemadatan tanah,erosi, penurunan kandungan bahan organik tanah, penebangan hutan
  • 55. 2.8. Kedalaman zone perakaran Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Tekstur tanah  mempengaruhi kemudahan akar menembus tanah. 2. Formasi sub-soil  cadas batu, kerikil, liat makin memadat. 3. Dalamnya permukaan air tanah penyebartan perakaran. 4. Jumlah lengas yang tersedia. Kedalaman zone perakaran beberapa tanaman:  Padi 60- 90cm  Tembakau 30 - 60 cm  Jagung 130- 160 cm  Tebu 130 -160 cm  Kacang tanah 130 cm.
  • 56. BAB 3. KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MENENTUKAN Metode Prediksi, Unsur Iklim/Cuaca, Eto Purwandaru Widyasunu Lab. Tanah dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Unsoed. widyasunuunsoed@yahoo.com
  • 57. 3.1. Pendahuluan dan Definisi  Ingat bahwa produksi biomassa tanaman ditentukan oleh input utama yaitu cahaya matahari, air, CO2, unsur hara, sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, perubahan unsur-unsur iklim/cuaca.  Kebutuhan air tanaman (KAT): jumlah air yang diperlukan oleh tanaman untuk satu siklus hidupnya atau per bagian siklus hidupnya meliputi tahap pertumbuhan vegetatif dan perkembangan tanaman sampai mencapai produksi (generatif).  KAT: ketebalan air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air yang hilang (LOSS) melalui EVAPOTRANSPIRASI (ETcrop); untuk tanaman yang sehat (tidak terserang hama/penyakit) pada lahan yang LUAS tanpa hambatan yang berarti dari faktor kesuburan tanah dan air tanah sehingga tanaman mampu MENCAPAI POTENSI PRODUKSI.
  • 58. 3.2. Faktor –Faktor yang berpengaruh terhadap KAT a. Unsur-unsur iklim dan kondisi cuaca atau iklim pada DEKADE /musim suatu saat  manifestasinya pada Eto (evapotranspirasi refference). ETo = evapotranspirasi standar pada suatu daerah / wilayah spesifik. Pada lahan spesifik; permukaan lahan “berumput” tebal dan tinggi rumput 8-15 cm, rumput kondisi hijau, tidak kekurangan suplai air dan hara, tidak terhaangi naungan, tidak tergenang air. b. Faktor karakteristik tanaman  KOEFISIEN TANAMAN tergantung jenis tanaman (spesies/varietas), umur tanaman / tahapan tumbuh, tergantung musim (kemarau, lembab, hujan), tergantung kondidi iklim pada saat itu. c. Efek kondisi lokal dan praktik pertanian: variasi kondisi klimat saat itu, ketinggian tempat, ukuran lahan, sekuestrasi karbon, serapan cahaya/panas versus pantulan oleh bumi, KMA dan KL tanah, salinitas tanah, metode irigasi, pengolahan tanah.
  • 59. 3.3. Metode penentuan evapotranspirasi tanaman Untuk menentukan kebutuhan air tanaman Prosedur kalkulasi Doorenbos & Pruitt (1977) – FAO: Guidliness for Predicting Crop Water Requirements. The FAO Irrigation Drainage Paper 24. (i) Penentuan ETo (Reeference crop evapotranspiration)  Kumpulkan dan evaluasi data iklim dan tanaman. Pilih metode kalkulasi Eto atas dasar ketersediaan data iklim yang paling komplit di masing-nmasing wilayah. Hitung ETo tiap 30 – atau – 10 harian menggunakan data rata-rata. Analisis besaran dan frekwensi dari harga ekstrim Eto pada suatu waktu kejadian iklim.
  • 60. (ii)Penentuan Kc (crop coefficient) Pilih pola tanam dan determinasikan waktu penanaman – pembenihan (budidaya), laju perkembangan tanaman, tahapan-tahapan perkembangan tanaman, dan periode budidaya (satu musim)   Tentukan tanaman apa ? Tahap perkembangannya ? Musim apa penanamannya ? Atau saat evaluasi sedang musim apa atau bulan apa minggu ke berapa ? Kemudian hitunglah ETcrop tiap 30 – atau – 10 harian. Rumus ETcrop = Kc.ETo ; ETo metode: Blaney- Criddle, Radiation, PENMAN, PAN EVAPORATION.  ETcrop dihitung untuk semua CROPPING-PATTERN dalam satu tahun pada lahan yang sama yang kita kehendaki untuk tujuan PRODUKSI BIOMASSA.
  • 61. (iii) Determinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi ETcrop pada kondisi lokal pada keadaan :  TIME SERIES  buat model X = musim tanam atau tahun dan Y = produksinya (value) untuk mengetahui faktor 1, 2, 3, dst yang berpengaruh.  VARIASI WILAYAH  EVALUASI PENGARUH DARI FAKTOR: ketersediaan air tanah (KMA, KL) ketersediaan air irigasi dan praktik irigasi.  Pertimbangkan hubungan antara ETcrop dengan LEVEL PRODUKSI (aktual dan potensial).
  • 62. Data set minimal yang diperlukan untuk ETo Metode T H W S Rad Ev Envr Blaney-Criddle * o o o o1) Radiation * 0 0 * (*) o Penman * * * * (*) 0 Pan evaporation o o * * T = air temperature; H = humidity; W = wind; S = sun shine; Rad = radiation; Ev = evaporation; Envr = environment., * = measured data; o = estimated data; (*) = if data avaiabe but is not essential.
  • 63. Metode Blaney-Criddle (1950) ETo = c(p (0,46 T + 8)) mm/hari Dimana: ETo = evapotranspirasi tanaman reference dalam mm/hari untuk bulan ybs. T = temperatur harian rata-rata (°C) bulan itu. p = prosentase harian rata-rata dari data jam siang pada masing-masing lintang . c = faktor penyesuaian yang tergantung pada kelembaban relatif,jam penyinaran, dan waktu harian ada angin (uday/unight estimation).
  • 64. Metode RADIASI (1957) ETo = c (W.Rs) mm/hari Dimana: ETo = reference mm/hari Rs = radiasi matahari ekuivalen dengan evaporasi mm/hari (dari tabel). W = faktor pembobotan tergantung pada temperatur dan ketinggian tempat (tabel). c = faktor penyesuaian tergantung pada kelembaban rata- rata dan kondisi angin harian. n/N = perbandingan jam penyinaran cerah dengan potensi dam penyinaran harian (tabel).
  • 65. Metode PENMAN (1948) Ada dua TERM (ketentuan) yang digunakan, dimasukkan, dan dihitung dalam rumus yaitu: TERM ENERGI (radiasi) TERM AERODINAMIK (angin dan kelembaban). Rumus PENMAN: ETo = c (W.Rn + (1-W) . f(u) . (ea – ed)) Radiation TERM Aerodynamic TERM Dimana: ETo = evapotranspirasi tanaman reference (mm/hari) W = faktor pembobotan yang berhubungan dengan temperatur (tabel). Rn = radiasi netto (bersih) yang ekuivalen dengan evapotranspirasi (mm/hari) (tabel).
  • 66. f(u) = fungsi yang berhubungan dengan angin (tabel). (ea-ed) = perbedaan diantara tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dan tekanan udara aktual rata-rata (m bar) c = faktor penyesuaian untuk mengkompensasi pengaruh kondisi cuaca pada saat siang dan malam hari. ed = (ea x RH mean) / 100; ea dari tabel Data yang diperlukan: Temperatur RH Angin Posisi geografis T maksimal dan T minimal Rata-rata RH dekade atau bulan Kecepatan angin siang Letak lintang Atau: Kecepatan angin malan Letak bujur T bola basah dan T bola kering
  • 67.
  • 68.
  • 69. IRIGASI DAN DRAINASE Bab. 4. Kualitas Air Irigasi Written by: Purwandaru Widyasunu Laboratorium Tanah/ Manajemen Sumberdaya Lahan Faperta Unsoed
  • 70. Sumber air irigasi  danau, waduk, sungai, mata air Air asal dari  siklus hidrologi Air hujan  infiltrasi air permukaan tanah  perkolasi  air tanah  mata air  sungai  laut  penguapan. Air waduk/danau/sungai  pintu keluar atau bendung  saluran primer  sekunder  tersier  lahan  ke luar lahan  sungai  laut  penguapan. Sawah  pestisida + bahan organik + cemaran lain  kualitas air ? Air hujan  lahan  erosi tanah  sungai. Mengendap, dst.
  • 71. Air yang dialirkan dari sumber air irigasi dapat berpengaruh: a. Netral  air irigasi yang dialirkan melewati daerah yang memiliki jenis tanah sama dengan lahan yang diairi. b. Menambah/suplementer  air irigasi menambah mutu air karena tanah dari lahan pertanian telah mengalami pengurangan hara karena budidaya tanaman  volatilisasi, erosi, panenan, leaching. c. Memperkaya  bila kandungan unsur hara dari air irigasi lebih banyak dari yang hilang akibat pencucian (leaching) atau panenan (harvest). d. Memiskinkan  dengan adanya pemberian air irigasi malahan akan mengakibatkan pencucian unsur hara. e. Meracun  air bisa saja berasal dari saluran atau sungai yang telah tercemar racun.
  • 72. Apa syarat air irigasi yang baik ? a. Tidak mengandung zat/senyawa yang dapat meracuni tanaman, hewan ternak, biota sekitar lahan. b. Warnanya bila kuning/coklat  keruh – terlalu keruh  lebih baik airnya bersih  air keruh menandakan erosi tanah; warna lain misalnya merah, biru, hitam, dsb  menunjukkan polutan industri, pertambangan, cemaran lainnya (organik yang meracun). c. Lumpur  untuk pertanian terpadu misalnya lahan sawah (mina-padi) atau minapolitan (empang/kolam) disekitar persamahan  air keruh berlumpur total dissolved solid (TDS), kadar O2 rendah, kadar  tidak semua ikan tahan. d. pH netral (6-8). e. Suhu optimal antara 25 – 30º C.
  • 73. Zat/senyawa yang berpengaruh terhadap kualitas air: a. Kadar garam tinggi b. Zat terlarut  Ca. Mg, K, senyawa nitrat, B, Hg, Pb. Dll. Kriteria kualitas air yang dapat membahayakan fungsi tanah dan terhadap tanaman/ikan/ternak  garam total terlarut tinggi s/d sangat tinggi dan polusi asam organik, kation atau anion berbahaya, kandungan lumpur tinggi – sangat tinggi.
  • 74. Penilaian kualitas air: a. Penilaian terhadap kadar garam total  dinyatakan sebagai tingkat DHL (daya hantar listrik) satuannya mikro ohm/cm atau dalam ppm pada suhu 25º C. b. Penilaian terhadap kation/anion, khususnya Na+ terlarut atau persentase natrium tertukar ESP (exchangeable sodium percentage)  ESP = Na+ / Na+ + K+ + Ca2+ + Mg2+ x 100 %. c. Keseimbangan antar ion-ion: Na. Ca, Mg  nisbah atau rasio antara jerapan natrium (SAR = sodium adsorption ratio ): SAR = Na+ / ((Ca2+ + Mg2+) /2)
  • 75.  Kadar garam dapat menurunkan permeabilitas tanah  garaman menyumbat pori-pori tanah baik dari atas bersamaan dengan infiltrasi maupun gerakan naik ke atas bersamaan evaporasi.  Garam Ca, Mg, Na, dan K yang berlebihan  akan menurunkan aktivitas osmose / menurunkan penyerapan air dan hara  pengeblokan oleh kation-kation tersebut.  Kadar unsur-unsur mikro berlebihan dalam air irigasi  meracuni tanaman.
  • 76. Klasifikasi kualitas air: a. Salinitas  Air salinitas sedang bila DHL 0,25 – 0,75 µohm dan kadar garam 200 – 500 mg/l.  Air salinitas tinggi bila DHL 0,75 – 2,25 µ ohm dan kadar garam 500 – 1500 mg/l.  Air salinitas rendah bila DHL / EC  0 – 0,25 µ ohm dan kadar garam 200 mg/l. b. Boron  bila s/d 0,33 ppm  air baik; bila >> 0,33 ppm  air buruk. c. SAR < 6,0  air baik 6 – 9  air kurang baik > 9  membahayakan.
  • 77. Pasal 8 PP No. 8/2001: Kelas 1  peruntukan baku air minum. Kelas 2  peruntukan prasarana / sarana rekreasi air, budidaya air tawar, peternakan, pertanaman. Kelas 3  masih peruntukan perikanan, peternakan, pertanaman. Kelas 4  peruntukan mengairi pertanaman.