SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
MENTERI KESEHATAN
                        REPUBLIK INDONESIA


       PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

                     NOMOR 49 TAHUN 2012

                            TENTANG

     PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU
           DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

             DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

            MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang     a. bahwa pengaduan masyarakat merupakan salah
                  satu bentuk peran serta masyarakat dalam
                  pengawasan pelaksanaan pelayanan publik,
                  sehingga perlu mendapatkan tanggapan dengan
                  cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan;
              b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
                 dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
                 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
                 Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di
                 Lingkungan Kementerian Kesehatan;

Mengingat     1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
                 Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
                 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
                 Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
                 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 3851);
              2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
                 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran
                 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,
                 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan
                 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran
                 Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134,
                 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                 Nomor 4150);
              3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
                 Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
                 Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
                 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
MENTERI KESEHATAN
                          REPUBLIK INDONESIA

                                 -2-

               4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999
                  tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
                  Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara
                  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
                  Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
                  Indonesia Nomor 3866);
                5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
                   Negara Nomor Per/ 05/ M. PAN/ 4/ 2009 tentang
                   Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
                   Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah;
               6. Peraturan      Menteri        Kesehatan       Nomor
                  1144 / Menke s / Per/ VIII / 2010 tentang Organisasi
                  dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
                  Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
               7. Keputusan        Menteri        Kesehatan      Nomor
                  134 / Menke s / SK/ III/ 2012 tentang Tim Penanganan
                  Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan
                  Kementerian Kesehatan;

                           MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
              PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT
              TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN.


                               Pasal 1

(1) Pengaduan masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan
   dikelompokkan dalam:
   a. Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan; dan
   b. Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan.
(2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan sebagaimana dimaksud
    pada ayat (1) huruf a merupakan pengaduan masyarakat yang isinya
    mengandung informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan
    atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur
    Kementerian Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat
    atau negara.


                                                         (3) Pengaduan...
MENTERI KESEHATAN
                             REPUBLIK INDONESIA

                                    -3-

(3) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pengaduan masyarakat
    yang isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang
    konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan
    penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
(4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) terdiri
    atas orang perorangan, organisasi masyarakat, partai politik, institusi,
    kementerian/lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah.

                                  Pasal 2

(1) Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat
    disampaikan secara langsung melalui tatap muka, atau secara
    tertulis/surat, media elektronik, dan media cetak kepada pimpinan atau
    pejabat Kerrienterian Kesehatan.
(2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan secara
    langsung oleh masyarakat kepada Sekretariat Inspektorat Jenderal
    Kementerian Kesehatan.
(3 ) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan
     secara langsung oleh masyarakat kepada sekretariat unit utama di
     lingkungan Kementerian Kesehatan.
(4) Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan
   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah harus ditanggapi dalam
   waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan
   diterima.

                                  Pasal 3

Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan ditangani
oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan
Kementerian Kesehatan yang dibentuk oleh Menteri berdasarkan
kewenangan masing-masing.

                                  Pasal 4

(1) Penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian
    Kesehatan harus dilakukan secara cepat, tepat, dan dapat
    dipertanggungjawabkan .
(2) Penanganan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) meliputi pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut,
    pelaporan, dan pengarsipan.


                                                           (3) Penanganan...
MENTERI KESEHATAN
                               REPUBLIK INDONESIA

                                           -4-

(3) Penanganan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
    berupa tanggapan secara langsung melalui klarifikasi atau memberi
    jawaban, dan penyaluran/ penerusan kepada unit terkait yang
    berwenang menangani.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan pengaduan masyarakat
    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam
    Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan
    Kementerian Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

                                       Pasal 5

Setiap pimpinan unit Eselon I dan Eselon II Kementerian Kesehatan
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
Menteri ini.

                                       Pasal 6

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

                                            Ditetapkan di Jakarta
                                            pada tanggal 14 November 2012

                                               ME   I KESEHATAN
                                           w.          IN NESIA,
                                           /
                                 fl
                                      Pi
                                                     •   1 j




                                                         IMBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 Desember 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,




  AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1216
MENTERI KESEHATAN
                          REPUBLIK INDONESIA

                                 -5-

                                   LAMPIRAN
                                   PERATURAN MENTERI KESEHATAN
                                   NOMOR 49 TAHUN 2012
                                   TENTANG
                                   PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN
                                   MASYARAKAT TERPADU DI
                                   LINGKUNGAN KEMENTERIAN
                                   KESEHATAN


     PED OMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU
            DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN


                               BAB I
                           PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyelenggara
  negara pada dasarnya merupakan kontrol sosial dalam rangka
  mewujudkan pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
  nepotisme. Salah satu bentuk pengawasan masyarakat yang perlu
  ditangani/dikelola secara efektif dan efisien adalah pengawasan dalam
  bentuk pengaduan masyarakat. Agar pengawasan masyarakat dapat
  berfungsi efektif sebagai koritrol sosial dalam penyelenggaraan
  pemerintah maka pengaduan masyarakat perlu ditangani secara cepat,
  tepat, efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.

  Pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan program di bidang
  kesehatan termasuk pengawasan terhadap program unggulan
  Kementerian Kesehatan Tahun 2012, antara lain Program Jaminan
  Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Persalinan (Jampersal),
  Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan perijinan alat kesehatan,
  yang merupakan prioritas untuk ditangani segera.

  Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu
  dibutuhkan bagi setiap instansi pemerintah dalam penanganan
  pengaduan masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Negara
  Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang
  Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi
  Pemerintah dinyatakan bahwa setiap instansi pemerintah pusat dan
  daerah dapat menindaklanjuti pedoman tersebut dengan aturan yang
  lebih teknis.
MENTERI KESEHATAN
                          REPUBLIK INDONESIA


                                 -6-

  Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/
  Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerj a Kementerian
  Kesehatan, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan
  pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan, sehingga
  dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut perlu suatu pedoman
  penanganan pengaduan masyarakat yang juga merupakan bentuk
  pengawasan. Selain itu untuk penanganan pengaduan masyarakat
  secara terkoordinasi di lingkungan Kementerian Kesehatan telah
  dibentuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
  134/ Menkes/ SK/III/2012 tentang Tim Penanganan Pengaduan
  Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

  Berdasarkan hal tersebut, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan
  Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di lingkungan Kementerian
  Kesehatan, sebagai acuan pelaksanaan di dalam penanganan pengaduan
  masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan.

B. Maksud Dan Tujuan
  1. Maksud
     Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu dimaksudkan
     sebagai:
     a. acuan bagi Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di
        lingkungan Kementerian Kesehatan dalam penanganan pengaduan
        masyarakat; dan
     b. acuan dalam melakukan koordinasi antar unit kerja di lingkungan
        Kementerian Kesehatan dalam penanganan pengaduan
        masyarakat.
  2. Tujuan
     Tujuan disusunnya Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat
     Terpadu ini adalah:
     a. terwujudnya penanganan pengaduan masyarakat terpadu yang
        cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan;
     b. terwujudnya koordinasi penanganan pengaduan masyarakat
        terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan sehingga
        menghindari terjadinya tumpang tindih dalam penanganan
        pengaduan masyarakat; dan
     c. terlaporkannya penanganan pengaduan masyarakat kepada pihak-
        pihak terkait secara terpadu.

C. Ruang Lingkup
   Pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan
   yang ditangani meliputi:
    1. hambatan dalam pelayanan masyarakat;
MENTERI KESEHATAN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                   -7-

   3. korupsi, kolusi dan nepotisme; dan
   4. pelanggaran disiplin pegawai.

D. Pengertian
  Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan :
  1. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
      di bidang kesehatan.
  2. Pengaduan masyarakat adalah bentuk pengawasan masyarakat yang
      disampaikan oleh masyarakat kepada Kementerian Kesehatan, berupa
      sumbangan pemikiran, saran, gagasan atau keluhan/pengaduan yang
      bersifat membangun.
  3. Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh
      masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
  4. Pimpinan instansi adalah pejabat pembina kepegawaian pada
      Kementerian Kesehatan.
   5. Konfirmasi adalah proses kegiatan untuk mendapatkan penegasan
      mengenai keberadaan terlapor yang teridentifikasi, baik bersifat
      perorangan, kelompok maupun institusional, apabila memungkinkan
      termasuk masalah yang dilaporkan/diadukan.
  6. Klarifikasi adalah proses penjernihan masalah atau kegiatan yang
      memberikan      penj elasan/ data/ dokumen/ bukti-bukti   mengenai
      permasalahan yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya kepada
      sumber pengaduan dan instansi terkait.
  7. Audit adalah proses identifikasi masalah,analisis dan evaluasi bukti
      yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional
      berdasarkan standar yang berlaku, untuk menilai kebenaran atas
      pengaduan masyarakat.
  8. Pelapor adalah individu atau kelompok masyarakat yang
      menyampaikan pengaduan kepada kementerian kesehatan.
  9. Terlapor adalah aparatur negara atau kelompok masyarakat yang
      melakukan penyimpangan atau pelanggaran.
MENTERI KESEHATAN
                             REPUBLIK INDONESIA

                                    -8-

                            BAB II
           PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU


Pengaduan masyarakat yang diterima Kemenkes ditangani oleh Tim
Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di lingkungan Kementerian
Kesehatan (Tim Dumasdu) yang ada pada masing-masing Unit Eselon I.

Pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan berdasarkan
kewenangan dan kriteria, bahwa pengaduan berindikasi penyimpangan
yang merugikan masyarakat/negara ditangani oleh Tim Dumasdu pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, sedangkan indikasi
pengaduan di luar itu maupun yang berupa sumbang saran, kritik yang
konstruktif, yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan masyarakat menjadi fokus penanganan oleh Tim Dumasdu
pada unit eselon I yang lain.

Pengaduan yang jelas alamatnya, segera dijawab secara tertulis dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima,
dan diselesaikan dalam waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja
sejak pengaduan tersebut diterima oleh Kementerian Kesehatan.

Penanganan pengaduan masyarakat meliputi kegiatan penerimaan,
pencatatan, penelaahan, penyaluran, konfirmasi, klarifikasi atau penelitian,
pemeriksaan, pelaporan, tindak lanjut, dan pengarsipan.

A. Pencatatan Pengaduan
   Pencatatan pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan sebagai
   berikut :
  1. Pengaduan masyarakat (dumas) yang diterima oleh Tim Dumasdu pada
     Unit Eselon I berasal dari organisasi masyarakat, partai politik,
     perorangan atau penerusan pengaduan oleh Kementerian/ Lembaga/
     Komisi Negara dalam bentuk surat, fax, atau email, dicatat dalam
     agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi sesuai
     dengan prosedur pengadministrasian/ tata persuratan yang berlaku.
     Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam
     formulir yang disediakan.
  2. Pencatatan dumas tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi
     tentang nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima,
     identitas pengadu, identitas terlapor, dan inti pengaduan.
  3. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera dijawab secara tertulis dalam
     waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pengaduan
     diterima, dengan tembusan disampaikan kepada Sekretariat Tim
     Dumasdu pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
MENTERI KESEHATAN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                   -9-


B. Penelaahan
   1. Pengaduan yang telah dicatat kemudian ditelaah guna
      mengidentifikasi permasalahannya, kejelasan informasi, kadar
      pengawasan serta langkah-langkah penanganan selanjutnya.
   2. Penelaahan minimal yang dilakukan sebagai berikut :
      a. Merumuskan inti masalah yang diadukan.
      b. Menghubungkan materi pengaduan dengan peraturan yang
         relevan.
      c. Meneliti dokumen dan/ atau informasi yang diterima.
      d. Menentukan apakah pengaduan yang diterima berkadar
         pengawasan atau tidak berkadar pengawasan.
      b. Melengkapi data/ informasi yang diperlukan.
      c. Melakukan analisis berdasarkan peraturan perundang-undangan
         yang relevan.
      d. Menetapkan hasil penelahaan dan penanganan selanjutnya.
   3. Hasil penelahaan pengaduan dan rekomendasi:
      a. Pengaduan berkadar pengawasan yang berindikasi penyimpangan
         yang merugikan masyarakat atau keuangan negara dengan
         substansi pengaduan logis dan memadai, yang identitas
         pelapornya jelas atau tidak jelas serta didukung dengan bukti-
         bukti, direkomendasikan untuk dilakukan audit dengan tujuan
         tertentu/ audit investigasi.
      b. Pengaduan berkadar pengawasan yang substansi pengaduannya
         tidak memadai dengan identitas pelapor jelas, direkomendasikan
         untuk dilakukan klarifikasi.
      c. Pengaduan tidak berkadar pengawasan yang mengandung
         informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan
         sebagainya yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan
         pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang memerlukan
         tindakan lebih lanjut direkomendasikan untuk ditindaklanjuti
         sesuai dengan prosedur.
      d. Pengaduan yang substansinya tidak logis berupa keinginan pelapor
         secara normatif tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
         perundang-undangan dan tidak mungkin dipenuhi, tidak perlu
         diproses lebih lanjut.

C. Penyaluran/Penerusan
   Pengaduan yang secara substansial bukan menjadi kewenangan
   Kementerian Kesehatan untuk menangani, seperti substansi pengaduan
   terkait dengan kewenangan pemerintah daerah atau instansi lain untuk
   menyelesaikannya, pengaduan tersebut agar diteruskan kepada pihak-
   pihak terkait yang berwenang untuk menangani dengan tembusan
   kepada Sekretariat Tim Dumasdu.
MENTERI KESEHATAN
                             REPUBLIK INDONESIA

                                   -   10 -


  Penyaluran dilakukan berdasarkan jenjang/hierarki kewenangan serta
  tanggung jawab sebagai berikut:
  1. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan
     mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh aparatur
     pemerintah, penyaluran dialamatkan kepada Aparat Pemeriksa Intern
     Pemerintah (APIP) atau Instansi Pemerintah yang berwenang dengan
     tembusan kepada instansi/ unit kerja instansi terkait untuk
     mendapatkan perhatian.
  2. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan
     mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh bukan
     aparatur Pemerintah, penyaluran ditujukan kepada pimpinan instansi
     teknis yang berwenang dengan tembusan kepada instansi/unit kerja
     instansi terkait.
  3. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan
     mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat
     negara, penyaluran disampaikan kepada Presiden selaku kepala
     negara/ pemerintahan dengan tembusan kepada pimpinan instansi
     yang terkait.
  4. Apabila permasalahan melibatkan aparat penegak hukum,
     penyelenggara negara, dan orang lain yang mengindikasikan adanya
     tindak pidana korupsi dengan kerugian paling sedikit
     Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) diteruskan kepada APIP yang
     bersangkutan dengan tembusan kepada Komisi Pemberantasan
     Korupsi dan instansi pemerintah terkait.

D. Pengarsipan
   Berkas penanganan pengaduan masyarakat disimpan di tempat yang
   aman berdasarkan klasifikasi jenis masalah, instansi/unit kerja terlapor
   serta urutan waktu pengaduan sesuai dengan tatacara pengarsipan yang
   berlaku.

  Arsip-arsip pengaduan berkadar pengawasan dan bersifat rahasia agar
  disimpan dengan aman dan hati-hati.

  Terhadap permintaan informasi oleh pihak lain seperti Lembaga Swadaya
  Masyarakat (LSM), masyarakat, media masa dan lain-lain, informasi yang
  dapat diberikan hanya data statistik dari penanganan pengaduan, bukan
  substansinya, kecuali untuk pengaduan tidak berkadar pengawasan
  seperti sumbang saran.
MENTERI.KESEHATAN
                             REPUBLIK INDONESIA




E. Penanganan Lebih Lanjut
   Dumas yang berkadar pengawasan diselesaikan melalui pembuktian
   lebih lanjut melaui klarifikasi, konfirmasi, audit atau prosedur lainnya
   yang dipandang perlu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

   1. Klarifikasi
      Kegiatan klarifikasi dilakukan sebagai berikut :
      a. Apabilr berdasarkan hasil telahaan masih diperlukan
         data/ informasi, dilakukan pengumpulan data/informasi melalui
         konfirmasi, klarifikasi atau prosedur lainnya yang dianggap perlu.
      b. Meminta data/ bukti dan penjelasan balk secara lisan maupun
         tertulis kepada pihak-pihak terkait dengan permasalahan
         pengaduan.
      c. Pengujian bukti-bukti dilakukan secara sampling.
      d. Melakukan penilaian terhadap permasalahan yang diadukan
         dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
         berlaku.
      e. Pelaksanaan klarifikasi dilakukan sesuai dengan pedoman.
      f. Menyusun laporan klarifikasi dan simpulan perlu atau tidak perlu
         dilakukan audit.
      g. Apabila hasil klarifikasi menunjukkan tidak terbukti dan tidak
         dilakukann audit, perlu menginformasikan kepada pelapor yang
         alamatnya jelas dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
         Reformasi Birokrasi atau instansi terkait.

   2. Audit Dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi
      a. Audit dengan Tujuan Tertentu (ADTT)/Audit Investigasi dilakukan
         apabila pengaduan yang diterima atau hasil klarifikasi
         mengindikasikan adanya suatu penyimpangan yang merugikan
         keuangan negara, atau penyimpangan kepegawaian, pengadaan
         barang dan jasa, dan hambatan kelancaran pembangunan.
      b. Audit dengan Tujuan Tertentu (ADTT)/ Audit Investigasi dilakukan
         oleh Inspektorat Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian
         Kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
      c. Kegiatan audit mengacu pada standar audit dan pedoman audit
         yang berlaku, antara lain meliputi :
         1) menyusun perencanaan audit
         2) menyusun program audit:
            - penelaahan terhadap aturan perundang-undangan yang
               relevan dengan permasalahan;
            - mendapatkan bukti-bukti audit yang kompeten dan
               memadai;
            - menentukan metode audit yang tepat;
            - menentukan pihak-pihak yang akan dimintai keteranQan:
MENTERI KESEHATAN
                         REPUBLIK INDONESIA

                               - 12 -

     3) menganalisis bukti;
     4) merumuskan hasil audit;
     5) mengkomunikasikan hasil audit dengan auditan;
     6) menyusun laporan hasil audit.
  d. Laporan hasil audit atas dumas yang diterima berupa penyaluran
     agar dilaporkan kepada pimpinan instansi yang menyalurkan.
  e. Laporan hasil audit yang mengandung kerugian negara paling
     sedikit Rp 1 .000.000.000,- (satu miliar rupiah) wajib disampaikan
     kepada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia.

Prosedur penanganan dumas disajikan dalam flow chart berikut.
MENTERI KESEHATAN
                                              REPUBLIK INDONESIA

                                                       - 13 -

        Flow Chart - Prosedur Penanganan Pengaduan Masyarakat



                PROSEDUR PENANGANAN DUMAS TERPADU (DUMASDU)
                       Prosedur                                         Tim Dumas Terpadu

1. Menerima dan mencatat dumas
' Tim Dumasdu menerima pengaduan dalam bentuk
surat,email,fax, lisan (dibuat verbal)
' Mencatat dalam agenda surat masuk : nomor dan tanggal
surat pengauan, inti pengaduan,identitas pengadu dan yang
diadukan, tanggal penerimaan surat

2. Menelaah dumas
Tim dumadu pada masing-masing eselon I yang menerima             Menerima dan
dumas menyeleksi dan menelaah dumas :
s Menyeleksi apakah dumas layak ditangani
                                                                mencatat dumas
'Merumuskan inti permasalahan
' Melakukan analisis berdasarkan peraturan perundang
undangan yg rellevan
s Menentukan indikasi penyimpangan dan dampaknya
'Menetukan apakah pengaduan berkadarwas atau tidak              Menelaah dumas
berkadarwas
.Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut :
   • Pengaduan yg berkadarwas ditanganilditeruskan untuk
ditangani oleh Inspektorat Investigasi pada Itjen Kemenkes
   ▪ Pengaduan yang tidak berkadarwas dan bersifat teknis
operasional ditangani oleh Unit eselon I terkait                                            Diteruskan
   • Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan
kepada yang berwenang menangani




                                                                                             Tim dumsdu
                                                                                            pada Unit Es I
                                                                                              melakukan
                                                                                              klarifikasi/
                                                                                              penelitian


                                                                           Bersambung            ke
                                                 halaman sebelah
MENTERI KESEHATAN
                                                REPUBLIK INDONESIA

                                                            - 14 -




                 PROSEDUR PENANGANAN DUMAS TERPADU (DUMASDU)
                      Prosedur                                                   Tim Dumas Terpadu

   Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut
  • Pengaduan yg berkadarwas ditanganilditeruskan
  untuk ditangani oleh Inspektorat Investigasi pada Itjen                 lanjutan
   Kemenkes
  •Pengaduan yang tidak berkadarwas dan bersifat teknis
  operasional ditangani oleh Unit eselon I terkait
  • Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan
  diteruskan kepada yang berwenang menangani                          Tim dumasdu pada
                                                                          ifjen kemkes
3, Menjawab dumas
   Pengaduan yang jelas alamatnya segera dijawab dalam
                                                                      melakukan klarifikasi
   waktu kurang dari 14 hari sejak pengaduan diterima
   oleh Kemenkes dan ditembuskan kepada Sekretariat
   Dumasdu pada Itjen Kemenkes

4. Meneruskan dumas
   Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan
   diteruskan kepada yang berwenang menangani

5, Melakukan klarifikasilPenelitian
   Pengaduan yang substansinya logis tetapi datanya
   tidak lengkap perlu dilakukan klarifikasilpenelitian
   sesuai Pedoman guna mendapatkan data yang relevan
   dan memadai guna menentukan indikasi permasalahan
   dan rekomendasi penanganan lebih lanjut.
   Hasil klarifikas; yang jelas indikasi penyimpangan dan
   dampak penyimpangannya dilakuan audit                               Dilakukan ADTTIAI
6. Melakukan ADTTIAudit Investigasi
   Pengaduan yang logis dan didukung dengan data
   memadai serta indikasi penyimpangannya jelas
   diusulkan untuk dilakukan audit dengan tujuan tertentu
   atau audit investigasi sesuai dengan Pedoman yang                 Menyusun LHA ADTT dan
   berlaku                                                           menyampaikan kpd pihak
                                                                             terkait


                                                                                Bersambung           ke
   halaman sebelah
MENTERI KESEHATAN
                                             REPUBLIK INDONESIA

                                                       - 15 -


                         Prosedur                                                Tim Dumasdu
  7. Pelaporan

    Tim dumasdu pad. masing-masing unit eselon I setiap                        lanjutan
  awal bulan menginformasikan tentang status penanganan
  dumasdu kepada Sekretariat Dumasdu. Selanjutnya
  sekretariat dumasdu menyusun laporan penanganan
  dumasdu bulanan dan triwulanan untuk dilaporkan kepada
  Kemen Pan dan RB .
                                                                             LHA ADTT/A1
  8. Money
     Sekretarist dumasdu melakukan monitoring dan evaluasi
  terhadap tindak lanjut hasil ADTT/Audit Investigasi
  bersama sama dengan bidang APT LHP Itjen Kemenkes
                                                                •,( Tim Dumasdu menyusun laporan status
                                                                    penanganan dumas dan menyampaikan
                                                                    kpd sekretariat dumasdu
                                                                 Sekretarist umasdu menyusun lap
                                                                    penanganan dumasdu bulanan dan
                                                                    triwulanan
                                                                 Tim dumasdu mengarsip, dokumen
                                                                    penanganan dumasdu
                                                                 Sekretariat dumasdu melakukan money,




F. Perlindungan Terhadap Pelapor
   Selama proses audit, instansi/unit kerja yang berwenang menangani
   dumas wajib memberikan perlindungan hukum dan perlakuan wajar
   kepada pelapor maupun terlapor.
MENTERI KESEHATAN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                  - 16 -

                              BAB III
                    PELAPORAN DAN PEMANTAUAN


A. Pelaporan
  1. Tim Dumasdu pada unit Eselon 1 setiap bulan menyampaikan
     laporan penanganan pengaduan masyarakat dalam bentuk surat
     kepada Sekretariat Tim Dumasdu. Laporan tersebut minimal memuat
     informasi tentang nomor dan tanggal pengaduan, isi ringkas
     pengaduan, posisi penanganan dan hasilnya penanganan.
  2. Sekretariat Tim Dumasdu menyusun laporan triwulanan dan
     semesteran untuk disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan
     Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
     Birokrasi dan pihak-pihak terkait lainnya.

B. Penyelesaian Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat
  1. Sekretariat Tim Dumasdu secara periodik melakukan monitoring dan
     evaluasi (money) terhadap hasil ADTT/Investigasi, berkoordinasi
     dengan Bagian Analisis Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil
     Pemeriksaan (APTLHP). Pelaksanaan money dan penyusunan laporan
     hasil money dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
     (SOP) yang berlaku pada Inspektorat Jenderal.
  2. Penyelesaian hasil penanganan dumas agar ditindaklanjuti sesuai
     dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
     berupa :
     a. tindakan administratif;
     b. tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi;
     c. tindakan perbuatan pidana;
     d. tindakan pidana;
     e. perbaikan manajemen.

C. Pematauan Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat
  Pemantauan hasil penanganan dumas dilakukan oleh instansi yang
  berwenang. Pemantauan dapat dilakukan secara langsung melalui
  pemutakhiran data, rapat koordinasi, monitoring pada instansi yang
  menangani. Pemantauan secara tidak langsung melalui komunikasi
  elektronik dan melalui surat.

  Pemantauan penanganan dumas dikelompokkan menjadi status dalam
  proses, status selesai disertai bukti-bukti. Status selesai apabila unit
  kerja yang menangani dumas telah menerbitkan laporan atas pengaduan
  masyarakat.
MENTERI KESEHATAN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                  - 17 -

                                 BAB IV
                                PENUTUP

Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan
Kementerian Kesehatan ini dijadikan acuan oleh Tim Pengananan
Pengaduan Masyarakat Terpadu dalam menangani pengaduan masyarakat
meliputi penelahaan dan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait, sehingga
diharapkan dapat dilakukan penanganan pengaduan masyarakat secara
cepat, cermat, dan berkualitas.

Langkah selanjutnya adalah mendorong Pimpinan Instansi/Unit Kerja
untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat guna memperbaiki mutu
pelayanan di unit kerjanya, menuju pemerintahan yang bersih (clean
governance) dan pemerintahan yang baik (good governance).




                                                    KESEHATAN
                                                      DO SIA,

More Related Content

What's hot

Sk penetapan ketua umum 2015 2020
Sk penetapan ketua umum 2015 2020Sk penetapan ketua umum 2015 2020
Sk penetapan ketua umum 2015 2020EkaMeliyanti
 
Amanat apel pagi
Amanat apel pagiAmanat apel pagi
Amanat apel pagiRean Gunz
 
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKER
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKERRE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKER
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKERIAI PURBALINGGA
 
Surat peringatan terlambat_bayar_kredit
Surat peringatan terlambat_bayar_kreditSurat peringatan terlambat_bayar_kredit
Surat peringatan terlambat_bayar_kreditPutera Sumatera
 
Presentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaPresentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaEmanSutaman2
 
Bahan Tayang - Manajemen Data Kecamatan
Bahan Tayang - Manajemen Data KecamatanBahan Tayang - Manajemen Data Kecamatan
Bahan Tayang - Manajemen Data KecamatanPusdiklatKKB
 
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptx
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptxKEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptx
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptxPanduWAdi
 
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docKAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docwirasmini
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...daldukpapua
 
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...alfilia ningrum
 
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docxIlhamWahyudi90
 
8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat
8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat
8.1.1.1 sop pemeriksaan laboratrisaf risafak
 
Surat rekomendasi 4
Surat rekomendasi 4Surat rekomendasi 4
Surat rekomendasi 4Warnet Raha
 
Pokok Bahasan 1 Pencatatan
Pokok Bahasan 1 Pencatatan Pokok Bahasan 1 Pencatatan
Pokok Bahasan 1 Pencatatan rickygunawan84
 
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docxmutmainnah853933
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docxSuMarni41
 

What's hot (20)

Sk penetapan ketua umum 2015 2020
Sk penetapan ketua umum 2015 2020Sk penetapan ketua umum 2015 2020
Sk penetapan ketua umum 2015 2020
 
Amanat apel pagi
Amanat apel pagiAmanat apel pagi
Amanat apel pagi
 
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKER
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKERRE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKER
RE-SERTIFIKASI KOMPETENSI APOTEKER
 
Surat peringatan terlambat_bayar_kredit
Surat peringatan terlambat_bayar_kreditSurat peringatan terlambat_bayar_kredit
Surat peringatan terlambat_bayar_kredit
 
Presentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaPresentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulya
 
Seri bpjs kesehatan program rujuk balik
Seri bpjs kesehatan program rujuk balikSeri bpjs kesehatan program rujuk balik
Seri bpjs kesehatan program rujuk balik
 
Bahan Tayang - Manajemen Data Kecamatan
Bahan Tayang - Manajemen Data KecamatanBahan Tayang - Manajemen Data Kecamatan
Bahan Tayang - Manajemen Data Kecamatan
 
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptx
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptxKEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptx
KEBIJAKAN MUTU KLINIK.pptx
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docKAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
 
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
4.1.2 ep2 hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut t'hadap ...
 
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docx
 
P4K .ppt
P4K .pptP4K .ppt
P4K .ppt
 
8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat
8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat
8.1.1.1 sop pemeriksaan laborat
 
Surat rekomendasi 4
Surat rekomendasi 4Surat rekomendasi 4
Surat rekomendasi 4
 
Pokok Bahasan 1 Pencatatan
Pokok Bahasan 1 Pencatatan Pokok Bahasan 1 Pencatatan
Pokok Bahasan 1 Pencatatan
 
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx
2.4.1.c. Bukti-Pelaksanaan-Tindak-Lanjut-Perbaikan-Kegiatan-Ukm.docx
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 

Viewers also liked

Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Buku pedoman pengaduan
Buku pedoman pengaduanBuku pedoman pengaduan
Buku pedoman pengaduanNadie Odhie
 
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...Ulfah Hanum
 
Analisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatAnalisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatIllank YaHya
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususAbRi GiRsang
 
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013Nur Fadillah
 
Permenkes 369 standar profesi bidan
Permenkes 369 standar profesi bidanPermenkes 369 standar profesi bidan
Permenkes 369 standar profesi bidanasriniandi
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Sainal Edi Kamal
 
panduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdfpanduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdfriantynova
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariPosisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariSofie Krisnadi
 
Rpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanRpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanAbdul Rohman
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidananaisyaahhh
 
Indonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat RokokIndonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat Rokoksehatnegeriku
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Erwin santosa
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidananMira Dw
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1melodycguitarista
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
 

Viewers also liked (20)

Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Kredensial praktik keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Buku pedoman pengaduan
Buku pedoman pengaduanBuku pedoman pengaduan
Buku pedoman pengaduan
 
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...
Permenkes 63-tahun-2014 tentang pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik...
 
Analisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatAnalisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obat
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
 
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
 
Permenkes 369 standar profesi bidan
Permenkes 369 standar profesi bidanPermenkes 369 standar profesi bidan
Permenkes 369 standar profesi bidan
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
panduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdfpanduan kredensial staf keperawatan.pdf
panduan kredensial staf keperawatan.pdf
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariPosisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
 
Rpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanRpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatan
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
 
Indonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat RokokIndonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat Rokok
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
 

Similar to Permenkes Nomor 49 tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012razitakhalyla
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalNeneng Rukmawati
 
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasional
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasionalPerpres 72 2012 sistem kesehatan nasional
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasionalAsty Puthryy
 
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan NasionalSKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan NasionalSuprijanto Rijadi
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalSuprijanto Rijadi
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newUays Hasyim Full
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasKemala Widhiari
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 M Ungang
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newUays Hasyim Full
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newDR Irene
 
58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)ave ria
 
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisPmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisKusuma Wijayanti
 
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdf
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdfPermenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdf
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdfImun5
 
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasiPermenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasiYusneri Ahs
 
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_LinaNadhilah2
 
Permenkes No.12 Tahun 2017
Permenkes No.12 Tahun 2017Permenkes No.12 Tahun 2017
Permenkes No.12 Tahun 2017Tri Setyanti
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004riantynova
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Herry Abi
 

Similar to Permenkes Nomor 49 tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan (20)

Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
 
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasional
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasionalPerpres 72 2012 sistem kesehatan nasional
Perpres 72 2012 sistem kesehatan nasional
 
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan NasionalSKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
SKD 01 Perpres no. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)
 
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisPmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
 
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdf
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdfPermenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdf
Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 (4).pdf
 
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasiPermenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
 
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_
PMK Nomor 12_Tahun 2017 ttg_penyelenggaraan_imunisasi_
 
Permenkes No.12 Tahun 2017
Permenkes No.12 Tahun 2017Permenkes No.12 Tahun 2017
Permenkes No.12 Tahun 2017
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
 
Uuri no 43
Uuri no 43Uuri no 43
Uuri no 43
 

More from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 

More from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (20)

Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
Panduan Hari Kesehatan Nasional ke 50 tahun 2014
 
Panduan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2014
Panduan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2014Panduan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2014
Panduan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2014
 
Siaran Pers IHME & University of Washington
Siaran Pers IHME & University of WashingtonSiaran Pers IHME & University of Washington
Siaran Pers IHME & University of Washington
 
Permenkes no. 69 th 2013 ttg tarif pelayanan kesehatan program jkn
Permenkes no. 69 th 2013 ttg tarif pelayanan kesehatan program jknPermenkes no. 69 th 2013 ttg tarif pelayanan kesehatan program jkn
Permenkes no. 69 th 2013 ttg tarif pelayanan kesehatan program jkn
 
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
 
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...
Perpres Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat Lain bagi Dew...
 
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan SosialPerpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
 
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...
(Lampiran) Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaa...
 
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
Perpres Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk Isi Laporan Pengelolaan Jaminan S...
 
Pengumuman penerimaan CPNS kemenkes tahun 2013
Pengumuman penerimaan CPNS kemenkes tahun 2013Pengumuman penerimaan CPNS kemenkes tahun 2013
Pengumuman penerimaan CPNS kemenkes tahun 2013
 
Tanya Jawab Soal FCTC
Tanya Jawab Soal FCTCTanya Jawab Soal FCTC
Tanya Jawab Soal FCTC
 
Selayang Pandang FCTC
Selayang Pandang FCTCSelayang Pandang FCTC
Selayang Pandang FCTC
 
Mengapa Indonesia Perlu Mengaksesi FCTC
Mengapa Indonesia Perlu Mengaksesi FCTCMengapa Indonesia Perlu Mengaksesi FCTC
Mengapa Indonesia Perlu Mengaksesi FCTC
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
 
Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tahun 2013
Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tahun 2013Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tahun 2013
Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tahun 2013
 
Leaflet jkn
Leaflet jknLeaflet jkn
Leaflet jkn
 
lomba Foto Hari Kesehatan Nasional 2013
lomba Foto Hari Kesehatan Nasional 2013lomba Foto Hari Kesehatan Nasional 2013
lomba Foto Hari Kesehatan Nasional 2013
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...
PP 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa...
 
Susu Formula
Susu FormulaSusu Formula
Susu Formula
 

Permenkes Nomor 49 tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan

  • 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa pengaduan masyarakat merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan publik, sehingga perlu mendapatkan tanggapan dengan cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
  • 2. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -2- 4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3866); 5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/ 05/ M. PAN/ 4/ 2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 / Menke s / Per/ VIII / 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134 / Menke s / SK/ III/ 2012 tentang Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Pasal 1 (1) Pengaduan masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan dikelompokkan dalam: a. Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan; dan b. Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan. (2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur Kementerian Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat atau negara. (3) Pengaduan...
  • 3. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -3- (3) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. (4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) terdiri atas orang perorangan, organisasi masyarakat, partai politik, institusi, kementerian/lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah. Pasal 2 (1) Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat disampaikan secara langsung melalui tatap muka, atau secara tertulis/surat, media elektronik, dan media cetak kepada pimpinan atau pejabat Kerrienterian Kesehatan. (2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan secara langsung oleh masyarakat kepada Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. (3 ) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan secara langsung oleh masyarakat kepada sekretariat unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan. (4) Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah harus ditanggapi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima. Pasal 3 Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan ditangani oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang dibentuk oleh Menteri berdasarkan kewenangan masing-masing. Pasal 4 (1) Penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan harus dilakukan secara cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan . (2) Penanganan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut, pelaporan, dan pengarsipan. (3) Penanganan...
  • 4. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -4- (3) Penanganan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa tanggapan secara langsung melalui klarifikasi atau memberi jawaban, dan penyaluran/ penerusan kepada unit terkait yang berwenang menangani. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 Setiap pimpinan unit Eselon I dan Eselon II Kementerian Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini. Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 November 2012 ME I KESEHATAN w. IN NESIA, / fl Pi • 1 j IMBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1216
  • 5. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -5- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PED OMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyelenggara negara pada dasarnya merupakan kontrol sosial dalam rangka mewujudkan pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Salah satu bentuk pengawasan masyarakat yang perlu ditangani/dikelola secara efektif dan efisien adalah pengawasan dalam bentuk pengaduan masyarakat. Agar pengawasan masyarakat dapat berfungsi efektif sebagai koritrol sosial dalam penyelenggaraan pemerintah maka pengaduan masyarakat perlu ditangani secara cepat, tepat, efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan program di bidang kesehatan termasuk pengawasan terhadap program unggulan Kementerian Kesehatan Tahun 2012, antara lain Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Persalinan (Jampersal), Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan perijinan alat kesehatan, yang merupakan prioritas untuk ditangani segera. Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu dibutuhkan bagi setiap instansi pemerintah dalam penanganan pengaduan masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah dinyatakan bahwa setiap instansi pemerintah pusat dan daerah dapat menindaklanjuti pedoman tersebut dengan aturan yang lebih teknis.
  • 6. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -6- Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/ Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerj a Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan, sehingga dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut perlu suatu pedoman penanganan pengaduan masyarakat yang juga merupakan bentuk pengawasan. Selain itu untuk penanganan pengaduan masyarakat secara terkoordinasi di lingkungan Kementerian Kesehatan telah dibentuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134/ Menkes/ SK/III/2012 tentang Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan, sebagai acuan pelaksanaan di dalam penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan. B. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu dimaksudkan sebagai: a. acuan bagi Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam penanganan pengaduan masyarakat; dan b. acuan dalam melakukan koordinasi antar unit kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam penanganan pengaduan masyarakat. 2. Tujuan Tujuan disusunnya Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu ini adalah: a. terwujudnya penanganan pengaduan masyarakat terpadu yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; b. terwujudnya koordinasi penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan sehingga menghindari terjadinya tumpang tindih dalam penanganan pengaduan masyarakat; dan c. terlaporkannya penanganan pengaduan masyarakat kepada pihak- pihak terkait secara terpadu. C. Ruang Lingkup Pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan yang ditangani meliputi: 1. hambatan dalam pelayanan masyarakat;
  • 7. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -7- 3. korupsi, kolusi dan nepotisme; dan 4. pelanggaran disiplin pegawai. D. Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 2. Pengaduan masyarakat adalah bentuk pengawasan masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat kepada Kementerian Kesehatan, berupa sumbangan pemikiran, saran, gagasan atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun. 3. Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 4. Pimpinan instansi adalah pejabat pembina kepegawaian pada Kementerian Kesehatan. 5. Konfirmasi adalah proses kegiatan untuk mendapatkan penegasan mengenai keberadaan terlapor yang teridentifikasi, baik bersifat perorangan, kelompok maupun institusional, apabila memungkinkan termasuk masalah yang dilaporkan/diadukan. 6. Klarifikasi adalah proses penjernihan masalah atau kegiatan yang memberikan penj elasan/ data/ dokumen/ bukti-bukti mengenai permasalahan yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya kepada sumber pengaduan dan instansi terkait. 7. Audit adalah proses identifikasi masalah,analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar yang berlaku, untuk menilai kebenaran atas pengaduan masyarakat. 8. Pelapor adalah individu atau kelompok masyarakat yang menyampaikan pengaduan kepada kementerian kesehatan. 9. Terlapor adalah aparatur negara atau kelompok masyarakat yang melakukan penyimpangan atau pelanggaran.
  • 8. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -8- BAB II PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU Pengaduan masyarakat yang diterima Kemenkes ditangani oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di lingkungan Kementerian Kesehatan (Tim Dumasdu) yang ada pada masing-masing Unit Eselon I. Pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan berdasarkan kewenangan dan kriteria, bahwa pengaduan berindikasi penyimpangan yang merugikan masyarakat/negara ditangani oleh Tim Dumasdu pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, sedangkan indikasi pengaduan di luar itu maupun yang berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif, yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat menjadi fokus penanganan oleh Tim Dumasdu pada unit eselon I yang lain. Pengaduan yang jelas alamatnya, segera dijawab secara tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima, dan diselesaikan dalam waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak pengaduan tersebut diterima oleh Kementerian Kesehatan. Penanganan pengaduan masyarakat meliputi kegiatan penerimaan, pencatatan, penelaahan, penyaluran, konfirmasi, klarifikasi atau penelitian, pemeriksaan, pelaporan, tindak lanjut, dan pengarsipan. A. Pencatatan Pengaduan Pencatatan pengaduan masyarakat oleh Tim Dumasdu dilakukan sebagai berikut : 1. Pengaduan masyarakat (dumas) yang diterima oleh Tim Dumasdu pada Unit Eselon I berasal dari organisasi masyarakat, partai politik, perorangan atau penerusan pengaduan oleh Kementerian/ Lembaga/ Komisi Negara dalam bentuk surat, fax, atau email, dicatat dalam agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi sesuai dengan prosedur pengadministrasian/ tata persuratan yang berlaku. Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam formulir yang disediakan. 2. Pencatatan dumas tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi tentang nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima, identitas pengadu, identitas terlapor, dan inti pengaduan. 3. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera dijawab secara tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pengaduan diterima, dengan tembusan disampaikan kepada Sekretariat Tim Dumasdu pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
  • 9. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -9- B. Penelaahan 1. Pengaduan yang telah dicatat kemudian ditelaah guna mengidentifikasi permasalahannya, kejelasan informasi, kadar pengawasan serta langkah-langkah penanganan selanjutnya. 2. Penelaahan minimal yang dilakukan sebagai berikut : a. Merumuskan inti masalah yang diadukan. b. Menghubungkan materi pengaduan dengan peraturan yang relevan. c. Meneliti dokumen dan/ atau informasi yang diterima. d. Menentukan apakah pengaduan yang diterima berkadar pengawasan atau tidak berkadar pengawasan. b. Melengkapi data/ informasi yang diperlukan. c. Melakukan analisis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan. d. Menetapkan hasil penelahaan dan penanganan selanjutnya. 3. Hasil penelahaan pengaduan dan rekomendasi: a. Pengaduan berkadar pengawasan yang berindikasi penyimpangan yang merugikan masyarakat atau keuangan negara dengan substansi pengaduan logis dan memadai, yang identitas pelapornya jelas atau tidak jelas serta didukung dengan bukti- bukti, direkomendasikan untuk dilakukan audit dengan tujuan tertentu/ audit investigasi. b. Pengaduan berkadar pengawasan yang substansi pengaduannya tidak memadai dengan identitas pelapor jelas, direkomendasikan untuk dilakukan klarifikasi. c. Pengaduan tidak berkadar pengawasan yang mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan sebagainya yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang memerlukan tindakan lebih lanjut direkomendasikan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur. d. Pengaduan yang substansinya tidak logis berupa keinginan pelapor secara normatif tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak mungkin dipenuhi, tidak perlu diproses lebih lanjut. C. Penyaluran/Penerusan Pengaduan yang secara substansial bukan menjadi kewenangan Kementerian Kesehatan untuk menangani, seperti substansi pengaduan terkait dengan kewenangan pemerintah daerah atau instansi lain untuk menyelesaikannya, pengaduan tersebut agar diteruskan kepada pihak- pihak terkait yang berwenang untuk menangani dengan tembusan kepada Sekretariat Tim Dumasdu.
  • 10. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 10 - Penyaluran dilakukan berdasarkan jenjang/hierarki kewenangan serta tanggung jawab sebagai berikut: 1. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah, penyaluran dialamatkan kepada Aparat Pemeriksa Intern Pemerintah (APIP) atau Instansi Pemerintah yang berwenang dengan tembusan kepada instansi/ unit kerja instansi terkait untuk mendapatkan perhatian. 2. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh bukan aparatur Pemerintah, penyaluran ditujukan kepada pimpinan instansi teknis yang berwenang dengan tembusan kepada instansi/unit kerja instansi terkait. 3. Apabila permasalahan pengaduan yang akan diteruskan mengindikasikan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat negara, penyaluran disampaikan kepada Presiden selaku kepala negara/ pemerintahan dengan tembusan kepada pimpinan instansi yang terkait. 4. Apabila permasalahan melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang mengindikasikan adanya tindak pidana korupsi dengan kerugian paling sedikit Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) diteruskan kepada APIP yang bersangkutan dengan tembusan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan instansi pemerintah terkait. D. Pengarsipan Berkas penanganan pengaduan masyarakat disimpan di tempat yang aman berdasarkan klasifikasi jenis masalah, instansi/unit kerja terlapor serta urutan waktu pengaduan sesuai dengan tatacara pengarsipan yang berlaku. Arsip-arsip pengaduan berkadar pengawasan dan bersifat rahasia agar disimpan dengan aman dan hati-hati. Terhadap permintaan informasi oleh pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat, media masa dan lain-lain, informasi yang dapat diberikan hanya data statistik dari penanganan pengaduan, bukan substansinya, kecuali untuk pengaduan tidak berkadar pengawasan seperti sumbang saran.
  • 11. MENTERI.KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA E. Penanganan Lebih Lanjut Dumas yang berkadar pengawasan diselesaikan melalui pembuktian lebih lanjut melaui klarifikasi, konfirmasi, audit atau prosedur lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan peraturan yang berlaku. 1. Klarifikasi Kegiatan klarifikasi dilakukan sebagai berikut : a. Apabilr berdasarkan hasil telahaan masih diperlukan data/ informasi, dilakukan pengumpulan data/informasi melalui konfirmasi, klarifikasi atau prosedur lainnya yang dianggap perlu. b. Meminta data/ bukti dan penjelasan balk secara lisan maupun tertulis kepada pihak-pihak terkait dengan permasalahan pengaduan. c. Pengujian bukti-bukti dilakukan secara sampling. d. Melakukan penilaian terhadap permasalahan yang diadukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Pelaksanaan klarifikasi dilakukan sesuai dengan pedoman. f. Menyusun laporan klarifikasi dan simpulan perlu atau tidak perlu dilakukan audit. g. Apabila hasil klarifikasi menunjukkan tidak terbukti dan tidak dilakukann audit, perlu menginformasikan kepada pelapor yang alamatnya jelas dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau instansi terkait. 2. Audit Dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi a. Audit dengan Tujuan Tertentu (ADTT)/Audit Investigasi dilakukan apabila pengaduan yang diterima atau hasil klarifikasi mengindikasikan adanya suatu penyimpangan yang merugikan keuangan negara, atau penyimpangan kepegawaian, pengadaan barang dan jasa, dan hambatan kelancaran pembangunan. b. Audit dengan Tujuan Tertentu (ADTT)/ Audit Investigasi dilakukan oleh Inspektorat Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku. c. Kegiatan audit mengacu pada standar audit dan pedoman audit yang berlaku, antara lain meliputi : 1) menyusun perencanaan audit 2) menyusun program audit: - penelaahan terhadap aturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan; - mendapatkan bukti-bukti audit yang kompeten dan memadai; - menentukan metode audit yang tepat; - menentukan pihak-pihak yang akan dimintai keteranQan:
  • 12. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 12 - 3) menganalisis bukti; 4) merumuskan hasil audit; 5) mengkomunikasikan hasil audit dengan auditan; 6) menyusun laporan hasil audit. d. Laporan hasil audit atas dumas yang diterima berupa penyaluran agar dilaporkan kepada pimpinan instansi yang menyalurkan. e. Laporan hasil audit yang mengandung kerugian negara paling sedikit Rp 1 .000.000.000,- (satu miliar rupiah) wajib disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Prosedur penanganan dumas disajikan dalam flow chart berikut.
  • 13. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 13 - Flow Chart - Prosedur Penanganan Pengaduan Masyarakat PROSEDUR PENANGANAN DUMAS TERPADU (DUMASDU) Prosedur Tim Dumas Terpadu 1. Menerima dan mencatat dumas ' Tim Dumasdu menerima pengaduan dalam bentuk surat,email,fax, lisan (dibuat verbal) ' Mencatat dalam agenda surat masuk : nomor dan tanggal surat pengauan, inti pengaduan,identitas pengadu dan yang diadukan, tanggal penerimaan surat 2. Menelaah dumas Tim dumadu pada masing-masing eselon I yang menerima Menerima dan dumas menyeleksi dan menelaah dumas : s Menyeleksi apakah dumas layak ditangani mencatat dumas 'Merumuskan inti permasalahan ' Melakukan analisis berdasarkan peraturan perundang undangan yg rellevan s Menentukan indikasi penyimpangan dan dampaknya 'Menetukan apakah pengaduan berkadarwas atau tidak Menelaah dumas berkadarwas .Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut : • Pengaduan yg berkadarwas ditanganilditeruskan untuk ditangani oleh Inspektorat Investigasi pada Itjen Kemenkes ▪ Pengaduan yang tidak berkadarwas dan bersifat teknis operasional ditangani oleh Unit eselon I terkait Diteruskan • Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani Tim dumsdu pada Unit Es I melakukan klarifikasi/ penelitian Bersambung ke halaman sebelah
  • 14. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 14 - PROSEDUR PENANGANAN DUMAS TERPADU (DUMASDU) Prosedur Tim Dumas Terpadu Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut • Pengaduan yg berkadarwas ditanganilditeruskan untuk ditangani oleh Inspektorat Investigasi pada Itjen lanjutan Kemenkes •Pengaduan yang tidak berkadarwas dan bersifat teknis operasional ditangani oleh Unit eselon I terkait • Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani Tim dumasdu pada ifjen kemkes 3, Menjawab dumas Pengaduan yang jelas alamatnya segera dijawab dalam melakukan klarifikasi waktu kurang dari 14 hari sejak pengaduan diterima oleh Kemenkes dan ditembuskan kepada Sekretariat Dumasdu pada Itjen Kemenkes 4. Meneruskan dumas Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani 5, Melakukan klarifikasilPenelitian Pengaduan yang substansinya logis tetapi datanya tidak lengkap perlu dilakukan klarifikasilpenelitian sesuai Pedoman guna mendapatkan data yang relevan dan memadai guna menentukan indikasi permasalahan dan rekomendasi penanganan lebih lanjut. Hasil klarifikas; yang jelas indikasi penyimpangan dan dampak penyimpangannya dilakuan audit Dilakukan ADTTIAI 6. Melakukan ADTTIAudit Investigasi Pengaduan yang logis dan didukung dengan data memadai serta indikasi penyimpangannya jelas diusulkan untuk dilakukan audit dengan tujuan tertentu atau audit investigasi sesuai dengan Pedoman yang Menyusun LHA ADTT dan berlaku menyampaikan kpd pihak terkait Bersambung ke halaman sebelah
  • 15. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 15 - Prosedur Tim Dumasdu 7. Pelaporan Tim dumasdu pad. masing-masing unit eselon I setiap lanjutan awal bulan menginformasikan tentang status penanganan dumasdu kepada Sekretariat Dumasdu. Selanjutnya sekretariat dumasdu menyusun laporan penanganan dumasdu bulanan dan triwulanan untuk dilaporkan kepada Kemen Pan dan RB . LHA ADTT/A1 8. Money Sekretarist dumasdu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil ADTT/Audit Investigasi bersama sama dengan bidang APT LHP Itjen Kemenkes •,( Tim Dumasdu menyusun laporan status penanganan dumas dan menyampaikan kpd sekretariat dumasdu Sekretarist umasdu menyusun lap penanganan dumasdu bulanan dan triwulanan Tim dumasdu mengarsip, dokumen penanganan dumasdu Sekretariat dumasdu melakukan money, F. Perlindungan Terhadap Pelapor Selama proses audit, instansi/unit kerja yang berwenang menangani dumas wajib memberikan perlindungan hukum dan perlakuan wajar kepada pelapor maupun terlapor.
  • 16. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 16 - BAB III PELAPORAN DAN PEMANTAUAN A. Pelaporan 1. Tim Dumasdu pada unit Eselon 1 setiap bulan menyampaikan laporan penanganan pengaduan masyarakat dalam bentuk surat kepada Sekretariat Tim Dumasdu. Laporan tersebut minimal memuat informasi tentang nomor dan tanggal pengaduan, isi ringkas pengaduan, posisi penanganan dan hasilnya penanganan. 2. Sekretariat Tim Dumasdu menyusun laporan triwulanan dan semesteran untuk disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan pihak-pihak terkait lainnya. B. Penyelesaian Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat 1. Sekretariat Tim Dumasdu secara periodik melakukan monitoring dan evaluasi (money) terhadap hasil ADTT/Investigasi, berkoordinasi dengan Bagian Analisis Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (APTLHP). Pelaksanaan money dan penyusunan laporan hasil money dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku pada Inspektorat Jenderal. 2. Penyelesaian hasil penanganan dumas agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, berupa : a. tindakan administratif; b. tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi; c. tindakan perbuatan pidana; d. tindakan pidana; e. perbaikan manajemen. C. Pematauan Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat Pemantauan hasil penanganan dumas dilakukan oleh instansi yang berwenang. Pemantauan dapat dilakukan secara langsung melalui pemutakhiran data, rapat koordinasi, monitoring pada instansi yang menangani. Pemantauan secara tidak langsung melalui komunikasi elektronik dan melalui surat. Pemantauan penanganan dumas dikelompokkan menjadi status dalam proses, status selesai disertai bukti-bukti. Status selesai apabila unit kerja yang menangani dumas telah menerbitkan laporan atas pengaduan masyarakat.
  • 17. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 17 - BAB IV PENUTUP Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini dijadikan acuan oleh Tim Pengananan Pengaduan Masyarakat Terpadu dalam menangani pengaduan masyarakat meliputi penelahaan dan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait, sehingga diharapkan dapat dilakukan penanganan pengaduan masyarakat secara cepat, cermat, dan berkualitas. Langkah selanjutnya adalah mendorong Pimpinan Instansi/Unit Kerja untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat guna memperbaiki mutu pelayanan di unit kerjanya, menuju pemerintahan yang bersih (clean governance) dan pemerintahan yang baik (good governance). KESEHATAN DO SIA,