SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
ULTRAVIOLET SEBAGAI SALAH SATU ALAT
     DISINFEKTAN PENTING DI PEMBENIHAN :
             REKAYASA DAN DISAIN
ULTRAVIOLET SYSTEM AS AN IMPORTANT DISINFECTANT DEVICE IN
           HATCHERY: ENGINEERING AND DESIGN




           NANA S.S. UDI PUTRA, S.Hut. M.Si
                        TAMRIN
               SUGENG RAHARJO, A.Pi
            Email : bbaptakalar@yahoo.com




   DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
     BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
                   2008


                                                        1
ULTRAVIOLET SEBAGAI SALAH SATU ALAT
         DISINFEKTAN PENTING DI PEMBENIHAN :
                REKAYASA DAN DISAIN1
              Nana S.S. Udi Putra, S.Hut. M.Si2, Tamrin3, Sugeng Raharjo, A.Pi4
                            Balai Budidaya Air Payau Takalar




                                           Abstrak
         Air merupakan bagian penting dari kehidupan ikan, karena ikan sepanjang hidupnya
selalu berinteraksi dan bersentuhan dengan air. Sehingga kualitas air yang baik akan
mendukung pertumbuhan hewan budidaya sesuai dengan yang diharapkan, yakni tumbuh
dan berkembang dengan normal. Berkaitan dengan kualitas air maka ukurannya tidak
terbatas pada parameter kimi, fisika, namun pada parameter biologi. Berkaitan dengan
pembenihan maka yang menjadi sangat menonjol adalah faktor mikroorganisme patogen
seperti bakteri karena sensitivitas yang tinggi terhadap serangan bakteri.
         Ultraviolet adalah salah satu alat yang bisa digunakan sebagai alat disinfektan.
Dengan kelebihan-kelebihannya ultraviolet bisa digunakan untuk mereduksi bakteri secara
signifikan dan aman. BBAP Takalar telah merintis disain Ultraviolet dengan beberapa model
yang dibuat. Kendala pengadaan paket UV saat ini sudah dapat di atasi melalui rancang
bangun yang dilakukan oleh BBAP Takalar. Paket UV yang ekonomis namun tetap
mengedepankan faktor kualitas dan keamanan. Hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan
dalam kemampuannya mereduksi bakteri.

Kata kunci : ultraviolet, pembenihan, rekayasa, disain




A. PENDAHULUAN
        Air adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan. Akan tetapi sejalan
dengan perkembangan populasi manusia di bumi menyebabkan kondisi lingkungan
berubah. Air yang pada awalnya tersedia melimpah secara kuantitas dan kualitas
terjamin menjadi saat ini menjadi barang yang semakin sulit didapat walupun secara
kuantitas, kalaupun ada tidak bisa dimanfaatkan karena faktor kualitasnya yang
rendah.
       Kuantitas dan kualitas air yang baik tidak sekedar diperlukan untuk keperluan
manusia secara langsung, tetapi air juga menjadi kebutuhan bagi kegiatan pertanian
dan budidaya ikan. Air menjadi sangat penting bagi kegiatan budidaya ikan karena
selama hidupnya selalu berinteraksi dan bersentuhan dengan air sehingga hidupnya
sangat bergantung pada air. Sehingga dalam kegiatan budidaya tersebut kualitas air
selalu menjadi perhatian utama, karena kelangsungan kehidupan hewan budidaya
sangat bergantung pada kualitas air medianya. Kualitas air yang baik akan
mendukung pertumbuhan hewan budidaya sesuai dengan yang diharapkan, yakni
tumbuh dan berkembang dengan normal.
       Kualitas air tidak hanya terbatas pada karakteristik fisika dan kimia air tetapi
juga berkaitan dengan faktor biologi, yakni berkaitan dengan faktor kompetitor,
predator ataupun mikroorganisma patogen bagi ikan yang dibudidayakan. Ketiga

1
  Disampaikan pada Indonesian Aquaculture 2008, Malioboro Jogjakarta
2
  Calon Perekayasa BBAP Takalar
3
  Calon Litkayasa BBAP Takalar
4
  Kepala BBAP Takalar


                                                                                       2
faktor tersebut bisa direduksi dengan menggunakan filter, akan tetapi untuk
mikroorganisme seperti bakteri membutuhkan ukuran pori filter yang sangat kecil
hingga membutuhkan ukuran ultrafilter (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004).
Berkaitan dengan pembenihan maka yang menjadi sangat menonjol adalah faktor
mikroorganisme patogen seperti bakteri. Bakteri patogen bisa terbawa langsung
oleh air yang dijadikan sumber air dan bisa muncul sebagai akibat melimpahnya
bahan organik di dalam media pemeliharaan karena proses filterisasi yang kurang
efektif, begitu pula sisa pakan dan peces ikan.
       Di dalam kegiatan pembenihan, stabilitasi kualitas air yang baik menjadi
suatu keharusan baik karakteristik fisik, kimia maupun biologi. Karena semakin awal
pada tahapan perkembangan ikan semakin peka terhadap kondisi lingkungannya.
Bakteri patogen menjadi momok yang sangat menghantui para petani penyedia
benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas benih. Pada tahap-tahap
perkembangan awal seperti larva baik ikan/udang/kepiting sangat rentan terhadap
keberadaan bakteri patogen seperti jenis Vibrio harvei. Berkaitan dengan upaya
untuk mereduksi kehadiran bakteri patogen di dalam kegiatan pembenihan maka
upaya-upaya sterilisasi air dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti
cara kimia, cara fisik, cara mekanik, dan cara radiasi (Lekang, 2007). Cara yang
menjadi trend saat ini adalah menggunakan teknologi Cahaya ultraviolet dan
menggunakan filter membrane (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004).
        Penggunaan ultraviolet bisa menjadi pilihan karena lebih efektif bisa
membunuh mikroorganisme patogen dengan ukuran yang sangat kecil, biaya rendah
dan mudah dalam pemeliharaan serta adaptif untuk beberapa metode budidaya
(close system ataupun open system).

B. CAHAYA ULTRAVIOLET
       Cahaya ultraviolet (UV) adalah Cahaya yang tidak dapat dilihat oleh mata dan
merupakan radiasi elektromagnetik yang berada pada kisaran panjang gelombang 1
– 400 nm (Lekang, 2007). Cahaya Matahari adalah sumber cahaya ultraviolet
terbesar di alam semesta ini. Karakteristik dari cahaya ultraviolet memberikan
dampak pada kerusakan kulit dan mampu membunuh mikroorganisme di alam
sehingga perkembangannya terhambat. Cahaya UV ini ditemukan sejak tahun 1677,
dan pertama kali dimanfaatkan oleh Niels Ryberg Finsen seorang peneliti Denmark
untuk membunuh organisme patogen.
       Cahaya UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B, UV-C.dan UV vakum, yang
didasarkan pada perbedaan karakteristik panjang gelombang (315-380 nm, 280-315
nm, 200-280 nm, 100-200 nm) dan tekanan (tinggi, sedang, rendah). Cahaya UV
yang paling efektif menginaktifasi mikroorganisma adalah cahaya UV-C dengan
panjang gelombang antara 200-280 nm dengan cahaya UV effektif (puncak daya
bunuh mikroorganisme) ada pada panjang gelombang 264 nm (Lechevallier dan
Kwok-Keung Au, 2004; www.emperoraquatic.com). Jenis lampu UV yang dibuat
untuk tujuan sterilisasi terbuat dari uap merkuri dengan panjang gelombang 253.7
nm (Lekang, 2007).
       Lampu merkuri dengan tekanan rendah adalah cahaya yang paling baik
dalam mematikan mikroorganisma karena dihasilkan oleh radiasi awal dari lampu
yang mengandung spektrum cahaya dengan panjang gelombang 254 nm yang
hampir mendekati puncak kemampuan membunuh organisma yakni 265 nm (Aquatic
eco-systems, inc, 2005). Selain itu lampu ini mampu mengubah input energi lampu
ke dalam energi UV C hingga mencapai 40%, sehingga merupakan kemampuan
komversi yang paling tinggi dibanding jenis UV lainnya. Karakteristik lainnya adalah
bahwa jenis lampu UV ini memiliki energi imput yang rendah (200-1500 mA) dan
suhu yang rendah (37.78-93.33 oC).


                                                                                  3
Gambar 1. Spektrum cahaya (www.emperoraquatic.com)


        Sebaliknya untuk kelompok UV dengan lampu merkuri tekanan menengah
hingga tinggi, jenis ini mempunyai kemampuan sangat lemah dalam membunuh
mikroorganisma dan kemampuan konversi energi imputnya hanya mencapai 7 %,
justru yang paling besar konversinya adalah ke panas dan cahaya yang dapat dilihat.
Energi input yang digunaknnya antara 2000-10000 mA dan menghasilkan suhu yang
tinggi antara 500-600 oC.
Tabel     1.     Komparasi    karakteristik    dari     jenis-jenis   lampu      UV
                 (www.emperoraquatic.com ).


 NO.           Karakteristik            Lampu UV C              Lampu UVA/UVB
1       Kemampuan bunuh            Tinggi                    Rendah
2.      Konversi energi            40 %                      7%
3.      Tekanan                    Rendah                    Sedang-tinggi
4.      Penggunaan energi          200 – 1.500 mA            2.000-10.000 mA
                                                 o
5.      Suhu                       37.78 – 93.33 C           500 – 500 oC
6.      Masa pakai                 5.000 – 10.000 jam        1.000 – 2.000 jam


        Cahaya UV efektif dalam mendeaktifasi mikroorganisma seperti bakteri, virus
dan protozoa serta Algae               (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004;
www.emperoraquatic.com). UV mentransfer energi elektromagnetik dari lampu
merkuri ke materi genetik (RNA dan DNA). Ketika Cahaya UV menembus dinding sel
dan sekaligus melumpuhkan kemampuan reproduksinya (EPA, 1998 Sasaran utama
Cahaya ultraviolet adalah DNA atau RNA walaupun demikian pada tahap awal
radiasi UV menghancurkan dinding sel terlebih dahulu. Thymine yang dan dalam
bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond) di dalam DNA dan RNA sangat
reaktif terhadap Cahaya ultraviolet. Cahaya UV mengganggu dan mengacaukan
rantai DNA/RNA pada proses transkripsi dan duplikasi, sehingga mikroorganisma
menjadi steril, tidak aktif, tidak bisa melakukan reproduksi atau mati (Lechevallier
dan Kwok-Keung Au, 2004) (Gambar 2). Akan tetapi, thymine dalam bentuk dimer
masih memungkinkan kembali normal seperti semula, sehinga perlu dosis yang tepat
untuk menginaktifkan secara permanen (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004;
EPA, 1999).



                                                                                  4
Gambar 2. Perubahan rantai dobel helik DNA akibat radiasi Cahaya UV
           (www.americanairandwater.com)


C. PEMANFAATAN CAHAYA UV DI PEMBENIHAN
      Mahkluk hidup kecil yang menyerang atau merugikan dikenal dengan patogen.
Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit atau infeksi
penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa, bakteri, jamur, atau
crustacea parasit (Pillay, 1990). Sehingga bakteri patogen adalah bakteri yang
menginfeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki
potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung untuk
munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar
seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987). Bakteri akan mampu
bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dalam bentuk flagela atau kapsul dan
akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Bakteri
patogen bersifat saprofit dan menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit
atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post, 1987). Bakteri yang dikenali bisa menjadi
patogen bagi hewan air budidaya adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter,
Pseudomonas, Edwardsiella, Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas,
Flurobacterium, Clostridium, Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan
Nocardia (Roberts, 1989).
       Saat ini pemanfaatan UV sudah meluas untuk tujuan sterilisasi berbagai
bidang sudah banyak menggunakannya seperti manufaktur, pengobatan, sterilisasi
makanan-minuman dalam kemasaan, kosmetik, sterilisasi air baku, pabrik tekstil,
perbankan, laboratorium, dan pembenihan ikan (www.aquatechnology.net), bahkan
untuk keperluan sterilisasi udara seperti di rumah sakit dan hotel-hotel (Kowalski,
2006).
        Berkaitan dengan pemanfaatan, dalam tujuan untuk mensterilisasi air bagi
kegiatan pembenihan atau budidaya maka yang menjadi penting untuk mendapat
perhatian adalah jenis-jenis apa saja yang menjadi target untuk dimatikan oleh UV.
Setiap jenis mikroorganisma mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga
membutuhkan dosis yang berbeda pula.            Ultraviolet mampu secara efektif
meminimalisir populasi bakteri, virus, algae, protozoa, dan jamur (Aquatic eco-
systems,inc. 2005). Secara lengkap jenis-jenis yang sudah diujicobakan ke UV ada
di Lampiran. Dosis yang dibutuhkan untuk mendeaktifasi patogen seperti kelompok
bakteri ada pada rang 2.500-22,000 µWs/Cm2, jamur/ragi ada pada rang antara


                                                                                   5
6,600 – 330,000 µWs/Cm2, alga sekitar 22,000 µWs/Cm2, dan virus (6,000 –
440,000 µWs/Cm2. (www.aquatechnology.net; Aquatic eco-systems.inc. 2005;
www.aquaticeco.com; Lekang, 2007).



D. DISAIN ULTRAVIOLET
1. Dosis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
        Disain ultraviolet menjadi sangat penting karena akan sangat mempengaruhi
kemampuan deaktifasi mikroorganisme patogen. Secara keseluruhan kemampun
deaktifasi ini berkaitan dengan dosis cahaya UV yang dihasilkan, dan proses disain
rancang bangun sangat berkaitan dengan dosis yang akan dihasilkan. Dosis yang
dimasksudkan (D) adalah proporsi dosis radiasi per unit area (intensitas) cahaya UV
(I) dan waktu eksposure (t) (Lekang, 2007) , sehingga muncul persamaan dosis:
                                           Dimana :
                                              D : Dosis
                        D = It                I : Intensitas cahaya UV
                                              t : waktu terkena Cahaya UV

Satuan dosis yang digunakan berdasarkan persamaan di atas adalah µWs/Cm2
(mikrowatt-detik per sentimeter persegi) atau intensitas radiasi per satuan luas.
       Efektifitas cahaya UV sangat tergantung pada daya (watt) lampu, usia pakai
lampu, panjang lampu, kebersihan permukaan lampu, jarak antara permukaan lampu
dengan target, jenis organisme, waktu interaksi antara cahaya dengan
mikroorganisme, dan kejernihan air (EPA, 1999; Lekang, 2007). Sehingga dalam
disain harus bisa memperhatikan faktor-faktor tersebut. Semakin tinggi daya lampu
akan semain tinggi kemampuannya dan semakin lama masa pakainya akan semakin
berkurang kemampuannya, juga semakin redup/kotor permukaan lampu akan
mengurangi kemampuan. Panjang lampu akan mempengaruhi luas permukaan dan
waktu interaksi antara cahaya dengan target.
        Diameter pipa dimana ada lampu UV di dalammnya akan sangat
mempengaruhi tingkat proporsi transmisi cahaya ke target. Semakin lebar diameter
pipa akan semakin mengurangi kemampuan UV. Waktu interaksi antara target dan
cahaya akan berkaitan dengan kecepatan aliran air yang ditentukan oleh tekanan
pompa atau gaya gravitasi akibat jumlah beban dan tinggi tandon sumber air.
Semakin cepat aliran air akan mengurangi kemampuan UV. Begitu juga kejernihan
air, semakin jernih air akan semakin meningkatkan kemampuan UV dalam
membunuh target. Keberadaan partikel air, humus atau air berwarna akan
menurunkan kemampuan UV. Kemampuan deaktifasi dari dosis yang dihasilkan oleh
UV akan sangat berkaitan dengan jenis mikroorganisme yang menjadi target, karena
setiap mikroorganisme mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap dosis yang
dihasilkan. Atau dengan kata lain mikroorganisme tertentu membutuhkan dosis yang
berbeda. Agar kemampuan UV tetap terjaga maka lampu UV harus dapat dipelihara
dengan mudah seperti penggantian lampu atau pembersihan           kotoran lampu
sehingga kemampuan UV kembali pulih.




                                                                                 6
Pipa tabung UV
                            Lampu UV


  Pipa Input/output air

                                                                   Diameter pipa
                                                                   tabung

Jarak transmisi
cahaya UV


                Gambar 3. Posisi lampu UV di dalam cahmber (pipa/besi)

      Dari persamaan di atas kemudian lebih diuraikan menjadi sebuah persamaan
yang dapat diaplikasikan untuk perencanaan pembuatan UV yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan. Persamaan tersebut menjadi :




                                     D = P/SToLt

          Dimana :

     D      :    Dosis radiasi (µWs/Cm2)
     P      :    Efek radiasi (W)
     S      :    Luas permukaan yan teradiasi (cm2)
     To     :    Kemampuan transmisi cahaya UV pada kedalaman 1 cm (%)
     L      :    Ketebalan lapisan air yang diradiasi (cm)
     t      :    waktu terkena Cahaya UV (Lekang, 2007)

        Dengan demikian jelas bahwa UV mempunyai daya deaktifasi yang baik, bila
panjang lampu dan daya lampu lebih tinggi, ketebalan lapisan air pendek, air lebih
jernih dan kecepatan air lebih lambat.
        Khusus untuk karakteristik air selain faktor kecerahan terdapat beberapa
faktor yang bisa menurunkan kemampuan deaktifasi. Terdapat karakteristik fisika
dan kimia air yang bisa menurunkan kemampuan deaktifasi UV seperti kesadahan,
pH, TSS, kandungan logam (EPA, 1999). Kesadahan yang tinggi akan cenderung
melarutkan logam-logam berat yang justru akan menyerap radiasi Cahaya UV,
begitu juga bila pH rendah, TSS tinggi, dan kandungan logam (besi) di dalam air
tinggi (EPA, 1999). Sedangkan kandungan ammonia, nitrit, nitrat, dan BOD
pengaruhnya sangat sedikit (EPA, 1999).

2. Kelebihan dan kekurangan UV
       Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan UV sebagai alat sterilisasi
(EPA, 1999) yakni:



                                                                                   7
a. Kelebihan
    1. Sangat efektif dalam medeaktifasi virus, bakteri, jamur/spora, dan kista
    2. Lebih bersifat proses fisik dibanding proses kimia
    3. Tidak menghasilkan efek residu, yang bisa berbahaya bagi lingkungan,
       tidak merubah rasa
    4. Lebih mudah dalam penanganannya
    5. Tidak membutuhkan waktu yang lama
    6. Tidak membutuhkan tempat yang luas dan energi besar.

 b. Kekurangan
     1. Dosis rendah tidak efektif dalam mendeaktifasi patogen
     2. Organisme bisa kembali normal setelah terkena radiasi
     3. Perlu sering melakukan pembersihan kotoran yang menempel di kaca
        lampu
     4. Perlu kecerahan air dan bila nilai TSS melebihi 30 ppm efeknya tidak
        efektif.

3. Model disain UV
       Model disain merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan variasi
produk. Model disain UV yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan yang
didasarkan pada target deaktifasi, kemudahan dan kecepatan suplai air serta
ekonomis. Secara umum model-model yang bisa ditemukan adalah
   a. Aliran air searah dengan panjang lampu
       1. Satu lampu UV dalam satu tabung
       2. Beberapa lampu dalam satu tabung UV
   b. Arah air tegak lurus dengan panjang lampu

        Pada Gambar 4 di atas nampak gambar 4-a2 dan b, digunakan untuk
kebutuhan suplai air yang cukup besar namun daya deaktifasinya tetap tinggi. Dari
ke tiga model tersebut kemudian model-model yang sama bisa dipasang secara seri
sehingga dosisnya akan meningkat dua kali lipat atau lebih tergantung pada jumlah
lampu. Dalam aplikasinya lampu UV bisa kontak langsung dengan air atau tanpa
kontak langsung, yakni menggunakan lapisan kaca. Sehinga yang perlu dibersihkan
rutin adalah kaca pelindung lampu.




                     Arah air

       Gambar 4. Beberapa model disain UV (www. emperoraquatics.com)




                                                                               8
E. ULTRAVIOLET SEDERHANA BUATAN BBAP TAKALAR
       Ultraviolet yang dibuat diupayakan dapat dijangkau dan dimanfaatkan secara
luas oleh para pengguna terutama di panti-panti benih seperti BBI atau BBU.
Sehingga dalam pembuatannya menggunakan baha-bahan yang murah namun tetap
memperhatikan aspek masa pakai, keamanan, dan output daya deaktifasi. Bahan-
bahan yang digunakan adalah bahan-bahan pipa PVC dan aksesorisnya. Bahan-
bahan ini memilih kualitas terbaik sehingga tahan dan aman.
        Paket UV terdiri dari pipa PVC dan aksesorisnya serta panel listrik untuk
dapat mengontrol lampu UV yang di pasang. Paket UV yang dibuat BBAP Takalar
meliputi model satu lampu dalam satu tabung (Gambar 5 dan 6) dan model 3 lampu
dalam satu tabung (model 3 in 1) (Gambar 7 dan 8). Model pertama dibuatkan
variasinya dengan model seri 2, 3, 4 lampu, sedangkan untuk model ke dua dibuat 2
UV dipasang seri.

1. Model satu lampu dalam satu tabung



                      Lampu UV Ф         Pipa tabung UV
                      1 “ 40 watt


    Pipa Input/output
    air Ф 2.5”
                                                          Pipa Ф 2.5”
      Jarak
      transmisi 1.5
      “


                      Gambar 5. penampang melintang UV 1 lampu



     In let




Spesifikasi :
1. Lampu UV 40 w
                                                                        Out let
2. Panjang UV efektif 86 cm
3. Pipa PVC 2”
4. Pipa input/output 2”
5. Kecepatan air 1 L/dt = Dosis UV = 159.000 µWs/Cm2
6. Kecepatan air 2 L/dt = Dosis UV = 79.407 µWs/Cm2


                  Gambar 6. Ultraviolet 1 lampu dalam 1 tabung




                                                                                  9
2. Model tiga lampu dalam satu tabung (3 in 1)




                   Lampu UV Ф 1            Pipa tabung UV
                   “ 40 watt


   Pipa Input/output
   air Ф 2.5”
                                                   1        Pipa Ф 8”
                                       3


                                               2



                       Gambar 7. Penampang UV 3 in 1




        In let




Spesifikasi :
1. Lampu UV 40 W 3 buah
2. Panjang UV efektif 86 cm
3. Pipa PVC 8”                                                          Out let
4. Pipa input/output 8”
5. Kecepatan air 30 Ton/Jam = Dosis UV = 98.404 µWs/Cm2
6. Kecepatan air 10 Ton/Jam = Dosis UV = 295.213 µWs/Cm2


                          Gambar 8. Ultraviolet 3 in 1




                                                                                  10
F. KEMAMPUAN UV SEDERHANA BUATAN BBAP TAKALAR

         Keberhasilan dalam disain dan pembuatan UV perlu diikuti dengan
efektifitasnya. Oleh karena itu pihak rancang bangun BBAP Takalar tetap terus
melakukan pengujian atas disain yang dibuat sehingga benar-benar disainnya dapat
dipertanggungjawabkan.

1. Ultraviolet 2 Lampu

        Hasil kajian BBAP Takalar tahun 2006 (Udi Putra, et al., 2007) dengan
menggunakan 2 lampu UV diperoleh dengan perlakuan dosis UV 409.777 µWs/Cm2 ,
319.626 µWs/Cm2, 255.700 µWs/Cm2, 191.392 µWs/Cm2 atau dengan kecepatan
0.78 L/d, 1 L/dt, 1.25 L/dt dan 1.67 L/dt menunjukkan hasil yang sangat signifikan.
Total bakteri dapat direduksi hingga > 70% pada dosis terendah (kecepatan air
tinggi) dan mendekati 100% pada dosis tertinggi. Yanga sangat menarik adalah jenis
bakteri Vibrio sp dapat direduksi hingga 100 % mulai dari dosis yang rendah, yang
kemudian disusul oleh jenis bakteri Flexibacter sp dan bakteri lainnya (Gambar 9).
Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat diinaktifasi
dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi cahaya dan bakteri)
atau dengan meningkatkan dosis cahaya. Dengan demikian UV dua lampu cukup
efektif dalam mereduksi populasi bakteri di dalam media budidaya. Semakin tinggi
dosis UV tingkat reduksi bakteri semakin tinggi

                                   100
        Kemampuan Inaktifasi (%)




                                   80



                                   60


                                                                            T. Bakteri
                                   40                                       Vibrio sp
                                                                            Flexibacter sp
                                                                            B. lainnya
                                   20



                                    0
                                         0      191.392      255.700        319.626          409.777
                                                                       2
                                                          Dosis (µWs/Cm )

Gambar 9.                           Kemampuan Inaktifasi Bakteri pada Dosis UV berbeda (Udi putra et
                                    al., 2007).


2. Ultraviolet 3 in 1

       Hasil pengujian terhadap Ultraviolet 3 in 1 yang dilakukan oleh Udi puta et.al,
(2008) dimana 2 UV dipasang seri menunjukkan bahwa pada dosis 177.518
µWs/Cm2, 181.057 µWs/Cm2, 202.339 µWs/Cm2, dan 338.159 µWs/Cm2 atau
dengan kecepatan 33.26 Ton/jam, 32.61 Ton/jam. 29.18 Ton/Jam dan 17.46
Ton/Jam dari tiga jenis bakteri (Vibrio sp, Flavobacterium sp dan Aeromonas ap)


                                                                                                       11
terjadi peningkatan kemampuan reduksi dari 48-98% -pada dosis 177.518 µWs/Cm2,
menjadi 97 – 100% pada dosis 338.159 µWs/Cm2(Gambar 10).
          Dengan dosis UV yang dihasilkan menunjukkan bahwa dari ke tiga jenis
bakteri patogen yang didentifikasi ternyata jenis bakteri Vibrio sp adalah yang paling
rentan atau mudah dideaktifasi, kemudian disusul oleh jenis Flavobacterium sp dan
Aeromonas sp dan populasi bakteri patogen pun menurun. Bahkan pada dosis
181.056 µWs/Cm2 hampir 100% Vibrio sp terdeaktifasi. Dengan demikian
penggunaan UV 3 in 1 menjadi sangat signifikan dalam mereduksi bakteri fatogen
seperti jenis Vibrio sp yang banyak menyebabkan kematian masal di pembenihan
udang, kepiting begitu pula komoditas pembenihan lainnya. Model UV kapasitas
besar ini mampu memberikan solusi pada masalah tingginya populasi fatogen di
dalam sumber dan media pembenihan atau budidaya.

                              100


                                  80
       Kemampuan inaktifasi (%)




                                  60


                                  40                                         Vibrio
                                                                             Aeromonas

                                  20                                         Flavobacterium
                                                                             J.lainnya

                                  0
                                       0         177.518       181.056       202.339          338.159
                                                           Dosis (µWs/Cm )
                                                                         2




Gambar 10.                             Kemampuan inaktivasi UV 3 in 1 pada dosis UV berbeda (Udi Putra et
                                       al., 2008).




G. PENUTUP

         Penggunaan ultraviolet sudah menjadi keperluan bagi upaya untuk
mengurangi polusi, terbukti dengan pemanfaatan yang luarbiasa di beberapa sektor,
begitu pula di dalam kegiatan pembenihan atau budidaya karena faktor semakin
menurunnya kualitas lingkungan padahal kebutuhan kondisi kualitas lingkungan yang
baik menjadi hal yang utama. Kendala pengadaan paket UV saat ini sudah dapat di
atasi melalui rancang bangun yang dilakukan oleh BBAP Takalar. Paket UV yang
ekonomis namun tetap mengedepankan faktor efektifitas dan keamanan. Hasil uji
menunjukkan hasil yang signifikan dalam kemampuannya mereduksi bakteri.
Harapan kami paket UV ini bisa dimanfaatakn oleh seluruh stekholder di seluruh
aktifitas sektor perikanan.
         Pihak BBAP Takalar membuka layanan untuk menerima pesanan pembuatan
paket UV untuk keperluan sterilisasi dengan menghubungi BBAP Takalar Divisi


                                                                                                        12
Rancang Bangun di Telp 0411-230730, Fax 0418-2326777 atau e-mail :
bbaptakalar@yahoo.com. Selain Produk UV kami juga siap melayani pemesanan
protein skimmer, filter cartridge (1-10µ), klep ukuran besar, dan filter kapsul (portable
filter). Semua alat sudah melalui proedur pengujian dengan hasil yang memuaskan.



H. PUSTAKA

Aquatic eco-systems, inc. 2005. 2005 Master Catalog. Aquatic eco-systems, inc.
EPA. 1999. Wastewater Technology fact sheet : Ultraviolet disinfectant. Water office
        Washington DC.
Kowalski, W. 2006. UVGI for for Cooling Coil Disinfectant and Air Treatment.
         American Air and Water Inc.
LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and Pathogen
       Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking Water. World
       Health Organization’ and IWA Publishing. London
Lekang, Odd-Ivar. 2007. Aquaculture Engineering. Blackwell Publishing. Singapore.
Malley,   JP Jr. 2000. Ultraviolet Disinfection. In. Control of Microbes in Drinking
          Water. American Society of Civil Engineering. America.
USEPA. 2003. Ultraviolet Disinfection Guidance Manual, Draft. Washington DC,
       Office of Ground water and Drinking Water. United States Environmental
       Protection Agency.
Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book.
         London.
Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition. T.F.H.
        Publications Inc. USA.
Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London.
Www. americaairandwater.com. UV-fact.
Www. aquatictechnology.net. Ultraviolet system.
Www. aquaticeco.com. Ultraviolet
Www. emperoraquatics.com. Smart UV lite.
Udi Putra N.S.S, M. Syaichuddin, S. Faridah. Tamrin. 2007. Efektifitas Ultraviolet
         Sederhana dalam mereduksi Bakteri pathogen di dalam media air
         buydidaya. Prosiding Indonesia Aquaculture 2007. Direktorat Jenderal
         Perikanan Budidaya.
Udi Putra, N.S.S, Fauzia, Tamrin. Samsul Bahri, Maqbul Syahrir. 2008. Disain UV 3
         in 1 untuk mereduksi populasi Bakteri di dalam Air Media Budidaya pada
         Penyediaan Air Skala Besar. Laporan Tahunan BBAP Takalar.




                                                                                      13
LAMPIRAN

Tabel 2. Jenis mikroorganisma dan kebutuhan dosis UV untuk mendeaktifasinya.

                                        Kebutuhan
NO.            Kelompok/Jenis             Dosis                    Keterangan
                                        (µWs/Cm2)
      Jamur/ragi
1.    Aspergillius flavus            99,000           www.americanairandwater.com
2.    Aspergillius glaucus           88,000           www.americanairandwater.com
3.    Aspergilus niger               330,000          Aquatic eco-systems,inc. 2005
4.    Brewers yeast                  6,600            www.americanairandwater.com
5.    Common yeast cake              13,200           www.americanairandwater.com
6.    Fungi                          45,000           Aquatic eco-systems,inc. 2005
7.    Mucor racemosus A              35.200           www.americanairandwater.com
8.    Mucor racemosus B              35.200           www.americanairandwater.com
9.    Penicillium expansum           22,000           www.americanairandwater.com
10.   Penicillium roqueforti         24,600           www.americanairandwater.com
11.   Penicillium digitatum          88,000           Aquatic eco-systems,inc. 2005
12.   Penicillium digitatum          88,000           Aquatic eco-systems,inc. 2005
12.   Oospora lactis                 11,000           www.americanairandwater.com
13.   Rhisopus nigricans             220,000          www.americanairandwater.com
14.   Saccharomyces sp.(spores)      17,600           Aquatic eco-systems,inc. 2005;
                                                      www.americanairandwater.com
15.   Saprolegnia sp.                35,000           Aquatic eco-systems,inc. 2005
16.   Fungi                          45,000           Aquatic eco-systems,inc. 2005
17.   Saccharomyces carevisiae       13,200           www.americanairandwater.com
18.   Saccharomyces ellipsoideus     13,200           www.americanairandwater.com
19.   Yeast calls                    6,600            www.aquaticeco.com
      Algae
1.    Clorella vulgaris              22,000           www.aquaticeco.com
                                                      www.americanairandwater.com
      Protozoa
1.    Nematode Eggs                  45,000           www.americanairandwater.com
2.    Paramecium                     200,000          www.aquaticeco.com
3.    Trichodina rigra               159,000          www.aquaticeco.com
4.    Trichodina sp                  35,000           www.aquaticeco.com
      Bakteri
1.    Agrobacterium tumafaciens      8,500            www.aquaticeco.com
2.    Bacillus sublitus              22,000           www.aquaticeco.com
3.    Bacillus anthraccis            8,700-46,200     www.aquaticeco.com; www.
                                                      americanairandwater.com
4.    Bacillus megaterium            2,500 – 5,200    www.aquaticeco.com ; www.
                                                      americanairandwater.com
5.    Bacillus paratyphusus          6,100            www.americanairandwater.com
6.    Bacillus subtilis              11,000-22,000    www.aquaticeco.com; www.
                                                      americanairandwater.com
7.    Clostridium tetani             22,000           www.aquaticeco.com; www.
                                                      americanairandwater.com
8.    Corynebacterium diphtheriae    6,500            www.aquaticeco.com; www.
                                                      americanairandwater.com
10.   Ebertelia typhosa              4,100            www. Americanairandwater.com
11.   Escherchia coli                6,600-7,000      www.aquaticeco.com
                                                      www.emperoraquatic.com
12.   Leptospiracanicola             6,000            www.emperoraquatic.com
13.   Icthyophthirius sp             395,000          www.aquaticeco.com
14.   Legionella bozemanii           3,500            www.aquaticeco.com
15.   Legionella dumoffii            5,500            www.aquaticeco.com
16.   Legionella gormanii            4,900            www.aquaticeco.com
17.   Legionella micdadei            3,100            www.aquaticeco.com
18.   Legionella pneumophilia        3,800            www.aquaticeco.com



                                                                                  14
19.   Leptospera interrogans       6,000 – 10,000   www.aquaticeco.com
20.   Microccocus candidus         12,300           www. americanairandwater.com
21.   Microccocus sphaeroides      15,400           www. americanairandwater.com
22.   Mycobacterium tuberculose    10,000           wwww.aquaticeco.com; www.
                                                    Americanairandwater.com
23.   Neisseria catarrhalis        8,500            www. americanairandwater.com
24.   Oysentery bacili             4,200            www.aquaticeco.com
25.   Phytomonas tumefaciens       8,000            www. americanairandwater.com
26.   Proteus vulgaris             6,600            www. americanairandwater.com
27.   Proteus vulgaris             6,600            www.aquaticeco.com
28.   Pseudomonas aenugenosa       10,500           www.emperoraquatic.com
                                                    www.aquaticeco.com
29.   Pseudomonas fluorescens      6,600            www. americanairandwater.com
30.   Rhodosperollium rubrum       6,200            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
31.   Salmonella enteritidis       7,600            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
32.   Salmonella paratyphi         6,100            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
33.   Salmonella thyposa           4,100 - 6,000    www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
34.   Salmonella typhimurium       15,000-15,200    www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
35.   Salmonella sap               10,000           www.aquaticeco.com
36.   Sarcina lutea                26,400           Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com
37.   Serratia marcescens          6,160            www. americanairandwater.com
38.   Shigella dysenteriae         4,200            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
39.   Shigella flexneri            3,400            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
40.   Shigella paradysentriae      3,400            Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com
41.   Spirillum rubrum             6,160            www. americanairandwater.com
42.   Staphylococcus albus         5,720            www. americanairandwater.com
43.   Staphylococcus epidermidis   5,800            www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
44.   Staphylococcus faecalis      10,000           www.aquaticeco.com; www.
                                                    americanairandwater.com
45.   Staphylococcus aerius        6,500-7,000      Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com
46.   Staphylococcus lactis        8,800            Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com
47.   Staphylococcus hemolyticus   5,500            www.americanairandwater.com
48.   Streptococcus viridans       3,800            www.americanairandwater.com
49.   Vibrio cholera               6500             Malley, 2000; USEPA, 2003
      Virus
1.    Adenovirus                   186,0000         Malley, 2000; USEPA, 2003
2.    Bacteriopfage - E. Coli      6,600            www. americanairandwater.com
3.    Hepatitis A                  6,000-16,000     Malley, 2000; USEPA, 2003
4.    Infectious Hepatitis         8,000            www. americanairandwater.com
5.    Influenza                    6,800            Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com
6.    Poliovirus                   23,000-30,000    Malley, 2000; USEPA, 2003
7.    Poliovirus - Poliomyelitis   6,600            www. americanairandwater.com
8.    Rotavirus                    40,000-50,000    Malley, 2000; USEPA, 2003
9.    Tobacco mosaic               440,000          Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.
                                                    americanairandwater.com




                                                                               15

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikanPutra putra
 
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxAdinDin2
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatcynthiaanggipradita
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanAmos Pangkatana
 
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
Radiografia Industrial - Conteúdo vinculado ao blog http://fisicanoenem...
Radiografia  Industrial - Conteúdo vinculado ao blog      http://fisicanoenem...Radiografia  Industrial - Conteúdo vinculado ao blog      http://fisicanoenem...
Radiografia Industrial - Conteúdo vinculado ao blog http://fisicanoenem...Rodrigo Penna
 
2015 aula 02 processo de otimizacao
2015 aula 02 processo de otimizacao2015 aula 02 processo de otimizacao
2015 aula 02 processo de otimizacaoIPEN - CNEN / SP
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Tata Naipospos
 
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJABudidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJAAri Panggih Nugroho
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
 
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptx
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptxDOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptx
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptxYusep Sugianto
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
Aula filmes radiográficos
Aula   filmes radiográficosAula   filmes radiográficos
Aula filmes radiográficosLucas Pereira
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMIBadiuzzaman
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanLiswan Suhly
 
Radiation poisoning introduction
Radiation poisoning introductionRadiation poisoning introduction
Radiation poisoning introductionAchyut Akhilesh
 

La actualidad más candente (20)

1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan
 
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
 
Uji toksisitas akuatik
Uji toksisitas akuatikUji toksisitas akuatik
Uji toksisitas akuatik
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
 
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Radiografia Industrial - Conteúdo vinculado ao blog http://fisicanoenem...
Radiografia  Industrial - Conteúdo vinculado ao blog      http://fisicanoenem...Radiografia  Industrial - Conteúdo vinculado ao blog      http://fisicanoenem...
Radiografia Industrial - Conteúdo vinculado ao blog http://fisicanoenem...
 
2015 aula 02 processo de otimizacao
2015 aula 02 processo de otimizacao2015 aula 02 processo de otimizacao
2015 aula 02 processo de otimizacao
 
Filmes radiográficos udei
Filmes radiográficos  udeiFilmes radiográficos  udei
Filmes radiográficos udei
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
 
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJABudidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 
Pengobatan ikan
Pengobatan ikanPengobatan ikan
Pengobatan ikan
 
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptx
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptxDOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptx
DOKUMEN-DOKUMEN DI ATAS KAPAL.pptx
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Aula filmes radiográficos
Aula   filmes radiográficosAula   filmes radiográficos
Aula filmes radiográficos
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikan
 
Radiation poisoning introduction
Radiation poisoning introductionRadiation poisoning introduction
Radiation poisoning introduction
 

Similar a Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan

Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvBBAP takalar
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis BakteriBBAP takalar
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...BBAP takalar
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriBBAP takalar
 
Manfaat teknologi nuklir
Manfaat teknologi nuklirManfaat teknologi nuklir
Manfaat teknologi nukliridrismuhamad
 
Aplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenalAplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenalPak Zaenal
 
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptxLatifaNurSabillah
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energi
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energiEkologi perairan 2007 2008 - 3 energi
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energiUNHAS
 
Iradiasi fix
Iradiasi fixIradiasi fix
Iradiasi fixeka haq
 
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahPenggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahMuhammadSyahrul48
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanTanty Puspa Sari
 
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)Nur Sa'di
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaWarnet Raha
 

Similar a Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan (20)

Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
 
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
 
Laporoan Praktikum Fotosintesis
Laporoan Praktikum FotosintesisLaporoan Praktikum Fotosintesis
Laporoan Praktikum Fotosintesis
 
Manfaat teknologi nuklir
Manfaat teknologi nuklirManfaat teknologi nuklir
Manfaat teknologi nuklir
 
Aplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenalAplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenal
 
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx
857555518 - TUGAS KE 4 (MODUL 6).pptx
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energi
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energiEkologi perairan 2007 2008 - 3 energi
Ekologi perairan 2007 2008 - 3 energi
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
Iradiasi fix
Iradiasi fixIradiasi fix
Iradiasi fix
 
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahPenggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
Jurnal kepiting
Jurnal kepitingJurnal kepiting
Jurnal kepiting
 
Jurnal Kimia Industri
Jurnal Kimia IndustriJurnal Kimia Industri
Jurnal Kimia Industri
 
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 

Más de BBAP takalar

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBBAP takalar
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBBAP takalar
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakBBAP takalar
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime BoneBBAP takalar
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanBBAP takalar
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008BBAP takalar
 

Más de BBAP takalar (16)

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambak
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
 

Último

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxrahmatraju03
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023BintangDemarta1
 
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisKetegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisBayupermana52
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkKresnaSuputra1
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023woronotes
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxAbdulGalib4
 

Último (6)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisKetegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
 

Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan

  • 1. ULTRAVIOLET SEBAGAI SALAH SATU ALAT DISINFEKTAN PENTING DI PEMBENIHAN : REKAYASA DAN DISAIN ULTRAVIOLET SYSTEM AS AN IMPORTANT DISINFECTANT DEVICE IN HATCHERY: ENGINEERING AND DESIGN NANA S.S. UDI PUTRA, S.Hut. M.Si TAMRIN SUGENG RAHARJO, A.Pi Email : bbaptakalar@yahoo.com DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR 2008 1
  • 2. ULTRAVIOLET SEBAGAI SALAH SATU ALAT DISINFEKTAN PENTING DI PEMBENIHAN : REKAYASA DAN DISAIN1 Nana S.S. Udi Putra, S.Hut. M.Si2, Tamrin3, Sugeng Raharjo, A.Pi4 Balai Budidaya Air Payau Takalar Abstrak Air merupakan bagian penting dari kehidupan ikan, karena ikan sepanjang hidupnya selalu berinteraksi dan bersentuhan dengan air. Sehingga kualitas air yang baik akan mendukung pertumbuhan hewan budidaya sesuai dengan yang diharapkan, yakni tumbuh dan berkembang dengan normal. Berkaitan dengan kualitas air maka ukurannya tidak terbatas pada parameter kimi, fisika, namun pada parameter biologi. Berkaitan dengan pembenihan maka yang menjadi sangat menonjol adalah faktor mikroorganisme patogen seperti bakteri karena sensitivitas yang tinggi terhadap serangan bakteri. Ultraviolet adalah salah satu alat yang bisa digunakan sebagai alat disinfektan. Dengan kelebihan-kelebihannya ultraviolet bisa digunakan untuk mereduksi bakteri secara signifikan dan aman. BBAP Takalar telah merintis disain Ultraviolet dengan beberapa model yang dibuat. Kendala pengadaan paket UV saat ini sudah dapat di atasi melalui rancang bangun yang dilakukan oleh BBAP Takalar. Paket UV yang ekonomis namun tetap mengedepankan faktor kualitas dan keamanan. Hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan dalam kemampuannya mereduksi bakteri. Kata kunci : ultraviolet, pembenihan, rekayasa, disain A. PENDAHULUAN Air adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan populasi manusia di bumi menyebabkan kondisi lingkungan berubah. Air yang pada awalnya tersedia melimpah secara kuantitas dan kualitas terjamin menjadi saat ini menjadi barang yang semakin sulit didapat walupun secara kuantitas, kalaupun ada tidak bisa dimanfaatkan karena faktor kualitasnya yang rendah. Kuantitas dan kualitas air yang baik tidak sekedar diperlukan untuk keperluan manusia secara langsung, tetapi air juga menjadi kebutuhan bagi kegiatan pertanian dan budidaya ikan. Air menjadi sangat penting bagi kegiatan budidaya ikan karena selama hidupnya selalu berinteraksi dan bersentuhan dengan air sehingga hidupnya sangat bergantung pada air. Sehingga dalam kegiatan budidaya tersebut kualitas air selalu menjadi perhatian utama, karena kelangsungan kehidupan hewan budidaya sangat bergantung pada kualitas air medianya. Kualitas air yang baik akan mendukung pertumbuhan hewan budidaya sesuai dengan yang diharapkan, yakni tumbuh dan berkembang dengan normal. Kualitas air tidak hanya terbatas pada karakteristik fisika dan kimia air tetapi juga berkaitan dengan faktor biologi, yakni berkaitan dengan faktor kompetitor, predator ataupun mikroorganisma patogen bagi ikan yang dibudidayakan. Ketiga 1 Disampaikan pada Indonesian Aquaculture 2008, Malioboro Jogjakarta 2 Calon Perekayasa BBAP Takalar 3 Calon Litkayasa BBAP Takalar 4 Kepala BBAP Takalar 2
  • 3. faktor tersebut bisa direduksi dengan menggunakan filter, akan tetapi untuk mikroorganisme seperti bakteri membutuhkan ukuran pori filter yang sangat kecil hingga membutuhkan ukuran ultrafilter (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Berkaitan dengan pembenihan maka yang menjadi sangat menonjol adalah faktor mikroorganisme patogen seperti bakteri. Bakteri patogen bisa terbawa langsung oleh air yang dijadikan sumber air dan bisa muncul sebagai akibat melimpahnya bahan organik di dalam media pemeliharaan karena proses filterisasi yang kurang efektif, begitu pula sisa pakan dan peces ikan. Di dalam kegiatan pembenihan, stabilitasi kualitas air yang baik menjadi suatu keharusan baik karakteristik fisik, kimia maupun biologi. Karena semakin awal pada tahapan perkembangan ikan semakin peka terhadap kondisi lingkungannya. Bakteri patogen menjadi momok yang sangat menghantui para petani penyedia benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas benih. Pada tahap-tahap perkembangan awal seperti larva baik ikan/udang/kepiting sangat rentan terhadap keberadaan bakteri patogen seperti jenis Vibrio harvei. Berkaitan dengan upaya untuk mereduksi kehadiran bakteri patogen di dalam kegiatan pembenihan maka upaya-upaya sterilisasi air dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti cara kimia, cara fisik, cara mekanik, dan cara radiasi (Lekang, 2007). Cara yang menjadi trend saat ini adalah menggunakan teknologi Cahaya ultraviolet dan menggunakan filter membrane (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Penggunaan ultraviolet bisa menjadi pilihan karena lebih efektif bisa membunuh mikroorganisme patogen dengan ukuran yang sangat kecil, biaya rendah dan mudah dalam pemeliharaan serta adaptif untuk beberapa metode budidaya (close system ataupun open system). B. CAHAYA ULTRAVIOLET Cahaya ultraviolet (UV) adalah Cahaya yang tidak dapat dilihat oleh mata dan merupakan radiasi elektromagnetik yang berada pada kisaran panjang gelombang 1 – 400 nm (Lekang, 2007). Cahaya Matahari adalah sumber cahaya ultraviolet terbesar di alam semesta ini. Karakteristik dari cahaya ultraviolet memberikan dampak pada kerusakan kulit dan mampu membunuh mikroorganisme di alam sehingga perkembangannya terhambat. Cahaya UV ini ditemukan sejak tahun 1677, dan pertama kali dimanfaatkan oleh Niels Ryberg Finsen seorang peneliti Denmark untuk membunuh organisme patogen. Cahaya UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B, UV-C.dan UV vakum, yang didasarkan pada perbedaan karakteristik panjang gelombang (315-380 nm, 280-315 nm, 200-280 nm, 100-200 nm) dan tekanan (tinggi, sedang, rendah). Cahaya UV yang paling efektif menginaktifasi mikroorganisma adalah cahaya UV-C dengan panjang gelombang antara 200-280 nm dengan cahaya UV effektif (puncak daya bunuh mikroorganisme) ada pada panjang gelombang 264 nm (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004; www.emperoraquatic.com). Jenis lampu UV yang dibuat untuk tujuan sterilisasi terbuat dari uap merkuri dengan panjang gelombang 253.7 nm (Lekang, 2007). Lampu merkuri dengan tekanan rendah adalah cahaya yang paling baik dalam mematikan mikroorganisma karena dihasilkan oleh radiasi awal dari lampu yang mengandung spektrum cahaya dengan panjang gelombang 254 nm yang hampir mendekati puncak kemampuan membunuh organisma yakni 265 nm (Aquatic eco-systems, inc, 2005). Selain itu lampu ini mampu mengubah input energi lampu ke dalam energi UV C hingga mencapai 40%, sehingga merupakan kemampuan komversi yang paling tinggi dibanding jenis UV lainnya. Karakteristik lainnya adalah bahwa jenis lampu UV ini memiliki energi imput yang rendah (200-1500 mA) dan suhu yang rendah (37.78-93.33 oC). 3
  • 4. Gambar 1. Spektrum cahaya (www.emperoraquatic.com) Sebaliknya untuk kelompok UV dengan lampu merkuri tekanan menengah hingga tinggi, jenis ini mempunyai kemampuan sangat lemah dalam membunuh mikroorganisma dan kemampuan konversi energi imputnya hanya mencapai 7 %, justru yang paling besar konversinya adalah ke panas dan cahaya yang dapat dilihat. Energi input yang digunaknnya antara 2000-10000 mA dan menghasilkan suhu yang tinggi antara 500-600 oC. Tabel 1. Komparasi karakteristik dari jenis-jenis lampu UV (www.emperoraquatic.com ). NO. Karakteristik Lampu UV C Lampu UVA/UVB 1 Kemampuan bunuh Tinggi Rendah 2. Konversi energi 40 % 7% 3. Tekanan Rendah Sedang-tinggi 4. Penggunaan energi 200 – 1.500 mA 2.000-10.000 mA o 5. Suhu 37.78 – 93.33 C 500 – 500 oC 6. Masa pakai 5.000 – 10.000 jam 1.000 – 2.000 jam Cahaya UV efektif dalam mendeaktifasi mikroorganisma seperti bakteri, virus dan protozoa serta Algae (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004; www.emperoraquatic.com). UV mentransfer energi elektromagnetik dari lampu merkuri ke materi genetik (RNA dan DNA). Ketika Cahaya UV menembus dinding sel dan sekaligus melumpuhkan kemampuan reproduksinya (EPA, 1998 Sasaran utama Cahaya ultraviolet adalah DNA atau RNA walaupun demikian pada tahap awal radiasi UV menghancurkan dinding sel terlebih dahulu. Thymine yang dan dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond) di dalam DNA dan RNA sangat reaktif terhadap Cahaya ultraviolet. Cahaya UV mengganggu dan mengacaukan rantai DNA/RNA pada proses transkripsi dan duplikasi, sehingga mikroorganisma menjadi steril, tidak aktif, tidak bisa melakukan reproduksi atau mati (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004) (Gambar 2). Akan tetapi, thymine dalam bentuk dimer masih memungkinkan kembali normal seperti semula, sehinga perlu dosis yang tepat untuk menginaktifkan secara permanen (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004; EPA, 1999). 4
  • 5. Gambar 2. Perubahan rantai dobel helik DNA akibat radiasi Cahaya UV (www.americanairandwater.com) C. PEMANFAATAN CAHAYA UV DI PEMBENIHAN Mahkluk hidup kecil yang menyerang atau merugikan dikenal dengan patogen. Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa, bakteri, jamur, atau crustacea parasit (Pillay, 1990). Sehingga bakteri patogen adalah bakteri yang menginfeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung untuk munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987). Bakteri akan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dalam bentuk flagela atau kapsul dan akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprofit dan menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post, 1987). Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter, Pseudomonas, Edwardsiella, Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium, Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989). Saat ini pemanfaatan UV sudah meluas untuk tujuan sterilisasi berbagai bidang sudah banyak menggunakannya seperti manufaktur, pengobatan, sterilisasi makanan-minuman dalam kemasaan, kosmetik, sterilisasi air baku, pabrik tekstil, perbankan, laboratorium, dan pembenihan ikan (www.aquatechnology.net), bahkan untuk keperluan sterilisasi udara seperti di rumah sakit dan hotel-hotel (Kowalski, 2006). Berkaitan dengan pemanfaatan, dalam tujuan untuk mensterilisasi air bagi kegiatan pembenihan atau budidaya maka yang menjadi penting untuk mendapat perhatian adalah jenis-jenis apa saja yang menjadi target untuk dimatikan oleh UV. Setiap jenis mikroorganisma mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga membutuhkan dosis yang berbeda pula. Ultraviolet mampu secara efektif meminimalisir populasi bakteri, virus, algae, protozoa, dan jamur (Aquatic eco- systems,inc. 2005). Secara lengkap jenis-jenis yang sudah diujicobakan ke UV ada di Lampiran. Dosis yang dibutuhkan untuk mendeaktifasi patogen seperti kelompok bakteri ada pada rang 2.500-22,000 µWs/Cm2, jamur/ragi ada pada rang antara 5
  • 6. 6,600 – 330,000 µWs/Cm2, alga sekitar 22,000 µWs/Cm2, dan virus (6,000 – 440,000 µWs/Cm2. (www.aquatechnology.net; Aquatic eco-systems.inc. 2005; www.aquaticeco.com; Lekang, 2007). D. DISAIN ULTRAVIOLET 1. Dosis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Disain ultraviolet menjadi sangat penting karena akan sangat mempengaruhi kemampuan deaktifasi mikroorganisme patogen. Secara keseluruhan kemampun deaktifasi ini berkaitan dengan dosis cahaya UV yang dihasilkan, dan proses disain rancang bangun sangat berkaitan dengan dosis yang akan dihasilkan. Dosis yang dimasksudkan (D) adalah proporsi dosis radiasi per unit area (intensitas) cahaya UV (I) dan waktu eksposure (t) (Lekang, 2007) , sehingga muncul persamaan dosis: Dimana : D : Dosis D = It I : Intensitas cahaya UV t : waktu terkena Cahaya UV Satuan dosis yang digunakan berdasarkan persamaan di atas adalah µWs/Cm2 (mikrowatt-detik per sentimeter persegi) atau intensitas radiasi per satuan luas. Efektifitas cahaya UV sangat tergantung pada daya (watt) lampu, usia pakai lampu, panjang lampu, kebersihan permukaan lampu, jarak antara permukaan lampu dengan target, jenis organisme, waktu interaksi antara cahaya dengan mikroorganisme, dan kejernihan air (EPA, 1999; Lekang, 2007). Sehingga dalam disain harus bisa memperhatikan faktor-faktor tersebut. Semakin tinggi daya lampu akan semain tinggi kemampuannya dan semakin lama masa pakainya akan semakin berkurang kemampuannya, juga semakin redup/kotor permukaan lampu akan mengurangi kemampuan. Panjang lampu akan mempengaruhi luas permukaan dan waktu interaksi antara cahaya dengan target. Diameter pipa dimana ada lampu UV di dalammnya akan sangat mempengaruhi tingkat proporsi transmisi cahaya ke target. Semakin lebar diameter pipa akan semakin mengurangi kemampuan UV. Waktu interaksi antara target dan cahaya akan berkaitan dengan kecepatan aliran air yang ditentukan oleh tekanan pompa atau gaya gravitasi akibat jumlah beban dan tinggi tandon sumber air. Semakin cepat aliran air akan mengurangi kemampuan UV. Begitu juga kejernihan air, semakin jernih air akan semakin meningkatkan kemampuan UV dalam membunuh target. Keberadaan partikel air, humus atau air berwarna akan menurunkan kemampuan UV. Kemampuan deaktifasi dari dosis yang dihasilkan oleh UV akan sangat berkaitan dengan jenis mikroorganisme yang menjadi target, karena setiap mikroorganisme mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap dosis yang dihasilkan. Atau dengan kata lain mikroorganisme tertentu membutuhkan dosis yang berbeda. Agar kemampuan UV tetap terjaga maka lampu UV harus dapat dipelihara dengan mudah seperti penggantian lampu atau pembersihan kotoran lampu sehingga kemampuan UV kembali pulih. 6
  • 7. Pipa tabung UV Lampu UV Pipa Input/output air Diameter pipa tabung Jarak transmisi cahaya UV Gambar 3. Posisi lampu UV di dalam cahmber (pipa/besi) Dari persamaan di atas kemudian lebih diuraikan menjadi sebuah persamaan yang dapat diaplikasikan untuk perencanaan pembuatan UV yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Persamaan tersebut menjadi : D = P/SToLt Dimana : D : Dosis radiasi (µWs/Cm2) P : Efek radiasi (W) S : Luas permukaan yan teradiasi (cm2) To : Kemampuan transmisi cahaya UV pada kedalaman 1 cm (%) L : Ketebalan lapisan air yang diradiasi (cm) t : waktu terkena Cahaya UV (Lekang, 2007) Dengan demikian jelas bahwa UV mempunyai daya deaktifasi yang baik, bila panjang lampu dan daya lampu lebih tinggi, ketebalan lapisan air pendek, air lebih jernih dan kecepatan air lebih lambat. Khusus untuk karakteristik air selain faktor kecerahan terdapat beberapa faktor yang bisa menurunkan kemampuan deaktifasi. Terdapat karakteristik fisika dan kimia air yang bisa menurunkan kemampuan deaktifasi UV seperti kesadahan, pH, TSS, kandungan logam (EPA, 1999). Kesadahan yang tinggi akan cenderung melarutkan logam-logam berat yang justru akan menyerap radiasi Cahaya UV, begitu juga bila pH rendah, TSS tinggi, dan kandungan logam (besi) di dalam air tinggi (EPA, 1999). Sedangkan kandungan ammonia, nitrit, nitrat, dan BOD pengaruhnya sangat sedikit (EPA, 1999). 2. Kelebihan dan kekurangan UV Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan UV sebagai alat sterilisasi (EPA, 1999) yakni: 7
  • 8. a. Kelebihan 1. Sangat efektif dalam medeaktifasi virus, bakteri, jamur/spora, dan kista 2. Lebih bersifat proses fisik dibanding proses kimia 3. Tidak menghasilkan efek residu, yang bisa berbahaya bagi lingkungan, tidak merubah rasa 4. Lebih mudah dalam penanganannya 5. Tidak membutuhkan waktu yang lama 6. Tidak membutuhkan tempat yang luas dan energi besar. b. Kekurangan 1. Dosis rendah tidak efektif dalam mendeaktifasi patogen 2. Organisme bisa kembali normal setelah terkena radiasi 3. Perlu sering melakukan pembersihan kotoran yang menempel di kaca lampu 4. Perlu kecerahan air dan bila nilai TSS melebihi 30 ppm efeknya tidak efektif. 3. Model disain UV Model disain merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan variasi produk. Model disain UV yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada target deaktifasi, kemudahan dan kecepatan suplai air serta ekonomis. Secara umum model-model yang bisa ditemukan adalah a. Aliran air searah dengan panjang lampu 1. Satu lampu UV dalam satu tabung 2. Beberapa lampu dalam satu tabung UV b. Arah air tegak lurus dengan panjang lampu Pada Gambar 4 di atas nampak gambar 4-a2 dan b, digunakan untuk kebutuhan suplai air yang cukup besar namun daya deaktifasinya tetap tinggi. Dari ke tiga model tersebut kemudian model-model yang sama bisa dipasang secara seri sehingga dosisnya akan meningkat dua kali lipat atau lebih tergantung pada jumlah lampu. Dalam aplikasinya lampu UV bisa kontak langsung dengan air atau tanpa kontak langsung, yakni menggunakan lapisan kaca. Sehinga yang perlu dibersihkan rutin adalah kaca pelindung lampu. Arah air Gambar 4. Beberapa model disain UV (www. emperoraquatics.com) 8
  • 9. E. ULTRAVIOLET SEDERHANA BUATAN BBAP TAKALAR Ultraviolet yang dibuat diupayakan dapat dijangkau dan dimanfaatkan secara luas oleh para pengguna terutama di panti-panti benih seperti BBI atau BBU. Sehingga dalam pembuatannya menggunakan baha-bahan yang murah namun tetap memperhatikan aspek masa pakai, keamanan, dan output daya deaktifasi. Bahan- bahan yang digunakan adalah bahan-bahan pipa PVC dan aksesorisnya. Bahan- bahan ini memilih kualitas terbaik sehingga tahan dan aman. Paket UV terdiri dari pipa PVC dan aksesorisnya serta panel listrik untuk dapat mengontrol lampu UV yang di pasang. Paket UV yang dibuat BBAP Takalar meliputi model satu lampu dalam satu tabung (Gambar 5 dan 6) dan model 3 lampu dalam satu tabung (model 3 in 1) (Gambar 7 dan 8). Model pertama dibuatkan variasinya dengan model seri 2, 3, 4 lampu, sedangkan untuk model ke dua dibuat 2 UV dipasang seri. 1. Model satu lampu dalam satu tabung Lampu UV Ф Pipa tabung UV 1 “ 40 watt Pipa Input/output air Ф 2.5” Pipa Ф 2.5” Jarak transmisi 1.5 “ Gambar 5. penampang melintang UV 1 lampu In let Spesifikasi : 1. Lampu UV 40 w Out let 2. Panjang UV efektif 86 cm 3. Pipa PVC 2” 4. Pipa input/output 2” 5. Kecepatan air 1 L/dt = Dosis UV = 159.000 µWs/Cm2 6. Kecepatan air 2 L/dt = Dosis UV = 79.407 µWs/Cm2 Gambar 6. Ultraviolet 1 lampu dalam 1 tabung 9
  • 10. 2. Model tiga lampu dalam satu tabung (3 in 1) Lampu UV Ф 1 Pipa tabung UV “ 40 watt Pipa Input/output air Ф 2.5” 1 Pipa Ф 8” 3 2 Gambar 7. Penampang UV 3 in 1 In let Spesifikasi : 1. Lampu UV 40 W 3 buah 2. Panjang UV efektif 86 cm 3. Pipa PVC 8” Out let 4. Pipa input/output 8” 5. Kecepatan air 30 Ton/Jam = Dosis UV = 98.404 µWs/Cm2 6. Kecepatan air 10 Ton/Jam = Dosis UV = 295.213 µWs/Cm2 Gambar 8. Ultraviolet 3 in 1 10
  • 11. F. KEMAMPUAN UV SEDERHANA BUATAN BBAP TAKALAR Keberhasilan dalam disain dan pembuatan UV perlu diikuti dengan efektifitasnya. Oleh karena itu pihak rancang bangun BBAP Takalar tetap terus melakukan pengujian atas disain yang dibuat sehingga benar-benar disainnya dapat dipertanggungjawabkan. 1. Ultraviolet 2 Lampu Hasil kajian BBAP Takalar tahun 2006 (Udi Putra, et al., 2007) dengan menggunakan 2 lampu UV diperoleh dengan perlakuan dosis UV 409.777 µWs/Cm2 , 319.626 µWs/Cm2, 255.700 µWs/Cm2, 191.392 µWs/Cm2 atau dengan kecepatan 0.78 L/d, 1 L/dt, 1.25 L/dt dan 1.67 L/dt menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Total bakteri dapat direduksi hingga > 70% pada dosis terendah (kecepatan air tinggi) dan mendekati 100% pada dosis tertinggi. Yanga sangat menarik adalah jenis bakteri Vibrio sp dapat direduksi hingga 100 % mulai dari dosis yang rendah, yang kemudian disusul oleh jenis bakteri Flexibacter sp dan bakteri lainnya (Gambar 9). Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat diinaktifasi dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi cahaya dan bakteri) atau dengan meningkatkan dosis cahaya. Dengan demikian UV dua lampu cukup efektif dalam mereduksi populasi bakteri di dalam media budidaya. Semakin tinggi dosis UV tingkat reduksi bakteri semakin tinggi 100 Kemampuan Inaktifasi (%) 80 60 T. Bakteri 40 Vibrio sp Flexibacter sp B. lainnya 20 0 0 191.392 255.700 319.626 409.777 2 Dosis (µWs/Cm ) Gambar 9. Kemampuan Inaktifasi Bakteri pada Dosis UV berbeda (Udi putra et al., 2007). 2. Ultraviolet 3 in 1 Hasil pengujian terhadap Ultraviolet 3 in 1 yang dilakukan oleh Udi puta et.al, (2008) dimana 2 UV dipasang seri menunjukkan bahwa pada dosis 177.518 µWs/Cm2, 181.057 µWs/Cm2, 202.339 µWs/Cm2, dan 338.159 µWs/Cm2 atau dengan kecepatan 33.26 Ton/jam, 32.61 Ton/jam. 29.18 Ton/Jam dan 17.46 Ton/Jam dari tiga jenis bakteri (Vibrio sp, Flavobacterium sp dan Aeromonas ap) 11
  • 12. terjadi peningkatan kemampuan reduksi dari 48-98% -pada dosis 177.518 µWs/Cm2, menjadi 97 – 100% pada dosis 338.159 µWs/Cm2(Gambar 10). Dengan dosis UV yang dihasilkan menunjukkan bahwa dari ke tiga jenis bakteri patogen yang didentifikasi ternyata jenis bakteri Vibrio sp adalah yang paling rentan atau mudah dideaktifasi, kemudian disusul oleh jenis Flavobacterium sp dan Aeromonas sp dan populasi bakteri patogen pun menurun. Bahkan pada dosis 181.056 µWs/Cm2 hampir 100% Vibrio sp terdeaktifasi. Dengan demikian penggunaan UV 3 in 1 menjadi sangat signifikan dalam mereduksi bakteri fatogen seperti jenis Vibrio sp yang banyak menyebabkan kematian masal di pembenihan udang, kepiting begitu pula komoditas pembenihan lainnya. Model UV kapasitas besar ini mampu memberikan solusi pada masalah tingginya populasi fatogen di dalam sumber dan media pembenihan atau budidaya. 100 80 Kemampuan inaktifasi (%) 60 40 Vibrio Aeromonas 20 Flavobacterium J.lainnya 0 0 177.518 181.056 202.339 338.159 Dosis (µWs/Cm ) 2 Gambar 10. Kemampuan inaktivasi UV 3 in 1 pada dosis UV berbeda (Udi Putra et al., 2008). G. PENUTUP Penggunaan ultraviolet sudah menjadi keperluan bagi upaya untuk mengurangi polusi, terbukti dengan pemanfaatan yang luarbiasa di beberapa sektor, begitu pula di dalam kegiatan pembenihan atau budidaya karena faktor semakin menurunnya kualitas lingkungan padahal kebutuhan kondisi kualitas lingkungan yang baik menjadi hal yang utama. Kendala pengadaan paket UV saat ini sudah dapat di atasi melalui rancang bangun yang dilakukan oleh BBAP Takalar. Paket UV yang ekonomis namun tetap mengedepankan faktor efektifitas dan keamanan. Hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan dalam kemampuannya mereduksi bakteri. Harapan kami paket UV ini bisa dimanfaatakn oleh seluruh stekholder di seluruh aktifitas sektor perikanan. Pihak BBAP Takalar membuka layanan untuk menerima pesanan pembuatan paket UV untuk keperluan sterilisasi dengan menghubungi BBAP Takalar Divisi 12
  • 13. Rancang Bangun di Telp 0411-230730, Fax 0418-2326777 atau e-mail : bbaptakalar@yahoo.com. Selain Produk UV kami juga siap melayani pemesanan protein skimmer, filter cartridge (1-10µ), klep ukuran besar, dan filter kapsul (portable filter). Semua alat sudah melalui proedur pengujian dengan hasil yang memuaskan. H. PUSTAKA Aquatic eco-systems, inc. 2005. 2005 Master Catalog. Aquatic eco-systems, inc. EPA. 1999. Wastewater Technology fact sheet : Ultraviolet disinfectant. Water office Washington DC. Kowalski, W. 2006. UVGI for for Cooling Coil Disinfectant and Air Treatment. American Air and Water Inc. LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and Pathogen Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking Water. World Health Organization’ and IWA Publishing. London Lekang, Odd-Ivar. 2007. Aquaculture Engineering. Blackwell Publishing. Singapore. Malley, JP Jr. 2000. Ultraviolet Disinfection. In. Control of Microbes in Drinking Water. American Society of Civil Engineering. America. USEPA. 2003. Ultraviolet Disinfection Guidance Manual, Draft. Washington DC, Office of Ground water and Drinking Water. United States Environmental Protection Agency. Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book. London. Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition. T.F.H. Publications Inc. USA. Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London. Www. americaairandwater.com. UV-fact. Www. aquatictechnology.net. Ultraviolet system. Www. aquaticeco.com. Ultraviolet Www. emperoraquatics.com. Smart UV lite. Udi Putra N.S.S, M. Syaichuddin, S. Faridah. Tamrin. 2007. Efektifitas Ultraviolet Sederhana dalam mereduksi Bakteri pathogen di dalam media air buydidaya. Prosiding Indonesia Aquaculture 2007. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Udi Putra, N.S.S, Fauzia, Tamrin. Samsul Bahri, Maqbul Syahrir. 2008. Disain UV 3 in 1 untuk mereduksi populasi Bakteri di dalam Air Media Budidaya pada Penyediaan Air Skala Besar. Laporan Tahunan BBAP Takalar. 13
  • 14. LAMPIRAN Tabel 2. Jenis mikroorganisma dan kebutuhan dosis UV untuk mendeaktifasinya. Kebutuhan NO. Kelompok/Jenis Dosis Keterangan (µWs/Cm2) Jamur/ragi 1. Aspergillius flavus 99,000 www.americanairandwater.com 2. Aspergillius glaucus 88,000 www.americanairandwater.com 3. Aspergilus niger 330,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 4. Brewers yeast 6,600 www.americanairandwater.com 5. Common yeast cake 13,200 www.americanairandwater.com 6. Fungi 45,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 7. Mucor racemosus A 35.200 www.americanairandwater.com 8. Mucor racemosus B 35.200 www.americanairandwater.com 9. Penicillium expansum 22,000 www.americanairandwater.com 10. Penicillium roqueforti 24,600 www.americanairandwater.com 11. Penicillium digitatum 88,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 12. Penicillium digitatum 88,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 12. Oospora lactis 11,000 www.americanairandwater.com 13. Rhisopus nigricans 220,000 www.americanairandwater.com 14. Saccharomyces sp.(spores) 17,600 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www.americanairandwater.com 15. Saprolegnia sp. 35,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 16. Fungi 45,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005 17. Saccharomyces carevisiae 13,200 www.americanairandwater.com 18. Saccharomyces ellipsoideus 13,200 www.americanairandwater.com 19. Yeast calls 6,600 www.aquaticeco.com Algae 1. Clorella vulgaris 22,000 www.aquaticeco.com www.americanairandwater.com Protozoa 1. Nematode Eggs 45,000 www.americanairandwater.com 2. Paramecium 200,000 www.aquaticeco.com 3. Trichodina rigra 159,000 www.aquaticeco.com 4. Trichodina sp 35,000 www.aquaticeco.com Bakteri 1. Agrobacterium tumafaciens 8,500 www.aquaticeco.com 2. Bacillus sublitus 22,000 www.aquaticeco.com 3. Bacillus anthraccis 8,700-46,200 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 4. Bacillus megaterium 2,500 – 5,200 www.aquaticeco.com ; www. americanairandwater.com 5. Bacillus paratyphusus 6,100 www.americanairandwater.com 6. Bacillus subtilis 11,000-22,000 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 7. Clostridium tetani 22,000 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 8. Corynebacterium diphtheriae 6,500 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 10. Ebertelia typhosa 4,100 www. Americanairandwater.com 11. Escherchia coli 6,600-7,000 www.aquaticeco.com www.emperoraquatic.com 12. Leptospiracanicola 6,000 www.emperoraquatic.com 13. Icthyophthirius sp 395,000 www.aquaticeco.com 14. Legionella bozemanii 3,500 www.aquaticeco.com 15. Legionella dumoffii 5,500 www.aquaticeco.com 16. Legionella gormanii 4,900 www.aquaticeco.com 17. Legionella micdadei 3,100 www.aquaticeco.com 18. Legionella pneumophilia 3,800 www.aquaticeco.com 14
  • 15. 19. Leptospera interrogans 6,000 – 10,000 www.aquaticeco.com 20. Microccocus candidus 12,300 www. americanairandwater.com 21. Microccocus sphaeroides 15,400 www. americanairandwater.com 22. Mycobacterium tuberculose 10,000 wwww.aquaticeco.com; www. Americanairandwater.com 23. Neisseria catarrhalis 8,500 www. americanairandwater.com 24. Oysentery bacili 4,200 www.aquaticeco.com 25. Phytomonas tumefaciens 8,000 www. americanairandwater.com 26. Proteus vulgaris 6,600 www. americanairandwater.com 27. Proteus vulgaris 6,600 www.aquaticeco.com 28. Pseudomonas aenugenosa 10,500 www.emperoraquatic.com www.aquaticeco.com 29. Pseudomonas fluorescens 6,600 www. americanairandwater.com 30. Rhodosperollium rubrum 6,200 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 31. Salmonella enteritidis 7,600 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 32. Salmonella paratyphi 6,100 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 33. Salmonella thyposa 4,100 - 6,000 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 34. Salmonella typhimurium 15,000-15,200 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 35. Salmonella sap 10,000 www.aquaticeco.com 36. Sarcina lutea 26,400 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 37. Serratia marcescens 6,160 www. americanairandwater.com 38. Shigella dysenteriae 4,200 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 39. Shigella flexneri 3,400 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 40. Shigella paradysentriae 3,400 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 41. Spirillum rubrum 6,160 www. americanairandwater.com 42. Staphylococcus albus 5,720 www. americanairandwater.com 43. Staphylococcus epidermidis 5,800 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 44. Staphylococcus faecalis 10,000 www.aquaticeco.com; www. americanairandwater.com 45. Staphylococcus aerius 6,500-7,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 46. Staphylococcus lactis 8,800 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 47. Staphylococcus hemolyticus 5,500 www.americanairandwater.com 48. Streptococcus viridans 3,800 www.americanairandwater.com 49. Vibrio cholera 6500 Malley, 2000; USEPA, 2003 Virus 1. Adenovirus 186,0000 Malley, 2000; USEPA, 2003 2. Bacteriopfage - E. Coli 6,600 www. americanairandwater.com 3. Hepatitis A 6,000-16,000 Malley, 2000; USEPA, 2003 4. Infectious Hepatitis 8,000 www. americanairandwater.com 5. Influenza 6,800 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 6. Poliovirus 23,000-30,000 Malley, 2000; USEPA, 2003 7. Poliovirus - Poliomyelitis 6,600 www. americanairandwater.com 8. Rotavirus 40,000-50,000 Malley, 2000; USEPA, 2003 9. Tobacco mosaic 440,000 Aquatic eco-systems,inc. 2005; www. americanairandwater.com 15