Laporan ini membahas percobaan rangkaian komparator menggunakan IC LM324. Mahasiswa membuat rangkaian komparator di simulator Proteus dan secara fisik, lalu mengujinya menggunakan osiloskop. Rangkaian ini dapat membandingkan tegangan input dan referensi, menghasilkan tegangan saturasi positif atau negatif sesuai hasil perbandingan. Mahasiswa berhasil membuktikan kerja komparator secara simulasi dan real, serta
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Comparator laporan
1. LAPORAN RESMI
ELEKTRONIKA ANALOG PRAKTIKUM Ke 2
KOMPARATOR
Disusun Oleh
NAMA
: Brian Raafiu
NRP
: 6912040039 TO 3B
TGL TES
: 9 Desember 2013
DOSEN 1
: Ir. Sustiyadi P M.T
DOSEN 2
: Ryan Yudha A S.ST
LABORATARIUM KONTROL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
TEKNIK OTOMASI
2013
2. LAPORAN
PRAKTIKUM KE-2
ELKA ANALOG RANGKAIAN KOMPERATOR
1.1 TIU :
1. Mahasiswa mampu membuat alat rangkaian komperator dengan IC
LM324
2. Peserta praktikum dapat mensumulasikan komeprator dengan
simulator proteus
1.2 TIK :
1. Peserta praktikum dapat membuktikan komperator secara real
2. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator
dengan hasil pada rangkaiannya
3. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator
dengan hasil pada ossiloscope
3. 1.3 DASAR TEORI
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat
operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.
Untuk dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris
yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap
tanah
(ground).
Berikut
ini
adalah
simbol
dari
penguat
operasional:
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan
yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
1.
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥2.
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3.
Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥
4.
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
5.
Lebar pita (band width) BW = ¥
6.
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
7.
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
4. karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus
memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu
tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op
Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya
seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid = - ¥
AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan
pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya
sangat kecil.
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op
Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO
= 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam
penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai.
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua
masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam
kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW,
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan
balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka
hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
5. Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin
besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal
yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal
masukan tidak terbebani terlalu besar.
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang
timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran RO Op Alp adalah = 0. Apabla hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga
ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga
hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan
keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo
tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp sebagian memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan
pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus
dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus
didukung kolponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja
dengan baik.
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk
berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik,
yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung
berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal
ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila
terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak
6. berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada
umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
KOMPARATOR
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian
memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat
dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop,
maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua
tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau
saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada
satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi.
Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan
berikut adalah rangkaian komparator sederhana.
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai
pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah
sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan
(-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply,
apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi
sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika
sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp
yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan opamp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah
sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan
input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan
saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
7. Vsat− = Tegangan saturasi - (V)
Vo
= Tegangan output (V)
IC LM324 merupakan IC Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai
comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5v sampai +15v untuk +Vcc dan -5v
sampai -15v untuk –Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai
berikut:
a.)Pin 1,7,8,14 (Output)
merupakan sinyal output
b.)Pin 2,6,9,13 (Inverting Input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input
c.)Pin 3,5,10,12 (non Inverting Input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input
(tidak berkebalikan)
d.)Pin 4 (+Vcc)
Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5V sampai +15V
e.)Pin 11 (-Vcc)
Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5V sampai -15V
8. 2.1 ALAT PERCOBAAN
1.
PCB plat double layer
2.
Resistor 100Ohm , 1kOhm,
3.
Solder
4.
Timah
5.
Kabel Jumper
6.
IC LM 324
7.
TERMINAL
8.
HCL dan H2O
9.
Bor
10.
Ossiloscope
2.2 MEODE PERCOBAAN
1. Buat rangkaian komperator pada eagle / protel atau pada yang
lainnya .
2. Sablon ke PCB double layer
3. Ecing pcb yang sudah di sablon
4. Setelah jadi masukan komponen
5. Solder dengan trik yang benar
6. Tes ke ossiloscope
16. 4.1 PEMBAHASAN
Pada percobaan komperator ini mutlak alat kami berhasil pada tgl 9 desember
2013 kita dapatkan hasil pada simulasi ossiloscpe Inverting histerisis dan Non Inverting
histerisis . Ini dibuat dengan menggunakan IC LM 324. Komperator sendiri rangkaian yang
berfungsi untuk membandingakan 2 hasil ..mana yang lebih besar dan mana yang lebih
kecil.Hasil komperasi pada 2 hasil 2 tegangan dari satu saluran masukan menghasilkan tegangan
saturasi positif +Vsat dan tegangan satu rasi negative –Vsat.
Pada kesimpulannya prinsip dari komperator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Dengan rangkain menggunakan mulai awal resistor 100Ohm denga 1kOhm yang dihasilkan
sempurana pada gambar yang telah diberikan . Dan fungsional Trimpot adalah untuk
menghasilkan tahanan yang berbeda sehingga membuat tegangan dapat dibandingkan
4.2
PERTANYAAN
1. Hasil perhitungan
a. Vut ?
b. Vlt ?
c. Vh ?
2. Hasil pengukuran
a. Vut ?
b. Vlt ?
c Vh ?
3. % error ?
4. Analisa dan Kesimpulan ?
17. 4.3 JAWAB PERTANYAAN
1.)
Rangkaian komparator pada praktikum ke dua ini menggunakan histerisis, tujuan
dari histerisis ini agar sistem tidak berguncang dan output dari keluaran komparator tidak
mengalami noise (gangguan). Komparator dapat difungsikan dengan dua mode, yakni
mode invertig dan non-inverting.
KomparatorLM324 pada pembahasan awal ini digunakan dengan
mode inverting sehingga saat Vin (output sensor) > Vreferensi maka Vout ≈ GND begitu
pula dengan sebaliknya jika saat Vin (output sensor) < Vreferensi maka Vout ≈ VCC.
Berikut tegangan acuan Upper Trip Point (UTP) dan Low Trip Point (LTP) pada
rancangan komparator histerisis.
B=
R2
R1 + R2
B = 100 ohm : (1000+100)
B = 0,09
Jika Vreferensi = 2,5 volt ; Vjen = 5 volt maka:
Bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, tegangan acuan tak membalik adalah
VUTP = Vreferensi + ( BVjen )
= 2,5 + ( 0,09 x 5 )
= 2,5 + 0,45
= 2,95 V
Bila keluarannya mengalami kejenuhan negatif, tegangan acuan tak membalik adalah
VLTP = Vreferensi – ( BVjen )
= 2,5 – ( 0,09 x 5 )
= 2,5 – 0,45
= 2,05 V
19. HASIL pengukuran
Vut = 4,25 x 0,5
= 2,125V
Vlt
= 4,15 x 0,5
= 2,075 V
Persentase error
%error = (Vut perhitugan – V utpengukuran : V pengukuran ) x 100%
= [(2,95 – 2,125):2,125] x 100%
= 39,15 %
20. ANALISA
Dari percobaan ke dua ini dapatkan hasil pengamatan analisis dari view
ossiloscop yang menerangkan tentangtegangan histerisis. Namun pada kenyataannya percobaan
ini membutuhkan waktu yang panajang, akibat dari antri alat simulasi. Sekali tes pun alat kami
tidak mendapatkan kendala apapun. Dan dapat membca tegangan histerisis yang menampilkan
tegangan Vut maupun Vlt . dan V in maupun V out V referensi .