SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 
PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU MENGGUNAKAN BIOREAKTOR ANAEROB-AEROB BERMEDIA KARBON AKTIF DENGAN VARIASI WAKTU TUNGGAL 
Ariani Dwi Astuti, Wahyudi Wisaksono, Anggreini Ratri Nurwini 
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti 
Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia. 
E-mail: ariani_da@trisakti.ac.id 
Abstrak 
Air limbah tahu mengandung bahan organik tinggi, yang bila tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Pada umumnya industri tahu merupakan industri skala rumah tangga sehingga untuk pengolahan air limbahnya diperlukan pengolahan yang murah dan mudah dioperasikan. Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah pengolahan secara biologis, yakni dengan bioreaktor lekat diam terendam bermedia, dimana mikroorganisme pengurai menempel pada media untuk berkontak langsung dengan air buangan secara anaerob maupun aerob. Pengolahan bioreaktor gabungan anaerob-aerob dengan media karbon aktif yang dilakukan menghasilkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu tinggal dan diperoleh hasil efisiensi COD sebesar 93,54 % dengan waktu tinggal 24 jam yang merupakan efisiensi tertinggi. Konsentrasi COD yang didapat belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta tetapi untuk konsentrasi TSS telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Limbah tahu merupakan limbah yang berbau, hasil akhir setelah pengolahan dilakukan dengan menggunakan media karbon aktif hasil akhirnya tidak terlalu berbau sehingga bisa dijadikan alternatif pengolahan limbah tahu. Kinetika penyisihan COD dengan menggunakan rumus Eckenfelder diperoleh nilai regresi sebesar 0,969 mendekati 1 dengan niali n = 0,4721 dan K sebesar 12,42 mg/l. 
Abstract 
Tofu Industry’s wastewater treatment using bioreactor anaerobe–aerobe with detention time variation. Tofu Industry’s wastewater contains high organic compound, the wastewater should be treated to reduce the impact to the watercourse. For these small industries, the best alternative of wastewater treatment is one which has the following criteria: low cost operation and easy in operation. One of the simple wastewater treatment is biological treatment using attached growth system in anaerobe and aerobe condition. The combined-biofilter of anaerobic filter and aerobic filter used carbon active as medium result better effluent concentration compared the previous research. The combined- biofilter are operated with detention time variation of 24, 18, 12 hours, and the highest COD removal reach 93,53% in 24 hours detention time. COD concentration in effluent of the combined bioflter has not matched yet to Effluent Standard of Kep-51/MENLH/10/1995 but TSS concentration is below of this standard. Tofu industry’s wastewater has strong odor and the advantage using carbon active is the odor is reduced a lot. Kinetics of COD removal using Eckenfelder’s results n = 0,4712 dan K= 12,42 mg/L with R2 = 0,969 
Keywords : anaerobe, combined-biofilter, carbon active, wastewater, treatment. 
1. Pendahuluan 
Tahu adalah salah satu makanan yang terbuat dari kedelai. Pada umumnya tahu diproses pada skala industri kecil. Hasil akhir dari industri tahu adalah tahu, ampas tahu, dan air tahu (whey) yang biasanya tidak dimanfaatkan dan dibuang. Komposisi tahu mengandung unsur air, protein, lemak dan karbohidrat dengan kadar air 84-90 %, protein 5-8 %, lemak 3-4 % dan karbohidrat 2-4 %. 
Limbah yang dihasilkan dari industri tahu berupa limbah padat dan limbah cair. Pemanfaatan limbah padat pada saat ini adalah untuk makanan ternak dan 
30
VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 31 
untuk pembuatan tempe. Limbah cair yang dihasilkan cukup mengganggu lingkungan karena mengandung sisa air dari susu tahu yang tidak menggumpal dan limbah ini masih mengandung bahan organik, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Karakteristik air limbah tahu meliputi temperatur, warna, bau, kekeruhan, BOD, COD, dan pH. 
Pengolahan air buangan secara biologis adalah suatu cara pengolahan yang diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk melakukan perombakan substrat tertentu. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat berlangsung dalam 2 (dua) lingkungan utama, yaitu aerob dan anaerob. 
Penguraian zat organik oleh mikroorganisme dalam lingkungan anaerob bisa berlangsung bila mikroorganisme tersebut menggunakan molekul selain oksigen (O2) sebagai akseptor elektron akhirnya. Penguraian secara anaerob ini dapat menghasilkan biogas yang terdiri dari metana (50–70 %) , CO2 (25– 45%) dan sebagian kecil sisanya terdiri dari hidrogen, nitrogen dan hidrogen sulfida. Reaksi kimia yang terjadi dapat disederhanakan sebagai berikut [1] 
Zat organik → CH4 + CO2 
Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses aerobik diantaranya adalah sebagai berikut: 
• Proses tersebut tidak membutuhkan oksigen dan pemakaian oksigen dalam proses penguraian limbah akan menambah biaya pengoperasian. 
• Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-20 kali lebih sedikit dari pada proses aerobik), energi yang dihasilkan bakteri anaerobik relatif rendah. 
• Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan. 
• Energi untuk penguraian limbah kecil. 
• Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi polutan organik yang tinggi. 
Selain keuntungan-keuntungan diatas, proses anaerobik juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan, diantaranya adalah [1] 
• Lebih lambat dari proses aerobik. 
• Sensitif oleh senyawa toksik. 
• Kecepatan pertumbuhan bakteri penghasil methan lambat,sehingga membutuhkan proses start-up yang cukup lama. 
Pada beberapa penelitian telah ditemukan adanya sejumlah besar bakteri dalam sistem karbon aktif bubuk yang digunakan untuk mengolah air buangan. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi sel dan substrat yang terkandung didalam influen system. Bakteri pada mulanya menempati permukaan luar dari karbon, dan terus berkembang sampai setiap partikel karbon tertutupi oleh lapisan bakteri. Keuntungan dengan adanya pertumbuhan biologi pada karbon aktif adalah adanya penyisihan bahan-bahan organik yang melebihi kapasitas sistem terpisah dan biasanya zat-zat toksik bagi pertumbuhan biologi dapat turut dihilangkan. Persamaan kecepatan spesifik penyisihan substrat untuk reaksi orde satu [2] yaitu : 
1. ƏS = K . S ...................................................(1) 
x . Ət 
Dimana : 
1 .ƏS = Spesifik rata dari penggunaan substra 
X .Ət 
ƏS = kecepatan penggunaan substrat, 
Ət (massa/ (volume.waktu) 
K = konstanta, volume / (massa mikroba.waktu) 
S = konsentrasi substrat, massa / volume 
Integrasi dari persamaan 1 menghasilkan : 
St = e –k x t .......................................................... (2) 
So 
Dimana : 
St = konsentrasi substrat setelah waktu tertentu, massa / volume 
So = konsentrasi substrat yang masuk, massa / volume 
X = rata-rata konsentrasi massa sel, massa / volume 
Rata-rata konsentrasi massa sel X sebanding dengan luas permukaan media (As) 
X≈As .....................................................................(3) 
Karena kekebalan biofilm adalah merata maka : 
X = S 
X = k’ . As 
Dimana : K’ = konstanta 
Untuk waktu kontak t, menggunakan rumus sebagai berikut [3] : 
t = C. D ............................................................(4) 
Ql n 
Dimana : 
t = waktu kontak 
D = kedalaman filter 
Ql = beban hidrolik / hidrolik permukaan (m3/m2.hari) 
C, n = konstanta eksperimen 
Substitusi persamaan 1, 2 dan 3 dapat disederhanakan menjadi : 
ln St = -K. D 
So Qln
32 VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 
ln ln So = ln K. D – n. lnQl 
St 
Nilai n ini dapat diketahui dari grafik perbandingan antara : 
ln ln So dan ln Ql 
St 
Tujuan penelitian ini adalah: 
1. Mengetahui kinerja bioreaktor bermedia karbon aktif untuk menurunkan kandungan bahan organik limbah tahu secara aerob dan anaerob. 
2. Mengamati penyisihan parameter TSS dan COD dengan variasi waktu tinggal (Td) 12, 18 dan 24 jam. 
3. Mengkaji efisiensi dan efektifitas pemakaian media karbon aktif pada pengolahan limbah organik sistem kombinasi anaerob-aerob, khususnya pada limbah tahu. 
2. Metode Penelitian 
Model bireaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah reactor berbentuk baffle channel yang terdiri dari 4 ruang (2 ruang anaerob, 1 ruang aerob, dan 1 ruang sedimentasi) dan menggunakan media karbon aktif yang berbentuk granular yang disusun dalam ruang anaerob dan aerob. 
Tahapan penelitian meliputi pembibitan (seeding), aklimatisasi dan pengoperasian secara kontinu. Seeding yang dilakukan adalah seeding alami secara kontinyu dalam reaktor menggunakan limbah cair tahu dari hasil penampungan pabrik-pabrik tahu di sekitar lokasi, untuk mendapatkan mikroorganisme indigenous pengurai air limbah tahu. Waktu tinggal yang digunakan adalah 1 hari (24 jam). Selama seeding dilakukan penambahan glukosa sebagai sumber karbon sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat berlangsung cepat. 
Aklimatisasi merupakan proses pengadaptasian mikroorganisme yang telah dikembangbiakkan terhadap lingkungan yang baru. Proses aklimatisasi dilakukan dalam reaktor dengan cara mengganti air limbah dengan air limbah tahu yang baru secara bertahap dengan waktu tinggal 24 jam. Pada proses aklimatisasi lapisan biofilm yang terbentuk akan semakin tebal. Proses ini berakhir ketika limbah penampungan telah tergantikan seluruhnya dengan limbah tahu asli dan konsentrasi COD telah stabil dengan efisiensi penurunan yang cukup tinggi (≥80%) dan fluktuasi ± 5%, kondisi seperti ini disebut kondisi tunak (steady state). 
Kondisi operasional pada penelitian ini adalah dengan mensimulasikan bioreaktor dalam sistem kontinyu dengan media karbon aktif. Kapasitas reaktor sebesar 210 liter menggunakan variasi waktu tinggal yaitu 24 jam, 18 jam, 12 jam. 
ambar 1. Bioreaktor anaerob-aerob media karbon aktif 
G 
3. Pembahasan 
Air limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang berasal dari Perkampungan Industri Kecil, KOPTI Swakerta, Kelurahan Semanan, Jakarta Barat. Karakteristik awal limbah dapat dilihat pada Tabel 1. 
T 
abel 1. Karakteristik air limbah tahu 
Baku Mutu *) 
Parameter 
Konsentrasi 
(mg/L) 
1 
2 
BOD 
2150 - 2530 
75 
150 
COD 
5800 - 7000 
100 
300 
TSS 
850 - 350 
1000 
4000 
TDS 
6060 
- 
- 
pH 
4 
6-9 
6-9 
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2005 *) Baku mutu 1 : SK.Gub DKI Jakarta./No.582/1995 
2 : Kep-51/MENLH/10/1995 
Pembibitan (Seeding). Pembibitan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme yang akan digunakan pada tahap penelitian selanjutnya. Bibit mikroorganisme diperoleh dari limbah penampungan yang berasal dari limbah tahu itu sendiri. Hal ini dilakukan karena mikroorganisme yang ada telah terbiasa mendegradasi limbah tahu. Pembibitan dilakukan secara alami yaitu 
Anaerobik 
Aerob 
Clean water 
1 
2 
3 
4 
B 
A 
C
VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 33 
mikroorganisme langsung dibiakkan di dalam reactor dengan cara mengalirkan air limbah secara kontinyu ke dalam reactor. Pertumbuhan mikroorganisme pada media dapat dilihat dari peningkatan efisiensi penyisihan COD. Efisiensi penyisihan COD menunjukkan adanya aktivitas mikroorganisme yang telah tumbuh semakin banyak dan mendegradasi air limbah tersebut (Gambar 2) 
050010001500200025001357911131517192123252729313335373941Hari ke- Konsentrasi COD (mg/l) 0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0 Efisiensi Penyisihan (%) InletOutletEfisiensi penyisihan COD 
Gambar 2. Grafik efisiensi penyisihan COD pada saat seeding 
Pada hari ke-7 efisiensi COD sempat mengalami penurunan hingga 55,56 % , tetapi pada hari ke -13 terjadi peningkatan lagi 52,73 %, pada hari berikutnya terjadi penurunan lagi 48,25 % terus menurun hingga hari ke 21 meningkat sampai angka 52,68%, hari berikutnya menurun 55,41% terus menurun hingga hari ke 29 dengan efisiensi 59,10 % dan itu titik awal terjadinya penaikan terus menanjak sampai pada akhir tahap seeding pada hari ke 41 didapat efisiensi COD sebesar 84,3% dan dapat dilanjutkan ke tahap aklimatisasi. 
Aklimatisasi. Setelah mikroorganisme yang tumbuh cukup banyak (VSS ± 3000mg/L) dan penyisihan COD telah tinggi, maka dapat dilakukan proses pengadaptasian atau disebut juga aklimatisasi. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengganti secara bertahap air limbah penampungan hasil seeding dengan limbah tahu asli hasil pemasakan. Penggantian dilakukan dimulai dengan perbandingan 10 % limbah tahu asli : 90 % limbah penampungan. Penggantian dilakukan secara bertahap sampai penggantian 100 % limbah tahu asli. Proses aklimatisasi diberhentikan pada saat efisiensi penyisihan COD telah stabil (fluktuasi ± 5 %) dan limbah yang tergantikan telah 100% limbah tahu asli. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. 
Fluktuasi penyisihan terjadi sampai pada hari ke 30 dengan penambahan 80 % : 20 % dengan efisiensi 68,74 % yang terus meningkat hingga pada akhir aklimatisasi yaitu pada hari ke 37 dengan pergantian 100% dengan efisiensi yang didapat sebesar 94,34 %. Setelah mencapai angka kestabilan (fluktuasi ± 5 %) dan pergantian limbah penampungan dengan limbah tahu asli telah mencapai 100 % maka proses pengoperasian kontinyu dapat dilakukan. 
Penurunan konsentrasi COD yang sering terjadi pada awal penambahan nutrient disebabkan mikroorganisme perlu menyesuaikan diri dengan penambahan tersebut, tetapi setelah mikroorganisme tersebut telah menyesuaikan diri efisiensi penyisihan pun akan stabil. 
010002000300040005000600070008000900012345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637hari ke- mg/l 0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00100.00 % Efisiensi COD inletoutletefisiensi COD 
Gambar 3. Grafik efisiensi penyisihan COD pada saat aklimatisasi 
Pengoperasian Kontinyu dengan Variasi Waktu Tinggal. Setelah proses aklimatisasi telah selesai yang diindikasikan dengan pergantian limbah penampungan dengan limbah tahu asli telah mencapai 100 % dan efisiensi penyisihan COD pada saat aklimatisasi relatif stabil (fluktuasi ± 5 %), maka pengoperasian secara kontinyu dapat dilakukan. Variasi waktu tinggal yang digunakan adalah 24 jam, 18 jam, dan 12 jam. Pemilihan variasi waktu tinggal didasarkan pada penelitian sebelumnya, dengan menggunakan reaktor bioreaktor bermedia tali rafia dengan variasi waktu tinggal 24 jam, 12 jam, dan 6 jam. Influen yang diolah sebesar 8338 mg/l dan effluent 798,4 mg/l dengan efisiensi tertinggi yang didapat Winky adalah 90,4 % dengan waktu tinggal 24 jam. 
Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa penyisihan konsentrasi COD pada awal mencapai 92.4 %, pada hari berikutnya terjadi penurunan hingga 91.2 % dan hari berikutnya mengalami kenaikan hingga pada hari ke-4 efisiensi penyisihan telah mencapai 93.5 %. Fluktuasi penurunan yang terjadi tidak mencapai > 5%. 
Pada Gambar 5. dengan waktu tinggal 18 jam, dapat dilihat bahwa penyisihan konsentrasi COD menurun dibandingkan pada waktu tinggal 24 jam. Pada hari ke-1 angka penyisihan COD 91,3 %, pada hari ke-3 mengalami penurunan hingga pada hari ke-6 mencapai angka 88.5 %. Sedangkan pada waktu tinggal 12 jam, terjadi penurunan hingga efisiensi 80,4 %. 
Dan berdasarkan pada hasil analisis konsentrasi COD terhadap variasi waktu tinggal diketahui bahwa efisiensi penurunan terbesar pada waktu tinggal 24 jam
34 VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 
yaitu sebesar 93,5 %, terus diikuti dengan waktu tinggal 18 jam sebesar 88,5 % dan pada waktu tinggal 12 jam sebesar 80,4 %. 
0100020003000400050006000700080001234Hari ke- mg/l 85.0086.0087.0088.0089.0090.0091.0092.0093.0094.0095.00 % Efisiensi COD InletOutletEfisiensi COD 
Gambar 4. Grafik penyisihan konsentrasi COD dengan waktu tinggal 24 Jam 
Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin besar waktu tinggal, maka akan semakin besar pula tingkat efisiensi penyisihan organiknya. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu kontak antara bahan organik dengan mikroba pada lapisan biofilm akan memperbanyak kesempatan mikroba dalam memanfaatkan bahan organik tersebut untuk metabolisme tubuhnya, dan akan menyisihkan kandungan bahan organik dalam air buangan tersebut. 
Efisiensi terbesar terhadap pada zona effluent, tetapi dapat dilihat bahwa pada zona anoksik penyisihan COD yang dihasilkan juga sudah tinggi. Bisa disebabkan oleh daya serap karbon aktif yang baik sehingga pada zona anoksik penyisihan COD yang di hasilkan sudah cukup baik. Dapat dikatakan bahwa pada zona aerob, fungsi media karbon aktif hanya sekedar untuk menyempurnakan hasil yang telah diolah pada zona anoksik. Sehingga effluent yang dihasilkan bisa lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil akhirnya yang tidak berbau. Dan berdasarkan hasil pengukuran pH, pada zona anoksik didapat rentang pH antara 6-7. Kebanyakan mikroorganisme tumbuh paling baik pada nilai pH mendekati netral [4], mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH yang normal sehingga penyisihan substrat dapat berlangsung dengan baik dan efisiensi penyisihan COD yang di dapat juga tinggi . Pada zona aerob, pH yang dihasilkan juga dalam rentang 6-7. 
Pengukuran alkalinitas dengan variasi waktu tinggal 24 jam, 18 jam, 12 jam didapat nilai alkalinitas di zona anaerob berturut-turut sebagai berikut 1874 mg/l CaCO3, 1847 mg/l CaCO3 dan 1888 mg/l CaCO3. Alkalinitas yang cukup adalah esensial untuk pengendalian pH karena alkalinitas bertindak sebagai buffer dalam sistem. 010002000300040005000600070008000123456Hari ke- mg/l 80.0081.5083.0084.5086.0087.5089.0090.5092.00 % Efisiensi COD InletOutlet% Efisiensi COD 
Gambar 5. Grafik penyisihan konsentrasi COD dengan waktu tinggal 18 Jam 
Pengukuran DO di zona anoksik dilakukan untuk kontrol dan diperoleh sebesar 0 mg/l, angka tersebut membuktikan bahwa keadaan reactor di zona aneraob memang tanpa kandungan oksigen, sedangkan pada zona aerob didapat sebesar 3,2– 3,9 mg/l membuktikan bahwa keadaan reaktor mengandung oksigen yang dapat membantu proses penguraian bahan organik. 
Kinetika Penyisihan Konsentrasi COD. Perhitungan kinetika laju penyisihan COD (substrat) bertujuan untuk mengetahui tingkat penurunan substrat dalam pengolahan air buangan pada reaktor lekat diam terendam bermedia karbon aktif [2]. Kinetika penyisihan pada bioreaktor lekat diam terendam adalah dengan menentukan eksperimen n dan k. Harga konstanta n dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 4. 
Dari Gambar 6.diperoleh persamaan linier y = -0,4721x – 1,7514 dengan nilai R2 = 0,9408 dan r = 0,969 selain itu diperoleh nilai n = 0,4721. Nilai n tergantung dari karakteristik aliran yang terjadi dan biasanya harga n berkisar antara 0,5 – 0,67. Semakin kecil harga n, maka nilai St akan semakin kecil juga yang ditandai dengan besarnya nilai (So/St), sehingga efisiensi penyisihan substrat yang dihasilkan akan semakin besar juga [5]. 
Gambar 6. Grafik perhitungan nilai n untuk penyisihan COD 
y = -0.41x + 0.858 
77 R 
22 
= 0.9408 
0 
0.2 
0.4 
0.6 
0.8 
1 
1.2 
- 6 
- 5.8 
- 5.6 
- 5.4 
- 5.2 
- 5 
ln Ql 
Ln(Ln(So- St))
VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 35 
Setelah konstanta n diperoleh, untuk mendapatkan harga K dapat dicari dari perhitungan berikut : 
Ln K D = 0.8587 
Karena kedalaman media (D) telah diketahui = 1/3 x 0.57 m = 0,19 m, maka nilai K dapat diketahui melalui persamaan diatas yaitu : 
Ln (0,19 K ) = 0,8587 
0,19 K = e0,8587 
K = 2,360 
0,19 
K = 12,42 mg/l 
Nilai K yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 12,42. semakin besar nilai K yang diperoleh akan semakin baik karena nilai St akan semakin kecil sehingga penyisihan substrat akan semakin besar. 
4. Kesimpulan 
Dari hasil penelitian uji kinerja bioreaktor bermedia karbon aktif dalam upaya menurunkan kandungan bahan organic dari air limbah pabrik tahu menggunakan variasi waktu tinggal 24 jam, 18 jam, dan 12 jam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 
1. Pengolahan bioreaktor gabungan anaerob-aerob yang telah dilakukan menghasilkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini didapat efisiensi COD sebesar 93,54 % dengan waktu tinggal 24 jam yang merupakan efisiensi tertinggi. Konsentrasi COD yang didapat belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta tetapi untuk konsentrasi TSS telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. 
2. Limbah tahu merupakan limbah yang berbau, hasil akhir setelah pengolahan dilakukan dengan menggunakan media karbon aktif hasil akhirnya tidak terlalu berbau dibandingkan dengan pemakaian media bioball. Dapat dikatakan bahwa media karbon aktif bisa dijadikan alternatif pengolahan karena hasil akhirnya yang tidak terlalu mengganggu lingkungan. 
3. Kinetika penyisihan COD dengan menggunakan rumus Eckenfelder diperoleh nilai regresi sebesar 0,969 mendekati 1 dengan niali n = 0,4721 dan K sebesar 12,42 mg/l. 
Daftar Acuan 
[1] Benefield, Larry D., Randall, Clifford W., Biological Processes Design for Wastewater Treatment, Prentice Hall, New York, 1980 
[2] Reynolds, Tom D. Unit Operation and Processes in Environmental Engineering. Boston: B/C Engineering Division, 1982. 
[3] Grady, C. P. L. and Lim, H. C., Biological Wastewater Treatment, Marcel Decker Inc., New York, 1980 
[4] Speece, R. E. Anaerobic Biotechnology for Industrial Wastewater, Archae Press, Tennesse, 1996 
[5] Malina, J. F. & Frederick G. Pohland, Design of Anaerobic Process for Treatment of Industrial and Municipal Wastes, Technomic Publishing Company Inc., Pensylvania, 1992

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
Echi Chii
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
Norma Asrika
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
riesonetwo
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Benny Ferdianto
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
Muhamad Ihsan
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
Riska_21
 
Penanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipaPenanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipa
Tak Seorang Pun
 

La actualidad más candente (20)

Penanganan limbah
Penanganan  limbahPenanganan  limbah
Penanganan limbah
 
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
 
Nitrogen treatment in water Incl. Amonia,Amonium, Nitrate and Nitrite - by m...
Nitrogen treatment in water Incl. Amonia,Amonium, Nitrate and Nitrite  - by m...Nitrogen treatment in water Incl. Amonia,Amonium, Nitrate and Nitrite  - by m...
Nitrogen treatment in water Incl. Amonia,Amonium, Nitrate and Nitrite - by m...
 
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air LimbahPLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersih
 
teknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran airteknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran air
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Penanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipaPenanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipa
 
Dampak air
Dampak airDampak air
Dampak air
 
Bioremediasi
Bioremediasi Bioremediasi
Bioremediasi
 

Destacado

Destacado (15)

Class NK references
Class NK referencesClass NK references
Class NK references
 
משתלת אלון - מצגת לעצי נוי מורכבים
משתלת אלון - מצגת לעצי נוי מורכביםמשתלת אלון - מצגת לעצי נוי מורכבים
משתלת אלון - מצגת לעצי נוי מורכבים
 
Motivation
Motivation Motivation
Motivation
 
los numeros en ingles
los numeros en ingleslos numeros en ingles
los numeros en ingles
 
Qfer the mill
Qfer the millQfer the mill
Qfer the mill
 
Anchal ppt
Anchal pptAnchal ppt
Anchal ppt
 
Paint Magazine
Paint MagazinePaint Magazine
Paint Magazine
 
Anchal ppt
Anchal pptAnchal ppt
Anchal ppt
 
Cannes Lions Creative PR Meeting - Podsumowanie dyskusji
Cannes Lions Creative PR Meeting - Podsumowanie dyskusjiCannes Lions Creative PR Meeting - Podsumowanie dyskusji
Cannes Lions Creative PR Meeting - Podsumowanie dyskusji
 
Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie dyskusji
Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie dyskusjiCannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie dyskusji
Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie dyskusji
 
Creatività sui social, una risorsa in più per la promozione della tua attivit...
Creatività sui social, una risorsa in più per la promozione della tua attivit...Creatività sui social, una risorsa in più per la promozione della tua attivit...
Creatività sui social, una risorsa in più per la promozione della tua attivit...
 
Sedef Grup Kreatif Sunum
Sedef Grup Kreatif SunumSedef Grup Kreatif Sunum
Sedef Grup Kreatif Sunum
 
Subjonctif
SubjonctifSubjonctif
Subjonctif
 
Cyper security & Ethical hacking
Cyper security & Ethical hackingCyper security & Ethical hacking
Cyper security & Ethical hacking
 
6. Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie
6. Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie6. Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie
6. Cannes Lions Creative PR Meeting - podsumowanie
 

Similar a 17562 19158-1-pb

Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
Iffa M.Nisa
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Ariefman Fajar
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
Wila Dantika
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
rramdan383
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
DarielTema
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
Wila Dantika
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
Repository Ipb
 

Similar a 17562 19158-1-pb (20)

Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
 
Ipal tahu.
Ipal tahu.Ipal tahu.
Ipal tahu.
 
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
 
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptxPERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
PERENCANAAN SISTEM IPAL DUSUN SAMA JAYA KELOMPOK 5 FIKS.pptx
 
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptPENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
 
Istilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganIstilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkungan
 
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
 
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
Ipal biotech untuk mengolah limbah cair komunal, pabrik, puskesmas, dll (0821...
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
PERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptxPERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptx
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
 
Limbah tekstil
Limbah tekstilLimbah tekstil
Limbah tekstil
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 

17562 19158-1-pb

  • 1. VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU MENGGUNAKAN BIOREAKTOR ANAEROB-AEROB BERMEDIA KARBON AKTIF DENGAN VARIASI WAKTU TUNGGAL Ariani Dwi Astuti, Wahyudi Wisaksono, Anggreini Ratri Nurwini Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia. E-mail: ariani_da@trisakti.ac.id Abstrak Air limbah tahu mengandung bahan organik tinggi, yang bila tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Pada umumnya industri tahu merupakan industri skala rumah tangga sehingga untuk pengolahan air limbahnya diperlukan pengolahan yang murah dan mudah dioperasikan. Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah pengolahan secara biologis, yakni dengan bioreaktor lekat diam terendam bermedia, dimana mikroorganisme pengurai menempel pada media untuk berkontak langsung dengan air buangan secara anaerob maupun aerob. Pengolahan bioreaktor gabungan anaerob-aerob dengan media karbon aktif yang dilakukan menghasilkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu tinggal dan diperoleh hasil efisiensi COD sebesar 93,54 % dengan waktu tinggal 24 jam yang merupakan efisiensi tertinggi. Konsentrasi COD yang didapat belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta tetapi untuk konsentrasi TSS telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Limbah tahu merupakan limbah yang berbau, hasil akhir setelah pengolahan dilakukan dengan menggunakan media karbon aktif hasil akhirnya tidak terlalu berbau sehingga bisa dijadikan alternatif pengolahan limbah tahu. Kinetika penyisihan COD dengan menggunakan rumus Eckenfelder diperoleh nilai regresi sebesar 0,969 mendekati 1 dengan niali n = 0,4721 dan K sebesar 12,42 mg/l. Abstract Tofu Industry’s wastewater treatment using bioreactor anaerobe–aerobe with detention time variation. Tofu Industry’s wastewater contains high organic compound, the wastewater should be treated to reduce the impact to the watercourse. For these small industries, the best alternative of wastewater treatment is one which has the following criteria: low cost operation and easy in operation. One of the simple wastewater treatment is biological treatment using attached growth system in anaerobe and aerobe condition. The combined-biofilter of anaerobic filter and aerobic filter used carbon active as medium result better effluent concentration compared the previous research. The combined- biofilter are operated with detention time variation of 24, 18, 12 hours, and the highest COD removal reach 93,53% in 24 hours detention time. COD concentration in effluent of the combined bioflter has not matched yet to Effluent Standard of Kep-51/MENLH/10/1995 but TSS concentration is below of this standard. Tofu industry’s wastewater has strong odor and the advantage using carbon active is the odor is reduced a lot. Kinetics of COD removal using Eckenfelder’s results n = 0,4712 dan K= 12,42 mg/L with R2 = 0,969 Keywords : anaerobe, combined-biofilter, carbon active, wastewater, treatment. 1. Pendahuluan Tahu adalah salah satu makanan yang terbuat dari kedelai. Pada umumnya tahu diproses pada skala industri kecil. Hasil akhir dari industri tahu adalah tahu, ampas tahu, dan air tahu (whey) yang biasanya tidak dimanfaatkan dan dibuang. Komposisi tahu mengandung unsur air, protein, lemak dan karbohidrat dengan kadar air 84-90 %, protein 5-8 %, lemak 3-4 % dan karbohidrat 2-4 %. Limbah yang dihasilkan dari industri tahu berupa limbah padat dan limbah cair. Pemanfaatan limbah padat pada saat ini adalah untuk makanan ternak dan 30
  • 2. VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 31 untuk pembuatan tempe. Limbah cair yang dihasilkan cukup mengganggu lingkungan karena mengandung sisa air dari susu tahu yang tidak menggumpal dan limbah ini masih mengandung bahan organik, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Karakteristik air limbah tahu meliputi temperatur, warna, bau, kekeruhan, BOD, COD, dan pH. Pengolahan air buangan secara biologis adalah suatu cara pengolahan yang diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk melakukan perombakan substrat tertentu. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat berlangsung dalam 2 (dua) lingkungan utama, yaitu aerob dan anaerob. Penguraian zat organik oleh mikroorganisme dalam lingkungan anaerob bisa berlangsung bila mikroorganisme tersebut menggunakan molekul selain oksigen (O2) sebagai akseptor elektron akhirnya. Penguraian secara anaerob ini dapat menghasilkan biogas yang terdiri dari metana (50–70 %) , CO2 (25– 45%) dan sebagian kecil sisanya terdiri dari hidrogen, nitrogen dan hidrogen sulfida. Reaksi kimia yang terjadi dapat disederhanakan sebagai berikut [1] Zat organik → CH4 + CO2 Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses aerobik diantaranya adalah sebagai berikut: • Proses tersebut tidak membutuhkan oksigen dan pemakaian oksigen dalam proses penguraian limbah akan menambah biaya pengoperasian. • Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-20 kali lebih sedikit dari pada proses aerobik), energi yang dihasilkan bakteri anaerobik relatif rendah. • Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan. • Energi untuk penguraian limbah kecil. • Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi polutan organik yang tinggi. Selain keuntungan-keuntungan diatas, proses anaerobik juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan, diantaranya adalah [1] • Lebih lambat dari proses aerobik. • Sensitif oleh senyawa toksik. • Kecepatan pertumbuhan bakteri penghasil methan lambat,sehingga membutuhkan proses start-up yang cukup lama. Pada beberapa penelitian telah ditemukan adanya sejumlah besar bakteri dalam sistem karbon aktif bubuk yang digunakan untuk mengolah air buangan. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi sel dan substrat yang terkandung didalam influen system. Bakteri pada mulanya menempati permukaan luar dari karbon, dan terus berkembang sampai setiap partikel karbon tertutupi oleh lapisan bakteri. Keuntungan dengan adanya pertumbuhan biologi pada karbon aktif adalah adanya penyisihan bahan-bahan organik yang melebihi kapasitas sistem terpisah dan biasanya zat-zat toksik bagi pertumbuhan biologi dapat turut dihilangkan. Persamaan kecepatan spesifik penyisihan substrat untuk reaksi orde satu [2] yaitu : 1. ƏS = K . S ...................................................(1) x . Ət Dimana : 1 .ƏS = Spesifik rata dari penggunaan substra X .Ət ƏS = kecepatan penggunaan substrat, Ət (massa/ (volume.waktu) K = konstanta, volume / (massa mikroba.waktu) S = konsentrasi substrat, massa / volume Integrasi dari persamaan 1 menghasilkan : St = e –k x t .......................................................... (2) So Dimana : St = konsentrasi substrat setelah waktu tertentu, massa / volume So = konsentrasi substrat yang masuk, massa / volume X = rata-rata konsentrasi massa sel, massa / volume Rata-rata konsentrasi massa sel X sebanding dengan luas permukaan media (As) X≈As .....................................................................(3) Karena kekebalan biofilm adalah merata maka : X = S X = k’ . As Dimana : K’ = konstanta Untuk waktu kontak t, menggunakan rumus sebagai berikut [3] : t = C. D ............................................................(4) Ql n Dimana : t = waktu kontak D = kedalaman filter Ql = beban hidrolik / hidrolik permukaan (m3/m2.hari) C, n = konstanta eksperimen Substitusi persamaan 1, 2 dan 3 dapat disederhanakan menjadi : ln St = -K. D So Qln
  • 3. 32 VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 ln ln So = ln K. D – n. lnQl St Nilai n ini dapat diketahui dari grafik perbandingan antara : ln ln So dan ln Ql St Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kinerja bioreaktor bermedia karbon aktif untuk menurunkan kandungan bahan organik limbah tahu secara aerob dan anaerob. 2. Mengamati penyisihan parameter TSS dan COD dengan variasi waktu tinggal (Td) 12, 18 dan 24 jam. 3. Mengkaji efisiensi dan efektifitas pemakaian media karbon aktif pada pengolahan limbah organik sistem kombinasi anaerob-aerob, khususnya pada limbah tahu. 2. Metode Penelitian Model bireaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah reactor berbentuk baffle channel yang terdiri dari 4 ruang (2 ruang anaerob, 1 ruang aerob, dan 1 ruang sedimentasi) dan menggunakan media karbon aktif yang berbentuk granular yang disusun dalam ruang anaerob dan aerob. Tahapan penelitian meliputi pembibitan (seeding), aklimatisasi dan pengoperasian secara kontinu. Seeding yang dilakukan adalah seeding alami secara kontinyu dalam reaktor menggunakan limbah cair tahu dari hasil penampungan pabrik-pabrik tahu di sekitar lokasi, untuk mendapatkan mikroorganisme indigenous pengurai air limbah tahu. Waktu tinggal yang digunakan adalah 1 hari (24 jam). Selama seeding dilakukan penambahan glukosa sebagai sumber karbon sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat berlangsung cepat. Aklimatisasi merupakan proses pengadaptasian mikroorganisme yang telah dikembangbiakkan terhadap lingkungan yang baru. Proses aklimatisasi dilakukan dalam reaktor dengan cara mengganti air limbah dengan air limbah tahu yang baru secara bertahap dengan waktu tinggal 24 jam. Pada proses aklimatisasi lapisan biofilm yang terbentuk akan semakin tebal. Proses ini berakhir ketika limbah penampungan telah tergantikan seluruhnya dengan limbah tahu asli dan konsentrasi COD telah stabil dengan efisiensi penurunan yang cukup tinggi (≥80%) dan fluktuasi ± 5%, kondisi seperti ini disebut kondisi tunak (steady state). Kondisi operasional pada penelitian ini adalah dengan mensimulasikan bioreaktor dalam sistem kontinyu dengan media karbon aktif. Kapasitas reaktor sebesar 210 liter menggunakan variasi waktu tinggal yaitu 24 jam, 18 jam, 12 jam. ambar 1. Bioreaktor anaerob-aerob media karbon aktif G 3. Pembahasan Air limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang berasal dari Perkampungan Industri Kecil, KOPTI Swakerta, Kelurahan Semanan, Jakarta Barat. Karakteristik awal limbah dapat dilihat pada Tabel 1. T abel 1. Karakteristik air limbah tahu Baku Mutu *) Parameter Konsentrasi (mg/L) 1 2 BOD 2150 - 2530 75 150 COD 5800 - 7000 100 300 TSS 850 - 350 1000 4000 TDS 6060 - - pH 4 6-9 6-9 Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2005 *) Baku mutu 1 : SK.Gub DKI Jakarta./No.582/1995 2 : Kep-51/MENLH/10/1995 Pembibitan (Seeding). Pembibitan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme yang akan digunakan pada tahap penelitian selanjutnya. Bibit mikroorganisme diperoleh dari limbah penampungan yang berasal dari limbah tahu itu sendiri. Hal ini dilakukan karena mikroorganisme yang ada telah terbiasa mendegradasi limbah tahu. Pembibitan dilakukan secara alami yaitu Anaerobik Aerob Clean water 1 2 3 4 B A C
  • 4. VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 33 mikroorganisme langsung dibiakkan di dalam reactor dengan cara mengalirkan air limbah secara kontinyu ke dalam reactor. Pertumbuhan mikroorganisme pada media dapat dilihat dari peningkatan efisiensi penyisihan COD. Efisiensi penyisihan COD menunjukkan adanya aktivitas mikroorganisme yang telah tumbuh semakin banyak dan mendegradasi air limbah tersebut (Gambar 2) 050010001500200025001357911131517192123252729313335373941Hari ke- Konsentrasi COD (mg/l) 0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0 Efisiensi Penyisihan (%) InletOutletEfisiensi penyisihan COD Gambar 2. Grafik efisiensi penyisihan COD pada saat seeding Pada hari ke-7 efisiensi COD sempat mengalami penurunan hingga 55,56 % , tetapi pada hari ke -13 terjadi peningkatan lagi 52,73 %, pada hari berikutnya terjadi penurunan lagi 48,25 % terus menurun hingga hari ke 21 meningkat sampai angka 52,68%, hari berikutnya menurun 55,41% terus menurun hingga hari ke 29 dengan efisiensi 59,10 % dan itu titik awal terjadinya penaikan terus menanjak sampai pada akhir tahap seeding pada hari ke 41 didapat efisiensi COD sebesar 84,3% dan dapat dilanjutkan ke tahap aklimatisasi. Aklimatisasi. Setelah mikroorganisme yang tumbuh cukup banyak (VSS ± 3000mg/L) dan penyisihan COD telah tinggi, maka dapat dilakukan proses pengadaptasian atau disebut juga aklimatisasi. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengganti secara bertahap air limbah penampungan hasil seeding dengan limbah tahu asli hasil pemasakan. Penggantian dilakukan dimulai dengan perbandingan 10 % limbah tahu asli : 90 % limbah penampungan. Penggantian dilakukan secara bertahap sampai penggantian 100 % limbah tahu asli. Proses aklimatisasi diberhentikan pada saat efisiensi penyisihan COD telah stabil (fluktuasi ± 5 %) dan limbah yang tergantikan telah 100% limbah tahu asli. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Fluktuasi penyisihan terjadi sampai pada hari ke 30 dengan penambahan 80 % : 20 % dengan efisiensi 68,74 % yang terus meningkat hingga pada akhir aklimatisasi yaitu pada hari ke 37 dengan pergantian 100% dengan efisiensi yang didapat sebesar 94,34 %. Setelah mencapai angka kestabilan (fluktuasi ± 5 %) dan pergantian limbah penampungan dengan limbah tahu asli telah mencapai 100 % maka proses pengoperasian kontinyu dapat dilakukan. Penurunan konsentrasi COD yang sering terjadi pada awal penambahan nutrient disebabkan mikroorganisme perlu menyesuaikan diri dengan penambahan tersebut, tetapi setelah mikroorganisme tersebut telah menyesuaikan diri efisiensi penyisihan pun akan stabil. 010002000300040005000600070008000900012345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637hari ke- mg/l 0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00100.00 % Efisiensi COD inletoutletefisiensi COD Gambar 3. Grafik efisiensi penyisihan COD pada saat aklimatisasi Pengoperasian Kontinyu dengan Variasi Waktu Tinggal. Setelah proses aklimatisasi telah selesai yang diindikasikan dengan pergantian limbah penampungan dengan limbah tahu asli telah mencapai 100 % dan efisiensi penyisihan COD pada saat aklimatisasi relatif stabil (fluktuasi ± 5 %), maka pengoperasian secara kontinyu dapat dilakukan. Variasi waktu tinggal yang digunakan adalah 24 jam, 18 jam, dan 12 jam. Pemilihan variasi waktu tinggal didasarkan pada penelitian sebelumnya, dengan menggunakan reaktor bioreaktor bermedia tali rafia dengan variasi waktu tinggal 24 jam, 12 jam, dan 6 jam. Influen yang diolah sebesar 8338 mg/l dan effluent 798,4 mg/l dengan efisiensi tertinggi yang didapat Winky adalah 90,4 % dengan waktu tinggal 24 jam. Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa penyisihan konsentrasi COD pada awal mencapai 92.4 %, pada hari berikutnya terjadi penurunan hingga 91.2 % dan hari berikutnya mengalami kenaikan hingga pada hari ke-4 efisiensi penyisihan telah mencapai 93.5 %. Fluktuasi penurunan yang terjadi tidak mencapai > 5%. Pada Gambar 5. dengan waktu tinggal 18 jam, dapat dilihat bahwa penyisihan konsentrasi COD menurun dibandingkan pada waktu tinggal 24 jam. Pada hari ke-1 angka penyisihan COD 91,3 %, pada hari ke-3 mengalami penurunan hingga pada hari ke-6 mencapai angka 88.5 %. Sedangkan pada waktu tinggal 12 jam, terjadi penurunan hingga efisiensi 80,4 %. Dan berdasarkan pada hasil analisis konsentrasi COD terhadap variasi waktu tinggal diketahui bahwa efisiensi penurunan terbesar pada waktu tinggal 24 jam
  • 5. 34 VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 yaitu sebesar 93,5 %, terus diikuti dengan waktu tinggal 18 jam sebesar 88,5 % dan pada waktu tinggal 12 jam sebesar 80,4 %. 0100020003000400050006000700080001234Hari ke- mg/l 85.0086.0087.0088.0089.0090.0091.0092.0093.0094.0095.00 % Efisiensi COD InletOutletEfisiensi COD Gambar 4. Grafik penyisihan konsentrasi COD dengan waktu tinggal 24 Jam Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin besar waktu tinggal, maka akan semakin besar pula tingkat efisiensi penyisihan organiknya. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu kontak antara bahan organik dengan mikroba pada lapisan biofilm akan memperbanyak kesempatan mikroba dalam memanfaatkan bahan organik tersebut untuk metabolisme tubuhnya, dan akan menyisihkan kandungan bahan organik dalam air buangan tersebut. Efisiensi terbesar terhadap pada zona effluent, tetapi dapat dilihat bahwa pada zona anoksik penyisihan COD yang dihasilkan juga sudah tinggi. Bisa disebabkan oleh daya serap karbon aktif yang baik sehingga pada zona anoksik penyisihan COD yang di hasilkan sudah cukup baik. Dapat dikatakan bahwa pada zona aerob, fungsi media karbon aktif hanya sekedar untuk menyempurnakan hasil yang telah diolah pada zona anoksik. Sehingga effluent yang dihasilkan bisa lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil akhirnya yang tidak berbau. Dan berdasarkan hasil pengukuran pH, pada zona anoksik didapat rentang pH antara 6-7. Kebanyakan mikroorganisme tumbuh paling baik pada nilai pH mendekati netral [4], mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH yang normal sehingga penyisihan substrat dapat berlangsung dengan baik dan efisiensi penyisihan COD yang di dapat juga tinggi . Pada zona aerob, pH yang dihasilkan juga dalam rentang 6-7. Pengukuran alkalinitas dengan variasi waktu tinggal 24 jam, 18 jam, 12 jam didapat nilai alkalinitas di zona anaerob berturut-turut sebagai berikut 1874 mg/l CaCO3, 1847 mg/l CaCO3 dan 1888 mg/l CaCO3. Alkalinitas yang cukup adalah esensial untuk pengendalian pH karena alkalinitas bertindak sebagai buffer dalam sistem. 010002000300040005000600070008000123456Hari ke- mg/l 80.0081.5083.0084.5086.0087.5089.0090.5092.00 % Efisiensi COD InletOutlet% Efisiensi COD Gambar 5. Grafik penyisihan konsentrasi COD dengan waktu tinggal 18 Jam Pengukuran DO di zona anoksik dilakukan untuk kontrol dan diperoleh sebesar 0 mg/l, angka tersebut membuktikan bahwa keadaan reactor di zona aneraob memang tanpa kandungan oksigen, sedangkan pada zona aerob didapat sebesar 3,2– 3,9 mg/l membuktikan bahwa keadaan reaktor mengandung oksigen yang dapat membantu proses penguraian bahan organik. Kinetika Penyisihan Konsentrasi COD. Perhitungan kinetika laju penyisihan COD (substrat) bertujuan untuk mengetahui tingkat penurunan substrat dalam pengolahan air buangan pada reaktor lekat diam terendam bermedia karbon aktif [2]. Kinetika penyisihan pada bioreaktor lekat diam terendam adalah dengan menentukan eksperimen n dan k. Harga konstanta n dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 4. Dari Gambar 6.diperoleh persamaan linier y = -0,4721x – 1,7514 dengan nilai R2 = 0,9408 dan r = 0,969 selain itu diperoleh nilai n = 0,4721. Nilai n tergantung dari karakteristik aliran yang terjadi dan biasanya harga n berkisar antara 0,5 – 0,67. Semakin kecil harga n, maka nilai St akan semakin kecil juga yang ditandai dengan besarnya nilai (So/St), sehingga efisiensi penyisihan substrat yang dihasilkan akan semakin besar juga [5]. Gambar 6. Grafik perhitungan nilai n untuk penyisihan COD y = -0.41x + 0.858 77 R 22 = 0.9408 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 - 6 - 5.8 - 5.6 - 5.4 - 5.2 - 5 ln Ql Ln(Ln(So- St))
  • 6. VOLUME 4 NO. 2, DESEMBER 2007 35 Setelah konstanta n diperoleh, untuk mendapatkan harga K dapat dicari dari perhitungan berikut : Ln K D = 0.8587 Karena kedalaman media (D) telah diketahui = 1/3 x 0.57 m = 0,19 m, maka nilai K dapat diketahui melalui persamaan diatas yaitu : Ln (0,19 K ) = 0,8587 0,19 K = e0,8587 K = 2,360 0,19 K = 12,42 mg/l Nilai K yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 12,42. semakin besar nilai K yang diperoleh akan semakin baik karena nilai St akan semakin kecil sehingga penyisihan substrat akan semakin besar. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian uji kinerja bioreaktor bermedia karbon aktif dalam upaya menurunkan kandungan bahan organic dari air limbah pabrik tahu menggunakan variasi waktu tinggal 24 jam, 18 jam, dan 12 jam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengolahan bioreaktor gabungan anaerob-aerob yang telah dilakukan menghasilkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini didapat efisiensi COD sebesar 93,54 % dengan waktu tinggal 24 jam yang merupakan efisiensi tertinggi. Konsentrasi COD yang didapat belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta tetapi untuk konsentrasi TSS telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. 2. Limbah tahu merupakan limbah yang berbau, hasil akhir setelah pengolahan dilakukan dengan menggunakan media karbon aktif hasil akhirnya tidak terlalu berbau dibandingkan dengan pemakaian media bioball. Dapat dikatakan bahwa media karbon aktif bisa dijadikan alternatif pengolahan karena hasil akhirnya yang tidak terlalu mengganggu lingkungan. 3. Kinetika penyisihan COD dengan menggunakan rumus Eckenfelder diperoleh nilai regresi sebesar 0,969 mendekati 1 dengan niali n = 0,4721 dan K sebesar 12,42 mg/l. Daftar Acuan [1] Benefield, Larry D., Randall, Clifford W., Biological Processes Design for Wastewater Treatment, Prentice Hall, New York, 1980 [2] Reynolds, Tom D. Unit Operation and Processes in Environmental Engineering. Boston: B/C Engineering Division, 1982. [3] Grady, C. P. L. and Lim, H. C., Biological Wastewater Treatment, Marcel Decker Inc., New York, 1980 [4] Speece, R. E. Anaerobic Biotechnology for Industrial Wastewater, Archae Press, Tennesse, 1996 [5] Malina, J. F. & Frederick G. Pohland, Design of Anaerobic Process for Treatment of Industrial and Municipal Wastes, Technomic Publishing Company Inc., Pensylvania, 1992