Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari berbagai perspektif kesehatan, hukum, dan moral. Secara kedokteran, aborsi dibedakan menjadi spontan dan dilakukan. Di Indonesia, aborsi masih dianggap tindakan kriminal meski bisa dilakukan dengan aman, namun UU No. 23/1992 mengizinkan aborsi atas indikasi medis. Dari sisi moral, aborsi awal kehamilan dianggap haram, kecuali unt
5. GUGUR KANDUNGAN ATAU ABORSI
(BAHASA LATIN: ABORTUS)
• Adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup)
sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur
6. DALAM ILMU KEDOKTERAN, ISTILAH-ISTILAH INI
DIGUNAKAN UNTUK MEMBEDAKAN ABORSI:
• Spontaneous abortion: gugur kandungan yang
disebabkan oleh trauma kecelakaan atau
sebab-sebab alami.
• Induced abortion atau procured abortion:
pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk di dalamnya adalah:
• Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena
kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau
rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah
pemerkosaan.
• Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap
janin yang cacat.
• Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-
alasan lain.
7. Sebab Langsung Kematian Ibu
Lain-lain, 12%
Kompl
masapuepureu
Perdarahan,
m, 8%
30%
Emboli Obst,
3%
P. Lama/Macet,
5%
Abortus, 5%
Eklamsia, 25%
Infeksi, 12%
7
8. ABORSI DI INDONESIA
• Masalah serius: 2, 3 juta/tahun
• Alasan utama
• Kehamilan tidak diinginkan, karena alasan kesehatan
• gagal kontrasepsi
• Hamil diluar rencana
• Korban perkosaan
• Psikososial
8
9. ABORSI DI INDONESIA
• Status perkawinan
• Menikah (91%)
• Belum menikah (9%)
• Umur
• < 20 th (15%)
• 20-29 th (51%)
• 30 th (34%)
9
11. KESEHATAN
• Aborsi biasanya dilakukan atas indikasi medis
• Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi
seperti Indonesia, banyak perempuan terpaksa
mencari pelayanan aborsi tidak aman
• Diperlukan perlindungan hukum dalam
menyelenggarakan pelayanan aborsi yang aman
• Efektivitas konseling pasca aborsi
• Konseling kontrasepsi
12. ABORSI
• ABORTUS dari Sudut pandang kesehatan dapat
diartikan adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan
tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan
• ABORSI Adalah tindakan penghentian kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
(sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan
semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam
keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu
tidak menghendaki kehamilan itu
13. ABORSI
TERBAGI 2
• Abortus spontan
abortus yang terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya-
upaya dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut (miscarriage)
Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks.
• Abortus buatan
adalah abortus yang terjadi akibat adanya upaya-upaya
tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan, dimana melalui
tindakan medis dengan obat-obatan saja (jamu, dsb) atau
tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan
14. KELOMPOK RISIKO TINGGI TERHADAP KEHAMILAN
YANG TIDAK DIRENCANAKAN WIJONO (2000),
• Kelompok unmet need dan kegagalan
kontrasepsi (48%)
• Kelompok remaja (27%)
• Kelompok praktisi seks komersial
(16%)
• Kelompok korban perkosaan, incest
dan perbudakan seksual (9%).
15. HUKUM
• Aturan aborsi di Indonesia
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun,
aborsi adalah tindakan melanggar hukum. Sampai saat ini masih
diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang
menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis
tertentu (aborsi).
• Aborsi masih dianggap sebagai tindakan kriminal,
padahal aborsi bisa dilakukan secara aman (safe
abortion).
16. ASPEK HUKUM
• KUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk alasan medis
maupun alasan non medis:pasal 347 ayat 1&2, pasal 348
ayat 1&2, pasal 349
• UU No 23/1992: Aborsi legal, hanya untuk alasan medis
(pasal 15). Tetapi masih ditemukan kerancuan pada
pengertian tindakan medis tertentu untuk menyelamatkan
jiwa janin (penjelasan pasal 15)
16
17. PERSAYARATAN YANG MUNGKIN DAPAT DIBUAT
PERATURANNYA OLEH PEMERINTAH
• Aborsi sebaiknya dilakukan di RS atau
klinik yang memenuhi persyaratan dan
mendapatkan izin
• Perempuan yang berniat melakukan
aborsi perlu mendapatkan konseling.
• Perempuan di bawah usia kawin harus
didampingi orangtuanya dalam
membuat keputusan aborsi
18. CON’T
• Pelayanan aborsi oleh klinik yang
ditunjuk pemerintah, dan dikenakan
biaya relatif murah
• Undang-undang sebaiknya
mengizinkan aborsi atas indikasi
kesehatan, yang diputuskan oleh
Menteri Kesehatan, dengan batas
waktu dua tahun sekali
19. Sumapraja dalam Simposium Masalah Aborsi
di Indonesia yang diadakan di Jakarta pada
tanggal 1 April 2000 menyatakan ada
terjadinya kontradiksi dari isi Undang-undang
No. 23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut.
"Dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya1 dapat dilakukan tindakan
medis tertentu2”
20. MORAL
• Moral erat kaitannya dengan
agama
• Aborsi yang dilakukan sebelum
120 hari hukumnya haram
• Menjadi wajib jika memang tidak
ada alternatif lain selain aborsi
21. Surat Al Isra ayat 33, Allah SWT.,
berfirman yang artinya, "Dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar..."
22. ABORSI KARENA DARURAT
• Ulama sepakat mubah hukumnya atau boleh
• Menyelamatkan ibu dan mengorbankan janin.
• Aborsi dapat dibenarkan oleh syariat.