SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
SNAKE BITE
Membedakan ular berbisa
           Cara membedakannya
             adalah dengan melihat
             pada luka gigitannya.
             Pada ular berbisa akan
             meninggalkan dua buah
             bekas taring (dan
             kadang bekas-bekas
             kecil yang
             mungkinditimbulkan oleh
             gigitan ular).
           Perawatan luka pada ular
             tidak berbisa dapat
             dilakukan seperti
             perawatan vulnus
             punctum
Konsep Dasar
Daya toksik bisa ular:
1. Neurotoksin, berakibat pada saraf perifer atau saraf
central. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik.
Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan,
kardiovaskuler yang terganggu, penurunan kesadaran
sampai dengan coma.
2. Haemotoksin, bersifat hemolitik dengan zat antara
fosfolifase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi
dengan mengaktifkan protrombin. Pendarahan itu akibat
lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis:
luka bekas gigitan yang terus berdarah, hematom pada luka
bekas suntikan IM, hematuria, hemaptisis, hematemisis,
gagal ginjal.
lanjutan...
3. Myotoksin, mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering
   berhubungan dengan mhaemotoksin. Myoglobulinuria
   yang menyebabkan kerusakan ginjal atau hiperkalemia
   akibat kerusakan sel-sel otot.
4. Kardiotoksin, merusak serat-serat otot jantung, yang
   menimbulkan kerusakan otot jantung.
5. Cytotoksin, dengan melepaskan histamin dan zat
   vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya
   kardiovaskuler.
6. Cytolitik, zat ini menyebabkan peradangan dan nekrose, di
   jaringan pada luka gigitan.
7. Enzim-enzim, termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif
   pada penyebaran luka
Manifestasi Klinis
Derajat Gigitan Ular
1. Derajat 0
- Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
- Pembebgkakan minimal, diameter 1cm
2. Derajat I
- Bekas gigitan 2 taring
- Bengkak dengan diameter 1-5cm
- Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
3. Derajat II
- Sama dengan derajat 1
- Ptechie, echimosis
- Nyeri hebat dalam 12 jam
4. Derajat III
- Sama dengan derajat I dan II
- Syok dan distres nafas, ptechie, echimosis seluruh
   tubuh
5. Derajat VI
- Sangat cepat memburuk
Pathway
Penatalaksanaan
1. Teknik torniket, berupa mengikat daerah sekitar luka
   untuk menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
   ular. Teknik ini tidak bermanfaat bila dilakukan lebih
   dari 30 menit setelah gigitan ular.
2. Insisi pada luka 1 jam pertama setelah digigit akan
   mengurangi toksin 50%.
3. Lakukan imobilisasi pada area yang tergigit dengan
   cara memasang bidaai, karena gerak otot dapat
   mempercepat penyebaran racun.
4. Penisilin Prokain (PP) 1juta unit 2 kali sehari.
5. ATS profilaksis 1500 IU.

.
6. SABU 2 Vial dalam 500ml NaCl 0,9% dengan
   kecepatan 40-80 tetes per menit.
7. Heparin 2.000 unit per 24 jam.
8. Bila ada tanda-tanda laryngospasme,
   bronchospasme, urtikaria atau hipotensi berikan
   adrenalin 0,5mg IM, hidrokortison 100mg IV.
9. Bila perlu dilakukan hemodialisa.
10. Bila diathese hemoragic membaik, tranfusi
   komponen.
S.A.B.U
Tiap daerah mempunyai jenis ular berbisa yang
   berbeda. Sehingga memerlukan antibisa yang
   berbeda pula.
Serum Anti Bisa Ular (SABU) yang tersedia di
   Indonesia adalah Polivalen. Yang berisikan:
- 10-50 LD50 anti bisa Ankystrodon
- 25-50 LD50 anti bisa Bungarus
- 25-50 LD50 anti bisa Naya Sputarix
Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena
   tergantung jumlah bisa ular yang masuk peredaran
   darah dan keadaan pasien sebelum mendapatkan
   SABU.
Teknik pemberian
2 vial Intravena dalam 500ml NaCl 0,9%
  dengan kecepatan 40-80 tetes/menit. Apabila
  diperlukan (bila gejala-gejala tidak berkurang
  atau malah bertambah) dapat diberikan
  selama 24jam maksimal 20 vial. Tidak ada
  kontraindikasi absolut untuk pemberian
  SABU. Terapi diperlukan untuk
  menyelamatkan jiwa.
Efek samping:
1. Reaksi anafilatik: jarang terjadi, tetapi bila
  ada timbulnya dapat segera atau dalam
  waktu beberapa jam setelah suntikan.
2. Serun sickness: berupa demam, gatal-gatal,
  sesak napas, eksantena dan gejala alergi
  lainnya.
• 3. Rasa nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
Observasi pasien sebelum dan sesudah pemberian
  SABU minimal 1x24jam. Jika terjadi syok anafilatik
  karena SABU, SABU tetap diberikan sambil diberi
  adrenalin.
Pemeriksaan laboratorium
Hb, AL, AE, CT/BT, Golongan darah, Elektrolit darah,
  pemeriksaan fungsi ginjal,
Pemeriksaan laboratorium dasar, kimia darah, diff count,
  waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial,
  urinalisis, untuk gigitan yang hebat, lakukan
  pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel darah merah,

Más contenido relacionado

Destacado

Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektifrakkas
 
Mercury
MercuryMercury
Mercuryrakkas
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copyrakkas
 
Antifungals
AntifungalsAntifungals
Antifungalsrakkas
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentationrakkas
 
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaF 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaIndra Indra
 
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromisedInfeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromisedrakkas
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitasrakkas
 
Resusitasi
ResusitasiResusitasi
Resusitasirakkas
 
Seksualitas
SeksualitasSeksualitas
Seksualitasrakkas
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapirakkas
 
Kenali ular (snake)
Kenali ular (snake) Kenali ular (snake)
Kenali ular (snake) Rashidi Ahmad
 

Destacado (14)

Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
 
Mercury
MercuryMercury
Mercury
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copy
 
Antifungals
AntifungalsAntifungals
Antifungals
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
 
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaF 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
 
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromisedInfeksi pada klien dengan immunocompromised
Infeksi pada klien dengan immunocompromised
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitas
 
Resusitasi
ResusitasiResusitasi
Resusitasi
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Seksualitas
SeksualitasSeksualitas
Seksualitas
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Kenali ular (snake)
Kenali ular (snake) Kenali ular (snake)
Kenali ular (snake)
 

Similar a Oray

seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfSulistyaNingsih45
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxhelmyfirdaus2
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasisasakmuda
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingAfifah Izzah
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxIgdUlindokter
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020IwanHamzah1
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryArmy Of God
 
Modul 4 kb 2 penanganan keracunan
Modul 4 kb 2 penanganan keracunanModul 4 kb 2 penanganan keracunan
Modul 4 kb 2 penanganan keracunanpjj_kemenkes
 
Serum anti bisa ular
Serum anti bisa ularSerum anti bisa ular
Serum anti bisa ularWira Nugraha
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxLelitasari Danukusumo
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptAbdulBasith160206
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Ekky Rahmawan
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptSunardiSe
 

Similar a Oray (20)

seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
TETANUS.pdf
TETANUS.pdfTETANUS.pdf
TETANUS.pdf
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
 
Snake bite.pptx
Snake bite.pptxSnake bite.pptx
Snake bite.pptx
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Modul 4 kb 2 penanganan keracunan
Modul 4 kb 2 penanganan keracunanModul 4 kb 2 penanganan keracunan
Modul 4 kb 2 penanganan keracunan
 
Serum anti bisa ular
Serum anti bisa ularSerum anti bisa ular
Serum anti bisa ular
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 

Último

Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 

Último (20)

Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 

Oray

  • 2.
  • 3. Membedakan ular berbisa Cara membedakannya adalah dengan melihat pada luka gigitannya. Pada ular berbisa akan meninggalkan dua buah bekas taring (dan kadang bekas-bekas kecil yang mungkinditimbulkan oleh gigitan ular). Perawatan luka pada ular tidak berbisa dapat dilakukan seperti perawatan vulnus punctum
  • 4. Konsep Dasar Daya toksik bisa ular: 1. Neurotoksin, berakibat pada saraf perifer atau saraf central. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang terganggu, penurunan kesadaran sampai dengan coma. 2. Haemotoksin, bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolifase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Pendarahan itu akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus berdarah, hematom pada luka bekas suntikan IM, hematuria, hemaptisis, hematemisis, gagal ginjal.
  • 5. lanjutan... 3. Myotoksin, mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan mhaemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal atau hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. 4. Kardiotoksin, merusak serat-serat otot jantung, yang menimbulkan kerusakan otot jantung. 5. Cytotoksin, dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya kardiovaskuler. 6. Cytolitik, zat ini menyebabkan peradangan dan nekrose, di jaringan pada luka gigitan. 7. Enzim-enzim, termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran luka
  • 7. Derajat Gigitan Ular 1. Derajat 0 - Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam - Pembebgkakan minimal, diameter 1cm 2. Derajat I - Bekas gigitan 2 taring - Bengkak dengan diameter 1-5cm - Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam 3. Derajat II - Sama dengan derajat 1 - Ptechie, echimosis - Nyeri hebat dalam 12 jam
  • 8. 4. Derajat III - Sama dengan derajat I dan II - Syok dan distres nafas, ptechie, echimosis seluruh tubuh 5. Derajat VI - Sangat cepat memburuk
  • 10. Penatalaksanaan 1. Teknik torniket, berupa mengikat daerah sekitar luka untuk menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa ular. Teknik ini tidak bermanfaat bila dilakukan lebih dari 30 menit setelah gigitan ular. 2. Insisi pada luka 1 jam pertama setelah digigit akan mengurangi toksin 50%. 3. Lakukan imobilisasi pada area yang tergigit dengan cara memasang bidaai, karena gerak otot dapat mempercepat penyebaran racun. 4. Penisilin Prokain (PP) 1juta unit 2 kali sehari. 5. ATS profilaksis 1500 IU. .
  • 11. 6. SABU 2 Vial dalam 500ml NaCl 0,9% dengan kecepatan 40-80 tetes per menit. 7. Heparin 2.000 unit per 24 jam. 8. Bila ada tanda-tanda laryngospasme, bronchospasme, urtikaria atau hipotensi berikan adrenalin 0,5mg IM, hidrokortison 100mg IV. 9. Bila perlu dilakukan hemodialisa. 10. Bila diathese hemoragic membaik, tranfusi komponen.
  • 12. S.A.B.U Tiap daerah mempunyai jenis ular berbisa yang berbeda. Sehingga memerlukan antibisa yang berbeda pula. Serum Anti Bisa Ular (SABU) yang tersedia di Indonesia adalah Polivalen. Yang berisikan: - 10-50 LD50 anti bisa Ankystrodon - 25-50 LD50 anti bisa Bungarus - 25-50 LD50 anti bisa Naya Sputarix Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena tergantung jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah dan keadaan pasien sebelum mendapatkan SABU.
  • 13. Teknik pemberian 2 vial Intravena dalam 500ml NaCl 0,9% dengan kecepatan 40-80 tetes/menit. Apabila diperlukan (bila gejala-gejala tidak berkurang atau malah bertambah) dapat diberikan selama 24jam maksimal 20 vial. Tidak ada kontraindikasi absolut untuk pemberian SABU. Terapi diperlukan untuk menyelamatkan jiwa.
  • 14. Efek samping: 1. Reaksi anafilatik: jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam setelah suntikan. 2. Serun sickness: berupa demam, gatal-gatal, sesak napas, eksantena dan gejala alergi lainnya. • 3. Rasa nyeri.
  • 15. Pemeriksaan Penunjang Observasi pasien sebelum dan sesudah pemberian SABU minimal 1x24jam. Jika terjadi syok anafilatik karena SABU, SABU tetap diberikan sambil diberi adrenalin. Pemeriksaan laboratorium Hb, AL, AE, CT/BT, Golongan darah, Elektrolit darah, pemeriksaan fungsi ginjal, Pemeriksaan laboratorium dasar, kimia darah, diff count, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, urinalisis, untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel darah merah,