SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Komunikasi Pada Anak dan Lansia


I. PENDAHULUAN
     Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses
yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan
ditransmisikan.
    Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-
buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti
dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada
kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan
dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
(Bruner&Suddart,2001:188)
    Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non
verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ).


II. KOMUNIKASI PADA ANAK
    Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai
aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak,
metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam
melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses
komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.
A. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang;


  1. Usia Bayi (0-1 tahun)
       Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
   gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
   samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal.
   Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
   untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan
   berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi.
        Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia
   minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,
   kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia
   ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi
   dirinya.
        Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata
   awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah
   bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar
   yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu
   mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.


   2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
        Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
   perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami
   kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan
   masih terdengan kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun
   anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang
   digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
3. Usia Sekolah (5-11 tahun)
       Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
  kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
  dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan
  kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah
  mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
       Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
  memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
  sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
  anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek
  fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.


  4. Usia Remaja (11-18 tahun)
       Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan
  kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual,
  sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung
  kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia
  ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
  konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
       Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah
  pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat
  menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal
  terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap
  dewasa.


B. Cara komunikasi dengan anak
       Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
  hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
  mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
  digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
  Beberapa cara dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
    Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan
kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping
anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang
mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak
langsung pada pokok pembicaraan.


2. Bercerita
    Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat
diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.


3. Memfasilita
     Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi
anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita
harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak
harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang
menunjukkan kesan yang jelek pada anak.


4. Biblioterapi
     Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.


5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
     Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran
anak pada saat itu.


6. Pilihan pro dan kontra
     Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.


7. Penggunaan skala
     Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan
lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.


8. Menulis
     Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang
jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki
kemampuan untuk menulis.


9. Menggambar
      Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk
mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat
diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila
perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.


10. Bermain
      Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat
terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
III. KOMUNIKASI PADA LANSIA
     Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat
serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.
(Widjaja, 1986 : 13)
     Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang
lain. (Potter & Perry, 2005 : 301)
     Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar
perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik.


     Tujuan dan Fungsi Komunikasi
    a. Pada umumnya komunikasi mempunyai beberaapa tujuan, antara lain :
       1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti
            Sebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-
       baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita
       maksudkan.
       2. Dapat memahami orang lain
            Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang
       apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
        3. Supaya gagasan dapat diterima orang orang lain
             Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan
        pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
        4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
             Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa
        kegiatan yang lebih banyak mendorang, yang penting harus diingat adalah
        bagaimana yang baik untuk melakukannya.


      b. Fungsi Komunikasi
            Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan
        sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam
  setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :
  1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan dan pemprosesan, penyebaran berita,
  data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar.
    Agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan
  dan orang lain.
  2. Sosialisasi dan penyediaan sumber ilmu pengetahuan.
     Agar orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif
  mengerti akan fungsi sosialnya di dalam masyarakat.
  3. Motivasi.
     Tujuannya yaitu mendorong orang untuk mementukan pilihan dan
  keinginanya.
  4. Perdebatan dan diskusi.
     Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan
  perbedaan pendapat mengenai masalah publik yang menyangkut kepentingan
  umum.
  5. Pendidikan dan ilmu pengetahuan.
     Dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta
  membentuk ketrampilan dan kemandirian dalam berbagai bidang.
  6. Memajukan kehidupan dan menyebarkan hasil kebudayaan dan seni.
     Mengembangan kebudayaan maksudnya yaitu mengembangkan kebudayaan
  serta imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya.


c. Tahap Proses Komunikasi
     Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan
  dengan melalui 4 tahap, yaitu:
  a. Fact Finding
     Menyarikan dan megumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan
  kegiatan komunikasi.
  b. Planning
     Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
  c. Communication
     Dalam melakukan komunikasi pada lansia sebaiknya menggunakan bahasa
  sehari-hari dan mudah dipahami serta dimengerti.
  d. Evaluation
     Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil
  komunikasi tersebut dan kemudian menjadi bahan perencanaan untuk melakukan
  komunikasi selanjutnya.


d. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
  a. Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :
  1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan
  tujuan dan lama wawancara.
  2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
  pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
  3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
  sosiokulturalnya.
  4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan
  dalam berfikir abstrak.
  5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan
  respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh
  pasien.
  6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien
  dan distress yang ada.
  7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari
  wawancara pengkajian.
  8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan
  cermat dan tetap mengobservasi.
  9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi
  pasien.
  10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif
terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien
atau orang lain yang sangat mengenal pasien.
13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.


     Respon Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku
merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada
lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan
fisik dan mental. Jika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi
lingkungan rumah, ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat
mengurangi kecemasan pada lansia.
     Pengkajian tingkah laku termasuk mendefinisikan tingkah laku,
frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. Ketika terjadi
perubahan perilaku ini sangat penting untuk dianalisis.


b. Prinsip Gerontologis untuk Komunikasi
• Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
• Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang
dapat mendengar dengan lebih baik.
• Berdiri di depan klien.
• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.
• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua,
kegiatan rohani.
DAFTAR PUSTAKA


Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta :
EGC.
Keliat, Anna. 1996. Hubungan Terapeutik. Jakarta : EGC.
Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC.
Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Anomin. 2004. Komunikasi Pada lansia. Diakses pada tanggal 07 November
2008 pukul 13.30 wib. Dari www.komunikasi lansia.com
LAPORAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN
  “KOMUNIKASI PADA ANAK dan LANSIA”

   Dosen pengampu: Siti Wahyuni, S.Kep.,Ns
                   Isti Antari, S.Kep.,Ns




                Disusun oleh:

   RAHMAD GUNAWAN (080100407)




    PROGRAM STUDY S1 KEPERAWANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
              ALMA ATA
            YOGYAKARTA
                 2010

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganAskep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganWarung Bidan
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikMahzar Wahyudi
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursingCahya
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursingAmalia Senja
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Amalia Senja
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 

La actualidad más candente (20)

Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganAskep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursing
 
Makalah home care3
Makalah home care3Makalah home care3
Makalah home care3
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursing
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada RemajaKomunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 

Destacado

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.com
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.comKomunikasi pada-anak@ummuhasna.com
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.comyoe5oep
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...pjj_kemenkes
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikOkta-Shi Sama
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Komunikasi efektif anak
Komunikasi efektif anakKomunikasi efektif anak
Komunikasi efektif anakBambang Bee
 
Communicative competence revisited round table
Communicative competence revisited round tableCommunicative competence revisited round table
Communicative competence revisited round tableShiro Kashimura
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Peran perawat pada anak TBC
Peran perawat pada anak TBCPeran perawat pada anak TBC
Peran perawat pada anak TBCSulistia Rini
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remajapjj_kemenkes
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...Indigo Indonesia School (IIS)
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienAlfiahSeptianiSiradj
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Komunikasi efektif by bukik setiawan
Komunikasi efektif by bukik setiawanKomunikasi efektif by bukik setiawan
Komunikasi efektif by bukik setiawanSMK
 

Destacado (20)

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
 
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.com
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.comKomunikasi pada-anak@ummuhasna.com
Komunikasi pada-anak@ummuhasna.com
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
 
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Komunikasi efektif anak
Komunikasi efektif anakKomunikasi efektif anak
Komunikasi efektif anak
 
Communicative competence revisited round table
Communicative competence revisited round tableCommunicative competence revisited round table
Communicative competence revisited round table
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Peran perawat pada anak TBC
Peran perawat pada anak TBCPeran perawat pada anak TBC
Peran perawat pada anak TBC
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...
PENJELASAN INDIGO, CRISTAL, REIN BOW, MAJESTIC GOLD, CAKRA , AURA DAN MEDITAS...
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Komunikasi efektif by bukik setiawan
Komunikasi efektif by bukik setiawanKomunikasi efektif by bukik setiawan
Komunikasi efektif by bukik setiawan
 
Halangan Komunikasi dalam keluarga
Halangan Komunikasi dalam keluarga Halangan Komunikasi dalam keluarga
Halangan Komunikasi dalam keluarga
 

Similar a Komunikasi Anak dan Lansia

Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdf
Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdfPetemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdf
Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdfveronikapapo1
 
Komunikasi terapeutik pada anak.pptx
Komunikasi terapeutik pada anak.pptxKomunikasi terapeutik pada anak.pptx
Komunikasi terapeutik pada anak.pptxNurHijrahTiala1
 
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptKONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptTYASLARASATI
 
Comunication_in_Parenting.ppt
Comunication_in_Parenting.pptComunication_in_Parenting.ppt
Comunication_in_Parenting.pptHayatiSyafri2
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5Uwes Chaeruman
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTomiSuranta
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docTomiSuranta
 
Komunikasi Pada Berbagai Tingkat Perkembangan
Komunikasi Pada Berbagai  Tingkat PerkembanganKomunikasi Pada Berbagai  Tingkat Perkembangan
Komunikasi Pada Berbagai Tingkat Perkembanganuci
 
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxJURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxariestadwiyana
 
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptxREF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptxNigarKalfa
 
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptxKomunikasi yang sehat dalam keluarga.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptxmastikasinurat1
 
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptxKomunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptxmastikasinurat1
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptxRiskiMeilando
 

Similar a Komunikasi Anak dan Lansia (20)

Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdf
Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdfPetemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdf
Petemuan IV Komunikasi Pada Bayi dan Anak.pdf.pdf
 
Kb 1.2
Kb 1.2Kb 1.2
Kb 1.2
 
Komunikasi terapeutik pada anak.pptx
Komunikasi terapeutik pada anak.pptxKomunikasi terapeutik pada anak.pptx
Komunikasi terapeutik pada anak.pptx
 
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptKONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
 
Comunication_in_Parenting.ppt
Comunication_in_Parenting.pptComunication_in_Parenting.ppt
Comunication_in_Parenting.ppt
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 5
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.doc
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.doc
 
IKA Perkembangan motorik bahasa
IKA Perkembangan motorik bahasaIKA Perkembangan motorik bahasa
IKA Perkembangan motorik bahasa
 
Komunikasi Pada Berbagai Tingkat Perkembangan
Komunikasi Pada Berbagai  Tingkat PerkembanganKomunikasi Pada Berbagai  Tingkat Perkembangan
Komunikasi Pada Berbagai Tingkat Perkembangan
 
Komnukasi
KomnukasiKomnukasi
Komnukasi
 
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxJURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
 
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptxREF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
 
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptxKomunikasi yang sehat dalam keluarga.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga.pptx
 
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptxKomunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptx
Komunikasi yang sehat dalam keluarga 1.pptx
 
6. Indonesia - Komunikasi dengan bayi, anak dan remaja.pptx
6. Indonesia - Komunikasi dengan bayi, anak dan remaja.pptx6. Indonesia - Komunikasi dengan bayi, anak dan remaja.pptx
6. Indonesia - Komunikasi dengan bayi, anak dan remaja.pptx
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Tugas kuliah
Tugas kuliahTugas kuliah
Tugas kuliah
 

Más de Rama Laweru

Más de Rama Laweru (12)

Fisiologi pembuluh darah
Fisiologi pembuluh darahFisiologi pembuluh darah
Fisiologi pembuluh darah
 
Fisiologi jantung & ekg
Fisiologi jantung & ekgFisiologi jantung & ekg
Fisiologi jantung & ekg
 
Penyakit torch
Penyakit torchPenyakit torch
Penyakit torch
 
Sylabi keperawatan stikes
Sylabi keperawatan stikesSylabi keperawatan stikes
Sylabi keperawatan stikes
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Kisi2 anatomi alma ata
Kisi2 anatomi alma ataKisi2 anatomi alma ata
Kisi2 anatomi alma ata
 
Kimia inti
Kimia intiKimia inti
Kimia inti
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikaan kimia
Ikaan kimiaIkaan kimia
Ikaan kimia
 
Asam dan basa
Asam dan basaAsam dan basa
Asam dan basa
 
Biomolekul kg
Biomolekul kgBiomolekul kg
Biomolekul kg
 
Biomolekul
BiomolekulBiomolekul
Biomolekul
 

Komunikasi Anak dan Lansia

  • 1. Komunikasi Pada Anak dan Lansia I. PENDAHULUAN Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu- buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner&Suddart,2001:188) Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ). II. KOMUNIKASI PADA ANAK Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.
  • 2. A. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang; 1. Usia Bayi (0-1 tahun) Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. 2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun) Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
  • 3. 3. Usia Sekolah (5-11 tahun) Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. 4. Usia Remaja (11-18 tahun) Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa. B. Cara komunikasi dengan anak Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
  • 4. 1. Melalui orang lain atau pihak ketiga Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan. 2. Bercerita Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar. 3. Memfasilita Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak. 4. Biblioterapi Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak. 5. Meminta untuk menyebutkan keinginan Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
  • 5. dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu. 6. Pilihan pro dan kontra Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak. 7. Penggunaan skala Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya. 8. Menulis Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis. 9. Menggambar Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya. 10. Bermain Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
  • 6. III. KOMUNIKASI PADA LANSIA Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13) Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301) Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik. Tujuan dan Fungsi Komunikasi a. Pada umumnya komunikasi mempunyai beberaapa tujuan, antara lain : 1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti Sebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik- baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. 2. Dapat memahami orang lain Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya. 3. Supaya gagasan dapat diterima orang orang lain Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan yang lebih banyak mendorang, yang penting harus diingat adalah bagaimana yang baik untuk melakukannya. b. Fungsi Komunikasi Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan
  • 7. kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut : 1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan dan pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar. Agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain. 2. Sosialisasi dan penyediaan sumber ilmu pengetahuan. Agar orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif mengerti akan fungsi sosialnya di dalam masyarakat. 3. Motivasi. Tujuannya yaitu mendorong orang untuk mementukan pilihan dan keinginanya. 4. Perdebatan dan diskusi. Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik yang menyangkut kepentingan umum. 5. Pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk ketrampilan dan kemandirian dalam berbagai bidang. 6. Memajukan kehidupan dan menyebarkan hasil kebudayaan dan seni. Mengembangan kebudayaan maksudnya yaitu mengembangkan kebudayaan serta imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya. c. Tahap Proses Komunikasi Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui 4 tahap, yaitu: a. Fact Finding Menyarikan dan megumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. b. Planning Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
  • 8. dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya. c. Communication Dalam melakukan komunikasi pada lansia sebaiknya menggunakan bahasa sehari-hari dan mudah dipahami serta dimengerti. d. Evaluation Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil komunikasi tersebut dan kemudian menjadi bahan perencanaan untuk melakukan komunikasi selanjutnya. d. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia a. Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi : 1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara. 2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal. 3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya. 4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak. 5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien. 6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada. 7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian. 8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi. 9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien. 10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
  • 9. 11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan. 12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien. 13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara. Respon Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. Jika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah, ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia. Pengkajian tingkah laku termasuk mendefinisikan tingkah laku, frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. Ketika terjadi perubahan perilaku ini sangat penting untuk dianalisis. b. Prinsip Gerontologis untuk Komunikasi • Menjaga agar tingkat kebisingan minimum. • Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol. • Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik. • Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas. • Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik. • Berdiri di depan klien. • Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana • Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir. • Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta : EGC. Keliat, Anna. 1996. Hubungan Terapeutik. Jakarta : EGC. Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC. Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta. Anomin. 2004. Komunikasi Pada lansia. Diakses pada tanggal 07 November 2008 pukul 13.30 wib. Dari www.komunikasi lansia.com
  • 11. LAPORAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN “KOMUNIKASI PADA ANAK dan LANSIA” Dosen pengampu: Siti Wahyuni, S.Kep.,Ns Isti Antari, S.Kep.,Ns Disusun oleh: RAHMAD GUNAWAN (080100407) PROGRAM STUDY S1 KEPERAWANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ALMA ATA YOGYAKARTA 2010