SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
CERPEN : dibalik sketsa foto ibu
Peran : ayana, pak yoga (ayah ayana), dirga, alfy, fatya, anin, ify, gabriel, indra,
agung, naufal, Arthur.
Selamat pagi cantik,.. sapa kehangatan mentari yang menyentuh lembutnya
kulit putih ayana dan membuatnya terbangun dari pembaringan. Dengan
pandangan yang masih sayup, matanya melirik kearah jam weker cokelat persegi
itu. Jarum menunjukkan pukul lima lewat tujuh menit. Tak lupa ayana melakukan
keebiasaannya setiap ia terbangun, ia selalu merebahkan tubuh mungilnya agar
nyawa dalam tubuhnya membara lagi. Ayana langsung bergegas untuk membasuh
tubuhnya dengan sebening air segar untuk mensucikan diri dan segera
menghadap-Nya. Putih, sedikit kelabu.. ia gunakan mukena pemberian ibu
tersayang sebelum nenek meninggalkan ayana. dalam doa ia bertutur.. “ ya tuhan,
engkaulah yang perkasa tempat ku bertumpu, aku yang bodoh dan polos turut
berterima kasih padaMu atas segala yang telah kau beri padaku, namun hanya
satu yang ingin aku katakan pada Mu, tuhan, aku adalah gadis kecil 15 tahun yang
menunggu pelukan ibu dihadapanku. Kini, aku menunggu rahmatMu, di kesunyian
alam pagi beserta beningnya embun, aku ingin ibu hadir untukku..” dalam
renungannya bersama tuhan, gerimis turun dari mata yang indah nan cantik.
Ayana sungguh berharap sang ibu datang padanya, namun sayang tuhan belum
mengabulkannya. Setelah shalat, ayana langsung bergegas mandi, walaupun kini
lagi lagi tanpa, ibu yang memasak air hangat dan membuatkan sarapan untuknya.
Ayana tetap tegar menjalani sketsa kehidupanya bersama ayah. Di dapur, pak
Yoga ayah ayana sedang menyiapkan sarapan. Di setiap pagi sebelum ayana
berangkat sekolah, pak yoga selalu menyempatkan waktunya untuk menaruh
perhatian kepada sang gadis kesayangannya.
Sarapan pagi pun dimulai, pagi ini ayana sarapan dengan telor ceplok kecap
buatan ayahnya. Dalam bincang bincangnya bersama ayah, ayana masih juga
mengharapkan peluk hangat sang ibu. Walau sang ayah kini sudah pasrah dengan
menghilangnya ibu, tapi ayah selalu mendengarkan keinginan ayana untuk
bertemu ibu. “ayana, anakku sayang, maafkan ayahmu ini nak,.. ayah lalai
menjaga ibu. Kini ia pergi entah kemana dan sampai kapan” tutur sang ayah.
Ayana bergurau dalam lamunannya “yah, tapi aku ingin sekali memeluk ibu, aku
rindu padanya..” dengan gumam ayana, sang ayah langsung memerintahkan ayana
untuk bergegas ke sekolah. “ayana berangkat ya ayah, aku mencintaimu.
Assalamualaikum” jawab ayah “aku mencintaimu juga anakku, wa alaikum salam”.
Ayana pun pergi ke sekolah dengan semangat. Dalam perjalanannya menuju
sekolah, ayana selalu disambut sang mentari pagi yang selalu tersenyum
untuknya. Pagi itu ayana sangat gembira, matanya yang indah tampak tertawa
malu. “ayana..” teriak seorang anak laki laki yang kian mendekatinya.. “ kamu
siapa? “ Tanya ayana dengan kebingungan. “aku Dirga,.. ingatkah ? aku adalah
anak laki laki yang waktu itu menemanimu di pameran foto di Bandung, yaa
sekitan 7 tahun lalu, aku masih sepuluh tahun dan 1kamu mungkin dibawah
usiaku.. kami datang bersama ibu..” dalam lamunan ayana masih mengingat ingat
1
masa ketika ia bertemu dengan anak laki laki itu dan ibu.. “ hey.. jangan
melamun.. mungkin kau lupa ya.. sudahlah.. ayo cepat ke kelas bel sudah berbunyi
tadi”. Dirga langsung berlari lari menuju ruang kelas dua belas. Namun ayana,
masih melangakah perlahan lahan dan malah memikirkan siapa laki laki itu. Laki
laki itu, mengingatkannya pada kisah ayana bersama sang ibu. Di kelas pun,
fikirannya tak tertujuh pada pelajaran kimia yang paling dibencinya. Kali ini,
ayana beruntung, bu Dena tak menegurnya untuk focus pada pelajaran, hanya saja
mungkin ia takkan mengerti dengan materi yang bu Dena sampaikan di kelas.
“kau kenapa ?” Tanya naufal dengan logat bataknya.. “hey, kau ini, aku
bertanya kau diam saja.. ada apa kau ini ? jangan melamun lah.. tak ada gunanya.
Malah nanti kau tersambar petir hah?” “maksud kamu apaan sih? Pake kesambar
petir segala, pagi ini cerah, ga ada hujan, angin bahkan petir!” balas ayana.
“sssttt..” si jutek bunga tampaknya sedikit menegur percakapan ayana dan naufal.
Bunga memang selalu cemburu jika ada laki laki tampan yang berbicara dengan
gadis lain. “teng… teng…” waktu jam pelajaran kimia usai. Semua murid di kelas
mulai mengembalikan senyum manis mereka, setelah kebahagiaan mereka di
renggut oleh mata pelajaran kimia. gabriel ketua kelas, bergegas untuk memanggil
guru mata pelajaran seni budaya di ruang guru. Di kelas, siswa mulai bercanda
gurau, asap asap yang keluar dari mulut anak anak dikelas, membuat suasana di
ruangan ricuh dan panas. Ayana dan sahabatnya anin memutuskan untuk keluar
kelas dan duduk di taman. Kayu berwarnya coklat tua yang agak rapuh, tampak
kuat menahan beban ayana dan anin duduk. Bisikan angin segar meniupkan
beberapa helaian rambut hitam sicantik ayana. Suasana dikelas masih tampak
riuh, tampaknya guru mata pelajaran seni budaya tidak akan masuk ke kelas.
Anin, sahabat yang ia sayang sejak beberapa tahun lalu, selalu setia menemani
canda gurau ayana. Dengan iPod berwarna pink ia asik mendengarkan lagu favorit
nya yaitu I have a dream dari westlife. Sedangkan ayana, tampak matanya tak
mau diam bergerak ke sana kemari melihat situasi sekolah.
Dalam tatapan ayana, disebarang kelasnya dirga muncul keluar dan
menghampiri gabriel dan naufal yang duduk tidak jauh dari kursi taman yang
ayana duduki. Mereka tampak kenal dekat, saling bercanda dan ejek ejekan. “hey,
kamu tau gak itu siapa?” Tanya ayana pada anin, yang terus asyik mendengarkan
music. “hey,.. aniiiiiiin” teriak ayana di telinga anin dengan kesal. “kamu apaan
sih? Teriak sembarangan. Emang nya ada apa?” jutek anin. “aku Cuma mau
tanyaaa” gumam ayana sambil melepas headset yang ada di telinga sobatnya. “iya,
Tanya apa ?” “dia itu siapa sih? Tuh yang duduk didepan kelas 12..” Tanya aya
dengan kerutan wajah di keningnya. “oh itu, hhmmm.. siapa ya?” anin tampak
kebingungan… “ia aku nanya malah balik nanya!! Gimana sih kamu ini. Makanya
jangan dengerin music terus!” “emangnya kenapa, kalo aku terus dengerin music?
Takut ga di perhatiin ya sama aku?” tutur anin. “bukan itu, kamu itu semakin
lama keseringan dengerin music, tambah telmi tau gak?” ledek ayana. “idih, apaan
sih.. enak aja. Aku itu telmi bukan gara gara musik tau nggak! Emang udah
takdirnya aja begini..” jawab anin dengan mimic polos. “yee… disebut telmi malah
ngaku!” kata ayana sambil pergi meninggalkan anin.
Kini anin sendirian ditaman. Beberapa meter dari samping kanannya,
tampak dirga dan kawannya agung menghampiri naufal dan gabriel. “oh, mungkin
itu kali yang dia maksud. Ka Dirga… ngapain ya dia nanya nanya kakak kelas
yang gak jelas itu” bisik anin dalam hati. “darrr.. kamu ngelamunin apaan sih?
Cantik cantik jangan ngelamun terus dong!” gumam alfy yang baru saja datang
dan menghampiri anin. “kak. Kak alfy kan satu kelas tuh sama si Dirga itu, kakak
tau ngga sih dia itu siapanya ayana?” Tanya anin pada alfy. “oh, si dirga, kalo
dikelas siih ngaku ngaku temennya ayana, tapi gak tau juga sih. Emang bener gitu
ya? Alfi membalasnya pada anin. “ gak tau juga, justru tadi.. ayana nanya sama
aku kalo dirga itu siapa.. aku kan bingung jawabnya..” kata anin dengan tatapan
yang sangat polos. “yee.. makannya jangan telmi melulu.. “ ledek alfy. “idih, apaan
sih.. semua orang bilang aku telmi melulu deh. Tau ah… masa bodo!” balas anin
pada alfi. “yaudah, sekarang udah bel istirahat nih, gimana kalau kita kasih
kejutan ulang tahun untuk ayana? “oh iya.. ide yang bagus tuh ka! Sekarang kan
dia ulang tahun” . “yaudah, aku mau panggil fatya sama ifi dulu ya! Mereka udah
siapin kejutan untuk ayana!” alfy berlari menuju kantin untuk memanggil ifi dan
fatya, sedangkan anin, asyik mengajak ayana ngobrol. “ay, kamu inget ga sekarang
itu hari apa?” Tanya anin. “ sekarang? Ya hari selasa lah..” “hah, selasa? Kamu ga
inget apa ya?” “inget apaan sih? Ga usah bikin aku inget sama masa lalu deh.
Kamu kaya yang gatau aku aja apa” balas ayana dengan cuek. “sekarang ini, hari
ulang tahun kamu ayanaaa… gimana sih masa ga inget sama hari ulang tahun
sendiri. Pantes aja, kamu ga inget kemana perginya ibu kamu, orang hari ulang
tahun kamu aja ga inge!” jawab anin dengan ketus, yang membuat ayana kesal dan
pergi ke ruang PMR. “kamu mau kemana? Gitu aja ko marah sih?” Tanya anin.
“kamu bilang aku lupa kemana perginya ibu, sekarang aku mau nyari ibu! Gausah
Tanya Tanya aku lagi deh” jawab ayana dengan kesal. Ia langsung berlari menuju
ruang PMR di mana ruangan terusebut, adalah ruangan favoritnya. Di ruang itu,
ayana selalu berhasil membuat alasan pada petugas penjaga ruangan untuk tidur
di ruangan tersebut dengan alasan sakit. Padahal, diruang itu ia selalu bergurau
tentang kepergian ibunya. Akhirnya anin menemui alfy, fatya dan ify dikanting,
dan menceritakan yang sebenarnya terjadi pada ayana.
“kamu gimana sih nin, kita ga akan berhasil ngasih kejutan nih, sama
ayana!” kata ify dengan kesal. “yaudah, aku minta maaf deh!” jawab anin dengan
sedih telah berbuat salah. “pasti dia ada di ruangan PMR, untuk diem dan pastinya
ga akan ikut belajar dikelas deh!” kata alfy dengan yakin. Dihadapannya, ada
naufal, agung, dan Gabriel yang sedang asyik makan. Mereka nampaknya tidak
tahu kalau hari ini sahabat gadisnya ulang tahun. Di ruang PMR, ayana
mengingat masa indah bersama ibu, ia merasa lebih baik seperti ini daripada ikut
bejar di kelas. Ia menutup matanya sejenak, dan membayanghan kehadiran ibu di
depan matanya. Insan yang sangat ia kagumi hanyalah ibu. Bukan artis terkenal
atau tokoh kenegaraan. Maklumlah, setelah ayana pergi bersama kedua orang
tuanya ke Autralia, sejak itulah ia kehilangan figure seorang ibu yang ia cintai.
Delapan tahun sudah, sang ibu meninggalkan ayana, tanpa kabar. Ayahnya
mecoba untuk mencari, namun apa daya, semuanya tak berhasil.
Empat jam sudah ia berbarin di pembaringan ruang PMR. Waktunya pulang
kerumah, namun ayana masih malas bertemu teman temannya. Hingga jam 4 sore,
Ayana baru keluar dan pulang kerumah. Sudah biasa jika setibanya dirumah,
ayana selalu ditemani dengan sebuah piringan kaset tua. Yang masih bisa ia
gunakan untuk ia tonton, yang di tontonnya pun bukan film drama ataupun yang
lain. Hanya sebuah film kenangan bersama sang ibu dan ayahnya, ketika mereka
berlibur bersama dan untuk terakhir kalinya di Australia. Dalam film itu, ibunya
berpesan “gadisku, aku ibumu yang cinta padamu, takkan ku inginkan apapun
darimu. kecuali untuk kesuksesanmu dimasa depan! Aku mencintaimu sayang”.
Sebuah pesan yang teramat dalam untuk ayana. Kenangan yang sangat manis,
hanya ada didalam sebuah piringan kaset tua yang hanya ia miliki dari ibunya
terkecuali kerinduan yang amat mendalam. Ayana tak ingin berlarut larut dalam
rindu, ia segera masuk ke kamar dan mengambil sebuah buku berwarna cokelat
tua, bergambarkan surat dan sehelai bunga. Di dalamnya, ia menulis, „‟dear diary,..
di 5 sore ini, aku melihat senyum mentari yang tak lagi merekah seperti pagi tadi.
Mungkin, ia akan pulang ke peraduan. Ketika aku berjalan sepulang sekolah tadi,
aku ditemani bayanganku sendiri. Aku melihat bahwa bayangan itu, adalah gadis
cantik yang haus akan dahaga cinta sang ibu. Di 7 april ini, gadis itu masih
mencarinya, bisakah kau membantu gadis yang kehilangan ibunya itu?”. Curhat
ayana pada diary. Tak heran, jika dalam diary nya ia selalu menceritakan dirinya
sendiri dan seakan akan ia adalah orang lain. Di senja itu, ayana masih menunggu
kedatangan sang ayah. Ia menanti nanti kejutan apa yang akan di berikan sang
ayah padanya.
Ayana berdiri didepan pintu kamarnya, dan menunggu kedatangan ayah. Ia
berharap sang ayah dapat membawa pulang ibu kembali. Dari sisi pintu ke sisi
pintu, ayana mondar mandir menunggu kejutan dari sayng ayah. Namun sayang,
ketika ayah ayana belum pulang kerumah, ayana sudah menyerah dan malah
membaringkan tubuhnya diatas rumput ditaman, dibagian luar kamarnya.
Tangannya merentang, dan tatapannya lurus keatas. Sang mentari saudah pergi
menuju peraduan, meskipun sudah beribu kali ayana melihat sunset di taman,
sudah beribu kali pula ia menunggu hadirnya sang ibu dirumah. Sejak ibunya
pergi entah kemana, ayana tinggal berdua bersama ayahnya. Sedangkan sang
kakak Arthur, kini tinggal di asrama sekolah tempat ia menuntut ilmu di Thailand.
Arthur sangat berambisi ingin menjadi seorang pilot, untuk itu sang ayah
menyekolahkannya ke sekolah penerbangan terbaik di Asia, yaitu di Thailand.
Tapi, ayana tak begitu dekat dengan kakaknya, maklumlah sejak 5 tahun yang lalu
kakaknya sudah masuk ke sekolah penerbangan itu. Suasana dirumah semakin
sepi setelah hilangnya sang ibu 6 tahun yang lalu, dan lagi ditinggal Arthur untuk
sekolah sejak 5 tahun lalu. Hanya seorang ayah 45 tahun, yang tinggal
bersamanya.
Masih ditaman dihalaman kamarnya, ayana berbicara pada bintang dilangit.
“wahai bintang kavella dan vega, aku ingin bercerita padamu. Di 7 april ini, aku
menunggu kejutan teristimea dari ayah dan ibu. Namun tak ada satupun yang
sayang padaku. Bahkan ibu pergi dihari ulang tahunku saat kami merayakannya
berempat di singapore. Sekarang, aku hanya bisa merayakannya bersama
bayanganku sendiri, di senja tadi.” Tuturnya pada bintang dilangit. Tiba tiba,
ayana mendengar ketukkan pintu diluar rumahnya. “nampaknya itu ayah dan ibu!
Aku harus segera membukakan pintunya!” ayana langsung berlari kelantai bagian
bawah rumahnya, rumah yang begitu besar membuat ayana tergesa gesa karna
berlarian tak sabar untuk segera membuka pintu. Setibanya didepan pintu,
perlahan lahan ia membukanya. Ayana nampaknya penasaran dengan orang yang
ada diluar. Ketika ia membuka pintu.. “huuftt! Ku kira kamu itu siapa,caca.. caca..
bikin penasaran orang aja! Memangnya ada apa sih malam malam gini kamu
datang ? emangnya penting banget ya?” Tanya ayana “ ini kak, caca Cuma mau
ngasih kirimian ini dari tukang pos tadi siang. Karna tadi siang dirumah ini gak
ada siapa siapa, jadi tukang pos titip ini sama caca. Maklumlah rumah kita kan
hadapan” tutur caca pada ayana. Selembar kertas putih ia terima dari tangan caca.
“ini pasti surat dari ibu ca!” gumam ayana pada caca dengan senang hati. “coba
buka aja deh kak!” balas caca. Ayana langsung meninggalkan caca yang berdiri
didepan pintu rumahnya. Ayana kini duduk di sofa berwarna hitam, dan caca turut
mengikuti ayana dan duduk di sebelahnya. Ayana mulai membuka kertas tersebut.
„wah, ini beneran surat dari ibu ca!” kata ayana. Tanpa banyak bicara, ia langsung
membaca surat tersebut. Namun sayang, baru saja ayana membaca bagian tempat
dan tanggal surat, ia mulai mengerutkan keningnya. Dibacanya “ Bangkok, 5 april
2012.. dear adikku tercinta ayana..” “yah… ini surat dari mas dirga ca, bukan dari
ibu” dengan sedih ia berbicara. Caca membalasnya “sabar kak, ibu kakak mungkin
baik baik aja ko. Ga hanya kakak yang kangen sama ibu kakak. Ibu kakak dan mas
dirga juga kangen banget sama kaka” ayana melanjutkan bacaannya.
“adikku tersayang, apakabar ? selamat ualng tahun ayana. Kakak
merindukanmu, beserta kecupan dari ibu surat ini sampai untukmu. Bagaimana
keadaan ayah dan kucing peliharaan mu ? masihkah kamu lugu dan manja ?
maafkan kakakmu ini ay, aku juga bodoh yang hingga saat ini membiarkan ibu
kita pergi begitu saja. Ibu memang seakan ditelan waktu dan masa bahagia kita.
Aku juga sedih, yang rindu akan kalian semua dengan liburan kita di austrailia 7
tahun lalu. Mungkin ini pesan yang aku sampaikan untuk mu ay, aku tak punya
banyak uang untuk membeli kado. Harga barang disini mahal untuk kantong
pelajar seperti aku. Salam untuk ayah. Sampai jumpa… kecup manis untuk adik
tersayang ayana”. Ayana cukup tertegun dengan kerinduan sang kakak yang
mengirimkan surat untuknya, ia juga rindu paa kakaknya. Namun ayana lebih
rindu pada ibunya.
kini malam memang sudah benar benar gelap, seperti perasaan ayana
dihatinya. Caca yang menemani ayana diruang tamu, segera pulang karna hari
sudah malam. Kini tingallah ayana sendirian, tanpa sadar, ayah ayana belum
pulang hingga malam seperti ini. Namun ayana masih menggu sang ayah, yang
sibuk dengan pekerjaannya dikantor. „krriiiiinggg… kriiinnnggg….” Telepon rumah
ayana bordering kencang. Ayana mengangkatnya, dalam telepon tersebut ayana
yakin sekali jika suara yang ada di telepon pasti sang ayah, yang akan member
kabar kesibukannya. Benar saja, dalam telepon yang ayana angkat tersebut,
ayahnya berkata “ ayana, maaf ayah belum pulang, ayah sibuk dikantor. Mungkin
ayah akan pulang larut malam, atau mungkin ayah tidak bisa pulang mala ini.
Karna jika tuhan mengizinkan, ayah akan berangkat ke Singapore sekarang. Ada
pekerjaan penting yang harus ayah kerjakan” tutur sang ayah “tapi yah, aku
sendirian dirumah ? apa ayah yakin akan meninggalkan aku seorang diri di rumah
?” Tanya ayana. “ayana, bukankah kamu sudah biasa ditinggal ayah ke luar negeri
? ayah sedang sibuk! Ayah juga harus mencari uang banyak untuk biaya sekolah
kamu dan kakak. Jaga baik dirimu. Kalaupun sekarang tidak jadi berangkat, ayah
akan segera pulang dan berangkat besok pagi.” Tapi yahhhh….” Belum selesai
ayana berbicara, suara telepon yang sudah di tutup sang ayah sudah memotong
pembicaraan nya. “sendiriiii terus… apa aku memang harus tinggal sendiri ? tak
ada satupun yang sayang padaku!” kata ayana sambil berjalan menuju kamarnya
dilantai dua.
Ketika dikamar, ayana membaringkan asanya, dan merebahkan tubuhnya.
Ia terus melamun dengan keadaan keluarganya yang berantakan. “bagaimana
dengan sarapan besok ? darimana aku bisa jajan di sekolah besok ?” fikir ayana
sendirian. Ayana yang sekarang masih tetap sama dengan ayana kecil dulu,
sikapnya masih saja lugu dan manja. Jika tidak ada yang menyiapkan makanan
dirumah, maka ayana tidak akan pernah makan seharian. Kecuali jika ia berada
disekolah, ia pasti membeli makanan berat yang ia suka, sebagai pengganti
makanannya untuk dirumah. Kepalanya bersandar dibantal coklat kesayangannya.
Kasur yang hanya cukup digunakan untuk satu orang ini, memang salah satu
tempat favorit ayana melamun. Disebelah kirinya, ada dinding yang berwarna
cokelat yang tergntung foto ayana bersama kakak, ayah dan ibunya sewaktu
mereka merayakan ulang tahun ayana di Singapore dulu. Disebelah kanannya, ada
guling yang selalu ia peluk erat sebagai pengganti pelukan ia untuk ibunya. Tk
lupa, selimut ia tarik untuk menutupi tubuhnya agar hangat. Ayana mematikan
lampu, dan ia mulai menutup matanya. Hingga terlelap.
Hingga pagi tiba, pagi itu ayana tampak lelap dalam tidurnya. Hingga jam
weker yang ada disebelahnya bordering kencang dan menunjukan pukul 6.30 ia
masih belum saja bangun. Jam weker masih terus berbunyi hingga waktu
menunjukkan pukul 6.00 dan ayana pun mulai membukaa matanya. Dan seperti
biasa ia melirik jam wekernya dan melihat kalau jam sudah menunjukkan pukul
6.00. sontak ia terkejut, dan langsung berlari kebawah untuk mandi. Tanpa shalat
dan merebahkan tubuhnya, ayana tampak tergesa gesa pagi itu. “ayaaahhh… jika
kau ada disini, tampaknya aku takkan pernah mengalami hal seperti ini…”
mukanya tampak gelisah. Ia kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan,
tanpa lama lama mengambil keputusan, ayana mengambil sepotong roti berisi selai
kacang dan berlari menuju sekolah dengan buru buru. Ketika sampai digerbang,
ayana tampak memperlambat larinya, dan mulai berjalan pelan. Nampaknya ia
menunggu dirga yang menyapnya kemarin pagi. “mana ya?” “mana apanya ?
hayooo cari siapa nih ?” Tanya ifi yang baru saja datang dan memukul pundak
ayana. “ihh… enng… enggak kok! Apan sih?” jawab ayana dengan gugup. “ngaku
deh! Cari siapa sih? Cerita dong?” jawab ify sambil meliriknya. Ayana langsung
menarik lengan ify, dan mengajaknya ke belakang sekolah. Dibelakang sekolah,
ayana bercerita pada ify, bahwa ia penasaran dengan anak laki laki yang bernama
dirga itu. “oh, dirga anak kelas 12 itu! Bukannya dia itu idola semua anak anak
perempuan di sekolah ?” tutur ify pada ayana. “idola? Ah serius nih??” Tanya
ayana. “emangnya kenapa sih? Suka ya sama dia?” balas ify. “engga, aku tuh
heran. Dia bisa kenal sama aku, tapi aku ngga kenal dia”. Ayana tiba tiba pergi
meninggakan ify sendirian. Bukan masuk kedalam kelas, ayana malah bermain
piano diruang seni. Jemari cantiknya tampak lembut saat ia mulai memainkan
piano dengan lagu promise you. Lantunan dari suara piano tersebut sangat merdu,
dan membuat dirga yang ada diluar menjadi penasaran. Akhirnya, dirga masuk
keruang seni dan melihatnya. “eh kamu lagi! Ternyata kamu mahir main piano ya?
Aku sih bisanya main gitar dan drum. Bagaimana kalu kita buat grup ?” tutur
dirga pada ayana. “kamu ini siapa sih? Kakak kelas yang engga jelas ! sampai
sekarang, aku masih belum inget sama kamu yang katanya pernah jadi temen aku
waktu kecil” kata ayana pada dirga. “yasudah, maafkan aku jika sudah merusak
mood kamu untuk main piano. Nama ku dirga kelas 12. Nama kamu ayana kan ?
aku temennya alfy juga. Kamu pasti kenal sama dia” balas dirga. “oh jadi mau
kenalan gitu ? yaudah, berarti kita temen. Dan kamu gausah sok deket ya sama
aku. Pake ngaku ngaku jadi temen waktu kecil segala” “iya deh terserah! Aku ke
kelas dulu ya” balas dirga sambil pergi meninggalkan ayana sendirian diruang
seni. Ayana masih terus melanjutkan lagu promise you, yang sempat terhenti
dengan datangnya dirga masuk ke ruangan.
Bel berbunyi, waktunya jam pelajaran dimulai. Hari ini, matematika
menjadi awal pembuka pelajaran disekolah. Ayana segera berlari masuk ke kelas,
karna ia takut terlambat dan dimarahi guru. Logika matematika, menjadi materi
yang dipelajarinya hari ini. Nampaknya, ia mengerti dengan materi yang
disampaikan gurunya. Dengan semangat, ia mulai mengerjakan satu persatu soal
yang diberikan gurunya. “siapa yang duluan selesai mengerjakan soal. Dia boleh
meninggalkan kelas, dan bermain di taman atau jajan ke kantin” ujar guru
matematika pada murid dikelas. Ayana sangat semangat mengerjakan soal, dan ia
berhasil mengumpulkan soal paling pertama. Ia dibolehkan keluar kelas, dan bebas
ingin melakukan apasaja di lingkingan sekolah. Seperti biasa, ia kembali duduk di
kursi taman coklat yang agak rapuh, ia duduk sendirian. Ayana paling suka
tempat itu, karna tempat di kursi itu selalu ada angin yang sejuk yang
membuatnya merasa nyaman dan tenang. Lagi lagi, bisikan angin menerbangkan
beberapa helaian rambutnya yang hitam. Ia mulai menikati suasana taman.
Perlahan lahan ayana mulai mengayunkan kedua kakinya yang jenjang kedepan
dan kebelakang. Disetiap harinya ia pasti melakukan hal seperti itu. Dengan
seragam berwarna biru dengan ukiran batik hitam, anin dan ifi datang dan
menghampirinya. “kalian udah beres ? gampang kan ? gak sesulit dengan rasa
galau yang selalu kalian bilang!” kata ayana pada anin dan ify. “ ya lumayan lah…
kamu bisa aja deh! Kita ke kantin yu?” jawab anin. “iya nih aku lapar, capek mikir
terus dari tadi” lanjut ivu pada ayana dan anin.
Dikantin, mereka duduk bersama alfy dan fatya, walaupun alfy dan fatya
kakak kelas mereka, tapi mereka tetap dekat. Dalam perbincangan kelima gadis
itu, datang anak laki laki pengacau yaitu naufal. Logat bataknya membuat mereka
tampak tidak nyaman. “ hey, ayana kau ini bagaimana sih bukannya memberitahu
aku jawaban soal tadi. Kau malah pergi tinggalkan kami. Kau memang tidak
solider” kata naufal pada ayana, yang duduk disebelah fathya. “ kamu gimana sih ?
solider itu bukan nyontek. Tapi berbagi dan bukan soal contek contekan” jawab
ayana dengan ketus pada naufal. “kamu datang, selalu aja buat kita hilang mood
untuk makan.!” Kata fatya pada naufal. “memangnya kenapa ? masih mending
hilang mood, daripada kau hilang nyawa hah ?” dengan jawaban yang sedikit aneh,
naufal pergi meninggalkan mereka.
Persahabatan tersebut tidak hanya pada 5 gadis tersebut, tapi kelima laki
laki yaitu naufal, Gabriel, agung, indra, dan dirga pun ikut bergabung untuk saling
sahabatan. Persahabat ke 10 anak muda termasuk ayana itu, membuat ayana lupa
akan ibu yang pergi meninggalkannya entah kemana. Setiap sepulang sekolah,
mereka selalu menghabiskan waktunya untuk bermain dirumah bersama. hari
demi hari, ayana lalui bersama ke 9 sahabatnya. Akhirnya tibalah hari perpisahan
sekolah, dimana dirga, agung, indra, alfy dan fatya telah lulus sekolah sma dan
meneruskannya untuk kuliah keluar negeri. Dirga yang pintar dengan music,
mendapat beasiswa dari salah satu universitas di Milan italia. Dirga berhasil
merebut piala dari lomba aransemen music tingkat asia dan memenangkannya,
alhasil ia berhasil sekolah di eropa. Fatya dan alfy yang pintar matematika,
berencana untuk kuliah di jepang. Indra, seorang atlet basket yang hitam manis
itu, memutuskan untuk sekolah di Australia dan agung ingin melanjutkan
kuliahnya di dubai. Dihari perpisahan itu, ayana sedih karna akan ditinggal
sahabatnya. “tinggallah kita berlima, sekarang apa yang akan kalian lakukan agar
kami bisa mengenang hari ini ?” jelas ayana pada sahabat sahabatnya. Semua
sahabat diam, karna mereka tak punya rencana apapun untuk merayakan
perpisahan.
Dirumah, ayana terus merasa kesepian. ayahnya yang selalu lupa dengan
dirinya membuat nya bertanya pada ayana “ kamu kenapa melamun terus ? sudah
ayah katakan berkali kali, jangan pernah mengingat ibu lagi. Ayah sudah bisa
melupakannya. Kenapa kamu tidak ?” dengan pertanyaan yang dilontarkan
ayahnya itu, sontak ingatan ayana tiba tiba berubah 360 derajat dan kembali ke
masa lalu. “bukan itu yang aku fikirkan! Jika ayah ingin aku melupakan ibu ?
kenapa ayah selalu menergu lamunanku dan bilang kalau aku melamun tentang
ibu. Bukan itu yah! “ ayana menjawab dengan suara yang sedikit melengking
ditelinga ayahnya dan membuat ayahnya terdiam. Ayana langsung berlari kemar,
dan menutup pintunya dengan suara yang kencang. ia bersandar dipintu
kamarnya, dan mulai teringat akan ibunya. Padahal ayana sudah lupa akan sang
ibu, tapi ayahnya selalu menegurnya tentang ibunya. Air matanya mulai keluar, ia
menangis dan menggigit bibirnya agar suara tangisannya tak terdengar siapapun.
Terisak isak ia menangis, matanya sangat lembab.ayana akhirnya memutuskan
untuk menghabiskan waktu di taman di depan kamarnya, ia mencoba menemui
senja dan mulai bercerita. “ wahai senja, kini kau datang padaku untuk kesekian
kalinya. Apakah kau tampak ceria hari ini ? jelas aku tidak! Aku sangat benci hari
ini. Sebagian sahabatku pergi, dan ayah membuatku ingat pada kenangan ibu “
untuk melepas kesendiriannya, ayana terus menikmati senja dan mencoba untuk
kembali melupakan ibunya. Tampak jelas terlihat, dua ekor burung asik terbang
dihadapan mentari yang akan kembali ke peraduan itu. “ wahai burung yang jauh
disana, aku tampak cemburu melihat kalian berdua terbang bersama dihadapan
mentari. Kapankah aku bisa terbang bersama seseorang yang membuatku merasa
bahagia ? aku serasa sedih hidup disini. Bawalah aku terbang kesurga, untuk
bertemu bidadari dan bercerita semua “ tutur ayana pada burung yang terbang
dilangit. Tampak suara handphone nya bedering, mungkin itu telepon dan salah
satu teman, atau bahkan sang kakak Arthur akan menghubunginya. “ hallo ini
siapa ?” kata ayana di perakapan tersebut. “ ya ay, ini aku dirga. Malam ini, aku
akan meayakan perpisahan kita dirumah. Kau dan sahabat yang lain harus
datang. Wajib!” tuuut tuuttt… telepon yang ayana angkat langsung diputus oleh
dirga. Semangatnya kembali membara, ia akan bertemu sahabatya lagi, ayana
segera ganti baju dan berkaca. Sesampainya dirumah dirga, ayana langsung
disambut oleh sang tuan rumah dirga. Ia langsung menemui para sahabatnya.
Merayakan sesuatu dirumah dirga memang membuat perut semua orang merasa
kenyang. Pantas saja, karna dirumah selalu tersedia makanan enak dan sngat
banyak. Setelah beberapa jam kemudia, ayah ayana datang untuk menjemputnya
pulang, dengan perut kenyang dan mata yang sedikit mengantuk ayana akhirnya
pulang dan meninggalkan sahabatnya.
Sesampainya dirumah, ayana segera ganti baju dan tidur, tak lupa ia
membereskan barang barang yang ia bawa di tas tadi. Nampaknya, ada sebuah
barang yang tak ia kenal masuk kedalam tasnya. Sebuah kado persegi terbungukus
dengan kertas berwarna biru ia buka. Ternyata didapatnya sebuah foto sketsa
wajah ibunya, ayana terkejut akan kado yang ada didalam tas nya. “ kado dari
siapa ini ? kenapa mereka tau soal aku dan ibu ?” kata ayana sambil terheran
heran melihat kado tersebut. Terselip dibalik foto tersebut, sebuah surat yang
bertuliskan “ dear sahabatku, bukan hanya kasih sayang ibu yang teramat dalam
yang engkau dapat. Ibumu telah pergi, aku rasa kau harus melupakannya. Kini,
kau mempunya 9 sahabat termasuk aku yang akan memberikan kasih sayang yang
sangat dlam untukmu. Tuhan telah tau kalau kau butuh seseorang untuk kau
sayangi. Kini ia telah member 9 anak anak cantik dan tampan yang siap
memberimu kasih sayang. Berbahagialah, walau aku akan pergi jauh! Yakinkanlah
jika kita akan bertemu 5 tahun lagi di amerika.” Surat itu membuat ayan berfikir
bahwa kasih sayang yang sempat hilang, sudah terbayar dengan 9 sahabat yang
baik hati padanya. “ ini pasti dari dirga. Aku harus menyimpan baik baik foto ini.”
Tutur ayana sambil memperhatikan foto.
**TAMAT**
SINOPSIS : Ayana yang hidup bersama ayah merindukan sosok sang ibu yang
pergi meninggalkannya. Dengan berbagai cara ia lakukan untuk melupakan
ibunya. Alhasil, tuhan memberikan 9 sahabat terbaiknya dan melalui sketsa foto
yang dirga berikan, ayana memulai hidup barunya dan berhasil melupakan ibunya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
Novi Indah
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
Rania Mondey
 
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssssCerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
Yudi Pujiadi
 

La actualidad más candente (19)

Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Bedah buku andy noya kisah hidupku-
Bedah buku andy noya  kisah hidupku-Bedah buku andy noya  kisah hidupku-
Bedah buku andy noya kisah hidupku-
 
Berdiri diatas impian
Berdiri diatas impianBerdiri diatas impian
Berdiri diatas impian
 
Drama 7 orang
Drama 7 orangDrama 7 orang
Drama 7 orang
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Cintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesirCintaku berlabuh di mesir
Cintaku berlabuh di mesir
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 
Cerpen Terbaru dan Terbaik 2013
Cerpen Terbaru dan Terbaik 2013Cerpen Terbaru dan Terbaik 2013
Cerpen Terbaru dan Terbaik 2013
 
Rasa ini
Rasa iniRasa ini
Rasa ini
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssssCerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
Cerita fantasi zia tugas tugassssssssssssssssssssssssss
 
Cinta pertama
Cinta pertamaCinta pertama
Cinta pertama
 
Alinalisis cerpen
Alinalisis cerpenAlinalisis cerpen
Alinalisis cerpen
 
Inggit oktaviani
Inggit oktavianiInggit oktaviani
Inggit oktaviani
 
Rinduku kenanganku
Rinduku kenangankuRinduku kenanganku
Rinduku kenanganku
 
Cerpen -our tale
Cerpen -our taleCerpen -our tale
Cerpen -our tale
 
Part 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonraPart 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonra
 

Destacado

Mundos virtuales
Mundos virtualesMundos virtuales
Mundos virtuales
Conchi_97
 
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokolvoip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
VOIP2DAY
 
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
vijaysrirams
 

Destacado (14)

Introduction to Action Research
Introduction to Action ResearchIntroduction to Action Research
Introduction to Action Research
 
Zen travels
Zen travelsZen travels
Zen travels
 
Mundos virtuales
Mundos virtualesMundos virtuales
Mundos virtuales
 
Autonomia de sujeto investigador 01
Autonomia de sujeto investigador 01Autonomia de sujeto investigador 01
Autonomia de sujeto investigador 01
 
MEDIA_MODEL_GENERIC
MEDIA_MODEL_GENERICMEDIA_MODEL_GENERIC
MEDIA_MODEL_GENERIC
 
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokolvoip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
voip2day 2012 - Asterisk update by Steve Sokol
 
Plast ukrayinsky_skautingmj
Plast  ukrayinsky_skautingmjPlast  ukrayinsky_skautingmj
Plast ukrayinsky_skautingmj
 
iMoroz - мобильное приложение для корпоративного Нового года
iMoroz - мобильное приложение для корпоративного Нового годаiMoroz - мобильное приложение для корпоративного Нового года
iMoroz - мобильное приложение для корпоративного Нового года
 
Parámetros de operación de la máquina
Parámetros de operación de la máquinaParámetros de operación de la máquina
Parámetros de operación de la máquina
 
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
307d791b 3343-2e10-f78a-e1d50c7cf89a
 
Clojure REPL or cluster deployment with Docker
Clojure REPL or cluster deployment with DockerClojure REPL or cluster deployment with Docker
Clojure REPL or cluster deployment with Docker
 
Natalia Galkina, CEO, Univers-Consulting
Natalia Galkina, CEO, Univers-ConsultingNatalia Galkina, CEO, Univers-Consulting
Natalia Galkina, CEO, Univers-Consulting
 
Bucureşti - Parisul Rasaritului
Bucureşti - Parisul RasarituluiBucureşti - Parisul Rasaritului
Bucureşti - Parisul Rasaritului
 
Innovación: el fruto, no el árbol
Innovación: el fruto, no el árbolInnovación: el fruto, no el árbol
Innovación: el fruto, no el árbol
 

Similar a cerpen Dibalik sketsa foto ibu

Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
Heni Handayani
 
Sepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta kuSepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta ku
Derizal Chandra
 

Similar a cerpen Dibalik sketsa foto ibu (20)

Cerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergiCerpen jangan pergi
Cerpen jangan pergi
 
Cerpen Jangan Pergi
Cerpen Jangan PergiCerpen Jangan Pergi
Cerpen Jangan Pergi
 
Ccccc
CccccCcccc
Ccccc
 
Cinta bersemi juga
Cinta bersemi jugaCinta bersemi juga
Cinta bersemi juga
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
 
Pantun
PantunPantun
Pantun
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
Andai Ku Bercinta Lagi
Andai Ku Bercinta LagiAndai Ku Bercinta Lagi
Andai Ku Bercinta Lagi
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Di balik tawa
Di balik tawaDi balik tawa
Di balik tawa
 
Orang pertama
Orang pertamaOrang pertama
Orang pertama
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Sepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta kuSepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta ku
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
 
Cinta jangan baru
Cinta jangan baruCinta jangan baru
Cinta jangan baru
 
cerpen Thank you
cerpen Thank you cerpen Thank you
cerpen Thank you
 
Sekolah ku
Sekolah kuSekolah ku
Sekolah ku
 

cerpen Dibalik sketsa foto ibu

  • 1. CERPEN : dibalik sketsa foto ibu Peran : ayana, pak yoga (ayah ayana), dirga, alfy, fatya, anin, ify, gabriel, indra, agung, naufal, Arthur. Selamat pagi cantik,.. sapa kehangatan mentari yang menyentuh lembutnya kulit putih ayana dan membuatnya terbangun dari pembaringan. Dengan pandangan yang masih sayup, matanya melirik kearah jam weker cokelat persegi itu. Jarum menunjukkan pukul lima lewat tujuh menit. Tak lupa ayana melakukan keebiasaannya setiap ia terbangun, ia selalu merebahkan tubuh mungilnya agar nyawa dalam tubuhnya membara lagi. Ayana langsung bergegas untuk membasuh tubuhnya dengan sebening air segar untuk mensucikan diri dan segera menghadap-Nya. Putih, sedikit kelabu.. ia gunakan mukena pemberian ibu tersayang sebelum nenek meninggalkan ayana. dalam doa ia bertutur.. “ ya tuhan, engkaulah yang perkasa tempat ku bertumpu, aku yang bodoh dan polos turut berterima kasih padaMu atas segala yang telah kau beri padaku, namun hanya satu yang ingin aku katakan pada Mu, tuhan, aku adalah gadis kecil 15 tahun yang menunggu pelukan ibu dihadapanku. Kini, aku menunggu rahmatMu, di kesunyian alam pagi beserta beningnya embun, aku ingin ibu hadir untukku..” dalam renungannya bersama tuhan, gerimis turun dari mata yang indah nan cantik. Ayana sungguh berharap sang ibu datang padanya, namun sayang tuhan belum mengabulkannya. Setelah shalat, ayana langsung bergegas mandi, walaupun kini lagi lagi tanpa, ibu yang memasak air hangat dan membuatkan sarapan untuknya. Ayana tetap tegar menjalani sketsa kehidupanya bersama ayah. Di dapur, pak
  • 2. Yoga ayah ayana sedang menyiapkan sarapan. Di setiap pagi sebelum ayana berangkat sekolah, pak yoga selalu menyempatkan waktunya untuk menaruh perhatian kepada sang gadis kesayangannya. Sarapan pagi pun dimulai, pagi ini ayana sarapan dengan telor ceplok kecap buatan ayahnya. Dalam bincang bincangnya bersama ayah, ayana masih juga mengharapkan peluk hangat sang ibu. Walau sang ayah kini sudah pasrah dengan menghilangnya ibu, tapi ayah selalu mendengarkan keinginan ayana untuk bertemu ibu. “ayana, anakku sayang, maafkan ayahmu ini nak,.. ayah lalai menjaga ibu. Kini ia pergi entah kemana dan sampai kapan” tutur sang ayah. Ayana bergurau dalam lamunannya “yah, tapi aku ingin sekali memeluk ibu, aku rindu padanya..” dengan gumam ayana, sang ayah langsung memerintahkan ayana untuk bergegas ke sekolah. “ayana berangkat ya ayah, aku mencintaimu. Assalamualaikum” jawab ayah “aku mencintaimu juga anakku, wa alaikum salam”. Ayana pun pergi ke sekolah dengan semangat. Dalam perjalanannya menuju sekolah, ayana selalu disambut sang mentari pagi yang selalu tersenyum untuknya. Pagi itu ayana sangat gembira, matanya yang indah tampak tertawa malu. “ayana..” teriak seorang anak laki laki yang kian mendekatinya.. “ kamu siapa? “ Tanya ayana dengan kebingungan. “aku Dirga,.. ingatkah ? aku adalah anak laki laki yang waktu itu menemanimu di pameran foto di Bandung, yaa sekitan 7 tahun lalu, aku masih sepuluh tahun dan 1kamu mungkin dibawah usiaku.. kami datang bersama ibu..” dalam lamunan ayana masih mengingat ingat 1
  • 3. masa ketika ia bertemu dengan anak laki laki itu dan ibu.. “ hey.. jangan melamun.. mungkin kau lupa ya.. sudahlah.. ayo cepat ke kelas bel sudah berbunyi tadi”. Dirga langsung berlari lari menuju ruang kelas dua belas. Namun ayana, masih melangakah perlahan lahan dan malah memikirkan siapa laki laki itu. Laki laki itu, mengingatkannya pada kisah ayana bersama sang ibu. Di kelas pun, fikirannya tak tertujuh pada pelajaran kimia yang paling dibencinya. Kali ini, ayana beruntung, bu Dena tak menegurnya untuk focus pada pelajaran, hanya saja mungkin ia takkan mengerti dengan materi yang bu Dena sampaikan di kelas. “kau kenapa ?” Tanya naufal dengan logat bataknya.. “hey, kau ini, aku bertanya kau diam saja.. ada apa kau ini ? jangan melamun lah.. tak ada gunanya. Malah nanti kau tersambar petir hah?” “maksud kamu apaan sih? Pake kesambar petir segala, pagi ini cerah, ga ada hujan, angin bahkan petir!” balas ayana. “sssttt..” si jutek bunga tampaknya sedikit menegur percakapan ayana dan naufal. Bunga memang selalu cemburu jika ada laki laki tampan yang berbicara dengan gadis lain. “teng… teng…” waktu jam pelajaran kimia usai. Semua murid di kelas mulai mengembalikan senyum manis mereka, setelah kebahagiaan mereka di renggut oleh mata pelajaran kimia. gabriel ketua kelas, bergegas untuk memanggil guru mata pelajaran seni budaya di ruang guru. Di kelas, siswa mulai bercanda gurau, asap asap yang keluar dari mulut anak anak dikelas, membuat suasana di ruangan ricuh dan panas. Ayana dan sahabatnya anin memutuskan untuk keluar kelas dan duduk di taman. Kayu berwarnya coklat tua yang agak rapuh, tampak kuat menahan beban ayana dan anin duduk. Bisikan angin segar meniupkan
  • 4. beberapa helaian rambut hitam sicantik ayana. Suasana dikelas masih tampak riuh, tampaknya guru mata pelajaran seni budaya tidak akan masuk ke kelas. Anin, sahabat yang ia sayang sejak beberapa tahun lalu, selalu setia menemani canda gurau ayana. Dengan iPod berwarna pink ia asik mendengarkan lagu favorit nya yaitu I have a dream dari westlife. Sedangkan ayana, tampak matanya tak mau diam bergerak ke sana kemari melihat situasi sekolah. Dalam tatapan ayana, disebarang kelasnya dirga muncul keluar dan menghampiri gabriel dan naufal yang duduk tidak jauh dari kursi taman yang ayana duduki. Mereka tampak kenal dekat, saling bercanda dan ejek ejekan. “hey, kamu tau gak itu siapa?” Tanya ayana pada anin, yang terus asyik mendengarkan music. “hey,.. aniiiiiiin” teriak ayana di telinga anin dengan kesal. “kamu apaan sih? Teriak sembarangan. Emang nya ada apa?” jutek anin. “aku Cuma mau tanyaaa” gumam ayana sambil melepas headset yang ada di telinga sobatnya. “iya, Tanya apa ?” “dia itu siapa sih? Tuh yang duduk didepan kelas 12..” Tanya aya dengan kerutan wajah di keningnya. “oh itu, hhmmm.. siapa ya?” anin tampak kebingungan… “ia aku nanya malah balik nanya!! Gimana sih kamu ini. Makanya jangan dengerin music terus!” “emangnya kenapa, kalo aku terus dengerin music? Takut ga di perhatiin ya sama aku?” tutur anin. “bukan itu, kamu itu semakin lama keseringan dengerin music, tambah telmi tau gak?” ledek ayana. “idih, apaan sih.. enak aja. Aku itu telmi bukan gara gara musik tau nggak! Emang udah takdirnya aja begini..” jawab anin dengan mimic polos. “yee… disebut telmi malah ngaku!” kata ayana sambil pergi meninggalkan anin.
  • 5. Kini anin sendirian ditaman. Beberapa meter dari samping kanannya, tampak dirga dan kawannya agung menghampiri naufal dan gabriel. “oh, mungkin itu kali yang dia maksud. Ka Dirga… ngapain ya dia nanya nanya kakak kelas yang gak jelas itu” bisik anin dalam hati. “darrr.. kamu ngelamunin apaan sih? Cantik cantik jangan ngelamun terus dong!” gumam alfy yang baru saja datang dan menghampiri anin. “kak. Kak alfy kan satu kelas tuh sama si Dirga itu, kakak tau ngga sih dia itu siapanya ayana?” Tanya anin pada alfy. “oh, si dirga, kalo dikelas siih ngaku ngaku temennya ayana, tapi gak tau juga sih. Emang bener gitu ya? Alfi membalasnya pada anin. “ gak tau juga, justru tadi.. ayana nanya sama aku kalo dirga itu siapa.. aku kan bingung jawabnya..” kata anin dengan tatapan yang sangat polos. “yee.. makannya jangan telmi melulu.. “ ledek alfy. “idih, apaan sih.. semua orang bilang aku telmi melulu deh. Tau ah… masa bodo!” balas anin pada alfi. “yaudah, sekarang udah bel istirahat nih, gimana kalau kita kasih kejutan ulang tahun untuk ayana? “oh iya.. ide yang bagus tuh ka! Sekarang kan dia ulang tahun” . “yaudah, aku mau panggil fatya sama ifi dulu ya! Mereka udah siapin kejutan untuk ayana!” alfy berlari menuju kantin untuk memanggil ifi dan fatya, sedangkan anin, asyik mengajak ayana ngobrol. “ay, kamu inget ga sekarang itu hari apa?” Tanya anin. “ sekarang? Ya hari selasa lah..” “hah, selasa? Kamu ga inget apa ya?” “inget apaan sih? Ga usah bikin aku inget sama masa lalu deh. Kamu kaya yang gatau aku aja apa” balas ayana dengan cuek. “sekarang ini, hari ulang tahun kamu ayanaaa… gimana sih masa ga inget sama hari ulang tahun sendiri. Pantes aja, kamu ga inget kemana perginya ibu kamu, orang hari ulang
  • 6. tahun kamu aja ga inge!” jawab anin dengan ketus, yang membuat ayana kesal dan pergi ke ruang PMR. “kamu mau kemana? Gitu aja ko marah sih?” Tanya anin. “kamu bilang aku lupa kemana perginya ibu, sekarang aku mau nyari ibu! Gausah Tanya Tanya aku lagi deh” jawab ayana dengan kesal. Ia langsung berlari menuju ruang PMR di mana ruangan terusebut, adalah ruangan favoritnya. Di ruang itu, ayana selalu berhasil membuat alasan pada petugas penjaga ruangan untuk tidur di ruangan tersebut dengan alasan sakit. Padahal, diruang itu ia selalu bergurau tentang kepergian ibunya. Akhirnya anin menemui alfy, fatya dan ify dikanting, dan menceritakan yang sebenarnya terjadi pada ayana. “kamu gimana sih nin, kita ga akan berhasil ngasih kejutan nih, sama ayana!” kata ify dengan kesal. “yaudah, aku minta maaf deh!” jawab anin dengan sedih telah berbuat salah. “pasti dia ada di ruangan PMR, untuk diem dan pastinya ga akan ikut belajar dikelas deh!” kata alfy dengan yakin. Dihadapannya, ada naufal, agung, dan Gabriel yang sedang asyik makan. Mereka nampaknya tidak tahu kalau hari ini sahabat gadisnya ulang tahun. Di ruang PMR, ayana mengingat masa indah bersama ibu, ia merasa lebih baik seperti ini daripada ikut bejar di kelas. Ia menutup matanya sejenak, dan membayanghan kehadiran ibu di depan matanya. Insan yang sangat ia kagumi hanyalah ibu. Bukan artis terkenal atau tokoh kenegaraan. Maklumlah, setelah ayana pergi bersama kedua orang tuanya ke Autralia, sejak itulah ia kehilangan figure seorang ibu yang ia cintai. Delapan tahun sudah, sang ibu meninggalkan ayana, tanpa kabar. Ayahnya mecoba untuk mencari, namun apa daya, semuanya tak berhasil.
  • 7. Empat jam sudah ia berbarin di pembaringan ruang PMR. Waktunya pulang kerumah, namun ayana masih malas bertemu teman temannya. Hingga jam 4 sore, Ayana baru keluar dan pulang kerumah. Sudah biasa jika setibanya dirumah, ayana selalu ditemani dengan sebuah piringan kaset tua. Yang masih bisa ia gunakan untuk ia tonton, yang di tontonnya pun bukan film drama ataupun yang lain. Hanya sebuah film kenangan bersama sang ibu dan ayahnya, ketika mereka berlibur bersama dan untuk terakhir kalinya di Australia. Dalam film itu, ibunya berpesan “gadisku, aku ibumu yang cinta padamu, takkan ku inginkan apapun darimu. kecuali untuk kesuksesanmu dimasa depan! Aku mencintaimu sayang”. Sebuah pesan yang teramat dalam untuk ayana. Kenangan yang sangat manis, hanya ada didalam sebuah piringan kaset tua yang hanya ia miliki dari ibunya terkecuali kerinduan yang amat mendalam. Ayana tak ingin berlarut larut dalam rindu, ia segera masuk ke kamar dan mengambil sebuah buku berwarna cokelat tua, bergambarkan surat dan sehelai bunga. Di dalamnya, ia menulis, „‟dear diary,.. di 5 sore ini, aku melihat senyum mentari yang tak lagi merekah seperti pagi tadi. Mungkin, ia akan pulang ke peraduan. Ketika aku berjalan sepulang sekolah tadi, aku ditemani bayanganku sendiri. Aku melihat bahwa bayangan itu, adalah gadis cantik yang haus akan dahaga cinta sang ibu. Di 7 april ini, gadis itu masih mencarinya, bisakah kau membantu gadis yang kehilangan ibunya itu?”. Curhat ayana pada diary. Tak heran, jika dalam diary nya ia selalu menceritakan dirinya sendiri dan seakan akan ia adalah orang lain. Di senja itu, ayana masih menunggu
  • 8. kedatangan sang ayah. Ia menanti nanti kejutan apa yang akan di berikan sang ayah padanya. Ayana berdiri didepan pintu kamarnya, dan menunggu kedatangan ayah. Ia berharap sang ayah dapat membawa pulang ibu kembali. Dari sisi pintu ke sisi pintu, ayana mondar mandir menunggu kejutan dari sayng ayah. Namun sayang, ketika ayah ayana belum pulang kerumah, ayana sudah menyerah dan malah membaringkan tubuhnya diatas rumput ditaman, dibagian luar kamarnya. Tangannya merentang, dan tatapannya lurus keatas. Sang mentari saudah pergi menuju peraduan, meskipun sudah beribu kali ayana melihat sunset di taman, sudah beribu kali pula ia menunggu hadirnya sang ibu dirumah. Sejak ibunya pergi entah kemana, ayana tinggal berdua bersama ayahnya. Sedangkan sang kakak Arthur, kini tinggal di asrama sekolah tempat ia menuntut ilmu di Thailand. Arthur sangat berambisi ingin menjadi seorang pilot, untuk itu sang ayah menyekolahkannya ke sekolah penerbangan terbaik di Asia, yaitu di Thailand. Tapi, ayana tak begitu dekat dengan kakaknya, maklumlah sejak 5 tahun yang lalu kakaknya sudah masuk ke sekolah penerbangan itu. Suasana dirumah semakin sepi setelah hilangnya sang ibu 6 tahun yang lalu, dan lagi ditinggal Arthur untuk sekolah sejak 5 tahun lalu. Hanya seorang ayah 45 tahun, yang tinggal bersamanya. Masih ditaman dihalaman kamarnya, ayana berbicara pada bintang dilangit. “wahai bintang kavella dan vega, aku ingin bercerita padamu. Di 7 april ini, aku menunggu kejutan teristimea dari ayah dan ibu. Namun tak ada satupun yang
  • 9. sayang padaku. Bahkan ibu pergi dihari ulang tahunku saat kami merayakannya berempat di singapore. Sekarang, aku hanya bisa merayakannya bersama bayanganku sendiri, di senja tadi.” Tuturnya pada bintang dilangit. Tiba tiba, ayana mendengar ketukkan pintu diluar rumahnya. “nampaknya itu ayah dan ibu! Aku harus segera membukakan pintunya!” ayana langsung berlari kelantai bagian bawah rumahnya, rumah yang begitu besar membuat ayana tergesa gesa karna berlarian tak sabar untuk segera membuka pintu. Setibanya didepan pintu, perlahan lahan ia membukanya. Ayana nampaknya penasaran dengan orang yang ada diluar. Ketika ia membuka pintu.. “huuftt! Ku kira kamu itu siapa,caca.. caca.. bikin penasaran orang aja! Memangnya ada apa sih malam malam gini kamu datang ? emangnya penting banget ya?” Tanya ayana “ ini kak, caca Cuma mau ngasih kirimian ini dari tukang pos tadi siang. Karna tadi siang dirumah ini gak ada siapa siapa, jadi tukang pos titip ini sama caca. Maklumlah rumah kita kan hadapan” tutur caca pada ayana. Selembar kertas putih ia terima dari tangan caca. “ini pasti surat dari ibu ca!” gumam ayana pada caca dengan senang hati. “coba buka aja deh kak!” balas caca. Ayana langsung meninggalkan caca yang berdiri didepan pintu rumahnya. Ayana kini duduk di sofa berwarna hitam, dan caca turut mengikuti ayana dan duduk di sebelahnya. Ayana mulai membuka kertas tersebut. „wah, ini beneran surat dari ibu ca!” kata ayana. Tanpa banyak bicara, ia langsung membaca surat tersebut. Namun sayang, baru saja ayana membaca bagian tempat dan tanggal surat, ia mulai mengerutkan keningnya. Dibacanya “ Bangkok, 5 april 2012.. dear adikku tercinta ayana..” “yah… ini surat dari mas dirga ca, bukan dari
  • 10. ibu” dengan sedih ia berbicara. Caca membalasnya “sabar kak, ibu kakak mungkin baik baik aja ko. Ga hanya kakak yang kangen sama ibu kakak. Ibu kakak dan mas dirga juga kangen banget sama kaka” ayana melanjutkan bacaannya. “adikku tersayang, apakabar ? selamat ualng tahun ayana. Kakak merindukanmu, beserta kecupan dari ibu surat ini sampai untukmu. Bagaimana keadaan ayah dan kucing peliharaan mu ? masihkah kamu lugu dan manja ? maafkan kakakmu ini ay, aku juga bodoh yang hingga saat ini membiarkan ibu kita pergi begitu saja. Ibu memang seakan ditelan waktu dan masa bahagia kita. Aku juga sedih, yang rindu akan kalian semua dengan liburan kita di austrailia 7 tahun lalu. Mungkin ini pesan yang aku sampaikan untuk mu ay, aku tak punya banyak uang untuk membeli kado. Harga barang disini mahal untuk kantong pelajar seperti aku. Salam untuk ayah. Sampai jumpa… kecup manis untuk adik tersayang ayana”. Ayana cukup tertegun dengan kerinduan sang kakak yang mengirimkan surat untuknya, ia juga rindu paa kakaknya. Namun ayana lebih rindu pada ibunya. kini malam memang sudah benar benar gelap, seperti perasaan ayana dihatinya. Caca yang menemani ayana diruang tamu, segera pulang karna hari sudah malam. Kini tingallah ayana sendirian, tanpa sadar, ayah ayana belum pulang hingga malam seperti ini. Namun ayana masih menggu sang ayah, yang sibuk dengan pekerjaannya dikantor. „krriiiiinggg… kriiinnnggg….” Telepon rumah ayana bordering kencang. Ayana mengangkatnya, dalam telepon tersebut ayana yakin sekali jika suara yang ada di telepon pasti sang ayah, yang akan member
  • 11. kabar kesibukannya. Benar saja, dalam telepon yang ayana angkat tersebut, ayahnya berkata “ ayana, maaf ayah belum pulang, ayah sibuk dikantor. Mungkin ayah akan pulang larut malam, atau mungkin ayah tidak bisa pulang mala ini. Karna jika tuhan mengizinkan, ayah akan berangkat ke Singapore sekarang. Ada pekerjaan penting yang harus ayah kerjakan” tutur sang ayah “tapi yah, aku sendirian dirumah ? apa ayah yakin akan meninggalkan aku seorang diri di rumah ?” Tanya ayana. “ayana, bukankah kamu sudah biasa ditinggal ayah ke luar negeri ? ayah sedang sibuk! Ayah juga harus mencari uang banyak untuk biaya sekolah kamu dan kakak. Jaga baik dirimu. Kalaupun sekarang tidak jadi berangkat, ayah akan segera pulang dan berangkat besok pagi.” Tapi yahhhh….” Belum selesai ayana berbicara, suara telepon yang sudah di tutup sang ayah sudah memotong pembicaraan nya. “sendiriiii terus… apa aku memang harus tinggal sendiri ? tak ada satupun yang sayang padaku!” kata ayana sambil berjalan menuju kamarnya dilantai dua. Ketika dikamar, ayana membaringkan asanya, dan merebahkan tubuhnya. Ia terus melamun dengan keadaan keluarganya yang berantakan. “bagaimana dengan sarapan besok ? darimana aku bisa jajan di sekolah besok ?” fikir ayana sendirian. Ayana yang sekarang masih tetap sama dengan ayana kecil dulu, sikapnya masih saja lugu dan manja. Jika tidak ada yang menyiapkan makanan dirumah, maka ayana tidak akan pernah makan seharian. Kecuali jika ia berada disekolah, ia pasti membeli makanan berat yang ia suka, sebagai pengganti makanannya untuk dirumah. Kepalanya bersandar dibantal coklat kesayangannya.
  • 12. Kasur yang hanya cukup digunakan untuk satu orang ini, memang salah satu tempat favorit ayana melamun. Disebelah kirinya, ada dinding yang berwarna cokelat yang tergntung foto ayana bersama kakak, ayah dan ibunya sewaktu mereka merayakan ulang tahun ayana di Singapore dulu. Disebelah kanannya, ada guling yang selalu ia peluk erat sebagai pengganti pelukan ia untuk ibunya. Tk lupa, selimut ia tarik untuk menutupi tubuhnya agar hangat. Ayana mematikan lampu, dan ia mulai menutup matanya. Hingga terlelap. Hingga pagi tiba, pagi itu ayana tampak lelap dalam tidurnya. Hingga jam weker yang ada disebelahnya bordering kencang dan menunjukan pukul 6.30 ia masih belum saja bangun. Jam weker masih terus berbunyi hingga waktu menunjukkan pukul 6.00 dan ayana pun mulai membukaa matanya. Dan seperti biasa ia melirik jam wekernya dan melihat kalau jam sudah menunjukkan pukul 6.00. sontak ia terkejut, dan langsung berlari kebawah untuk mandi. Tanpa shalat dan merebahkan tubuhnya, ayana tampak tergesa gesa pagi itu. “ayaaahhh… jika kau ada disini, tampaknya aku takkan pernah mengalami hal seperti ini…” mukanya tampak gelisah. Ia kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan, tanpa lama lama mengambil keputusan, ayana mengambil sepotong roti berisi selai kacang dan berlari menuju sekolah dengan buru buru. Ketika sampai digerbang, ayana tampak memperlambat larinya, dan mulai berjalan pelan. Nampaknya ia menunggu dirga yang menyapnya kemarin pagi. “mana ya?” “mana apanya ? hayooo cari siapa nih ?” Tanya ifi yang baru saja datang dan memukul pundak ayana. “ihh… enng… enggak kok! Apan sih?” jawab ayana dengan gugup. “ngaku
  • 13. deh! Cari siapa sih? Cerita dong?” jawab ify sambil meliriknya. Ayana langsung menarik lengan ify, dan mengajaknya ke belakang sekolah. Dibelakang sekolah, ayana bercerita pada ify, bahwa ia penasaran dengan anak laki laki yang bernama dirga itu. “oh, dirga anak kelas 12 itu! Bukannya dia itu idola semua anak anak perempuan di sekolah ?” tutur ify pada ayana. “idola? Ah serius nih??” Tanya ayana. “emangnya kenapa sih? Suka ya sama dia?” balas ify. “engga, aku tuh heran. Dia bisa kenal sama aku, tapi aku ngga kenal dia”. Ayana tiba tiba pergi meninggakan ify sendirian. Bukan masuk kedalam kelas, ayana malah bermain piano diruang seni. Jemari cantiknya tampak lembut saat ia mulai memainkan piano dengan lagu promise you. Lantunan dari suara piano tersebut sangat merdu, dan membuat dirga yang ada diluar menjadi penasaran. Akhirnya, dirga masuk keruang seni dan melihatnya. “eh kamu lagi! Ternyata kamu mahir main piano ya? Aku sih bisanya main gitar dan drum. Bagaimana kalu kita buat grup ?” tutur dirga pada ayana. “kamu ini siapa sih? Kakak kelas yang engga jelas ! sampai sekarang, aku masih belum inget sama kamu yang katanya pernah jadi temen aku waktu kecil” kata ayana pada dirga. “yasudah, maafkan aku jika sudah merusak mood kamu untuk main piano. Nama ku dirga kelas 12. Nama kamu ayana kan ? aku temennya alfy juga. Kamu pasti kenal sama dia” balas dirga. “oh jadi mau kenalan gitu ? yaudah, berarti kita temen. Dan kamu gausah sok deket ya sama aku. Pake ngaku ngaku jadi temen waktu kecil segala” “iya deh terserah! Aku ke kelas dulu ya” balas dirga sambil pergi meninggalkan ayana sendirian diruang
  • 14. seni. Ayana masih terus melanjutkan lagu promise you, yang sempat terhenti dengan datangnya dirga masuk ke ruangan. Bel berbunyi, waktunya jam pelajaran dimulai. Hari ini, matematika menjadi awal pembuka pelajaran disekolah. Ayana segera berlari masuk ke kelas, karna ia takut terlambat dan dimarahi guru. Logika matematika, menjadi materi yang dipelajarinya hari ini. Nampaknya, ia mengerti dengan materi yang disampaikan gurunya. Dengan semangat, ia mulai mengerjakan satu persatu soal yang diberikan gurunya. “siapa yang duluan selesai mengerjakan soal. Dia boleh meninggalkan kelas, dan bermain di taman atau jajan ke kantin” ujar guru matematika pada murid dikelas. Ayana sangat semangat mengerjakan soal, dan ia berhasil mengumpulkan soal paling pertama. Ia dibolehkan keluar kelas, dan bebas ingin melakukan apasaja di lingkingan sekolah. Seperti biasa, ia kembali duduk di kursi taman coklat yang agak rapuh, ia duduk sendirian. Ayana paling suka tempat itu, karna tempat di kursi itu selalu ada angin yang sejuk yang membuatnya merasa nyaman dan tenang. Lagi lagi, bisikan angin menerbangkan beberapa helaian rambutnya yang hitam. Ia mulai menikati suasana taman. Perlahan lahan ayana mulai mengayunkan kedua kakinya yang jenjang kedepan dan kebelakang. Disetiap harinya ia pasti melakukan hal seperti itu. Dengan seragam berwarna biru dengan ukiran batik hitam, anin dan ifi datang dan menghampirinya. “kalian udah beres ? gampang kan ? gak sesulit dengan rasa galau yang selalu kalian bilang!” kata ayana pada anin dan ify. “ ya lumayan lah…
  • 15. kamu bisa aja deh! Kita ke kantin yu?” jawab anin. “iya nih aku lapar, capek mikir terus dari tadi” lanjut ivu pada ayana dan anin. Dikantin, mereka duduk bersama alfy dan fatya, walaupun alfy dan fatya kakak kelas mereka, tapi mereka tetap dekat. Dalam perbincangan kelima gadis itu, datang anak laki laki pengacau yaitu naufal. Logat bataknya membuat mereka tampak tidak nyaman. “ hey, ayana kau ini bagaimana sih bukannya memberitahu aku jawaban soal tadi. Kau malah pergi tinggalkan kami. Kau memang tidak solider” kata naufal pada ayana, yang duduk disebelah fathya. “ kamu gimana sih ? solider itu bukan nyontek. Tapi berbagi dan bukan soal contek contekan” jawab ayana dengan ketus pada naufal. “kamu datang, selalu aja buat kita hilang mood untuk makan.!” Kata fatya pada naufal. “memangnya kenapa ? masih mending hilang mood, daripada kau hilang nyawa hah ?” dengan jawaban yang sedikit aneh, naufal pergi meninggalkan mereka. Persahabatan tersebut tidak hanya pada 5 gadis tersebut, tapi kelima laki laki yaitu naufal, Gabriel, agung, indra, dan dirga pun ikut bergabung untuk saling sahabatan. Persahabat ke 10 anak muda termasuk ayana itu, membuat ayana lupa akan ibu yang pergi meninggalkannya entah kemana. Setiap sepulang sekolah, mereka selalu menghabiskan waktunya untuk bermain dirumah bersama. hari demi hari, ayana lalui bersama ke 9 sahabatnya. Akhirnya tibalah hari perpisahan sekolah, dimana dirga, agung, indra, alfy dan fatya telah lulus sekolah sma dan meneruskannya untuk kuliah keluar negeri. Dirga yang pintar dengan music, mendapat beasiswa dari salah satu universitas di Milan italia. Dirga berhasil
  • 16. merebut piala dari lomba aransemen music tingkat asia dan memenangkannya, alhasil ia berhasil sekolah di eropa. Fatya dan alfy yang pintar matematika, berencana untuk kuliah di jepang. Indra, seorang atlet basket yang hitam manis itu, memutuskan untuk sekolah di Australia dan agung ingin melanjutkan kuliahnya di dubai. Dihari perpisahan itu, ayana sedih karna akan ditinggal sahabatnya. “tinggallah kita berlima, sekarang apa yang akan kalian lakukan agar kami bisa mengenang hari ini ?” jelas ayana pada sahabat sahabatnya. Semua sahabat diam, karna mereka tak punya rencana apapun untuk merayakan perpisahan. Dirumah, ayana terus merasa kesepian. ayahnya yang selalu lupa dengan dirinya membuat nya bertanya pada ayana “ kamu kenapa melamun terus ? sudah ayah katakan berkali kali, jangan pernah mengingat ibu lagi. Ayah sudah bisa melupakannya. Kenapa kamu tidak ?” dengan pertanyaan yang dilontarkan ayahnya itu, sontak ingatan ayana tiba tiba berubah 360 derajat dan kembali ke masa lalu. “bukan itu yang aku fikirkan! Jika ayah ingin aku melupakan ibu ? kenapa ayah selalu menergu lamunanku dan bilang kalau aku melamun tentang ibu. Bukan itu yah! “ ayana menjawab dengan suara yang sedikit melengking ditelinga ayahnya dan membuat ayahnya terdiam. Ayana langsung berlari kemar, dan menutup pintunya dengan suara yang kencang. ia bersandar dipintu kamarnya, dan mulai teringat akan ibunya. Padahal ayana sudah lupa akan sang ibu, tapi ayahnya selalu menegurnya tentang ibunya. Air matanya mulai keluar, ia menangis dan menggigit bibirnya agar suara tangisannya tak terdengar siapapun.
  • 17. Terisak isak ia menangis, matanya sangat lembab.ayana akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu di taman di depan kamarnya, ia mencoba menemui senja dan mulai bercerita. “ wahai senja, kini kau datang padaku untuk kesekian kalinya. Apakah kau tampak ceria hari ini ? jelas aku tidak! Aku sangat benci hari ini. Sebagian sahabatku pergi, dan ayah membuatku ingat pada kenangan ibu “ untuk melepas kesendiriannya, ayana terus menikmati senja dan mencoba untuk kembali melupakan ibunya. Tampak jelas terlihat, dua ekor burung asik terbang dihadapan mentari yang akan kembali ke peraduan itu. “ wahai burung yang jauh disana, aku tampak cemburu melihat kalian berdua terbang bersama dihadapan mentari. Kapankah aku bisa terbang bersama seseorang yang membuatku merasa bahagia ? aku serasa sedih hidup disini. Bawalah aku terbang kesurga, untuk bertemu bidadari dan bercerita semua “ tutur ayana pada burung yang terbang dilangit. Tampak suara handphone nya bedering, mungkin itu telepon dan salah satu teman, atau bahkan sang kakak Arthur akan menghubunginya. “ hallo ini siapa ?” kata ayana di perakapan tersebut. “ ya ay, ini aku dirga. Malam ini, aku akan meayakan perpisahan kita dirumah. Kau dan sahabat yang lain harus datang. Wajib!” tuuut tuuttt… telepon yang ayana angkat langsung diputus oleh dirga. Semangatnya kembali membara, ia akan bertemu sahabatya lagi, ayana segera ganti baju dan berkaca. Sesampainya dirumah dirga, ayana langsung disambut oleh sang tuan rumah dirga. Ia langsung menemui para sahabatnya. Merayakan sesuatu dirumah dirga memang membuat perut semua orang merasa kenyang. Pantas saja, karna dirumah selalu tersedia makanan enak dan sngat
  • 18. banyak. Setelah beberapa jam kemudia, ayah ayana datang untuk menjemputnya pulang, dengan perut kenyang dan mata yang sedikit mengantuk ayana akhirnya pulang dan meninggalkan sahabatnya. Sesampainya dirumah, ayana segera ganti baju dan tidur, tak lupa ia membereskan barang barang yang ia bawa di tas tadi. Nampaknya, ada sebuah barang yang tak ia kenal masuk kedalam tasnya. Sebuah kado persegi terbungukus dengan kertas berwarna biru ia buka. Ternyata didapatnya sebuah foto sketsa wajah ibunya, ayana terkejut akan kado yang ada didalam tas nya. “ kado dari siapa ini ? kenapa mereka tau soal aku dan ibu ?” kata ayana sambil terheran heran melihat kado tersebut. Terselip dibalik foto tersebut, sebuah surat yang bertuliskan “ dear sahabatku, bukan hanya kasih sayang ibu yang teramat dalam yang engkau dapat. Ibumu telah pergi, aku rasa kau harus melupakannya. Kini, kau mempunya 9 sahabat termasuk aku yang akan memberikan kasih sayang yang sangat dlam untukmu. Tuhan telah tau kalau kau butuh seseorang untuk kau sayangi. Kini ia telah member 9 anak anak cantik dan tampan yang siap memberimu kasih sayang. Berbahagialah, walau aku akan pergi jauh! Yakinkanlah jika kita akan bertemu 5 tahun lagi di amerika.” Surat itu membuat ayan berfikir bahwa kasih sayang yang sempat hilang, sudah terbayar dengan 9 sahabat yang baik hati padanya. “ ini pasti dari dirga. Aku harus menyimpan baik baik foto ini.” Tutur ayana sambil memperhatikan foto.
  • 19. **TAMAT** SINOPSIS : Ayana yang hidup bersama ayah merindukan sosok sang ibu yang pergi meninggalkannya. Dengan berbagai cara ia lakukan untuk melupakan ibunya. Alhasil, tuhan memberikan 9 sahabat terbaiknya dan melalui sketsa foto yang dirga berikan, ayana memulai hidup barunya dan berhasil melupakan ibunya.