SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176




  ASPEK-ASPEK PERPIPAAN YANG PENTING DALAM EVALUASI
   LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN PENDAHULUAN PLTN

Rahmat Edhi Harianto, Widia Lastana Istanto, Widi Laksmono, Tino Sawaldi Adi Nugroho

                     Staf Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir – BAPETEN
                                              Jl Gadjah mada


                                                 Abstrak
       ASPEK-ASPEK PERPIPAAN YANG PENTING DALAM EVALUASI LAPORAN ANALISIS
KESELAMATAN PENDAHULUAN PLTN. Dalam peraturan pemerintah nomor 43 Tahun 2006
disebutkan bahwa salah satu syarat teknis yang harus disampaikan dalam proses perizinan konstruksi
reaktor daya komersial (PLTN) adalah Laporan Analisis Keselamatan Pendahuluan (LAK-P), dimana pada
salah satu bab dari isi LAK-P mengenai karakteristik desain dari struktur, sistem, komponen, dan peralatan
sangat terkait dengan aspek perpipaan. Salah satu cara meningkatkan kompetensi evaluator dapat dilakukan
melalui on job training ke negara-negara pengoperasi PLTN. Makalah ini akan membahas materi-materi
yang harus disiapkan BAPETEN terkait pelaksanaan OJT konstruksi untuk aspek perpipaan.

Kata kunci: aspek perpipaan, laporan analisis keselamatan pendahuluan, evaluator


                                                 Abstract

       PIPING IMPORTANT ASPECTS FOR EVALUATION TO PRELIMINARY SAFETY ANALYSIS
REPORT FOR NUCLEAR POWER PLANTS . In government regulation no. 43 year 2006 it is mentioned
that one of technical requirement which should be applied on the construction licensing process for
commercial power reactor (NPPs) is preliminary safety analysis report. One of the aspects of preliminary
safety analysis report namely Design of Structures, Components, Equipment, and Systems related to piping
aspects. On the job training program at the countries operating NPP is one of the measures to improve
evaluator competence. This paper discuss materials training which should be prepared BAPETEN relating
construction OJT program for piping aspects.

Keywords: piping aspect, preliminary safety analysis report, evaluator



                                                         analisis yang perlu dilakukan untuk memastikan
PENDAHULUAN                                              bahwa sistem perpipaan pada kondisi operasi aman.
                                                         Sistem perpipaan harus mempunyai fleksibilitas
Dalam suatu sistem pembangkit tenaga listrik,
                                                         yang cukup sehingga ekspansi termal dan kontraksi
sistem perpipaan sangat penting sebagai media
                                                         atau pergerakan dari support dan titik persambungan
untuk mengalirkan fluida kerja dari suatu sistem
                                                         tidak akan menyebabkan :
komponen ke komponen lainnya. Pemanasan pipa
                                                         1. Kegagalan dari pipa atau support karena
tentu akan menimbulkan perpanjangan begitu pula
                                                              tekanan berlebih (overstress) maupun kelelahan
dengan pendinginan pipa akan menimbulkan
                                                              pada material (fatique).
perpendekan. Perpanjangan dan perpendekan inilah
                                                         2. Kebocoran pada sambungan
yang akan merupakan masalah fleksibilitas dan
                                                         3. Detrimental stresses atau distorsi pada pipa
tegangan. Oleh karena itu, fleksibilitas sistem
                                                              atau pada titik sambungan peralatan (contohnya
perpipaan merupakan salah satu hal penting dalam
                                                              pompa, bejana atau katup) yang dihasilkan
perhitungan dan perencanaan sistem perpipaan[1].              akibat gaya atau momen pada pipa.
Analisis fleksibilitas dan stress analisis merupakan

Rahmat E.H., dkk                                    53             STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
                                                                          SDM TEKNOLOGI NUKLIR
                                                                    YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
                                                                                     ISSN 1978-0176

     Tujuan analisis fleksibilitas diperlukan untuk        pemerintah yang fungsinya menurut UU No. 10
menganalisis setiap jalur perpipaan terutama jalur-        tahun 1997 tentang ketenaganukliran sebagai badan
jalur kritis dapat direncanakan secara aman                pengawas mempunyai tugas pokok melakukan
sehingga menghasilkan lay-out pipa yang tidak              inspeksi, menerbitkan izin dan menyusun peraturan
akan menghasilkan tegangan yang berbahaya atau             dalam kerangka menjamin keselamatan pekerja,
reaksi pada ujung pipa yang berbahaya.                     masyarakat maupun lingkungan hidup[3].
     Indonesia telah mempertimbangkan introduksi                Salah satu syarat sebuah badan pengawas agar
energi nuklir untuk diversifikasi energi agar dapat        dapat berfungsi secara efektif yaitu tersedianya
memenuhi permintaan kelistrikan yang keperluan             SDM profesional yang mempunyai kompetensi
makin meningkat begitu pesat terkait dengan                yang tinggi untuk melaksanakan pengawasan
semakin meningkatnya kebutuhan energi listrik              pemanfaatan tenaga nuklir terutama dalam
untuk keperluan rumah tangga dan industri-industri         mengevaluasi permohonan evaluasi Laporan
yang tumbuh berkembang cepat saat ini. Kebutuhan           Analisis Keselamatan Pendahuluan (LAK-P) PLTN
akan energi merupakan permasalahan global yang             yang merupakan salah satu persyaratan teknis pada
tidak dapat dihindarkan lagi. Permintaan terhadap          tahap konstruksi. BAPETEN melakukan penilaian
pasokan energi sedemikian berkembangnya                    teknis terhadap LAK-P yang disampaikan pemohon
sehingga memerlukan penanganan serius lebih                izin. Salah satu bab dari LAK-P ini adalah
lanjut. Menurut salah satu studi yang pernah               karakteristik desain dari struktur, sistem, komponen,
dilakukan di Indonesia, proyeksi permintaan energi         dan peralatan[4]. Secara umum bab yang dievaluasi
listik di Indonesia pada tahun 2026 akan mencapai          dari bab ini antara lain topik-topik mengenai
100 Gwe[2] (Gambar 1).                                     proteksi desain instalasi terhadap kegagalan pipa
                                                           terpostulasi dalam sistem fluida di luar
                                                           pengungkung, penentuan lokasi pecahnya dan efek
                                                           dinamik terkait dengan pecahnya pipa terpostulasi,
                                                           prosedur evaluasi bocor sebelum pecah (Leak-
                                                           Before-Break Evaluation Procedures), standar
                                                           ASME kelas 1, 2, dan 3 sistem perpipaan,
                                                           komponen perpipaan dan komponen pendukung
                                                           lainnya, sistem perpipaan kelas kode 1, 2, dan 3,
                                                           komponen perpipaan dan struktur pendukung
                                                           lainnya. Kompetensi dan pengetahuan dari
                                                           evaluator mengenai aspek perpipaan mutlak
                                                           dibutuhkan.
                                                                Tujuan makalah ini adalah memberikan
                                                           gambaran mengenai materi-materi terkait aspek
                                                           perpipaan yang perlu dipelajari evaluator
                                                           BAPETEN dalam mengevaluasi LAK-P PLTN
                                                           untuk aspek perpipaan.

                                                           PENYIAPAN EVALUATOR PERIZINAN PLTN
     Gambar 1. Grafik Proyeksi Permintaan Energi           Salah satu syarat sebuah badan pengawas agar dapat
  Listrik di Indonesia (kuliah pengantar teknologi         berfungsi secara efektif yaitu tersedianya SDM
  PLTN, As Natio Lasman – Kamanjaya, Magister              profesional yang mempunyai kompetensi yang
        Rekayasa Energi Nuklir ITB, 2008).                 tinggi     untuk      melaksanakan      pengawasan
                                                           pemanfaatan tenaga nuklir. Kompetensi adalah sikap
Terlepas dari pro dan kontra terhadap berdirinya           mental, kesiapan fisik dan perilaku seseorang dalam
PLTN di Indonesia, hal yang patut mendapat                 melaksanakan       tugas-tugasnya.    SDM      yang
apresiasi adalah keyakinan pemerintah untuk                profesional merupakan salah satu pilar utama dan
menggunakan opsi PLTN sebagai penyumbang                   sumber     kekuatan     bagi    BAPETEN       untuk
energi sebesar 5% bersama-sama dengan tenaga air,          mewujudkan hasil pengawasan yang berkualitas
biomassa, angin dan surya yang ditargetkan sampai          sesuai dengan amanah pengawasan untuk
pada tahun 2025, sebagaimana dinyatakan dalam              memastikan keselamatan dan keamanan seluruh
Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang                pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia bagi
Kebijakan Energi Nasional.                                 pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Oleh
    Menjawab tantangan terkini dari rencana                karena itu, SDM merupakan aset tak ternilai
berdirinya PLTN maka BAPETEN sebagai lembaga               sehingga     perencanaan,     pengembangan      dan


STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA                    54                                      Rahmat E.H., dkk
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

pembinaan SDM BAPETEN merupakan hal yang                 2.   Subbab 3.6.2. Prosedur Evaluasi Kebocoran
sangat perlu diperhatikan untuk menjamin hasil                Sebelum Pecah (Leak Before Break)
pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir tersebut
                                                         Secara umum pada bagian ini, evaluator harus
memenuhi kriteria keselamatan, keamanan dan
                                                         memahami kerusakan pipa terpostulasi yang
seifgards[5].
                                                         disebabkan oleh efek dinamik dasar desain mekanik,
     Salah satu upaya yang dapat dilakukan
                                                         mekanisme kegagalan pipa baik (langsung maupun
BAPETEN untuk meningkatkan kompetensi SDM
                                                         tidak langsung) dan sumber degradasi lain yang
adalah dengan mengirimkan sejumlah stafnya
                                                         mengancam integritas perpipaan dan analisis
dalam program On Job Training evaluasi perizinan
                                                         mekanisme retakan.
konstruksi PLTN yang mempelajari aspek
                                                              Secara lebih spesifik, evaluasi terhadap sistem
sipil/struktur, perpipaan, mekanik, material, dan
                                                         perpipaan reaktor daya untuk sepanjang umur
kimia ke sejumlah negara-negara yang telah
                                                         reaktor daya dibagi menjadi 3 bagian :
memiliki PLTN seperti Korea Selatan, Amerika
                                                         a. sistem perpipaan reaktor daya untuk sepanjang
Serikat dan Canada, fellowship IAEA, maupun
                                                              umur reaktor daya seperti pengaruh hentakan
kerjasama bilateral seperti Jepang.
                                                              air (water hammer), kerusakan yang
                                                              disebabkan creep, erosi, korosi, kelelahan
MATERI EVALUATOR               UNTUK        ASPEK
                                                              material (fatigue), kondisi lingkungan.
PERPIPAAN
                                                         b. mekanisme fracture secara deterministik dan
Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir               laju kebocoran :
sebagai direktorat yang bertugas melakukan evaluasi           i. faktor yang menentukan mutu awal
terhadap permohonan izin konstruksi telah membuat                  perpipaan dan upaya yang dilaksanakan
dan menyusun instruksi kerja LAK-P sebagai upaya                   untuk mempertahankan mutu tersebut.
dan antisipasi terhadap permohonan izin konstruksi            ii. metode deteksi kebocoran pendingin
PLTN. Referensi utama dari instruksi kerja ini                     reaktor untuk memastikan terdapat margin
bersumber dari Regulatory Guide 1.70, “Standard                    yang memadai pada wall flaw terpostulasi
Format and Content of Safety Analysis Reports for                  yang      digunakan       dalam    evaluasi
Nuclear Power Plants (LWR Edition)”, dan                           mekanisme retak deterministik.
NUREG-0800 (USNRC STANDARD REVIEW                             iii. mekanisme kegagalan tidak langsung
PLAN) Revision 3 - March 2007, Standard Review                     dalam LAK reaktor daya yang dapat
Plan for the Review of Safety Analysis Reports for                 menyebabkan pipa patah (rupture), terdiri
Nuclear Power Plants (LWR Edition), dan                            atas kejadian seismik, kelebihan tekanan
regulatory guide 1.206 yang diterbitkan oleh badan                 sistem yang akibat kecelakaan oleh ulah
pengawas amerika serikat (US-NRC)[6]. Aspek                        manusia, kebakaran, atau banjir yang
perpipaan dicakup dalam beberapa bagian                            menyebabkan sistem kendali elektrik dan
diantaranya pada bab 3. Desain struktur, komponen,                 mekanik          mengalami         kelainan
peralatan dan sistem, antara lain :                                (malfunction).
                                                              iv. misil dari peralatan, kerusakan dari
1.   Subbab 3.6.1. Desain Instalasi Untuk                          peralatan bergerak dan kegagalan SSK
     Proteksi    Terhadap    Kegagalan   Pipa                      yang berada di sekitar perpipaan yang
     Terpostulasi Dalam Sistem Fluida Di Luar                      dievaluasi.
     Pengungkung
                                                         3.   BRANCH TECHNICAL POSITION 3-3.
Seorang evaluator harus mempelajari desain                    Proteksi Terhadap Kegagalan Perpipaan
instalasi untuk proteksi terhadap kegagalan                   Terpostulasi Dalam Sistem Fluida Di Luar
perpipaan di luar pengungkung untuk menjamin                  Pengungkung
bahwa pengaruh lingkungan kegagalan tersebut
tidak akan menyebabkan kehilangan fungsi sistem          Materi yang harus dipelajari oleh evaluator adalah
terkait keselamatan yang dibutuhkan dan untuk            susunan instalasi, fitur desain, proteksi sistem dan
menjamin bahwa instalasi instalasi dapat padam           komponen yang penting terhadap kegagalan
secara selamat dalam kejadian kegagalan tersebut.        perpipaan terpostulasi dalam sistem fluida energi
Evaluasi juga mencakup perpipaan sistem fluida           tinggi dan energi sedang yang beroperasi selama
energi sedang dan energi tinggi yang terletak di luar    kondisi instalasi normal dan berlokasi di luar
pengungkung. Apabila sistem perpipaan menembus           pengungkung, serta analisis dan pengaruh kegagalan
pengungkung (kecuali untuk sistem air umpan              perpipaan terpostulasi.
tambahan), evaluasi mulai dengan katup isolasi di
luar pengungkung.


Rahmat E.H., dkk                                    55              STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
                                                                         SDM TEKNOLOGI NUKLIR
                                                                   YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
                                                                                    ISSN 1978-0176

4.   BRANCH TECHNICAL POSITION 3-4.                       lingkup pemodelan yang diberikan dalam IK bab
     Lokasi Pecahnya Pipa Terpostulasi Dalam              3.9.2 digunakan sebagai       pedoman untuk
     Perpipaan Sistem Fluida Di Dalam Dan Di              mengevaluasi teknik pemodelan perpipaan, antara
     Luar Pengungkung                                     lain : code komputer, model perpipaan dinamik,
                                                          program benchmark perpipaan dan kriteria
Materi yang harus dipelajari oleh evaluator antara
                                                          decoupling.
lain perpipaan sistem fluida energi tinggi, perpipaan
sistem fluida pada daerah penetrasi pengungkung,
tipe kerusakan (breaks) dan and kerusakan karena          6.1.2. Kriteria Analisis Tegangan Perpipaan
bocor dalam perpipaan sistem fluida, pecah pipa           Informasi yang diberikan dalam LAK terkait kriteria
longitudinal dan retak karena bocor.                      analisis tegangan perpipaan dievaluasi. Ruang
                                                          lingkup kriteria analisis tegangan perpipaan
                                                          diberikan dalam IK LAK bab 3.9.1, 3.9.2, dan 3.9.3
5.   Subbab 3.9.8. Inspeksi In-Service Berbasis           sebagai pedoman, antara lain : input seismic,
     Resiko                                               transien desain, kombinasi beban dan pembebanan,
                                                          nilai damping, kombinasi model respon, moda
Pada subbab ini, evaluator dituntut untuk menguasai       frekuensi tinggi, evaluasi kelelahan (fatigue) untuk
fungsi sistem instalasi yang tergantung pada              perpipaan kelas 1, 2, dan 3 kode ASME, osilasi
perpipaan yang mempengaruhi. Evaluator juga harus         termal dalam pipa yang terkoneksi ke sistem
mempelajari kajian, metode, code-code teknis yang         pendingin reaktor, stratifikasi termal, desain,
berlaku, pengalaman pengoperasian dan data                instalasi dan pengujian katup relief keselamatan,
industry serta data instalasi spesifik, temuan kajian     kemampuan fungsional, kombinasi pengaruh
keselamatan serta hasil analisis dan hasil penelitian     pergerakan anchor seismic dan inersia, batasan level
yang relevan terhadap perubahan inspeksi inservice        gempa dimana PLTN masih beroperasi (Operating
yang diajukan. Evaluator juga harus mengevaluasi          Basis Earthquake (OBE)) sebagai beban desain,
pengalaman spesifik instalasi dengan hasil program        Welded Attachments, damping model untuk struktur
evaluasi serta dapat mengkarakterisasi berkenaan          komposit, temperatur analisis termal, intersistem
dengan keefektifan inspeksi perpipaan sebelumnya          kecelakaan karena kehilangan air pendingin
dan kesalahan yang telah ditemukan.                       (LOCA), pengaruh lingkungan pada desain yang
                                                          lelah (fatigue)

6.   Subbab 3.12. Sistem Perpipaan, Komponen              6.1.3. Desain Pendukung Perpipaan
     Pipa Dan Komponen Penyangga Terkaitnya
                                                          Informasi yang disajikan dalam LAK terkait dengan
     Untuk Kelas 1, 2 Dan 3 Code ASME
                                                          metode, prosedur dan kriteria desain pendukung
Ruang lingkup evaluasi sistem perpipaan dan desain        perpipaan dievaluasi. Ruang lingkup untuk desain
pendukung dibagi dalam 4 bagian :                         pendukung perpipaan diberikan dalam IK LAK bab
                                                          3.9.3 sebagai pedoman, antara lain : code yang
6.1. Metode Analisis Perpipaan                            berlaku,     batasan-batasan   yang     dibolehkan
Informasi yang diberikan dalam LAK mengenai               (Jurisdictional Boundaries), kombinasi beban dan
metode analisis perpipaan untuk kategori 1 seismik,       pembebanan, Pipe Support Baseplate and Anchor
kategori 2, dan sistem tidak terkait keselamatan          Bolt Design, kegunaan penyerap energi dan batasan
dievaluasi. Ruang lingkup analisis sistem seismic         berhenti (Use of Energi Absorbers and Limit Stops),
diberikan dalam IK LAK bagian 3.9.2 sebagai               kegunaan snubbers, Seismic Self-Weight Excitation,
pedoman untuk mengevaluasi metode analisis                desain baja tahan karat tambahan, pertimbangan
perpipaan. Ruang lingkup khusus antara lain :             gaya friksi, pipe Support Gaps and Clearances,
metode analisis tegangan eksperimental, metode            kriteria pendukung jalur instrumentasi, batasan
spectrum respon model, respon metode gerakan              defleksi pipa.
pendukung independen-metode spectra, metode
sejarah waktu, metode analisis inelastic, metode          HASIL DAN PEMBAHASAN
perpipaan lubang kecil, interaksi seismic dan non-        Di dalam melakukan evaluasi perpipaan, evaluator
seismik (II/I), kategori I perpipaan, jalur dan kanal.    harus menentukan tegangan dan beban secara aktual
                                                          pada sistem perpipaan terhadap pengaruh operasi
6.1.1. Teknik Pemodelan Perpipaan                         (temperatur, tekanan), angin, gempa bumi, vibrasi
Informasi yang disajikan dalam LAK terkait dengan         akibat aliran fluida dua fase (two phase flow), dan
prosedur dan kriteria untuk memodelkan sistem             vibrasi dari mesin rotasi. Tegangan dan beban
perpipaan dan support perpipaan dievaluasi. Ruang         tersebut kemudian dibandingkan dengan batasan-


STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA                   56                                     Rahmat E.H., dkk
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

batasan minimum yang sudah ditetapkan dalam              B31.3 berlaku pada semua fluida termasuk bahan
Code dan standard Internasional, apabila tegangan        baku kimia; produk petroleum, gas, uap, udara dan
dan beban aktual yang terjadi melebihi batasan           air; refrigran, dan lain-lain.
minimumnya maka sistem perpipaan dinyatakan fail
(bermasalah), maka seorang evaluator harus mampu         3. ASME B31.7, Nuclear Power Plant Piping
melakukan analisis yang tepat agar sistem perpipaan      ASME B31.7 dan ASME Section III adalah Code
menjadi aman[7]. Tingkat keamanan sistem                 yang digunakan untuk merancang dan analisis
perpipaan tergantung pada fleksibilitas routing pipa     sistem perpipaan pembangkit listrik tenaga nuklir
dan pemilihan serta peletakkan support (penyangga)       (PLTN) untuk area kelas satu (reactor island dan
yang tepat dan benar.                                    turbine island), sedangkan untuk kelas dua dan kelas
     Pada prinsipnya evaluasi sistem perpipaan           tiga, yaitu area di luar reaktor dan turbine island dan
adalah sama antara PLTN dan analisis yang                area utility digunakan ASME Code B31.1 dan
dilakukan untuk pembangunan instalasi yang               B31.3
lainnya seperti PLTU maupun PLTG dan instalasi
lainnya, yaitu menjadikan sistem perpipaan dalam
batasan aman sebagaimana yang telah ditetapkan           KESIMPULAN
oleh Code, dan Standard Internasional, karena
                                                         BAPETEN sedang menyusun program OJT
dalam pembangunan PLTN diperlukan persyaratan
                                                         konstruksi PLTN untuk evaluator BAPETEN ke
yang sangat tinggi terutama pada material dan Code
yang     digunakan,      maka   lembaga      Nuklir      negara negara yang telah memiliki PLTN seperti
Internasional seperti IAEA maupun asosiasi standar       Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang serta
lainnya telah membuat regulasi yang harus diikuti        mempersiapkan materi pelatihan yang akan
oleh setiap evaluator untuk mengimplentasikan            dipelajari pada saat pelaksanaan OJT. Salah satu
dalam pekerjaan analisis maupun engineering              aspek yang akan dipelajari dalam pelaksanaan OJT
secara lengkap.                                          konstruksi PLTN adalah aspek perpipaan, dimana
     Dalam sistem perpipaan untuk keperluan              materi pelatihan untuk aspek ini diambil dari ASME
pembangkit listrik maupun sistem perpipaan untuk         dan       NUREG-0800 (USNRC STANDARD
keperluan pembangunan instalasi yang lainnya             REVIEW PLAN), Standard Review Plan for the
dimana pengoperasianya bekerja dalam kondisi             Review of Safety Analysis Reports for Nuclear
bertekanan, sehingga sistem harus diatur dalam           Power Plants (LWR Edition).
code yang sesuai sebagaimana yang dipersyaratkan
oleh regulasi atau client requirement sebagai
pemilik perusahaan atau pemilik pembangkit baik          DAFTAR PUSTAKA
swasta atau pemerintah. Code yang digunakan              1.   Astuti, Yusri Heni Nurwidi., Analisis
dalam sistem pipa bertekanan dikenal dengan                   Fleksibilitas Sistem Perpipaan Pada PLTU
ASME B31, dan ASME Section III untuk Nuclear                  LABUAN 300 MW Dengan Program
Plant Piping. Code ASME B31 ini terdiri dari                  CAESAR., Tesis, Jurusan Teknik Mesin,
beberapa serial antara lain :                                 Universitas Gadjah Mada, Indonesia (2008).
                                                         2.   As Natio Lasman dan Kamanjaya, Diktat
1. ASME B31.1, Power Piping                                   Kuliah Pengantar Teknologi PLTN, Magister
ASME B31.1 banyak digunakan untuk sistem                      Rekayasa Energi Nuklir, Institut Teknologi
perpipaan yang berkaitan dengan pembangkit                    Bandung, 2008.
tenaga, di dalam code ini juga mengatur persyaratan      3.   Undang-Undang No. 10 tahun 1997 tentang
minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi,         Ketenaganukliran.
pengetesan dan inspeksi dari sistem perpipaan            4.   Harianto, Rahmat Edhi, Laksmono, Widi, dan
pembangkit tenaga dan perangkat pendukungnya                  Nugroho, Tino Sawaldi Adi., Instruksi Kerja
untuk stasiun pembangkit listrik, industri, dan lain          Untuk Evaluasi Terhadap Laporan Analisis
sebagainya.                                                   Keselamatan Pendahuluan (LAK-P) Pada
                                                              PLTN tipe Reaktor Air Ringan, Seminar
2. ASME B31.3, Process Piping                                 Nasional Keselamatan Nuklir BAPETEN, 5
ASME B31.3 banyak digunakan untuk sistem                      Agustus 2010, Jakarta, ISSN 1412-3258
perpipaan yang berkaitan dengan proses area, di          5.   Astuti, Yusri Heni Nurwidi, Sudarto, Winarto,
dalam code tersebut juga mengatur persyaratan                 Besar,       Sulistyoningsih.,   Membangun
minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi,         Kompetensi Dan Motivasi SDM           Dalam
pengetesan dan inspeksi dari seluruh sistem                   Mewujudkan Efektivitas Program Pengawasan
perpipaan dalam pemrosesan dan handling dari zat              Tenaga Nuklir, SEMINAR NASIONAL V
kimia, petroleum dan sejenisnya. Persyaratan ASME

Rahmat E.H., dkk                                    57              STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
                                                                SDM TEKNOLOGI NUKLIR
                                                          YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
                                                                           ISSN 1978-0176

     SDM          TEKNOLOGI             NUKLIR,
     YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009, ISSN
     1978-0176.
6.   NUREG-0800        (USNRC        STANDARD
     REVIEW PLAN) Revision 3 - March 2007,
     Standard Review Plan for the Review of Safety
     Analysis Reports for Nuclear Power Plants
     (LWR Edition).
7.   Chamsudi, Achmad dan Santoso, Budi.,
     Mempersiapkan Tenaga Analisis Tegangan
     Sistem Perpipaan Untuk Menyongsong
     Pembangunan PLTN, SEMINAR NASIONAL
     V      SDM      TEKNOLOGI          NUKLIR,
     YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009, ISSN
     1978-0176.




STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA                   58                     Rahmat E.H., dkk

Más contenido relacionado

Similar a Aspek perpipaan yg penting dlm evaluasi lak pltn1 reh

Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Muri Solihin
 
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)Eko Supriyadi
 
Its undergraduate-14581-presentationpdf
Its undergraduate-14581-presentationpdfIts undergraduate-14581-presentationpdf
Its undergraduate-14581-presentationpdfAgus Witono
 
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidro
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidroBahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidro
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidroKhairil Anwar
 
JLJKLJKL
JLJKLJKLJLJKLJKL
JLJKLJKLAl Al
 
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELLAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELDudi Fathurohman
 
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Kk010   memasang proteksi pembangkitKk010   memasang proteksi pembangkit
Kk010 memasang proteksi pembangkitEko Supriyadi
 
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutriMaharani630881
 
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAugtiaji Awang Baskoro
 
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdfranialham1
 
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptxPERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptxCHAIRULNAZALULANSHAR
 
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfmateri tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfAhmadAndi16
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangBagus Bambang Riswandi
 

Similar a Aspek perpipaan yg penting dlm evaluasi lak pltn1 reh (20)

Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010
 
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)
Logam mesin maintenance and diagnostic electrical 18 (3)
 
Its undergraduate-14581-presentationpdf
Its undergraduate-14581-presentationpdfIts undergraduate-14581-presentationpdf
Its undergraduate-14581-presentationpdf
 
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidro
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidroBahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidro
Bahan bacaan pendalaman materi teknik energi hidro
 
JLJKLJKL
JLJKLJKLJLJKLJKL
JLJKLJKL
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
design for operational feasibility
design for operational feasibilitydesign for operational feasibility
design for operational feasibility
 
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELLAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
 
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Kk010   memasang proteksi pembangkitKk010   memasang proteksi pembangkit
Kk010 memasang proteksi pembangkit
 
Coba 2 sk
Coba 2 skCoba 2 sk
Coba 2 sk
 
Skp inspeksi plta
Skp inspeksi pltaSkp inspeksi plta
Skp inspeksi plta
 
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
 
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
 
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf
6. RPS_Operasi Sistem Tenaga Listrik.docx.pdf
 
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptxPERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
PERTEMUAN 2 KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI.pptx
 
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfmateri tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Requirement Engineering
Requirement EngineeringRequirement Engineering
Requirement Engineering
 
636 1411-1-sm
636 1411-1-sm636 1411-1-sm
636 1411-1-sm
 

Aspek perpipaan yg penting dlm evaluasi lak pltn1 reh

  • 1. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 ASPEK-ASPEK PERPIPAAN YANG PENTING DALAM EVALUASI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN PENDAHULUAN PLTN Rahmat Edhi Harianto, Widia Lastana Istanto, Widi Laksmono, Tino Sawaldi Adi Nugroho Staf Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir – BAPETEN Jl Gadjah mada Abstrak ASPEK-ASPEK PERPIPAAN YANG PENTING DALAM EVALUASI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN PENDAHULUAN PLTN. Dalam peraturan pemerintah nomor 43 Tahun 2006 disebutkan bahwa salah satu syarat teknis yang harus disampaikan dalam proses perizinan konstruksi reaktor daya komersial (PLTN) adalah Laporan Analisis Keselamatan Pendahuluan (LAK-P), dimana pada salah satu bab dari isi LAK-P mengenai karakteristik desain dari struktur, sistem, komponen, dan peralatan sangat terkait dengan aspek perpipaan. Salah satu cara meningkatkan kompetensi evaluator dapat dilakukan melalui on job training ke negara-negara pengoperasi PLTN. Makalah ini akan membahas materi-materi yang harus disiapkan BAPETEN terkait pelaksanaan OJT konstruksi untuk aspek perpipaan. Kata kunci: aspek perpipaan, laporan analisis keselamatan pendahuluan, evaluator Abstract PIPING IMPORTANT ASPECTS FOR EVALUATION TO PRELIMINARY SAFETY ANALYSIS REPORT FOR NUCLEAR POWER PLANTS . In government regulation no. 43 year 2006 it is mentioned that one of technical requirement which should be applied on the construction licensing process for commercial power reactor (NPPs) is preliminary safety analysis report. One of the aspects of preliminary safety analysis report namely Design of Structures, Components, Equipment, and Systems related to piping aspects. On the job training program at the countries operating NPP is one of the measures to improve evaluator competence. This paper discuss materials training which should be prepared BAPETEN relating construction OJT program for piping aspects. Keywords: piping aspect, preliminary safety analysis report, evaluator analisis yang perlu dilakukan untuk memastikan PENDAHULUAN bahwa sistem perpipaan pada kondisi operasi aman. Sistem perpipaan harus mempunyai fleksibilitas Dalam suatu sistem pembangkit tenaga listrik, yang cukup sehingga ekspansi termal dan kontraksi sistem perpipaan sangat penting sebagai media atau pergerakan dari support dan titik persambungan untuk mengalirkan fluida kerja dari suatu sistem tidak akan menyebabkan : komponen ke komponen lainnya. Pemanasan pipa 1. Kegagalan dari pipa atau support karena tentu akan menimbulkan perpanjangan begitu pula tekanan berlebih (overstress) maupun kelelahan dengan pendinginan pipa akan menimbulkan pada material (fatique). perpendekan. Perpanjangan dan perpendekan inilah 2. Kebocoran pada sambungan yang akan merupakan masalah fleksibilitas dan 3. Detrimental stresses atau distorsi pada pipa tegangan. Oleh karena itu, fleksibilitas sistem atau pada titik sambungan peralatan (contohnya perpipaan merupakan salah satu hal penting dalam pompa, bejana atau katup) yang dihasilkan perhitungan dan perencanaan sistem perpipaan[1]. akibat gaya atau momen pada pipa. Analisis fleksibilitas dan stress analisis merupakan Rahmat E.H., dkk 53 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
  • 2. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Tujuan analisis fleksibilitas diperlukan untuk pemerintah yang fungsinya menurut UU No. 10 menganalisis setiap jalur perpipaan terutama jalur- tahun 1997 tentang ketenaganukliran sebagai badan jalur kritis dapat direncanakan secara aman pengawas mempunyai tugas pokok melakukan sehingga menghasilkan lay-out pipa yang tidak inspeksi, menerbitkan izin dan menyusun peraturan akan menghasilkan tegangan yang berbahaya atau dalam kerangka menjamin keselamatan pekerja, reaksi pada ujung pipa yang berbahaya. masyarakat maupun lingkungan hidup[3]. Indonesia telah mempertimbangkan introduksi Salah satu syarat sebuah badan pengawas agar energi nuklir untuk diversifikasi energi agar dapat dapat berfungsi secara efektif yaitu tersedianya memenuhi permintaan kelistrikan yang keperluan SDM profesional yang mempunyai kompetensi makin meningkat begitu pesat terkait dengan yang tinggi untuk melaksanakan pengawasan semakin meningkatnya kebutuhan energi listrik pemanfaatan tenaga nuklir terutama dalam untuk keperluan rumah tangga dan industri-industri mengevaluasi permohonan evaluasi Laporan yang tumbuh berkembang cepat saat ini. Kebutuhan Analisis Keselamatan Pendahuluan (LAK-P) PLTN akan energi merupakan permasalahan global yang yang merupakan salah satu persyaratan teknis pada tidak dapat dihindarkan lagi. Permintaan terhadap tahap konstruksi. BAPETEN melakukan penilaian pasokan energi sedemikian berkembangnya teknis terhadap LAK-P yang disampaikan pemohon sehingga memerlukan penanganan serius lebih izin. Salah satu bab dari LAK-P ini adalah lanjut. Menurut salah satu studi yang pernah karakteristik desain dari struktur, sistem, komponen, dilakukan di Indonesia, proyeksi permintaan energi dan peralatan[4]. Secara umum bab yang dievaluasi listik di Indonesia pada tahun 2026 akan mencapai dari bab ini antara lain topik-topik mengenai 100 Gwe[2] (Gambar 1). proteksi desain instalasi terhadap kegagalan pipa terpostulasi dalam sistem fluida di luar pengungkung, penentuan lokasi pecahnya dan efek dinamik terkait dengan pecahnya pipa terpostulasi, prosedur evaluasi bocor sebelum pecah (Leak- Before-Break Evaluation Procedures), standar ASME kelas 1, 2, dan 3 sistem perpipaan, komponen perpipaan dan komponen pendukung lainnya, sistem perpipaan kelas kode 1, 2, dan 3, komponen perpipaan dan struktur pendukung lainnya. Kompetensi dan pengetahuan dari evaluator mengenai aspek perpipaan mutlak dibutuhkan. Tujuan makalah ini adalah memberikan gambaran mengenai materi-materi terkait aspek perpipaan yang perlu dipelajari evaluator BAPETEN dalam mengevaluasi LAK-P PLTN untuk aspek perpipaan. PENYIAPAN EVALUATOR PERIZINAN PLTN Gambar 1. Grafik Proyeksi Permintaan Energi Salah satu syarat sebuah badan pengawas agar dapat Listrik di Indonesia (kuliah pengantar teknologi berfungsi secara efektif yaitu tersedianya SDM PLTN, As Natio Lasman – Kamanjaya, Magister profesional yang mempunyai kompetensi yang Rekayasa Energi Nuklir ITB, 2008). tinggi untuk melaksanakan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir. Kompetensi adalah sikap Terlepas dari pro dan kontra terhadap berdirinya mental, kesiapan fisik dan perilaku seseorang dalam PLTN di Indonesia, hal yang patut mendapat melaksanakan tugas-tugasnya. SDM yang apresiasi adalah keyakinan pemerintah untuk profesional merupakan salah satu pilar utama dan menggunakan opsi PLTN sebagai penyumbang sumber kekuatan bagi BAPETEN untuk energi sebesar 5% bersama-sama dengan tenaga air, mewujudkan hasil pengawasan yang berkualitas biomassa, angin dan surya yang ditargetkan sampai sesuai dengan amanah pengawasan untuk pada tahun 2025, sebagaimana dinyatakan dalam memastikan keselamatan dan keamanan seluruh Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia bagi Kebijakan Energi Nasional. pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Oleh Menjawab tantangan terkini dari rencana karena itu, SDM merupakan aset tak ternilai berdirinya PLTN maka BAPETEN sebagai lembaga sehingga perencanaan, pengembangan dan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 54 Rahmat E.H., dkk
  • 3. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 pembinaan SDM BAPETEN merupakan hal yang 2. Subbab 3.6.2. Prosedur Evaluasi Kebocoran sangat perlu diperhatikan untuk menjamin hasil Sebelum Pecah (Leak Before Break) pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir tersebut Secara umum pada bagian ini, evaluator harus memenuhi kriteria keselamatan, keamanan dan memahami kerusakan pipa terpostulasi yang seifgards[5]. disebabkan oleh efek dinamik dasar desain mekanik, Salah satu upaya yang dapat dilakukan mekanisme kegagalan pipa baik (langsung maupun BAPETEN untuk meningkatkan kompetensi SDM tidak langsung) dan sumber degradasi lain yang adalah dengan mengirimkan sejumlah stafnya mengancam integritas perpipaan dan analisis dalam program On Job Training evaluasi perizinan mekanisme retakan. konstruksi PLTN yang mempelajari aspek Secara lebih spesifik, evaluasi terhadap sistem sipil/struktur, perpipaan, mekanik, material, dan perpipaan reaktor daya untuk sepanjang umur kimia ke sejumlah negara-negara yang telah reaktor daya dibagi menjadi 3 bagian : memiliki PLTN seperti Korea Selatan, Amerika a. sistem perpipaan reaktor daya untuk sepanjang Serikat dan Canada, fellowship IAEA, maupun umur reaktor daya seperti pengaruh hentakan kerjasama bilateral seperti Jepang. air (water hammer), kerusakan yang disebabkan creep, erosi, korosi, kelelahan MATERI EVALUATOR UNTUK ASPEK material (fatigue), kondisi lingkungan. PERPIPAAN b. mekanisme fracture secara deterministik dan Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir laju kebocoran : sebagai direktorat yang bertugas melakukan evaluasi i. faktor yang menentukan mutu awal terhadap permohonan izin konstruksi telah membuat perpipaan dan upaya yang dilaksanakan dan menyusun instruksi kerja LAK-P sebagai upaya untuk mempertahankan mutu tersebut. dan antisipasi terhadap permohonan izin konstruksi ii. metode deteksi kebocoran pendingin PLTN. Referensi utama dari instruksi kerja ini reaktor untuk memastikan terdapat margin bersumber dari Regulatory Guide 1.70, “Standard yang memadai pada wall flaw terpostulasi Format and Content of Safety Analysis Reports for yang digunakan dalam evaluasi Nuclear Power Plants (LWR Edition)”, dan mekanisme retak deterministik. NUREG-0800 (USNRC STANDARD REVIEW iii. mekanisme kegagalan tidak langsung PLAN) Revision 3 - March 2007, Standard Review dalam LAK reaktor daya yang dapat Plan for the Review of Safety Analysis Reports for menyebabkan pipa patah (rupture), terdiri Nuclear Power Plants (LWR Edition), dan atas kejadian seismik, kelebihan tekanan regulatory guide 1.206 yang diterbitkan oleh badan sistem yang akibat kecelakaan oleh ulah pengawas amerika serikat (US-NRC)[6]. Aspek manusia, kebakaran, atau banjir yang perpipaan dicakup dalam beberapa bagian menyebabkan sistem kendali elektrik dan diantaranya pada bab 3. Desain struktur, komponen, mekanik mengalami kelainan peralatan dan sistem, antara lain : (malfunction). iv. misil dari peralatan, kerusakan dari 1. Subbab 3.6.1. Desain Instalasi Untuk peralatan bergerak dan kegagalan SSK Proteksi Terhadap Kegagalan Pipa yang berada di sekitar perpipaan yang Terpostulasi Dalam Sistem Fluida Di Luar dievaluasi. Pengungkung 3. BRANCH TECHNICAL POSITION 3-3. Seorang evaluator harus mempelajari desain Proteksi Terhadap Kegagalan Perpipaan instalasi untuk proteksi terhadap kegagalan Terpostulasi Dalam Sistem Fluida Di Luar perpipaan di luar pengungkung untuk menjamin Pengungkung bahwa pengaruh lingkungan kegagalan tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan fungsi sistem Materi yang harus dipelajari oleh evaluator adalah terkait keselamatan yang dibutuhkan dan untuk susunan instalasi, fitur desain, proteksi sistem dan menjamin bahwa instalasi instalasi dapat padam komponen yang penting terhadap kegagalan secara selamat dalam kejadian kegagalan tersebut. perpipaan terpostulasi dalam sistem fluida energi Evaluasi juga mencakup perpipaan sistem fluida tinggi dan energi sedang yang beroperasi selama energi sedang dan energi tinggi yang terletak di luar kondisi instalasi normal dan berlokasi di luar pengungkung. Apabila sistem perpipaan menembus pengungkung, serta analisis dan pengaruh kegagalan pengungkung (kecuali untuk sistem air umpan perpipaan terpostulasi. tambahan), evaluasi mulai dengan katup isolasi di luar pengungkung. Rahmat E.H., dkk 55 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
  • 4. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 4. BRANCH TECHNICAL POSITION 3-4. lingkup pemodelan yang diberikan dalam IK bab Lokasi Pecahnya Pipa Terpostulasi Dalam 3.9.2 digunakan sebagai pedoman untuk Perpipaan Sistem Fluida Di Dalam Dan Di mengevaluasi teknik pemodelan perpipaan, antara Luar Pengungkung lain : code komputer, model perpipaan dinamik, program benchmark perpipaan dan kriteria Materi yang harus dipelajari oleh evaluator antara decoupling. lain perpipaan sistem fluida energi tinggi, perpipaan sistem fluida pada daerah penetrasi pengungkung, tipe kerusakan (breaks) dan and kerusakan karena 6.1.2. Kriteria Analisis Tegangan Perpipaan bocor dalam perpipaan sistem fluida, pecah pipa Informasi yang diberikan dalam LAK terkait kriteria longitudinal dan retak karena bocor. analisis tegangan perpipaan dievaluasi. Ruang lingkup kriteria analisis tegangan perpipaan diberikan dalam IK LAK bab 3.9.1, 3.9.2, dan 3.9.3 5. Subbab 3.9.8. Inspeksi In-Service Berbasis sebagai pedoman, antara lain : input seismic, Resiko transien desain, kombinasi beban dan pembebanan, nilai damping, kombinasi model respon, moda Pada subbab ini, evaluator dituntut untuk menguasai frekuensi tinggi, evaluasi kelelahan (fatigue) untuk fungsi sistem instalasi yang tergantung pada perpipaan kelas 1, 2, dan 3 kode ASME, osilasi perpipaan yang mempengaruhi. Evaluator juga harus termal dalam pipa yang terkoneksi ke sistem mempelajari kajian, metode, code-code teknis yang pendingin reaktor, stratifikasi termal, desain, berlaku, pengalaman pengoperasian dan data instalasi dan pengujian katup relief keselamatan, industry serta data instalasi spesifik, temuan kajian kemampuan fungsional, kombinasi pengaruh keselamatan serta hasil analisis dan hasil penelitian pergerakan anchor seismic dan inersia, batasan level yang relevan terhadap perubahan inspeksi inservice gempa dimana PLTN masih beroperasi (Operating yang diajukan. Evaluator juga harus mengevaluasi Basis Earthquake (OBE)) sebagai beban desain, pengalaman spesifik instalasi dengan hasil program Welded Attachments, damping model untuk struktur evaluasi serta dapat mengkarakterisasi berkenaan komposit, temperatur analisis termal, intersistem dengan keefektifan inspeksi perpipaan sebelumnya kecelakaan karena kehilangan air pendingin dan kesalahan yang telah ditemukan. (LOCA), pengaruh lingkungan pada desain yang lelah (fatigue) 6. Subbab 3.12. Sistem Perpipaan, Komponen 6.1.3. Desain Pendukung Perpipaan Pipa Dan Komponen Penyangga Terkaitnya Informasi yang disajikan dalam LAK terkait dengan Untuk Kelas 1, 2 Dan 3 Code ASME metode, prosedur dan kriteria desain pendukung Ruang lingkup evaluasi sistem perpipaan dan desain perpipaan dievaluasi. Ruang lingkup untuk desain pendukung dibagi dalam 4 bagian : pendukung perpipaan diberikan dalam IK LAK bab 3.9.3 sebagai pedoman, antara lain : code yang 6.1. Metode Analisis Perpipaan berlaku, batasan-batasan yang dibolehkan Informasi yang diberikan dalam LAK mengenai (Jurisdictional Boundaries), kombinasi beban dan metode analisis perpipaan untuk kategori 1 seismik, pembebanan, Pipe Support Baseplate and Anchor kategori 2, dan sistem tidak terkait keselamatan Bolt Design, kegunaan penyerap energi dan batasan dievaluasi. Ruang lingkup analisis sistem seismic berhenti (Use of Energi Absorbers and Limit Stops), diberikan dalam IK LAK bagian 3.9.2 sebagai kegunaan snubbers, Seismic Self-Weight Excitation, pedoman untuk mengevaluasi metode analisis desain baja tahan karat tambahan, pertimbangan perpipaan. Ruang lingkup khusus antara lain : gaya friksi, pipe Support Gaps and Clearances, metode analisis tegangan eksperimental, metode kriteria pendukung jalur instrumentasi, batasan spectrum respon model, respon metode gerakan defleksi pipa. pendukung independen-metode spectra, metode sejarah waktu, metode analisis inelastic, metode HASIL DAN PEMBAHASAN perpipaan lubang kecil, interaksi seismic dan non- Di dalam melakukan evaluasi perpipaan, evaluator seismik (II/I), kategori I perpipaan, jalur dan kanal. harus menentukan tegangan dan beban secara aktual pada sistem perpipaan terhadap pengaruh operasi 6.1.1. Teknik Pemodelan Perpipaan (temperatur, tekanan), angin, gempa bumi, vibrasi Informasi yang disajikan dalam LAK terkait dengan akibat aliran fluida dua fase (two phase flow), dan prosedur dan kriteria untuk memodelkan sistem vibrasi dari mesin rotasi. Tegangan dan beban perpipaan dan support perpipaan dievaluasi. Ruang tersebut kemudian dibandingkan dengan batasan- STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 56 Rahmat E.H., dkk
  • 5. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 batasan minimum yang sudah ditetapkan dalam B31.3 berlaku pada semua fluida termasuk bahan Code dan standard Internasional, apabila tegangan baku kimia; produk petroleum, gas, uap, udara dan dan beban aktual yang terjadi melebihi batasan air; refrigran, dan lain-lain. minimumnya maka sistem perpipaan dinyatakan fail (bermasalah), maka seorang evaluator harus mampu 3. ASME B31.7, Nuclear Power Plant Piping melakukan analisis yang tepat agar sistem perpipaan ASME B31.7 dan ASME Section III adalah Code menjadi aman[7]. Tingkat keamanan sistem yang digunakan untuk merancang dan analisis perpipaan tergantung pada fleksibilitas routing pipa sistem perpipaan pembangkit listrik tenaga nuklir dan pemilihan serta peletakkan support (penyangga) (PLTN) untuk area kelas satu (reactor island dan yang tepat dan benar. turbine island), sedangkan untuk kelas dua dan kelas Pada prinsipnya evaluasi sistem perpipaan tiga, yaitu area di luar reaktor dan turbine island dan adalah sama antara PLTN dan analisis yang area utility digunakan ASME Code B31.1 dan dilakukan untuk pembangunan instalasi yang B31.3 lainnya seperti PLTU maupun PLTG dan instalasi lainnya, yaitu menjadikan sistem perpipaan dalam batasan aman sebagaimana yang telah ditetapkan KESIMPULAN oleh Code, dan Standard Internasional, karena BAPETEN sedang menyusun program OJT dalam pembangunan PLTN diperlukan persyaratan konstruksi PLTN untuk evaluator BAPETEN ke yang sangat tinggi terutama pada material dan Code yang digunakan, maka lembaga Nuklir negara negara yang telah memiliki PLTN seperti Internasional seperti IAEA maupun asosiasi standar Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang serta lainnya telah membuat regulasi yang harus diikuti mempersiapkan materi pelatihan yang akan oleh setiap evaluator untuk mengimplentasikan dipelajari pada saat pelaksanaan OJT. Salah satu dalam pekerjaan analisis maupun engineering aspek yang akan dipelajari dalam pelaksanaan OJT secara lengkap. konstruksi PLTN adalah aspek perpipaan, dimana Dalam sistem perpipaan untuk keperluan materi pelatihan untuk aspek ini diambil dari ASME pembangkit listrik maupun sistem perpipaan untuk dan NUREG-0800 (USNRC STANDARD keperluan pembangunan instalasi yang lainnya REVIEW PLAN), Standard Review Plan for the dimana pengoperasianya bekerja dalam kondisi Review of Safety Analysis Reports for Nuclear bertekanan, sehingga sistem harus diatur dalam Power Plants (LWR Edition). code yang sesuai sebagaimana yang dipersyaratkan oleh regulasi atau client requirement sebagai pemilik perusahaan atau pemilik pembangkit baik DAFTAR PUSTAKA swasta atau pemerintah. Code yang digunakan 1. Astuti, Yusri Heni Nurwidi., Analisis dalam sistem pipa bertekanan dikenal dengan Fleksibilitas Sistem Perpipaan Pada PLTU ASME B31, dan ASME Section III untuk Nuclear LABUAN 300 MW Dengan Program Plant Piping. Code ASME B31 ini terdiri dari CAESAR., Tesis, Jurusan Teknik Mesin, beberapa serial antara lain : Universitas Gadjah Mada, Indonesia (2008). 2. As Natio Lasman dan Kamanjaya, Diktat 1. ASME B31.1, Power Piping Kuliah Pengantar Teknologi PLTN, Magister ASME B31.1 banyak digunakan untuk sistem Rekayasa Energi Nuklir, Institut Teknologi perpipaan yang berkaitan dengan pembangkit Bandung, 2008. tenaga, di dalam code ini juga mengatur persyaratan 3. Undang-Undang No. 10 tahun 1997 tentang minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, Ketenaganukliran. pengetesan dan inspeksi dari sistem perpipaan 4. Harianto, Rahmat Edhi, Laksmono, Widi, dan pembangkit tenaga dan perangkat pendukungnya Nugroho, Tino Sawaldi Adi., Instruksi Kerja untuk stasiun pembangkit listrik, industri, dan lain Untuk Evaluasi Terhadap Laporan Analisis sebagainya. Keselamatan Pendahuluan (LAK-P) Pada PLTN tipe Reaktor Air Ringan, Seminar 2. ASME B31.3, Process Piping Nasional Keselamatan Nuklir BAPETEN, 5 ASME B31.3 banyak digunakan untuk sistem Agustus 2010, Jakarta, ISSN 1412-3258 perpipaan yang berkaitan dengan proses area, di 5. Astuti, Yusri Heni Nurwidi, Sudarto, Winarto, dalam code tersebut juga mengatur persyaratan Besar, Sulistyoningsih., Membangun minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, Kompetensi Dan Motivasi SDM Dalam pengetesan dan inspeksi dari seluruh sistem Mewujudkan Efektivitas Program Pengawasan perpipaan dalam pemrosesan dan handling dari zat Tenaga Nuklir, SEMINAR NASIONAL V kimia, petroleum dan sejenisnya. Persyaratan ASME Rahmat E.H., dkk 57 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
  • 6. SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 SDM TEKNOLOGI NUKLIR, YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009, ISSN 1978-0176. 6. NUREG-0800 (USNRC STANDARD REVIEW PLAN) Revision 3 - March 2007, Standard Review Plan for the Review of Safety Analysis Reports for Nuclear Power Plants (LWR Edition). 7. Chamsudi, Achmad dan Santoso, Budi., Mempersiapkan Tenaga Analisis Tegangan Sistem Perpipaan Untuk Menyongsong Pembangunan PLTN, SEMINAR NASIONAL V SDM TEKNOLOGI NUKLIR, YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009, ISSN 1978-0176. STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 58 Rahmat E.H., dkk