SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 132
DEPARTEMEN BIOKIMIA
     FK UNIMAL
        2010
Metabolisme Air
 Air  peranan penting.
 Tanpa air  †
 Peran: fisiologis dan biokimia, sebagai
  pelarut & transport utama 
  mendukung fungsi vital kehidupan.
 60-70% berat tubuh (dewasa)  air
   Dewasa : air ± 65-70% BB

   Bayi    : air ± 80% BB



            rawan dehidrasi

            rentan gangguan
            keseimbangan
            air dan elektrolit
Distribusi Air Tubuh Orang
Dewasa
•Cairan intrasel (30 – 40%)
•Cairan ekstrasel (20 – 25%)
  -15% intersisial (limfe, cairan jaringan)
  -5% intravaskuler (plasma)
  -Cairan transeluler (1 – 3%)
   Cairan transeluler: rongga sendi, rongga
    pleura, LCS, cairan dlm bola mata, cairan
    peritoneum
Komposisi Cairan Ekstrasel
 Komposisi  cairan ekstrasel pada
  umumnya sama dengan komposisi
  plasma, kecuali kandungan protein
  plasmanya.
 Dalam batas tertentu: protein ekstrasel
  kurang  digantikan Cl (anion).
 Dalam cairan ekstrasel: Kation tertinggi:
  Na, anion tertinggi: Cl
Komposisi elektrolit plasma
 Kation (+)   mEq/L     Anion (-)    mEq/L
    Na         142       HCO3         27
     K          5          Cl         103
    Ca          5        HPO4          2
    Mg          3         SO4          1
                      Asam Organik     6
                         Protein      16
Komposisi Cairan Instrasel
 Kation  tertinggi: Na,
 anion tertinggi senyawa organik
  terfosforilasi (HPO4 & protein).
 Kadar protein intrasel > tinggi
  dibandingkan kadar protein ekstasel.
 Na dpt menggantikan K dlm sel pd
  penderita yang kekurangan K.
Keseimbangan cairan
 Kandungan air tubuh dipertahankan oleh
  kadar natrium (namun ekstrasel oleh kadar
  albumin)
 Perubahan: dehidrasi atau edema  bahaya
Input Air Tubuh
 Dewasa   normal butuh air + 2500 ml
 Jumlah air yang masuk harus seimbang
  dengan yang keluar.
 Bila output > input  defisit air sehingga
  dpt menyebabkan dehidrasi (pd diare
  berat atau muntah)
Kebutuhan & Kehilangan Air
   Tubuh/Hari

         Kebutuhan                         Kehilangan
         ml/orang   ml/ kg BB     Urin     Feses   Insensibel     Total

Bayi     330-1000   185-100     200-500    25-40   75-300       300-840

Anak     1000-1800 100-45       500-800    40-     300-600      840-1500
                                           100
Dewasa   1800-2500 45-30        800-1000   100     600-1000     1500-2100
 Input air :
   Air minum (1200-1500 ml)
   Air dari makanan (770-1000 ml)
   Air metabolik dalam tubuh (200-300 ml)
Kehilangan Air Tubuh
 Airkeluar dari tubuh melalui urin & feses,
  juga berupa keringat atau penguapan
  yang tidak terlihat (insensibel) di kulit atau
  paru-paru bersama udara ekspirasi.

 Contoh:  keringat berlebihan pada jemaah
  haji karena udara panas atau demam
  tinggi  kurang minum  dehidrasi.
Kehilangan Air Akibat Penyakit
 Kehilangan   berlebihan dapat melalui urin,
  feses, atau insensibel tergantung jenis
  penyakit & keadaannya.
 Penyakit muntaber  muntah berlebihan
  & diare berlebihan  tidak teratasi †
 Kolera/disentri  diare berlebihan 
  tidak teratasi  †
Dehidrasi
   Dehidrasi: defisit air tubuh diikuti gangguan
    keseimbangan elektrolit.

     Kehilangan air yg cepat & mendadak
     diketahui dari penurunan BB


      ○ Dehidrasi ringan: BB turun smp 5%
      ○ Dehidrasi sedang: BB turun smp 10-15%
      ○ Dehidrasi berat: BB turun smp 15%
 Gejala dehidrasi : rasa haus, mukosa
 kering, turgor kulit lemah, nadi lemah dan
 cepat, TD (tekanan darah) menurun, suhu
 tubuh naik, gelisah dan kesadaran menurun
Turgor kulit pada dehidrasi
OSMOSIS
Bila tubuh kita kehilangan banyak
air…
   Bila suplai terbatas atau air hilang dr tubuh
    terlalu banyak melebihi masuknya 
    ganguan keseimbangan elektrolit.

   Kehilangan air menyebabkan cairan
    ekstrasel lebih pekat / hipertonik terhadap
    intrasel sel.
 Kompensasi: air dr dlm sel berpindah keluar
  sel ke ruang ekstrasel atau interstisial
 Cairan intrasel berkurang  dehidrasi
  intrasel.
 Gejala: mual, haus, muntah, tubuh jadi
  panas, kulit kering, lidah kering, kesadaran
  menurun & urin kuning pekat dgn vol kecil
  600 ml/hr (oligouri) bila berat  anuri ( urin <
  200 ml/hr)
Defisiensi Natrium
 Def  Na (natrium) cairan ekstrasel 
  hipotoni ekstrasel (konsentrasi cairan
  ekstrasel rendah)
 Air berpindah dr ruang hipotoni ke hipertoni
   “sel menggelembung” diikuti
  pengurangan vol cairan ekstrasel
   Pengurangan air dlm plasma darah  diikuti
    penurunan TD & sirkulasi darah menjadi lambat.
    Darah  lebih pekat  hemokonsentrasi shg Ht
    (hematokrit), Na & Protein meningkat.

   TD turun dibawah 40 mmHg diikuti penurunan
    kesadaran  syok. Bila keadaan ini berlangsung
    lama & berat  kegagalan fungsi ginjal ditandai
    anuria  fatal  EXIT
Tindakan Rehidrasi (pemberian
cairan)
 Dehidrasi    ringan; rehidrasi cukup dgn
  pemberian cairan & elektrolit peroral dgn
  oralit atau LGG (larutan gula garam).
 Dehidrasi sedang; dgn oralit, tapi bila
  kehilangan cairan tetap terjadi  perlu
  infus cairan elektrolit.
 Dehidrasi berat; beri infus cairan
  elektrolit
 Cairan   elektrolit yg diberikan pd
  awalnya: NaCl 0,9%. Infus selanjutnya
  harus memperhatikan kemungkinan
  defisit elektrolit yg hilang.
 Keadaan muntah berlebihan  elektrolit
  yg hilang berupa asam (HCl) 
  alkalosis, infus yg diberikan bersifat
  asam (ringer laktat)
 Keadaan     diare berat  cairan yang
  hilang bersifat alkalis  asidosis, krn
  bnyk Na & karbonat yang hilang, mk
  cairan yang hrs diberikan bersifat alkalis
  (Na-karbonat)
 Keadaan luka bakar luas & syok, hrs
  memperhatikan       kebutuhan     protein
  plasma, tindakan tidak hanya infus, ttp jg
  transfusi plasma.
   Keberhasilan rehidrasi dpt dilihat dari
    kenaikkan BB, disertai perbaikan tanda-tanda
    klinis spt: hilangnya rasa haus, turgor kulit
    membaik, TD membaik, & kesadaran membaik.

   Kasus muntah & diare dgn dehidrasi harus
    memperhatikan keseimbangan asam basa.

   Setelah dehidrasi teratasi mk dilanjutkan terapi
    kausatif (penyebab), mis dgn AB pd infeksi
    perut, kolera atau disentri.
Metabolisme Mineral
   Mineral yg diperlukan tubuh berupa:
     Unsur pokok (macronutrien)
     Unsur runutan (trace element)
   Unsur mineral: essensial
   Bila defisiensi  gejala patologis / penyakit.
   Berlebihan  intoksikasi
   Penting: tdk hanya jumlah ttp jg rasio
    perbandingan mineral (seimbang)
Makronutrien
 Dibutuhkan dlm jumlah yang relatif banyak
  oleh tubuh (±100 mg).
 7 unsur penting: Ca, Mg, Na, K, P, S, & Cl.
 Merupakan 60 – 70% dr seluruh zat
  anorganik dlm tubuh.
Unsur Runutan (Trace Element)
 Dibutuhkan dlm jumlah kecil < 100 mg/hr.
 Ada 3 golongan:
   Essensial: Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co, Se, Cr & Fl
   Semi-essensial: nikel, timah, vandium, silikon
   Non-essensial: Al, bor, germanium,
   Cadmium, Ar, Pb, & air raksa.
Calsium (Ca)
  Merupakan mineral yg jumlahnya terbanyak
   dibandingkan mineral lainnya.
     dws BB 70 kg: 1200 g Ca, 90%nya
   merupakan penyusun tulang & gigi.
  Tulang: Ca terdapat sebagai endapan Ca
   fosfathidroksiapatit yg amorf dlm matrix
   serabut kolagen.
Fungsi Calsium
 Pertumbuhan   tulang dan gigi
 Sebagian kecil yg lain Ca dlm plasma
  darah berperan dalam:
   Proses pembekuan darah
   Mempertahankan kepekaan kontraksi
    otot jantung, otot skelet, syaraf &
    permeabilitas membran.
Sumber Kalsium
 Kalsifikasi tulang berjalan cepat pd usia
  muda & lambat di usia tua
 Namun kalsifikasi berlangsung dinamis 
  kalsifikasi & dekalsifikasi (reabsorpsi Ca
  tulang)  terus berlangsung
 Tiap hari 700 mg Ca tulang  turn over
 Protein pengikat Ca : osteokalsin.
Kebutuhan Ca
 Umur 18 thn butuh 800 mg/hr.
 Selama kehamilan & laktasi: 1,2 gr/hr
 Anak-anak 1-18 thn: 0,8-1,2 g/hr
 Anak dibawah 1 thn: 360-540 mg/hr
Absorpsi Ca
 Absorpsi   efektif di usus halus bagian atas

 Absorpsi dipengaruhi vit D aktif: 1,25
 dehidroksikolekalsiferol yg dihasilkan
 ginjal sbg respon kadar Ca serum yg
 rendah

 Absorpsi   dipermudah laktosa & protein.
Absorpsi Ca (lanjutan)
 Absorpsi
         lbh mudah dlm suasana asam
  Ca lebih mudah larut.

 Absorpsi   dihambat oleh :
 1. fitat ,
 2. oksalat &
 3. fosfat.
Metabolisme Ca
   Dlm plasma terdapat dlm bntk ion Ca+,
    berikatan dgn protein.

   Kadar dipengaruhi H. paratiroid & kalsitonin

   Penurunan fraksi ion Ca  tetani
 Penurunan   kadar Ca dlm tubuh terjadi
  akibat:
1. in-take yg kurang,
2. gangguan absorpsi,
3. Nefritis (gangguan tubulus renalis),
4. defisiensi paratiroid, &
5. peningkatan retensi fosfat pd peny
   tub renalis.
Metabolisme Ca
 Rasio  Ca:P penting dlm kalsifikasi
 Penyakit rakhitis  rasio Ca:P rendah
 Diet tinggi protein, dapat memacu
  absorpsi di usus , namun juga
  meningkatkan ekskresi Ca di tub renalis
  (ginjal).
 Diet tinggi protein  Ca banyak dibuang
  lewat urin krn terbawa ekskresi ureum
  melalui urin.
Penyakit yang berkaitan
dengan metabolisme Calsium:
 Hiperparatiroid
 Hipoparatiroid
 Osteoporosis
 Rakhitis
 Osteomalasia
Penyakit hiperparatiroid
 Paratiroid hiperaktif krn tumor, terjadi
   Hiperkalsemia
   Penurunan kadar P serum
   Penurunan reabsorpsi P oleh tub renalis
   Peningkatan fosfatase
   Peningkatan Ca & fosfat dlm urin krn
    reabsorpsi tulang.
 Peningkatan ekskresi P melalui urin akan
  memacu ekskresi Ca utk mempertahankan
  rasio Ca:P yg tetap.
Penyakit Hipoparatiroid
   Dapat terjadi akibat pembuangan kljr paratiroid

   Mengakibatkan penurunan kdr Ca serum smp
    dibawah 7 mg/dl disertai peningkatan kadar
    fosfat serum & penurunan fosfat urin.
Osteoporosis
  Penyakit  ini terjadi pd orang dewasa
   krn intake Ca yg rendah & mungkin
   bersamaan dgn diet tinggi protein.
  Mengakibatkan ekskresi Ca lbh besar
   drpd intake Ca.
  Wanita menopause: berkaitan dgn
   penurunan hormon estrogen
Osteoporosis
Osteoporosis
Rakhitis (Ricketsia)
 Keadaan ini terjadi pd anak-anak akibat
  kalsifikasi terganggu (pada dewasa disebut
  osteomalasia).
 Biasanya terjadi akibat defisiensi Ca (akibat
  diet rendah calsium) atau aktivitas vit D yg
  kurang krn kurang sinar matahari.
Rakhitis
Fosfor (P)
   P paling bnyk terdapat dlm tulang & gigi
    bersama Ca, sisanya terdapat bebas atau
    berikatan dgn senyawa organik dlm tubuh.
Kebutuhan P
 Hampir semua makanan mengandung P,
   jarang  defisiensi
 Kebutuhan rata-rata: 1,5 g/hr
   ASI rasio Ca:P=2:1 ,
   Susu sapi rasio Ca:P = 1,2:1
Fungsi fosfor
 Pembentukan tulang dan gigi
 Pembentukan ATP
 Pembentukan phospolipid
 Bagian dari co enzim
 Bagian dari RNA dan DNA
Metaboloisme P
 Absorpsi    berkorelasi dgn Ca, demikian jg
  ekskresinya.
 Peningkatan metabolisme KH & lemak
  akan diikuti penurunan kdr P, khususnya P
  organik.
 Penyakit ginjal: terjadi penurunan kadr Ca
  diikuti retensi P shg  asidosis.
 Kadar P darah jg naik pd hipoparatiroid,
  sedangkan pd hiperparatiroid kadar P
  rendah.
 Pd penderita kelainan tub renalis, kadar P
  darah akan turun bersamaan dgn naiknya
  aktivitas fosfatase alkali.
   Kasus De toni-Fanconi & bntk herediter
    osteomalasia (dws) atau sindrom milkman 
    penderita ini terjadi kenaikkan ekskresi P dlm
    urin.




      Tulang rapuh
          pada
      Osteomalasia
Magnesium (Mg)
Fungsi
 Dlm tubuh terdapat sekitar 21 gr
 70% bersama Ca & P menyusun tulang
  dan gigi
 Sisanya dlm jaringan lunak dan cairan
  tubuh
Magnesium
Fungsi:
 Dlm darah terdapat 2-4 mg
 Di otot terdapat 21 mg  aktivator utk
  enzim yg mentransport ggs P.
 Sumber: kakao, kacang, kedelai,
  gandum, ikan & susu
Magnesium

Kebutuhan
 Laki-laki dewasa: 350 mg/hr
 Wanita: 300 mg/hr
 Asupan dipengaruhi oleh Ca, Protein, Vit
  D dan alkohol dlm diet.
 Defisiensi: disfungsi neuromuskuler,
  hipereksitabilitas, konvulsi dan tremor.
Magnesium
Metabolisme
 Absorpsi di usus halus, sebagian kecil
  usus besar, dan kolon
 Ekskresi : sebagian besar lewat ren 6-
  20 mEq/l/hr.
 Ekskresi dipacu: aldosteron
Magnesium
 Defisiensi magnesium ditemukan pada:
   alkoholisme kronis, penderita post operasi,
    obstruksi pilorus, alkalosis hipokloremik, serta
    penderita hiperparatiroid.
 Kadar diukur dlm eritrosit:
     N : 5,3 mEq/L
   Kadar separuh dari normal menimbulkan:
     Disorientasi, bingung, delirium, halusinasi dan
      tremor.
Natrium (Sodium)/ Na
Fungsi
 Komponen utama kation dalam cairan ekstrasel
 Dlm pengaturan keseimbangan asam basa
  darah, Na berpasangan dengan Cl dan
  bicarbonat.
 Ptg: mempertahankan keseimbangan osmosis
  cairan tubuh  melindungi kehilangan cairan
  berlebihan
 Menjaga iritabilitas normal otot dan
  permeabilitas sel.
Natrium (sodium)
 Tubuh butuh: 5-15 g/hr sbg garam
 Kehilangan: melalui urin & keringat
 Intake sampai 5 g/hr dianjurkan pada
  orang dewasa tnp hipertensi
 Sumber utama: garam dapur
 N dianjurkan intake: 1 g NaCl/hr.
Atau
Natrium (sodium)
Metabolisme
 Dipengaruhi Hormon mineralokortikoid yg
  dihasilkan korteks kel adrenal
 Penyakit ginjal kronis yg disertai asidosis
  terjadi penurunan kadar Na sebab reabsorpsi
  terganggu, eksresi lewat urine meningkat.
Natrium (sodium)
 Sirrosis dan payah jantung kongesti  kadar
  Na serum rendah namun Na tubuh tinggi 
  overhidrasi (pengenceran Na) hiponatremia
   namun BB naik
 Kehilangan cairan berlebihan (mis: muntah,
  diare dan penyakit ginjal)  kadar Na tubuh
  dapat turun  hiponatremia  disertai
  dehidrasi dan penurunan BB.
Natrium (sodium)
   Kadar Na meningkat pd korteks adrenal yg
    hiperaktif, mis: penyakit Cushing (Cushing
    Syndrome) atau akibat pemberian kortikotropin
    (ACTH), kortison, deoksikortikosteron, estrogen
    dan progesteron.

   Diabetes insipidus: banyak BAK  dehidrasi,
    kadar   Na      dalam   darah  naik   naik
    (hemokonsentrasi)
Natrium (sodium)
 Penyakit Addison  penurunan Na krn
  banyak yang hilang
 Kehamilan  retensi Na o.k. banyak
  hormon yang disekresi plasenta 
  menahan Na & air  kenaikan BB, kadang
  hipertensi smp eklampsi.
 Pd orang tertentu ada yg sensitif Na 
  hipertensi
Kalium (Potassium)
Fungsi
 Merupakan kation utama dalam cairan
  intrasel
 Berfungsi untuk aktifitas otot (khususnya
  jantung)
Kalium (Potassium)
 Bersama Na menjaga keseimbangan asam-
  basa darah. Mempertahankan tekanan
  onkotik plasma dan retensi air.
 Penting untuk aktivitas enzim glikolitik dan
  biosintesis protein yang perlu K untuk
  aktivitasnya
Kalium (Potassium)
Kebutuhan
 Normal : 4 g/hr
 Sumber: daging, pisang, jeruk, nanas,
  brokoli dan kentang
Kalium (Potassium)
Metabolisme
 K ekstrasel mempengaruhi aktivitas kontraksi
  otot lurik dan konduksi otot jantung, sehingga
  bila terjadi penurunan kadarnya, dapat terjadi
  paralisis atau ggn denyut jantung
 K difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi
  tubulus renalis.
 Ekskresi melalui ren (ginjal)  upaya untuk
  mempertahankan keseimbangan asam basa
  darah.
Kalium (Potassium)
Hiperkalemi (pe kalium dalam darah)
 Dapat menimbulkan efek toksis.
 Terjadi pada: Gagal ginjal, dehidrasi berat.
 Kenaikan K dalam serum disertai kenaikan K
  intrasel  tanda peny. Addison atau insufisiensi
  adrenal
 Peningkatan K serum diatasi dengan pemberian
  Deoksikortikosteron.
Kalium (Potassium)
Hiperkalemi
 Gejala klinis: depresi syaraf pusat dan depresi
  jantung sehingga  bradikardi, denyut lemah,
  diikuti kolaps dan denyut berhenti (cardiac
  arrest).
 Gejala lain: delirium, lemah, hipestesia (mati
  rasa), kesemutan dan paralisis otot ekstremitas
  dan paralisis otot pernafasan.
Kalium (potassium)
Hipokalemia, Sering terjadi pada:
 post operasi dengan infus cairan kurang kalium
 malnutrisi,
 peny dgn keseimbangan nitrogen negatif,
 diare kronis,
 fistula usus,
 penyedotan cairan lambung yang berulang dan
 alkalosis metabolik
 pada hiperaktivitas korteks adrenal (Sindr Cushing)
 penyuntikan kortikosteroid/ACTH dlm jumlah banyak.
Kalium (potassium)
Pompa Natrium-Kalium
 Kadar Na & K yang tinggi pd ruang yg
  berbeda  perpindahan melawan gradien
  konsentrasinya.
 Keadaan ini dipertahankan oleh pompa
  natrium yang perlu ATP.
 Ion Na keluar sel  ditukar K  dipompa
  masuk sel.
 1 molekul ATP  memompa 3 molekul Na
  keluar sel diimbangi 2 molekul K masuk sel.
Kalium (potassium)
 Proses perlu kerja enzim Na-K ATP ase
  atau transport ATP ase. (Aktivitas enzim
  dihambat glikosida jantung yaitu quabain)
 Proses perpindahan Na perlu molekul
  pengemban yg menembus membran
  melawan gradien konsentrasi.
 Transport yang memerlukan energi 
  transport aktif.
TRANSPOR AKTIF
Litium
 Terdapat di hampir semua jaringan
  dalam jumlah sedikit 0,006 mg/L.
 Dapat menggantikan Kalium sebagai
  aktivator enzim Na-K ATPase.
 Dapat menembus membran sel dengan
  bantuan pompa Na.
Litium
 Dosis besar untuk th/ psikosis maniacdepresif.
 Peran preventif terhadap penyakit jantung
  atheroskerotik, namun mekanisme belum jelas.
Klorida
Fungsi
 Berperan dalam pengaturan keseimbangan
  asam basa darah, keseimbangan air dan
  pengaturan tekanan osmotik.
 Peran pengaturan keseimbangan asam basa
  darah terkait mekanisme pergeseran klorida
  (Chloride shift).
 Dalam lambung: Cl penting dalam
  menentukan keasaman getah lambung mel
  pembentukan HCl dlm sel parietal mukosa
  lambung.
Klorida
Kebutuhan
 Hampir semua makanan mengandung
  Cl dalam btk NaCl.
 Diet rendah garam  Na & Cl dlm urin
  turun.
Klorida
   Keringat berlebihan, diare & kelainan
    endokrin  Na & Cl jg banyak hilang
Klorida
   Muntah berlebihan, obstruksi pilorus/duodenum
     banyak Cl yg hilang  Cl plasma menurun
    dikompensasi oleh naiknya kadar bicarbonat
    alkalosis hipokloremik (Alkalosis Metabolik)

   Hipokloremik jg dpt terjadi pada th/kortikotropin
    (ACTH) & peny. Cushing.
Sulfur (Belerang)
Fungsi
 Terdapat pada semua sel tubuh dalam
  bentuk protein, disusun o/ sistein dan
  metionin.
 Metionin adalah donor penting seny metil
   pd proses metilasi reaksi detoksikasi
 Aktifitas Katalitik
 Penting dalam proses metabolisme : asil-
  tioester (asetil KOA & S-asetil lipoat),
  heparin, glutation, tiamin, buitin, taurokolat,
  kondroitin sulfat, dll.
Sulfur (Belerang)
 Makanan mengandung sistein & metionin
 Sulfur  sedikit yang diabsorpsi, m.k.
  garam magnesium sulfat  obat laxansia.
 Ion sulfat yang telah diaktifkan terdapat
  pada mukopolisakarida, heparin dan
  kondroitin sulfat.
 Sulfur organik  dioksidasi  sulfat 
  diskskresi sebagai sulfat anorganik
Besi (Fe)
Fungsi
   Penting pada reaksi oksidasi-reduksi dalam rantai
   respirasi.

   Berperan dalam metabolisme dlm bntk besi-heme
   atau ggs besi porfirin( penyusun hemoglobin,
   mioglobin, sitokrom, enz katalase, peroksidase,
   koenzim spt metaloenzim (flavoprotein), NAD-
   dehidrogenase & suksinat dehidrogenase))

   Besi non-heme berikatan dengan protein sebagai
   bagian      dari      metaloprotein   (ferritin   &
   transferin/siderofilin)
Besi
 Sumber: makanan
  Hewani; hati, telur, ikan, jantung, kuning
 telur,
  Nabati:gandum, kurma, kacang, bayam,
 daun ubi dan asparagus.
Besi
 Kebutuhan besi Wanita hamil trimester III
  kebutuhan besi meningkat 4 mg/hari,
  laktasi, pada anak usia sekolah, serta pd
  wanita waktu menstruasi  bila
  kekurangan  anemia def besi
 Waktu menstruasi jumlah darah 35-70 ml
  setara dgn kehilangan 16-32 mg besi.
Besi
 Wanita premenopause  kehilangan darah
  lebih banyak lagi.
 Penderita hemoroid & cacingan
  (ankilostomiasis) tjd kehilangan besi kronis
   anemia def. Besi (mikrositik hipokrom)
Besi
 Besi dlm diet tidak semua di absorbsi
 Absorpsi tergantung kebutuhan.
 Pd keadaan normal 10-2- mg besi diet,
  hanya 10% yang diabsorpsi, sisanya
  dibuang.
 Bayi & anak mengabsorpsi besi lbh bnyk
  dibanding orang dewasa, bahkan anak
  yg anemia  absorpsi 2 kali lipat.
Besi
 Besi dlm makanan dalam bntk ion Ferri (Fe
  2+), sebagai ferri hidrosida atau organik ferri.
 Dlm lambung krn HCl, ferri  diubah bntk
  bebas
 (Fe2+)akan dioksidasi dalam plasma (ada
  peran vit C) ferro (Fe 3+).
Besi
 Ferro lbh mudah larut & diabsorpsi di
  usus.
 Absorpsi dipercepat bila ada protein yg
  membetuk chelate-besi  mdh larut.
 Besi-heme  diabsorpsi oleh usus tnp
  dilepas sebagai ion bebas.
Besi
 Fosfat dan fitat(gandum) menghambat
  absorpsi besi
 Absorpsi sebagian besar di duodenum
 Absorpsi besi berkurang pada penderita
  yang direseksi usus, gastrektomi,
  sindroma malabsorpsi.
 Absorpsi meningkat 2-10 kali pd anemia
  defisiensi besi dan anemia pernisiosa
Besi
Metabolisme
 Besi diabsorpsi, btk F 2+  dalam
  plasma darah  oksidasi  ion F 3+
  diikat pd transferin.
 Setiap molekul transferrin membawa 2
  ion F 3+
Besi
 Pengikatan tersebut dipacu seruloplasmin
  (protein mengandung cuprum/ Cu) yg
  merupakan oksidator (ferroksidase serum)
 Kadar besi terikat pada protein ini pada
  pria 120-140 g/dl dan wanita 90-120
   g/dl.
 Total Iron Binding Capacity: 300-360 g/dl.
Metabolisme besi

 Pada keadaan normal hanya 30-40% total
  TIBC dipakai utk transport besi. Transferin yg
  tidak menikat besi 30-70%.
 Pada anemia def besi kadar besi yg terikat
  rendah, tetapi TIBC meningkat diatas normal
   mengakibatkan Unsaturated Iron Binding
  Capacity meningkat di atas normal.
 Pada penykt. Hepar  besi yg terikat pd
  transferin & TIBC rendah  sebab transferin
  disintesis di hepar.
Metabolisme besi

 Pada peny ginjal, besi terikat protein bnyk
  dibuang pada proteinuria.
 Pada nefrosis 1,5 mg/hr besi dibuang lwt
  urin
 Besi tubuh disimpan sbg ferritin atau
  hemosiderin (cad besi tubuh).
Metabolisme Besi
 Ferritin bnyk dalam hepar (700 mg), limpa
  dan sumsum tulang.
 Bila kadar besi melebihi kapasitas simpan 
  diubah  hemosiderin  ditimbun dlm
  hepar sbg hemosiderin. Bila banyak 
  hemosiderosis.
Metabolisme besi
  Hemosiderosis  kelebihan besi tubuh 
   akan tertimbun pada kulit  memberikan
   pigmen warna perunggu.
  Besi juga ditimbun di hepar & pankreas 
   memberikan tanda spt diabetes
   melitus/diabetes bronze.
  Pada keadaan tersebut, kadar Unsaturated
   Iron Binding Capacity serum rendah &
   protein pengikat besi 90% jenuh dgn besi,
   sedangkan normalnya hy 30% jenuh.
Cuprum (Tembaga)
Fungsi
   Menyusun metaloenzim yaitu sitokrom oksidase yg
    berperan dalam oksidasi rantai respirasi &
    superokside dismutase (berperan dlm
    menghilangkan radikal bebas dlm tubuh.
   Mempertahankan integritas serabut mielin jaringan
    syaraf, jg berperan dlm sintesis hemoglobin.
Fungsi
 Dlm plasma cuprum berikatan dg
  seruloplasmin (suatu protein plasma)  ada
  8 atom Cu/molekul seruloplasmin.
 Seruloplasmin berfungsi sebagai enzim
  feroksidase dlm metabolisme besi.
 Cuprum dlm plasma sebagian besar (80-
  95%) berikatan secara kuat dgn
  seruloplasmin dan 5% berikatan lemah
  dengan albumin (albumin berfungsi sbg alat
  angkut atau pentransport Cu dalam darah)
Kebutuhan dan Metabolisme


 Bayi & anak butuh 0,05 mg/kg BB/hari.
 Orang dewasa 2,5 mg/hari.
 Defisiensi  jarang akibat kurang dari diet.
 Defisiensi terjadi akibat penyakit sprue dan
  nefrosis.

Sumber: hati, ginjal, kismis, kacang-kacangan
  dan susu.
Kebutuhan dan Metabolisme

 Defisiensi  anemia def besi sebab Cu
  berperan dalam metabolisme besi.
 Defisiensi  penurunan sintesis ATP krn
  ggn aktivitas sitokrom oksidase.
 Peny Wilson (degradasi
  hepatolentikuler) berkaitan dgn
  metabolisme Cu. Pada pasien ini dalam
  sel otak ditemukan Cu.
Kebutuhan dan Metabolisme
 Hampir semua penderita peny Wilson
  mempunyai seruloplasmin kurang dari 23
  mg/dl serum (sbg batas terrendah dari normal)
 Beberapa pasien kadar Cu seruloplasmin
  bahkan tidak dapat ditetapkan.
 Pd peny Wilson banyak Cu plasma tetap
  terikat lemah dng albumin serum  Cu mudah
  ditransfer ke jaringan otak dan hati atau ke
  urin.
 Fraksi tembaga serum yg “direct-reacting”
  tidak menurun pd pasien ini.
Kebutuhan dan Metabolisme
 Bila timbuinan Cu berlebih di hepar
  sirrosis.
 Bila di ginjal  kerusakan tubulus ginjal
   menyebabkan peningkatan ekskresi
  asam amino & peptida, kadang glukosa
  dalam urin.
 Hiperkupremia dapat terjadi ok infeksi
  akut & kronis oleh mikroorganisme pada
  manusia.
Iodium
Fungsi
   Diperlukan untuk menyusun hormon tiroksin
     sintesis berlangsung di kljr tiroid.
   Ion iodida dlm plasma ditangkap atau diambil
    oleh sel kelenjar tiroid.
   Bagi sel organ lain belum diketahui
    fungsinya.
Kebutuhan

 Orang dewasa perlu 5 g/hari/100 kalori setara
  dengan 100-150 g/hari.
 Kebutuhan iodium meningkat pada masa
  pertumbuhan, remaja dan ibu hamil.
 Daerah    dataran tinggi umumnya bahan
  makanan atau air minum kurang mengandung
  iodium  pend GAKY (Gangguan Akibat
  Kurang Yodium)  daerah endemik gondok 
  perlu penyebaran garam beryodium
Mangan
Fungsi
   Diperlukan untuk menyusun tulang, jaringan
    reproduksi dan syaraf.
   Aktivator bagi enzim glikosiltransferase 
    diperlukan pada sintesis mukopolisakarida atau
    glikoprotein dalam kartilago dan tulang.
   Aktivitas enzim piruvat karboksilase  berperan
    pada glukoneogenesis dan enzim kelompok
    ]dehidrogenase.
   Defisiensi  jarang
Kobalt
 Fungsi
    Penyusun vitamin B12 yang diperlukan pada
     sintesis hemoglobin dan eritrosit.
    Diperlukan untuk aktivitas beberapa enzim
     seperti malonil-KOA mutase,
     metiltetrahidrofolat oksidoreduktase dan
     ribonukleotida reduktase.
 Defisiensi  anemia pernisiosa, iikuti
   ekskresi asam metilmalonat (urine)  ok
   kegagalan fungsi enzim mutase
 Dalam tubuh ada 1,1 mg kobalt terutama
  terdapat dalam hepar, ginjal dan tulang.
 Kobalt bebas dalam makanan sulit diserap
  sehingga kebutuhan kobalt dipenuhi dalam
  bentuk vitamin B12.
 Mikroorganisme dalam usus juga
  menggunakan kobalt untuk sintesis vitamin
  B12.
Seng
Fungsi
   Untuk pertumbuhan, reproduksi, regenerasi
    jaringan yang rusak dan penyembuhan luka.
   Untuk aktivitas timidine kinase  berperan
    pada sintesis DNA dan pembelahan sel.
   Merupakan komponen enzim
    alkoholdehidrogenase, alkali fosfatase,
    karbonat anhidrase, prokarboksipeptidase dan
    superokside dismutase.
    Fungsi
    Seng dlm karbonat anhidrase dpt berikatan
    dgn asetazolamid  mghambat aktivitasnya.
   Ikut menyusun retinen reduktase di retina 
    berperan pada regenerasi retinaldehid.
   Diperlukan untuk mempertahankan kadar
    normal vit A serum  berkaitan dengan
    mobilisasi vit A dalam hepar.
   Mempunyai pengaruh pada metabolisme
    insulin.
   Kadar menurun pada penderita leukemia
Fungsi
   Dlm tubuh terdapat 1,4-2,3 g seng (banyak
    dalam tulang dan gigi). 20% diantaranya
    dalam kulit, spermatozoa, epididimis dan
    prostat
Kebutuhan dan Metabolisme
 Kebutuhan perhari 10-15 mg, anak 13 mg
  dan bayi 0,7-5 mg.
 Sumber: daging, susu dan gandum.
 Absorpsi di usus halus dan iikat oleh ligan.
Seng
 Sitosol sel hepar mengandung metalotionein
   berperan untuk detoksikasi logam berat.
 Defisiensi  penyembuhan lukan lambat,
  terjadi hipogonadisme dan pertumbuhan
  terlambat.
 Defisiensi kemampuan mengecap kurang
  sensitif dan nafsu makan turun. Defisiensi
  banyak pada penderita sirrosis
  postalkoholisme.
Fluor

Fungsi fluor:
 Pertumbuhan tulang dan gigi
 Mencegah karies gigi dan osteoporosis
 Fertilitas
 Inhibitor bagi enzim yang diaktifkan
  magnesium (contoh enzim glikoliatik
  enolase
 Menghambat siklus Krebs karena
  menghambat kerja akotinase
Fluor
Sifat fluor
 Toksis
 Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, 1-2 mg/hari
 Suplai dari air minum 1 ppm perhari sudah
  memadai
 Menghambat aktivitas enzim pada bakteri
  yang bersifat kariogenik
Fluor
Kadar fluor berlebih:
 Fluorosis maka terjadi gigi bertitik-titik
  dan email rapuh
 Dapat tertimbun dalam insertio otot dan
  exotosis tulang
 Kematian
Molibdenum
Fungsi:
 Untuk aktivasi enzim flavoprotein, xantin
  oksidase, aldehid oksidase.
   Defisiensi xantin oksidase xantinuria
   Sulfit oksidase diperlukan untuk detoksifikasi
    sulfur dan mengubah sulfit dan sulfat
Molibdenum
Defisiensi:
Jarang sekali dijumpai
Selenium
 Pada manusia belum diakui mineral
  esensial
 Pada binatang penting untuk metabolisme
     Pertumbuhan
     Fertilitas
     Imunitas
     Sintesa ATP dan ubiquinon
Selenium
Fungsi:
 Membantu proses metabolisme radikal
  bebas di hepar
Selenium
Selenium bisa membantu proses metabolisme
  radikal bebas karena selenium merupakan
  penyusun enzim glutation peroksidase yang
  diperlukan untuk mengubah glutation bentuk
  reduksi menjadi bentuk teroksidasi dengan
  menggunakn hidrogen peroksidamelindungi
  membran dari oksidasi
Selenium
Reaksi: enz glutation peroksidase
2 GSH + H2O2  GSSG + 2H2O
GSH  glutation pereduksiKet:

GSSG glutation teroksidasi
Selenium
Glutation yang tereduksi dapat
  dikembalikan lagi menjadi bentuk
  teroksidasi oleh bantuan enzim glutation
  reduktase
       NADPH+H               NADP
GSSG <---------------------------->2GSH
        Glutation reduktase
Selenium
Metabolisme:
 Ada hubungan dengan vit E sebagai anti oksidan
 Selenium tersebar di jaringan terutama di kortex
  ginjal, pankreas, hipofisis, dan hepar
 Sumber selenium adalah makanan nabati dan
  hewani
 Bila kadar berlebihan menghambat aktivitas
  enzim pernapasan dengan membentuk kompleks
  dengan gugus sulhidril
Selenium
Defisiensi:
 Nekrosis multiple pasa mencit
 Distrofi otot, nekrosis jantung pada cerpelai
 Diatesis eksudatif pada ayam dan kalkun
 Stiff Lamb disease dan ill thrift pada biri-biri
 Penyakit otot putih pada anak sapi
 Distrofi otot dan degenerasi otot pada babi
Selenium
Pencegahan:
 Mengkonsumsi selenium 3 ppm/hari
 Asupan 5-15 ppm toksis
Unsur yang mungkin
esensial
 Unsur yang belum jelas mekanisme
  kerjanya
 Vanadium karies gigi
 Nikelpertumbuhan tidak optimal,
  degenerasi sel hepar, kelainan stuktur
  membran sel
 Silikon  jaringan penyambung, pada
  kartilago, tulang dan kulit
Unsur yang mungkin
esensial
   KadmiumEfek  berlawanan dgn besi
    Metaloprotein yg paling banyak
    mengandung kadmium adalah
    metalotionein, setiap molekulnya
    mengandung:
     6 % kadmium
     2% seng
     9% sulfur
     25% sistein
    Protein tersebut berfungsi mengurangi efek toksik
      logam lain
Unsur yang dapat mencemarkan lingkungan:
 Arsen (Ar)
 Air raksa (Hg )
 Timah hitam(Pb)
 Perak (Ag)
 Emas
 Germanium
Selamat Belajar…..

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratAdela Adiibah
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme proteinfikri asyura
 
9. intermediate metabolism
9. intermediate metabolism9. intermediate metabolism
9. intermediate metabolismAbner D Nero
 
Ppt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airPpt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airpure chems
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiAinur
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imunphrast
 
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroZat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroSilmi Mufidah
 
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2zheker
 
vitamin larut air
vitamin larut airvitamin larut air
vitamin larut airHadik27
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Keseimbangan Asam - Basa
Keseimbangan Asam - BasaKeseimbangan Asam - Basa
Keseimbangan Asam - Basasasmiyanto
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimiapure chems
 

La actualidad más candente (20)

Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme protein
 
9. intermediate metabolism
9. intermediate metabolism9. intermediate metabolism
9. intermediate metabolism
 
Metabolisme Mineral
Metabolisme MineralMetabolisme Mineral
Metabolisme Mineral
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi KarbohidratAbsorpsi Karbohidrat
Absorpsi Karbohidrat
 
Ppt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airPpt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut air
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur Pujianti
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroZat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2
Fluida dalam fisiologi tubuh manusia 2
 
vitamin larut air
vitamin larut airvitamin larut air
vitamin larut air
 
Vitamin dan Mineral
Vitamin dan MineralVitamin dan Mineral
Vitamin dan Mineral
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemakVitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Aspek kimia dalam tubuh
Aspek kimia dalam tubuhAspek kimia dalam tubuh
Aspek kimia dalam tubuh
 
Keseimbangan Asam - Basa
Keseimbangan Asam - BasaKeseimbangan Asam - Basa
Keseimbangan Asam - Basa
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimia
 

Similar a OPTIMALKAN METABOLISME MINERAL

Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhYulisa Andari
 
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdfcairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdfMuhammadAndre28
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruSulistia Rini
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CYNTHIA487534
 
CAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptCAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptReviYulia
 
Air dan cairan elektrolit
Air dan cairan elektrolitAir dan cairan elektrolit
Air dan cairan elektrolitFarhun Nada
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxAyuMustika17
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
 
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfCAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfVinsensius12
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxHalimahPramudiyanti
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxSukriSultra
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptalik_septian
 
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.ppt
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.pptFISIOLOGI CAIRAN TUBUH.ppt
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.pptprodid3bima
 

Similar a OPTIMALKAN METABOLISME MINERAL (20)

Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Kebutuhan Electrolit
Kebutuhan ElectrolitKebutuhan Electrolit
Kebutuhan Electrolit
 
Terapi Cairan & Elektrolit
Terapi Cairan & ElektrolitTerapi Cairan & Elektrolit
Terapi Cairan & Elektrolit
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
 
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdfcairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
cairanelektrolittubuh-150903142727-lva1-app6892.pdf
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
CAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptCAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
 
Air dan cairan elektrolit
Air dan cairan elektrolitAir dan cairan elektrolit
Air dan cairan elektrolit
 
Materi cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolitMateri cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolit
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
 
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfCAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
 
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.ppt
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.pptFISIOLOGI CAIRAN TUBUH.ppt
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH.ppt
 
Dr richer
Dr richerDr richer
Dr richer
 

OPTIMALKAN METABOLISME MINERAL

  • 1. DEPARTEMEN BIOKIMIA FK UNIMAL 2010
  • 2. Metabolisme Air  Air  peranan penting.  Tanpa air  †  Peran: fisiologis dan biokimia, sebagai pelarut & transport utama  mendukung fungsi vital kehidupan.  60-70% berat tubuh (dewasa)  air
  • 3.
  • 4. Dewasa : air ± 65-70% BB  Bayi : air ± 80% BB rawan dehidrasi rentan gangguan keseimbangan air dan elektrolit
  • 5. Distribusi Air Tubuh Orang Dewasa •Cairan intrasel (30 – 40%) •Cairan ekstrasel (20 – 25%) -15% intersisial (limfe, cairan jaringan) -5% intravaskuler (plasma) -Cairan transeluler (1 – 3%)
  • 6. Cairan transeluler: rongga sendi, rongga pleura, LCS, cairan dlm bola mata, cairan peritoneum
  • 7. Komposisi Cairan Ekstrasel  Komposisi cairan ekstrasel pada umumnya sama dengan komposisi plasma, kecuali kandungan protein plasmanya.  Dalam batas tertentu: protein ekstrasel kurang  digantikan Cl (anion).  Dalam cairan ekstrasel: Kation tertinggi: Na, anion tertinggi: Cl
  • 8. Komposisi elektrolit plasma Kation (+) mEq/L Anion (-) mEq/L Na 142 HCO3 27 K 5 Cl 103 Ca 5 HPO4 2 Mg 3 SO4 1 Asam Organik 6 Protein 16
  • 9. Komposisi Cairan Instrasel  Kation tertinggi: Na,  anion tertinggi senyawa organik terfosforilasi (HPO4 & protein).  Kadar protein intrasel > tinggi dibandingkan kadar protein ekstasel.  Na dpt menggantikan K dlm sel pd penderita yang kekurangan K.
  • 10. Keseimbangan cairan  Kandungan air tubuh dipertahankan oleh kadar natrium (namun ekstrasel oleh kadar albumin)  Perubahan: dehidrasi atau edema  bahaya
  • 11. Input Air Tubuh  Dewasa normal butuh air + 2500 ml  Jumlah air yang masuk harus seimbang dengan yang keluar.  Bila output > input  defisit air sehingga dpt menyebabkan dehidrasi (pd diare berat atau muntah)
  • 12. Kebutuhan & Kehilangan Air Tubuh/Hari Kebutuhan Kehilangan ml/orang ml/ kg BB Urin Feses Insensibel Total Bayi 330-1000 185-100 200-500 25-40 75-300 300-840 Anak 1000-1800 100-45 500-800 40- 300-600 840-1500 100 Dewasa 1800-2500 45-30 800-1000 100 600-1000 1500-2100
  • 13.  Input air :  Air minum (1200-1500 ml)  Air dari makanan (770-1000 ml)  Air metabolik dalam tubuh (200-300 ml)
  • 14. Kehilangan Air Tubuh  Airkeluar dari tubuh melalui urin & feses, juga berupa keringat atau penguapan yang tidak terlihat (insensibel) di kulit atau paru-paru bersama udara ekspirasi.  Contoh: keringat berlebihan pada jemaah haji karena udara panas atau demam tinggi  kurang minum  dehidrasi.
  • 15. Kehilangan Air Akibat Penyakit  Kehilangan berlebihan dapat melalui urin, feses, atau insensibel tergantung jenis penyakit & keadaannya.  Penyakit muntaber  muntah berlebihan & diare berlebihan  tidak teratasi †  Kolera/disentri  diare berlebihan  tidak teratasi  †
  • 16. Dehidrasi  Dehidrasi: defisit air tubuh diikuti gangguan keseimbangan elektrolit.  Kehilangan air yg cepat & mendadak diketahui dari penurunan BB ○ Dehidrasi ringan: BB turun smp 5% ○ Dehidrasi sedang: BB turun smp 10-15% ○ Dehidrasi berat: BB turun smp 15%
  • 17.  Gejala dehidrasi : rasa haus, mukosa kering, turgor kulit lemah, nadi lemah dan cepat, TD (tekanan darah) menurun, suhu tubuh naik, gelisah dan kesadaran menurun
  • 18. Turgor kulit pada dehidrasi
  • 20. Bila tubuh kita kehilangan banyak air…  Bila suplai terbatas atau air hilang dr tubuh terlalu banyak melebihi masuknya  ganguan keseimbangan elektrolit.  Kehilangan air menyebabkan cairan ekstrasel lebih pekat / hipertonik terhadap intrasel sel.
  • 21.  Kompensasi: air dr dlm sel berpindah keluar sel ke ruang ekstrasel atau interstisial  Cairan intrasel berkurang  dehidrasi intrasel.  Gejala: mual, haus, muntah, tubuh jadi panas, kulit kering, lidah kering, kesadaran menurun & urin kuning pekat dgn vol kecil 600 ml/hr (oligouri) bila berat  anuri ( urin < 200 ml/hr)
  • 22. Defisiensi Natrium  Def Na (natrium) cairan ekstrasel  hipotoni ekstrasel (konsentrasi cairan ekstrasel rendah)  Air berpindah dr ruang hipotoni ke hipertoni  “sel menggelembung” diikuti pengurangan vol cairan ekstrasel
  • 23. Pengurangan air dlm plasma darah  diikuti penurunan TD & sirkulasi darah menjadi lambat. Darah  lebih pekat  hemokonsentrasi shg Ht (hematokrit), Na & Protein meningkat.  TD turun dibawah 40 mmHg diikuti penurunan kesadaran  syok. Bila keadaan ini berlangsung lama & berat  kegagalan fungsi ginjal ditandai anuria  fatal  EXIT
  • 24. Tindakan Rehidrasi (pemberian cairan)  Dehidrasi ringan; rehidrasi cukup dgn pemberian cairan & elektrolit peroral dgn oralit atau LGG (larutan gula garam).  Dehidrasi sedang; dgn oralit, tapi bila kehilangan cairan tetap terjadi  perlu infus cairan elektrolit.  Dehidrasi berat; beri infus cairan elektrolit
  • 25.  Cairan elektrolit yg diberikan pd awalnya: NaCl 0,9%. Infus selanjutnya harus memperhatikan kemungkinan defisit elektrolit yg hilang.  Keadaan muntah berlebihan  elektrolit yg hilang berupa asam (HCl)  alkalosis, infus yg diberikan bersifat asam (ringer laktat)
  • 26.  Keadaan diare berat  cairan yang hilang bersifat alkalis  asidosis, krn bnyk Na & karbonat yang hilang, mk cairan yang hrs diberikan bersifat alkalis (Na-karbonat)  Keadaan luka bakar luas & syok, hrs memperhatikan kebutuhan protein plasma, tindakan tidak hanya infus, ttp jg transfusi plasma.
  • 27. Keberhasilan rehidrasi dpt dilihat dari kenaikkan BB, disertai perbaikan tanda-tanda klinis spt: hilangnya rasa haus, turgor kulit membaik, TD membaik, & kesadaran membaik.  Kasus muntah & diare dgn dehidrasi harus memperhatikan keseimbangan asam basa.  Setelah dehidrasi teratasi mk dilanjutkan terapi kausatif (penyebab), mis dgn AB pd infeksi perut, kolera atau disentri.
  • 28. Metabolisme Mineral  Mineral yg diperlukan tubuh berupa:  Unsur pokok (macronutrien)  Unsur runutan (trace element)  Unsur mineral: essensial  Bila defisiensi  gejala patologis / penyakit.  Berlebihan  intoksikasi  Penting: tdk hanya jumlah ttp jg rasio perbandingan mineral (seimbang)
  • 29. Makronutrien  Dibutuhkan dlm jumlah yang relatif banyak oleh tubuh (±100 mg).  7 unsur penting: Ca, Mg, Na, K, P, S, & Cl.  Merupakan 60 – 70% dr seluruh zat anorganik dlm tubuh.
  • 30. Unsur Runutan (Trace Element)  Dibutuhkan dlm jumlah kecil < 100 mg/hr.  Ada 3 golongan:  Essensial: Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co, Se, Cr & Fl  Semi-essensial: nikel, timah, vandium, silikon  Non-essensial: Al, bor, germanium, Cadmium, Ar, Pb, & air raksa.
  • 31. Calsium (Ca)  Merupakan mineral yg jumlahnya terbanyak dibandingkan mineral lainnya.  dws BB 70 kg: 1200 g Ca, 90%nya merupakan penyusun tulang & gigi.  Tulang: Ca terdapat sebagai endapan Ca fosfathidroksiapatit yg amorf dlm matrix serabut kolagen.
  • 32. Fungsi Calsium  Pertumbuhan tulang dan gigi  Sebagian kecil yg lain Ca dlm plasma darah berperan dalam:  Proses pembekuan darah  Mempertahankan kepekaan kontraksi otot jantung, otot skelet, syaraf & permeabilitas membran.
  • 34.  Kalsifikasi tulang berjalan cepat pd usia muda & lambat di usia tua  Namun kalsifikasi berlangsung dinamis  kalsifikasi & dekalsifikasi (reabsorpsi Ca tulang)  terus berlangsung  Tiap hari 700 mg Ca tulang  turn over  Protein pengikat Ca : osteokalsin.
  • 35. Kebutuhan Ca  Umur 18 thn butuh 800 mg/hr.  Selama kehamilan & laktasi: 1,2 gr/hr  Anak-anak 1-18 thn: 0,8-1,2 g/hr  Anak dibawah 1 thn: 360-540 mg/hr
  • 36. Absorpsi Ca  Absorpsi efektif di usus halus bagian atas  Absorpsi dipengaruhi vit D aktif: 1,25 dehidroksikolekalsiferol yg dihasilkan ginjal sbg respon kadar Ca serum yg rendah  Absorpsi dipermudah laktosa & protein.
  • 37. Absorpsi Ca (lanjutan)  Absorpsi lbh mudah dlm suasana asam  Ca lebih mudah larut.  Absorpsi dihambat oleh : 1. fitat , 2. oksalat & 3. fosfat.
  • 38. Metabolisme Ca  Dlm plasma terdapat dlm bntk ion Ca+, berikatan dgn protein.  Kadar dipengaruhi H. paratiroid & kalsitonin  Penurunan fraksi ion Ca  tetani
  • 39.  Penurunan kadar Ca dlm tubuh terjadi akibat: 1. in-take yg kurang, 2. gangguan absorpsi, 3. Nefritis (gangguan tubulus renalis), 4. defisiensi paratiroid, & 5. peningkatan retensi fosfat pd peny tub renalis.
  • 40. Metabolisme Ca  Rasio Ca:P penting dlm kalsifikasi  Penyakit rakhitis  rasio Ca:P rendah  Diet tinggi protein, dapat memacu absorpsi di usus , namun juga meningkatkan ekskresi Ca di tub renalis (ginjal).  Diet tinggi protein  Ca banyak dibuang lewat urin krn terbawa ekskresi ureum melalui urin.
  • 41. Penyakit yang berkaitan dengan metabolisme Calsium:  Hiperparatiroid  Hipoparatiroid  Osteoporosis  Rakhitis  Osteomalasia
  • 42. Penyakit hiperparatiroid  Paratiroid hiperaktif krn tumor, terjadi  Hiperkalsemia  Penurunan kadar P serum  Penurunan reabsorpsi P oleh tub renalis  Peningkatan fosfatase  Peningkatan Ca & fosfat dlm urin krn reabsorpsi tulang.  Peningkatan ekskresi P melalui urin akan memacu ekskresi Ca utk mempertahankan rasio Ca:P yg tetap.
  • 43. Penyakit Hipoparatiroid  Dapat terjadi akibat pembuangan kljr paratiroid  Mengakibatkan penurunan kdr Ca serum smp dibawah 7 mg/dl disertai peningkatan kadar fosfat serum & penurunan fosfat urin.
  • 44. Osteoporosis  Penyakit ini terjadi pd orang dewasa krn intake Ca yg rendah & mungkin bersamaan dgn diet tinggi protein.  Mengakibatkan ekskresi Ca lbh besar drpd intake Ca.  Wanita menopause: berkaitan dgn penurunan hormon estrogen
  • 47. Rakhitis (Ricketsia)  Keadaan ini terjadi pd anak-anak akibat kalsifikasi terganggu (pada dewasa disebut osteomalasia).  Biasanya terjadi akibat defisiensi Ca (akibat diet rendah calsium) atau aktivitas vit D yg kurang krn kurang sinar matahari.
  • 49. Fosfor (P)  P paling bnyk terdapat dlm tulang & gigi bersama Ca, sisanya terdapat bebas atau berikatan dgn senyawa organik dlm tubuh.
  • 50. Kebutuhan P  Hampir semua makanan mengandung P, jarang  defisiensi  Kebutuhan rata-rata: 1,5 g/hr  ASI rasio Ca:P=2:1 ,  Susu sapi rasio Ca:P = 1,2:1
  • 51. Fungsi fosfor  Pembentukan tulang dan gigi  Pembentukan ATP  Pembentukan phospolipid  Bagian dari co enzim  Bagian dari RNA dan DNA
  • 52. Metaboloisme P  Absorpsi berkorelasi dgn Ca, demikian jg ekskresinya.  Peningkatan metabolisme KH & lemak akan diikuti penurunan kdr P, khususnya P organik.  Penyakit ginjal: terjadi penurunan kadr Ca diikuti retensi P shg  asidosis.
  • 53.  Kadar P darah jg naik pd hipoparatiroid, sedangkan pd hiperparatiroid kadar P rendah.  Pd penderita kelainan tub renalis, kadar P darah akan turun bersamaan dgn naiknya aktivitas fosfatase alkali.
  • 54. Kasus De toni-Fanconi & bntk herediter osteomalasia (dws) atau sindrom milkman  penderita ini terjadi kenaikkan ekskresi P dlm urin. Tulang rapuh pada Osteomalasia
  • 55. Magnesium (Mg) Fungsi  Dlm tubuh terdapat sekitar 21 gr  70% bersama Ca & P menyusun tulang dan gigi  Sisanya dlm jaringan lunak dan cairan tubuh
  • 56. Magnesium Fungsi:  Dlm darah terdapat 2-4 mg  Di otot terdapat 21 mg  aktivator utk enzim yg mentransport ggs P.  Sumber: kakao, kacang, kedelai, gandum, ikan & susu
  • 57. Magnesium Kebutuhan  Laki-laki dewasa: 350 mg/hr  Wanita: 300 mg/hr  Asupan dipengaruhi oleh Ca, Protein, Vit D dan alkohol dlm diet.  Defisiensi: disfungsi neuromuskuler, hipereksitabilitas, konvulsi dan tremor.
  • 58. Magnesium Metabolisme  Absorpsi di usus halus, sebagian kecil usus besar, dan kolon  Ekskresi : sebagian besar lewat ren 6- 20 mEq/l/hr.  Ekskresi dipacu: aldosteron
  • 59. Magnesium  Defisiensi magnesium ditemukan pada:  alkoholisme kronis, penderita post operasi, obstruksi pilorus, alkalosis hipokloremik, serta penderita hiperparatiroid.  Kadar diukur dlm eritrosit:  N : 5,3 mEq/L  Kadar separuh dari normal menimbulkan:  Disorientasi, bingung, delirium, halusinasi dan tremor.
  • 60. Natrium (Sodium)/ Na Fungsi  Komponen utama kation dalam cairan ekstrasel  Dlm pengaturan keseimbangan asam basa darah, Na berpasangan dengan Cl dan bicarbonat.  Ptg: mempertahankan keseimbangan osmosis cairan tubuh  melindungi kehilangan cairan berlebihan  Menjaga iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.
  • 61. Natrium (sodium)  Tubuh butuh: 5-15 g/hr sbg garam  Kehilangan: melalui urin & keringat  Intake sampai 5 g/hr dianjurkan pada orang dewasa tnp hipertensi  Sumber utama: garam dapur  N dianjurkan intake: 1 g NaCl/hr.
  • 62. Atau
  • 63. Natrium (sodium) Metabolisme  Dipengaruhi Hormon mineralokortikoid yg dihasilkan korteks kel adrenal  Penyakit ginjal kronis yg disertai asidosis terjadi penurunan kadar Na sebab reabsorpsi terganggu, eksresi lewat urine meningkat.
  • 64. Natrium (sodium)  Sirrosis dan payah jantung kongesti  kadar Na serum rendah namun Na tubuh tinggi  overhidrasi (pengenceran Na) hiponatremia  namun BB naik  Kehilangan cairan berlebihan (mis: muntah, diare dan penyakit ginjal)  kadar Na tubuh dapat turun  hiponatremia  disertai dehidrasi dan penurunan BB.
  • 65. Natrium (sodium)  Kadar Na meningkat pd korteks adrenal yg hiperaktif, mis: penyakit Cushing (Cushing Syndrome) atau akibat pemberian kortikotropin (ACTH), kortison, deoksikortikosteron, estrogen dan progesteron.  Diabetes insipidus: banyak BAK  dehidrasi, kadar Na dalam darah naik naik (hemokonsentrasi)
  • 66. Natrium (sodium)  Penyakit Addison  penurunan Na krn banyak yang hilang  Kehamilan  retensi Na o.k. banyak hormon yang disekresi plasenta  menahan Na & air  kenaikan BB, kadang hipertensi smp eklampsi.  Pd orang tertentu ada yg sensitif Na  hipertensi
  • 67. Kalium (Potassium) Fungsi  Merupakan kation utama dalam cairan intrasel  Berfungsi untuk aktifitas otot (khususnya jantung)
  • 68. Kalium (Potassium)  Bersama Na menjaga keseimbangan asam- basa darah. Mempertahankan tekanan onkotik plasma dan retensi air.  Penting untuk aktivitas enzim glikolitik dan biosintesis protein yang perlu K untuk aktivitasnya
  • 69. Kalium (Potassium) Kebutuhan  Normal : 4 g/hr  Sumber: daging, pisang, jeruk, nanas, brokoli dan kentang
  • 70. Kalium (Potassium) Metabolisme  K ekstrasel mempengaruhi aktivitas kontraksi otot lurik dan konduksi otot jantung, sehingga bila terjadi penurunan kadarnya, dapat terjadi paralisis atau ggn denyut jantung  K difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi tubulus renalis.  Ekskresi melalui ren (ginjal)  upaya untuk mempertahankan keseimbangan asam basa darah.
  • 71. Kalium (Potassium) Hiperkalemi (pe kalium dalam darah)  Dapat menimbulkan efek toksis.  Terjadi pada: Gagal ginjal, dehidrasi berat.  Kenaikan K dalam serum disertai kenaikan K intrasel  tanda peny. Addison atau insufisiensi adrenal  Peningkatan K serum diatasi dengan pemberian Deoksikortikosteron.
  • 72. Kalium (Potassium) Hiperkalemi  Gejala klinis: depresi syaraf pusat dan depresi jantung sehingga  bradikardi, denyut lemah, diikuti kolaps dan denyut berhenti (cardiac arrest).  Gejala lain: delirium, lemah, hipestesia (mati rasa), kesemutan dan paralisis otot ekstremitas dan paralisis otot pernafasan.
  • 73. Kalium (potassium) Hipokalemia, Sering terjadi pada:  post operasi dengan infus cairan kurang kalium  malnutrisi,  peny dgn keseimbangan nitrogen negatif,  diare kronis,  fistula usus,  penyedotan cairan lambung yang berulang dan  alkalosis metabolik  pada hiperaktivitas korteks adrenal (Sindr Cushing)  penyuntikan kortikosteroid/ACTH dlm jumlah banyak.
  • 74. Kalium (potassium) Pompa Natrium-Kalium  Kadar Na & K yang tinggi pd ruang yg berbeda  perpindahan melawan gradien konsentrasinya.  Keadaan ini dipertahankan oleh pompa natrium yang perlu ATP.  Ion Na keluar sel  ditukar K  dipompa masuk sel.  1 molekul ATP  memompa 3 molekul Na keluar sel diimbangi 2 molekul K masuk sel.
  • 75. Kalium (potassium)  Proses perlu kerja enzim Na-K ATP ase atau transport ATP ase. (Aktivitas enzim dihambat glikosida jantung yaitu quabain)  Proses perpindahan Na perlu molekul pengemban yg menembus membran melawan gradien konsentrasi.  Transport yang memerlukan energi  transport aktif.
  • 77. Litium  Terdapat di hampir semua jaringan dalam jumlah sedikit 0,006 mg/L.  Dapat menggantikan Kalium sebagai aktivator enzim Na-K ATPase.  Dapat menembus membran sel dengan bantuan pompa Na.
  • 78. Litium  Dosis besar untuk th/ psikosis maniacdepresif.  Peran preventif terhadap penyakit jantung atheroskerotik, namun mekanisme belum jelas.
  • 79. Klorida Fungsi  Berperan dalam pengaturan keseimbangan asam basa darah, keseimbangan air dan pengaturan tekanan osmotik.  Peran pengaturan keseimbangan asam basa darah terkait mekanisme pergeseran klorida (Chloride shift).  Dalam lambung: Cl penting dalam menentukan keasaman getah lambung mel pembentukan HCl dlm sel parietal mukosa lambung.
  • 80. Klorida Kebutuhan  Hampir semua makanan mengandung Cl dalam btk NaCl.  Diet rendah garam  Na & Cl dlm urin turun.
  • 81. Klorida  Keringat berlebihan, diare & kelainan endokrin  Na & Cl jg banyak hilang
  • 82. Klorida  Muntah berlebihan, obstruksi pilorus/duodenum  banyak Cl yg hilang  Cl plasma menurun dikompensasi oleh naiknya kadar bicarbonat alkalosis hipokloremik (Alkalosis Metabolik)  Hipokloremik jg dpt terjadi pada th/kortikotropin (ACTH) & peny. Cushing.
  • 83. Sulfur (Belerang) Fungsi  Terdapat pada semua sel tubuh dalam bentuk protein, disusun o/ sistein dan metionin.  Metionin adalah donor penting seny metil  pd proses metilasi reaksi detoksikasi  Aktifitas Katalitik  Penting dalam proses metabolisme : asil- tioester (asetil KOA & S-asetil lipoat), heparin, glutation, tiamin, buitin, taurokolat, kondroitin sulfat, dll.
  • 84. Sulfur (Belerang)  Makanan mengandung sistein & metionin  Sulfur  sedikit yang diabsorpsi, m.k. garam magnesium sulfat  obat laxansia.  Ion sulfat yang telah diaktifkan terdapat pada mukopolisakarida, heparin dan kondroitin sulfat.  Sulfur organik  dioksidasi  sulfat  diskskresi sebagai sulfat anorganik
  • 85. Besi (Fe) Fungsi  Penting pada reaksi oksidasi-reduksi dalam rantai respirasi.  Berperan dalam metabolisme dlm bntk besi-heme atau ggs besi porfirin( penyusun hemoglobin, mioglobin, sitokrom, enz katalase, peroksidase, koenzim spt metaloenzim (flavoprotein), NAD- dehidrogenase & suksinat dehidrogenase))  Besi non-heme berikatan dengan protein sebagai bagian dari metaloprotein (ferritin & transferin/siderofilin)
  • 86. Besi  Sumber: makanan Hewani; hati, telur, ikan, jantung, kuning telur, Nabati:gandum, kurma, kacang, bayam, daun ubi dan asparagus.
  • 87. Besi  Kebutuhan besi Wanita hamil trimester III kebutuhan besi meningkat 4 mg/hari, laktasi, pada anak usia sekolah, serta pd wanita waktu menstruasi  bila kekurangan  anemia def besi  Waktu menstruasi jumlah darah 35-70 ml setara dgn kehilangan 16-32 mg besi.
  • 88. Besi  Wanita premenopause  kehilangan darah lebih banyak lagi.  Penderita hemoroid & cacingan (ankilostomiasis) tjd kehilangan besi kronis  anemia def. Besi (mikrositik hipokrom)
  • 89. Besi  Besi dlm diet tidak semua di absorbsi  Absorpsi tergantung kebutuhan.  Pd keadaan normal 10-2- mg besi diet, hanya 10% yang diabsorpsi, sisanya dibuang.  Bayi & anak mengabsorpsi besi lbh bnyk dibanding orang dewasa, bahkan anak yg anemia  absorpsi 2 kali lipat.
  • 90. Besi  Besi dlm makanan dalam bntk ion Ferri (Fe 2+), sebagai ferri hidrosida atau organik ferri.  Dlm lambung krn HCl, ferri  diubah bntk bebas  (Fe2+)akan dioksidasi dalam plasma (ada peran vit C) ferro (Fe 3+).
  • 91. Besi  Ferro lbh mudah larut & diabsorpsi di usus.  Absorpsi dipercepat bila ada protein yg membetuk chelate-besi  mdh larut.  Besi-heme  diabsorpsi oleh usus tnp dilepas sebagai ion bebas.
  • 92. Besi  Fosfat dan fitat(gandum) menghambat absorpsi besi  Absorpsi sebagian besar di duodenum  Absorpsi besi berkurang pada penderita yang direseksi usus, gastrektomi, sindroma malabsorpsi.  Absorpsi meningkat 2-10 kali pd anemia defisiensi besi dan anemia pernisiosa
  • 93. Besi Metabolisme  Besi diabsorpsi, btk F 2+  dalam plasma darah  oksidasi  ion F 3+ diikat pd transferin.  Setiap molekul transferrin membawa 2 ion F 3+
  • 94. Besi  Pengikatan tersebut dipacu seruloplasmin (protein mengandung cuprum/ Cu) yg merupakan oksidator (ferroksidase serum)  Kadar besi terikat pada protein ini pada pria 120-140 g/dl dan wanita 90-120 g/dl.  Total Iron Binding Capacity: 300-360 g/dl.
  • 95. Metabolisme besi  Pada keadaan normal hanya 30-40% total TIBC dipakai utk transport besi. Transferin yg tidak menikat besi 30-70%.  Pada anemia def besi kadar besi yg terikat rendah, tetapi TIBC meningkat diatas normal  mengakibatkan Unsaturated Iron Binding Capacity meningkat di atas normal.  Pada penykt. Hepar  besi yg terikat pd transferin & TIBC rendah  sebab transferin disintesis di hepar.
  • 96. Metabolisme besi  Pada peny ginjal, besi terikat protein bnyk dibuang pada proteinuria.  Pada nefrosis 1,5 mg/hr besi dibuang lwt urin  Besi tubuh disimpan sbg ferritin atau hemosiderin (cad besi tubuh).
  • 97. Metabolisme Besi  Ferritin bnyk dalam hepar (700 mg), limpa dan sumsum tulang.  Bila kadar besi melebihi kapasitas simpan  diubah  hemosiderin  ditimbun dlm hepar sbg hemosiderin. Bila banyak  hemosiderosis.
  • 98. Metabolisme besi  Hemosiderosis  kelebihan besi tubuh  akan tertimbun pada kulit  memberikan pigmen warna perunggu.  Besi juga ditimbun di hepar & pankreas  memberikan tanda spt diabetes melitus/diabetes bronze.  Pada keadaan tersebut, kadar Unsaturated Iron Binding Capacity serum rendah & protein pengikat besi 90% jenuh dgn besi, sedangkan normalnya hy 30% jenuh.
  • 99. Cuprum (Tembaga) Fungsi  Menyusun metaloenzim yaitu sitokrom oksidase yg berperan dalam oksidasi rantai respirasi & superokside dismutase (berperan dlm menghilangkan radikal bebas dlm tubuh.  Mempertahankan integritas serabut mielin jaringan syaraf, jg berperan dlm sintesis hemoglobin.
  • 100. Fungsi  Dlm plasma cuprum berikatan dg seruloplasmin (suatu protein plasma)  ada 8 atom Cu/molekul seruloplasmin.  Seruloplasmin berfungsi sebagai enzim feroksidase dlm metabolisme besi.  Cuprum dlm plasma sebagian besar (80- 95%) berikatan secara kuat dgn seruloplasmin dan 5% berikatan lemah dengan albumin (albumin berfungsi sbg alat angkut atau pentransport Cu dalam darah)
  • 101. Kebutuhan dan Metabolisme  Bayi & anak butuh 0,05 mg/kg BB/hari.  Orang dewasa 2,5 mg/hari.  Defisiensi  jarang akibat kurang dari diet.  Defisiensi terjadi akibat penyakit sprue dan nefrosis. Sumber: hati, ginjal, kismis, kacang-kacangan dan susu.
  • 102. Kebutuhan dan Metabolisme  Defisiensi  anemia def besi sebab Cu berperan dalam metabolisme besi.  Defisiensi  penurunan sintesis ATP krn ggn aktivitas sitokrom oksidase.  Peny Wilson (degradasi hepatolentikuler) berkaitan dgn metabolisme Cu. Pada pasien ini dalam sel otak ditemukan Cu.
  • 103. Kebutuhan dan Metabolisme  Hampir semua penderita peny Wilson mempunyai seruloplasmin kurang dari 23 mg/dl serum (sbg batas terrendah dari normal)  Beberapa pasien kadar Cu seruloplasmin bahkan tidak dapat ditetapkan.  Pd peny Wilson banyak Cu plasma tetap terikat lemah dng albumin serum  Cu mudah ditransfer ke jaringan otak dan hati atau ke urin.  Fraksi tembaga serum yg “direct-reacting” tidak menurun pd pasien ini.
  • 104. Kebutuhan dan Metabolisme  Bila timbuinan Cu berlebih di hepar sirrosis.  Bila di ginjal  kerusakan tubulus ginjal  menyebabkan peningkatan ekskresi asam amino & peptida, kadang glukosa dalam urin.  Hiperkupremia dapat terjadi ok infeksi akut & kronis oleh mikroorganisme pada manusia.
  • 105. Iodium Fungsi  Diperlukan untuk menyusun hormon tiroksin  sintesis berlangsung di kljr tiroid.  Ion iodida dlm plasma ditangkap atau diambil oleh sel kelenjar tiroid.  Bagi sel organ lain belum diketahui fungsinya.
  • 106. Kebutuhan  Orang dewasa perlu 5 g/hari/100 kalori setara dengan 100-150 g/hari.  Kebutuhan iodium meningkat pada masa pertumbuhan, remaja dan ibu hamil.  Daerah dataran tinggi umumnya bahan makanan atau air minum kurang mengandung iodium  pend GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium)  daerah endemik gondok  perlu penyebaran garam beryodium
  • 107.
  • 108. Mangan Fungsi  Diperlukan untuk menyusun tulang, jaringan reproduksi dan syaraf.  Aktivator bagi enzim glikosiltransferase  diperlukan pada sintesis mukopolisakarida atau glikoprotein dalam kartilago dan tulang.  Aktivitas enzim piruvat karboksilase  berperan pada glukoneogenesis dan enzim kelompok ]dehidrogenase.  Defisiensi  jarang
  • 109. Kobalt Fungsi  Penyusun vitamin B12 yang diperlukan pada sintesis hemoglobin dan eritrosit.  Diperlukan untuk aktivitas beberapa enzim seperti malonil-KOA mutase, metiltetrahidrofolat oksidoreduktase dan ribonukleotida reduktase. Defisiensi  anemia pernisiosa, iikuti ekskresi asam metilmalonat (urine)  ok kegagalan fungsi enzim mutase
  • 110.  Dalam tubuh ada 1,1 mg kobalt terutama terdapat dalam hepar, ginjal dan tulang.  Kobalt bebas dalam makanan sulit diserap sehingga kebutuhan kobalt dipenuhi dalam bentuk vitamin B12.  Mikroorganisme dalam usus juga menggunakan kobalt untuk sintesis vitamin B12.
  • 111. Seng Fungsi  Untuk pertumbuhan, reproduksi, regenerasi jaringan yang rusak dan penyembuhan luka.  Untuk aktivitas timidine kinase  berperan pada sintesis DNA dan pembelahan sel.  Merupakan komponen enzim alkoholdehidrogenase, alkali fosfatase, karbonat anhidrase, prokarboksipeptidase dan superokside dismutase.
  • 112. Fungsi Seng dlm karbonat anhidrase dpt berikatan dgn asetazolamid  mghambat aktivitasnya.  Ikut menyusun retinen reduktase di retina  berperan pada regenerasi retinaldehid.  Diperlukan untuk mempertahankan kadar normal vit A serum  berkaitan dengan mobilisasi vit A dalam hepar.  Mempunyai pengaruh pada metabolisme insulin.  Kadar menurun pada penderita leukemia
  • 113. Fungsi  Dlm tubuh terdapat 1,4-2,3 g seng (banyak dalam tulang dan gigi). 20% diantaranya dalam kulit, spermatozoa, epididimis dan prostat
  • 114. Kebutuhan dan Metabolisme  Kebutuhan perhari 10-15 mg, anak 13 mg dan bayi 0,7-5 mg.  Sumber: daging, susu dan gandum.  Absorpsi di usus halus dan iikat oleh ligan.
  • 115. Seng  Sitosol sel hepar mengandung metalotionein  berperan untuk detoksikasi logam berat.  Defisiensi  penyembuhan lukan lambat, terjadi hipogonadisme dan pertumbuhan terlambat.  Defisiensi kemampuan mengecap kurang sensitif dan nafsu makan turun. Defisiensi banyak pada penderita sirrosis postalkoholisme.
  • 116. Fluor Fungsi fluor:  Pertumbuhan tulang dan gigi  Mencegah karies gigi dan osteoporosis  Fertilitas  Inhibitor bagi enzim yang diaktifkan magnesium (contoh enzim glikoliatik enolase  Menghambat siklus Krebs karena menghambat kerja akotinase
  • 117. Fluor Sifat fluor  Toksis  Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, 1-2 mg/hari  Suplai dari air minum 1 ppm perhari sudah memadai  Menghambat aktivitas enzim pada bakteri yang bersifat kariogenik
  • 118. Fluor Kadar fluor berlebih:  Fluorosis maka terjadi gigi bertitik-titik dan email rapuh  Dapat tertimbun dalam insertio otot dan exotosis tulang  Kematian
  • 119. Molibdenum Fungsi:  Untuk aktivasi enzim flavoprotein, xantin oksidase, aldehid oksidase.  Defisiensi xantin oksidase xantinuria  Sulfit oksidase diperlukan untuk detoksifikasi sulfur dan mengubah sulfit dan sulfat
  • 121. Selenium  Pada manusia belum diakui mineral esensial  Pada binatang penting untuk metabolisme  Pertumbuhan  Fertilitas  Imunitas  Sintesa ATP dan ubiquinon
  • 122. Selenium Fungsi:  Membantu proses metabolisme radikal bebas di hepar
  • 123. Selenium Selenium bisa membantu proses metabolisme radikal bebas karena selenium merupakan penyusun enzim glutation peroksidase yang diperlukan untuk mengubah glutation bentuk reduksi menjadi bentuk teroksidasi dengan menggunakn hidrogen peroksidamelindungi membran dari oksidasi
  • 124. Selenium Reaksi: enz glutation peroksidase 2 GSH + H2O2  GSSG + 2H2O GSH  glutation pereduksiKet: GSSG glutation teroksidasi
  • 125. Selenium Glutation yang tereduksi dapat dikembalikan lagi menjadi bentuk teroksidasi oleh bantuan enzim glutation reduktase NADPH+H NADP GSSG <---------------------------->2GSH Glutation reduktase
  • 126. Selenium Metabolisme:  Ada hubungan dengan vit E sebagai anti oksidan  Selenium tersebar di jaringan terutama di kortex ginjal, pankreas, hipofisis, dan hepar  Sumber selenium adalah makanan nabati dan hewani  Bila kadar berlebihan menghambat aktivitas enzim pernapasan dengan membentuk kompleks dengan gugus sulhidril
  • 127. Selenium Defisiensi:  Nekrosis multiple pasa mencit  Distrofi otot, nekrosis jantung pada cerpelai  Diatesis eksudatif pada ayam dan kalkun  Stiff Lamb disease dan ill thrift pada biri-biri  Penyakit otot putih pada anak sapi  Distrofi otot dan degenerasi otot pada babi
  • 128. Selenium Pencegahan:  Mengkonsumsi selenium 3 ppm/hari  Asupan 5-15 ppm toksis
  • 129. Unsur yang mungkin esensial  Unsur yang belum jelas mekanisme kerjanya  Vanadium karies gigi  Nikelpertumbuhan tidak optimal, degenerasi sel hepar, kelainan stuktur membran sel  Silikon  jaringan penyambung, pada kartilago, tulang dan kulit
  • 130. Unsur yang mungkin esensial  KadmiumEfek  berlawanan dgn besi Metaloprotein yg paling banyak mengandung kadmium adalah metalotionein, setiap molekulnya mengandung:  6 % kadmium  2% seng  9% sulfur  25% sistein Protein tersebut berfungsi mengurangi efek toksik logam lain
  • 131. Unsur yang dapat mencemarkan lingkungan:  Arsen (Ar)  Air raksa (Hg )  Timah hitam(Pb)  Perak (Ag)  Emas  Germanium