SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
TUGAS REVIEW

MATA KULIAH
REFORMASI PEMDA

Disusun oleh:

FRANSISKUSN ANCE
(11520247)

IP2L

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
STPMD”APMD”
YOGYAKARTA
2013
REVORMASI DAN DESENTRALISASI
A. Reformasi
suatu proses berlangsungnya pergeseran danperubahan dari sistem yang dinilai
kurang demokratis menuju kearah sistem yang lebih demokratis. Oleh sebab itu pergeseran
dan perubahan itu merupakan implementasi dan merupakan bagian dari peristiwa di dalam
proses demokratisasi yang cakupannya mengandung hal-hal yang berkaitan dengan
persamaan politik, ekonomi, dan sosial yang lebih merata.
Tujuan Umum reformasi adalah terciptanya kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, dan sosial yang lebih baik dari masa sebelumnya.
B. Otonomi
Otonomi di bagi dalam AUTO (sendiri) dan NOMIA (mengatur diri sendiri. Jadi
Otonomi dalam pemerintahan Pelimpaham sebagian kewenangan, tugas, kewajiban dan
tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Otonomi Daerah sesuai UU 32 Tahun 2004 dimana Hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dapat
juga di temukan dalam UU 32 Tahun 2004 Pasal 10 (pembagian urusana pemerintahan).
(1) Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang olehUndang-Undang ini ditentukan
menjadi urusan Pemerintah.
(2) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluasluasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. politik luar negeri;
d. yustisi;
b. pertahanan;
e. moneter dan fiskal nasional; dan
c. keamanan;
f.agama
.
(4) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan
pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat
menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.
(5) Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah dapat:
a. menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;
b. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah;
atau
c. menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa
berdasarkan asas tugas pembantuan.
Pemberian Otonomi Luas diarahkan untuk Mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat. Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta keanekaragaman daerah.

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

C. BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING
TINGKATAN PEMERINTAHAN.

Pusat berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, kriteria, monitoring dan
evaluasi, supervisi, fasilitasi, pengawasan dan urusan-urusan pemerintahan dengan
eksternalitas nasional. Provinsi berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan
pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada
norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) dari Pemerintah. Kabupaten/Kota: berwenang
mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam
satu Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK)
dari Pemerintah.
Sesuai PP No. 38 Tahun 20007
 Urusan Pemerintahan Daerah yang bersift wajib (pasal 7 ayat (2) PP 32 Tahun 2007
1. Pendidikan;
4. Pekerjaan Umum;
2. Kesehatan;
5. Penataan Ruang;
3. Lingkungan Hidup;
6. Perencanaan Pembangunan;
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Perumahan;
Kepemudaan dan Olahraga;
Penanaman Modal;
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
Kependudukan dan Catatan
Sipil;
Ketenagakerjaan;
Ketahanan Pangan;
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak;
Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera;
Perhubungan;
Komunikasi dan Informatika;
Pertanahan;

19. Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri;
20. Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan
Persandian;
21. Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa;
22. Sosial;
23. Kebudayaan;
24. Statistik;
25. Kearsipan; dan
26. Perpustakaan.

 Urusan Pemerintahan Daerah yang bersifat pilihan (pasal 7 ayat (4) PP 32 Tahun 2007
1. Kelautan dan Perikanan;
5. Pariwisata;
2. Pertanian;
6. Industri;
3. Kehutanan;
7. Perdagangan; dan
4. Energi dan Sumber Daya
8. Ketransmigrasian.
Mineral;

REFORMASI KELEMBAGAAN
Otonomi daerah (local autonomy): kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun 2004).
Devolution / decentralisation: The transfer of functions or decision-making authority from
the central government to local government (Cheema & Rondinelli, 1981). Otonomi daerah
(local autonomy): kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun 2004)
 Metode Pelimpahan Wewenang
1. Pelimpahan wewenang di indonesia
a. Metode yang dianut adalah general competence, dengan sedikit modifikasi
b. Perumusan kewenangan daerah ditetapkan berdasarkan “kewenangan
residual”, dengan rumusan eksplisit dimulai dari pemerintah pusat, yi: bidang
pertahanan dan keamanan, kebijakan moneter dan fiskal, politik luar negeri,
agama, justisi.
c. Dalam peraturan lebih teknis, perumusan kewenangan didahului dengan
kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, menurut PP
No.25/2000.
d. Perumusan berdasarkan pengakuan kewenangan dalam tiga jenjang (pusat,
provinsi, kabupaten/kota) menurut PP No.38/2007.
Muatan PP No.38/2007
Pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota secara rinci
(lampiran 856 hal, mirip dengan muatan Kepmendagri 130-67 tahun 2002).
 Urusan Wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah (pasal 7 ayat (2) PP 32 Tahun
2007)
1. Pendidikan
16. Perhubungan
2. Kesehatan
17. Komunikasi & Informatika
3. Lingkungan hidup
18. Pertanahan
4. Pekerjaan umum
19. Kesatuan bangsa & politik
5. Penataan ruang
dalam-negeri
6. Perencanaan pembangunan
20. Otda, PU, adm. Keu daerah,
7. Perumahan
perangkat kepeg daerah,
8. Kepemudaan & olah-raga
persandian
9. Penanaman modal
21. Pemberdayaan masyarakat dan
10. Koperasi & usaha kecil-menengah
desa
11. Kependudukan & catatan sipil
22. Sosial
12. Ketenagakerjaan
23. Kebudayaan
13. Ketahanan pangan
24. Statistik
14. Pemberdayaan perempuan &
25. Kearsipan
perlindungan anak
26. Perpustakaan
15. KB & keluarga sejahtera
 Urusan pilihan untuk Pemerintah Daerah (pasal 7 ayat (4) PP 32 Tahun 2007)
1. Kelautan & perikanan
5. Pariwisata
2. Pertanian
6. Industri
3. Kehutanan
7. Perdagangan
4. Energi & sumberdaya mineral
8. Transmigrasi
Muatan PP No.41/2007
Strujtur Organisasi
•

•

•

•

•


1.

2.




Strategic Apex
– Suatu unit satuan organisasi yang berfungsi membuat kebijakan strategis untuk
kelangsungan hidup dan pengembangan suatu orgaisasi
– Fungsi ini biasanya terletak pada posisi tertinggi atau dijabat oleh Pimpinan tertinggi
suatu Organisasi (Untuk Dinas=Kepala Dinas)
Middle Line
– Satuan Organisasi ini berfungsi sebagai perantara yang menyalurkan kebijakan
strategis untuk dilaksanakan oleh satuan pelaksana organisasi
– Satuan organisasi mediator ini umumnya pengelola dari fungsi bantuan dan fasilitasi
(biasanya dijabat oleh Sekretaris)
Operating Core
– Unit organisasi berfungsi melaksanakan tugas pokok suatu organisasi. Unit ini yang
berfungsi sebagai pelaksana yang bertanggungjawab atas berhasil tidaknya
pelaksanaan kebijakan strategis yang ditetapkan oleh Strategic Apex
– Unit ini berada di depan yang erat kaitanya dengan terwujudnya tugas pokok suatu
organisasi (Dinas kesehatan= rumah sakit, poli klinik dsb.)
Techno-Structure
– Unit ini berfungsi sebagai analis yang memberikan bantuan (hasil analisisnya)
kepada Strategic Apex mengenai segala aspek yang berkaitan dengan tugas pokok
organisasi untuk masukan pengambilan kebijakan (Misalnya: bagian Litbang)
Support Staff
– Unit organisasi ini terdiri dari satuan penunjang yang memperlancar pelaksanaan
tugas pokok organisasi
– Unit ini biasanya dipandang kurang penting, akan tetapi tanpa unit ini organisasi bisa
lumpuh (misalnya bagian Tata Usaha)
Sekretariat & Badan/Inspektorat
Sekretarian Daerah dan Sekretariat DPRD (pasal 21 PP 41 Tahun 2007)
Sekretariat Daerah (minimal 4 Asek/ 3 Asek)
a. Asisten 1
c. Asisten 3
b. Asisten 2
d. Asisten 4
Sekretariat DPRD
Lembaga Teknis Daerah Kurang dari 40 (8 lembaga teknis), 40-70 (10 lembaga teknis), dan
lebih dari 70 (12 lembaga teknis)
a. Badan
c. Satuan Polisi Pamong Praja
b. Kantor
d. Rumah Sakit Umum Daerah
Satuan lain
Dinas Daerah kurang dari 40 (12 dinas), 40-70 (15 Dinas), dan Lebih dari 70 (18 Dinas)
a. Dinas
Wilayah
b. Distrik/kecamatan dan kelurahan.
ESELON
 Eselon Perangkat Daerah (pasal 34 dan 35 PP 41 Tahun 2007)
Eselon Ib
Eselon IIa
Eselon IIb
Eselon IIIa

Eselon IIIb
Eselon Iva
Eselon Ivb

(sekretaris Daerah)
(Asisten, sekretaris DPRD, Kepala Dinas, Kepala Badan,
Direktur Rumah sakit Umum Daerah Kelas A)
(Kepala Biro, Direktur RS Umum Kelas B dan wakil direktur Kelas A)
(Kepala kantor, kepala bagian, sekretaris pada dinas, badan dan
inspektorat, kepala bidang dan inspektur pembantu, direktur rumah
sakit umum daerah kelas C, dan kepala unit pelaksana teknisdinas
dan badan)
(Kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit daerah)
(Kepala seksi, kepala subbagian, dan kepala subbidang)
(Sekretaris kelurahan, kepala seksi pada kelurahan, kepala
subbagian pada unit pelaksana teknis, kepala tata usaha sekolah
kejuruan dan kepala subbagian pada sekretariat kecamatan)

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desaSpb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
athursaja
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008
Medan Comonity
 
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoliNaskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
Yohannes Halawa
 
Materi Bu Asri II
Materi Bu Asri IIMateri Bu Asri II
Materi Bu Asri II
yulestian
 

La actualidad más candente (20)

UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desaSpb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
Spb 3.2 kebijakan pemberdayaan ekonomi desa melalui bum desa
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008
 
Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1Lpp bu nurma 1911 gabung-1
Lpp bu nurma 1911 gabung-1
 
Reformasi Birokrasi
Reformasi BirokrasiReformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi
 
Kamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi DaerahKamus Otonomi Daerah
Kamus Otonomi Daerah
 
Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
 
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...
 
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoliNaskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
 
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01 PokokPokok Substansi RUU BUMDes  | KADES Iwan #01
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01
 
Materi Bu Asri II
Materi Bu Asri IIMateri Bu Asri II
Materi Bu Asri II
 
naskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkapnaskah-akademik-lengkap
naskah-akademik-lengkap
 
Permentan 68-10
Permentan 68-10Permentan 68-10
Permentan 68-10
 
1958585
19585851958585
1958585
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Capil perkawinan
Capil perkawinanCapil perkawinan
Capil perkawinan
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 

Similar a Reformasi pemda (riview)

Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Lim Othe
 

Similar a Reformasi pemda (riview) (20)

implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.pptimplementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
implementasi-pp-no41-th-2007-di-merauke.ppt
 
Manajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerahManajemen pembangunan daerah
Manajemen pembangunan daerah
 
Pp 38 2007
Pp 38 2007Pp 38 2007
Pp 38 2007
 
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
 
Materi.ppt
Materi.pptMateri.ppt
Materi.ppt
 
Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)
 
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IXMs.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
 
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
Panduan Lengkap OTONOMI DAERAH
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
 
Pelaksanaan otda
Pelaksanaan otdaPelaksanaan otda
Pelaksanaan otda
 
Penataan Kewenangan Pemdes
Penataan Kewenangan PemdesPenataan Kewenangan Pemdes
Penataan Kewenangan Pemdes
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptxpemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
pemda1admpemda-2013-pert-1-181025033536 (1).pptx
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Bintek Setrawan PNPM
Bintek Setrawan PNPMBintek Setrawan PNPM
Bintek Setrawan PNPM
 

Más de ricky04

Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
ricky04
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
ricky04
 
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docxFransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
ricky04
 
Tugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokalTugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokal
ricky04
 

Más de ricky04 (11)

Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docxFransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
Fransiskus ance (11520247) tugas ujian manajemen progran. docx
 
RPJMD 2007 - 2011 kabupaten mappi
RPJMD 2007 - 2011 kabupaten mappiRPJMD 2007 - 2011 kabupaten mappi
RPJMD 2007 - 2011 kabupaten mappi
 
RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) 2012 - 2017 kabupaten mappi
RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) 2012 - 2017 kabupaten mappiRPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) 2012 - 2017 kabupaten mappi
RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) 2012 - 2017 kabupaten mappi
 
RPJMD 2005- 2025 kabupaten mappi
RPJMD 2005- 2025 kabupaten mappiRPJMD 2005- 2025 kabupaten mappi
RPJMD 2005- 2025 kabupaten mappi
 
Praktikum 2013 ricky 181692
Praktikum 2013 ricky 181692Praktikum 2013 ricky 181692
Praktikum 2013 ricky 181692
 
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
 
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
 
Tugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokalTugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokal
 
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mappi (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mappi (IPM) Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mappi (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mappi (IPM)
 

Reformasi pemda (riview)

  • 1. TUGAS REVIEW MATA KULIAH REFORMASI PEMDA Disusun oleh: FRANSISKUSN ANCE (11520247) IP2L SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD”APMD” YOGYAKARTA 2013
  • 2. REVORMASI DAN DESENTRALISASI A. Reformasi suatu proses berlangsungnya pergeseran danperubahan dari sistem yang dinilai kurang demokratis menuju kearah sistem yang lebih demokratis. Oleh sebab itu pergeseran dan perubahan itu merupakan implementasi dan merupakan bagian dari peristiwa di dalam proses demokratisasi yang cakupannya mengandung hal-hal yang berkaitan dengan persamaan politik, ekonomi, dan sosial yang lebih merata. Tujuan Umum reformasi adalah terciptanya kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial yang lebih baik dari masa sebelumnya. B. Otonomi Otonomi di bagi dalam AUTO (sendiri) dan NOMIA (mengatur diri sendiri. Jadi Otonomi dalam pemerintahan Pelimpaham sebagian kewenangan, tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Otonomi Daerah sesuai UU 32 Tahun 2004 dimana Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dapat juga di temukan dalam UU 32 Tahun 2004 Pasal 10 (pembagian urusana pemerintahan). (1) Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang olehUndang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. (2) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluasluasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. (3) Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. politik luar negeri; d. yustisi; b. pertahanan; e. moneter dan fiskal nasional; dan c. keamanan; f.agama . (4) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa. (5) Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah dapat: a. menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan; b. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; atau c. menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. Pemberian Otonomi Luas diarahkan untuk Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
  • 3. masyarakat. Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta keanekaragaman daerah. ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN C. BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN. Pusat berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, kriteria, monitoring dan evaluasi, supervisi, fasilitasi, pengawasan dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional. Provinsi berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) dari Pemerintah. Kabupaten/Kota: berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) dari Pemerintah. Sesuai PP No. 38 Tahun 20007  Urusan Pemerintahan Daerah yang bersift wajib (pasal 7 ayat (2) PP 32 Tahun 2007 1. Pendidikan; 4. Pekerjaan Umum; 2. Kesehatan; 5. Penataan Ruang; 3. Lingkungan Hidup; 6. Perencanaan Pembangunan;
  • 4. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Perumahan; Kepemudaan dan Olahraga; Penanaman Modal; Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Kependudukan dan Catatan Sipil; Ketenagakerjaan; Ketahanan Pangan; Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; Perhubungan; Komunikasi dan Informatika; Pertanahan; 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian; 21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; 25. Kearsipan; dan 26. Perpustakaan.  Urusan Pemerintahan Daerah yang bersifat pilihan (pasal 7 ayat (4) PP 32 Tahun 2007 1. Kelautan dan Perikanan; 5. Pariwisata; 2. Pertanian; 6. Industri; 3. Kehutanan; 7. Perdagangan; dan 4. Energi dan Sumber Daya 8. Ketransmigrasian. Mineral; REFORMASI KELEMBAGAAN Otonomi daerah (local autonomy): kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun 2004). Devolution / decentralisation: The transfer of functions or decision-making authority from the central government to local government (Cheema & Rondinelli, 1981). Otonomi daerah (local autonomy): kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun 2004)  Metode Pelimpahan Wewenang 1. Pelimpahan wewenang di indonesia a. Metode yang dianut adalah general competence, dengan sedikit modifikasi b. Perumusan kewenangan daerah ditetapkan berdasarkan “kewenangan residual”, dengan rumusan eksplisit dimulai dari pemerintah pusat, yi: bidang pertahanan dan keamanan, kebijakan moneter dan fiskal, politik luar negeri, agama, justisi. c. Dalam peraturan lebih teknis, perumusan kewenangan didahului dengan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, menurut PP No.25/2000.
  • 5. d. Perumusan berdasarkan pengakuan kewenangan dalam tiga jenjang (pusat, provinsi, kabupaten/kota) menurut PP No.38/2007. Muatan PP No.38/2007 Pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota secara rinci (lampiran 856 hal, mirip dengan muatan Kepmendagri 130-67 tahun 2002).  Urusan Wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah (pasal 7 ayat (2) PP 32 Tahun 2007) 1. Pendidikan 16. Perhubungan 2. Kesehatan 17. Komunikasi & Informatika 3. Lingkungan hidup 18. Pertanahan 4. Pekerjaan umum 19. Kesatuan bangsa & politik 5. Penataan ruang dalam-negeri 6. Perencanaan pembangunan 20. Otda, PU, adm. Keu daerah, 7. Perumahan perangkat kepeg daerah, 8. Kepemudaan & olah-raga persandian 9. Penanaman modal 21. Pemberdayaan masyarakat dan 10. Koperasi & usaha kecil-menengah desa 11. Kependudukan & catatan sipil 22. Sosial 12. Ketenagakerjaan 23. Kebudayaan 13. Ketahanan pangan 24. Statistik 14. Pemberdayaan perempuan & 25. Kearsipan perlindungan anak 26. Perpustakaan 15. KB & keluarga sejahtera  Urusan pilihan untuk Pemerintah Daerah (pasal 7 ayat (4) PP 32 Tahun 2007) 1. Kelautan & perikanan 5. Pariwisata 2. Pertanian 6. Industri 3. Kehutanan 7. Perdagangan 4. Energi & sumberdaya mineral 8. Transmigrasi Muatan PP No.41/2007 Strujtur Organisasi
  • 6. • • • • •  1. 2.   Strategic Apex – Suatu unit satuan organisasi yang berfungsi membuat kebijakan strategis untuk kelangsungan hidup dan pengembangan suatu orgaisasi – Fungsi ini biasanya terletak pada posisi tertinggi atau dijabat oleh Pimpinan tertinggi suatu Organisasi (Untuk Dinas=Kepala Dinas) Middle Line – Satuan Organisasi ini berfungsi sebagai perantara yang menyalurkan kebijakan strategis untuk dilaksanakan oleh satuan pelaksana organisasi – Satuan organisasi mediator ini umumnya pengelola dari fungsi bantuan dan fasilitasi (biasanya dijabat oleh Sekretaris) Operating Core – Unit organisasi berfungsi melaksanakan tugas pokok suatu organisasi. Unit ini yang berfungsi sebagai pelaksana yang bertanggungjawab atas berhasil tidaknya pelaksanaan kebijakan strategis yang ditetapkan oleh Strategic Apex – Unit ini berada di depan yang erat kaitanya dengan terwujudnya tugas pokok suatu organisasi (Dinas kesehatan= rumah sakit, poli klinik dsb.) Techno-Structure – Unit ini berfungsi sebagai analis yang memberikan bantuan (hasil analisisnya) kepada Strategic Apex mengenai segala aspek yang berkaitan dengan tugas pokok organisasi untuk masukan pengambilan kebijakan (Misalnya: bagian Litbang) Support Staff – Unit organisasi ini terdiri dari satuan penunjang yang memperlancar pelaksanaan tugas pokok organisasi – Unit ini biasanya dipandang kurang penting, akan tetapi tanpa unit ini organisasi bisa lumpuh (misalnya bagian Tata Usaha) Sekretariat & Badan/Inspektorat Sekretarian Daerah dan Sekretariat DPRD (pasal 21 PP 41 Tahun 2007) Sekretariat Daerah (minimal 4 Asek/ 3 Asek) a. Asisten 1 c. Asisten 3 b. Asisten 2 d. Asisten 4 Sekretariat DPRD Lembaga Teknis Daerah Kurang dari 40 (8 lembaga teknis), 40-70 (10 lembaga teknis), dan lebih dari 70 (12 lembaga teknis) a. Badan c. Satuan Polisi Pamong Praja b. Kantor d. Rumah Sakit Umum Daerah Satuan lain Dinas Daerah kurang dari 40 (12 dinas), 40-70 (15 Dinas), dan Lebih dari 70 (18 Dinas) a. Dinas Wilayah b. Distrik/kecamatan dan kelurahan.
  • 7. ESELON  Eselon Perangkat Daerah (pasal 34 dan 35 PP 41 Tahun 2007) Eselon Ib Eselon IIa Eselon IIb Eselon IIIa Eselon IIIb Eselon Iva Eselon Ivb (sekretaris Daerah) (Asisten, sekretaris DPRD, Kepala Dinas, Kepala Badan, Direktur Rumah sakit Umum Daerah Kelas A) (Kepala Biro, Direktur RS Umum Kelas B dan wakil direktur Kelas A) (Kepala kantor, kepala bagian, sekretaris pada dinas, badan dan inspektorat, kepala bidang dan inspektur pembantu, direktur rumah sakit umum daerah kelas C, dan kepala unit pelaksana teknisdinas dan badan) (Kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit daerah) (Kepala seksi, kepala subbagian, dan kepala subbidang) (Sekretaris kelurahan, kepala seksi pada kelurahan, kepala subbagian pada unit pelaksana teknis, kepala tata usaha sekolah kejuruan dan kepala subbagian pada sekretariat kecamatan)