SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya
berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana transport
energi itu berlangsung disebut perpindahan panas. Boleh dikatakan hampir semua operasi
dalam industri kimia yang dilaksanakan oleh seorang sarjana teknik kimia melibatkan
pembangkitan atau penyerapan energi dalam bentuk kalor atau panas.
Perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi. Sebagai contoh
ketika kita mendinginkan air panas di dalam sebuah gelas. Kalor berpindah dari satu arus
fluida ke arus fluida lain baik itu melibatkan perubahan fasa atau tidak melibatkan
perubahan fasa. Dalam kondisi tersebut, kedua arus dipisahkan oleh suatu dinding
pemisah, yang berfungsi sebagai permukaan perpindahan kalor.
Dalam percobaan ini akan dicari pengaruh arah alirandan laju alir fluida yang
akan digunakan terhadap harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh.
Distilasi adalah suatu proses dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya dan
mengalirkan uap ke dalam alat pendingin yang disebut kondensor dan mengumpulkan
hasil pengembunan sebagai distilat (hasil distilasi).
Di dalam industri kimia proses distilasi ini digunakan untuk memisahkan dua
atau lebih komponen dalam larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya..Campuran
kedua fasa yaitu fasa uap dan cair tersebut kemudian menghasilkan komponen yang lebih
murni dari proses kondensasi.
Dalam percobaan ini distilasi dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen
yang terdapat di dalam bensin cuci.
1.2. Tujuan
1.2.1. Perpindahan Panas Sederhana
- Menentukan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U)
- Menentukan pengaruh laju alir fluida dingin terhadap harga koefisien
perpindahan panas menyeluruh (U)
1.2.2. Distilasi Sederhana
- Menentukan komponen-komponen yang terdapat di dalam bensin cuci
- Menentukan % kehilangan massa dari distilasi
1.3. Ruang Lingkup
1.3.1. Perpindahan Panas Sederhana
- Penggunaan alat kondensor dengan pendekatan pipa ganda arah aliran fluida
secara counter current dan co current
- Perpindahan panas dapat berlangsung secara konduksi dan koveksi
1.3.2. Distilasi Sederhana
- Pengkajian efektivitas pemisahan pada suatu campuran. Dalam kasus di
percobaan ini dilakukan distilasi dengan menggunakan bensin cuci yang
memiliki komposisi pentana ke atas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perpindahan panas sederhana
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah yang lainnya akibat adanya perbedaan temperatur. Panas selalu
berpindah ke tempat yang temperatur lebih rendah dari tempat semula. Perpindahan
panas dapat terjadi dengan 3 cara:
 Konduksi (Conduction atau Hantaran)
Konduksi adalah perpindahan panas tanpa disertai gerakan zat. Dalam konduksi
panas melalui padatan, molekul-molekul yang dilalui panas tetap ditempatnya dan tidak
bergerak. Konduksi merupakan juga proses dimana panas mengalir dari daerah yang
bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair
atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.
Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan
molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Menurut teori
kinetik, suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul-molekul yang
membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh
kecepatan dan posisi relatif molekul-molekulnya disebut energi dalam.
Jadi, semakin cepat molekul-molekul bergerak, semakin tinggi suhu maupun
energi-dalam elemen zat. Bila molekul-molekul di satu daerah memperoleh energi kinetik
rata-rata yang lebih besar daripada yang dimiliki oleh molekul-molekul di suatu daerah yang
berdekatan, sebagaimana diwujudkan oleh adanya beda suhu, maka molekul-molekul yang
memiliki energi yang lebih besar itu akan memindahkan sebagian energinya kepada
molekul-molekul di daerah yang suhunya lebih rendah.
Contoh paling umum dalam konduksi ini adalah perpindahan kalor dalam zat
padat buram yang tidak tembus cahaya seperti dinding bata pada tungku dan dinding
logam pada tabung.
Hubungan dasar dari aliran kalor melalui konduksi dapat dinyatakan dengan hokum
fourier :
dn
dT
k
dA
dq
.−= ……………………………………………………(1)
X
TwhTwc
k
dA
dq )(
.
−
−= …………………………………………(2)
Dimana :
A = luas permukaan isothermal
q = laju alir kalor
k = konstanta proporsionalitas
Twc – Twh = beda suhu melintas dinding tabung
 Konveksi (Convection atau ilian)
Konveksi adalah perpindahan panas dikarenakan adanya gerakan molekul –
molekul zat. Konveksi juga merupakan proses transport energi dengan kerja gabungan
dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat
penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan
cairan atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang
suhunya di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama,
panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida
yang berbatasan.
Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi-
dalam partikel-partikel fluida ini. Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan ber-
gerak ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam fluida dimana mereka akan ber-
campur dengan, dan memindahkan sebagian energinya kepada, partikel-partikel fluida.
Konveksi terdiri dari 2 jenis :
1. konveksi alamiah, yang disebabkan perbedaan densitas
2. konveksi paksa, yang disebabkan oleh adanya usaha dari luar terhadap fluida.
Persamaan umum yang digunakan yaitu hokum Newton :
TU
dA
dq
∆= . ………………………………………………………(3)
Dimana :
U = koefisien perpindahan panas keseluruhan
∆T = perbedaan suhu
 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara dan biasanya berlangsung
pada suhu tinggi. Radiasi juga merupakan proses dimana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rcndah bila benda-benda itu terpisah di dalam
ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Istilah
"radiasi" pada umumnya dipergunakan untuk segala jenis gelombang elektromagnetik,
tetapi di dalam ilmu perpindahan-panas kita hanya perlu memperhatikan hal yang
diakibatkan oleh suhu dan yang dapat mengangkut energi melalui medium yang tembus
cahaya atau melalui ruang.
Semua henda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus. Intensitas
pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi bergerak dengan
kecepatan cahaya (3 X 108
m/s) dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi cahaya.
Memang menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya
berbeda dalam panjang gelombang masing-masing.
Panas radiasi dipancarkan oleh suatu benda dalam bentuk bacth (kumpulan)
energi yang terbatas atau quanta. Gerakan panas radiasi di dalam ruang mirip
perambatan cahaya dan dapat diuraikan dengan teori gelombang. Apabila gelombang
radiasi didekatkan dengan benda yang lain, maka energinya diserap di dekat permukaan
benda tersebut.
Jika radiasi berlangsung melalui ruang kosong dan bertemu massa, maka massa
menerimanya sebagai tambahan energi dalam.
 ORIFICEMETER
Orificemeter merupakan suatu alat yang di gunakan untuk mengukur laju alir
fluida dengan bantuan pengukuran beda tekan pada alat manometer.
Gambar 2.1 Orificemeter
).....(....................).........(.
....
``........
12
12
21
agPP
ggPP
gHgPZgHgP
PP
AB
AB
AAAB
BA
ρρ
ρρ
ρρρρ
−∆Η=−
∆Η−∆Η=−
∆Ζ+∆+=∆+∆+
=
Persamaan Bernoulli :
Persamaan Kontinuitas
)......(...............................
..
2
2
1
1
2211
21
c
A
A
AA
QQ
νν
νν
=
=
=
).(....................
2
0
2
.
2
2
1
2
112
2
1
2
212
__2
b
FWg
νν
ρ
νν
ρ
ν
ρ
−
=
Ρ−Ρ
=
−
+
Ρ−Ρ
−−=∆Ζ+
∆
+
∆Ρ
P1
P1
A B
Dari Persamaan (b) dan (c)
).(..............................
]1)[(
)(2
]1)[(
)(2
2
]1)[(
2
].[
2
1
2
12
2
2
1
2
122
2
2
1
22
2
12
2
2
2
2
1
2
12
d
A
A
A
A
A
A
A
A
−
Ρ−Ρ
=
−
Ρ−Ρ
=
−
=
Ρ−Ρ
−
=
Ρ−Ρ
ρ
ν
ρ
ν
ν
ρ
νν
ρ
Dari Persamaan (a) dan (d)
∆Η=
∆Η
−
−
=
−
−∆Η
=
=
.
.
]1)[(
).(.2
.
]1)[(
)(..2
..
..
2
1
2
2
2
1
2
2
22
KQ
A
A
g
ACQ
A
A
g
ACQ
CAQ
AB
o
AB
o
o
ρ
ρρ
ρ
ρρ
ν
m = Qρ
ρ
m
Q =
sehingga :
hKm ∆= ρ
Slope=
m
h∆
Gambar 2.2 Kurva Kalibrasi Orificemeter
2.2 Distilasi Sederhana
Unit operasi distilasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen campuran zat cair yang berdasarkan pada distribusi
dari berbagai jenis komponen diantara fasa uap dan fasa cair. Semua komponen ada pada
kedua fasa. Fasa uap ditimbulkan dari fasa cair dengan cara penguapan pada titik
didihnya.
Alasan dasar untuk pemisahan komponen-komponen dengan distilasi adalah
komposisi uap yang berbeda dengan komposisi cair dengan keduanya berada dalam
kesetimbangan pada titik didih dari cairan. Distilasi berkaitan dengan larutan dimana
semua komponennya adalah bersifat volatile, seperti campuran amonia-air atau etanol-
air,dimana keduanya akan berada pada fasa cair
Tekanan uap adalah gaya tekan yang dimiliki setiap komponen yang
memungkinkan komponen tersebut menguap. Apabila dalam keadaan zat murni, maka
besarnya tekanan uap sama dengan tekanan parsial yang ditimbulkan ketika molekul
komponen tersebut sudah menjadi uap. Apabila cairan dan uap berada dalam keadaan
setimbang, maka dalam larutan tersebut berlaku hukum Raoult :
Pi = Pt . Xi
Dimana :
Pi = tekanan parsial komponen uap
Pt = tekanan total
Xi = fraksi mol cairan
Tekanan uap komponen berubah dengan perubahan temperatur. Semakin tinggi
temperaturnya maka tekanan uap komponennya semakin tinggi, dikarenakan molekul
komponen memiliki energi yang cukup tinggi untuk meninggalkan fasa cair dan menjadi
uap.
Distilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu dari dua metode
utamayaitu :
1. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan
campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan (kondensasi) uap
tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih. Jadi tidak ada refluks.
2. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana
didih dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini
mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir ke atas menuju
kondensor.
Masing-masing metode ini dilaksanakan dalam proses kontinu
(sinambung) maupun dalam proses tumpak (batch).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Metodologi Percobaan
Dalam percobaan “ Perpindahan panas dan Distilasi Sederhana” yang
dilakukan di laboratorium ini, metode yang dilakukan adalah :
* Untuk Perpindahan panas
- Dilakukan 2 kali percobaan dengan arah aliran fluida dingin yang berbeda
terhadap arah aliran fluida panas, yaitu secara counter current
( berlawanan arah) dan co-current (searah).
- Pada setiap arah aliran fluida (cunter current dan co-current) di buat
dengan variasi 4 skala pemanas (3,4,5,6) dan 4 h∆ (1,2,3,4 cm).
- Pada percobaan ini variable yang diamati adalah Temperature
(Tcin,Tcout,Thin,Thout) setiap variasi.
- Selain Temperature variable yang diukur adalah Volume distilat setiap 120
detik (2 menit).
* Untuk distilasi sederhana
- Percobaan distilasi dilakukan sebanyak 2 kali.
- Variable yang diamati pada percobaan ini adalah :
1. Temperature ketika tetesan pertama distilat
2. Volume distilat setiap kenaikan Temperature 5 o
C
3.2 Cara Kerja
• Peneraan thermometer
Es di masukkan ke dalam gelas kimia
⇓
Thermometer di celupkan sebagian
⇓
Mengamati dan mencatat temperatur yang terbaca pada termometer
⇓
Mengulangi percoban untuk 3 termometer lain
⇓
Melakukan percobaan yang sama untuk air mendidih dan toluene
⇓
Mencatat temperature pada waktu air dan toluene mendidih
• Peneraan Oificemeter
Mengalirkan air dari keran
⇓
Air dialirkan melalui selang ke orificemeter
⇓
Mengatur valve supaya beda ketinggian (∆h) pada orificemeter tetap
⇓
Menampung air yang keluar dari selang orificemeter dan diukur volume airnya
⇓
Mengulangi percobaan pada variasi ∆h yang lainnya
• Perpindahan panas sederhana
Menyusun alat distilasi dan mengisi labu distilasi dengan fluida ( aquadest)
⇓
Air pendingin dimasukan ke bagian anulus kondensor
⇓
Menyalakan mantel pemanas pada skala tertentu
⇓
Mengatur valve pada beda ketinggian tertentu di orificemeter
• Distilasi sederhana
Menyusun alat destilasi dan mengisi labu destilasi dengan bensin cuci ml250±
⇓
Menyalakan mantel pemanas sehingga bensin cuci dalam labu destilasi mendidih
⇓
Mencatat suhu pada tetesan pertama
⇓
Mengamati dan mencatat volume distilat untuk setiap kenaikan temperature 5o
C
⇓
Pemanas dimatikan jika bensin cuci dalam labu destilasi tinggal 1/3 nya
Mendinginkan bensin cuci yang tersisa (residu) dalam labu destilasi
⇓
Membuat kurva distilasi
⇓
Menghitung % kesalahan percobaan berdasarkan kesalahan alat dan neraca massa
(Percobaan dilakukan sekali lagi)
3.3 Alat dan Bahan
1. Perpindahan panas sederhana
• Alat :
o perpanjangan termometer (3 buah)
o perpanjangan kondensor (1 buah)
o labu destilasi 500 ml (1 buah)
o kondensor (1 buah)
o mantel pemanas listrik (1 buah)
o termometer 110o
C (2 buah)
o termometer 150o
C (2 buah)
o stopwatch (1 buah)
o Gelas kimia 500 ml (1 buah)
o Gelas ukur 10, 100 ml (@1buah)
o Botol semprot (1 buah)
⇓
o Statip dan klem (2 buah)
• bahan :
o air aquadest (250 ml)
o
2. Distilasi sederhana
• alat :
o labu destilasi 500 ml (1 buah)
o gelas ukur 100,10 ml (@1 buah)
o labu erlenmeyer tertutup 100 ml (8
buah)
o perpanjangan kondensor (1 buah)
o termometer 110o
C (1 buah)
o kondensor (1 buah)
o statif + klem (2 buah)
o jaket pemanas (1 buah)
o piknometer 10 ml (1 buah)
o gelas kimia 500 ml (1 buah)
• bahan :
o bensin cuci 500 ml
3.4 Skema Alat
3.4.1 Peneraan Termometer
statip
termometer
klem
Labu distilasi
Mantel pemanas
skala
Aquadest / toluen
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Untuk Peneraan Termometer
3.4.2 Peneraan Orificemeter
Gambar 3.2 Rangakaian Alat Untuk Percobaan Peneraan orificemeter
3.4.3 Distilasi sederhana
Suplai air kran valve
manometer
raksa
Gelas ukur
Labu distilasi
statip
termometer
klem
Mantel pemanas
skala
Aquadest / toluen
Gambar 3.3 Rangkaian Alat Untuk Distilasi sederhana
3.4.4 Perpindahan panas
Gambar 3.4 Rangkaian Alat Untuk Percobaan Perpindahan panas
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Distilasi Sederhana
Keterangan Distilasi I Distilasi II
% volume pentana 59.72 60
% kehilangan 10.28 15
4.2 Perpindahan Panas Sederhana
4.2.1 Co-Current
Skala ∆h LMTD Ui (Kal/cm2
.s.o
C) hi (Kal/cm2
.s.o
C)
statip
termometer
klem
Mantel pemanas
skala
Aquadest / toluen
kondensor
(cm) (o
C)
2 0.5 - - 0.01167
1 - - 0.01191
1.5 - - 0.01204
2 - - 0.01254
2.5 - - 0.01346
4 0.5 - - 0.01648
1 - - 0.0167
1.5 - - 0.01683
2 - - 0.01709
2.5 - - 0.01766
6 0.5 - - 0.02118
1 - - 0.02109
1.5 - - 0.02156
2 - - 0.02156
2.5 - - 0.02174
8 0.5 - - 0.02307
1 - - 0.02311
1.5 - - 0.02317
2 - - 0.02336
2.5 - - 0.02329
10 0.5 - - 0.02276
1 - - 0.02341
1.5 - - 0.02285
2 - - 0.02287
2.5 - - 0.02382
4.2.1 Counter Current
Skala ∆h
(cm)
LMTD
(o
C) Ui (Kal/cm2
.s.o
C) hi (Kal/cm2
.s.o
C)
2 0.5 1.1995 0.00638 0.07434
1 1.36655 0.00648 0.07832
1.5 1.03245 0.00703 0.07002
2 0.8654 0.00815 0.06524
2.5 1.1995 0.00902 0.07434
4 0.5 1.20053 0.01582 0.07437
1 1.86873 0.01427 0.08877
1.5 2.20283 0.01378 0.09481
2 2.20283 0.01435 0.09481
2.5 1.86873 0.01624 0.08877
6 0.5 2.61457 0.0242 0.10153
1 3.11747 0.02249 0.10893
1.5 2.78162 0.02492 0.10408
2 2.44752 0.02525 0.09889
2.5 1.77407 0.02792 0.08694
8 0.5 2.95392 0.03009 0.10661
1 3.45507 0.0291 0.11351
1.5 3.45507 0.02986 0.11351
2 3.28802 0.03047 0.11128
2.5 2.95392 0.03109 0.10661
10 0.5 2.11167 0.03164 0.09322
1 2.44927 0.0322 0.09891
1.5 2.78687 0.02979 0.10416
2 2.95567 0.02836 0.10664
2.5 2.61982 0.03224 0.10161
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Distilasi Sederhana
Tujuan percobaan Destilasi Sederhana ini ialah dapat menentukan persen
komponen dalam bensin cuci, persen kehilangan pada percobaan ini dan dapat membuat
kurva distilasi.
Pada percobaan ini, proses destilasi dihentikan pada saat seluruh labu erlenmeyer
sudah digunakan. Dari kurva destilasi didapat bahwa komponen yang terdapat pada
bensin cuci adalah pentana yang memiliki titik didih 35.5583o
C. hal ini dikarenakan
range suhu yang digunakan antara 33o
C sampai 73o
C. Sedangkan persentase pentana yang
diperoleh adalah 59.72% pada destilasi 1 dan 60% pada destilasi 2.
Volume bensin cuci yang digunakan adalah 250 ml. Namun pada akhir percobaan
jumlah volume destilat dan residu tidak sama dengan volume awal. Hal ini disebabkan
karena adanya sebagian bensin cuci yang tertinggal di kondensor dan ada sebagian lagi
yang menguap ke lingkungan.
5.1 Perpindahan Panas Sederhana
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U), pengaruh laju alir massa fluida ( m ) terhadap nilai U tersebut dan
menghitung koefisien perpindahan panas lokal (h).
Dari hasil percobaan didapat bahwa nilai U tidak dipengaruhi oleh laju alir massa
fluida. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena pada literatur nilai U dapat dipengaruhi
oleh laju alir massa fluida dingin. Semakin besar laju alir massa fluida maka semakin
besar pula nilai U. Penyimpangan ini dapat disebabkan karena ada sebagian destilat yang
tertinggal di anulus pada saat pendinginan sehingga massa destilat yang diperoleh tidak
akurat. Selain itu nilai ∆h yang tidak konstan yang disebabkan oleh laju alir massa fluida
dingin yang tidak konstan.
Pada percobaan ini dilakukan dua variasi arah aliran fluida yaitu Co-Current
(aliran searah) dan Counter-Current (aliran berlawanan arah). Untuk aliran Co-Current
nilai LMTD tidak dapat dihitung karena suhu fluida dingin yang keluar lebih tinggi
daripada suhu fluida panas yang keluar. Selain itu, suhu destilat yang diperoleh tidak
akurat karena pengambilan suhunya hanya dapat dilakukan di ujung adapter dimana suhu
tersebut sudah terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Panas yang dilepaskan fluida panas tidak seluruhnya diterima oleh fluida dingin.
Padahal menurut Azas Black panas yang dilepaskan fluida panas seluruhnya diterima
oleh fluida dingin. Hal ini disebabkan karena panas yang diterima fluida dingin ada yang
lepas ke lingkungan karena sistem yang digunakan pada percobaan ini tidak benar-benar
tertutup.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Distilasi Sederhana
Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa komponen yang terdapat didalam
bensin cuci adalah pentana dengan komposisi:
Keterangan Distilasi I Distilasi II
% volume pentana 59.72 60
% kehilangan 10.28 15
6.2 Perpindahan Panas Sederhana
Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa laju alir massa fluida tidak
berpengaruh terhadap koefisien perpindahan panas menyeluruh.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
McCabe,dkk .Operasi Teknik Kimia. Jilid I Erlangga
Kreith,Frank. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. Edisi ketiga.
Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia I,ITENAS, Bandung 2005
Perry,R.H, ‘Perry’s Chemical Engineers Handbook.’, McGrawHill, Kogakusha,
Tokyo.
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
A.1 Data Titik Didih Senyawa Alkana Pada P = 745 mmHg
Senyawa Td (0
C)
Metana -161.71
Etana -89.063
Propana -42.758
Butana -1.2542
Pentana 35.5583
Heksana 68.1917
Heptana 97.55
Oktana 124.796
Nonana 149.571
Dekana 173.025
A.2 Data Persamaan Antoinne
Senyawa A B C
Air 183,036 3816,44 -46,13
Toluene 160,137 3096,52 -53,67
LAMPIRAN B
DATA PENGAMATAN
B.1 Data Ruang
Keadaan Ruang
Hari ke-1 Hari ke-2
Awal Akhir Awal Akhir
Temperatur (o
C) 27 28 27 28
Tekanan (mmHg) 746 744 746 748
B.2 Data Percobaan
B.2.1 Peneraan Termometer
Termometer
110o
C
Keadaan
Ruang
Titik Beku
Air (o
C)
Titik Didih
Air (o
C)
Titik Didih
Toluene (o
C)
1 0.5 101 110
2 P = 746 mmHg 0.5 99 111
3 T = 27 o
C 1 99 110
4 1 101 111
B.2.2 Peneraan Orificemeter
m pikno kosong = 14.5464 gr
m pikno + air kran = 26.4672 gr
Volume piknometer = 10 ml
B.2.3 Distilasi sederhana
B.2.3.1 Distilasi I
∆h (cm) t (s) m (gr)
0.5 60 114.6
1 60 186.77
1.5 60 234.28
2 60 254.61
2.5 60 318.06
B.2.3.1 Distilasi II
T (o
C) Vdistilat (ml)
33 0
38 2.9
43 11.4
48 27.2
53 28.8
58 30.6
63 29.1
68 16.1
73 14.2
T (o
C) Vdistilat (ml)
33 0
38 3.0
43 11.4
48 26.8
53 28.8
58 30.8
63 29.6
68 15.2
73 13.9
Keterangan Distilasi 1 Distilasi 2
Volume bensin cuci awal (ml) 250 250
Volume residu (ml) 64 53
T tetes pertama (o
C) 33 33
T akhir distilasi (o
C) 73 73
Massa piknometer kosong (gr) 14.5464 14.5464
Massa piknometer + bensin cuci (gr) 22.3305 22.3472
Massa piknometer + destilat (gr) 22.1204 22.1333
Masa piknometer + residu (gr) 22.9126 22.9252
 Panjang kondensor = 32 cm
 Diameter dalam kondensor = 1.2 cm
B.2.4 Perpindahan Panas sederhana
B.2.4.1 Co-Current
B.2.4.1.1 Simplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 99 29 27 30.5 120 1.4133
1 99 29.5 27 29.5 120 1.4685
1.5 99 27 27 29 120 1.5288
2 99 27 27 29.5 120 1.8149
2.5 99 26.5 27 30 120 2.2259
4 0.5 98.5 29 27 38 120 3.3029
1 98.5 29.5 27 32.5 120 3.4509
1.5 98.5 28 27 31.5 120 3.4669
2 98.5 28.5 27 31.5 120 3.6692
2.5 99 28 27 31 120 4.4263
6 0.5 96 38 28 43 120 6.7163
1 96 35 28 39 120 6.2961
1.5 96 34 28 37 120 6.3691
2 96 33 28 36 120 6.1765
2.5 96 34 28 36 120 6.3152
8 0.5 96 36.5 28 48 120 7.724
1 96 38 28 42 120 7.916
1.5 96 38.5 28 40 120 7.9567
2 96 37 28 39.5 120 8.2717
2.5 96 37.5 28 38.5 120 7.9278
10 0.5 96.5 36.5 28 40 120 9.413
1 96.5 38 28 42 120 10.0087
1.5 96.5 38.5 28 41 120 8.4521
2 96.5 37 28 40 120 8.2117
2.5 96.5 37.5 28 39 120 8.9154
B.2.4.1.2 Duplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 99 27 27 31 120 1.406
1 99 27 27 31.5 120 1.5291
1.5 99 27 27 30 120 1.5348
2 99 26.5 27 31 120 1.6968
2.5 99 26.5 27 29 120 2.2022
4 0.5 99 30 27 39 120 3.2818
1 99 30.5 27 39 120 3.4173
1.5 99 29 27 38.5 120 3.4723
2 99 29 27 38 120 3.6514
2.5 99 28 27 38 120 3.783
6 0.5 99 35 27 42 120 6.1062
1 99 32 27 39 120 6.1369
1.5 99 33 27 38 120 6.3099
2 99 33 27 37 120 6.3948
2.5 99 32 27 36.5 120 6.5078
8 0.5 99 38 27 43 120 7.6935
1 99 36 27 40 120 7.6965
1.5 99 36 27 39 120 7.6989
2 99 35.5 27 38 120 7.778
2.5 99 34 27 38 120 7.7838
10 0.5 99 32.5 27 38.5 120 6.383
1 99 33.5 27 39.5 120 6.4031
1.5 99 34 27 38.5 120 6.4973
2 99 34.5 27 37 120 6.6604
2.5 99 35 27 38 120 8.0865
B.2.4.1.3 Triplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 99 27 27 31 120 1.3919
1 99 27.5 27 30 120 1.442
1.5 99 27 27 30.5 120 1.4969
2 99 26 27 29 120 1.535
2.5 99 27 27 30 120 1.5918
4 0.5 99 29 27 38 120 3.4048
1 99 28 27 38 120 3.4562
1.5 99 29 27 37.5 120 3.5858
2 99 29 27 38 120 3.6126
2.5 99 30 27 37 120 3.6638
6 0.5 99 32 27 41 120 5.874
1 99 33 27 41 120 6.073
1.5 99 33 27 40 120 6.874
2 99 32 27 40.5 120 6.9848
2.5 99 33 27 40 120 7.1498
8 0.5 99 38 27 43 120 7.7406
1 99 37 27 42 120 7.6556
1.5 99 37.5 27 42.5 120 7.7548
2 99 36 27 42 120 7.8404
2.5 99 37 27 42 120 8.0025
10 0.5 99 32 27 38.5 120 6.5871
1 99 34 27 38.5 120 7.6174
1.5 99 34.5 27 38.5 120 7.6623
2 99 35 27 37 120 7.7828
2.5 99 34 27 38 120 8.0858
B.2.4.2 Counter Current
B.2.4.2.1 Simplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 98.5 29 28 35.5 60 0.4202
1 98.5 29 28 33 60 0.4723
1.5 98.5 29 28 31.5 60 0.616
2 98.5 29 28 32.5 60 0.8299
2.5 98.5 29 28 32.5 60 0.9551
4 0.5 98.5 29 29 38 60 1.5998
1 98.5 29.5 29 35.5 60 1.6452
1.5 98.5 29.5 29 35 60 1.6976
2 98.5 29.5 29 35 60 1.7859
2.5 98.5 29.5 29 35 60 2.0834
6 0.5 98.5 30.5 29 38.5 60 2.5875
1 98.5 31 29 39 60 2.5878
1.5 98.5 30.5 29 38.5 60 2.7958
2 98.5 30.5 29 37 60 3.0013
2.5 98.5 29 29 36 60 3.0312
8 0.5 98.5 32 29 51 60 3.6631
1 98.5 32 29 52.5 60 3.7373
1.5 98.5 32 29 53.5 60 3.7932
2 98.5 32 29 51 60 3.8082
2.5 98.5 32 29 49 60 3.9044
10 0.5 98.5 30 29 43.5 60 3.3923
1 98.5 31 29 40.5 60 3.716
1.5 98.5 32 29 41 60 3.797
2 98.5 32.5 29 41 60 3.8466
2.5 98.5 32 29 39 60 4.0329
B.2.4.2.2 Duplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 98 29 29 33.5 60 0.8339
1 98 29 29 34 60 1.0904
1.5 98 28.5 29 33.5 60 1.1321
2 98 28 29 33.5 60 1.1487
2.5 98 28 29 33.5 60 1.2005
4 0.5 98 30 29 40 60 1.9956
1 98 30.5 29 36.5 60 1.992
1.5 98 31 29 35 60 2.0927
2 98 31 29 35 60 2.1843
2.5 98 30.5 29 35 60 2.2826
6 0.5 98 30.5 28.5 42 60 2.6905
1 98 31 28.5 38 60 2.8497
1.5 98 30.5 28.5 42 60 2.8834
2 98 30.5 28.5 38 60 2.9771
2.5 98 30 28.5 37 60 3.177
8 0.5 98 30.5 28.5 37 60 3.1713
1 98 30.5 28.5 37.5 60 3.427
1.5 98 31 28.5 39.5 60 3.5017
2 98 30.5 28.5 38.5 60 3.5088
2.5 98 29.5 28.5 39.5 60 3.6215
10 0.5 98 30 28.5 40 60 3.5776
1 98 30 28.5 40 60 3.7119
1.5 98 30 28.5 43 60 3.7486
2 98 30 28.5 38 60 3.8157
2.5 98 29.5 28.5 38 60 4.001
B.2.4.2.3 Triplo
Skala ∆h (cm) Th in (o
C) Th out (o
C) Tc in (o
C) Tc out
(o
C)
t (s) mfp (gr)
2 0.5 98 29 28.5 33.5 60 0.7245
1 98 29.5 28.5 34 60 0.8531
1.5 98 29 28.5 33.5 60 0.8997
2 98 29 28.5 34 60 1.1341
2.5 98 30 28.5 34 60 1.1660
4 0.5 98 29 28.5 35 60 1.8574
1 98 30 28.5 35 60 1.9851
1.5 98 30.5 28.5 34.5 60 2.1233
2 98 30.5 28.5 35 60 2.1456
2.5 98 30 28.5 34.5 60 2.2764
6 0.5 98 30.5 28 36 60 2.5691
1 98 31 28 36.5 60 2.6774
1.5 98 31 28 36.5 60 2.8321
2 98 30 28 36.5 60 2.8994
2.5 98 30 28 37 60 2.9956
8 0.5 98 30 28 38 60 3.0781
1 98 31.5 28 38 60 3.1326
1.5 98 31 28 39.5 60 3.1781
2 98 31 28 39.5 60 3.2568
2.5 98 31 28 39.5 60 3.3468
10 0.5 98 30 28 40 60 3.4566
1 98 30 28 40 60 3.4859
1.5 98 30 28 41 60 3.6051
2 98 30 28 38 60 3.7413
2.5 98 30 28 38 60 3.9054
LAMPIRAN C
HASIL ANTARA
C.1 Peneraan Termometer
C.1.1 Peneraan Termometer 1
Terbaca Literatur
Tb air (o
C) 0.5 0
Td air (o
C) 101 99.6319
Td toluen (o
C) 110 110.1229
y = 0.9735x - 0.5202
R2
= 1
-20
0
20
40
60
80
100
120
0 50 100 150
T Terbaca ("C)
TLiteratur("C)
C.1.2 Peneraan Termometer 2
Terbaca Literatur
Tb air (o
C) 0.5 0
Td air (o
C) 99 99.6319
Td toluen (o
C) 111 110.1229
y = 1.0023x - 0.4129
R2 = 0.9998
0
20
40
60
80
100
120
0 50 100 150
T Terbaca ("C)
TLiterarut("C)
C.1.3 Peneraan Termometer 3
Terbaca Literatur
Tb air (o
C) 1 0
Td air (o
C) 99 99.6319
Td toluen (o
C) 110 110.1229
y = 1.0128x - 0.9783
R2
= 1
0
20
40
60
80
100
120
0 50 100 150
T Terbaca ("C)
TLiteratur("C)
C.1.4 Peneraan Termometer 4
Terbaca Literatur
Tb air (o
C) 1 0
Td air (o
C) 101 99.6319
Td toluen (o
C) 111 110.1229
y = 0.9992x - 1.0229
R2
= 1
-20
0
20
40
60
80
100
120
0 50 100 150
T Terbaca ("C)
TLiteratur("C)
C.2 Peneraan Orificemeter
Δh (cm) t (s) m (gr) )/( sgrm )/( sml
m
Q
ρ

= )(cmh
0.5 60 114.6 1.91 1.60224146 0.70711
1 60 186.77 3.1128333
3
2.61126211 1
1.5 60 234.28 3.9046666
7
3.27550724 1.22474
2 60 254.61 4.2435 3.55974431 1.41421
2.5 60 318.06 5.301 4.4468492 1.58114
Keterangan: ρ air kran= 1.19208 gr/ml
y = 3.0657x - 0.5351
R2
= 0.9809
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 0.5 1 1.5 2
h^0.5 (cm)
Q(ml/s)
C.3 Distilasi Sederhana
C.3.1 Distilasi I
T terkoreksi (o
C) Vdistilat (ml)
31.6053 0
36.4728 2.9
41.3403 14.3
46.2078 41.5
51.0753 70.3
55.9428 100.9
60.8103 130
65.6778 146.1
70.5453 160.3
Kurva T vs Volume distilat
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Volume Distilat (ml)
Tterkoreksi(oC)
C.3.2 Distilasi II
T terkoreksi (o
C) Vdistilat (ml)
31.6053 0
36.4728 3
41.3403 14.4
46.2078 41.2
51.0753 70
55.9428 100.8
60.8103 130.4
65.6778 145.6
70.5453 159.5
Kurva T vs Volume distilat
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Volume Distilat (ml)
Tterkoreksi(oC)
C.4 Perpindahan Panas Sederhana
C.4.1 Co-Current (rata-rata)
Skala ∆h
(cm)
Th in
(o
C)
Th out
(o
C)
Tc in
(o
C)
Tc out
(o
C) )/( sgrm fp
 ΔT1 ΔT2 LMTD
2 0.5 95.856
3
27.317
4
25.955
5
30.249
7 0.0117
69.900
8 -2.9323 -
1 95.856
3
27.651
5
25.955
5
29.743
3 0.01233
69.900
8 -2.0918 -
1.5 95.856
3
26.649
2
25.955
5
29.236
9 0.01267
69.900
8 -2.5877 -
2 95.856
3
26.148
1
25.955
5
29.236
9 0.01402
69.900
8 -3.0889 -
2.5
95.856
3
26.315
1
25.955
5
29.068
1 0.01672
69.900
8 -2.753 -
4 0.5 95.694
1
28.987
9
25.955
5
37.845
7 0.02775
69.738
6 -8.8578 -
1 95.694
1
28.987
9
25.955
5
35.988
9 0.02868
69.738
6 -7.001 -
1.5 95.694
1
28.319
7
25.955
5
35.313
7 0.02924
69.738
6 -6.994 -
2 95.694
1
28.486
8
25.955
5
35.313
7
0.03037 69.738
6
-6.827 -
2.5
95.856
3
28.319
7
25.955
5
34.807
3 0.03298
69.900
8 -6.4876 -
6 0.5 95.840
2
34.612
1
26.295
2
41.148
7 0.05193
69.544
9 -6.5366 -
1 95.840
2
32.931
1
26.295
2
38.837
9 0.05141
69.544
9 -5.9068 -
1.5 95.840
2
32.927
6
26.295
2
37.513
7 0.05431
69.544
9 -4.5861 -
2 95.840
2
32.255
9
26.295
2
37.020
4 0.05432
69.544
9 -4.7645 -
2.5
95.840
2
32.593
5
26.295
2
36.682
8 0.05548
69.544
9 -4.0893 -
8 0.5 95.840
2
37.112
6
26.295
2
43.784
0.06433
69.544
9 -6.6714 -
1 95.840
2
36.616
7
26.295
2
40.486
6 0.06463
69.544
9 -3.8699 -
1.5 95.840
2
36.952
6
26.295
2
39.668
8 0.06503
69.544
9 -2.7162 -
2 95.840
2
35.778 26.295
2
39.000
2 0.06636
69.544
9 -3.2222 -
2.5
95.840
2
35.779
7
26.295
2
38.675
7 0.06587
69.544
9 -2.8959 -
10 0.5 96.007
2
33.270
5
26.295
2
38.149
6 0.06218 69.712 -4.8791 -
1 96.007
2
34.779
2
26.295
2
39.136
2 0.06675 69.712 -4.357 -
1.5 96.007
2
35.282
1
26.295
2
38.474
1 0.06281 69.712 -3.192 -
2 96.007
2
35.109
8
26.295
2
37.136
8 0.06293 69.712 -2.027 -
2.5
96.007
2
35.111
5
26.295
2
37.487
5 0.06969 69.712 -2.376 -
)/( sgrm fd

hT (o
C
)
λ
(kal/gr)
Qlepas
(kal/s)
Qterima
(kal/s)
1.91
61.586
9
560.65
1
7.3601
2 8.20192
3.11283
61.753
9
560.55
1
7.7539
6 11.7908
3.90467
61.252
8 560.85
7.9815
9 12.8128
4.2435
61.002
2
560.99
9
8.8416
4 13.9246
5.301
61.085
7
560.94
9 10.543 16.4999
1.91 62.341 560.21 17.396 22.7103
3.11283 62.341 560.21
17.979
3 31.2323
3.90467
62.006
9
560.40
1
18.353
7 36.5407
4.2435
62.090
4
560.35
3 19.059 39.7115
5.301 62.088
560.35
4
20.708
4 46.9234
1.91
65.226
2
558.51
4
32.186
1 28.3701
3.11283
64.385
7
559.00
9 31.97 39.0432
3.90467
64.383
9 559.01 33.779 43.8044
4.2435
64.048
1
559.20
9
33.831
7 45.5122
5.301
64.216
9
559.10
9
34.528
3 55.0645
1.91
66.476
4
557.78
8
39.659
2 33.4035
3.11283
66.228
5
557.93
5
39.889
2 44.1754
3.90467
66.396
4
557.83
5
40.104
8 52.2193
4.2435
65.809
1
558.18
1
41.027
4 53.9133
5.301 65.81 558.18 40.725 65.6286
1.91
64.638
9
558.85
8
38.647
8 22.6418
3.11283
65.393
2
558.41
8 41.36 39.9718
3.90467
65.644
7
558.27
4
38.879
5 47.5544
4.2435
65.558
5
558.32
4
38.967
8 46.0062
5.301
65.559
4
558.32
3
43.152
2 59.3302
C.4.2 Counter Current (rata-rata)
Skala ∆h
(cm)
Th in
(o
C)
Th out
(o
C)
Tc in
(o
C)
Tc out
(o
C) )/( sgrm fp
 ΔT1 ΔT2 LMTD
2 0.5 95.045
1
28.653
8
27.454
3
33.625
7
60 1.4037
0.0234 1.1995
1 95.045
1
28.820
9
27.454
3
33.119
3
60 1.4799
0.02466 1.36655
1.5 95.045
1
28.486
8
27.454
3
32.275
3
60 1.5202
0.02534 1.03245
2 95.045
1
28.319
7
27.454
3
32.781
7
60 1.6822
0.02804 0.8654
2.5
95.045
1
28.653
8
27.454
3
32.781
7 60
2.0066
0.03344 1.1995
4 0.5 95.045
1
28.987
9
27.787
4
37.170
5
60 3.3298
0.0555 1.20053
1 95.045
1
29.656
1
27.787
4
35.144
9
60 3.4415
0.05736 1.86873
1.5 95.045
1
29.990
2
27.787
4
34.300
9
60 3.5083
0.05847 2.20283
2 95.045
1
29.990
2
27.787
4
34.469
7
60 3.6444
0.06074 2.20283
2.5
95.045
1
29.656
1
27.787
4
34.300
9 60
3.9577
0.06596 1.86873
6 0.5 96.026
4
30.075
5
27.461 38.000
5
60 6.2322
0.10387 2.61457
1 96.026
4
30.578
4
27.461 36.981
1
60 6.1687
0.10281 3.11747
1.5 96.026
4
30.242
6
27.461 38.169
3
60 6.5177
0.10863 2.78162
2 96.026
4
29.908
5
27.461 36.332
1
60 6.5187
0.10865 2.44752
2.5
96.026
4
29.235 27.461 35.838
8 60
6.6576
0.11096 1.77407
8 0.5 96.026
4
30.414
9
27.461 41.043
9
60 7.7194
0.12866 2.95392
1 96.026
4
30.916 27.461 41.699
5
60 7.7560
0.12927 3.45507
1.5 96.026
4
30.916 27.461 43.205
6
60 7.8035
0.13006 3.45507
2 96.026
4
30.749 27.461 42.056
7
60 7.9634
0.13272 3.28802
2.5
96.026
4
30.414
9
27.461 41.745
3 60
7.9047
0.13175 2.95392
10 0.5 96.026
4
29.572
6
27.461 40.298
2
60 7.4610
0.12435 2.11167
1 96.026
4
29.910
2
27.461 39.324
7
60 8.0097
0.1335 2.44927
1.5 96.026
4
30.247
8
27.461 40.837
3
60 7.5372 0.12562 2.78687
2 96.026
4
30.416
6
27.461 38.136
5
60 7.5516
0.12586 2.95567
2.5
96.026
4
30.080
8
27.461 37.487
5 60
8.3626
0.13938 2.61982
)/( sgrm fd

hT (o
C
)
λ
(kal/gr)
Qlepas
(kal/s)
Qterima
(kal/s)
1.91
61.849
4
560.51
2
14.666
8 11.7874
3.11283 61.933
560.44
5
15.456
4 17.6342
3.90467
61.765
9
560.54
4
15.888
3 18.8244
4.2435
61.682
4
560.59
4
17.588
3 22.6068
5.301
61.849
4
560.49
4
20.965
5 28.2405
1.91
62.016
5
560.39
5
34.766
4 17.9218
3.11283
62.350
6
560.20
4
35.882
6 22.9028
3.90467
62.517
6
560.10
9
36.554
7 25.4332
4.2435
62.517
6
560.10
9
37.972
5 28.3565
5.301
62.350
6
560.20
4
41.265
2 34.5282
1.91 63.051
559.80
3
64.996
7 20.1304
3.11283
63.302
4
559.65
3
64.267
4 29.6346
3.90467
63.134
5
559.75
3
67.950
7 41.8123
4.2435
62.967
5
559.85
2
68.008
5 37.6447
5.301
62.630
7
560.04
4
69.553
7 44.4109
1.91
63.220
7
559.70
2
80.450
4 25.9434
3.11283
63.471
2
559.55
3
80.748
5 44.322
3.90467
63.471
2
559.55
3
81.242
3 61.4773
4.2435
63.387
7
559.60
3
82.935
8 61.937
5.301
63.220
7
559.70
2
82.381
9 75.7213
1.91
62.799
5
559.94
8
77.893
4 24.519
3.11283
62.968
3
559.85
1
83.563
9 36.9297
3.90467
63.137
1
559.75
2
78.579
5 52.2301
4.2435
63.221
5
559.70
1 78.702 45.3016
5.301
63.053
6
559.80
1
87.214
2 53.1507
Kurva U terhadap m
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
laju alir massa fluida Panas (gr/s)
U(kal/cm^2.s.oC)
LAMPIRAN D
CONTOH PERHITUNGAN
D.1 Peneraan Termometer
D.1.1 Menentukan T literatur dari Persamaan Antoinne
Mis: air
TC
B
AP
+
−=ln , dimana P dlm mmHg dan T dlm K
CKT
T
0
6319.996319.372
13.46
44.3816
3036.18746ln
==
+−
−=
D.2 Distilasi Sederhana
D.2.1 Menghitung T terkoreksi
T terkoreksi (1) = (0.9735 x 33) – 0.5202 = 31.6053
D.2.2 Menetukan ρ bensin cuci
m Besin Cuci = (massa pikno + bensin cuci)-(massa pikno kosong)
= (22.3305) – (14.5464)
= 7.7841 gr
mlgr
v
m
/77841.0
10
7841.7
===ρ
D.2.3 Menentukan ρ distilat
m distilat = (massa pikno + Distilat)-(massa pikno kosong)
= (22.1204) – (14.5464)
= 7.574 gr
mlgr
v
m
/7574.0
10
574.7
===ρ
D.2.4 Menetukan ρ residu
m residu = (massa pikno + Residu)-(massa pikno kosong)
= (22.9126) – (14.5464)
= 8.362 gr
mlgr
v
m
/83662.0
10
3662.8
===ρ
D.2.5 Menetukan komposisi dalam bnsin cuci pada distilasi I
Vol pentana = 149.3 ml
Vol bensin cuci = 250 ml
% komposisi = (V pentana / V bensin cuci) %72.59%100 =×
D.2.6 Menentukan % kehilangan
% kehilanagn =
%28.10%100
250
)643.160(250
%100
)(
=×
+−
=×
+−
awal
residudistilatwala
V
VVV
D.3. Perpindahan Panas Sederhana
D.3.1 Menghitung T terkoreksi
Mis: untuk aliran co-current, skala 6, cmh 5.0=∆
Th in (2) = C0
8079.954129.0)0023.196( =−×
Th out (3) = C0
5081.379783.0)0128.138( =−×
Tc in (4) = C0
9747.260229.1)9992.028( =−×
Tc out (1) = C0
3403.415202.0)9735.043( =−×
D.3.2 Menghitung LMTD
Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆
LMTD=
−=






−
−−
=






∆
∆
∆−∆
9323.2
9008.69
ln
)9323.2(9008.69
ln
2
1
21
T
T
TT
D.3.3 Menghitung Kalor Lepas (Qlepas) dan Kalor terima (Qterima)
 Q terima = TCpm cc ∆
Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆
Q terima =1.91 ( )9555.252497.301 −×× skal /2019.8=
 Q lepas= λmTCpm hh
 +∆
Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆
Q lepas =0.0117 ( ) *0117.0(3174.278563.951 +−××
560.651)
= 7.36012 kal/s
D.3.4 Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U)
Ai = 2
576.120322.114.3 cmDiL =××=π
Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆
Ui =
LMTDA
Q
i
h
.
U= Cscmkal 0.2
./
576.120
36012.7
−=
×
D.3.5 Menghitung Koefisien Perpindahan Panas (h)
4.0
4
0076.0








=
fi
fi
D
m
h
µπ
ψ

f
fi
i
D
m
h
ψ
µπ
4.0
4
0076.0








=

Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆
1675.4
)102.1)(2.1)(14.3(
0117.04
0076.0
4.0
4 





=
−
x
x
hi
=
μf dan ψf zat cair hanya mengalami perubahan kecil dengan suhu sehingga dianggap tetap

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
Iffa M.Nisa
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
praditya_21
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
Ryan Tito
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
Edi B Mulyana
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
cecepisnandarsetiawan
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
Iffa M.Nisa
 
6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
 

La actualidad más candente (20)

reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Swenson Walker Crystalizer
Swenson Walker CrystalizerSwenson Walker Crystalizer
Swenson Walker Crystalizer
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika
 

Similar a Perpindahan panas dan distilasi sederhana

Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
iwan kurniawan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
Titin Indrawati
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanah
Dicky Pulungan
 

Similar a Perpindahan panas dan distilasi sederhana (20)

Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
 
Bab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panasBab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panas
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transfer
 
Kalor dan Teori Kinetik
Kalor dan Teori KinetikKalor dan Teori Kinetik
Kalor dan Teori Kinetik
 
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
tugas 2 perpidahan panas.pptx
tugas 2 perpidahan panas.pptxtugas 2 perpidahan panas.pptx
tugas 2 perpidahan panas.pptx
 
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptxKonsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
 
Bahan Ajar Perpan.ppt
Bahan Ajar Perpan.pptBahan Ajar Perpan.ppt
Bahan Ajar Perpan.ppt
 
MetodeE Transfer Kalor, suhu, pemuaian, PPT kelas 7 SMP
MetodeE Transfer Kalor, suhu, pemuaian, PPT kelas 7 SMPMetodeE Transfer Kalor, suhu, pemuaian, PPT kelas 7 SMP
MetodeE Transfer Kalor, suhu, pemuaian, PPT kelas 7 SMP
 
Dasar Termodinamika
Dasar TermodinamikaDasar Termodinamika
Dasar Termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanah
 
dv.pptx
dv.pptxdv.pptx
dv.pptx
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksiLaporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 

Más de GGM Spektafest

Más de GGM Spektafest (20)

O5
O5O5
O5
 
Laporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan CerminLaporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan Cermin
 
Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)
 
Laporan Prisma (O2)
Laporan Prisma (O2)Laporan Prisma (O2)
Laporan Prisma (O2)
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
 
Laporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodLaporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat Atwood
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
 
Cover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENASCover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENAS
 
Perpan
PerpanPerpan
Perpan
 
Hasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice GasHasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice Gas
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Mixing - Pencampuran
Mixing - PencampuranMixing - Pencampuran
Mixing - Pencampuran
 
Laporan penggilingan
Laporan penggilinganLaporan penggilingan
Laporan penggilingan
 
Fluidisasi Gas
Fluidisasi GasFluidisasi Gas
Fluidisasi Gas
 
Fluidisasi Cair
Fluidisasi CairFluidisasi Cair
Fluidisasi Cair
 
Laporan filter press
Laporan filter pressLaporan filter press
Laporan filter press
 
Aliran Fluida 2
Aliran Fluida 2Aliran Fluida 2
Aliran Fluida 2
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Perpindahan panas dan distilasi sederhana

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi. Proses dimana transport energi itu berlangsung disebut perpindahan panas. Boleh dikatakan hampir semua operasi dalam industri kimia yang dilaksanakan oleh seorang sarjana teknik kimia melibatkan pembangkitan atau penyerapan energi dalam bentuk kalor atau panas. Perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi. Sebagai contoh ketika kita mendinginkan air panas di dalam sebuah gelas. Kalor berpindah dari satu arus fluida ke arus fluida lain baik itu melibatkan perubahan fasa atau tidak melibatkan perubahan fasa. Dalam kondisi tersebut, kedua arus dipisahkan oleh suatu dinding pemisah, yang berfungsi sebagai permukaan perpindahan kalor. Dalam percobaan ini akan dicari pengaruh arah alirandan laju alir fluida yang akan digunakan terhadap harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh. Distilasi adalah suatu proses dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya dan mengalirkan uap ke dalam alat pendingin yang disebut kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai distilat (hasil distilasi). Di dalam industri kimia proses distilasi ini digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen dalam larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya..Campuran kedua fasa yaitu fasa uap dan cair tersebut kemudian menghasilkan komponen yang lebih murni dari proses kondensasi. Dalam percobaan ini distilasi dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat di dalam bensin cuci.
  • 2. 1.2. Tujuan 1.2.1. Perpindahan Panas Sederhana - Menentukan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) - Menentukan pengaruh laju alir fluida dingin terhadap harga koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) 1.2.2. Distilasi Sederhana - Menentukan komponen-komponen yang terdapat di dalam bensin cuci - Menentukan % kehilangan massa dari distilasi 1.3. Ruang Lingkup 1.3.1. Perpindahan Panas Sederhana - Penggunaan alat kondensor dengan pendekatan pipa ganda arah aliran fluida secara counter current dan co current - Perpindahan panas dapat berlangsung secara konduksi dan koveksi 1.3.2. Distilasi Sederhana - Pengkajian efektivitas pemisahan pada suatu campuran. Dalam kasus di percobaan ini dilakukan distilasi dengan menggunakan bensin cuci yang memiliki komposisi pentana ke atas.
  • 3. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpindahan panas sederhana Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah yang lainnya akibat adanya perbedaan temperatur. Panas selalu berpindah ke tempat yang temperatur lebih rendah dari tempat semula. Perpindahan panas dapat terjadi dengan 3 cara:  Konduksi (Conduction atau Hantaran) Konduksi adalah perpindahan panas tanpa disertai gerakan zat. Dalam konduksi panas melalui padatan, molekul-molekul yang dilalui panas tetap ditempatnya dan tidak bergerak. Konduksi merupakan juga proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Menurut teori kinetik, suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul-molekul yang membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan posisi relatif molekul-molekulnya disebut energi dalam. Jadi, semakin cepat molekul-molekul bergerak, semakin tinggi suhu maupun energi-dalam elemen zat. Bila molekul-molekul di satu daerah memperoleh energi kinetik rata-rata yang lebih besar daripada yang dimiliki oleh molekul-molekul di suatu daerah yang berdekatan, sebagaimana diwujudkan oleh adanya beda suhu, maka molekul-molekul yang memiliki energi yang lebih besar itu akan memindahkan sebagian energinya kepada molekul-molekul di daerah yang suhunya lebih rendah. Contoh paling umum dalam konduksi ini adalah perpindahan kalor dalam zat padat buram yang tidak tembus cahaya seperti dinding bata pada tungku dan dinding logam pada tabung.
  • 4. Hubungan dasar dari aliran kalor melalui konduksi dapat dinyatakan dengan hokum fourier : dn dT k dA dq .−= ……………………………………………………(1) X TwhTwc k dA dq )( . − −= …………………………………………(2) Dimana : A = luas permukaan isothermal q = laju alir kalor k = konstanta proporsionalitas Twc – Twh = beda suhu melintas dinding tabung  Konveksi (Convection atau ilian) Konveksi adalah perpindahan panas dikarenakan adanya gerakan molekul – molekul zat. Konveksi juga merupakan proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi- dalam partikel-partikel fluida ini. Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan ber- gerak ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam fluida dimana mereka akan ber- campur dengan, dan memindahkan sebagian energinya kepada, partikel-partikel fluida. Konveksi terdiri dari 2 jenis : 1. konveksi alamiah, yang disebabkan perbedaan densitas 2. konveksi paksa, yang disebabkan oleh adanya usaha dari luar terhadap fluida.
  • 5. Persamaan umum yang digunakan yaitu hokum Newton : TU dA dq ∆= . ………………………………………………………(3) Dimana : U = koefisien perpindahan panas keseluruhan ∆T = perbedaan suhu  Radiasi Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara dan biasanya berlangsung pada suhu tinggi. Radiasi juga merupakan proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rcndah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Istilah "radiasi" pada umumnya dipergunakan untuk segala jenis gelombang elektromagnetik, tetapi di dalam ilmu perpindahan-panas kita hanya perlu memperhatikan hal yang diakibatkan oleh suhu dan yang dapat mengangkut energi melalui medium yang tembus cahaya atau melalui ruang. Semua henda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus. Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3 X 108 m/s) dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Memang menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing-masing. Panas radiasi dipancarkan oleh suatu benda dalam bentuk bacth (kumpulan) energi yang terbatas atau quanta. Gerakan panas radiasi di dalam ruang mirip perambatan cahaya dan dapat diuraikan dengan teori gelombang. Apabila gelombang radiasi didekatkan dengan benda yang lain, maka energinya diserap di dekat permukaan benda tersebut. Jika radiasi berlangsung melalui ruang kosong dan bertemu massa, maka massa menerimanya sebagai tambahan energi dalam.
  • 6.  ORIFICEMETER Orificemeter merupakan suatu alat yang di gunakan untuk mengukur laju alir fluida dengan bantuan pengukuran beda tekan pada alat manometer. Gambar 2.1 Orificemeter ).....(....................).........(. .... ``........ 12 12 21 agPP ggPP gHgPZgHgP PP AB AB AAAB BA ρρ ρρ ρρρρ −∆Η=− ∆Η−∆Η=− ∆Ζ+∆+=∆+∆+ = Persamaan Bernoulli : Persamaan Kontinuitas )......(............................... .. 2 2 1 1 2211 21 c A A AA QQ νν νν = = = ).(.................... 2 0 2 . 2 2 1 2 112 2 1 2 212 __2 b FWg νν ρ νν ρ ν ρ − = Ρ−Ρ = − + Ρ−Ρ −−=∆Ζ+ ∆ + ∆Ρ P1 P1 A B
  • 7. Dari Persamaan (b) dan (c) ).(.............................. ]1)[( )(2 ]1)[( )(2 2 ]1)[( 2 ].[ 2 1 2 12 2 2 1 2 122 2 2 1 22 2 12 2 2 2 2 1 2 12 d A A A A A A A A − Ρ−Ρ = − Ρ−Ρ = − = Ρ−Ρ − = Ρ−Ρ ρ ν ρ ν ν ρ νν ρ Dari Persamaan (a) dan (d) ∆Η= ∆Η − − = − −∆Η = = . . ]1)[( ).(.2 . ]1)[( )(..2 .. .. 2 1 2 2 2 1 2 2 22 KQ A A g ACQ A A g ACQ CAQ AB o AB o o ρ ρρ ρ ρρ ν m = Qρ ρ m Q = sehingga : hKm ∆= ρ Slope= m
  • 8. h∆ Gambar 2.2 Kurva Kalibrasi Orificemeter 2.2 Distilasi Sederhana Unit operasi distilasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen campuran zat cair yang berdasarkan pada distribusi dari berbagai jenis komponen diantara fasa uap dan fasa cair. Semua komponen ada pada kedua fasa. Fasa uap ditimbulkan dari fasa cair dengan cara penguapan pada titik didihnya. Alasan dasar untuk pemisahan komponen-komponen dengan distilasi adalah komposisi uap yang berbeda dengan komposisi cair dengan keduanya berada dalam kesetimbangan pada titik didih dari cairan. Distilasi berkaitan dengan larutan dimana semua komponennya adalah bersifat volatile, seperti campuran amonia-air atau etanol- air,dimana keduanya akan berada pada fasa cair Tekanan uap adalah gaya tekan yang dimiliki setiap komponen yang memungkinkan komponen tersebut menguap. Apabila dalam keadaan zat murni, maka besarnya tekanan uap sama dengan tekanan parsial yang ditimbulkan ketika molekul komponen tersebut sudah menjadi uap. Apabila cairan dan uap berada dalam keadaan setimbang, maka dalam larutan tersebut berlaku hukum Raoult : Pi = Pt . Xi Dimana : Pi = tekanan parsial komponen uap Pt = tekanan total Xi = fraksi mol cairan Tekanan uap komponen berubah dengan perubahan temperatur. Semakin tinggi temperaturnya maka tekanan uap komponennya semakin tinggi, dikarenakan molekul komponen memiliki energi yang cukup tinggi untuk meninggalkan fasa cair dan menjadi uap. Distilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu dari dua metode utamayaitu :
  • 9. 1. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan (kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih. Jadi tidak ada refluks. 2. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metode ini dilaksanakan dalam proses kontinu (sinambung) maupun dalam proses tumpak (batch). BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Metodologi Percobaan Dalam percobaan “ Perpindahan panas dan Distilasi Sederhana” yang dilakukan di laboratorium ini, metode yang dilakukan adalah :
  • 10. * Untuk Perpindahan panas - Dilakukan 2 kali percobaan dengan arah aliran fluida dingin yang berbeda terhadap arah aliran fluida panas, yaitu secara counter current ( berlawanan arah) dan co-current (searah). - Pada setiap arah aliran fluida (cunter current dan co-current) di buat dengan variasi 4 skala pemanas (3,4,5,6) dan 4 h∆ (1,2,3,4 cm). - Pada percobaan ini variable yang diamati adalah Temperature (Tcin,Tcout,Thin,Thout) setiap variasi. - Selain Temperature variable yang diukur adalah Volume distilat setiap 120 detik (2 menit). * Untuk distilasi sederhana - Percobaan distilasi dilakukan sebanyak 2 kali. - Variable yang diamati pada percobaan ini adalah : 1. Temperature ketika tetesan pertama distilat 2. Volume distilat setiap kenaikan Temperature 5 o C 3.2 Cara Kerja • Peneraan thermometer Es di masukkan ke dalam gelas kimia ⇓ Thermometer di celupkan sebagian ⇓
  • 11. Mengamati dan mencatat temperatur yang terbaca pada termometer ⇓ Mengulangi percoban untuk 3 termometer lain ⇓ Melakukan percobaan yang sama untuk air mendidih dan toluene ⇓ Mencatat temperature pada waktu air dan toluene mendidih • Peneraan Oificemeter Mengalirkan air dari keran ⇓ Air dialirkan melalui selang ke orificemeter ⇓ Mengatur valve supaya beda ketinggian (∆h) pada orificemeter tetap ⇓ Menampung air yang keluar dari selang orificemeter dan diukur volume airnya ⇓ Mengulangi percobaan pada variasi ∆h yang lainnya • Perpindahan panas sederhana Menyusun alat distilasi dan mengisi labu distilasi dengan fluida ( aquadest) ⇓ Air pendingin dimasukan ke bagian anulus kondensor ⇓ Menyalakan mantel pemanas pada skala tertentu ⇓ Mengatur valve pada beda ketinggian tertentu di orificemeter • Distilasi sederhana
  • 12. Menyusun alat destilasi dan mengisi labu destilasi dengan bensin cuci ml250± ⇓ Menyalakan mantel pemanas sehingga bensin cuci dalam labu destilasi mendidih ⇓ Mencatat suhu pada tetesan pertama ⇓ Mengamati dan mencatat volume distilat untuk setiap kenaikan temperature 5o C ⇓ Pemanas dimatikan jika bensin cuci dalam labu destilasi tinggal 1/3 nya Mendinginkan bensin cuci yang tersisa (residu) dalam labu destilasi ⇓ Membuat kurva distilasi ⇓ Menghitung % kesalahan percobaan berdasarkan kesalahan alat dan neraca massa (Percobaan dilakukan sekali lagi) 3.3 Alat dan Bahan 1. Perpindahan panas sederhana • Alat : o perpanjangan termometer (3 buah) o perpanjangan kondensor (1 buah) o labu destilasi 500 ml (1 buah) o kondensor (1 buah) o mantel pemanas listrik (1 buah) o termometer 110o C (2 buah) o termometer 150o C (2 buah) o stopwatch (1 buah) o Gelas kimia 500 ml (1 buah) o Gelas ukur 10, 100 ml (@1buah) o Botol semprot (1 buah) ⇓
  • 13. o Statip dan klem (2 buah) • bahan : o air aquadest (250 ml) o 2. Distilasi sederhana • alat : o labu destilasi 500 ml (1 buah) o gelas ukur 100,10 ml (@1 buah) o labu erlenmeyer tertutup 100 ml (8 buah) o perpanjangan kondensor (1 buah) o termometer 110o C (1 buah) o kondensor (1 buah) o statif + klem (2 buah) o jaket pemanas (1 buah) o piknometer 10 ml (1 buah) o gelas kimia 500 ml (1 buah) • bahan : o bensin cuci 500 ml 3.4 Skema Alat 3.4.1 Peneraan Termometer statip termometer klem Labu distilasi Mantel pemanas skala Aquadest / toluen
  • 14. Gambar 3.1 Rangkaian Alat Untuk Peneraan Termometer 3.4.2 Peneraan Orificemeter Gambar 3.2 Rangakaian Alat Untuk Percobaan Peneraan orificemeter 3.4.3 Distilasi sederhana Suplai air kran valve manometer raksa Gelas ukur Labu distilasi statip termometer klem Mantel pemanas skala Aquadest / toluen
  • 15. Gambar 3.3 Rangkaian Alat Untuk Distilasi sederhana 3.4.4 Perpindahan panas Gambar 3.4 Rangkaian Alat Untuk Percobaan Perpindahan panas BAB IV HASIL PERCOBAAN 4.1 Distilasi Sederhana Keterangan Distilasi I Distilasi II % volume pentana 59.72 60 % kehilangan 10.28 15 4.2 Perpindahan Panas Sederhana 4.2.1 Co-Current Skala ∆h LMTD Ui (Kal/cm2 .s.o C) hi (Kal/cm2 .s.o C) statip termometer klem Mantel pemanas skala Aquadest / toluen kondensor
  • 16. (cm) (o C) 2 0.5 - - 0.01167 1 - - 0.01191 1.5 - - 0.01204 2 - - 0.01254 2.5 - - 0.01346 4 0.5 - - 0.01648 1 - - 0.0167 1.5 - - 0.01683 2 - - 0.01709 2.5 - - 0.01766 6 0.5 - - 0.02118 1 - - 0.02109 1.5 - - 0.02156 2 - - 0.02156 2.5 - - 0.02174 8 0.5 - - 0.02307 1 - - 0.02311 1.5 - - 0.02317 2 - - 0.02336 2.5 - - 0.02329 10 0.5 - - 0.02276 1 - - 0.02341 1.5 - - 0.02285 2 - - 0.02287 2.5 - - 0.02382 4.2.1 Counter Current Skala ∆h (cm) LMTD (o C) Ui (Kal/cm2 .s.o C) hi (Kal/cm2 .s.o C) 2 0.5 1.1995 0.00638 0.07434 1 1.36655 0.00648 0.07832 1.5 1.03245 0.00703 0.07002 2 0.8654 0.00815 0.06524 2.5 1.1995 0.00902 0.07434 4 0.5 1.20053 0.01582 0.07437 1 1.86873 0.01427 0.08877 1.5 2.20283 0.01378 0.09481
  • 17. 2 2.20283 0.01435 0.09481 2.5 1.86873 0.01624 0.08877 6 0.5 2.61457 0.0242 0.10153 1 3.11747 0.02249 0.10893 1.5 2.78162 0.02492 0.10408 2 2.44752 0.02525 0.09889 2.5 1.77407 0.02792 0.08694 8 0.5 2.95392 0.03009 0.10661 1 3.45507 0.0291 0.11351 1.5 3.45507 0.02986 0.11351 2 3.28802 0.03047 0.11128 2.5 2.95392 0.03109 0.10661 10 0.5 2.11167 0.03164 0.09322 1 2.44927 0.0322 0.09891 1.5 2.78687 0.02979 0.10416 2 2.95567 0.02836 0.10664 2.5 2.61982 0.03224 0.10161 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Distilasi Sederhana Tujuan percobaan Destilasi Sederhana ini ialah dapat menentukan persen komponen dalam bensin cuci, persen kehilangan pada percobaan ini dan dapat membuat kurva distilasi. Pada percobaan ini, proses destilasi dihentikan pada saat seluruh labu erlenmeyer sudah digunakan. Dari kurva destilasi didapat bahwa komponen yang terdapat pada bensin cuci adalah pentana yang memiliki titik didih 35.5583o C. hal ini dikarenakan range suhu yang digunakan antara 33o C sampai 73o C. Sedangkan persentase pentana yang diperoleh adalah 59.72% pada destilasi 1 dan 60% pada destilasi 2. Volume bensin cuci yang digunakan adalah 250 ml. Namun pada akhir percobaan jumlah volume destilat dan residu tidak sama dengan volume awal. Hal ini disebabkan karena adanya sebagian bensin cuci yang tertinggal di kondensor dan ada sebagian lagi yang menguap ke lingkungan.
  • 18. 5.1 Perpindahan Panas Sederhana Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan koefisien perpindahan panas keseluruhan (U), pengaruh laju alir massa fluida ( m ) terhadap nilai U tersebut dan menghitung koefisien perpindahan panas lokal (h). Dari hasil percobaan didapat bahwa nilai U tidak dipengaruhi oleh laju alir massa fluida. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena pada literatur nilai U dapat dipengaruhi oleh laju alir massa fluida dingin. Semakin besar laju alir massa fluida maka semakin besar pula nilai U. Penyimpangan ini dapat disebabkan karena ada sebagian destilat yang tertinggal di anulus pada saat pendinginan sehingga massa destilat yang diperoleh tidak akurat. Selain itu nilai ∆h yang tidak konstan yang disebabkan oleh laju alir massa fluida dingin yang tidak konstan. Pada percobaan ini dilakukan dua variasi arah aliran fluida yaitu Co-Current (aliran searah) dan Counter-Current (aliran berlawanan arah). Untuk aliran Co-Current nilai LMTD tidak dapat dihitung karena suhu fluida dingin yang keluar lebih tinggi daripada suhu fluida panas yang keluar. Selain itu, suhu destilat yang diperoleh tidak akurat karena pengambilan suhunya hanya dapat dilakukan di ujung adapter dimana suhu tersebut sudah terpengaruh oleh suhu lingkungan. Panas yang dilepaskan fluida panas tidak seluruhnya diterima oleh fluida dingin. Padahal menurut Azas Black panas yang dilepaskan fluida panas seluruhnya diterima oleh fluida dingin. Hal ini disebabkan karena panas yang diterima fluida dingin ada yang lepas ke lingkungan karena sistem yang digunakan pada percobaan ini tidak benar-benar tertutup. BAB VI KESIMPULAN 6.1 Distilasi Sederhana Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa komponen yang terdapat didalam bensin cuci adalah pentana dengan komposisi: Keterangan Distilasi I Distilasi II % volume pentana 59.72 60 % kehilangan 10.28 15 6.2 Perpindahan Panas Sederhana Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa laju alir massa fluida tidak berpengaruh terhadap koefisien perpindahan panas menyeluruh.
  • 19. BAB VII DAFTAR PUSTAKA McCabe,dkk .Operasi Teknik Kimia. Jilid I Erlangga Kreith,Frank. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. Edisi ketiga. Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia I,ITENAS, Bandung 2005 Perry,R.H, ‘Perry’s Chemical Engineers Handbook.’, McGrawHill, Kogakusha, Tokyo.
  • 20. LAMPIRAN A DATA LITERATUR A.1 Data Titik Didih Senyawa Alkana Pada P = 745 mmHg Senyawa Td (0 C) Metana -161.71 Etana -89.063 Propana -42.758 Butana -1.2542 Pentana 35.5583 Heksana 68.1917 Heptana 97.55 Oktana 124.796 Nonana 149.571 Dekana 173.025
  • 21. A.2 Data Persamaan Antoinne Senyawa A B C Air 183,036 3816,44 -46,13 Toluene 160,137 3096,52 -53,67 LAMPIRAN B DATA PENGAMATAN B.1 Data Ruang Keadaan Ruang Hari ke-1 Hari ke-2 Awal Akhir Awal Akhir Temperatur (o C) 27 28 27 28 Tekanan (mmHg) 746 744 746 748 B.2 Data Percobaan B.2.1 Peneraan Termometer
  • 22. Termometer 110o C Keadaan Ruang Titik Beku Air (o C) Titik Didih Air (o C) Titik Didih Toluene (o C) 1 0.5 101 110 2 P = 746 mmHg 0.5 99 111 3 T = 27 o C 1 99 110 4 1 101 111 B.2.2 Peneraan Orificemeter m pikno kosong = 14.5464 gr m pikno + air kran = 26.4672 gr Volume piknometer = 10 ml B.2.3 Distilasi sederhana B.2.3.1 Distilasi I ∆h (cm) t (s) m (gr) 0.5 60 114.6 1 60 186.77 1.5 60 234.28 2 60 254.61 2.5 60 318.06
  • 23. B.2.3.1 Distilasi II T (o C) Vdistilat (ml) 33 0 38 2.9 43 11.4 48 27.2 53 28.8 58 30.6 63 29.1 68 16.1 73 14.2 T (o C) Vdistilat (ml) 33 0 38 3.0 43 11.4 48 26.8 53 28.8 58 30.8 63 29.6 68 15.2 73 13.9
  • 24. Keterangan Distilasi 1 Distilasi 2 Volume bensin cuci awal (ml) 250 250 Volume residu (ml) 64 53 T tetes pertama (o C) 33 33 T akhir distilasi (o C) 73 73 Massa piknometer kosong (gr) 14.5464 14.5464 Massa piknometer + bensin cuci (gr) 22.3305 22.3472 Massa piknometer + destilat (gr) 22.1204 22.1333 Masa piknometer + residu (gr) 22.9126 22.9252  Panjang kondensor = 32 cm  Diameter dalam kondensor = 1.2 cm B.2.4 Perpindahan Panas sederhana B.2.4.1 Co-Current B.2.4.1.1 Simplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 99 29 27 30.5 120 1.4133 1 99 29.5 27 29.5 120 1.4685 1.5 99 27 27 29 120 1.5288 2 99 27 27 29.5 120 1.8149 2.5 99 26.5 27 30 120 2.2259 4 0.5 98.5 29 27 38 120 3.3029 1 98.5 29.5 27 32.5 120 3.4509 1.5 98.5 28 27 31.5 120 3.4669 2 98.5 28.5 27 31.5 120 3.6692 2.5 99 28 27 31 120 4.4263 6 0.5 96 38 28 43 120 6.7163 1 96 35 28 39 120 6.2961 1.5 96 34 28 37 120 6.3691 2 96 33 28 36 120 6.1765
  • 25. 2.5 96 34 28 36 120 6.3152 8 0.5 96 36.5 28 48 120 7.724 1 96 38 28 42 120 7.916 1.5 96 38.5 28 40 120 7.9567 2 96 37 28 39.5 120 8.2717 2.5 96 37.5 28 38.5 120 7.9278 10 0.5 96.5 36.5 28 40 120 9.413 1 96.5 38 28 42 120 10.0087 1.5 96.5 38.5 28 41 120 8.4521 2 96.5 37 28 40 120 8.2117 2.5 96.5 37.5 28 39 120 8.9154 B.2.4.1.2 Duplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 99 27 27 31 120 1.406 1 99 27 27 31.5 120 1.5291 1.5 99 27 27 30 120 1.5348 2 99 26.5 27 31 120 1.6968 2.5 99 26.5 27 29 120 2.2022 4 0.5 99 30 27 39 120 3.2818 1 99 30.5 27 39 120 3.4173 1.5 99 29 27 38.5 120 3.4723 2 99 29 27 38 120 3.6514 2.5 99 28 27 38 120 3.783 6 0.5 99 35 27 42 120 6.1062 1 99 32 27 39 120 6.1369 1.5 99 33 27 38 120 6.3099 2 99 33 27 37 120 6.3948 2.5 99 32 27 36.5 120 6.5078 8 0.5 99 38 27 43 120 7.6935 1 99 36 27 40 120 7.6965 1.5 99 36 27 39 120 7.6989 2 99 35.5 27 38 120 7.778 2.5 99 34 27 38 120 7.7838 10 0.5 99 32.5 27 38.5 120 6.383 1 99 33.5 27 39.5 120 6.4031
  • 26. 1.5 99 34 27 38.5 120 6.4973 2 99 34.5 27 37 120 6.6604 2.5 99 35 27 38 120 8.0865 B.2.4.1.3 Triplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 99 27 27 31 120 1.3919 1 99 27.5 27 30 120 1.442 1.5 99 27 27 30.5 120 1.4969 2 99 26 27 29 120 1.535 2.5 99 27 27 30 120 1.5918 4 0.5 99 29 27 38 120 3.4048 1 99 28 27 38 120 3.4562 1.5 99 29 27 37.5 120 3.5858 2 99 29 27 38 120 3.6126 2.5 99 30 27 37 120 3.6638 6 0.5 99 32 27 41 120 5.874 1 99 33 27 41 120 6.073 1.5 99 33 27 40 120 6.874 2 99 32 27 40.5 120 6.9848 2.5 99 33 27 40 120 7.1498 8 0.5 99 38 27 43 120 7.7406 1 99 37 27 42 120 7.6556 1.5 99 37.5 27 42.5 120 7.7548 2 99 36 27 42 120 7.8404 2.5 99 37 27 42 120 8.0025 10 0.5 99 32 27 38.5 120 6.5871 1 99 34 27 38.5 120 7.6174 1.5 99 34.5 27 38.5 120 7.6623 2 99 35 27 37 120 7.7828 2.5 99 34 27 38 120 8.0858 B.2.4.2 Counter Current B.2.4.2.1 Simplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 98.5 29 28 35.5 60 0.4202 1 98.5 29 28 33 60 0.4723
  • 27. 1.5 98.5 29 28 31.5 60 0.616 2 98.5 29 28 32.5 60 0.8299 2.5 98.5 29 28 32.5 60 0.9551 4 0.5 98.5 29 29 38 60 1.5998 1 98.5 29.5 29 35.5 60 1.6452 1.5 98.5 29.5 29 35 60 1.6976 2 98.5 29.5 29 35 60 1.7859 2.5 98.5 29.5 29 35 60 2.0834 6 0.5 98.5 30.5 29 38.5 60 2.5875 1 98.5 31 29 39 60 2.5878 1.5 98.5 30.5 29 38.5 60 2.7958 2 98.5 30.5 29 37 60 3.0013 2.5 98.5 29 29 36 60 3.0312 8 0.5 98.5 32 29 51 60 3.6631 1 98.5 32 29 52.5 60 3.7373 1.5 98.5 32 29 53.5 60 3.7932 2 98.5 32 29 51 60 3.8082 2.5 98.5 32 29 49 60 3.9044 10 0.5 98.5 30 29 43.5 60 3.3923 1 98.5 31 29 40.5 60 3.716 1.5 98.5 32 29 41 60 3.797 2 98.5 32.5 29 41 60 3.8466 2.5 98.5 32 29 39 60 4.0329 B.2.4.2.2 Duplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 98 29 29 33.5 60 0.8339 1 98 29 29 34 60 1.0904 1.5 98 28.5 29 33.5 60 1.1321 2 98 28 29 33.5 60 1.1487 2.5 98 28 29 33.5 60 1.2005 4 0.5 98 30 29 40 60 1.9956 1 98 30.5 29 36.5 60 1.992 1.5 98 31 29 35 60 2.0927 2 98 31 29 35 60 2.1843 2.5 98 30.5 29 35 60 2.2826 6 0.5 98 30.5 28.5 42 60 2.6905 1 98 31 28.5 38 60 2.8497 1.5 98 30.5 28.5 42 60 2.8834
  • 28. 2 98 30.5 28.5 38 60 2.9771 2.5 98 30 28.5 37 60 3.177 8 0.5 98 30.5 28.5 37 60 3.1713 1 98 30.5 28.5 37.5 60 3.427 1.5 98 31 28.5 39.5 60 3.5017 2 98 30.5 28.5 38.5 60 3.5088 2.5 98 29.5 28.5 39.5 60 3.6215 10 0.5 98 30 28.5 40 60 3.5776 1 98 30 28.5 40 60 3.7119 1.5 98 30 28.5 43 60 3.7486 2 98 30 28.5 38 60 3.8157 2.5 98 29.5 28.5 38 60 4.001 B.2.4.2.3 Triplo Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) t (s) mfp (gr) 2 0.5 98 29 28.5 33.5 60 0.7245 1 98 29.5 28.5 34 60 0.8531 1.5 98 29 28.5 33.5 60 0.8997 2 98 29 28.5 34 60 1.1341 2.5 98 30 28.5 34 60 1.1660 4 0.5 98 29 28.5 35 60 1.8574 1 98 30 28.5 35 60 1.9851 1.5 98 30.5 28.5 34.5 60 2.1233 2 98 30.5 28.5 35 60 2.1456 2.5 98 30 28.5 34.5 60 2.2764 6 0.5 98 30.5 28 36 60 2.5691 1 98 31 28 36.5 60 2.6774 1.5 98 31 28 36.5 60 2.8321 2 98 30 28 36.5 60 2.8994 2.5 98 30 28 37 60 2.9956 8 0.5 98 30 28 38 60 3.0781 1 98 31.5 28 38 60 3.1326 1.5 98 31 28 39.5 60 3.1781 2 98 31 28 39.5 60 3.2568 2.5 98 31 28 39.5 60 3.3468 10 0.5 98 30 28 40 60 3.4566 1 98 30 28 40 60 3.4859 1.5 98 30 28 41 60 3.6051 2 98 30 28 38 60 3.7413
  • 29. 2.5 98 30 28 38 60 3.9054 LAMPIRAN C HASIL ANTARA C.1 Peneraan Termometer C.1.1 Peneraan Termometer 1 Terbaca Literatur Tb air (o C) 0.5 0 Td air (o C) 101 99.6319 Td toluen (o C) 110 110.1229
  • 30. y = 0.9735x - 0.5202 R2 = 1 -20 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 T Terbaca ("C) TLiteratur("C) C.1.2 Peneraan Termometer 2 Terbaca Literatur Tb air (o C) 0.5 0 Td air (o C) 99 99.6319 Td toluen (o C) 111 110.1229
  • 31. y = 1.0023x - 0.4129 R2 = 0.9998 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 T Terbaca ("C) TLiterarut("C) C.1.3 Peneraan Termometer 3 Terbaca Literatur Tb air (o C) 1 0 Td air (o C) 99 99.6319 Td toluen (o C) 110 110.1229
  • 32. y = 1.0128x - 0.9783 R2 = 1 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 T Terbaca ("C) TLiteratur("C) C.1.4 Peneraan Termometer 4 Terbaca Literatur Tb air (o C) 1 0 Td air (o C) 101 99.6319 Td toluen (o C) 111 110.1229
  • 33. y = 0.9992x - 1.0229 R2 = 1 -20 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 T Terbaca ("C) TLiteratur("C) C.2 Peneraan Orificemeter Δh (cm) t (s) m (gr) )/( sgrm )/( sml m Q ρ  = )(cmh 0.5 60 114.6 1.91 1.60224146 0.70711 1 60 186.77 3.1128333 3 2.61126211 1 1.5 60 234.28 3.9046666 7 3.27550724 1.22474 2 60 254.61 4.2435 3.55974431 1.41421 2.5 60 318.06 5.301 4.4468492 1.58114 Keterangan: ρ air kran= 1.19208 gr/ml
  • 34. y = 3.0657x - 0.5351 R2 = 0.9809 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 0 0.5 1 1.5 2 h^0.5 (cm) Q(ml/s) C.3 Distilasi Sederhana C.3.1 Distilasi I T terkoreksi (o C) Vdistilat (ml) 31.6053 0 36.4728 2.9 41.3403 14.3 46.2078 41.5 51.0753 70.3 55.9428 100.9 60.8103 130 65.6778 146.1 70.5453 160.3
  • 35. Kurva T vs Volume distilat 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 Volume Distilat (ml) Tterkoreksi(oC) C.3.2 Distilasi II T terkoreksi (o C) Vdistilat (ml) 31.6053 0 36.4728 3 41.3403 14.4 46.2078 41.2 51.0753 70 55.9428 100.8 60.8103 130.4 65.6778 145.6 70.5453 159.5
  • 36. Kurva T vs Volume distilat 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 Volume Distilat (ml) Tterkoreksi(oC) C.4 Perpindahan Panas Sederhana C.4.1 Co-Current (rata-rata) Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) )/( sgrm fp  ΔT1 ΔT2 LMTD 2 0.5 95.856 3 27.317 4 25.955 5 30.249 7 0.0117 69.900 8 -2.9323 - 1 95.856 3 27.651 5 25.955 5 29.743 3 0.01233 69.900 8 -2.0918 - 1.5 95.856 3 26.649 2 25.955 5 29.236 9 0.01267 69.900 8 -2.5877 - 2 95.856 3 26.148 1 25.955 5 29.236 9 0.01402 69.900 8 -3.0889 - 2.5 95.856 3 26.315 1 25.955 5 29.068 1 0.01672 69.900 8 -2.753 - 4 0.5 95.694 1 28.987 9 25.955 5 37.845 7 0.02775 69.738 6 -8.8578 - 1 95.694 1 28.987 9 25.955 5 35.988 9 0.02868 69.738 6 -7.001 - 1.5 95.694 1 28.319 7 25.955 5 35.313 7 0.02924 69.738 6 -6.994 - 2 95.694 1 28.486 8 25.955 5 35.313 7 0.03037 69.738 6 -6.827 -
  • 37. 2.5 95.856 3 28.319 7 25.955 5 34.807 3 0.03298 69.900 8 -6.4876 - 6 0.5 95.840 2 34.612 1 26.295 2 41.148 7 0.05193 69.544 9 -6.5366 - 1 95.840 2 32.931 1 26.295 2 38.837 9 0.05141 69.544 9 -5.9068 - 1.5 95.840 2 32.927 6 26.295 2 37.513 7 0.05431 69.544 9 -4.5861 - 2 95.840 2 32.255 9 26.295 2 37.020 4 0.05432 69.544 9 -4.7645 - 2.5 95.840 2 32.593 5 26.295 2 36.682 8 0.05548 69.544 9 -4.0893 - 8 0.5 95.840 2 37.112 6 26.295 2 43.784 0.06433 69.544 9 -6.6714 - 1 95.840 2 36.616 7 26.295 2 40.486 6 0.06463 69.544 9 -3.8699 - 1.5 95.840 2 36.952 6 26.295 2 39.668 8 0.06503 69.544 9 -2.7162 - 2 95.840 2 35.778 26.295 2 39.000 2 0.06636 69.544 9 -3.2222 - 2.5 95.840 2 35.779 7 26.295 2 38.675 7 0.06587 69.544 9 -2.8959 - 10 0.5 96.007 2 33.270 5 26.295 2 38.149 6 0.06218 69.712 -4.8791 - 1 96.007 2 34.779 2 26.295 2 39.136 2 0.06675 69.712 -4.357 - 1.5 96.007 2 35.282 1 26.295 2 38.474 1 0.06281 69.712 -3.192 - 2 96.007 2 35.109 8 26.295 2 37.136 8 0.06293 69.712 -2.027 - 2.5 96.007 2 35.111 5 26.295 2 37.487 5 0.06969 69.712 -2.376 - )/( sgrm fd  hT (o C ) λ (kal/gr) Qlepas (kal/s) Qterima (kal/s) 1.91 61.586 9 560.65 1 7.3601 2 8.20192 3.11283 61.753 9 560.55 1 7.7539 6 11.7908 3.90467 61.252 8 560.85 7.9815 9 12.8128 4.2435 61.002 2 560.99 9 8.8416 4 13.9246 5.301 61.085 7 560.94 9 10.543 16.4999
  • 38. 1.91 62.341 560.21 17.396 22.7103 3.11283 62.341 560.21 17.979 3 31.2323 3.90467 62.006 9 560.40 1 18.353 7 36.5407 4.2435 62.090 4 560.35 3 19.059 39.7115 5.301 62.088 560.35 4 20.708 4 46.9234 1.91 65.226 2 558.51 4 32.186 1 28.3701 3.11283 64.385 7 559.00 9 31.97 39.0432 3.90467 64.383 9 559.01 33.779 43.8044 4.2435 64.048 1 559.20 9 33.831 7 45.5122 5.301 64.216 9 559.10 9 34.528 3 55.0645 1.91 66.476 4 557.78 8 39.659 2 33.4035 3.11283 66.228 5 557.93 5 39.889 2 44.1754 3.90467 66.396 4 557.83 5 40.104 8 52.2193 4.2435 65.809 1 558.18 1 41.027 4 53.9133 5.301 65.81 558.18 40.725 65.6286 1.91 64.638 9 558.85 8 38.647 8 22.6418 3.11283 65.393 2 558.41 8 41.36 39.9718 3.90467 65.644 7 558.27 4 38.879 5 47.5544 4.2435 65.558 5 558.32 4 38.967 8 46.0062 5.301 65.559 4 558.32 3 43.152 2 59.3302 C.4.2 Counter Current (rata-rata) Skala ∆h (cm) Th in (o C) Th out (o C) Tc in (o C) Tc out (o C) )/( sgrm fp  ΔT1 ΔT2 LMTD
  • 39. 2 0.5 95.045 1 28.653 8 27.454 3 33.625 7 60 1.4037 0.0234 1.1995 1 95.045 1 28.820 9 27.454 3 33.119 3 60 1.4799 0.02466 1.36655 1.5 95.045 1 28.486 8 27.454 3 32.275 3 60 1.5202 0.02534 1.03245 2 95.045 1 28.319 7 27.454 3 32.781 7 60 1.6822 0.02804 0.8654 2.5 95.045 1 28.653 8 27.454 3 32.781 7 60 2.0066 0.03344 1.1995 4 0.5 95.045 1 28.987 9 27.787 4 37.170 5 60 3.3298 0.0555 1.20053 1 95.045 1 29.656 1 27.787 4 35.144 9 60 3.4415 0.05736 1.86873 1.5 95.045 1 29.990 2 27.787 4 34.300 9 60 3.5083 0.05847 2.20283 2 95.045 1 29.990 2 27.787 4 34.469 7 60 3.6444 0.06074 2.20283 2.5 95.045 1 29.656 1 27.787 4 34.300 9 60 3.9577 0.06596 1.86873 6 0.5 96.026 4 30.075 5 27.461 38.000 5 60 6.2322 0.10387 2.61457 1 96.026 4 30.578 4 27.461 36.981 1 60 6.1687 0.10281 3.11747 1.5 96.026 4 30.242 6 27.461 38.169 3 60 6.5177 0.10863 2.78162 2 96.026 4 29.908 5 27.461 36.332 1 60 6.5187 0.10865 2.44752 2.5 96.026 4 29.235 27.461 35.838 8 60 6.6576 0.11096 1.77407 8 0.5 96.026 4 30.414 9 27.461 41.043 9 60 7.7194 0.12866 2.95392 1 96.026 4 30.916 27.461 41.699 5 60 7.7560 0.12927 3.45507 1.5 96.026 4 30.916 27.461 43.205 6 60 7.8035 0.13006 3.45507 2 96.026 4 30.749 27.461 42.056 7 60 7.9634 0.13272 3.28802 2.5 96.026 4 30.414 9 27.461 41.745 3 60 7.9047 0.13175 2.95392 10 0.5 96.026 4 29.572 6 27.461 40.298 2 60 7.4610 0.12435 2.11167 1 96.026 4 29.910 2 27.461 39.324 7 60 8.0097 0.1335 2.44927 1.5 96.026 4 30.247 8 27.461 40.837 3 60 7.5372 0.12562 2.78687
  • 40. 2 96.026 4 30.416 6 27.461 38.136 5 60 7.5516 0.12586 2.95567 2.5 96.026 4 30.080 8 27.461 37.487 5 60 8.3626 0.13938 2.61982 )/( sgrm fd  hT (o C ) λ (kal/gr) Qlepas (kal/s) Qterima (kal/s) 1.91 61.849 4 560.51 2 14.666 8 11.7874 3.11283 61.933 560.44 5 15.456 4 17.6342 3.90467 61.765 9 560.54 4 15.888 3 18.8244 4.2435 61.682 4 560.59 4 17.588 3 22.6068 5.301 61.849 4 560.49 4 20.965 5 28.2405 1.91 62.016 5 560.39 5 34.766 4 17.9218 3.11283 62.350 6 560.20 4 35.882 6 22.9028 3.90467 62.517 6 560.10 9 36.554 7 25.4332 4.2435 62.517 6 560.10 9 37.972 5 28.3565 5.301 62.350 6 560.20 4 41.265 2 34.5282 1.91 63.051 559.80 3 64.996 7 20.1304 3.11283 63.302 4 559.65 3 64.267 4 29.6346 3.90467 63.134 5 559.75 3 67.950 7 41.8123 4.2435 62.967 5 559.85 2 68.008 5 37.6447 5.301 62.630 7 560.04 4 69.553 7 44.4109 1.91 63.220 7 559.70 2 80.450 4 25.9434 3.11283 63.471 2 559.55 3 80.748 5 44.322 3.90467 63.471 2 559.55 3 81.242 3 61.4773 4.2435 63.387 7 559.60 3 82.935 8 61.937
  • 41. 5.301 63.220 7 559.70 2 82.381 9 75.7213 1.91 62.799 5 559.94 8 77.893 4 24.519 3.11283 62.968 3 559.85 1 83.563 9 36.9297 3.90467 63.137 1 559.75 2 78.579 5 52.2301 4.2435 63.221 5 559.70 1 78.702 45.3016 5.301 63.053 6 559.80 1 87.214 2 53.1507 Kurva U terhadap m 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 laju alir massa fluida Panas (gr/s) U(kal/cm^2.s.oC) LAMPIRAN D CONTOH PERHITUNGAN D.1 Peneraan Termometer D.1.1 Menentukan T literatur dari Persamaan Antoinne Mis: air
  • 42. TC B AP + −=ln , dimana P dlm mmHg dan T dlm K CKT T 0 6319.996319.372 13.46 44.3816 3036.18746ln == +− −= D.2 Distilasi Sederhana D.2.1 Menghitung T terkoreksi T terkoreksi (1) = (0.9735 x 33) – 0.5202 = 31.6053 D.2.2 Menetukan ρ bensin cuci m Besin Cuci = (massa pikno + bensin cuci)-(massa pikno kosong) = (22.3305) – (14.5464) = 7.7841 gr mlgr v m /77841.0 10 7841.7 ===ρ D.2.3 Menentukan ρ distilat m distilat = (massa pikno + Distilat)-(massa pikno kosong) = (22.1204) – (14.5464) = 7.574 gr mlgr v m /7574.0 10 574.7 ===ρ D.2.4 Menetukan ρ residu m residu = (massa pikno + Residu)-(massa pikno kosong) = (22.9126) – (14.5464) = 8.362 gr mlgr v m /83662.0 10 3662.8 ===ρ D.2.5 Menetukan komposisi dalam bnsin cuci pada distilasi I Vol pentana = 149.3 ml Vol bensin cuci = 250 ml % komposisi = (V pentana / V bensin cuci) %72.59%100 =× D.2.6 Menentukan % kehilangan
  • 43. % kehilanagn = %28.10%100 250 )643.160(250 %100 )( =× +− =× +− awal residudistilatwala V VVV D.3. Perpindahan Panas Sederhana D.3.1 Menghitung T terkoreksi Mis: untuk aliran co-current, skala 6, cmh 5.0=∆ Th in (2) = C0 8079.954129.0)0023.196( =−× Th out (3) = C0 5081.379783.0)0128.138( =−× Tc in (4) = C0 9747.260229.1)9992.028( =−× Tc out (1) = C0 3403.415202.0)9735.043( =−× D.3.2 Menghitung LMTD Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆ LMTD= −=       − −− =       ∆ ∆ ∆−∆ 9323.2 9008.69 ln )9323.2(9008.69 ln 2 1 21 T T TT D.3.3 Menghitung Kalor Lepas (Qlepas) dan Kalor terima (Qterima)  Q terima = TCpm cc ∆ Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆ Q terima =1.91 ( )9555.252497.301 −×× skal /2019.8=  Q lepas= λmTCpm hh  +∆ Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆ Q lepas =0.0117 ( ) *0117.0(3174.278563.951 +−×× 560.651) = 7.36012 kal/s D.3.4 Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U) Ai = 2 576.120322.114.3 cmDiL =××=π
  • 44. Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆ Ui = LMTDA Q i h . U= Cscmkal 0.2 ./ 576.120 36012.7 −= × D.3.5 Menghitung Koefisien Perpindahan Panas (h) 4.0 4 0076.0         = fi fi D m h µπ ψ  f fi i D m h ψ µπ 4.0 4 0076.0         =  Mis: untuk aliran co-current, skala 2, cmh 5.0=∆ 1675.4 )102.1)(2.1)(14.3( 0117.04 0076.0 4.0 4       = − x x hi = μf dan ψf zat cair hanya mengalami perubahan kecil dengan suhu sehingga dianggap tetap